Upload
lynga
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
45
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
OBYEK & METODE PENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian
Penelitian dimaksudkan untuk menyelidiki gejala atau peristiwa tertentu.
Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu fenomena tertentu yang
direpresentasikan oleh konsep atau variabel. Konsep atau variabel merupakan
abstraksi dari gejala, peristiwa atau masalah yang memerlukan penyelidikan.
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah gender, yang
merupakan lulusan Akuntansi program studi Akuntansi UPI. Dengan menggunakan
objek tersebut, peneliti ingin menguji apakah ada pengaruh gender terhadap minat
lulusan Akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 118) ‘obyek penelitian adalah fenomena
atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau variabel.
Obyek penelitian ditemukan melekat pada subyek penelitian’.
Maka dari itu yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah gender serta
minat lulusan akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Peneliti
memilih lulusan program studi Akuntansi UPI Bandung sebagai obyek penelitian
dikarenakan peneliti melakukan studi di UPI Bandung sehingga dapat mempercepat
penelitian.
46
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Desain Penelitian
Penelitian merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk menemukan
suatu jawaban, untuk membuktikan sesuatu hal atau untuk memecahkan suatu
masalah. Dalam suatu penelitian digunakan metode tertentu yang dapat membantu
agar tujuan penelitian tersebut tercapai. Desain Penelitian memerlukan perencanaan
agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sitematis.
Adapun menurut M. Nazir (2009: 84), ‘Desain penelitian adalah semua
proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian’. Sehingga
bisa dikatakan bahwa desain penelitian diperlukan untuk melakukan penelitian mulai
dari tahap awal berupa merumuskan masalah hingga sampai pada tahap pelaporan
hasil penelitian.
Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan
dalam proses penelitian. Ruang lingkup metode penelitian lebih luas daripada desain
penelitian, dan desain penelitian masuk dalam bagian dari metode penelitian, hal ini
terjadi karena untuk melakukan penelitian, maka cara ilmiah yang kita gunakan
adalah metode penelitian, dan prosedur – prosedur didalamnya sangat banyak dan
luas, lalu desain penelitian merupakan salah satu langkah yang dilakukan dalam
menggunakan metode penelitian, karena selain desain penelitian, masih banyak
prosedur yang harus dilalui.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dengan cara
melakukan pengukuran secara cermat terhadap fenomena tertentu dan menjelaskan
47
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat melalui pengujian hipotesis dengan
menggunakan tes statistik, dan peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan
data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, wawancara terstruktur dan
sebagainya.
3.2.2. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.2.2.1. Definisi Variabel
Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:31). Secara teoritis variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antara
satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan
Farhady:1981).
Berdasarkan judul dari penelitian ini yaitu, “Pengaruh Motivasi dan Gender
Terhadap Minat Lulusan Akuntansi Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk)”, maka terdapat dua buah variabel yang dapat peneliti jabarkan sebagai
berikut:
1. Variabel independen (X)
Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (variabel terikat) ini adalah motivasi kualitas, motivasi
karir, motivasi ekonomi dan biaya pendidikan.
48
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Variabel (X1) yaitu motivasi. Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada
diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu, atau Motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan
yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (Tim Penyusun
Kamus Bahasa Indonesia, 1998).
Motivasi dibagi menjadi tiga jenis diantaranya motivasi kualitas, motivasi
karir dan motivasi ekonomi. (widyastuti, 2004:323-325).
a. Motivasi kualitas, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk
memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuan dalam melaksanakan tugas
dengan baik dan benar.
b. Motivasi karir, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk
meningkatkan kemampuan peribadinya dalam rangka mencapai karir yang lebih
baik dari sebelumnya.
c. Motivasi ekonomi, yaitu suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang
untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai
penghargaan finansial yang diinginkan. Secara unum penghargaa finansial
teridiri atas penghargaan langsung dan tidak langsung.
Variabel (X2) adalah gender. gender menurut Fakih (1996:20) adalah suatu
sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan
secara sosial maupun kultural. Gender yang termasuk dalam penelitian ini terdiri dari
lulusan akuntansi pria dan lulusan akuntansi wanita.
49
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Variabel dependen (Y)
Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah minat lulusan
akuntansi mengikuti Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Minat adalah
keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan
membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkan.
Seperti telah diuraiankan sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
variabel minat ini yaitu:
a. Minat dianggap sebagai perantara faktor – faktor motivasional mempunyai
dampak pada suatu perilaku.
b. Minat menunjukkan seberapa keras berani mencoba.
3.2.2.2. Operasional Variabel
Adapun operasionalisasi variabel motivasi (X1) dan gender (X2) dari
penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi dan Gender Terhadap Minat Lulusan
Akuntansi Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) akan disajikan dalam
tabel operasional variabel X, seebagai berikut:
50
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel X
Varibael Dimensi Indikator Qn Skala
X1: Motivasi (Muhamad Ikbal, 2011)
Motivasi Kualitas Motivasi Karir
1. Isu akuntansi terkini 2. Meningkatkan pengetahuan
perpajakan dan pengaruh terhadap keputusan keuangan dan manajerial
3. Pengetahuan organisasional dan lingkungan bisnis
4. Kemampuan ananlitis, decision making, dan problem solving.
5. Aplikasi akuntansi dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari
6. Kemampuan interpersonal 7. Pengetahuan dalam bidang
keuangan 8. Kemampuan komunikasi baik
berbal maupun tertulis 9. Pengetahuan dalam akuntansi
manajemen 10. Keahlian dalam praktik audit
1. Kesempatan promosi jabatan 2. Pekerjaan yang sesuai dengan
latar belakang pendidikan. 3. Menyelesaikan beban
pekerjaan yang diberikan dengan baik
4. Perlakuan professional dari atasan, rekan, dan bawahan di lingkungan pekerjaan.
5. Kemampuan berprestasi dalam pekerjaan
6. Rasa profesionalisme dan kebanggaan terhadap profesi akuntan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Likert
51
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Varibael Dimensi Indikator Qn Skala
Motivasi ekonomi
7. Rasa tanggung jawab pekerjaan dalam kaitannya dengan klien, rekan seprofesi dan masyarakat
8. Memperluas akses dan jaringan dengan dunia kerja
9. Pengetahuan berkaitan dengan isu – isu dunia kerja di profesi akuntansi
10. Pengetahuan berkaitan dengan peran dan tanggung jawab yang akan dimiliki ketika berada di tengah – tengah masyarakat
1. Pekerjaan dengan gaji jangka panjang yang besar
2. Pekerjaan dengan fasilitas yang memadai
3. Pekerjaan yang memberikan tunjangan keluarga
4. Pekerjaan yang memberikan gaji tambahan
5. Pekerjaan yang memberikan kenaikan gaji setiap periode tertentu
6. Pekerjaan dengan gaji awal yang tinggi
7. Pekerjaan yang memberikan fasilitas opsi saham
8. Pekerjaan yang memiliki kebijakan yang jelas dalam pemberian gaji lembur
9. Pekerjaan yang memberikan program dana pension
10. Pekerjaan yang memberikan bonus akhir tahun yang besar
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Likert
52
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Varibael Dimensi Indikator Qn Skala
X2: Gender Menurut Fakih (1996:20)
Perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan Laki-laki (0) Perempuan (1)
Nomor label:
- Laki-laki (0)
- Perempuan (1)
Likert
Selanjutnya, operasionalisasi variabel Y dari penelitian ini disajikan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Y
Variabel Dimensi Indikator Qn Skala
Y: Minat Mahasiswa akuntansi Mengikuti PPAk (Riani Nurainah Lisnasari, 2008)
Seberapa keras seseorang berani melakukan sesuatu
1. Membantu perkembangan profesi akuntansi
2. Meningkatkan kualitas calon akuntan
3. Kesuksesan karir dalam profesi akuntansi
4. Sarana untuk dapat pekerjaan yang memberikan finansial yang besar
5. PPAk setelah studi selesai
31 32 33 34 35
Likert
53
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian ini menggunakan variabel dummy (boneka) untuk menganalisis
pengaruh gender terhadap minat lulusan akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk). Variabel dummy merupakan variabel independen kualitatif.
Variabel kualitatif ini bisa dalam bentuk kelas, kelompok atau tingkatan. Jenis data
kualitatif tersebut seringkali menunjukkan keberadaan klasifikasi (kategori) tertentu,
sering juga dikatagorikan variabel bebas (X) dengan klasifikasi pengukuran nominal
dalam persamaan regresi (Wahyu Widhiarso : 2010). Gender yang merupakan skala
nominal, dapat diukur dengan variabel dummy dengan memberikan sistem
pengkodean. Pola pengkodean yang digunakan yaitu koding biner (0,1). Penggunaan
kode tersebut didasarkan pada teori yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya
yang menyatakan bahwa adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang
dilihat dari tingkat ketelitian, cara mengolah informasi, cara berpikir, bertindak, dan
merasakan sesuatu. Auditor perempuan dianggap memiliki ketelitian dan cara
mengolah informasi yang lebih tinggi daripada auditor laki-laki. Oleh karena itu,
berdasarkan landasan tersebut maka peneliti menetapkan untuk lulusan laki-laki
diberi kode (0) dan lulusan perempuan diberi kode (1) pada saat pengolahan data.
3.2.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian menurut Sugiyono (2005:72): adalah “wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
54
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut pernyataan yang dikemukakan
Suharsimi Arikunto (1998:102) populasi adalah “seluruh objek penelitian yang
dipelajari untuk diambil kesimpulan dari objek tersebut”.
Dalam penelitiaan ini yang menjadi populasi adalah 300 lulusan program
studi akuntansi UPI Bandung program S-1 reguler Akuntansi. Penulis memilih
populasi tersebut dikarenakan lulusan program studi akuntansi UPI dapat
melanjutkan pendidikannya mengikuti PPAk, dengan begitu lulusan program studi
akuntansi cukup relevan untuk dijadikan sampel penelitian yang dilakukan peniliti.
3.2.3.2. Sampel Penelitian
Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi dapat diteliti. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena keterbatasan biaya, tenaga, dan
waktu yang tersedia atau pun karena hal lainnya. Oleh karena itu menurut Sugiyono
(2009: 115), peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang
telah ditentukan.
Pengambilan sebagian subjek dari populasi dinamakan sampel. Menurut
Mudrajad Kuncoro (2003: 103) sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari
unit populasi.
Sedangkan Sugiyono (2009: 116) mengemukakan bahwa :
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
55
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut :
1. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen 2. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan,
SD?SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum subsampel harus 30 3. Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran
sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen.
Sebagai informasi lainnya, Champion (1981) mengatakan bahwa sebagian besar
uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata lain, uji-uji
statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30
s/d 60 atau dari 120 s/d 250.
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampling dilakukan dengan
proportionate stratified random sampling merupakan cara pengambilan sampel acara
proporsional untuk satu kelompok strata dalam populasi. Penentuan besarnya sampel
menggunakan rumus Slovin (Umar, 2002:96), yaitu:
N n = --------- 1+N(e)2
di mana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir atau diinginkan = 17%.
56
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sehingga,
300 n = --------- 1+300 (17%)2
= 300 9,67
= 30,023
Berdasarkan rumus slovin tersebut peneliti menetapkan sampel sebanyak 30 orang
dengan taraf kesalahan 17%.
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik dalam pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti yaitu:
1. Kuesioner
Menurut Husein Umar (2008: 49) ‘kuesioner merupakan suatu pengumpulan
data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada
responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut’.
Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden dengan
memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan. Jenis angket yang digunakan
penulis adalah angket tertutup dan terstruktur, artinya jawaban responden pada setiap
pernyataan atau pertanyaan terikat pada sejumlah alternatif yang disediakan dan
responden tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain selain jawaban -
jawaban yang disediakan.
57
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah skala likert. Menurut Ulber Silalahi (2009: 229) skala likert sebagai teknik
penskalaan banyak digunakan terutama untuk mengukur sikap, pendapat, atau
persepsi seseorang tentang dirinya atau sekelompok orang yang berhubungan dengan
suatu hal. Skala ini sering disebut sebagai summated scale yang berisi sejumlah
pernyataan dengan kategori respon.
Dalam skala Likert, jawaban yang dikumpulkan dapat berupa pernyataan
positif ataupun pernyataan negatif. Untuk setiap item pernyataan positif akan diberi
bobot sebagai berikut
Tabel 3.3 Pernyataan Positif
Sumber: ( Sugiyono, 2009: 133)
Selanjutnya adalah menentukan kriteria pengklasifikasian untuk variabel Y
yaitu minat mengikuti PPAk yang mengacu pada ketentuan yang dikemukakan oleh
Husein Umar (201:2003) dimana rentang skor dicari dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
RS : Rentang Skor
No Kriteria Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5 2 Setuju (S) 4 3 Ragu-Ragu (RR) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
58
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
m : Skor tertingi item
n : Skor terendah item
b : Jumlah kelas
Skor tertinggi didapat dari banyaknya responden dikalikan skor tertinggi yaitu 5
= (30 x 5 = 150), dan skor terendah didapat dari banyaknya responden dikalikan skor
tertinggi yaitu 1 = (30 x 1 = 30)
RS = (150-30) = 24 5 Rentang pengklasifikasian setiap kategori untuk variabel X dan Y dilihat dari
tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4 Kriteria Rentang Pengklasifikasian
Variabel Kategori Rentang Pengklasifikasian
Motivasi (X1), Gender (X2) dan Minat
Mengikuti PPAk (Y)
Tidak Baik 30 – 53 Kurang Baik 54 – 77 Cukup Baik 78 – 101
Baik 102 – 125 Sangat Baik 126 – 150
Sumber : Husein Umar (201:2003)
2. Telaah Kepustakaan
Yaitu teknik mengumpulkan data dengan menggunakan berbagai literatur
yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas untuk mendapatkan landasan teori
antara lain membaca buku-buku referensi, buku-buku dokumen dan artikel-artikel
lainnya.
59
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2.5 Teknik Analisis Data
Penyebaran kuisioner kepada sampel yakni lulusan akuntansi khususnya
lulusan program studi akuntansi UPI dilakukan dua cara: peneliti menghubungi
mahasiswa yang dikenal secara pribadi oleh peneliti untuk pengisisan kuisioner
tersebut.
Setelah adanya analisis data antara telaah dokumen dan telaah kepustakaan,
dan pencarian melalui internet kemudian diadakan perhitungan dari hasil kuesioner
agar hasil analisis dapat teruji dan dapat diandalkan. Karena pengumpulan data ini
dilakukan melalui kuesioner, maka diperlukan dua macam uji yaitu uji validitas dan
uji reliabilitas.
Teknik analisis data ini berhubungan erat dengan tujuan dari penelitian
untuk mencapai hasil dari penelitian tersebut. Oleh karena itu, tahap ini merupakan
tahap yang paling penting karena akan memberikan jawaban atas hipotesis yang
diajukan oleh peneliti. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menjawab hipotesis
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data hasil kuisioner
b. Menyusun data yaitu dengan cara memeriksa lembar jawaban untuk diproses
lebih lanjut
c. Menghitung bobot nilai dan skala likert
d. Tabulasi data yaitu tabulasi hasil scoring yang dituangkan ke dalam tabel
rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel
60
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e. Menganalisis data yaitu proses pengolahan data agar diperoleh suatu
kesimpulan
f. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu keusioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi
validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat
betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.
Teknik uji yang digunakan adalah teknik korelasi item total melalui koefisien
korelasi Rank Spearman. Dalam pengujian validitas instrumen dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi rank spearman, sebagai berikut:
rs = )1(
61
2
2
−∑
−nn
bi
(Sugiyono, 2009: 357)
Keterangan:
rs = koefisien korelasi Rank Spearman n = banyaknya sampel yang diteliti b = pembeda Teknik koefisien korelasi Rank Spearman dipilih dengan pertimbangan
kesesuaiannya dengan skala data yang ordinal (Siegel,1997:251). Skor setiap item
pertanyaan yang diuji kevalidannya dikorelasikan dengan skor total seluruh item. Jika
korelasi antara skor item dengan skor total adalah lebih dari sama dengan 0,3 (r >=
61
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
0,3) maka butir dari instrumen merupakan konstruk yang kuat. Jika kurang dari 0,3
maka butir dari instrument dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2005:115). Jika setelah
diuji ternyata ada pertanyaan yang tidak valid, peneliti menentukan untuk tidak
memakai instrumen tersebut dalam pengolahan data tersebut.
Peneliti menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0 for windows untuk menguji
validitas instrumen yang akan digunakan.
g. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran
tetap konsistem apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengujian reabilitas instrument dapat
dilakukan secara internal maupun eksternal. Secara eksternal pengujian dapat
dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara
internal reabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir – butir
yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.
Item-item yang dilibatkan dalam uji realibilitas adalah seluruh item yang valid
atau setelah item yang tidak valid disisihkan. Pengujian realibilitas menggunakan
internal consistency yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja,
kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu (Sugiyono,
2005:122). Untuk dapat memenuhi instumen penelitian yang sifatnya selalu dapat
dipercaya (reliabel), maka digunakan uji reliabilitas yaitu untuk mengetahui ketepatan
nilai angket, artinya instrumen penelitian reliabel bila diujikan pada kelompok yang
sama walaupun pada waktu yang berbeda hasilnya akan sama atau dengan kata lain
62
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mempunyai konsistensi dan stabilitas. Konsistensi menunjukkan seberapa baik item-
item yang mengukur sebuah konsep bersatu menjadi sebuah kumpulan.
Untuk mengetahui ketepatan atau kestabilan dari angket tersebut, maka
digunakan rumus Cronbach Alpha atau bisa pula disebut Alpha Cronbach. Alpha
Cronbach adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam
suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain.
Adapun rumus reliabilitas menurut Husen Umar (2008:170) adalah
Dimana: r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
= deviasi standar total
= jumlah deviasi standar butir
Alpha Cronbach dihitung dalam rata-rata interkorelasi antar item yang
mengukur konsep. Semakin dekat Alpha Cronbach dengan 1 (satu), semakin tinggi
keandalan konsistensi internal (Uma Sekaran, 2006: 177). Adapun pengambilan
keputusan untuk uji reliabilitas ini didasarkan menurut Sekaran reliabilitas kurang
dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 adalah dapat diterima, dan di atas 0,8
adalah baik.
h. Uji Asumsi Klasik Regresi
Uji asumsi ini terdiri dari :
63
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal ataukah tidak.
Menurut Singgih Santoso (2002:393) , dasar pengambilan keputusan bisa
dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:
1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
2. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara
normal
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal
Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. (Singgih Santoso, 2002:322).
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang
diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji
kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji
hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal
melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
64
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Uji multikolinearitas.
Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan yang
sempurna antara beberapa/semua variabel independen dalam model regresi.Tujuan uji
multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi/hubungan linier antara variabel-variabel bebas. Sebab terjadinya
multikolinearitas karena sifat-sifat yang terkandung dalam kebanyakan variabel
ekonomi berubah bersama-sama sepanjang waktu. Besaran-besaran ekonomi
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama. Oleh karena itu, sekali faktor-faktor yang
mempengaruhi itu menjadi operatif, maka seluruh variabel akan cenderung berubah
dalam satu arah.
Pendeteksiannya dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan VIF
(variance inflationfactor).jika nilai tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak
terjadi multikolinearitas.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun
mempunyai hubungan linear atau tidak. Dengan uji linearitas dapat
mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan
secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada.
65
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2.6 Uji Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya
pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Hipotesis nol atau
null (H0) menyatakan tidak adanya pengaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah lawan pernyataan dari
hipotesis nol yang menunjukkan adanya pengaruh dari variabel signifikansi diantara
variabel yang diuji.
Penelitian ini tidak menggunakan taraf signifikansi dan tidak ada
generalisasi dalam hasil penelitian.
Adapun hipotesis penelitian yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis 1
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi
linear. Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel
terhadap variabel lain.
Selanjutnya, akan dilakukan analisis melalui persamaan regresi linier
sederhana sebagai berikut:
Y = a + bX+ ε
Dimana:
Y : Minat mengikuti PPAk
a : bilangan berkonstanta
66
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b : koefisien regresi
X : Motivasi
ε = kesalahan (error)
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (ά) 0,05 atau 5 %
Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen. Probabilities value < derajat keyakinan (0,05) maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen.
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka
dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara menguji
secara parsial melalui uji signifikansi parsial (uji t), yang bermaksud untuk dapat
menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif digunakan dengan tujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara dua variabel X dan variabel Y, dan
seberapa besar pengaruh tersebut. Pada umumnya, formula hipotesis seperti ini jika
H0 diterima maka Ha ditolak. Adapun masing-masing hipotesis adalah sebagai
berikut:
H0: α = 0; Motivasi berpengaruh terhadap minat mengikuti Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk).
Ha: α ≠ 0; Motivasi tidak berpengaruh terhadap minat mengikuti Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk).
67
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Hipotesis 2
Data kategorikal variabel uji pada statistik deskriptif selanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis berupa uji chi square. Pada uji chi square, jika nilai signifikansi
(α) lebih besar atau sama dengan 0.05 maka H0 diterima, artinya variabel uji
signifikan berbeda terhadap kedua kajian. Karena hasil yang signifikan beda, maka
ada perbedaan minat antara lulusan laki-laki dan perempuan untuk mengikuti PPAk
. Sedangkan untuk nilai signifikansi (α) lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak, yang
artinya variabel uji memiliki hasil yang sama yaitu signifikan sama untuk kedua
kajian. Untuk hasil uji signifikan sama, maka adanya kesamaan minat antara lulusan
laki-laki dan perempuan untuk mengikuti PPAk.
Penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif digunakan dengan tujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara dua variabel X dan variabel Y, dan
seberapa besar pengaruh tersebut. Pada umumnya, formula hipotesis seperti ini jika
H0 diterima maka Ha ditolak. Adapun masing-masing hipotesis adalah sebagai
berikut:
H0: α = 0; adanya perbedaan minat antara lulusan laki-laki dan peremuan terhadap
minat mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Ha: α ≠ 0; tidak ada perbedaan minat antara lulusan laki-laki dan peremuan terhadap
minat mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
68
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Hipotesis 3
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda
(multiple regression analysis). Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh
antara satu variabel terhadap variabel lain. Regresi yang memiliki satu variabel
dependen dan lebih dari satu variabel independen disebut regresi berganda. Dalam
penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (ά) 0,05 atau 5 %. Untuk menguji
apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian
terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara menguji secara simultan melalui
uji signifikansi simultan (uji statistik F), yang bermaksud untuk dapat menjelaskan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Model persamaan regresi berganda, sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Y : Minat mengikuti PPAk
a : bilangan berkonstanta
b : koefisien regresi
X1 : Motivasi
X2 : Gender
ε = kesalahan (error)
Penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif digunakan dengan tujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara dua variabel X dan variabel Y.
69
Ananda Aprizal, 2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Adapun masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut:
H0: α = 0; Motivasi dan gender berpengaruh secara simultan terhadap minat
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Ha: α ≠ 0; Motivasi dan gender tidak berpengaruh secara simultan terhadap minat
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).