2
SAM seringkali dihubungkan dengan suatu keadaan yang kita sebut fetal distress. Pada keadaan ini, janin yang mengalami distres akan menderita hipoksia (kurangnya oksigen di dalam jaringan). Hipoksia jaringan menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas usus disertai dengan melemasnya spinkter anal. Maka lepaslah mekonium ke dalam cairan amnion. Asfiksia dan berbagai bentuk stres intrauterin dapat meningkatkan peristaltik usus janin disertai relaksasi sfinkter ani eksterna sehingga terjadi pengeluaran mekoneum ke cairan amnion. Saat bayi dengan asfiksia menarik napas (gasping)baik in utero atau selama persalinan, terjadi aspirasi cairan amnion yang bercampur mekoneum ke dalam saluran napas. Mekoneum yang tebal menyebabkan obstruksi jalan napas, sehingga terjadi gawat napas. Sindroma ini biasanya terjadi pada infant full-term. Mekonium ditemukan pada cairan amnion dari 10% dari keseluruhan neonatus, mengindikasikan beberapa tingkatan aspiksia dalam kandungan. Aspiksia mengakibatkan peningkatan peristaltik intestinal karena kurangnya oksigenasi aliran darah membuat relaksasi otot spincter anal sehingga mekonium keluar. Mekonium tersebut terhisap saat janin dalam kandungan. Aspirasi mekonium menyebabkan obstruksi jalan nafas komplit atau partial dan vasospasme pulmonary. Partikel garam dalam mekonium bekerja seperti detergen, mengakibatkan luka bakar kimia pada jaringan paru. Jika kondisi berkelanjutan akan terjadi pneumothoraks, hipertensi pulmonal persisten dan pneumonia karena bakteri. Dengan intervensi yang adekuat, gangguan ini akan membaik dalam beberapa hari, tetapi angka kematian mencapai 28% dari seluruh kejadian. Prognosis tergantung dari jumlah mekonium yang teraspirasi, derajat infiltrasi paru dan tindakan suctioning yang cukup. Suctioning termasuk aspirasi dari nasofaring selama kelahiran dan juga suctioning langsung pada trachea melalui selang endotracheal setelah kelahiran jika mekonium ditemukan.

Sam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SAM

Citation preview

Page 1: Sam

SAM seringkali dihubungkan dengan suatu keadaan yang kita sebut fetal distress. Pada

keadaan ini, janin yang mengalami distres akan menderita hipoksia (kurangnya oksigen di

dalam jaringan). Hipoksia jaringan menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas usus

disertai dengan melemasnya spinkter anal. Maka lepaslah mekonium ke dalam cairan

amnion.

Asfiksia dan berbagai bentuk stres intrauterin dapat meningkatkan peristaltik usus janin

disertai relaksasi sfinkter ani eksterna sehingga terjadi pengeluaran mekoneum ke cairan

amnion. Saat bayi dengan asfiksia menarik napas (gasping)baik in utero atau selama

persalinan, terjadi aspirasi cairan amnion yang bercampur mekoneum ke dalam saluran

napas. Mekoneum yang tebal menyebabkan obstruksi jalan napas, sehingga terjadi gawat

napas.

Sindroma ini biasanya terjadi pada infant full-term. Mekonium ditemukan pada cairan

amnion dari 10% dari keseluruhan neonatus, mengindikasikan beberapa tingkatan aspiksia

dalam kandungan. Aspiksia mengakibatkan peningkatan peristaltik intestinal karena

kurangnya oksigenasi aliran darah membuat relaksasi otot spincter anal sehingga mekonium

keluar. Mekonium tersebut terhisap saat janin dalam kandungan.

Aspirasi mekonium menyebabkan obstruksi jalan nafas komplit atau partial dan

vasospasme pulmonary. Partikel garam dalam mekonium bekerja seperti detergen,

mengakibatkan luka bakar kimia pada jaringan paru. Jika kondisi berkelanjutan akan terjadi

pneumothoraks, hipertensi pulmonal persisten dan pneumonia karena bakteri.

Dengan intervensi yang adekuat, gangguan ini akan membaik dalam beberapa hari,

tetapi angka kematian mencapai 28% dari seluruh kejadian. Prognosis tergantung dari jumlah

mekonium yang teraspirasi, derajat infiltrasi paru dan tindakan suctioning yang cukup.

Suctioning termasuk aspirasi dari nasofaring selama kelahiran dan juga suctioning langsung

pada trachea melalui selang endotracheal setelah kelahiran jika mekonium ditemukan.