Upload
muhammad-adimas-amri
View
218
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
YA
Citation preview
SADURAN “Turbidite Systems in Deep-Water Basin Margins
Classified by Grain Size and Feeder System”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahSedimentologi & Stratigrafi Terapan
Dosen Pengampu :
1. Dr. Ir. Vijaya Isnaniawardhani, M.T.
2. Abdurrokhim, S.T., M.T., Ph.D.
Oleh:
Muhammad Adimas Amri
(2701 2015 0016)
PROGRAM MAGISTER TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2015
Turbidite Systems in Deep-Water Basin MarginsClassified by Grain Size and Feeder System
Sistem pengendapan di batas cekungan laut dalam dapat diklasifikasikan dari ukuran dan supply ke dalam 12 kelas :
1. mud-rich,2.mud/sand-rich,3.sand-rich, 4.gravel-rich “point-source submarine fans;”5.mud-rich, 6.mud/sand-rich, 7. sand-rich, and
8.gravelrich“multiple-source submarine ramps;” 9.mudrich,10.mud/sand-rich, 11.sand-rich,12.gravel-rich “linear-source slope aprons.”
Ukuran dan stabilitas dari channels menyebar memanjang dari sumbernya, sebagaimana
ukuran butir yang meningkat dan slope gradient yang bertambah besar. Pada bagian
downcurrent aliran channels akan membentuk meander dan longsoran akan mencapai ujung
fan dan dasar basin. Tidak semua kejadian dari suatu sistem pengendapan akan berlangsung
precise, dikarnakan beberapa fakotr lainnnya seperti perubahan tektonik, iklim, supply
sedimen dan naik turunnnya permukaan laut. Namun, model yang berasal dari masing-
masing sistem yang cukup berbeda secara signifikan dapat mempengaruhi sifat prospektivitas
minyak bumi dan pola reservoar. Memahami dan mengenali variabilitas ini sangat penting
untuk semua elemen dari rantai eksplorasi-produksi. Dalam eksplorasi, evaluasi awal
prospektivitas dan komersialisasi mengandalkan prediksi stratigrafi yang akurat dari facies
reservoar, arsitektur, dan jenis perangkap. Untuk penilaian lapangan dan pengembangan
reservoar, apresiasi variabel yang sama membantu deskripsi reservoar dengan menangkap
distribusi dan arsitektur facies reservoar dan non reservoar dan dampaknya terhadap delineasi
reservoar, perilaku reservoar, dan kinerja produksi.
Sistem pengendapan dalam air lebih mudah diklasifikasikan dan dipelajari pemodelannya
dibandingkan sistem pengendapan lainnya. Tidak seperti sistem fluvial dan delta yang sukar
untuk dipelajari serta hubungan antar lingkungan sedimen, proses dan fasiesnya sulit untuk
M Adimas Amri270120150016 Page 1
membentuk. Selain itu, Nomark (1974) menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara
pengamatan skala kecil yang dibuat dalam studi singkapan dengan pengamatan skala besar
yang di buat di lingkungan deep-water moderen (Bouma et al, 1985a;. Shanmugam et al. ,
1985). Namun demikian, studi lingkungan moderen telah menemukan sebagian besar dari
pada interpretasi sistem terdahulu. Menyusul penemuan pada tahun 1950 arus turbidity
sebagai pembawa pasir ke dalam laut abyssal masa kini di Atlantik Utara, turbidites kuno
secara umum ditafsirkan telah diendapkan di lantai cekungan yang relatif datar. Menard
(1960), dan kemudian Normark (1970) dan Haner (1971), pada Kipas moderen menyebabkan
aplikasi dari model kipas bawah laut ke banyak turbidit kuno di akhir 1960-an dan 1970-an
(Walker, 1966a;. Jacka et al, 1968; Mutti dan Ricci Lucchi, 1972). Perluasan model pada
waktu itu (lihat Reading, 1987) mencapai puncaknya pada akhir dekade ini dengan model
kipas tunggal Walker (1978). Ini model klasik kipas digambarkan dari sistem yang dialiri
oleh kanal pengisi tunggal yang dibagi menjadi distributaries downcurrent untuk
memberikan bentuk radial yang diteruskan dari bagian kipas di atasnya , ditandai dengan
saluran konglomerat penuh dan dalam ke midfan didominasi oleh superfan-love yang
mendalam ke kipas yang lebih rendah halus.
Banyak waktu yang ditujukan untuk satu, mencakup semua model, dan perusahaan minyak
yang menerapkan model-model sederhana untuk interpretasi reservoir yang kaya minyak
bumi tanpa memperhatikan kompleksitas the real world.
Selama tahun 1980, ada reaksi terhadap satu titik-sumber Model Kipas bawah laut, pertama
dengan alasan bahwa harus ada lebih dari satu model kipas untuk menjelaskan perbedaan
mendasar antara berbagai jenis Kipas, dan kedua dengan alasan bahwa beberapa deep-sea
systems tidak dialiri oleh sumber titik tunggal tetapi oleh beberapa atau bahkan sumber linear.
Berkenaan dengan model kipas tungga, beberapa ahli seperti Nilsen (1980) diikuti Normark
(1974, 1978) membagi Kipas menjadi dua jenis: a fine-grained, delta-fed fan and a coarse-
grained, canyon-fed fan. Mutti dan Johns (1978), Mutti (1979, 1992), dan Mutti dan Ricci
Lucchi (1981) mengembangkan konsep tentang system Efficient fan Vs Inefficient Fan.
Efficient fan systems merupakan mud-rich. Berkembang dari arus turbidit yang kuat dan
mengangkut banyak material pasir. Inefficient fan systems mengangkut material pasir denga
tidak effisien dan tingginya momentum loss. Kipas yang sangat efisien, seperti Mississippi,
berdimensi besar, dipasok oleh delta besar, dan memiliki gradien rendah. Poorly efficient
fans, seperti Navy Fan dari perbatasan California, dimensi kecil, dialiri oleh sistem pantai-
M Adimas Amri270120150016 Page 2
ngarai, dan memiliki gradien yang curam. Meskipun kritik dari aplikasi yang berkonsep
efisiensi (Shanmugam dan Moiola, 1985, 1988), perbedaan ini sangat berharga karena
mengungkapkan pentingnya ukuran butir dan volume sedimen sebagai dua parameter penting
yang fundamental mempengaruhi karakter facies, arsitektur, dan skala sistem laut dalam.
Pada pertengahan 1980-an (. Shanmugam dan Moiola, 1985; Stow et al, 1985), model kipas
berkembang menjadi dua jenis yang sangat berbeda: (1) fine-grained elongate fan, disupply
oleh sebuah delta sungai utama dengan mud dan silt yang dominan. (2) coarser grained radial
fan, volume sedimen sedang dengan ukuran butir dominan adalah pasir.
Untuk kedua jenis Kipas, Stow (1985, 1986) menambahkan kategori ketiga yaitu short-
headed delta-front. Sistem ini sangat berbutir kasar dan biasanya berkembang di air yang
relatif dangkal.
Shanmugam dan Moiola (1988), membantah fan delta dengan pertimbangan fan tersebut
berkembang di lingkungan air dangkal dan bukan kipas bawah laut. Dalam pandangan
mereka, istilah “submarine fan” harus dibatasi untuk “kanal dan lembaran kipas yang
kopleks, terbentuk karnasedimen yang mengikutu arah gravitasi ke dalam lingkungan laut
dalam, biasanya di luar landas kontinen. Ada kerancuan dalam menerapkan definisi yang
bersifat membatasi seperti dalam “submarine fan” berdasarkna posisi fisiografi atau ada
tidaknya keterdapatan unsur – unsur tertentu pada struktur fan. Delta fan umumnuya berbutir
kasar dan berkembang di dalam air yang dangkal. Kipas laut dalam berbutir halus dan
biasanya berhubungan dengan supply system subaerial serta bentuk shoreline. Dengan
demikian, mereka telah membahas sistem pengendapan yang berbeda didominasi oleh
seerangaian proses yang unik pada lingkungan laut dalam. Delta fan berbutir kasar yang
tersusun dari deposit mass flow mencerminkan produk dari sediment gravity pada tempat
yang sangat dalam dan di bawah dasar gelombang. Tidak adanya kanal dan lembaran fan
yang kompleks menceminkan kontrol sedimen yang diberikan dan ukuran butir pada struktur
fan system. Seperti yang akan dibahas. Kanal, lobe dan pelamparan pasir kompleks
merupakan contoh karakteristik strukutur elemen dari fan system yang berbeda. Memang,
masuknya mereka memfokuskan perhatian kita pada model yang berkesinambungan yang
membentang dari “the large, delta-fed, fine-grained, muddy submarine fans through the
canyon/shelf-fed, medium grained, mud/sand, and sandy fans “ yang di supply langsung dari
system delta aluvial.
M Adimas Amri270120150016 Page 3
Model kipas bawah laut mengandalkan supply dari lembah tunggal atau bercabang dan akan
lebih terdistribusi lagi pada channels downcurrent. Sebuah pendapat untuk system supply
tunggal dikemukakan oleh Gorsline dan Emery (1959) dalam studi mereka pada contonental
borderlaand basin dimana system deep-marine ditandai dengan slope apron , linear
depositional belt yang berbeda dari kedua submarine-fan dan bassin-plain setting. Slope
apron membentuk submarine fan secara lateral dan dapat dicirikan dari geometri marjin linear
mereka, tidak adanya arus sandy turbidit, sedimen dominan hemipelagic mud yang
diendapkan pada arus yang lemah, encer dan keruh. Baru-baru ini, Stow (1981) menyatakan
bahwa sedimen berbutir kasar mungkin telah diendapkan pada slope apron selama periode
permukaan laut yang lebih rendah ketika sistem pesisir mencapai dekat dengan tepi landas
kontinen. Dalam kondisi ini, pasir mungkin telah diendapkan di basin slope, atau di basis
mereka, oleh arus turbidity, sehingga membentuk Kipas bawah laut dalam skala kecil.
Meskipun beberapa interpretasi awal mengenai ancient deep-sea system
(e.g.,Walker,1966a;Galloway and Brown, 1972) digambarkan banyaknya source dari delta-
fed fans, Chan dan Dott (1983) menyanggahnya bahwa hanya ada satu source dalam deep –
sea fan system. Mereka berpendapat bahwa Pembentukan Eosen Tyee dari Oregon berbeda
dari kipas laut dalam normal menunjukkan "line source" sistem pengumpan yang terdiri
beberapa saluran terkait dengan delta. Konsep ini dikembangkan lebih lanjut untuk formasi
yang sama dengan Heller dan Dickinson (1985), yang mengusulkan “submarine ramp model”
untuk menjelaskan fasies dan arsitektur sistem pengendapan Eosen. Dalam model mereka
system turbidit tidak jelas dan facies lobe tidak nampak. Lereng bawah laut berbeda dari
chanel atau lembah yang membentuk model kipas bawah laut, dengan kehadiran banyak
pengumpan.
Surlyk (1987) menafsirkan Pembentukan Hareelv Greenland sebagai “fault-controlled
submarine ramp.” Ini mirip dengan konsep delta-fed submarine ramp of Heller and Dickinson
(1985). Dengan demikian, spektrum feeder – system (Reading, 1991; Reading and Orton,
1991) memahami variasi jenis feeder dan transpot sedimen untuk menganalisis geometri dan
karakter fasies deep-water siliciclastic systems. Variabilitas ini, dikombinasikan dengan
berbagai potensi jenis sedimen yang tersedia untuk basin, menunjukkan bahwa kita harus
beralih dari model tunggal untuk pengaturan dalam air untuk skema yang memadai
mencerminkan spektrum sistem pengendapan terkait genetik.
PROBLEMS OF CLASSIFICATION
M Adimas Amri270120150016 Page 4
Seperti dengan semua sistem pengendapan, kontrol utama pada jenis dan pola sistem
pengendapan laut dalam adalah tektonik, iklim, dan perubahan permukaan laut. Secara
khusus, depositional systems adalah akibat dari konfigurasi palte tektonik, gaya tektonik
lokal, paleogeologi, iklim, meteorologi dan perubahan muka air laut
Tak satu pun dari faktor-faktor ini dapat langsung diamati dalam facies sedimen dan pola
pengendapan dari reservoir minyak bumi. Kita perlu menggunakan parameter yang lebih
langsung mempengaruhi sistem pengendapan dan dapat diukur dan diamati dengan mudah
masuk akal. Dari semua parameter, ukuran butir adalah yang pertama yang akan diukur.
Ukuran butir dapat diamati di lapangan dan di core tereka pada log wireline. Ini adalah fitur
yang paling mendasar dalam memisahkan reservoar dari seal. Selain itu, organisasi sistem
pengendapan tergantung pada bagaimana sedimen yang ditransport. Jadi faktor kedua adalah
sifat dari sistem feeder, apakah itu terkonsentrasi dan disalurkan melalui titik sumber tunggal
atau apakah sedimen disampaikan oleh beberapa atau bahkan sumber hampir linier.
Hal ini menyebabkan Reading dan Orton (1991) mengusulkan sistem klasifikasi sistem
turbidit marjin cekungan berdasarkan (1) volume dan ukuran butir dari sedimen yang tersedia
dan (2) sifat dari sistem penyediaan. Ini diikuti klasifikasi delta oleh Orton (1988) dan Orton
dan Reading (1993) menjadi empat kelas grain-size: lumpur campuran dan lumpur, pasir
didominasi, kerikil dan pasir, dan dominasi kerikil. (Reading and Orton, 1991; Reading,
1991). Sementara ini jumlah kelas adalah sebagai pengembangan pertama dari konsep ukuran
butir, telah menjadi jelas, terutama dari studi di bawah permukaan oleh penulis kedua, bahwa
perbedaan yang signifikan dalam facies pola ada dalam kelas pasir yang didominasi antara
lumpur / sistem pasir dan sistem yang benar-benar sand-rich Dengan demikian, klasifikasi
mereka mengusulkan memisahkan dua kelas tersebut, membuat empat: mud rich, mud/sand
rich, sand rich, and gravel rich, istilah "rich" yang lebih suka istilah "didominasi" yang
digunakan sebelumnya. Berkenaan dengan sumber, kita membedakan Kipas point-sumber
bawah laut, beberapa sumber landai, dan apron kemiringan linear-sumber untuk membuat 12
sistem. Istilah "ramp" yang diperkenalkan kembali sebagai singkatan untuk sistem
multiplesource digunakan dalam arti yang lebih luas daripada Heller dan Dickinson (1985).
Sebagai tokoh mengikhtisarkan, dan seperti yang akan ditunjukkan dalam bagian berikutnya,
system fine-grained umumnya terkait dengan daerah sumber yang menyulai sangat besar,
biasanya dari delta, sedimentasi volume besar dan dengan demikian membangun sistem
pengendapan yang sama besar selama jangka waktu yang lama . Gradien kemiringan rendah;
M Adimas Amri270120150016 Page 5
dan presisten, besar, saluran-tanggul yang bermeander dan arus bawah yang lemah hingga
bagian bawah kipas dan basin plain yang terdapat pasir yang melampar tebal. Pada apron
lereng kaya lumpur-, skala besar, longsoran relatif jarang adalah penting. Pada keadaan
ekstrim lainnya, sistem yang kaya kerikil kasar yang sangat kecil, dengan daerah keterbatasan
sumber, gradien kemiringan sangat curam, dan sering arus yang dihasilkan dari badai hujan
dan kejadian musiman di daerah sumber. Sistem kanal yang impersistent dan saluran sering
bermigrasi. Sifat dari sistem feeder, apakah terkonsentrasi pada satu titik atau tersebar di
margin lebar, mengatur stabilitas sistem. Single point-source classical submarine fan systems
cenderung menghasilkan sistem yang stabil dengan tinggi panjang downcurrent: rasio lebar,
urutan pengendapan terorganisir, dan waduk terisolasi. Multiple-sourced systems yang
kurang stabil, dengan panjang lebih rendah: rasio lebar, dan telah buruk terorganisir sistem
pengendapan, sebagai sangat baik ditunjukkan dalam extreme linear-sourced systems.
Upaya klasifikasi tidak pernah mudah karena mereka selektif, terlalu menekankan beberapa
fitur dengan mengorbankan lainnya. Klasifikasi menyederhanakan dan menghilangkan
banyak unsur yang juga harus memainkan bagian dalam interpretasi sistem yang sebenarnya.
Tidak ada klasifikasi yang final dan sepenuhnya benar, tetapi klasifikasi apapun harus
meningkatkan pemahaman kita dan memungkinkan kita untuk membuat prediksi yang lebih
baik. Semua klasifikasi membawa bahaya kompartementalisasi, dengan garis-garis rigid
digambarkan sekitar sistem seolah-olah masing-masing memiliki karakter yang unik. Oleh
karena itu penting untuk menekankan bahwa kontinum selalu hadir, dan Reading dan Orton
(1991) sengaja tidak menarik batas antara sistem sehingga sifat gradational mereka bisa
ditekankan. Dalam tulisan ini, bagaimanapun, kita menarik batas sembarang untuk
memisahkan sejumlah jenis individu, masing-masing dengan karakteristik tertentu sendiri dan
elemen arsitektur. Karakteristik yang dinyatakan sebagai perubahan dari satu ujung spektrum
yang lain harus dipertimbangkan tendensi daripada kepastian. Dalam beberapa kasus, semua
perubahan terjadi di pendampingnya; dalam kasus lain, mereka tidak. Poin tambahan adalah
bahwa sistem berkerikil jarang dapat diturunkan dari daerah sumber yang sangat besar atau
memiliki volume sedimen yang sangat besar yang tersedia untuk proses aliran massa untuk
mendistribusikan. Namun, sementara sistem berlumpur cenderung berasal dari daerah sumber
besar dan memiliki volume besar sedimen, mereka mungkin berasal dari beberapa daerah
sumber yang relatif kecil dan tinggi-gradien di mana lumpur adalah mudah. tersedia, terutama
di daerah tropis.
M Adimas Amri270120150016 Page 6
Membandingkan sistem modern dengan yang kuno harus dilakukan dengan hati-hati. Dalam
hal waktu geologi, sistem modern dapat dianggap sebagai model pengendapan statis dan pada
dasarnya snapshot. Pembentukan A umumnya mencakup rentang waktu yang signifikan, dan
sistem kuno harus dipertimbangkan dalam arti yang lebih dinamis karena mereka menangkap
evolusi dan produk pengendapan dari satu atau sistem yang lebih modern.
Sebagai contoh, jika Angka 1 dan 2 dibandingkan, contoh modern cenderung mengelompok
di sekitar titik akhir-sumber tunggal dari spektrum, dan contoh yang paling kuno tampaknya
memiliki berbagai sumber, terutama yang didasarkan pada pemetaan daerah rinci dan data
bawah permukaan daripada interpretasi konseptual. Mississippi Fan menawarkan penjelasan.
Hari ini memiliki sumber titik tunggal; namun selama 3,5 m.y. terakhir telah memiliki 17
sumber (Weimer, 1990) yang tersebar di jarak lateral 250 km karena saluran bermigrasi.
Sementara Mississippi Fan menunjukkan bahwa pada satu saat itu memiliki point source,
selama jutaan tahun itu akan tampak beberapa bersumber. Konsep sistem pengendapan
berkembang sangat penting dalam analisis bawah permukaan. Reservoir Deep-marine clastic
jarang terdiri dari jenis kipas tunggal atau sistem. Waktu perubahan stratigrafi dalam gaya
dan jenis fan dan sistem pengendapan terkait fundamental dapat mempengaruhi distribusi,
konektivitas, kontinuitas, dan fasies karakter bagian reservoir. Tidak hanya harus unsur-unsur
arsitektur komponen kipas tunggal dapat ditentukan, tetapi juga perubahan skala yang lebih
besar di heterogenitas dan arsitektur yang mencerminkan evolusi sistem melalui waktu. Pada
tingkat formational, sebagian besar "fans" berada di kompleks efek Kipas terbentuk selama
periode tumpang tindih saling diskrit sedimentasi. Kompleks kipas dapat terdiri dari sejumlah
sistem, kaya, Kipas-pasir yang kaya lumpur / pasir, bahkan celemek kemiringan, serta
beberapa sumber landai yang berevolusi sebagai faktor pengendali permukaan laut, pasokan,
iklim, dan tektonik berubah. Jadi kita harus memperhitungkan skala waktu di mana kita dapat
memeriksa sistem pengendapan kuno.
Masalah lain dengan model dan klasifikasi adalah skala spasial. Terlalu sering model
dikembangkan dari fenomena satu skala dan diterapkan untuk skala 10, 100, atau 1000 kali
lebih besar atau lebih kecil. Daerah pengendapan bervariasi dari 1.000.000 km2 bagi kipas
laut dalam besar melalui 1.000 km2 untuk kipas sedang sampai 0,1 km2 untuk beberapa
Kipas yang kaya kerikil. Volume memiliki kisaran yang sama. Kisaran pengendapan (yaitu,
volume sedimen diendapkan per unit waktu) dari sebagian besar kipas terbentuk pada term
abyssal terbatasi berkorelasi langsung dengan panjang kipas karena ukuran Kipas laut dalam
M Adimas Amri270120150016 Page 7
dikendalikan dalam jangka panjang dengan jumlah bahan terestrial (Wetzel, 1993 ). Gradien
kemiringan berkisar 10-1 m / km melalui 2,5-40 m / km untuk kipas berukuran sedang
sampai 500-40 m / km untuk beberapa delta fan. Kedalaman channel berkisar dari 100
sampai 1000 m sampai 10 100 m untuk 1 sampai 10 m. Perbedaan-perbedaan ini
membuatnya berbahaya untuk menerapkan proses yang sama, penyediaan mekanisme dan
facies, terutama interpretasi urutan, untuk ini skala yang berbeda dari sistem. Makalah ini
karena itu akan menekankan skala, angka gradien jari-jari, daerah, volume, dan kemiringan.
Akhirnya, kita harus menekankan bahwa pada skala lokal facies karakteristik dan distribusi
diatur oleh kedalaman air, basin salinitas, pasokan organik, produksi gas dalam sedimen,
erosi dan fitur pengendapan sedimen, tektonik synsedimentary, dan gerakan diapiric,
terutama gerakan garam dan pemadatan diferensial. Selain itu basin-plain and contourite
systems tidak tercakup dalam makalah ini. Fokus utama adalah pada basin-margin turbidite
systems.
M Adimas Amri270120150016 Page 8