RUU BPJS

Embed Size (px)

Citation preview

KUMPULANNASKAH Pembentukan PeraturanPelaksanaanUU SJSN Rancangan Undang-Undang tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (RUU BPJS) Pembahasan I IV, 2007 2008 (dalam proses pembentukan) Jokorto, 7 November 2008 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia DikunpuIkanoIeh: KedeputianBidangKoordinasi PerIindungan 5osiaIdan Perunahan Rakyat KenenterianKoordinatorBidangKesej ahteraan Rakyat Bekerjasana GTZ-GVG5Hl 5UPPORT Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman1dari 158 DatarDatarDatarDatar ls| ls| ls| ls| Daftar Isi ......................................................................................................................1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kesepakatan PertemuanTim SJSN Kementerian Koor dinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dengan Biro Hukum Kementeri an/Lembaga &4 BUMN Penyelenggara Jami nan SosialPembahasan IV (25 Januari 2008)Rancangan Undang-Undang Republik IndonesiaTentang Badan Penyel enggar a Jaminan Sosial ...........................................3 Kronologis Tahapan Penyusunan.................................................................. 13 Konsep Independen: Usul an Pokok-Pokok Pikiran Untuk Penyusunan Rancangan Undang- Undang BPJS (16 Mei 2007) .................................................................................................... 23 Sistematika Rancangan Undang- Undang Republik Indonesi a Tentang Badan Penyel enggar a Jaminan Sosial ......................................... 51 Rancangan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Badan Penyel enggar a Jaminan Sosial (21 Juni 2007) ................................................................................................... 59 Pembahasan I (30- 31 Juli 2007) Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Badan Penyel enggar a Jaminan Sosial ......................................... 75 Pembahasan II ( 6-7 Agustus 2007) Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Badan Penyel enggar a Jaminan Sosial .......................................109 Pembahasan III ( 4- 5 September 2007) Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Badan Penyel enggar a Jaminan Sosial .......................................135 Kesepakatan PertemuanTim SJSN Kementerian Koor dinator Bidang Kesejahteraan Rakyatdengan PT. (Persero) Askes Indonesi a, PT. (Persero)Jamsostek, PT. (Perser o) Asabri, PT. (Perser o) Taspen (19 Desember 2007) ......................................................................................157 Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman2dari 158 Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman3dari 158 Kesepakatan Pertemuan Kesepakatan Pertemuan Kesepakatan Pertemuan Kesepakatan Pertemuan T|m SJSN Kementer|an Koord|nator B|dang Kesejahteraan Rakyat T|m SJSN Kementer|an Koord|nator B|dang Kesejahteraan Rakyat T|m SJSN Kementer|an Koord|nator B|dang Kesejahteraan Rakyat T|m SJSN Kementer|an Koord|nator B|dang Kesejahteraan Rakyat dengan B|ro Hukum Kementer| an/|embaga & dengan B|ro Hukum Kementer| an/|embaga & dengan B|ro Hukum Kementer| an/|embaga & dengan B|ro Hukum Kementer| an/|embaga & 4 BMN Penye|enggara Jam|nan Sos|a| 4 BMN Penye|enggara Jam|nan Sos|a| 4 BMN Penye|enggara Jam|nan Sos|a| 4 BMN Penye|enggara Jam|nan Sos|a|Pembahasan lv (25 Januar| 2008} Pembahasan lv (25 Januar| 2008} Pembahasan lv (25 Januar| 2008} Pembahasan lv (25 Januar| 2008} Rancangan ndang Rancangan ndang Rancangan ndang Rancangan ndang- -- -ndang Rep ndang Rep ndang Rep ndang Repub||k lndones|a ub||k lndones|a ub||k lndones|a ub||k lndones|a tentang Badan Penye|enggara Jam|nan Sos|a| tentang Badan Penye|enggara Jam|nan Sos|a| tentang Badan Penye|enggara Jam|nan Sos|a| tentang Badan Penye|enggara Jam|nan Sos|a|

Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman4dari 158

Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman5dari 158

Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman6dari 158

Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman7dari 158 Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman8dari 158 Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman9dari 158 Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman10 dari 158 Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman11 dari 158 Catatan: Hasil pembahas an IV, Kamis-Jum at,24-25J anuari 2008 bar u menyelesaik an hinggaBabIIIPas al 2 s. d.Pasal 6, hasilperubahan/koreksiataskons ep RUU BPJS Pembahas an IIIhingga BabII I Pasal8. Sedangkan RUUBPJS Pembahasan IIIhingga Bab XII I Pasal44belumdilanjutkan,menunggu kesepakat an politis pemerintah terhadap statusbadan hukum BPJS. Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman12 dari 158 Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman13 dari 158

KRONOLOGIS TAHAPAN PENYUSUNANRUU TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESRA KronologisPenanggung JawabKegiatanKeteranganHasil Tahap 1Nenko Kesra (pemrakarsa)Perumusan konsepsi RUU tentang BPJS dengan konsultasi wajib kepada Nenhum8HAN untuk pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi 1. Lokakarya Nasional: Penyusunan Desain, Strategi dan Agenda Penyusunan Peraturan Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ Pasca Putusan Nahkamah Konstitusi tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Tanggal Tempat Peserta : 1 - 2 Juni 2006 : Departemen Sosial, Jakarta : - Kemenko Kesra - Departemen terkait - + BUNN Jaminan Sosial - Calon Anggota DJSN- Tim Ahli (GTZ-SH! Project) Konsensusuntuk mempercepat penyelesaian agenda-agenda regulasi, antara lain penyusunan RUU tentang BPJS sebagai tindak lanjut NK 2. Rapat Koordinasi Tim dan Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006) Tanggal Tempat Peserta : 9 Januari 2007 : Departemen Sosial, Jakarta : - Tim dan Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) Penyampaian hasil Pemetaan dan Telaah Nendalam Peraturan Perundangan yang Berkaitan dengan Pengimplementasian UU No. +0 Tahun 200+ tentang SJSN, sebagai dasar empi ris untuk perumusan substansi RUU tentang BPJS Kementerian Koordi natorBidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman14 dari 158 KronologisPenanggung JawabKegiatanKeteranganHasil 3. Rapat Pokja Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006) Tanggal Tempat Peserta : 25 Januari 2007 : Kemenko Kesra, Jakarta : - Pokja Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) - Pembahasan opsi pembentukan 1 UU tentang BPJS untuk ke-+ BUNN JS atau + UU tentang BPJS untuk masing-masing BUNN JS - Perencanaan penyusunan NA RUU tentang BPJS +. Rapat Terbatas Pokja Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan(SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006) Tanggal Tempat Peserta : 15-16 Februari 2007 : Hotel Salak, Bogor : - Pokja Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) - Kesepakatan penetapan BUNN JS menjadi BPJS dengan UU- Penyamaan persepsi bentuk badanhukum BPJS, opsi fokus program BPJS - Persiapan penyusunan RUU tentang BPJS (tanggung jawab Neneg BUNN) 5. Konsultasi Penyusunan Kerangka Konsep Peraturan Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ dan RUU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dengan Ahli Peraturan Perundangan !nternasi onal di Bidang Sosial, The Nax Planck !nstitute - Germany Tanggal Tempat Peserta : 26 Naret s.d. 5 April 2007 : The Nax Planck !nstitute - Nuni ch, Germany : - Staf Biro hukum(Kemenko Kesra, Depnakertrans, Depkes) - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) - Nasukan pokok-pokok untuk perumusan RUU tentang BPJS - Pembahasan opsi -opsi untuk pengaturan penyelenggaraan program JS oleh BPJS - Usulan sistematika dan muatan RUU tentang BPJS Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman15 dari 158 KronologisPenanggung JawabKegiatanKeteranganHasil 6. Rapat Koordinasi Tim dan Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006) Tanggal Tempat Peserta : 19 April 2007 : Kemenko Kesra, Jakarta : - Tim dan Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ - Staf Biro hukum (Kemenko Kesra, Depnakertrans, Depkes) - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) - Penyampaian hasil Konsultasi Penyusunan Kerangka Konsep Peraturan Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ dan RUU tentang BPJS dengan Ahli Peraturan Perundangan !nternasional di Bidang Sosial, The Nax Planck !nstitute - Germany - Hasil-hasil konsultasi menjadi salah satu referensi penyusunan RUU tentang BPJS 7. Rapat Kerja Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006) Tanggal Tempat Peserta : 16 Nei 2007 : Hotel Nillenium, Jakarta : - Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN - PT. Askes !ndonesia (Persero) - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) - Pembahasan usulan pokok-pokok pikiranfsistematika dan muatan RUU tentang BPJS - Penyamaan persepsi tentang opsi pembentukan RUU tentang BPJS Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman16 dari 158 KronologisPenanggung JawabKegiatanKeteranganHasil 8. Rapat Terbatas Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006): Substansi Sistematika RUU BPJS Tanggal Tempat Peserta : 28 s.d. 29 Nei 2007 : Hotel Salak, Bogor : - Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) - Pembahasan pokok-pokok sistematika dan muatan RUU tentang BPJS - Kesepakatan kebijakan umum muatan RUU tentang BPJS 9. Rapat Kerja Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006): Nekanisme Pelaksanaan SJSN - UU No. +0 Tahun 200+ Pasca NK Tanggal Tempat Peserta : 20 Juni2007 : Kantor Kemenko Kesra, Jakarta : - Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) Pembahasan strukturf mekanisme pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ Tahap 2 Nenko Kesra 8 Nenkum8HANKoordinasi pembahasan konsep RUU tentang BPJS bersama Nenko Kesra dan lembaga terkait, berikut ahli bila diperlukan 10. Rapat Terbatas Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006): Usulan Naskah Akademik RUU BPJS Tanggal Tempat Peserta : 21 Juni2007 : Kantor Nenko Kesra, Jakarta : - Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) - Pembahasan NA RUU tentang BPJS 11. Rapat Terbatas Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006): Usulan Naskah Akademik RUU BPJS Tanggal Tempat Peserta : 30 s.d. 31 Juli 2007 : Hotel Nanhattan, Jakarta : - Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN - Depkum 8 HAN - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) - Pembahasan usulan NA RUU tentang BPJS - Perumusan ! substansi RUU tentang BPJS Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman17 dari 158 KronologisPenanggung JawabKegiatanKeteranganHasil 12. Rapat Terbatas Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006): Perumusan Konsep RUU SJSN Tanggal Tempat Peserta : 6 s.d. 7 Agustus 2007 : Hotel Nenara Penisula Hotel, Jakarta : - Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN - Depkum 8 HAN - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) Perumusan !! substansi RUU tentang BPJS 13. Rapat Koordi nasi Tim dan Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006) Tanggal Tempat Peserta : 9 Agustus 2007 : Hotel Aryaduta, Jakarta : - Tim dan Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) Penyampaian NA dan rumusan RUU tentang BPJS untuk menghimpun usulan dan masukan dari instansifi nstitusi peserta rapat 1+. Rapat Koordi nasi Tim dan Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006) Tanggal Tempat Peserta : 15 Agustus 2007 : Hotel Nillenium, Jakarta : - Tim dan Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) Penghimpunandan pembahasan usulan dan masukan dari instansifi nstitusi peserta rapat15. Rapat Terbatas Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006): Pembahasan Usulan dan Nasukan Rumusan RUU SJSN Tanggal Tempat Peserta : +-5 September 2007 : Hotel Nanhattan, Jakarta : - Tim Kecil Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) Perumusan !!! substansi RUU tentang BPJS Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman18 dari 158 KronologisPenanggung JawabKegiatanKeteranganHasil Nenko Kesra (pemrakarsa)Nengajukan permohonan !zin Prakarsa Penyusunan RUU BPJS Kepada Presiden R! disertai dengan penyampaian konsepsi RUU BPJSNenko Kesra mengajukan Surat No. B-1+1fNENKOfKESRA f!Xf2007 tanggal 6 September 2007 tentang Permohonan !zin Prakarsa RUU tentang BPJS dan Penyiapan Naskah Akademis Tahap 3 Presiden R!Dalam keadaan tertentudapat mengajukan RUU di luar Program Legislasi Nasional Diterbitkannya Surat Nensesneg No. B-5+0fN.SesnegfD-+f10f2007 tanggal 2 Oktober 2007 tentang Permohonan !zin Prakarsa RUU tentang BPJS dan Penyiapan Naskah Akademis Tahap 4Nenko Kesra (pemrakarsa)Pembentukan Panitia Antar Departemen, terdi ri dari unsur departemen danlembaga pemerintah non departemen yang terkait. Penyusunan RUU sesuai teknik penyusunan peraturan perundang-undangan Tahap 5Nenko Kesra (pemrakarsa) Kegiatan perancangan RUU BPJS (penyiapan, pengolahan, dan perumusan RUU yang kemudian disampaikan kepada Panitia Antar Departemen Tahap 6Panitia Antar Departemen (SK Nenko Kesra) Pembahasan pengaturan yang bersi fat pri nsipil (objek, jangkauan, arah pengaturan) Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman19 dari 158 KronologisPenanggung JawabKegiatanKeteranganHasil 16. Rapat Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait UU SJSN - RUU BPJS Tanggal Tempat Peserta : 9 November 2007 : Ditjen PP, Depkum 8 HAN, Jakarta : - Perwakilan Tim 8 Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ - + BUNN Penyelenggara JS - Perwakilan Tim Ahli (GTZ-SH! Project) Pembahasan Rumusan !!! RUU tentang BPJS 17. Rapat Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait UU SJSN - RUU BPJS Tanggal Tempat Peserta : 10 Desember 2007 : Ditjen PP, Depkum 8 HAN, Jakarta : - Perwakilan Tim 8 Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ - + BUNN Penyelenggara JS - Perwakilan Tim Ahli (GTZ-SH! Project) Pembahasan Rumusan !!! RUU tentang BPJS 18. Rapat Terbatas Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006) Tanggal Tempat Peserta : 15 Desember 2007 : Puri Dalem, Sanur, Bali : - Tim Kecil Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) Penyamaan Persepsi tentang Badan Hukum BPJS 19. Rapat Terbatas Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006): Pembahasan dengan + BUNN Penyelenggara JS Tanggal Tempat Peserta : 18-19 Desember 2007 : Novotel, Bogor : - Tim Kecil Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ - + BUNN Penyelenggara JS - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) - Pembahasan hasi l Kesepakatan Rapat Neneg BUNN - Penyepakatan bersama tentang Badan Hukum, Jumlah PBJS, Sekmentasi Program, Pemisahan kepmilikan dana, organ BPJS. Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman20 dari 158 KronologisPenanggung JawabKegiatanKeteranganHasil 20. Rakor PusatTanggal Tempat Peserta : 3 Januari 2008 : Sekretariat Wakil Presi den R! : - Wakil Presi den R! - Nenko Kesra - Nenkes - Nenakertrans - Nenkeu - Nenhankam - Neneg BUNN - Nenkum 8 HAN - Perwakilan Tim 8 Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ Pembahasan: -Komitmen implementasi UU SJSN -status BUNN Penyelenggara JS 21. Rapat Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Terkait UU SJSN - RUU BPJS Tanggal Tempat Peserta : 15 Januari 2008 : Ditjen PP, Depkum 8 HAN, Jakarta : - Perwakilan Tim 8 Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ - + BUNN Penyelenggara JS - Perwakilan Tim Ahli (GTZ-SH! Project) -Pembahasan Hasil Pertemuan tgl 18-19 Desember 2007 di BogorBPJS -Pembahasan Hasil Rapat Koordinasi dengan Wakil Presiden tanggal 3 Januari 2008, tentang konsep BPJS 22. Rapat Terbatas Pokja Penyusun Peraturan Pelaksanaan UU SJSN (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006): Pembahasan dengan Kementerian Terkait 8+ BUNN Penyelenggara JS Tanggal Tempat Peserta : 2+-25 Januari 2008 : Novotel, Bogor : - Tim Kecil Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ - Biro Hukum Kementerian Terkait (Depkes, Depnakertrans, Dephan, Kemeneg BUNN, Kemeneg PAN, Depkum 8 HAN (BPHN 8 Ditjen Harmonisasi )) - + BUNN Penyelenggara JS - Tim Ahli (GTZ-SH! Proje - Pembahasan hasi l Rapat Harmonisasi PP - Pembahasan Pasal 2 s.d. 8 (dari materi pembahasan !!!) menjadi Pasal 2 s.d. 6, dengan perubahan, penambahan, pemindahan, dan penghapusan pasal Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman21 dari 158 KronologisPenanggung JawabKegiatanKeteranganHasil 23. Rakor Tingkat NenteriTanggal Tempat Peserta : 12 Naret 2008 : Sekretariat Wakil Presi den R! : - Nenko Kesra - Nenkes - Nenakertrans - Nenkeu - Neneg BUNN - Perwakilan Tim 8 Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+

Pembahasan: -Pembentukan BPJS -Status Badan Hukum BPJS 2+. Rapat Koordi nasi Tim dan Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ (SK Nenko Kesra No. 1+AfKRPfNENKOfKESRAfv!f2006) Tanggal Tempat Peserta : 26 Naret 2008 : Hotel Nillenium, Jakarta : - Tim dan Pokja Penyusun Peraturan Perundang-Undangan Untuk Pelaksanaan UU No. +0 Tahun 200+ - Depkum 8 HAN - Depnakertrans - Perwakilan Deputi Kesra Setwapres - Tim Ahli (GTZ-SH! Project) Pembahasan hasil Rakor Tingkat Nenteri Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman22 dari 158 Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman23 dari 158

| s a | a a |akak|akak |ikiraa |atak |eayasaaaa kaaraagaa |aaag|aaag ||| r.|. a l-||- ma.al|.l-a;asaa l- |.|a|.a l-|. |s. a.. all\]\x I 1-|:11 0Isusun oIeh : KementerIan KoordInator Idang Kesejahreraan Pakyat bekerjasama dengan CTZ-CVC SHI SUPPDPT Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman24 dari 158 im |eramas Kementerian Koordinator Bidang Kesejahr eraan Rakyat1.Deputi Koordinasi Bidang Perumahan Rakyat dan Perli ndungan Sosial Adang Setiana 2.Asisten Deputi Bidang Jaminan Sosial Soekamto SHI SUPPORT 1.Team Leader M. W. Manicki 2.Senior Advisor Asih Eka Putri 3.Legal Specialist A. A. Oka Mahendra Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman25 dari 158 ||l\\ |akak |akak |ikiraa aatak|eayasaaaa k|| ||| I.PENDAHULUAN MengapaRUUtentangBadanPenyelenggaraJaminanSosial(BPJS)perlusegeradisusun?Apakah peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pembentukan Persero Jamsostek, Persero Taspen,Persero Asabri dan Persero Askes bel um mencukupiuntuk dij adikan dasar hukum bagipenyelenggara programj aminansosialsebagaimanadi aturdalamUndang-UndangNomor40Tahun2004tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional? Status hukumPersero Jamsostek,Taspen,AsabridanAskespascaputusanMahkamahKonstitusitanggal 31Agustus2005terhadap perkara Nomor 007/PUU-III/2005dalam posisitransisi.Mengapa dalam posisitransisi?KarenaPasal5ayat(2)danayat (3)UUSJSNyangmenyatakanke-4 Persero tersebutsebagaiBPJSmenurutUUSJSNdinyatakanbertentangandenganUndang-UndangDasar Negara R.I. Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Mahkamah Konstitusi dal am pertimbanganhukumnyamenyatakanantaralai n:seandai nyapembentukundang-undangbermaksud menyatakanbahwaselamainibelumterbentuk BPJSsebagaimana dimaksuddalamayat(1)badan-badan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatas diberi hak untuk bertindak sebagai BPJS, maka halitusudahcukuptertampungdalam KetentuanPasal 52UUSJSN.1Selanj utnyaMahkamahKonstitusiberpendapat bahwa ketentuan Pasal 52 UU SJSN justru dibutuhkan untuk mengisi kekosongan hukum (rechstsvacuum)danmenjaminkepastianhukum(rechtszckerheid)karenabelumadanyabadan penyelenggara jaminan sosial yang memenuhi persyaratan agar UU SJSN dapat dilaksanakan.2 Lebihlanj utMahkamahKostitusidal am pertimbanganhukumnyamenyatakanbahwa UU SJSNtidak bolehmenutuppeluangPemerintahDaerahuntukikutjugamengembangkansistemjaminansosial.PerumusanPasal5UUSJSNmenurutMahkamahKonstitusimenutuppel uangPemeri ntahDaerah untukikutmengembangkansuatusubsistemjaminansosialdalamkerangkasistemjaminansosialdalamkerangkasistemjaminansosialnasionalsesuaidengankewenanganyangditurunkandariKetentuan Pasal 18 ayat (2) dan (5) UUD 1945.3 Selanj utnya Mahkamah Konstitusi menambahkan bahwa dengan adanyaPasal 5ayat (4) dan dikaitkan denganPasal5ayat(1)UUSJSNtidakmemungkinkanbagi PemerintahDaerahuntuk membentuk badanpenyel enggaraj aminansosialtingkatdaerah.Ol ehkarenaitu Pasal5ayat(4)UUSJSNjuga dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.Bertitik tolak dari uraian di atas dapat dikemukakan 4 al asan yang dij adikan pertimbangan mengapa RUU BPJS perl u segera disusun: 1.Sebagai pelaksanaanUUSJSNpascaputusanMahkamahKonstitusiterhadapperkaraNomor 007/PUU-III/2005. 1 Put usan Mahk amah Konstit usi terhadapperkara Nomor 007/ PUU-II I/2005,halaman 1982 Ibid,hal aman199 3 Ibid,hal aman197 Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman26 dari 158 2.Untukmemberikankepastianhukumbagi badanpenyelenggarajami nansosialdalam melaksanakan program jami nan sosial berdasarkan UU SJSN. 3.Sebagaidasarhukumbagipembentukanbadanpenyelenggarajaminansosialtingkatdaerah yangdapatdibentukdenganperaturandaerahdenganmemenuhi ketentuantentangsistem jaminan sosial nasi onal sebagaimana diatur dalam UU SJSN. 4.Untukmeningkatkankinerjabadanpenyel enggaraj aminansosialtingkatnasionaldansub sistemnyapadatingkatdaerahmelalui peraturanyangjelasmengenaitugaspokok,fungsi,organisasi yangefektif,mekanismepenyelenggaraan yangsesuaidengan prinsi p-pri nsipgood governance, mekanismepengawasan,penangananmasa transisidan persyaratan untukdapatmembentuk badan penyelenggara jaminan sosial daerah. Undang-undangtentangBPJSharussudah ditetapkanpal ingl ambatpadatanggal19Oktober2009,sesuai dengan ketentuanPasal 52ayat (2) UU SJSN. Waktuyangtersediauntukproses penyusunan UUBPJS+2,5tahunlagi.Dalamwaktuyangtersediatersebutperludilakukanlangkah-l angkah terencana untuk penyusunan RUU, harmonisasi RUU, pengajuan kepada Presiden, pengajuan usul agar RUUBPJSdij adikanprioritasProgram LegislasiNasional,pembahasan diDPR dan pengesahannya menjadi undang-undang. Jika tidak dikuatirkan batas waktu penetapan UU BPJS yang ditentukan dal am UU SJSN tidak dapat dipenuhi. II.DASARHUKUM Dalam UU SJSNterdapatbeberapapasalyangmenjadi dasar hukumpembentukanBPJS. Pasal1 angka (6) menentukan :BPJS adalah badan hukum yang dibentukuntuk menyelenggarakanprogram jaminan sosial. Pasal 4 menentukan SJSN disel enggarakan berdasarkan pada prinsip: 1.kegotong royongan; 2.nirlaba; 3.keterbukaan; 4.kehati-hatian; 5.akuntabilitas; 6.portabilitas; 7.kepesertaan bersifat wajib; 8.dana amanat; dan 9.hasilpengelol aandanajami nansosialdipergunakanseluruhnyauntuk pengembanganprogram dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. Kemudian Pasal 5 menentukan : BPJS harusdibentuk denganundang-undang. Selanjutnya Pasal 52 ayat (1) pada intinya menyatakan bahwa pada saat UU SJSN mulai berlaku Persero Jamsostek, Persero Taspen,PerseroAsabridanPerseroAskestetapberl akusepanjangbelum disesuaikan dengan UU SJSN. Dalamayat (2) ditentukan: semua ketentuanyang mengaturmengenaiBPJSsebagaimana dimaksudpadaayat(1)disesuaikandenganundang-undanginipalinglambat5(lima)tahunsejak undang-undang ini diundangkan. Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman27 dari 158 Pasal-pasal lainnya yang terkait dengan BPJS adal ah : 1.Pasal47yangmenentukanbahwaDanaJaminan Sosi alwajib dikel ola dandikembangkanoleh BPJSsecaraoptimaldenganmempertimbangkanaspeklikuiditas,solvabilitas,kehati-hatian,keamanandanadanhasilyangmemadai.Tatacarapengel olaandanpengembanganDana Jaminan Sosial sebagaimana tersebut diatas diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. 2.Pasal48menentukanbahwaPemerintahdapatmelakukantindakantindakankhususguna menjaminterpeliharanya kesehatankeuanganBPJS.Apa,bagaimana, kapandankonsekuensitindakan khusus yangdapatdilakukanolehPemeri ntahtidakadapenjel asannyadanjugatidak ada pendelegasian untuk mengatur lebi h lanjut dal am peraturan pelaksanaan.3.Pasal 49 yang menentukan BPJS mengelol a pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Kemudianditentukanbahwasubsi disilangantarprogramdenganmembayarkanmanfaatsuatu programdaridanaprogramlaintidakdiperkenankan.Dalampenjel asandikemukakanbahwa subsidisilangyangtidak diperkenankandalamketentuaninimisalnyadanapensiuntidakdapatdigunakan untuk mempunyai j aminan kesehatan dan sebaliknya. Selanj utnyaditentukanbahwapesertaberhaksetiapsaatmemperolehinformasitentang akumulasi iuran dan hasil pengembangannya serta manfaat dari j enis Program Jaminan Hari Tua,Jaminan Pensi un dan Jaminan Kematian. BPJS wajib memberikan informasi akumulasi iuran berikut hasil pengembangannya kepada setiap peserta Jaminan Hari Tua. Se-kurang-kurangnya sekali dalam satu tahun. SayangnyaUUSJSNtidakmengatur secaralebih jel astentangkewajiban yangharusdipenuhiolehBPJSdanhak-hakyangdiperoleholehpeserta.UUSJSNjugatidakmendelegasikan pengaturanlebihlanjutpelaksanaanteknisdariketentuanPasal49tersebut.Haliniperl u mendapatperhatiandalampenyusunanRUUBPJSagarketentuanPasal49tersebutdapatdilaksanakan secara efektif dalam praktek. 4.Pasal50menentukanBPJSwaj ibmembentukcadanganteknissesuai dengan standar praktek aktuaria yang l azim dan berlakuumum. Dalam penjelasan dikemukakanbahwa cadangan teknis menggambarkan kewajiban BPJS yang timbul dalam rangka memenuhi kewaji bandimasadepan kepada peserta. 5.Pasal 51 menentukan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan BPJS dilakukan oleh instansiyang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.6.Pasalinijugatidakjelasmenentukaninstansimanayangberwenanguntukmelakukan pengawasanterhadappengel olaankeuanganBPJSdantidakjugamenunj ukperaturan perundang-undangan mana yang dimaksud. Dari uraian di atas dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1.BPJSadalahbadanhukumbersifatnirl abayangharusdi bentukdenganundang-undanguntuk menyelenggarakan program jami nan sosial. Secarateoritis BPJS merupakanbadan hukum yang ingesteld4(dibentuk)ol ehopenbaargezag(penguasaumum)dal amhaliniolehpembentuk undang-undang dengan undang-undang. 2.Sepanjang belum disesuaikan dengan UU SJSN maka pada saat UU SJSN mulai berlaku Persero JAMSOSTEK,Taspen,AsabridanAskes tetapberlakudengankewaji banuntukmenyesuaikan 4 Chi dir Ali, SH,Badan Hukum,Bandung 1976 halaman 90 Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman28 dari 158 semuaketentuanyangmengatur mengenaiBPJS tersebutdenganUUSJSN palinglambat5 (lima) tahun sejak UU SJSN diundangkan. 3.UUSJSNtidaksecarategasmenentukanprogramjaminansosialyangdiselenggarakanoleh masing-masing BPJS. 4.PascaPutusanMahkamahKonstitusitanggal31Agustus2005PemerintahDaerahdapatmembentukBPJSDaerahsebagaisubsistempenyelenggaraanprogramjaminansosi alsebagaimana diatur ddalam UU SJSN. 5.Pasal48,49danPasal51UUSJSNyangterkaitdenganBPJSbelumj elasdefinisioperasionalnyadantidakadapendelegasianuntukmengaturlebi hlanjutdal amperaturan pelaksanaan, karena itu perl u diperhatikan dal am penyusunan RUU BPJS. 6.Ketentuan lebih lanj ut Pasal 47 ayat (1) dan Pasal 50 ayat (1) diatur dal am Peraturan Pemerintah. Tabel Peraturan Pelaksanaan yang perl u dibuat. Peraturan pelaksanaan NoPasal UUPPPerPres Perundang-undangan Keterangan 1Pasal 5 jo Pasal 52 ayat (2) ---Belum ditetapkan. Pal ing lambat 19-10-09 harus ditetapkan 2Pasal 47 ayat (2)---Belum ditetapkan 3Pasal 50 ayat (2)---Idem 4Pasal 51---Tidak disebut peraturan perundang-undangan yang dimaksud Jumlah1201 III.KEADAAN SEKARANG BerdasarkanKetentuanPeral ihanUUSJSNPasal52ayat(1),4PerusahaaanPerseroan(persero) yangtelahadapadasaatUUSJSNmulaiberl aku,dinyatakantetapberlakusepanjangbel um disesuaikan dengan UU SJSN yaitu : 1.PerusahaanPersero(Persero)JaminanSosialTenagaKerj a(JAMSOSTEK)yangdibentuk denganPeraturanPemerintahNomor 36Tahun1995tentangPenetapanBadanPenyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 1995 Nomor 59), berdasarkanUndang-undang Nomor 3Tahun1992tentangJaminanSosialTenagaKerj a (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3468); 2.PerusahaanPerseroan (Persero) Dana Tabungan Dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) yang dibentukdenganPeraturanPemeri ntahNomor26Tahun1981tentangPengalihanBentuk Perusahaan UmumDanaTabunganAsuransiPegawaiNegeriMenjadiPerusahaanPerseroan (Persero)(Lembaran Negara RepublikIndonesiatahun1981Nomor38),berdasarkanUndang-UndangNomor11Tahun1969tentangPensiunPegawaiDanPensiunJanda/DudaPegawaiKementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman29 dari 158 (LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun1969Nomor42,TambahanLembaranNegara Nomor2906),Undang-undangNomor8Tahun1974tentangPokokPokokKepegawaian (LembaranNegaraRITahun1974Nomor55,TambahanLembaranNegaraNomor3014) sebagaimana tel ah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun1999 Lembaran Negara RITahun1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor3890), dan Peraturan Pemerintah Nomor 25, Tahun 1981 tentangAsuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3200); 3.PerusahaanPerseroan(Persero)AsuransiSosi alAngkatanBersenjataRepublikIndonesia (ASABRI)yangdibentukdenganPeraturanPemerintahNomor68Tahun1991tentang PengalihanBentukPerusahaanUmum(Perum)AsuransiSosialAngkatan Bersenj ataRepublik IndonesiamenjadiPerusahaanPerseroan(Persero)(LembaranNegaraRepubl ikIndonesia Tahun 1991 Nomor 88); 4.PerusahaanPerseroan (Persero)Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) yang dibentuk dengan PeraturanPemerintahNomor6Tahun1992tentangPengalihanBentukPerusahaanUmum (Perum) (Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 1992 Nomor 16); Ketentuantersebutdiatasmengandungmaknabahwapembentukundangundangbermaksud menyatakanselamabel umterbentukBPJSsenagaimanadimaksudPasal5ayat(1)badan-badan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5ayat (3) diberi hak untuk bertindak sebagai BPJS5, sampai semua ketentuan yang mengatur BPJS tersebut disesuaikan dengan ketentuan UU SJSN pali ng lambat dal am waktu 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang SJSN diundangkan. Keempat persero tersebut, masing-masing melaksanakan program jaminan sosial sebagai berikut: NOPerseroProgramPesertaKeterangan 1JamsostekJK, JKK, JHT, JKM Pengusaha dan tenaga kerja swasta yang melakukan pekerjaan di dalam hubungan kerja Program Jamsostek bagi tenaga kerja yang melakukan pekerj aan dil uar hubungan kerja diatur dengan PP.2TASPENJP, JHT, JKMPNS, Janda dan Duda PNS, Pejabat Negara 3ASABRIJP, JHT, JKMTNI, POLRI, Janda dan Duda TNI, POLRI 4ASKESJKPNS, Pensiunan PNS, TNI, POLRI, Veteran, Peri ntis Kemerdekaan beserta keluarganya TNI, POLRI aktif JK ditangani oleh Dinas Kesehatan TNI, POLRI. Persero ASKES ditugaskan juga dal am pengelolaan Program Pemeliharaan Kesehatan bagi masyarakat miskin / ASKESKIN Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perkara Nomor 007/PUU-III/2005, terbuka peluang bagiPemerintahDaerahuntukmembentukBPJSDaerahsebagaisubsistempenyelenggaraanj aminan sosial berdasarkan UU SJSN.Perlu dikemukakan bahwa jangkauan kepesertaanprogram jaminan sosial sampai saat ini masih sangatterbatas. Perluasan kepesertaan menurut UU SJSN dilakukan secara bertahap, di awali denganprogram 5 Opcit Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman30 dari 158 JaminanKesehatan(JK)bagifakirmiskindanorangyangtidakmampusebagaipenerimabantuan iuran. Pentahapanpendaftaranpenerima bantuan iuran sebagi peserta jami nan sosi al akan diatur lebi h lanjutdenganPeraturanPemerintah6.Demikianpulamengenaipersyaratandantatacara penyelenggaraanjami nansosialtenagakerjabagitenagakerjayangmelakukanpekerjaandiluar hubungankerjadiaturdenganPeraturanPemerintah7.Sampai sekarangPeraturanPemerintah dimaksud belum ditetapkan. IV.OPSI UNTUK PEMBENTUKAN RUUBPJS Muatan-muatanpokokperludiaturdalamRUUBPJSdanopsi-opsipenyelenggaraansistem jaminan sosial nasional ol ehberbagaibadanpenyel enggaranasi onal danpengaturan penyelenggaraansistem jaminan sosial di daerah. UUNo.40Tahun2004(UUSJSN)belummengatursecarategasdanrincimekanisme penyelenggaraansistemjaminansosi aldancakupanprogram,sertakel ompokmasyarakatyang menjaditanggungjawabBPJS.HasilPutusanMahkamahKonstitusitidakpulamenegaskan penyelenggaraan jami nan sosial di daerah. Tujuanmerumuskanopsi-opsiBPJSadalahuntukmemberikanpertimbangandalammentranformasikeempatBUMNprolabapenyelenggaraprogramj aminansosi al(PTJAMSOSTEK,PTASKES,PT ASABRI,PTTASPEN) menuj u BPJSsesuaidengan mandat UU SJSNPasal5danPasal52 ayat(2) berikut cakupan program dan cakupan kepesertaannya. Pilihanyangditawarkanmemisahkanpenyel enggaraanprogram jaminansosi albagi TNI danPOLRIuntuk diselenggarakan oleh BPJS tersendiri (BPJS ASABRI). 6 UUNomor40 Tahun2004 t entang SJSN Pasal17ayat (6) 7 UUNomor3Tahun 1992 tent ang jamsost ek,Pasal4 ayat ( 3) Untuk diperhatikan Perlu ditetapkan pengertian Jaminan Kematian (JKM) merupakan: 1.Program finasial jangka panjang untuk proteksi pendapatan yang hilang akibat kematian di usia produktif, seperti pada: Program Jaminan Kematian PT JAMSOSTEK, Manfaat kepada ahli waris peserta berupa: Santunan Kematian, Rp. 6.000.000,- Biaya Pemakaman, Rp. 1.500.000,- Santunan Berkala,Rp. 200.000,-/bulan (selama 24 bulan). Atau, 2.Program santunan kematian dan penguburan, seperti pada: Program Pensiun PT TASPEN, Manfaat diberikan kepada ahli waris peserta antara lain Uang Duka Wafat (UDW) sebanyak 3 kali gaji penghasilan terakhir. Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman31 dari 158 SetelahmempelajariUUSJSN,PascaPutusan MahkamahKonstitusi,kondisiyangadasekarang dan permasalahanyangdihadapi dal ampenyelenggaraanjami nansosi aldanmemperhatikanhasilkonsultasidenganparaahlidiMaxplanckInstituteJermantanggal26Maret-5April2007,dapatdikemukakan 3 opsi untuk pembentukan RUU BPJS sebagai berikut : 1.Opsi ke-1: OPITIMUMmengaturkembalipenyel enggaraanjami nansosi alol eh4BUMNmenj adisatuprogram diselenggarakan oleh satu BPJS (merujuk Pasal 18 huruf a-e UU SJSN). a.BPJSJaminanKesehatanbergabungdenganprogramJaminanKematian(Pasal19dan selanjutnya beserta Pasal 43 dan sel anjutnya). b.BPJS Jaminan Hari Tua dan Pensiun (Pasal 39 dan selanjutnya). c.BPJS Jaminan Kecelakaan Kerja (Pasal 29 dan selanjutnya). d.BPJS ABRI dan POLRI untuk seluruh program. e.BPJS Jaminan pengangguran di dirikan baru. Kelebi han opsi ini adalah: a.Penerimaan masyarakat tinggi terutama dalam jangka panjang; b.PenyelenggaraanberbasispilaryangjelasakanmenciptakanBPJSyangspesialisdan handal dibidangnya; c.Penyelenggaraandenganstrukturyangjelasakanmendekatkanpadatujuan penyelenggaraan yang efisien; d.Pengorganisasian program dengan adekuat; e.Terjaminpenyelenggaraanprogramyangseragamdanberskal anasionalsehinggadapatmeningkatkan kekuatan program nasional dibandingkan dengan penyelenggaraan l okal yang terpilah pil ah Kekurangan opsi ini adalah: a.Memerlukan upaya dan investasi yang besar; b.Mengingatkondisi peraturanperundanganyangbelumadekuatdanperekonomianyang masih labil, opsi ini mungkin terlalu dini untuk disel enggarakan di i ndonesia; c.Kemungki nanmuncul nyaresistensidaristrukturpenyelenggaraansaatiniyangmeliputipemerintah dan BUMN sangat besar; d.Kemungki nan munculnya resistensi dari pengusaha atau pemberi kerj a dal am jangka pendek sangat besar terutama dari program pensiun dan jaminan hari tua; e.Kemungki nan munculnya resistensi dari pekerja dalam jangka pendek sangat besar terutama bila besar iuran ditingkatkan. Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman32 dari 158 2.Opsi ke-2 : STATUS QUO Plus Membagi tanggung j awab penyelenggaraan program j aminan sosial seperti yang diselenggarakan oleh4BUMNsaatini(StatusQuo)denganmengubahstatusbadanpenyelenggaramenjadinirlaba dan memperluas jangkauan pelayanan kepada seluruh kel ompok penduduk. Kelebi han opsi ini adalah: a.Melanjutkan penyelenggaraan yang tengah berlangsung b.Proses transformasi kurang traumatik c.Proses transformasi dapat dicapai lebih mudah dan lebih cepat Kelemahan opsi ini adalah: a.Tidak mudah menjadikan JAMSOSTEK berfungsi bagi seluruh penduduk; b.Pengorganisasiandanprosedurpenyelenggaraanmenuntutkeunikanmasi ng-masing program sehingga satu BPJS mengel ola 5 program dengan konsekuensi: Menuntut satu BPJS bekerja dengan berbagai aturan dan regulasi Memunculkankesul itankarenasatuBPJSmungkintidakakanmampumenguasaikondisi semua program SJSN c.Memerlukan pengaturan yang cermat mengenai: Apakah kepesertaan wajib boleh memili h JAMSOSTEK atau BPJS daerah; Hak pilih peserta; Berbagaikemungkinanyangtimbulakibatkompetisidanperbedaanstandar penyelenggaraan. d.2 BPJS (JAMSOSTEK dan ASKES) menyel enggarakan program jaminan kesehatan.Dicermati isu keadilan dan kordinasi program ; BPJSmelayanipesertaberpendapatanrendahsehinggadanayangterkumpuljuga rendah ; BPJS melayani peserta yang memil iki angka kesakitan tinggi sehingga belanja kesehatan juga akan tinggi, Kesinambunganpenyelenggaraanperludicermatikarenaketersediaandanasedikitsementara belanja besar. Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman33 dari 158 BPJSProgramPesertaKeuntunganKerugian/ masalah/tantangan JAMSOSTEKBPJS Jaminan Kesehatan Jaminan Kematian Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan HariTua Jaminan Pensiun Pekerja swasta: Dalam Hubungan Kerja Di luarhubungan kerjaPekerja mandiri Melanjutkan penyeleng-garaan yang tengah berlang-sung Proses transforma-si kurang traumatikProses transforma-si dapat dicapai lebih mudah dan lebih cepat Menjadikan JAMSOSTEK berguna / berfungsi bagiseluruh penduduk; Pengorganisasian dan prosedur penyelenggaraan menuntut keunikan masing-masing program sehingga satu BPJS mengelola 5 program akan: o menuntut satu BPJS bekerja dengan berbagai aturan dan regulasio memunculkan kesulitan karena satu BPJS mungkin tidak akan mampu menguasaikondi si semua program SJSN; Jangkauan terhadap kompeti si dengan BPJS Daerah o perlu diaturlebih lanjut apakah kepeser taan wajib boleh memilih JAMSOSTEK atau BPJS Daerah o perlu ditetapkan hak pilih peserta; o perlu diaturdengan tegas berbagai kemungkinan yang timbulakibat kompetisi dan perbedaan standar penyelenggaraan ASKES BPJS Jaminan Kesehatan PNS (akti f & pensiun) Pensiun TNI dan POLRI Masyara-kat Miski n Lihat JAMSOSTEK 2 BPJS( JAMSOSTEK dan ASKES) menyelenggarakan program jaminan kesehatan, perlu dicer matiisu keadilan dan kordinasi program BPJS melayanipeser ta berpendapatan rendah sehingga dana yang ter kumpuljuga rendah BPJS melayanipeser ta yang memilikiangka kesakitan tinggisehingga belanja kesehatan juga akan tinggi,Kesinambungan penyelenggaraan perlu dicermati karena keter sediaan dana sedi kit sementara belanja besar. Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman34 dari 158 BPJSProgramPesertaKeuntunganKerugian/ masalah/tantangan TASPEN BPJS Jaminan Pensiun Jaminan HariTua PNS & Pejabat Negara Lihat JAMSOSTEK ASABRIBPJS Jaminan Pensiun TNI / POLRILihat JAMSOSTEK 3.Opsi ke-3 : MODERATmenggabungkanpenyelenggaraanprogramjami nankesehatankepadasebuahbadan penyelenggara(BPJSASKES),menambahkanprogrampensiundanprogramjaminan penganggurankepadaBPJS JAMSOSTEKdanmendirikansebuahbadan penyelenggarabaru untukkelompokpendudukdisektorinformaldanpekerjamandiriuntukmengelol aseluruh program jaminan sosialkecuali program kesehatan. Kelebi han opsi ini adalah: a.Penerimaan tinggi dari pekerja b.Satu BPJSbertanggung jawab untuk program kesehatan dan kematian berpengaruh pada : Pengorganisasian dan prosedur penyelenggaraan adekuat Dana yang terkumpul lebih besar Lebih efisien karena kekuatan tawar kontrak terhadap fasilitas pelayanan kesehatan c.Kelompok masyarakat yang terkait ditangani oleh satuBPJS. Kekurangan opsi ini adalah: a.Menjandikan JAMSOSTEK berfungsi bagi seluruh penduduk; b.Pengorganisasiandanprosedurpenyelenggaraanmenuntutkeunikanmasi ng-masing program sehingga satu BPJS mengel ola 5 program dan konsekuensinya: Menuntut satu BPJS bekerja dengan berbagai aturan dan regulasi Memunculkankesul itankarenasatuBPJSmungkintidakakanmampumenguasaikondisi semua program SJSN c.Kompetisi dengan BPJS daerah memerlukan pengaturan yang cermat mengenai : Apakah kepesertaan wajib boleh memili h Jamsostek atau BPJS Daerah Hak pilih peserta Berbagaikemungkinanyangtimbulakibatkompetisidanperbedaanstandar penyelenggaraan Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman35 dari 158 d.Sangat dituntut untuk membangun struktur penyelenggraan yang l ebihadekuat dan canggih :registrasi, pengumpulan dana, pemberian pelayanan kesehatan secara aktif ; e.Bahaya dari kekuatan monopsoni :Mendikte kondisi danPenyalahgunaan kekuatan tawar f.Sangat memerl ukan kontrol pemerintah yang tegas dan adekuat g.Tantanganuntuk membangunkepercayaanmasyarakatterhadapkrediibilitasBPJSsangattinggi. h.Isu pengorganisasian dan prosedur sangat berbeda antar program. Pemerintahperlumenentukanpili hanyangtepatdancocokdenagnkondisiIndonesiaserta kemungkinanpelaksanaannyasecaraefektifagar programj aminansosialbetul-betuldirasakan manfaatnyauntukmenjami nterpenuhinyakebutuhandasarhidupyanglayakbagisetiap penduduk. BPJSProgramPesertaKeuntunganKerugian/ masalah/tantangan JAMSOSTEKBPJS Jaminan Kecelaka-an KerjaJaminan Hari Tua Jaminan Pensiun Jaminan Pengang-guran(Kesehatan dan kematian dialihkan) Pekerja swasta di dalam hubungan kerja Wajib Penerimaan tinggi daripekerja Menjandikan JAMSOSTEK berguna / berfungsi bagiseluruh penduduk Pengorganisasian dan prosedur penyelenggaraan menuntut keunikan masing-masing program sehingga satu BPJS mengelola 5 program akan: omenuntut satu BPJS bekerja dengan berbagai aturan dan regulasi omemunculkan kesulitan karena satu BPJS mungkin tidak akan mampu menguasai kondi si semua program SJSN; Jangkauan terhadap /Kompetisi dengan BPJS Daerah Lihat opsi 2 di atas ASKES BPJS Jaminan Kesehatan dan Jaminan Kematian ASKES adalah BPJS nasional tunggal untuk kesehatan dan Kematian PNS (aktif & pension) Pensiun TNI & POLRI Masy. Miskin Satu BPJS bertang-gung jawab untuk program kesehatan dan kematian Sangat di tuntut untuk membangun struktur penyelenggaraan yang lebih adekuat dan canggih: registrasi, pengumpulan iuran, pengumpulan dana, pembelian pelayanan kesehatan secara aktif Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman36 dari 158 BPJSProgramPesertaKeuntunganKerugian/ masalah/tantangan Pekerja Swasta: oDalam Hubu-ngan Kerja oDi luar Hubu-ngan Kerja oPekerja MandiriPengorga-nisasian adekuat Prosedur penyeleng-garaan adekuat Dana yang terkumpul lebih besar Lebih efisien karena kekuatan tawarkontrak terhadap fasilitas pelayanan kesehatan Bahaya darikekuatan monopsoni :1) mendikte kondisi dan 2) penyalahgunaan kekuatan tawar Sangat memerlukan kontrolPemerintah yang tegas dan adekuat Menjamin terciptanya transparansi sangat rapuh Tantangan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas BPJS sangat tinggi . TASPENBPJS Jaminan Pensiun Jaminan Hari Tua PNS dan Pejabat Negara Lihat JAMSOSTEK ASABRI BPJS Jaminan Pensiun TNI dan POLRI Lihat JAMSOSTEK HARAPAN BPJS Jaminan Kecelaka-an KerjaJaminan Hari TuaJaminan Pensiun Pekerja swasta: Di luarhubungan kerjaPekerja mandiriBPJS untuk kelompok masyarakat yang tersuli t Biaya penyelenggaraan sangat tinggi Pengelolaan suli tIsu pengorganisasian dan prosedur sangat berbeda antar program Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman37 dari 158 V.POKOK-POKOKPI KI RAN RUUBPJS Sebel um mengemukakan pokok-pokok pikiran mengenai RUUBPJS terlebi h dahulu perludisampaikan secaragarisbesarpenyesuaianapasajayangperludilakukanterhadapsemuaketentuanyang mengaturmengenai4Persero(Jamsostek,Taspen,ASABRIdanAskes)denganUUSJSNpasca putusan Mahkamah Konstitusi. Ada 8 hal pokok yang perlu disesuaikan yaitu :1.Jenis peraturan perundang-undangan yang mengaturnya harus dalam bentuk undang-undang. 2.BPJSmerupakanbadanhukumyangbersifatnirl abadandibentukuntukmenyelenggarakan jaminan sosial. 3.BPJSmengel oladanaamanatmilikseluruhpesertayangmerupakanhimpunaniuran beserta hasil pengembangannya yang digunakan untuk : a.Pembayaran manfaat kepada peserta; b.Pembayaran operasional penyel enggaraan program jaminan sosial 4.Struktur organisasiBPJS yang ramping dan kaya fungsi serta standar operasionaldan prosedur kerja BPJS yang sesuai dengan prinsip-prinsip good governance. 5.Mekanisme pengawasan terhadap BPJS6.Syarat-syarat bagiPemerintah Daerah untuk dapat membentuk BPJS Daerah sebagai sub sistempenyelenggaraan jaminan sosial berdasarkan UU SJSN8.7.Monitoringdaneval uasipenyelenggaraanprogramj aminansosial,termasuktingkatkesehatan keuangan BPJS dil akukan oleh DJSN.8.Masa transisi dari BPJS yang profit oriented ke non profit Ketentuanyangmengatur4PerseroPeyel enggarajaminansosial yangadasekarangyangperl u disesuaikan dengan UU SJSN Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi. 8 Put usan Mahk amah Konstit usi terhadapperkara Nomor 007/ PUU-II I/2005Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman38 dari 158 NoPerihalKeadaan Sekarang UU SJSNPasca Put usan MK 1Bentuk Peraturan Perundang-undangan yang mengatur Peraturan PemerintahUndang-Undang BPJS 2StatusBUMN Per seroBadan Hukum 3Maksud dan Tujuan serta lapangan usaha Menyediakan barang dan/atau jasa yang ber mutu tinggidan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan. Lapangan usaha ditentukan dalam Peraturan Pemerintah yang mengatur masing-masing Persero. Menyelenggarakan program jaminan sosialdengan prinsip nirlaba dengan tujuan utama untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peser ta atau dengan kata lain menggunakan hasil pengembangan dana untuk memberi kan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh peserta 4Modal / DanaBerasal darikekayaan negara yang dipisahkan Dana Jaminan Sosialadalah dana amanat mili k seluruh peserta 5OrganRUPS, Direksi dan Komi sarisBelum di tentukan 6Pengangkatan dan pemberhentian Direksidan Komi saris Oleh RUPSBelum di tentukan 7Ketentuan lebih lanjut mengenai per syaratan dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan Komi saris Diaturdengan Keputusan MenteriBelum di tentukan 8DJSN-Berfungsimerusmuskan kebijakan umum dan sinkroni sasipenyelenggaraan SJSN. Tugas DJSN : Melakukan kajian dan penelitian yang ber kaitan dengan penyelenggaraan jaminan sosial Mengusul kan kebijakan investasi Dana Jaminan Sosial Nasional, dan Mengusul kan anggaran jaminan sosialbagi peneri ma bantuan iuran dan tersedianya anggaran operasional kepada Pemerintah. Wewenang DJSN : Melakukan monitoring dan evaluasipenyelenggaraan program jaminan sosial Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman39 dari 158 NoPerihalKeadaan Sekarang UU SJSNPasca Put usan MK 9Kewajiban BPJS-Memberi kan nomor identitas tunggal kepada setiap peser ta dan anggota keluarganya. Memberi kan informasi tentang hak dan kewajiban kepada peserta dan mengikuti ketentuan yang berlaku. Memberi kan konpensasi dalam hal di suatu daerah belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhisyarat guna memenuhikebutuhan medik sejumlah peser ta (diatur lebih lanjut dengan Per.Pres. untuk JK dan dengan PP untuk JKK). Membayar fasili tas kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 hari sejak per mintaan pembayaran diteri ma. Mengelola dan mengembangkan dana jaminan sosial secara optimal dengan memper timbangkanaspek likuiditas, sol vabilitas, kehati-hatian, keamanan dana dan hasil yang memadai(diaturlebih lanjut dengan PP). Memberi kan informasi akumulasi iuran berikut hasil pengembangannya kepada setiap peserta JHT sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Membentuk cadangan teknis sesuaidengan standarpraktek aktuaria yang lazi m danberlaku umum (diaturlebih lanjut dengan PP).10Hal-hal Penting lainnya yang perlu dilakukan BPJS-Melakukan kesepakatan dengan asosiasi fasili tas kesehatan disuatuwilayah untuk menetapkan besarnya pembayaran kepada fasilitas kesehatan untuk setiap wilayah. Mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, si stem kendali mutu pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan efekti vitas JK. Mengelola pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman40 dari 158 NoPerihalKeadaan Sekarang UU SJSNPasca Put usan MK 11Pengawasan terhadap pengelolaan keuangan Pemeriksaan laporan keuangan Perusahaan dilakukan oleh auditor eksternal yang di tetapkan oleh RUPS untuk Per sero BPK berwenang melakukan pemeriksaan terhadap BUMN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dilakukan sesuaidengan peraturan perundang-undangan. 12Syarat- syarat bagiPemda untuk dapat membentuk BPJS Daerah sebagai sub sistem penyelenggaraan jaminan sosial Tidak diaturPasca Putusan MK, BPJS daerah dapat dibentuk dengan Perda dengan memenuhi ketentuan SJSN sebagainmana diaturdalam UU SJSN. 13Transi si dariPersero ke BPJS -Perlu diaturdalam UU BPJS antara lain mengenaihak dan kewajiban Persero, kekayaan, peserta, pegawai dan organ. Pokok-pokok pikiran yangdapat disampaikan sebagai masukandalampenyusunan RUU BPJS sebagaiberikut: 1.BPJSadalahbadanhukumyangdibentukdenganundang-undanguntukmenyelenggarakan program jaminan sosial.Ada3opsiyangdapatdipil ih untukmenentukanlapanganusahaBPJS yaituopsioptimum,opsistatusquoplusatauopsimoderatdengansegal akelebi handan kekurangannya sebagaimana telah diuraikan dimuka. 2.BPJSbersifatnirlaba dalampengertianbahwatujuanutamauntuk memenuhisebesar-besarnya kepentinganpesertaataudengankatalainmengutamakanpenggunaanhasilpengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh peserta. 3.Dengandibentuknya BPJSberdasarkanUUBPJSmakaPerseroJamsostek,Taspen,ASABRIdanASKESdinyatakanbubarpadasaat diundangkannya UUBPJSdenganketentuanbahwa segalahakdankewajiban,kekayaan,pesertayangadapadasaatpembubarannya,berali h kepada BPJS. 4.BPJS berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan dapat membentuk kantor-kantor wilayah /cabang pada tingkat Provinsi / Kabupaten / Kota. 5.ModalBPJSmerupakandanaamanatmilikseluruhpesertayangmerupakaniuranpeserta beserta hasil pengembangannya yang digunakan untuk : a. Pembayaran manfaat kepada masyarakat; b. Pembayaran operasional penyelenggaraan program jaminan sosial 6.BPJS betangggung jawab kepada Presiden melalui DJSN. 7.Organ BPJS terdiri dari : a.Direksi: Paling banyak 5 orang b.Dewan Pengawas: Paling banyak 3 orang Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman41 dari 158 8.PengangkatandanpemberhentianDireksidanDewanPengawasdil akukanol ehPresidenatas usul DJSN.CalonanggotaDireksidanDewanPengawasdiusulkanolehDJSNsetelahmelaluiprosesujikelayakandankepatutanuntukmemperolehcalon-calonyang memenuhipersyaratandarisegiprofesional isme dan integritas. 9.Masa jabatan Direksi dan Dewan pengawas adal ah 5 Tahun, dan sesudahnya hanya dapat dipili h kembali untuk satu kali masa jabatan. 10.DireksiwajibmenyusunRancanganRencanaJangkaPanjang(RJP)sebagaipenjabaran kebijakan umum penyelenggaraan SJSN yang ditetapkan oleh DJSN.RJP sekurang-kurangnya memuat: a.Evaluasi pel aksanaan kinerja BPJS b.Posisi pada saat penyusunan RJP c.Asumsi-asumsiyang dipergunakan dalam penyusunan RJP d.Penetapan visi, misi, sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja. e.Kebijakan pengembangan dana. RancanganRJPyangtelahdisetujui DewanPengawasdisampaikankepadaDJSNuntuk memperol eh persetuj uan. 11.DireksiwajibmenyusunRencanaKerjaTahunansebagaipenjabaranoperasionalRJP.Untuk jangka waktu satu tahun RKT sekurang-kurangnya memuat :a.Program kerja dan kegiatan dalam 1 tahun b.Anggaran BPJS yang terinci untuk setiap program dan kegi atan c.Proyeksi keuangan BPJS 12.Direksiwajibmenyampaikanl aporanberkalasetiapsemesterkepadaDewanPengawasdan laporantahunan kepadaDJSNuntuk mendapatpengesahan.Padaakhirmasaj abatanDireksimenyampaikan laporan pelaksanaan RJP kepada DJSN. 13.Pengelolaan pembukuan BPJS dilakukan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. 14.DireksibertanggungjawabsepenuhnyauntukmemenuhikewajibanBPJSsebagaimana ditentukan dalam UU SJSN. 15.LaporanTahunanDireksidanlaporanakhirmasajabatanDireksiterbukauntukdiaksesoleh publik dalam rangka sosial kontrol. 16.Syarat-syarat bagi Pemda untuk dapat membentuk BPJS Daerah antara lai n: a.Jumlah peserta yang memadai untuk kelangsungan BPJS Daerah b.Manfaat dan standar pel ayanan yang sama c.Tersedianyasumberdayamanusiayangprofesionaldanmemilikiintegritasuntuk penyelenggaraan program jaminan sosial d.Mempunyai rencanaj angkapanjangyangdisetujuiDJSNsebagai penj abarankebijakan umum sebagai penjabaran penyelenggaraan program SJSN yang ditetapkan DJSN e.Kemampuan BPJS daerah untuk menerapkan prinsip-prinsi p SJSN Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman42 dari 158 17.Dalam ketentuan peralihan antara lai n perlu di atur: a.Statusperaturan perundang-undanganmengenaipenyelenggaraanprogramjami nansosi alyang berlaku sekarang b.Statusorgan PerseroyangadasampaiterbentuknyaorganBPJSsesuaidenganketentuan UU BPJSc.Status Pegawai Persero yang ada d.Hak dan kewajiban Persero terhadap Pi hak ke-3 e.Penyelesai an hak-hak peserta yang sedang dalam proses f.Proses waktu penyesuaian dengan ketentuan UU BPJS VI.SISTEMATI KARUU BPJS BABSUBSTANSI Pasal 1 Angka 6UmumDasar hukum yang berlaku Pasal 1 Angka 7Umum Pengelolaan Dana Jaminan social Pasal 5BPJS Badan(Putusan MK mengenai Pasal 5 BPJS) Pasal 15KepesertaanNomor identitasPasal 16KepesertaanInformasi pelaksana-annya Pasal 23 (1), (2)JKManfaat yang diberikan, fasilitas, kerjasama Pasal 24 (1), (2)JKMekanisme pembayaranPasal 24 (3)JKSistem kendali mutu dan pengawasanPasal 25JKDaftar nama dan harga obat-obatan Pasal 29JKK Administrasi Pasal 32JKKManfaat yang diberikan, fasilitas, kerjasama Pasal 35JHTAdministrasi Pasal 47-51Pengelolaan Dana(tidak berhubungan dengan Pasal 47 (2), Pasal. 50 (2)) Menimbang MASIH BELUM LENGKAP 1.Badan: BPJS, Pasal 1 Angka 6, Pasal 5 (1) UU No. 40/2004 2.Badan dan kantor 3.Badan Nasional (dengan kantor di tingkat provinsi dan daerah) 4.Badan diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (dengan kantor di tingkat wilayah) Bab I Istilah dan Ketentuan Umum 5.Badan di tingkat Pemerintah Wilayah (dengan kantor di tingkat Kabupaten/Kota) Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman43 dari 158 BABSUBSTANSI 6.Pendanaan (Opsi pengaturan: pemilahan program vs pemilahan kelompokpenduduk atau dikombinasikan) (Tidak menggabungkan arus kontribusi /dana antar BPJS) 1.Badan Nama-nama dan/atau daftarnya 2.Status Hukum --- dasar hukum yang berl aku (Pasal 1 Angka 6) 3.Legal Personality4.Hukum Perseroan a.Penandatanganan kontrak b.Perwakilan peraturan hubungan keorganisasian c. Hirarki/jenjang (tingkat nasional, provinsi, wilayah) 5.Independensi Ke tingkat tertentu sebagaimana Bab ___dan bentuk pengawasan6.Nirlaba 7.Tugas-tugas a.Umum b.Bagi seluruh bangsa Ketersediaan pel ayanan di seluruh wilayah Indonesia 8.Pendirian BPJSDengan ini di dirikan di tingkat nasional (deklarasi nama BPJS-BPJS), contoh: a.BPJS JAMSOSTEKb.BPJS ASKESc. BPJS TASPENd.BPJS ASABRI e.BPJS HARAPAN Dimungkinkan di dirikan di tingkat provinsi dan wilayah a.hanya pada tingkat dan dalam kondisi tertentu sebagaimana UU ini, dijabarkan pada Bab IX Ketentuan Penutup b.hanya bila sesuai dengan standar-standar Pengelolaan Dana tertentu sebagaimana dal am Pasal 47 51 UU No. 40/2004 c.hanya bila sesuai dengan Peraturan Pemeri ntah (pada Pengelol aan Dana Jaminan Sosial), disebutkan dal am Pasal 47 (2), Pasal 50 (2) UU No. 40/2004 Bab II Pendirian BPJS 9.Pembatasan dari/hubungannya dengan BPJS Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman44 dari 158 BABSUBSTANSI Bab III BPJS Nasional Bagian Pertama Tanggung jawab BPJS Nasional terhadap Program SJSN Mohon diingat bahwa HOMOGENITAS antar tingkat nasional dan provinsi/kabupaten yang dipi lih untuk suatu desain khusus akan BERPENGARUH/akan diatur dengan memerhatikan konsekuensi-konsekuensi keorganisasi an di tingkat ini/penolakan dari tingkat di bawahnya. 1. Umum Bagian Kedua Kerorganisasian 2. Ketentuan-ketentuan BPJSa.Opsi (2) perbedaan struktur masing-masing BPJS diseversifikasi dalam kolom ini b.Opsi (3) persamaan umum (misalnya pengangkatan) struktur/ketentuan+ peraturan tambahan, Untuk setiap BPJS, jelaskan dengan rinci hal-hal berikut: a.Nama BPJS b.Keanggotaan c. President/Pimpinan d.Pengangkatan, penempatan, pensiun e.Kualifikasi, kompetensi f.Dewan/representatif g.Kantor lokal h.Karyawan i.Departemen j.Anggaran k. Administrasi l.Peraturan internal 1.Putusan mendasar sesuai konsekuensi dari putusan Mahkamah Konstitusi 2.BPJS Daerah dimungkinkan juga berperan pada program jaminan sosial yang sama 3.Pertanyaan mendasar: apakah diizinkan adanya persaingan atau diatur adanya pengharmonisasian dengan BPJS Nasional 4.Ketentuan menaati kondisi-kondisi tertentu sebagaimana di atur dalam UU SJSN dan UU ini yang disebutkan dal am Bab II UU BPJS (lihat di atas) 5.Standar-standar keorganisasian Bab IV BPJS Daerah Bagian Pertama Pendirian BPJS di tingkat Daerah (Provinsi/ kabupaten/ kota) 6.Bentuk struktur organisasi/hirarki tanggung jawab Apakah mengikuti struktur BPJS Nasional atau diperbol ehkan berbeda dari BPJS nasional Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman45 dari 158 BABSUBSTANSI 7.Besarnya kontribusi (seragam atau bervariasi) 8.Jumlah peserta program daerah (untuk menjamin terciptanya solidaritas sosial) a.Tingkat provinsi b.Tingkat kabupaten/kota c.Perbedaan antar program SJSN bila diperbolehkan 9.Kondisi-kondisi khusus yang harus dipenuhi untuk penyel enggaraan masing-masing program SJSN oleh BPJSD a.Kesehatan (contoh): BPJS Daerah harus menjamin tersedi anya kontrak kerja dengan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta untuk menjamin terselenggaranya program dengan adekuat b.Hari tua dan pensiun: .. c. Jaminan kecelakaan kerja: .. d.Jaminan Kematian:.. 10.Tanggung jawab yang diberikan kepada BPJS Daerah sesuai dengan BPJS Nasional Bagian Kedua Standar-standar kualitas Bagian Ketiga Tanggung jawab penyelenggaraan program Harap selalu diperhatikan homogenitas peraturan perundangan untuk menjamin terpenuhinya prinsip-pri nsip dasar SJSN 1. Umum Struktur umum yang harus dipenuhi oleh semua BPJSD Bagian Keempat Ketentuan keorganisasian 2. Ketentuan BPJSD a.Perbedaan struktur masing-masi ng BPJSD diatur di sinib.Persamaan umum BPJSD (e.g. pengangkatan) struktur/ + aturan tambahan lai nnya Untuk setiap BPJSD, jelaskan dengan rinci hal-hal berikut: a.Nama BPJSD b.Keanggotaan c. President/Pimpinan d.Pengangkatan, penempatan, pensiun e.Kualifikasi, kompetensi f.Dewan/representatif g.Kantor lokal h.Karyawan i.Departemen Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman46 dari 158 BABSUBSTANSI j.Anggaran k. Administrasi l.Peraturan internal 3. Hak mendirikan Asosiasi BPJSD (?) a.Tingkat yang diizinkan (BPJS provinsi/kabupaten /kota) b.Diizinkan untuk BPJSD yang mengelola program yang sama / berbeda / campur c. Tujuan pendirian (contoh): Untukbertindakbersama-samamisalnyadalammenetapkankontrak dengan fasilitas pelayanan kesehatan, dll. 1. Umum a.Aturan dalam pengambilan keputusan b.Prinsip-prisip dasar c. Penyedi aan informasi bagi peserta (ps 15 ayat 2) d.Penerbitan kartu peserta (pasal 15 ayat 1) e.Aturan khusus mengenai pemberian kompensasif.Telaah internal/penyel esaian kel uhan. (Apakah telaah internal adalah kondisi untuk dilakukan telaah hukum? jika ya, maka hal ini harus diatur pada BAB X) Bab V Prosedur administratif 2. Khusus e.g. penyelenggaraan program (JK, JKK, JP, JHT, JKM) 1.Tugas dan tanggungj awab BPJS Nasional untuk melaporkan, memberi dokumen/informasi kepada DJSN2.Tugas dan tanggungj awab BPJS Daerah untuk melaporkan, memberi dokumen/informasi kepada DJSNBab VI Kerjasama dengan Dewan Jaminan Sosial Nasional 3.Tugas BPJS Nasional dan Daerah untuk melaksanakan rekomendasi / kebijakan yang ditetapkan oleh DJSN 1. Umum - Kewajiban Tanggungjawab yang diberikan kepada Departemen-DepartemenBab VII Supervisi dan Kewenangan Pemerintah 2. Isu-Isu Yang Diawasi a.Perlu dibedakan: Pengawasan terhadap keputusan tentang tugas dan kewaji banPengawasan tentang ketaatan atas pel aksanaan peraturan dan perundanganb.Umum Perlu disebutkan bahwa tidak ada pengawasan langsung terhadap setiap keputusan / perlunya persetujuan atas tindakan namun. . Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman47 dari 158 BABSUBSTANSI c.Pendirian BPJS DaerahPemenuhan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan pada BAB IVAd.Jenis-jenis kegiatanAnggaran Penerbitan kontrak dengan fasilitas pelayanan kesehatanPembangunan sistem contoh seperti yang diwajibkan dalam Pasa 24 ayat 2 UU SJSN: sistem penyelenggaraan, kontrol kualitas 3. Umum Instrumen, dll a.Permintaan informasi kepada BPJSb.Perubahan permintaan tentang . c.Tindakan atas nama BPJSd.Penggantian karyawan BPJS oleh komisioner (termasuk juga penyelenggaraan ol eh badan): penyalahgunaan sementara organisasi tidak adekuat e.Supervisi aturan internal persetujuan terhadap penerbitan peraturan internalf.Penutupan BPJSD yang tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Bab IVA4. Ketentutan khusus untuk masing-masing BPJS 1.Kekayaan a.Pengaturan kekayaan dan kepemilikan dana yang terhimpun oleh BPJS b.Pengelolaan kekayaan c.Batasan cadangan teknis program JK d.Pelaporan Bab VIII Kekayaan dan Investasi 2.Investasi a.Bentuk-bentuk investasi yang diamanatkan b.Mekanisme investasi lanilla 1.Ketentuan perpaj akan badan (dibebaskan vs dikenakan)Bab IX Perpajakan2.Hal-hal lai n yang menyangkut pajak (contoh: pajak investasi, pajak pengadaan barang yang berkaitan dengan penyelenggaraan pel ayanan, dll) Bab X Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan 1. Ketentuan Umum dan Tindakan Pertamaa.Pengajuan perkara melawan BPJS /pihak yang berwenang / peserta SJSN/ BPJS b.Subyek untuk diselesaikan mel alui pengadilan Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman48 dari 158 BABSUBSTANSI c.Apakah akan di atur pula sengketa akibat transformasi 4 BUMN menjadi BPJS ? perlu merujuk juga pada peraturan perundangan lain yang terkaitd.Jenis Peradil an apakah peradilan administratif? e.Peradilan tingkat I(lokal): tempat peradil an (forum) f.Peradilan tingkat II g.Dampak kebijakan otonomi daerah dan desetralisasi pada SJSN dan BPJSD h.Prasyarat khusus i.Batasan waktu j.Pokok masalah untuk ditelaah secara administratif/internal 2. Laporan AwalDitentukan laporan awal dalam kondisi-kondisi khusu seperti apakah pengajuan tuntutan mendasar, dll? 3. Banding dan Keputusan Akhir 1. Umum a.Pengakhiran tanggungjawabb.Pemutusan hak c.Pengalihan kepesertaan l ama ke BPJS UU SJSN d.Keputusan terhadap karyawan 2. Ketentuan Khusus masing-masing BPJS BabXI Konsekuensi hukum atas transformasi BUMN JAMSOSTEK, TASPEN, ASABRI, ASKES menjadi BPJS 3. Pengawasan Pengadilan apabila terjadi sengketa akibat transformasi 1.Penyesuaian terhadap Peraturan Perundang-undangan yang sudah ada pada saat Peraturan Perundang-undangan baru mul ai berlaku 2.Saat suatu peraturan Perundang-undangan di nyatakan mulai berlaku, segala hubungan hukum yang ada atau tindakan hukum yang terjadi (sebel um, pada saat/ sesudahnya), tunduk pada ketentuan Peraturan Perundang-undangan baru 3.Memuat pengaturan tentang penyimpangan sementara atau penundaan sementara bagi tindakan hukum/hubungan hukum tertentu 4.Penyimpangan sementara juga berlaku bagi ketentuan yang diberl akusurutkan, yang memuat ketentuan status tindakan hukum yang terjadi atau hubungan hukum yang ada dalam tenggang waktu antara tanggal mulai berlaku surut dan tanggal mulai berl aku perundangannya Penentuan daya laku surut tidak diberlakukan bagi ketentuan pi dana atau pemidanaan. Serta tidak diadakan bagi perautran perudnangan yang memuat ketentuan yang memberi beban konkret pada masyarakat Bab XII Ketentuan Peralihan 5.Masa kadaluarsa (terkait UU BPJS tanggal 19 Oktober 2009) Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman49 dari 158 BABSUBSTANSI 1.Memuat penunj ukan organ/alat perl engkapan yang mel aksanakan Peraturan Perundang-Undangan 2.Status Peraturan Perundang-undangan yang sudah ada 3.Saat mulai berlaku Peraturan Perundang-undangan BAB XIII Ketentuan Penutup 4.Harus secara tegas mengatur pencabutan sel uruh atau sebagian materi Peraturan Perundang-undangan lama contoh:Pada saat Undang-Undang ini mul ai berl aku, Undang-UndangNomor ... Tahun ... tentang ... (Lembaran Negara..., Tambahan Lembaran Negara...) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman50 dari 158 hattar keastakaaa 1.Undang-Undang Dasar Negara R.I. Tahun 1945 2.Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja 3.Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN 4.Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan 5.Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI 6.Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional 7.Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap Perkara Nomor 007/PUU-III/2005 8.KeputusanMenteriKesehatanNomor1241/Menkes/SK/2004tentangPenugasanPT.ASKES (Persero) Dalam Pengelolaan Program Pemeliharaan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin 9.Chidir Ali, Badan Hukum, Bandung 1976 10.Laporan hasil konsultasi dengan para ahli di Maxplanck Institute, Jerman tanggal 26 Maret-5 April2007 Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman51 dari 158 SISTEMATIKARANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIATENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIALBABSUBSTANSI Pasal 1 Angka 6UmumDasar hukum yang berlaku Pasal 1 Angka 7Umum Pengelolaan Dana Jaminan social Pasal 5BPJS Badan(Putusan MK mengenai Pasal 5 BPJS) Pasal 15KepesertaanNomor identitasPasal 16KepesertaanInformasi pelaksana-annya Pasal 23 (1), (2)JKManfaat yang diberikan, fasilitas, kerjasama Pasal 24 (1), (2)JKMekanisme pembayaranPasal 24 (3)JKSistem kendali mutu dan pengawasanPasal 25JKDaftar nama dan harga obat-obatan Pasal 29JKK Administrasi Pasal 32JKKManfaat yang diberikan, fasilitas, kerjasama Pasal 35JHTAdministrasi Pasal 47-51Pengelolaan Dana(tidak berhubungan dengan Pasal 47 (2), Pasal. 50 (2)) Menimbang MASIH BELUM LENGKAP 1.Badan: BPJS, Pasal 1 Angka 6, Pasal 5 (1) UU No. 40/2004 2.Badan dan kantor 3.Badan Nasional (dengan kantor di tingkat provinsi dan daerah) 4.Badan diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (dengan kantor di tingkat wilayah) 5.Badan di tingkat Pemerintah Wilayah (dengan kantor di tingkat Kabupaten/Kota) Bab I Istilah dan Ketentuan Umum 6.Pendanaan (Opsi pengaturan: pemilahan program vs pemilahan kelompokpenduduk atau dikombi nasikan) (Tidak menggabungkan arus kontribusi /dana antar BPJS) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman52 dari 158 BABSUBSTANSI 1.Badan Nama-nama dan/atau daftarnya 2.Status Hukum --- dasar hukum yang berl aku (Pasal 1 Angka 6) 3.Legal Personality4.Hukum Perseroan a.Penandatanganan kontrak b.Perwakilan peraturan hubungan keorganisasian c. Hirarki/jenjang (tingkat nasional, provinsi, wilayah) 5.Independensi Ke tingkat tertentu sebagaimana Bab ___dan bentuk pengawasan6.Nirlaba 7.Tugas-tugas a.Umum b.Bagi seluruh bangsa Ketersediaan pel ayanan di seluruh wilayah Indonesia 8.Pendirian BPJSDengan ini di dirikan di tingkat nasional (deklarasi nama BPJS-BPJS), contoh: a.BPJS JAMSOSTEKb.BPJS ASKESc.BPJS TASPENd.BPJS ASABRI e.BPJS HARAPAN Dimungkinkan di dirikan di tingkat provinsi dan wilayah a.hanya pada tingkat dan dalam kondisi tertentu sebagaimana UU ini, dijabarkan pada Bab IX Ketentuan Penutup b.hanya bila sesuai dengan standar-standar Pengelolaan Dana tertentu sebagaimana dal am Pasal 47 51 UU No. 40/2004 c.hanya bila sesuai dengan Peraturan Pemerintah (pada Pengelol aan Dana Jaminan Sosial), disebutkan dal am Pasal 47 (2), Pasal 50 (2) UU No. 40/2004 Bab II Pendirian BPJS 9.Pembatasan dari/hubungannya dengan BPJS Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman53 dari 158 BABSUBSTANSI Bab III BPJS Nasional Bagian Pertama Tanggung jawab BPJS Nasional terhadap Program SJSN Mohon diingat bahwa HOMOGENITAS antar tingkat nasional dan provinsi/kabupaten yang dipi lih untuk suatu desain khusus akan BERPENGARUH/akan diatur dengan memerhatikan konsekuensi-konsekuensi keorganisasi an di tingkat ini/penolakan dari tingkat di bawahnya. 1. Umum Bagian Kedua Kerorganisasian 2. Ketentuan-ketentuan BPJSa.Opsi (2) perbedaan struktur masing-masing BPJS diseversifikasi dalam kolom ini b.Opsi (3) persamaan umum (misalnya pengangkatan) struktur/ketentuan+ peraturan tambahan, Untuk setiap BPJS, jelaskan dengan rinci hal-hal berikut: a.Nama BPJS b.Keanggotaan c.President/Pimpinan d.Pengangkatan, penempatan, pensiun e.Kualifikasi, kompetensi f.Dewan/representatif g.Kantor lokal h.Karyawan i.Departemen j.Anggaran k.Administrasi l.Peraturan internal 1.Putusan mendasar sesuai konsekuensi dari putusan Mahkamah Konstitusi 2.BPJS Daerah dimungkinkan juga berperan pada program jaminan sosial yang sama 3.Pertanyaan mendasar: apakah diizinkan adanya persaingan atau diatur adanya pengharmonisasian dengan BPJS Nasional 4.Ketentuan menaati kondisi-kondisi tertentu sebagaimana di atur dalam UU SJSN dan UU ini yang disebutkan dal am Bab II UU BPJS (lihat di atas) 5.Standar-standar keorganisasian 6.Bentuk struktur organisasi/hirarki tanggung jawab Apakah mengikuti struktur BPJS Nasional atau diperbol ehkan berbeda dari BPJS nasional Bab IV BPJS Daerah Bagian Pertama Pendirian BPJS di tingkat Daerah (Provinsi/ kabupaten/ kota) 7.Besarnya kontribusi (seragam atau bervariasi) Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman54 dari 158 BABSUBSTANSI 8.Jumlah peserta program daerah (untuk menjamin terciptanya solidaritas sosial) a.Tingkat provinsi b.Tingkat kabupaten/kota c.Perbedaan antar program SJSN bila diperbolehkan 9.Kondisi-kondisi khusus yang harus dipenuhi untuk penyel enggaraan masing-masing program SJSN oleh BPJSD a.Kesehatan (contoh): BPJS Daerah harus menjamin tersedi anya kontrak kerja dengan jejari ng fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta untuk menjamin terselenggaranya program dengan adekuat b.Hari tua dan pensiun: .. c.Jaminan kecelakaan kerja: .. d.Jaminan Kematian:.. 10.Tanggung jawab yang diberikan kepada BPJS Daerah sesuai dengan BPJS Nasional Bagian Kedua Standar-standar kualitas Bagian Ketiga Tanggung jawab penyelenggaraan program Harap selalu di perhatikan homogenitas peraturan perundangan untuk menjamin terpenuhinya prinsip-pri nsip dasar SJSN 1. Umum Struktur umum yang harus dipenuhi oleh semua BPJSD Bagian Keempat Ketentuan keorganisasian 2. Ketentuan BPJSD a.Perbedaan struktur masing-masi ng BPJSD diatur di sinib.Persamaan umum BPJSD (e.g. pengangkatan) struktur/ + aturan tambahan lai nnya Untuk setiap BPJSD, jelaskan dengan rinci hal-hal berikut: a.Nama BPJSD b.Keanggotaan c. President/Pimpinan d.Pengangkatan, penempatan, pensiun e.Kualifikasi, kompetensi f.Dewan/representatif g.Kantor lokal h.Karyawan i.Departemen j.Anggaran k. Administrasi l.Peraturan internal Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman55 dari 158 BABSUBSTANSI 3. Hak mendirikan Asosiasi BPJSD (?) a.Tingkat yang diizinkan (BPJS provinsi/kabupaten /kota) b.Diizinkan untuk BPJSD yang mengelola program yang sama / berbeda / campur c. Tujuan pendirian (contoh): d.Untukbertindakbersama-samamisalnyadalammenetapkankontrak dengan fasilitas pelayanan kesehatan, dll. 1. Umum a.Aturan dalam pengambilan keputusan b.Prinsip-prisip dasar c. Penyedi aan informasi bagi peserta (ps 15 ayat 2) d.Penerbitan kartu peserta (pasal 15 ayat 1) e.Aturan khusus mengenai pemberian kompensasif.Telaah internal/penyel esaian kel uhan. (Apakah telaah internal adalah kondisi untuk dilakukan telaah hukum? jika ya, maka hal ini harus diatur pada BAB X) Bab V Prosedur administratif 2. Khusus e.g. penyelenggaraan program (JK, JKK, JP, JHT, JKM) 1.Tugas dan tanggungj awab BPJS Nasional untuk melaporkan, memberi dokumen/informasi kepada DJSN2.Tugas dan tanggungj awab BPJS Daerah untuk melaporkan, memberi dokumen/informasi kepada DJSNBab VI Kerjasama dengan Dewan Jaminan Sosial Nasional 3.Tugas BPJS Nasional dan Daerah untuk melaksanakan rekomendasi / kebijakan yang ditetapkan oleh DJSN 1. Umum - Kewajiban Tanggungjawab yang diberikan kepada Departemen-DepartemenBab VII Supervisi dan Kewenangan Pemerintah 2. Isu-Isu Yang Diawasi a.Perlu dibedakan: Pengawasan terhadap keputusan tentang tugas dan kewaji banPengawasan tentang ketaatan atas pel aksanaan peraturan dan perundanganb.Umum Perlu disebutkan bahwa tidak ada pengawasan langsung terhadap setiap keputusan / perlunya persetujuan atas tindakan namun. . c. Pendirian BPJS DaerahPemenuhan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan pada BAB IVA Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman56 dari 158 BABSUBSTANSI d.Jenis-jenis kegiatanAnggaran: Penerbitan kontrak dengan fasilitas pelayanan kesehatanPembangunan sistem contoh seperti yang diwajibkan dalam Pasa 24 ayat 2 UU SJSN: sistem penyelenggaraan, kontrol kualitas 3. Umum Instrumen, dll a.Permintaan informasi kepada BPJSb.Perubahan permintaan tentang . c.Tindakan atas nama BPJSd.Penggantian karyawan BPJS oleh komisioner (termasuk juga penyelenggaraan ol eh badan): penyalahgunaan sementara organisasi tidak adekuat e.Supervisi aturan internal persetujuan terhadap penerbitan peraturan internalf. Penutupan BPJSD yang tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Bab IVA4. Ketentutan khusus untuk masing-masing BPJS 1.Kekayaan a.Pengaturan kekayaan dan kepemilikan dana yang terhimpun oleh BPJS b.Pengelolaan kekayaan c.Batasan cadangan teknis program JK d.Pelaporan Bab VIII Kekayaan dan Investasi 2.Investasi a.Bentuk-bentuk investasi yang diamanatkan b.Mekanisme investasi lanilla 1.Ketentuan perpaj akan badan (di bebaskan vs dikenakan)Bab IX Perpajakan2.Hal-hal lain yang menyangkut pajak (contoh: pajak investasi, pajak pengadaan barang yang berkaitan dengan penyelenggaraan pel ayanan, dll) Bab X Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan 1. Ketentuan Umum dan Tindakan Pertamaa.Pengajuan perkara melawan BPJS /pihak yang berwenang / peserta SJSN/ BPJS b.Subyek untuk diselesaikan mel alui pengadilan c.Apakah akan di atur pula sengketa akibat transformasi 4 BUMN menjadi BPJS ? perlu merujuk juga pada peraturan perundangan lai n yang terkaitd.Jenis Peradil an apakah peradilan administratif? e.Peradi lan tingkat I(lokal): tempat peradil an (forum) Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman57 dari 158 BABSUBSTANSI f. Peradi lan tingkat II g.Dampak kebijakan otonomi daerah dan desetralisasi pada SJSN dan BPJSD h.Prasyarat khusus i.Batasan waktu j.Pokok masalah untuk ditelaah secara administratif/internal 2. Laporan AwalDitentukan laporan awal dalam kondisi-kondisi khusu seperti apakah pengajuan tuntutan mendasar, dll? 3. Banding dan Keputusan Akhir 1. Umum a.Pengakhiran tanggungjawabb.Pemutusan hak c.Pengalihan kepesertaan l ama ke BPJS UU SJSN d.Keputusan terhadap karyawan 2. Ketentuan Khusus masing-masing BPJS BabXI Konsekuensi hukum atas transformasi BUMN JAMSOSTEK, TASPEN, ASABRI, ASKES menjadi BPJS 3. Pengawasan Pengadilan apabila terjadi sengketa akibat transformasi 1.Penyesuai an terhadap Peraturan Perundang-undangan yang sudah ada pada saat Peraturan Perundang-undangan baru mulai berl aku 2.Saat suatu peraturan Perundang-undangan dinyatakan mulai berlaku, segala hubungan hukum yang ada atau tindakan hukum yang terjadi (sebel um, pada saat/ sesudahnya), tunduk pada ketentuan Peraturan Perundang-undangan baru 3.Memuat pengaturan tentang penyimpangan sementara atau penundaan sementara bagi tindakan hukum/hubungan hukum tertentu 4.Penyimpangan sementara juga berlaku bagi ketentuan yang diberl akusurutkan, yang memuat ketentuan status tindakan hukum yang terjadi atau hubungan hukum yang ada dalam tenggang waktu antara tanggal mulai berlaku surut dan tanggal mulai berl aku perundangannya Penentuan daya laku surut tidak diberlakukan bagi ketentuan pi dana atau pemidanaan. Serta tidak diadakan bagi perautran perudnangan yang memuat ketentuan yang memberi beban konkret pada masyarakat Bab XII Ketentuan Peralihan 5.Masa kadaluarsa (terkait UU BPJS tanggal 19 Oktober 2009) 1.Memuat penunj ukan organ/alat perlengkapan yang mel aksanakan Peraturan Perundang-Undangan 2.Status Peraturan Perundang-undangan yang sudah ada BAB XIII Ketentuan Penutup 3.Saat mulai berl aku Peraturan Perundang-undangan Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman58 dari 158 BABSUBSTANSI 4.Harus secara tegas mengatur pencabutan sel uruh atau sebagian materi Peraturan Perundang-undangan lama contoh:Pada saat Undang-Undang ini mulai berl aku, Undang-UndangNomor ... Tahun ... tentang ... (Lembaran Negara..., Tambahan Lembaran Negara...) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman59 dari 158 PANCANCAN NASKAH AKA0EhIK PANCANCANUN0ANC-UN0ANC PEPULIK IN0DNESIA TENTANC A0AN PENYELENCCAPA JAhINAN SDSIAL 1.Latar Bel akang MengapaRUUtentangBadanPenyelenggaraJaminanSosial(BPJS)perlusegeradisusun?Apakah peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pembentukan Persero Jamsostek, Persero Taspen,Persero Asabri dan Persero Askes bel um mencukupiuntuk dij adikan dasar hukum bagipenyelenggara programjaminansosi alsebagaimanadiaturdalamUUNo.40Tahun2004 tentangSistemJaminan Sosial Nasional (SJSN)? Status hukumPT. (Persero)Jamsostek,PT.(Persero)Taspen,PT. (Persero)AsabridanPT.Askes Indonesia(Persero)pascaPutusan MahkamahKonstitusitanggal31Agustus2005terhadapperkara Nomor 007/PUU-III/2005 dalam posisi transisi. Mengapa dal am posisi transisi? Karena Pasal5 ayat (2) danayat(3)UUNo.40Tahun2004yangmenyatakan ke-4 (empat)PerserotersebutsebagaiBPJS menurutUUNo.40Tahun 2004di nyatakan bertentangandenganUndang-UndangDasar Negara R.I. Tahun1945dantidakmempunyaikekuatanhukummengikat.MahkamahKonstitusidalam pertimbanganhukumnyamenyatakanantaralai n:seandai nyapembentukundang-undangbermaksud menyatakanbahwaselamainibelumterbentuk BPJSsebagaimana dimaksuddalamayat(1)badan-badan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatas diberi hak untuk bertindak sebagai BPJS, maka halitu sudah cukup tertampung dal am Pasal 52 UU No. 40 Tahun 2004.9 Selanjutnya Mahkamah KonstitusiberpendapatbahwaketentuanPasal 52UUNo.40Tahun2004justrudibutuhkanuntukmengisikekosonganhukum(rechstsvacuum)danmenjamin kepastianhukum(rechtszckerheid)karenabelum adanya BPJS yang memenuhi persyaratan agar UU No. 40 Tahun 2004 dapat dilaksanakan.10 Lebihlanj ut Mahkamah Kostitusi dalam pertimbangan hukumnya menyatakan bahwa UU No. 40 Tahun 2004tidakbolehmenutuppeluangPemerintahDaerahuntukikutjugamengembangkanSistem JaminanSosi al.PerumusanPasal5UUNo.40Tahun2004menurutMahkamahKonstitusimenutup peluangPemerintahDaerahuntukikutmengembangkansuatusubsistemjaminansosialdal am kerangkasistemjaminansosialdalamkerangkasistemjaminansosialnasionalsesuaidengan kewenangan yang diturunkan dari Ketentuan Pasal 18 ayat (2) dan (5) UUD 1945.11 9 Put usan Mahk amah Konstit usi terhadapperkara Nomor 007/ PUU-II I/2005,halaman 19810 Ibid,hal aman199 11 Ibid,hal aman197KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYATREPUBLIK INDONESIA Pembahasan | Kar|s, 21 Jur| 200Z T|r Kec|| Po|ja Peryusur Peralurar Perurdarg-urdargar urlu| Pe|a|saraar uuNo. 10 Trr 2001 Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman60 dari 158 Selanj utnya Mahkamah Konstitusi menambahkan bahwa dengan adanyaPasal 5ayat (4) dan dikaitkan denganPasal5ayat(1)UUNo.40Tahun 2004tidakmemungkinkanbagiPemerintahDaerahuntuk membentukBPJStingkatdaerah.OlehkarenaituPasal 5ayat(4)UUNo.40Tahun2004juga dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.Bertitiktolakdariurai andiatasdapatdikemukakan4(empat)al asanyangdij adikanpertimbangan mengapa RUU BPJS perlu segera disusun: 1.SebagaipelaksanaanUUNo.40Tahun2004pascaPutusanMahkamahKonstitusiterhadap perkara Nomor 007/PUU-III/2005. 2.Untukmemberikankepastianhukumbagi BPJSdal ammel aksanakanprogramjaminansosi alberdasarkan UU No. 40 Tahun 2004. 3.SebagaidasarhukumbagipembentukanBPJStingkatdaerahyangdapatdi bentukdengan peraturandaerahdenganmemenuhiketentuantentangsistemjaminansosialnasionalsebagaimana diatur dalam UU No. 40 Tahun 2004. 4.Untuk meningkatkan kinerj a BPJS tingkat nasionaldan sub sistemnya pada tingkat daerah melal uiperaturanyangj elasmengenaitugaspokok,fungsi,organisasiyangefektif,mekanisme penyelenggaraanyang sesuaidenganprinsip-prinsipgoodgovernance,mekanismepengawasan,penanganan masa transisi dan persyaratan untuk dapat membentuk BPJS daerah. Undang-undangtentangBPJSharussudah ditetapkanpal ingl ambatpadatanggal19Oktober2009,sesuai dengan ketentuan Pasal 52 ayat (2) UU No. 40 Tahun2004. Waktu yang tersedia untuk proses penyusunanUUBPJS +2,5tahun lagi. Dalamwaktuyangtersedi atersebut perl udilakukanlangkah-langkah terencana untuk penyusunan RUU, harmonisasi RUU, pengajuan kepada Presiden,pengajuan usulagarRUUBPJSdijadikanprioritasProgramLegislasiNasional,pembahasandiDPRdan pengesahannya menjadiundang-undang. Jika tidak dikuatirkan batas waktu penetapan UU BPJS yang ditentukan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tidak dapat dipenuhi. Pasal-pasal yang terkait dalam UU No. 40 Tahun 2004 yang menjadi dasar hukum pembentukan BPJS: 1.Pasal1angka(6)menentukan:BPJSadalahbadanhukumyangdibentukuntuk menyelenggarakan program jaminan sosial 2.Pasal 4 menentukan SJSN diselenggarakan berdasarkan pada pri nsip: a.kegotong royongan; b.nirlaba; c.keterbukaan; d.kehati-hatian; e.akuntabilitas; f.portabilitas; g.kepesertaan bersifat wajib; h.dana amanat; dan i.hasil pengelol aan dana jaminan sosial dipergunakan seluruhnyauntuk pengembanganprogram dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman61 dari 158 3.Pasal 5 menentukan: BPJS harus dibentuk dengan undang-undang. Sel anjutnya Pasal 52 ayat (1) padaintinyamenyatakanbahwapadasaatUUNo.40Tahun2004mul aiberlakuPersero Jamsostek,PerseroTaspen,PerseroAsabridanPerseroAskes tetapberlakusepanjangbel um disesuaikandenganUUNo.40Tahun 2004.Dalamayat(2)ditentukan:semua ketentuanyang mengaturmengenaiBPJSsebagaimanadimaksudpadaayat(1)disesuaikandenganundang-undang ini pali ng lambat 5 (lima) tahun sejak undang-undang ini diundangkan. 4.Pasal47yang menentukanbahwa DanaJaminanSosialwajibdikelol a dandikembangkanoleh BPJSsecaraoptimaldenganmempertimbangkanaspeklikuiditas,solvabilitas,kehati-hatian,keamanandanadanhasilyangmemadai.Tatacarapengelol aandanpengembanganDana Jaminan Sosial sebagaimana tersebut diatas diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. 5.Pasal48menentukanbahwaPemerintahdapatmelakukantindakan-tindakankhususguna menjaminterpeliharanyakesehatankeuanganBPJS.Apa,bagaimana,kapandankonsekuensitindakan khusus yang dapat dilakukanolehPemeri ntah tidak ada penjelasannya dan juga tidak ada pendelegasi an untuk mengatur lebih lanjut dalam peraturan pelaksanaan.6.Pasal49yang menentukanBPJSmengelolapembukuansesuaidenganstandarakuntansiyang berlaku. Kemudianditentukanbahwasubsidisilangantarprogramdenganmembayarkanmanfaatsuatu programdaridanaprogramlai ntidakdiperkenankan.Dalampenjelasandikemukakanbahwa subsidisilangyangtidakdiperkenankandalam ketentuaninimisalnyadana pensiun tidakdapatdigunakan untuk mempunyai Jaminan Kesehatan (JK) dan sebaliknya. Selanj utnya di tentukan bahwa peserta berhak setiap saat memperoleh informasi tentang akumulasiiurandanhasilpengembangannyasertamanfaatdari jenisprogramJaminanHari Tua(JHT),Jaminan Pensi un (JP), dan Jaminan Kematian (JKM). BPJSwajibmemberikaninformasiakumul asiiuranberikuthasilpengembangannyakepadasetiap peserta JHT. Se-kurang-kurangnya sekali dalam satu tahun. Sayangnya UU No. 40 Tahun2004 tidak mengatur secara lebih jelas tentang kewajiban yang harus dipenuhiolehBPJSdanhak-hakyangdiperoleholehpeserta.UUNo.40Tahun 2004jugatidak mendelegasikanpengaturanlebi hlanj ut pelaksanaanteknisdari ketentuanPasal 49tersebut. Halini perlu mendapat perhatian dalam penyusunan RUU BPJS agar ketentuan Pasal 49 tersebut dapatdilaksanakan secara efektif dalam praktek. 7.Pasal50menentukanBPJSwajibmembentukcadanganteknissesuaidenganstandarpraktek aktuariayanglazimdanberlakuumum.Dalampenjelasandikemukakan bahwacadanganteknis menggambarkankewajiban BPJSyang timbuldal amrangkamemenuhikewaj ibandimasadepan kepada peserta. 8.Pasal51menentukanpengawasan terhadappengelol aankeuanganBPJSdilakukanoleh instansiyang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.9.Pasal ini juga tidak jelas menentukan instansi mana yang berwenang untuk melakukan pengawasan terhadappengelolaankeuanganBPJSdantidakjugamenunjukperaturanperundang-undangan mana yang dimaksud. Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman62 dari 158 10. Pasal 52 ayat (1), 4 (empat) Perusahaaan Perseroan (persero) yang telah ada pada saat UU No. 40 Tahun 2004 mulaiberlaku, dinyatakan tetap berl aku sepanjang belumdisesuaikan dengan UU No.40 Tahun 2004 yaitu : a.PerusahaanPersero(Persero)JaminanSosialTenagaKerja(JAMSOSTEK)yangdibentuk denganPeraturanPemerintahNomor36Tahun1995tentangPenetapanBadan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1995 Nomor 59),berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan SosialTenagaKerja(LembaranNegaraRITahun1992Nomor14,TambahanLembaran Negara Nomor 3468); b.PerusahaanPerseroan(Persero)DanaTabunganDanAsuransiPegawaiNegeri(TASPEN) yangdibentukdenganPeraturanPemerintahNomor26Tahun1981tentangPengalihan BentukPerusahaanUmumDanaTabunganAsuransiPegawaiNegeriMenjadiPerusahaan Perseroan(Persero)(LembaranNegaraRepublikIndonesi atahun1981Nomor38), berdasarkanUndang-UndangNomor11Tahun 1969tentangPensiunPegawaiDan Pensiun Janda/DudaPegawai (LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun1969Nomor42, TambahanLembaran NegaraNomor2906),Undang-undangNomor8 Tahun1974 tentang PokokPokokKepegawaian(LembaranNegaraRITahun1974Nomor55,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3014) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun1999LembaranNegaraRITahun1999Nomor169,TambahanLembaranNegara Nomor3890),danPeraturanPemerintahNomor25,Tahun1981tentangAsuransiSosialPegawai NegeriSi pil(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun1981Nomor37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3200); c. PerusahaanPerseroan(Persero)AsuransiSosial AngkatanBersenj ataRepublikIndonesia (ASABRI)yangdi bentukdenganPeraturanPemerintahNomor68Tahun1991tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Asuransi Sosial Angkatan Bersenj ata Republik Indonesia menj adiPerusahaanPerseroan(Persero)(LembaranNegaraRepublikIndonesia Tahun 1991 Nomor 88); d.PerusahaanPerseroan(Persero)AsuransiKesehatanIndonesia(ASKES)yangdibentuk denganPeraturan Pemerintah Nomor6Tahun 1992tentangPengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 16); Dari uraian di atas dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1.BPJSadalahbadanhukumbersifatnirlabayangharusdibentukdenganundang-undanguntuk menyelenggarakan programjaminansosial. Secara teoritisBPJSmerupakanbadanhukumyang ingesteld12(dibentuk)ol ehopenbaargezag(penguasaumum)dalamhal ini olehpembentuk undang-undang dengan undang-undang. 2.Sepanjang belumdisesuaikandenganUUNo.40Tahun 2004maka padasaatUUNo.40Tahun 2004mulaiberlakuPerseroJAMSOSTEK,Taspen,AsabridanAskestetapberlakudengan kewajiban untuk menyesuaikan semua ketentuan yang mengatur mengenaiBPJS tersebut dengan UU No. 40 Tahun 2004 paling lambat 5 (lima) tahun sejak UU No. 40 Tahun 2004 diundangkan. 3.UUNo.40Tahun2004tidaksecarategasmenentukanprogramj aminansosialyang diselenggarakan oleh masing-masing BPJS. 12 Chi dir Ali, SH,Badan Hukum,Bandung 1976 halaman 90Kementerian KoordinatorBidang Kes ejaht eraan Rakyat Halaman63 dari 158 4.PascaPutusanMahkamahKonstitusitanggal31Agustus2005PemerintahDaerahdapatmembentukBPJSDaerahsebagaisubsistempenyelenggaraanprogramjaminansosi alsebagaimana diatur ddalam UU No. 40 Tahun 2004. 5.Pasal48,49danPasal51 UU No. 40Tahun2004yangterkaitdenganBPJSbelumjel asdefinisioperasionalnyadantidakadapendelegasi anuntukmengaturlebihlanjutdalamperaturan pelaksanaan, karena itu perlu diperhatikan dal am penyusunan RUU BPJS. 6.Ketentuan lebih lanjut Pasal 47 ayat (1) dan Pasal 50 ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah. 7.Selama belum terbentuk BPJS senagaimana dimaksud Pasal 5ayat (1) badan-badan sebagaimana dimaksudpadaPasal5ayat(3)diberihakuntukbertindaksebagaiBPJS13,sampaisemua ketentuanyangmengaturBPJStersebutdisesuaikandenganketentuan UU No. 40Tahun2004 paling lambat dalam waktu 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang SJSN di undangkan. Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perkara Nomor 007/PUU-III/2005, terbuka peluang bagiPemerintahDaerahuntukmembentukBPJSDaerahsebagaisubsistempenyelenggaraanj aminan sosial berdasarkan UU No. 40 Tahun 2004.Perlu dikemukakan bahwa jangkauan kepesertaanprogram jaminan sosial sampai saat ini masih sangatterbatas.PerluasankepesertaanmenurutUUNo.40Tahun2004dilakukan secarabertahap,diawalidenganprogramJami nanKesehatan(JK)bagifakirmiskindanoran