sap 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metodelogi penelitian

Citation preview

5.1 Review Literatur (Buku Teks dan Hasil Penelitian)1. Pengertian Review Literature Literature reviewadalah uraian tentang teori, temuan, dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti. Selain itu,literature reviewdikatakan juga sebagai analisa berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan.Literature reviewberisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka tentang topik yang dibahas.Literature reviewyang baik harus bersifat relevan, mutakhir, dan memadai. Landasan teori, tinjauan teori, dan tinjauan pustaka merupakan beberapa cara untuk melakukanliterature review.2. Pentingnya Review LiteratureReview literature perlu dilakukan karenakan beberapa hal, yakni: a. Membentuk sebuah kerangka teoritis untuk topik/bidang penelitianb. Menjelaskan definisi, kata kunci dan terminologyc. Menentukan studi, model, studi kasus yang mendukung topikd. Menentukan lingkup penelitian Menunjukkan bahwa penulis memahami area penelitian dan mengetahui isu-isu utama penelitian, serta bahwa peneliti memiliki kompetensi, kemampuan, dan latar belakang yang pas dengan penelitiannya. Menunjukkan kesinambungan dengan penelitian terdahulu dan bagaimana kaitannya dengan penelitian saat ini. Mengintegrasikan dan menyimpulkan hal-hal yang diketahui dalam area penelitian tersebut. Belajar dari orang lain dan menstimulasi ide-ide baru.3. Langkah langkah dalam Review Literature a. Formulasikan Permasalahan Pilihlah topik yang sesuai isu dan minat Permasalahan harus ditulis secara lengkap dan tepatb. Cari Literatur Cari literatur yang relevan dengan penelitian Dapatkan gambaran(overview) topik penelitian Sumber sumber penelitian sangan membantu bila didukung pengetahuan topik yang dikaji. Sumber sumber tersebut berikan gambaran/ringkasan penelitian sebelumnyac. Evaluasi Data Lihatlah kontribusi apa saja terhadap topik yang dibahas Cari dan temukan sumber data yang tepat sesuai kebutuhan guna mendukung penelitian Data bisa berupadata kualitatif, data kuantitatifmaupundata yang berasal dati kombinasi keduanyad. Analisis dan Interpretasikan Diskusikan dan temukan serta ringkas literature4. Cara Melakukan Teknik Review Literaturea. Cari kesamaannya (compare)b. Cari ketidaksamaannya (contrast)c. Berikan pandangan (criticize)d. Bandingkan (synthesize)e. Ringkasan (summarize)5. Mencari Sumber Sumber a. Publikasi paper dijurnal nasional dan internasonalb. Tesis (S2), penulis ilmiah yang sifatnya mendalam dan mengungkapkan suatu pengetahuan baru yang diperoleh melalui penelitianc. Disertasi (S3), merupakan penulisan ilmiah tingkat tinggi untuk dapatkan gelar Doktor Falsafah (ph.D). Disertasi berisi fakta berupa penemuan dari penulis berdasarkan metode dan analisis yang dapat dipertahankan kebenarannyad. Jurnal, Hasil hasil konferensi. Jurnal biasanya dihunakan sebagai bahan sitiran (sitasi) utama dalam penelitian karena jurnal memuat suatu informasi baru yang bersifat spesifikasi dan terfokus pada pemecahan masalah pada suatu topik penelitiane. Majalah, pamflet, kliping. majalah ilmiah merupakan sumber publikasi yang biasanya berupa teori, penemuan baru maupun berupa materi materi yang sedang populer dibicarakan dan ditelitif. Abstrak hasil penelitiang. Prosiding (proceedings). Pengambilan prosiding sebagai bahan literatur bisa memudahkan peneliti karena adanya kolaborasi antara peneliti dengan penulis prosiding yang mungkin berada astu Institusi, komuniti, peer group yang sama.\h. Website yang memuat literatur6. Menulis Acuan dan Daftar Pustakaa. BukuD. Sarunyagate,Lasers, New York: McGraw Hill, 1996.

V. Hill,The Structure of Metals, 3rd ed., Oxford: Pergamon Press, 1998,pp 126 230.

Austroads,Rural Road Design: Guide to the Geometric Design of Rural Roads, Sydney: Austroads, 1999.

b. Paper JurnalK. P. Dabke and K. M. Thomas, Expert system guidance for library users,Library Hi Tech,vol. 10, (1-2), pp. 53-60, 1992.

c. Tesis atau DisertasiS. Birch, Dolphin-human interaction effects: frequency mediated psychophysiological responses in biological systems, doctoral dissertation, Dept. Electrical and Computer Systems Engineering, Monash University, Victoria, Australia, 1997.

d. WebsitePemerintah Kabupaten Cianjur. (undated). [Online]. Viewed 2011September 30. Available:http://www.cianjurkab.go.id

Wikipedia. (undated).Sistem Diteksi Intrusi. [Online]. Viewed 2011 September 21. Available:http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_deteksi_intrusi

]E. Kusmayadi. (2011, Oktober).Pengujian Web Dengan Serangan Denial of Service. [Online]. vailable:http://kuzmayadi.wordpress.com/2011/10/02/serangan-denial-od-service/

e. Buku OnlineJ.Jones. (1991). Networks. (2nd ed) [Online]. Available: http://www.atm.com

f. Paper Jurnal OnlineAnsari. (1999, Dec.). Langevin modes of analysis of myoglobin.Journal of Chemical Physics. [Online].110 (3), pp 210 234. Available:http://ojps.aip.org/journals/doc/vol_110/iss.html5.2 Deskripsi TeoriDeskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang dikemukakan (Sugiyono, 2010:58).Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. (Sugiyono, 2010:58). Teori dapat dikuasai dengan cara membaca buku-buku teks, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah yang relevan maupun hasil-hasil penelitian terdahulu. Sumber bacaan yang baik untuk pendeskripsian teori harus memenuhi dua prinsip (Suryabrata, 2003) yaitu: 1. Prinsip relevansi Prinsip ini berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan.2. Prinsip kemutakhiranPrinsip ini berkenaan dengan dimensi waktu, semakin baru sumber bacaan tersebut maka teori yang akan diperoleh akan semakin mutakhir. Sedangkan menurut Sugiyono (2000) menambahkan satu prinsip lagi yaitu kelengkapan, prinsip ini berkenaan dengan banyaknya sumber bacaan yang dibaca.

5.3 Langkah-Langkah Mendeskripsikan TeoriLangkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya2. Cari sumber-sumber bacaan yang banyak dan relevan dengan setiap variabel yang diteliti.3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti. Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian lihat penelitian permasalahan yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis dan saran yang diberikan.4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, kemudian bandingkan antara satu sumber dengan sumber lainnya dan dipilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.5. Baca seluruh isi topik buku sesuai dengan variabel yang akan diteliti lakukan analisis renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

7. Kerangka BerfikirMenurut Sekaran (1996) kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Sugiyono (2002) menyebutkan agar dapat meyakinkan sesama ilmuan, maka kerangka berfikir memuat kriteria utama yaitu alur-alur pikiran yang logis dalam membangun satu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel penelitian. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan. Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan menegaskan secara komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang tercantum di dalam rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas asal-usulnya.

Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi: 1. Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada landasan teoritik atau hasil penelitian yang relevan.2. Kerangka logika (logical construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka teori. 3. Model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk gambar atau model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variable penelitian atau merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini terbentuklah hipotesis.Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan dalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi teoritis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan di antara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti.Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni: kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional. 1. Kerangka teoritis atau paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. 2. Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsep-konsep tersebut. 3. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indicator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka dalam menyusun kerangka berpikir kita harus memulainya dengan menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan penegasan tentang asumsi teoritis apa yang akan diambil dari teori tersebut sehingga konsep-konsep dan variabel-variabel yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kita menjelaskan bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel tersebut sehingga siap untuk diukur.Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian atau cara pemaparannya tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang penting adalah bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan alur logika berpikir kita mulai dari penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya konsep dan variabel-variabel yang diteliti.Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir secara ilmiah (memadukan antara asumsi teoritis dan asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka peneliti harus intens dan eksten menelurusi literatur-literatur yang relevan serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoritisnya, peneliti mesti merujuk pada literatur atau referensi serta laporan-laporan penelitian terdahulu.

8. Langkah-Langkah Penyusunan Kerangka BerfikirSekaran (1996) menyebutkan, suatu kerangka berfikir yang baik memuat hal-hal sebagai berikut:1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan atau hubungan antar variabel yang diteliti dan teori yang mendasari3. Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar variable itu positif atau negatif ,berbentuk simetris,kasual atau timbal balik.4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigm penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian.Cara Menyusun Kerangka Berpikir PenelitianSecara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:1. Menentukan paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti.2. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antar variable penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: a. Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau variable dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan benar). b. Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau variable dependen). (c. Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.3. Memberikan argument teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argument teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang relevan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argument teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argument teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).4. Merumuskan model penelitian. Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan menampilkan: a. jumlah variabel yang diteliti, b. prediksi tentang pola hubungan antar variabel,c. dekomposisi hubungan antar variabel, dan d. jumlah parameter yang diestimasi.

HipotesisHipotesis berasal dari kata hipo dan tesis: hipo berarti keraguan, sedangkan tesis berarti kebenaran. Dengan demikian hipotesis berarti kebenaran yang masih diragukan. Artinya hipotesis akan ditolak apabila data-data empiris dalam penelitian membenarkannya. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sementara atau jawaban sementara dari masalah yang dihadapi. Dikatakan sementara karena hipotesis disusun berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris.Hipotesis dapat dijadikan sebagai pemandu arah agar penelitian dapat terarah. Namun demikian tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan sering juga penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian kuntitatif. Pada penelitian kualitatif tidak merumuskan hipotesis tetapi justru menemukan hipotesis.

5.6 Bentuk-bentuk HipotesisHipotesis dapat dibedakan antara hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. 1. Hipotesis penelitian, yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian, atau hipotesis yang hasilnya didapat dari hasil pengujian/teori. Hipotesis penelitian dibedakan menjadi dua yaitu :a. Hipotesis kerja yaitu hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis ini disusun atas teori yang teruji kehandalannya.b. Hipotesis nol (nihil) yaitu hipotesis yang disusun dari teori yang dipandang kurang kehandalannya.2. Hipotesis statistik, ada kalau peneliti bekerja dengan sampel, atau hasil dari hipotesis /penelitian menggunakan sampel. Apabila peneliti tidak bekerja dengan sampel maka tidak ada hipotesis statistik. Untuk penelitian yang bekerja dengan populasi mungkin akan ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis statistik.Terkait dengan rumusan masalah penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya yaitu rumusan masalah dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, atau asosiatif, maka hipotesis dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu:1. Hipotesis deskriptif, yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian deskriptif.2. Hipotesis komparatif, yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian komparatif 3. Hipotesis asosiatif, yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian asosiatif.Selain itu, rumusan hipotesis penelitian dapat juga berdasarkan arah atau kecenderungannya dapat kita klasifikasikan menjadi dua, yaitu:1. Hipotesis terarah (directional hypothesis)Hipotesis terarah, sesuai dengan namanya menunjukakan arah kesimpulan yang diharapkan. Hipotesis ini dirumuskan oleh peneliti karena peneliti sendiri mepunyai alasan tertentu untuk mengharapkan terjadinya hubungan khusus atau perbedaan khusus antara kedua kelompok yang menjadi objek penelitiannya.2. Hipotesis tak berarah (nondirectional hypothesis)Hipotesis ini tidak menetapkan adanya arah perbedaan atau hubungan yang diharapkan.

5.7 Merumuskan HipotesisSebelum menyusun hipotesis tentunya terlebih dahulu kita mempersiapkan bahan apa yang akan dijadikan sebagai pemikiran dasar (hipotesis umum). Perumusan hipotesis yang disusun secara sistematis, komprehensif, teliti dan jelas akan mempermudah untuk menentukkan jenis data yang akan dicari (dihimpun) oleh pihak peneliti.W. Gulo (2002:58), Hipotesis dapat disusun dengan dua pendekatan, yaitu :1. Deduktif Penyusunan hipotesis secara deduktif ditarik dari teori. Suatu teori terdiri atas proposisi-proposisi dan proposisi menunjukkan hubungan antara dua konsep. Dan proposisi ini merupakan postulat-postulat yang dari padanya disusun hipotesis. W.Gulo (2002 : 58) Berpikir deduktif merupakan suatu proses berpikir yang mensyaratkan proposisi, yaitu pernyataan yang terdiri atas satu atau lebih variabel. Dengan demikian, berpikir deduktif merupakan suatu proses berpikir melalui pengejawantahan sejumlah gejala umum ke gejala yang lebih khusus atau spesifik. Cara berpikir deduktif, sekali lagi mensyaratkan proposisi pertama disebut premis mayor atau gejala umum, dan proposisi kedua disebut premis minor atau gejala khusus. Jika premis mayor dan premis minor dirumuskan secara benar, maka kesimpulannya akan benar. Pola dasar berpikir deduktif adalah sebagai berikut:Premis Mayor : Semua A adalah ZPremis Minor : A bagian dari AKesimpulan : A merupakan bagian dari Z2. Induktif Penyusunan hipotesis secara induktif bertolak dari pengamatan empiris. Hipotesis induktif merupakan cara berpikir melalui penarikan kesimpulan umum dari sejumlah atau serangkaian gejala spesifik dan peristiwa nyata. Secara sederhana, kerangka kerja berpikir induktif dapat digambarkan sebagai berikut:Gejala 1Gejala 2Kesimpualan atau generalisasiGejala 3Gejala nUntuk dapat merumuskan hipotesis dengan kerajngka berpikir induktif, peneliti harus menelaah aneka macam gejala yang diamati, memperhatikan kecendrungan dan kemungkinan adanya saling hubungan anatar gejala, disertai dengan penelaahan yang seksama (luas dan mendalam) terhadap hasil penelitian yang relevan dengan pijakan kerangka berpikir induktif dapat digambarkan sebagai berikut:Produktivitas Departemen A, rendahProduktivitas Departemen B, rendahProduktivitas Perusahaan A, rendahhasil penelitian Produktivitas .dan seterusnya, juga dinilai rendahKetidakhadiran karyawan, tinggiTata tertib kerja, dilanggarInstruksi pimpinan, dilanggarHasil Pengamatan masing-masing karyawan jalan sendiri-sendiri kecendrungan, burukHipotesis :Terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin kerja karyawan dengan produktivitas instansiTerkait dengan rumusan masalah penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya yaitu rumusan masalah dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, atau asosiatif, maka hipotesis dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu:1. Hipotesis deskriptif, yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian deskriptif. Adapun contoh merumuskannya yaitu: Hipotesis nol: daya tahan lampu pijar merk X sama dengan 600 jam Hipotesis alternative: daya tahan lampu pijar merk X600 jam2. Hipotesis komparatif, yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian komparatif Adapun contoh merumuskannya yaitu: Hipotesis nol: tidak terdapat perbedaan produktifitas kerja antara karyawan PT X dan PT YHipotesis alternative: produktivitas kerja karyawan PT X tidak sama dengan (lebih besar atau lebih kecil) dengan produktivitas karyawan PT Y3. Hipotesis asosiatif, yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian asosiatif. Adapun contoh merumuskannya yaitu: Hipotesis penelitian: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara insentif dengan prestasi kerja karyawanHipotesis statistik :Ho : p = 0 berarti tidak ada hubungan Ha : p 0 berarti ada hubungan karena tidak sama dengan 0. Hubungan tersebut bisa positif bisa negatif.REFERENSI

Rahyuda,I Ketut. 2004. Metodologi Penelitian. Denpasar: Universitas UdayanaWayan Murjana Yasa,I Gst. 2004. Metodologi Penelitian. Denpasar :Universitas UdayanaYuliarmi,Ni Nyoman. 2004. Metodologi Penelitian. Denpasar: Universitas UdayanaSugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisinis. Bandung: ALFABETAhttps://alkahfi2.wordpress.com/2012/05/16/merumuskan-hipotesis/http://atibilombok.blogspot.co.id/2014/06/makalah-penertian-hipotesis-dan-bentuk.html