Samdi Skenario 12 Poliomyelitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Poliomyelitis, Pediatri, Ilmu Penyakit Saraf

Citation preview

Poliomyelitis pada Anak berusia 8 Tahun

Diagnosis, Terapi, dan Pencegahan Poliomyelitis pada Anak

Samdaniel Sutanto102013382E2Gambaran KasusSeorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan kaki kanannya tidak dapat digerakkan sejak 2 hari yang lalu.

Identifikasi istilah yang tidak diketahuiTidak ada

Rumusan masalahAnak laki-laki berusia 8 tahun mengeluh kaki kanannya tidak bisa digerakan sejak 2 hari lalu.HipotesisAnak laki-laki berusia 8 tahun tersebut diduga menderita poliomyelitisAnamnesisIdentitas pasienanak laki-laki, usia 8 tahunKeluhan utamakaki kanan tidak dapat digerakkan sejak 2 hari yang laluRiwayat Penyakit SekarangAwalnya kaki kanan lemas dan nyeri, namun masih dapat berjalan dengan bantuan; 7 hari yang lalu, pasien demam ringan dengan suhu 38C,batuk pilek, sakit kepala, nyeri otot.Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit Keluarga

AnamnesisRiwayat pengobatanRiwayat kehamilan dan persalinanRiwayat KelahiranRiwayat ImunisasiSemua imunisasi pasien lengkap, kecuali imunisasi polio yang hanya dilakukan pada bulan ke-2 dan ke-4Riwayat Sosial

Pemeriksaan FisikPemeriksaan keadaan umum, kesadaran pasien, tanda-tanda vitalPemeriksaan fisik umumPemeriksaan refleks motorik, sensorikPemeriksaan rangsang meningeal Kaku kudukTanda BrudzinskiTanda Kernig

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan darah rutinHemoglobinHematokritLeukositTrombosit

Cairan serebrospinalPleositosis 20-300 sel/ mm bila sudah mencapai SSP

Isolasi virusSpesimen feses, swab tenggorokan, cairan serebrospinal, nekroskopi.

SerologiAdanya IgM / kenaikan titer antibodi 4x antara fase akut sampai konvalesen.

Pemeriksaan kaliumSpesimen dari darah dan urinDiagnosis KerjaPoliomyelitisInfeksi virus polio yang menyerang anak-anak kecilVirus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , menimbulkan kelumpuhan permanen

Diagnosis Banding (1)Guillain-Barre SyndromeMyastenia GravisDefinisiPolineuropati pasca infeksi yang mengenai saraf motorik dan juga sensorikKelainan saraf perifer autoimun pada myoneural junction; onset pada anak belasan tahunEtiologiAutoimun pasca infeksi pernapasan dan GIT (Mycoplasma pneumonia & Campylobacter jejuni)Antibodi terhadap reseptor pascasinaptik asetilkolinManifestasi Klinis Kelemahan dari tungkai bawah yang kemudian menjalar ke tungkai atas, tubuh, otot-otot bulbar Biasanya simetris ptosis, diplopia, oftalmoplegia, kelemahan ekstremitas, leher, wajah, rahang dapat menjadi progresif dan mengancam jiwaDiagnosis Banding (2)PolimyositisHipokalemia ParalisisDefinisiInflamasi myopati subakut pada orang dewasa, jarang pada anak; jarang terjadi Hipokalemia merupakan kondisi yang sering terjadi pada anak yang menderita gastroenteritis normal: 3,5-5 mEq/LEtiologiAutoimun, penyakit jaringan ikat, infeksi, obat-obatanGastroenteritis, muntah-muntah, asupan gizi yang kurang.Manifestasi Klinis Kelemahan dari tungkai bawah yang kemudian menjalar ke tungkai atas, tubuh, otot-otot bulbar Biasanya simetris Jantung : perubahan EKG otot skelet : kelemahan otot, kram, paralisis (Kalium < 2,5 mEq/L) paralisis otot pernapasan & rhabdomyolisisEtiologiVirus polio adalah virus RNA, genus Enterovirus, famili Picornaviridae3 serotipe : tipe-1 (Brunhilde), tipe-2 (Lansing), dan tipe-3 (Leoninya)Stabil pada pH asam, envelope (-), tahan pelarut lemakTidak aktif pada suhu 55C selama 30 menitReservoir : manusiaPenularan : jalur fekal-oralEpidemiologiLebih sering pada bayiHigiene yang buruk dan kepadatan penduduk menyebabkan transmisi berkelanjutan di negara miskin di Afrika dan AsiaDi Indonesia, kasusnya sudah tidak ada sejak 1996Pada tahun 2005 terjadi wabah pada anak balita di seluruh Pulau Sumatera (kecuali Sumatera Barat dan Bengkulu) dan Pulau Jawa (kecuali Yogyakarta)PatofisiologiManifestasi Klinis Asimtomatik

Poliomyelitis abortifPoliomyelitis nonparalitikPoliomyelitis paralitikDemam singkat (< 39,5C), malaise, anoreksia, mual, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, gejala flu (coryza, batuk), nyeri perut, dsb.Seperti tipe abortif, nyeri otot leher post, badan, tungkai, paralisis VU yang cepat, refleks superfisial (-), refleks tendon terganggu, dsb.Seperti tipe nonparalitik, ada paralisis otot yang flaccid, atrofi otot, nyeri, spastisitas, kaku kuduk, dsb.PenatalaksanaanBersifat suportif

Poliomyelitis abortif: analgesik, sedatif, bed rest

Poliomyelitis nonparalitik: seperti terapi pada tipe abortif, fisioterapi untuk mencegah deformitas.

Poliomyelitis paralitik: perawatan di rumah sakit 2-3 minggu pertamaKomplikasiInfeksi saluran kemih sementara (akut)Gangguan pernapasan (atelektasis, pneumonia, edema paru, dll.)Deformitas tulangKelainan sarafKelumpuhan permanenSindroma pascapolioPencegahanMenjaga higiene dan sanitasiMencuci alat-alat makan dan minum dengan bersihMemasak air dengan matang untuk mematikan virus polio yang berasal dari alam bebasVaksinasi merupakan cara efektif untuk mencegah poliomyelitisImunisasi PolioOPV (Oral Polio Vaccine)Imunisasi dasar: bayi baru lahir, 2 bln, 3 bln, 4 blnBooster: 18 bln, 5thn, 15-19 thn

IPV (Inactivated Polio Vaccine)Dosis 0,5 ml SC diberikan 3x Booster diberikan saat masuk sekolah

PrognosisDubia et bonam Dubia et malamKesimpulanHipotesis diterima