12
Venilia Vania 3312 100 033 1.1 Analisis Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Timbulan sampah akan selalu meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. TPST akan direncanakan untuk dapat melayani per sepuluh ribu penduduk. Diagram alir penanganan sampah yang ditangani dengan menggunakan TPST adalah sebagai berikut : Sampah dari sumber masuk area penerimaan TPST untuk kemudian selanjutnya dilakukan pemilahan antara sampah makanan dan sampah kebun (sampah basah) yang dapat dikomposkan dan sampah kering yang bernilai ekonomi (bahan lapak) sehingga dari proses ini akan menyisakan residu yang masuk ke kontainer. Sampah kering yang merupakan bahan lapak selanjutnya mengalami pemilahan lebih lanjut untuk pengklasifikasian berdasarkan komponennya yaitu komponen sampah plastik, kertas, kaca, logam dan kayu untuk selanjutnya dikemas dan disimpan perkomponen bahan. Untuk sampah basah yang dapat dikomposkan selanjutnya akan diolah menjadi kompos. Metode pengomposan yang digunakan pada TPST adalah metode open windrow. Walaupun metode ini memiliki berbagai kekurangan seperti membutuhkan lahan yang luas dan berpotensi menimbulkan bau, namun merupakan salah satu metode pengomposan yang paling sederhana dan relatif murah dari segi biaya investasi serta operasi dan pemeliharaannya sehingga menjadi metode pengomposan yang dipilih dalam TPST. 1.2 Perhitungan Kesetimbangan Bahan dan Laju Pengolahan (Loading Rate) di TPST Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) direncanakan untuk mampu mengelola sampah dari 10.000 jiwa yaitu sejumlah 20,4 ton sampah per hari. TPST direncanakan untuk dioperasikan 5 hari/minggu dengan waktu kerja 8 jam/hari yang terdiri dari 7 jam waktu operasi dan 1 jam waktu istirahat. Total jam operasi adalah 5 jam/hari. Perhitungan loading rate menggunakan rumus sebagai berikut : Laju pengolahan, ton/jam = = ( ) = 4,08 ton/hari = 0,17 ton/jam

Sampah TPST

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tpst

Citation preview

  • Venilia Vania 3312 100 033

    1.1 Analisis Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)

    Timbulan sampah akan selalu meningkat seiring dengan peningkatan jumlah

    penduduk. TPST akan direncanakan untuk dapat melayani per sepuluh ribu penduduk.

    Diagram alir penanganan sampah yang ditangani dengan menggunakan TPST adalah

    sebagai berikut :

    Sampah dari sumber masuk area penerimaan TPST untuk kemudian selanjutnya

    dilakukan pemilahan antara sampah makanan dan sampah kebun (sampah basah) yang

    dapat dikomposkan dan sampah kering yang bernilai ekonomi (bahan lapak) sehingga dari

    proses ini akan menyisakan residu yang masuk ke kontainer. Sampah kering yang

    merupakan bahan lapak selanjutnya mengalami pemilahan lebih lanjut untuk

    pengklasifikasian berdasarkan komponennya yaitu komponen sampah plastik, kertas, kaca,

    logam dan kayu untuk selanjutnya dikemas dan disimpan perkomponen bahan.

    Untuk sampah basah yang dapat dikomposkan selanjutnya akan diolah menjadi

    kompos. Metode pengomposan yang digunakan pada TPST adalah metode open windrow.

    Walaupun metode ini memiliki berbagai kekurangan seperti membutuhkan lahan yang luas

    dan berpotensi menimbulkan bau, namun merupakan salah satu metode pengomposan

    yang paling sederhana dan relatif murah dari segi biaya investasi serta operasi dan

    pemeliharaannya sehingga menjadi metode pengomposan yang dipilih dalam TPST.

    1.2 Perhitungan Kesetimbangan Bahan dan Laju Pengolahan (Loading Rate) di TPST

    Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) direncanakan untuk mampu mengelola

    sampah dari 10.000 jiwa yaitu sejumlah 20,4 ton sampah per hari. TPST direncanakan untuk

    dioperasikan 5 hari/minggu dengan waktu kerja 8 jam/hari yang terdiri dari 7 jam waktu

    operasi dan 1 jam waktu istirahat. Total jam operasi adalah 5 jam/hari. Perhitungan loading

    rate menggunakan rumus sebagai berikut :

    Laju pengolahan, ton/jam =

    = (

    )

    = 4,08 ton/hari = 0,17 ton/jam

  • Venilia Vania 3312 100 033

    Sampah dapat

    dikomposkan

    Sampah

    (ton/hari)

    Faktor

    Daur

    Ulang

    (%)

    Bahan daur

    ulang

    (ton/hari)

    Residu

    (ton/hari)

    Sampah

    makanan 12,44 90% 11,19 1,24

    Sampah kebun 3,55 90% 3,20 0,36

    Sampah tidak

    dapat

    dikomposkan

    Kertas 3,44 5% 0,17 3,27

    Plastik 0,00 14% 0,00 0,00

    Kain 0,12 0% 0,00 0,12

    Karet 0,11 0% 0,00 0,11

    Kayu 0,01 0% 0,00 0,01

    Gelas/kaca 0,17 60% 0,10 0,07

    Logam 0,37 70% 0,26 0,11

    Sampah B3 0,23 0% 0,00 0,23

    Total 20,45 14,92 5,52

    Tabel 1. Perhitungan Kesetimbangan Bahan di TPST

  • Venilia Vania 3312 100 033

    sampah

    20,45 tonpemilahan

    residu

    5,52 ton

    Sampah makanan

    11,9 ton

    Sampah kebun

    3,20 ton

    Lapak Kertas

    0,17 ton

    Lapak plastik

    0,0004 ton

    Lapak Karet

    0,00 ton

    Lapak kayu

    0,00 ton

    Lapak Kaca

    0,10 ton

    Lapak Logam

    0,26 ton

    Lapak B3

    0,00 ton

    Lapak Kain

    0,00 ton

    Sampah

    dapat dikomposkan

    Gambar 1. Kesetimbangan Bahan Di TPST

  • Venilia Vania 3312 100 033

    Operasi

    Laju

    Pengelolaan

    (ton/hari)

    Loading

    Rate

    (ton/jam)

    Loading rate

    faktor

    keamanan

    10% (ton/jam)

    Area Penerimaan 20,45 0,17 0,19

    Pemilahan Sampah

    dikomposkan dan sampah

    tidak dikomposkan dapat

    didaur ulang (manual) 20,45 0,17 0,19

    Pencacahan sampah basah

    yang dikomposkan 14,39 0,12 0,13

    Pengolahan Kompos 14,39 0,12 0,13

    Pematangan, pengayakan,

    dan pengemasan kompos 4,32 0,04 0,04

    Pemilahan per komponen

    barang lapak (manual) 0,53 0,004 0,005

    Pengemasan barang lapak 0,53 0,004 0,005

    Tabel 1. Perhitungan Laju Pengolahan pada Proses Operasi TPST

    1.3 Unit Operasi Penerimaan Sampah

    Area ini merupakan area awal untuk menerima sampah yang masuk TPST. Pada area ini kendaraan pengumpul/pengangkut sampah mencurahkan sampahnya. Kriteria desain yang ditetapkan untuk area ini :

    Tinggi timbunan = 1 m

    Berat jenis sampah = 160,95 kg/m3

    Untuk mengantisipasi beban puncak, maka area penerimaan dirancang dengan faktor keamanan 1,5

    Kebutuhan luas area penerimaan :

    Laju pengolahan untuk area penerimaan 0,19 ton/jam, dengan penjadwalan operasi pengumpulan 4 kali/perhari, maka dibutuhkan area penerima dengan kapasitas tampung (0,19 ton/jam x 7 jam)/4 = 0,33 ton sampah atau 2,05 m3

    sampah, maka kebutuhan area untuk penerimaan adalah :

    Luas area penerimaan =

    = 3 m2

    Kegiatan yang terjadi pada unit operasi ini adalah alat pengumpul sampah mencurahkan sampahnya pada area ini, sampah dibuat tumpukan setinggi maksimal 1 m. Sampah selanjutnya dipiliha untuk mendapatkan bahan sampah yang dapat dikomposkan dan bahan lapak dari sampah yang tidak dapat dikomposkan.

    1.4 Unit Operasi Pemilahan

    Proses pemilahan dilakuakn secara manual dengan tujuan memperoleh bahan sampah yang dapat dikomposkan dan bahan sampah yang tidak dapat dikomposkan yang merupakan bahan lapak. Kecepatan pemilahan tangan adalah 1.000 lb/orang.jam (Vesilind dkk, 2002) sedangkan berdasarkan Tchobanoglous dkk. untuk sampah terpilah yang tercampur antara sampah tumah tangga dan sampah dari wilayah komersial adalah 0,3-0,4 ton/orang.hari dengan nilai tipikal 2,5 ton/orang.hari. Kecepatan pemilahan untuk TPST direncanakan 0,5 ton/orang.hari atau 71 kg/orang.jam. Dengan loading rate pemilahan 0,19

  • Venilia Vania 3312 100 033

    ton/jam, maka perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan luas area pemilahan adalah sebagai berikut :

    Kebutuhan tenaga kerja =

    = 9,12 orang 9 orang

    Kebutuhan luas area pemilahan : Direncanakan ruang kerja tiap pemilah 1 m2. Setiap pekerja dilengkapi 2 keranjang berukuran 0,5 m x 0,5 m untuk menampung sampah yang dapat dikomposkan dan sampah yang tidak dapat dikomposkan.

    Luas area kerja = 1m2/orang x 9 orang = 9 m2 Luas area keranjang = 2 unit/orang x 9 orang x (0,5 x 0,5) m2/unit =

    4,5 m2. Total kebutuhan luas area pemilahan adalah = 9 m2 + 4,5 m2 = 13,5 m2

    Kegiatan yang terjadi pada unit operasi adalah pekerja memilah sampah yang dapat dikomposkan dan sampah yang merupakan bahan lapak. Sisa dari kegiatan ini merupakan residu yang akan dimasukkan ke kontainer.

    1.5 Unit Operasi Pencacahan Sampah Dapat Dikomposkan

    Pencacahan dilakukan secara mekanik dengan bantuan sarana mesin pencacah terhadap sampah basah yang dapat dikomposkan. Laju pengolahan pada unit ini 0,13 ton/jam. Kriteria desain yang digunakan adalah :

    Kapasitas mesin pencacah = 600 800 kg/jam Dimensi (p x l x t) = 1,5 m x 1 m x 1,5 m

    Sehingga kebutuhan untuk unit proses ini adalah sebagai berikut :

    Kebutuhan jumlah mesin pencacah =

    = 0,2 mesin 1 mesin

    Kebutuhan luas area penempatan mesin pencacah = 1 x 1,5 m x 1 m = 1,5 m2

    Pencacahan akan dilakukan tiga kali sehari dengan waktu pencacahan setiap sesi 1 jam, sehingga diperlukan area penampungan sampah yang dapat dikomposkan yang akan dicacah sebelum dilakuakn pencacahan dengan kapasitas tampung (0,13 ton/jam x 7 jam)/3 = 0,30 ton sampah yang dapat dikomposkan. Dengan berat jenis sampah 200 kg/m3 maka volume sampah yang dapat dikomposkan yang akan ditampung adalah 1,5 m3. Maka kebutuhan area untuk penampungan dengan tinggi tampungan 0,5 m adalah :

    Luas area penampungan sampah yang dapat dikomposkan sebelum dicacah

    =

    Kegiatan yang terjadi pada unit operasi ini adalah sampah basah yang akan dikomposkan ditampung terlebih dahulu dalam area penampungan kemudian dicacah dengan tujuan memperkecil dan menghomogenkan ukuran sampah yang akan diolah agar proses pengomposan berlangsung optimal. Pencacahan dilakukan 3 kali perhari.

    1.6 Unit Operasi Pengomposan

    Pengomposan dilakuakn dengan open windrow dengan mengadopsi petunjuk teknis tata cara pengelolaan sampah dengan sistem daur ulang pada lingkungan (Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002). Walaupun metode ini memiliki berbagai kekurangan seperti membutuhkan lahan yang luas dan potensi untuk menimbulkan bau, namun merupakan salah satu metode pengomposan yang paling sederhana dan relatif murah sehingga menjadi metode pengomposan yang dipilih dalam TPST. Adapun laju pengolahan pada unit ini 0,13 ton/jam, dengan kriteria teknis sebagai berikut :

    Berat jenis sampah = 200 kg/m3

  • Venilia Vania 3312 100 033

    0,8 m

    1 m

    1,5 m

    Waktu pengomposan = 18 hari Tinggi tumpukan = 1 m Tumpukan berbentuk trapesium dengan dimensi p x ldasar : 3 x 1,5 m dan lebar pada

    tumpukan atas 0,8 m. Sehingga kapasitas 1 tumpukan adalah 3,45 m3.

    Sehingga kebutuhan unit proses ini adalah sebagai berikut :

    Gambar 2 Potongan Melintang Tumpukan Bahan Kompos Pada Proses Pengomposan Sehingga kebutuhan untuk unit proses ini adalah sebagai berikut :

    Kebutuhan luas area pengomposan

    Volume sampah dikomposkan perhari =

    = 4,55 m3

    Jumlah tumpukan perhari =

    = 1,3 tumpukan 1 tumpukan Karena periode proses pengomposan dilaksanakan selama 18 hari, sehingga dibutuhkan 19 cetakan tumpukan kompos atau lahan seluas 85,5 m2.

    Kegiatan yang terjadi pada unit operasi ini adalah sampah basah yang telah dicacah dikomposkan dengan penambahan bahan penunjang yang merupakan mikroorganisme tambahan (inokulum). Sampah yang telah dicacah ditumpuk membentuk trapesium dengan ukuran tumpukan 3 m x 1,5 m x 1 m, dengan lebar pada tumpukan atas 0,8 m. Proses pengomposan berlangsung kurang lebih 18 hari.

    Pada proses pengomposan, lindi dapat terbentuk apabila tumpukan samaph tidak mampu menahan kandungan air di dalamnya. Perhitungan lindi yang terbentuk dilakuakn dengan menggunakan kesetimbangan air pada sampah. Asumsi yang digunakan :

    Kadar air sampah basah : 50%-80%, tipikal 70%

    Berat jenis sampah : 200 kg/m3

    Volume tumpukan : 3,45 m3

    Luas tumpukan : 3 m x 1,5 m = 4,5 m2 Maka dapat dihitung sebagai berikut :

    Berat sampah/m2 = (3,45 m3 x 200 kg/m3)/4,5 =153,3 kg/m3

    Berat sampah yang dapat dikomposkan = 70% x 690 kg/m2 = 483 kg/m2

    Berat sampah yang tidak dapat dikomposkan = (100-70)% x 690 kg/m2 = 207 kg/m2

    Berat air dalam tumpukan = infiltasi + berat sampah yang dapat dikomposkan = 0 + 483 kg/m2 = 483 kg/m2

    Perhitungan neraca air pada tahun pertama (belum terbentuk gas) :

    Berat air untuk produksi gas = 0

    Berat uap air dalam gas = 0

    Berat air dalam tumpukan = 483 kg/m2

    Berat kering sampah = 207 kg/m2

    Berat rata-rata sampah (W) = 0,5 x (berat kering + berat ar dalam timbunan) = 0,5 x (483 kg/m2 + 207 kg/m2) = 345 kg/m2 = 759 lb/m2

  • Venilia Vania 3312 100 033

    FC = 0,6 0,55 x

    = 0,6 0,55 x

    = 0,56

    Air yang dapat ditahan sampah = FC x berat kering sampah = 0,56 x 483 kg/m2

    = 271 kg/m2

    Pembentukan lindi = Berat air dalam timbunan berat air yang dapat ditahan sampah

    = 483 kg/m2 271 kg/m2 = 212 kg/m2

    Berat jenis lindi = 1300 kg/m3

    Debit lindi tiap tumpukan =

    =

    = 0,73 m3/hari = 8,5.10-6 m3/dtk

    Debit lindi seluruh tumpukan = 19 x 8,5.10-6 m3/dtk = 1,6.10-4 m3/dtk

    Kebutuhan ruang bak penampung lindi kompos Q lindi = 1,6.10-4 m3/dtk Td = 8 jam Rencana kedalaman bak = 2,5 m Volume bak = 1,6.10-4 m3/dtk x (8x3600) = 4,6 m3 Luas bak = 4,6 m3 / 2,5 m = 1,8 m2

    Maka luas penampungan lindi kompos yang dibutuhkan adalah 1,8 m2.

    1.7 Unit Operasi Pematangan, Pengayakan, dan Pengemasan

    Setelah melalui masa pelapukan, maka akan dilanjutkan dengan proses pematangan,

    yaitu dengan cara membiarkan selama 33 hari. Kompos yang telah matang kemudian

    diayak sehingga diperoleh kompos halus dan kompos kasar kemudian dikemas sesuai

    jenisnya. Laju pengolahan unit ini adalah 0,04 ton/jam dikarenakan pada proses pelaupkan

    terjadi penyusutan berat 70% sampah basah. Kriteria teknis yang digunakan sebagai

    berikut:

    Berat jenis kompos : 500 kg/m3

    Waktu pematangan : 33 hari

    Tinggi tumpukan : 1 m

    Tumpukan berbentuk trapesium dengan dimensi p x ldasar : 1,3 x 1,2 m dan

    lebar pada tumpukan atas 0,7 m. Sehingga kapasitas 1 tumpukan adalah 1,24

    m3.

  • Venilia Vania 3312 100 033

    Gambar 2 Potongan Melintang Tumpukan Bahan Kompos Pada Proses Pematangan

    Kebutuhan Luas Area Pematangan

    Volume sampah dimatangkan perhari =

    = 0,56 m3

    Jumlah tumpukan perhari =

    = 0,45 tumpukan 1 tumpukan

    Karena periode proses pematangan dilaksanakan selama 33 hari, sehingga dibutuhkan 33 cetakan tumpukan kompos atau lahan seluas 51,48 m2.

    Pengayakan dan Pengemasan

    Kapasitas produksi adalah 0,04 ton/jam atau 0,56 m3/hari maka pengayakan

    daat dilakukan secara manual untuk selanjutnya dilakuakn pengemasan.

    Kegiatan yang terjadi pada unit operasi ini adalah kompos mengalami proses

    pematangan. Kompos yang telah matang selanjutnya diayak sehinghga

    diperoleh kompos halus dan kompos kasar. Kompos tersebut kemudian

    dikemas sesuai dengan jenisnya.

    1.8 Unit Operasi Penyimpanan Kompos

    Kompos yang telah dikemas kemudian disimpan dalam gudang sebelum dipasarkan. Loading rate pada unit ini 0,04 ton/jam, dengan kriteria teknis sebagai berikut :

    Densitas kompos : 500 kg/m2

    Tinggi tumpukan : 2 m

    Lama waktu penyimpanan : 7 hari Sehingga kebutuhan untuk unit proses ini adalah sebagai berikut :

    Kebutuhan luas gudang =

    x 7 hari

    = 1,96 m2 2 m2 Kegiatan yang terjadi pada unit operasi ini adalah kompos yang telah

    dikemas sebelum dipasarkan disimpan di gedung.

    1.9 Unit Operasi Pemilahan dan Pengemasan Per Komponen Bahan Lapak

    Pemilahan dilakukan secara manual untuk mengklarifikasikan bahan lapak

    perkomponen yang terdiri dari bahan lapak kertas, plastik, kain, karet, kayu, kaca ,logam

    dan sampah B3. Kecepatan pemilahan tangan berdasarkan Vesilind dkk, adalah

    1.000lb/orang.jam (Vesilind dkk, 2002) sedangkan berdasarkan Tchobanoglous dkk, untuk

    sampah terpilah yang tercampur antara sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah

    rumah tangga adalah 0,4 4 ton/orang.hari dengan nilai tipikal 2,5 ton/orang.hari

  • Venilia Vania 3312 100 033

    (Tchobanoglous dkk., 1993). Kecepatan pemilahan untuk perkomponen bahan lapak di

    TPST direncanakan 0,7 ton/orang.hari atau 100 kg/orang.jam. Laju pengolahan pada unit ini

    0,005 ton/jam, maka perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan luas area pemilihan adalah

    sebagai berikut:

    Kebutuhan tenaga kerja =

    = 1,2 orang 1 orang

    Kebutuhan luas area pemilahan:

    Bahan lapak diterima dari unit pemilahan untuk selanjutnya dilakukan pemilahan

    lebih lanjut perkomponen bahan lapak. Dengan penjadwalan operasi pemindahan

    bahan lapak dari unit pemilahan 7 kali perhari, maka dibutuhkan area penerima

    dengan kapasitas tampung (0,005 ton/jam x 7 jam)/7 = 0,005 ton sampah. Dengan

    berat jenis sampah kering 95,6, maka kapasitas penampungan yang dibutuhkan

    adalah 0,052 m3 sampah, maka kebutuhan area untuk penerimaan dengan

    ketinggian bahan lapak 0,5 m adalah:

    Luas area penerimaan =

    = 0,156 m2

    Kebutuhan luas kerja pemilah:

    Direncanakan ruang kerja tiap pemilah adalah 2 m2. Setiap pekerja dilengkapi 8

    keranjang berukuran 0,5m x 0,5m untuk menampung sampah lapak kertas, plastik,

    kain, karet, kayu, kaca,logam, dan sampah B3 hasil pilahan.

    - luas area kerja = 2 m2/orang x 1 orang

    = 2 m2

    - Luas area keranjang = 8 unit/orang x 1 orang x (0,5x0,5) m2/unit

    = 2 m2

    - Total kebutuhan luas area pemilahan adalah :

    = luas area penerimaan + luas area kerja + luas area keranjang

    = 0,156 m2 + 2 m2 + 2 m2 = 4,156 m2

    Kegiatan yang terjadi pada unit operasi ini adalah pekerja bahan lapak yang

    sebelumnya telah dipilah, dipilah kembali berdasarkan komponennya sehingga

    diperoleh bahan lapak plastik, bahan lapak kertas, bahan lapak kaca, bahan lapak

    karet, bahan lapak kayu, bahan lapak kain, bahan lapak B3 dan bahan lapak

    logam.Kemudian masing-masing komponen bahan lapak dikemas dengan

    pemadatan secara manual.

  • Venilia Vania 3312 100 033

    Komponen Bahan

    Lapak

    Komposisi Daur

    Ulang (%)

    Laju

    Pengolahan

    ton/jam)

    Volume daur

    ulang /hari

    (m3)

    Volume

    penyimpanan f

    pemadatan

    35%, 5 hari

    Kebutuhan

    luas

    penyimpanan

    (m2)

    Plastik 87% 0,048 4,76 15,46 10,31

    Kertas 2,5% 0,001 0,10 0,33 0,22

    Logam* 3% 0,002 0,04 0,19 0,13

    Kaca* 5% 0,003 0,09 0,47 0,32

    Total 0,054 10,98

    *) tidak dipadatkan

    1.10 Unit Operasi Penyimpanan Bahan Lapak

    Penyimpanan dilakukan setelah bahan lapak dikemas dengan pemadatan

    secara manual. Laju pengolahan pada unit ini 0,05 ton/jam. Kriteria desain yang

    digunakan adalah:

    - Faktor pemadatan : 35%

    - Densitas lapak kertas : 90 kg/m3

    - Densitas lapak plastik : 70 kg/m3

    - Densitas lapak kaca : 180 kg/m3

    - Densitas lapak logam : 250 kg/m3

    - Tinggi tumpukan : 1 m

    Tabel 3. Perhitugan Kebutuhan Luas Penyimpanan Komponen Bahan Lapak

    Dari hasil perhitungan, maka kebutuhan luas untuk gedung bahan lapak adalah 11 m2.

    1.11 Unit Operasi Pewadahan Residu

    Unit ini adalah unit yang menerima residu dari pemilahan terhadap sampah basah dan sampah kering. Laju pengolahan yag diterima unit ini 0,157 ton/jam. Kriteria Desain yang digunakan adalah:

    Berat jenis residu pada container : 321 kg/m3

    Kapasitas container : 6m3

    Ukuran container (p x l) : 2m x 1,5m Sehingga kebutuhan untuk unit ini adalah sebagai berikut :

    Kebutuhan jumlah kontainer =

    = 0,55 kontainer 1 kontainer Kebutuhan luas area kontainer = 1 kontainer x 2m x 1,5m = 3 m2

    Kegiatan yang terjadi pada unit ini adalah residu hasil pengelolaan dimasukkan ke

    kontainer untuk selanjutnya diangkut ke TPA. Dengan melihat kapasitas kontainer, maka pengangkutan residu harus dilaksanakan setiap hari kerja.

  • Venilia Vania 3312 100 033

    No. UraianLuas Area

    (m2)

    Tenaga Kerja

    (orang)

    1 Area penerimaan 3

    2 Pemilahan (manual) 13,5

    3 Pencacahan sampah yang dapat dikomposkan

    Area penampungan sampah yang dapat dikomposkan 3

    Area penyimpanan alat pencacah 1,5

    4 Pengolahan kompos 85,5

    5 Pematangan, pengayakan dan pengemasan kompos 51,48

    6 Penyimpanan kompos 2

    7

    Pemilahan dan pengemasan per komponen barang

    lapak (manual) 4

    8 Penyimpanan barang lapak 11

    9 Penyimpanan residu (kontainer) 3

    10 Kantor 6 2

    11 Toilet 3

    12 Gudang Peralatan 6

    Total 192,98 17

    9

    5

    1

    1.12 Sarana Pendukung

    Sarana pendukung dalam TPST terdiri dari kantor, toilet dan gudang perlatan. Luas sarana pendukung yang direncanakan yaitu :

    Kantor = 6m2 (2m x 3m)

    Toilet = 3m2

    Gudang Peralatan = 6m2

    1.13 Rekapitulasi Kebutuhan Luas Area dan Tenaga Kerja di TPST

  • Venilia Vania 3312 100 033

    Area Pengomposan Area Pengomposan Area Pengomposan

    Area Pematangan

    Kompos

    Area Pematangan

    Kompos

    Toilet Toilet

    Gudang

    Penyimpanan

    Kompos

    Kantor

    Penyimpanan

    Lapak

    Residu

    Area Pemilahan

    Barang Lapak

    Parkir kendaraan pengumpul

    Area Penerimaan dan

    Pemilahan Sampah Yang

    Dapat Dikomposkan dan

    Sampah Yang Tidak Dapat

    Dikomposkan

    Area Penampungan Lindi

    Mesin PencacahPenampungan

    Sampah Basah

    Area Pengomposan