10
TUGAS PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN SATUAN ACARA PENYULUHAN MALARIA OLEH : M. Lutfi Assidiqi : I1B108218 Budi Setiawan : I1B108203 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Sap Malaria

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sap Malaria

TUGAS

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN MALARIA

OLEH :

M. Lutfi Assidiqi : I1B108218

Budi Setiawan : I1B108203

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2010

Page 2: Sap Malaria

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : M. Lutfi Assidiqi : I1B108218

Budi Setiawan : I1B108203

Semester : IV

Judul : Malaria

Banjarbaru,-22 April-2010

Mengetahui,

Ketua

Program Studi Ilmu Keperawatan

dr. Syamsul Arifin, M.Pd

NIP-19750218-200212-1-008

Dosen Mata Kuliah

Pendidikan Dalam Keperawatan

Dhian Ririn Lestari,-S.Kep, Ns

NIP-19801512-200812-2-003

Pengkajian

Data Subyektif :

1. Klien mengatakan ” Badannya panas”

2. Klien mengatakan ” Tidak nafsu makan”

3. Klien mengatakan ” Mual dan diare”

4. Klien mengatakan ” Makanan yang dikonsumsi hanya nasi dan air putih ”

Page 3: Sap Malaria

5. Klien mengatakan ” Takut berobat ke rumah sakit karena tidak mempunayi biaya”

6. Klien mengatakan ” Pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Menengah Pertama”

7. Klien mengatakan ” Pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan sebelumnya”

8. Klien mengatakan ” Meskipun sakit tetapi tetap saja melakukan aktifitas”

9. Klien mengatakan ” Penghasilannya mencukupi”

Data Obyektif :

1. Klien tampak lemah dan lesu

2. Klien hanya makan 3 sendok makan dalam satu piring nasi

3. Bahasa yang digunakan klien adalah bahasa Banjar

4. Klien bisa membaca dan menulis

5. Klien bisa beraktifitas sehari-hari

SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM BERDARAH DENGU

Tujuan Umum : Klien mampu memahami tentang penyakit malaria dan menerapkan

strategi dan upaya pencegahan malaria

Tujuan Khusus :

1. Klien mampu menjelaskan pengertian malaria

2. Klien mampu menjelaskan penyebab malaria

3. Klien mampu menjelaskan strategi dan upaya pencegahan malaria

Page 4: Sap Malaria

Materi :

1. Pengertian Malaria

Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik pada

sel darah merah yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium

yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali yang

ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk.

2. Penyebab Malaria

a. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan

menyebabkan malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke

tiga).

b. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan

mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten

dengan pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/

falsiparum (demam tiap 24-48 jam).

c. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan

malaria quartana/malariae (demam tiap hari empat).

d. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik

Barat, diIndonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian,

memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh

spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale.

3. Gejala Malaria

a. Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon

matang (sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale),

pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap

hari ke-3, sedangkan Malaria Kuartana (P. Malariae)

pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari.

Tiap serangan di tandai dengan beberapa serangan demam periodik.

Page 5: Sap Malaria

Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “Trias Malaria”

(malaria proxysm) secara berurutan :

1. Periode dingin.

Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering

membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat

menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling

terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini

berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya

temperatur.

2. Periode panas.

Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap

tinggi sampai 40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala,

nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah

turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini

lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti

dengan keadaan berkeringat.

3. Periode berkeringat.

Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh,

sampai basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering

tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat

melakukan pekerjaan biasa.

b. Splenomegali

Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala

khas Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan

menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan

ikat bertambah.

c. Anemia

Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat

adalah anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh

penghancuran eritrosit yang berlebihan.

Page 6: Sap Malaria

d. Ikterus

Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat

kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk

penguraian sel darah merah

4. Epidemiologi

Penyakit malaria merupakan masalah kesehatan di Indonesia,

khususnya di bagian Indonesia Timur. Angka mortalitas 20,9 – 50

%.

NTT daerah endemis malaria penyakit ini menduduki rangking ke

2 dari 10 besar dari penyakit utama di Puskesmas.

Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi NTT dari tahun 1996 s/d

1997, Insiden penyakit malaria yang diukur berdasarkan Annual

Malaria Incidence (AMI) sejak tahun 1996 s/d 1997 cenderung

meningkat, seperti terlihat pada data berikut : tahun 1996 sebesar

189,17 ‰, sedangkan pada tahun 1997 sebesar 197,5 ‰ sedangkan

Parasite Rate (PR) mengalami penurunan dari tahun 1996 sebesar

4,41% dan pada tahun 1997 sebesar 1,77%, namun jika dilihat

perdesa masih ada desa dengan RP > 10 %, disamping itu penyakit

malaria ini juga sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa

5. Strategi dan Upaya Pencegahan Malaria

a. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan

memberantas sarang nyamuk.

b. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian

yang bergantungan serta genangan air.

c. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti

larva (bubuk abate) pada genangan air

d. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak

di rawa payau sepanjang pantai.

e. Pendatang sementara ke daerah endemis, dosis klorokuin adalah

300 mg/minggu, 1 minggu sebelum berangkat selama berada di

lokasi sampai 4 minggu setelah kembali.

Page 7: Sap Malaria

f. Penduduk daerah endemis dan penduduk baru yang akan

menetap tinggal, dosis klorokuin 300 mg/minggu. Obat hanya

diminum selama 12 minggu (3 bulan).

g. Semua penderita demam di daerah endemis diberikan klorokuin

dosis tunggal 600 mg jika daerah itu plasmodium falciparum

sudah resisten terhadap klorokuin ditambahkan primakuin

sebanyak tiga tablet.

Metode : Ceramah

Alat : Gambar

Evaluasi :

Proses : 1. Klien memperhatikan

2. Selama penyuluhan kesehatan klien sering bertanya

Hasil : 1. Klien memahami pengertian malaria

2. Klien mengetahui penyebab malaria

3. Klien mampu melakukan strategi dan upaya pencegahan malaria

4. Klien kembali sehat dan melakukan aktifitas sehari-hari