17
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) “ Hypertensi” DI RUANG 28 RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG Bekerja Sama Dengan : PROGRAM PENDIDIKAN NERS PRAKTEK KEPARAWATAN MEDIKAL BEDAH

SAP 28

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tentang penyuluhan kelompok besar

Citation preview

Page 1: SAP 28

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“ Hypertensi”

DI RUANG 28 RSU DR SAIFUL ANWAR

MALANG

Bekerja Sama Dengan :

PROGRAM PENDIDIKAN NERS

PRAKTEK KEPARAWATAN MEDIKAL BEDAH

2015

Page 2: SAP 28

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Hematologi

Sub Topik : Hipertensi

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Ruang 28 RSUD Dr. Saiful

Anwar

Tempat : Di Ruang 28 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Hari/Tanggal : Jum’at, 20 November 2015

Alokasi Waktu : 30 menit

Pemberi Materi : Mahasiswa

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada keluarga pasien, keluarga

pasien dapat mengetahui dan memahami tentang Hipertensi

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan

keluarga pasien dapat:

a) Mengetahui dan memahami definisi Hipertensi

b) Mengetahui dan memahami penyebab Hipertensi

c) Mengetahui dan memahami factor resiko Hipertensi

d) Mengetahui dan memahami manifestasi klinis Hipertensi

e) Mengetahui dan memahami klasifikasi Hipertensi

f) Mengetahui dan memahami komplikasi Hipertensi

g) Mengetahui dan memahami penatalaksanaan Hipertensi

h) Mengetahui dan memahami pencegahan Hipertensi

C. POKOK BAHASAN

a) Definisi Hipertensi

b) Penyebab Hipertensi

c) Factor resiko Hipertensi

d) Manifestasi klinis Hipertensi

Page 3: SAP 28

e) Klasifikasi Hipertensi

f) Komplikasi Hipertensi

g) Penatalaksanaan Hipertensi

h) Pencegahan Hipertensi

D. PROSES KEGIATAN

No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Penyuluan

Kegiatan Peserta

1. Pembukaan 5 Menit

1. Memberi salam2. Perkenalan3. Menjelaskan

maksud dan tujuan penyuluh

4. Menggali pengetahuan peserta

Ceramah Mendengarkan dan memperhatikan

2. Pelaksanaan 15Menit

Menjelaskan materi :

a) Definisi fraktur

b)Penyebab fraktur

c) Macam-macam

fraktur

d)Tanda dan gejala

fraktur

e) Cara mengatasi

fraktur

Ceramah dan tanya jawab

Mendengarkan, memperhatikan dan bertanya

3. Penutup 10Menit

1. Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta

2. Mengajukan pertanyaan kepada peserta

3. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan

4. Salam penutup

Diskusi Mencatat dan memberi masukan

Page 4: SAP 28

1) Setting tempat

Ket : = Peserta = Penyaji Observer

= Fasilitator = Moderator

2) Pengorganisasian

Penanggung Jawab Kegiatan : Rismaya

Moderator : Naylatul Khairiyah

Penyaji : Sara

Fasilitator : Ach. Khoirul Muchtar

E. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

F. MEDIA

1. Power Point

2. Leaflet

G. MATERI

Terlampir

Page 5: SAP 28

H. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a) Peserta hadir di tempat penyuluhan

b) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang 28

c) Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum

penyuluhan selesai.

2. Evaluasi Proses

a) Masing – masing anggota tim bekerja sesuai tugas.

b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat

aktif dalam penyuluhan 50 % dari yang hadir.

3. Hasil

Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh

penyuluh yaitu sesuai dengan tujuan khusus peserta dapat :

a) Mengetahui dan memahami definisi Hipertensi

b) Mengetahui dan memahami penyebab Hipertensi

c) Mengetahui dan memahami factor resiko Hipertensi

d) Mengetahui dan memahami manifestasi klinis Hipertensi

e) Mengetahui dan memahami klasifikasi Hipertensi

f) Mengetahui dan memahami komplikasi Hipertensi

g) Mengetahui dan memahami penatalaksanaan Hipertensi

h) Mengetahui dan memahami pencegahan Hipertensi

Antisipasi Masalah:

a) Bila peserta tidak aktif dalam kegiatan ( tidak ada pertanyaan ) fasilitator

dapat menstimulasi dengan cara berdialog dengan pemberi materi dalam

membahas materi yang sedang diberikan.

b) Pertanyaan yang sekiranya tidak dapat dijawab oleh kelompok penyaji

Page 6: SAP 28

HIPERTENSIA. Definisi Hipertensi

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan

di mana seseorang mengalamia peningkatan tekanan darah di atas normal yang

ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan diastolic (angka bawah) pada

pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang

berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya

(Herlambang, 2013).

Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan peningkatan tekanan

darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD) ≥140/90 mm Hg

(Tedjasukmana, 2012).

Seseorang dikatakan hipertensi bila secara konsisten menunjukkan tekanan

sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi, dan tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih

tinggi. Angka tekanan darah orang dewasa dinyatakan normal adalah <120/80

mmHg (Dourman, 2013).

B. Etiologi

1. Hipertensi primer : suatu kondisi terjadinya tekanan darah tinggi yang

penyebabnya tidak atau belum diketahui. Penyebab yang pasti tampaknya

sangat kompleks karena ada interaksi dari berbagai jenis variabel lain.

Beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah serta faktor genetika

kemungkinan secara bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan

darah.

2. Hipertensi sekunder : akibat sekunder dari proses penyakit lain yang bisa

diketahui dengan pasti. Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder

adalah penyakit ginjal, kelainan hormonal, obat-obatan, dan penyebab lain

seperti koartasio aorta (Puspitorini, 2008).

Page 7: SAP 28

C. Faktor resiko

1. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan atau dikontrol yaitu :

Keturunan

Jenis kelamin

Umur

Ras/Etnis

2. Faktor risiko yang dapat dikendalikan atau dikontrol yaitu :

Kegemukan

Konsumsi garam berlebih

Kurang olah raga

Merokok dan konsumsi alkohol

D. Manifestasi klinis

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala. Masa

laten ini menyelubungi perkembangan hipertensi sampai terjadi kerusakan

organ yang spesifik. Kalaupun menunjukkan gejala, gejala tersebut biasanya

ringan dan tidak spesifik, misalnya pusing-pusing.

Meskipun jika kebetulan beberapa gejala muncul bersamaan dan diyakini

berhubungan dengan hipertensi, gejala-gejala tersebut sering kali tidak terkait

dengan hipertensi. Akan tetapi, jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak

segera diobati bisa muncul gejala antara lain: Sakit kepala, kelelahan, mual,

muntah, sesak nafas, nafas pendek (terengah-terengah), gelisah, pandangan

menjadi kabur, mata berkunang-kunang, mudah marah, telinga berdengung,

sulit tidur, rasa berat ditengkuk, nyeri di daerah kepala bagian belakang, nyeri

di dada, otot lemah, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keringat

berlebih, kulit tampak pucat atau kemerahan, denyut jantung yang kuat, cepat

atau tidak teratur, impotensi, mimisan (jarang dilaporkan).

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan

bahkan “koma” karena pembengkakan otak. Keadaan yang disebut ensefalopati

hipertensif ini memerlukan penanganan medis secepat mungkin (Puspitorini,

2008).

Page 8: SAP 28

E. Klasifikasi

1. Hipertensi primer (esensial)

Hipertensi esensial/primer/idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan

dasar patologi yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi

esensial, penyebabnya multifaktorial meliputi faktor genetik dan

lingkungan.

2. Hipertensi sekunder

Meliputi 5-10% kasus hipertensi. Termasuk dalam kelompok ini antara

lain hipertensi endokrin, kelainan saraf pusat, obat-obatan dan lain-lain.

Obat-obatan penyebab hipertensi antara lain kontrasepsi oral, kortikosteroid,

siklosporin, eritropoetin, kokain dan penyalah gunaan alcohol. Penyebab

lainnya berupa penyakit koarktasioaorta, preeklamsia pada kehamilan dan

keracunan timbal akut (Dourman, 2013).

Tabel 2.1 : Kriteria Penyakit Hipertensi

No Kriteria Tekanan Darah (mmHg)

Sistolik Diastolik

1. Normal < 130 < 85

2. Perbatasan (high normal) 130-139 85-89

3. Hipertensi

Derajat 1: ringan (mild) 140-159 90-99

Derajat 2: sedang (moderate) 160-179 100-109

Derajat 3: berat (severe) 180-209 110-119

Derajat 4: sangat berat (very

severe)

> 209 > 120

Sumber: Dalimartha, Purnama, Sutarina, Mahendra, & Darmawan,

2008, hal 9.

Page 9: SAP 28

F. Komplikasi

Hipertensi dapat berakibat fatal jika tidak dikendalikan, apalagi kondisi ini

sering kali tidak menimbulkan gejala pada penderitanya sehingga tidak disadari

sampai terjadi kerusakan fatal pada organ tubuh.

Hipertensi dapat menimbulkan gangguan pada:

1. Otak : menyebabkan stroke dengan pecahnya pembuluh darah di otak dan

kelumpuhan.

2. Mata : menyebabkan retinopati hipertensi atau pendarahan pada selaput

bening retina mata dan dapat menyebabkan kebutaan.

3. Jantung : menyebabkan gagal jantung, serangan jantung, penyakit jantung

koroner.

4. Ginjal : menyebabkan penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal terminal

(Puspitorini, 2008).

G. Penatalaksanaan

1. Medis

a. Farmakologis

1) Diuretik : bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat

kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang

mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh :

Obat Hidroklorotiazid

2) Penghambat simpatetik : bekerja dengan menghambat aktivitas saraf

simpatis(saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Contoh :

Metildopa, Klonidin, dan Reserpin.

3) Betabloker : Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui

penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan

pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernafasan

seperti asma bronchial. Contoh : Metoprolol, Propanolol dan

Atenolol. Pada penderita diabetes mellitus harus hati-hati, karena

dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam

darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi

penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme

Page 10: SAP 28

(penyempitan saluran pernafasan) sehingga pemberian obat harus hati-

hati.

4) Vasodilator : bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi

otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini

adalah : Prasosin, Hidralasin,. Efek samping yang kemungkinan akan

terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.

5) Penghambat enzim konversi Angiotensi : menghambat pembentukan

zat Angiotensi II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan

darah). Contoh obat golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping

yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan

lemas.

6) Antagonis kalsium : menurunkan daya pompa jantung dengan cara

menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk

golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek

samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala

dan muntah.

7) Penghambat Reseptor Angiotensi II : menghalangi penempelan zat

Angiotensi II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya

pompa jantung. Obat-obatan yang masuk dalam golongan ini adalah

Valsartan (Diavon). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit

kepala, pusing, lemas dan mual (Herlambang, 2013).

b. Nonfarmakologi

1) Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh

2) Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Nasehat pengurangan

garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.

Pengurangan asupan garam secara drastic akan sulit dilaksanakan.

Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan

tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada

pengobatan farmakologis.

3) Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol (Herlambang,

2013).

Page 11: SAP 28

c. Keperawatan

1) Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi,

yoga atau hipnotis dapat mengontrol system saraf yang akhirnya dapat

menurunkan tekanan darah.

2) Melakukan olah raga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama

30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu (Herlambang, 2013).

H. Pencegahan Hipertensi

1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan

untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal.

2. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar

kolesterol yang tinggi. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari

2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai

dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan

mengurangi alkohol.

3. Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi essensial

tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.

4. Berhenti merokok

5. Berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan bebas (OTC) yang

mengandung vasokonstriktor (menyempitkan pembuluh darah), yang dapat

menaikkan tekanan darah, misal: tetes mata, antihistamin, flu, sinus dan

obat batuk (terutama yang mengandung dekongestan) (Herlambang, 2013).

Page 12: SAP 28

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, N., Mahendra, B., & Darmawan, R.

2008. Care Your Self, Hipertensi. Jakarta : Penebar Plus.

Herlambang. 2013. Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Jakarta :

Tugu Publisher.

Puspitorini, M. 2008. Hipertensi: Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.

Jogjakarta : Image Press.