13
Glandula saliva atau kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari sel-sel khusus yang mensekresi saliva. Saliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor) yang ada pada mukosa oral. Saliva adalah cairan yang terdapat dalam rongga mulut yang mengandung bakteri mulut, sisa makanan dan sel-sel epitel yang terdeskuamasi. Saliva disekresi dari glandula saliva mayor dan minor bersama – sama dengan ginggival crevicular fluid (GCF), merupakan cairan oral atau keseluruhan saliva yang menyediakan lingkungan kimiawi dari gigi dan jaringan lunak rongga mulut. 1 Komponen saliva terdiri dari beberapa macam elektrolit seperti kalsium, bikarbonat, fosfat dan magnesium. Selain itu saliva mengandung komponen protein atau organik seperti immunoglobulin, enzim, musin, serta produk yang mengandung nitrogen seperti ammonia dan urea Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar kecilnya gesekan internal fluida. Viskositas fluida berhubungan dengan gaya gesek antarlapisan fluida ketika satu lapisan bergerak melewati lapisan yang lain. Fungsi saliva itu sendiri adalah: Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh. Membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah) 3.1 Macam-macam secret saliva Karakteristik Mucus dan Serous 3.2 Fungsi Saliva Saliva memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjaga efisiensi kerja tubuh dan menjaga kesehatan secara umum. Fungsi saliva biasanya baru dapat dirasakan jika produksinya telah berkurang. Beberapa fungsi saliva dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Fungsi Saliva pada Proses Pencernaan dan Pengunyahan Enzim amilase yang terdapat pada saliva mampu menguraikan sebagian makanan yang mengandung tepung kanji dan glikogen. Saliva juga dapat membantu proses pengunyahan, sebab jika produksi saliva berkurang, makanan yang membutuhkan pengunyahan optimal akan sukar dilakukan dan dapat menimbulkan eksaserbasi pada mukosa mulut. 2) Fungsi Saliva dalam Proses Pengecapan Rasa Saliva berperan dalam melarutkan bahan-bahan makanan yang memiliki rasa tertentu sehingga dapat diterima stimulusnya oleh reseptor-reseptor pengecap. Penurunan jumlah saliva dapat mengganggu proses pengecapan, sukar mengunyah dan menelan, apalagi jika makanan tersebut kering atau kental. 3) Fungsi Saliva sebagai Bufer Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat, serta kandungan ammonia dan urea dalam saliva dapat menyangga dan menurunkan pH yang terjadi saat bakteri plak sedang memetabolisme gula.

Saliva

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Saliva 2

Citation preview

Glandula saliva atau kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari sel-sel khusus yang mensekresi saliva.Saliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor) yang ada pada mukosa oral.

Saliva adalah cairan yang terdapat dalam rongga mulut yang mengandung bakteri mulut, sisa makanan dan sel-sel epitel yang terdeskuamasi. Saliva disekresi dari glandula saliva mayor dan minor bersama sama denganginggival crevicular fluid(GCF), merupakan cairan oral atau keseluruhan saliva yang menyediakan lingkungan kimiawi dari gigi dan jaringan lunak rongga mulut.1Komponen saliva terdiri dari beberapa macam elektrolit seperti kalsium, bikarbonat, fosfat dan magnesium. Selain itu saliva mengandung komponen protein atau organik seperti immunoglobulin, enzim, musin, serta produk yang mengandung nitrogen seperti ammonia dan urea

Viskositas adalahukuran kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar kecilnya gesekan internal fluida. Viskositas fluida berhubungan dengan gaya gesek antarlapisan fluida ketika satu lapisan bergerak melewati lapisan yang lain.

Fungsi saliva itu sendiri adalah:Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makananMembasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakanMembersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kumanMempunyai aktivitas antibacterial dan sistem bufferMembantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludahBerpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada salivaJumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh.Membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah)

3.1 Macam-macam secret salivaKarakteristik Mucus dan Serous3.2 Fungsi SalivaSaliva memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjaga efisiensi kerja tubuh danmenjaga kesehatan secara umum. Fungsi saliva biasanya baru dapat dirasakan jikaproduksinya telah berkurang. Beberapa fungsi saliva dapat dijelaskan sebagai berikut:1) Fungsi Saliva pada Proses Pencernaan dan PengunyahanEnzim amilase yang terdapat pada saliva mampu menguraikan sebagian makananyang mengandung tepung kanji dan glikogen. Saliva juga dapat membantu prosespengunyahan, sebab jika produksi saliva berkurang, makanan yang membutuhkanpengunyahan optimal akan sukar dilakukan dan dapat menimbulkan eksaserbasi pada mukosa mulut.2) Fungsi Saliva dalam Proses Pengecapan RasaSaliva berperan dalam melarutkan bahan-bahan makanan yang memiliki rasatertentu sehingga dapat diterima stimulusnya oleh reseptor-reseptor pengecap. Penurunan jumlah saliva dapat mengganggu proses pengecapan, sukar mengunyah dan menelan, apalagi jika makanan tersebut kering atau kental.3) Fungsi Saliva sebagai BuferSistem buffer asam karbonat-bikarbonat, serta kandungan ammonia dan ureadalam saliva dapat menyangga dan menurunkan pH yang terjadi saat bakteri plak sedang memetabolisme gula. Kapasitas buffer dan pH saliva erat hubungannya dengan kecepatan sekresinya. Peningkatan kecepatan sekresi saliva mengakibatkan naiknya kadar natrium dan bikarbonat saliva, sehingga kapasitas bufer saliva pun meningkat. Peningkatan kapasitas buffer dapat melindungi mukosa rongga mulut dari asam yang terdapat pada makanan saat muntah. Selain itu, penurunan pH plak sebagai akibat ulah organism akan dihambat. Sistem bufer saliva membantu mempertahankan pH rongga mulut sekitar 7,0.4) Fungsi Saliva dalam Proses Anti BakteriSaliva mengandung beberapa faktor yang dapat menghancurkan bakteri. Salahsatunya adalah ion tiosianat dan beberapa enzim proteolitik seperti lisozim, yang dapat menyerang bakteri, membantu ion tiosianat memasuki bakteri yang kemudian menjadi bakterisidal, dan dapat pula mencerna partikel makanan sehingga dapat menghilangkan pendukun metabolism bakteri.5) Fungsi Saliva dalam Mencegah KariesDifusi komponen saliva seperti kalsium, fosfat, ion OH dan Fe ke dalam plakdapat menurunkan kelarutan email dan meningkatkan remineralisasi karies dini.Beberapa komponen saliva yang termasuk dalam komponen non imunologi sepertilisozim, laktoperoksidase, dan laktoferin mempunyai daya anti bakteri yang langsung terhadap mikroflora tersebut, sehingga derajatasi dogeniknya berkurang.6) Fungsi LubrikasiSaliva dapat membentuk lapisan mucus pelindung pada membrane mukosa yangakan bertindak sebagai pelindung terhadap iritan dan akan mencegah kekeringan dalam rongga mulut. Jika mukosa mulut tidak dilindungi oleh saliva, maka mukosa mulut akan mudah luka dan terkena infeksi. Peradangan mukosa ditandai oleh rasa nyeri atau seperti terbakar dan akan mengalami eksaserbasi oleh makanan pedas, buah-buahan, minuman panas, dan tembakau.7) Fungsi Saliva dalam Menjaga Higiene Rongga MulutAliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan jugameningkatkan pembersihan karbohidrat dari rongga mulut. Jika jumlah saliva di dalam mulut menurun, akumulasi plak akan meningkat dan terjadi modifikasi flora plak sehingga jumlah Candida, Laktobasilusdan Streptococcus mutan smakin banyak. Oleh karena itu, pada pasien yang menderita mulut kering akan sering terjadi infeksikan di gingivitis.

3.2.1 Fungsi Protein pada Salivaa. LisosimLisosim terdapat hampir pada semua cairan tubuh dan terdeteksi pada fetusmanusia umur 9-12 tahun. Sumber lisosim saliva berasal dari glandula salivariusmayor dan minur, sel fagosit maupun cairan krevikular gingival. Fungsi lisosimadalah sebagai berikut Aktivitas muramidase, yaitu lisosim mampu menghidrolisa ikatan (1-4) antaraasam N-asetil muramik dan N-asetilglukosamin pada lapisan peptidoglikan dindingsel bakteri. Hidrolisa lapisan peptidoglikan akan melisis bakteri. Aktivitas bakterial autolysin tergantung pada kationik. Oleh karena lisosimmerupakan kationik. Lisosim dapat merusak membrane bakteri dan mengaktifkanmekanisme bacterial autolysin karena aktivasi muramidase dan autolysin Menyebabkan terjadinya agregasi bakteri Mencegah perlekatan bakteri pada permukaan gigi Mencegah penggunaan glukosa oleh bakteri Memecah rantai streptokokusb. Sistem Peroksidase SalivaSumber utama sistem peroksidase saliva (SPS) ialah glandula salivarius dansel lekosit. SPS yang berasal dari glandula salivarius disebut salivary peroksidase,sedangkan SPS yang berasal dari lekosit disebut mieloperoksidase. Salivaryperoksidase manusia kadang-kadang disebut pula laktoperoksidase karenakesamaannya dengan laktoperoksidase susu sapi. Aktivitas antimicrobial Melindungi sel dari efek toksik hydrogen peroksida Melindungi bakteri dari efek bakteriosidadl hydrogen peroksida Melindungi asam sialik dari dekarbosilase okksidatif oleh hydrogen peroksida Inaktivasi komponen mutagenic dan karsinogenikc. LaktoferinLaktoferin (LF) adalah glikoprotein (berat molekul 76 kilodalton) yangmengikat besi. Glikoprotein ini dikeluarkan oleh sel serosa dan glandula salivariusminor. Dalam rongga mulut, sumber penting LF ialah cairan gingival. Fungsi utamaLF sangat ditentukan oleh tingginya afinitas LF untuk mengikat ion besi, sehinggamLF mampu menurunkan level ion besi yang merupakan bahan esensial untukmetabolism mikroorganisme patogen. Dengan kata lain, sifat bakteriostatik LFkarena ikatannya dengan ion besi. LF mampu pula bersifat bakteriosid terhadap S.mutan secara invitro dengan suhu 370C.d. Salivari AglutininSaliva mengandung beberapa komponen yang mampu mengaglutinasi bakterimulut. Akibatnya interaksi komponen tersebut dengan bakteri menghasilkanagregasi bakteri (membentuk endapan bakteri) yang mudah dibersihkan oleh salivadan kemudian tertelan. Komponen tersebut adalah: Glikoprotein dengan berat molekul tinggi Salivary IgA Lisosim mikroglobulin (, m) Fibronektin (FN)e. Proline Rich protein (PRP)PRP adalah protein kaya prolin yang merupakan sekelompok kompleks proteinyang mampu menghambat presipitasi spotan garam kalsium fosfat. Protein inidengan cepat akan teradsorbsi dari saliva ke permukaan hidroksi apatit.Diperkirakan adsorbs ini menghambat pertumbuhan Kristal garam kalsium.f. Protein antimicrobial anionicSaliva mengandung 4 macam protenin anionic yang dapat menghambatpertumbuhan S. mutans. Berat molekul protein ini adalah 14-17 kilodalton. Padaorang yang bebas karies, protein ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

3.2.2 Fungsi Lipid pada SalivaDalam saliva lipid merupakan perantara substansi lipofilik agar dapatmenembus mukosa mulut dan lipid mengganggu interaksi kalsium dengan proteindan glikoprotein saliva. Beberapa lipid saliva seperti lisofosfatidilkolin dapatmempengaruhi akktivitas enzim glukosiltransferase bakteri kariogenik, seperti S.mutans. Lipid mampu menstabilkan ikatan hidrofobik antara bakteri denganjaringan mulut. Pelikel lipid memelihara kohesi plak bakteri, sehinggamempercepat terbentuknya kalkulus. Tetapi lipid dalam pelikel mampumenghambat proses terjadinya karies.

3.3 Mekanisme Sekresi SalivaSekresi saliva sebagian besar merupakan proses aktif yang menunjukan bahwaproses tersebut memerlukan energi. Proses ini dibedakan menjadi dua fase:1. Sintesis dan sekresi cairan asinar oleh sel sekretori.Sifat rangsang yang menstimulasi kelenjar saliva dapat berupa rangsang adrenergicmaupun kolinergik, karena sel diinervasi baik simpatis maupun parasimpatis. Rangsang adrenergic menghasilkan saliva yang pekat, kaya protein, kayakandungan musin dan berbuih. Rangsang kolinergik, neurotransmitter asetilkolin menghasilkan sekresi cairan yangkuat dengan kadar protein yang rendah.Akibat rangsangan, melalui eksositosis sel menghasilkan cairan sekresinya kepadalumen. Rangsang tersebut menyebabkan aliran darah ke asinus meningkat sehinggamempermudah pembentukan cairan asinar. Cairan asinar ini disebut juga salivaprimer.2. Perubahan yang terjadi pada duktus striata.Saliva diangkutdari lumen melalui duktus yang melibatkan kontraksi selmioepitel. Selama pengangkutan ke rongga mulut, susunan saliva diubah dari cairan isotonic dengan konsentrasi ion yang hamper sama dengan plasma menjadi hipotonik dengan konsentrasi ion natrium dan klorida yang rendah. Perubahan ini terjadi karena di dalam duktus, air dan elektrolit disekresi dan ataudiabsorbsi oleh sel epitel, terutama pada duktus striata. Sifat rangsang menentukan kepekatan produk akhir yang bervariasi dari encersampai pekat. Kepekatan saliva ditentukan oleh sekresi air dan sekresi musin yang diatur olehsaraf kolinergik dan adrenergik. Neurotransmitter asetilkolin dan parasimpatetikomimetika merangsang sekresi air,sedangkan obat seperti atropinesulfat menghambat sekresi air dan menyebabkankeringnya mulut.Mekanisme Sekresi Saliva Saat IstirahatMekanisme Sekresi Saliva Saat Makan

3.4 Pengendalian Sekresi SalivaRefleks sekresi saliva dipengaruhi oleh adanya makanan di rongga mulut, jugarangsangan serat-serat vagus eferen di ujung esofagus yang dekat dengan gaster. Dan faktor psikogenik yang memicunya berupa melihat, mencium dan mengkonsumsi makanan yang meningkatkan nafsu makan. Daerah nafsu makan pada otak, terletak di daerah pusat parasimpatis hipotalamus anterior, dan berfungsi sebagai respon terhadap sinyal dari daerah pengecapan dan penciuman dari korteks serebral dan amigdala. Bahan kimia penyusun makanan yang larut dalam saliva akan kontak dengan sel rasa melalui sel pengecap. Pengecapan adalah fungsi utama dari taste bud, yang didalamnya terdapat TRCs (Taste Receptor Cells). Sel reseptor dipersarafi oleh afferent nerve endings, yang menyalurkan informasi ke pusat rasa dalam otak dan talamus. Sehingga terjadi peningkatan aktivitas sistem saraf parasimpatik dan peningkatan triger dari saraf fasialis danglosofaringeal, mengakibatkan peningkatan sekresi saliva. Rasa mans dan pahit diatur oleh fungsi TRCs yang melibatkan GPCRs (G-Protein Coupled Receptors), aktivasinya menyebabkan terlepasnya transmiter pads saraf gustatori primer. Serabut aferen berakhir di saraf gustatori di medula, mengatur aktivitas kelenjar ludah dan perut. Kedua hipotalamus berperan dalam pusat kenyang dan lapar dan sistem limbik membawa unsur afektif pengecapan. Ketiga adalah hubungan reseptor raba lidah ke talamus dan korteks yang berkaitan dengan modalitas kecap membedakan rasa.

Pusat pengaturan sekresi salivaPada dasarnya sekresi saliva berada dibawah kontrol saraf. Rangsangansarafbagisekresi saliva terbagimenjadidua, yang pertamaadalahinervasi saraf parasimpatik. Inervasi saraf parasimpatik memegang peran utama dalam modifikasi komposisi saliva. Sekresi liur cair dalam jumlah besar dengan kandungan bahan organik yang rendah distimulasi oleh saraf parasimpatis dari nukleus salivatorius superior. Sekresi ini disertai oleh vasodilatasi mencolok pada kelenjar, yang disebabkan oleh pelepasan VIP (vasoactive intestine polipeptide). Inervasi kedua adalah dari saraf simpatis yang memegang peran utama dalam memengaruhi volume sekresinya. Saraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi sedikit saliva yang akan bahan organik dari kelenjar submandibulais. Pada kelenjar sublingual dan kelenjar-kelenjar minor, lebih dipengaruhi oleh respon kolinergik, sedangkan pada kelenjar lainnya cenderung ke inervasi adrenergic.Sekresi saliva terbagi menjadi dua bagian yaitu biosintesis protein dan tanspor air dan elektrolit dimana pengendalian sekresinya dipengaruhi oleh sistem saraf yang berhubungan dengan rangsangan mekanik dan reseptor pengecapan. Sistem saraf yang memengaruhi pengendaliannya meliputi rangsangan kolinergik, reseptor alpha adrenergik, dan reseptor beta adrenergik. Proses sekresi saliva ada dua bagian utama yaitu biosintesis protein dalam sel asini serta transport protein menembus membran sel asini menuju lumen kelenjar, transport air danelektrolit menembus epitel lapisan kelenjar menuju lumen kelenjar

3.5 Faktor faktor yang mempengaruhi sekresi salivaFaktor yang mempengaruhisekresi saliva antaralain :1. Faktor Variasi Diurnal. Variasi di urnal merupakan proses yang kerja di dalam tubuh manusia, antara lain terjadinya peningkatan Natrium dan Kloride pada pagi hari, sedangkan Kalium akan meningkat pada siang hari.2. Faktor Durasi Stimulus. Lamanya stimulus yang mengenai kelenjar saliva dapatmenyebabkan perubahan pada komponen saliva.3. Faktor Tipe kelenjar.Setiap kelenjar memiliki tingkat penerimaan dan kepekaan yang berbeda-beda, sehingga aliran dari jumlah salivanya pun berbeda-beda.4. Faktor Diet. Diet berpengaruh terhadap perbedaan aliran saliva. Aktifitas fungsional kelenjar saliva dipengaruhi oleh factor mekanis dan pengecapan5. Faktor Konsentrasi plasma. Konsentrasi plasma berhubungan dengan konsentrasi asam amino, kalsium, glukosa, kalium, urea, dan asam uric dalam saliva6. Faktor hormone. Dapat berasal dari aldeosteron, hormone bradikinin, testosterone dan tiroksin7. Disfungsi kelenjar ludah. Dapat disebabkan oleh penyumbatan saluran, penyakit iritasi kelenjar ludah, dan terapi radiasi.8. Faktor umum. Faktor umum terbagi menjadi reflex tidak bersyarat dan reflex bersyarata. Reflek tidak bersyarat menyangkut :1) Rasa:pengaruh rasa yang ditimbulkan dari rangsangan sangat beragam,sehingga memberikan efek stimulasinya terhadap aliran ludah pun berbedabeda.2) Bau-Bau yang ditangkap oleh indra penciuman juga berpengaruh terhadapsekresi saliva meskipun efeknya tidak terlalu besar.3) Stimulasi mekanis terhadap mucosa mulut, dimana ketika kita mengunyahmakanan yang halus akan meningkatkan sekresi saliva jika dibandingkandengan makanan yang kasar yang dapat menyebabkan penurunan sekresisaliva bahkan menyebabkan terhambatnya aliran saliva.4) Iritasi mekanis terhadap gingiva seperti scaling gigi dan prosedur polishingdapat mempengaruhi sekresi saliva.5) Mastikasi makanan, pengunyahan makanan dapat meningkatkan impulssensorik, seperti dari stimulasi mekanis dari mukosa mulut, tekanan pada gigiyang melibatkan reseptor periodontal, dan impuls dari sendi temporomandibular (TMJ) dan otot pengunyah.6) Iritasi kimia terhadap mukosa mulut. Asam, terutama asam sitrat, sangatmenstimulasi aliran ludah, sehingga salivasinya pun meningkat, berikutnyagaram halus, dan rasa yang pahit.7) Distensi atau iritasi esophagus, seperti benda asing.8) Iritasi kronis terhadap esophagus seperti carcinoma esophagus.9) Iritasi bahan kimia terhadap dinding perut yang mengakibatkan rasa mual.10) Kehamilan, biasanya diikuti oleh meningkatnya aliranludah.11) Obat (terutama dengan aktivitas anti cholinergic), contohnya atropine.12) Gangguan endokrin, seperti diabetes mellitus, penyakit cushing, dan penyakitAddison. Dimana orang yang menderita penyakit diabetes mellitus memilikisaliva yang lebih kental jika dibandingkan dengan individu normal.

3.6 Kelainan Sekresi SalivaKelainan Sekresi Saliva adalah suatu keadaan abnormal dalam kelenjar salivayang dapat merujuk pada kondisi yang menyebabkan pembengkakan atau nyeri.Terdapat beberapa kelainan pada kelenjar saliva antara lain:1. MucoceleMucocele adalah Lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yangdiakibatkan oleh pecahnya saluran kelenjar saliva dan keluarnya mucin kejaringan lunak di sekitarnya. Mucocele dapat terjadi pada bagian mukosa bukal,anterior lidah, dan dasar mulut.Etiologi Umumnya disebabkan trauma, mis: bibir yang sering tergigit atau pukulan diwajah. Karena penyumbatan duktus (saluran) kelenjar liur minor. Obat-obatan yang mempunyai efek mengentalkan ludah.Gambaran Klinis Batas tegas konsistensi lunak Ukuran biasanya kecil Tidak ada keluhan sakit Kadang-kadang pecah, hilang tapi tidak lama kemudian akan timbul lagiDiagnosis Melakukan anamnesa lengkap dan cermat secara visual Bimanual palpasi intra & extraoral Aspirasi Melakukan pemeriksaan laboratories Pemeriksaan radiologis dengan kontras media Pemeriksaan mikroskopis, pemeriksaan biopsy2. RanulaEtiologiRanula terbentuk sebagai akibat normal melalui duktus ekskretorius major yangmembesar atau terputus.Gambaran klinis Bentuk dan rupa kista ini seperti perut kodok yang menggelembung keluar Dinding sangat tipis dan mengkilap Warna translucent Kebiru-biruan Palpasi ada fluktuasi Tumbuh lambat dan expansif3. SialadenitisSialadenitis adalah infeksi bakteri dari glandula salivatorius, biasanyadisebababkan oleh hyposecretion kelenjar. Proses ini dapat bersifat akut dandapat menyebabkan pembentukan abses terutama sebagai akibat infeksi bakteri.EtiologiSialadenitis biasanya terjadi setelah obstruksi hyposecretion atau saluran.Sialadenitis paling sering terjadi pada kelenjar parotis dan biasanya terjadi padapasien dengan umur 50-an sampai 60-an, khususnya pada pasien sakit kronisdengan xerostomia,dan pasien dengan sindrom Sjgren, dan pada mereka yangmelakukan terapi radiasi pada rongga mulut.Organisme yang merupakan penyebab paling umum pada penyakit iniadalah Staphylococcus aureus organisme lain meliputi Streptococcus, koli, danberbagai bakteri anaerob.Gambaran klinisMeliputi gumpalan lembut yang nyeri di pipi atau di bawah dagu, dan dalamkasus yang parah penderita , demam, dan menggigil4. Sjorgen syndromeSjorgen syndrome merupakan suatu penyakit auto imun yang ditandai olehproduksi abnormal dari extra antibodi dalam darah yang diarahkan terhadapberbagai jaringan tubuh. Ini merupakan suatu penyakit autoimun peradangan padakelenjar saliva yang dapat menyebabkan mulut kering dan bibir kering.Gejala Mulut kering Susah menelan Kerusakan gigi Penyakit gingiva Mulut luka dan pembengkakan Infeksi pada kelenjar parotis bagian dalam pipi.EtiologiPenyebab sjorgen syndrome tidak diketahui, namun ada dukungan ilmiahyang menyatakan bahwa penyakit ini adalah penyakit turunan atau adanya faktorgenetik, penyakit ini kadang-kadang ditemukan pada anggota keluarga lainnya.Hal ini juga ditemukan lebih umum pada orang yang memiliki penyakit autoimunlainnya seperti lupus, autoimun penyakit tiroid, diabetes, dll.DiagnosisSjorgen syndrome dapat didiagnosis dengan cara biopsi5. SialorrheaSialorrhea adalah suatu kondisi medis yang detandai dengan menetesnyaair liur atau sekresi saliva yang berlebihan.EtiologiPenyebab dari sialorrhea dapat bevariasi berupa gejala dan gangguanneurologis, infeksi atau keracunan logam berat dan insektisida serta efek sampingdari obat-obatan tertentu6. SialosisSialosis didefinisikan sebagai pembengkakan non-inflamasi dan nonneoplastikdari kelenjar saliva. Paling sering mengenai kelenjar parotis biasanyabilateral, tapi kadang-kadang juga mengenai kelenjar submandibularis dansublingualis.EtiologiPenyebab sialosis sering dihubungkan dengan sejumlah penyakit sistemik,terutama diabetes melitus, akromegali, alkoholisme, malnutrisi, bulimia nervosadan anoreksia nervosa. Juga akibat efek samping sejumlah obat-obatan.7. Sialometaplasia necroticLesi pada kelenjar saliva yang bersifat nonneoplastik, peradangan yangdapat sembuh dengan sendirinya, terutama mengenai kelenjar saliva yang terdapatpada palatum.Gejala klinis Muncul secara spontan Terdapat lesi dan pembengkakan Ukuran maksimal 1-2 cm Lesi bilateral atau unilateral Burning sensation (sensasi terbakar)EtiologiPenyebab sialosis sering dihubungkan dengan sejumlah penyakit sistemik,terutama diabetes melitus, akromegali, alkoholisme, malnutrisi, bulimia nervosadan anoreksia nervosa. Juga akibat efek samping sejumlah obat-obatan.8. SialolitiasisSialolitiasis merupakan pembatuan yang terjadi akibat pengendapan daribahan-bahan organic dan anorganik antara lain deposisi garam-garam kalsiumdisekitar nidus organik yang terdiri dari alterasi musin-musin saliva bersamadengan adanya deskuamasi sel-sel epitel, dekomposisi protein yang dihasilkanoleh aktivitas bakteri dan mikroorganisme (infeksi akut).Etiologi Reaksi pengobatan. Peradangan Kelainan SistemikGejala klinis Mulut kering Wajah membengkak Rasa Sakit/Nyeri pada mulut Mulut kemerahan Pembengkakan pada mulut dan sekitarnya Kesulitan Menelan Pembengkakan pada leher Kesulitan Membuka Mulut Rasa Sakit/Nyeri pada leher dan wajah9. XerostomiaAdalah kekeringan mulut yang terjadi karena adanya gangguan fungsikelenjar saliva yang disebabkan oleh : Factor Psikis- Reaksi emosiolnal, secara proses faal mengganggu aliran saliva- Dehidrasi, karena kehilangan banyak cairan tubuh ( diare,muntah) Anomali- Aplasia kelenjar saliva (kelenjar saliva tidak terbentuk) Proses menua, karena atropi jaringan sekretorik dan mempengaruhi kecepatanaliran saliva Radiasi daerah leher dan kepala Mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan derajat kerusakan yangberbeda-beda tergantung dari dosis dan lamanya penyinaranBerkurangnya saliva menyebabkan mengeringnya selaput lendir, mukosamulut menjadi kering, mudah mengalami iritasi dan infeksi. Keadaan inidisebabkan oleh karena tidak adanya daya lubrikasi infeksi dan proteksi darisaliva (Amerongan, 1991; Kidd dan Bechal, 1992). Proses pengunyahan danpenelanan, apalagi makanan yang membutuhkan pengunyahan yang banyak danmakanan kering dan kental akan sulit dilakukan. Rasa pengecapan dan prosesbicara juga akan terganggu (Kidd dan Bechal,1992; Amerongan,1991; Son is dkk,1995).Kekeringan pada mulut menyebabkan fungsi pembersih dari salivaberkurang, sehingga terjadi radang yang kronis dari selaput lendir yang disertaikeluhan mulut terasa seperti terbakar (Wall, 1990).Pada penderita yang memakai gigi palsu, akan timbul masalah dalam haltoleransi terhadap gigi palsu. Mukosa yang kering menyebabkan pemakaian gigipalsu tidak menyenangkan, karena gagal untuk membentuk selapis tipis mukusuntuk tempat gigi palsu melayang pada permukaannya (Haskell danGayford,1990). Selain itu karena turunnya tegangan permukaan antara mukosayang kering dengan permukaan gigi palsu (Kidd den Bechal,1992).Susunan mikroflora mulut mengalami perubahan, dimana mikroorganisme kariogenik seperti streptokokus mutans, laktobacillus den candidameningkat. Selain. itu, fungsi bakteriostase dari saliva berkurang. Akibatnyapasien yang menderita mulut kering akan mengalami peningkatan proses kariesgigi, infeksi candida dan gingivitis (Amerongan,1991; Kidd dan Bechai,1992;Sonis dkk,1995).10. Sialorrhea (hipersalivasi)Adalah suatu keadaan terjadinya sekresi saliva yang berlebihan. Sialorrheabukanlah suatu penyakit, tetapi suatu symptom dari banyak kelainan yangberhubungan dengan kelenjar-kelenjar saliva, baik dalam keadaan local maupunsistemik.11. MumpsMumps ( Gondongan) adalah suatu infeksi paramyxovirus menular yangmenyebabkan pembengkakan pada kelenjar parotos, submandibula dan kelenjarsaliva lainnya yang disertai nyeri12. Sialadenitis supuratif akutPenyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1828. Sebagian besarpenyakit ini melibatkan kelenjar parotis, dan terkadang juga melibatkan kelenjarsubmandibula. Seringnya terjadi keterlibatan kelenjar parotis dibandingkandengan kelenjar saliva lainnya disebabkan karena aktivitas bakteriostatis padakelenjar parotis lebih rendah dibandingkan pada kelenjar saliva lainnya.Organisme penyebab infeksi dapat berupa Staphylococcus aureus,Streptococcus pneumonia, Eschericia coli, serta Haemophylus influenzae. Bakterianaerob penyebab yang paling sering adalah Bacteroides melaninogenicus danStreptocccus micros

Sekresi Saliva

MekanikSekresi kelenjar ludah, menurut Amerongen (1991), dapat dirangsang dengan cara-cara mekanis. Contohnya adalah dengan mengunyah. Sekresi saliva tanpa disertai rangsang mengunyah adalah 0,03-0,05 ml/menit/glandula, sedangkan sekresi saliva yang disertai dengan rangsang mengunyah dapat bervariasi atau lebih banyak. Pada sebuah jurnal penelitian di sebutkan mengenai aliran saliva yang dirangsang dengan, stimulasi mekanik dari bahan makanan buatan (chewing inert materials), atau mengunyah makanan alami (natural foods), ditemukan bahwa konsistensi dan volume makanan juga berpengaruh terhadap aliran saliva. Makanan yang membutuhkan daya kunyah besar atau makanan yang rasanya cukup mencolok dapat meningkatkan aliran saliva dan juga mengubah komposisinya.Rangsangan mekanik seperti mengunyah dapat menimbulkan refleks saliva sederhana (tidak terkondisi). Reflex saliva sederhana (tidak terkondisi) terjadi sewaktu kemoreseptor atau reseptor tekanan di dalam rongga mulut berespons terhadap adanya makanan. Sewaktu diaktifkan, reseptor-reseptor tersebut memulai impuls di serat saraf aferen yang membawa informasi ke pusat saliva di medula batang otak. Pusat saliva kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar saliva untuk meningkatkan sekresi saliva. Tindakan-tindakan gigi mendorong sekresi saliva walaupun tidak terdapat makanan karena adanya manipulasi terhadap reseptor tekanan yang terdapat di mulut.Rangsang mekanik pada sekresi saliva juga berhubungan dengan fungsi saliva yaitu, membantu proses pencernaan makanan. Pada saat mengunyah sekresi saliva lebih banyak karena saliva mengandung enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah yang dikeluarkan untuk mengubah tepung dan glikogen menjadi kesatuan karbohidrat yang lebih kecil. Selain itu juga berhubungan dengan fungsi saliva sebagai self-cleansing. Pada orang yang memiliki kebiasaan mengunyah pada satu sisi, sisi yang tidak digunakan cenderung akan lebih kotor daripada sisi yang digunakan untuk mengunyah, ditandai dengan banyaknya akumulasi plak dan biasanya banyak terbentuk karang gigi. Kondisi ini disebabkan karena gerakan pengunyahan dan keberadaan makanan akan menstimulasi kelenjar saliva. Hal ini juga menjelaskan mengapa pada saat orang sedang berpuasa mulut terasa kering, karena hampir sama sekali tidak ada gerakan mengunyah dan tidak adanya makanan yang merangsang keluarnya saliva.KimiawiSelain mekanik, sekresi saliva juga dipengaruhi oleh factor kimiawi, seperti rangsangan asam, manis, pedas atau pahit. Yang sering meningkatkan sekresi saliva adalah rangsangan dalam bentuk asam. Makanan yang mengandung karbohidrat atau asam yang sering dikonsumsi akan menyebabkan keasaman dalam mulut meningkat, sedangkan jaringan gigi dapat larut dalam keadaan asam. Dalam hal ini saliva sangat berperan dalam mengatur keasaman pH rongga mulut, di mana saliva bertindak sebagai buffer.Kapasitas buffer saliva merupakan faktor penting, yang memainkan peran dalam pemeliharaan pH saliva, dan remineralisasi gigi. Kapasitas buffer saliva pada dasarnya tergantung pada konsentrasi bikarbonat. Hal tersebut berkorelasi dengan laju aliran saliva, pada saat laju aliran saliva menurun cenderung untuk menurunkan kapasitas buffer dan meningkatkan resiko perkembangan karies.Hasil percobaan pada suatu jurnal penelitian disebutkan bahwa rata-rata volume saliva tertinggi di dapatkan setelah mendapat stimulasi dengan asam sitrun (1,4 ml/menit) sedangkan rata-rata volume saliva terendah terjadi pada saat tanpa stimulasi/ kontrol (0,72 ml/menit) . Hasil yang di dapatkan pada percobaan ini menguatkan teori bahwa stimuli asam dapat meningkatkan sekresi saliva secara signifikan. Selain itu, komposisi dan jumlah saliva yang dihasilkan memang cukup bergantung pada tipe dan intensitas stimulus, pada stimulus asam sitrun volume/ kapasitas sekresi saliva memiliki volume tertinggi dibandingkan yang lain. (tanpa stimulasi: 0,4 ml/menit12; daya pengunyahan: 0,85 ml/menit7; asam sitrun: 1,7 ml/menit7,12).

DefinisiSaliva merupakan cairan yang disekreksikan ke dalam rongga mulut oleh tiga pasang kelenjar liur mayor (parotis, submandibula, dan sublingual), kelenjar liur minor, serta cairan dari sulkus gingiva. Saliva memiliki aksi proteksi terhadap karies gigi dan karakteristik ini bergantung terutama pada aksi pembersihan mekanis dan netralisasi asam plak melalui sistem dapar.Kondisi saliva di dalam rongga mulut bisa berada dalam keadaan tidak terstimulasi atau dalam keadaan terstimulasi. Saliva tidak terstimulasi adalah saliva yang disekresikan ke dalam rongga mulut tanpa adanya rangsang dari luar seperti rasa atau aktivitas mengunyah. Sedangkan saliva terstimulasi adalah saliva yang disekresikan sebagai respon terhadap rangsang dari luar. Jumlah total saliva yang disekskresikan mencapai 500-1200 ml/hari. Setengah dari jumlah tersebut dihasilkan pada keadaan istirahat dan sisanya dihasilkan di bawah pengaruh rangsang.KomposisiKandungan air di dalam saliva mencapai 99%, sementara sisanya berupa komponen yang tersusun atas bahan organik, bahan anorganik, dan molekulmolekul makro, termasuk bahan-bahan antimikroba. Komponen-komponen tersebut berfungsi untuk menjaga integritas jaringan di dalam rongga mulut. Komposisi dari masing-masing komponen penyusun saliva berbeda-beda pada setiap individu, bergantung kepada jenis kelenjar yang menghasilkannya; macam, lama, dan jenis rangsang; kecepatan aliran saliva, makanan, ritme biologi, obatobatan, dan beberapa penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi saliva. Bahan organik yang menyusun saliva terdiri dari urea, glukosa bebas,asam amino bebas, asam lemak, dan laktat. Sementara itu bahan anorganik saliva terdiri dari sejumlah besar kalsium (Ca2+), klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3 -), natrium (Na+), kalium (K+), amonium (NH4 +), dan asam fosfat (H2PO4 dan HPO4 2-); serta sedikit magnesium (Mg2+), sulfat, iodida, dan fluoride (F-).Sedangkan makromolekul penyusun saliva terdiri dari protein, gula glikoprotein, lemak (kolesterol, trigliserida, lesitin, dan fosfolipid), amilase, lisozim, peroksidase, dan imunoglobulin (IgA, IgG, dan IgM).FungsiSaliva di dalam rongga mulut berfungsi tidak hanya membantu dalam pengunyahan, tetapi juga memiliki aksi pelindung, yaitu menjaga kesehatan gigi dan mulut.8 Saliva melindungi jaringan di dalam rongga mulut melalui pembersihan mekanis, melapisi setiap jaringan di dalam rongga mulut, pengaruh dapar, dan aktivitas antibakteriViskositas SalivaViskositas saliva dipengaruhi oleh musin karena adanya glikoprotein bermolekul tinggi di dalamnya. Musin ini berasal dari sel-sel asinar kelenjar saliva dan tidak dijumpai di dalam sel-sel asinar serus dan sel-sel asinar duktus. Selain mempengaruhi viskositas saliva, musin juga berfungsi dalam mempermudah penelanan dan angkutan makanan, membasahi permukaan gigi dan mukosa sehingga terhindar dari kekeringan, mempermudah artikulasi, serta melindungi mukosa terhadap infeksi bakteri dengan pembentukan lapisan lendir yang sukar ditembus dan dirusak oleh bakteri-bakteri.Dalam keadaan istirahat, viskositas saliva sebaiknya dalam keadaan kental dan dapat mengalir agar dapat bertahan cukup lama di dalam rongga mulut.Sedangkan dalam keadaan berfungsi, viskositas saliva sebaiknya dalam keadaan encer dan dapat mengalir agar dapat memberikan lubrikasi yang baik di dalam rongga mulut.Kecepatan Aliran SalivaKecepatan aliran saliva menunjukkan variasi diurnal dengan kecepatan tertinggi terjadi pada saat siang hari dan kecepatan terendah pada saat tidur. Pada saat tidur, kelenjar saliva mayor sebenarnya tidak mengeluarkan saliva. Untuk menjaga lubrikasi mukosa di dalam rongga mulut pada malam hari, tubuh hanya memanfaatkan saliva yang dikeluarkan oleh kelenjar saliva minor.Dalam keadaan normal, kecepatan aliran saliva berada dalam rentang 0,3- 0,4 ml/menit ketika saliva tidak terstimulasi. Beberapa faktor yang berperan dalam mempengaruhi kecepatan aliran saliva saat tidak terstimulasi adalah derajat hidrasi, posisi tubuh, pemaparan terhadap cahaya, stimulasi sebelumnya, ritme biologis, dan obat-obatan.Sementara itu, kecepatan aliran saliva ketika terstimulasi akan meningkat, yaitu berada dalam rentang 1,5-2 ml/menit. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan aliran saliva saat terstimulasi adalah asal stimulus, pengunyahan, muntah, merokok, ukuran kelenjar saliva, indera penciuman dan pengecapan, asupan makanan, faktor emosi-psikis, dan usia.Kecepatan aliran saliva dapat mempengaruhi aksi proteksi saliva. Stimulasi kelenjar saliva melalui pengunyahan dapat meningkatkan kecepatan aliran saliva sehingga mendukung pembersihan makanan dari mulut. Semakin cepat aliran saliva, semakin cepat karbohidrat dapat dibersihkan dari dalam rongga mulut serta semakin efektif saliva dalam mengurangi demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi gigi. Selain itu, konsentrasi berbagai komponen dalam saliva juga dapat dipengaruhi oleh kecepatan aliran saliva. Konsentrasi amilase, natrium, klorida, dan bikarbonat berbanding lurus dengan kecepatan aliran saliva, sedangkan konsentrasi kalium, fosfor, dan sekret IgA berbanding terbalik dengan kecepatan aliran saliva.Dengan demikian, jika kecepatan aliran saliva rendah, kemampuan saliva dalam membersihkan rongga mulut terhadap susbtrat makanan kariogenik akan menurun. Selain itu, jumlah dapar di dalam saliva juga akan menurun sehingga kemampuan saliva dalam menetralisasi asam organik yang terbentuk dari fermentasi gula juga akan berkurang.Kapasitas Dapar dan pH SalivaKapasitas dapar dan pH saliva dapat dipengaruhi oleh susunan kuantitatif dan kualitatif elektrolit dalam saliva itu sendiri. Perbandingan antara asam dan konjugasi basanya, terutama konsentrasi bikarbonat saliva, akan menentukan nilai pH dan kapasitas dapar saliva.22Dalam kondisi normal, pH saliva tidak terstimulasi memiliki nilai rata-rata 6,7 dalam rentang berada di antara 6,4 sampai dengan 6,9. Konsentrasi bikarbonat pada saliva yang tidak terstimulasi tidak begitu besar, paling tinggi hanya mencapai 50% dari kapasitas dapar total; sedangkan konsentrasi bikarbonat pada saliva terstimulasi cukup besar, mencapai 85% dari keseluruhan kapasitas dapar saliva.Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai pH saliva antara lain:a. Diet (makanan)Adanya material eksogen berupa karbohidrat yang dapat difermentasi dengan cepat seperti gula dapat menurunkan kapasitas dapar saliva sehingga metabolisme bakteri dalam menghasilkan asam akan meningkat. Sedangkan makanan yang kaya akan protein memiliki efek yang dapat meningkatkan kapasitas dapar saliva melalui pengeluaran zat-zat basa seperti amonia.b. Penurunan kapasitas dapar salivaPenurunan kapasitas dapar dapat terjadi pada orang tua, penderita penyakit sistemik, dan pengguna obat-obatan tertentu. Selain itu, kapasitas dapar dan sekresi saliva pada wanita biasanya lebih rendah dibandingkan pada pria.c. Ritme biologis (irama siang-malam)Kapasitas dapar dan pH saliva yang tidak terstimulasi memiliki nilai terendah pada saat tidur dan nilai tertinggi saat segera setelah bangun, kemudian nilai ini bervariasi setelahnya. Sedangkan pada kapasitas dapar dan pH saliva yang terstimulasi, jam setelah stimulasi keduanya memiliki nilai paling tinggi, dan dalam kurun waktu 30-60 menit kemudian akan kembali turun. Kapasitas dapar saliva berperan dalam menetralisasi asam plak. Besarnya kapasitas dapar dalam saliva tergantung oleh beberapa faktor, yaitu:1. BikarbonatBikarbonat merupakan ion dapar terpenting di dalam saliva dan ion ini akan menentukan sebagian besar kapasitas dapar dan derajat asam saliva. Pada saliva terstimulasi, ion ini menghasilkan 85% dari keseluruhan kapasitas dapar saliva.2. Kalsium dan fosfatIon kalsium dan fosfat menjaga saturasi saliva terhadap mineral gigi. Oleh karena itu, ion-ion ini penting dalam melindungi gigi terhadap perkembangan karies. Sistem fosfat menghasilkan 15% dari keseluruhan kapasitas dapar saliva. Namun sistem fosfat ini tidak berperan besar terhadap kapasitas dapar pada keadaan saliva terstimulasi karena konsentrasi fosfat menurun pada kecepatan aliran saliva yang tinggi. Sistem fosfat memberikan kapasitas dapar paling signifikan pada saat saliva tidak terstimulasi dan di awal pemaparan asam.3. ProteinKonsentrasi protein di dalam saliva hanya 1/30 dari plasma sehingga terlalu sedikit asam amino yang dapat memberi efek dapar yang signifikan pada pH normal di rongga mulut. Kandungan protein di dalam saliva hanya merupakan tambahan sekunder pada kapasitas dapar saliva melalui efek alkali dan penghancuran enzimatik terhadap bakteri di dalam rongga mulut.4. UreaKandungan urea di dalam saliva dapat digunakan oleh mikroorganisme di dalam rongga mulut untuk menghasilkan amonia. Produksi amonia ini dapat menetralkan hasil akhir metabolisme bakteri sehingga pH dapat meningkat.