145
1 RENCANA PROYEK KAMPANYE BANGGA DOLOK SIBUALBUALI & DOLOK LUBUK RAYA DIKAWASAN HUTAN BATANG TORU BLOK BARAT Efrizal Adil Lubis – Yayasan

s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

1

RENCANA PROYEK KAMPANYE BANGGA

DOLOK SIBUALBUALI & DOLOK LUBUK RAYADIKAWASAN HUTAN BATANG TORU BLOK BARAT

PROPINSI SUMATERA UTARA

Efrizal Adil Lubis – Yayasan Pekat Indonesia

Page 2: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Daftar Isi

Pendahuluan hal.3A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.111. Ringkasan lokasi hal.112. Tim proyek dan pemangku kepentingan hal.26

a. Tim Proyek hal.26 b. Pemangku Kepentingan hal.26

C. Model Konseptual Suaka Margasatwa Sungai Lamandau hal.33D. Analisa Peringkat Ancaman hal.34 E. Penelitian Formatif hal.37 G. Strategi Kampanye hal.59 H. Teori Perubahan hal.90 I. Rancangan Anggaran hal.91 J. Tata Waktu hal.92K. Dukungan Bagi Rencana Ini hal.94L. Referensi dan Pernyataan Terimakasih hal.94Lampiran hal.95

Ringkasan Eksekutif

2

Page 3: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Apa:Upaya menghilangkan ancaman utama yang dihadapi oleh Pongo Abelii (Orangutan/Mawas) sebagai spesies endemik dan masuk dalam daftar IUCN, spesies yang terancam punah. Perambahan hutan sebagai habitat orangutan/mawas, dan alih fungsi lahan hutan sebagai lahan perkebunan/pertanian harus dihentikan dari wilayah Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya .Untuk objektif strategi penyingkir hambatannya akan dilakukan pendekatan partisipatif melalui pendekatan menggabungkan sekolah alam dengan penguatan modal sosial dan keuangan melalui penyelenggaraan Credit Union di tingkat masyarakat untuk mendukung penerapan kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati di dolok sibualbuali dan dolok lubuk raya, kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan.

SiapaKelompok petani, kelompok pemuda dan perempuan di 6 desa, Kecamata Marancar Kabupaten Tapanuli Selatan, atau wilayah kawasana konservasi Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya, yang juga merupakan bagian dari kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat. Diperkirakan jumlah masyarakat di 6 desa tersebut lebih kurang 400 KK (2000 jiwa). Umumnya masyarakat target ini memiliki kebudayaan Batak-Angkola yang dikenal sangat menjujung tinggi sifat-sifat kegotonganroyongan, dan memiliki sebuah forum musyawarah adat yang menyelesaikan persoalan dan permasalahan yang dihadapi di desa mereka

Mitra kerjasama terdiri dari Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa, Lembaga Adat (Hatobangon), Naposo Nauli Bulung (Kelompok Pemuda), Privat Secktor; PTPN IV Marancar, kemudian lembaga swadaya masyarakat seperti Rare, Conservation International Indonesia (CII), Yayasan Ekosistem Lestari/Pan Eco/SOCP, Yayasan Paras, Yayasan Lintas Cakrawala, Lembaga Adat Budaya Tapanuli Selatan, dan Universitas Graha Nusantara Padang Sidempuan.Rare mendukung penuh proyek ini, sedangkan YEL/Pan Eco/SOCP akan membantu dalam hal bidang Kebijakan Lokal dan Nasional, serta pengembangan usaha soail Credit Union, kegiatan ini juga di dukung tenaga ahli Credit Union dari Yayasan Paras. Sedangkan CII akan mendukung kegiatan-kegiatan penadartahuan/awarenes dan pengembangan potensi pertanian masyarakat desa. Untuk keterlibatan Private Sector dimungkinkan dengan pemanfaatan lahan dan tenaga ahli di bidang perkebunan. Pemerintah dan Yayasan Lintas Cakrawala sebagai stakeholder langsung di lokasi proyek akan berkontribusi dalam monitoring populasi dan kelestarian kenakeragaman hayati di Dolok Sibualbuali dan dolok Lubuk Raya.

Kapan:Dengan diperolehnya konsensus dari hatobangon dan pemerintah desa Yayasan Pekat akan memulai dengan membentuk kelompok masyarakat untuk memulai kampanye pride, yang dimulai bulan Juli 2009. diperkirakan menjelang bulan November 2009 penurunan pembalakan hutan dan alih fungsi lahan akan menurun. Kelompok-kelompok akan dilengkapi dengan pengetahuan pemandu dan dasar-dasar Credit Union. Selanjutnya kelompok yang terlatih akan melakukan aksi-aksi konservasi . Startegi akan dijalankan sesuai dengan ritme dan kemampuan pemandu, anggota kelompok melakukan aktivitas.

Bagaimana:

3

Page 4: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Rare akan memberikan komitmen pendanaan untuk mengurangi ancaman pembalakan liar dan alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian/perkebunan (sebesar 200 USD) --- kalau untuk dana barier removal, Pekat tetap harus berkompetisi dengan lembaga lain. Yang disediakan melalui Rare adalah untuk kampanye nya. , sementara YEL/PAN ECO/SOCP akan menyediakan sarana penguatan kelompok usaha Credit Union dan kamanye pride akan menjangkau masyarakat untuk perubahan prilaku termasuk penguatan usaha ekonomi dan pertanian masyarakat di desa target.

RINGKASAN LOKASI

4

Page 5: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Informasi, sumber dan kontak penting yang digunakan dalam pembuatan dokumen ini

Sumber daya tertulis yang tersedia dibawah ini telah digunakan untuk mengumpulkan data awal dan latar belakang:

SUMBER DAYA TERTULIS YANG TERSEDIA Telah Diperiksa?Peta

Topografi Vegetasi Geologi Survei udara

Studi Ilmiah dan studi lainnya

Anggraeni, D dan Midora L, 2007. Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam Di Kawasan Hutan Batang Toru. Makalah disampaikan dalam Lokakarya Membangun Kolaborasi Para Pihak dalam Strategi Konservasi Habitat Orangutan Sumatera dan Pembangunan Ekonomi Masyarakat Berkelanjutan di Daerah Aliran Sungai Batang Toru” pada tanggal 28 – 30 Maret 2007 di Medan

Anon. 2003b. Baseline terrestrial ecology survey of the Martabe Project Area, North Sumatra province, Indonesia (Newmont and Hatfindo). Budidarsono, S. 2006. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Bentang Alam Orangutan di DAS Batang Toru. Laporan Penelitian. ICRAF. Bogor Conservation International. 2007. Report of Collaborative Orangutan Habitat Protection in Batang Toru Watershed. Conservation International. Kuswanda, W. 2006. Status terkini populasi dan ancaman fragmentasi habitat orangutan (Pongo abelii) di kawasan hutan Batang Toru- Studi kasus Cagar Alam Dolok Sibuali-buali. Paper

presented at Lokakarya “Masa depan habitat orangutan dan pembangunan di kawasan hutan daerah aliran sungai Batang Toru. Sibolga January 17-18, 2006. Perbatakusuma, E. A, Supriatna, J, Siregar, R.S.E, Wurjanto, D, Sihombing, L, dan Sitaparasti, D 2006. Mengarustamakan Kebijakan Konservasi Biodiversitas dan Sistem Penyangga

Kehidupan di Kawasan Hutan Alam Sungai Batang Toru Provinsi Sumatera Utara. Laporan Teknik. Program Konservasi Orangutan Batang Toru. Conservation International Indonesia–Departemen Kehutanan, Pandan.

Perbatakusuma, E. A Wurjanto, D, dan Sihombing, L. 2007. Proposal Strategi Konservasi Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) di Daerah Aliran Sungai Batang Toru Provinsi Sumatera Utara. Makalah disampaikan dalam Lokakarya Membangun Kolaborasi Para Pihak dalam Strategi Konservasi Habitat Orangutan Sumatera dan Pembangunan Ekonomi Masyarakat Berkelanjutan di Daerah Aliran Sungai Batang Toru” pada tanggal 28 – 30 Maret 2007 di Medan.

Rencana strategis sebelum dan sekarang

Dokumen Rencana Aksi Konservasi Hutan Batang Toru Blok Barat, CII, YEL/SOCP, OCSP-USAID, 2008 Rancangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan

Lain-lain

Deklarasi Taman Hutan Raya Batang Toru Blok Barat oleh Bupati tapanuli Selatan, Februari 2009, Harian Analisa Medan dan Harian Kompas. Workshop I Model Konseptual Pride Campaign Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya, di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat, Hotel Bumi Asih Padang Sidempuan, Januari 2009.

Yayasan Pekat dan Rare

YaYaYa

Tidak

Ya

YaYaYa

Ya

Ya

YaYa

YaTidak

5

Page 6: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Kelompok berikut ini menyediakan masukan utama ke dalam ringkasan lokasi melalui pembica raa empat mata secara langsung maupun melalui telepon.

KELOMPOK PEMANGKU KEPENTINGAN UTAMA1 BEKERJA DI DOLOK SIBUALBUALI & DOLOK

LUBUK RAYA

TELAH DIWAWANCARA? (Y,T)

Departemen Pemerintah

ungaBadan Ling

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan Bappeda Kab. Tapanuli Selatan Resort BB KSDA Sumatera Utara - Sipirok Dinas Kehutanan Kab. Tapanuli Selatan Dinas Pendidikan Nasional Kab. Tapanuli Selatan

Pengguna Sumber Daya

Komunitas Petani di desa Lembaga Adat di tingkat Kabupaten dan desa

LSM’s

Conservation International Indonesia YEL/SOCP OCSP-USAID

Lain-lain

Universitas Graha Nusantara (UGN) Padang Sidempuan Pakar Ilmiah; Rondang S. Siregar, Barita Manulang, Shoibul Anshori Siregar, Dzulkifli Lubis. Naposa Nauli Bulung di 6 desa (Kelompok Pemuda/pemudi desa) Sekolah SD Neg. Aek Nabara Pemimpin agama; di 6 desa

YYYY

YY

YYY

TidakYYYYY

YYYY

YY

YYY

YaYYYYY

Latar Belakang Hutan Batang Toru Blok Barat1

6

Page 7: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Kawasan hutan Ekosistem Batang Toru Blok Barat secara administrasi terletak pada tiga kabupaten, yaitu Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah. Secara geografis terletak antara 980 50’ 27 - 990 18’ Bujur Timur dan 100 26’ - 100 56’ Lintang Utara. Kawasan ini merupakan kawasan yang kaya akan keanekaragaman hayati dan beberapa spesies penting untuk dilindungi. Kawasan ini merupakan habitat bagi setidaknya 67 jenis mamalia, 287 jenis burung, 110 jenis herpetofauna dan 688 jenis tumbuhan. Desa yang masuk ke dalam kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB ini secara administrasi masuk ke dalam Kelurahan Wek I, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan. Desa ini berpenduduk berkisar 30 – 40 KK, dimana sebagian besarnya adalah masyarakat Nias. Masyarakat desa di sini hampir seluruhnya berprofesi sebagai petani, dimana masyarakat membuka wilayah hutan dengan tujuan menjadikannya sebagai kebun karet dan kebun tanaman palawija, seperti: cabai, terung, ubi kayu, dan lain sebagainya.

Nama “Batang Toru” jika diterjemahkan secara bebas berarti “Sungai yang di dawah”. Penduduk di Pahae menyebutnya dengan nama tersebut karena posisi dari aliran sungai ini berada di bawah (jurang yang dalam dan curam) daripada daerah tersebut.

Kawasan hutan alam di DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB merupakan suatu kawasan transisi biogeografis antara kawasan biogeografis Danau Toba Bagian Utara dan Danau Toba Bagian Selatan. Terjadinya kawasan transisi biogeografis ini kemungkinan disebabkan oleh kekuatan tektonik dan letusan Gunung Berapi Toba pada 150.000 tahun yang lalu. Bukan hanya sungai saja, di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru telah terbentuk penghalang karakter ekologis lainnya (ecological barrier), seperti pegunungan yang tinggi, perbukitan, habitat yang spesifik (rawa dan danau) serta tingkat perbedaan intensitas penyinaran matahari pada wilayah basah dan kering.

Kondisi transisi ini mengakibatkan kawasan memiliki keunikan dan keragaman hayati yang tinggi. Hal ini terlihat dari fenomena dimana pada kawasan ini dapat dijumpainya fauna dari kawasan biogeografis Danau Toba Bagian Utara (seperti: Orangutan Sumatera (Pongo abelii) maupun Danau Toba Bagian Selatan (seperti: tapir Sumatera (Tapirus indicus) dan kambing hutan Sumatera (Capricornis sumatraensis) Kawasan hutan alam DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB memiliki beberapa tipe ekosistem mulai dari ekosistem

7

Page 8: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

dataran rendah, perbukitan hingga pegunungan. Variasi habitat yang ada di kawasan ini merupakan ekosistem yang masih asli dan relatif utuh, seperti perwakilan ekosistem hutan hujan dataran rendah dan perbukitan (300 meter dpl), hutan batuan gamping (limestone), hutan pegunungan rendah dan hutan pegunungan tinggi di Puncak Gunung Lubuk Raya (1856 dpl).

Didalam Project Pride Campaign Rare ini, lokasi project direncanakan pada Kecamatan Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan. Dengan cakupan luas wilayah administrasi 289.35 Km², serta jumlah penduduk sebesar 9.097 Jiwa, dan 32 desa di kedua kecamatan tersebut diatas.

Lokasi dan Topografi Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya (Fokus Rencana Proyek)Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di dalam kawasan hutan Ekosistem Batang Toru secara administrasi terletak pada tiga kabupaten, yaitu Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah. Secara geografis terletak antara 980 50’ 27 - 990 18’ Bujur Timur dan 100 26’ - 100 56’ Lintang Utara. Kawasan ini merupakan kawasan yang kaya akan keanekaragaman hayati dan beberapa spesies penting untuk dilindungi. Kawasan ini merupakan habitat bagi setidaknya 67 jenis mamalia, 287 jenis burung, 110 jenis herpetofauna dan 688 jenis tumbuhan.

Desa yang masuk ke dalam kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB ini secara administrasi masuk ke dalam Desa Aek Nabara, Janji Manaon, Pasar Marancar, Sugi Julu, Sugi Jae dan Sugi Tongah, Kecamatan Marancar, Tapanuli Selatan. Desa ini berpenduduk berkisar 120-250 KK, dimana sebagian besarnya adalah masyarakat batak angkola. Masyarakat desa di sini hampir seluruhnya berprofesi sebagai petani, dimana masyarakat membuka wilayah hutan dengan tujuan menjadikannya sebagai kebun karet dan kebun tanaman palawija, seperti: cabai, terung, ubi kayu, dan lain sebagainya. Menurut informasi salah satu warga, aktivitas pembukaan wilayah hutan baru yang banyak terjadi di lokasi ini telah memperoleh izin dari kepala desa. Vegetasi yang terdapat di kawasan ini antara lain : eucalyptus (Eucalyptus sp), ketapang gunung (Terminalia catappa), dan jenis meranti (Dipterocarpaceae sp.), dan jenis-jenis lainnya. Berdasarkan informasi dari masyarakat, di daerah ini pernah ada kegiatan logging sekitar 7 – 10 tahun lalu. Nama “Batang Toru” jika diterjemahkan secara bebas berarti “Sungai yang di bawah”. Penduduk di Pahae menyebutnya dengan nama tersebut karena posisi dari aliran sungai ini berada di bawah (jurang yang dalam dan curam) daripada daerah tersebut.

Kawasan hutan alam di DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB merupakan suatu kawasan transisi biogeografis antara kawasan biogeografis Danau Toba Bagian Utara dan Danau Toba Bagian Selatan. Terjadinya kawasan transisi biogeografis ini kemungkinan disebabkan oleh kekuatan tektonik dan letusan Gunung Berapi Toba pada 150.000 tahun yang lalu. Bukan hanya sungai saja, di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru telah terbentuk penghalang karakter ekologis lainnya (ecological barrier), seperti pegunungan yang tinggi, perbukitan, habitat yang spesifik (rawa dan danau) serta tingkat perbedaan intensitas penyinaran matahari pada wilayah basah dan kering.

8

Page 9: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Kawasan hutan alam DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB memiliki beberapa tipe ekosistem mulai dari ekosistem dataran rendah, perbukitan hingga pegunungan. Variasi habitat yang ada di kawasan ini merupakan ekosistem yang masih asli dan relatif utuh, seperti perwakilan ekosistem hutan hujan dataran rendah dan perbukitan (300 meter dpl), hutan batuan gamping (limestone), hutan pegunungan rendah dan hutan pegunungan tinggi di Puncak Gunung Lubuk Raya (1856 dpl).

1.4 Keanekaragaman Hayati

1.4.1 Flora

Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di dalam Kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB juga kaya dengan jenis tanaman spesies umum. Dari penelitian Perbatakusuma dkk ( 2006), diketahui ada 688 jenis tumbuhan, di antaranya 138 jenis menjadi sumber pakan orangutan Sumatera dan 9 jenis tumbuhan merupakan jenis baru. Di samping itu, 8 jenis di antaranya terancam punah dan 3 jenis tergolong endemik untuk Sumatera. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, jenis tumbuhan yang dilindungi karena langka dan terancam punah antara lain bunga raksasa Amorphophalus baccari, Amorphophalus gigas, Rafflesia gadutensis meijer, Nephentes sumatrana, Nephentes eustachya dan Nephentes albomarginata.

Karena keunikan dan kekayaan keragaman hayati yang dimilikinya, Worldwide Fund for Nature (WWF) memasukkan kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB ke dalam golongan 200 ekoregion dunia yang harus diperhatikan serius aspek konservasinya. Sejalan dengan WWF, lembaga konservasi lainnya, Conservation International juga telah menetapkan kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB sebagai salah satu daerah prioritas dalam pelestarian keragaman hayati (key biodiversity area/KBA I) dari 15 KBA yang ada di provinsi ini.

1.4.2 Fauna

9

Page 10: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya yang masuk dalam kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB memiliki banyak spesies yang layak dilindungi baik karena terancam punah maupun karena kontribusinya terhadap kelestraian alam. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, di kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB teridentifikasi 20 spesies mamalia yang dilindungi. Berdasarkan kategori IUCN (International Union for Conservation and Natural Resources), 12 spesies di antaranya terancam punah dan 14 spesies masuk dalam daftar CITES (Convention International of Trade of Endagered Species). IUCN adalah sebuah lembaga internasional untuk konservasi hutan dan sumber daya alam. Sedangkan CITES adalah sebuah lembaga internasional yang memfasilitasi perjanjian perdagangan internasional untuk spesies terncam punah.Sementara itu, untuk spesies burung, tercatat 51 spesies masuk dalam daftar satwa yang dilindungi sebagaimana Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengambilan Jenis dan Satwa Liar Dilindungi, 61 spesies masuk kategori IUCN sebagai satwa yang terancam punah secara global dan 8 spesies masuk dalam daftar CITES. Di samping itu, dari jenis burung tersebut, di antaranya 21 jenis burung migran, 8 jenis endemik dan 4 jenis berkontribusi dalam pembentukan kawasan EBA (Endemic Bird Area). Jenis-jenis satwa liar yang terancam bahaya kepunahan dan dilindungi tersebut di antaranya Orangutan Sumatra (Pongo abelii), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Kukang (Nycticebus coucang), Kambing Hutan Sumatera (Naemorhedus sumatrensis), Tapir (Tapirus indicus), Kucing Emas (Pardofelis marmomata), Simpai (Presbytis melalophos), Owa (Hylobates agilis), Siamang (Symphalangus syndactilus), Lutung (Trachypithecus cristatus), Rusa (Muntiacus muntjac), beberapa jenis Rangkong (Buceros rhinoceros, B.bicornis, Rhinoplax vigil, Rhyticeros comatus), beberapa jenis Elang (Ictinaetus malayensis, Spilornis cheela, Accipiter virgatus).

1.5 Pemilikan Lahan

Sebagian besar sumber mata pencaharian penduduk yang bermukim di sekitar kawasan Batang Toru adalah pertanian dan perkebunan. Meski masih ditemui kebiasaan penduduk membuka hutan untuk ladang atau lahan pertanian dengan sistem berpindah, namun terdapat sisi poisitif yang bisa menjadi potensi untuk melibatkan mereka dalam kegiatan konservasi DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB, yakni kearifan lokal memperlakukan hutan secara ekonomi dengan sistem kepemilkan secara adat. seperti agroforestri yang berbasis pada komoditas kemenyan, kopi dan karet. Intensitas pemanfaatan lahan sangat beragam mulai dari sawah, kebun campur dan hutan kemasyarakatan. Seperti terungkap dari hasil penelitian Budidarsono (2006), 90% penduduk di sekitar kawasan hutan Batang Toru telah mengembangkan berbagai bentuk sistem pertanian berbasis pohon yang secara dinamis menyesuaikan kondisi kelerengan yang curam dengan tanah relatif kurang subur.

10

Page 11: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

1.6 Demografi

Dalam upaya penyelamatan populasi orangutan dan habitatnya di Hutan Batang Toru, Desa-desa yang langsung bersentuhan dengan Hutan Batang Toru Blok Barat sangatlah penting untuk didorong berpartisipasi dalam penyelamatan itu. Melihat posisi desa yang langsung berbatasan dengan kawasan Cagar Alam (CA) Dolok Sibualbuali menjadikannya sebagai salah satu pintu masuk ke kawasan habitat orangutan. Sebagai catatan pula, bahwa banyak tanaman masyarakat seperti karet, aren, durian dan lainnya berada dalam kawasan CA ini. Konflik pemanfaatan wilayah ini juga terjadi karena masyarakat tidak dapat lagi memanfaatkan tanaman-tanaman ekonomis tersebut di dalam kawasan CA. Karena lokasi yang strategis tersebut desa-desa target tersebut sangat berpotensi sebagai base bagi kegiatan-kegiatan perburuan orangutan, pencurian kayu dan perambahan. Dalam musim-musim tertentu seperti musim durian dan petai, orangutan akan dapat dengan mudah dilihat di pohon-pohon durian di pinggir desa. Setiap kali musim durian dan petai tiba, kerap terjadi konflik antara masyarakat dengan orangutan.Untuk itu memenuhi kebutuhan tersebut perlu membentuk sebuah tim lapangan yang secara intensif mengembangkan komunikasi dengan warga keempat desa, mengumpulkan informasi tentang bentuk kegiatan tambahan yang dapat dilakukan, sekaligus memonitoring dan mengevaluasi efektifitas kegiatan yang telah dijalankan bagi masyarakat. Tim ini sebagian besar waktunya dihabiskan untuk tinggal dan bekerja bersama (live in) warga desa. Salah satu hasil dari tugas tim live in ini adalah informasi-informasi yang diusulkan oleh warga desa tersebut untuk ditindaklanjuti oleh program. Bantuan-bantuan tersebut akan sangat mendukung upaya program dalam mendorong masyarakat dalam membuat model konseptual sebagaimana yang ditargetkan, atau dengan kata lain sebagai insentif atas dukungan konservasi bagi masyarakat. Terlepas dari bagaimana proses usulan-usulan aktivitas dan model tersebut dihasilkan. Tahap-tahap awal pengembangan berupa penetapan tujuan kegiatan, sosialisasi pada masyarakat tentang tujuan Pride Campaign, penggalian kebutuhan masyarakat, serta penentuan kebutuhan prioritas yang akan dikembangkan. Dengan mempertimbangkan situasi di atas, tahap selanjutnya yang perlu dilakukan program adalah melakukan negosiasi kedua dengan masyarakat tentang hal-hal teknis yang perlu dilakukan (termasuk alokasi anggaran dan teknis pembuatan kesepakatan konservasi), menyusun rencana yang lebih rinci, pelaksanaan bersama masyarakat, serta mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi terhadap project. Untuk menindaklanjuti rangkaian kegiatan di atas, diperlukan sebuah tim kerja (task force) yang memiliki keahlian dan pengalaman memadai agar penyaluran pengetahuan berjalan dengan baik dan dapat mencapai hasil yang diharapkan, yaitu kesepakatan masyarakat di kedua desa tersebut tentang konservasi dan habitat orangutan. 1.7 Nilai-nilai Konservasi

Di kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB dapat ditemukan 67 jenis mamalia, 287 jenis burung, 110 jenis herpetofauna dan 688 jenis tumbuhan. Di samping Orangutan Sumatera, kawasan ini juga menyimpan populasi flora dan fauna lainnya yang secara global terancam punah, seperti: Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Tapir (Tapirus indicus), Kambing Hutan (Naemorhedus sumatraensis), Elang Wallacea (Spizateu nanus), bunga terbesar dan terpanjang di dunia, yaitu Raflesia gadutnensis dan Amorphaphalus baccari dan Amorphophalus gigas (Perbatakusuma, dkk. 2006). Berdasarkan status konservasinya, teridentifikasi 20 spesies mamalia yang dilindungi, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, dimana12 spesies di dalam status terancam.

Berdasarkan kategori yang dilakukan oleh Worldwide Fund for Nature (WWF), karena keunikan dan kekayaan keragaman hayati yang dimilikinya, kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB ini masuk ke dalam golongan 200 ekoregion di dunia yang harus diperhatikan serius aspek konservasinya. Sejalan dengan WWF, Pemerintah Daerah

11

Page 12: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Provinsi Sumatera Utara juga telah menetapkan kawasan HTBB sebagai salah satu daerah prioritas dalam pelestarian keragaman hayati (key biodiversity area 1, KBA) di Indonesia dari 15 KBA yang ada di provinsi ini (Siringoringo, et, al, 2007).

Habitat rawa dan bantaran sungai (Riverine-swamp) di kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB umumnya hanya memiliki lebih sedikit keunikan dan aset konservasi jika dibandingkan dengan kawasan yang memiliki drainase yang baik. Pada kawasan bantaran banjir, seperti pada bagian bawah Batang Toru, hanya memiliki sedikit sekali kekayaan hayati (e.g., Goodland dan Irwin 1975; Prance 1977). Kawasan rawa dataran rendah di kawasan HBTB dapat diklasifikasikan sebagai hutan suksesi riparian campuran dan hutan bantaran sungai (levee forest), yang masuk kode struktural Fri (lihat Hammermaster dan Saunders 1995; Paijmans 1975, 1976; Saunders 1993) atau hutan rawa campuran, yang masuk kode struktural Fsw. Kawasan demikian ini sebagian besar didominasi oleh tumbuhan khas riparian (Ampelopteris prolifera, Ludwigia octovalvis, L. peruviana, Saccharum robustum etc.) dengan Ficus spp. dan Nauclea orientalis sebagai tanaman berkayu utama.

Beberapa jenis tanaman ditemukan di dalam kawasan Melasian dan banyak di antaranya adalah spesies yang umum. Kawasan ini memiliki persentase tertinggi untuk spesies asing dibandingkan habitat lainnya. Beberapa spesies asing yang dapat dijumpai pada kawasan Malesian adalah Centrosema pubescens, Mikania micrantha, Pennisetum purpureum, dan Urochloa mutica. Anon (2003b) juga mencatat keberagaman flora pada areal proyek Martabe cukup beragam, diantaranya ditemukan Euphorbiaceae, Melastomataceae, Moraceae, dan Rubiaceae, walaupun kebanyakan kelompok dataran rendah Malesia biasanya kurang beragam. Sebaliknya, di kawasan hutan Montane merupakan kawasan yang kaya dan kawasan yang memiliki taksonomi paling menarik dibandingkan kawasan lainnya. Di beberapa areal proyek Martabe, meskipun merupakan daerah bekas penebangan, kawasan ini masih memiliki struktur hutan yang komplek dan dalam kondisi yang baik. Sementara, di beberapa tempat, pada habitat yang elevasinya lebih rendah di luar areal proyek Martabe terlihat dampak kerusakan yang nyata diakibatkan penebangan yang berlangsung.

1.8 Ancaman bagi Keanekaragaman Hayati di Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya

CA Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB seluas 76,007 hektare yang merupakan kawasan hutan yang tersisa bagi sekitar 400-an ekor populasi Orangutan, seperti halnya kawasan hutan lainnya di Indonesia, mengalami berbagai ancaman menyangkut keberadaannya. Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum yang kerap berlangsung akan sangat memungkinkan kawasan ini terfragmentasi, dan akhirnya mengancam keberadaan keragamanhayati yang ada di dalamnya, seperti halnya Orangutan. Beberapa bentuk ancaman yang teridentifikasikan dan penting untuk mendapatkan perhatian dalam melestarikan kawasan proyek diantaranya: penebangan yang berlangsung.

1.9 Pengelolaan Dolok Sibual Buali dan Dolok Lubuk Raya di Kawasan HBTBB

12

Page 13: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Pengelolaan Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Suaka Alam Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Lindung Batang Toru Blok Barat, dibagi dua, untuk CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di pegang oleh Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, yang berkantor di Kota Medan, untuk dlapangan bernama resort BBKSDA Sipirok, yang berkantor di Kecamatan Sipirok, didalam resort BBKSDA Sipirok memiliki staff dan SPORC (Satuan Polisi Hutan Reaksi Cepat) dengan satu unit mobil patroli hutan. Untuk Hutan Lindung Batang Toru Blok Barat di bawah wewenang Pemerintah Daerah kabupaten Tapanuli Selatan, yang untuk pelaksanannya adalah Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Selatan.

1.9.1 Rencana Pengelolaan Departemen Kehutanan

Terkait dengan upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, Pemerintahan Daerah Tapanuli Selatan melalui Dinas Kehutanan mempunyai kebijakan yaitu penunjukan dan penetapan wilayah-wilayah tertentu baik di daratan dan atau perairan sebagai Kawasan Pelestarian Alam, yang merupakan perwakilan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, keutuhan sumber plasma nutfah, keseimbangan ekosistem, keunikan dan keindahan alam sehingga lebih dapat mendukung pembangunan dan menunjang peningkatan kesejahteraan rakyat serta pelestarian lingkungan hidup. Saat ini, terdapat 4 calon konservasi yang diusulkan oleh Pemerintahan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, yaitu : (i) Kawasan Konservasi Barumun Sosa (± 352.000 ha); (ii) Kawasan Konservasi Siondop Angkola (± 195.000 ha); (iii) Kawasan Konservasi Batang Pane Bilah (± 99.800 ha); dan (iv) Kawasan Konservasi Batang Toru–Sipirok (± 50.560 ha). Dimana untuk pengelolaan kawasan konservasi Batang Toru, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan diusulkan akan dilaksanakan secara kolaboratif atau pengelolaan secara multi

1.9.2 Perundang-undangan Kehutanan & Hidupan Liar

Berdasarkan penunjukan kawasan hutan yang dikeluarkan Departemen Kehutanan (berdasarkan SK No 44 Tahun 2005), terdapat beberapa jenis penggunaan lahan di kawasan hutan ini, yakni: Hutan produksi seluas 85.601 hektare dan hutan produksi terbatas seluas 21.498 hektare; Kawasan lindung, yang terdiri dari tiga kawasan cagar alam (CA Sibual-buali, CA Lubuk Raya, CA Dolok Sipirok) seluas 14.322 hektare dan hutan lindung seluas 22.487 hektare; serta Areal penggunaan lain seluas 25.273 hektare.

Terdapat beberapa permasalahan tumpang tindihnya penataan kawasan pada HBTBB, diantaranya: (i) kawasan yang ditetapkan sebagai hutan lindung seluas 7,800 hektar di dalam HBTBB ternyata bertumpang tindih dengan kawasan eksplorasi pertambangan emas dan perak, (ii) adanya tumpang tindih tanah penggunaan masyarakat dengan kawasan hutan seluas 32.573 hektar, serta (iii) kawasan hutan lindung yang bertumpang tindih dengan kawasan eksplorasi/eksploitasi geothermal, yang rencananya akan dibangun menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Tetapi permasalahan tumpang tindih tentang kawasan ini tidak masuk dalam kawasan kerja Pride campaign Yayasan Pekat.

2. Tim Proyek dan Pemangku Kepentingan

a. Tim Proyek

Tabel. Tim Proyek Kampanye Pride Batang Toru Blok BaratNo Nama Organisasi Jabatan Hubungan1 Jaya Arjuna, Ir, M.Sc. Fak. Teknik USU Medan Dosen Supervisor

13

Page 14: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

2 Muslim Sipayung Yayasan Pekat Sekretaris Yayasan Pekat Supervisor3 Efrizal Adil Lubis Yayasan Pekat Badan Pengurus Yayasan Pekat Manajer Kampanye4 Syofyan Moechtar Yayasan Pekat Badan Pengurus Yayasan Pekat Assisten Manajer Kampanye5 Ahmad Affandi Nasution Yayasan Pekat Staff Advokasi Field Staff Tim Pongo6 Deffian Saiful Yayasan Pekat Staff/Community Organizer Field Staff Tim Pongo7 Syahrum Lubis Yayasan Pekat Staff Community Organizer Field Staff Tim Pongo8 Muhammad Iqbal Yayasan Pekat Staff Pertanian Administrasi/Keuangan Tim Pongo9 Abdul Manan Lubis Yayasan Pekat Manajer Administrasi/Keuangan Yay. Pekat Manajer Administrasi/keuangan

Nama-nama yang ada dalam tabel adalah tim proyek yang siap mengimplementasikan Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Pada tim proyek ini terdiri dari penanggung jawab, Pembina, tim edukasi keliling, fasilitator desa dan fasilitator pertanian. Kesemuanya akan membantu proses untuk kelancaran pelaksanaan kampanye ini

3. Kelompok Lain yang Sedang Bekerja di Pulau SerenaSelain pemerintah propinsi (Sumatera Utara) dan pemerintah daerah kabupaten Tapanuli Selatan serta masyarakat yang bermukim di sekitar Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru, terdapat beberapa pihak lain yang aktif mendukung upaya konservasi Orangutan dan pemberdayaan masyarakat di kawasan tersebut, diantaranya :

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan Terkait dengan upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, Pemerintahan Daerah Tapanuli Selatan melalui Dinas Kehutanan mempunyai kebijakan yaitu penunjukan dan penetapan wilayah-wilayah tertentu baik di daratan dan atau perairan sebagai Kawasan Pelestarian Alam, yang merupakan perwakilan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, keutuhan sumber plasma nutfah, keseimbangan ekosistem, keunikan dan keindahan alam sehingga lebih dapat mendukung pembangunan dan menunjang peningkatan kesejahteraan rakyat serta pelestarian lingkungan hidup. Saat ini, terdapat 4 calon konservasi yang diusulkan oleh Pemerintahan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, yaitu : (i) Kawasan Konservasi Barumun Sosa (± 352.000 ha); (ii) Kawasan Konservasi Siondop Angkola (± 195.000 ha); (iii) Kawasan Konservasi Batang Pane Bilah (± 99.800 ha); dan (iv) Kawasan Konservasi Batang Toru–Sipirok (± 50.560 ha). Dimana untuk pengelolaan kawasan konservasi Batang Toru, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan diusulkan akan dilaksanakan secara kolaboratif atau pengelolaan secara multi pihak.

Conservation International (CI)Conservation International merupakan salah satu lembaga non pemerintah yang berkegiatan di bidang konservasi. Melalui dukungan lembaga bantuan Amerika Serikat, United States Agency for International Development (USAID), selama beberapa tahun terakhir, Conservation International telah melakukan beragam kegiatan konservasi yang bertujuan meningkatkan status konservasi kawasan hutan dimana masih menjadi habitat orangutan, seperti halnya kawasan hutan Batang Toru. Selain bekerja sama dengan tiga lembaga non pemerintah lokal, Conservation International juga mengandeng ICRAF, sebuah lembaga internasional pengembangan agroforestri, untuk mengembangkan alternatif pendapatan bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan Batang Toru. Selain itu, Coservation International bersama dengan ICRAF telah pula mengembangkan 4 desa konservasi di kawasan Batang Toru. Pada desa-desa ini, telah terbentuk peraturan desa (Perdes) menyangkut desa konservasi ini, yang juga diikuti dengan pengorganisasian patroli desa untuk perlindungan orangutan, dan pengembangan mata pencarian alternatif dengan

14

Page 15: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

menggunakan karet “putih” pada perkebunan karet tua. Conservation International telah melaksanakan sebuah Lokakarya Konservasi Orangutan di Ekosistem Batang Toru pada Maret 2007 yang dilaksanakan di Medan, guna mendukung upaya peningkatan status konservasi kawasan hutan Batang Toru.

ICRAF ICRAF atau World Agroforestry Centre (ICRAF) merupakan lembaga penelitian otonom nirlaba menyangkut agroforestri yang berpusat di Nairobi (Kenya). Pada skala global, misi lembaga ini adalah meningkatkan kesejahteraan manusia dengan mengurangi kemiskinan, meningkatkan ketahanan pangan dan gizi, serta pemulihan kondisi lingkungan yang telah mengalami kerusakan, khususnya di kawasan tropis. Di kawasan hutan Batang Toru, ICRAF bekerja untuk menjembatani antara konservasi dan penghidupan melalui pengembangan ekonomi yang berbasis pertanian yang berwawasan lingkungan, melalui pendekatan pengembangan dan perbaikan pengelolaan kebun campur (agroforestry). Selain itu, ICRAF juga bekerja untuk mengklarifikasi penggunaan lahan dan konversi lahan hutan menjadi pertanian oleh masyarakat di sekitar DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB, dengan harapan dapat mengurangi aktivitas perladangan berpindah melalui mengkonversi hutan. Dalam pelaksanaan programnya di Batang Toru, ICRAF memilih fokus kerja pada 4 desa, yakni: Aek Nabara, Sibulan-bulan, Huta Gurgur, dan Sitandiang.

PanEco/ Yayasan Ekosistem Lestari/OCSPPanEco merupakan lembaga nirlaba yang berbasis di Swiss, dimana salah satu tujuannya adalah menyelamatkan keanekaragaman hayati dan ekologi serta melindungi ekosistem alami. Di Sumatera bagian utara, PanEco menjadikan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) sebagai mitra implementasi programnya. PanEco dan YEL secara khusus membentuk sebuah program yang bertujuan untuk pelestarian orangutan yang dinamakan Sumatran Conservation Conservation Program (SOCP), dimana salah satu fokus kerjanya adalah kawasan hutan Batang Toru. Di kawasan Batang Toru, aktivitas SOCP difokuskan kepada membangun komitmen dan kepedulian antara stakeholder lokal di tiga kabupaten (yaitu Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan) terhadap fungsi konservasi kawasan hutan Batang Toru. Bersama para pihak di tiga kabupaten ini, SOCP mencoba meletakkan kerangka dasar program mengenai betapa pentingnya melestarikan hutan Batang Toru untuk pengembangan Kabupaten di Tapanuli. Selain itu SOCP juga melakukan serangkaian kajian mengenai sosial ekonomi, kearifan lokal, dan persepsi masyarakat terhadap kawasan hutan Batang Toru. Kajian-kajian ini ditujukan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat yang tinggal atau berada di sekitar kawasan hutan agar dapat mengetahui dan secara bersama-sama bersedia diajak untuk memikirkan pengelolaan kawasan hutan Batang Toru.

Yayasan Lintas Cakrawala Yayasan Lintas Cakrawala adalah lembaga non pemerintah lokal yang bertujuan kepada pemeliharaan lingkungan hidup sehingga tercapai kehidupan yang lebih harmonis antara manusia dan lingkungan serta meningkatkan nilai sosial dan ekonomi lingkungan tersebut untuk kesejahteraan manusia. Sejak berdiri pada Februari 2007, lembaga yang berdomisili di Padang Sidimpuan ini telah aktif mendorong aktivitas konservasi di kawasan hutan Batang Toru.

Perkumpulan Pengembangan Partisipasi Rakyat (PETRA) Perkumpulan yang berbasis di Medan ini terlibat banyak dalam aktivitas penguatan masyarakat dalam menselaraskan upaya konservasi alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu lokasi kegiatan perkumpulan ini adalah Kecamatan Adian Koting, Kab. Tapanuli Utara, yang berada di dalam kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB.

Yayasan Leuser Lestari (YLL) Yayasan Leuser Lestari adalah salah satu non pemerintah yang berbasis di Medan dan memiliki fokus kepada investigasi dan monitoring kegiatan-kegiatan perusakan hutan dan perdagangan satwa.

15

Page 16: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

OCSP-USAIDOrangutan Conservation Sumatran Programme adalah lembaga donor yang merupakan perpanjangan dari DAI-USAID. OCSP melakoni melalui perencaan pembuatan spatial planning, model desa konservasi, dan law envormance. OCSP bekerjasama dengan Konsorsium SOCP/YEL yang terdiri dari Yayasan Ekowisata Sumatra/Petra, Yayasan Samudra, Yayasan Pusaka, dan Walhi Sumatera Utara. Kosentrasi program meliputi Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara. Dan mendukung WCS untuk mengurangi ancaman kawasan dengan melakukan kegiata Law Envorcement di kawasan Hutan Batang Toru

4. Pemangku Kepentingan KunciPenelitian yang dilakukan dalam seksi latar belakang dari Rencana Proyek ini juga membantu mengidentifikasi pemangku kepentingan kunci yang dapat menyediakan wawasan tambahan untuk ancaman yang sedang dihadapi Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat dan siapa yang mungkin dapat memainkan peranan penting dalam mengembangkan kampanye keluar untuk membangun kesadaran, juga mengubah sikap dan perilaku. Pemangku kepentingan dan kelompok pemangku kepentingan didefinisikan sebagai individu atau kelompok yang dapat secara positif, negatif, langsung atau tidak langsung mempengaruhi lokasi kampanye dengan cara signifikan atau yang lain.

Yayasan Pekat melakukan analisis pemangku kepentingan untuk membantu memilih kelompok atau individu yang dapat memberikan kontribusi kepada dialog mengenai isu yang dihadapi pulau tersebut, untuk memahami apa yang dapat memotivasi partisipasi mereka dalam proyek dan untuk menilai apa implikasinya jika tidak melibatkan mereka. Matriks berikut (lihat matriks yang lengkap pada Lampiran halaman 100) digunakan untuk mengidentifikasi peserta yang diundang pada pertemuan perencanaan awal dimana ancaman terhadap Pulau Serena diidentifikasi dan dibahas. Berikut adalah pemangku kepentingan kunci yang diidentifikasi dan diundang untuk berpartisipasi dalam diskusi meja bundar yang diadakan di Hotel Silver Springs pada akhir Januari, 2008.

16

Page 17: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

No Partisipan/Kelompok Pemangku Kepentingan

Isu-isu kunci(area utama dari minat dan fokus

Kontribusi potensial (apa yang para partisipan bawa ke pertemuan)

Motivasi menghadiri pertemuan (apa yang bisa diberikan pertemuan tersebut kepada partisipan ) Konsekuensi-konsekuensi jika tidak diundang

I

II.1 Bupati Pemkab Tapanuli Selatan Pembangunan dan perkembangan kawasan konservasi

Rencana Pembangunan lima tahun kedepan Kabupaten Tapanuli Selatan

Dukungan masyarakat pada program kehutanan dan memperoleh informasi kawasan terbaru

Kehilangan data-data dan informasi penting

II.3 Bappeda Tapanuli Selatan Perencanaan Pembangunan (tataruang) kabupaten

Rencana Tataruang kawasan kabupaten

Dukungan Masyarakat dan mendapat informasi tentang kawasan

Kehilangan data-data dan informasi penting

II.4 Bapedalda Tapanuli Selatan Pemantauan dampak lingkungan dan pengendalian kerusakan lingkungan di Tapanuli Selatan

Rencana kerja Badan di kawasan Dukungan masyarakat pada program kehutanan dan memperoleh informasi kawasan terbaru

Kehilangan data-data dan informasi penting

II.5 Dinas Kehutanan Tapanuli Selatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Tapanuli Selatan

Rencana kerja Dinas di kawasan Dukungan masyarakat pada program kehutanan dan memperoleh informasi kawasan terbaru

Kehilangan data-data dan informasi penting

II.6 Dinas Pertanian Tapanuli Selatan Pembangunan pertanian dan perkebunan

Rencana kerja Dinas di kawasan Dukungan masyarakat pada program pertanian dan memperoleh informasi kawasan terbaru

Kehilangan data-data dan informasi penting

II.7 Dinas Pendidikan Nasional Tapanuli Selatan

Program Pendidikan Rencana kerja Dinas di kawasan Dukungan masyarakat pada program pendidikan dan memperoleh informasi kawasan terbaru

Kehilangan data-data dan informasi penting

II.9 BKSDA Resort Sipirok-Tapanuli Selatan

Pengelolaan Kawasan Konservasi

Rencana kerja Balai di kawasan konservasi

Dukungan masyarakat pada program konservasi dan memperoleh informasi kawasan terbaru

Kehilangan data-data dan informasi penting

II.10 Dinas Perkebunan Tapanuli Selatan Pembangunan perkebunan di Tapanuli Selatan

Rencana kerja Dinas di kawasan Dukungan masyarakat pada program perkebunan dan memperoleh informasi kawasan terbaru

Kehilangan data-data dan informasi penting

II.11 Dinas Pekerjaan Umum Tapanuli Selatan

Pembangunan dan pengembangan fisik di Tapanuli Selatan

Rencana kerja Dinas di kawasan Dukungan masyarakat pada program pembangunan dan pengembangan fisik serta memperoleh informasi kawasan terbaru

Kehilangan data-data dan informasi penting

II.12 Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah Tapanuli Selatan

Rencana Pemberdayaan Masyarakat di desa-desa sekitar kawasan

Rencana kerja Badan di kawasan Dukungan masyarakat pada program pemberdayaan masyarakat dan memperoleh informasi kawasan terbaru

Kehilangan data-data dan informasi penting

II.13 Dinas Perhubungan dan Pariwisata Tapanuli Selatan

Rencana perhubungan da pariwisata di desa-desa sekitar kawasan

Rencana kerja Badan di kawasan Dukungan masyarakat pada program pemberdayaan masyarakat dan memperoleh informasi kawasan terbaru

Kehilangan data-data dan informasi penting

II.15 Kecamatan Marancar Rencana Pembangunan kecamatan

Rencana kerja Camat di kawasan Dukungan masyarakat pada program pembangunan dan memperoleh informasi kawasan terbaru

Kehilangan data-data dan informasi penting

II.16 Kepala Desa/Kepala Kelurahan Rencana pembangunan, perkembangan dan sejarah Desa

Rencana kerja Kades/Lurah di kawasan

Dukungan masyarakat pada program pembangunan dan memperoleh informasi kawasan terbaru

Kehilangan data-data dan informasi penting

III

III.1 Yayasan Lintas Cakrawala Potensi kawasan dan desa- Kemitraan dalam pengembangan Keberlanjutan Program Kehilangan mitra dan data-data penting

17

Page 18: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

desa sekitar program dan pemberdayaan masyarakat di sekitar desa-desa di kawasan

III.2 Lembaga Adat Masyarakat Tapanuli Selatan

Potensi budaya dan social kawasan

Kemitraan dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar desa-desa di kawasan

Keberlanjutan Program Kehilangan mitra dan data-data penting

III.4 Badan Perwakilan Desa (BPM) Pembangunan Desa Rencana pembangunan desa Dukungan masyarakat pada program pembangunan desa

Kehilangan mitra dan data-data penting

III.6 Diakoni HKBP Pembangunan Desa Rencana pembangunan desa Dukungan masyarakat pada program pembangunan desa

Kehilangan mitra dan data-data penting

III.7 YEL/SOCP Konsorsium (YES/Petra, Yay. Samudera, Yay. Pusaka, Walhi Sumut)

Program Spatial Planning Kawasan Konservasi DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB

Rencana kerja kawasan DOLOK SIBUALBUALI DAN DOLOK LUBUK RAYA DI KAWASAN HBTBB

Dukungan masyarakat pada program konservasi

Kehilangan mitra dan data-data penting

IV

IV.1 Panusunan Bulung(kepala adat)

Pembangunan Desa Rencana pembangunan desa Dukungan masyarakat pada program pembangunan desa

Kehilangan mitra dan data-data penting

IV.2 Hatobangon (Kepala Marga) Pembangunan Desa Rencana pembangunan desa Dukungan masyarakat pada program pembangunan desa

Kehilangan mitra dan data-data penting

IV.3 Napaso Nauli Bulung (Kelompok Pemuda-Pemudi Desa)

Pembangunan Desa Rencana pembangunan desa Dukungan masyarakat pada program pembangunan desa

Kehilangan mitra dan data-data penting

IV.4 Badan Kenaziran Masjid (BKM) Pembangunan Desa Rencana pembangunan desa Dukungan masyarakat pada program pembangunan desa

Kehilangan mitra dan data-data penting

IV.5 Ustadz (Guru Agama Islam di desa) Pembangunan Desa Rencana pembangunan desa Dukungan masyarakat pada program pembangunan desa

Kehilangan mitra dan data-data penting

IV.6 Pendeta (Tokoh Agama Kristen) Pembangunan Desa Rencana pembangunan desa Dukungan masyarakat pada program pembangunan desa

Kehilangan mitra dan data-data penting

IV.7 Guru (Pengajar di Sekolah/Pendidikan)

Pembangunan Desa Rencana pembangunan desa Dukungan masyarakat pada program pembangunan desa

Kehilangan mitra dan data-data penting

IV.8 Sekretaris Desa Pembangunan Desa Rencana pembangunan desa Dukungan masyarakat pada program pembangunan desa

Kehilangan mitra dan data-data penting

IV.9 Sekretaris Kecamatan Pembangunan Desa Rencana pembangunan desa Dukungan masyarakat pada program pembangunan desa

Kehilangan mitra dan data-data penting

IV.10 Orangutan Protection Unit (OPU) Program Pengawasan dan Pengamanan Kawasan konservasi

Hasil kegiatan OPU Dukungan masyarakat desa pada program OPU

Kehilangan data dan informasi

VI

VI.1 Univ. Graha Nusantara Program rencana penelitian dan studi kawasan konservasi

Bahan studi dan penelitian perguruan tinggi

Ada masukan dan dukungan kepada mahasiswa dan staff pengajar

Kehilangan data dan informasi

VII.1 Conservation International Indonesia (CII)

Program Konservasi Rencana program konservasi di kawasan

Dukungan masyarakat pada rencana konservasi

Kehilangan data dan informasi

VII.5 WCS Program Konservasi Rencana program konservasi di kawasan

Dukungan masyarakat pada rencana konservasi

Kehilangan data dan informasi

18

Page 19: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

MENGEMBANGKAN SUATU MODEL KONSEPTUAL

Pertemuan pemangku kepentingan pada tanggal 7 Februari 2009 mempertemukan 40 peserta yang mengidentifikasi faktor langsung dan berkontribusi dan membuat suatu Model Konseptual untuk Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang toru Blok Barat. Lingkup proyek (Hutan, Sungai dan Satwa) membentuk konteks untuk

19

Page 20: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

pembahasan tersebut. Ancaman langsung diidentifkasi, kemudian dituliskan pada kartu-kartu yang lalu ditempelkan ke dinding dan dihubungkan dengan sasaran yang sesuai dengan menggunakan tanda panah. Peserta kemudian membahas faktor yang berkontribusi (ancaman tak langsung) yang mengarah kepada, atau memperburuk, faktor langsung.

Contohnya, pembukaan hutan untuk usaha perladangan/pertanian tidak akan dilakukan kalau tidak diakibatkan lahan perkebunan/pertanian sudah semakin sempit dan lahan tidak produktif lagi sehingga produktifitas tanaman menurun. Faktor yang berkontribusi memperburuk pembukaan hutan untuk usaha dikelola yang membuat semakin sempitnya ruang gerak dan sumber pakan orangutan sumatera sebagai satwa yang dilindungi dan endemic sumatera adalah kekurangan ekonomi (kemiskinan). Faktor yang berkontribusi kemudian ditempelkan pada dinding dan dihubungkan ke ancaman langsung dengan tanda panah. Hasilnya berupa “peta” sederhana mengenai apa yang memberi dampak terhadap sasaran.

Catatan penting: pemangku kepentingan menggunakan penamaan mereka sendiri (istilah daerah Batak Angkola) untuk memberi nama ancaman dan membuat model. Fasilitator pertemuan pemangku kepentingan tidak ingin merusak partisipasi atau pemahaman model dengan mensyaratkan peserta (yang beberapa diantaranya hanya memiliki tingkat pendidikan sedang) untuk menggunakan kategori ancaman IUCN.

3.1 Model Konseptual dengan Miradi

Setelah pertemuan pemangku kepentingan, perangkat lunak Miradi digunakan untuk mengembangkan dan memasukkan model ke dalam tatanama standar menggunakan taksonomi ancaman yang dikembangkan oleh IUCN. Grafik berikut ini merupakan bentuk model konseptual untuk Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang toru Blok Barat setelah semua faktor langsung dan berkontribusi di untuk Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang toru Blok Barat dimasukkan. Miradi dikembangkan untuk membantu praktisi konservasi dalam melalui proses pengelolaan adaptif yang diringkas dalam Standar Terbuka untuk Praktik Konservasi yang dikembangkan oleh Conservation Measures Partnership's (www.miradi.org).

20

Page 21: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Ini merupakan model konseptual untuk Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang toru Blok Barat pertama setelah semua ancaman langsung dimasukkan, dan faktor yang berkontribusi (termasuk ancaman tidak langsung), dari pertemuan pemangku kepentingan. Panah penghubung menandakan hubungan antar faktor dan bagaimana mereka memberikan dampak pada sasaran yang berbeda di untuk Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang toru Blok Barat

Untuk membantu mencerna gambar di atas, berikut adalah gambaran singkat dari ancaman langsung dan faktor yang berpengaruh yang diambil dari pertemuan pemangku kepentingan.

21

Page 22: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Ruang lingkup dan sasaran proyek Ancaman langsung Faktor yang berpengaruh (termasuk ancaman tak langsung)

Hutan Sungai Satwa Liar

Pembakaran Hutan Mempermudah Membuka Lahan Baru

Perambahan Liar Lahan Usaha Untuk Perkebunan dan Pertanian

Pemburuan Liar Sebagai Hama bagi tanaman

Penambangan Liar Bahan material untuk pembangunan (pemerintah, masyarakat, usaha)

Bencana Alam Kawasan merupakan patahan bumi

Pencemaran Sungai Limbah sampah rumah tangga

Pembukaan Lahan Untuk Pertanian/perkebunan Karena tidak ada kejelasan batas hutan adat dan pal batas kehutanan

Catatan: Dalam tabel ini dan Model Konseptual lingkup proyek didefinisikan sebagai ekosistem Hutan Batang Toru Blok Barat (Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya). Karena ancaman yang berbeda berdampak pada segi yang berbeda dari sistem ini, satu sasaran prioritas telah diidentifikasi (Perambahan Liar).

22

C. Model-model Konseptual

Page 23: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Model Konseptual Naratif AwalFauna dan flora lingkungan daratan Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang toru Blok Barat dapat dibagi kedalam tiga “sasaran” kunci (Hutan; Sungai; dan Satwa Liar). Setiap sasaran ini diancam oleh satu faktor atau lebih yang kompleks. Tujuh ancaman yang diidentifikasi oleh pemangku kepentingan utama pada pertemuan perencanaan merupakan hasil dari kegiatan manusia, sementara sisanya (Bencana Alam [patahan bumi] merupakan peristiwa alami. Tujuh ancaman utama yang diakibatkan oleh manusia yang dihadapi Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang toru Blok Barat – sebagaimana telah diidentifikasi oleh para peserta pada pertemuan pemangku kepentingan utama yang baru saja diadakan terdiri dari:

Perambahan LiarPengalihan Hutan Penambangan LiarPerburuan LiarPencemaran SungaiBencana Alam

Banyak ancaman berasal dari fakta bahwa Petani membuka hutan untuk lahan usaha pertanian dan perkebunan, disebabkan lahan yang ada telah sempit, lahan pertanian/perkebunan petani saat ini dan tidak produktifnya lahan sekarang, serta relatif masih rendahnya mutu dan produktifitas hasil-hasil petani perkebunan rakyat, ditambah lagi dengan perkembangan harga yang tidak stabil dipasar lokal dan nasional, kemudian masih rendahnya akses petani terhadap benih-benih bibit unggul perkebunan yang berkualitas, dan ketergantungan sebahagian petani kepada tengkulak, serta lemahnya pengaturan penetapan lahan perkebunan rakyat berdasarkan kesesuaian lahan yang tepat. kegiatan ini menghasilkan pembukaan hutan yang berarti memperkecil habitat orangutan untuk mengembangkan populasinya dan mencari pakan makanannya.

Kegiatan Masyarakat Petani lebih berbahaya lagi. Mereka membuka hutan untuk lahan usaha perkebunan atau pertanian serta pemukiman, dan bila di Tarik garis panah kebelakang maka faktor kontribusi ancaman langsung ini disebabkan oleh kekurangan ekonomi (kemiskinan); lahan untuk pertanian atau perkebunan semakin sempit; dan lahan perkebunan atau pertanian tidak lagi berproduktif, sehingga menjadi kan petani terpaksa untuk membuka hutan untuk kepentingan ekonomi, untuk membiayai kehidupan keluarga sehari-hariannya.

Umumnya desa-desa di kawasan hutan yang berlimpah dengan kekayaan sumber daya alam hidup dalam kemiskinan. Kemiskinan tersebut bukan karena ketiadaan sumber daya alam yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan keluarga, bukan pula karena budaya malas sebagaimana mitos yang ditonjolkan untuk menutupi kelemahan kebijakan pembangunan, melainkan kemiskinan yang lebih disebabkan lemahnya pemberdayaaan dan pengembangan kapasitas masyarakat akibat kebijakan dan regulasi produk penguasa yang tidak pro rakyat (kemiskinan struktural).

Sistem pengusahaan hutan selama ini telah mendorong terbentuknya suatu model pengelolaan hutan yang justru mendorong terciptanya kemiskinan (DFID, 1999). Kebijakan sentralisasi hutan dan regulasi pengelolaan hutan yang tidak akomodatif itu telah menutup ruang bagi masyarakat desa di kawasan konservasi untuk memanfaatkan hasil hutan nonkayu sebagai sumber pendapatan keluarga.

23

Page 24: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Rendahnya pendapatan masyarakat tidak dibarengi dengan upaya pemerintah meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat dalam mengembangkan sumber mata pencaharian alternatif. Lemahnya pemberdayaan ekonomi juga disebabkan masyarakat desa tidak mendapat akses yang baik terhadap modal dan pasar.

Ketidakberdaayaan ekonomi mengakibatkan pula kemampuan masyarakat desa untuk mengecap pendidikan tinggi menjadi terbatas. Umumnya, masyarakat desa di kawasan konservasi, seperti di kebanyakan desa site program Pride Campaign Yayasan Pekat di CA Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat, hanya berpendidikan SD dan SMP, tidak lebih separuh tamat SMA dan hanya segelintir yang pernah sampai ke perguruan tinggi. Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) ini menyebabkan generasi muda asal desa ini tidak memiliki kemampuan bersaing dalam lapangan pekerjaan formal, sehingga memilih bertahan hidup di desa yang ketersediaan lahan pertaniannya semakin terbatas akibat laju pertambahan penduduk. Lingkaran kemiskinan ini menjadi kendala konservasi yang tidak mendapat penanganan serius oleh pemerintah. Ketika masyarakat lokal dituntut menjaga kelestarian hutan, pemerintah lupa bahwa upaya pelestarian hutan dan keanekaragaman hayati tidak bisa diharapkan di atas perut rakyat yang lapar.

24

Page 25: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

MEMBUAT PERINGKAT ANCAMAN

Degan menggunakan Model Konseptual awal yang dikembangkan pada pertemuan pemangku kepentingan kunci, perangkat lunak Miradi digunakan untuk menetapkan peringkat ancaman langsung yang telah mereka identifikasi2. Peringkat ini berguna untuk:

1) Mengidentifikasi “sasaran” dengan peringkat tertinggi (Hutan, Sungai, Satwa) 2) Mengidentifikasi ancaman dengan peringkat tertinggi yang berdampak pada sasaran” ini

Perangkat lunak Miradi secara otomatis menangkap sasaran dari Model Konsep, memunculkan mereka sejajar dengan “X” axis dan dengan ancaman langsung yang sejajar dengan Y axis.

4.1 Lingkup, Intensitas & KetakberbalikanSetiap ancaman diberi peringkat berdasarkan Lingkup, Tingkat Kerusakan & Ketakberbalikan, terhadap setiap sasaran dengan menggunakan petunjuk penilaian berikut ini:

2 (Ref: Margoluis, Richard A.; and Niklaus Salafsky [1998] Measures of Success, Island Press, Washington DC).

KUNCI KRITERIA ANCAMAN (Berdasarkan definisi Miradi)

A: LINGKUP (Area)

4 = Sangat Tinggi: Ancaman kemungkinan besar akan menyebar ke seluruh atau sebagian besar lokasi anda.

3 = Tinggi: Ancaman kemungkinan besar akan menyebar dalam lingkupnya, dan mempengaruhi sasaran konservasi di banyak tempat pada lokasi anda

2 = Sedang: Ancaman kemungkinan besar memiliki cakupan lokal, dan mempengaruhi sasaran konservasi di beberapa tempat pada lokasi sasaran.

1 = Rendah: Ancaman kemungkinan besar memiliki cakupan terlokalisasi, dan mempengaruhi sasaran konservasi di bagian yang terbatas pada lokasi sasaran.

B: TINGKAT KERUSAKAN – Tingkat kerusakan terhadap sasaran konservasi yang beralasan untuk diharapkan pada keadaan saat ini (yaitu berdasarkan keberlanjutan situasi yang ada).

4 = Sangat Tinggi: Ancaman kemungkinan besar menghancurkan atau menghilangkan sasaran konservasi pada beberapa bagian di lokasi.

3 = Tinggi: Ancaman kemungkinan besar mendegradasi (serius) sasaran koservasi pada beberapa bagian di lokasi.

2 = Sedang: Ancaman kemungkinan besar mendegradasi (sedang) sasaran konservasi pada beberapa bagian di lokasi.

1 = Rendah: Ancaman kemungkinan besar hanya sedikit merusak sasaran konservasi pada beberapa bagian di lokasi.

25

Page 26: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Ilustrasi A menunjukkan proses pemeringkatan ancaman menggunakan Miradi. Ilustrasi B menunjukkan Peringkat Ancaman Akhir. Perlu dicatat bahwa kesimpulan peringkat yang disusun berdasar “target” menunjukkan bahwa Hutan merupakan target yang paling kritis terancam, dengan nilai “Tinggi”, dengan ancaman dari perambahan liar (pada target ini) memiliki peringkat “Sangat Tinggi” (lihat ilustrasi C pada halaman berikutnya).

26

Page 27: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Ilustrasi A

Tabel peringkat ancaman akhir dengan semua ancaman telah selesai diproses. Panah menunjuk ke peringkat “tinggi” dari hutan dan “sangat tinggi” dari satwa.

⇓Ancaman ⇓ / ⇒Targets⇒ Hutan Satwa Liar Sungai Ringkasan Peringkat Ancaman

Perambahan Liar Sangat Tinggi Tinggi

Pembakaran Lahan Tinggi Tinggi Tinggi

Bencana Alam Tinggi Sedang Sedang

Pencemaran Sungai Sedang Sedang Sedang

Penambangan Liar Tinggi Sedang

Pemburuan Liar Sedang Rendah

Alih Fungsi Lahan untuk Perkebunan/ Pertanian Sangat Tinggi Tinggi

Sangat Tinggi Sedang Sedang Tinggi

27

Page 28: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Pemangku kepentingan kunci mengidentifikasi perambahan liar sebagai ancaman utama terhadap Hutan dan sasaran keanekaragaman hayati lainnya di CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan batang Toru Blok Barat; dan ahli lokal yang kemudian melakukan verifikasi terhadap hal ini, juga mengakui perambahan liar dan alih fungsi lahan untuk perkebunan/pertanian sebagai ancaman terhadap hutan sebagai habitat orangutan sumatera dan perikehidupan masyarakat di desa. Yayasan Pekat memutuskan untuk memusatkan diri kepada perambahan liar setelah melakukan analisis peringkat ancaman formal (Ilustrasi C) mengidentifikasi keberadaan hutan sebagai ancaman dengan peringkat tertinggi.

Ilustrasi B

⇓Ancaman ⇓ / ⇒Targets⇒ Hutan Satwa Liar Sungai Ringkasan Peringkat Ancaman

Perambahan Liar Sangat Tinggi Tinggi

Pembakaran Lahan Tinggi Tinggi Tinggi

Bencana Alam Tinggi Sedang Sedang

Pencemaran Sungai Sedang Sedang Sedang

Penambangan Liar Tinggi Sedang

Pemburuan Liar Sedang Rendah

Alih Fungsi Lahan untuk Perkebunan/ Pertanian Sangat Tinggi Tinggi

28

Page 29: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

⇓Ancaman ⇓ / ⇒Targets⇒ Hutan Satwa Liar Sungai Ringkasan Peringkat Ancaman

Sangat Tinggi Sedang Sedang Tinggi

4.2 Rantai Faktor

Setelah mengetahui ancaman paling kritis (hutan; habitat orangutan sumatera), kita sekarang kembali ke Model konseptual untuk melihat siapa dan apa yang ada di balik ancaman; yaitu faktor apa yang memberikan kontribusi (termasuk ancaman tidak langsung) yang membuat lingkungan dimana ancaman ini muncul dan yang harus ditangani untuk mengurangi ancaman dan meningkatkan kondisi sasaran.

Gambaran Model Konseptual yang disederhanakan dan lebih linier ini disebut “rantai faktor”.

Pengetahuan ini akan digunakan untuk merancang penelitian formatif kita, untuk melakukan validasi terhadap fakta apakah kita telah memilih sasaran keanekaragaman hayati yang benar, ancaman yang benar, khalayak yang benar, dan strategi yang benar untuk menangani dan menguranginya?

Apa yang dimaksud dengan kata “benar”? “Benar” berarti khalayak yang didentifikasi benar-benar mendorong adanya ancaman keanekaragaman hayati yang kritis terhadap mana Pride (dan mitra tambahan yang ada bersama kita dalam kampanye) memiliki kemampuan yang telah terbukti untuk mengurangi dan meminimumkan ancaman tersebut, yang dengan terukur akan meningkatkan status sasaran keanekaragaman utama (ekosistem yang terancam, dan spesies yang terancam punah atau endemik). Model yang kita bangun di Seksi C membantu kita untuk melihat siapa (khalayak potensial yang mana) yang berada dibalik ancaman binatang pengerat invasif. Khalayak dilingkari dalam warna merah di atas: Nelayan dan Wisatawan.

29

Page 30: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

4.2.1 Rantai faktor untuk Petani

Rantai Faktor untuk Petani hanya memasukkan faktor kontribusi (termasuk ancaman tak langsung) yang disebabkan oleh khalayak, dalam hubungannya dengan ancaman langsung Perambahan Liar. Faktor ini diantaranya adalah: kebutuhan lahan usaha untuk perkebunan dan pertanian; sempitnya lahan untuk berusaha; keterbatasan ekonomi; dan pemahaman untuk mengefektifkan lahan kurang. Sedikit tambahan bahwa realtif masih rendahnya mutu dan produktifitas hasil-hasil petani perkebunan rakyat, kemudian perkembangan harga yang tidak stabil, rendahnya akses petani terhadap benih-benih bibit unggul perkebunan yang berkwalitas, serta ketergantungan sebahagian petani kepada tengkulak dan lemahnya pengaturan penetapan lahan perekebunan rakyat berdasarkan kesesuaian lahan yang tepat

Rantai Faktor dapat lebih disederhanakan untuk menunjukkan hubungan linier antar faktor yang berkontribusi, yang jelas akan membantu kita untuk melihat siapa yang berada dibalik ancaman (petani– kotak dengan garis putus-putus).

30

Page 31: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Penelitian Formatif

1. Percakapan terarahYayasan Pekat berpendapat bahwa data dan informasi yang diperoleh dari lapangan, dan tinjauan pustaka serta focus grup diskusi dengan beberapa stakeholder kunci di lokasi proyek maupun dengan para ahli sangat valid dan akurat. Rapat Tim dan Supervisor telah menetapkan dari hasil model konseptual target dengan peringkat teratas adalah ‘Hutan sebagai Habitat Orangutan sumatera dan ancaman peringkat teratas adalah Perambahan Liar yang diakibatkan oleh pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan, dan bila diurut lebih keblakang lagi maka diperoleh ‘kekurangan ekonomi’ di tingkat masyarakat petani di desa. Indentifikasi khalayak sasaran target utama kepada ‘petani’ yang umumnya memiliki lahan disekitar batas desa dan hutan.

Banyak ancaman berasal dari fakta bahwa Petani membuka hutan untuk lahan usaha pertanian dan perkebunan, disebabkan lahan yang ada telah sempit, lahan pertanian/perkebunan petani saat ini dan tidak produktifnya lahan sekarang, serta relatif masih rendahnya mutu dan produktifitas hasil-hasil petani perkebunan rakyat, ditambah lagi dengan perkembangan harga yang tidak stabil dipasar lokal dan nasional, kemudian masih rendahnya akses petani terhadap benih-benih bibit unggul perkebunan yang berkualitas, dan ketergantungan sebahagian petani kepada tengkulak, serta lemahnya pengaturan penetapan lahan perkebunan rakyat berdasarkan kesesuaian lahan yang tepat. kegiatan ini menghasilkan pembukaan hutan yang berarti memperkecil habitat orangutan untuk mengembangkan populasinya dan mencari pakan makanannya.

Untuk menguji pendapat tersebut, Yayasan Pekat mengadakan percakapan terarah dengan khalayak target kunci kita mengenai bagaimana mengurangi peran mereka dalam mengurangi aktifitas pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan. Percakapan terarah lain akan diadakan dengan nara sumber kunci lainnya. Percakapan terarah telah ada pada berbagai langkah di sepanjang proses perencanaan tetapi diringkas di sini agar lebih baik pemaparannya. Adapun komentar pada percakapan terarah sebagai berikut:

a. Sohibul Anshor Siregar, MA (Dosen Fak. Sospol UMSU Medan dan Putra Dearah batak Angkola); yang menyatakan bahwa kondisi social budaya masyarakat batak angkola yang umumnya berdomisli di sekitar hutan Batang toru Blok Barat masih kuat memegang falsafah leluhur yang menerapkan pola tanam kebun campur, terutama karet, kemenyan dan nira. Keseluruhan tanaman itu merupakan tanaman produktif. Walau pun begitu, kehidupan masyarakat masih tetap digaris kemiskinan yang diakibatkan oleh tidak mampunya para petani meningkatkan kualitas dan produktifitas tanaman mereka, dan bahkan tergiur dengan bujukan para pendatang untuk mengambil kayu dari hutan mereka, tetapi itu sudah tidak berlangsung lagi, sebab sejak terjadi longsor dan banjir bandang tahun 2006 lalu, petani sadar dan mulai menolak permintaan kayu, dan disamping itu juga semakin ketat izin dan pengawasan terhadap kayu. Kekurangan ekonomi mengakibatkan masyarakat lapar dan kelaparan ini tidak bersambut dengan pemerintah daerah, sehingga benar-benar lapar masyarakat petani di sekitar Hutan Batang Toru Blok barat. Penuhi dahulu kebutuhan sandang pangan masyarakat petani, maka sumberdaya alam akan terjaga dengan lestari.

b. H. Mirza Indra (Project Manager Batang Toru YEL/SOCP); hasil penelitian tentang ekonomi masyarakat yang telah dilakukan lembaga ini mendapatkan bahwa, kemiskinan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat adalah dikarenakan akses transportasi jauh dari pasar, kemudian produk pertanian masih begitu mampu menjangkau pasar yang lebih besar, harga bibit dan obat-obatan pertanian yang mahal, serta kebutuhan lima bahan pokok di desa sangat mahal dan tinggi nilai jualnya, sehingga pendapatan tidak relevan dengan pengeluaran, istilah beliau ‘dapat satu, buang dua’ jadi kapan ngumpulnya, sehingga petani tetap terutang. Masyarakt terpaksa membuka hutan untuk lahan pertanian/perladangan upaya menambah penghasilan, kalau mengharapkan lahan yang ada saja tidak mencukupi lagi untuk kebutuhan keluarga.

31

Page 32: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

c. Kahirullah Ritonga (Dekan FP-UGN Padang Sidempuan/Staff BPD Pemkab Tapsel); Rendahnya pendapatan masyarakat tidak dibarengi dengan upaya pemerintah meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat dalam mengembangkan sumber mata pencaharian alternatif. Lemahnya pemberdayaan ekonomi juga disebabkan masyarakat desa tidak mendapat akses yang baik terhadap modal dan pasar, masyarakat paham tentang manfaat dan bahaya hutan bila dirusak, tetapi apa mau dikatakan, kebutuhan sandang pangan keluarga masih lebih utama.

d. Barita O. Manulang (Ahli Ekologis Desa/Orangutan Sumatera); kalau pembukaan hutan terus dilakukan maka keberadaan orangutan sumatera akan terancam ruang gerak dan sumber pakannya, sehingga bisa menurunkan populasi orangutan sumatera di Hutan Batang Toru ini. Mesti dilakukan segera pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat petani sekitar hutan, sehingga mereka tidak lagi membuka hutan dan secara sporadic mereka akan menjadi pengawal hutan sejati. Budaya batak angkola yang terbuka dan egaliter tersebut merupakan modal dasar yang kuat untuk melakukan kampanye bangga, sebab mereka-mereka itu memiliki karakter keras, konsisten dan komitmen yang kuat.

32

Page 33: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

33

Page 34: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

34

Page 35: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

35

Page 36: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

36

Page 37: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

37

Page 38: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

38

Page 39: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

39

Page 40: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

40

Page 41: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

41

Page 42: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

42

Page 43: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

43

Page 44: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

44

Page 45: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Rantai Hasil dan Sasaran Awal

Saat ini telah diakui secara umum bahwa sebelum melakukan adopsi perilaku yang baru, seseorang berpindah melintasi serangkaian tahapan. Tahapan ini terdiri dari: pra-perenungan, perenungan, persiapan, validasi, aksi, dan pemeliharaan. Tidak semua individu pada khalayak akan berada pada tahapan perubahan perilaku yang sama, sehingga kegiatan dan pesan-pesan perlu mencapai semua kelompok, pada semua tahapan perubahan perilaku yang berbeda. Hal ini sangat penting khususnya untuk Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya karena mencegah pembukaan hutan untuk lahan perkebunan dan pertanian dan kekurangan ekonomi memerlukan paling tidak 50% kepatuhan dari semua petani. Artinya setiap individu, tanpa memperhatikan tahapan perubahan perilaku mereka, perlu digerakkan secara efektif kearah Aksi. Tentunya sebagai sasaran awal adalah para petani di dua desa target dan 6 desa lainnya termasuk 2 desa target

45

Page 46: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Catatan: Rantai hasil untuk Petani

Pada gambar di atas tergambarkan bahwa sasaran awal terlihat adalah para petani. Kampanye Pride menunjukkan adanya dampak penyebab (panah) pada setiap tahapan perubahan perilaku yang dilewati nelayan dalam perjalanannya. Memahami tahapan dalam rantai hasil kita juga dapat membantu mempersempit sasaran awal kita untuk setiap khalayak sebelum memulai pengambilan data.

Membangun Baseline Data

46

Page 47: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Yayasan Pekat Indonesia telah melakukan survei kuantitatif dengan panduan kuesioner sebanyak 58 pertanyaan yang digunakan dalam menetapkan data dasar (baseline) untuk mengetahui Pengetahuan (Knowledge), Sikap (Attitudes), dan Praktek (Practices) atau (KAP). Selain itu untuk membantu memahami lebih baik khalayak Kampanye Pride serta untuk menguji asumsi mereka mengenai khalayak mereka. Surveisample.com digunakan untuk memilih ukuran contoh untuk setiap desa target. Dengan menggunakan hasil dari suveysample.com, kita akan mengatur kuota minimum.

Kuesioner dikembangkan setelah khalayak target telah teridentifikasi dan ancaman kunci telah diketahui melalui kampanye dan sasaran umum untuk kampanye telah ditetapkan. Pertanyaan akan dibacakan dengan keras oleh pencacah (para volunteer dari Field Staff Yayasan Pekat, Masyarakat desa, dan mahasiswa UGN Padang Sidempuan) yang telah saya latih sebelum mereka melakukan survey. Jawaban pertanyaan tersebut akan direkam dengan hati-hati dan ditulis di atas kertas oleh pencacah sendiri. Pertanyaan-pertanyaan (lihat kuesioner survei yang lengkap di Lampiran) yang diajukan adalah pertanyaan tertutup dan terbuka, bersifat mengarahkan (prompted) dan tidak mengarahkan (unprompted). Survei akan diperiksa secara seksama sebelum melanjutkannya ke orang selanjutnya. Survei akan digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai pengelolan lahan berkelanjutan di sekitar kawasan Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat, pengetahuan lebih mendalam yang ingin diketahui adalah pengetahuan tentang manfaat dan kerugian apabila hutan rusak.

Tabel berikut berisi ringkasan jumlah responden yang diwawancara dan penyebaran survei secara geografis.

Kecamatan Desa Jlh kuisioner tiap desa

Keterangan

Marancar Aek Nabara 67 Target

Janji Manaon 67 Target

Pasar Merancar 67 Target

Sugi Jae 67 Target

Sugi Julu 67 Target

Sugi Tongah 67 Target

Padang Sidempuan Timur Padang Sidempuan Timur 25 Kontrol

Padang Sidempuan Barat Padang Sidempuan Barat 25 Kontrol

Sipirok Batu Sail 25 Kontrol

Bulu Mario 25 Kontrol

Total Sample 502

Survei dirancang dan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Apian® Survei Pro®.

HASIL SURVEY

47

Page 48: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Pengantar

Surevey dasar – Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Suaka Alam Dolok Lubuk raya di Kabupaten Tapanuli Selatan mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku petani dan masyarakat terhadap Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat yang merupakan bagian dari kedua lokasi target tersebut diatas.

Desa yang menjadi target survey adalah desa Aek Nabara, Janji Manaon, Pasar marancar yang ketiganya berada di kawasan CA. Dolok Sibualbuali dan desa Sugi Jae, Sudi Tongah, Sugi Julu yang berada di SA. Dolok Lubuk Raya. Ke 6 desa ini keseluruhanya berada dalam daerah administrasi Kecamatan Marancar, kabupaten Tapanuli Selatan di Sumatera Utara. Dari ke 6 desa tersebut diperoleh responden yang diwawancarai adalah 347orang.

Sebagai desa pembanding adalah desa Batu Sail, Bulu Mario, Padang Sedempuan timur dan Padang Sidempuan Barat yang terletak di luar kawasan Dolok Lubuk Raya dan Dolok Sibualbuali. Jumlah total responden yang diwawancarai adalah 267 orang.

Analisa

Latar Belakang Sosial, Ekonomi, Budaya dan Demografi

1. Kondisi Umum Sosial, Ekonomi, budaya dan demografi di 9 desa502 responden hasil survey, diperoleh komposisi jenis kelamin responden sebanyak 302 responden adalah laki-laki dan 200 responden berasal dari perempuan.

2. Khalayak sasaran Utama dan Target LokasiDari hasil survey terhadap 488 responden, didapatkan komposisi jenis kelamin responden sebanyak 302 orang (61,9%) adalah laki-laki dan 186 orang (38,1%) adalah perempuan. Usia responden beragam, yang terbagi dalam 5 klasifikasi, yaitu usia di bawah 20 tahun, usia 20 s/d 30 tahun, usia 31 s/d 40 tahun, usia 41 s/d 50 tahun, dan 50 tahun keatas. Seluruh responden berasal dari suku batak yaitu batak angkola dan batak mandailing. Mereka pada umumnya menetap di desa tersebut sejak lahir atau tinggal di daerah tersebut sudah puluhan tahun. Mayoritas rumah responden adalah rumah panggung yang terbuat dari kayu dan langsung berhadapan dengan jalan umum, dan hanya sebagian rumah yang telah terbuat dari bahan material batu dan memliki pekarangan yang seadanya.

Tabel 1: Jumlah Khalayak Sasaran Utama di 6 DesaNama Desa Jenis Kelamin

Laki Wanita

48

Page 49: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Aek Nabara 15.6%; 33 25.7%; 35Janji Manaon 13.3%; 28 26.5%; 36

Pasar Marancar 25.6%; 54 10.3%; 14

Sugi Julu 23.2%; 49 13.2%; 18

Sugi Jae 2.8%; 6 5.9%; 8

Sugi Tongah 19.4%; 41 17.6%; 24

Other 0.0%; 0 0.7%; 1

Totals 100.0%; 211

100.0%; 136

3. Kondisi Sosial, Ekonomi, Budaya dan demografi khalayak sasaran utama di desa target Jumlah responden yang terdapat di desa target (Aek Nabara, Janji Manaon, Pasar Marancar, Sugi Jae, Sugi Tongah, dan Sugi Julu) adalah 210 orang terdiri dari laki-laki dan 136 perempuan. Dari 346 orang responden, 212 orang diantaranya adalah khalayak sasaran utama (petani, buruh tani, dan pencari kayu bakar).

Tebel 2 : Distribusi matapencaharian di 6 desa targetJenis Pekerjaan Laki Wanita pekerjaan utama Anda saat ini 50.0%; 105 40.4%; 55

Petani yang menggarap lahan milik orang lain

7.6%; 16 25.0%; 34

Pengusaha gula aren 16.7%; 35 1.5%; 2

Pengumpul kayu bakar 0.5%; 1 0.7%; 1

Tidak bekerja 2.4%; 5 5.9%; 8

Pengusaha 7.6%; 16 0.0%; 0

Pemilik warung kopi 6.7%; 14 4.4%; 6

Ibu rumah tangga 0.0%; 0 19.1%; 26

aparat desa 1.0%; 2 0.0%; 0

bengkel sepeda motor 1.4%; 3 0.0%; 0

buruh 1.4%; 3 0.0%; 0

Guru 1.4%; 3 2.2%; 3

Pekerjaan tidak menetap 1.0%; 2 0.0%; 0

49

Page 50: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

supir 1.9%; 4 0.0%; 0

Other 0.5%; 1 0.7%; 1

Totals 100.0%; 210 100.0%; 136

Tingkat pendidikan responden di 6 desa target beragam, mulai dari tidak sekolah sampai perguruan tinggi. Jumlah tingkat pendidikan responden tidak sekolah 30 orang, tidak tamat SD 20 orang, tamat SD 43 orang, tingkat SMP63 orang, tingkat SMA 4 orang, dan tidak ada yang mencapai tingkat Perguruan Tinggi.

Tabel 3 : Tingkat pendidikan Khalayak Sasaran Utama di 6 desa targetTarget Petani/Nama Desa Sugi

TongahSugi Julu Janji

ManaonAek Nabara Pasar

MarancarSugi Jae

Tidak sekolah 57.1%; 24 0.0%; 0 12.9%; 4 7.7%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0

Tidak tamat SD 11.9%; 5 20.0%; 7 12.9%; 4 7.7%; 2 5.6%; 1 12.5%; 1

Tamat SD 11.9%; 5 42.9%; 15 25.8%; 8 23.1%; 6 38.9%; 7 25.0%; 2

SMP atau setingkat 19.0%; 8 37.1%; 13 48.4%; 15 50.0%; 13 55.6%; 10 50.0%; 4

SMA atau setingkat 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 11.5%; 3 0.0%; 0 12.5%; 1

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Totals 100.0%; 42 100.0%; 35 100.0%; 31 100.0%; 26 100.0%; 18 100.0%; 8

Dalam menjalankan aktivitas mata pencaharian sehari-hari sebagai petani, buruh tani, pencari kayu bakar, dan petani sekaligus pencari kayu bakar, 100% responden dari desa Aek Nabara, Sugi julu, Janji Mananon, Sugi Tongah dan Sugi Jae mengerjakan lahan seluas kurang dari 2 ha. Sedangkan 93,9% responden dari desa Pasar Marancar biasanya mengelola lahan seluas kurang dari 2 ha, dan 6,1% responden yang mengelola lahan seluas 3 s/d 6 ha.

Tabel 4 : Luas lahan yang dikerjakan masyarakat di 6 desa targetluas lahan yang dimiliki/digarap

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

di bawah 2 ha 93.1%; 27 100.0%; 44 100.0%; 32 100.0%; 17 100.0%; 15 80.8%; 213- 6 ha 6.9%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 19.2%; 5

50

Page 51: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Totals 100.0%; 29 100.0%; 44 100.0%; 32 100.0%; 17 100.0%; 15 100.0%; 26

Dalam menjalankan aktivitas mata pencaharian sehari-hari sebagai petani, letak lahan yang dikerjakan oleh responden adalah beragam. Dari desa Aek Nabara, Janji Manaon dan Sugi tongah 100% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di desa. Dari desa Pasar Marancar 93,5% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di desa, sedangkan 3,2% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di dalam hutan Batang Toru. Dari desa Sugi Julu 56,8% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di desa, 40,9% mengerjakan lahan yang letaknya berada di dalam hutan Batang Toru, dan 2,3% mengerjakan lahan yang letaknya di dalam hutan Dolok Lubuk Raya. Dari desa Sugi Jae 88,5% mengerjakan lahan yang letaknya berada di dalam desa, 3,8% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di dalam hutan dolok Lubuk Raya, 3,8% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di dalam hutan Batang Toru, dan 3,8% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di dalam hutan dolok Sibual-buali.Upaya kampanye dapat untuk meningkatkan kesadaran dapat dilakukan, supaya khalayak sasaran utama tidak lagi menempatkan lahan mereka di dalam hutan.

Tabel 5 : Lokasi Perladangan/Pertanian di 6 desa targetletak lahan kebun yang Anda garap

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

di desa 93.5%; 29 56.8%; 25 100.0%; 32

100.0%; 17

100.0%; 15

88.5%; 23

di dalam hutan Dolok Sibuali

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 3.8%; 1

di dalam hutan Batang Toru

3.2%; 1 40.9%; 18 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 3.8%; 1

Dolok Lubuk Raya 0.0%; 0 2.3%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 3.8%; 1

Other 3.2%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Totals 100.0%; 31 100.0%; 44

100.0%; 32

100.0%; 17

100.0%; 15

100.0%; 26

Sumber pendapatan utama khalayak utama di 6 desa target (Aek Nabara, Janji Manaon, Pasar Marancar, Sugi Jae, Sugi Tongah, dan Sugi Julu) beragam. Ada beberapa responden yang sumber pendapatan utamanya lebih dari satu sumber.Sebagian besar responden di 4 desa yaitu Aek Nabara 72,7% rsponden, Janji Manaon 67,9% responden, dan sugi Jae 76,9% responden sumber pendapatan untamanya adalah dari hasil hutan. sebagian besar responden dari desa sugi Julu 64% responden dan Pasar Marancar 32,7% responden sumber pendapatan utamanya berbeda, yaitu sumber pendapatan utamanya adalah dari karet, sedangkan Sugi Tongah 77,5% responden sumber pendapatan utamnya adalah padi.

Tabel 6 : Sumber pendapatan Uang Tunai Khalayak Sasaran Utama di 6 desa target

51

Page 52: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Sumber pendapatan uang tunai Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Karet 32.7%; 18 64.0%; 32 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 19.2%; 5Buruh 7.3%; 4 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Hasil hutan 0.0%; 0 30.0%; 15 35.0%; 14 72.7%; 24 67.9%; 19 76.9%; 20

Hasil kerajinan 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 6.1%; 2 0.0%; 0 3.8%; 1

Ikan 5.5%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Padi 9.1%; 5 12.0%; 6 77.5%; 31 51.5%; 17 53.6%; 15 92.3%; 24

dagang 18.2%; 10 6.0%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Dagang kebutuhan sehari-hari 0.0%; 0 0.0%; 0 5.0%; 2 6.1%; 2 7.1%; 2 0.0%; 0

Gaji 0.0%; 0 0.0%; 0 2.5%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Gaji sebagai guru 0.0%; 0 0.0%; 0 2.5%; 1 0.0%; 0 3.6%; 1 0.0%; 0

gula aren 7.3%; 4 26.0%; 13 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Hasil Menarik Becak 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

jasa 5.5%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

kilang padi 5.5%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

penampung hasil pertanian warga

0.0%; 0 0.0%; 0 7.5%; 3 9.1%; 3 14.3%; 4 0.0%; 0

salak 18.2%; 10 24.0%; 12 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

salak,gula aren 12.7%; 7 6.0%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

supir 5.5%; 3 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

warung 9.1%; 5 4.0%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 3.6%; 2 4.0%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Dari 6 desa target, pengeluaran keluarga responden setiap bulannya responden menjawab sebagian besar yaitu 1 s/d 2 juta setiap bulannya. Yaitu 65,5% responden di desa Pasar Marancar, 86,3% responden di desa Sugi Julu, 92,7% responden di Desa Sugi Tongah, 93,9% responden di Desa Aek Nabara, 85,2% responden di Desa Janji Manaon, dan 70,4% responden di desa Sugi Jae

Tabel 7 : Pernyataan Pengeluaran Keluarga Khlayak Sasaran Utama di 6 desa targetRata-rata pengeluaran keluarga Bapak/Ibu dalam satu (1) bulan

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

52

Page 53: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

< 1 juta 3.6%; 2 5.9%; 3 0.0%; 0 6.1%; 2 0.0%; 0 25.9%; 7

1-2 juta 65.5%; 36 86.3%; 44 92.7%; 38 93.9%; 31 85.2%; 23 70.4%; 19

>2 juta 25.5%; 14 5.9%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 3.7%; 1

tidak menjawab 5.5%; 3 2.0%; 1 7.3%; 3 0.0%; 0 14.8%; 4 0.0%; 0

Totals 100.0%; 55 100.0%; 51

100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 27

100.0%; 27

Dari 6 desa target, ada berbagai macam hal yang menjadi permasalahan utama untuk meningkatkan pendapatan responden. Di desa Sugi Tongah70,7% responden dan desa Janji Manaon 51,9% responden memiliki permasalahan utama yang sama, yaitu permasalahan tentang Akses masuk ke desa sangat sulit, sehingga perekonomian desa sangat rendah. Desa Pasar Marancar dan Sugi Julu, sebagian besar responden juga memiliki permasalahan utama yang sama, yaitu 44,4% responden dari desa Pasar Marancar dan 64,7% responden dari desa Sugi Julu mengatakan permasalahan utama adalah keterampilan dan peningkatan hasil pertanian yang kurang. Sementara di desa Aek Nabara 36,4% responden mengatakan yang menjadi permasalahan sebagian besar responden adalah tidak ada lapangan pekerjaan di desa, sementar di desa Sugi Jae hampir merata yang menjadi permasalahan utama bagi responden yaitu, tentang keterampilan.Dari berbagai mecam permasalahan tersebut, maka upaya yang dapat dilakukan yaitu peningkatan keterampilan dan hasl pertanian bagi khalayak sasaran utama melalaui pelatihan-pelatihan keterampilan dan pelatihan pertanian. Sedangkan upaya untuk mmperbaiki akses masuk ke desa hal yang paling memungkinkan untuk dilakukan adalah melakukan suatu pertemuan dengan pihak pemerintah kabupaten untuk kemudia di ambil tidak lanjutnya.

Tabel 8 : Pernyataan Kesulitan dalam meningkatkan pendapatan Khalayak sasaran utama di 6 desa targetyang menjadi permasalahan utama untuk meningkatkan pendapatan

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Akses masuk ke desa sangat sulit, sehingga perekonomian desa sangat rendah

0.0%; 0 0.0%; 0 70.7%; 29 0.0%; 0 51.9%; 14 0.0%; 0

Bahan baku,Sarana transportasi 0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

biaya angkut tinggi karena jalan rusak

1.9%; 1 3.9%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

kegiatan pemasaran dimana harga jual karet pada saat sekarang sangat rendah

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 7.4%; 2

keterampilan 22.2%; 12 17.6%; 9 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Keterampilan tidak ada 0.0%; 0 0.0%; 0 2.4%; 1 3.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0

53

Page 54: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

keterampilan,peningkatan hasil pertanian

44.4%; 24 64.7%; 33 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Keterbatasan tenaga 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 9.1%; 3 11.1%; 3 0.0%; 0

Ketrampilan pelatihan tentang pertanian

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 22.2%; 6

Ketrampilan pelatihan tentang pertanian,peralatan,pertanian yang masih manual,

0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 22.2%; 6

Ketrampilan,Permodalan,Tanaman alternatif dan pruduktif.

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 25.9%; 7

Kurangnya modal 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 9.1%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0

pemasaran dan permodalan 31.5%; 17 9.8%; 5 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Pemasaran sangat sulit 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 15.2%; 5 0.0%; 0 0.0%; 0

Pengetahuan & Ketrampilan 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 7.4%; 2

Pengetahuan yang kurang 0.0%; 0 0.0%; 0 19.5%; 8 18.2%; 6 11.1%; 3 0.0%; 0

permodalan & Pengetahuan 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 7.4%; 2

Tidak ada lapagan pekerjaan di desa

0.0%; 0 0.0%; 0 7.3%; 3 36.4%; 12 25.9%; 7 0.0%; 0

Usia sudah lanjut 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 9.1%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 7.4%; 2

Media Terpercaya dan Akses Terhadap Media

7 media utama yang merupakan media informasi bagi khalayak sasaran utama adalah radio, televisi, VCD/DVD, papan pengumuman desa, suratkabar/tabloid, aparat desa dan kepala desa.

Tabel 6 : Media Informasi Khalayak Sasaran Utamamedia apakah yang PALING SERING DIGUNAKAN untuk mendapatkan INFORMASI

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

54

Page 55: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Radio 9.3%; 5 45.1%; 23 4.9%; 2 9.1%; 3 3.6%; 1 26.9%; 7

Televisi 14.8%; 8 52.9%; 27 100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

57.7%; 15

VCD/DVD 0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Papan pengumuman desa 1.9%; 1 9.8%; 5 12.2%; 5 36.4%; 12 67.9%; 19 69.2%; 18

Suratkabar/Tabloid 1.9%; 1 11.8%; 6 0.0%; 0 0.0%; 0 3.6%; 1 3.8%; 1

aparat desa 96.3%; 52 66.7%; 34 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Kepala Desa 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 7.7%; 2

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

3 media yang paling sering digunakan oleh Khalayak sasaran utama adalah televisi, radio, kemuidan VCD/DVD.

Tabel 7 : Media hiburan Khalayak sasaran Utamamedia apakah yang PALING SERING Anda gunakan untuk mendapatkan HIBURAN

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Radio 0.0%; 0 25.5%; 13 4.9%; 2 9.1%; 3 3.6%; 1 30.8%; 8

Televisi 98.1%; 53 98.0%; 50 100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

69.2%; 18

VCD/DVD 7.4%; 4 33.3%; 17 2.4%; 1 6.1%; 2 3.6%; 1 0.0%; 0

Papan pengumuman desa 0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 19.2%; 5

Suratkabar/Tabloid 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Dalam 3 bulan terakhir, Stasiun radio yang paling sering digunakan oleh khalayak sasaran utama untuk mendapat informasi adalah Pro 2 FM sibolga dan Radio Pesantren Burhanuddin, walaupun di beberapa desa kedua stasiun tersebut tidak pernah didengarkan oleh responden, karena frekuensinya tidak mencapai daera tersebut. Sedangkan bebarapa stasiun lain hanya menjangkau bebrapa desa saja.

Tabel 8 : Stasiun Radio yang didengar khalayak sasaran utamaDALAM 3 BULAN TERAKHIR, stasiun radio APAKAH yang PERNAH

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

55

Page 56: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

didengarkanRadio Pesantren Burhanudin

20.0%; 1 48.4%; 15 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 43.8%; 7

RAU FM Tapanuli 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 33.3%; 1 0.0%; 0 50.0%; 8

Radio Alrona Bahana FM 0.0%; 0 3.2%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 25.0%; 4

Pro 2 FM Sibolga 80.0%; 4 67.7%; 21 0.0%; 0 66.7%; 2 100.0%; 1 43.8%; 7

Abdi Nusa Tapanuli 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 12.5%; 2

TIDAK MENDENGARKAN RADIO

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Setiap gelombang yang masuk

0.0%; 0 0.0%; 0 100.0%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 12.5%; 2

Sebagian besar responden di desa Sugi Tongah, Aek Nabara, Janji Manaon dan Sugi Julu mendengarkan radio pada waktu yang tidak ditentukan. Untuk sugi tongah dan Janji Manaon 100% responden mendengarkan radio pada waktu yang tidak ditentukan. Sedangkan untuk Pasar Marancar 80% responden, dan Sugi Julu 48,4% responden mendengarkan radio pada pukul 15.01-18.00.

Tabel 9 : Jam Mendengarkan Radio Khalayak Sasaran UtamaJam berapakah mendengarkan radio

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

04.30 - 06.00 20.0%; 1 41.9%; 13 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 6.3%; 1

12.01 - 15.00 0.0%; 0 12.9%; 4 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 6.3%; 1

15.01 - 18.00 80.0%; 4 48.4%; 15 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

18.01 - 21.00 0.0%; 0 3.2%; 1 0.0%; 0 33.3%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0

21.01 - 24.00 0.0%; 0 3.2%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 12.5%; 2

Tidak ada waktu khusus 0.0%; 0 6.5%; 2 100.0%; 3 66.7%; 2 100.0%; 1 87.5%; 14

Other 0.0%; 0 3.2%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 6.3%; 1

Mayoritas khalayak sasaran dari 5 program yang ditawarkan menyukai beberapa, 2 diantaranya adalah program radio berupa hiburan/musik pop, dan acara keagamaan. Jumlah responden yang menyukai Program hiburan/musik pop adalah 80%responden di desa Pasar Marancar, 45,29% responden dari desa Sugi Julu, 100& responden dari desa Sugi tongah dan Desa Janji Manaon.Sedangkan untuk program acara keagamaan, jumlah respondennya yaitu, 100% responden dar desa Sugi Tongah, Janji Manaon, dan Aek Nabara.

Tabel 10 : Program radio Yang disukai khalayak sasaran utama

56

Page 57: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Acara radio apa yang biasa didengarkan

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Hiburan / kesenian 0.0%; 0 25.8%; 8 66.7%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 93.8%; 15

Hiburan / musik pop 80.0%; 4 45.2%; 14 100.0%; 3 33.3%; 1 100.0%; 1 31.3%; 5

Berita daerah 0.0%; 0 32.3%; 10 66.7%; 2 66.7%; 2 100.0%; 1 31.3%; 5

Acara keagamaan 20.0%; 1 35.5%; 11 100.0%; 3 100.0%; 3 100.0%; 1 18.8%; 3

Diskusi / talk show 0.0%; 0 3.2%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Dari berbagai jenis musik, musik yang paling di sukai oleh khalayak sasaran utama di 6 desa target pada umumnya adalah musik dangdut. Dan musik lainnya yang di gemari adalah musik batak, walaupun hanya di 3 desa, yaitu Janji Manaon 64,3% responden, Sugi Tongah 46,3% responden dan Aek Nabara 44,8% responden.

Tabel 11 : Jenis Musik Apa yang digemari Khalayak Sasaran Utama di 6 desa targetJenis musik apa yang Anda paling sukai

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Pop 24.4%; 11 34.0%; 17 4.9%; 2 0.0%; 0 7.1%; 2 18.8%; 3

Dangdut 48.9%; 22 74.0%; 37 61.0%; 25 75.9%; 22 75.0%; 21 81.3%; 13

Gondang Sembilan 0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 6.9%; 2 0.0%; 0 12.5%; 2

Martulila 0.0%; 0 8.0%; 4 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Saleot 24.4%; 11 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Batak 0.0%; 0 0.0%; 0 46.3%; 19 44.8%; 13 64.3%; 18 0.0%; 0

Religi 0.0%; 0 0.0%; 0 9.8%; 4 13.8%; 4 21.4%; 6 0.0%; 0

Other 2.2%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Dari pernyataan tentang pembuat keputusan mengenai kemajuan desa, dan khalayak sasaran utama boleh menjawab lebih dari satu jawaban, oleh karena khlayak sasaran utama dari berbagai desa beragam jawaban. Sebagaian besar responden dari desa Pasar Marancar, yaitu 54,7% responden menjawab melalui pertemuan semua anggota masyarakat di mesjid. Sebagaian besar responden Dari desa Sugi Julu, yaitu 66,7% responden menjawab melalui pertemuan seluruh warga desa. Sebagaian besar responden dari desa Sugi Tongah, yaitu 53,7% responden menjawab diputuskan oleh aparat desa, 51,2% responden juga menjawab diputuskan oleh tokoh adat, dan 46,3% responden menjawab melalui pertemuan seluruh warga. Dari desa Aek Nabara 84,8% responden menjawab diputuskan oleh tokoh adat, dan 75,8% responden menjawab diputuskan oleh aparat desa. Dari desa Janji Manaon 82,1% responden menjawab diputuskan oleh aparat desa, dan 78,6% menjawab diputuskan oleh tokoh adat. Dan di desa Sugi Jae, jawaban yang paling besar adalah diputuskan oleh tokoh adat sebanyak 40% responden.

Tabel 12 : Pernyataan mengenai membuat keputusan pembangunan desa

57

Page 58: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

membuat keputusan mengenai kemajuan pembangunan desa

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Diputuskan oleh tokoh adat

0.0%; 0 3.9%; 2 51.2%; 21 84.8%; 28 78.6%; 22 40.0%; 10

pertemuan semua anggota masyarakat di mesjid

54.7%; 29 11.8%; 6 0.0%; 0 6.1%; 2 0.0%; 0 36.0%; 9

Diputuskan oleh Aparat Desa

15.1%; 8 23.5%; 12 53.7%; 22 75.8%; 25 82.1%; 23 24.0%; 6

Pertemuan Seluruh warga desa

30.2%; 16 66.7%; 34 46.3%; 19 21.2%; 7 21.4%; 6 24.0%; 6

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 2.4%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Menempatkan Responden pada Tahapan Perubahan Perilaku

Dari pernyataan mengenai pertimbangan tentang kegiatan pembukaan lahan untuk memperluas lahan kebun, oleh khalayak sasaran utama di 6 desa, diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada tahapan perubahan perilaku yang beragam dalam hal pemeliharaan HBTBB, misalnya pada desa Sugi Jae, perubahan perilaku tentang pemeliharaan hutan masih sulit dilakukan, 72% responden hanya pernah mempertimbangkan untuk tidak memperluas lahan ke hutan tetapi belum merencanakan berhenti melakukannya, dan 24% responden berada dalam tingkat tidak pernah mempertimbangkan untuk berhenti membuka hutan untuk memperluas lahan kebun, begitu juga dengan Desa Pasar Marancar, 40% responden hanya pernah mempertimbangkan untuk tidak memperluas lahan ke hutan tetapi belum merencanakan berhenti melakukannya dan 5% responden berada dalam tingkat tidak pernah mempertimbangkan untuk berhenti membuka hutan untuk memperluas lahan kebun.Namun di beberapa desa lainnya perubahan perilaku sebagian responden sudah berada pada tingkat kesadaran untuk pemeliharaan hutan, seperti desa Sugi Tongah sebanyak 75,6% responden, desa Aek Nabara 72,7% responden dan desa Janji Manaon 64,3% responden sudah menyatakan berhenti untuk membuka hutan untuk memperluas lahan kebun, bahkan di desa Sugi Julu 63,6% responden sudah berhenti membuka hutan untuk memperluas lahan kebun sudah mengajak orang lain untuk melakukan hal serupa.

Tabel 13 : Pernyataan mengenai menghentikan membuka hutan khalayak sasaran utamasebutkan pernyataan mana yang paling sesuai Pasar

MarancarSugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Dalam 6 bulan terakhir, saya tidak pernah mempertimbangkan untuk berhenti membuka hutan untuk memperluas lahan kebun

5.0%; 1 25.0%; 11 2.4%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 24.0%; 6

58

Page 59: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Dalam 6 bulan terakhir, saya pernah mempertimbangkan untuk tidak memperluas lahan ke hutan, tetapi belum merencanakan untuk berhenti melakukannya

40.0%; 8 11.4%; 5 0.0%; 0 3.0%; 1 0.0%; 0 72.0%; 18

Dalam 6 bulan terakhir, saya sudah mempertimbangkan untuk berhenti membuka hutan untuk memperluas lahan kebun baru dan sudah memiliki rencana untuk melakukannya

15.0%; 3 0.0%; 0 2.4%; 1 15.2%; 5 7.1%; 2 0.0%; 0

Dalam 6 bulan terakhir, saya sudah mempertimbangkan untuk berhenti membuka hutan untuk kebun, dan sudah berhenti membuka hutan untuk lahan kebun

35.0%; 7 0.0%; 0 75.6%; 31 72.7%; 24 64.3%; 18 4.0%; 1

Dalam 6 bulan terakhir, saya tidak lagi membuka hutan untuk kebun, dan sudah mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama

5.0%; 1 63.6%; 28 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Pertanyaan tidak relevan (tidak bekerja sebagai petani) 0.0%; 0 0.0%; 0 19.5%; 8 9.1%; 3 28.6%; 8 0.0%; 0

Pernyataan responden mengeni menggalang modal ekonomi khalayak sasaran utama dalam 6 bulan terakhir, 100% responden dari desa Sugi Tongah, Janji Manaon dan Aek Nabara tidak pernah mempertimbangkan untuk menggalang modal ekonomi secara berkelompok. hal tersebut terjadi karena kemungkinan karena prmaaslahan perekonomian yang rendah, sehingga tidak ada kelomok ekonomi yang melakukan penggalangan dana. Dan upaya yang dapat dilakukan mungkin dengan peningkatan perekonomian dengan pelatihan dan kampanye pembentukan kelompok ekonomi yang dapat meningkatkan perekonomian khalayak sasaran, sehingga kesadaran mereka meningkat untuk pembentukan kelompok ekonomi.Di desa Pasar Marancar 64,7% responden, dan desa Sugi Jae 68 % responden sudah mempertimbangkan bergabung dalam pengorganisaisian modal ekonomi secara berkelompok, namun belum mempunyai rencana untuk melakukannya. Upaya yang dapat dilakukan pada khalayah sasaran yaitu peningkatan kesadaran kepada khalayak sasaran melalui pelatihan pembentukan kelompok ekonomi yang baik, sehingga kesadaran mereka meningkat untuk tergabung dalam kelompok ekonomi tersebut.Di desa Sugi Julu mayoritas khalayak sasaran yaitu 51% responden sudah lebih sadar dan telah tergabung dalam sebuah kelompok ekonomi untuk menggalang modal.

Tabel 14 : Pernyataan Mengenai Menggalang modal ekonomi khalayak sasaran utamaPernyataan paling Sesuai Pasar

MarancarSugi Julu Sugi

TongahAek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Dalam 6 bulan terakhir, saya tidak pernah mempertimbangkan untuk menggalang modal ekonomi secara berkelompok

19.6%; 10 28.6%; 14 100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28 28.0%; 7

59

Page 60: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Dalam 6 bulan terakhir, saya sudah mempertimbangkan bergabung dalam pengorganisasian modal secara kelompok, tetapi belum mempunyai rencana untuk melakukannya

64.7%; 33 18.4%; 9 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 68.0%; 17

Dalam 6 bulan terakhir, saya sudah mempertimbangkan untuk menggalang modal ekonomi secara berkelompok dan sudah berencana melakukannya dalam waktu dekat

13.7%; 7 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Dalam 6 bulan terakhir, saya selalu terlibat dalam kegiatan dan diskusi untuk menggalang modal ekonomi secara kelompok

2.0%; 1 51.0%; 25 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.0%; 1

Menetapkan Dasar dan mengukur Tingkat Pengetahuan

Dari beberap jawaban yang diberikan oleh setiap responden. Tingkat pengetahuan khalayak sasaran utama tentang fungsi HBTBB sangat tinggi, yaitu sebagai sumber air (Pasar Marancar 94,4%, Sugi Julu 96%, Sugi Tongah 100%, Aek Nabara 100%, Janji Manaon 100% dan Sugi Jae 84%) dan sebagai pencegah longsor (Pasar Marancar 90,7%, Sugi Julu 42%, Sugi Tongah 68,3%, Aek Nabara 81,8%, Janji Manaon 96,4%dan Sugi Jae 24%), begitu juga sebagai pencegah banjir.Hanya saja beberapa responden juga menyebutkan bahwa HBTBB sebagai tempat pencari kayu, bahkan des Sugi Julu beberapa responden menjawab bahwa HBTBB merupakan tempat berburu binatang. Padahal sebenarnya mereka sadar bahwa berburu merupakan perbuatan yang dilarang dikawasan HBTBB.

Tabel 15 : Fungsi HBTBB menurut Khalayak Sasaran UtamaMenurut pengetahuan Anda, apakah manfaat/fungsi dari hutan

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Sumber air 94.4%; 51 96.0%; 48 100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

84.0%; 21

Pencegah longsor 90.7%; 49 42.0%; 21 68.3%; 28 81.8%; 27 96.4%; 27 24.0%; 6

Pencegah banjir 96.3%; 52 76.0%; 38 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 68.0%; 17

Pengatur iklim 3.7%; 2 2.0%; 1 0.0%; 0 6.1%; 2 0.0%; 0 40.0%; 10

Tempat berburu binatang 1.9%; 1 54.0%; 27 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 16.0%; 4

Tempat mencari kayu 1.9%; 1 62.0%; 31 2.4%; 1 39.4%; 13 25.0%; 7 48.0%; 12

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.0%; 1

Tingkat pengetahuan khalayak sasaran utama di 6 desa target tentang status hukum berbeda. Tingkat pengetahuan khalayak sasaran utama di 3 desa target (Sugi Tongah 92,7%, Aek Nabara 81,8% dan Janji manaon 82,1%) sudah sangat paham yaitu HBTBB merupakan hutan lindung.Sedangkan pengetahuan khalayak sasaran utama di 3 desa lainnya (Pasar Marancar, Sugi Julu dan Sugi Jae) tingkat pengetahuannya masih sanagat rendah tentang status hukum HBTBB.

60

Page 61: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Tabel 16 : Tingkat Pengetahuan Khalayak sasaran utama Tentang Status Hukum Kawasan HBTBBPengetahuan Tentang status Hukum Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Tidak ada status hukum

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

hutan negara 0.0%; 0 0.0%; 0 7.3%; 3 0.0%; 0 3.6%; 1 12.0%; 3

cagar alam 90.7%; 49 78.4%; 40 0.0%; 0 0.0%; 0 7.1%; 2 76.0%; 19

hutan adat 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 6.1%; 2 7.1%; 2 0.0%; 0

hutan lindung 9.3%; 5 19.6%; 10 92.7%; 38 81.8%; 27 82.1%; 23 12.0%; 3

Hutan Konservasi 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 12.1%; 4 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Totals 100.0%; 54 100.0%; 51

100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

100.0%; 25

Tingkat pengetahuan khalayak sasaran utama tentang dampak yang mungkin ditimbulkan jika hutan rusak, mayoritas responden menjawab air akana berkurang (100%responden yang menjawab di desa Sugi Tongah Pasar Marancar dan Aek Nabara, 96,4% responden yang menjawab di desa Janji Manaon, 94,1% responden yang menjawab di desa Sugi Julu dan 92% di desa Sugi Jae). Sedangkan tingkat pengetahuan dampak yang mungkin ditimbulkan jika hutan rusak adalah longsor hanya mayoritas responden di 3 desa yang menjawab dampak tersebut ( Sugi Tongah 43,9%, Aek Nbaara 51,5% dan Janji Manaon 96,4%).

Tabel 17 : Akibat Pembukaan Hutandampak yang mungkin ditimbulkan jika hutan rusak

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Air berkurang 100.0%; 54

94.1%; 48 100.0%; 41

100.0%; 33

96.4%; 27 92.0%; 23

Kesuburan tanah menurun

96.3%; 52 45.1%; 23 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 32.0%; 8

Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat

0.0%; 0 21.6%; 11 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 80.0%; 20

Rugi dari segi pemanfaatan hasil hutan

0.0%; 0 15.7%; 8 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 24.0%; 6

Tidak ada dampaknya 0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.0%; 1

61

Page 62: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

terhadap kehidupan manusiabanjir dan longsor 0.0%; 0 5.9%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

longsor 0.0%; 0 2.0%; 1 43.9%; 18 51.5%; 17 96.4%; 27 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 2.4%; 1 3.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0

Pengetahuan khalayak sasaran utama tentang apakah kelompok usaha petani di desa mampu mengelola keuangan kelompok secara baik. Mayoritas responden di desa Sugi Tongah 97,6% responden dan desa Janji Manaon 67,9% responden menjawab tidak tau. Sedangkan desa Pasar Marancar 75,9%, desa Sugi Julu 94,1%, dan desa Sugi Jae 52% respondennya menjawab tidak yakin apakah kelompok usaha petani mampu mengelola keuangan kelompok secara baik. Hanya responden dari desa Aek Nabara 60,6% yang menjawab tahu apakah kelompo usaha petani di desa mampu mengelola keuangan secara berkelompok dengan baik.

Tabel 18 : Mengenai kemampuan Kelompok Usaha Petani mengelola keuangan dengan baik Apakah kelompok usaha petani di desa mampu mengelola keuangan kelompok secara baik

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Tahu 0.0%; 0 0.0%; 0 2.4%; 1 60.6%; 20 32.1%; 9 4.0%; 1Tidak tahu 24.1%; 13 5.9%; 3 97.6%; 40 39.4%; 13 67.9%; 19 44.0%; 11

Tidak yakin 75.9%; 41 94.1%; 48 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 52.0%; 13

Totals 100.0%; 54

100.0%; 51

100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

100.0%; 25

Menetapkan Dasar dan Mengukur Perubahan Sikap

Pandangan khalayak sasaran utama di 6 desa target, bisa dilihat pada tabel di bawah tentang pernyataan responden mengenai pandangan terhadap menjaga dan memanfaatkan lahan dengan baik dan menghasilkan adalah mayoritas responden menjawab hal tersebut dilakukan karena peduli ( Pasar Marancar 74,1% responden, Sugi Julu 56,9% responden, Sugi tongah, Aek Nabara dan Janji Manaon 100% responden, dan Sugi Jae 52%)

Tabel 19 : Pandangan Terhadap Menjaga dan Memanfaatkan Lahan dengan baik dan menghasilkan

62

Page 63: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Pandangan Terhadap Menjaga dan Memanfaatkan Lahan Dengan Baik dang menghasilkan

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Idealis 25.9%; 14 5.9%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Peduli 74.1%; 40 56.9%; 29 100.0%; 41 100.0%; 33 100.0%; 28 52.0%; 13

Biasa Saja 0.0%; 0 17.6%; 9 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 48.0%; 12

bijaksana 0.0%; 0 19.6%; 10 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Totals 100.0%; 54 100.0%; 51 100.0%; 41 100.0%; 33 100.0%; 28 100.0%; 25

Alasan masyarakat masih melakukan pembukaan lahan di HBTBB, menurut mayoritas responden khalayak sasaran utama adalah dikarenakan lahan/lokasi usaha semakin sempit (Pasar Marancar 90%, Sugi Julu 68%, Aek Nabara 51,5%, Janji Manaon 64,3% dan Sugi Jae 56%). Dan khalayak sasaran di desa Sugi Tongah mayorotas responden menjawab tidak tahu (65,9%).Ada 2 alaan utama mengapa khalayak sasaran utama di desa target menjawab alasannnya adalah lahan/lokasi usaha semakin sempit, yang pertama adalah lahan lama yang mereka kelola tidak lagi efektif, dan yang kedua adalah mereka katakan untuk lahan yang dikelola oleh anak cucu di masa depan.

Tabel 20 : Pernyataan mengenai sikap membuka hutan khalayak sasaran utama di desa targetPendapat tentang alasan membuka hutan

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Lahan/Lokasi Usaha semakin sempit

90.0%; 45 68.6%; 35 17.1%; 7 51.5%; 17 64.3%; 18 56.0%; 14

Malas 0.0%; 0 0.0%; 0 4.9%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Lahan/Lokasi Usaha tidak lagi produktif

0.0%; 0 2.0%; 1 12.2%; 5 18.2%; 6 7.1%; 2 40.0%; 10

Tidak tahu alasannya 4.0%; 2 3.9%; 2 65.9%; 27 30.3%; 10 28.6%; 8 4.0%; 1

lain-lain 6.0%; 3 25.5%; 13 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Totals 100.0%; 50 100.0%; 51

100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

100.0%; 25

Pandangan khalayak sasaran utama terhadapa menfaat pengorganisasian modal ekonomi di 6 desa target beragam. Desa Pasar Marancar mayoritas responden (100%) menjawab manfaat pengorganisasian modal ekonomi yaitu dapat terhindar dari rentenir, begitu juga dengan desa sugi julu (42,9%). Dari desa Sugi Tongah mempunyai pandangan bahwa manfaatnnya yaitu dapat dimanfaatkan oleh warga desa

63

Page 64: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

(65,9%). Desa Aek Nabara mayoritas responden (51,5%) mengatakan selain dapat dimanfaatkan warga, pengorganisasian modal ekonomi dapat juga meningkatkan perekonomian desa, begitu juga dengan desa Janji Manaon (71,4%). Sedangkan mayoritas khalayak sasaran uma dari desa Sugi Jae lebih memandang kepada manfaatnya yaitu dapat mamberi pembinaan dan pelatihan keterampilan, serta dapat menjadi modal usaha.

Tabel 20 : Pandangan terhadap manfaat pengorganisasian modal ekonomi di khalayak sasaran utama di 6 desa targetManfaat Pengorganisasian Modal Ekonomi

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Dapat dimanfaantkan warga desa

0.0%; 0 0.0%; 0 65.9%; 27 24.2%; 8 28.6%; 8 0.0%; 0

Dapat meningkatkan perekonomian desa dan dapat dimanfaatkan warga

0.0%; 0 0.0%; 0 31.7%; 13 51.5%; 17 71.4%; 20 0.0%; 0

membantu permodalan kelompok,Peningkatan ekonomi kelompok

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

membantu permodalan kelompok,Peningkatan ekonomi kelompok,pelatihan pertanian.

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Menambah income keluarga

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 16.7%; 4

modal desa dapat digunakan sesuai kebutuhan

0.0%; 0 0.0%; 0 2.4%; 1 24.2%; 8 0.0%; 0 0.0%; 0

msyarakat lebih terarah dalam lahan pertanian

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

msyarakat lebih terarah dalam pengelolaan lahan pertanian

0.0%; 0 14.3%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 8.3%; 2

Pembinaan,Pelatihan Ktetrampilan,

0.0%; 0 14.3%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 37.5%; 9

Pembinaan,Pelatihan Ktetrampilan,,modal untuk berusaha.

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 33.3%; 8

terhindar dari rentenir 100.0%; 42.9%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

64

Page 65: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

53tidak tahu 0.0%; 0 28.6%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.2%; 1

Totals 100.0%; 53

100.0%; 7 100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

100.0%; 24

Menetapkan Dasar Bagi Komunikasi Interpersonal dan Mengukurnya

Komunikasi interpersonal khalayak sasaran utama di Desa Pasar Marancar tentang fungsi HBTBB dibicarakan ditingkat pertemuan semua anggota masyarakatdi mesjid (54,7%) dan pertemuan seluruh warga desa (30,2%). Di desa Sugi Julu dibicarakan di tingkat pertemuan seluruh warga desa (66,7%) dan diputuskan oleh aparat desa. Di desa Sugi Tongah, Aek Nabara, Janji Manaon dan Sugi Jae mayoritas khalayak sasaran utama membicarakan pada tingkat tokoh adat, diputuskan oleh aparat desa dan pertemuan seluruh warga desa.

Tabel 21 : Mengukur komunikasi interpersonalKomunikasi Interpersonal Pasar

MarancarSugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

tokoh adat 0.0%; 0 3.9%; 2 51.2%; 21 84.8%; 28 78.6%; 22 40.0%; 10

pertemuan semua anggota masyarakat di mesjid

54.7%; 29 11.8%; 6 0.0%; 0 6.1%; 2 0.0%; 0 36.0%; 9

Diputuskan oleh Aparat Desa

15.1%; 8 23.5%; 12 53.7%; 22 75.8%; 25 82.1%; 23 24.0%; 6

Pertemuan Seluruh warga desa

30.2%; 16 66.7%; 34 46.3%; 19 21.2%; 7 21.4%; 6 24.0%; 6

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 2.4%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Di 5 desa target ( Pasar Marancar 100%, Sugi Julu86,3%, Sugi Tongah 80,5%, Aek Nabara 81,8%, Janji Manaon89,3%), mayoritas khalayak sasaran utama tidak pernah melakukan pembicaraan tentang pengelolan lahan tanpa membuka hutan. sedangkan di desa Sugi Jae mayoritas khalayak sasaran utama pernah membicarakan pada tingkat sesama anggota masyarakat (48%) dan berbicara dengan kepala desa (20%).

Tabel 22 : Pembicaraan tentang Pengelolaan Lahan tanpa membuka hutan Pengelolaan Lahan tanpa membuka hutan

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Berbicara dengan kepala 0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 20.0%; 5

65

Page 66: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

desaBerbicara dengan Hatobangon

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Berbicara dengan sesama anggota masyarakat

0.0%; 0 9.8%; 5 19.5%; 8 18.2%; 6 10.7%; 3 48.0%; 12

Belum pernah berbicara dengan orang lain (lanjut ke No. 41)

100.0%; 53

86.3%; 44 80.5%; 33 81.8%; 27 89.3%; 25 32.0%; 8

Other 0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Totals 100.0%; 53

100.0%; 51

100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

100.0%; 25

Pembicaraan khalayak sasaran utama tentang pengelolaan modal ekonomi, mayoritas responden di 6 desa target (Pasar Marancar 100%, Sugi Julu 96,1%, Sugi Tongah 100%, Aek Nabara 100%, Janji Manaon 100%, dan Sugi Jae 48%) sama sekali belum membicarakan hal tersebut kepada orang lain. Namun di desa Sugi Jae sudah ada yang membicarakannya dengan kepala desa (24%), dan membicarakannya dengan sesama anggota masyarakat (20%).

Tabel 23 : Pembicaraan tentang Pengelolaan Modal Ekonomiberbicara mengenai pembentukan kelompok usaha credit union sebagai cara pemanfaatan lahan/lokasi pertanian/perkebunan yang terbatas

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Berbicara dengan kepada desa 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 24.0%; 6Berbicara dengan aparat hukum/polisi

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.0%; 1

Berbicara dengan sesama anggota masyarakat

0.0%; 0 3.9%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 20.0%; 5

Belum pernah berbicara dengan orang lain

100.0%; 53

96.1%; 49 100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

48.0%; 12

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.0%; 1

Totals 100.0%; 53

100.0%; 51

100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

100.0%; 25

Menetapkan Dasar dan Mengukur Perubahan Perilaku

66

Page 67: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Untuk memanfaatkan atau mengelola lahan/lokasi perkebunan/pertanian sehingga menghasilikan yang menguntungkan, dari desa Pasar Marancar 83% responden memilih untuk menanam beberapa tanaman (tumpang sari) yang menghasilkan, dan 9,4% responden memilih untuk menanm tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya. Di desa Sugi Julu 55,1% responden memilih untuk menanam beberapa tanaman (tumpang sari) yang menghasilkan, 18,4% responden memilih untuk menanam tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya, dan 16,3% responden memilih untuk menanam tanaman yang usia poduksinya cepat.Di desa Sugi Tongah 61,5% responden memilih untuk menanam tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya, dan 30,8% responden memilih untuk menanam tanaman yang usia poduksinya cepat.Di desa Aek Nabara 24,2% responden memilih untuk menanam sejenis tanaman saja yang usia produksinya cepat, 33,3% responden memilih untuk menanam tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya, dan 39,4% responden memilih untuk menanam tanaman yang usia poduksinya cepat.Di desa Janji Manaon 42,9% responden memilih untuk menanam tanaman yang usia poduksinya cepat, 39,3% responden memilih untuk menanam tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya.Di desa Sugi Jae 48% responden memilih untuk menanam tanaman yang usia poduksinya cepat, 36% responden memilih untuk menanam tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya.

Tabel 24 : Menetapkan dasar dan mengukur perubahan perilakumemanfaatkan atau mengolah lahan/lokasi perkebunan/pertanian sehingga menghasilkan yang menguntungka

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Menanam tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya

9.4%; 5 18.4%; 9 61.5%; 24 33.3%; 11 39.3%; 11 36.0%; 9

Menanam tanaman yang usia produksinya cepat

5.7%; 3 16.3%; 8 30.8%; 12 39.4%; 13 42.9%; 12 48.0%; 12

Menaman sejenis tanaman saja yang usia produksinya cepat

1.9%; 1 10.2%; 5 5.1%; 2 24.2%; 8 10.7%; 3 4.0%; 1

Menaman beberapa tanaman (tumpangsari) yang menghasilkan

83.0%; 44 55.1%; 27 2.6%; 1 3.0%; 1 3.6%; 1 12.0%; 3

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 3.6%; 1 0.0%; 0

Totals 100.0%; 53 100.0%; 49 100.0%; 39 100.0%; 33 100.0%; 28 100.0%; 25

Memahami Rintangan dan Manfaat Bagi Perubahan Perilaku

67

Page 68: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Alasan masyarakat masih melakukan pembukaan lahan di kawasan hutan lindung HBTBB, menurut mayoritas responden khalayak sasaran utama adalah dikarenakan lahan/lokasi usaha semakin sempit (Pasar Marancar 90%, Sugi Julu 68%, Aek Nabara 51,5%, Janji Manaon 64,3% dan Sugi Jae 56%). Dan khalayak sasaran di desa Sugi Tongah mayorotas responden menjawab tidak tahu (65,9%), namun 17,7%responden menjawab alasan membuk lahan di hutan lindung adalah kaena sempitnya lahan/lokasi usaha mereka.Ada 2 alaan utama mengapa khalayak sasaran utama di desa target menjawab alasannnya adalah lahan/lokasi usaha semakin sempit, yang pertama adalah lahan lama yang mereka kelola tidak lagi efektif, dan yang kedua adalah mereka katakan untuk lahan yang dikelola oleh anak cucu di masa depan.Di desa Sugi Jae mayoritas responden (40%) juga menjawab yang menjadi alasan membuka hutan lindung adalah karena lahan yang tidak produktif lagiJika alasan mereka adalah lahan yang tidk efektif lagi, maka upaya yang mungkin dapat dilakukan yaitu pelatihan tentang peningkatan hasil pertanian, sedangkan jika alas an yang kedua mereka katakan, upaya yang mungkin dilakukan yaitu kampanye untuk peningkatan kesadaran bagi masyarakat tentang arti penting hutan.

Tabel 25 : Alasan Khalayak sasaran Utama masih membuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan

Dari pernyataan khalayak sasaran utma mengenai manfaat kelompok usaha ekonomi, Pandangan khalayak sasaran utama terhadap manfaat kelompok usaha ekonomi di 6 desa target beragam. Desa Pasar Marancar mayoritas responden (100%) menjawab manfaat kelompok usaha ekonomi yaitu dapat terhindar dari rentenir, begitu juga dengan desa sugi julu (42,9%), selain itu mayoritas responden lainnya (28,6%) menjawab tidak tahu. Di desa sugi tongah 65,9% responden mengatakan manfaat kelompok usaha ekonomi yaitu dapat dimanfaatkan warga desa, dan 34,1% responden mengatakan dapat meningkatkan perekonomian desa. Di desa Aek Nabara 75,7% responden mengatakan bahwa manfaat dari kelompok usaha ekonomi yaitu dapat meningkatkan perekonomian desa, dan 24,2 % responden mengatakan dapat dimanfaatkan warga. Di desa janji manaon, 71,4% responden mengatakan bahwa manfaat dari kelompok usaha ekonomi yaitu dapat meningkatkan perekonomian desa, dan 28,6 % responden mengatakan dapat dimanfaatkan warga. Sedangkan di desa Sugi Jae 70,8% responden mengatakan bahwa manfaat kelompok usaha ekonomi dapat memberikan pembinaan, pelatihan keterampilan dan memberi modal usaha. Dan 16,7% responden lain mengatakan bahwa manfaatnya dapat menambah income keluarga.

Alasan Membuka Hutan Lindung

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Lahan/Lokasi Usaha semakin sempit

90.0%; 45 68.6%; 35 17.1%; 7 51.5%; 17 64.3%; 18 56.0%; 14

Malas 0.0%; 0 0.0%; 0 4.9%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Lahan/Lokasi Usaha tidak lagi produktif

0.0%; 0 2.0%; 1 12.2%; 5 18.2%; 6 7.1%; 2 40.0%; 10

Tidak tahu alasannya 4.0%; 2 3.9%; 2 65.9%; 27 30.3%; 10 28.6%; 8 4.0%; 1

lain-lain 6.0%; 3 25.5%; 13 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Totals 100.0%; 50

100.0%; 51

100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

100.0%; 25

68

Page 69: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Tabel 26 : Manfaat Kelompok Usaha EkonomiManfaat Kelompok usaha Ekonomi

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Dapat dimanfaantkan warga desa 0.0%; 0 0.0%; 0 65.9%; 27 24.2%; 8 28.6%; 8 0.0%; 0Dapat meningkatkan perekonomian desa

0.0%; 0 0.0%; 0 34.1%; 14 75.7%; 25 71.4%; 20 0.0%; 0

Menambah income keluarga 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 16.7%; 4

masyarakat lebih terarah dalam pengelolaan lahan pertanian

0.0%; 0 14.3%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 8.3%; 2

Pembinaan,Pelatihan Ktetrampilan,,modal untuk berusaha.

0.0%; 0 14.3%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 70.8%; 17

terhindar dari rentenir 100.0%; 53

42.9%; 3 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

tidak tahu 0.0%; 0 28.6%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.2%; 1

Totals 100.0%; 53

100.0%; 7 100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

100.0%; 24

Ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi khalayak sasaran utama untuk mendapatkan hasil panenyang memadai dari luas lahan/lokasi perkebunan/pertanian yang terbatas di desa, dan masing-masing responden dari desa target memiliki kendala yang beragam.

Dari desa Pasar Marancar, yang menjadi kendala mayoritas khalayak sasaran utama yaitu 41,5% responden menjawab adalah karena tingginya harga pupuk dan kurangnya ilmu tentang pertanian.Di desa Sugi Julu yang menjadi kendala bagi khalayak sasaran utama sama seperti di desa Pasar Marancar, yaitu tentang permasalahan harga pupuk yang mahal, serta pengetahuan yang kurang tentang pertanian.Kendala bagi khalayak sasaran utama di desa Sugi Tongah adalah 73,2% responden mengatakan kurangnya modal untuk menanam kembali setelah hasil pertanian di panen, dan17,1% responden mengatakan karena peralatan pertanian yang masih sederhanadan pengetahuan yang kurang tentang pertanian.Di desa Aek Nabara kendalanya adalah 57,6% responden mengatakan karena peralatan pertanian yang masih sederhanadan pengetahuan yang kurang tentang pertanian, dan 21,2% responden mengatakan kurangnya modal untuk menanam kembali setelah hasil pertanian di panen.Kendala bagi khalayak sasaran utama di desa Janji Manaon adalah 42,9% responden mengatakan karena peralatan pertanian yang masih sederhanadan pengetahuan yang kurang tentang pertanian, dan 32,1% responden mengatakan kurangnya modal untuk menanam kembali setelah hasil pertanian di panen, dan 14,3% responden lagi mengatakan karena pengetahuan yang kuran.Kendala khalayak sasaran utama di desa Sugi Jae adalah 52% mengatakan karena kurangnya bimbingan serta penyuluhan tentang pertanian kepada mereka, dan 16% mengatakan karena penyempitan lahan, berkurangnya lahan pertanian.

Tabel 27 : Kendala Membuat mendapatkan hasil Perkebunan/Pertanian yang baik

69

Page 70: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Kendala untuk mendapatkan hasil panen yang memadai dari luas lahan/lokasi perkebunan/pertanian yang terbatas di desa

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Keterbatasan lahan,tidak adanya tanaman alternatif yang akandikerjakan …

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Keterbatasan lahan,tidak adanya tanaman alternatif yang akandikerjakan untuk ...

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.0%; 1

l tidak adanya penyuluhan dan bimbingan tetang pertanian, peningkatan mutu.

0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.0%; 1

lKurang nya bibingan,penyuluhan dan bimbingan tetang pertanian.

0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 52.0%; 13

mahal dan langkanya pupuk 28.3%; 15 33.3%; 17 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

modal untuk menanam kembali kurang 0.0%; 0 0.0%; 0 73.2%; 30 21.2%; 7 32.1%; 9 0.0%; 0

pengetahuan rendah 0.0%; 0 0.0%; 0 7.3%; 3 12.1%; 4 14.3%; 4 0.0%; 0

Pengetahuan Teknis Pertanian 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 8.0%; 2

Pengetahuan tentang teknis pertanian 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 12.0%; 3

Penyempitan lahan,berkurangnya lhasil dari pertanian.

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 16.0%; 4

Peralatan Pertanian Sederhana & pengetahuan rendah

0.0%; 0 0.0%; 0 17.1%; 7 57.6%; 19 42.9%; 12 0.0%; 0

Tidak memiliki modal dan pengetahuan rendah

0.0%; 0 0.0%; 0 2.4%; 1 9.1%; 3 10.7%; 3 0.0%; 0

tingginya harga pupuk 11.3%; 6 3.9%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

tingginya harga pupuk, kurang ilmu tentang pertanian

41.5%; 22 37.3%; 19 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

tingginya harga pupuk,rendahnya pengetahuan tentang pertanian

18.9%; 10 21.6%; 11 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.0%; 1

Totals 100.0%; 53

100.0%; 51

100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

100.0%; 25

70

Page 71: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Dari adanya kegiatan penggalangan dana untuk modal ekonomi di tingkat masyarakat, ada kendala yang dihadapi oleh penggalang tersebut, yang menjadi kendala menggalang modal ekonomi di tingkat masyarakat di desa Pasar Marancar adalah 92,5% responden mengatakan karena takutdana tersebut diselewengkan oleh pengurus, dan tidak ada yang mampu untuk mengelola dana tersebut, artinya yang menjadi permasalahan di desa Pasar Marancar adalah kepercayaan responden yang kurang.Di desa Sugi Julu yang menjadi kendala menggalang modal ekonomi yaitu 72% responden mengatakan karena takutdana tersebut diselewengkan oleh pengurus, dan tidak ada yang mampu untuk mengelola dana tersebut, dan 20% responden lain mengatakan karena susah mengajak orang untuk ikut, dan susah mengurusnya, sama halnya dengan pasar marancar yang menjadi masalah adalah kepercayaan.Dari desa Sugi Tongah, kendalanya adalah 56,1% responden mengatakan karena perekonomian yang masih rendah, dan 43,9% reponden mengatakan karena sarana umum yang sangat minim di desa.Di desa Aek Nabara 63,7% responden menjawab yang menjadi kendala adalah karena sarana umum sangat minim, dan kondisi perekonomian masih rendah.Desa Janji Manaon yang menjadi kendala menurut sebagian besar responden (64,3%) menjawab sarana umum yang sangat minim, serta kondisi ekonomi yang masih rendah.Di desa Sugi Jae yang menjadi kendala, 36,4% responden mengatakan karena belum pernah dilakukan, kurangnya penyuluhan, pelatihan, peningkatan ekonomi keluarga, serta 13,6% responden lainnya mengaakan adanya keraguan dalam penggalangan ekonomi, serta pendapatan warga tidak merata.

Tabel 28 : Kendala membuat Kelompok Usaha Ekonomikendala menggalang modal ekonomi di tingkat masyarakat di desa

Pasar Marancar

Sugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Belum pernah dilakukan,Kurangnya penyuluhan,pelatihan,peningkatan ekonomi ke...

0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 36.4%; 8

Belum adanya penyuluhan mengenai,penggalangan ekonomi di desa

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 13.6%; 3

Keraguan dalam penggalangan ekonomi,Pendapatan warga tidak merata

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 13.6%; 3

kondisi ekonomi masih rendah 0.0%; 0 0.0%; 0 56.1%; 23

37.3%; 12

35.7%; 10

0.0%; 0

Menggalang kelompok-Kelompok para petani

0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 9%; 2

Sarana umum sangat minim & kondisi ekonomi masih rendah

0.0%; 0 0.0%; 0 43.9%; 18

63.7%; 21

64.3%; 18

0.0%; 0

71

Page 72: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

susah mengajak orang untuk ikut, susah mengurusnya

5.7%; 3 20.0%; 10

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

takut diselewengkan oleh pengurus, tidak ada yang mampu untuk mengelola

92.5%; 49 72.0%; 36

0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Tidak paham dan mengerti 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 13.6%; 3

tidak tahu 1.9%; 1 4.0%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0Totals 100.0%;

53100.0%; 50

100.0%; 41

100.0%; 33

100.0%; 28

100.0%; 22

Paparan Terhadap Aktivitas dan Manfaat Bagi Perubahan Perilaku

Dari kesempatan yang diberikan kepada khalayak sasaran utama untuk memberikan lebih dari satu jawaban tentang Media pelestarian kawasan HBTBB baik yang dilihat maupun di dengar, maka oleh khalayak sasaran utama di desa Pasar Marancar adalah melalui pertemuan adat (37,7%), dan melalui poster (30,2%), melalui pertemuan kampong (15,1%) dan melalui LSM lingkungan (9,4%).Media yang paling sering dilihat atau didengar di desa Sugi Julu tentang pelestarian kawasan HBTBB adalah pertemuan kampung (65,3%) dan LSM lingkungan (34,7%).Media yang paling sering dilihat atau didengar di desa Sugi Tongah tentang pelestarian kawasan HBTBB adalah melalui televisi (97,6%), dan pertemuan adat (53,7%) serta LSM lingkungan (29,3%).Media yang paling sering dilihat atau didengar di desa Aek Nabara tentang pelestarian kawasan HBTBB adalah melalui pertemuan adat (97%), melalui LSM lingkungan (78,8%) melalui televisi (57,6%), dan melaui dinas kehutanan (39,4%).Media yang paling sering dilihat atau didengar di desa Janji Manaon tentang pelestarian kawasan HBTBB adalah melalui pertemuan adat (100%), melalui televisi (82,1%), melalui LSM lingkungan (75%), dan melaui dinas kehutanan (42,9 %).Media yang paling sering dilihat atau didengar di desa Sugi Jae tentang pelestarian kawasan HBTBB adalah melalui LSM lingkungan (92%), melalui pertemuan adat (52%), melalui stiker (56%), dan melaui dinas poster (24%).

Tabel 28 : Media Pelestarian Kawasan HBTBB yang dilihat atau didengar khalayak sasaran utama di 6 desa targetMedia Komunikasi Pasar

MarancarSugi Julu

Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Poster 30.2%; 16 8.2%; 4 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 24.0%; 6

Dinas Kehutanan 0.0%; 0 8.2%; 4 19.5%; 8 39.4%; 13 42.9%; 12 0.0%; 0

72

Page 73: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Brosur 5.7%; 3 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.0%; 1

TV 1.9%; 1 2.0%; 1 97.6%; 40 57.6%; 19 82.1%; 23 0.0%; 0

LSM Lingkungan 9.4%; 5 34.7%; 17 29.3%; 12 78.8%; 26 75.0%; 21 92.0%; 23

Stiker 0.0%; 0 4.1%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 56.0%; 14

Lagu 0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 20.0%; 5

Pertemuan adat 37.7%; 20 2.0%; 1 53.7%; 22 97.0%; 32 100.0%; 28

52.0%; 13

pertemuan kampung 15.1%; 8 65.3%; 32 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.0%; 1

Dari kesempatan yang diberikan kepada khalayak sasaran utama untuk memberikan lebih dari satu jawaban tentang media yang paling mempengaruhi keputusan khalayak sasaran utama mengenai HBTBB, khalayak sasaran utama di desa Sugi Tongah menjawab TV (92,%), pertemuan adat (64,3%) LSM lingkungan (38,1%) dan Dinas Kehutanan (14,3%). khalayak sasaran utama di desa Sugi Julu menjawab pertemuan kampung (70,6%) LSM lingkungan (35,3%). khalayak sasaran utama di desa Janji Manaon menjawab pertemuan adat (96,8%), TV (90,3%), LSM lingkungan (77,4%) dan Dinas Kehutanan (32,3%). khalayak sasaran utama di desa Aek Nabara menjawab pertemuan adat (100%), LSM lingkungan (69,2%), TV (57,7,%), dan Dinas Kehutanan (38,5%). khalayak sasaran utama di desa Pasar Marancar menjawab pertemuan adat (50%), poster (16,7%), LSM lingkungan (11,1%) dan brosur (11,1%).

Tabel 29 : Media yang paling mempengaruhi keputusan khalayak sasaran utama mengenai HBTBBpaling mempengaruhi keputusan khalayak sasaran utama

Sugi Tongah

Sugi Julu Janji Manaon

Aek Nabara

Pasar Marancar

Sugi Jae

Poster 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 16.7%; 3 37.5%; 3Dinas Kehutanan 14.3%; 6 8.8%; 3 32.3%; 10 38.5%; 10 0.0%; 0 0.0%; 0

Brosur 0.0%; 0 2.9%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 11.1%; 2 0.0%; 0

TV 92.9%; 39 5.9%; 2 90.3%; 28 57.7%; 15 5.6%; 1 0.0%; 0

LSM Lingkungan 38.1%; 16 35.3%; 12 77.4%; 24 69.2%; 18 11.1%; 2 50.0%; 4

Lagu 0.0%; 0 2.9%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 25.0%; 2

Pertemuan adat 64.3%; 27 0.0%; 0 96.8%; 30 100.0%; 26

50.0%; 9 0.0%; 0

pertemuan kampung 0.0%; 0 70.6%; 24 0.0%; 0 0.0%; 0 5.6%; 1 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Dari kesempatan yang diberikan kepada khalayak sasaran utama untuk memberikan lebih dari satu jawaban tentang media yang paling mempengaruhi keputusan khalayak sasaran utama mengenai kelompok usaha ekonomi credit union, khalayak sasaran utama desa Pasar Marancar menjawab melalui pertemuan adat (37,7%), poster (30,2%), melalui pertemuan kampung (15,1%), melalui LSM Lingkungan (9,4%).

73

Page 74: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Mayoritas khalayak sasaran utama desa Sugi Julu menjawab melalui pertemuan kampung (65,3%), LSM lingkungan (34,7%), poster dan dinas kehutanan ( masing-masing 8,2%). Mayoritas khalayak sasaran utama desa Sugi Tongah menjawab melalui TV (97,6%), peretemuan adat (53,7%), LSM lingkungan (29,3%), dan dinas kehutanan (19,5%). Mayoritas khalayak sasaran utama desa Aek Nabara menjawab melalui pertemuan adat (97%), LSM lingkungan (78,8%), TV (57,6%)dan Dinas Kehutanan (39, 4%). Mayoritas khalayak sasaran utama desa Janji Manaon menjawab melalui pertemuan adat (100%), TV (82,1%), LSM lingkungan (75%) dan Dinas Kehutanan (42,9%). Mayoritas khalayak sasaran utama desa Sugi Jae menjawab melalui LSM lingkungan (92%), peretemuan adat (52%) Stiker (56%), dan poster (24%)

Tabel 30 : Media yang paling mempengaruhi keputusan khlayak sasaran utama mengenai kelompok usaha ekonomi credit unionPaling Mempengaruhi Keputusan Khalayak sasaran Utama

Pasar Marancar

Sugi Julu Sugi Tongah

Aek Nabara

Janji Manaon

Sugi Jae

Poster 30.2%; 16 8.2%; 4 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 24.0%; 6Dinas Kehutanan 0.0%; 0 8.2%; 4 19.5%; 8 39.4%; 13 42.9%; 12 0.0%; 0

Brosur 5.7%; 3 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.0%; 1

TV 1.9%; 1 2.0%; 1 97.6%; 40 57.6%; 19 82.1%; 23 0.0%; 0

LSM Lingkungan 9.4%; 5 34.7%; 17 29.3%; 12 78.8%; 26 75.0%; 21 92.0%; 23

Stiker 0.0%; 0 4.1%; 2 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 56.0%; 14

Lagu 0.0%; 0 2.0%; 1 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 20.0%; 5

Pertemuan adat 37.7%; 20 2.0%; 1 53.7%; 22 97.0%; 32 100.0%; 28

52.0%; 13

pertemuan kampung 15.1%; 8 65.3%; 32 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0

Other 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 0.0%; 0 4.0%; 1

Memahami Khalayak (Segmentasi Khalayak) Survei yang dilakukan Yayasan Pekat telah membantu untuk lebih memahami khalayak utama, bahwa suatu kampanye penjangkauan – difokuskan pada pengenalan dan praktek perladangan menetap pola kebun campuran pada lahan sekitar Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya- haruslah terarah. Dari survei yang telah dilaksanakan, kini kita memiliki ide yang lebih baik mengenai kelompok target, siapa yang mereka percaya sebagai sumber informasi dan media apa yang mereka sukai. Semua informasi ini akan digunakan untuk memfokuskan sasaran penjangkauan kita, serta menentukan pesan yang akan kita gunakan.

74

Page 75: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Berdasarkan hasil analisa pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat kelompok petani sebagai kelompok yang akan diubah, bahwa sasaran masih dalam tahapan pre kontemplasi dimana pada tahapan ini sasaran ini masih perlu pendampingan pengetahuan melalui materi maupun pengetahuan praktek. Secara garis besar sasaran ini terbagi dua segmentasi khalayak, yaitu 1) Khalayak Primer (yaitu kelompok masyarakat petani di 2 desa target utama yang akan ditingkatkan pengetahuan pertaniannnya, tentang fungsi hutan, perubahan sikap dan perilaku dari peladang berpindah menjadi tetap), 2) Khalayak Sekunder yaitu masyarakat petani di 4 desa target (Masyarakat Umum) yang akan juga ditingkatkan pengetahuan pertanian dan fungsi hutannya serta perubahan sikapnya.

Pada hasil survei, kita telah mengidentifikasi Para Petani sebagai “khalayak primer” dan Masyarakat Umum sebagai “khalayak sekunder”. Berikut adalah hasil ringkasan yang kami ketahui mengenai tiap khalayak.

KHALAYAK PRIMER - PARA PETANIApa yang kita ketahui mengenai kelompok ini?

Sebagian besar sumber mata pencaharian penduduk yang bermukim di sekitar Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Batang Toru adalah pertanian dan perkebunan. Meski masih ditemui kebiasaan penduduk membuka hutan untuk ladang atau lahan pertanian dengan sistem berpindah, namun terdapat sisi poisitif yang bisa menjadi potensi untuk melibatkan mereka dalam kegiatan konservasi, yakni kearifan lokal memperlakukan hutan secara ekonomi dengan sistem kepemilkan secara adat. seperti agroforestri yang berbasis pada komoditas kemenyan, kopi dan karet. Intensitas pemanfaatan lahan sangat beragam mulai dari sawah, kebun campur dan hutan kemasyarakatan. Seperti terungkap dari hasil penelitian Budidarsono (2006), 90% penduduk di sekitar kawasan hutan Batang Toru telah mengembangkan berbagai bentuk sistem pertanian berbasis pohon yang secara dinamis menyesuaikan kondisi kelerengan yang curam dengan tanah relatif kurang subur. Bentuk sistem pertanian berbasis pohon hutan tersebut berupa agroforestri/wanatani karet tua, agroforestri durian, monokultur karet, pekarangan rumah berbasis tanaman coklat, agroforestri pinang–coklat, agroforestri gmelina–jati–kayu manis, agroforestri padi ladang–pisang–ubi–coklat, monikultur kopi arabika, agroforestri pisang–coklat, agroforestri rambutan–durian–coklat, agroforestri jeruk–coklat, agroforestri kemenyan–kopi arabika, agroforestri salak–durian, agroforestri karet–salak, agroforestri salak–karet, monokultur salak dan monokultur kayu manis. Banyak kebun campur tua yang kurang terkelola, namun menjadi habitat orangutan Sumatera. Pertanian berbasis pohon memiliki implikasi selain menjadi sumber penghidupan masyarakat, juga mempunyai fungsi jasa lingkungan konservasi tanah dan air serta menjaga keragaman hayati. Karena itu, ketergantungan masyarakat desa di kawasan ini sangat besar terhadap kelestarian hutan. Umunya kelompok ini merupakan etnis Batak Angkola, dan memiliki karekteristik keras dan egaliter, dan umumnya berpendidikan sd (35,5%) sampai dengan smp (47,2%), dengan usia rata-rata 20-60 tahun.Sumber pendapatan utama khalayak utama di 6 desa target (Aek Nabara, Janji Manaon, Pasar Marancar, Sugi Jae, Sugi Tongah, dan Sugi Julu) beragam. Ada beberapa responden yang sumber pendapatan utamanya lebih dari satu sumber. Sebagian besar responden di 4 desa yaitu Aek Nabara 72,7% rsponden, Janji Manaon 67,9% responden, dan sugi Jae 76,9% responden sumber pendapatan untamanya adalah dari hasil hutan. sebagian besar responden dari desa sugi Julu 64% responden dan Pasar Marancar 32,7% responden sumber pendapatan utamanya berbeda, yaitu sumber pendapatan utamanya adalah dari karet, sedangkan Sugi Tongah 77,5% responden sumber pendapatan utamnya adalah padi.Dari 6 desa target, ada berbagai macam hal yang menjadi permasalahan utama untuk meningkatkan pendapatan responden. Di desa Sugi Tongah70,7% responden dan desa Janji Manaon 51,9% responden memiliki permasalahan utama yang sama, yaitu permasalahan tentang Akses masuk ke desa sangat sulit, sehingga perekonomian desa sangat rendah. Desa Pasar Marancar dan Sugi Julu, sebagian besar responden juga memiliki permasalahan utama yang sama, yaitu 44,4% responden dari desa Pasar Marancar dan 64,7% responden dari desa Sugi Julu mengatakan permasalahan utama adalah keterampilan dan peningkatan hasil pertanian yang kurang. Sementara di desa Aek Nabara 36,4% responden mengatakan yang menjadi permasalahan sebagian besar responden adalah tidak ada lapangan pekerjaan di desa, sementar di desa Sugi Jae hampir merata yang menjadi permasalahan utama bagi responden yaitu, tentang keterampilan. Dari berbagai mecam permasalahan tersebut, maka upaya yang dapat dilakukan yaitu peningkatan keterampilan dan hasl pertanian bagi khalayak sasaran utama melalaui pelatihan-pelatihan keterampilan dan pelatihan pertanian. Sedangkan upaya untuk mmperbaiki akses masuk ke desa hal yang paling memungkinkan untuk dilakukan adalah melakukan suatu pertemuan dengan pihak pemerintah kabupaten untuk kemudia di ambil tidak lanjutnya.

Pengetahuan Dari beberap jawaban yang diberikan oleh setiap responden. Tingkat pengetahuan khalayak sasaran utama tentang fungsi HBTBB sangat tinggi, yaitu sebagai sumber air (Pasar Marancar 94,4%, Sugi Julu 96%, Sugi Tongah 100%, Aek Nabara 100%, Janji Manaon 100% dan Sugi Jae 84%) dan sebagai pencegah longsor (Pasar Marancar 90,7%, Sugi Julu 42%, Sugi Tongah 68,3%, Aek Nabara 81,8%, Janji Manaon 96,4%dan Sugi Jae 24%), begitu juga sebagai pencegah banjir. Hanya saja beberapa responden juga menyebutkan bahwa HBTBB sebagai tempat pencari kayu, bahkan des Sugi Julu beberapa responden menjawab bahwa HBTBB merupakan tempat berburu binatang. Padahal sebenarnya

75

Page 76: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

mereka sadar bahwa berburu merupakan perbuatan yang dilarang dikawasan HBTBB.

Tingkat pengetahuan khalayak sasaran utama tentang dampak yang mungkin ditimbulkan jika hutan rusak, mayoritas responden menjawab air akana berkurang (100%responden yang menjawab di desa Sugi Tongah Pasar Marancar dan Aek Nabara, 96,4% responden yang menjawab di desa Janji Manaon, 94,1% responden yang menjawab di desa Sugi Julu dan 92% di desa Sugi Jae). Sedangkan tingkat pengetahuan dampak yang mungkin ditimbulkan jika hutan rusak adalah longsor hanya mayoritas responden di 3 desa yang menjawab dampak tersebut ( Sugi Tongah 43,9%, Aek Nbaara 51,5% dan Janji Manaon 96,4%).

Sikap Alasan masyarakat masih melakukan pembukaan lahan di HBTBB, menurut mayoritas responden khalayak sasaran utama adalah dikarenakan lahan/lokasi usaha semakin sempit (Pasar Marancar 90%, Sugi Julu 68%, Aek Nabara 51,5%, Janji Manaon 64,3% dan Sugi Jae 56%). Dan khalayak sasaran di desa Sugi Tongah mayorotas responden menjawab tidak tahu (65,9%). Ada 2 alaan utama mengapa khalayak sasaran utama di desa target menjawab alasannnya adalah lahan/lokasi usaha semakin sempit, yang pertama adalah lahan lama yang mereka kelola tidak lagi efektif, dan yang kedua adalah mereka katakan untuk lahan yang dikelola oleh anak cucu di masa depan

Pandangan khalayak sasaran utama terhadapa menfaat pengorganisasian modal ekonomi di 6 desa target beragam. Desa Pasar Marancar mayoritas responden (100%) menjawab manfaat pengorganisasian modal ekonomi yaitu dapat terhindar dari rentenir, begitu juga dengan desa sugi julu (42,9%). Dari desa Sugi Tongah mempunyai pandangan bahwa manfaatnnya yaitu dapat dimanfaatkan oleh warga desa (65,9%). Desa Aek Nabara mayoritas responden (51,5%) mengatakan selain dapat dimanfaatkan warga, pengorganisasian modal ekonomi dapat juga meningkatkan perekonomian desa, begitu juga dengan desa Janji Manaon (71,4%). Sedangkan mayoritas khalayak sasaran uma dari desa Sugi Jae lebih memandang kepada manfaatnya yaitu dapat mamberi pembinaan dan pelatihan keterampilan, serta dapat menjadi modal usaha

Untuk memanfaatkan atau mengelola lahan/lokasi perkebunan/pertanian sehingga menghasilikan yang menguntungkan, dari desa Pasar Marancar 83% responden memilih untuk menanam beberapa tanaman (tumpang sari) yang menghasilkan, dan 9,4% responden memilih untuk menanm tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya. Di desa Sugi Julu 55,1% responden memilih untuk menanam beberapa tanaman (tumpang sari) yang menghasilkan, 18,4% responden memilih untuk menanam tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya, dan 16,3% responden memilih untuk menanam tanaman yang usia poduksinya cepat. Di desa Sugi Tongah 61,5% responden memilih untuk menanam tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya, dan 30,8% responden memilih untuk menanam tanaman yang usia poduksinya cepat. Di desa Aek Nabara 24,2% responden memilih untuk menanam sejenis tanaman saja yang usia produksinya cepat, 33,3% responden memilih untuk menanam tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya, dan 39,4% responden memilih untuk menanam tanaman yang usia poduksinya cepat. Di desa Janji Manaon 42,9% responden memilih untuk menanam tanaman yang usia poduksinya cepat, 39,3% responden memilih untuk menanam tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya. Di desa Sugi Jae 48% responden memilih untuk menanam tanaman yang usia poduksinya cepat, 36% responden memilih untuk menanam tanaman yang sesuai dengan jenis lahan/lokasinya.

Alasan masyarakat masih melakukan pembukaan lahan di kawasan hutan lindung HBTBB, menurut mayoritas responden khalayak sasaran utama adalah dikarenakan lahan/lokasi usaha semakin sempit (Pasar Marancar 90%, Sugi Julu 68%, Aek Nabara 51,5%, Janji Manaon 64,3% dan Sugi Jae 56%). Dan khalayak sasaran di desa Sugi Tongah mayorotas responden menjawab tidak tahu (65,9%), namun 17,7%responden menjawab alasan membuk lahan di hutan lindung adalah kaena sempitnya lahan/lokasi usaha mereka.Ada 2 alaan utama mengapa khalayak sasaran utama di desa target menjawab alasannnya adalah lahan/lokasi usaha semakin sempit, yang pertama adalah lahan lama yang mereka kelola tidak lagi efektif, dan yang kedua adalah mereka katakan untuk lahan yang dikelola oleh anak cucu di masa depan. Di desa Sugi Jae mayoritas responden (40%) juga menjawab yang menjadi alasan membuka hutan lindung adalah karena lahan yang tidak produktif lagi. Jika alasan mereka adalah lahan yang tidk efektif lagi, maka upaya yang mungkin dapat dilakukan yaitu pelatihan tentang peningkatan hasil pertanian, sedangkan jika alas an yang kedua mereka katakan, upaya yang mungkin dilakukan yaitu kampanye untuk peningkatan kesadaran bagi masyarakat tentang arti penting hutan.

Praktik Dalam menjalankan aktivitas mata pencaharian sehari-hari sebagai petani, buruh tani, pencari kayu bakar, dan petani sekaligus pencari kayu bakar, 100% responden dari desa Aek Nabara, Sugi julu, Janji Mananon, Sugi Tongah dan Sugi Jae mengerjakan lahan seluas kurang dari 2 ha. Sedangkan 93,9% responden dari desa Pasar Marancar biasanya mengelola lahan seluas kurang dari 2 ha, dan 6,1% responden yang mengelola lahan seluas 3 s/d 6 ha.

Dalam menjalankan aktivitas mata pencaharian sehari-hari sebagai petani, letak lahan yang dikerjakan oleh responden adalah beragam. Dari desa Aek Nabara, Janji Manaon dan Sugi tongah 100% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di desa. Dari desa Pasar Marancar 93,5% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di desa, sedangkan 3,2% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di dalam hutan Batang Toru. Dari desa Sugi Julu 56,8% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di desa, 40,9% mengerjakan lahan yang letaknya berada di dalam hutan Batang Toru, dan 2,3% mengerjakan lahan yang letaknya di dalam hutan Dolok Lubuk Raya. Dari desa Sugi Jae 88,5% mengerjakan lahan yang letaknya berada di dalam desa, 3,8% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di dalam hutan dolok Lubuk Raya, 3,8% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di dalam hutan Batang Toru, dan 3,8% responden mengerjakan lahan yang letaknya berada di dalam hutan dolok Sibual-buali. Upaya kampanye dapat untuk meningkatkan kesadaran dapat dilakukan, supaya khalayak sasaran utama tidak lagi menempatkan lahan mereka di dalam hutan.

76

Page 77: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Komentar Para peneliti menguatkan bahwa para petani tersebut memegang peranan penting. Dari hasil survey kulaitatif dan diskusi, pembukaan lahan yang dilakukan oleh petani lokal, maupun orang luar desa target. Sebagian orang luar juga menggunakan petani untuk menggarap kawasan yang dirambah tersebut. Maka dengan itu petani lokal menjadi sangat penting perannya karena bisa menjadi pelindung kawasan SM Sungai Lamandau.

Sumber tepercaya Tokoh Adat, Tokoh Agama, Guru, Kepala Desa, Tokoh Pemuda

Sumber media Dalam 3 bulan terakhir, Stasiun radio yang paling sering digunakan oleh khalayak sasaran utama untuk mendapat informasi adalah Pro 2 FM sibolga dan Radio Pesantren Burhanuddin, walaupun di beberapa desa kedua stasiun tersebut tidak pernah didengarkan oleh responden, karena frekuensinya tidak mencapai daera tersebut. Sedangkan bebarapa stasiun lain hanya menjangkau bebrapa desa saja.

Sebagian besar responden di desa Sugi Tongah, Aek Nabara, Janji Manaon dan Sugi Julu mendengarkan radio pada waktu yang tidak ditentukan. Untuk sugi tongah dan Janji Manaon 100% responden mendengarkan radio pada waktu yang tidak ditentukan. Sedangkan untuk Pasar Marancar 80% responden, dan Sugi Julu 48,4% responden mendengarkan radio pada pukul 15.01-18.00.

Mayoritas khalayak sasaran dari 5 program yang ditawarkan menyukai beberapa, 2 diantaranya adalah program radio berupa hiburan/musik pop, dan acara keagamaan. Jumlah responden yang menyukai Program hiburan/musik pop adalah 80%responden di desa Pasar Marancar, 45,29% responden dari desa Sugi Julu, 100& responden dari desa Sugi tongah dan Desa Janji Manaon.Sedangkan untuk program acara keagamaan, jumlah respondennya yaitu, 100% responden dar desa Sugi Tongah, Janji Manaon, dan Aek Nabara.

Dari berbagai jenis musik, musik yang paling di sukai oleh khalayak sasaran utama di 6 desa target pada umumnya adalah musik dangdut. Dan musik lainnya yang di gemari adalah musik batak, walaupun hanya di 3 desa, yaitu Janji Manaon 64,3% responden, Sugi Tongah 46,3% responden dan Aek Nabara 44,8% responden

Dari kesempatan yang diberikan kepada khalayak sasaran utama untuk memberikan lebih dari satu jawaban tentang media yang paling mempengaruhi keputusan khalayak sasaran utama mengenai HBTBB, khalayak sasaran utama di desa Sugi Tongah menjawab TV (92,%), pertemuan adat (64,3%) LSM lingkungan (38,1%) dan Dinas Kehutanan (14,3%). khalayak sasaran utama di desa Sugi Julu menjawab pertemuan kampung (70,6%) LSM lingkungan (35,3%). khalayak sasaran utama di desa Janji Manaon menjawab pertemuan adat (96,8%), TV (90,3%), LSM lingkungan (77,4%) dan Dinas Kehutanan (32,3%). khalayak sasaran utama di desa Aek Nabara menjawab pertemuan adat (100%), LSM lingkungan (69,2%), TV (57,7,%), dan Dinas Kehutanan (38,5%). khalayak sasaran utama di desa Pasar Marancar menjawab pertemuan adat (50%), poster (16,7%), LSM lingkungan (11,1%) dan brosur (11,1%).

Elemen-elemen Kunci Rencana Operasi Penyingkiran HambatanOBJEKTIF-OBJEKTIF PROYEK & PELAKSANAAN

Tujuan

77

Page 78: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Tujuan besar dari seluruh kegiatan adalah menghentikan pembukaan hutan untuk pertanian/perkebunan dan meningkatkan kekurangan ekonomi petani sebanyak 285 KK untuk menjadi lebih baik dan mengembangkan model desa-desa Pride untuk konservasi melalui kelompok usaha ekonomi Credit Union, dan diharapkan terjaganya habitat satwa endemik orangutan sumatera di Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat.

Objektif

Mejelang Juli 2009, Pemerintah Desa menyetujui dan dilakukan program Desa Pride melalui kelompok usaha credit union untuk Konservasi dalam mengurangi ancaman pembukaan hutan untuk lahan pertanian/perladangan atau pemukiman masyarakat serta menaikkan kekurangan ekonomi menjadi lebih kuat dan mandiri.

Akhir Juli 2010, masyarakat dampingan di desa target sudah dapat menurunkan pembukaan hutan untuk perkebunan/pertanian dan mulai melihatkan peningkatan kekuatan ekonomi melalui CU

Awal Agustus 2011, semakin bertambah jumlah anggota kelompok CU (awal: 210 orang menjadi 500 orang; 6 kelompok CU menjadi 18 kelompok CU) dan memiliki jaringan CU yang lebih besar dan luas, mampu mendirikan CU inti.

Menjelang Januari 2012, petani mampu menduplikasikan model ini kedesa lain, dan ke enam desa target utama menjadi lebih aman dari intervensi pembukaan hutan dan kekurangan ekonomi.

Metodologi yang digunakan dalam Penilain BROP

Dalam mengimplementasikan Desa Pride, Yayasan Pekat bepegang teguh pada prinsip-prinsip pendampingan yang mendorong tumbuhnya keswadayaan masyarakat melalui kesempatan pengembangan potensi dan penguatan kapasitas human capital dan modal sosial (anabling empowerment).

Dalam kerangka membangun enabling empowerment itu pula, Yayasan Pekat yang bekerja di site program selalu diharapkan menghindari ketergantungan masyarakat dampingan, terutama dukungan material atau yang bersifat charity dan sebaliknya selalu mendorong prinsip kerja jaringan sebagai solusinya. Prinsip kerja jaringan itu diwujudkan dengan mempertemukan berbagai kepentingan multipihak.

Dua desa target untuk program yayasan Pekat ini, di dalam model konseptual diperoleh ancaman langsung adalah perambahan liar; pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian; yang disebabkan telah sempit lahan pertanian/perkebunan petani saat ini dan tidak produktifnya lahan sekarang, serta relatif masih rendahnya mutu dan produktifitas hasil-hasil petani perkebunan rakyat, ditambah lagi dengan perkembangan harga yang tidak stabil dipasar lokal dan nasional, kemudian masih rendahnya akses petani terhadap benih-benih bibit unggul perkebunan yang berkualitas, dan ketergantungan sebahagian petani kepada tengkulak, serta lemahnya pengaturan penetapan lahan perkebunan rakyat berdasarkan kesesuaian lahan yang tepat.

78

Page 79: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Dengan diperolehnya kesepakatan dari pemerintahan desa dan petani di desa target untuk menyumbang, paling sedikit di awal program dalam bentuk penyediaan tempat untuk berkumpul, waktu yang disediakan untuk mengikuti kegiatan proyek, lahan untuk uji coba dan latihan, dan tanggung jawab untuk mengorganisir pertemuan.

Umumnya desa-desa di kawasan hutan yang berlimpah dengan kekayaan sumber daya alam hidup dalam kemiskinan. Kemiskinan tersebut bukan karena ketiadaan sumber daya alam yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan keluarga, bukan pula karena budaya malas sebagaimana mitos yang ditonjolkan untuk menutupi kelemahan kebijakan pembangunan, melainkan kemiskinan yang lebih disebabkan lemahnya pemberdayaaan dan pengembangan kapasitas masyarakat akibat kebijakan dan regulasi produk penguasa yang tidak pro rakyat (kemiskinan struktural).

Sistem pengusahaan hutan selama ini telah mendorong terbentuknya suatu model pengelolaan hutan yang justru mendorong terciptanya kemiskinan (DFID, 1999). Kebijakan sentralisasi hutan dan regulasi pengelolaan hutan yang tidak akomodatif itu telah menutup ruang bagi masyarakat desa di kawasan konservasi untuk memanfaatkan hasil hutan nonkayu sebagai sumber pendapatan keluarga.

Rendahnya pendapatan masyarakat tidak dibarengi dengan upaya pemerintah meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat dalam mengembangkan sumber mata pencaharian alternatif. Lemahnya pemberdayaan ekonomi juga disebabkan masyarakat desa tidak mendapat akses yang baik terhadap modal dan pasar.

Ketidakberdaayaan ekonomi mengakibatkan pula kemampuan masyarakat desa untuk mengecap pendidikan tinggi menjadi terbatas. Umumnya, masyarakat desa di CA Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat, seperti di kebanyakan desa site program Pride Campaign di CA Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat, hanya berpendidikan SD dan SMP, tidak lebih separuh tamat SMA dan hanya segelintir yang pernah sampai ke perguruan tinggi. Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) ini menyebabkan generasi muda asal desa ini tidak memiliki kemampuan bersaing dalam lapangan pekerjaan formal, sehingga memilih bertahan hidup di desa yang ketersediaan lahan pertaniannya semakin terbatas akibat laju pertambahan penduduk. Lingkaran kemiskinan ini menjadi kendala konservasi yang tidak mendapat penanganan serius oleh pemerintah. Ketika masyarakat lokal dituntut menjaga kelestarian hutan, pemerintah lupa bahwa upaya pelestarian hutan dan keanekaragaman hayati tidak bisa diharapkan di atas perut rakyat yang lapar.Selain itu program pengembambangan CU dengan kekuatan intinya berupa pendidikan, swadaya dan solidaritas akan dimulai dengan mendidikan anggotanya. Prinsip CU yaitu dari, oleh dan untuk anggota. Dan didalam CU juga mencerminkan adanya usaha swadaya dari kelompok masyarakat yang senasib sepenanggungan, berdasarkan naluri kerjasama. CU merupakan pemersatu, kelak mampu menciptakan modal bersama untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.

Metodologi Implementasi yang Diajukan

Pada Juli 2009, dimulai dengan Pemantapan bagi staff lapangan dengan melakukan beberapa rangkaian pelatihan untuk memperkuat kemampuan dan ketajaman staff lapangan dalam menjalankan proses pendampingan, pelatihan tentang prinsip-prinsip CU, Pengorganisasian, dan magang di lembaga CU yang menjadi mitra konsultasi dalam proyek ini nantinya. Hasil kegiatan ini

79

Page 80: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

diperoleh 4 orang staff lapangan yang handal dan siap menjalankan proyek dilapangan. Kemudian pemerintahan desa dan petani di desa target untuk bersepakat dan menyumbang, paling sedikit di awal program dalam bentuk penyediaan tempat untuk berkumpul, waktu yang disediakan untuk mengikuti kegiatan proyek, lahan untuk uji coba dan latihan, dan tanggung jawab untuk mengorganisir pertemuan.

Kegiatan CU ini aplikasinya akan dilaksanakan selama tiga tahun dengan dua bagian implementasi. Kegiatan untuk bagian atau tahap implementasi pertama adalah : Bagian Awal; (1) ToT bagi Staff Lapangan, (2) Pengorganisasian dan sosialisasi CU (pembentukan kelompok CU), (3) Pertemuan Rutin Bulanan Kelompok , (4) Penguatan Kelompok; pelatihan dan pendidikan, (5) ToT untuk Pemandu Desa; magang dan studi banding. (6) Evaluasi bagian pertama. Pada kegiatan implementasi tahap pertama tetap dilakukan monitoring bulanan. Kemudian kegiatan untuk bagian atau tahap kelanjutan kedua adalah (1) Aksi Pride, (2) Pride Day, (3) Pendokumentasian/Outreach, (4) Evaluasi implementasi keseluruhan, (5) Memperluas Jaringan CU Inti

Bentuk pengembangan kelompok usaha credit union yang akan dilaksanakan merupakan alat dalam melakukan perubahan sikap dan pengetahuan terhadap pembukaan hutan sebagai lahan kelola dan terutama terhadap kekurangan ekonomi. Di dalam perjalanan pengembangan kelompok CU akan dilakukan pelatihan dan pendidikan kepada anggota kelompok untuk membuat ladang menetap sistem kebun campuran. Di dalam lahan ini akan ditanam tanaman dengan komposisi tanaman karet, hortikultura, tanaman seling kayu dan tanaman buah. Sebagai catatan tujuan bahwa tanaman karet sebagai tanaman jangka panjang untuk pemenuhan ekonomi jangka panjang, hortikultura sebagai tanaman pemenuhan kebutuhan pangan keluarga atau ekonomi pendek dan menengah. Sebagai tanaman seling untuk mendukung penghijauan wilayah desa yang terbuka juga akan dibuat penyemaian tanaman kayu atau buah. Teknik perawatan tanaman diperkenalkan dalam pelaksanaan demplot agar masyarakat berkomitmen secara partisipatif.

Kelompok Usaha Ekonomi CU berfungsi sebagai penyingkir halangan terhadap faktor kontribusi ancaman langsung berupa kekurangan ekonomi yang mengakibatkan pembukaan hutan untuk lahan dikelola serta menjadikan terus berkurang hutan sebagai habitat orangutan sumatera yang endemik. Dalam proyek ini CU akan mendorong berkembangnya aksi-aksi konservasi untuk menghentikan pembukan hutan bagi lahan dikelola, sehingga akan dilakukan pengadaan pinjaman bergulir untuk kelompok CU dalam mengembangkan aksi konservasi di desa target, serta mendorong berkembangnya aksi-aksi ekonomi berbasis konservasi seperti mengembangkan pertanian ekologis, komposting, pembuatan bahan bakar alternatif pengganti kayu bakar, dan lainnya.

Bentuk nyata kontribusi CU dalam mencegah pembukaan hutan adalah mampu menjadi jembatan mimpi antara kehidupan hari ini dengan kehidupan di depan yang lebih baik, CU menjadi sebuah lembaga ekonomi sosial kapital yang dibutuhkan masyarakat petani untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan CADS & SADLR di kawasan HBTBB melalui pengembangan alternatif usaha baru atau mengembangkan lebih baik bagi masyarakat petani yang tidak akan berhubungan lagi dengan pembalakan dan ramah terhadap penggunaan lahan

Kemudian proses kegiatan ini dilakukan beberapa kegiatan, sebagai berikut :

Tahap I

Pelaksanaan Kegiatan TOT Kelompok CU.

80

Page 81: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

TOT (Pelatihan untuk Asisten lapangan dan Perwakilan kelompok masyarakat) akan dilakukan di awal, TOT ini difokuskan kepada pengembangan pengetahuan pemandu melakukan pengorganisaian dan pengembangan kapasitas kelembagaan masyarakat proyek serta pengetahuan teknis konservasi dan ekonomi berbasis konservasi. Pelatihan akan memberikan bekal kepada para pemandu dan perwakilan masyarakat desa beberapa keahlian dan ketrampilan yang diperlukan yaitu proses fasilitasi pembentukan kelompok CU dan pelaksanaan aksi-aksi Konservasi agar mereka lebih siap dalam memberikan pendampingan di tingkat lapangan.

Pola Pelaksanaan Seri Pendidikan.Setelah kelompok CU menyelesaikan penyusunan rencana aksi konservasi, kelompok akan membentuk kelompok kerja bersama-sama dengan anggota masyarakat yang lainnya untuk melakukan aksi-aksi yang telah disusun selama proses Seri Pendidikan Konservasi. Aksi-aksi ini adalah aksi-aksi konservasi dan aksi-aksi dalam rangka memperkuat livelihood mereka. Kelompok CU ini akan terdiri dari 50% peserta perempuan dan 50% peserta laki-laki. Melalui pola ini akan berdampak pada penambahan jumlah anggota masyarakat yang terlibat dalam aksi-aksi konservasi karena anggota kelompok CU akan merekrut anggota masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan aksi-aksi tersebut.

Pengembangan dan Pendokumentasian/PembelajaranTidak lengkap apabila tidak dilakukan pengembangan keberadaan sebuah kelompok yang terus menunjukkan kemajuan kearah lebih berkembang, untuk itu kelompok CU yang terbentuk dimasing-masing desa target akan membentuk sebuah kelompok CU Inti yang lebih besar dan luas jangkauan keanggotaan dan wilayah kerjanya. Disamping itu kelompok CU akan melakukan sebuah exhibition untuk mempromosikan hasil-hasil pembelajaran selama proses proyek ini berjalan, dan kegiatan ini dinamakan dengan ”Pride Day” kegiatan ini merupakan sebuah seri rangkaian kegiatan kelompok CU untuk mempromosikan hasil kerja dan mencegah terjadinya pembukaan hutan, pengambilan kayu bakar, kekurangan ekonomi masyarakat petani, serta rencana-rencana aksi kedepan (3-5 tahun kedepan) akan di publikasikan dalam acara pride day. Dan yang pasti kegiatan ini juga mencari dukungan penuh dari parapihak terhadap objektivitas proyek ini.

Tahap II

Pembentukan Kelompok/Lembaga CU IntiIni merupakan implementasi dari kegiatan-kegiatan kelompok CU yang terbentuk di 6 desa, dan Mengembangkan Kebijakan Desa untuk Mendukung Upaya Konservasi

Seluruh kegiatan ini di implementasikan untuk masyarakat petani di dua desa target dan melihat dan belajar proses pengembangan kelompok usaha ekonomi CU dan pendidikan pendukung terhadap kebutuhan anggota petani terhadap pengetahuan untuk menetapkan diri untuk tidak membuka hutan untuk lahan dikelola, namun menjaga hutan untuk habitat satwa endemik orangutan sumatera dengan bangga.

81

Page 82: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

PARA MITRA & PERANAN

Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Suaka Alam Dolok Lubuk Raya kedua kawasan ini masuk dalam kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat dan merupakan kawasan lindung yang dibawah pengawasan dan pengelolaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), untuk pengawasan dilapangan BBKSDA memiliki kantor resort di Tapanuli Selatan. Para pemangku kepentingan utama yang terlibat dalam program ini atau mereka yang akan mempengaruhi kesuksesan program desa bangga ini adalah :

Nama Pemangku Kepentingan Posisi Peran Dalam Proyek Nomer telefon/HP

Efrizal Adil Lubis Manajer Kampanye Pimpinan Proyek 0813 6166 9280

Syofyan Moechtar Ass. Mng Kampanye Koordinator Proyek 0813 6177 2337

Abdul Manan LubisKeuangan/Administrasi

Manajer Keuangan/ Administrasi manajemen proyek

0812 6563 310

Ahmad Affandi Nasution

Bidang Kebijakan/ Peraturan dan pendokumentasian

Memastikan dan menjalankan peraturan, kebijakan, dan melakukan pendokumentasian pembelajaran yg berhasil dilapangan

0852 7099 8003

Deffian Saiful Bidang Credit Union Memotivasi dan mendampingi serta

0812 6053 9973

82

Page 83: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

memastikan berjalannya Credit Union di masyarakat

Syahrum Lubis Bidang Pendidikan

Memotivasi dan mendampingi masyarakat untuk melakukan kegiatan SB/SBA di kelompok

0812 6362 3897

Muhammad Iqbal

Membantu Administrasi/ keuangan untuk dlapangan

Membantu dan melakukan tugas keuangan dan administrasi proyek

0852 7044 1630

Muslim Sipayung

Sekretaris Umum Yayasan Pekat/ Penanggung Jawab Proyek

Memberikan masukan kepada Manajemen tentang Sekolah Bangga

0813 6101 9423

Miskun Mendez Yayasan Paras

Memberikan masukan kepada Manajemen tentang Credit Union

0813 6162 9036

Abdul Somad SiregarKepala Desa Aek Nabara

Memberikan masukan kepada manajemen proyek

--

Kepala Desa Sugi JuluMemberikan masukan kepada manajemen proyek

--

83

Page 84: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Abu Hanifah LubisConservation International Indonesia

Mitra proyek dalam hal melakukan pengembangan kapasitas pengetahuan anggota kelompok

0812 6076 434

H. Mirza Indra

Yayasan Ekosistem Lestari/Sumatran Orangutan Conservation Programme

Mitra proyek dalam hal melakukan kegiatan credit union

0812 6636 073

Efriz

al A

dil L

ubis

Syof

yan

Moe

chta

r

Abdu

l Man

an L

ubis

Ahm

ad A

ffand

i Nst

Deffi

an S

aifu

l

Syah

rum

Lub

is

Muh

amm

ad Iq

bal

MuS

Bim

Sip

ayun

g

Misk

un M

ende

z

Abdu

l Som

at

Abu

Hani

fah

Lubi

s

H. M

irza

Indr

a

KESELURUHAN PROYEK A A A A A A A A C I, R I, R C C

Penjangkauan & membangun kepedulian A A A A A A A

Menggerakkan petisi C C I A

84

Page 85: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Menggerakkan CU & SB C C I A A C C R R R R

Menggerakan Aksi Kampanye bangga A A I I I

Monitor Luas Perladangan/Pertanian Intensif C A I A I I I I

Menjejaki kepatuhan para petani dan pendidikan yang berkelangsungan

A A I I I

R – Responsible/Penanggungjawab: Adalah mereka yang melakukan kerja atau menyediakan sumber daya untuk menyelesaikan tugas.

A – Accountable/Dapat dipercaya : (Juga yang menyetujui) adalah mereka yang pada akhirnya bertanggung jawab atas keakuratan dan keseluruhan penyelesaian tugas. Mereka mengawasi atau mengakhiri kerja yang dilakukan oleh Penanggungjawab/R.

C – Consulted/Pemberi konsultasi: Adalah mereka yang opininya diminta untuk tugas tersebut.

I – Informed/Pemberi Informasi: Adalah mereka yang mereka yang menjamin informasi kemajuan proyek tetap up-to-date.

Yayasan Pekat

Yayasan Pekat berdiri tahun 2001, di Medan, dan bekerja untuk bidang konservasi dan penguatan ekonomi mikro, melalui pendidikan, penyuluhan, penelitian dan pengembangan ekonomi alternative yang berbasis pada kebutuhan masyarakat yang serasi dengan perikehidupan dan lingkungan.

Sejak tahun 2005 Yayasan Pekat sudah bekerja di tengah-tengah masyarakat sekitar hutan Batang Toru Blok Barat, yang merupakan habitat orangutan sumatera. Keberadaan orangutan sumatera yang dilindungi dan terancam keberadaannya ini membuat yayasan Pekat melakukan kerja-kerja konservasi dan menumbuh kembangkan ekonomi alternative di sekitar desa-desa yang langsung bersentuhan dengan keberadaan habitat orangutan sumatera (pongo abelii), dengan harapan mampu meredam terjadinya degradasi luasan hutan dan punahnya satwa endemic sumatera, seperti harimau sumatera, burung rangkong, tapir sumatera, beruang madu, kambing hutan, dan khususnya orangutan sumatera.

Pada tahun 2008-2010 ini Yayasan Pekat melakukan studi kelayakan dalam program pride campaign, dan melalui model konseptual diperoleh sebuah penilaian penyingkiran hambatan dan tinjauan luas keberlangsungan (BRAVO) yang dilakukan. Rare mengkonfirmasikan bahwa penyingkir halangan terhadap pembukaan lahan hutan dan meningkatkan pengetahuan dan penghasilan masyarakat di desa-desa sekitar habitat orangutan sumatera tersebut memberikan kelayakan dan dampak yang tinggi jika dilakukan sebagaimana mestinya.

85

Page 86: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Tim Proyek

Pimpinan proyek/Manajer Kampanye adalah Efrizal Adil Lubis adalah staff Yayasan Pekat yang akan bertanggung jawab atas kelangsungan dan keberhasilan proyek ini. Efrizal telah bekerja di Yayasan Pekat serta di bidang konservasi ini selama 13 tahun, dan mempunyai gelar di bidang manajemen dan kesehatan lingkungan. Proyek ini sebenarnya akan dilakukan oleh Yayasan Pekat berdasarkan biaya yang ada (lihat anggaran)

JADWAL PROYEK

Yayasan Pekat akan menempatkan staff lapangan di desa target (live in) dan untuk pengurusan administrasi tetap berada di kantor Yayasan Pekat yang berada di Medan. Penempatan staf lapangan dimulai sejak Juli 2009 dan berakhir Juli 2010. Diperkirakan Juli 2010 ancaman Pembukaan hutan untuk lahan pertanian/perkebunan atau pemukiman dapat menurun dan berkembangnya kelompok usaha CU yang kuat serta lahirnya desa bangga.

86

Page 87: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

f. Jadwal Kegiatan Proyek BROP

Tebel. Rencana Kegiatan Implementasi Kelompok CU Juli 2009-Des 2011

No Aktifitas

Periode Kegiatan I (2009-2010) Periode Kegiatan II (2010-2011)

Bulan Periode I Bulan Periode II

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tahap Pertama

1 Pelaksanaan ToT Kelompok CU                                                

2 Pola Pelaksanaan Seri Pendidikan.                                                

3 Pengembangan & Pendokumentasian/pembelajaran                                                

Tahap Kedua

4 Pembentukan Lembaga/Kelompok CU Inti                                                

5 Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan petani dan kebijakan Desa untuk Mendukung Upaya Konservasi                                                

6 Evaluasi tahap implemetasi keseluruhan                                                

Tolak Ukur/Kejadian penting spesifik untuk komponen mencegah Pembukaan Hutan dari keseluruhan proyek

87

Page 88: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

1. Menjelang akhir tahun 2009, 100% (135 KK) masyarakat kelompok petani di kedua desa yang melakukan perladangan berpindah atau pengambilan kayu bakar sudah menerima pengetahuan pertanian ladang menetap system kebun campuran.

2. Menjelang akhir kampanye pride sampai akhir tahun 2010, 50% dari 135 KK (87-88 KK) petani ladang berpindah melakukan perladangan menetap.

3. Diperoleh dukungan langsung dan petisi untuk melakukan aksi-aksi konservasi, khususnya mencegah terjadinya pembukaan hutan, pengambilan kayu bakar, dan kekurangan ekonomi dapat terealisasi dari Pemerintah daerah (c.q. dinas/lembaga terkait) di tahun 2011.

4. Menjelang akhir tahun 2011, 90% (153-154 KK) masyarakat petani kedua desa target melakukan kegiatan pertanian perladangan menetap dan membuat komitmen mendukung pengelolaan lahan dan pelestarian Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat secara berkelanjutan.

5. Pada tahun 2012, 100% (185KK) melaksanakan kegiatan pertanian sistem perladangan menetap pola kebun campuran dengan komposisi tanaman karet, kemenyan, Nira, hortikultura, kayu dan buah.

PENILAIAN DAMPAK DAN RESIKO

Kondisi Cagar Alam Dolok Sibual-Buali dan Suaka Alam Dolok Lubuk Raya sangat erat kaitannya dengan masyarkat disekitar kawasan hutan. Terbatasnya sumber-sumber pendapatan serta rendahnya pengetahuan akan konservasi menjadi bagian dari ancaman terhadap kedua kawasan ini. Besarnya akses masyarakat terhadap kedua kawasan ini dikarenakan kawasan ini dijadikan sumber ekonomi bagi sebagian besar masyrakat yang berada disekitar kedua kawasan ini. Kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-Buali dan Suaka Alam Dolok Lubuk Raya dijadikan lahan perkebunan masyarakat

1. Membentuk kelompok CU Membangun kepedulian masyarakat dengan memperkenalkan Credit Union yang menggunakan metode-metode pendekatan yang telah teruji . Guna mendorong masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam pelestarian kawasan hutan . sehingga masyarakat dapat melakukan proses kegiatan konservasi mulai dari perancangan rencana hingga aksi yang akan dilakukan . Adapum strategi yang akan diterapkan adalah mendorong masyarakat secara berkelompok untuk melakukan rangkaian proses kegiatan konservasi secara bersama-sama dengan segenap komponen yang ada di masyarakat.

2. Meningkatkan ekonomi masyarakat Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat disekitar hutan ( Cagar Alam Dolok Sibual-buali dan Suaka Alam Dolok Lubuk Raya ) disebabkan sulit masyarakat mengakses sumbers-sumber modal . Dalam kegiatan ini diupayakan untuk memperkuat kemampuan masyarakat untuk memiliki sumber modal dengan melalui pendekatan CU (Credit Union ). Untuk kebutuhan akan modal masyarakat didorong secara bersama-bersama untuk menggalang modal dari potensi yang mereka miliki .

88

Page 89: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

3. Mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan kepada masyarakat Melakukan pendekatan kepada Pemerintah Lokal untuk dapat mendukung merealisasikan program-program yang telah dirancang oleh masyarakat ,serta

Mendorong Pemerintah untuk dapat bersinergi dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh kelompok masyarakat dengan melakukan kolaborasi dengan masyarakat dalam menetapkan rencana program kedepan terhadap kawasan.

Faktor-faktor Resiko Lainnya

Faktor-faktor Resiko Konsekuensi Strategi Mitigasi

•Pemerintah mengabaikan konsep-konsep yang dibuat oleh masyarakat

Kebijakan /Program pemerintah tidak sejalan dengan kaidah konservasi

Memastikan dukungan publik yang meluas bagi kampanye melalui kampanye Pride yang menekankan perntingnya dukungan terhadap aksi yang dilakukan oleh masyarakat Strategi ini (dan petisi yang akan merupakan hasil dari strategi tersebut) akan membuat desakan penting terhadap staf pemerintah untuk mengeluarkan ijin.

Melobi pemimpin-pemimpin politis kunci yang cenderung mudah menerima aktifitas lingkungan hidup dan mendorong mereka untuk menggerakkan rencana tersebut melalui proses legislatif.

•Beberapa Masyarakat menolak untuk berhenti membuka kawasan hutan untuk perkebunan

Kegiatan eksploitasi masih terus berlangsung yang akan mengancam kondisi kawasan

Berkolaborasi dengan aparat desa dan lembaga-lembaga adat untuk mendorong membuat peraturan di tingkat desa ( Perdes) serta membengkitan kearifan-kearifan local yang pernah berlaku sebagai jalan terakhir.

89

Page 90: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

TANGGA MANFAAT

Kami mengembangkan tangga manfaat bagi petani dan masyarakat untuk mengidentifikasi manfaat utama yang mungkin mengaktifkan perilaku yang diharapkan dan untuk membantu mempengaruhi pilihan kami terhadap relung pasar (market niche/positioning) sebelum kami memulai pengembangan materi.

14.1 Tangga Manfaat untuk Petani

90

Tema: Memenuhi kewajiban sebagai Petani yang Kritis dan Berwawasan Konservasi”

Atribut perilaku

Manfaat secara fungsi

Manfaat secara

emosional

“Saya merasa sebagai seorang petani yang cerdas”

“Saya mampu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga yang cukup

Melindungi desa saya (terutama sejak harga produk pertanian/perkebunan menurun)

Mengurangi ancaman pembukaan hutan untuk lahan pertanian/perkebunan di desa

Mudah melakukan apabila terpenuhi pengetahuan dan ketrampilan

Tidak membutuhkan lahan baru dengan membuka hutan di desa

Dapat meningkatkan produktifitas pertanian/ perkebunan dan ekonomi keluarga

Mendapat kehormatan dari pengakuan dari masyarakat adat di desa

Menerapkan pengembangan ekonomi dengan credit union

Menerapkan Pride Schools untuk menganalisa dan melaksanakan aksi konservasi d desa

“Saya adalah seorang “penjaga/pelindung” Cagar Alam Dolok Sibualbuali & Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat ”

“Saya merasa sebagai “npetani yang berwawasan konservasi

Patuh pada hukum Menghindari dari perbuatan yang merugikan

keberadaan hutan di desa saya Menghindari dari perbuatan yang melanggar

hukum karena merugikan kelestarian hutan di desa

Mencegah pembukaan lahan untuk alasan apapun (mis: pertanian/perkebunan atau perumahan) dan kemungkinan perburuan stawa liar di hutan desa saya

Melindungi/ Menyelamatkan identitas nasional – orangutan sumatera

Bertanya pada Departemen Kehutanan dan BBKSDA Sumatera Utara untuk memperoleh informasi mengenai peraturan dan kebijakan kawasan CA Dolok Sibualbuali dan SA. Dolok Lubuk raya

Page 91: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

14.1 Tangga Manfaat untuk Masyarakat Petani disekitar Desa Target

91

G. Strategi KampanyePerilaku yang diharapkan dari Petani: Para Petani mengembangkan kelompok usaha ekonomi melalui credit union dan menerapkan model pertanian intensitas di desa.

Manfaat secara

emosional

Manfaat secara fungsi

Atribut perilaku

Tema: “Saya adalah Petani yang baik dan orang yang berdedikasi dan bertanggungjawab”

“Saya adalah Masyarakat Petani disekitar Desa Target yang baik dengan melindungi ksosial budaya dan masyarakat desa saya dari pembukaan hutan utuk lahan pertanian/perkebunan atau perumahan”

Mengurangi ancaman pengerusakan dan pembukaan hutan disekitar desa dan melindungi keberadaan warga dan keluarga saya dari bencana yang diakibatkan pembukaan hutan.

Bertanya pada Departemen Kehutanan dan BBKSDA SU sebagai penyedia informasi yang berkaitan dengan program pelestarian Hutan dan satwa liar di desa saya

“Saya merasa sebagai seorang dewasa yang bertanggung jawab karena melindungi CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya untuk keluarga saya”

Melindungi/ menyelamatkan identitas nasional – orangutan sumatera

Menghindari kemungkinan kehilangan hutan sebagai habitat satwa liar dan perikehidupan warga desa saya

Bertanya Departemen Kehutanan dan BBKSDA SU sebagai penyedia informasi yang berkaitan dengan perlindungan dan

Perilaku yang diharapkan dari Masyarakat Petani disekitar Desa Target: Mereka menandatangani petisi untuk melarang dan memberi sanksi terhadap pelaku pembukaan hutan.

Page 92: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

92

Page 93: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

15.0 Sasaran SMART

Yayasan Pekat menggunakan data yang telah dikumpulkan dan hasil rangkaian kegiatan yang dijabarkan pada halaman 59 laporan ini untuk menyempurnakan “pilihan pengelolaan” awal serta memastikan bahwa pilihan tersebut sejalan dengan target-target kuncinya, pilihan tersebut adalah “SMART”3 dan untuk melihat bahwa kita benar-benar menggerakkan masyarakat menuju kesatuan perubahan perilaku . Jika tercapai, pilihan-pilihan ini akan –melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku kelompok kunci pengguna sumberdaya (termasuk sejawat dan kelompok yang mempengaruhi)- menciptakan konstituensi yang mendukung program pengembangan ekonomi usaha credit union dan pride schools secara berkesinambungan untuk menurunkan ancaman utama akan hilang dan menurunya keberadaan hutan Batang Toru Blok Barat, khususnya CA. Dolok Sibualbuali dan SA. Dolok Lubuk Raya sebagai habitat orangutan sumatera.

15.1 Sasaran SMART untuk Para Petani

15.1.1 Sasaran Pengetahuan

Para Petani: Perenungan/ Pengetahuan

Sasaran SMART 1 Pada Mei 2010, 50% petani yang bedomisili di 2 desa (aek nabara dan sugi julu) dari 6 desa target (Aek Nabara, Janji Manaon, Pasar Marancar, Sugi Jae, Sugi Tongah dan Sugi Julu) memahami bahwa hutan merupakan bagian dari kehidupan petani dan masyarakat desa, apabila rusak dan hilang akan mengakibatkan menurunya produktifitas pertanian/perkebunan dan hilangnya matapencaharian serta menurunnya kualitas hidup masyarakat (meningkat dari 10% pada survei pra-proyek)

Sasaran SMART 2 Pada Mei 2010, 70% Petani di desa target sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA. Dolok Lubuk Raya paham bahwa membuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan merupakan ancaman utama dan kerugian besar bagi kelangsungan hidup mereka (meningkat dari 21% pada survei pra-proyek)

Sasaran SMART 3 Pada Mei 2010, 30% Petani di 6 desa utama miningkat pengetahuannya tentang defenisi Credit union (meningkat dari dari 0% pada survei pra-proyek)

Sasaran SMART 4 Pada Mei 2010, 30% Petani akan paham bahwa membuka hutan untuk perladangan/pertanian menyebabkan resiko kerugian besar terhadap kelangsungan hidup warga desa dan keluarga mereka. (meningkat dari 15%).

Sasaran SMART 5 Pada Mei 2010, 80% Petani akan paham bahwa mebuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan menyebabkan resiko kerugian besar terhadap perekonomian di desa dan keluarga mereka khususnya (meningkat dari 40%).

15.1.2 Sasaran Sikap dan Komunikasi Interpersonal

3 Sasaran SMART adalah: Specific (spesifik), Measurable (terukur), Action-oriented (Orientasi aksi), Realistic (realistis), dan Time-bound (terikat waktu)

G. Strategi Kampanye

G. Strategi Kampanye

93

Page 94: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Para Petani: Sikap dan Komunikasi antar sesama (interpersonal)

Sasaran SMART 1 Pada Mei 2010, 90% dengan konsistensi dengan pemeliharaan sikap; Petani yang berdomisili di 2 desa target akan setuju bahwa membuka hutan untuk lahan pertantanian/perkebunan menyebabkan masalah pada manusia dan lingkungan (Meningkat 80% pada survey pra-proyek, namun tanpa konsistensi)

Sasaran SMART 2 Pada Mei 2010, 80% petani di desa-desa target akan mendukung program pengembangan kelompok usaha credit union dalam mengurangi ancaman hilang hutan sebagai habitat satwa liar dan perikehidupan manusia (meningkat dari 30% pada survei pra-proyek).

Sasaran SMART 3 Pada Mei 2010, 80% Petani di desa target akan menyampaikan pada petani di desa-desa tetangga atau desa lainnya mengenai isu dan solusi pertanian/perladangan intensif dan pengembangan ekonomi melalui kelompok usaha credit union melalui sebuah rangkaian kegiatan ‘Pride Day’ (meningkat dari 40%).

Para Petani: Perubahan Perilaku

Sasaran SMART 1 Pada Juni 2010, 100% Petani di desa target akan diajarkan bagaimana melakukan pengembangan kelompok usaha credit union dan pola pertanian agroforestri

Sasaran SMART 2 Pada Juli 2010, 100% Petani akan melakukan dapat melakukan sendiri maupun perkelompok cara mengelola keuangan yang baik, pelaporan, dan pola pemanfaatan lahan menjadi lebih intensif dan produktif kepada Pemerintah Daerah, khususnya Dinas terkait dan BBKSDA Sumatera Utara

15.1.3 Sasaran Perubahan Perilaku

15.2 Sasaran SMART untuk Masyarakat Petani disekitar Desa Target (4 desa)

15.2.1 Sasaran pengetahuan

Masyarakat Petani disekitar Desa Target

Sasaran SMART 1 Pada Juni 2010, 60% tokoh di 4 desa target akan peduli bahwa membuka hutan untuk lahan pertanian/perladangan atau perumahan adalah ancaman serius bagi kelangsungan hidup manusia dan budaya social (meningkat dari 28%)

Sasaran SMART 2 Pada Juli 2010, 70% dari tokoh di 4 desa target akan peduli terhadap langkah-langkah kritis yang dibutuhkan dalam melindungi CA Dolok Sibualbuali dan SA. Dolok Lubuk Raya, dan umumnya Hutan Batang Toru Blok Barat untuk generasi yang akan datang termasuk kebutuhan untuk menurunkan pembukaan hutan dan mendeklarasikan ‘desa bangga’ (meningkat dari 32%)

15.2.2 Sasaran Sikap dan Komunikasi antar Sesama (interpersonal)

G. Strategi Kampanye

94

Page 95: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Masyarakat Petani disekitar Desa Target : Sikap & Komunikasi Perorangan

Sasaran SMART 1 Pada Juni 2010, sedikitnya 50% dari para Masyarakat Petani disekitar Desa Target akan mendukung program pengembangan kelompok usaha credit union dalam mengurangi ancaman hilang hutan sebagai habitat satwa liar dan perikehidupan manusia dan pendeklarasian ‘desa bangga’ (petisi). (meningkat dari 0%)

Sasaran SMART 2 Pada Juni 2010, setidaknya 50% dari para tokoh akan membicarakan isu tentang pembukaan hutan untuk perladangan/pertanian dengan langkah yang perlu diambil untuk melindungi CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya, umumnya Hutan Batang Toru Blok Barat pada pemerintah daerah (meningkat dari 0%)

15.2.3 Sasaran Perubahan Perilaku

Masyarakat Petani disekitar Desa Target : Perubahan Perilaku

Sasaran SMART 1 Pada Mei 2010, 90% dengan konsistensi dengan pemeliharaan perilaku; Petani yang berdomisili di 2 desa target akan setuju bahwa membuka hutan untuk lahan pertantanian/perkebunan menyebabkan masalah pada manusia dan lingkungan (Meningkat 80% pada survey pra-proyek, namun tanpa konsistensi)

Sasaran SMART 2 Hingga Agustus 2010, 30 orang tokoh akan telah menandatangani petisi agar Pemerintah daerah dan BBKSDA SU memberikan dukungan terhadap program pengembangan kelompok usaha credit union dan pride schools dalam mengurangi ancaman hilang hutan sebagai habitat satwa liar dan perikehidupan manusia yang telah direncanakan dan dilaksanakan dengan hati-hati

Bauran pemasaran

Survei kuantitatif dan kualitatif yang dilaksanakan pada bagian penelitian formatif pada rencana ini telah membantu kami dalam memahami siapa sumber yang dipercaya oleh khalayak sasaran begitu pula dengan cara dan saluran yang disukai. Dengan informasi ini kita dapat menentukan bauran pemasaran yang tepat, menggunakan 4P ( Product -Produk, Price - Harga, Place - Tempat dan Promotion - Promosi) bagi Nelayan dan Wisatawan

95

Page 96: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Bauran pemasaran untuk Masyarakat

Produk

Pada dasarnya, produk kampanye adalah CU dan seri Pendidikan Pertanian . Kami meminta para masyarakat dan tokoh adat untuk terlibat dalam kegiatan ini. Kampanye ini akan mendorong masyarakat secara bersama-sama menggalang potensi yang ada di masyarakat untuk membangun kekuatan ekonomi masyarakat. Paradigma eksploitasi hutan untuk sumber menambah pendapatan dengan memperluas lahan pertanian dan perkebunan akan dirubah dengan efektifitas pemakaian lahan yang sudah ada. Pembukaan lahan hutan menjadi lahan pertanian memerlukan biaya dan waktu serta tenaga yang lebih besar dibanding dengan mengefektifkan lahan yang sudah ada. Kampanye ini melibatkan peran serta tokoh adat dan BBKSDA Sumatera Utara untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan serta pengawasan yang mendukung pelestarian kawasan hutan Suaka Alam Dolok Lubuk Raya dan Cagar Alam Dolok Sibual-buali.

Harga

Biaya yang terkait pada kampanye ini adalah hilangnya kesempatan masyarakat untuk memperluas lahan untuk pertanian/perkebunan serta kebutuhan lahan untuk diwariskan kegenerasi mendatang .Disamping adanya tambahan biaya untuk kebutuhan bahan bakar yang selama ini bersumber dari kayu yang diperoleh dari hutan. Pada dasarnya masyarakat berat melepaskan ketergantungan terhadap hutan untuk berbagai alasan tersebut diatas. Pada kegiatan ini akan dilakukan pendidikan pertanian kebun Campur (ada tanaman produktif, tanaman untuk kayu bakar, tanaman penghijau, tanaman buah, dan lainnya) untuk meningkatkan hasil pertanian dengan memanfaatkan lahan yang tersedia serta melakukan pengkajian alternatif-alternatif pertanian ekologis.

Biaya lain yang terkait dengan adanya perilaku baru ini adalah adanya kekhawatiran bahwa program CU akan memberikan dampak negatif pada masyarakat petani karena masih asing dan baru bagi masyarakat petani mendengar tentang credit unión, dan taraf penghidupan masyarakat petani sangat rendah, dan umumnya masyarakat petani di kedua desa target ini masih terjadinya perambahan hutan yang tidak terkendali, kemudian relatif masih rendahnya mutu dan produktifitas hasil-hasil petani perkebunan rakyat, serta perkembangan harga yang tidak stabil, ditambah lagi dengan rendahnya akses petani terhadap benih-benih bibit unggul perkebunan yang berkwalitas, dan yang lebih miris lagi masih ketergantungan sebahagian petani kepada tengkulak, dan lemahnya pengaturan penetapan lahan perekebunan rakyat berdasarkan kesesuaian lahan yang tepat. Hambatan ini akan diatasi dengan kesaksian dari sumber yang tepercaya (misal: pemimpin agama, tokoh adat dan kepala desa) bahwa program k ini aman untuk dilakukan.

Tempat

Staff Lapangan akan melakukan kegiatan sosialisasi tentang prinsip-prinsip CU dan pengorganisasian ditengah-tengah masyarakat petani di dua desa target, yaitu desa Aek Nabar dan Desa Sugi Julu, Kecamatan Marancar, atau di kaki CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya, di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan. Staff lapangan akan melakukan metode diskusi (FGD), dialog, presentase, dan memberikan pelatihan-pelatihan kepada para masyarakat petani dalam hal prinsip-prinsip CU dan manfaat bagi masyarakat petani dalam meningkatkan ekonomi dan pengetahuan. Dengan kelompok CU yang berjalan akan dilakukan seri pendidikan yang menjawab hal-hal tersebut diatas, serta memungkinkan petani untuk meminjam modal untuk memulai sebuah usaha yang ada untuk lebih baik. Sebagai tambahan, kami akan bekerja sama dengan lembaga mitra penyingkir halangan, seperti YEL/SOCP, CII, KSPPM dan Dinas Perkebunan, pertanian kabupaten Tapanuli Selatan.

Promosi

G. Strategi Kampanye

96

Page 97: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Penelitian menunjukkan bahwa radio adalah saluran media yang disukai. Masyarakat juga memiliki kemampuan membaca dan menulis yang rendah. Mereka pada umumnya memiliki cara pandang tradisional dan mereka adalah orang-orang yang taat beragama. Mereka juga memiliki kepekaan tinggi dalam hal komunitas dan sangat mempercayai jaringan antar sejawat. Strategi komunikasi akan difokuskan pada penyusunan pesan bagi petani sesuai dengan tingkatan proses perubahan perilaku mereka. Bagi mereka yang berada di tingkatan awal, acara pengajian acara talk show di radio, papan reklame akan digunakan untuk menjelaskan ancaman yang disebabkan pembukaan lahan hutan untuk lahan pertanian tingkatan selanjutnya, pesan berupa penekanan bagaimana cara efektifitas pengolahan lahan dan teknologi-teknologi alternatif sesuai dengan kondisi untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap hutan akan dipromosikan melalui media yang sama dengan khotbah agama dan pertemuan kelompok masyarakat . Pesan yang akan disampaikan pada masyarakat yang telah berada di tingkatan akhir dalam perubahan perilaku akan didorong untuk melakukan tindakan. Pada titik ini, dukungan tambahan (seperti pelatihan pertanian, kunjungan studi banding kedaerah lain yang telah sukses menerapkan teknologi pertanian) untuk perilaku baru akan disediakan. Pada tingkatan lanjut, saluran akan diganti dari keelompok menjadi antar sesama kelompok

Penempatan

Terbentuknya kelompok Usaha Ekonomi Credit Union, dan petani dapat memanfaatkan CU untuk meminjam modal serta memperoleh pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dalam menghentikan pembukaan hutan untuk bertani dan berladang, sehingga ketergantungan petani terhadap tengkulak dan permintaan kayu dari pihak ketiga dapat dihindari, serta diperoleh petisi dari tokoh adat, tokoh agama dan pemerintah daerah untuk menjadikan desa terbebas dari perambahan liar.

Pesan-Pesan Kampanye

a. Strategi pembuatan pesan

97

Page 98: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Strategi pembuatan pesan bagi Petani 2 Desa Target akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye Yayasan Pekat ditengah-tengah khalayak sasaran target. Strategi-strategi ini mencakup khalayak target, tindakan yang diinginkan (dan perilaku kompetisi), ganjaran dan dukungan strategi pembuatan pesan untuk Petani 2 Desa.

PerilakuPara Petani mengembangkan kelompok usaha ekonomi melalui credit union dan menerapkan model pertanian intensitas melalu pola kebun campur di desaMengurangi ancaman pengerusakan dan pembukaan hutan disekitar desa dan melindungi keberadaan warga dan keluarga saya dari bencana yang diakibatkan pembukaan hutan.Saya merasa sebagai seorang petani yang cerdasTidak membutuhkan lahan baru dengan membuka hutan di desa Saya merasa sebagai seorang dewasa yang bertanggung jawab karena melindungi CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya untuk keluarga saya

KompetisiSaya mampu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga yang cukup,Melindungi desa saya (terutama sejak harga produk pertanian/perkebunan menurun) Mengurangi ancaman pembukaan hutan untuk lahan pertanian/perkebunan di desa Mudah melakukan apabila terpenuhi pengetahuan dan ketrampilanDapat meningkatkan produktifitas pertanian/ perkebunan dan ekonomi keluarga

b. Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan

Berdasarkan strategi pesan, kita dapat menciptakan pesan-pesan inti yang merangkum kampanye Pride Campaign Yayasan Pekat sementara membuat kasus-kasus yang meyakinkan bagi khalayak target. Dengan pesan-pesan ini kami memasukkan slogan-slogan potensial yang membantu meringkas pesan-pesan dalam frase-frase yang mudah diingat. Lebih banyak slogan akan dikembangkan selama fase pengembangan kreatif dan diuji dengan sasaran utama sebelum memilih slogan akhir.

98

Page 99: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

c. Kotak pengembangan pesan

Kotak-kotak pengembangan pesan berikut membantu kami mendefinisikan pesan-pesan kunci untuk setiap khalayak. Kami akan menambah dan mengurangi jumlah pesan yang kami cakup dalam pelaksanaan kreatif individu pada format tipe media yang kami pilih. Sebagai contoh, radio memiliki format yang lebih panjang dan kami dapat memasukkan banyak pesan, sehingga kami dapat menambah jumlah pesan kami dalam format ini. Pesan-pesan dan format khusus akan lebih jelas didefinisikan selama fase pengembangan kreatif.

d. Kotak Pengembangan Pesan untuk Petani di dua desa target Perubahan

-Pesan-Pesan Pembuka (Threshold)-

Potroet sebuah kehidupan desa yang lestari dan cukup secara perekonomiannya Pertanyaan menantang kepada khalayak sasaran target untuk mencoba dan melakukan aktivitas mewujudkan mimpi desa yang lestari dan cukup

secara ekonomi.

-Pesan-Pesan Solusi-

Alternatif slogan (bagi kedua kelompok sasaran):

Berani mendobrak tradisi

CU masa depan ku

Pesan Inti bagi Petani :

Saya merasa sebagai seorang dewasa yang bertanggung jawab karena melindungi CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya untuk keluarga sayaDengan Menjadi anggota CU Pengelolaan Keuangan Keluarga

Pesan Inti bagi Masyarakat :

Mengurangi ancaman pembukaan hutan untuk lahan pertanian/perkebunan di desa Mudah melakukan apabila terpenuhi pengetahuan dan ketrampilan

99

Page 100: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Sumberdaya alam di desa yang melimpah dan manfaatkan sebaiknya dan menrawatnya menjadi terus berkesinambungan Credit Union mampu menjawab kebutuhan modal, pengetahuan, dan peringkat status petani ditengah-tengah masyarakat petani lainnya

-Pesan-Pesan Aksi-

Bergabunglah kedalam kelompok CU Berbuat baik dan bersama menjalankan pelestarian desa Tolak permintaan membuka hutan untuk alasan apapun juga.

-Pesan-Pesan Penguatan-

Pernyataan dukungan dari tokoh agama, tokoh adat dan kepala desa Pernyataan salah seorang anggota kelompok menggambarkan perasaannya terhadap perubahan dirinya setelah bergabung di dalam kelompok CU Petani yang mandiri, mampu mngelola keuangan keluarga dengan baik, cerdas, dan bertanggungjawab

-Profil Khalayak – Petani-

Bertani adalah salah satu kegiatan sehari-hari mereka Kerjasama dari petani merupakan hal yang sangat penting. Jika 50% saja tidak ada yang menduplikasi pola bertani dengan pertanian menetap kebun

campuran, maka habitat dan populasi orangutan sumatera akan tetap terancam. Mereka bersedia menerapkan pertanian menetap pola kebun campuran asal diberi bantuan pendampingan. Hidup mereka penuh dengan kewajiban, yang utama adalah memberi makan keluarganya. Mereka menghadapi berbagai tuntutan hidup, yang lebih

penting dari sekedar menyelamatkan keanekaragaman hayati.

e. Kotak Pengembangan Pesan pada Masyarakat Umum petani sekitar kawasan

-Pesan-Pesan Solusi-

Sumberdaya alam di desa yang melimpah dan manfaatkan sebaiknya dan merawat menjadi terus berkesinambungan Melihat desa tetangga yang telah menerapkan proyek kelompok CU Credit Union mampu menjawab kebutuhan modal, pengetahuan, dan peringkat status petani ditengah-tengah masyarakat petani lainnya

100

Page 101: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

-Pesan-Pesan Aksi-

Bergabunglah kedalam kelompok CU Berbuat baik dan bersama menjalankan pelestarian desa Tolak permintaan membuka hutan untuk alasan apapun juga. Sampaikan pesan keberhasilan ini kepada tetangga anda sesama petani

-Pesan-Pesan Penguatan-

Pernyataan dukungan dari tokoh agama, tokoh adat dan kepala desa Pernyataan salah seorang anggota kelompok menggambarkan perasaannya terhadap perubahan dirinya setelah bergabung di dalam kelompok CU Petani yang mandiri, mampu mngelola keuangan keluarga dengan baik, cerdas, dan bertanggungjawab

-Profil Khalayak – Petani-

Bertani adalah salah satu kegiatan sehari-hari mereka Kerjasama dari petani merupakan hal yang sangat penting. Jika 50% saja tidak ada yang menduplikasi pola bertani dengan pertanian menetap kebun

campuran, maka habitat dan populasi orangutan sumatera akan tetap terancam. Mereka bersedia menerapkan pertanian menetap pola kebun campuran asal diberi bantuan pendampingan. Hidup mereka penuh dengan kewajiban, yang utama adalah memberi makan keluarganya. Mereka menghadapi berbagai tuntutan hidup, yang lebih

penting dari sekedar menyelamatkan keanekaragaman hayati.

Rencana Pemantauan

101

Page 102: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Rencana Pemantauan yang baik akan membantu kita secara akurat dan tepercaya menilai dampak intervensi proyek kita untuk menentukan apakah proyek telah mencapai tujuan dan sasarannya, dan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan. Tabel berikut adalah ringkasan Rencana Pemantauan yang dibuat untuk Para Petani dan Masyarakat Umum + Petani sekitar kawasan.

Tabel. Rencana Pemantauan Kegiatan Kampanye Bangga Batang Toru Blok Barat

Khalayak sasaran: Masyarakat dan Petani desa lain sekitar kawasan Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya

Rencamna Aksi Rencana Pemantauan Risiko-risiko Kunci

Khalayak sasaran Khusus

Kunci Fokus Hasil yang diperlukan

Sasaran-sasaran kunci4 Kegiatan Kunci Alat yang diperluka

n

Mitra Ukuran Metode Target Frekuensi Sosial-politik Ilmiah/Lainnya

Khalayak sasaran: Petani

Tahap Perenungan

(Pengetahuan)

2a Nilai Keanekaragaman Hayati

Pengetahuan tentang nilai keanekaragaman hayati

Pada akhir bulan juni tahun 2009, 70% petani yang membuka lahan pertanian/ perkebunan akan peduli terhadap nilai keanekaragaman hayati (meningkat dari 20%)

Pesan kognitif disebarkan melalui kelompok CU dan seri pendidikannya dalam pengembangan ekonomi alternative keluarga

Ruang pertemuan, modul pendidikan.

Laptop, Infocus, dan Alat-alat pelatihan, Spanduk Kegiatan

Dinas Kehutanan, Dinas Peratnian & perkebunan, LSM/NGO Lokal dan BINGO, Radio, Kursus ketrampilan dan lainnya

Perubahan Kesadaram dan kepedulian

Pra/Paska Survei

70% meningkat dari 20%

Juni 2009 s/d Juni 2010

Tidak ada Tidak ada

Ancaman (habitat orangutan dan

Pengetahuan tentang ancaman yang

Pada akhir bulan juni 2009 petani yang membuka lahan baru untuk

Pesan-pesan kognitif

Ruang pertemuan, modul

Dinas Kehutanan, Dinas

Perubahan Kesadaram dan

Pra/Paska Survei

70% meningkat dari 30%

Juni 2009 s/d Juni

Tidak ada Tidak ada

4 Lihat bagian E untuk deskripsi lengkap tujuan

102

Page 103: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

konflik dengan manusia) yang disebabkan oleh Perusakan Hutan

disebabkan oleh perusakan hutan sebagai habitat orangutan sumatera di HBTBB

perldangan/perkebunan akan mencegahi bahwa kerusakan hutan adalah ancaman serius bagi kenakeragaman hayati dan kehidupan masyarakat desa (40%)

Ditanamkan melalui sekolah alam dan pengembangan ekonomi alterntif keluarga

pendidikan.

Laptop, Infocus, dan Alat-alat pelatihan, Spanduk Kegiatan

Peratnian & perkebunan, LSM/NGO Lokal dan BINGO, Radio, Kursus ketrampilan dan lainnya

kepedulian 2010

Bagaimana perusakan hutan bisa terjadi di Hutan Batang Toru Blok Barat

Pengetahuan mengenai peran dan fungsi hutan dan keanekaragaman hayati, serta manfaatnya kepada ekonomi masyarakat desa

Pada Juni 2009, 90% dari petani dan masyarakat desa target akan mengetahui bagaimana menjaga, melestarikan dan memanfaatkan sumberdaya alam disekitar desa mereka dengan baik

Pesan-pesan kognitif

Ditanamkan melalui kelompok CU dan seri pendidikannya dalam pengembangan ekonomi alterntif keluarga

Ruang pertemuan, modul pendidikan.

Laptop, Infocus, dan Alat-alat pelatihan, Spanduk Kegiatan

Dinas Kehutanan, Dinas Peratnian & perkebunan, LSM/NGO Lokal dan BINGO, Radio, Kursus ketrampilan dan lainnya

Perubahan Kesadaram dan kepedulian

Pra/Paska Survei

90% meningkat dari 5%

Juni 2009 s/d Juni 2010

Tidak ada Tidak ada

Tahap Persiapan

(Sikap)

2b Konsensus mengenai masalah yang disebabkan perusakan hutan

Consensus mengenai masalah yang disebabkan oleh perusakan hutan dan menghidupkan kembali kearifan tradisional yang ada di desa target

Pada Juni 2009, 80% dari petani dan masyarakat di desa target akan sepakat bahwa perusakan hutan mengakibatkan permasalahan bagi manusia dan kehidupan di desa-desa target

Pesan-pesan emosional ditanamkan dalam setiap sub aktivitas di kelompok Cu dan seri pendidikannya

Modul Sekolah Alam

Dinas pertanian/Perkebunan dan Peternakan

Radio FM/AM

Kameramen TV Swasta

Tokoh Seni

Pergeseran dalam sikap

Pre/Paska survei

80% meningkat dari 30%

Desember 2008 s/d mei 2009

Tidak ada Tidak ada

103

Page 104: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Budaya.

Ahli Pertanian.

Ahli Cetak/ Sablon.

Seniman/ Theater/drama.

Ahli Orangutan

LSM/NGO Lokal dan BINGO

Dukungan bagi pelestarian dan keberlanjutan hutan di desa target sebagai Habitat orangutan sumatera

Dukungan bagi pelestarian dan keberlanjutan hutan sebagai habitat orangutan sumatera dan berfungsi kembali kearifan tradisional sebagai benteng perusakan hutan

Pada mei 2009, 80% dari petani dan masyarakat di desa target akan mendukung pelestarian dan keberlanjutan hutan sebagai habitat orangutan sumatera

Pesan-pesan emosional ditanamkan dalam setiap sub aktivitas di kelompok CU dan seri pendidikannya

Modul seri pendidikan dari kelompok CU

Kursus Mernjahit di Ibukota Kabupaten.

Radio FM/AM

Kameramen TV Swasta

Tokoh Seni Budaya.

Ahli Pertanian.

Ahli Cetak/ Sablon.

Seniman/ Theater/drama.

Pergeseran dalam sikap

Pre/Paska survei

80% meningkat dari 30%

Desember 2008 s/d mei 2009

Tidak ada Tidak ada

104

Page 105: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Ahli Orangutan

LSM/NGO Lokal dan BINGO

Tahap Validasi

(Sikap)

2c Isu-isu perusakan hutan

Pembicaraan tentang permasalahan yang disebabkan oleh perusakan hutan dan bagaimana memecahkannya

Pesan-pesan emosional ditanamkan dalam setiap sub aktivitas di kelompok CU dan seri pendidikan

Laporan Kegiatan dan pemberitaan media atau laporan LSM/NGO, BINGO dan jurnal dan artikel terbaru di media lainnya

Saling berbicara satu sama lainnya

Survey kesiapan

80% Mei 2010 Tidak ada Tidak ada

Tahap Tindakan

(Praktik)

2d kelompok CU dan seri pendidikan

Pengetahuan tentang Pertanian/Perkebunan Organik yang intensif, dan pengembangan ketrampilan melalui pemanfaatan media komunikasi menjadi ekonomi alternative keluarga di desa-desa

Pada Desember 2009, 100% dari petani dan masyarakat di desa target telah membentuk kelompok sesuai dengan ketrampilan yang di inginkannya.

Pelatihan tentang agroforestri, pelatihan Mencetak Sablon, Jahit Menjahit, ketrampilan seni music tradisionil, seni tari tradisionil, pelatihan videographi dan minat lainnya dari kelompok

Ruang kelompok CU dan seri pendidikan (sanggar pertemuan) alat-alat ketrampilan sesuai dengan bidang minat.

LSM/NGO atau Dinas Pertanian/ Perkebunan, Kursus-kursus menjahit, tokoh adat/budaya, ahli videographi dan mencetak sablon, Radio.

Jumlah kelompok minat dalam kelompok CU dan seri pendidikan

Diskusi, simulasi/ praktek lapangan

Semua Agustus 2009

Petani dan anggota masyarakat masih merasa asing dan sibuk dengan pekerjaannya

Tidak ada

105

Page 106: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

target terbentuk

Mengembangkan Ketrampilan untuk melakukan Pride Campaign

Petani dan masyarakat di dalam kelompok sekolah alam mampu menurunkan perusakan hutan sebagai habitat orangutan sumatera yang merupakan asset desa dan nasional

Pada Desember 2009, 100% dari petani dan masyarakat di dalam kelompok –kelompok di sekolah alam akan memulai melakukan aktivitas pengembangan tanaman dan usaha-usaha ketrampilan untuk pengembangan ekonomi alternative keluarga serta memanfaatkan aktivitas sebagai kegiatan pride campaign

Aktivitas kelompok dalam kelompok CU dan seri pendidikan berjalan dengan baik

Alat-alat tersedia dan didanai oleh kelompok di dalam kelompok CU dan seri pendidikan

NGO/LSM Lokal, Privat Sector, BINGO, Dinas/Lembaga Pemerintah

Jumlah Luas Perkebunan/Pertanian Organik intensif.

Jumlah Aktivitas kelompok ketrampilan usaha ekonomi alternative keluarga

Laporan Bulanan

Laporan Quartalan

Laporan Akhir

Semua Bulanan mulai Juni 2009

Berdasarkan penemuan lapangan

Tidak ada Tidak ada

G. Teori Perubahan

106

Page 107: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Narasi Teori Perubahan

Untuk menghentikan Perusakan hutan untuk pertanian/perkebunan disekitar kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat yang merupakan sebagai habitat Orangutan Sumatera (Pongo Abelii). Dan melakukan pertanian/perkebunan organik secara menetap serta memperkenalkan sistem pola kebun campur yang mendukung kelangsungan hidup masyarakat, dan mengembangkan matapencaharian/ekonomi alternatif keluarga untuk menambah sumber ekonomi masyarakat dan di waktu yang bersamaan dalam melestarikan kawasan hutan sebagai habitat orangutan sumatera. Melalui kelompok Credit Union dengan seri pendidikannya, masyarakat akan menerima pelatihan, ketrampilan dan batuan teknis untuk menggunakan teknologi yang praktis dan ramah lingkungan. Untuk tahun pertama dan kedua paling sedikit 50% penerapan sistem di 6 desa sasaran yang terindikasi dekat dan bersentuhan langsung dengan Hutan Batang Toru Blok Barat. Selanjutnya Penyuluhan akan berhasil jika pertanian/perkebunan menetap yang organic berlangsung dan populasi orangutan sumatera akan terjaga apabila habitatnya terlestarikan. Kelompok Credit Union dengan seri pendidikan pertanian/perkebunan menetap yang organic merupakan alat dan model kampanye ini dapat di terapkan di tempat lainnya.

H. Rancangan Anggaran

K: Adanya pengetahuan di aparat desa tentang cara perladangan

menetap

A: Aparat desa mendukung pengenalan

teknik perladangan

menetap

IC: Adanya pembicaraan di tingkat aparat desa mengenai cara sosialisasi

pengelolaan lahan dan berladang menetap

BR: Perladangan Menetap Sistem Kebun Campuran

BC: Perilaku Pembukaan Hutan untuk Lahan Pertanian/ perkebunan

TR: Ancaman Pembukaan

Lahan Berkurang

CR: Habitat Orang Utan dan

Satwa Liar Terlindungi

BR TRBC CRICAK +++

107

Page 108: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Tabel. Usulan Anggaran Dana Kampanye Pride Hutan Batang Toru Blok Barat , Juli 2009 - Juni 2010

No. Kegiatan item unit satuan sub total Sumbe

r Dana  Juli 2009-Juni 2010    

1 Local Transportation      Lokal Transport paket 12 1,200,000 - 14,400,000 Y.Pekat  Solar liter 2400 4,300 - 10,320,000 Y.Pekat  Bensin liter 2400 4,500 - 10,800,000 Y.Pekat  Perawatan kendaraan paket 12 500,000 - 6,000,000 Y.Pekat  Perjalanan kunjungan (study;seminar) setahun 4 1,500,000 6,000,000 - RARE

          6,000,000 41,520,000  

2 Campaign Tool, Spareparts, Equipment and Maintanance      Kegiatan/Event dan Pameran paket 3 8,500,000 25,500,000 - RARE  Perlengkapan alat cetak PIN paket 1 2,500,000 2,500,000 - RARE  Cetak Buku dokumentasi pembelajaran eksemplar 2000 15,000 30,000,000 - RARE  Cetak Sticker lembar 1000 5,000 5,000,000 - RARE  Rekam Lagu dan produksi paket 1 4,700,000 4,700,000 - RARE  Cetak Bilboard/Baliho paket 6 1,250,000 7,500,000 - RARE  Cetak Lembaran keuangan CU paket 9 850,000 7,650,000 - RARE  Cetak Poster lembar 5000 10,000 50,000,000 - RARE  Cetak Campaign T-Shirt lusin 50 600,000 30,000,000 - RARE  Cetak Buku Tabungan Kelompok CU eksemplar 1000 3,500 3,500,000 - RARE  Biaya Desain Kreatif Paket 1 5,000,000 5,000,000 - RARE  Cetak Leaflet/Selebaran paket 6 5,000,000 30,000,000 - RARE  Iklan Radio stasion 2 5,000,000 10,000,000 - RARE  Iklan Media Surat Kabar media 6 1,500,000 9,000,000 - RARE

          220,350,000 -  

3 Field Supplies Logistics     

Field Supplies Logistics person 1800 35000 63,000,000 - RARE         

63,000,000 -  4 Training, Community Meeting    

108

Page 109: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

  Pertemuan Bulanan/Lokakarya Bulanan paket 18 350,000 6,300,000 - RARE  Seri Pelatihan dan Pendidikan (pride schools) paket 15 1,500,000 22,500,000 - RARE  Studi Banding paket 3 5,500,000 16,500,000 - RARE  Aksi-aksi Konservasi paket 6 1,500,000 9,000,000 - RARE  Lokakarya Multipihak paket 2 7,500,000 15,000,000 - RARE  Survey KAP Paska Kegiatan paket 1 13,800,000 13,800,000 - RARE          83,100,000 -  

5 Other Services     

Pulsa Celularphone set 60 100000 - 6,000,000 Y.Pekat 

Community participant paket/bulan 12 1000000 12,000,000 - RARE 

Via Pengiriman/transfer paket 2 1500000 3,000,000 - RARE          15,000,000 6,000,000  

6 Comsumable Offices      ATK paket/bulan 12 500000 - 6,000,000 Y.Pekat  Listrik/Air/Telepon bulan 12 850000 - 10,200,000 Y.Pekat  Fotocopy/pelaporan paket 5 500000 2,500,000 - RARE  rapat Koordinasi/kerja paket 24 150000 3,600,000 - RARE

          6,100,000 16,200,000  Jumlah 393,550,000 63,720,000  

Total Yang diajukan 457,270,000  

109

Page 110: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

I. Tata Waktu

Pada rancangan agenda kegiatan kampanye pride yang akan dilakukan adalah terbagi dalam tiga fase. Fase yang pertama adalah fase persiapan dimana kegiatan yang dilakukan membuat data dasar dan membangun dukungan di masyarakat maupun pemerintah serta lembaga-lembaga mitra. Mempersiapkan bahan-bahan kampanye juga dilakukan saat tahapa persiapan sebagian. Dalam Fase Pelaksanana nanti akan ada dua implementasi dalam program penyadaran melalui kegiatan penyadaran yang dilakukan dengan aktifitas kunjungan ke sekolah, desa, instansi dan membangun kegiatan melalui event maupun publikasi. Kunjungan sekolah, desa akan dilakukan dengan program pendidikan lingkungan dan kegiatan interaktif, simulasi, games dan kegiatan aksi. Untuk kunjungan instansi yang bersifat sosialisasi program kegiatan dan pertemuan atau seminar. Bentuk-bentuk penyadaran lainnya melalui even pameran atau publikasi media cetak maupun media massa (surat khabar, radio, web site). Selain itu untuk menjalankan strategi komunikasi dijalin hubungan dengan para mitra dengan berbagai bentuk koodinasi atau rapat evaluasi dan kunjungan monitoring. Kegiatan berikutnya adalah kegiatan untuk merubah perilaku sasaran target dalam aktifitas penyingkiran halangan. Aktifitas ini akan dilakukan di dua desa target dengan mengembangkan kelompok Credit Union dan sesi pendidikannya (Pride Schools) kepada kahlayak sasaran target petani dan masyarakat lainnya.

110

Page 111: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Tabel. Agenda Rencana Kegiatan Implementasi Kampanye Pride Juli 2009-Juni 2010

No Aktifitas

2009 2010

Keteranganbulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

1 Persiapan Dokumen Kampanye Pride Hutan Batang Toru Blok Barat                                    

Kantor Y. Pekat dan di Kampus IPB Bogor

  Workshop I (Konsensus+Model Konseptual)                                     Dilakukan di Padang Sidempuan dan Kantor Camat Marancar

  Survey KAP+Analisa Hasil                                     telah dilakukan

  Membuat Kostum Flag Species                                     sedang berjalan

  Menghadiri Lokakarya BROP                                     Di Bogor

  Mencetak Pin Bangga Batang Toru                                     telah dilakukan

  Menyiapkan dokumen Proyek Kampanye+BROP                                     Kantor Y. Pekat dan Kampus IPB Bogor

  Persiapan Kampanye Lapangan                                     di IPB oleh RARE

2 Pendidikan dan Penyadaran (Education and Awareness)                                    

PRIDE

a. Aksi-aksi Konservasi                                     di 6 desa Target dan sekitarnya

b. Kegiatan/Event dan Pameran                                     Di 3 desa terpilih (2 desa target)

c. Membuat Publikasi                                      

111

Page 112: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

d. Lokakarya Multipihak            

                       

Dengan pemerintah daerah, mitra, dan perwakilan anggota kelompok

3 Pengembangan Kelompok CU dan sesi Pendidikannya (Pride Schools)                                    

BROP Desa Target Perubahan

a. Sosialisasi Dan pengorganisasin                                      Di 6 desa

b. Magang anggota CU                                      Di prapat atau di stabat

c. Seri Pendidikan (Pride Schools)            

                       

Pertanian Ekologis, Perawatan tanaman, Komposting, Meningkat mutu gula merah, pemanfaatan biogas, prinsip-prinsip CU, RAT & SHU, Pembukuan CU,

d. Pendokumentasian/Pembelajaran                                      Di padang sidempuan

f. Monitoring                                      

g.Studi banding                                    

Disesuaikan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

i. Evaluasi tahap implemetasi keseluruhan                                      

4 Koordinasi dan Rapat                                   

dengan Supervisor;Tim Pongo;Mitra;RARE

5 Pembuatan Dokumen Laporan                                     RARE;Supervisor

J. Dukungan Bagi Rencana Ini

112

Page 113: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

Salinan draft rencana ini akan disirkulasikan ke Rosemary Godfrey (Manager Program) melalui portal RarePlanet, www.rareplanet.org/serena, melalui proses pemeriksaan ulang. Draft ini juga dibagikan pada para pemangku kepentingan yang menghadiri pertemuan pemodelan partisipatif, begitu pula pada mereka yang diwawancarai selama percakapan langsung. Melalui proses perencanaan ini, ide-ide baru dan rekomendasi telah diakui dan juga telah direvisi, dan selanjutnya rencana ini telah disetujui oleh mitra utama diantaranya YEL/SOCP, CII, Yayasan Paras, KSPPM, Dinas Pertanian dan Perkebunan Tapanuli Selatan, Dinas Kehutanan Tapanuli Selatan, Bappeda Tapanuli Selatan, BB KSDA Sumatera Utara dan surpervisor proyek ini (Ir. Jaya Arjuna, M.Sc dan Muslim Sipayung).

Rencana ini akan dikirim melalui RarePlanet, yang kemudian dapat digunakan sebagai sarana berbagi informasi dan pembaharuan secara berkala.

K. Referensi dan Pernyataan Terima Kasih

Laporan Akhir Tahun KPEL, 2007 Lapran Akhir Tahun, 2008 Badan Planologi Kehutanan BPKH Banjarbaru, 2006. Inventarisasi Terestris Kelompok Hutan Suaka Margasatwa Lamandau Kabupaten Kotawaringin

Barat dan Sukamara Luas 55.879 Ha Provinsi Kalimantan Tengah. Banjar Baru. ORANGUTAN FOUNDATION INTERNATIONAL, 2008. 10 Tahun Suaka Margasatwa Lamandau. Sejarah dan Pengelolaan Dalam Upaya Konservasi

Orangutan.Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Google Earth, 2008. Koordinat Peta Kawasan SM Sungai Lamandau Badan Pertanahan Nasional; BKSDA Kalimantan Tengah

Penulis Rencana Proyek ini ingin mengucapkan terima kasih untuk bimbingan yang diberikan oleh Ir. Jaya Arjuna, M.Sc dan Muslim Spayung (Supervisor) serta Syofyan Moechtar (Tim Pongo), Staf RARE di Indonesia, teman-teman Metmorfosa IPB Cohort III, dan berbagai pihak yang ikut serta dalam menyusun

113

Page 114: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

draft dokumen ini. Yayasan Pekat Indonesia mengucapkan terima kasih atas bimbingan yang diberikan oleh Ir. H. Mirza Indra, Abu Hanifah Lubis, Shoibul Anshori Siregar, MA. (Dosen Fak. Sospol UMSU), Ir. Khairullah Ritonga (Dekan FP-UGN P. Sidempuan) dalam membantu penyingkiran hambatan dan RARE yang telah menjadi sponsor utama kegiatan kampanye bangga (Pride) dalam proyek ini. Begitu pula tim kerja Pride di Yayasan Pekat (Pongo Team) di Batang Toru, Tapanuli Selatan-Sumatera Utara dan seluruh pemangku kepentingan yang memberikan dukungan program membuat rencana proyek kampanye. Akhirnya, yayasan Pekat Indonesia harus mengucapkan terima kasih atas kebaikan RARE yang telah memberikan dukungan untuk membantu pelaksanaan perancangan dokumen rencana proyek ini. Penulis berharap bahwa rincian kampanye tidak hanya untuk memperoleh persetujuan untuk pelaksanaan program Pencegahan Pembukaan Hutan untuk Lahan Usaha Pertanian dan Perkebunan di CA. Dolok Sibualbuali dan CA. Dolok Lubuk Raya yang berada di dalam kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat.

Rencana ini telah dibaca dan disetujui oleh Ir. Jaya Arjuna, M.Sc dan Muslim Sipayung (Supervisor)

Ir. Jaya Arjuna, M.Sc Muslim Sipayung

3 Juli 2009

114

Page 115: s3.amazonaws.coms3.amazonaws.com/rarect_prod/rareplanet.org/files/... · Web viewPendahuluan hal.3 A. Ringkasan Eksekutif hal.4 B. Lokasi Proyek hal.11 1. Ringkasan lokasi hal.11

115