25

Click here to load reader

Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sab

Citation preview

Page 1: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

DI RUMAH SAKIT

1. PENDAHULUAN

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering

menimbulkan pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak

yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini

disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang

tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang

menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi

seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak

kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan

melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang

dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan

kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi

pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan

kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain

merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain

anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan

dapat mengenal waktu, jarak serta suara. Untuk itu dengan melakukan

permainan maka ketegangan dan stress yang dialami akan terlepas

karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan

(distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui

kesenangannya melakukan permainan. Bermain merupakan suatu

aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode

bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar

mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya

makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan

1

Page 2: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan

perkembangan emosinya.

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan

otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain

dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok

dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini

mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak

yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan

mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya

sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,

kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa

kecilnya   kurang mendapat kesempatan bermain

2. TUJUAN

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan terapi bermain pada anak 1-5 tahun selama 30

menit, anak diharapkan bisa mengekspresikan perasaaannya dan

menurunkan kecemasannya, merasa tenang selama perawatan

dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak

bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit, serta dapat

melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal atau sehat.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan anak mampu :

1. Bisa merasa tenang selama dirawat.

2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter

dan perawat

3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat

4. Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah

5. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya

yang dirawat diruang yang sama

6. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit

menjadi berkurang.2

Page 3: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

7. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum

dan sesudah kegiatan

8. Mengembangkan bahasa, anak mengenal kata-kata baru.

9.  Melatih sosial emosi anak.

3. MANFAAT TERAPI BERMAIN

1. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar

2. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol

3. Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan

4. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian

tubuh

5. Memberi peralihan dan relaksasi.

6. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.

7. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk

menkpgekspresikan perasaan.

8. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap

yang positif terhadap orang lain.

9. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat

10.Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).

4. RENCANA KEGIATAN TERAPI

1. Jenis Program Bermain

Bermain menyusun puzzle

2. Karakteristik Bermain

a. Melatih motorik kasar dan halus

b. Melatih aspek sosialisai kemandiriran

c. Melatih aspek bicara dan bahasa

3. Karaketristik Peserta

a. Usia 3-6 tahun

b. Jumlah peserta + 5 anak dan didampingi oleh orang tua

c. Keadaan umum mulai membaik

d. Klien dapat duduk

e. Peserta kooperatif

3

Page 4: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Kamis, 4 Desember 2013

Waktu : 60 Menit (Pukul 10.00 – 11.00 WIB).

Tempat : Ruang Bermain IRNA IV RSSA Malang

5. Metode

Menyusun Puzzle

6. Alat-alat yang digunakan (Media)

a. Puzzle Set

7. Orientasi dan Uraian Tugas

1) Struktur organisasi

a. Leader : Dewi K.

b. Co. Leader : Yosef Adi S

c. Fasilitator : Kholid S

2) Uraian Tugas

(a) Leader

Menjelaskan tujuan bermain

Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok

Menjelaskan aturan bermain pada anak

Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan

(b) Co.Leader

Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.

(c) Fasilitator

Menyiapkan alat-alat permainan

Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa

yang sedang dijelaskan.

Mempertahankan kehadiran anak

Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar

maupun dalam.

4

Page 5: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

Setting Tempat

Keterangan:

∆ : Leader : Fasilitator

☻: Co leader : Anak

5. MATERI TERAPI BERMAIN

(Terlampir)

6. STRATEGI PELAKSANAAN

No Terapis Waktu Subjek Terapi

1 Persiapan (Pra interaksi)

a. Menyiapkan ruangan

b. Menyiapkan alat-alat

c. Menyiapkan anak dan

keluarga

5 menit Ruangan, alat-

alat, anak dan

keluarga sudah

siap

2 Pembukaan (Orientasi)

a. Mengucapkan salam

b. Memperkenalkan diri

c. Anak yang akan bermain

saling berkenalan

d. Menjelaskan kepada anak

dan keluarga maksud dan

tujuan terapi bermain

5 menit Anak dan

keluarga

menjawab salam,

anak saling

berkenalan, anak

dan keluarga

memperhatikan

terapis

3 Kegiatan (Kerja)

a. Menjelaskan kepada anak dan

keluarga tujuan, manfaat

bermain selama perawatan,

dan cara permainan yang

akan dilakukan

b. Mengajak anak untuk

30 menit Anak dan

keluarga

memperhatikan

penjelasan

terapis, anak

melakukan

kegiatan yang

5

∆∏ ∏ ∏ ∏

Page 6: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

mengikuti kegiatan bermain

DEMONSTRASI PRAKTEK

a. Ditampilkan oleh fasilitator

dan co leader

b. Mengajak anak untuk

mempraktikkan menyusun

puzzle

c. Memotivasi anak untuk

melakukan mengikuti

kegiatan

diberikan oleh

terapis, anak dan

keluarga

memberikan

respon yang baik

7. EVALUASI YANG DIHARAPKAN

1) Evaluasi Struktur

a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan

memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan

b. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar

c. Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan

d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik

e. Leader, Co-leader, Fasilitator berperan sebagaimana mestinya

2) Evaluasi Proses

a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga

akhir.

b. Leader mampu memimpin acara.

c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

d. Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.

e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan

bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.

6

Page 7: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan

kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok

g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga

akhir

3) Evaluasi Hasil

a. Diharapkan anak dan mampu  menjelaskan , mempraktikkan

apa yang sudah diajarkan.

b. Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan

c. Anak menyatakan rasa senangnya

7

Page 8: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

LAMPIRAN MATERI

A. DEFINISI

Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang

paling universal, meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari

ribuan bahasa yang ada di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat

mengekspresikan apapun yang mereka inginkan. Menurut Groos (Schaefer et

al, 1991) bermain dipandang sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di

masa mendatang yang penting untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).

Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak

bermasalah selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut

Nasution (cit Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak

yang sangat penting. Melalui bermain akan semakin mengembangkan

kemampuan dan keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya,

melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi

percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2008). Bermain

adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan

bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain,

anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan,

melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara

(Wong, 2000). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn

keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan.  (Foster, 1989).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah:

“Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena

bermain sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres

anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan

lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental

serta sosial anak.”

8

Page 9: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

B. FUNGSI BERMAIN

1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik

Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan

rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas

anak dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat

dilakukan rangsangan  taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini

perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat

dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang

visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih

menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru dilihatnya.

Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau

dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari

anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.

2. Membantu Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat

terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan

komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan

seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan

kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai

manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain

pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif

selanjutnya.

3. Meningkatkan Sosialisasi Anak

Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana

pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang

lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak

sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses

sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti

bermain-main berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak,

menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada

usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya

9

Page 10: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan

orang.

4. Meningkatkan Kreatifitas

Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak

mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu

memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak

akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar

pasang mobil-mobilan.

5. Meningkatkan Kesadaran Diri

Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk

ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang

merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau

belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.

6. Mempunyai Nilai Terapeutik

Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga

adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat

menghibur diri anak terhadap dunianya.

7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak

Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini

dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di

rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada

beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan

tidak boleh dilanggar.

C. MANFAAT BERMAIN

Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:

1. Membuang ekstra energi.

2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot

dan organ-organ.

3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.

4. Anak belajar mengontrol diri.

5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang

hidupnya.

10

Page 11: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

6. Meningkatnya daya kreativitas.

7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada

disekitar anak.

8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan

kedukaan.

9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.

10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.

11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

D. MACAM - MACAM BERMAIN

1. Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari

apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :

a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat

permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada

bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha

membongkar.

b. Bermain konstruksi (Construction Play)

Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-

rumahan ataupun dapat menyusun puzzle/ permainan bongkar pasang

c. Bermain drama (Dramatic Play)

Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan

dengan teman-temannya.

d. Bermain fisik

Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan 

mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif

dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.

Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau

musik,menonton televisi dsb.

11

Page 12: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam

bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi

untuk aktif bermain.

b. Tidak ada variasi dari alat permainan.

c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.

d. Tidak mempunyai teman bermain.

E. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat

mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan

tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :

1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat

menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik

kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola,

mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting,

pensil, bola, balok, mainan bongakar pasang (puzzle), lilin, dll.

2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat

yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,

majalah, radio, tape, TV, dll.

3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,

bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku

cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.

4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan

interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan :

alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali,

dan lain-lain.

F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN

1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.

2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat

pada keterampilan yang lebih majemuk.

12

Page 13: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin  bermain.

5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan

2. Jenis kelamin anak

3. Status kesehatan anak

4. Lingkungan yang tidak mendukung

5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

J. TUJUAN TERAPI BERMAIN KETIKA ANAK HOSPITALISASI

Tujuan kegiatan :

a. Memberi informasi.

b. Memicu normalisasi.

c. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.

d. Mengidentifikasi teknik koping.

Contoh kegiatan :

a. Mendesain tanda selamat datang.

b. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak

c. Memicu orang tua membawa foto dan mainan

d. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.

e. Proaktif melakukan permainan.

K. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT

Menurut Thompson ED. (1992) prinsip bermain di rumah sakit adalah :

1)  Kelompok umur yang sama

2) Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur

yang sama agar jenis permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan

usia dan tingkat perkembangan anak.

3) Pertimbangan keamanan dan infeksi silang

4) Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi

silang dapat dihindari

5) Tidak banyak energi serta permainan singkat

13

Page 14: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

6) Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain

sehingga permainan yang diberikan harus merupakan permainan yang

tidak menguras tenaga energi yang besar

7) Waktu bermain perlu melibatkan orang tua

8) Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan orang

tua dengan anak akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan

penyakit dapat segera diketahui secara dini.

14

Page 15: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah.

Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2012. www.nursingbegin.com

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

15

Page 16: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETERAMPILAN

TERAPI BERMAIN PADA ANAK

Hari / Tanggal Kegiatan : ………………………………………

Jenis Terapi Bermain : ………………………………………

Ruangan : ………………………………………

Pembimbing Akademik : ………………………………………

Pembimbing Klinik : ………………………………...........

N

oASPEK YANG DINILAI

BOBO

TNILAI

0 1 2

A. ALAT

1 Rancangan program bermain lengkap

dan sistematis

3

2 Alat bermain sesuai dengan umur/jenis

kelamin dan tujuan

2

B Tahap Pra Interaksi

1 Melakukan kontrak waktu 2

2 Mengecek kesiapan anak (tidak

ngantuk, tidak rewel, keadaan umum

membaik / kondisi yang

memungkinkan)

3

3 Menyiapkan ruangan dan alat-alat 2

C Tahap Orientasi

1 Memberikan salam kepada anak dan

keluarga serta menyapa nama anak

1

2 Menjelaskan tujuan dan prosedur

pelaksanaan

3

3 Menanyakan persetujuan dan kesiapan

klien sebelum kegiatan dilakukan

1

D Tahap Kerja

1 Memberikan petunjuk pada anak cara 3

16

Page 17: Sab Aktivitas Belajar Ruang 7b Revisi

permainan

2 Mempersilahkan anak untuk

melakukan permainan sendiri atau

dibantu

2

3 Memotivasi keterlibatan anak dan

keluarga

3

4 Memberikan pujian pada anak bila

dapat melakukan kegiatan

3

5 Mengobservasi emosi, hubungan

interpersonal, psikomotor anak pada

saat bermain

3

6 Meminta anak menceritakan apa yang

dilakukan/dibuatnya

3

7 Menanyakan perasaan anak setelah

bermain

3

8 Menanyakan perasaan dan pendapat

keluarga tentang permainan

2

E Tahap terminasi

1 Melakukan evaluasi sesuai dengan

tujuan

3

2 Berpamitan dengan anak dan keluarga 1

3 Membereskan dan mengembalikan alat

ke tempat semula

2

5 Mencatat jenis permainan dan respon

pasien serta keluarga kegiatan dalam

lembar catatan keperawatan dan

kesimpulan hasil bermain meliputi

emosional, hubungan interpersonal,

psikomotor dan anjuran untuk anak

dan keluara

4

TOTAL NILAI 50

17