18

Click here to load reader

s Pfis 050633 Chapter2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fis

Citation preview

Page 1: s Pfis 050633 Chapter2

BAB II

MODEL LEARNING CYCLE 5E

DAN KETERAMPIL AN PROSES SAINS

A. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Adanya Model Learning Cycle

Menurut Piaget (Ratna Wilis Dahar, 1996:150), dalam proses individu

memperoleh pengetahuan tidak akan terlepas dari perkembangan intelektual.

Perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu: 1) organisasi,

memberikan kemampu an pada seseoran g untuk mengorganisasikan proses-proses

fisik atau proses-proses psikologis menjadi sistem yang teratur dan berhubungan

menjadi struktur, 2) adaptasi, semua organisme lahir dengan kecenderungan untuk

menyesuaikan diri atau beradaptasi terhadap lingkungannya. Adaptasi terhadap

lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi. Pada

proses asimilasi, seseorang menggunakan kemampuan yang sudah ada untuk

menanggapi masalah yang dihadapi dalam lin gkungan, seseorang berinteraksi

dengan data yang ada dalam lingkungan untuk diproses dalam mentalnya. Dalam

proses ini struktur mental seseorang d apat berubah sehingga terjadi

ketidakseimbangan ( disequilibrium ) dan akibatnya terjadi akomodasi. Pada proses

akomodasi, seseorang melakukan modifikasi mental yang ada dalam mengadakan

respon terhadap tantangan lingkungan sehingga terjadi pengembangan mental.

Dari hasil penelitiannya tentang bagaimana proses individu memperoleh

pengetahuan tersebut, Piaget dikenal sebagai konstruktivis pertama (Ratna Wilis

Dahar, 1996:159).

8

Page 2: s Pfis 050633 Chapter2

9

Teori konstruktivisme yang dikemban gkan oleh Piaget menyatakan bahwa

dalam proses belajar mengajar, individu membangun pengetahuannya sendiri dan

banyak memperoleh pen getahuannya di luar sekolah. Oleh karena itu setiap siswa

akan memb awa konsepsi awal mereka yang diperoleh selama berinteraksi dengan

lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pandan gan konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat

dipindahkan secara utuh dari guru ke siswa, namun secara aktif dibangun sendiri

melalui pengalaman nyata, sehingga peran guru hanya sebagai pendiagn osa dan

fasilitator. Salah satu model pembelajaran yang dilandasi konstruktivisme adalah

model learning cycle (Nuryani Rustaman, 2005:173).

B. Model Learning Cycle 5E

Dalam bahasa Indon esia learning cycle disebu t sebagai siklus belajar.

Learning cycle merupakan model pembelajaran yang terdiri dari f ase-fase atau

tahap-tahap kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat

menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran

dengan jalan berperan aktif (Fajaroh dan Dasna, 2007). Dengan kata lain

pembelajaran dengan menggunakan model learning cycle berpusat pada siswa dan

guru berperan sebagai fasilitator. Model learning cycle merupakan model

pembelajaran yang penerapannya sesuai d engan Standar Pendidikan Sains

(Univercity of Akron, 2008). Model learning cycle merupakan model

pembelajaran yang berlandaskan pada teori konstruktivisme yang pada mulanya

terdiri dari tiga tahap.

Page 3: s Pfis 050633 Chapter2

10

Model learning cycle yang terdiri dari tiga tahap pertama kali

dikembangkan oleh Robert Karplus dalam Science Curiculum Impropement

Study /SCIS (Trowb ridge & B ybee dalam Made Wena, 2009). Ketiga tahapan

tersebut meliputi tahap eksplorasi, pengenalan konsep dan penerapan konsep.

Semakin lama, tahap an model learning cycle semakin berkemban g dan

semakin dikhususkan oleh para ahli. Model learning cycle tiga tahap yang semula

dikembangkan oleh Robert Karplus saat ini telah dikembangkan menjadi 5 tahap

seperti yang dikemukakan oleh Anthon y W. Lorsbach dari Illnois State

University. Dalam artik elnya yang berjudul The Learning Cycle as a Tool for

Planning Science Instruction , Anthony W. Lorsbach mengemukakan bahwa

model learning cycle terbagi ke dalam lima tahap, yaitu tahap engage, explore,

explain, extend dan evaluate . Tahap-tahap dalam learning cycle yang

dikemukakan oleh Anthony W. Lorsbach ini sering disebut 5E, kelima tahap itu

meliputi:

1. Engage (mengajak)

Tahap ini merupakan tahap awal dari learning cycle 5E. Pada tahap ini

guru berusaha memban gkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang topik yang

akan diajarkan. Hal ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai

permasalahan yang berhubungan dengan topik bahasan yang akan diajarkan.

Dengan demikian siswa akan memberikan respon atau jawaban, kemudian

jawaban siswa dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk mengetahui pengetahuan

awal siswa tentang pokok bahasan yang akan diajarkan. Kemudian guru perlu

melakukan identifikasi ada atau tidaknya kesalahan konsep pad a siswa.

Page 4: s Pfis 050633 Chapter2

11

2. Explore (menyelidiki)

Tahap ini merupakan tahap kedua dari learning cycle 5E. Pad a tahap ini

siswa diorganisasikan ke dalam kelompok belajar, kemudian diberi kesempatan

untuk bekerjasama dalam kelompok tanpa pembelajaran langsung dari guru.

Siswa didorong untuk membuktikan hipotesis, mencoba alternatif pemecahannya

dengan melakukan pengamatan, men gumpulkan data, diskusi dengan

kelompokn ya dan membuat suatu kesimpulan. Pada tahap ini guru berperan

sebagai fasilitator dan motivator.

3. Explain (menjelaskan)

Tahap ini merupakan tahap ketiga dari learning cycle 5E. Pada tahap ini

guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep-konsep yang telah diperoleh

ketika tahap explore dengan pemikiran sendiri. Guru meminta bu kti dan

klarifikasi dari penjelasan siswa dan mengarahkan kegiatan diskusi. Dengan

adanya diskusi, guru memberi definisi dan penjelasan tentan g konsep yang

dibahas dengan menggunakan penjelasan siswa.

4. Extend (memperluas)

Tahap ini merupakan tahap keempat dari learning cycle 5E. Pada tahap ini

siswa menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi

baru. Pada tahap ini siswa akan menggunakan k onsep yang telah dikuasai untuk

menjawab pertanyaan, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Evaluate (menilai)

Tahap ini merupakan tahap akhir dari learning cycle 5E. Pada tah ap ini

guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa. Siswa dapat

Page 5: s Pfis 050633 Chapter2

12

melakukan evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban dari

bukti dan penjelasan yang telah diperoleh sebelumnya. Selain itu, siswa dapat

mengetahui kekurangan atau kelebihannya dalam proses pembelajaran yang telah

dilakukan. Pada tahap ini guru dapat memberikan pertanyaan yang akan

mendorong siswa untuk melakukan pen yelidikan yang lebih lanjut dimasa yang

akan datang.

Kelima tahapan tersebut dapat digambarkan dalam bentuk siklus seperti di

bawah ini.

Evaluate Engage

Extend Explain Explore

Ga mbar 2.1

Diagram Learning Cycle 5E Menurut Anthony W. Lorsbach

Kelima tahapan di atas adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam

menerapkan model learn ing cycle 5E. Guru dan siswa mempunyai peran masing-

masing dalam setiap kegiatan pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa selama

proses pembelajaran dengan menerapkan model learning cycle 5E dapat

dijabarkan dalam tabel berikut:

Page 6: s Pfis 050633 Chapter2

13

Tabel 2.1Kegiatan Guru dan Siswa Pada Model Learning Cycle 5E

Tahapan

ModelKegiatan Guru Kegiatan Siswa

Learning

Cycle 5E

Membangkitkan minat dan Mengembangkan minat danEngage

(mengajak) keingintahuan siswa rasa ingin tahu terhadap meteri

yang akan diajarkan

Mengajukan pertanyaan Memberikan respon terhadap

mengenai permasalahan pertanyaan guru

yan g b erhubungan dengan

materi yang ak an diajarkan

Membentuk kelompok, Membentuk kelompok danExplore

(menyelidiki) memberi kesempatan untuk berusaha bekerja dalam

bekerja sama dalam kelompok

kelompok secara mandiri

Guru berperan sebagai Membuktikan hipotesis yang

fasilitator sudah dibuat pada tahap

sebelumnya, mencoba

alternatif pemecahann ya

dengan melakukan

pengamatan, mengumpulkan

data, diskusi dengan

kelompoknya dan membuat

suatu kesimpulan

Page 7: s Pfis 050633 Chapter2

14

Tahapan

ModelKegiatan Guru Kegiatan Siswa

Learning

Cycle 5E

Explain Mendorong siswa untuk Mencoba memberikan

(menjelaskan) menjelaskan konsep dengan penjelasan terhadap konsep

kalimat mereka sendiri yang ditemukan

Meminta bukti dan Menggunakan data hasil

klarifikasi dari penjelasan pengamatan dalam memberi

siswa penjelasan

Mendengar secara kritis Melakukan pembuktian

penjelasan antar siswa terhadap konsep yang diajukan

Memandu diskusi Melakukan diskusi

Memberi definisi dan Mendengarkan dan memahami

penjelasan tentang konsep penjelasan guru

yan g dibahas den gan

menggunakan penjelasan

siswa

Mengingatkan siswa pad a Menerapkan konsep danExtend

(memperluas) penjelasan alternatif dan keterampilan dalam situasi

mempertimbangkan data saat baru dan menggunakan label

mereka mengeksplorasi dan definisi formal

situasi baru

Mendorong dan Memecahkan masalah,

memfasilitasi siswa untuk membuat keputusan,

menerapk an konsep dalam melakukan percobaan dan

situasi yang baru pengamatan

Page 8: s Pfis 050633 Chapter2

15

Tahapan

ModelKegiatan Guru Kegiatan Siswa

Learning

Cycle 5E

Evaluate Mengamati pengetahuan Mengevaluasi belajarnya

(menilai) atau pemahaman siswa sendiri dengan mengajukan

pertanyaan dan mencari

jawaban dari bukti dan

penjelasan yang telah

diperoleh sebelumn ya

Mendorong siswa Mengambil kesimpulan lanjut

melakukan evaluasi diri atas situasi belajar yang

dilakukann ya

Mendorong siswa Melihat dan menganalisis

memahami kekurangan atau kekurangan atau kelebihannya

kelebihannya dalam kegiatan dalam kegiatan pembelajaran

pembelajaran

(Made Wena, 2009:173)

Berdasarkan pada tahapan-tahapan model learning cycle 5E di atas,

terlihat bahwa proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer ilmu pengetahuan

dari guru ke siswa, melainkan proses perolehan konsep yang berorientasi pada

keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa, siswa dapat mempelajari materi secara bermakna dengan

bekerja dan berfikir, pengetahuan dikonstruksi dari pen galaman siswa melalui

penyelidikan dan penemuan untuk memecahkan masalah, kemudian siswa dapat

mengungkapkan konsep yan g sesuai den gan pengalamannya dan menggunakan

Page 9: s Pfis 050633 Chapter2

16

pemahaman yang telah diperoleh untuk memecahkan permasalahan lain yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Sedangkan guru lebih banyak

bertan ya d aripada memberi tahu. Misalnya pada saat akan melakukan percobaan,

guru tidak memberikan petunjuk langkah-langkah yang h arus dilakukan siswa,

tetapi guru mengajukan pertanyaan penuntun tentang apa yang akan dilakukan

siswa. Dengan demikian keterampilan proses sains siswa dapat digali dengan

menerapkan model learning cycle 5E.

C. Keterampilan Proses Sains

IPA pad a hakikatnya terdiri dari tiga aspek penting yaitu proses, produk

dan sikap. Produk dimaksudkan bahwa di dalam IPA terdapat sekumpulan

pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-

hukum, dan teori. Proses merupakan seluruh kegiatan-kegiatan ilmiah untuk

mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan sikap merupakan

sikap ilmiah yang dimiliki para ilmuwan dalam melakukan proses IPA (Nani

Dahniar, 2006 ). Dalam melakukan kegiatan tersebut, par a ilmuwan memiliki

keterampilan-keterampilan yang disebut keterampilan proses sains (Conny

Semiawan, 1986).

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan ilmiah yang

melibatkan keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial yang

diperlukan untuk memperoleh dan men gembangk an fakta, konsep dan prinsip IPA

(Nuryani Rustaman, 2005:86). Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat

karena dengan melakuk an keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya.

Page 10: s Pfis 050633 Chapter2

17

Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena siswa

menggunkan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan

keterampilan sosial dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan sesamanya

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya mendiskusikan hasil

pengamatan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:138) keterampilan proses sains

merupakan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, fisik dan sosial

yang bersumber dari kemampuan-kemampuan dasar yan g pad a prinsipnya telah

ada dalam diri siswa. Keterampilan proses sains merupakan wahana penemuan

dan pengembangn fakta, konsep dan prinsip IPA bagi diri siswa. Fakta, konsep

dan prinsip IPA yang ditemukan dan dikembangkan siswa berperan dalam

pengembangan keterampilan proses pada diri siswa. Interaksi antara

pengembangan k eterampilan dengan fakta, konsep serta prinsip IPA pada

akhirnya akan mengembangkan sikap ilmiah pada diri siswa.

Dari pengertian keterampilan proses sains yang dikemukakan oleh p ara

ahli, dapat dirumuskan bahwa keterampilan proses sains merupakan keterampilan

ilmiah yang men cakup keterampilan intelektual, manual dan sosial yang

bersumber d ari kemampuan-kemampuan dasar yang pada prinsipnya telah ada

dalam diri siswa yang digunakan untuk menemukan dan mengembangkan fakta,

konsep dan prinsip IPA serta mengembangkan sikap ilmiah sehingga

keterampilan proses sains perlu dilatihkan pada siswa.

Menurut C onny Semiawan (1986:14 ) terdapat beberapa alasan yang

mendasari perlunya dilatihkan keterampilan proses sains pad a siswa dalam

Page 11: s Pfis 050633 Chapter2

18

kegiatan belajar men gajar yaitu: (1) siswa harus dilatih untuk menemukan

pengetahuan dan konsep serta mengembangkann ya sendiri, (2) siswa akan mudah

memahami konsep-konsep yan g rumit dan abstrak jika disertai contoh yang

konkrit, (3) siswa perlu dilatih untuk selalu bertanya, berfikir kritis dan

mengusahakan kemungkinan-kemungkinan untuk menjawab suatu masalah, (4)

dalam proses belajar mengajar pen gembangan konsep tidak terlep as dari

pengembangan sikap dalam diri siswa, dengan dilatihkannya keterampilan proses

sains dapat mengembangkan sikap ilmiah dalam diri siswa. Dalam melatihkan

keterampilan proses sains pada siswa tentunya perlu didukung oleh guru. Dengan

kata lain guru berperan dalam mengembangkan keterampilan proses sains siswa.

Adapun peran guru d alam mengembangkan keterampilan proses sains

siswa yaitu: (1) memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan

keterampilan proses dalam melakukan eksplorasi materi dan fenomena yang

memungkinkan siswa menggunakan alat indranya, mengumpulkan bukti-bukti,

bertan ya, merumuskan hipotesis dan keterampilan proses lainnya, (2) memberi

kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ataupun kelas, (3)

membantu siswa untuk menyadari bahwa keterampilan proses sains penting

sebagai bagian dari proses belajar mereka sendiri, (4) memberikan teknik secara

tepat untuk meningkatkan keterampilan. Dengan demikian guru bertindak sebagai

fasilitator, guru tidak memberikan konsep kepada siswa, tetapi berusaha untuk

membimbing dan menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa untuk

dapat melakukan penemuan konsep-konsep atau fakta-fakta.

Page 12: s Pfis 050633 Chapter2

19

Menurut Nuryani Rustaman (2005:86), k eterampilan proses terdiri atas

sejumlah keterampilan yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Keterampilan

proses tersebut adalah keter ampilan mengamati, menginterpretasi data,

meramalkan, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan,

menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep dan mengajukan p ertan yaan.

Berikut ini adalah penjelasan men genai keterampilan-keterampilan proses

tersebut :

1. Mengamati

Mengamati merupakan salah satu keterampilan ilmiah yang mendasar.

Mengamati adalah kemampuan mengumpulkan fakta, mencari persamaan dan

perbedaan atau memilih-milih mana yan g penting, kurang atau tidak penting

dengan menggunakan sebagian atau semua indr a. Menurut Dimyati dan Mudjiono

(2006:142) mengamati memiliki dua sifat utama yaitu: 1) sifat kualitatif,

mengamati bersifat kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan

indra untuk memperoleh informasi, 2) sifat kuantitatif, mengamati bersifat

kuantitatif apabila dalam pelaksanaannya selain menggunak an indra juga

memberikan peralatan lain yan g memberikan informasi khusus dan tepat.

2. Menginterpretasi data

Fakta atau data yang diperoleh dari hasil pengamatan serin g kali

memberikan suatu pola. Pola dari fakta atau data ini bisa ditafsirkan lebih lanjut

menjadi suatu penjelasan yan g logis. Menginterpretasi data merupakan

kemampuan mencatat data hasil percobaan, menghubungkan hasil-hasil percobaan

Page 13: s Pfis 050633 Chapter2

20

dan menemukan pola dari sejumlah data yang dikumpulkan kemudian menarik

kesimpulan dari hasil percobaan.

3. Meramalkan

Meramalkan disebut juga memprediksi, yaitu kemampuan memperkirakan

sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta yang menunjukan suatu

kecenderungan atau pola yang sudah ada. Keterampilan memprediksi bertolak

dari keterampilan interp retasi yaitu menemukan p ola. Setelah pola dikenali siswa,

mereka memperkirakan hal-hal yang belum terjadi berd asarkan pola tersebut.

Melalui cara ini prediksi akan lebih nyata bagi siswa dan jelas perbedaannya

dengan hipotesis.

4. Berkomunikasi

Berkomunikasi dapat diartikan menyampaik an data dan memperoleh fakta,

konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio, visual atau audio

visual. Keterampilan berkomunikasi merupakan kemampuan menjelaskan hasil

percobaan melalui kegiatan diskusi, menggambarkan data empiris dengan grafik

atau tabel atau diagram, menyusun dan menyampaikan laporan hasil percobaan.

5. Berhipotesis

Berhipotesis merupak an kemampuan men yatak an hubungan antara dua

variabel dan mengajukan perkiraan penyeb ab sesuatu terjadi. Kebenaran hipotesis

akan diuji melalui percobaan.

6. Merencanakan percobaan

Merencanakan percobaan adalah merancang kegiatan yang dilakukan

untuk menguji hipotesis, memeriksa kebenaran atau memperlihatkan prinsip-

Page 14: s Pfis 050633 Chapter2

21

prinsip atau fakta-fakta yang telah diketahui. Keterampilan merencanakan

percobaan merupakan kemampuan menentukan alat dan bahan yang akan

digunakan dalam percobaan, menentukan variabel yang akan diamati dan diukur

dan menentukan langkah-langkah percobaan yang akan ditempuh.

7. Menggunakan alat dan bahan

Menggunakan alat dan bahan merupakan kemampuan menggunakan alat

dan bahan serta mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan tersebut.

8. Menerapkan konsep

Menerapkan konsep merupakan kemampuan menggunak an konsep yang

telah dimiliki untuk memecahkan masalah tertentu atau menjelaskan suatu

peristiwa baru.

9. Mengajukan pertanyaan

Bertan ya dalam ilmu pengetahu an memerlukan suatu pemikiran.

Mengajukan pertanyaan merupak an salah satu keterampilan proses sains yang

ditandai oleh adanya kemampuan mengajukan pertanyaan yang meminta

penjelasan dan menanyakan sesuatu hal yang berlatar belakang hipotesis.

Page 15: s Pfis 050633 Chapter2

22

D. Hubungan Model Learning Cycle 5E dengan Ketera mpilan Proses Sains

Proses pembelajaran di sekolah tidak hanya menekankan kepada

pengetahuan yang harus dikuasai siswa tetapi yang diutamakan adalah

kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri. Dalam hal ini guru

mengajar buk anlah memindahkan pengetahuan dari guru pada siswa, melainkan

suatu aktivitas yang memungkinkan siswa dapat membangun sendiri

pengetahuannya sehingga siswa aktif dalam pembelajaran. Selain itu dalam

pembelajaran lebih ditekankan pada prosesnya sehingga lebih banyak diarahkan

kepada latihan keterampilan proses sains dalam usaha menemukan pengetahuan

itu sendiri. Dengan d emikian diperlukan suatu pembelajaran yang dapat

menunjang dilatihkannya keterampilan proses sains siswa. Salah satu model

pembelajaran yang dipandang dapat membantu dan memfasilitasi siswa

melatihkan aspek-aspek keterampilan proses sain s adalah den gan model learning

cycle 5E. Adapun hubun gan model learning cycle 5E dengan k eter ampilan proses

sains dapat dilihat pada tabel 2.2.

Page 16: s Pfis 050633 Chapter2

23

Tabel 2.2Hubungan T ahapan Model Learning Cycle 5E dengan

Aspek Ketera mpilan Proses Sains

Tahapan Aspek

Model KeterampilanKegiatan Pembelajaran

Learning Proses Sains yang

Cycle 5E Dapat Digali

Guru membangkitkan rasa ingin tahu Mengamati danEngage

(mengajak) siswa dengan mengajukan berhipotesis

permasalahan melalui kegiatan

demonstrasi atau menunjukan suatu

fenomena. Kemudian siswa diajak

untuk membuat hipotesis berdasarkan

masalah yang diajukan oleh guru.

Explore Siswa membuktikan hipotesis dengan Merencanak an

melakukan pen yelidikan secara percobaan,(menyelidiki)

berkelompok. menggunakan alat

Pada fase ini guru bertindak sebagai dan bahan,

fasilitator membantu siswa agar mengamati,

bekerja pada ruang lingkup menginterpretasi

permasalahan. data, meramalkan,

mengajukan

pertanyaan dan

berkomunikasi

Page 17: s Pfis 050633 Chapter2

24

Tahapan Aspek

Model KeterampilanKegiatan Pembelajaran

Learning Proses Sains yang

Cycle 5E Dapat Digali

Explain Siswa menjelaskan konsep atau hasil Berkomunikasi dan

(menjelaskan) penyelidikan den gan kata-kata sendiri mengajukan

melalui kegiatan diskusi kelas. pertanyaan

Guru meminta bukti dan klarifikasi

dari penjelasan siswa dan

mengarahk an kegiatan diskusi,

sehingga pada akhirnya didapatkan

suatu kesimpulan yang lebih formal.

Extend Siswa diberi kesempatan untuk Menerapkan konsep

(memperluas) menerapk an konsep yang telah

diperoleh pada suatu permasalahan

atau dalam situasi baru.

Siswa mengevaluasi belajarnya MengajukanEvaluate

(menilai) sendiri dengan mengajukan pertanyaan

pertanyaan, mengambil kesimpulan

lanjut atas situasi belajar yang

dilakukan dan menganalisis

kekurangan atau kelebihannya dalam

kegiatan pembelajaran. Kemudian

siswa merespon pertanyaan dari guru

yan g akan mendorong untuk

melakukan penyelidikan lebih lanjut

pada pertemuan selanjutnya.

Page 18: s Pfis 050633 Chapter2

25

Berdasarkan tab el 2.2 di atas dapat terlihat bahwa pada setiap tahapan

model learning cycle 5E dapat digali aspek keterampilan proses sains pada siswa,

sehingga terdapat hubungan antara tahapan model learning cycle 5E dengan

keterampilan proses sains yan g diteliti. Dengan demikian keterampilan proses

sains diharapkan dapat dilatihkan dan ditingkatkan dengan menerapkan model

learning cycle 5E dalam pembelajaran.