48
SALINANsssSALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Presiden Nomor 151 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai Di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Ketentuan Teknis Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai Di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 15); 4. Peraturan Presiden Nomor 151 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 377);

SALINANsssSALINAN REPUBLIK INDONESIAkepegawaian.polines.ac.id/kepegawaian/sites/default/files... · 2020. 5. 14. · Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • SALINANsssSALINAN

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    REPUBLIK INDONESIA

    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 14 TAHUN 2016

    TENTANG

    KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN

    TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

    DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan

    Presiden Nomor 151 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja

    Pegawai Di lingkungan Kementerian Pendidikan dan

    Kebudayaan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan

    dan Kebudayaan tentang Ketentuan Teknis Pelaksanaan

    Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai Di lingkungan

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian

    Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4916);

    2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

    Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

    Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5494);

    3. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara

    Tahun 2015 Nomor 15);

    4. Peraturan Presiden Nomor 151 Tahun 2015 tentang

    Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Tahun 2015

    Nomor 377);

  • - 2 -

    5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2011 tentang Pedoman

    Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri;

    6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67

    Tahun 2014 tentang Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat

    Penilai Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara

    Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1036);

    7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 26

    Tahun 2015 tentang Kelas Jabatan Di lingkungan

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara

    Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1507).

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    TENTANG KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN

    TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

    PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

    1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah

    warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,

    diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap

    oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan

    pemerintahan.

    2. Pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan

    Kebudayaan yang selanjutnya disebut Pegawai adalah Pegawai

    Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil (PNS/CPNS) dan

    pegawai lainnya yang berdasarkan keputusan pejabat yang

    berwenang diangkat dalam satu jabatan atau ditugaskan dan

    bekerja secara penuh waktu pada satuan organisasi di

    lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

  • - 3 -

    3. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi

    pada instansi pemerintah.

    4. Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi

    fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta

    administrasi pemerintahan dan pembangunan.

    5. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi

    fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang

    berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.

    6. Tunjangan Kinerja Pegawai adalah penghasilan yang diberikan

    kepada Pegawai berdasarkan capaian kinerja sesuai dengan

    kelas jabatan yang didudukinya.

    7. Kelas Jabatan adalah tingkatan dalam jabatan administrasi,

    jabatan fungsional, dan jabatan pimpinan tinggi dalam satuan

    organisasi negara yang digunakan sebagai dasar pemberian

    besaran tunjangan kinerja.

    8. Kinerja Pegawai adalah hasil yang dicapai oleh seorang pegawai

    dalam melaksanakan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung

    jawabnya menurut ukuran yang berlaku bagi pekerjaan yang

    bersangkutan.

    9. Capaian kerja adalah realisasi beban kerja setiap bulan yang

    dihitung secara proporsional dari target sasaran kerja Pegawai

    tahunan yang telah ditetapkan sebagai kontrak kerja.

    10. Kehadiran masuk kerja yang selanjutnya disebut Kehadiran

    adalah kewajiban pegawai untuk masuk kerja dan menaati

    ketentuan jam kerja berdasarkan hari dan jam kerja yang telah

    ditentukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    11. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam

    jangka waktu tertentu.

    12. Alasan yang sah adalah alasan yang dapat

    dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan atau yang dapat diterima akal sehat.

    13. Pegawai Pelajar adalah PNS yang ditugaskan oleh pejabat yang

    berwenang menetapkan tugas belajar untuk mengikuti

    pendidikan lanjut ke jenjang yang lebih tinggi baik di dalam

    maupun di luar negeri.

    14. Kementerian adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Republik Indonesia.

  • - 4 -

    15. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan

    pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan.

    Pasal 2

    (1) Tunjangan Kinerja Pegawai dibayarkan berdasarkan capaian

    kinerja pegawai setiap bulan.

    (2) Capaian kinerja pegawai setiap bulan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dilakukan melalui penghitungan terhadap

    komponen:

    a. Capaian kerja, dan;

    b. Kehadiran.

    (3) Komponen capaian kerja setiap bulan berkontribusi untuk

    penghitungan Tunjangan Kinerja Pegawai sebesar 60% (enam

    puluh persen).

    (4) Komponen kehadiran setiap bulan berkontribusi untuk

    penghitungan Tunjangan Kinerja Pegawai sebesar 40% (empat

    puluh persen).

    (5) Besarnya Tunjangan Kinerja Pegawai yang dibayarkan adalah

    jumlah kumulatif persentase dari komponen capaian kerja dan

    kehadiran pegawai setiap bulan.

    Pasal 3

    (1) Besaran Tunjangan Kinerja Pegawai ditentukan berdasarkan

    kelas jabatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

    ini.

    (2) Tunjangan Kinerja Pegawai sebagaimana tercantum dalam

    Lampiran I Peraturan Menteri ini dapat dilakukan

    pengurangan, pemotongan, dan penambahan sesuai ketentuan

    dalam Peraturan Menteri ini.

    Pasal 4

    Tunjangan Kinerja Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

    ayat (1), tidak diberikan kepada:

    a. Pegawai yang diberhentikan untuk sementara atau

    dinonaktifkan sesuai ketentuan peraturan perundang-

    undangan;

    b. Pegawai yang diberhentikan dari jabatan organiknya dengan

    diberikan uang tunggu dan belum diberhentikan sebagai PNS;

  • - 5 -

    c. Pegawai yang diperbantukan dan dipekerjakan pada badan/

    instansi lain di luar lingkungan Kementerian;

    d. Pegawai yang menjalani Masa Persiapan Pensiun;

    e. Pegawai yang menjalani cuti diluar tanggungan negara;

    f. Pegawai yang cuti melahirkan anak keempat dan seterusnya;

    dan

    g. Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian

    dan/atau yang sedang dalam proses banding administratif ke

    Badan Pertimbangan Kepegawaian atas penjatuhan hukuman

    disiplin pemberhentian tersebut, kecuali bagi pegawai yang

    diizinkan untuk melaksanakan tugas.

    Pasal 5

    (1) Tunjangan Kinerja Pegawai bagi CPNS diberikan sebesar 100%

    (seratus persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja Pegawai pada

    kelas jabatan yang didudukinya.

    (2) Tunjangan Kinerja Pegawai bagi CPNS dibayarkan sejak yang

    bersangkutan secara nyata melaksanakan tugas sebagai CPNS

    yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan Melaksanakan

    Tugas.

    Pasal 6

    (1) Tunjangan Kinerja Pegawai bagi Pegawai Pelajar dibayarkan

    sebesar 60% (enam puluh persen) dari jumlah Tunjangan

    Kinerja Pegawai yang diterima dalam kelas jabatan yang

    didudukinya sebelum melaksanakan tugas belajar.

    (2) Tunjangan Kinerja Pegawai bagi Pegawai Pelajar dibayarkan

    sejak secara nyata melaksanakan tugas belajar yang

    dibuktikan dengan Keputusan Tugas Belajar oleh pejabat yang

    berwenang menetapkan tugas belajar.

    (3) Tunjangan Kinerja Pegawai bagi Pegawai Pelajar dihentikan

    pembayarannya pada bulan berikutnya dari bulan berakhirnya

    jangka waktu tugas belajar.

  • - 6 -

    Pasal 7

    (1) Tunjangan Kinerja Pegawai bagi Pegawai yang dibebaskan

    sementara dari jabatan fungsional dikarenakan tidak dapat

    mengumpulkan angka kredit sesuai ketentuan, dibayarkan

    sebesar 50% (lima puluh persen)dari Tunjangan Kinerja

    Pegawai yang diterima dalam kelas jabatan yang didudukinya.

    (2) Tunjangan Kinerja Pegawai bagi Pegawai sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dibayarkan kembali secara penuh

    terhitung mulai tanggal keputusan pengangkatan/pengaktifan

    kembali dalam jabatan fungsional yang bersangkutan.

    Pasal 8

    (1) Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai ditetapkan oleh pejabat

    yang berwenang menetapkannya untuk dan atas nama

    Menteri.

    (2) Pejabat yang berwenang menetapkan sebagaimana tersebut

    pada ayat (1) sebagai berikut:

    a. Sekretaris Jenderal/Inspektur Jenderal/Direktur Jenderal/

    Kepala Badan untuk kelas jabatan 11 (sebelas) ke atas bagi

    Pegawai di lingkungan unit organisasi masing-masing.

    b. Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Inspektorat

    Jenderal/Sekretaris Badan untuk kelas jabatan 10 (sepuluh)

    ke bawah bagi Pegawai di lingkungan unit organisasi

    masing-masing.

    c. Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal untuk kelas

    jabatan 10 (sepuluh) ke bawah bagi Pegawai di lingkungan

    Sekretariat Jenderal Kementerian.

    (3) Penetapan Pemberian Tunjangan Kinerja sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) bagi Pegawai yang mengalami mutasi

    jabatan termasuk bagi CPNS menggunakan contoh format

    Keputusan 1 Lampiran IV yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    (4) Tunjangan Kinerja Pegawai yang telah ditetapkan dibayarkan

    melalui rekening pegawai yang bersangkutan.

  • - 7 -

    BAB II

    PENGHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

    Bagian Kesatu

    Pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai

    Paragraf 1

    Komponen Capaian Kerja

    Pasal 9

    (1) Capaian kerja setiap bulan dari masing-masing butir kegiatan

    disusun berdasarkan penghitungan secara proporsional dari

    target sasaran kerja pegawai (SKP) tahunan yang telah

    ditetapkan sebagai kontrak kerja dengan memperhatikan

    beban kerja yang ada dan faktor-faktor lainnya yang

    mempengaruhi.

    (2) Capaian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat

    oleh pegawai setiap awal bulan dengan persetujuan atasan

    langsung menggunakan contoh format 1a sebagaimana

    tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    Pasal 10

    (1) Capaian kerja yang telah disusun sebagaimana tersebut

    dalam Pasal 9 ayat (1) pada setiap akhir bulan dinilai realisasi

    capaiannya oleh atasan langsung.

    (2). Dalam melakukan penilaian sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) menggunakan Formula sebagaimana tercantum

    dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    (3) Nilai keseluruhan dari komponen capaian kerja dihitung

    berdasarkan nilai kumulatif dari butir-butir kegiatan dibagi

    dengan jumlah seluruh kegiatan yang dilaksanakan.

    (4). Besarnya Tunjangan Kinerja Pegawai dari komponen capaian

    kerja dihitung dari persentase kontribusi Tunjangan Kinerja

    Pegawai per kelas jabatan dikalikan dengan nilai capaian

    kerja dengan ketentuan:

    a. Jika bobot nilai lebih besar atau sama dengan 76 (tujuh

    puluh enam) maka dinilai 100.

  • - 8 -

    b. Jika bobot nilai kurang dari 76 (tujuh puluh enam) maka

    nilainya sesuai dengan nilai yang didapat.

    (5) Capaian kerja setiap bulan bagi Pejabat Pengawas, Pejabat

    Administrator, dan Pejabat Pimpinan Tinggi dihitung

    berdasarkan nilai rata-rata dari capaian kerja staf atau

    pejabat yang merupakan bawahan langsungnya.

    Pasal 11

    (1) Setiap pegawai wajib membuat laporan harian (log book)

    pelaksanaan tugas jabatan dan melaporkan setiap akhir

    minggu dalam bulan yang berjalan kepada atasan

    langsungnya menggunakan contoh format 1b sebagaimana

    tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    (2) Laporan harian pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1), digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh atasan

    langsung dalam melakukan penilaian capaian kerja

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) pada akhir

    bulan yang berjalan.

    (3) Penghitungan nilai Capaian Kerja sebagaimana dimaksud

    pada ayat (2) menggunakan contoh format 1a sebagaimana

    tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Menteri ini

    (4) Penghitungan nilai Capaian Kerja bagi Pejabat Pengawas,

    Pejabat Administrator, dan Pejabat Pimpinan Tinggi

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (5) menggunakan

    contoh format 1c sebagaimana tercantum dalam Lampiran III

    yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

    Menteri ini.

    (5) Capaian kerja bagi pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat

    (3) dan Pejabat Pengawas, Pejabat Administrator, serta

    Pejabat Pimpinan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

    dituangkan dalam rekapitulasi capaian kerja menggunakan

    contoh format 1d sebagaimana tercantum Lampiran III yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

    ini.

  • - 9 -

    Paragraf 2

    Komponen Kehadiran

    Pasal 12

    (1) Kehadiran dihitung berdasarkan:

    a. hari dan jam kerja di dalam satuan organisasi; dan/atau

    b. hari penugasan di luar satuan organisasi.

    (2) Hari kerja di lingkungan Kementerian sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) huruf a selama 5 (lima) hari kerja dalam satu

    minggu dengan jumlah jam kerja setiap hari sekurang-

    kurangnya 7,5 (tujuh koma lima) jam dan satu minggu

    sekurang-kurangnya 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam.

    (3) Hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    sebagai berikut:

    a. Senin sampai dengan Kamis Pukul 07.30 - 16.00

    waktu istirahat Pukul 12.00 - 13.00

    b. Jumat Pukul 07.30 - 16.30

    waktu istirahat Pukul 11.30 - 13.00

    Pasal 13

    (1) Ketentuan hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 12 ayat (3) tidak berlaku untuk hari libur nasional dan

    cuti bersama yang ditetapkan oleh Pemerintah.

    (2) Hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

    ayat (3) bagi pegawai yang sedang menjalani:

    a. pendidikan dan pelatihan, dan

    b. tugas belajar.

    Disesuaikan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut yang

    dibuktikan dengan Surat Keterangan dari institusi tempat

    kegiatan tersebut diselenggarakan.

    Pasal 14

    (1) Setiap Pegawai wajib masuk kerja dan menaati ketentuan jam

    kerja sesuai ketentuan hari dan jam kerja.

    (2) Untuk membuktikan kehadiran sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) setiap pegawai wajib melakukan rekam kehadiran sistem

    elektronik pada setiap kehadiran di tempat kerja dalam unit

    organisasi atau satuan kerja masing-masing.

  • - 10 -

    (3) Rekam kehadiran sistem elektronik sebagaimana dimaksud

    pada ayat (2) dapat dilakukan secara manual jika:

    a. perangkat dan/atau rekam kehadiran sistem elektronik

    sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengalami

    kerusakan/tidak berfungsi;

    b. Pegawai belum terdaftar dalam rekam kehadiran sistem

    elektronik;

    c. dimensi anggota tubuh (sidik jari, telapak tangan, atau yang

    semacamnya) tidak terbaca dalam rekam kehadiran sistem

    elektronik;

    d. terjadi keadaan kahar (force majeure) berupa bencana alam

    dan/atau kerusuhan sehingga suatu kegiatan tidak dapat

    dilakukan sebagaimana mestinya; dan/atau

    e. lokasi kerja tidak memungkinkan untuk disediakan rekam

    kehadiran sistem elektronik.

    Pasal 15

    (1) Setiap Pegawai wajib melakukan rekam kehadiran sistem

    elektronik pada waktu kedatangan kerja sesuai dengan

    ketentuan jam kerja.

    (2) Pegawai dapat diberikan toleransi waktu kedatangan masuk

    kerja dengan kewajiban penggantian waktu setelah jam

    kepulangan kerja dalam hari yang sama.

    (3) Toleransi waktu kedatangan masuk kerja sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) untuk paling lama adalah 30 (tiga

    puluh) menit dari waktu yang ditentukan untuk kedatangan

    masuk kerja.

    (4) Pegawai yang tidak melaksanakan kewajiban penggantian waktu

    kerja setelah waktu kepulangan kerja dikenai pengurangan

    Tunjangan Kinerja Pegawai sesuai dengan ketentuan dalam

    Peraturan Menteri ini.

    Pasal 16

    (1) Toleransi waktu kedatangan masuk kerja sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) tidak berlaku bagi Pegawai

    yang terlambat masuk kerja di atas 30 (tiga puluh) menit.

    (2) Terhadap Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai

    pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai sesuai dengan

    ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

  • - 11 -

    Pasal 17 (1) Setiap Pegawai wajib melakukan rekam kehadiran sistem

    elektronik pada waktu kepulangan kerja sesuai dengan

    ketentuan jam kerja.

    (2) Pegawai yang tidak melakukan rekam kehadiran sistem

    elektronik pada waktu kepulangan kerja dikenakan

    pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai sesuai dengan

    ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

    (3) Pegawai yang pulang lebih cepat dari waktu kepulangan kerja

    dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai sesuai

    dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

    Pasal 18

    (1) Pegawai yang mendapat penugasan di luar unit organisasi atau

    satuan kerja dalam jam kerja dan/atau di luar jam kerja

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b wajib

    hadir dan melaksanakan tugas pada tempat sesuai penugasan.

    (2) Penugasan di luar unit organisasi atau satuan kerja

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

    a. koordinasi dengan instansi luar;

    b. konsultasi, mediasi, negosiasi dan tugas-tugas nonlitigasi;

    c. sosialisasi;

    d. supervisi;

    e. peliputan;

    f. mengikuti persidangan;

    g. pendidikan dan pelatihan;

    h. rapat, seminar, ceramah, workshop;

    i. menjadi narasumber;

    j. penelitian; dan/atau

    k. tugas kedinasan lainnya.

    (3) Pegawai yang melaksanakan penugasan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2) dikecualikan dari ketentuan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), Pasal 15 ayat

    (1), dan Pasal 17 ayat (1).

    (4) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    dibuktikan dengan surat tugas dari atasan yang berwenang.

  • - 12 -

    Pasal 19

    (1) Pegawai yang mendapat tugas jaga atau tugas tertentu lainnya

    yang pelaksanaannya diatur dengan sistem piket yang

    ditetapkan oleh pimpinan unit organisasi atau satuan kerja

    dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 12 ayat (2), Pasal 15 ayat (1) dan Pasal 17 ayat (1)

    sepanjang jumlah jam kumulatif pelaksanaan tugas pekerjaan

    tidak kurang dari 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam

    perminggu.

    (2) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

    a. Juru pelihara;

    b. Polisi khusus cagar budaya;

    c. Petugas keamanan; dan

    d. Tugas lain yang sejenis.

    Pasal 20

    (1) Pegawai yang melaksanakan kerja lembur atas perintah atasan

    (paling rendah pejabat administrator) atau mengikuti rapat

    pimpinan setelah waktu kepulangan kerja paling sedikit pukul

    22.00 (dua puluh dua) waktu setempat diberikan dispensasi

    kedatangan masuk kerja untuk keesokan harinya sepanjang

    tetap datang dan masuk kerja.

    (2) Dispensasi waktu kedatangan bagi Pegawai sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan sampai dengan paling

    lama 60 (enam puluh) menit dari waktu yang ditentukan untuk

    waktu kedatangan masuk kerja.

    (3) Kegiatan melaksanakan kerja lembur sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dibuktikan dengan surat tugas dari atasan yang

    berwenang.

    (4) Mengikuti kegiatan rapat sebagaimana tersebut pada ayat (1)

    dibuktikan dengan surat undangan rapat atau daftar presensi

    rapat.

    Pasal 21

    Pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai dari komponen kehadiran

    dikenai terhadap Pegawai yang tanpa alasan yang sah:

    a. tidak masuk kerja;

    b. terlambat masuk kerja dan tidak melakukan kewajiban

    penggantian jam kerja pada waktu kepulangan kerja;

  • - 13 -

    c. terlambat masuk kerja tanpa kewajiban melakukan penggantian

    jam kerja setelah waktu kepulangan kerja;

    d. pulang lebih cepat dari waktu kepulangan kerja;

    e. tidak berada di tempat kerja;

    f. tidak melakukan rekam kehadiran sistem elektronik pada waktu

    kedatangan kerja dan/atau pada waktu kepulangan kerja;

    Pasal 22

    (1) Pegawai dinyatakan tidak melanggar ketentuan jam kerja

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) apabila yang

    bersangkutan dapat membuktikan dokumen berupa:

    a. surat keterangan atasan langsung bagi Pegawai yang tidak

    berada di tempat kerja tanpa alasan yang sah;

    b. surat permohonan izin;

    c. surat keterangan penugasan;

    d. surat keterangan bagi Pegawai yang lupa melakukan rekam

    kehadiran sistem elektronik pada waktu kedatangan kerja;

    e. surat pernyataan atasan langsung bagi Pegawai yang lupa

    melakukan rekam kehadiran sistem elektronikpada waktu

    kepulangan kerja;

    f. surat izin keluar kantor pada jam kerja;

    (2) Surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan

    kepada pejabat yang menangani daftar hadir paling lambat 5

    (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal terjadinya

    ketidakhadiran, keterlambatan masuk kerja, pulang lebih cepat

    dari waktu kepulangan kerja, tidak berada di tempat

    kerja/tugas, dan/atau tidak melakukan rekam kehadiran sistem

    elektronik.

    (3) Surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang disampaikan

    lebih dari 5 (lima) hari kerja dinyatakan tidak berlaku.

    (4) Format surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana

    tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian yang

    tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    Pasal 23

    Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 21 huruf a dikenai pengurangan Tunjangan

    Kinerja Pegawai sebesar 3% (tiga persen) per hari.

  • - 14 -

    Pasal 24

    Pegawai terlambat masuk kerja dan tidak melakukan kewajiban

    penggantian jam kerja pada waktu kepulangan kerja selama 30 (tiga

    puluh) menit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b dikenai

    pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai sebesar 0,5 (nol koma lima

    persen).

    Pasal 25

    Pegawai terlambat masuk kerja tanpa kewajiban melakukan

    penggantian jam kerja setelah waktu kepulangan kerja sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 21 huruf c, apabila:

    a. terlambat masuk kerja dalam rentang waktu 31 (tiga puluh satu)

    sampai dengan 60 (enam puluh) menit dikenai pengurangan

    Tunjangan Kinerja Pegawai sebesar 1% (satu persen) perhari.

    b. terlambat masuk kerja dalam rentang waktu 61 (enam puluh

    satu) sampai dengan 90 (sembilan puluh) menit dikenai

    pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai sebesar 1,5% (satu

    koma lima persen) perhari.

    c. terlambat masuk kerja dalam rentang waktu 91 (sembilan puluh

    satu) sampai dengan maksimal 120 (seratus dua puluh) menit,

    dikenai pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai sebesar 2% (dua

    persen) perhari sepanjang tetap masuk kerja dalam hari yang

    bersangkutan.

    d. terlambat masuk kerja di atas 121 (seratus dua puluh satu)

    menit, dikenai pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai sebesar

    3% (tiga persen) perhari.

    Pasal 26

    Pegawai yang tanpa alasan sah pulang lebih cepat dari waktu yang

    ditentukan untuk kepulangan kerja sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 21 huruf d, dikenai Pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai:

    a. sebesar 0,5% (nol koma lima persen) perhari apabila pulang lebih

    cepat dalam rentang waktu 1 (satu) sampai dengan 30 (tiga

    puluh) menit.

    b. sebesar 1% (satu persen) perhari apabila pulang lebih cepat

    dalam rentang waktu 31 ( tiga puluh satu) sampai dengan 60

    (enam puluh) menit.

    c. sebesar 1,5% (satu koma lima persen) perhari apabila pulang

    lebih cepat dalam rentang waktu 61 (enam puluh satu) sampai

    dengan 90 (sembilan puluh) menit.

  • - 15 -

    d. sebesar 2% (dua persen) perhari apabila pulang lebih cepat dalam

    rentang waktu 91 (sembilan puluh satu) sampai dengan 120

    (seratus dua puluh) menit.

    e. sebesar 3% (tiga persen) perhari apabila pulang lebih cepat di atas

    121 (seratus dua puluh satu) menit.

    Pasal 27

    Pegawai yang tidak melaksanakan kewajiban penggantian jam kerja

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 atau terlambat masuk kerja

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, serta waktu pulang kerja

    lebih cepat dari waktu yang ditentukan untuk kepulangan kerja

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, apabila jumlah jam tersebut

    dikumulatifkan mencapai 7,5 (tujuh koma lima) jam dalam 1 (satu)

    bulan dihitung sebagai 1 (satu) hari tidak masuk kerja dan dikenai

    tambahan pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai sebesar 3% (tiga

    persen) dan untuk setiap kelipatannya.

    Pasal 28

    (1) Pegawai yang tidak berada di tempat kerja dalam jam kerja tanpa

    alasan yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf e,

    dikenai pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai:

    a. sebesar 0,5% (nol koma lima persen) perhari apabila

    ketidakberadaan di tempat kerja dalam rentang waktu

    sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) menit.

    b. sebesar 1% (satu persen) perhari apabila ketidakberadaan di

    tempat kerja dalam rentang waktu 31 (tiga puluh satu) sampai

    dengan 60 (enam puluh) menit.

    c. sebesar 1,5% (satu koma lima persen) perhari apabila

    ketidakberadaan di tempat kerja dalam rentang waktu 61

    (enam puluh satu) sampai dengan 90 (sembilan puluh) menit.

    d. sebesar 2% (dua persen) perhari apabila ketidakberadaan di

    tempat kerja dalam rentang waktu 91 ( sembilan puluh satu)

    sampai dengan 120 (seratus dua puluh) menit.

    e. sebesar 3% (tiga persen) perhari apabila ketidakberadaan di

    tempat kerja di atas 121 (seratus dua puluh satu) menit.

    (2) Terhadap Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila

    jam ketidakberadaan ditempat kerja tanpa alasan yang sah

    dikumulatifkan mencapai 7,5 (tujuh koma lima) jam dalam 1

    (satu) bulan dihitung sebagai 1 (satu) hari tidak masuk kerja dan

  • - 16 -

    dikenai tambahan pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai

    sebesar 3% (tiga persen) dan untuk setiap kelipatannya.

    Pasal 29

    (1) Pegawai yang tidak melakukan rekam kehadiran sistem

    elektronik pada waktu kedatangan kerja tanpa alasan yang sah

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf f, dikenai

    pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai sebesar 1,5% (satu

    koma lima persen) untuk setiap kali kejadian.

    (2) Pegawai yang tidak melakukan rekam kehadiran sistem

    elektronik pada waktu kepulangan kerja tanpa alasan yang sah

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf f, dikenai

    pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai sebesar 1,5% (satu

    koma lima persen) untuk setiap kali kejadian.

    (3) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

    apabila tidak melakukan rekam kehadiran sistem elektronik

    pada waktu kedatangan dan kepulangan kerja dikenai

    pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai sebesar 3% (tiga

    persen) untuk setiap kali kejadian.

    Pasal 30

    (1) Persentase pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24,

    Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27 dan Pasal 28 dalam 1 (satu) bulan

    paling tinggi tidak melebihi bobot persentase dari komponen

    kehadiran yaitu 40% (empat puluh persen).

    (2) Penghitungan pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai dari

    komponen kehadiran dihitung berdasarkan total persentase

    hasil pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai dikalikan

    dengan hasil perhitungan bobot kehadiran dengan besarnya

    Tunjangan Kinerja Pegawai.

    (3) Untuk penghitungan komponen kehadiran sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2) menggunakan Formula Penghitungan

    sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan

    bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

  • - 17 -

    Pasal 31

    (1) Setiap pimpinan unit organisasi atau satuan kerja menunjuk

    pejabat yang bertanggung jawab mengelola sistem rekam

    kehadiran elektronik pada unit organisasi atau satuan kerja

    yang bersangkutan.

    (2) Pejabat yang bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) adalah:

    a. Pejabat Administrator yang menangani bidang kepegawaian

    pada tingkat unit organisasi.

    b. Pejabat Pengawas yang menangani bidang kepegawaian pada

    tingkat satuan kerja.

    (3) Pejabat yang bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2) menugaskan pegawai untuk mengelola rekam

    kehadiran sistem elektronik.

    (4) Pejabat yang bertanggung jawab mengelola rekam kehadiran

    sistem elektronik pada setiap akhir bulan menyampaikan

    rekapitulasi kehadiran pegawai kepada pimpinan unit

    organisasi atau satuan kerja dan atasan langsung Pegawai.

    (5) Atasan langsung berdasarkan rekapitulasi kehadiran

    sebagaimana dimaksud pada ayat (4), menghitung

    pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai dari komponen

    kehadiran menggunakan contoh format 1e Lampiran III yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

    ini.

    (6) Berdasarkan penghitungan pengurangan Tunjangan Kinerja

    Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (5), atasan langsung

    membuat rekapitulasi pengurangan Tunjangan Kinerja

    Pegawai dari komponen kehadiran menggunakan contoh

    format 1f Lampiran III yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    Pasal 32

    Penghitungan rincian pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai dari

    Komponen kehadiran dan capaian kerja setiap bulan

    menggunakan contoh format 1g Lampiran III yang merupakan

    bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

  • - 18 -

    Bagian Kedua

    Pemotongan Tunjangan Kinerja Pegawai

    Pasal 33

    (1) Pemotongan Tunjangan Kinerja Pegawai dikenai kepada

    Pegawai apabila pada akhir tahun penilaian prestasi kerja

    memperoleh nilai dengan sebutan Cukup, Kurang, dan Buruk.

    (2) Pemotongan Tunjangan Kinerja Pegawai sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) berlaku selama-lamanya 1 (satu) tahun

    mulai awal tahun periode pelaksanaan pekerjaan Pegawai

    tahun berikutnya.

    Pasal 34

    (1) Persentase pemotongan Tunjangan Kinerja Pegawai

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) adalah:

    a. 25% (dua puluh lima persen) apabila pada akhir tahun

    penilaian prestasi kerja memperoleh nilai dengan sebutan

    Cukup,

    b. 50% (lima puluh persen) apabila pada akhir tahun

    penilaian prestasi kerja memperoleh nilai dengan sebutan

    Kurang, dan

    c. 75% (tujuh puluh lima persen) apabila pada akhir tahun

    penilaian prestasi kerja memperoleh nilai dengan sebutan

    Buruk.

    (2) Pemotongan Tunjangan Kinerja Pegawai sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dihitung dari perkalian besarnya

    persentase pemotongan dengan Tunjangan Kinerja Pegawai

    yang seharusnya diterima.

    Pasal 35

    Pegawai yang dikenai pemotongan Tunjangan Kinerja Pegawai

    selama dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1), apabila berdasarkan

    hasil evaluasi kinerja Pegawai tengah tahunan yang dilakukan

    pada akhir bulan Juni tahun berjalan memperoleh nilai dengan

    sebutan Baik atau Sangat Baik, tunjangan kinerjanya dapat

    dibayarkan kembali sebesar yang diterima pada tahun sebelumnya

    mulai bulan Juli tahun berjalan.

  • - 19 -

    Bagian Ketiga

    Penambahan Tunjangan Kinerja Pegawai

    Pasal 36

    (1) Pegawai yang mendapatkan nilai prestasi kerja pada akhir

    tahun dengan sebutan Sangat Baik untuk semua komponen,

    maka pada tahun berikutnya diberikan penambahan

    Tunjangan Kinerja Pegawai paling tinggi 50% (lima puluh

    persen) dari selisih Tunjangan Kinerja Pegawai antara kelas

    jabatan 1 (satu) tingkat di atas kelas jabatannya dengan

    Tunjangan Kinerja Pegawai yang diterimanya.

    (2) Penambahan Tunjangan Kinerja Pegawai sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) diambil dari pengurangan dan

    pemotongan Tunjangan Kinerja Pegawai:

    a. yang mendapat nilai prestasi kerja dengan sebutan Cukup,

    Kurang maupun Buruk;

    b. yang tidak masuk kerja;

    c. yang terlambat masuk kerja;

    d. yang pulang lebih cepat dari waktu kepulangan kerja;

    e. yang tidak berada di tempat kerja; dan

    f. yang tidak melakukan rekam kehadiran sistem elektronik

    pada waktu kedatangan kerja dan/atau pada waktu

    kepulangan kerja.

    BAB III

    TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

    BAGI PEGAWAI YANG MENJALANI MUTASI JABATAN

    DAN MENJALANI CUTI

    Pasal 37

    (1) Pegawai yang menjalani mutasi jabatan dan masuk kerja

    dalam jabatan yang baru, maka Tunjangan Kinerja Pegawai

    pada bulan ke N dan N+1, dibayarkan sesuai dengan hasil

    penghitungan capaian kinerja dari jabatan yang lama.

    (2) Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai pada jabatan yang baru

    penghitungannya dilaksanakan dengan berpedoman pada

    Peraturan Menteri ini, setelah yang bersangkutan membuat

    Sasaran Kerja Pegawai pada jabatan yang baru.

  • - 20 -

    Pasal 38

    (1) Tunjangan Kinerja Pegawai bagi Pegawai yang menjalankan cuti

    tahunan, cuti melahirkan, dan cuti karena alasan penting

    dibayarkan sebesar 100% (seratus persen).

    (2) Pegawai yang menjalankan cuti besar pembayaran Tunjangan

    Kinerja Pegawainya diatur sebagai berikut:

    a. apabila dilaksanakan dalam rentang waktu 2 (dua) sampai

    dengan 3 (tiga) bulan dibayarkan sebesar 40% (empat puluh

    persen).

    b. apabila kurang dari 2 (dua) bulan dibayarkan sebesar 100%

    (seratus persen).

    (3) Pegawai yang menjalani cuti sakit pembayaran Tunjangan Kinerja

    Pegawainya diatur sebagai berikut :

    a. dalam rentang waktu 3 (tiga) sampai dengan 14 (empat belas)

    hari dan kemudian diperpanjang paling lama 1 (satu) bulan

    dibayarkan sebesar 100%.

    b. dalam rentang waktu diatas 1 (satu) bulan dan diperpanjang

    terus setiap bulan sampai dengan 6 (enam) bulan dibayarkan

    sebesar 40% (empat puluh persen).

    c. dalam rentang waktu diatas 6 (enam) bulansampai dengan 1

    (satu) tahun dan kemudian diperpanjang terus setiap bulan

    sampai dengan paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan

    tunjangan kinerjanya tidak dibayarkan.

    (4) Pegawai yang sakit lebih dari 3 (tiga) hari kerja tanpa

    melampirkan Surat Keterangan Dokter Rumah Sakit/Pusat

    Kesehatan Masyarakat dan/atau alasan sah lainnya dan oleh

    karena itu tidak memperoleh cuti sakit dikenai pengurangan

    Tunjangan Kinerja Pegawai sebesar 3% (tiga persen) per hari.

    BAB IV

    PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

    Pasal 39

    (1) Tunjangan Kinerja Pegawai dibayarkan berdasarkan capaian

    kinerja setiap bulannya (bulan ke N) yang penghitungannya

    dilakukan pada bulan berikutnya (bulan ke N+1), dan dibayarkan

    paling lambat pada minggu ketiga bulan ke N+1.

    (2) Capaian kinerja setiap bulan ditetapkan oleh atasan langsung

    pegawai yang bersangkutan.

  • - 21 -

    Pasal 40

    Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai dilaksanakan dengan

    mekanisme sebagai berikut:

    a. Pegawai yang mengelola rekam kehadiran sistem elektronik

    masing-masing satuan kerja menyiapkan rekapitulasi kehadiran

    Pegawai setiap akhir bulan, dan menyampaikan kepada Pejabat

    yang bertanggung jawab dalam urusan kepegawaian dan

    tembusan kepada setiap atasan langsung Pegawai di lingkungan

    satuan kerjanya pada hari kerja ke-1 (kesatu) setiap bulan

    berikutnya.

    b. setiap atasan langsung melakukan penghitungan persentase

    pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai dari komponen Capaian

    kerja dan Kehadiran dalam bentuk rekapitulasi, dan hasilnya

    disampaikan secara hierarkis kepada pejabat pengelola

    kepegawaian di lingkungan satuan kerjanya paling lambat pada

    hari kerja ke-3 (ketiga) setiap bulan berikutnya dengan

    menggunakan contoh format 1g Lampiran III yang merupakan

    bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    c. Pejabat yang bertanggung jawab di bidang kepegawaian

    menyiapkan dan menyampaikan rekapitulasi penghitungan

    besaran usulan pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai kepada

    pimpinan satuan kerja selambat-lambatnya pada hari kerja ke-5

    (kelima) setiap bulan berikutnya.

    d. Pimpinan satuan kerja mengesahkan usulan pemberian

    Tunjangan Kinerja Pegawai dan menyampaikan secara hierarkies

    kepada pimpinan unit organisasi paling lambat pada hari kerja

    ke-7 (ketujuh) setiap bulan berikutnya.

    e. Pimpinan unit organisasi menyampaikan usulan pemberian

    Tunjangan Kinerja Pegawai ke Sekretaris Jenderal Kementerian

    paling lambat hari kerja ke-10 (kesepuluh) setiap bulan

    berikutnya.

    Pasal 41

    (1) Sekretaris Jenderal Kementerian bertanggung jawab atas

    penyediaan dan pendistribusian anggaran Tunjangan Kinerja

    Pegawai di lingkungan Kementerian.

    (2) Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pengajuan permintaan

    pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai diatur dalam Surat

    Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian.

  • - 22 -

    BAB V

    KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 42

    (1) Nama Jabatan dan Kelas Jabatan Pegawai yang telah

    ditetapkan masih tetap berlaku sepanjang belum dilakukan

    perubahan sesuai ketentuan yang berlaku.

    (2) Besaran Tunjangan Kinerja Pegawai yang telah ditetapkan

    pada Kelas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    ditetapkan kembali oleh pejabat yang berwenang menetapkan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2).

    (3) Besaran Tunjangan Kinerja Pegawai sebagaimana dimaksud

    pada ayat (2) ditetapkan pembayarannya terhitung mulai bulan

    November Tahun 2015.

    (4) Penetapan kembali besaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada

    ayat (2) menggunakan contoh format Surat Keputusan 2 pada

    Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

    Peraturan Menteri ini.

    Pasal 43

    Mekanisme pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilaksanakan

    berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan

    Kebudayaan Nomor 107 Tahun 2013 tentang Tunjangan Kinerja

    Pegawai Di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    sejak bulan November 2015 sampai dengan Peraturan Menteri ini

    diundangkan.

    BAB VI

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 44

    Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri

    Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 107 Tahun 2013 tentang

    Tunjangan Kinerja bagi Pegawai di lingkungan Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia

    Tahun 2013 Nomor 1496) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

  • - 23 -

    Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TTD. Aris Soviyani NIP 196112071986031001

    Pasal 45

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

    peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

    Republik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal 27 April 2016

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    TTD.

    ANIES BASWEDAN

    Diundangkan di Jakarta

    pada tanggal 2 Mei 2016

    DIREKTUR JENDERAL

    PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

    KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    REPUBLIK INDONESIA,

    TTD.

    WIDODO EKATJAHJANA

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 675

  • 1

    Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TTD. Aris Soviyani NIP 196112071986031001

    SALINAN

    LAMPIRAN I

    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 14 TAHUN 2016

    KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN

    DAN KEBUDAYAAN

    BESARAN TUNJANGAN KINERJA

    NO KELAS

    JABATAN

    TUNJANGAN KINERJA PERKELAS

    JABATAN

    1 17 Rp26.324.000,00

    2 16 Rp20.695.000,00

    3 15 Rp14.721.000,00

    4 14 Rp11.670.000,00

    5 13 Rp8.562.000,00

    6 12 Rp7.271.000,00

    7 11 Rp5.183.000,00

    8 10 Rp4.551.000,00

    9 9 Rp3.781.000,00

    10 8 Rp3.319.000,00

    11 7 Rp2.928.000,00

    12 6 Rp2.702.000,00

    13 5 Rp2.493.000,00

    14 4 Rp2.350.000,00

    15 3 Rp2.216.000,00

    16 2 Rp2.089.000,00

    17 1 Rp1.968.000,00

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    REPUBLIK INDONESIA

    TTD.

    ANIES BASWEDAN

  • 2

    SALINAN

    LAMPIRAN II

    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

    KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 14 TAHUN 2016

    TENTANG KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN

    PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

    DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN

    DAN KEBUDAYAAN

    FORMULA PENGHITUNGAN

    1. KOMPONEN CAPAIAN KERJA

    a. Menetapkan target kerja (target output)

    Keterangan:

    - TO = target output setiap bulan

    - P = urutan bulan ditulis dengan angka mulai dari 1 sampai

    dengan 12 (contoh Januari = 1, Februari = 2 dan

    seterusnya)

    - TW = Target waktu diambil dari target waktu yang ditentukan

    dalam SKP

    - TK = Target kuantitas diambil dari target kuantitas yang

    ditentukan dalam SKP

    Untuk jabatan fungsional dapat juga mengunakan formula:

    Keterangan:

    - TO = targat output (angka kredit) setiap bulan

    - NA = nilai angka kredit per butir kegiatan

    - P = urutan bulan ditulis dengan angka mulai dari 1 sampai

    dengan 12 (contoh Januari=1, Februari= 2, dan seterusnya)

    - TW = Target waktu diambil dari target waktu yang ditentukan

    dalam SKP

    - TK = Target kuantitas diambil dari target kuantitas yang

    ditentukan dalam SKP

    Menghitung nilai realisasi capaian target kerja (output)

    Keterangan:

    RCO = nilai realisasi capaian target kerja

    RO = realisasi ouput

    TO = target output

  • 3

    b. Menghitung nilai realisasi capaian target kualitas (mutu)

    Keterangan:

    RKw = nilai realisasi capaian target kualitas

    RK = realisasi kualitas

    TK = target kualitas

    c. Menghitung nilai Capaian Kerja per kegiatan

    Keterangan :

    CK = capaian kerja setiap bulan

    RCO = realisasi capaian output

    RKw = realisasi capaian kualitas

    d. Menghitung Nilai Capaian Kerja seluruh kegiatan

    e. Menghitung besaran tunjangan kinerja dari komponen capaian kerja

    Keterangan:

    X1 = Besarnya Tunjangan Kinerja Pegawai dari komponen Capaian

    Kerja

    n = nilai Tunjangan Kinerja Pegawai per kelas jabatan

    r = nilai capaian kerja per bulan dengan ketentuan apabila r ≥76

    dikonstankan menjadi 100

    2. KOMPONEN KEHADIRAN

    a. Menghitung jumlah persentase pengurangan kehadiran

    = y1 + y2 + ...y10

    Keterangan:

    = jumlah persentase pengurangan kehadiran

    y1 = jumlah persentase tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah y2 = jumlah persentase terlambat masuk kerja tanpa melakukan

    kewajiban penggantian jam kerja pada waktu kepulangan kerja

  • 4

    y3 = jumlah persentase terlambat masuk kerja tanpa wajib melakukan penggantian jam kerja pada waktu kepulangan

    kerja y4 = jumlah persentase pulang lebih cepat dari waktu kepulangan

    kerja

    y5 = jumlah persentase tidak berada di tempat kerja tanpa alasan yang sah

    y6 = jumlah persentase ketidakberadaan di tempat kerja tanpa

    alasan yang sah apabila dikumulatifkan mencapai 7,5 (tujuh koma lima) jam dalam 1 (satu) bulan dihitung sebagai 1

    (satu) hari tidak masuk kerja y7 = jumlah persentase tidak melaksanakan kewajiban

    penggantian jam kerja, atau terlambat masuk kerja serta

    waktu pulang kerja lebih cepat dari waktu ditentukan apabila dikumulatifkan mencapai 7,5 (tujuh koma lima) jam dalam 1 (satu) bulan dihitung sebagai 1 (satu) hari tidak

    masuk kerja y8 = jumlah persentase tidak melakukan rekam kehadiran sistem

    elektronik pada waktu kedatangan kerja tanpa alasan yang sah

    y9 = jumlah persentase tidak melakukan rekam kehadiran sistem

    elektronik pada waktu kepulangan kerja kerja tanpa alasan yang sah

    y10 = jumlah persentase tidak melakukan rekam kehadiran sistem elektronik pada waktu kedatangan dan kepulangan kerja tanpa alasan yang sah

    b. Menghitung besaran Tunjangan Kinerja Pegawai dari Komponen

    Kehadiran

    Keterangan:

    X2 = Besarnya Tunjangan Kinerja Pegawai dari komponen

    kehadiran

    n = nilai Tunjangan Kinerja Pegawai per kelas jabatan

    Σy = Jumlah persentase pengurangan

    3. BESARAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI YANG DIBAYARKAN

    atau

    Keterangan:

    X = besaran Tunjangan Kinerja Pegawai per bulan

    X1 = besarnya Tunjangan Kinerja Pegawai dari nilai capaian kerja per

    bulan

  • 5

    Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TTD. Aris Soviyani NIP 196112071986031001

    X2 = besarnya Tunjangan Kinerja Pegawai dari komponen kehadiran per

    bulan

    Σy = jumlah persentase pengurangandari komponen kehadiran

    r = nilai capaian kerja per bulan dengan ketentuan r ≥76 dikonstankan

    menjadi 100

    n = nilai Tunjangan Kinerja Pegawai per kelas jabatan

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    REPUBLIK INDONESIA

    TTD.

    ANIES BASWEDAN

  • 6

    SALINAN

    LAMPIRAN III

    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

    KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 14 TAHUN 2016

    TENTANG KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN

    PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN

    DAN KEBUDAYAAN

    Contoh 1a

    PENILAIAN CAPAIAN KERJA

    BULAN:

    Atasan Langsung,

    NIP ..........

    NAMA

    NIP

    JABATAN

    UNIT KERJA

    NO. I. KEGIATAN

    TUGAS JABATAN AK

    TARGET

    AK

    REALISASI

    PENGHI- TUNGAN

    NILAI

    CAPAIAN

    KERJA Kuantitas/

    Output Kualitas/

    Mutu

    Kuantitas/

    Output

    Kualitas/

    Mutu

    1 2 3 4

    5

    5 6 7

    10

    8 9 10

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    dst.

    NILAI CAPAIAN KERJA

  • 7

    Contoh 1b

    FORMAT LAPORAN HARIAN

    HARI/TANGGAL

    NAMA

    NIP

    JABATAN

    UNIT KERJA

    NO KEGIATAN TUGAS JABATAN

    URAIAN KETERANGAN

    OUTPUT KUANTITAS

    Pegawai yang bersangkutan

    NIP.......................................

  • 8

    Contoh 1c

    LEMBAR PENGHITUNGAN PENGURANGAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

    DARI KOMPONEN CAPAIAN KERJA SETIAP BULAN BAGI PEJABAT

    PENGAWAS, PEJABAT ADMINISTRATOR DAN PEJABAT PIMPINAN TINGGI

    BULAN .....

    Pejabat Penilai,

    NIP......

    IDENTITAS PEGAWAI

    NAMA

    NIP

    JABATAN

    KELAS JABATAN

    UNIT KERJA

    NO NAMA BAWAHAN NILAI CAPAIAN KERJA BAWAHAN NILAI CAPAIAN KERJA

    (NILAI RATA-RATA CAPAIAN

    KERJA BAWAHAN)

    JUMLAH

  • 9

    Contoh 1d

    LEMBAR REKAPITULASI PENGHITUNGAN CAPAIAN KERJA

    BULAN....

    Subbagian/Seksi

    Bagian/Subdirektorat

    Unit Kerja/Satuan Kerja

    Unit Organisasi

    No. Nama NIP Nilai Capaian Kerja

    Pimpinan Satuan Kerja,

    NIP ...

  • 10

    Contoh 1e

    LEMBAR PENGHITUNGAN PENGURANGAN TUNJANGAN KINERJA DARI

    KOMPONEN KEHADIRAN

    BULAN …..

    IDENTITAS PNS

    NAMA

    NIP

    KELAS JABATAN

    UNIT KERJA

    PENGHITUNGAN

    KOMPONEN KEHADIRAN

    RENTANG WAKTU

    PERSENTASE

    PENGURANGAN FREKUENSI

    JUMLAH PERSENTASE

    (c x d)

    a b c d e

    1. tidak masuk

    kerja tanpa

    alasan yang sah

    3%

    2. terlambat masuk

    kerja dan tidak

    melakukan

    kewajiban

    penggantian jam

    kerja pada

    waktu

    kepulangan

    kerja

    1-30

    menit

    1%

    3. terlambat masuk

    kerja tanpa

    kewajiban

    melakukan

    penggantian jam

    kerja setelah

    waktu

    kepulangan

    kerja

    31 – 60

    menit

    1%

    61 – 90

    menit

    1,5%

    91 - 120

    menit

    2,5%

    >120

    menit

    3%

    4. Pulang lebih

    cepat dari waktu

    kepulangan

    kerja

    1 – 30

    menit

    0,5%

    31 - 60

    menit

    1%

    61 – 90

    menit

    1,5%

  • 11

    91 – 120

    menit

    2%

    > 120

    menit

    3%

    5. tidak berada di

    tempat kerja

    tanpa alasan

    yang sah

    120

    menit

    3%

    6. ketidakberadaan

    ditempat kerja

    tanpa alasan

    yang sah

    dikumulatifkan

    mencapai 7,5

    (tujuh koma

    lima) jam dalam

    1 (satu) bulan

    dihitung sebagai

    1 (satu) hari

    tidak masuk

    kerja

    3%

    7. tidak

    melaksanakan

    kewajiban

    penggantian jam

    kerja atau

    terlambat masuk

    kerja, serta

    waktu pulang

    kerja lebih cepat

    dari waktu yang

    ditentukan

    untuk

    kepulangan

    kerja

    dikumulatifkan

    mencapai 7,5

    (tujuh koma

    lima) jam dalam

    1 (satu) bulan

    dihitung sebagai

    3%

  • 12

    1 (satu) hari

    tidak masuk

    kerja

    8. tidak melakukan

    rekam kehadiran

    sistem elektronik

    pada waktu

    kedatangan

    kerja tanpa

    alasan yang sah

    1,5%

    9. tidak melakukan

    rekam kehadiran

    sistem elektronik

    pada waktu

    kepulangan

    kerja tanpa

    alasan yang sah

    1,5%

    10. tidak melakukan

    rekam kehadiran

    sistem elektronik

    pada waktu

    kedatangan dan

    kepulangan

    kerja tanpa

    alasan yang sah

    3%

    Jumlah

    Persentase

    (Σy)

    Atasan langsung,

    NIP ……

  • 13

    Contoh 1f

    LEMBAR REKAPITULASI PENGHITUNGAN PENGURANGAN TUNJANGAN

    KINERJA PEGAWAI DARI KOMPONEN KEHADIRAN

    BULAN....

    Subbagian/Seksi

    Bagian/Subdirektorat

    Unit Kerja/Satuan Kerja

    Unit Organisasi

    No. Nama NIP Total Pengurangan

    Atasan langsung,

    NIP ……

  • 14

    Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TTD. Aris Soviyani NIP 196112071986031001

    Contoh 1g

    REKAPITULASI PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

    No Nama NIP Jabatan

    Tunjangan

    Kinerja

    per kelas

    jabatan (n)

    Persentase kumulatif

    berdasarkan komponen

    capaian kerja

    Persentase

    kumulatif

    berdasarkan

    komponen

    kehadiran

    (Ʃy)

    Tunjangan

    kinerja yang

    diterima per

    bulan

    berdasarkan

    nilai

    capaian

    kerja (x1)

    Tunjangan

    kinerja yang

    diterima per

    bulan

    berdasarkan

    komponen

    kehadiran

    (x2)

    Tunjangan

    kinerja

    yang

    diterima

    per bulan

    (x)

    Nilai

    Capaian

    Kerja

    ( r )

    Pengkonstanan

    (r)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    Atasan Langsung/Pimpinan Satuan Kerja*

    ....

    NIP ....

    *)coret yang tidak perlu

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    REPUBLIK INDONESIA

    TTD

    ANIES BASWEDAN

  • 15

    SALINAN

    LAMPIRAN IV

    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

    KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR TAHUN 2016

    TENTANG KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN

    PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

    DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN

    DAN KEBUDAYAAN

    Contoh Format Keputusan 1

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    REPUBLIK INDONESIA

    KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    NOMOR ..................................................................

    TENTANG

    PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

    DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,

    Menimbang : a. bahwa Pegawai yang namanya tersebut pada diktum

    Kesatu Keputusan ini memenuhi syarat dan dipandang

    cakap utuk diberikan Tunjangan Kinerja Pegawai;

    b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a,

    dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri

    Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pemberian

    Tunjangan Kinerja Pegawai Di lingkungan Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan;

  • 16

    Mengingat : 1. ………………………………………………….;

    2. ………………………………………………….;

    3. ……………………………………………………

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI

    LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

    KEBUDAYAAN

    KESATU : Kepada kepada pegawai,

    Nama : .................................

    NIP : .................................

    Tempat dan tanggal lahir : .................................

    Jabatan : .................................

    Kelas jabatan : .................................

    Unit kerja : .................................

    terhitung mulai tanggal ....................... diberikan tunjangan

    kinerja pegawai sebesar Rp........,- (..................).

    KEDUA : Apabila terdapat kekeliruan, keputusan ini akan diperbaiki

    KETIGA : Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan

    untuk diketahui dan dilaksanakan

    KEEMPAT : Keputusan Menteri ini berlaku pada tangal ditetapkan.

    Ditetapkan di ................................

    pada tanggal ................................

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    ANB.

    SEKRETARIS JENDERAL*)

    ..............................................

    NIP ......................................

    *)Disesuaikan dengan unit kerja masing-masing

  • 17

    Contoh Format Keputusan 2

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    REPUBLIK INDONESIA

    KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    NOMOR ..................................................

    TENTANG

    PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

    DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,

    Menimbang : a. bahwa Pegawai yang namanya tersebut pada diktum

    Kesatu Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

    Nomor...... tanggal ......... telah diberikan Tunjangan

    Kinerja Pegawai;

    b. bahwa dengan Peraturan Presiden Nomor 151 Tahun 2015

    telah ditetapkan Tunjangan Kinerja Pegawai Di lingkungan

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan

    mencabut Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2013

    tentang Tunjangan Kinerja Pegawai Di lingkungan

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

    c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b di atas,

    dipandang perlu menetapkan kembali Keputusan Menteri

    Pendidikan dan Kebudayaan tentang Tunjangan Kinerja

    Pegawai Di lingkungan Kementerian Pendidikan dan

    Kebudayaan

  • 18

    Mengingat : 1. ……………………………….……………..;

    2. ……………………………………………...;

    3. ……………………………………………….

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI

    LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

    KEBUDAYAAN

    KESATU : Kepada kepada pegawai,

    Nama : .................................

    NIP : .................................

    Tempat dan tanggal lahir : .................................

    Jabatan : .................................

    Kelas jabatan : .................................

    Unit kerja : .................................

    terhitung mulai tanggal ....................... diberikan tunjangan

    kinerja pegawai sebesar Rp........,- (..................).

    KEDUA : Apabila terdapat kekeliruan, keputusan ini akan diperbaiki

    KETIGA : Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan

    untuk diketahui dan dilaksanakan

    KEEMPAT : Keputusan Menteri ini berlaku pada tangal ditetapkan.

    Ditetapkan di ................................

    pada tanggal ................................

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    ANB.

    SEKRETARIS JENDERAL*)

    ..............................................

    NIP ......................................

    *)Disesuaikan dengan unit kerja masing-masing

  • 19

    Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TTD. Aris Soviyani NIP 196112071986031001

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    REPUBLIK INDONESIA

    TTD.

    ANIES BASWEDAN

  • 20

    SURAT KETERANGAN ATASAN LANGSUNG BAGI PEGAWAI YANG TIDAK BERADA DI TEMPAT KERJA

    TANPA ALASAN YANG SAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama :

    NIP :

    Pangkat/Gol :

    Jabatan :

    Unit Kerja :

    dengan ini menerangkan bahwa pegawai:

    Nama :

    NIP :

    Pangkat/Gol :

    Jabatan :

    Unit Kerja :

    tidak berada di tempat kerja tanpa alasan yang sah/tanpa izin pada hari

    …………………..,tanggal………………….,antarapukul

    ………………..s.d…………………..

    Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk

    diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya

    ………………., ………………….

    Atasan Langsung

    …………………………

    NIP

    SALINAN

    LAMPIRAN V

    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

    KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR TAHUN 2016

    TENTANG KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN

    PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

    DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN

    DAN KEBUDAYAAN

    FORMAT SURAT KETERANGAN DAN PERMOHONAN IZIN

    1. SURAT KETERANGAN ATASAN LANGSUNG

  • 21

    SURAT PERMOHONAN IZIN

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama :

    NIP :

    Pangkat/Gol :

    Jabatan :

    Unit Kerja :

    dengan ini mengajukan permohonan izin untuk .........(tidak masuk bekerja/izin

    pulang lebih cepat dari waktu kepulangan kerja/terlambat datang masuk kerja*)

    selama …………./jam/menit*), pada hari ………………. tanggal……………..

    dengan alasan, yaitu …………………………..

    Demikian disampaikan kiranya menjadi maklum.

    Menyetujui/Tidak Menyetujui *) Hormat Kami

    ………………….(Pejabat yang berwenang**) )

    ……………………. ……………………….

    NIP …………………….. NIP. ……………………….

    Keterangan:

    *) coret yang tidak perlu

    **) Pejabat yang berwenang sesuai dengan Peraturan ………….

    2. SURAT PERMOHONAN IZIN

  • 22

    3. SURAT KETERANGAN PENUGASAN

    SURAT KETERANGAN PENUGASAN

    NOMOR ………………………

    Yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menerangkan bahwa telah menugaskan

    pejabat/pegawai atas nama:

    No. Nama NIP Jabatan

    1.

    2.

    3.

    4.

    untuk …………………………… terhitung mulai tanggal ……… sampai dengan tanggal

    ………… pukul ………… Sampai dengan pukul ………….. bertempat di ………………

    Demikian untuk digunakan sebagaimana mestinya.

    ………………,………………………..

    …………… (minimal pejabat eselon III)

    ………………………

    NIP……………………….

  • 23

    SURAT KETERANGAN

    BAGI PEGAWAI YANG LUPA MELAKUKAN REKAM KEHADIRAN

    SISTEM ELEKTRONIK PADA WAKTU KEDATANGAN KERJA

    NOMOR...........

    Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa:

    Nama :

    NIP :

    Jabatan :

    Unit Kerja :

    pada hari …………….. tanggal …………………. tidak melakukan rekam kehadiran

    sistem elektronik pada waktu kedatangan kerja dengan alasan lupa.

    Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat

    dipergunakan sebagaimana mestinya.

    ………………..,………………………

    …………………. (Pejabat yang berwenang *) Yang menyatakan,

    ………………………. ……………………..

    NIP NIP

    Keterangan:

    *) Pejabat yang berwenang sesuai dengan Peraturan ……..

    4. SURAT KETERANGAN

  • 24

    5. SURAT PERNYATAAN ATASAN LANGSUNG

    SURAT KETERANGAN

    BAGI PEGAWAI YANG LUPA MELAKUKAN REKAM KEHADIRAN

    SISTEM ELEKTRONIK PADA WAKTU KEPULANGAN KERJA

    NOMOR ………………………

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama :

    NIP :

    Pangkat/Gol :

    Jabatan : (jabatan atasan langsung)

    Unit Kerja :

    menyatakan dengan sesungguhnya bahwa pejabat/pegawai di bawah ini:

    Nama :

    NIP :

    Pangkat/Gol :

    Jabatan :

    Unit Kerja :

    pada hari …………. tanggal …………. benar-benar hadir dan masuk kerja sesuai

    dengan ketentuan jam kerja tetapi tidak melakukan rekam kehadiran sistem

    elektronik pada waktu kepulangan kerja dengan alasan lupa.

    Surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan mengingat sumpah

    jabatan, dan apabila dikemudian hari, isi pernyataan ini ternyata tidak benar,

    yang mengakibatkan kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia menanggung

    kerugian tersebut dan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 53

    Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

    Demikian untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

    Mengetahui *) …………………..,………………………

    (Atasan pejabat atasan langsung) (jabatan atasan langsung)

    ………………. …………………….

    NIP NIP

    Keterangan:

    1. untuk pegawai pelaksana yang lupa mengisi daftar hadir pulang kantor, surat pernyataan perlu diketahui oleh pejabat pengawas yang bersangkutan;

    2. untuk pejabat pengawas yang lupa mengisi daftar hadir pulang kantor, surat pernyataan perlu diketahui oleh pejabat administratoryang bersangkutan;

    3. untuk pejabat administrator yang lupa mengisi daftar hadir pulang kantor, surat pernyataan cukup ditandatangani oleh pejabat pimpinan tinggi pratamayang bersangkutan.

  • 25

    Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TTD. Aris Soviyani NIP 196112071986031001

    6. SURAT IZIN KELUAR KANTOR PADA JAM KERJA

    MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    REPUBLIK INDONESIA

    TTD.

    ANIES BASWEDAN

    SURAT IZIN KELUAR KANTOR PADA JAM KERJA

    Yang bertanda tangan di bawah ini, memberikan izin kepada:

    Nama :

    NIP :

    Jabatan :

    Unit Kerja :

    untuk melakukan keperluan pribadi ke luar kantor pada saat jam kerja, yaitu:

    …………………………………… (sebutkan nama keperluannya) dari pukul

    ……………. sampai dengan pukul……………….

    Demikian untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

    …………………..,………………………

    (atasan langsung)

    ……………………..

    NIP.