Upload
phamquynh
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN TERHADAP SEMANGATPELAYANAN PARA MAHASISWA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIKUNIVERSITAS SANATA DHARMA
SEBAGAI CALON KATEKIS
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:Robertus Sarmahalam Saragih
NIM: 111124040
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur skripsi ini saya persembahkan
Kepada Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus
Kepada Bunda Maria
Untuk Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan saya
Untuk Sahabat-sahabat terbaik Prodi PAK 2011, dan pihak-pihak yang selalu
mendukung dalam cinta dan kasih serta perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”
(Flp 1:21)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN TERHADAPSEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PAKUNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS dipilihberdasarkan kenyataan bahwa pemahaman para mahasiswa Prodi PAK terhadapsemangat St. Ignatius Loyola masih terbilang kurang terutama wawasan danpengetahuan akan spiritualitas St. Ignatius Loyola. Padahal, Universitas SanataDharma sebagai lembaga yang berpedoman akan pedagogi Ignasian. Selain itu,motivasi panggilan untuk menjalani proses studi di Prodi PAK juga menjadiperhatian bersama karena tidak sedikit para mahasiswa yang memilih prodi PAKdengan keterpaksaan dan bukan dari pilihan hati nurani sendiri. Keterlibatan paramahasiswa Prodi PAK dalam kegiatan lingkungan maupun paroki pun jugamenjadi sorotan. Dalam prosesnya, para mahasiswa akan mengalami dinamikabersama umat dalam pelayanannya melalui mata kuliah yang dijalani. Paramahasiswa Prodi PAK belum sungguh-sungguh menghayati perannya sebagaicalon pewarta yang akhirnya nanti menjadi pemimpin untuk membawa umatuntuk tumbuh dan berkembang bersama demi iman mereka kepada Kristus.
Persoalan pokok pada skripsi ini adalah bagaimana para mahasiswa ProdiPAK bisa kembali menemukan jati diri dalam panggilannya sebagai calon katekisdan mantap akan panggilannya sehingga mampu meningkatkan semangatpelayanannya untuk melayani umat dengan sepenuh hati dan tanpa batas. Selainitu, sebagai lembaga yang berpedoman pada pedagogi Ignasian, perlu untuk paramahasiswa meningkatkan wawasan akan sosok St. Ignatius Loyola terutamadalam spiritualitasnya. Oleh karena itu, untuk mengkaji lebih lanjut persoalanyang dihadapi para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma, penulismelakukan pengamatan, penyebaran kuesioner dan studi pustaka yang bersumberdari Kitab Suci, dokumen-dokumen Gereja, dan juga pandangan-pandangan paraahli. Hal ini diperlukan untuk memperoleh gagasan pemikiran untuk membuatusulan program pendampingan yang sesuai dengan corak kehidupan umatsehingga mereka semakin mampu meningkatkan keterlibatan mereka dalam hidupmenggereja dan bermasyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa para mahasiswa Prodi PAKperlu menambah pengetahuan dan wawasan serta memberi perhatian lebih akanSpiritualitas Ignasian karena pemahaman mereka masih terbilang kurang bahkankurang menghayati. Selain itu, pengolahan hati untuk mantap sebagai katekis jugadialami oleh sebagian besar para mahasiswa karena tidak sedikit yang merasaputus asa menjalani proses sehingga berdampak pula pada keterlibatan merekauntuk aktif dalam hidup menggereja. Namun para mahasiswa Prodi PAKmemiliki harapan melalui kegiatan rekoleksi demi peningkatan hidup menggerejamereka. Maka dari itu, penulis dalam skripsi ini mengusulkan suatu programpendampingan iman melalui rekoleksi Latihan Rohani sebagai upaya untukmeningkatkan semangat pelayanan dalam hidup menggereja. Dengan demikiancita-cita para mahasiswa Prodi PAK untuk melayani tanpa batas dan lebih dekatdengan Kristus dapat terwujud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The title of this undergraduate thesis is THE ROLE OF THEIGNATIAN SPIRITUALITY TOWARDS THE SPIRIT OF SERVICE THESTUDENTS OF CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION DEPARTMENTOF SANATA DHARMA UNIVERSITY AS CATECHIST CANDIDATES.This title was chosen based on the fact that the students of PAK' understanding ofthe spirit St. Ignatius Loyola is relatively less, especially the insight andknowledge of the spirituality of St. Ignatius Loyola. In fact, Sanata DharmaUniversity as an institution applies the Ignatian pedagogy. In addition, themotivation to study in PAK also becomes a common concern because there aremany students who chose Prodi PAK involuntary and not of choice of their ownconscience. PAK students involvement in environmental activities as well as inthe parish was also in the spotlight. In the process, the students will experience thedynamics with the people in his ministry through the courses undertaken. Thestudents of PAK did not truly live up to its role as a potential cathechist whoeventually became a leader to bring people to grow and develop together for thesake of their faith in Christ.
A key issue in this thesis is how the students of PAK can re-discover theidentity of their vocation as catechists and happy with their vocation to enhancethe spirit of service to serve the people wholeheartedly and without limits.Additionally, as an institution based on the Ignatian pedagogy, the students needto improve insight from the figure of St. Ignatius Loyola, especially from Ignatianspirituality. Therefore, to further assess the problems faced by the students ofPAK Sanata Dharma University, the author made observations, questionnairesand literature that comes from Scripture, Church documents, and also the views ofexperts. It is necessary to have a mentoring program to increase their involvementin the church and society.
Based on the results of the research, the students of PAK need to increasetheir knowledge and insight and to give more attention to Ignatian Spirituality fortheir understanding is still somewhat less even less to live. In addition, the heartprocessing as catechists was also experienced by most students because there aremany who feel desperate to undergo the process so that it will have impact ontheir active involvement in life of the church and society. But the students of PAKhave hope through recollection in order to improve their lives. Therefore, theauthor in this paper proposes a mentoring program through recollection of theSpiritual Exercises in an effort to boost the spirit of service in life of the church.Thus the ideals of the students of PAK to serve indefinitely and closer to Christcan be realized.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah atas rahmat dan kasih-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN
TERHADAP SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SEBAGAI CALON KATEKIS. Skripsi ini diajukan guna memberikan
sumbangan pemikiran, gagasan, dan inspirasi bagi siapapun yang memilki
kerinduan dalam meningkatkan semangat melayanai tanpa batas dan lebih dekat
dengan Kristus.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mengalami pendampingan,
dukungan, motivasi, serta perhatian. Di mana semuanya ini, penulis yakini
sebagai karya Tuhan dalam membimbing serta memampukan penulis hingga pada
tahap akhir dengan penuh kesetiaan. Pada kesempatan ini, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J, selaku dosen pembimbing utama, dosen
pembimbing akademik, dan dosen penelitian yang telah setia membimbing,
mengarahkan, dan selalu memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi dari
awal hingga akhir.
2. P. Banyu Dewa H.S.,S.Ag.,M.Si., selaku dosen penguji II yang telah
meluangkan waktu untuk mempelajari dan memberi masukan sehubungan
dengan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku dosen penguji III dan sekretaris
panitia penguji yang telah meluangkan waktu untuk mempelajari dan
memberikan masukan demi semakin baiknya skripsi ini.
4. Para dosen Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang setia
mendukung dan membagikan cinta kasih, pengetahuan serta pengorbanan
selama penulis menjalani masa studi.
5. Staf dan karyawan Prodi PAK yang turut memberi perhatian dan dukungan
bagi penulis.
6. Para mahasiswa Prodi PAK yang telah meluangkan waktu memberikan
jawaban dan mencurahkan isi hati saat penulis melaksanakan penelitian.
7. Bapak, mamak, kakak, abang, dan adikku yang selalu memotivasi,
mendoakan dan berkorban bagi penulis selama menjalani masa studi.
8. Sahabat-sahabat terbaik Malvin Roy, Didimus Matheus Nurak, Ignatius Dwi
Cahyo Jiwandono, Br. Begright Gultom, Stefani Bui Moron, Laurentius
Anang Widhi Prakosa yang telah memberikan ide, gagasan maupun motivasi
selama penulis studi dan menyelesaikan skripsi.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2011 yang telah menjadi cinta untuk
berjuang bersama-sama dan selalu turut serta dalam membentuk pribadi serta
menjadi bagian hidup penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang selama ini
dengan ketulusan hati memberikan motivasi, doa maupun kerjasama sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang……......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah…….................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan……...................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan…….................................................................... 6
E. Metode Penulisan……..................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan……............................................................... 7
BAB II. SPIRITUALITAS IGNASIAN DAN SEMANGAT PELAYANANPARA MAHASISWA PRODI PAK….......................................... 9
A. Latar Belakang Hidup Serta Panggilan Santo Ignatius Loyola ….. 10
B. Pengertian Spiritualitas……………………………. ..................... 14
1. Pengertian Spiritualitas secara Umum…………….................... 14
2. Spiritualitas Ignasian ……………………………………….. ... 17
3. Kekhasan Spiritualitas St. Ignatius Loyola ………………….... 25
C. Semangat Pelayanan sebagai Warisan St. Ignatius Loyola …......... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAKUniversitas Sanata Dharma …………………………………......... 36
1. Pengertian Pelayanan secara Umum ……………….................. 36
2. Arti dan Makna Semangat dalam Pelayanan …………............. 38
3. Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAKUniversitas Sanata Dharma ……………………………………. 42
E. Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma ……........ 46
1. Sejarah Prodi PAK ……………………………….................... 46
2. Visi dan Misi Prodi PAK …………………………................... 49
a. Visi Prodi PAK ………………………………...................... 49
b. Misi Prodi PAK ………………………………...................... 50
BAB III PENELITIAN ATAS PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIANTERHADAP SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PAKUNIVERSITAS SANATA DHARMA …………… ...................................... 51
A. Situasi Umum Para Mahasiswa Prodi PAKUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta ……………...................... 52
B. Penelitian Mengenai Peranan Spiritualitas Ignasian terhadapSemangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAKUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta …...................................... 54
1. Metodologi Penelitian …………………………………............ 55
a. Tujuan Penelitian …................................................................ 55
b. Jenis Penelitian….................................................................... 55
c. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………… 56
d. Responden Penelitian …………………………………......... 56
e. Instrumen Penelitian …………............................................... 57
f. Teknik Analisis Data ………………….................................. 57
2. Variabel Penelitian ……………………..................................... 58
a. Definisi Konseptual …............................................................ 58
b. Definisi Operasional …........................................................... 58
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang PenghayatanSpiritualitas Ignasian bagi Para Mahasiswa Prodi PAK dalamMemaknai Semangat Pelayanan sebagaiCalon Katekis ………………………............................................. 62
1) Hasil Penelitian ………………................................................. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
a. Pemahaman Spiritualitas Ignasian........................................ 62
b. Makna Spiritualitas Ignasian ……………………………… 64
c. Arti Panggilan Katekis ……………………………………. 65
d. Pengertian Semangat Pelayanan …………………………... 66
e. Makna Semangat Pelayanan ………………………………. 67
f. Latar Belakang Kuliah di Prodi PAK …………………….. 69
g. Kesulitan dan Tantangan yang dihadapi SelamaMenempuh Proses Studi di Prodi PAK …………………... 71
h. Cara Mengatasi Kesulitan Selama Studi di Prodi PAK ….. 72
i. Hubungan Antara Makna Spiritualitas Ignasian danSemangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK sebagaiCalon Katekis ………………............................................... 74
j. Harapan Mahasiswa Prodi PAK ………………………….. 76
2) Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………… 78
a. Pemahaman Spiritualitas Ignasian ........................................ 78
b. Makna Spiritualitas Ignasian ……………………………… 79
c. Arti Panggilan Katekis ……………………………………. 81
d. Pengertian Semangat Pelayanan …………………………... 82
e. Makna Semangat Pelayanan ………………………………. 83
f. Latar Belakang Kuliah di Prodi PAK ……………………... 83
g. Kesulitan dan Tantangan yang dihadapi SelamaMenempuh Proses Studi di Prodi PAK …………………… 85
h. Cara Mengatasi Kesulitan Selama Studi di Prodi PAK …… 86
i. Hubungan Antara Makna Spiritualitas Ignasian danSemangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK sebagaiCalon Katekis ………………................................................ 87
j. Harapan Mahasiswa Prodi PAK …………………………... 89
D. Kesimpulan Hasil Penelitian …...................................................... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB IV USULAN PROGRAM REKOLEKSI LATIHAN ROHANIDALAM KEGIATAN PEMBINAAN SPIRITUALITASSEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGATPELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PAKUNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAICALON KATEKIS …………………………………………...... . 95
A. Latar Belakang Kegiatan Rekoleksi Latihan Rohani dalamPembinaan Spiritualitas Para Mahasiswa Prodi PAKUniversitas Sanata Dharma ............................................................ 96
B. Program Rekoleksi Latihan Rohani Untuk MeningkatkanSemangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAKUniversitas Sanata Dharma sebagai Calon Katekis ....................... 98
1. Latar Belakang Program............................................................ 98
2. Tujuan Pemilihan Program ........................................................ 100
3. Usulan Program Kegiatan Rekoleksi Latihan Rohani .............. 100
a. Tema Umum ........................................................................ 101
b. Peserta ……………………………………………………. 101
c. Tempat dan Waktu ……………………………………….. 102
d. Metode Rekoleksi ………………………………………… 102
e. Sarana …………………………………………………….. 102
f. Pendamping ………………………………………………. 103
g. Matriks Program Rekoleksi ………………………………. 104
h. Susunan Acara ……………………………………………. 106
i. Contoh Salah Satu Persiapan Tema I …………………….. 108
1) Pemikiran Dasar …………………………………….... 108
2) Tujuan Pertemuan Sesi I ……………………………… 110
3) Materi ……………………………………………….... 111
4) Sumber Bahan ………………………………………... 111
5) Metode ……………………………………………….. 111
6) Sarana ………………………………………………… 112
7) Langkah-langkah dalam sesi I ……………………….. 112
(a) Sharing pengalaman perjalanan menuju
Pentingsari ………………………………………... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
(b) Pengantar …………………………………………. 112
(c) Pengolahan sesi I : “Menghayati Spiritualitas
Ignasian” …………………………………………. 113
(d) Penjelasan Mengenai Materi ……………………... 114
(e) Mendalami Kitab Suci ……………………………. 114
(f) Pengolahan dari Pendalaman Kitab Suci ……….... 115
(g) Mengusahakan Suatu Aksi yang Konkret ………... 116
(h) Gerak dan lagu ………………………………….... 117
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 119
A. Kesimpulan…................................................................................. 119
B. Saran…............................................................................................ 121
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 123
LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian ................................... (1)
Lampiran 2: Contoh Kuesioner Tertutup …………… ......................... (2)
Lampiran 3: Teks Lagu ……………………. ....................................... (9)
Lampiran 4: Teks Kitab Suci……………………………………….. .. (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Teks Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab
Indonesia.
Yoh : Yohanes
Kor : Korintus
Mat : Matius
Luk : Lukas
B. Singkatan Dokumen Gereja
LR : Latihan Rohani
Buku pegangan bagi mereka yang tertarik pada kesucian. Ditulis
oleh Ignatius Loyola pada tahun 1523.
C. Singkatan Lain
PAK : Pendidikan Agama Katolik
St : Santo
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
Koptari : Konferensi Pemimpin Tarekat Religius Indonesia
INSADHA : Inisiasi Sanata Dharma
KBP : Karya Bakti Paroki
MAWI : Majelis Agung Wali Gereja Indonesia
SJ : Serikat Jesus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
AKKI : Akademi Kateketik Katolik Indonesia
STFK : Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya
FKIP : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
USD : Universitas Sanata Dharma
SK : Surat Keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Tuhan ke dunia adalah untuk saling melengkapi,
saling menghargai, saling menghormati satu sama lain. Tuhan menghendaki
adanya cinta sesama manusia.
Saling berbagi, saling tolong menolong, melayani satu sama lain
merupakan semangat kita sebagai umat kristiani. Pelayanan terhadap sesama dan
perbuatan baik terhadap sesama akan menghadirkan buah-buah rohani yang
sangat luar biasa yakni kedamaian, persaudaraan erat, tenteram, suasana cinta
kasih antar umat manusia, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, dalam kehidupan masa kini yang terjadi malah justru
sebaliknya. Perpecahan di mana-mana, perang, kriminalitas tinggi, iri hati, dengki,
nafsu, keegoisan, berusaha untuk mendapatkan sesuatu dengan cara yang tidak
baik, kesombongan akan jabatan, korupsi, dll. Semua itu adalah semangat yang
justru hidup pada masa kini.
Yesus dalam perutusan-Nya mewartakan kabar gembira juga menghadapi
masalah yang sama seperti di atas. Namun, Yesus menghadapinya dengan
semangat yang baru yaitu semangat cinta kasih, kesederhanaan, pengorbanan dan
kerendahan hati yang bertentangan dengan semangat dunia pada masa itu.
Sebagai pengikut Kristus, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama
untuk intropeksi diri dan memulai dengan memaknai apa yang menjadi semangat
BAB I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Tuhan Yesus selama hidup-Nya. Pewartaan kabar gembira harus dilanjutkan
sehingga semua orang dipertemukan dengan Yesus yang Maha Pengasih.
Dalam Kitab Suci banyak kisah yang menunjukkan semangat Yesus dalam
pewartaan-Nya, dalam dunia dengan semangat yang bertentangan. Menurut
kesaksian Kitab Suci dunia ini: “dunia yang jatuh dan yang berada di dalam
kebinasaan”- dikasihi oleh Tuhan Allah. Begitu besar kasih-Nya kepada dunia,
sehingga Anak-Nya sendiri Ia korbankan untuk menyelamatkannya (Yoh 3:16).
Dalam Kristus, Anak-Nya, Ia mendamaikan dunia dengan diri-Nya (2 Kor 5:19)
dan memenangkannya (Yoh 16:33). Dalam dunia, Kerajaan yang Ia datangkan,
sedangkan merealisasikan diri-Nya. Dunia ialah ladang, dimana anak-anak
Kerajaan Allah ditaburkan (Mat 13:38). Dunia ialah ruang untuk pewartaan Injil
Kerajaan Allah (Mat 24:14). Semangat Yesus di atas, kita kenal saat ini sebagai
spiritualitas.
Spiritualitas adalah cara bagaimana pengalaman kita akan Allah
membentuk cara kita dalam memandang dunia, juga cara kita berinteraksi dengan
dunia. Misalnya, seseorang memiliki pengalaman kasih bersama Tuhan dalam
kehidupannya maka ia akan memandang dunia sebagai anugerah kasih dari
Tuhan.
Gereja yang telah ada dalam kurun waktu yang sangat lama telah
melahirkan banyak orang dan kelompok yang sungguh menghayati spiritualitas
Tuhan Yesus atau Bunda Maria dengan cara yang berbeda. Misalnya, kelompok
Xaverian, Fransiskan, Dehonian, Ignasian, dan lain sebagainya. Kelompok ini
pada intinya memiliki cara-cara yang berbeda dalam mengimani semangat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Tuhan Yesus Kristus atau Bunda Maria. Seperti kesederhanaan-Nya, hidup doa-
Nya, karya-Nya, dan lain sebagainya.
Spiritualitas yang mengimani semangat dari Tuhan Yesus itu sendiri di
antaranya adalah spiritualitas Ignasian yang terinspirasi dari semangat St. Ignatius
Loyola. Dasar dari spiritualitas Ignasian ini secara khusus berpijak pada sosok,
pribadi dan hidup Yesus sendiri serta relasiNya dengan dunia. Singkatnya,
bagaimana Yesus yang kita kenal dalam Kitab Suci bertindak, berkarya, mengajar
dan berelasi dengan orang-orang di sekitarnya, dan menjadi sumber inspirasi
dalam hidup kita.
Pola hidup rohani yang demikian inilah yang membuat Santo Ignatius
Loyola akhirnya sungguh merasa dekat dan sungguh menjadi sahabat Yesus
sendiri. Persahabatan dengan Yesus inilah yang memberi makna dan tujuan dalam
hidupnya. Dalam Spiritualitas Ignasian persahabatan dengan Yesus yang demikian
ini merupakan hal yang fundamental. Hal inilah yang juga menjadi landasan
Universitas Sanata Dharma yang berpedoman pada semangat St. Ignatius Loyola
dan juga sebagai pusat studi Ignasian.
Universitas Sanata Dharma yang terdiri dari macam-macam program studi
terutama program studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) mendidik para
mahasiswa menjadi seorang calon pewarta atau katekis atau guru agama serta
terjun dalam kalangan umat. Prodi PAK memiliki mahasiswa yang beraneka
ragam dari sabang sampai merauke sehingga bisa disebut sebagai Indonesia Mini
karena semua suku sebagian besar ada di prodi ini. Di PAK banyak sekali diberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bekal untuk menggapai suatu cita-cita mulia itu karena pendidikan yang diberikan
sangat mendukung seseorang untuk menjadi seorang pewarta.
Tapi, kenyataannya pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Banyak
mahasiswa PAK yang memilih prodi ini dikarenakan terpaksa dan dorongan dari
orang tua. Jarang sekali ditemukan memilih prodi ini memang sebagai apa yang
dicita-citakan. Keadaan awal mahasiswa yang terpaksa dan tidak berminat kuliah
di prodi PAK serta proses perjalanan kuliah dalam menanggapi panggilan Allah
sebagai katekis merupakan permasalahan utama yang harus dihadapi.
Permasalahan itu sangat berkaitan dengan semangat pelayanan mahasiswa PAK
itu sendiri. Permasalahan itu ibarat salib yang harus dipikul oleh masing-masing
mahasiswa.
Selain itu, di dalam prosesnya seringkali juga kita menemukan kenyataan-
kenyataan yang menjadi masalah yang harus dihadapi. Misalnya, keikutsertaan
para mahasiswa dalam kegiatan menggereja mulai dari lingkungan, organisasi,
komunitas, sosial, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan di kampus misalnya,
partisipasi mahasiswa dalam bakti kampus, kegiatan dalam organisasi HIMKA
serta antusias dalam mengikutinya, dan lain sebagainya. Semua ini juga
merupakan kurang adanya semangat dalam diri para mahasiswa dalam pelayanan
serta pilihannya di prodi PAK.
Maka dari itu, belajar dari sosok Tuhan Yesus itu sendiri melalui
kepribadian dan juga spiritualitas St. Ignatius Loyola, sebagai calon pewarta
hendaknya spiritualitas Ignasian membawa semangat pelayanan yang tinggi
kepada para mahasiswa PAK di tengah-tengah umat nantinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengetahui seberapa besar
peranan spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa PAK
sebagai calon katekis/ guru/ pewarta. Dalam rangka ini penulis memberi judul
skripsi: “PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN TERHADAP
SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI
CALON KATEKIS”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan spiritualitas Ignasian?
2. Apa itu semangat pelayanan bagi para mahasiswa Prodi PAK Universitas
Sanata Dharma sebagai calon katekis?
3. Seberapa besar peranan spiritualitas Ignasian dalam membantu para
mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma untuk meningkatkan serta
menghayati semangat pelayanan sebagai calon katekis di zaman sekarang?
4. Usaha apa yang dapat dilakukan agar spiritualitas Ignasian ini dapat lebih
meningkatkan semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas
Sanata Dharma sebagai calon katekis?
C. Tujuan Penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Menggali lebih mendalam semangat spiritualitas Ignasian yang menjadi
semangat para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai
calon katekis dalam mewartakan Sabda Allah.
2. Mengetahui lebih mendalam akan semangat pelayanan bagi para mahasiswa
Prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.
3. Mengetahui bagaimana para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata
Dharma meningkatkan serta menghayati spiritualitas St. Ignatius Loyola
dalam karya pelayanan.
4. Memberi sumbangan bagaimana agar para mahasiswa Prodi PAK Universitas
Sanata Dharma bisa lebih memiliki semangat pelayanan sebagai calon katekis
lewat spiritualitas St. Ignatius Loyola.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan ini dapat memberi manfaat:
1. Bagi penulis semakin memahami spiritualitas Ignasian itu sendiri dan mampu
menjadi semangat dalam meningkatkan karya pelayanan sebagai calon
pewarta nantinya.
2. Membantu para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma untuk
semakin menghayati panggilannya sebagai calon katekis.
3. Bagi Program Studi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai wadah atau
lembaga menimba ilmu bagi para calon katekis dapat memberi sumbangan
dan meningkatkan kualitas serta mutu pendidikan terutama dari para pendidik
maupun seluruh pihak yang berperan sehingga terus menghasilkan benih-
benih dari para mahasiswa yang menimba ilmu di prodi PAK ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Memberi sumbangan bagi para pelayan atau umat yang memiliki hati dan
siapa saja yang terlibat dalam karya pelayanan agar senantiasa memiliki
semangat melayani dan setia dalam pelayanan yang dilakukan.
E. Metode Penulisan
Metode yang dipakai penulis adalah deskriptif analitis yaitu
menggambarkan secara faktual keadaan yang terjadi dalam upaya meningkatkan
semangat para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma melalui
penghayatan spiritualitas Ignasian. Kemudian penulis ingin mengetahui secara
mendalam penghayatan spiritualitas Ignasian melalui para mahasiswa dengan
menggunakan penelitian kualitatif yang dilengkapi dengan instrumen berupa
kuesioner. Setelah itu, penulis membuat program latihan rohani sebagai usulan
program untuk mendalami spiritualitas Ignasian supaya dapat meningkatkan
semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma.
Penulisan ini juga didukung oleh berbagai sumber dan referensi dalam bentuk
buku-buku yang membantu penulis dalam mengembangkan proses karya ilmiah
tersebut.
F. Sistematika Penulisan
Tulisan ini mengambil judul “Peranan Spiritualitas Ignasian Terhadap
Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma
Sebagai Calon Katekis. Kemudian dikembangkan menjadi 5 bab, yaitu:
Bab I merupakan pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang masalah,
rumusan permasalahan,tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan,
dan sistematika penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bab II Kajian Pustaka Pada bagian pertama, penulis mendeskripsikan
tentang latar belakang hidup St. Ignatius Loyola. Pada bagian kedua, akan
dideskripsikan tentang pengertian spiritualitas yang terdiri dari pengertian
spiritualitas secara umum, spiritualitas Ignasian dalam terang kitab suci,
spiritualitas St. Ignatius Loyola, dan kekhasan spiritualitas St. Ignatius Loyola.
Pada bagian ketiga dalam kajian pustaka ini dideskripsikan mengenai semangat
pelayanan sebagai warisan St. Ignatius Loyola. Pada bagian keempat akan
dideskripsikan tentang spiritualitas Ignasian dalam semangat pelayanan para
mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Pada bagian kelima akan
dideskripsikan mengenai para mahasiswa Prodi PAK yang terdiri dari sejarah
Prodi PAK dan visi misi Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Pada bagian
terakhir akan dideskripsikan tentang mengenai katekis yang terdiri dari pengertian
katekis, spiritualitas katekis, dan tugas katekis.
Bab III: Penelitian atas penghayatan spiritualitas Ignasian bagi para
mahasiswa Prodi PAK dalam memaknai semangat pelayanan sebagai katekis: Bab
ini penulis akan mendeskripsikan mengenai: metodologi penelitian, variabel
penelitian, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan hasil
penelitian serta refleksi atau keterbatasan penelitian.
Bab IV: Bab ini mendeskripsikan tentang Usulan Program Latihan Rohani
dalam usaha mempertahankan spiritualitas Ignasian dalam semangat pelayanan
para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma.
Bab V : Penutup : Bab ini mendeskripsikan kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
SPIRITUALITAS IGNASIAN DAN SEMANGAT PELAYANAN
PARA MAHASISWA PRODI PAK
Pada bab II ini, penulis akan menguraikan mengenai spiritualitas Ignasian
sebagai peranan untuk meningkatkan semangat pelayanan bagi para mahasiswa
Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Pokok permasalahan yang akan diangkat
dalam bab II ini adalah apa yang dimaksud dengan spiritualitas Ignasian.
Bab II merupakan kajian pustaka. Penulis pada bab ini membagi menjadi
lima pokok bahasan, yakni pada pokok bahasan pertama penulis menguraikan
tentang latar belakang hidup St. Ignasius Loyola. Kemudian pada pokok bahasan
kedua berisikan tentang pengertian spiritualitas. Dalam pokok bahasan ini akan
dijelaskan mengenai pengertian spiritualitas secara umum, spiritualitas St.
Ignasius Loyola, dan kekhasan spiritualitas St. Ignasius Loyola itu sendiri. Pokok
bahasan ketiga akan dijelaskan mengenai semangat pelayanan sebagai warisan
dari St. Ignasius Loyola. Bahasan keempat penulis akan menguraikan tentang
semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma.
Pokok bahasan ini berisikan pengertian pelayanan secara umum, arti dan makna
semangat dalam pelayanan, serta semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK
Universitas Sanata Dharma itu sendiri. Dan pada pokok bahasan kelima, akan
dijelaskan mengenai para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma,
mencakup sejarah Prodi PAK, visi dan misi Prodi PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
A. Latar Belakang Hidup Serta Panggilan Santo Ignatius Loyola
Dalam bukunya yang berjudul “Ensiklopedi Gereja” (Heuken, 2004:68),
mengatakan bahwa Ignatius dari Loyola lahir dari keluarga bangsawan Basque
(Spanyol Utara) dan dididik di istana kerajaan, tempat ia mengejar karir sebagai
orang istana dan perwira. Ignatius adalah anak bungsu. Jumlah kakaknya tidak
diketahui dengan tepat, tetapi dalam proses beatifikasi disebut dua belas (menurut
Ribadeneira 7 laki-laki dan 5 perempuan). Ayahnya bernama Beltran Yanez de
Onaz, ibunya Marina Sankhez de Licona. Waktu mempertahankan benteng
Pamplona melawan tentara Perancis, Inigo (nama baptisnya) menjadi jiwa
pertahanan. Ia baru menyerah, ketika kakinya kena peluru (1521).
Untuk menghabiskan waktu berjam-jam dalam kesendirian dan kebosanan
di kamarnya, Ignatius minta beberapa buku untuk dibaca. Hanya dua buku yang
dapat ditemukan dalam seluruh rumah yaitu buku tentang kehidupan Kristus dan
buku lain tentang kehidupan para kudus. Meskipun buku-buku ini tidak sesuai
dengan seleranya, Ignatius toh mulai membacanya juga. Lama-kelamaan ia mulai
tertarik ( Jou, 1991: 33).
Selama pemulihan kesehatannya di Puri Loyola, ia tidak dapat
memperoleh bacaan lain kecuali suatu riwayat orang-orang kudus serta buku
Hidup Kristus karya Ludolf dari Saksen. Lama-kelamaan cita-cita hidupnya
berubah: Inigo ingin menjadi “tentara Kristus” yang menonjol di pengabdiannya
(Heuken, 2004: 69).
Pada akhir bulan Februari 1522 dengan alasan untuk membicarakan
beberapa masalah dengan mantan atasannya, Ignatius meninggalkan rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Saudaranya yang menjadi imam dan dua orang pelayannya menemaninya. Di
tengah perjalanan, ia mengajak saudaranya untuk melewatkan malam dengan
berdoa di dalam gereja Aranzazu di muka patung Maria, pelindung daerah itu. Di
sini Ignatius mengucapkan kaul kemurnian dan memohon pertolongan Maria agar
dapat melaksanakannya ( Jou, 1991: 37).
Ada tiga tahap dalam perjuangan rohaninya. Dalam tahap pertama,
peziarah ini menjalani denda dosa dengan berpuasa dan berdoa lama. Ia berdoa
tujuh jam setiap harinya. Ia mengalami kedamaian dan kegembiraan dalam
hatinya. Dalam tahap kedua, perjuangan lebih sulit. Ignatius mulai merasa was-
was tentang kehidupannya di masa lalu, dosa-dosanya dan pengakuan dosanya. Ia
takut jangan-jangan ia telah memilih jalan yang salah, kadang-kadang ia digoda
oleh pikiran untuk bunuh diri. Semakin lebih banyak ia berdoa dan berpuasa,
semakin ia merasa sedih dan hampa. Tidak ada seorang pun dapat memberinya
pertolongan. Sekali waktu ia mendapatkan penglihatan: seekor ular dengan
banyak mata berputar-putar dan bergulung di udara. Meskipun penglihatan ini
memberinya rasa bahagia, ia kemudian tahu penampakan itu adalah olah roh jahat.
Penderitaan batinnya pada tahap ini berlangsung selama empat bulan. Tiba-tiba
semua kegelisahan dan keragu-raguannya hilang dan mulailah tahap ketiga. Suatu
hari sewaktu duduk di pinggir sungai, ia merasa seakan-akan suatu cahaya
semakin bersinar dalam jiwanya. Kesedihan dan ketakutan lenyap dan yang ada di
sekitarnya hanyalah terang, kegembiraan dan kedamaian. Pada saat itu ia lalu
mengerti segala sesuatu tentang ajaran-ajaran iman Kristen, dan memahami
dengan cara khusus misteri Tri Tunggal Maha Kudus. Meskipun ia belum belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
apa pun, ia mulai menulis sebuah buku tentang misteri yang mahaluhur itu. Akibat
dari pengalamannya yang luar biasa ini, Ignatius lalu mengurangi laku denda atas
segala dosanya, merasa lebih percaya diri, dan mulai menolong orang lain agar
semakin dekat pada Tuhan. Ia menulis semua pengalamannya dalam sebuah buku
lain, yang ia selesaikan bertahun-tahun lamanya. Bukunya ini merupakan
pegangan bagi mereka yang tertarik pada kesucian. Buku ini kemudian menjadi
bestseller. Judul buku ini “Latihan Rohani” ( Jou, 1991: 40-41).
Ia melepaskan segala miliknya dan mencari suatu tempat yang sepi,
menjalankan matiraga keras dan mengalami penampakan-penampakan mistik
dekat kota Manresa. Ia mulai mencatat pengalamannya, yang menjadi inti
karyanya yang termasyhur, yaitu Exercitia spiritualia: Latihan Rohani. Setelah
berziarah ke Yerusalem (1523), ia mulai belajar dari sekolah rendah sampai
memperoleh gelar Magister artes (MA) di Universitas Paris (1535).
Waktu belajar, Ignasius (sejak 1526) mulai mengumpulkan teman-teman
mahasiswanya dan menyemangati mereka dengan bantuan Latihan Rohani.
Akhirnya, bersama enam teman ia mengikat diri dengan kaul kemurnian,
kemiskinan dan pengabdian di Tanah Suci di Gereja Montmorte (1534) di Paris.
Sahabat pertama adalah Petrus Faber dari pegunungan Alpen bagian
Prancis. Sahabat kedua adalah Fransiskus Xaverius dari bagian utara Spanyol.
Sahabat ketiga dan keempat adalah dua mahasiswa Spanyol yang sangat
mengagumi Ignatius. Namanya adalah Jakobus Lainez dan Alphonso Salmeron.
Sahabat kelima adalah seorang Spanyol yang bernama Nicolas Alphonso de
Babadilla. Sedangkan sahabat Ignatius yang terakhir adalah seorang Portugis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
bernama Simon Rodrigues. Pada bulan Juli 1534 di masa libur, ketujuh sahabat itu
mengadakan pertemuan untuk memutuskan bentuk hidup mana yang akan mereka
ikuti. Mereka semua sampai pada suatu keputusan untuk mengucapkan kaul
kemiskinan dan kemurnian serta pergi berziarah ke Tanah Suci. Seiring
berjalannya waktu dalam pewartaannya Ignatius pun menemukan banyak sahabat
di berbagai pelosok negara ( Jou, 1991:69-71).
Karena perang, maka pelayaran ke Palestina ditunda-tunda terus, sehingga
mereka melaksanakan keputusan alternatif untuk menawarkan jasa mereka kepada
Sri Paus. Sebelum tersebar ke tempat yang jauh satu sama lain, mereka
mengadakan pertimbangan bersama dengan keputusan untuk membentuk suatu
serikat dan memilih Ignatius sebagai pembesar mereka yang pertama (1539).
Dasar Serikat Jesus ini disahkan Paulus III di bulla kepausan “Regimini militantis
ecclesiae: kepada pemerintahan Gereja yang berjuang” (1540).
Pada tahun-tahun berikutnya, Ignatius menyusun Konstitusi Serikat Jesus
dengan menuangkan cita-cita Latihan Rohaninya ke dalam aturan hidup Serikat
Jesus. Anggota-anggotanya dididik baik dan bersemangat tinggi untuk bersama-
sama memajukan “kemuliaan Allah yang semakin besar – Ad maiorem Dei
gloriam” – di antara manusia di seluruh bumi. Selain itu, Ignatius memimpin
Serikat Jesus yang berkembang cepat dan mencapai ± 1.000 anggota sebelum
Ignatius meninggal (1556). Ia mendirikan Collegium Romanum dan terlibat di
beberapa karya amal antara lain untuk membebaskan wanita-wanita dari
pelacuran. Ignatius dinyatakan kudus pada 1622. Makamnya di Gereja Il Gesu di
Roma (Heuken, 2004:68-69).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
B. Pengertian Spiritualitas
1. Pengertian Spiritualitas secara Umum
Spiritualitas berasal dari akar kata spare (Latin) yang memiliki arti:
menghembus, meniup, mengalir. Dari kata kerja spare terjadi pembentukan kata
benda spiritus atau spirit, yang memiliki arti: hembusan, tiupan, aliran angin. Kata
itu kemudian mengalami perkembangan arti menjadi: udara, hawa yang dihisap,
nafas hidup, nyawa, roh, hati, sikap, perasaan, kesadaran diri, kebesaran hati,
keberanian. Dari arti kata itu sendiri, spiritualitas dapat dipahami sebagai sumber
semangat untuk hidup, bertumbuh, dan berkembang dalam semua bidang
kehidupan di dunia ini, baik secara pribadi maupun bersama orang lain, yang
diperoleh di dalam perjumpaan dengan Allah, diri sendiri dan sesama (Artanto,
2012:7-8).
Spiritualitas adalah istilah agak baru yang menandakan “kerohanian” atau
“hidup rohani”. Kata ini menekankan segi kebersamaan, bila dibandingkan
dengan kata yang lebih tua, yaitu “kesalehan”, yang menandakan hubungan orang
perorangan dengan Allah. Selain itu spiritualitas dapat diterapkan pada aneka
bentuk kehidupan rohani, misalnya “spiritualitas modern” atau spiritualitas kaum
awam”. Spiritualitas mencakup dua segi, yakni askese atau usaha melatih diri
secar teratur supaya terbuka dan peka terhadap sapaan Allah. Segi lain adalah
mistik sebagai aneka bentuk dan tahap pertemuan pribadi dengan Allah. Askese
menandakan jalan dan mistik tujuan hidup keagamaan manusia. Dasar hidup
rohani dan semua bentuk spiritualitas sejati adalah Roh (Spiritus; Lat) yaitu Roh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kristus seperti tampaknya dalam Injil. Orang yang peka akan mengalami buah
kehadiran Roh dalam hatinya (Heuken, 2002:11).
Makna “rohani” melebihi kesanggupan untuk berhubungan dengan Tuhan
atau menyadari dari yang Ilahi dalam lingkup hidup. Manusia terpanggil untuk
benar-benar mengenal Dia yang hadir dalam batinnya. Memang, Tuhan di mana-
mana dan tiada sesuatu di luar jangkauan-Nya. Tetapi, kehadiran Tuhan “dalam”
batin manusia bermakna khusus: kehadiran yang bersifat pribadi itu bukan
masalah jarak yang dapat diukur. Kehadiran dan hubungan antar pribadi
berlandaskan kodrat manusia sebagai makhluk yang berakal budi dan
berkehendak bebas, sehingga dapat mengerti dan mencinta. Berkat kodrat rohani
inilah hubungan “erat” satu sama lain dapat dijalin antar manusia dan Tuhan Yang
adalah Roh semata. Hubungan pribadi dijalin oleh kasih, dan dengan mengasihi
baru mengerti. Maka, spiritualitas menyangkut keberadaan orang beriman sejauh
dialami sebagai anugerah Roh Kudus yang meresapi seluruh dirinya (Heuken,
2002: 11).
Ciri khas spiritualitas adalah sebagai sebuah kompas etis atau kecerdasan
moral. Tingkat inteligensi dapat mengukur prestasi seseorang, apakah orang itu
akan berhasil dalam pendidikan dan kehidupannya atau tidak, namun ini lebih
berorientasi kepada kesuksesan pribadi. Sedangkan sukses dalam spiritualitas
lebih menunjuk pada perhatian kepada sesama. Lihat Markus 12:30-31a,
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” Kemudian
hukum yang kedua: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dengan demikian, spiritualitas berhubungan dengan pencarian makna hidup
seseorang, alasan keberadaannya, dan alasan untuk bertindak.
Spiritualitas adalah seluruh kenyataan hidup yang mencerminkan nilai-
nilai hidup berdasarkan iman yang dihayati, sikap-sikap atau keutamaan-
keutamaan hidup yang mendukung untuk mewujudkan nilai-nilai hidup tersebut,
dan tingkah laku, pilihan-pilihan konkret beserta tindakan-tindakan untuk
mewujudkan nilai-nilai hidup tersebut (Konferensi Pemimpin Tarekat Religius
Indonesia, 1987: 4).
Spiritualitas sama saja dengan kerohanian. Untuk memahami kerohanian
dalam konteks, kiranya perlu juga memahami maksud ungkapan situasi dan
zaman dalam perspektif pengalaman manusia, terutama sebagai kemungkinan
untuk melahirkan gerakan hidup serta kerohanian. Dengan kata lain, waktu atau
zaman lebih disadari dan dimengerti secara kualitatif bukan kuantitatif. Dari segi
kualitatif, maka zaman dan waktu mengandung situasi, kecenderungan, tantangan
serta peluang serta gerak perjalanan hidup yang diakibatkan oleh peristiwa
sejarah. Dari kenyataan itulah orang banyak mengerti maksud dari tanda-tanda
zaman, sebagaimana dipakai oleh Kitab Suci dan Gereja. Kalau demikian zaman
sebagai kenyataan historis mengandung realitas-realitas yang ikut mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan serta perubahan kehidupan.
Kerohanian yang benar, sebagai buah dari tindakan Allah, selalu bergerak
pada pertumbuhan, perkembangan dan perubahan menuju ke yang lebih benar dan
baik dan lebih indah, meski melalui peristiwa-peristiwa yang menyakitkan.
Dengan kekuatan life-force, yang datang dari dunia Ilahi kerohanian mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
bentuk inkarnatorinya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan zaman. Sebagaimana
zaman sendiri berkembang dan berubah, kerohanian juga mengalami
perkembangan dan perubahan sesuai dengan konteksnya.Bahkan menurut
kebutuhan konteks, daya hidup rohani dibangkitkan (Darminta, 2007: 67).
2. Spiritualitas Ignasian
Spiritualitas Ignasian tidak akan lepas dari tradisi Gereja yang hidup pada
permulaan abad ke- 16, sewaktu Ignatius belajar berdoa dari Pater Benediktin
Jean Chanson di Montserrat dan mengenal buku Garcia de Cisneros
“Ejercitatorio de la vida spiritual” yang dipinjam dan dibacanya selama tinggal
disana, sejak ia datang naik keledai berziarah pada tanggal 21 Maret 1522.
Kalau Ignatius kemudian membangun bangunan baru dalam hidup doa, ia
menimba unsur-unsur Kristiani dari tradisi Gereja, seperti dihayati dalam hidup
para kudus, dan berupa macam ragam pengungkapan ajaran Injil dalam kehidupan
membiara. Tetapi Ignatius sebagai seorang pribadi dengan riwayat hidup dan
panggilan sendiri mengolah pengalamannya dalam bentuk baru, yang kemudian
mendapatkan tempat di dalam Gereja (Soenarja, 1980:2).
Berikut adalah doa yang ditekankan oleh St. Ignatius dalam
spiritualitasnya (A. Soenarja, 1979: 2-8):
1. Pembedaan Roh
Discretio Spirituum, pembedaan Roh dalam Latihan Rohani kemudian
berkembang menjadi salah satu unsur pokok, yang dilatihkan tahap demi tahap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
hingga orang yang sungguh telah mendalami latihan rohani, juga menjadi mahir
dalam membedakan bermacam-macam roh.
2. Dambaan Suci
Doa dengan dambaan suci dilanjutkan oleh Ignasius kepada para skolastik:
cita-cita mereka mau berkarya bagi Tuhan selama studi dapat secara efisien dan
nyata disalurkan lewat dambaan dan keinginan suci.
3. Pemeriksaan batin
Sejak semula Ignatius yang merasa dirinya pendosa besar, memusatkan
usahanya dalam doa pemeriksaan batin. Ia membuat teori tentang dosa kecil, dosa
besar, khusus dosa yang melawan kemurnian dalam pikiran: sesuatu soal amat
pelik, yang menimbulkan kesangsian para teolog di zaman itu karena Ignatius
sendiri orang yang tidak terdidik di bidang ini. Tetapi mereka membiarkan, dan
tidak merubah apa-apa. Ignatius menyusun cara melakukan pemeriksaan batin
umum dan khusus, yang menjadi dasar bimbingan hidup rohani bersama dengan
tiga cara berdoa.
4. Tiga cara berdoa
Tiga cara berdoa itu diajarkan kepada orang-orang sederhana yang
dijumpainya.
1) Berenung dan berpikir tentang sepuluh perintah Allah, tujuh dosa pokok,
lima perintah gereja dan meneliti dirinya merupakan cara doa pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2) Cara berdoa kedua berupa renungan kata demi kata mengenai salah satu doa
biasa seperti Bapa Kami, Salam Maria, Aku percaya.
3) Cara doa ketiga ialah mengucapkan doa biasa kalimat demi kalimat menurut
irama pernafasan.
Inilah skema paling dasar yang digunakan oleh Ignatius untuk
mengajarkan cara doa, menurut pikirannya sejak semula, cara yang akan
mengubah seluruh manusia dalam praktek hidupnya. Ignatius sendiri
menggunakan cara itu, sebagai cara memberikan Latihan Rohani yang paling
sederhana kepada orang yang tidak berpendidikan. Dari sejarah kita tahu bahwa
skema ini digunakan juga oleh St. Franciscus Xaverius dalam mengajar orang-
orang Kristen, yang ditobatkan sepanjang pantai selatan India dan di kepulauan
Maluku. Dengan cara doa itu ia membangun jemaat Kristen di mana-mana.
Latihan Rohani dalam kerangkanya yang lebih lengkap, dibangun oleh
Ignatius setelah pengalaman-pengalaman yang diperoleh di Manresa. Ignatius
sudah belajar “berefleksi” dan “mulai berpikir-pikir tentang hal-hal yang
berhubungan dengan Tuhan”: Inilah praktek meditasi.
5. Praktek Meditasi
Praktek meditasi atau doa diatur dengan metode tertentu berlangsung lewat
tiga daya: ingatan, pikiran, kehendak. Dengan pengalaman mistik tentang susunan
dunia di tepi sungai Cardoner tentang Tritunggal, tentang Penciptaan dengan
kebiasaannya mengaku dan menyambut setiap minggu, membaca kisah sengsara
di waktu Misa, dengan pengalaman dosa begitu dahsyat dan malam gelap yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
ditandai skrupel. Ia membaca catatan-catatan yang kemudian disusun dalam
serangkaian doa: Latihan Rohani Minggu I: dalam Kehidupan Rohani sejalan
dengan yang dinamakan: “Via Purgativa” (jalan pembersihan atau pentobatan).
6. Metanoia
Metanoia, perubahan arah berpikir harus tercapai dengan latihan-latihan
minggu ini. Metanoia adalah karakteristik, ciri khas retret Ignasian minggu I.
Meditasi-meditasi berat tentang Azas dan Dasar Hidup manusia tentang dosa,
tentang neraka yang dapat ditambah dengan aturan-aturan tambahan yang cermat:
dalam hal doa Ignatius tidak mau menyerahkan segala pada usaha sendiri saja.
Disini beda Ignatius dengan banyak pembimbing retret, yang rajin
mempersiapkan khotbah menarik, tetapi menyerahkan cara pengolahannya kepada
para pendengar/peserta sendiri. Ignatius memberi dan menganjurkan tuntutan
meditasi singkat, tetapi mengenai pelaksanaannya doanya ia mendetail, dengan
persiapan sebelum dan sesudah tidur, mengheningkan diri, sikap, pengolahan
bahan, wawancara dan refleksi tentang keseluruhan. Pertanggungjawaban kepadap
pembimbing dipusatkan kepada garis pelaksanaan dan gerakan roh, yang
dirasakan, dialami selama meditasi.
7. Wawancara
Wawancara dengan Kristus dan mengalihkan pengolahan bahan dari
pikiran menjadi perasaan hati pada taraf hubungan pribadi. Aspek hubungan
pribadi ini tidak pernah dilupakan Ignatius, tetapi ajaran ini justru tidak jarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
ditelantarkan dalam bimbingan, dengan bahaya, bahwa orang hanya dibekali
dengan cara meditasi kering, karena ditelanjangi unsur afektifnya yang amat
penting.
8. Kontemplasi
Minggu II Via Illuminativa (jalan penerangan) dalam intinya mengajarkan
cara baru yang disebut kontemplasi, dalam latihan mengenai Penjelmaan dan
Kelahiran Kristus dan kemudian diteruskan selama latihan-latihan tentang
kehidupan Kristus di medan masyarakat. Ignatius seperti dalam meditasi Minggu I
dalam doa kontemplasi menyiapkan pribadi yang berlatih dengan disuruh
mengfantasikan “tempat peristiwa” dan disitu menampilkan pribadi-pribadi yang
bergerak, bertindak, berbicara dan yang berkontemplasi sendiri ikut ambil peranan
kecil, sedang Yesus selalu ada di tengah, menjadi pusat perhatian. Dengan
berkontemplasi berulang-ulang tentang kehidupan Yesus, orang ingin belajar
mengenal, mencintai, dan meneladan Tuhan dan Penebus kita ini buah
kontemplasi yang diharapkan. Mulai Minggu II seluruh Doa Latihan Rohani
berpusat pada Kristus.
9. Ulangan
Doa ulangan (latihan III dan IV setiap hari dalam minggu II) tanpa
mengambil bahan baru, selama Retret Agung banyak sekali digunakan oleh
Ignatius. Hal ini harus orang artikan sebagai usaha peresapan kenyataan, yang
telah diperoleh dari kontemplasi. Sekali lagi manusia menyaksikan praktek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Ignatius yang dirumuskan dalam patokan: Bukannya pengetahuan melimpah yang
memberikan kepuasan kepada jiwa, melainkan dapat merasakan dan mencicipi
kenyataan sedalam-dalamnya. Ignatius tidak mementingkan banyaknya ilham
yang diperoleh tetapi mengenakan pemikiran dan perasaan Kristus.
Unsur cita dan rasa lebih penting, berbagai hidup dengan Kristus. Pendoa
di dalam ulangan-ulangan ini sengaja menjadi lebih pasif, menunggu Rahmat
Tuhan dan menerimanya dalam bentuk dan sesuai waktu yang direncanakan oleh-
Nya.
10. Pengarahan panca indera
Pengarahan panca indera sebagai latihan V setiap harinya merupakan
latihan, doa pasif, di mana panca indera angan-angan mau mencicipi apa yang
sudah dikontemplasikan dan diulang-ulang sepanjang hari. Latihan ini lebih
menuju pada doa iman (prayer of faith) dan doa keheningan (prayer of quiet).
11. Pemilihan
Apa pemilihan juga merupakan doa? Bagi Ignatius keputusan yang
menyangkut kesempurnaan hidup, kesempurnaan bertindak perlu diketemukan
dalam doa. Di samping mempertimbangkan alasan pro-kontra, berdasarkan data
dan fakta selengkap-lengkapnya, dengan hati lepas-bebas, sikap terbuka, hanya
ingin mengikuti Kristus dan mencari kehendak Tuhan, orang melakukan
kontemplasi dan melihat apa yang dirasai sebagai gerakan Tuhan di dalam
hatinya. Dorongan mana yang diberikan tenang, damai, kepuasan dan kesatuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dengan Kristus, yang dirasa berkenan kepada Tuhan setiap kali orang merenung
dan berdoa. Ignatius menggunakan cara ini untuk menentukan jalan
kesempurnaan hidup dalam kemiskinan total, sewaktu ia menyusun konstitusinya.
Dari buku hariannya terbukti bahwa ia melewatkan waktu dari 2 februari- 12
maret 1544 untuk menemukan kehendak Tuhan dalam doa, kurban misa,
pengamatan gerakan dan hiburan, sampai menemukan keputusannya yang
definitif. Baru setelah dianggap selesai dan sempurna, dengan rasa puas ia
mengakhiri pilihan pada tanggal 12 Maret 1544 dengan kata-kata: “Saya sudah
menentukan hari ini mengambil keputusan” selesai!
12. Penegasan dalam Roh
Cara ini yang dikenal dengan istilah “Pembedaan Roh” atau “penegasan
dalam Roh” ini sekarang banyak dipelajari dan dilatihkan sebagai sarana yang
membantu untuk menentukan sikap, menjatuhkan pilihan di masa pos Vatikan, di
masa imam, religius, awam kerap dihadapkan dengan keputusan yang besar
tanggung jawabnya.
13. Doa persatuan ikut sengsara, ikut mulia
Minggu III dan IV merupakan puncak dalam Via Unitiva “jalan persatuan”
lewat sengsara dan kebangkitan Kristus. Bahan kontemplasi bergerak sekitar
karya penebusan sebagai akhir hidup Kristus. Di sini perubahan sikap dalam
kontemplasi dijelaskan tidak hanya “memandang atau bahkan tidak cukup “ikut
memainkan peranan” seperti dalam kontemplasi minggu II, tetapi pendoa harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
terlibat ikut ambil bagian secara langsung dalam sengsara Kristus: ia harus
berusaha dengan sekuat tenaga untuk ikut menderita, bersedih dan meratap,
menyadari keinginan Kristus untuk menderita, bagaimana ke-Allahan-Nya
menyembunyikan diri. Sebaliknya dalam minggu IV pendoa harus menanggapi
keinginan Yesus, yang merasa terdorong untuk membagikan kegembiraan
kebangkitan-Nya, orang membiarkan sukacita dan cinta dalam perjumpaan
dengan Kristus, bangkit meresapi seluruh diri pribadinya. Ke-Allahan yang
tersembunyi dalam sengsara, di sini nampak bersinar cerah dan Kristus
memainkan peranan-Nya sebagai Penghibur. Dalam doa ini orang pasif
membiarkan Tuhan bergerak dan ia sendiri menerima, meresapi, dan menikmati.
14. Kontemplasi Cinta
Sebagai rangkuman seluruh Latihan Rohani dan doa Ignasian masih harus
kami tambahkan “kontemplasi untuk mendapatkan Cinta”. Di sini pendoa berdiri
di tengah-tengah alam sebagai manusia yang diciptakan, ditebus, dan dirahmati,
bertanya-tanya, apa yang dapat dilakukan sebagai balasan cinta yang begitu besar,
yang dari Tuhan tercurah kepadanya. Setiap makhluk, setiap peristiwa yang selalu
berarti rahmat setiap hari dalam hidupnya, mengundang doa, setiap kali
mengulang-ulang, “Terimalah ya Tuhan dan ambillah….semua itu pemberianMu,
kepadaMu, ya Tuhan, kupersembahkan…..”
Dengan pengalaman ini sebetulnya terungkap seluruh dinamika doa
Ignasius: atas- tengah- huruf. Cinta yang mendorongnya untuk memilih sesuatu
harus “dari atas”. Tetapi lewat “tengah”, yakni lewat Kristus. Kristus adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sungguh-sungguh Pengantara. Yesus, sungguh Allah dan sungguh manusia,
adalah Pengantara antara yang “di atas” dan “huruf”. Dan dengan “huruf” tidak
hanya dimaksudkan huruf buku misa, tetapi seluruh realita Gereja dan dunia.
Melalui Kristus cinta Allah, hidup dan kekuatan Allah, mengalir ke dalam segala
makhluk di muka bumi.
Sikap inilah yang merupakan ciri khas doa dan mistik Ignasius. St.
Ignasius mengalami Allah dalam gerakan cinta yang turun dari “atas” melalui
Kristus di “tengah” sampai ke “huruf” di bawah. Dan gerakan ini tidak hanya
diterima saja. Ignasius mengharapkan “rahmat supaya diterima di bawah panji
Kristus” supaya dapat ikut dengan karya Allah dalam Kristus (Jacobs, 1980: 40-
41). St. Ignatius melalui Latihan Rohani menuntun ke arah melalui Kontemplasi
untuk Mendapatkan Cinta. Di sini orang dilatih untuk merasakan dalam iman
bahwa segala sesuatu merupakan pancaran kasih Tuhan. Dengan demikian, orang
diharapkan mampu menemukan Tuhan dalam segala hal yang artinya bahwa
Tuhan yang tak lain adalah Sang Kasih itu sendiri. Dengan demikian, manusia
diharapkan mau menyerahkan diri untuk diuasai oleh cinta Allah.
3. Kekhasan Spiritualitas St. Ignatius Loyola
Baik melalui bapa-bapa pengakuan maupun dengan buku-buku yang
dibacanya Ignatius berhubungan erat dengan ordo-ordo kontemplatif dan dengan
para pater Dominikan (yang juga sangat mementingkan kontemplasi). Dan di
kalangan mereka timbullah suatu gerakan baru, yang disebut “Devosi Modern”.
Mereka menyebut diri “modern” karena dua alasan: pertama, oleh karena mereka
mencari pembaharuan hidup rohani bukan dalam hal-hal yang luar biasa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
melainkan dalam menunaikan tugas-tugas yang biasa. Kedua, karena mereka
menekankan untuk itu perhatian untuk hidup rohani pribadi, dan bukan acara
kebiaraan ( Jacobs, 1980:16).
Dengan tepat St. Ignatius disebut guru doa batin. Bukunya “Latihan
Rohani” membantu banyak orang dalam usaha mereka untuk bermeditasi dan
berkontemplasi. Dan dalam gerakan pembaharuan hidup rohani dewasa ini,
dengan perhatian yang begitu besar pada aneka ragam bentuk doa, tentu timbullah
juga pertanyaan mengenai bentuk doa yang “khas Ignasian”. Ada juga yang
menekankan hubungan antara hidup doa dan kerasulan. Ada lagi yang berkata
bahwa St. Ignatius sama sekali tidak mempunyai bentuk doa yang khusus, hanya
mengintegrasikan bentuk-bentuk yang tradisional dalam kerangka “Latihan
Rohani”. Ada juga yang menarik perhatian pada hubungan antara meditasi dan
kontemplasi. Sebaiknya orang bertanya kepada St. Ignatius sendiri, khususnya
melihat buku “Latihan Rohani”.
Yang mengesan pertama-tama bahwa Ignatius sering tidak membedakan
dengan jelas antara meditasi dan kontemplasi. Keduanya disebut bersama-sama
atau tanpa membedakannya dengan jelas. Tetapi dari lain pihak bahwa pada
umumnya disebut “kontemplasi” segala renungan mengenai “Misteri hidup
Kristus Tuhan kita”, sedangkan kata “meditasi” dipakai terutama untuk renungan
mengenai dosa dan neraka. Daripada itu seolah-olah dapat disimpulkan bahwa
meditasi biasanya mengenai diri orangnya sendiri, sedangkan kontemplasi dipakai
untuk renungan tentang misteri Kristus. Kedua latihan terakhir ini memang lebih
menyangkut orangnya sendiri, khususnya sejauh mempersiapkan diri untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
“menyelidiki dan mohon penjelasan guna mengetahui dengan hidup atau status
manakah Yang Maha Agung mau dilayani oleh manusia”.
“Kontemplasi untuk memperoleh cinta” sebenarnya tidak hanya
merenungkan hidup dan misteri Kristus. Dan tidak begitu jelas pula mengapa
Ignatius berkata: “Ia menampakkan diri kepada Yusuf dari Arimatea,
sebagaimana dengan layak dimeditasikan” atau “Ratu kita naik keledai,
sebagaimana dapat dimeditasikan dengan layak”. Di sini kata “meditasi” lebih
baik diterjemahkan dengan “renungan”, dan kiranya mencakup apa yang disebut
“kontemplasi” juga. Sebaliknya renungan “atas doa Bapa Kami” disebut
“kontemplasi”. Dan cara berdoa yang kedua secara umum diterangkan sebagai
“mengkontemplasikan arti masing-masing kata dari sebuah doa”. Khususnya dari
contoh terakhir ini kiranya kelihatan bahwa perbedaan utama antara meditasi dan
kontemplasi bukanlah perbedaan bahan renungan (mengenai diri sendiri atau
mengenai Kristus). Memang betul bahwa kontemplasi diadakan mengenai misteri
hidup Kristus, tetapi tekanan ada pada misteri. Perbedaan antara meditasi dan
kontemplasi terletak pada hubungan dengan misteri (Jacobs, 1980:29-30).
Kontemplasi sendiri merupakan suatu ungkapan yang sedemikian kaya.
Pada dasarnya kontemplasi merupakan anugerah hidup dari Allah, dan setiap
anugerah Allah melampaui batas-batas konsep manusia. Usaha pemahaman
manusia selalu terbatas dan tidak pernah akan habis menggali anugerah ini.
Kontemplasi berarti melekat pada pribadi-pribadi ilahi. Melekat artinya hidup dan
bergerak menuju dan melekat pada pribadi-pribadi ilahi. Itu berarti suatu
hubungan langsung antara Allah dan manusia tanpa pengantara barang-benda dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
konsep-konsep. Hubungan dengan Allah seperti itu melibatkan seluruh pribadi
manusia. Melekat dalam hati mencakup cinta tahan uji kepada Tuhan. Hubungan
seperti itu, suatu hubungan penyerahan total dan cinta tahan uji, mengandaikan
adanya pemahaman dan pengenalan dengan Tuhan lewat pengalaman dan hidup
di bawah gerakan-gerakan Roh.
Memiliki keutamaan cinta berarti ikut ambil bagian hidup Allah, dan
berarti pula ambil bagian dalam kegiatan cinta Allah. Allah ingin memberikan
segala-galanya yang dimiliki sampai memberikan Putera-Nya yang terkasih dan
Roh-Nya. Cinta orang Kristen dengan demikian tertuju kepada Allah dan
manusia. Dia mencintai Allah dan mencintai citra-Nya. Memberikan diri bersama
Tuhan, dalam Tuhan dan seperti Tuhan itulah keutamaan cinta. Maju dalam cinta
berarti maju dalam pemberian diri. Melekat pada Tuhan dalam cinta kasih berarti
tiada henti-hentinya ingin memberikan diri kepada Allah dan sesama.
Iman, harapan, dan cinta merupakan sumber hidup kontemplasi, yang
berarti semakin melekatkan hidup menuju kepada Tuhan. Ketiga keutamaan itu
satu realitas, yaitu realitas satu pribadi anak Allah yang menerima kebijaksanaan
dan kekuatan Roh dan karenanya kemampuan baru untuk melihat dan kemampuan
baru untuk mencinta. Sumbernya ialah Roh Kudus yang hidup dalam setiap orang.
Rahmat Roh Kudus ini mengubah manusia menjadi anak Allah, sampai dapat
menyebut Allah ‘Bapa’. Kehadiran Roh Kudus ini mengajar manusia untuk
mencintai dengan membuat manusia hamba Allah dan sesama (Darminta,
1983:28-30).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
a. Karya-karya Pelayanan St. Ignatius Loyola
Dalam pembahasan sebelumnya, telah penulis uraikan mengenai perjalanan
panggilan Ignatius bepergian naik turun melangkah berbagai negara dan
mengatasi banyak kesulitan. Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan
karya-karya pelayanan Ignatius memenangkan pertempuran Tuhan melalui
sahabat-sahabatnya yang tersebar di penjuru dunia. Dia akan berjuang melalui
pelayanan sederhana, dengan meneladan Yesus yang datang ke dunia untuk
melayani.
1. Pengalaman Memberi Pakaian Kepada Orang Miskin di Montserrat (Februari
1522)
Ia berjalan ke Montserrat. Dalam hati ia berpikir, seperti biasa, mengenai
hal-hal yang akan dilakukannya demi kasih kepada Allah. Ia mengambil
keputusan untuk jaga malam sebagai ksatria, tanpa duduk atau berbaring, tetapi
kadang-kadang berdiri dan kadang-kadang berlutut, di muka altar Bunda Maria di
Montserrat. Di situ ia juga mau menanggalkan pakaiannya dan mengenakan
persenjataan Kristus.
Sehari sebelum pesta Santa Maria bulan Maret tahun 1522, malam hari
dengan diam-diam ia mencari seorang miskin. Ia menanggalkan pakainnya dan
memberikannya kepada orang miskin itu. Ia sendiri mengenakan pakaian yang
dicita-citakan. Ia berlutut di depan altar Bunda Maria sepanjang malam, sekali
berlutut, lain kali berdiri dengan tongkat di tangannya.
Pagi-pagi buta ia berangkat supaya tidak diketahui orang. Ia mengambil
jalan simpang lewat sebuah desa yang disebut Manresa. Pengalaman ini ia catat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dalam sebuah buku yang memberikan banyak penghiburan baginya. Tiba-tiba ada
seorang menyusulnya dan bertanya apakah dia memberikan pakaian kepada orang
miskin dan Ignatius menjawab benar demikian. Air mata mulai keluar karena
kasihan kepada orang miskin itu. Kasihan karena Ignatius tahu bahwa mereka
pasti menghajarnya sebab mengira orang miskin itu telah mencuri pakaiannya.
Ignatius berusaha keras menghindari penghormatan dari orang-orang ( Camara,
1996:23-25).
2. Meminta-minta dan Membagikan Makanannya Kepada Pengemis Manresa
(Maret 1522-Februari 1523)
Di Manresa ia berkeliling minta sedekah setiap hari. Ia berpantang daging
dan tidak minum anggur, juga tidak mau kalau diberi. Seringkali di siang bolong
ia melihat dari dekat sesuatu di langit, yang memberinya banyak penghiburan
karena amat indah, luar biasa. Dia senang sekali dan amat terhibur melihat itu.
Bila hal itu menghilang, ia merasa amat tidak senang ( Camara, 1996:26-31).
Di Manresa, Ignatius tinggal di beberapa tempat, di kamar yang disediakan
oleh pater-pater Dominikan di dalam biara mereka, di sebuah rumah sakit, di
sebuah gua dan beberapa rumah pribadi. Beberapa wanita yang baik hati
menyediakan makan dan memperhatikan kebutuhan Ignasius lainnya. Ignasius
juga pergi berkeliling setiap hari untuk meminta-minta dan membagikan
makanannya kepada pengemis-pengemis lain. Sedikit demi sedikit orang-orang di
tempat itu mulai menunjukkan kasih sayang kepadanya. Selain meminta-minta, ia
mereka lihat sering berdoa lama. Anak-anak memanggilnya “orang suci” atau
“orang yang berpakaian goni”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Maksud kedatangannya di Manresa adalah untuk tinggal beberapa hari di
sebuah rumah sakit dan menuliskannya dalam buku hariannya pengalaman-
pengalaman rohaninya di Montserrat ( Jou, 1991: 39-40).
3. Mengajar Agama kepada Anak-anak di Azpeitia (1537)
Dengan mengendarai kuda dari Paris ke Spanyol sampailah ia di Azpeitia,
kampung halamannya di daerah Bask. Tetapi ia tidak tinggal di tempat
keluarganya. Sekali lagi ia memilih tinggal di rumah sakit di antara para pengemis
dan orang-orang sakit. Dengan ini ia ingin memperbaiki contoh jelek yang pernah
ia perbuat pada waktu mudanya. Hatinya penuh kedamaian dan kegembiraan,
tetapi saudaranya tidak menyetujui, karena keadaan seperti itu mengkhawatirkan
dan lagi mencemarkan nama baik keluarganya.
Ignatius melakukan segala sesuatu dengan tujuan meluaskan kerajaan Allah:
percakapan mengenai perkara-perkara rohani, pelajaran agama untuk anak-anak
dan orang-orang sederhana, pekerjaan sosial. Ia memerangi kebobrokan moral dan
perjudian (Betancor, 1991: 86-87).
4. Di Venetia, Ignatius Memberikan Latihan Rohani Kepada Banyak Orang
Selama di Venetia, Ignatius menggunakan sebagian besar waktunya untuk
memberikan latihan rohani. Seorang sarjana muda ingin mengadakan retret, tetapi
ia takut dibohongi oleh Ignatius, karena telah mendengar kabar yang tidak baik
tentang Ignatius. Akhirnya ia mengambil risiko meskipun hanya setengah hati. Ia
termasuk jenis orang yang menuntut jaminan sebelum mulai mengikuti Kristus. Ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
datang dengan bersenjatakan buku dan sejumlah argument, tetapi kendatipun
membawa semua itu Tuhan telah menghancurkan pertahanannya. Ignatius
membuktikan dirinya sebagai alat Tuhan untuk menolong pemuda itu membuka
dirinya kepada Cinta Ilahi. Akhirnya Hoces menjawab panggilan Tuhan dengan
kemurahan hati yang besar (Betancor, 1991: 91-92).
5. Pelayanan di Roma (1541)
Pada tanggal 28 Agustus 1541, empat bulan sesudah pemilihannya sebagai
Superior Jenderal, Ignatius pergi ke sebuah gereja untuk berdoa bagi kesehatan
Codure yang jatuh sakit. Sementara dalam perjalanan dia berhenti berdoa dan
berkata kepada teman yang menemaninya “Codure telah meninggalkan dunia”.
Sebagai superior Jenderal Serikat Yesus, Ignatius memikul dua tugas utama:
menulis konstitusi, sebagaimana telah diperintahkan oleh Sri Paus dan memimpin
sahabat-sahabatnya dalam karya mereka bagi Gereja. Di samping itu, dia
meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan pribadi di kota Roma.
Pada waktu di Roma banyak remaja pria dan wanita yang terlantar di jalan-
jalan kota karena mereka telah kehilangan orang tua mereka akibat terjadi banyak
perang dan wabah yang sedang menjalar. Ignatius dengan sepenuh hati bekerja
sama dengan mereka yang telah membangun rumah untuk anak-anak yang
terlantar itu. Tugas lain dari Ignatius adalah mendamaikan kelompok-kelompok
yang sedang berselisih. Sebuah kasus penting yang berhasil dia tangani adalah
mengatasi salah paham antara Sri Paus dengan raja Portugal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Ignatius membuktikan dirinya sebagai seorang Katekis yang ulung. Pada
waktu terpilih sebagai superior Jenderal, tindakan pertama yang ia kerjakan adalah
mengajar katekismus kepada anak-anak di Roma. Dia biasa mengumpulkan
mereka di sebuah sudut jalan, dan mengajarkan iman Katolik kepada mereka,
meskipun bahasa Italianya jelek.
Karya penting lain yang dikerjakan oleh Ignatius adalah menulis surat
sebagaimana telah diceritakan sebelumnya. Kurang lebih tujuh ribu surat atas
namanya telah dipublikasi. Banyak dari surat-surat ini tidak ditulis oleh Ignatius
sendiri, tetapi oleh sekretarisnya dengan bimbingan dan pertolongannya. Surat-
surat yang dikirim adalah surat-surat untuk para Yesuit, para sahabat dan bahkan
para raja dan pangeran. Karena pengalamannya dalam menulis surat, ia merasa
adanya kebutuhan untuk memberi petunjuk praktis tentang cara-cara menulis
surat. Suatu karya Ignatius yang disyukuri oleh kaum muda adalah didirikannya
sekolah-sekolah Yesuit. Gagasan untuk mendirikan sekolah-sekolah itu pelan-
pelan berkembang dalam pikirannya sesuai dengan petunjuk Tuhan mengenai
pengabdian mana yang dituntut dari padanya ( Jou, 1991:105-132).
C. Semangat Pelayanan sebagai Warisan St. Ignatius Loyola
Hidup dan karya Ignatius mempunyai satu tujuan, yaitu demi kemuliaan
Tuhan yang lebih besar. Untuk tujuan itu ia membimbing orang-orang lain dengan
“latihan-latihan rohani”. Latihan rohani adalah retret yang bertujuan
mempersiapkan dan mengajak peserta untuk mencari dan menemukan kehendak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tuhan mengenai hidupnya. Dengan kata lain menolongnya untuk mengikuti
Kristus lebih dekat.
“Mencari dan menemukan kehendak Tuhan” adalah pengalaman hidup
yang dasariah dan menentukan, diperoleh lewat doa dan lewat pertolongan
manusia. Ignatius sendiri telah memperoleh pengalaman itu di Manresa Spanyol.
Pada tahun-tahun terakhir di Roma ia menyempurnakannya agar bermanfaat bagi
orang lain (Betancor, 1991:100).
Ignatius adalah seorang mistikus besar. Ia terus-menerus menyadari
kehadiran Tuhan dan bersatu dengan-Nya. Ia juga seorang pemimpin sejati. Cara
pemerintahannya benar-benar rohani namun selalu menyentuh pengalaman hidup
yang nyata. Ia adalah seorang bapa tanpa cenderung menjadi paternalistis. Di
samping itu, Tuhan telah memberikan kepadanya orang-orang besar di antara para
sahabatnya.
Sebagai bapa serikat, Ignatius berpendapat bahwa hukum cinta seharusnya
sudah cukup. Tetapi ia merasakan kebutuhan ditulisnya konstitusi, sebagai sarana
untuk mempertahankan kesetiaan dalam mengabdi Tuhan. Oleh karena itu,
konstitusi merupakan perwujudan visi asli yang dianugerahkan kepada Ignatius
dan sahabat-sahabatnya. Visi asli itu untuk zaman sekarang yang dihayati sebagai
panggilan untuk melayani iman dan menegakkan keadilan bukan hanya bagi yang
tertahbis tapi bagi semua orang yang mengarungi kehidupan (Betancor, 1991:103-
104).
Demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar dan demi keselamatan manusia,
Ignatius berkehendak, agar putera-puteranya pergi ke tempat dimana kepentingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang lebih universal diharapkan dapat tercapai dan ke tempat dimana mereka yang
ditinggalkan menderita yang lebih membutuhkan pertolongan (Seri Inter/Nos: 15-
18).
Pemberian Tuhan itu bukan hanya karya penciptaan, tetapi juga penebusan
dan anugerah pribadi. Maka dengan sewajarnya bagaimana Ignatius
mengungkapkan rasa kagum bahwa Tuhan “selalu begitu lembut dan murah hati
terhadapku”, “bagaimana Dia, Sang Pencipta, sampai mau menjadi manusia, dan
bagaimana Ia dari hidup baka sampai kematian yang fana, mati demikian untuk
dosa-dosaku”. Rasa kagum ini tidak berbeda dengan apa yang dikatakan oleh
Santo Paulus: “aku hidup dalam iman akan Putera Allah yang mengasihi aku dan
menyerahkan diri untuk aku” (Galatia 2:20). Seperti Santo Paulus begitu juga
Ignatius kena oleh kasih Allah dalam Kristus: “Allah menyatakan kasih-Nya
kepada kita, karena Kristus mati bagi kita, malahan pada waktu kita sendiri masih
berdosa” (Roma 5:8). Paulus berkata bahwa Allah “mengutus Putera-Nya sendiri
dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa” (Roma 8:3),
artinya dalam Kristus Allah turun sampai kelemahan setiap manusia. Menurut
Ignatius seluruh rencana keselamatan Allah diarahkan sedemikian rupa sehingga
“Tuhan lahir dalam kemiskinan yang paling berat, dan sesudah mengalami begitu
banyak penderitaan, lapar, haus, panas, dingin, keaiban dan penghinaan, akhirnya
mati di kayu salib” (Jacobs, 1980: 34-35).
Pada sub bagian ini terdapat 3 inti tentang pembahasan Spiritualitas
Ignasian. Pertama, latar belakang hidup serta panggilan Santo Ignatius Loyola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Disini dibahas akan biografi singkat Santo Ignatius mulai dari keluarga,
perjalanan pendidikan, dan juga pertobatan Santo Ignatius menjadi seorang rasul
sejati. Perjuangan dan pelayanan tanpa batas yang dilakukan oleh Santo Ignatius
sehingga membentuk suatu cita-cita yang sungguh-sungguh diinginkannya yaitu
Latihan Rohani sebagai bentuk kontemplasi doa terhadap Yesus Kristus.
Kedua, dibahas tentang pengertian dan inti dari spiritualitas itu sendiri
bahwa spiritualitas adalah sumber semangat untuk hidup, bertumbuh, dan
berkembang dalam semua bidang kehidupan di dunia ini yang kita peroleh di
dalam perjumpaan dengan Allah, sesama dan diri sendiri. Selanjutnya, dilengkapi
dengan pembahasan mengenai spiritualitas Ignasian itu sendiri bahwa spiritualitas
Ignasian itu tak lepas dari 14 macam doa yang ditekankan oleh St. Ignatius dalam
spiritualitasnya. Lalu, dibahas juga kekhasan Spiritualitas St. Ignatius yaitu iman,
harapan, dan cinta merupakan sumber hidup kontemplasi. Terakhir, dibahas pula
karya-karya pelayanan St. Ignatius selama hidupnya yang sungguh mengutamakan
Tuhan dan juga sesama. Ketiga, dibahas mengenai semangat pelayanan sebagai
warisan dari St. Ignatius Loyola bahwa intinya adalah demi kemuliaan Tuhan
yang lebih besar melalui Latihan Rohani.
D. Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi Ilmu Pendidikan AgamaKatolik (PAK) Universitas Sanata Dharma
1. Pengertian Pelayanan secara Umum
Pelayanan adalah sebagai “perbuatan yang baik”, pengabdian dan juga
bantuan kepada Tuhan dan sesama. Iman, pengharapan, dan kasih adalah inti dari
pelayanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Pelayanan kasih adalah bagian tak terpisahkan dari jati diri kristiani,
sesuatu yang sejak awal hingga kini senantiasa selalu terus dihidupkan. Pelayanan
kasih menyatakan dan mewartakan kasih Kristus, kasih dari hati-Nya yang
tertikam, yang karenanya mengalirkan aliran-aliran air hidup (Yoh 7: 38) jika dia
menimba kasih Allah dari Hati Yesus yang senantiasa terbuka. Maka, pelayanan
kasih hanya akan utuh membawakan kasih Allah jika senantiasa diteguhkan dalam
perjumpaan dengan Tuhan, sebab di dalamnya dinyatakan kasih Allah, dan
dengannya diterima perutusan untuk mengasihi sesama ( Krispurwana, 2010: 162-
164).
Di samping pelayanan dengan pengertiannya yang luas tersebut di atas di
dalam Perjanjian Baru juga dikemukakan adanya pelayanan dengan pengertian
yang sempit atau khusus. Pelayanan dalam pengertiannya yang disebut
belakangan diartikan sebagai pelayanan kepada orang-orang yang sangat
membutuhkan bantuan, yakni pelayanan kepada orang-orang miskin, orang-orang
yang sakit, orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal, orang-orang yang
terhukum, dan seterusnya.
Pelayanan menjadi Injil dalam aksi, yang tidak hanya dilihat sebagai
bagian kehidupan sehari-hari, namun lebih sebagai sumbernya. Iman,
pengharapan, dan kasih adalah inti dari pelayanan.
Pelayanan murah hati adalah bentuk pelayanan yang keluar dari hati yang
sungguh mau memberi. Semua dilakukan demi semakin dirasa-dilaksanakannya
semangat Gereja yang melayani. Namun begitu, pelayanan yang murah hati tidak
dimaksudkan sebagai sebuah pelayanan yang semau gue, yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mengindahkan konsensus bersama, yang a-yuridis. Pelayanan yang murah hati
adalah pelayanan demi kebaikan bersama, ut bonum commune. Jika demikian,
pelayanan yang murah hati haruslah berada dalam koridor tata penggembalaan
yang ditumbuh-mekarkan. Pelayanan murah hati harus dilihat dan ditempatkan
dalam konteks yang luas, yakni dalam keseluruhan cita-cita Gereja semesta untuk
mewartakan karya keselamatan Allah melalui Kristus dalam dunia. Dalam Injil
Lukas 6:36 telah dikemukakan bahwa “Bukankah kita mesti murah hati, sama
seperti Bapa adalah murah hati” (Suharyo. 2009: 69).
2. Arti dan Makna Semangat dalam Pelayanan
Semangat dalam melayani itu tidak akan habisnya karena sikap itu tumbuh
hanya dalam diri orang yang ingin tergerak akan keutamaan Kerajaan Allah.
Semangat itu juga identik dengan sikap rendah hati yang mau berkorban demi
sesama dan demi Allah itu sendiri.
Motivasi pelayanan hendaknya berangkat dari ketulusan dan bukan dari
semangat mencari pengakuan. Dalam Injil Lukas, Yesus menyampaikan
kebenaran kepada kita bahwa para pelayan yang harus rela melayani tuannya
merupakan hal yang sudah sewajarnya dilakukan. Tidak ada pelayan yang serba
minta ucapan terima kasih dari majikannya atau serba mau minta cuti dan
istirahat. Tentu dari pihak majikan, perlu ada ungkapan terima kasih itu dan gaji
yang sesuai. Tetapi dari pihak si pelayan, ia harus melakukan segala sesuatu
karena itu memang telah menjadi tugasnya. Melakukan dengan tulus sebagai rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
tanggung jawab dan panggilan hidupnya inilah yang menjadi jiwa semangat
pelayanan kristiani (Martasudjita, 2015: 27).
Keutamaan melayani dengan rendah hati yang paling tampak dan mudah
untuk diteladani adalah peristiwa Yesus membasuh kaki para murid-Nya pada
waktu perjamuan malam terakhir. Menjadi rendah hati merupakan perpaduan
antara sikap hati yang menempatkan orang lain lebih dari diriku, sekaligus
tindakan tangan untuk melayani. Melayani dengan rendah hati juga berarti siap
menjadi orang nomor dua atau orang di balik layar atau orang yang berbuat, tetapi
siap untuk tidak diperhitungkan peranannya. Lalu, sang Guru bersabda, “apabila
kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah
kamu berkata: kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya
melakukan apa yang harus kami lakukan” (Lukas 17:10). Betapa dahsyat dan
menggetarkan apabila keutamaan ini sungguh dihayati. Keutamaan melayani
dengan rendah hati memerlukan latihan yang terus- menerus sekaligus mohon
rahmat untuk diberi sikap rendah hati. St. Ignasius Loyola dalam doa-doanya
seringkali memohon agar ia diberi rahmat menjadi rendah hati, bahkan ia mohon
agar diperkenankan merasakan kerendahan sebagaimana dialami oleh Yesus
Kristus sendiri (Mintara, 2014:84-85).
Pelayanan berarti kerjasama, di dalamnya semua orang merupakan subjek
yang ikut bertanggung jawab. Yang pokok adalah harkat, martabat, harga diri,
bukan kemajuan dan bantuan sosial-ekonomis, yang hanyalah sarana. Tentu
sarana-sarana juga penting, dan tidak bisa dilewatkan begitu saja, namun yang
pokok ialah sikap pelayanan itu sendiri. Orang Kristen dituntut supaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mengembangkan sikap pelayanan, sebagai intisari sikap Kristus, bukan hanya
dalam orang yang melayani, melainkan juga dalam dia yang dilayani, membantu
orang supaya menyadari dan menghayati, bahwa kemerdekaan itu kesempatan
melayani seorang akan yang lain. Saling melayani, sebagai prinsip dasar
kehidupan bersama dalam masyarakat itu tidak gampang. Gereja dipanggil
menjadi pelopor pelayanan, hadir pada orang lain sebagai sesamanya. Itulah hidup
Kristus, itulah panggilan Gereja (KWI, 1996:450).
Kita dipanggil dan menyanggupkan diri untuk melayani Kerajaan Allah
yang hadir dalam kenyataan hidup manusia. Kerajaan Allah untuk masa kini
disadari sebagai daya kekuatan untuk mengubah situasi sosial manusia yang
ditandai oleh ketidakadilan, dalam segala bentuknya. Oleh karena itu, kita bila
ingin setia kepada pelayanan Kerajaan Allah, mau tidak mau harus ikut serta di
dalam usaha membangun situasi sosial yang lebih baik. Spiritualitas pelayanan ini
hanya dimengerti dalam usaha kita bekerja sama dengan kekuatan Kerajaan Allah
yang sedang bergulat untuk tumbuh dalam kenyataan sosial masyarakat
(Konferensi Pemimpin Tarekat Religius Indonesia, 1987: 5).
Solidaritas dengan sesama berlandaskan pada solidaritas Allah Bapa
dengan semua manusia dalam diri Putera-Nya yang menjelma menjadi manusia.
Allah mewahyukan solidaritas-Nya dalam manusia. Sejak saat ini solidaritas antar
manusia bukan humanisme horizontal belaka. Solidaritas berakar dalam
keputusan ilahi untuk menyatukan Diri dengan nasib dan dengan demikianlah
menyatukan semua dalam dimensi yang sangat mendalam. Kristus telah
disalibkan untuk manusia, menyerahkan seluruh kebebasan nyawa dan masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
depan demi banyak orang. Dalam Sakramen Permandian orang beriman
ditanamkan dalam wafat Kristus ini demi keselamatan semua orang. Maka seluruh
diri dan kehidupannya diikatkan pada cinta kasih Kristus, yang memuncak pada
cinta-Nya akan sesama manusia (Sekretariat Nasional KM/CLC, 1973: 20).
Jadi, tak mungkin seorang Kristen sejati yang tidak merasa solider dengan
sesama, khususnya dengan mereka yang lapar, terlantar, ditekan, disiksa, ditipu,
yang tidak sempat untuk maju, untuk hidup layak sesuai dengan martabat seorang
makhluk yang dipanggil Allah supaya hidup bersama-Nya untuk selama-lamanya.
Bagaimana solidaritas dengan sesama kita terwujud? Iman harus
mendorong orang untuk mendengar dan memperhatikan sesama, supaya setiap
orang jangan berpikir secara ideologis, artinya memegang kepada “kebenaran”
yang menguntungkan setiap golongan. Dalam berpikir haruslah bersifat terbuka,
mempertimbangkan alasan, permintaan, tuntutan, keberatan dari sesama dengan
tidak berat sebelah. Itulah solidaritas dalam berpikir (Sekretariat Nasional
KM/CLC, 1973: 21).
Melayani Tuhan: Pelayanan kepada Tuhan menjadi cita-cita besar yang
terwujud dalam pelayanan kepada sesama dan alam lingkungan. Pelayanan ini
menjadi dasar untuk terus- menerus berjuang menghadirkan Kerajaan Allah dalam
dunia. Kerendahan hati, humilis, humus, tanah yang subur: Kerendahan hati
menjadi keutamaan dasar, menjadi tanah yang subur yang mampu memberi
kemakmuran, tempat semua keutamaan lain tumbuh secara baik. Juga menjadi
dasar penggerak pelayanan yang partisipatif, sebagaimana dipikirkan dalam Arah
Dasar Umat Allah Keuskupan Agung Semarang (Suharyo, 2009: 40).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3. Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas SanataDharma
Universitas Sanata Dharma merupakan sebuah lembaga yang memiliki
karakter oleh pendidikan Jesuit. Karakter yang dimaksud adalah competence
(kompetensi), conscience (suara hati), dan compassion (hasrat berbela rasa).
Disingkat 3C. Dari situ orang dapat mengetahui apa yang dimaksud competence,
conscience, dan compassion. 3C ini dimaksudkan untuk melahirkan pribadi-
pribadi dan pemimpin yang berjiwa Ignasian yang merupakan implementasi dari
Pedagogi Ignasian. Dan itulah yang dipilih Universitas Sanata Dharma secara
konsisten sebagai Universitas Jesuit di Indonesia dalam membentuk karakter
mahasiswa.
Pedagogi Ignasian itu bersumber pada kharisma St. Ignatius itu sendiri,
pendiri Serikat Jesus, dimana ini diwujudkan dalam ranah pendidikan. Dan
Pedagogi Ignasian menekankan langkah-langkah beruntun yang terdiri: konteks,
pengalaman, refleksi, evaluasi, tindakan. Konteks disini bertujuan untuk
memahami akan situasi masyarakat zaman sekarang serta bagi pendidikan perlu
bagi para mahasiswa untuk mengenal pribadi dan juga lingkungan yang
mendukung pembelajaran dalam keterlibatan pada nilai-nilai. Unsur yang kedua
yaitu pengalaman. Pengalaman merupakan unsur kunci dalam pendidikan.
Pengalaman bertujuan untuk mengembangkan kemampuan belajar yang semakin
kompleks. Refleksi merupakan kunci dalam paradigma Pedagogi Ignasian.
Refleksi merupakan proses dimana para mahasiswa membuat pengalaman belajar
menjadi miliknya, memperoleh makna dan arti dari pengalaman pembelajaran
untuk dirinya sendiri dan orang lain. Tindakan memuat sikap, prioritas, komitmen,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kebiasaan dari manusia sehingga dia bertindak bagi orang lain. Seperti St.
Ignatius, terlibat untuk pelayanan yang lebih baik bagi Tuhan dan sesama.
Sedangkan, evaluasi adalah pertumbuhan manusia dalam sikap, prioritas, dan
tindakan-tindakan konsisten dengan pribadi bagi yang lain dan lainnya.
Dari ini semua Sanata Dharma meringkasnya dalam kalimat “cerdas
humanis’. Maksudnya adalah gabungan dari 3C, dimana itu merupakan bagian
dari spiritualitas Ignasian yang terwujud dalam arah pendidikan Serikat Yesus
seperti menjadi manusia bagi sesama (man and woman for and with others),
perhatian pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan dialogis.
Jadi, cerdas humanis merupakan segala upaya daya manusia untuk mengolah dan
menerapkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mengembangkan kehidupan
manusia (Tim INSADHA, 2011:85-86).
Para mahasiswa Prodi PAK adalah mahasiswa yang secara khusus belajar
tentang pendidikan agama Katolik yang dididik dan menjadi wadah bagi
pengembangan iman untuk nantinya menjadi seorang katekis atau guru agama.
Para mahasiswa Prodi PAK perlu memahami, mengerti, menyadari visi dan misi
dari lembaga tersebut. Selama menempuh pendidikan di prodi PAK mahasiswa
diajarkan oleh banyak hal dan mendapatkan pendampingan diantaranya
pendampingan akademik, pendampingan spiritualitas, dan juga pendampingan
kepribadian. Semua pendampingan ini dimaksudkan dengan tujuan untuk
membentuk karakter masing-masing mahasiswa agar mampu menemukan jati diri
dan menyadari panggilannya sebagai seorang katekis. Sesuai dengan sasaran prodi
PAK itu sendiri yakni semakin mantapnya jati diri PAK. Sasaran ini diarahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
untuk mengembangkan prodi PAK agar lebih berperan dalam pewartaan Gereja
Indonesia sesuai visi dan misinya. Melalui peningkatan kualitas pengajaran,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, prodi PAK semakin berkembang
sebagai lembaga pendidikan katekis dan pengembang karya katekese di Indonesia.
Semangat melayani bagi para mahasiswa Prodi PAK sendiri secara
konkret dapat dilihat dari setiap pendampingan dan juga dinamika dalam
menempuh studi di lembaga ini, di antaranya dalam setiap pembinaan spiritualitas
bagaimana mahasiswa bisa melayani sesama secara sosial dan juga memupuk
persaudaraan sebagai satu angkatan, di mata kuliah Pendampingan Iman Anak
bagaimana mahasiswa mampu melayani anak-anak dengan penuh sukacita dan
juga belajar mencintai anak-anak sebagai anugerah Tuhan. Selain itu, mahasiswa
juga diberi kesempatan untuk melayani umat secara langsung baik di paroki
maupun lingkungan melalui kegiatan SCP (Shared Christian Praxis) atau
pendalaman iman. Disini mahasiswa bisa melihat langsung situasi umat dan
permasalahan-permasalahannya. Sebagai puncaknya, mahasiswa akan lebih dalam
lagi melihat situasi umat melalui Karya Bakti Paroki (KBP) yang sungguh
dinanti-nanti oleh para mahasiswa. Semua itu adalah dinamika yang dijalani oleh
mahasiswa Prodi PAK yang sungguh memberi kekuatan dan motivasi untuk terus
berjalan di jalan Tuhan. Selain itu, masih banyak sekali dinamika yang akan
dijalani oleh para mahasiswa yang mampu memberikan nilai-nilai kehidupan yang
bermakna.
Di Prodi PAK secara khusus diselenggarakan program pembinaan
spiritualitas yang dikoordinasi oleh Koordinator Bidang Spiritualitas. Spiritualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dimengerti sebagai semangat hidup dan perjuangan yang menjadi cara pandang
atau pendekatan dalam pengelolaan hidup. Spiritualitas yang hendak
ditumbuhkembangkan di Prodi PAK, sebagaimana di Universitas Sanata Dharma
dan universitas Yesuit lainnya, adalah Spiritualitas Ignasian, semangat hidup dan
perjuangan sebagaimana diwariskan oleh Santo Ignatius Loyola.
Pola penumbuhkembangan Spiritualitas Ignasian di Prodi PAK mengacu
pada dinamika Latihan Rohani yang telah disesuaikan dengan kebutuhan khusus
mahasiswa Prodi PAK dan kebutuhan Universitas Sanata Dharma pada umumnya,
yakni:
a. Membangun kekaguman kepada realitas dunia yang secara hakiki
mengungkapkan keagungan Penciptanya (kosmologi Kristiani – asas dan
dasar Latihan Rohani, khususnya pembedaan tujuan dan sarana)
b. Membangun kesadaran akan penyimpangan yang terus terjadi akibat
kedosaan (misteri kedosaan- pembedaan Roh, Latihan Rohani, khususnya
etos kerja)
c. Mendorong untuk terlibat khususnya di dalam proses penebusan yang terus
berlangsung melalui disiplin ilmu yang ada (misteri penebusan- Panggilan
Raja, Latihan Rohani, khususnya Etika Profesi)
d. Serta mendorong pengembangan diri yang selaras dengan realitas penciptaan
tersebut, ialah semakin menjadi “men and women for/ with others”
(anthropologi kristiani/ alter Christi contemplativus ad amorem/ Kontemplasi
untuk mendapatkan cinta, Latihan Rohani, khususnya pemaknaan hidup)
(Staf Dosen Prodi PAK, 2010: 29).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Para mahasiswa Prodi PAK dalam menanggapi panggilan Allah sebagai
seorang katekis tentu menjalani sebuah proses, bukan sekali jadi. Terkadang para
mahasiswa pun masih bingung apakah benar ini jalannya menanggapi panggilan
Allah atau tidak. Sebagai mahasiswa Prodi PAK haruslah perlu disadari bahwa
panggilan itu berasal dari Allah. Sebelum dan selama mencari kebenaran akan
panggilannya tersebut mahasiswa diajak untuk mengenal Kristus, karena pada
dasarnya menjadi seorang katekis nantinya adalah mewartakan Kerajaan Allah di
tengah umat. Belajar dari teladan Santo Ignatius, para mahasiswa nanti tentu
diharapkan semoga juga menjadi pemimpin di tengah umat. Pemimpin yang
diharapkan adalah mampu hidup di tengah-tengah umat, berjalan bersama umat
demi kebersamaan dan kemuliaan Allah yang besar, dan juga bersemangat
kristiani. Para mahasiswa pun juga perlu belajar dan meneladani Santo Ignasius
dari Loyola yang bertobat menjadi pengikut Kristus setelah melawan Kristus.
E. Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma
1. Sejarah Prodi PAK
Penulisan sejarah Prodi PAK berikut ini adalah tulisan yang diambil
penulis dari buku Panduan Program Studi PAK tahun 2010. Pada tahun 1959
Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (sekarang KWI) merencanakan usaha-
usaha untuk meningkatkan pelayanan di bidang pendalaman hidup beriman dan
untuk memperbaharui pelaksanaan katekese di Indonesia. MAWI menyerahkan
rencana tersebut kepada P.F. Heselaars SJ yang kemudian bekerjasama dengan
P.C. Carry SJ. Pada tahun 1960 P.Heselaars SJ mendirikan Pusat Kateketik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dengan kegiatan-kegiatan antara lain, menerbitkan buku-buku, mengadakan
penataran para guru dan ceramah-ceramah untuk kelompok-kelompok kategorial
lainnya. Pada saat itu telah disadari bahwa kurangnya tenaga-tenaga lapangan
yang terdidik dapat memperlambat usaha memperbaharui katekese. Maka pada
tanggal 1 Agustus 1962 didirikanlah YAYASAN AKADEMI KATEKETIK
KATOLIK INDONESIA (AKKI) yang menyelenggarakan pendidikan tinggi
Kateketik dan disahkan dengan Akte Notaris R.M. Soerjanto Partaningrat SH
nomor 3 tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta.
Pusat Kateketik beserta AKKI pada mulanya bertempat di Jl. P. Senopati
20 Yogyakarta. Pada tahun 1968 atas prakarsa Bapak Justinus Kardinal
Darmoyuwono Pr, kedua lembaga tersebut menempati gedung sendiri di Jl.
Abubakar Ali 1, Yogyakarta. Tempat yang baru ini dapat memenuhi kebutuhan
akan ruang-ruang kuliah, perpustakaan dan ruang baca, kesekretariatan, kantor
kerja staf, laboratorium audio visual, sanggar-sanggar kesenian, aula, ruang
pameran dan ruang rekreasi.
Pada tanggal 11 Mei 1965 AKKI memperoleh status terdaftar dari menteri
PTIP dengan SK No. 108/B.Swt/P/65. Pada tahun 1966 diselenggarakan ujian
tingkat Sarjana Muda untuk pertama kalinya. Setelah beberapa kali
menyelenggarakan ujian Negara, pada tanggal 31 Desember 1969 AKKI
memperoleh kenaikan status dari terdaftar menjadi diakui dari Menteri P dan K
dengan SK No. 0170 Tahun 1969.
Pada tahun 1969 dibuka tingkat sarjana lengkap yang mendorong
perubahan nama lembaga. Maka pada tanggal 31 Maret 1971 dengan Akte Notaris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
R.M. Soerjanto Partaningrat SH, AKKI berubah nama menjadi SEKOLAH
TINGGI KATEKETIK PRADNYAWIDYA. Pada tanggal 23 juni 1971 tingkat
sarjana SEKOLAH TINGGI KATEKETIK PRADNYAWIDYA memperoleh
status terdaftar dari Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen P dan K dengan SK
No. 227/DPT/B/71.
Pada semester gasal tahun akademik 1984-1985 dilaksanakan proses
perubahan jenjang dan program pendidikan, serta dilakukan penataan kembali
nama unit jurusan/ program studi dengan status diakui di lingkungan Koordinasi
Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V, DIY. Berdasarkan prose itu, Sekolah Tinggi
Kateketik Pradnyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu sarjana muda dan
sarjana penuh dipadukan ke dalam bentuk baru berupa program sarjana satu (S1)
dengan nama SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATEKETIK
PRADNYAWIDYA. Program sarjana 1 ini berstatus diakui dengan SK
Mendikbud No. 043/0/1985 tertanggal 28 januari 1985. STFK Pradnyawidya
memperoleh penetapan kembali status diakui pada tanggal 14 mei 1986 dengan
SK Mendikbud No. 0362/0/1986. Pada tahun akademik 1991/1992, tepatnya
tanggal 26 Desember 1991, STFK Pradnyawidya memperoleh status disamakan
dengan SK No. 660/0/1991.
Dengan adanya peraturan dari pemerintah bahwa hanya lulusan dari LPTK
(Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) atau yang memiliki akta mengajar
dapat secara sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan perubahan
jalur dari jalur non kependidikan menjadi jalur kependidikan. Perubahan tersebut
mengantar STFK Pradnyawidya ke dalam proses merger kepada FKIP USD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Setelah melalui proses merger yang cukup lama, berdasar SK Mendikbud No.
08/D/O/1995 tertanggal 14 Februari 1995 STFK Pradnyawidya berubah menjadi
Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA), Jurusan Pendidikan Agama Katolik,
Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan
status disamakan.
Berdasarkan SK BAN PT Depdikbud RI No 002/BAN-PT/AK-II/XII/1998
tertanggal 22 Desember 1998 FIPA USD telah terakreditasi dengan mendapat
nilai B. Pada tahun 1999, pemerintah mengadakan penataan kembali nama-nama
program studi di lingkungan PTS di seluruh Indonesia yang membuat status FIPA
USD berubah menjadi program studi dengan nama program studi “Ilmu
Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik” (IPPAK) dan menjadi
bagian FKIP USD.
Pada tahun 2003 PAK mengajukan akreditasi. Berdasarkan SK BAN PT
Depdiknas RI nomor 014/ BAN-PT/Ak-VII/S1/IV/2004 IPPAK mendapat
peringkat A. Pada tahun 2008 IPPAK kembali mengajukan akreditasi.
Berdasarkan SK BAN PT Depdiknas RI nomor 015/BAN-PT/Ak-XII/S1/VI/2009
IPPAK kembali mendapat peringkat A (Staf Dosen Prodi PAK USD, 2010: 1-3).
2. Visi dan Misi Prodi PAK
a. Visi Prodi PAK
Prodi PAK sebagai lembaga pendidikan mendidik calon Sarjana
Pendidikan Agama Katolik yang beriman tangguh dan professional demi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin
bermartabat.
b. Misi Prodi PAK
1. Mendidik kaum muda menjadi Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang dapat
berprofesi sebagai Guru Agama Katolik, katekis, dan Pengembang karya
katekese dalam konteks Gereja Indonesia.
2. Mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi terwujudnya masyarakat
Indonesia yang semakin bermartabat.
Keseluruhan bab II membahas kajian teori tentang Spiritualitas Ignasian dan
Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK yang dimulai dengan latar
belakang hidup serta panggilan Santo Ignatius Loyola. Latar belakang hidup serta
panggilannya membentuk spiritualitas yang berpengaruh kepada semangat
pelayanan sebagai warisan yang abadi. Hal-hal di atas coba dihubungkan dengan
semangat para mahasiswa Prodi PAK yang menjadi bagian dari lembaga
pendidikan yang berasaskan pedagogi Ignasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB III
PENELITIAN ATAS PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN
TERHADAP SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA
PRODI PAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SEBAGAI CALON KATEKIS
Dalam bab ketiga skripsi ini berisi situasi umum para mahasiswa Prodi
PAK Universitas Sanata Dharma, penelitian tentang peranan spiritualitas Ignasian
terhadap semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata
Dharma sebagai calon katekis, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan
kesimpulan hasil penelitian.
Pada bab III ini, penulis memaparkan menjadi dua pokok bahasan. Pada
pokok bahasan pertama penulis memaparkan tentang situasi umum para
mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Kemudian pada
pokok bahasan kedua penulis membahas penelitian mengenai peranan spiritualitas
Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Pokok bahasan pertama berisi gambaran umum mengenai situasi para
mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Kemudian, pada
pokok bahasan kedua berisi mengenai persiapan penelitian, laporan dan
pembahasan hasil penelitian, pendalaman lebih lanjut hasil penelitian menurut
masing-masing variabel dan kesimpulan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
A. Situasi Umum Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma adalah mahasiswa
yang secara khusus belajar tentang pendidikan Agama Katolik yang dididik untuk
menjadi katekis atau guru agama. Para mahasiswa Prodi PAK perlu memahami,
mengerti, menyadari visi dan misi dari lembaga kekhususan tersebut.Selama
belajar di Prodi PAK para mahasiswa mendapatkan pendampingan dari lembaga
ini yang meliputi pendampingan akademik, spiritualitas, dan juga
kepribadian.Pendampingan ini dimaksudkan untuk membentuk karakter masing-
masing mahasiswa agar mampu menemukan jati diri dan menyadari panggilannya
sebagai katekis.
Selama menjalani proses belajar di Prodi PAK ada berbagai permasalahan
yang dihadapi oleh para mahasiswa, diantaranya mulai awal masuk kuliah, tugas-
tugas yang dihadapi, motivasi dalam mengikuti perkuliahan, hubungan relasi
dengan pacar atau teman dekat, dosen serta karyawan, masalah ekonomi keluarga,
hingga proses menyelesaikan tugas akhir. Tak jarang ada mahasiswa Prodi PAK
yang memilih kuliah di prodi ini karena terpaksa dan bukan berdasarkan dengan
pilihan sejatinya.Biasanya bagi mereka yang terpaksa karena tuntutan kongregasi,
orang tua atau tidak diterima di program studi yang diinginkan dan prodi PAK
dijadikan sebagai pelarian.Namun, banyak juga mahasiswa Prodi PAK yang
benar-benar berminat kuliah di Prodi PAK berdasarkan pilihan hatinya.
Tidak hanya sampai disitu, permasalahan belum berhenti karena para
mahasiswa Prodi PAK masih dihadapkan pada permasalahan dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
perkuliahan baik dari semester I hingga semester VIII, yang sering membuat para
mahasiswa menjadi jenuh, stress dan pada akhirnya memilih keluar dari prodi
PAK karena tidak sanggup. Permasalahan itu berasal dari berbagai aspek terutama
dari aspek lingkungan tempat tinggal, keluarga, maupun ekonomi baik dari dalam
diri maupun dari luar dirinya.Namun, bagi mahasiswa yang sukses menyelesaikan
perkuliahannya sampai mendapatkan gelar sarjana adalah mahasiswa yang
mampu memecahkan berbagai permasalahan dengan mencari solusi yang
dibutuhkan.
Para mahasiswa Prodi PAK dalam menanggapi panggilan Allah sebagai
calon katekis tentu membutuhkan sebuah proses. Tak jarang para mahasiswa
Prodi PAK masih ragu apakah pilihannya sudah benar atau tidak menjadi seorang
katekis. Hal ini sangat dirasakan oleh para mahasiswa yang sudah mengalami
secara langsung kehidupan Gereja dan keadaan katekis yang didapatkan selama
mengikuti Karya Bakti Paroki (KBP), maupun dari pengetahuan dan pengalaman
lain. Hal tersebut juga mempengaruhi mahasiswa menanggapi panggilan sebagai
calon katekis.
Para mahasiswa Prodi PAK sungguh menyadari bahwa panggilan ini berasal dari
Allah sendiri.Selama menjalani panggilan tersebut mahasiswa diajak untuk mengenal
Kristus, karena sebagai katekis nantinya ialah untuk mewartakan Kristus di tengah
masyarakat. Dan sebagai lembaga yang berpusat pada Universitas Sanata Dharma yang
sungguh mendalami akan pedagogi Ignasian, para mahasiswa hendaknya menyadari
panggilan itu salah satunya melalui semangat St Ignatius yang sungguh berkobar-kobar
mengikuti Kristus di masa hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pedagogi Ignasian itu bersumber pada kharisma St. Ignatius itu sendiri,
pendiri Serikat Jesus, dimana ini diwujudkan dalam ranah pendidikan. Dan
Pedagogi Ignasian menekankan langkah-langkah beruntun yang terdiri: konteks,
pengalaman, refleksi, evaluasi, tindakan. Hidup dan karya Ignatius mempunyai
satu tujuan, yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Untuk tujuan itu ia
membimbing orang-orang lain dengan “latihan-latihan rohani”. Latihan rohani
adalah retret yang bertujuan mempersiapkan dan mengajak peserta untuk mencari
dan menemukan kehendak Tuhan mengenai hidupnya. Dengan kata lain
menolongnya untuk mengikuti Kristus lebih dekat.Belajar dari teladan Santo
Ignatius, para mahasiswa nanti tentu diharapkan semoga juga menjadi pemimpin
di tengah umat.Pemimpin yang diharapkan adalah mampu hidup di tengah-tengah
umat, berjalan bersama umat demi kebersamaan dan kemuliaan Allah yang besar,
dan juga bersemangat kristiani.
B. Penelitian Mengenai Peranan Spiritualitas Ignasian terhadap SemangatPelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata DharmaYogyakarta
Penelitian tentang peranan spiritualitas Ignasian terhadap semangat
pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
berisi tentang metodologi penelitian dan variabel penelitian. Metode penelitian
meliputi tujuan, jenis, tempat dan waktu, responden penelitian, instrument dan
teknik analisis data. Sedangkan variabel penelitian meliputi definisi konseptual,
definisi operasional dan kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
1. Metodologi Penelitian
a. Tujuan Penelitian
1) Menggali peranan spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para
mahasiswa Prodi PAK dalam menjalani proses studi di Prodi PAK sebagai
calon katekis.
2) Menggali peranan spiritualitas Ignasian dan konsekuensinya bagi para
mahasiswa dalam proses studi di Prodi PAK untuk menanggapi panggilan
Tuhan sebagai calon katekis.
3) Menemukan kebutuhan atau program pembinaan dalam rangka menghayati
spiritualitas Ignasian.
b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan ,menggunakan metode deskriptif analitis yang
didukung dengan data-data kuantitatif. Metode deskriptif analitis adalah metode
yang menggambarkan dan menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil
penelitian melalui kuesioner dengan para mahasiswa Prodi PAK dan didukung
dengan studi pustaka.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristilahannya (Moleong, 1991: 3).
c. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada awal bulan Februari hingga awal bulan Maret
2016 di Program Studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, Jalan Ahmad Jazuli 2, Tromolpos 75, Yogyakarta.
d. Responden Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu teknik penentuan dan pengambilan sampel untuk tujuan
tertentu.Dalam purposive sampling, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang
erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya
(Sutrisno Hadi, 2004:90).Teknik purposive sampling ini ditujukan untuk para
mahasiswa Prodi PAK.
Responden dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Prodi PAK
angkatan 2012 dan 2013 yang berjumlah 104 orang. Dalam penelitian ini, penulis
mengambil responden sebanyak 30 orang, dengan rincian semester VI dan VIII
masing-masing 15 orang. Pemilihan responden ini penulis pandang dapat
mewakili sekaligus menjadi sumber data karena mereka adalah orang-orang yang
sudah mengalami proses studi di Prodi PAK dan dianggap mengetahui
spiritualitas Ignasian dan tantangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
e. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai metode
pengumpulan data.Kuesioner digunakan dengan tujuan mencari informasi yang
lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila
responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan. Di samping
itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta (Riduwan, 2004: 71).
Berdasakan cara menjawab kuesioner dibedakan menjadi kuesioner terbuka,
tertutup dan semi terbuka (Dapiyanta, 2011: 23).
Bentuk kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua
bentuk yaitu pertama bentuk tertutup dengan daftar pertanyaannya diajukan
kepada responden dalam bentuk pilihan. Kedua bentuk semi terbuka yaitu
pertanyaannya atau daftar isiannya sebagian sudah disediakan jawaban dan
sebagian lain diserahkan kepada responden. Alasan menggunakan kedua
kuesioner ini adalah untuk membatasi persoalan serta mengarahkan pandangan
dan keyakinan responden kearah persoalan yang dikehendaki peneliti.
f. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil kuesioner. Data penelitian diolah penulis dengan cara
membuat tabel distribusi frekwensi relatif dengan maksud menghitung jumlah
jawaban yang dipilih responden dibagi jumlah total responden yang diteliti, dan
dikalikan seratus (Sutrisno Hadi, 1986: 229).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Rumus yang digunakan dalam penghitungan kuesioner semi terbuka dan
tertutup adalah:
f X 100%N
f = Frekwensi atau banyaknya responden yang memilih alternatif jawaban
tertentu pada setiap item.
N = Jumlah Responden
100 = Bilangan Konstanta
2. Variabel Penelitian
Adapun variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah
menyangkut pengertian dan makna spiritualitas Ignasian bagi para mahasiswa
Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai calon katekis.
a. Definisi Konseptual
Spiritualitas Ignasian adalah semangat pelayanan melalui doa yang
ditekankan oleh Santo Ignatius untuk meneguhkan iman melalui latihan rohani.
b. Definisi Operasional
Spiritualitas Ignasian berupa latihan rohani yang terdiri dari meditasi
untuk diri sendiri dan kontemplasi untuk mengungkapkan misteri Kristus.
Panggilan sebagai katekis adalah suatu proses menanggapi undangan dari
Allah yang telah memilihnya untuk ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan-
Nya dengan bersaksi dan mewartakan kabar gembira di tengah masyarakat. Dalam
hal ini para mahasiswa perlu menghayati spiritualitas Ignasian untuk menjalankan
panggilannya sebagai salah satunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kisi-kisi dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1. Kisi-kisi
Variabel Dimensi Indikator Item
Arti dan maknaspiritualitasIgnasian
1) PemahamanspiritualitasIgnasian
Mahasiswa dapatmenjelaskanspiritualitas Ignasiandari pengetahuan yangdidapatkan selamamenempuh proses studidi Prodi PAK.
1 dan 2
2) MaknaspiritualitasIgnasian
Mahasiswa dapatmenemukan maknaspiritualitas Ignasianbagi dirinya sendiri dandalam kehidupansehari-hari
3 dan 4
Semangatpelayananmahasiswa ProdiPAKsebagai calonkatekis
3) Arti panggilankatekis
Mahasiswa mampumenjelaskan artipanggilan menjadikatekis
5 dan 6
4) Pengertiansemangatpelayanan
Mahasiswa mampumenjelaskan arti danunsur penting darisemangat pelayananpara mahasiswa ProdiPAK sebagai calonkatekis
7 dan 8
5) Maknasemangatpelayanan
Mahasiswa mampumenemukan danmenjelaskan maknasemangat pelayananpara mahasiswa ProdiPAK sebagai calonkatekis
9 dan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
6) Latarbelakangkuliah diProdi PAK
Mahasiswa dapatmenjelaskan latarbelakang pada saatmengambil keputusanuntuk kuliah di ProdiPAK
11 dan
12
7) Kesulitan dantantanganyang dihadapiselamamenempuhproses studi diProdi PAK
Mahasiswa dapatmembagikanpengalaman-pengalaman terutamamenyangkut tantangandan kesulitan selamaproses studi di ProdiPAK khususnya dalammenanggapi panggilansebagai calon katekis.
13 dan
14
8) Caramengatasikesulitanselama studidi Prodi PAK
Mahasiswa dapatmenemukan caramengatasi persoalanyang dihadapi selamaproses studi di ProdiPAK melaluispiritualitas roh daniman akan Kristus.
15 dan
16
9) Hubunganantara maknaspiritualitasIgnasian dansemangatpelayananparamahasiswaProdi PAKsebagai calonkatekis
Mahasiswa mampumenghayatipanggilannya sebagaicalon katekis dilihatdari spiritualitasIgnasian berperandalam semangatpelayanan yang telahdidapatkan paramahasiswa Prodi PAK.
17 dan
18
ProgramPendampinganMahasiswa
10) HarapanmahasiswaProdi PAK
Mahasiswa dapatmenemukan programpendampingan untukmempermudahmenghayati spiritualitasIgnasian lewatsemangat pelayananpara mahasiswa ProdiPAK yang akan
19 dan
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
diterapkan dalamdinamika serta prosesstudi di Prodi PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang Penghayatan SpiritualitasIgnasian bagi para mahasiswa Prodi PAK dalam memaknai semangatpelayanan sebagai calon katekis
1) Hasil Penelitian
Pada akhir bulan Maret 2016 penulis telah melakukan penelitian melalui
kuesioner yang telah disebar ke semester VI dan VIII prodi PAK Universitas
Sanata Dharma. Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan penelitian dengan
menyebarkan kuesioner pada 30 responden.
Hasil penelitian yang penulis laporkan meliputi; pemahaman Spiritualitas
Ignasian, makna Spiritualitas Ignasian, arti panggilan katekis, pengertian
semangat pelayanan, makna semangat pelayanan, latar belakang kuliah di Prodi
PAK, kesulitan dan tantangan yang dihadapi selama menempuh proses studi di
Prodi PAK, cara mengatasi kesulitan selama studi di Prodi PAK, hubungan antara
makna Spiritualitas Ignasian dan semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK
sebagai calon katekis, harapan mahasiswa Prodi PAK.
a. Pemahaman Spiritualitas Ignasian
Pada bagian ini memaparkan sejauh mana para mahasiswa dapat
menjelaskan Spiritualitas Ignasian dari pengetahuan yang didapatkan selama
menempuh proses studi di Prodi PAK. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel. 2. Pemahaman Spiritualitas Ignasian
(N=30)
NoSoal
Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5)1 Spiritualitas Ignasian
adalah semangatpelayanan melalui doayang ditekankan olehSanto Ignatius untukmeneguhkan iman melaluilatihan rohani
Sangat SetujuSetujuKurang SetujuTidak Setuju
161400
53,3346,6700,0000,00
2 Pembedaan Roh, dambaansuci, dan pemeriksaanbatin adalah beberapa doayang sungguh ditekankanSt. Ignatius dalamspiritualitasnya.
Sangat SetujuSetujuKurang SetujuTidak Setuju
111810
36,6760,0003,3300,00
Dari tabel 2, diketahui sejauh mana para mahasiswa Prodi PAK
memahami Spiritualitas Ignasian secara umum. Berdasarkan hasil pengolahan
data kuesioner didapat keterangan bahwa pada pernyataan mengenai pengertian
Spiritualitas Ignasian lebih dari separuh total responden yaitu sebanyak 16
(53,33%) sangat setuju apabila Spiritualitas Ignasian adalah semangat pelayanan
melalui doa yang ditekankan oleh Santo Ignatius untuk meneguhkan iman melalui
Latihan Rohani. Sedangkan kurang dari separuh total responden, yaitu 14
(46,67%) menyatakan setuju.
Masih pada pokok pemahaman Spiritualitas Ignasian dari tabel 2, kurang
dari separuh responden menyatakan sangat setuju yaitu 11 (36,67%) bahwa
pembedaan Roh, dambaan suci, dan pemeriksaan batin adalah beberapa doa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sungguh ditekankan St. Ignatius dalam spiritualitasnya. Sedangkan lebih dari
separuh total responden memilih setuju yaitu 18 (60,00%) dan satu responden
menyatakan kurang setuju.
b. Makna Spiritualitas Ignasian
Pada bagian ini memaparkan sejauh mana para mahasiswa dapat
menemukan makna Spiritualitas Ignasian bagi dirinya sendiri dan dalam
kehidupan sehari-hari yang terungkap dalam tabel 3.
Tabel 3.Makna spiritualitas Ignasian
(N=30)
NoSoal
Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5)3 Spiritualitas Ignasian
memiliki satu tujuandalam hidup dan karya St.Ignatius yaitu demikemuliaan Tuhan yanglebih besar.
Sangat SetujuSetujuKurang SetujuTidak Setuju
181200
60,0040,0000,0000,00
4 Spiritualitas Ignasian inginmengajak orang berimanuntuk lebih dekat kepadaKristus.
Sangat SetujuSetujuKurang SetujuTidak Setuju
171210
56,6740,0003,3300,00
Berdasarkan pengolahan data pada tabel 3 mengenai makna Spiritualitas
Ignasian diperoleh keterangan bahwa pada pernyataan Spiritualitas Ignasian
memiliki satu tujuan dalam hidup dan karya St. Ignatius yaitu demi kemuliaan
Tuhan yang lebih besar menunjukkan lebih dari separuh responden yaitu sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
18 (60,00%) menyatakan sangat setuju. Kurang dari separuh responden yaitu
sebanyak 12 (40,00%) memilih setuju.
Pada pernyataan bahwa Spiritualitas Ignasian ingin mengajak orang
beriman untuk lebih dekat kepada Kristus menunjukkan lebih dari separuh
responden memilih sangat setuju yaitu sebanyak 17 (56,67%) sedangkan kurang
dari separuh responden yaitu 12 (40,00%) menyatakan setuju dan satu responden
memilih kurang setuju.
c. Arti Panggilan Katekis
Pada bagian ini ingin mengetahui sejauh mana para mahasiswa mampu
menjelaskan arti panggilan menjadi katekis pada tabel 4.
Tabel 4.Arti panggilan katekis
(N=30)
NoSoal
Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5)5 Arti panggilan menjadi
katekis adalah panggilanitu berasal dari Allah dankita diajak untuk lebihmengenal Allah.
Sangat SetujuSetujuKurang SetujuTidak Setuju
161310
53,3343,3303,3300,00
6 Arti pelayanan seorangkatekis adalah panggilanuntuk menjadi pewartaKerajaan Allah di tengah-tengah umat.
Sangat SetujuSetujuKurang SetujuTidak Setuju
171210
56,6740,0003,3300,00
Berdasarkan pengolahan data pada tabel 4 mengenai arti panggilan
katekis diperoleh keterangan bahwa pada pernyataan arti panggilan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
katekis adalah panggilan itu berasal dari Allah dan kita diajak untuk lebih
mengenal Allah menunjukkan lebih dari separuh responden yaitu sebanyak 16
(53,33%) menyatakan sangat setuju. Kurang dari separuh responden yaitu
sebanyak 13 (43,33%) memilih setuju dan satu responden yang memilih kurang
setuju.
Pada pernyataan bahwa arti pelayanan seorang katekis adalah panggilan
untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah di tengah-tengah umat menunjukkan lebih
dari separuh responden memilih sangat setuju yaitu sebanyak 17 (56,67%)
sedangkan kurang dari separuh responden yaitu 12 (40,00%) menyatakan setuju
dan satu responden memilih kurang setuju.
d. Pengertian Semangat Pelayanan
Pada tabel 5 akan dijelaskan mengenai sejauh mana para mahasiswa
mampu menjelaskan arti dan unsur penting dari semangat pelayanan para
mahasiswa PAK sebagai calon katekis.
Tabel 5.Pengertian semangat pelayanan
(N=30)
NoSoal
Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5)7 Iman, harapan, dan
kasih merupakan intidari semangatpelayanan.
Sangat SetujuSetujuKurang SetujuTidak Setuju
171210
56,6740,0003,3300,00
8 Saya sudahmempraktekkan sikapdan tindakan untuksaling melayaniterutama kepada Allah
SelaluKadang-kadangTidak SelaluTidak Pernah
72210
23,3373,3303,3300,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dan sesama sebagaicalon katekis.
Berdasarkan pengolahan data pada tabel 5 mengenai pengertian semangat
pelayanan diperoleh keterangan bahwa pada pernyataan iman, harapan, dan kasih
merupakan inti dari semangat pelayanan menunjukkan lebih dari separuh
responden yaitu sebanyak 17 (56,67%) menyatakan sangat setuju. Kurang dari
separuh responden yaitu sebanyak 12 (40,00%) memilih setuju dan satu
responden yang memilih kurang setuju.
Pada pernyataan bahwa saya sudah mempraktekkan sikap dan tindakan
untuk saling melayani terutama kepada Allah dan sesama sebagai calon katekis
menunjukkan kurang dari separuh responden yaitu 7 (23,33%) selalu
mempraktekkan, sedangkan lebih dari separuh responden yaitu 22 (73,33%)
kadang-kadang mempraktekkan dan satu responden yang tidak selalu
mempraktekkan.
e. Makna Semangat Pelayanan
Pada tabel 6 memaparkan tentang sejauh mana para mahasiswa mampu
menemukan dan menjelaskan makna semangat pelayanan para mahasiswa PAK
sebagai calon katekis.
Tabel 6.Makna semangat pelayanan
(N=30)
NoSoal
Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
9 Arti dari semangatadalah sikap yangtumbuh dalam diripribadi untuk bergerakdan berubah.
Sangat SetujuSetujuKurang SetujuTidak Setuju
121710
40,0056,6703,3300,00
10 Keutamaan dalamsemangat pelayananadalah sikap rendah hatiyang mau berkorbandemi sesama dan demiAllah sendiri.
Sangat SetujuSetujuKurang SetujuTidak Setuju
171300
56,6743,3300,0000,00
Berdasarkan pengolahan data pada tabel 6 mengenai makna semangat
pelayanan diperoleh keterangan bahwa pada pernyataan arti dari semangat adalah
sikap yang tumbuh dalam diri pribadi untuk bergerak dan berubah menunjukkan
kurang dari separuh responden yaitu 12 (40,00%) menyatakan sangat setuju.
Lebih dari separuh responden yaitu sebanyak 17 (56,67%) memilih setuju dan
satu responden yang memilih kurang setuju.
Pada pernyataan bahwa keutamaan dalam semangat pelayanan adalah
sikap rendah hati yang mau berkorban demi sesama dan demi Allah sendiri
menunjukkan lebih dari separuh responden memilih sangat setuju yaitu sebanyak
17 (56,67%) sedangkan kurang dari separuh responden yaitu 13 (43,33%)
menyatakan setuju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
f. Latar Belakang Kuliah di Prodi PAK
Pada bagian ini akan memaparkan tentang sejauh mana para mahasiswa
dapat menjelaskan latar belakang pada saat mengambil keputusan untuk kuliah di
Prodi PAK yang tertuang pada tabel.7.
Tabel 7.Latar belakang kuliah di Prodi PAK
(N=30)
NoSoal
Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5)11 Alasan saya
memilih kuliah diProdi PAK
a. Dorongan dari orang tuadan keluarga
b. Keinginan dan motivasidari diri sendiri
c. Keterpaksaan dan tidak adajalan lainJawaban lain:
- Menjemput kesempatanyang disediakan olehDispendikbud melaluiprogram beasiswa
- Terdorong untuk dapatmelayani di daerah terpencildengan mendapat bekalyang cukup sesuaibidangnya
8
17
3
1
1
26,67
56,67
10,00
03,33
03,33
12 Tujuan sayakuliah di ProdiPAK
a. Ingin menggapai cita-citaterutama menjadi guruagama atau katekis
b. Untuk membentuk pribadiyang mempunyai karakter
c. Ingin lebih dekat denganTuhan
11
11
4
36,67
36,67
13,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Jawaban lain:- Menjawab keprihatinan dari
pelayanan pastoral di parokiSt. Yohanes PenginjilLinggang Melapeh
- Lebih ingin mengetahuitentang pendidikan agama
1
3
03,33
10,00
Berdasarkan tabel 7 mengenai alasan memilih kuliah di Prodi PAK,
menyatakan bahwa dorongan dari orang tua dan keluarga ada 8 (26,67%)
mahasiswa, menyatakan keinginan dan motivasi dari diri sendiri ada 17 (56,67%)
mahasiswa, menyatakan keterpaksaan dan tidak ada jalan lain ada 3 (10,00%),
sedangkan jawaban lainnya ada 1 (03,33%) yang menyatakan menjemput
kesempatan yang disediakan oleh Dispendikbud melalui program beasiswa,
terdorong untuk dapat melayani di daerah terpencil dengan mendapat bekal yang
cukup sesuai bidangnya juga ada 1 (03,33%).
Berdasarkan tabel 7 juga mengenai tujuan kuliah di Prodi PAK,
menyatakan bahwa ingin menggapai cita-cita terutama menjadi guru agama atau
katekis ada 11 (36,67%) mahasiswa, ada juga yang menyatakan untuk membentuk
pribadi yang mempunyai karakter dengan jumlah yang sama yaitu 11 (36,67%),
menyatakan bahwa ingin lebih dekat dengan Tuhan ada 4 (13,33%), sedangkan
jawaban lainnya ada yang menyatakan untuk menjawab keprihatinan dari
pelayanan pastoral di paroki St. Yohanes Penginjil Linggang Melapeh yang
berjumlah 1 (03,33%), lebih ingin mengetahui tentang pendidikan agama ada 3
(10,00%) mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
g. Kesulitan dan Tantangan yang dihadapi selama Menempuh Proses Studi di
Prodi PAK
Pada bagian ini akan memaparkan tentang sejauh mana para mahasiswa
dapat membagikan pengalaman-pengalaman terutama menyangkut tantangan dan
kesulitan selama proses studi di Prodi PAK khususnya dalam menanggapi
panggilan sebagai calon katekis. Untuk lebih jelas akan dilihat pada tabel 8.
Tabel 8.Kesulitan dan tantangan yang dihadapi selama menempuh proses studi di
Prodi PAK
(N=30)
NoSoal
Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5)13 Kesulitan selama
kuliah di ProdiPAK
a. Sulit memahami setiapmateri dalam mata kuliahyang diberikan
b. Kemalasan dalam diri yangselalu menghambat prosesperkuliahan
c. Sulit memahami karakterdosen dalam prosesperkuliahan
3
18
9
10,00
60,00
30,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
14 Tantangan selamakuliah di ProdiPAK
a. Tantangan mengendalikandiri sendiri dan memotivasidiri
b. Pergaulan selamamenempuh proses studi
c. Pembagian waktu dalamstudi maupun kegiatan-kegiatan lain
15
3
12
50,00
10,00
40,00
Berdasarkan tabel 8 mengenai kesulitan selama kuliah di Prodi PAK,
menyatakan bahwa sulit memahami setiap materi dalam mata kuliah yang
diberikan ada 3 (10,00%) mahasiswa, menyatakan kemalasan dalam diri yang
selalu menghambat proses perkuliahan ada 18 (60,00%) mahasiswa, menyatakan
sulit memahami karakter dosen dalam proses perkuliahan ada 9 (30,00%),
Berdasarkan tabel 8 juga mengenai tantangan selama kuliah di Prodi PAK,
menyatakan bahwa tantangan mengendalikan diri sendiri dan memotivasi diri ada
15 (50,00%) mahasiswa, ada juga yang menyatakan pergaulan selama menempuh
proses studi ada 3 (10,00%), menyatakan bahwa pembagian waktu dalam studi
maupun kegiatan-kegiatan lain ada 12 (40,00%).
h. Cara Mengatasi Kesulitan Selama Studi di Prodi PAK
Pada tabel 9 memaparkan tentang sejauh mana para mahasiswa dapat
menemukan cara mengatasi persoalan yang dihadapi selama proses studi di Prodi
PAK melalui spiritualitas roh dan iman akan Kristus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 9.Cara mengatasi kesulitan selama studi di Prodi PAK
(N=30)
NoSoal
Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5)15 Cara mengatasi
kesulitan selamakuliah di ProdiPAK
a. Berkomunikasi dengankeluarga untuk mencarisolusi dari setiap masalah
b. Meminta saran atau sharingpengalaman dari temanmaupun kakak tingkat
c. Berkomunikasi denganAllah lewat doa dantindakan
d. Jawaban lain
6
16
6
2
20,00
53,33
20,00
06,67
16 Sikap dalammenghadapitantangan selamakuliah di PAK
a. Putus asa dan menyerahb. Termotivasi dan optimisc. Bersyukurd. Jawaban lain
111144
03,3336,6746,6713,33
Berdasarkan tabel 9 mengenai cara mengatasi kesulitan selama kuliah di
PAK, menyatakan berkomunikasi dengan keluarga untuk mencari solusi dari
setiap masalah ada 6 (20,00%) mahasiswa, menyatakan meminta saran atau
sharing pengalaman dari teman maupun kakak tingkat ada 16 (53,33%)
mahasiswa, menyatakan berkomunikasi dengan Allah lewat doa dan tindakan ada
7 (20,00%), sedangkan jawaban lainnya (A, B, dan C selalu saya lakukan, sharing
dengan teman dan dengan orang tua serta Tuhan) ada 2 (06,67%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan tabel 9 juga mengenai sikap dalam menghadapi tantangan
selama kuliah di PAK, bahwa hanya satu responden yang menyatakan putus asa
dan menyerah. Sedangkan, ada 11 (36,67%) mahasiswa yang menyatakan
termotivasi dan optimis, ada juga yang menyatakan bersyukur sebanyak 14
(46,67%) mahasiswa. Sedangkan jawaban lainnya (B, dan C serta membuat
komitmen dan semangat, biasa saja, jalani saja sampai selesai, menyerahkan
semuanya pada Tuhan) ada 4 (13,33%).
i. Hubungan Antara Makna Spiritualitas Ignasian dan Semangat Pelayanan para
Mahasiswa PAK sebagai Calon Katekis
Pada tabel 10 memaparkan tentang sejauh mana para mahasiswa mampu
menghayati panggilannya sebagai calon katekis dilihat dari Spiritualitas Ignasian
berperan dalam semangat pelayanan yang telah didapatkan para mahasiswa PAK.
Tabel 10.Hubungan antara makna Spiritualitas Ignasian dan semangat pelayanan
para mahasiswa PAK sebagai calon katekis
(N=30)
NoSoal
Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5)17 Cara menghayati
SpiritualitasIgnasian selamakuliah di PAK
a. Terlibat aktif dalamkegiatan pelayanan baik diparoki maupun lingkungan
b. Menjalin relasi yang baikterhadap seluruh keluargabesar PAK
c. Berusaha untuk memahamisetiap pendampingan dalammata kuliah di PAK
11
10
6
36,67
33,33
20,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
d. Jawaban lain 3 10,00
18 PerananpenghayatanSpiritualitasIgnasian bagipelayanan sebagaimahasiswa PAK
a. Mewujudkan iman,harapan, dan kasih lewatLatihan Rohani dalamkehidupan sehari-hari
b. Mengerti bahwa umatmenjadi tolak ukur utamadalam pelayanan
c. Berperan dalam perubahandiri menjadi lebih baik lagi
d. Jawaban lain
16
3
9
2
53,33
10,00
30,00
06,67
Berdasarkan tabel 10 mengenai cara menghayati Spiritualitas Ignasian
selama kuliah di PAK yang menyatakan bahwa terlibat aktif dalam kegiatan
pelayanan baik di paroki maupun lingkungan ada 11 (36,67%) mahasiswa,
menyatakan menjalin relasi yang baik terhadap seluruh keluarga besar PAK ada
10 (33,33%) mahasiswa, menyatakan berusaha untuk memahami setiap
pendampingan dalam mata kuliah di PAK ada 6 (20,00%), sedangkan jawaban
lainnya (berdoa dan refleksi, B dan C, saya tidak menghayati Spiritualitas
Ignasian) ada 3 (10,00%).
Berdasarkan tabel 10 juga mengenai peranan penghayatan Spiritualitas
Ignasian bagi pelayanan sebagai mahasiswa PAK, yang menyatakan bahwa
mewujudkan iman, harapan, dan kasih lewat Latihan Rohani dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
sehari-hari ada 16 (53,33%) mahasiswa. Ada 3 (10,00%) yang menyatakan
mengerti bahwa umat menjadi tolak ukur utama dalam pelayanan dan yang
menyatakan bahwa berperan dalam perubahan diri menjadi lebih baik lagi ada 9
(30,00%) sedangkan jawaban lainnya (tidak ada, A, B, dan C menjadi
penghayatan saya dalam pelayanan) ada 2 (06,67%).
j. Harapan Mahasiswa PAK
Pada tabel 11 memaparkan tentang sejauh mana para mahasiswa dapat
menemukan program pendampingan untuk mempermudah menghayati
spiritualitas Ignasian lewat semangat pelayanan para mahasiswa PAK yang akan
diterapkan dalam dinamika serta proses studi di PAK.
Tabel 11.Harapan mahasiswa PAK
(N=30)
NoSoal
Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen%
(1) (2) (3) (4) (5)19 Terobosan yang
harus dilakukanuntukmempermudahmenghayatiSpiritualitasIgnasian di PAK
a. Mengunjungi tempat-tempat bersejarah yangmenjadi sejarah pewartaanSt. Ignatius
b. Melaksanakan kegiatan doayang ditekankan oleh St.Ignatius dalam LatihanRohani
c. Mengikuti seminar ataukegiatan-kegiatan yangberkaitan denganspiritualitas St. Ignatius
d. Jawaban lain
1
17
8
4
03,33
56,67
26,67
13,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
20 Poin-poin yangharusdiperhatikandalammelaksanakanterobosan yangdiusulkan untukmempermudahmenghayatiSpiritualitasIgnasian di PAK
a. Menumbuhkan semangatdan tekad dalam diri
b. Membangun kesadaranbersama untuk tergerakhatinya
c. Memperkaya wawasanterutama wawasan tentangSt. Ignatius
d. Jawaban lain
8
16
5
1
26,67
53,33
16,67
03,33
Berdasarkan tabel 11 mengenai terobosan yang harus dilakukan untuk
mempermudah menghayati Spiritualitas Ignasian di PAK hanya ada satu
responden yang menyatakan bahwa mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang
menjadi sejarah pewartaan St. Ignatius, yang menyatakan bahwa melaksanakan
kegiatan doa yang ditekankan oleh St. Ignatius dalam Latihan Rohani ada 17
(56,67%) mahasiswa, yang menyatakan mengikuti seminar atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan spiritualitas St. Ignatius ada 8 (26,67%), sedangkan
jawaban lainnya (spiritualitas diganti dengan latihan Ignatian, dosen memberi
contoh yang baik dalam hal sederhana, A, B, dan C saling berkaitan, mengubah
cara pandang) ada 4 (13,33%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Berdasarkan tabel 11 juga mengenai poin-poin yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan terobosan yang diusulkan untuk mempermudah menghayati
Spiritualitas Ignasian di PAK, yang menyatakan bahwa menumbuhkan semangat
dan tekad dalam diri ada 8 (26,67%) mahasiswa. Ada 16 (53,33%) mahasiswa
yang menyatakan bahwa membangun kesadaran bersama untuk tergerak hatinya,
yang menyatakan bahwa memperkaya wawasan terutama wawasan tentang St.
Ignatius ada 5 (16,67%) mahasiswa. Sedangkan jawaban lainnya ada yang
menyatakan bahwa seperti LKI (Latihan Kepemimpinan Ignatian).
2) Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini merupakan pembahasan hasil penelitian mengenai peranan
Spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa PAK
Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.
a. Pemahaman Spiritualitas Ignasian
Hasil penelitian terhadap pemahaman akan Spiritualiatas Ignasian
menunjukkan bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 16 (53,33%)
menyatakan sangat setuju bahwa Spiritualitas Ignasian adalah semangat pelayanan
melalui doa yang ditekankan oleh Santo Ignatius untuk meneguhkan iman melalui
Latihan Rohani. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar para
mahasiswa PAK cukup memahami tentang arti dari Spiritualitas Ignasian itu
sendiri. Sebanyak 18 (60,00%) lebih dari separuh responden menyatakan setuju
bahwa pembedaan roh, dambaan suci, dan pemeriksaan batin adalah beberapa doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
yang sungguh ditekankan St. Ignatius dalam spiritualitasnya. Dalam hal ini,
sebagian besar para mahasiswa cukup mengetahui dan memahami serta mengerti
akan 3 dari 14 doa yang sungguh ditekankan oleh St. Ignatius dalam
spiritualitasnya.
Hasil penelitian di atas merupakan pembahasan dari variabel I tentang
pemahaman Spiritualitas Ignasian. Pada pokok pembahasan mengenai
pemahaman Spiritualitas Ignasian menunjukkan bahwa sebagian besar para
mahasiswa PAK cukup memahami arti Spiritualitas Ignasian dalam kaitannya
dengan semangat pelayanan. Para mahasiswa PAK mengerti bahwa Spiritualitas
Ignasian adalah semangat pelayanan melalui doa yang ditekankan oleh Santo
Ignatius untuk meneguhkan iman melalui Latihan Rohani. Disini juga para
mahasiswa cukup mengerti akan Latihan Rohani sebagai landasan dan praktek
doa sebagai jalan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Begitu juga dengan 3 dari
14 doa yang ditekankan oleh St. Ignatius, para mahasiswa PAK sebagian besar
cukup paham akan hal itu. Meskipun begitu masih ada yang menyatakan kurang
setuju. Bagi mahasiswa yang menyatakan kurang setuju berarti belum memahami
bahkan belum mengerti akan doa yang sungguh ditekankan oleh St. Ignatius
dalam spiritualitasnya.
b. Makna Spiritualitas Ignasian
Hasil penelitian terhadap makna akan Spiritualitas Ignasian menunjukkan
bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 18 (60,00%) menyatakan sangat
setuju bahwa Spiritualitas Ignasian memiliki satu tujuan dalam hidup dan karya
St. Ignatius yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Hal tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
diartikan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup memahami tentang
Spiritualitas Ignasian memiliki satu tujuan yaitu demi kemuliaan Tuhan yang
lebih besar dan juga kata-kata ini juga menjadi populer di kalangan umat beriman
serta menjadi semboyan yang khas dari kaum Jesuit. Sebanyak 17 (56,67%) lebih
dari separuh responden menyatakan sangat setuju bahwa Spiritualitas Ignasian
ingin mengajak orang beriman untuk lebih dekat kepada Kristus. Dalam hal ini,
sebagian besar para mahasiswa cukup mendalami, mengetahui, dan merasakan
akan tujuan dari Spiritualitas Ignasian yang ingin mengajak orang beriman untuk
lebih dekat kepada Kristus.
Hasil penelitian di atas masih merupakan pembahasan dari variabel I
tentang peranan Spiritualitas Ignasian. Pada pokok pembahasan mengenai makna
Spiritualitas Ignasian menunjukkan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK
cukup menyadari dengan baik akan makna Spiritualitas Ignasian dalam kaitannya
dengan semangat pelayanan. Para mahasiswa PAK mengerti bahwa Spiritualitas
Ignasian memiliki satu tujuan dalam hidup dan karya St. Ignatius yaitu demi
kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Dalam hal ini para mahasiswa PAK sebagian
besar cukup mengerti akan tujuan dari Spiritualitas Ignasian yang sangat khas
tersebut. Sama halnya dengan realita dalam kehidupan sehari-hari bahwa intinya
Spiritualitas Ignasian ingin mengajak orang beriman lebih dekat dengan Kristus.
Tetapi, masih ada responden yang menyatakan kurang setuju tentang hal ini
karena mungkin mempunyai alasan lain yang lebih menguatkan pendapatnya
tentang makna Spiritualitas Ignasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
c. Arti Panggilan Katekis
Hasil penelitian terhadap arti panggilan katekis menunjukkan bahwa lebih
dari separuh total responden yaitu 16 (53,33%) menyatakan sangat setuju bahwa
arti panggilan menjadi katekis adalah panggilan itu berasal dari Allah dan kita
diajak untuk lebih mengenal Allah. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian
besar responden cukup memahami tentang arti panggilan menjadi katekis yaitu
panggilan yang berasal dari Allah dan diajak untuk lebih mengenal Allah.
Sebanyak 17 (56,67%) lebih dari separuh responden menyatakan sangat setuju
bahwa arti pelayanan seorang katekis adalah panggilan untuk menjadi pewarta
Kerajaan Allah di tengah-tengah umat. Dalam hal ini, sebagian besar para
mahasiswa cukup mengerti bahkan sudah bisa memahami arti pelayanan seorang
katekis yaitu panggilan untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah di tengah-tengah
umat. Tentu disini ada perbedaan antara panggilan dan juga pelayanan seorang
katekis.
Hasil penelitian di atas merupakan pembahasan dari variabel 2 tentang
semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis. Berdasarkan
hasil yang diperoleh, boleh dikatakan bahwa para mahasiswa PAK cukup
memahami serta menghayati baik arti panggilan menjadi seorang katekis dan juga
arti pelayanan bagi seorang katekis. Meskipun begitu tetap saja ada responden
yang kurang setuju akan arti panggilan menjadi katekis dan juga pelayanan
seorang katekis. Boleh dikatakan bahwa mahasiswa tersebut belum terlalu
menghayati panggilan maupun pelayanan menjadi seorang katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
d. Pengertian Semangat Pelayanan
Hasil penelitian terhadap pengertian semangat pelayanan menunjukkan
bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 17 (56,67%) menyatakan sangat
setuju bahwa iman, harapan, dan kasih merupakan inti dari semangat pelayanan.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar responden cukup memahami
tentang inti dari semangat pelayanan. Sebanyak 22 (73,33%) lebih dari separuh
responden memilih kadang-kadang dalam mempraktekkan sikap dan tindakan
untuk saling melayani terutama kepada Allah dan sesama sebagai calon katekis.
Hasil ini memperlihatkan bahwa sebagian besar para mahasiswa masih belum
menyadari akan pentingnya semangat pelayanan sebagai calon katekis.
Hasil penelitian diatas masih merupakan pembahasan dari variabel 2
tentang semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, boleh dikatakan bahwa para mahasiswa PAK
cukup memahami akan inti dari semangat pelayanan yaitu iman, harapan, dan
kasih. Namun, dalam prakteknya masih banyak dari para mahasiswa PAK yang
belum menyadari akan pentingnya semangat dalam pelayanan tersebut sebagai
calon katekis. Artinya, bahwa para mahasiswa PAK dalam mengikuti kegiatan-
kegiatan menggereja baik di paroki maupun di lingkungan masih kurang terlibat
aktif dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
e. Makna Semangat Pelayanan
Hasil penelitian terhadap makna semangat pelayanan menunjukkan bahwa
lebih dari separuh total responden yaitu 17 (56,67%) menyatakan setuju bahwa
arti dari semangat adalah sikap yang tumbuh dalam diri pribadi untuk bergerak
dan berubah. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar responden cukup
mengerti tentang arti dari semangat. Sebanyak 17 (56,67%) lebih dari separuh
responden menyatakan sangat setuju bahwa keutamaan dalam semangat
pelayanan adalah sikap rendah hati yang mau berkorban demi sesama dan demi
Allah sendiri. Hasil ini memperlihatkan bahwa sebagian besar para mahasiswa
PAK cukup memahami akan keutamaan dalam semangat pelayanan yaitu sikap
rendah hati yang mau berkorban demi sesama dan demi Allah sendiri.
Hasil penelitian diatas masih merupakan pembahasan dari variabel 2
tentang semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, boleh dikatakan bahwa sebagian besar para
mahasiswa PAK cukup memahami akan arti dari semangat dan keutamaan dalam
semangat pelayanan.Namun, masih ada responden yang kurang setuju akan arti
dari semangat itu sendiri. Mungkin bagi yang menyatakan kurang setuju
mempunyai pandangan lain akan arti dari semangat sesuai dengan wawasannya.
f. Latar Belakang Kuliah di PAK
Hasil penelitian mengungkapkan lebih dari separuh jumlah responden
17(56,67%) alasan memilih kuliah di PAK karena terdorong dari keinginan dan
motivasi dari diri sendiri. Hal ini penulis pahami bahwa sebagian besar para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
mahasiswa PAK memilih prodi ini bukan karena keterpaksaan melainkan berasal
dari hati dan mantap untuk kuliah di PAK. Tetapi, tetap saja ada para mahasiswa
PAK yang memilih alasan yang beranekaragam diantaranya dorongan dari orang
tua, ada keterpaksaan dan menjadikan PAK sebagai jalan keluar terakhir,dan
menjemput kesempatan yang disediakan oleh Dispendikbud melalui program
beasiswa. Hasil ini penulis memahami bahwa tidak sedikit pula dari para
mahasiswa mengalami keterpaksaan untuk kuliah di PAK terutama karena
dorongan dari orang tua, tarekat atau kongregasi, guru, dan lain-lain bukan berasal
dari keinginan diri sendiri.
Di samping itu mengenai tujuan kuliah di PAK terdapat jawaban-jawaban
yang seimbang dan merata. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 11(36,67%)
responden yang menjawab ingin menggapai cita-cita terutama menjadi guru
agama atau katekis. Jawaban ini sama dengan responden yang menjawab bahwa
tujuan kuliah di PAK yaitu untuk membentuk pribadi yang mempunyai karakter
11(36,67%). Jawaban di atas, menurut penulis bahwa sebagian besar para
mahasiswa PAK cukup termotivasi dan mampu menghayati tujuan mereka untuk
kuliah di PAK. Tetapi, ada satu responden yang menyatakan bahwa tidak ada
tujuan ketika memilih kuliah di PAK. Hasil ini bagi penulis merupakan bahwa
masih ada yang menjadikan PAK sebagai pelarian karena tidak ada jalan lain dan
tidak ada tujuan. Jadi, bagi para mahasiswa yang menjalankan seperti itu mungkin
merasa jenuh dan bosan kuliah di PAK. Tetapi, semua butuh proses. Hal ini tentu
menjadi perhatian bagi keluarga besar PAK untuk lebih giat lagi memperhatikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
para mahasiswa agar termotivasi untuk kuliah di PAK dan menyadari bahwa jalan
untuk kuliah di PAK tidak salah.
g. Kesulitan dan Tantangan yang dihadapi selama Menempuh Proses Studi di
PAK
Hasil penelitian di atas mengungkapkan bahwa lebih dari separuh jumlah
responden yaitu 18 (60,00%) mengalami kesulitan selama kuliah di PAK karena
adanya kemalasan dalam diri yang selalu menghambat proses perkuliahan. Hal ini
bagi penulis merupakan kesulitan yang menjadi faktor utama penghambat para
mahasiswa ketika menjalani kuliah di PAK. Menurut penulis, sebagian besar para
mahasiswa mungkin merasa jenuh dan bosan dengan tugas-tugas yang diberikan,
materi-materi yang sulit untuk dipahami, dan juga karakter dosen yang tidak
sesuai dengan keinginan. Maka dari itu, faktor-faktor ini jelas memicu kemalasan
dalam diri mahasiswa terutama bagi mereka yang tidak menemukan jalannya di
PAK.
Di samping itu mengenai tantangan selama kuliah di PAK terdapat
jawaban-jawaban yang hampir seimbang. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 15
(50,00%) responden yang menjawab bahwa tantangannya adalah tantangan
mengendalikan diri sendiri dan memotivasi diri, sedangkan yang menjawab
bahwa tantangan selama kuliah di PAK adalah pembagian waktu dalam studi
maupun kegiatan-kegiatan lain yaitu 12 (40,00). Hasil ini bagi penulis
menggambarkan dua sisi yang berbeda bahwa tantangan selama kuliah di PAK itu
berasal dari dalam diri dan luar diri. Memang selama kuliah para mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
disibukkan dengan berbagai macam kegiatan bukan hanya dari intern kampus
saja, melainkan juga tidak sedikit para mahasiswa ikut terlibat aktif dalam
kegiatan-kegiatan organisasi, sebuah kepanitiaan, seminar, dll. Hal ini bertujuan
untuk menambah wawasan dan juga pergaulan serta mempererat persaudaraan
sebagai mahasiswa.
h. Cara Mengatasi Kesulitan Selama Studi di PAK
Hasil penelitian di atas mengungkapkan bahwa lebih dari separuh jumlah
responden yaitu 16 (53,33%) memilih meminta saran atau sharing pengalaman
dari teman maupun kakak tingkat sebagai cara untuk mengatasi kesulitan selama
kuliah di PAK. Hal ini bagi penulis merupakan sesuatu yang sungguh baik dan
benar-benar menjadi solusi bagi para mahasiswa. PAK memang memiliki ciri
khas yang dipandang baik oleh prodi-prodi lain karena kekeluargaannya yang
sangat erat. Hal ini pula yang tampak dalam setiap kegiatan-kegiatan
pendampingan selama menjalani proses di PAK baik antar angkatan maupun
relasi dengan karyawan dan juga para dosen. Selain itu, tidak lupa juga para
mahasiswa sebagian juga menemukan solusi melalui berkomunikasi dengan Allah
lewat doa serta tidak melupakan keluarga untuk tetap selalu berkomunikasi
dengan mereka karena bagaimanapun juga keluarga terutama orang tua tetap
berperan besar dalam kesuksesan setiap para mahasiswa yang menjalani proses
studi di PAK.
Di samping itu mengenai sikap dalam menghadapi tantangan selama
kuliah di PAK terdapat jawaban-jawaban yang hampir seimbang. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
hasil penelitian terdapat 14 (46,67%) responden yang menjawab bahwa sikapnya
adalah bersyukur. Bagi penulis, maksudnya adalah sebagian besar para mahasiswa
mensyukuri apa yang terjadi dalam dirinya. Dengan kata lain, para mahasiswa
menerima semua tantangan tersebut bukan sebagai hambatan melainkan sebagai
bentuk kerja keras yang setia dilakukan untuk bisa sukses di PAK. Sedangkan,
sebanyak 11 (36,67%) responden menyatakan termotivasi dan optimis sebagai
sikap dalam menghadapi tantangan selama kuliah di PAK. Di antaranya, kerja
keras dan menciptakan kegembiraan diri, membina komitmen dan semangat,
belajar dengan sungguh-sungguh. Tetapi, ada satu responden yang menyatakan
putus asa dan menyerah. Menurut penulis, yang menyatakan hal tersebut mungkin
karena merasa terbebani, merasa lelah, dan juga merasa bahwa sekarang yang
terpenting hanya menjalaninya saja sampai selesai.
i. Hubungan Antara Makna Spiritualitas Ignasian dan Semangat Pelayanan Para
Mahasiswa PAK Sebagai Calon Katekis
Hasil penelitian di atas mengungkapkan hasil yang hampir seimbang di
pernyataan cara menghayati Spiritualitas Ignasian selama kuliah di PAK.
Permasalahannya adalah sebagian besar dari responden merasa belum menghayati
Spiritualitas Ignasian bahkan tidak sedikit yang kurang tahu akan Spiritualitas
Ignasian. Hal ini tampak dalam ketika penulis mengamati saat responden
mengerjakan kuesioner ini. Sebanyak 10 (33,33%) kurang dari separuh responden
menyatakan bahwa cara menghayati Spiritualitas Ignasian dengan menjalin relasi
yang baik terhadap seluruh keluarga besar PAK. Sebanyak 11 (36,67%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
responden juga menjawab dengan cara terlibat aktif dalam kegiatan pelayanan
baik di paroki maupun lingkungan. Hal ini merupakan sesuatu yang positif untuk
harus dilaksanakan dalam pewartaan karena sebagai calon katekis relasi dan juga
pelayanan adalah sesuatu yang selalu ditemui di tengah-tengah umat. Jadi, dalam
hal ini para mahasiswa cukup selektif dalam mengemukakan jawabannya karena
para mahasiswa cukup memahami tugas dan karya panggilan seorang katekis.
Di samping itu, mengenai peranan penghayatan Spiritualitas Ignasian bagi
pelayanan sebagai mahasiswa PAK sebanyak 16 (53,33%) lebih dari separuh
responden menyatakan bahwa mewujudkan iman, harapan, dan kasih lewat
Latihan Rohani dalam kehidupan sehari-hari berperan bagi pelayanan sebagai
mahasiswa PAK. Bagi penulis, para mahasiswa sudah cukup mengerti dan
memahami setiap karya pelayanan yang dilakukan selama kuliah di PAK. Tentu
saja hal ini berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di PAK mulai dari
pembinaan spiritualitas di setiap semester, retret dan juga rekoleksi, Karya Bakti
Paroki (KBP), Camping Rohani, dll. Kegiatan-kegiatan ini merupakan tolak ukur
bagi para mahasiswa untuk bisa memaknai Spiritualitas Ignasian lewat
pengalaman sehari-hari. Memang tidak secara spesifik dijelaskan dalam setiap
kegiatan tersebut. Tetapi, peranan para dosen untuk membimbing dan juga
kesadaran dari para mahasiswa untuk belajar memaknai dan juga menghayati
Spiritualitas Ignasian tentu bisa menjadi proses karena kembali lagi kepada
pedagogi Ignasian yang terpancar di Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
j. Harapan Mahasiswa PAK
Hasil penelitian di atas mengungkapkan bahwa sebanyak 17 (56,67%)
lebih dari separuh responden menyatakan bahwa melaksanakan kegiatan doa yang
ditekankan oleh St. Ignatius dalam Latihan Rohani menjadi terobosan yang harus
dilakukan untuk mempermudah menghayati Spiritualitas Ignasian di PAK. Bagi
penulis, jawaban ini merupakan pemahaman dan juga harapan yang sungguh-
sungguh diharapkan terjadi sebagai penghayatan kita kepada Yesus melalui St.
Ignatius. Hal ini pula yang belum terlalu terlihat jelas dilakukan di prodi PAK
karena selama ini belum ada kegiatan-kegiatan seperti Latihan Rohani
dilaksanakan di prodi PAK. Meskipun begitu, tidak ada alasan apabila Latihan
Rohani ini bisa dilaksanakan dan diwujudkan karena bagi penulis sendiri belum
terlalu paham akan Latihan Rohani itu sendiri.
Di samping itu, mengenai poin-poin yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan terobosan di atas adalah sebanyak 16 (53,33%) lebih dari separuh
responden menyatakan bahwa membangun kesadaran bersama untuk tergerak
hatinya menjadi poin utama. Poin ini tentu menjadi sangat penting karena menurut
penulis sebagai prodi PAK yang dipandang akan kekeluargaannya yang beraneka
ragam tentu kesadaran bersama menjadi poin yang harus diperhatikan sebagai
wujud penghayatan bersama akan Spiritualitas Ignasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
D. Kesimpulan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui gambaran secara
umum para mahasiswa semester VI dan semester VIII, sejauh mana para
mahasiswa Prodi PAK memahami peranan Spiritualitas Ignasian terhadap
semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma
sebagai calon katekis.
Pertama, sebagian besar mahasiswa semester VI dan semester VIII telah
memahami arti dari Spiritualitas Ignasian bahwa Spiritualitas Ignasian itu adalah
doa yang ditekankan oleh St. Ignatius agar semakin meneguhkan iman terutama
melalui latihan rohani.
Kedua, sebagian besar mahasiswa semester VI dan semester VIII juga
telah menyadari dengan baik akan makna Spiritualitas Ignasian dalam kaitannya
dengan semangat pelayanan. Makna Spiritualitas Ignasian itu sungguh berkaitan
dengan tujuan mulia yang dikemukakan oleh St. Ignatius yaitu demi kemuliaan
Tuhan yang lebih besar. Dengan memahami makna Spiritualitas Ignasian ini
semakin meneguhkan iman umat beriman terkhusus para mahasiswa Prodi PAK
yang menjalani proses studi agar mantap dalam panggilannya sebagai calon
katekis.
Ketiga, sebagian besar mahasiswa semester VI dan semester VIII telah
cukup memahami arti panggilan seorang katekis. Sejak masa studi, para
mahasiswa sebagai calon katekis perlu menghidupi panggilannya sebagai katekis.
Selaras dengan visi dan misi Prodi PAK. Visi Prodi adalah terwujudnya Gereja
yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Sedangkan misi Prodi adalah mendidik kaum muda menjadi katekis dalam
konteks Gereja Indonesia yang memasyarakat dan mengembangkan karya
katekese dalam Gereja demi masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat.
Tetapi, memang perlu refleksi lebih mendalam dan juga sosialisasi yang lebih
baik karena di zaman sekarang panggilan menjadi seorang katekis itu semakin
berkurang.
Keempat, mahasiswa semester VI dan semester VIII sudah cukup paham
dan mengerti inti dari semangat pelayanan. Tentu pada saat terjun ke umat,
seorang katekis harus sungguh-sungguh menghayati imannya kepada Kristus dan
selalu setia mewartakan kabar gembira di tengah-tengah umat. Namun, para
mahasiswa Prodi PAK masih kurang terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan
pelayanan. Hal inilah yang patut menjadi perhatian bersama dengan menyadari
kembali arti panggilan seorang katekis tersebut sehingga dengan kehadiran para
katekis, umat semakin terbantu untuk beriman kepada Kristus.
Kelima, mahasiswa semester VI dan semester VIII memahami akan arti
dari semangat itu sendiri. Semangat itu tumbuh dari dalam diri sendiri dan
merupakan motivasi yang ingin diciptakan seseorang untuk bergerak dan berubah.
Keenam, mahasiswa semester VI dan semester VIII memiliki latar
belakang kuliah di Prodi PAK yang beranekaragam. Alasan memilih kuliah di
Prodi PAK sebagian besar karena terdorong dari keinginan dan motivasi dari diri
sendiri. Adanya motivasi dari diri sendiri akan membantu mahasiswa dalam
proses studi sehingga mereka terbantu dalam memahami karya pelayanan dari
sosok seorang katekis dan membentuk karakter serta jatidiri dari seorang katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Ketujuh, mahasiswa semester VI dan semester VIII merasakan dan juga
mengalami kesulitan dan juga tantangan selama menjalani kuliah di Prodi PAK.
Faktor utama para mahasiswa mengalami kesulitan karena kemalasan dalam diri.
Faktor ini memang akan selalu terjadi di diri para mahasiswa karena tak jarang
para mahasiswa merasa bosan dengan mata kuliah atau kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan di Prodi PAK. Kemalasan memang juga menjadi penyakit bagi
kaum muda khususnya dan hanya diri sendiri jugalah yang bisa mengatasi
kemalasan tersebut. Sedangkan, tantangan dibagi menjadi dua yaitu tantangan
dalam diri dan juga dari luar diri bahwa para mahasiswa semester VII dan
semester VIII merasa sulit mengendalikan diri menjadi tantangan terbesar bagi
mereka. Sedangkan, tantangan dari luar adalah sulit membagi waktu antara
kegiatan akademik maupun non akademik.
Kedelapan, mahasiswa semester VI dan semester VIII mempunyai cara
agar bisa mengatasi kesulitan dan tantangan tersebut untuk bisa menjalani proses
studi dengan bahagia dan juga penuh motivasi. Sebagian besar menyatakan bahwa
meminta saran atau sharing pengalaman dari teman maupun kakak tingkat
merupakan caranya. Sharing pengalaman memang menjadi ciri khas dari prodi
PAK karena selain refleksi, sharing pengalaman menjadi pendampingan yang baik
agar para mahasiswa semakin mantap akan panggilannya sebagai calon katekis.
Sedangkan, bersyukur dan juga kerja keras menjadi sikap serta usaha yang
sungguh ingin ditanamkan dari para mahasiswa selama menjadi proses studi di
Prodi PAK. Meskipun, dalam perjalanannya tidak sedikit yang mengundurkan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
tetapi tidak sedikit pula yang masih bertahan dan kuncinya adalah kerja keras dan
komitmen.
Kesembilan, para mahasiswa semester VI dan semester VIII cukup
menemukan hubungan antara makna Spiritualitas Ignasian dan semangat
pelayanan para mahasiswa Prodi PAK sebagai calon katekis. Tetapi, perlu
menambah wawasan yang lebih lagi untuk dipelajari oleh para mahasiswa karena
minimnya pengetahuan tentang Spiritualitas Ignasian itu sendiri. Pelayanan
menjadi tolak ukur utama sebagai calon pewarta. Maka dari itu terlibat dalam
pelayanan baik di paroki maupun di lingkungan menjadi Latihan Rohani yang
sungguh-sungguh bisa dilakukan oleh para mahasiswa Prodi PAK karena prodi
PAK sendiri pun sudah menyediakan wadah yang jelas untuk para mahasiswa
agar semakin mantap akan panggilan.
Kesepuluh, para mahasiswa semester VI dan semester VIII memiliki
harapan yang besar berkaitan dengan Spiritualitas Ignasian. Harapan itu
sehubungan dengan Latihan Rohani, doa, pelayanan, wawasan, dan juga motivasi.
Harapan itu akan menjadi nyata apabila diawali dengan membangun kesadaran
pribadi dan juga bersama untuk melaksanakan pelayanan dengan sepenuh hati dan
tanpa batas sehingga kerajaan Allah sungguh terpancar nyata dalam hidup semua
orang beriman.
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan juga
penulis menarik kesimpulan dari hasil penelitian, penulis dapat merangkum
bahwa para mahasiswa Prodi PAK sungguh-sungguh memiliki harapan besar agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Spiritualitas Ignasian itu mampu dihayati oleh segenap para mahasiswa dan juga
mampu berperan dalam semangat pelayanan sebagai calon katekis di kehidupan
umat. Selain itu, para mahasiswa Prodi PAK mengharapkan program
pendampingan yang dapat membantu menghayati dan memaknai Spiritualitas
Ignasian dalam semangat pelayanan dan juga memantapkan panggilan sebagai
calon katekis. Program atau usulan kegiatan yang ditemukan oleh penulis
berdasarkan hasil penelitian terhadap para mahasiswa Prodi PAK terutama
semester VI dan semester VIII yaitu program Retret Latihan Rohani dalam
kegiatan pembinaan spiritualitas bagi para mahasiswa Prodi PAK Universitas
Sanata Dharma. Sedangkan, usulan program kegiatan yang lain diserahkan pada
pihak kampus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BAB IV
USULAN PROGRAM REKOLEKSI LATIHAN ROHANI DALAM
KEGIATAN PEMBINAAN SPIRITUALITAS SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA
PRODI PAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SEBAGAI CALON KATEKIS
Pada bab III penulis telah memaparkan hasil penelitian mengenai peranan
Spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK
sebagai calon katekis. Berdasarkan penelitian dapat dilihat bahwa: pertama,
tingkat kedalaman pemahaman dan penghayatan para mahasiswa Prodi PAK
terhadap Spiritualitas Ignasian sudah cukup baik. Kedua, para mahasiswa Prodi
PAK hanya perlu menambah pengetahuan dan wawasan serta memberi perhatian
lebih akan Spiritualitas Ignasian. Ketiga para mahasiswa Prodi PAK memiliki
harapan besar berkaitan dengan Latihan Rohani, doa, pelayanan, wawasan, dan
juga motivasi.
Pada bab IV ini, penulis memaparkan upaya dalam wujud usulan program
yang diharapkan dapat semakin meningkatkan semangat pelayanan para
mahasiswa Prodi PAK terkhusus lebih menghayati pelayanan dalam Spiritualitas
Ignasian berdasarkan kajian pustaka pada bab II dan hasil penelitian bab III.Pada
bab IV ini juga penulis memberikan usulan program yaitu program Rekoleksi
Latihan Rohani dalam kegiatan pembinaan spiritualitas bagi para mahasiswa Prodi
PAK Universitas Sanata Dharma agar panggilan dan juga pewartaan sebagai calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
katekis semakin diteguhkan. Penulis akan membagi bab IV ini dalam dua bagian.
Pertama, latar belakang kegiatan Rekoleksi Latihan Rohani dalam pembinaan
spiritualitas para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Kedua,
program Rekoleksi Latihan Rohani untuk meningkatkan semangat pelayanan para
mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.
A. Latar Belakang Kegiatan Rekoleksi Latihan Rohani dalam PembinaanSpiritualitas Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma
Kegiatan rekoleksi Latihan Rohani yang diadakan untuk para mahasiswa
Prodi PAK memang belum pernah dilaksanakan sebelumnya. Kegiatan rekoleksi
Latihan Rohani ini penulis usulkan bagi semua angkatan para mahasiswa Prodi
PAK dalam mata kuliah pembinaan spiritualitas. Tujuan umum diadakannya
rekoleksi Latihan Rohani ini adalah untuk semakin memahami dan menghayati
Spiritualitas Ignasian dan juga mengupayakan untuk meningkatkan semangat
pelayanan para mahasiswa Prodi PAK sebagai calon katekis.
Penulis mempunyai program yaitu kegiatan rekoleksi Latihan Rohani,
maksudnya adalah kegiatan yang bersumber pada doa serta meditasi St. Ignatius
dalam spiritualitasnya untuk lebih meneguhkan iman kita terutama karena kita
adalah umat berdosa. Kegiatan retret ini bisa dilaksanakan di dalam kompleks
kampus ataupun di luar kampus. Tetapi, alangkah baiknya kegiatan ini diadakan
di luar kampus terutama di alam terbuka agar kita bisa semakin bersatu dengan
Allah lewat alam dan mampu semakin membantu kita untuk berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dengan Tuhan. Mengenai tempat akan diserahkan kembali kepada masing-masing
angkatan.
Kegiatan rekoleksi Latihan Rohani untuk para mahasiswa Prodi PAK ini
berangkat dari pengalaman hidup para mahasiswa itu sendiri. Peserta rekoleksi
diajak untuk memperdalam pengertian batin tentang Kristus agar semakin baik
dalam mengikuti dan mengabdi-Nya. Peserta rekoleksi dibimbing untuk
membiarkan dirinya semakin dikuasai oleh cinta Tuhan, kemudian dibimbing
untuk memilih jalan hidup yang konkret, pribadi, menyeluruh sebagai jawaban
kepada cinta Tuhan. Puncak Latihan Rohani adalah kontemplasi untuk
mendapatkan cinta Ilahi.
Rekoleksi Latihan Rohani diadakan untuk semakin memahami dan juga
menghayati iman kepada Kristus dalam pelayanan sebagai calon katekis. Hasil
penelitian pada bab III menunjukkan sebagian besar sudah baik dalam hal
pemahaman saja, tetapi mengenai semangat pelayanan terutama keterlibatan
dalam hidup menggereja masih begitu banyak yang belum terlibat. Oleh karena
itu kegiatan rekoleksi Latihan Rohani ini diadakan untuk merefleksikan kembali
teladan Yesus Kristus dalam hidup-Nya agar para mahasiswa Prodi PAK semakin
mantap dan tergerak ikut serta dalam karya pelayanan-Nya. Spiritualitas Ignasian
tidak bisa dipahami hanya sebatas teori saja melainkan bagaimana pengolahan di
dalam hati masing-masing pribadi dan setelah itu mampu menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan rekoleksi Latihan Rohani ini dipilih menjadi program yang
diusulkan oleh penulis. Dalam kegiatan rekoleksi ini penulis mengusulkan tema-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
tema yang sebisa mungkin meneguhkan motivasi para mahasiswa Prodi PAK
untuk semakin memperbaharui iman mereka, sehingga nantinya para mahasiswa
Prodi PAK semakin semangat dalam karya perutusan sebagai pewarta Kerajaan
Allah.
B. Program Rekoleksi Latihan Rohani Untuk Meningkatkan SemangatPelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharmasebagai Calon Katekis
Berdasarkan hasil penelitian pada bab III, penulis mengusulkan program
yaitu rekoleksi Latihan Rohani untuk para mahasiswa Prodi PAK Universitas
Sanata Dharma. Dengan program ini diharapkan para mahasiswa PAK semakin
semangat dalam pelayanan sebagai calon katekis.
1. Latar Belakang Program
Para mahasiswa Prodi PAK sebagian besar adalah pribadi yang masih
mempunyai semangat yang tinggi dan juga berjiwa muda baik dalam hal
kepribadian maupun kerohanian. Dalam perkembangan itulah harus seimbang
antara pemahaman dan juga praktek agar bisa sejalan. Berangkat dari pedagogi
Ignasian yang menjadi landasan Universitas Sanata Dharma, yaitu 3 C
(Compassion, competence, dan conscience) menjadikan pribadi yang utuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kegiatan rekoleksi ini ingin mewujudkan para mahasiswa Prodi PAK agar
dapat menjadi pribadi yang utuh, iman yang terus diolah sebagai umat yang
beriman kepada Kristus.
Dalam kegiatan rekoleksi, pemilihan materi dan penyampaian materi harus
lebih kreatif dan sesuai dengan konteks zaman sekarang agar para mahasiswa
semakin mampu menemukan Tuhan yang bersemangat dalam pelayanan sebagai
calon katekis. Penulis melihat sebagian besar para mahasiswa masih terkurung
akan pemahaman belaka. Maka dari itu, melalui kegiatan rekoleksi ini penulis
mengajak para mahasiswa Prodi PAK untuk menumbuhkan kembali semangat
pelayanan itu melalui teladan Yesus Kristus demi perkembangan pribadi yang
utuh dengan cara salah satunya adalah menghayati Spiritualitas Ignasian.
Para mahasiswa diajak untuk terlibat dari awal rangkaian kegiatan ini
sampai selesai dengan tujuan agar para mahasiswa benar-benar mengalami apa
yang terjadi di lapangan secara langsung sehingga para mahasiswa mampu
merefleksikan pengalamannya itu demi perkembangan diri mereka. Oleh karena
itu, penulis mengusulkan program kegiatan rekoleksi Latihan Rohani ini
dilaksanakan secara berulang-ulang atau lebih dari satu kali agar proses refleksi
dan internalisasi berjalan lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
2. Tujuan Pemilihan Program
Tujuan dari program ini adalah membantu para mahasiswa Prodi PAK
untuk semakin mampu menemukan Tuhan yang bersemangat dalam pelayanan
sebagai calon katekis sehingga para mahasiswa semakin terlibat dalam karya
perutusan Allah.
3. Usulan Program Kegiatan Rekoleksi Latihan Rohani
Dalam membuat program rekoleksi ini penulis akan menyusun langkah-langkah
rekoleksi agar mampu berjalan dengan baik. Sebelumnya penulis akan melakukan
koordinasi dengan koordinator Pembinaan Spiritualitas Prodi PAK, bahwa
program ini bukan menghilangkan mata kuliah Pembinaan Spiritualitas melainkan
sebagai bagian dari inisiatif para mahasiswa untuk memperkaya wawasan dalam
mata kuliah Pembinaan Spiritualitas. Penulis mengusulkan tempat untuk
mengadakan kegiatan rekoleksi ini di Wisma USD di Pentingsari. Lokasi tersebut
menurut penulis cocok untuk mengadakan kegiatan ini. Selain itu waktu untuk
rekoleksi ini penulis mengusulkan di luar jam perkuliahan khususnya pada saat
penutupan pembinaan spiritualitas di akhir setiap semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
a. Tema Umum
Tema umum untuk rekoleksi ini adalah Membangun Kesadaran
Bersama Dalam Semangat Pelayanan sebagai Calon Katekis dengan
Menghayati Spiritualitas Ignasian. Tujuan dari tema ini dharapkan bahwa para
mahasiswa PAK semakin mantap dalam menjalani panggilan dan semakin kokoh
dalam iman untuk melayani umat dengan sepenuh hati.
b. Peserta
Peserta kegiatan rekoleksi ini adalah para mahasiswa Prodi PAK semester
VI dan VIII (tahun ke 3 dan 4). Menurut penulis, rekoleksi ini ditujukan kepada
semester VI dan VIII karena para mahasiswa tersebut sudah memiliki pengalaman
bersama umat dan juga rekoleksi ini membantu mereka semakin mantap untuk
menjadi seorang katekis. Meskipun begitu, rekoleksi ini tidak menutup
kemungkinan untuk dilaksanakan oleh semester lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
c. Tempat dan Waktu
Tempat : Wisma USD Pentingsari, Kaliurang
Waktu : Bulan Mei 2017
d. Metode Rekoleksi
Metode dalam rekoleksi Latihan Rohani ini adalah meditasi, sharing
pengalaman baik pribadi maupun kelompok, diskusi dan tanya jawab, serta
refleksi pribadi.
e. Sarana
Kitab Suci, Madah Bakti, Buku Doa, alat tulis
Buku Panduan Latihan Rohani (bagi pendamping)
Multimedia : laptop, LCD, wireless, speaker
Alat musik : Gitar atau keyboard
Perlengkapan games atau permainan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
f. Pendamping
Pendamping dalam rekoleksi Latihan Rohani ini bisa dipilih dan diatur
oleh koordinator bidang Pembinaan Spiritualitas prodi PAK, dengan bantuan dari
masing-masing dosen Pembinaan Spiritualitas dari tiap semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
g. Matriks Program Rekoleksi
Tema Umum : Membangun Kesadaran Bersama Dalam Semangat Pelayanan sebagai Calon Katekis dengan
Menghayati Spiritualitas Ignasian
Tujuan Umum : Membantu para mahasiswa Prodi PAK USD untuk semakin kokoh dalam iman, kokoh dalam
panggilan sebagai calon katekis sehingga semakin terlibat dalam karya perutusan Allah salah satunya melalui spiritualitas
Ignasian.
Tabel. 12
Matriks Program Rekoleksi
No Tema Tujuan Tema Judul
Pertemuan
Tujuan
Pertemuan
Materi Metode Sarana Sumber
Bahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Menghayati
Spiritualitas
Ignasian
Membantu para
mahasiswa PAK
untuk kembali
menambah
wawasan dan
memahami
Teladan St.
Ignatius
dalam
spiritualitas
nya
Membantu
para
mahasiswa
PAK untuk
semakin
mantap
Video
tentang
kisah St.
Ignatius
dalam
pelayanann
Informas
i
Sharing
Diskusi
atau
tanya
Kitab
Suci
Laptop
LCD
Wireles
Speaker
Yoh
6: 52-
59
Gerak
dan
Lagu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
spiritualitas
Ignasian
dalam
panggilan
salah satunya
dengan
menghayati
spiritualitas
Ignasian
ya
Materi
tentang
Spiritualitas
Ignasian
jawab
Refleksi
Hand
Out
“Hari
ini
kurasa
bahagi
a”
2 Mengikuti
Kristus Lebih
Dekat
Membantu para
mahasiswa PAK
untuk semakin
kokoh dan
mantap dalam
panggilannya
sebagai calon
katekis dan siap
melayani umat
dengan sepenuh
hati
Inilah
pilihan dan
jalan
hidupku
Meneguhkan
panggilan
para
mahasiswa
PAK sebagai
calon katekis
agar mau
mengikuti
Kristus lebih
dekat
Video
motivasi
tentang
mantap
dalam
panggilan
Materi
tentang
Mengikuti
Kristus
Lebih
Dekat
Informasi
Permaina
n
Sharing
Diskusi
Refleksi
pribadi
dan
kelompok
Kitab
Suci
Laptop
LCD
Wireles
Speaker
Hand
Out
Lukas
10:
38-42
Lagu
“Pang
gilan
mu”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
h. Susunan Acara
Tabel. 13
Jadwal Rekoleksi Latihan Rohani Para Mahasiswa PAK- USD
Perjalanan ke Pentingsari
No Waktu Kegiatan Keterangan
1 08.00-09.00 Berkumpul di kampus
dan masuk dalam
kelompok masing-
masing
Koordinator kelompok
masing-masing
2 09.00-12.00 Berangkat menuju
Wisma Pentingsari
3 12.00-13.00 Makan Siang
4 13.00-15.00 Istirahat Siang
Sesi I “Menghayati Spiritualitas Ignasian”
15.00-16.30 Bangun, mandi, snack
dan registrasi peserta
Panitia
menyiapkan
meja dan
presensi
16.30-18.00 Sharing pengalaman
dari perjalanan
menuju Pentingsari
Panitia dan para
pendamping
rekoleksi
Perkenalan
pendamping
dan
pendamping
memimpin
sesi sharing
pengalaman
ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
18.00-18.30 Refleksi Pribadi
18.30-19.00 Makan Malam
19.00-21.30 Sesi I “Menghayati
Spiritualitas Ignasian”
Tim
Pendamping
Rekoleksi
21.30-22.00 Meditasi Malam:
“Sadar akan dosa dan
cintakasih Allah”
Pendamping
rekoleksi
22.00-22.30 Doa/Ibadat malam
22-30 Tidur Malam
Sesi II “Mengikuti Kristus Lebih Dekat”
05.00-05.30 Bangun Pagi dan
beres-beres
secara pribadi
Panitia Koordinator
bertugas
membangunkan
peserta
05.30-06.00 Meditasi Pagi
“Pilihanku
membawaku
semakin dekat
dengan Allah”
Pendamping
Rekoleksi
06.00-06.30 Sharing
pengalaman
selama meditasi
Pendamping
Rekoleksi
06.30-07.00 Doa atau Ibadat
Pagi
07.00-07.30 Sarapan Pagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
07.30-08.30 Sesi II
“Mengikuti
Kristus Lebih
Dekat”
Tim
Pendamping
Rekoleksi
Peserta diajak
untuk
mendalami
materi sesi II
08.30-09.30 Pleno Kelompok
09.30-10.00 Refleksi
Keseluruhan
materi secara
pribadi
10.00-11.00 Snack dan
persiapan misa
penutup
rekoleksi
11.00-12.00 Misa penutup
rekoleksi
12.00- Makan Siang
dan persiapan
pulang
i. Contoh Salah Satu Persiapan Tema I
1) Pemikiran Dasar
Ignatius dari Loyola merupakan salah seorang Putera Gereja, yang
digunakan oleh Tuhan untuk mengadakan pembaharuan hidup. Dia dikenal
sebagai mistikus, pendiri tarekat religius, pendidik iman bagi semua orang.
Namun, harus diakui bahwa tidaklah mudah untuk memahami warisan rohani
yang ditinggalkannya bagi Gereja. Ignatius memiliki cinta yang besar terhadap
Allah, Kristus, dan Gereja. Dia juga memiliki keprihatinan besar terhadap sesama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
dalam mengabdi Tuhan. Hidup dan karya Ignatius mempunyai satu tujuan, yaitu
demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Latihan Rohani adalah retret yang
bertujuan mempersiapkan dan mengajak peserta untuk mencari dan menemukan
kehendak Tuhan mengenai hidupnya, dengan kata lain menolongnya untuk
mengikuti Kristus lebih dekat.
Universitas Sanata Dharma adalah sebuah lembaga yang memiliki
pedagogi Ignasian yang berlandaskan kepada Ignatius itu sendiri. Sedangkan,
Prodi PAK adalah bagian di dalamnya. Para mahasiswa Prodi PAK adalah calon
pewarta, kaum muda yang secara khusus terpanggil menjadi seorang katekis yang
sungguh terlibat di dalam dinamika kehidupan umat.
Pengetahuan dan tindakan nyata haruslah berjalan secara bersama-sama.
Para mahasiswa Prodi PAK perlu menambah wawasan tentang Gereja dan umat
Allah. Salah satunya melalui teladan St. Ignatius. Sebagai calon pewarta, perlulah
kita meneladan St. Ignatius melalui spiritualitasnya yang sungguh melayani umat
seperti mengabdi kepada Tuhan dengan sepenuh hati dan tanpa batas. Hal inilah
yang masih harus dihayati oleh para mahasiswa Prodi PAK. Para mahasiswa
Prodi PAK dengan memahami spiritualitas Ignasian agar bisa semakin mantap
dalam menghayati panggilannya sebagai calon katekis.
Kita akan semakin diteguhkan melalui terang Injil Yohanes 6:52-59
tentang “Roti Hidup”. Perikop ini menegaskan bahwa kita harus memaknai Yesus
secara lebih dalam. Yesus mengorbankan hidup-Nya, Ia menumpahkan darah-Nya
sebagai penebusan atas dosa-dosa kita, supaya kita selamat, supaya kita
memperoleh hidup kekal. Tubuh dan darah-Nya kita santap sebagai jaminan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
kehidupan kekal setiap kali kita menyambut-Nya dalam perayaan ekaristi. Maka
dari itu, Tubuh dan Darah Kristus harus kita hidupi di dalam menapaki jalan
kehidupan ini. Selain itu, dengan merayakan ekaristi, dengan menyambut Tubuh
dan Darah-Nya, kita tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam kita, dan kita hidup
oleh-Nya. Seperti itulah tujuan kita hidup. Dengan meneladani St. Ignatius kita
pun juga semakin menghayati panggilan sebagai calon katekis.
Semua kehidupan itu sesungguhnya adalah suatu karunia dari Allah yang
menciptakan, menopang, memelihara dan mengasihi umat-Nya dengan mendalam
sekali. Manakala kita berada dalam kesulitan atau merasa was-was dan khawatir,
kita dapat menemukan penghiburan dalam iman, bahwa Allah Bapa kita semua
mempunyai hasrat mendalam untuk memenuhi segala kebutuhan dan keperluan
kita.
Dengan mendalami materi pada rekoleksi ini diharapkan semoga para
mahasiswa Prodi PAK semakin menemukan panggilannya untuk setia mengikuti
Kristus lebih dekat.
2) Tujuan Pertemuan Sesi I
Sesi I : Menghayati Spiritualitas Ignasian
Tujuan sesi I : Membantu para mahasiswa Prodi PAK untuk kembali
menambah wawasan dan memahami spiritualitas Ignasian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
3) Materi
Menonton film tentang kisah St Ignatius dalam pelayanannya
Gerak dan lagu “Hari ini Kurasa Bahagia”
Penyampaian materi tentang “Spiritualitas Ignasian”
Diskusi kelompok
Refleksi pribadi dan kelompok
4) Sumber Bahan
Buku Latihan Rohani
Pengalaman peserta
Yohanes 6: 52-59
5) Metode
Informasi
Sharing
Diskusi kelompok
Tanya jawab
Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
6) Sarana
Hand Out power point
LCD
Speaker
Wireless
7) Langkah-langkah dalam sesi I
(a) Sharing pengalaman perjalanan menuju Pentingsari
Langkah awal dimulai dengan sharing pengalaman peserta rekoleksi memulai
perjalanan dari kampus menuju Pentingsari. Dalam langkah awal ini pendamping
memberikan panduan beberapa pertanyaan untuk membantu peserta dalam
mengolah hasil pengalamannya. Contoh panduan pertanyaan:
Apa saja yang anda persiapkan untuk memulai perjalanan ini?
Pengalaman apa yang anda temukan baik itu membahagiakan, bermakna,
miris, ataupun menyedihkan selama perjalanan dari kampus menuju
Pentingsari?
Bagaimana anda menanggapi pengalaman tersebut?
(b) Pengantar
Teman-teman para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma, kita
berkumpul di tempat ini sebagai umat beriman untuk mengadakan rekoleksi
dengan tujuan membantu para mahasiswa Prodi PAK untuk semakin mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
menemukan Tuhan yang bersemangat dalam pelayanan sebagai calon katekis
sehingga para mahasiswa semakin terlibat dalam karya perutusan Allah.
Sesi I ini mempunyai tema yaitu “Menghayati Spiritualitas Ignasian”,
dimana sebagai suatu lembaga yang memegang teguh pedagogi Ignasian
diharapkan pun juga mampu menemukan panggilan sejati kita sebagai pewarta
untuk melayani umat Allah tanpa batas.
Setelah bersama-sama kita mendengar sharing pengalaman dari teman-
teman kita selama melakukan perjalanan dari kampus menuju tempat ini, banyak
sekali pengalaman bermakna yang teman-teman temukan. Semoga sharing
pengalaman ini memampukan kita sebagai calon katekis nantinya untuk teguh
dalam iman, melihat dunia sekarang dan mau melayani umat dengan sepenuh hati
serta tentunya untuk mengikuti Kristus lebih dekat.
(c) Pengolahan sesi I : “Menghayati Spiritualitas Ignasian”
Setelah kegiatan diawali dengan sharing pengalaman, maka sesi I siap untuk
dimulai. Pendamping mengajak peserta untuk menonton video atau film tentang
kisah St. Ignatius dalam spiritualitasnya. Lalu, pendamping membagi peserta
menjadi 5-6 kelompok dan mendiskusikan inti dari film yang telah dilihat dengan
dibantu beberapa pertanyaan penuntun:
Cuplikan film tadi menceritakan tentang apa?
Tulislah sebanyak-banyaknya makna apa yang bisa teman-teman dapatkan
dari St. Ignatius terutama dalam spiritualitasnya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Dapatkah teman-teman menghubungkan kaitannya antara spiritualitas
Ignasian dengan spiritualitas seorang pewarta? Jelaskan!
(d) Penjelasan Mengenai Materi
Dalam cuplikan film tadi diceritakan mengenai masa muda Ignatius dan
pada akhirnya menjadi pengikut Kristus yang setia. Dari kisah ini dapat diambil in
tinya bahwa Ignatius mempunyai impian-impian besar tentang pengabdian kepada
Tuhan. Beliau rela pergi kemana saja untuk menemukan Tuhan. Dia seseorang
yang lahir untuk berjuang demi Tuhan dan sesama. Ignatius merasa terpanggil
untuk melayani Tuhan melalui sesama dengan sepenuh hati. Disini kita kembali
merefleksikan kembali panggilan kita sebagai calon pewarta. Apakah kita sudah
siap untuk diutus untuk melayani sesama? Maka kita semua harus menanggapinya
dengan rendah hati dan kesanggupan yang mendalam.
(e) Mendalami Kitab Suci
Peserta diajak untuk membaca dan mendalami teks Kitab Suci yang
diambil dari Yohanes 6: 52-59. Setelah peserta membaca, kemudian peserta diajak
untuk mendalami teks tersebut dengan bantuan pertanyaan:
Ayat mana yang berkesan menurut anda?
Inspirasi apa yang anda dapatkan dari teks tersebut?
Tuhan memanggil umat-Nya dengan berbagai banyak cara. Tetapi, bagi
kita tidak mudah untuk menanggapi panggilan yang diberikan oleh Tuhan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
bahkan kita pun sering menyia-nyiakannya. Bagi kita sebagai calon katekis juga
tidak mudah untuk menerima itu. Kita harus menaklukkan tantangan terbesar
yaitu ada di dalam diri kita sendiri. Maka dari itu, dengan terus-menerus
merenungkan sabda Allah dengan semangat syukur, kita akan memperoleh visi
agung atas sejarah keselamatan dan melihat semua kejadian dan peristiwa dalam
terang dan perspektif baru. Dan jawaban kita akan selalu, “Tuhan, inilah aku,
panggillah aku, utuslah aku.”
(f) Pengolahan dari Pendalaman Kitab Suci
Pengalaman rela berkorban merupakan salah satu ajaran yang diberikan
oleh Kristus sendiri. Kita bisa melihat semasa hidupnya Yesus, selalu
menekankan hukum cinta kasih. Hukum cinta kasih diwujudkan Yesus dalam
pengorbanan-Nya di kayu salib. Dia rela mati demi menebus dosa kita manusia
dan pada akhirnya Yesus bangkit dengan penuh sukacita membawa harapan bagi
kita Hal ini dapat kita lihat tadi dalam injil bagaimana Yesus mengajarkan agar
kita tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam diri kita sertai memaknai
pengorbanan-Nya.
Di dalam Injil tadi, kita sudah diteguhkan bahwa berkorban demi sesama
merupakan suatu tindakan yang amat luhur. Memberikan diri seutuhnya kepada
sesama tidak memandang status maupun kedudukan. Roti Hidup yang merupakan
lambing dari tubuh Yesus memberi arti agar kita sebagai calon pewarta juga
mampu meningkatkan kembali semangat pelayanan kita kepada sesama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
mengolah kembali panggilan kita di tempat ini agar kita semakin mantap untuk
jalan bersama Dia.
(g) Mengusahakan Suatu Aksi yang Konkret
Teman-teman yang terkasih, dari pengajaran Tuhan Yesus tentang Roti
Hidup di dalam Injil Yohanes memberikan gambaran kepada kita bahwa lewat
pengorbanan-Nya yang sungguh-sungguh agung hanya demi kita, supaya kita
beroleh hidup kekal. Semua itu Dia lakukan karena Dia sangat mencintai kita.
Bahkan Dia mengajarkan kita agar selalu tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam
kita, dan kita hidup oleh-Nya.
Melalui kepribadian-Nya kembali lagi kita diutus demi Tuhan dan sesama.
Dalam hidup, demi sesama kita melayani dengan sepenuh hati agar mencapai
kehidupan yang kekal bersama Tuhan. Maka dari itu, panggilan sebagai seorang
katekis adalah panggilan yang sungguh mulia namun tidak mudah karena
panggilan itu berasal dari hati kita sendiri untuk semakin mantap mengikuti-Nya
sehingga kita pun semakin teguh dalam meningkatkan semangat pelayanan kita
terhadap sesama.
Memikirkan niat-niat yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari
terutama menjalani proses di Prodi PAK agar semakin mantap dalam panggilan
dan juga meningkatkan semangat pelayanan kita terhadap sesama salah satunya
melalui teladan St. Ignatius, rasul Yesus baik pribadi, kelompok, atau bersama.
Pertanyaan penuntun untuk membantu peserta membuat niat-niat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1. Tindakan apa yang hendak kita lakukan sebagai niat bersama supaya
kita dapat meningkatkan semangat pelayanan terhadap Tuhan dan
sesama sehingga kita pun semakin mantap diutus untuk mengikuti
Kristus lebih dekat?
Selanjutnya peserta diberi kesempatan untuk hening memikirkan sendiri-
sendiri tentang niat-niat pribadi/kelompok bersama, kalau ada bisa didiskusikan
bersama untuk menentukan niat bersama agar mereka semakin memperbaharui
sikap kelompok sebagai orang yang bersama berjuang, baik di rumah, kampus,
lingkungan, maupun paroki.
(h) Gerak dan lagu
Hari ini kurasa bahagia
Berkumpul bersama saudara seiman
Tuhan Yesus tlah satukan kita
Tanpa memandang di antara kita
Reff: Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati
Berjalan dalam terang kasih Tuhan
Kau saudaraku….kau sahabatku
Tiada yang dapat memisahkan kita…oooo (2x) fine
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, kesimpulan dari
hasil penelitian, dan juga usulan program Rekoleksi Latihan Rohani penulis dapat
merangkum bahwa para mahasiswa Prodi PAK sungguh-sungguh memiliki
harapan besar agar Spiritualitas Ignasian itu mampu dihayati oleh segenap para
mahasiswa dan juga mampu berperan dalam semangat pelayanan sebagai calon
katekis di kehidupan umat. Selain itu, melalui program Rekoleksi Latihan Rohani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
ini para mahasiswa Prodi PAK sungguh-sungguh mamp mengolah kembali
panggilannya menjalani proses studi di Prodi PAK dan mengolah kembali
imannya agar mampu meningkatkan semangat pelayanan tanpa batas demi Tuhan
dan sesama sehingga pada akhirnya para mahasiswa Prodi PAK siap untuk diutus
untuk mengenal dan mengikuti Kristus lebih dekat. Semoga kegiatan Rekoleksi
Latihan Rohani ini mampu menjadi awal untuk para mahasiswa bangkit dan
mampu berinisiatif untuk menemukan segala macam kegiatan-kegiatan yang
semakin meneguhkan iman agar kegiatan ini tidak berhenti disini saja melainkan
terus-menerus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian akhir dari penulisan ini yang berjudul “Peranan Spiritualitas
Ignasian Terhadap Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi Pendidikan
Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai Calon Katekis”. penulis
mencoba melihat secara keseluruhan dilihat dari rumusan penulisan dan tujuan
penulisan ini dengan dikuatkan dari hasil penelitian. Kemudian pada bagian
berikutnya berisi saran bagi semua pihak yang terkait dengan penulisan karya tulis
ini.
A. Kesimpulan
Universitas Sanata Dharma sebagai lembaga yang bernaung dan
berpegang pada pedagogi Ignasian sungguh jelas mengharapkan para mahasiswa
untuk meraih sukses demi masa depan mereka. Begitupun dengan prodi PAK
sebagai wadah bagi calon pewarta mengharapkan pula agar para mahasiswa Prodi
PAK menjadi pribadi yang utuh, pribadi yang siap untuk diutus dan setia
melayani tanpa batas untuk mencintai Allah dan sesama. Dengan meneladani
Spiritualitas Ignasian, semoga menjadi motivasi terbaik yang bisa dilakukan oleh
para mahasiswa Prodi PAK dalam menjalani proses selama kuliah di Prodi PAK
bahkan setelah selesai dari Prodi PAK mampu siap untuk diutus dengan
meneladani Spiritualitas Ignasian. Tentu, semua itu kembali lagi kepada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
sendiri untuk setia mengikuti Kristus lebih dekat atau menjauh karena setiap
manusia itu harus menentukan pilihannya sendiri.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sudah cukup
mampu memahami tentang Spiritualitas Ignasian tetapi perlu untuk ditingkatkan
lagi (53,33%). Memang, berdasarkan hasil penelitian juga sebagian besar para
mahasiswa memilih kuliah di Prodi PAK berdasarkan pilihan sendiri (56,67%).
Tetapi, hal itu juga diiringi dengan kesulitan dan tantangan yang dihadapi oleh
para mahasiswa Prodi PAK selama kuliah di Prodi PAK. Sebagian besar para
mahasiswa (60,00 %) mengalami kesulitan karena adanya kemalasan dari diri
sendiri. Hal inilah yang penulis tangkap bahwa para mahasiswa belum
sepenuhnya siap untuk menjalani proses studi di Prodi PAK bahkan belum
mantap akan panggilan sebagai calon katekis atau guru agama. Maka dari itu, para
mahasiswa Prodi PAK belum sepenuhnya menghayati pilihannya bahkan kurang
berinisiatif untuk melaksanakan karya pelayanan dalam prosesnya. Maka dari itu
perlunya pendampingan secara lebih menyeluruh tidak hanya pemahaman saja
melainkan bagaimana mengolah hati agar menjadi pribadi yang berkembang
dalam iman. Prodi PAK telah menyediakan segala sarana bagi para mahasiswa
untuk berkembang secara rohani maupun jasmani.
Program rekoleksi Latihan Rohani sebagai usulan program dari penulis
diharapkan sungguh membantu para mahasiswa untuk kembali mengolah hati dan
kembali menghayati panggilannya sebagai calon katekis yang berasal dari
pengalaman pribadi dan juga refleksi. Program rekoleksi Latihan Rohani ini juga
diharapkan menjadi kegiatan yang sungguh bermanfaat dan menjadi variasi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
kegiatan-kegiatan di Prodi PAK yang mungkin monoton dan itu-itu saja sehingga
perlu ada variasi dalam kegiatan. Dengan kegiatan ini pun pada akhirnya semoga
para mahasiswa jelas mantap akan panggilannya dan setia untuk mengikuti
Kristus lebih dekat untuk melakukan pelayanan tanpa batas.
B. Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, penulis mencoba memberikan
beberapa saran sebagai hasil refleksi selama ini dan diharapkan dapat berguna
bagi pihak-pihak yang terkait terkhusus untuk para mahasiswa Prodi PAK
Universitas Sanata Dharma.
Bagi pihak koordinator Pembinaan Spiritualitas diharapkan untuk
menindaklanjuti program yang penulis usulkan yaitu rekoleksi Latihan Rohani
yang dilaksanakan pada bulan Mei 2017. Proses pelaksanaan rekoleksi ini
dilaksanakan di akhir penutupan spiritualitas. Program ini diyakini mampu
memotivasi para mahasiswa Prodi PAK untuk menemukan kembali panggilannya
agar lebih dekat dengan Kristus. Hal ini didasari bahwa pertumbuhan dan
perkembangan Gereja tergantung dari keterlibatan umat dalam dinamika
kehidupan Gereja itu sendiri. Selain itu, hendaknya pihak kampus juga
memberikan dorongan dan juga motivasi atau pendekatan inspirasi kepada para
mahasiswa akan semangat pelayanan terutama menekankan pribadi Yesus
sehingga para mahasiswa juga merasa terbantu dan semakin mengolah
panggilannya demi Tuhan dan sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Sedangkan, bagi para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma
diharapkan memahami pembinaan spiritualitas bukan hanya sekedar sebagai mata
kuliah semata, tetapi sebagai salah satu bentuk pengembangan diri dalam
menyadari, mengolah hati dan memantapkan panggilan sebagai katekis. Selain itu,
para mahasiswa Prodi PAK juga mampu berinisiatif untuk terus-menerus
mengusahakan aksi konkret demi meningkatkan semangat pelayanan terhadap
Tuhan dan sesama. Melalui rekoleksi Latihan Rohani, semoga menjadi awal bagi
para mahasiswa untuk semakin aktif bersama-sama menciptakan berbagai macam
kegiatan yang sungguh-sungguh mampu meneguhkan iman. Para mahasiswa
Prodi PAK dalam menjalani dinamika di kampus mapun kehidupan sehari-hari
tetap memperhatikan perkembangan imannya, tidak hanya dalam pemikiran saja
melainkan hati dan perbuatan juga harus berjalan secara seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
DAFTAR PUSTAKA
Betancor, Antonio. (1991). Ikut Serta di Jalan Peziarah. Yogyakarta: Kanisius.Buku Panduan INSADHA Mahasiswa Baru TA 2011/2012. (2011). Bangkitlah
Menjadi Intelektual Muda Berkarakter. Yogyakarta.Da Camara, Luis Goncalves, P. (1996). Wasiat dan Petuah ST. IGNATIUS.
Yogyakarta: Kanisius.Darminta, J. (1983). Hidup Bersama Allah. Yogyakarta: Kanisius.Heuken, A. (1979). Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan Cipta
Loka CarakaHeuken, A. (2004). Ensiklopedi Gereja. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.Ignatius Loyola, terjemahan oleh: Darminta, J. (1993). Latihan Rohani.
Yogyakarta. Kanisius.Jou Albert. (1991). Lahir Untuk Berjuang. Yogyakarta: Kanisius.Kiswara, C. (1991). Ignasius Siapakah Kau? Yogyakarta: Kanisius.Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik. Yogyakarta dan Jakarta
Pusat. KANISIUS dan OBOR.Konferensi Pemimpin Tarekat Religius Indonesia. (1987). Spiritualitas Pelayanan.
Jakarta.Krispurwana, Cahyadi. (2010). Gereja dan Pelayanan Kasih. Yogyakarta:
Kanisius.Martasudjita Emanuel. (2015). Jalan Pelayanan Kasih. Yogyakarta: Kanisius.Mintara Sufiyanta, A. (2014). Roh Sang Guru: Spiritualitas Guru Kristiani.
Jakarta: OBOR.Moleong, Lexy J. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.Sekretariat Nasional KM/CLC. (1973). Cukup Sosialkah Gereja? Jakarta.
Sekretariat Nasional KM/CLC.Soenarja, P.A. (1980). Spiritualitas Ignasian. Yogyakarta.Suharyo Ignatius. (2009). Pelayan yang Rendah Hati. Yogyakarta: KANISIUS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA18 Maret 2016
No : 112/FKIP/III/2016Hal : Permohonan Izin PenelitianLampiran : -
KepadaYth. Kaprodi PAKJurusan Ilmu PendidikanFakultas Keguruan dan Ilmu PendidiknUniversitas Sanata DharmaYogyakarta
Dengan Hormat,Menanggapi Surat Romo, tertanggal 15 Maret 2016, no. 068/PAK/III/2016,perihal seperti pada pokok surat, dengan ini kami memberikan ijin untukmelakukan penelitian di Program Studi PAK, JIP, FKIP kepada :
Nama : Robertus Sarmahalam SaragihNIM : 111124040Program Studi : PAKJudul Penelitian :Peranan Spiritualitas Ignasian Terhadap Semangat
Pelayanan Para Mahasiswa PAK Universitas SanataDharma sebagai Calon Katekis
Waktu Penelitian : Bulan Maret 2016
Demikianlah ijin kami berikan, agar mahasiswa yang bersangkutan dapatberkoordinasi lebih dulu sebelum penelitian dilakukan. Atas perhatiannya kamiucapkan terima kasih.
Hormat kami,Dekan FKIP
Rohandi, Ph. D.
Tembusan:1. Mahasiswa Ybs.2. Arsip.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
LAMPIRAN 2: Contoh Kuesioner Penelitian
Pengantar
Salam damai Kristus,
Teman-teman mahasiswa PAK yang terkasih dalam Kristus, padakesempatan ini perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk mengisikuesioner ini. Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengalaman anda.Keterbukaan dan kejujuran anda sangat penting dan sungguh diharapkan dandijamin kerahasiaan kuesioner ini.
Atas kerjasama anda, saya ucapkan terimakasih. Tuhan memberkati.
Petunjuk pengisian kuesioner:
1. Bacalah secara cermat dan teliti sebelum mengerjakan soal-soal di bawahini.
2. Untuk nomor 1-10 silakan pilih salah satu jawaban yang sesuai dengankeadaan dan apa yang anda alami dengan memberi tanda silang ( X ) padajawaban tersebut.
Contoh:1. Jenis kelamin anda?
a. Laki-lakib. Perempuan
3. Untuk nomor 11-20, anda dapat memilih lebih dari satu jawaban ( bisa 2, 3,atau semuanya ). Dan seandainya jawaban yang anda inginkan tidakterdapat dalam alternatif jawaban yang telah tersedia, silahkan anda mengisisendiri pada alternatif jawaban yang ada titik-titiknya.
Contoh:
2. Selain Latihan Rohani sebagai doa spiritualitas Ignasian, kegiatan apa yangakan anda lakukan sebagai bentuk spiritualitas Ignasian dalam kehidupansehari-hari?a. Membaca dan merenungkan kisah St Ignatius
b. Devosi kepada St. Ignatius Loyola
c. Peduli kepada sesama
d. ................................... (jawaban ditulis di sini)===============Selamat Mengerjakan=================
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
INSTRUMEN PENELITIAN
PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN TERHADAP SEMANGATPELAYANAN PARA MAHASISWA PAK UNIVERSITAS SANATA
DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS
Identitas Responden
Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
Usia sekarang
a. Di bawah 25 tahun
b. Di atas 25 tahun
Pemahaman spiritualitas Ignasian1. Spiritualitas Ignasian adalah semangat pelayanan melalui doa yang ditekankan
oleh Santo Ignatius untuk meneguhkan iman melalui latihan rohani.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
2. Pembedaan Roh, dambaan suci, dan pemeriksaan batin adalah beberapa doa
yang sungguh ditekankan St. Ignatius dalam spiritualitasnya.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
Makna Spiritualitas Ignasian
3. Spiritualitas Ignasian memiliki satu tujuan dalam hidup dan karya St. Ignatius
yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
4. Spiritualitas Ignasian ingin mengajak orang beriman untuk lebih dekat kepada
Kristus.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
Arti Panggilan Katekis
5. Arti panggilan menjadi katekis adalah panggilan itu berasal dari Allah dan
kita diajak untuk lebih mengenal Allah.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
6. Arti pelayanan seorang katekis adalah panggilan untuk menjadi pewarta
Kerajaan Allah di tengah-tengah umat.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
Pengertian Semangat Pelayanan
7. Iman, harapan, dan kasih merupakan inti dari semangat pelayanan.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
8. Apakah anda sudah mempraktekkan sikap dan tindakan untuk saling
melayani terutama kepada Allah dan sesama sebagai calon katekis?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak selalu
d. Tidak pernah
Makna Semangat Pelayanan
9. Apakah anda setuju bahwa arti dari semangat adalah sikap yang tumbuh
dalam diri pribadi untuk bergerak dan berubah?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
10. Apakah anda setuju bahwa keutamaan dalam semangat pelayanan adalah
sikap rendah hati yang mau berkorban demi sesama dan demi Allah sendiri?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
Latar Belakang Kuliah di PAK
11. Mengapa anda memilih kuliah di PAK?
a. Dorongan dari orang tua dan keluarga
b. Keinginan dan motivasi dari diri sendiri
c. Keterpaksaan dan tidak ada jalan lain
d. …………………………………………………………………………
12. Apa tujuan anda kuliah di PAK?
a. Ingin menggapai cita-cita terutama menjadi guru agama atau katekis
b. Untuk membentuk pribadi yang mempunyai karakter
c. Ingin lebih dekat dengan Tuhan
d. ………………………………………………………………………….
Kesulitan dan tantangan yang dihadapi selama menempuh proses studi diPAK
13. Apa kesulitan anda selama kuliah di PAK?
a. Sulit memahami setiap materi dalam mata kuliah yang diberikan
b. Kemalasan dalam diri yang selalu menghambat proses perkuliahan
c. Sulit memahami karakter dosen dalam proses perkuliahan
d. …………………………………………………………………………
14. Apa tantangan anda selama kuliah di PAK?
a. Tantangan mengendalikan diri sendiri dan memotivasi diri
b. Pergaulan selama menempuh proses studi
c. Pembagian waktu dalam studi maupun kegiatan-kegiatan lain
d. …………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
Cara Mengatasi Kesulitan Selama Studi di PAK
15. Bagaimana anda mengatasi kesulitan selama kuliah di PAK?
a. Berkomunikasi dengan keluarga untuk mencari solusi dari setiap masalah
b. Meminta saran atau sharing pengalaman dari teman maupun kakak tingkat
c. Berkomunikasi dengan Allah lewat doa dan tindakan
d. ………………………………………………………………………..
16. Bagaimana sikap anda menghadapi tantangan selama kuliah di PAK?
a. Putus asa dan menyerah
b. Termotivasi dan optimis
c. Bersyukur
d. ………………………………………………………………………..
Hubungan antara makna spiritualitas Ignasian dan semangat pelayanan
para mahasiswa PAK sebagai calon katekis
17. Bagaimana anda menghayati spiritualitas Ignasian selama kuliah di PAK?
a. Terlibat aktif dalam kegiatan pelayanan baik di paroki maupun
lingkungan
b. Menjalin relasi yang baik terhadap seluruh keluarga besar PAK
c. Berusaha untuk memahami setiap pendampingan dalam mata kuliah di
PAK
d. ...............................................................................................................
18. Apa peranan penghayatan spiritualitas Ignasian bagi pelayanan anda sebagai
mahasiswa PAK?
a. Mewujudkan iman, harapan, dan kasih lewat latihan rohani dalam
kehidupan sehari-hari
b. Mengerti bahwa umat menjadi tolak ukur utama dalam pelayanan
c. Berperan dalam perubahan diri menjadi lebih baik lagi
d. ..................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
Harapan Mahasiswa PAK
19. Menurut anda apa terobosan yang harus dilakukan untuk mempermudah
menghayati spiritualitas Ignasian di PAK?
a. Mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang menjadi sejarah pewartaan
St. Ignatius
b. Melaksanakan kegiatan doa yang ditekankan oleh St. Ignatius dalam
Latihan Rohani
c. Mengikuti seminar atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
spiritualitas St. Ignatius
d. ………………………………………………………………………….
20. Apa poin-poin yang harus diperhatikan dalam melaksanakan terobosan yang
anda usulkan untuk mempermudah menghayati spiritualitas Ignasian di PAK?
a. Menumbuhkan semangat dan tekad dalam diri
b. Membangun kesadaran bersama untuk tergerak hatinya
c. Memperkaya wawasan terutama wawasan tentang St. Ignatius
d. …………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
LAMPIRAN 3: Teks Lagu “Hari ini Kurasa Bahagia”Hari ini kurasa bahagia
Berkumpul bersama saudara seiman
Tuhan Yesus tlah satukan kita
Tanpa memandang di antara kita
Reff: Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati
Berjalan dalam terang kasih Tuhan
Kau saudaraku….kau sahabatku
Tiada yang dapat memisahkan kita…oooo (2x) fine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
LAMPIRAN 4: Teks Kitab Suci
“Roti Hidup”(Yohanes 6: 52-59)
6: 52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata
“Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.”
6: 53 Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu
tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
6: 54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup
yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
6: 55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah
benar-benar minuman.
6: 56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam
Aku dan Aku di dalam dia.
6: 57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa,
demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
6: 58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan
nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan
hidup selama-lamanya.”
6:59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah
ibadat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI