27
LAPORAN PENELITIAN MANDIRI SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN SAMPAH TIDAK PADA TEMPATNYA PADA PEMERINTAHAN KOTA DENPASAR OLEH : ANAK AGUNG KETUT SUKRANATHA. Penelitian ini terlaksana dengan pembiayaan sendiri FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

LAPORAN PENELITIAN

MANDIRI

SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN

SAMPAH TIDAK PADA TEMPATNYA PADA PEMERINTAHAN KOTA DENPASAR

OLEH :

ANAK AGUNG KETUT SUKRANATHA.

Penelitian ini terlaksana dengan pembiayaan sendiri

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

Page 2: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …
Page 3: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

RINGKASAN

SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN

SAMPAH TIDAK PADA TEMPATNYA PADA PEMERINTAHAN KOTA DENPASAR

Dalam menangani sampah di Kota Denpasar, Pemerintah Kota Denpasar telah

menerbitkan Perda berkenaan dengan permasalahan sampah. Melalui Perda No.l5 Th.1993,

Tentang Kebersihan Dan Ketertiban Umum sebagaimana yang telah diubah melalui Perda

Kota Denpasar No.3 Th.2000 yaitu Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota

Denpasar No.15 Tahun 1993 Tentang Kebersihan Dan Ketertiban Umum Di Kota Denpasar,

menetapkan rambu-rambu sebagai upaya untuk menanggulangi sampah serta Himbauan

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan tertanggal 2 Juni 2010 disusul dengan Seruan

Sekeretari Kota Denpasar mengatur tentang waktu pembuangan sampah dari pk.17.00

sampai dengan 19.00 wita dan pembongkaran material di jalan yang tidak melebihi waktu

satu kali dua belas jam sejak penurunan, tentang larangan penebangan, memotong,

mencabut tanaman penghijauan demikian pula dengan sanksi bagi pelaggarnya diamcam

pidana kurungan selama-lamanya tiga bulan dan tau denda sebesar-besarnya

Rp.5.000.000,00. Perda ini dipandang tidak mampu lagi menanggulang permasalahan

sampah di Kota Denpasar maka diterbitkanlah Perda No.3 Tahun 2015 Tentang “

Pengelolaan Sampah “ yang berlaku secara efektif sejak diundangkan tanggal 5 Agustur

2015 , Lembaran Daerah Kota Denpasar Provinsi Bali Tahun 2015 No, 5, Tambahan

Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2015 No. 3 .

Operasioanal kegiatan kebersihan, sampah masyarakat semula terkumpul pada bak

sampah yang telah disediakan pada jam yang telah ditentukan, dan sampahpun diharapkan

telah terpilah, selanjutnya sampah ini diangkut ketempat penampungan sementara dengan

iii

Page 4: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

armada angkutan sampah oleh para pekerjanya ke “transfer dipo” merupakan bangunan

sudah diposisikan sedemikian rupa dan selanjutnya dikirim kepembuangan akhir untuk

didaur ulang (sampah plastik dan pembakaran sampah organik).

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendalami penegakan

hukum bagi pelanggar pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya sesuai dengan

kebijakan Pemerintah Kota Denpasar dalam menanggulang sampah masyarakat kota

Denpasar.

Data penelitian adalah digali melalui penelusuran pasal demi pasal perda tentang

pengelolaan sampah, selanjutnya data diolah dan dianalisa secara kualitatif serta hasilnya

disajikan secara diskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan, karena pesatnya perkembagan pembangunan,

masyarakan tidak mungkin bersahabat dengan sampah, sementara tidak disertai tertib dan

kesadaran serta kepatuhan untuk mewujudkan Kota Denpasar “Berseri”( Bersih, Sehat,

Rindang Dan Indah ), yang Berwawasan Budaya pada akhirnya pemeritah Kota menerapkan

sanksi dalam bentuk pidana atau denda sesuai dengan ketentuan dalam undang undang

yang berlaku.

Kata kunci : Perda, sampah dan Sanksi.

iv

Page 5: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa ,Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

maka selesailah penelitian ini yang sangat sumir dan sederhana ini dengan topik :

“Sanksi Dalam Penegakan Pelanggaran Pembuangan Sampah Tidak Pada Tempatnya Di

Pemerinyahan Kota Denpasar”.Penelitian yang sangat sumir dan sederhana ini disusun, dengan

harapan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap kebijakan Pemerintah Kota Denpasar

dalam menangani sampah masyarakat di Kota Denpasar. Dengan harapan dapat mewujudkan Kota

Denpasar sebagai kota yang aman, tertib, bersih sehat dan berbudaya. Sampah merupakan masalah,

bukan saja bagi warga masyarakat, tapi ini telah menjadi tanggung jawab Pemerintah, tanpa

demikian akan menjadi dilema yang berkepanjangan dan menimbulkan dampak negatif fatal bagi

sanitasi linggkungan masyarakat. Pemerintah telah berupaya sedemikian rupa mengambil langkah-

langkah konkrit untuk menanggulangi sampah masyarakat ini. Tanpa adanya reaksi yang seimbang

dari masyarakat kiranya permasalahan ini akan semakin rumit teratasi. Sebagai akibat dari

perkembangan pemukiman penduduk jelas akan membawa pengaruh pula terhadap kebijakan

Pemerintah yang telah berjalan. Terkait dengan itu maka dipandang perlu untuk mengkritisi

permasalahan ini, sehingga sasaran pembangunan secara menyeluruh dapat terealisir dengan baik

dan sesempurna mungkin terutama diawalai permasalahan sampah.

Peneliti sangat menyadari penelitian ini jauh dari sempurna, kerena itu sangat diharapkan

masukan/saran-saran yang kostruktip dari semua pihak demi penyempurnaannya.Untuk itu

sebelum dan sesudahnya penulis haturkan banyak terima kasih. Semoga penelitian ini bermanfaat

bagi Pemerintah Kota Denpasar khususnya dan pembaca.

Denpasar, 15 April 2016

Peneliti

v

Page 6: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

DAFTAS ISI

HALAMAN MUKA………………………………………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… ii

RINGKASAN………………………………………………………………… iii

KATA PENGANTAR………………………………………………………... v

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. vi

I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1

1.Latar Belakang Masalah……………………………………………... 1

2.Rumusan Masalah……………………………………………………. 1

3.Ruang Lingkup Masalah……………………………………………... 5

4.Tujuan Penelitian……………………………………………………… 5

5.Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 6

6.Tinjauan Pustaka………………………………………………………. 6

a.Pengertian sampah…………………………………………………… 6

b.Sampah rumah tangga………………………………………………. 6

c.Pembuangan sampah tidak pada tempatnya…………………………. 7

7.Metode Penelitian………………………………………………………. 7

a.Jenis penelitian……………………………………………………….. 7

b.Jenis pendekatan…………………………………………………….. 7

c.Sumber data………………………………………………………….. 8

8.Jadwal Penelitian……………………………………………………… 9

9.Personalia Penelitian…………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 10

II.HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………….. 11

Vi

Page 7: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

1.Dasar Pertimbangan Terbitnya Perda No.3 Tahun 2015…………………. 11

2.Mengkritisi Pasal 1 angka 7 Perda No.3 Tahun 2015…………………… 13

3.Penggolongan Jenis Sampah……………………………………………… 13

4.Strategi Wali Kota DenpasarMembangun Kesadaran Masyarakat

Tentang Kebersihan……………………………………………………….. 15

III.PENUTUP………………………………………………………………... 15

a.Kesimpulan……………………………………………………………… 18

b.Saran……………………………………………………………………. 18

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 20

vii

Page 8: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

PROPOSAL PENELITIAN

Judul : SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN SAMPAH TIDAK PADA TEMPATNYA PADA PEMERINTAHAN KOTA DENPASAR

I.PENDAHULUAN.

1.Latar Belakang Masalah

Disadari bahwa kota Denpasar adalah sebagai ibu kota Provinsi, sehingga menjadi pusat

perkantoran, jelas akan menyebabkan jumlah penduduknya terbesar apabila dibandingkan

dengan penduduk kabupaten yang lain di Bali ini, hal ini disebabkan urbanisasi yang cukup

tinggi yang membuat Pemerintahan kota Denpasar dirundung berbagai permasalahan

sosial1 terutamanya sampah. Selain itu kota Denpasar sebagai daerah tujuan wisata yang

terbesar pula di Bali, aktifitas sangat nanyak, yang pada aikhirnya dari aktifitas yang ada akan

menghasilkan banyak sampah. Sampah banyak sekali menimbulkan dampak negatifnya,

pandangan jorok, aroma tidak sedap , pencemaran lingkungan dan ujungnya menimbulkan

penyakit. maka sudah menjadi tujuan pokok Pemerintah Daerah menjamin adanya

kebersihan, keindahan, serta ketentaman atau kenyamanan daerah tujuan wisata ini. Hal ini

senada dengan tujuan Pemerintah Kota untuk mewujudkan kota Denpasar sebagai kota

yang aman, tertib, bersih, sehat dan berbudaya. Untuk memantapkan tujuan ini maka

disampaikan himbauan dari Kepala Dinas Kebersihan Dan Pertamanan tertanggal 2 Juni 2010

dan dipertegas lagi dengan Seruan dari Sekretaris Kota Denpasar untuk mewujudkan

KotaDenpasar “Berseri”( Bersih, Sehat, Rindang dan Indah, yang Berwawasan

1

1Asmara Putra, 2016”Terganjal Lahan Untuk TPS”Bali Post, No.138, 116-22 Mei 2016, h.,36.

Page 9: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

2

Budaya. Sebagai kota besar dengan

kwantitas penduduk yang terus berkembang dengan pesat, dibarengi dengan kehadiran

parawisatawan, demikian pula berkenaan denga kebersihan ini, dibarengi jumlah

penduduk wilayah pemukiman semakin padat, maka sampah adalah merupakan masalah

bukan saja oleh suatu keluarga dalam masyarakat juga pemerintah, maka perlu

mendapatkan perhatian yang khusus untuk dapat terwujudnya kota yang bersih dan

berbudaya.

Seperti yang diberitakan oleh harian umum, sampai saat ini kota Denpasar

menghasilkan 2.200 meter kibik sampah perharinya, Kepala Pusat Pengelolaan Lingkingan

Hidup Regional Bali dan Nusa Tenggara R.Sudirman, menyatakan rincian sampah perhari

yang dihasikan di Bali kurang lebih 7 ton sampah plastik, dan dari jumlah itu 4 ton

dihasilkan di Denpasar serta selebihnya menyebar di kota lainnya di Bali. Sampah yang

kurang mendapat perhatian serta penanganan dengan baik dan dapat menimbulkan resiko,

baik bagi kehidupan manusia maupun dapat menimbulkan pengaruh besar terhadap

tanaman. Sedangkan menurut Dr.Luh Ketut Kartini, sampah plastik sangat berbahaya bagi

lingkungan tidak hanya mengancam ternak dan berbagai organisme, juga bagi kesehatan

manusia. Sampah ini apabila dibakar akan menghasilkan gas dioksin yang dapat

menyebabkan kanker, kemandulan dan keguguran.2 Akibat dari pembakaran sampah

(rumah tangga) diberitakan juga pada harian umum, penyakit yang ditimbulkan racun dioksit

2 ,“Denpasar produksi 2.200 Meter Kibik Sampah “,Bali Post, tgl 2Okt.2006, h.2.

Page 10: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

3

untuk kehidupan manusia seperti gangguan pada daya tahan tubuh, kanker, perubahan

ormon, dan pertumbuhan yang abnormal.serta penyakit kulit.3 Sedang dampak terhadap

pertanian juga menghawatirkan jika sampah plastik menutupi tanah, akan akan mengganggu

pertumbuhan akar tanaman. Selain itu logam berat yang terdapat dalam plastik akan

mengganggu kesuburan tanah4. Semakin banyaknya aktifitas masyarakat dalam

pembangunan dalam arti luas, pertumbuhan perekonomian berkembang, dibuktikan

semakin pesatnya pertumbuhan pasar - pasar modrn di kota bahkan perkembangannya

sampai keplosok pedesaan. Hal ini berpotensi percepatan perkembangan produksi sampah

termasuk sampah plastik. Disisi lain peran masyarakat dalam menanggulangi sampah masih

terbatas adanya, demikian pula terhadap pemahaman terhadap resiko sampah plastik

masih terbatas pula. Peran masyarakat dalam masalah kebersihan sangat diharapkan,

sehingga permasalahan sampah dapat kiranya berangsur-angsur tertanggulangi, sehingga

pada akhirnya sampah tidak lagi menjadi momok yang menakutkan, bahkan sebaliknya

sampah dapat berguna bagi hidup dan kehidupan periode kedepan.

Berkenaan dengan permasalahan sampah, Pemerintah Kota Denpasar Melalui Perda

No.l5 Th.1993, Tentang Kebersihan Dan Ketertiban Umum sebagaimana yang telah diubah

melalui Perda Kota Denpasar No.3 Th.2000 yaitu Tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Kota Denpasar No.15 Tahun 1993 Tentang Kebersihan Dan Ketertiban Umum Di

Kota Denpasar, menetapkan rambu-rambu sebagai upaya untuk menanggulangi sampah.

Disadari pembentukan Perda ini relatif lama tetapi mengenai permasalahan sampah belum

3,”Bahaya Sampah Yang Dibakar,”Bali Post,tgl.4 Des.l2006, h. 13.

4“ Bali Post”, 20 Okt 2006. luc.cit.

Page 11: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

4

juga dapat ditanggulangi secara tuntas bahkan semakin bermasalah tiada lain disebabkan

oleh pesatnya pertumbuhan penduduk, perkembangan pemukiman semakin meluas maka

akan merupakan kendala dalam mengupayakan mencari tempat untuk menanggulagi

permasalahan sampah (penampungan). Terutama kesadaran masyarakat masih sangat

kurang, acuh serta membuang sampah senaknya saja.Untuk mengefektifitaskan pengelolaan

sampah maka terbit Perda No.3 Tahun 2015 Tentang “Pengelolaan Sampah”.

Pemerintah Kota Denpasar mulai bersikap tegas dalam menangani permasalahan

sampah. Bahkan sanksi yang dijatuhkan kepada pelanggar seperti yang membuang sampah

sembarangan , mengeluarkan sampah di luar waktu yang ditentukan sanksinya lebih

diperberat. Pemberiang sakni yang berat mulai diterapkan, karena tahun-tahun sebelumnya

telah disosialisasikan tentang kebersihan.Wali Kota Denpasar dalam pertemuannya dengan

anggota PKK Kota Denpasar tanggal 31 Maret 2016 menegaskan bahwa penangan sampah

sudah sangat tegas dilakukan, terbukti telah ada masyarakat yang dikenai denda karena

melakukan pelanggaran ketentuan tempat dan waktu pembuangan sampah.5Sehubungan

dengan permasalahan sampah maka itu dirasa perlu untuk mengkaji lagi tetang sanksii

dalam penegakan pelanggaran pembuangan sampah sembarangan dan tidak sesuai dengan

waktu yang ditetapkan.tersebut, sehingga Pemerintahan Kota Denpasar betul BALI yaitu :

Pemerintahan Kota yang “Bersih”,

Pemerintahan Kota yang “Aman”

Pemerintahan Kota yang “Lestari”,

5,”Wali Kota minta pembuang sampah sembarangan didenda maksimal”, Bali Post, Jumat Umanis,1

April 2016, kolom 5dan 6

Page 12: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

5

Pemerintahan Kota yang “Indah“.

2Rumusan Masalah.

Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, maka variabel6 yang diangkat permasalahan

yang diangkat yaitu :

Bagaimana sanksi terhadap pelanggar dalam penegakan pengaturan pembuangan

sampah tidak pada tempatnya dan pelanggaran terhadap ketentuan waktu oleh Pemerintah

Kota Denpasar ?

3.Ruang Lingkup Masalalah .

Dari pemaparan latar belakang masalah yang telah disampaikan sebelumnya, dapat

disampaikan lingkup permasalahan yang dibahas terbatas pada :

Tindakan yang diambil oleh Pemerintah Kota Denpasar terhadap pelanggarnya yang

tidak mengindahkan aturan yang ditetapkan dalam Perda No.3 Tahun 2015.

4.Tujuan Penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman sehubungan dengan tindakan

yang diambil oleh Pemerintah Kota Denpasar terhadap pelanggarnya yang tidak

mengindahkan aturan yang ditetapkan dalam Perda No.3 Tahun 2015 Tentang

Pengelolan Sampah.

6Variable menurut Sutrisno Hadi,1973, Metode Research, sebagaimana dikutip oleh Ny Suharsimi

Harikunto,1989, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Bina Aksara,Jakarta,h.89. Variable adalah

gejala yang bervariasi(mis.,jenis kelamin variabelnya laki perempuan).Gejala adalah obyek penelitian, maka

variable adalah obyek penelitian yang bervariasi.

Page 13: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

6

5.Manfaat Penelitian.

1. Secara tioritis manfaat dari penelitian ini agar berkontribusi bagi pengembangan ilmu

hukum pada khusnya dalam penegakan Perda No.3 Tahun 2015 bagi pelanggar yang

tidak mematuhi aturan pembuangan sampah pada tempatnya dan tidak pada waktu

yang ditentukan.

2. Secara praktis manfaat dari penelitian ini agar para pembaca menjadikan hasil penelitian

ini menuntun atau mengubah prilaku masyarakat, dari karakter ceroboh menjadi sadar

dan memahami akan pentinya arti dan manfaat kebersihan lingkungan hidup.

6.Tinjauan Pustaka.

a.Pengertian Sampah.

Jikalau dikaji mengenai apa yang dimaksudkan dengan sampah tiada lain adalah

sesuatu barang atau benda yang sudah dipandang tidak bermanfaat lagi dalam tahap awal.

Kadang kala sampah ini dapat dikemas sedemikian rupa melalui teknik atau keterampilan

tertentu, dari sesuatu yang semula dipandang tidak bermanfaat akan menjadi benda yang

dapat dimanfaatkan kembali. Sedangkan pengertian sampah sebagaimana teruang dalam

Perda No.3 Tahun 215 pada BAB I Pasal 1 angka 7 dirumuskan bahwa sampah adalah

“sisa kegiatan sehari hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.”

b.Sampah Rumah Tangga.

Pengertian sampah rumah tangga sebagai dirumuskan dalam Pasal 1 angka 8 adalah

“sampah yang berasal dari kegiatan sehari hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk

tinja dan sampah plastik”.

Page 14: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

7

c. Pembuangan Sampah Tidak Pada Tempatnya.

Dari manapun datangnya sampah yang akan dikeluarkan oleh masyarakat dalam

waktu yang telah ditentukan, ditempatkan pada tempat tempat tertentu yang telah

disiapkan oleh Pemerintah Kota Denpasar hal ini sesuai dengan Perda No.3 Tahun 2015

Pasal 18 yaitu Pemerintah Kota wajib menyediakan prasarana dan sarana pemilahan

sampah, sesuai dengan Pasal 18 ayat (2) bahwa setiap orang wajib melakukan pemilahan

pada sumbernya (asal datang sampah), selanjutnya diletakkan sesuai dengan tempat yang

telah disediakan; untuk mempermudah dalam proses selanjutnya.

8.Metode Penelitian.

a. Jenis penelitian.

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum yang

beraspek normative. Metode penelitian hukum normative atau metode penelitian hukum

kepustakaan yaitu penelitian hukum yang mempergunakan data sekunder. Penelitian jenis

ini dikenal dengan penelitian doktrinal.7Dalam penelitian ini penelitian hukum ditujukan

untuk mendapatkan hukum obyektif (norma hukum ) yaitu dengan mengadakan penelitian

terhadap permasalahan hukum yang ada. Sehubungan dengan penelitian ini pula yang ingin

diungkap adalah pengaturan dalam perundang undangan.

b Jenis pendekatan

Jenis pengekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang undangan, pada

khussnya Perda No 3 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan sampah

7Roni Hanitijo Soemitro,1983, Metodologi Penelitian Hukum , Galia Indonesia, Jakarta,h.24.

Page 15: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

8.

c. Sumber bahan hukum

Sumber bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber bahan

hukum primer dan sumber bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan

hukum yang mengikat yaitu Perda No.3 Tahun 2015, baham hukum sekunder bahan hukum

yang berasal dari dokterin, yang ada dalam buku-buku, surat kabar, majalah, brosur yang

tidak mengikat tetapi menjelaskan bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan

pendapat atau pikiran para pakar hukum yang khusus memberikan petujuk arah penelitian.

Adapun yang dimaksud dengan bahan hukum sekunder yaitu hasil karya ilmiah para pakar

hukum, hasil penelitian yang bersangkutan dengan pembahasan dari penelitian yang

dilakukan.

d.Teknik analitis bahan hukum.

Dengan telah terkumpulnya nahan hukum primer ataupun sekunder selanjutnya

diolah serta dianalisa secara kualitatif. Pada tahap pengolahan bahan hukum yang telah

terkumpul, dikatagorikan dan dikualifikasikan berdasarkan permasalahan penelitian.

Kemudian disusun secara sistimatis sesuai dengan kerangka yang telah disiapkan. Pada

tahap analitis bahan hukum yang telah dikatagorikan dan dikualifikasikan dianalisis dengan

mengkaitkan bahan hukum yang satu dengan yang lainnya. Lebih lanjut diadakan penafsiran

dari bahan hukum tersebut untuk dapat ditarik kesimpulan tentang permasalahan yang

dibahas.Keseluruhan dari hasil analitis disajikan secara diskriftif yaitu dengan memaparkan

secara lengkap segala permasalahan terkait dengan yang diteliti disertai ulasan ulasan

dimana perlu secara kritis.

Page 16: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

9

8. Jadwal Pelaksanaan.

Penelitian berlangsung selama tiga bulan dari Pebuari sampai dengan April 2016

dengan alokasi waktu :

1. Persiapan dan pengumpulan data satu bulan (Pebruari 2016),

2. Pengolahan dan analits satu bulan (Maret) dan

3. Penyusunan hasil penelitian dan pelaporan hasil (April 2016), dengan total waktu tiga

bulan.

9.Personalia Penelitian.

1.a. Ketua peneliti. : AnaK Agung Ketut Sukranatha,SH.,MH.

b.Pangkat (Golongan),Nip. : Pembina (IV/a), 195706051986011002.

c.Jabatan Fungsional : Lektor Kepala.

d.Jabatan Strutural : Sekretaris Program Non Reguler(ekstensi)

e.Fakultas : Hukum.

f.Perguruan Tinggi : Universitas Udayana.

g.Waktu untuk penelitian : 21 jam dalam seminggu

2.Perkiraan Biaya : Biaya mandiri.

Page 17: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

DAFTAR PUSTAKA

1.Buku.

Harikunto,1989, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Bina Aksara,Jakarta

Roni Hanitijo Soemitro,1983, Metodologi Penelitian Hukum , Galia Indonesia, Jakarta,h.24.

Sutrisno Hadi,1973, Metode Research, sebagaimana dikutip oleh Ny Suharsimi

Swastawa DharmaYuda, I Made danIwayan Koti Cantika,1991,Filsafat Adat Bali,Upada

sastra,Denpasar,

2.Peraturan.

Perda tentang Pengelolaan Sampah,Perda No.3 Tahun 2015,Lembaran Daerah Kota Denpasar

Tahun 2015 No. 5, Tambaha Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2015 No.3.

3.Majalah.

Agastia, IBG ,2007”Mengkritisi Implementasi Konsep Tri Hita Karana “,Warta Hindu

Dharma ,491,Nop.2007.

4.Surat Kabar

”Bahaya Sampah Yang Dibakar,”Bali Post,tgl.4 Des.l2006.

“,Denpasar produksi 2.200 Meter Kubik Sampah “,Bali Post, tgl 2Okt.2006

Ad241, “Wali Kota Rai Mantra Pungut Sampah di Parade Ogoh ogoh Anak PAUD”, Bali

Post,6 Maret 2016.

Kmb12,”Wali Kota Minta Pembuang Sampah Sembarangan Didenda Maksimal”,Bali Post.,1

April 2016.

Ad469,”Wali Kota Rai Mantra support Warga Kerja Bakti , Warga Semila Jati Diminta

Tindak Tegas Pembuang Sampah Sembarangan”Bali Post, 11 April 2016.

5.Majalah.

Asmara Putra, 2016”Terganjal Lahan Untuk TPS”Bali Post, No.138, 116-22 Mei 2016.

10

Page 18: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

ii.HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Dasar Pertimbangan Terbitnya Perda No.3 Tahun 2015 .

Jikalau dihayati secara logika, dengan pertambahan penduduk, pemukiman semakin

menyempit akibat pesatnya pembangunan, baik untuk usaha masyarakat, untuk perumahan,

perkantoran dalan sebagainya. Disatu sisi aktivitas manusia tidak terpungkiri akan membuat

sampa. Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, sampah dari pasar, sampah dari kegiatan

perayaan hari besar, dari kegiatan keagamaan dan lain sebaginya banyak lagi akan membuat

sampah yang sangat memusingkan dalam penanganannya.Hal ini dengan meningkatnya

pembangunan, akibatnya lahan semakin menyempit sangat sulit untuk penampungan

sampah serta dampak ang ditimbulkan dari menumpukan sampah. Dalam hal ini tidak

terlepas pula dari kesadaran masyarakat akan kebersihan dan sulit untuk menemukan

tempat pembuangan, sehingga masyarakat cuek saja dan pada akhirnya dengan seenaknya

melempar sampahnya kesembarang tempat yang tidak pada tempatnya agar sampah keluar

dari lingkungan perumahannya.Akibatnya menjadi tidak nyaman dari pandangan mata

(jorok), tidak nyaman dari segi kesehatan (bau yang menyengat). Kondisi yang demikian

sangat menyulitkan pemerintah Kota.Pada akhirnya Terbitlah Perda No.3 Tahun 2015

Tentang Pengelolaan Sampah, dengan dasar pertimbangan sebagai berikut yang tertuang

dalam Konsideran Menimbang :

a. bahwa dalam rangka mewujudkan hak atas lingkungan hidup yang bersih, baik dan

sehat berdasarkan falsafah Tri Hita Karana.

b. Bahwa ketentuan menyangkut kebersihan pada Peratuean Daerah Kota Denpasar

11

Page 19: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

12

c. No.15 Tahuin 1993 Tentang Kebersihan Dan Keteriban Umum sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar No.3 Tahun 2000 Tentang

perubahan atas Peraturan Daerah Kota Denpasar No.15 Tahun 1993 Tentang

Kebersihan dan Ketertiban Umum dirasakan sudah tidak mampu lagi menanggulangi

permasalahan sampah di Kota Denpasar.

d. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan pengelolaan

sampah.

e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,

huruf c perlu menetapkan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah.

Pada huruf a di atas jika mengikuti pandangan IBG Agastia Dalam Mengkritis

Implementasi Konsep Tri Hita Karana, maka dapat dikatakan bahwa konsep tersebut sebuah

konsep yang melukiskan kehidupan manusia dengan alam semesta sebuah hubungan yang

harmonis dan bahagia. Demikian pula pandangan Anak Agung Gde Agung yang dikutip oleh

IBG Agastia Tri Hita Karana memberikan panduan bagaimana manusia harus bersikap

terhadap tiga hal yakni hubungan manusia dengan manusia (pawongan) dengan alam

sekelilingnya (palemahan) dan dengan Tuhan (parhyangan) yang saling terkait , seimbang

dan harmoni antara dan lainnya agar manusia memperoleh kesejahteraan berkelanjutan.8

Ajaran Tri Hita Karana secara singkat dapat dirumuskan sebagai tiga hal yang

menyebabkan manusia mencapai kesejahtraan,kebahagiaan dan kedamaian. Secara harfiah

Tri Hita Karana artinya sebagai berikut :

8 IBG Agastia,2007”Mengkritisi Implementasi Konsep Tri Hita Karana “,Warta Hindu Dharma

,491,Nop.2007,h.4.

Page 20: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

13

a. Tri artinya tiga

b. Hita artinya baik,senang, gembira, lestari

c. Karana artinya sebab musabab, atau sumbernya sebab.9 (kutipan pandangan I Gusti

Ketut Kaler).

Dapat dikemukakan bahwa idealnya diterbitkannya Pada No.3 Tahun 2015 dengan

motifasi masyarakat Kota Denpasar masyarakat yang senang, gembira dengan kondisi

lingkungan yang asri (terbebas dari sampah).

2.Mengkritisi Pasal 1 angka 7 Perda No.3 Tahun 2015.

Sisa kegiatan sehari hari manusia dapat dikatakan baik dalam kegiatan pribadi

ataupun dalam kegiatan dalam suatu usaha atau badan usaha atau sisa dari suatu produksi.

Sisa dari hasil kegiatan tersebut tidak saja berbentuk padat kiranya dapat pula cair misalnya

hasil dari cucian garmen (air sudah tercemari zat pewarna) kiranya dapatlah digolongkan

kedalam katagori sampah. Sedangkan benda padat yang digolongkan ke dalam sapah

sebagai proses alam seperti dedaunan yang sudah mengering. Bagaimana dengan “pasir

atau bebatuan” dari hasil letusan Gung berapi sebagai proses alam. Ternyata dalam

penjelasan Pasal 1 angka 7 Perda ini dinyatakan cukup jelas.

3.Penggolongan Jenis Sampah.

Mengenai penggolongan sampah tidak cukup memahami rumusan Pasal 1 angka 7

dan 8, maka perlu memahami Rumusan Pasal 1 angka 7 sehingga jelas penggolongan

9I Made Swastawa DharmaYuda danIwayan Koti Cantika,1991,Filsafat Adat Bali,Upada

sastra,Denpasar, h.7.

Page 21: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

14

sampah tersebut. Pasal 2 Perda No.3 Tahun 2015 dengan tegas mengolongkan jenis sampah

antara lain:

a.sampah rumah tangga. Sampah ini bertasal dari kegiatan sehari hari dalam rumah tangga,

tetapi tidak termasuk tinja dan sampah spesifik {Pasal 2 ayat (2)}

b.sampah “sejenis sampah rumah tangga” (tanda petik dari peneliti).Sampah ini terdiri dari

sebagai dirumuskan dalam Pasal 2 ayat (3) adalah sampah yang berasal dari :

a) kawasan tempat suci(Pura),

b) kawasan komersial,

c) kawasan industri,

d) kawasan khusus,

e) fasilitas sosial,

f) fasilitas umum,dan atau fasilitas lainnya.

c.sampah spesifik. Untuk sampah spesifik ini dalam Pasal 2 ayat (4) ditegaskan terdiri dari :

a) sampah yang mengandung bahan yang berbahaya dan beracun

b) sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun

c) sampah yang timbul akibat bencana

d) sampah hasil bongkaran bangunan

e) sampah yang secara teknologi belum dapat diolah dan/ atau

f) sampah yang timbul secara periodik.

Perkembangan lebih lanjut mengenai jenis sampah spesifik ini ditegaskan atau diatur dengan

aturan Perwali {Pasal 2 ayat (5)}

Page 22: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

15

4.Strategi Wali Kota Membangun Kesadaran Masyarakat Tentang Kebersihan.

Karena sampah mengakibatkan banyak permasalahan, Wali Kota Denpasar selalu

mengingatkan kepada masyarakat dalam setiap kegiatan yang sudah tentunya akan banyak

menimbulkan sampah, misalnya saat parade ogoh ogoh siswa Pendidikan Usia Dini (Paud)

kota Denpasar dengan kehadirin peserta hampir tiga ribu orang jumlahnya yang kata gori

luar biasa jelas efek sampingannya terutama berhubungan dengan sampah tidak akan dapat

dihindari. Kegiatan yang menghadirkan banyak orang merupakan lahan kesempatan bagi

para pedagang mengeluarkan jurus jitunya untuk melayani kebutuhan hadirin seperti

pedagang kue, minuman dan lain sebagainya makanan ringan. Terbukti sampahpun

berserakan. Aktifitas seperti ini secara otomatis merupakan bahagian kecil sumber sampah

yang disisakan masyarakat dibuang sembarangan demikian pula oleh para peserta parade,

bila tidak ditangani kejorokan akan disajikan dalam pandangan mata apalagi pusat kegiatan

dilaksanakan pada taman kota. Kondisi yang demikian menunjukka kurangnya kesadaran

masyarakat akan arti dari keberihan.(Perlu mendapat kajian mendalam). Dengan berserakan

sampah tersebut dari Bapak Wali Kota menyisihkan waktunya untuk melakukan gebrakan

seusai membuka parade memungut sampah yang berserakan sebagai pembelajaran kepada

masyarakat serta disusul oleh hadirin masyarakat yang meramaikan acara mengikuti langkah

Bapak Wali Kota untuk memungut sampah yang berserakan, tanpa kecuali tamu undangan.

Sebelumnya beliau menyerukan mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah

sembarangan untuk menjaga kebersihan pada khususnya lingkungan taman Kota

Lumintang.”Ayo pungut sampah, kita biasakan membuang sampah pada tempatnya”, ujar

beliau. Juga beliau menghimbau kepada para pedagang kaki lima yang berjualan saat

Page 23: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

16

pembukaan parade “ pedagang ikut dong jaga kebersihan, kalau buang sampah

sembarangan bisa didenda”, seraya disambut reaksi para pedagang untuk berperan

memungut sampah, selanjutnya sampah dibuang pada tempat yang sudah disiapkan di

taman kota Lumintang. Beliau juga mengingatkan masyarakat bahwa “ Denpasar seperti

gula, dengan tingkatan urbanisasi yang menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan di

kota Denpasar”. Disusul kembali pernyataan beliau “ permasalahan ini (sampah) tidak dapat

diselesaikan oleh dinas kebersihan dan Pertamanan Kota denpasar saja dengan personil yang

sangat terbatas, namun dapat melibatkan (keterlibatan) seluruh unsur dan element

masyarakat di kota Denpasar”10.

Dalam Seruan Wali Kota Denpasar yang cukup tegas dalam menangani permasalahan

sampah disampaikan saat berbicara di depan para anggota PKK kota Denpasar tanggal 31

Maret 2016. Agar sanksi yang dijatuhkan kepada para pelanggar membuang sampah

sembarangan(tidak pada tempat yang disediakan), mengeluarkan sampah waktu yang

ditentukan , agar penerapan sanksi lebih diperberat. Pemberian sanksi yang berat ini mulai

diterapkan, karena beberapa tahun telah dilakukan sosialisasi tentang kebersihan. Sanksi

bagi pelanggar diterapkan dengan hukuman yang maksimal, yakni denda lima juta rupiah.

Salah satu bukti ketegasan penerapan sanksi bagi para pelanggar adalah “sudah ada yang

kena denda sampai dua juta rupiah”, ujar Wali Kota. Penerapan sanksi ini dengan maksud

membuat efek jera para pembuang sampah sembarangan. Tetapi walau sudah ada yang

didenda dua juta tetapi masih saja ada yang melakukan pelanggaran, belum membuat

pelanggar jera, untuk itu akan menindak lebih tegas dengan meningkatkan denda sampai

10

Ad241, “Wali Kota Rai Mantra Pungut Sampah di Parade Ogoh ogoh Anak PAUD”, Bali Post,6

Maret 2016,h.,2.

Page 24: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

17

Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah).Memperberat sanksi bagi para pelanggar dengan harapan

untuk mempercepat mengubah mentalitas tentanmg penanganan sampah.( Pengenaan

denda nilainya dalam Perda tidak ditegaskan secara jelas), tegas Wali kota. Untuk

menangani sampah, disampaikan lebih lanjut “tidak bisa diatasi hanya dengan member

pelayanan pengangkutan sampah tanpa diikuti revolusi mental masyarakat. Prilaku untuk

mengatasi permasalahan sampah harus tertanam di hati masyarakat. Karena saat ini masih

banyak orang membuang sampah ke sungai. Padahal sungai bagi umat Hindu dipakai untuk

melaksanakan upacara.Beliau berharap kepada semua lapisan masyarakat jangan sampai

memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.”

Masalah sampah memiliki dampak pada bidang lainnya seperti kesehatan,

pencemaran lingkungan, termasuk budaya.Maka sanksi harus tetap diberikan kepada yang

melanggar atau yang tidak mematuhi larangan Pasal 34 huruf e” membuang sampah tidak

pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan”.

Terkai dengan sampah ini, beliau juga telah membentuk grup reaksi cepat untuk

penanganan masalah sampah. Keanggotaan grup terdiri dari instansi terkait. Grup ini harus

terus melaporkan keadaan sampah di wilayah Kota Denpasar.11

Dalam kesempatan lain saat kerja bakti warga Br.Semila Jati Pemecutan Kaja

Wali Kota Denpasar tanggal 10 April 2016, IB Rai Mantra juga menyampaikan kepada warga

Br.Semila Jati, beliau member support kegiatan warga, pada saat itu pula beliau memungut

sampah plastik yang dibuang sembarangan oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab,

11

Kmb12,”Wali Kota Minta Pembuang Sampah Sembarangan Didenda Maksimal”,Bali Post.,1 April

2016,h,.2.

Page 25: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

18

Beliau juga menjelaskan akan bahaya sampah plastik, dan mengingatkan kepada warga agar

mendukung kegiatan Pemkot Denpasar dalam menjaga kebersihan dengan menindak tegas

bagi para pembuang sampah sembarangan karena hal ini telah didukung Perda No 3 Tahun

2015 bagi para pelanggar dikenakan denda dua sampai lima huta rupiah, termasuk bagi

pembuang limbah sembarangan.12

Dalam pengumpulan sampah dilakukan pemilahan, dan wajib untuk dilakukan oleh

setiap pemilik sampah. Perda Kebersihan mewajibkan(Pasal18) pemilahan ini dilakukan

sehingga nantiya mudah untuk ditanggulangi. Pemilahan ini paling tidak menjadi 5(lima)

jenis sampah diatur dalam Perda No.3 Tahun 2016 Pasal 18 ayat (3) antara lain :

a. sampah yang mengandung bahan berbahaya serta beracun serta l;imbah bahan berbahaya dan beracun

b. sampah yang mudah terurai c. sampah yang dapat dipergukan kembali d. sampah yang dapat didaur ulang dan e. sampah lainnya.

III.PENUTUP

a.Kesimpulan

Bagi barang siapa saja yang membuang sampah tidak pada tempat yang telah

disediakan dan mengeluarkan sampah tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, tidak

luput dari pengenaan denda yang cukum berat dengan total nilan dua juta sampai dengan

lima juta rupiah.

12

Ad469,”Wali Kota Rai Mantra support Warga Kerja Bakti , Warga Semila Jati Diminta Tindak Tegas

Pembuang Sampah Sembarangan”Bali Post, 11 April 2016,h.,2.

Page 26: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

19

b.Saran.

Mensosialisasikan tentang pengaturan pembuangan sampah semestinya mengakar

rumput, maksudnya diumumkan atau disosialisasikan kepada organisasi yang ada di

masyarakat sampai tingkat terbawah dengan demikian akan mendekati jangkauan

terjadinya perubahan mentalitas masyarakat akan arti atau makna kebersihan bagi

kehidupan ini.

Page 27: SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN …

DAFTAR PUSTAKA

1.Buku.

Harikunto,1989, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Bina Aksara,Jakarta

Roni Hanitijo Soemitro,1983, Metodologi Penelitian Hukum , Galia Indonesia, Jakarta,h.24.

Sutrisno Hadi,1973, Metode Research, sebagaimana dikutip oleh Ny Suharsimi

Swastawa DharmaYuda, I Made danIwayan Koti Cantika,1991,Filsafat Adat Bali,Upada

sastra,Denpasar,

2.Peraturan.

Perda tentang Pengelolaan Sampah,Perda No.3 Tahun 2015,Lembaran Daerah Kota Denpasar

Tahun 2015 No. 5, Tambaha Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2015 No.3.

3.Majalah.

Agastia, IBG ,2007”Mengkritisi Implementasi Konsep Tri Hita Karana “,Warta Hindu

Dharma ,491,Nop.2007.

4.Surat Kabar

”Bahaya Sampah Yang Dibakar,”Bali Post,tgl.4 Des.l2006.

“,Denpasar produksi 2.200 Meter Kubik Sampah “,Bali Post, tgl 2Okt.2006

Ad241, “Wali Kota Rai Mantra Pungut Sampah di Parade Ogoh ogoh Anak PAUD”, Bali

Post,6 Maret 2016.

Kmb12,”Wali Kota Minta Pembuang Sampah Sembarangan Didenda Maksimal”,Bali Post.,1

April 2016.

Ad469,”Wali Kota Rai Mantra support Warga Kerja Bakti , Warga Semila Jati Diminta

Tindak Tegas Pembuang Sampah Sembarangan”Bali Post, 11 April 2016.

5.Majalah.

Asmara Putra, 2016”Terganjal Lahan Untuk TPS”Bali Post, No.138, 116-22 Mei 2016.

20