20
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( S A P ) Materi : Penyakit Diabetes Melitus Pokok Bahasan : Perawatan Luks Diabetes Melitus Hari/ tanggal : Minggu, 13 Oktober 2013 Waktu pertemuan : 45 menit Tempat : Masjid Jamiatul Muslimin Sasaran : Warga RW 04 Sukomoro Magetan A. Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit yang sering dijumpai baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Masalah penyakit Diabetes melitus penting untuk mendapat perhatian petugas kesehatan karena insidensi penyakit Diabetes melitus tinggi dan terus meningkat di masyarakat, selain itu komplikasi akibat penyakit dibetes melitusdapat berakibat fatal bagi penderita jika tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang adekuat. Diet pada diabetes melitus merupakan utama untuk mengontrol gula darah, oleh karena itu keluarga diharapkan mengetahui tentang diet,perawatan dan mempertahankannya sehingga bisa mencegah terjadinya komplikasi.

SAP medikasi DM.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan

Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( S A P )

Materi :Penyakit Diabetes Melitus

Pokok Bahasan:Perawatan Luks Diabetes Melitus

Hari/ tanggal : Minggu, 13 Oktober 2013

Waktu pertemuan:45 menit

Tempat:Masjid Jamiatul Muslimin

Sasaran:Warga RW 04 Sukomoro Magetan

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang sering dijumpai baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Masalah penyakit Diabetes melitus penting untuk mendapat perhatian petugas kesehatan karena insidensi penyakit Diabetes melitus tinggi dan terus meningkat di masyarakat, selain itu komplikasi akibat penyakit dibetes melitusdapat berakibat fatal bagi penderita jika tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang adekuat. Diet pada diabetes melitus merupakan utama untuk mengontrol gula darah, oleh karena itu keluarga diharapkan mengetahui tentang diet,perawatan dan mempertahankannya sehingga bisa mencegah terjadinya komplikasi.

B. Tujuan

1. Umum:Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan peserta mampu

Memahami cara perawatan luka penyakit diabetes melitus

2. Khusus:Setelah mengikuti proses penyuluhan peserta diharapkan

dapat menjelaskan :

1. Pengertian Diabetes mellitus2. Pengertian Perawatan luka3. Tujuan perawatan luka DM4. Prinsip perawatan luka DM5. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perawatan luka6. Cara perawatan luka diabetes mellitus

C. Materi

(Terlampir)

D. Metode

Demonstrasi Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

E. MEDIA

Leafleat

Lembar balik Medikasi Set dan Alat peragaF. Kegiatan Penyuluhan

NoKegiatan PenyuluhWaktu Kegiatan Peserta

1Pendahuluan

Memberi salam

Memberi pertanyaan apersepsi

Mengkomunikasikan pokok bahasan

Mengkomunikasikan tujuan5 Menjawab salam

Memberi salam

Menyimak

Menyimak

2Kegiatan Inti

Memberikan penjelasan tentang cara perawatan luka DM Melakukan demonstrasi cara perawatan luka DM Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya

Menjawab pertanyaan keluarga30

Menyimak

Bertanya

Memperhatikan

3Penutup

Menyimpulkan materi penyuluhan bersama keluarga

Memberikan evaluasi secara lisan

Memberikan salam penutup5 Memperhatikan

menjawab

G. Evaluasi

1. Prosedur:Akhir penyuluhan

2. Waktu:5 menit

3. Bentuk Soal:Essay

4. Jumlah Soal:5soal

5. Jenis Soal:Menguraikan secara lisan

H. Referensi

Barbara C. Long (1989).Perawatan Medical Bedah Edisi Ke-3.Kruse I, Edelman S. Evaluation dan Treatmen of Diabetic Foot Ulcer. Clinical Diabetes Vol24, Number 2, 2006. p 91-93.Potter & Perry (2006). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik.. Jakarta:EGC.LampiranPERAWATAN LUKA DM (GANGREN)A. PengertianGangren adalah luka yang terinfeksi disertai dengan adanya jaringan yang mati berwarna kehitaman dan membau akibat pembusukan oleh bakteri.Perawatan luka gangren: melakukan perawatan luka akibat dari komplikasi penyakit diabetes melitus (Perry & Potter, 2006). B. Tujuan perawatan gangren:a. Mencegah meluasnya infeksi b. Memberi rasa nyaman pada klienc. Mengurangi nyerid. Meningkatkan proses penyembuhan lukaC. Indikasi Perawatan luka

Perawatan luka gangren dapat dilakukan pada luka gangren diabetik yang kotor dan bersih. D. Prinsip Perawatan Luka

1. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah 2. Perhatikan teknik aseptik dan antiseptik 3. Ganti sarung tangan diantara tindakan bersih dan kotor4. Pisahkan peralatan bersih dan steril 5. Balutan diberikan sesuai kondisi luka: basah, kering, steril dan luka terkontaminasi.E. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Melihat kondisi luka pasien: luka kotor/tidak, ada pus atau jar.nekrotik? Setelah dikaji baru dilakukan perawatan luka. Untuk perawatan luka biasanya menggunakan antiseptik ( NaCl) dan kassa steril.F. Persiapan AlatAlat Steril ( baki instrument berisi ) : 1 Pinset anatomi 2 pinset chirurgis 1 klem arteri 1 gunting jaringan Kassa dan deppers steril secukupnya Kom kecil untuk larutan 2 buah Sarung tangan steril Kapas lidi Alat Tidak Steril: Larutan NaCl 0,9 % Handscone bersih Pinset anatomi bersih Verban/plester hipoalergik Verban elastic, gunting verban Spuit 50 cc dan 10 cc Pengalas/perlak Tempat sampah atau kantong plastik, bengkok Antiseptik: Iodine (jika perlu), alkohol. Sampiran Masker, dan scort jika perluG. TEKNIK PERAWATAN GANGREN

Prosedur pelaksanaan: 1. Tutup pintu atau psang sampiran di sekitar klien2. Atur posisi yang nyaman bagi klien untuk memudahkan daerah luka dapat dijangkau dengan mudah3. Sediakan perlatan yang diperlukan dalam troley di samping pasien. 4. Cuci tangan, gunakan sarung tangan bersih5. Pasang pengalas 6. Letakkan bengkok atau kantong plastik di dekat klien 7. Buka balutan luka dengan menggunakan gunting verban. Bila balutan lengket pada luka, basahi balutan yang menempel pada luka dengan NaCl 0,9% dan angkat balutan dengan pinset secara hati-hati.8. Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka: Lokasi luka dan jaringan tubuh yang rusak, ukuran luka meliputi luas dan kedalaman luka (arteri, vena, otot, tendon dan tulang). Kaji ada tidaknya sinus Kondisi luka kotor atau tidak, ada tidaknya pus, jaringan nekrotik, bau pada luka, ada tidaknya jaringan granulasi (luka berwarna merah muda dan mudah berdarah). Kaji kulit sekitar luka terhdap adanya maserasi, inflamasi, edema dan adanya gas gangren yang ditandai dengan adanya krepitasi saat melakukan paplpasi di sekitar luka. Kaji adanya nyeri pada luka 9. Cuci perlahan-lahan kulit di sekitar ulkus dengan kasa dan air hangat, kemudiankeringkan perlahan-lahan dengan cara mengusap secara hati-hati dgn kasa kering.

10. Cuci tangan dengan alkohol atau air bersih 11. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril 12. Bersihkan luka: Bila luka bersih dan berwarna kemerahan gunakan cairan NaCl 0,9% Bila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0,9% dan antiseptik iodne 10% Bila warna luka kehitama: ada jar. Nekrotik, gunakan NaCl 0,9%. Jar.nekrotik dibuang dengan cara digunting sedikit demi sedikit samapi terlihat jar.granulasi. Bila luka sudah berwarna merah, hindari jangan sampai berdarah Bila da gas gangren, lakukan masase ke arah luka 13. Bila terdapat sinus lubang, lakukan irigasi dengan menggunakan NaCl 0,9% dengan sudut kemiringan 45 derajat sampai bersih. Irigasi sampai kedalaman luka karena pd sinus terdapat banyak kuman.14. Lakukan penutupan luka:a. Cara Konvensional: Bila luka bersih, tutup luka dengan 2 lapis kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCl 0,9% dan diperas sehingga kasa menjadi lembab. Pasang kasa lembab sesuai kedalaman luka (hindari mengenai jaringan sehat di pinggir luka), lalu tutup dengan kain kasa kering dan jangan terlalu ketat. Bila luka infeksi, tutup luka dengan 2 lapis kasa lembab dengan NaCl 0,9% dan betadin 10%, lalu tutup dengan kasa kering.b. Bila menggunakan balutan modern Transparant film: balutan yang dapat mendukung terjadinya autolitik debridement dan digunakan pada luka partial thickness. Kontraindikasi pada luka dengan eksudat Hidroaktif gel: digunakan untuk mengisi jaringan mati/nelrotik,mendudkung terjadinya autolitik debridement, membuat kondisi lembab pada luka ynag kering/nelrotik, luka ynag berwarna kuning dengan eksudat minimal. Hidroselulosa : digunakan untuk menyerap cairan (hidrofiber) dan membentuk gel yang lembut, mendukung proses autolitik debridement, meningkatkan proses granulasi dan reepitelisasi, meningkatkan kenyamanan pasien dengan mengurangi rasa sakit, menahan stapilococcus aureus agar tidk masuk ke dalam luka. Calsium Alginate : Digunakan sebagai absorban, mendukung granulasi pada luka. Digunakan pada warna luka merah, eksudat dan mudah berdarah METCOVASIN Digunakan untuk memproteksi kulit, mendukung proses autolisis debridement pada luka dengan kondisi nekrotik atau granulasi / superfisial. MYCOSTATINE DAN METRONIDAZOLE Berguna untuk melindungi kulit akibat candida, untuk mengurangi bau akibat jamurdan bakteri anaerob, mengurangi nyeri dan peradangan.15. Bila pembuluh darah vena mengalami kerusakan , lakukan kompresi dengan menggunakan verban elastis.16. Mengatur pasien ke posisi yang nyaman dan memungkinkan aliran darah ke perifer dan ke daerah luka tetap lancar, misalnya dnegan cara elevasi tungkai bila luka berlokasi di tumit atau telapak kaki.17. Merapikan alat-alat 18. Membuka sarung tangan dan Mencuci tangan 19. Mengevaluasi respin pasien baik verbal Menyusun rencana tindak lanjut: jadwal penggantian balutan yang akan datang dan rencana edukasi kepada klien dan keluarga.

20. Dokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi perkembangan keadaan luka: Ukuran luka: luas dan kedalaman luka Kondisi luka Kondisi kulit sekitar luka Jenis balutan yang digunakan Hasil kultur luka (jika ada)21. Berikan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan luka: Anjurkan klien untuk tidak menekuk atau melipat kaki yang luka Anjurkan klien untuk imobilisasi kaki yg luka dan hindarimenggunakan kaki yg luka sebagai tumpuan atau penyangga tubuh. Apakah ada nyeri pada lukamaupun non verbalH. EVALUASI1. Apakah yang dimaksud dengan perawatan luka DM ?

Jawab :

Perawatan luka gangren: melakukan perawatan luka akibat dari komplikasi penyakit diabetes melitus (Perry & Potter, 2006). 2. Apa tujuan dari perawatan luka DM?

Jawab :

Mencegah meluasnya infeksi Memberi rasa nyaman pada klien Mengurangi nyeri Meningkatkan proses penyembuhan luka3. Bagaimana prinsip perawatan luka DM (Gangren) ?

Jawab :

Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah Perhatikan teknik aseptik dan antiseptik Ganti sarung tangan diantara tindakan bersih dan kotor Pisahkan peralatan bersih dan steril Balutan diberikan sesuai kondisi luka: basah, kering, steril dan luka terkontaminasi.4. Apa saja alat medikasi yang perlu disiapkan?Jawab :Alat Steril ( baki instrument berisi ) : 1 Pinset anatomi 2 pinset chirurgis 1 klem arteri 1 gunting jaringan Kassa dan deppers steril secukupnya Kom kecil untuk larutan 2 buah Sarung tangan steril Kapas lidi Alat Tidak Steril: Larutan NaCl 0,9 % Handscone bersih Pinset anatomi bersih Verban/plester hipoalergik Verban elastic, gunting verban Spuit 50 cc dan 10 cc Pengalas/perlak Tempat sampah atau kantong plastik, bengkok Antiseptik: Iodine (jika perlu), alkohol. Sampiran Masker, dan scort jika perlu5. Bagaimana prosedur pelaksanaan perawatan luka DM?

Jawab :Prosedur pelaksanaan: 1. Tutup pintu atau psang sampiran di sekitar klien2. Atur posisi yang nyaman bagi klien untuk memudahkan daerah luka dapat dijangkau dengan mudah3. Sediakan perlatan yang diperlukan dalam troley di samping pasien. 4. Cuci tangan, gunakan sarung tangan bersih5. Pasang pengalas 6. Letakkan bengkok atau kantong plastik di dekat klien 7. Buka balutan luka dengan menggunakan gunting verban. Bila balutan lengket pada luka, basahi balutan yang menempel pada luka dengan NaCl 0,9% dan angkat balutan dengan pinset secara hati-hati.8. Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka: Lokasi luka dan jaringan tubuh yang rusak, ukuran luka meliputi luas dan kedalaman luka (arteri, vena, otot, tendon dan tulang). Kaji ada tidaknya sinus Kondisi luka kotor atau tidak, ada tidaknya pus, jaringan nekrotik, bau pada luka, ada tidaknya jaringan granulasi (luka berwarna merah muda dan mudah berdarah). Kaji kulit sekitar luka terhdap adanya maserasi, inflamasi, edema dan adanya gas gangren yang ditandai dengan adanya krepitasi saat melakukan paplpasi di sekitar luka. Kaji adanya nyeri pada luka 9. Cuci perlahan-lahan kulit di sekitar ulkus dengan kasa dan air hangat, kemudiankeringkan perlahan-lahan dengan cara mengusap secara hati-hati dgn kasa kering.

10. Cuci tangan dengan alkohol atau air bersih 11. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril 12. Bersihkan luka: Bila luka bersih dan berwarna kemerahan gunakan cairan NaCl 0,9% Bila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0,9% dan antiseptik iodne 10% Bila warna luka kehitama: ada jar. Nekrotik, gunakan NaCl 0,9%. Jar.nekrotik dibuang dengan cara digunting sedikit demi sedikit samapi terlihat jar.granulasi. Bila luka sudah berwarna merah, hindari jangan sampai berdarah

Bila da gas gangren, lakukan masase ke arah luka 13. Bila terdapat sinus lubang, lakukan irigasi dengan menggunakan NaCl 0,9% dengan sudut kemiringan 45 derajat sampai bersih. Irigasi sampai kedalaman luka karena pd sinus terdapat banyak kuman.

14. Lakukan penutupan luka:a. Cara Konvensional: Bila luka bersih, tutup luka dengan 2 lapis kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCl 0,9% dan diperas sehingga kasa menjadi lembab. Pasang kasa lembab sesuai kedalaman luka (hindari mengenai jaringan sehat di pinggir luka), lalu tutup dengan kain kasa kering dan jangan terlalu ketat. Bila luka infeksi, tutup luka dengan 2 lapis kasa lembab dengan NaCl 0,9% dan betadin 10%, lalu tutup dengan kasa kering.b. Bila menggunakan balutan modern Transparant film: balutan yang dapat mendukung terjadinya autolitik debridement dan digunakan pada luka partial thickness. Kontraindikasi pada luka dengan eksudat Hidroaktif gel: digunakan untuk mengisi jaringan mati/nelrotik,mendudkung terjadinya autolitik debridement, membuat kondisi lembab pada luka ynag kering/nelrotik, luka ynag berwarna kuning dengan eksudat minimal. Hidroselulosa : digunakan untuk menyerap cairan (hidrofiber) dan membentuk gel yang lembut, mendukung proses autolitik debridement, meningkatkan proses granulasi dan reepitelisasi, meningkatkan kenyamanan pasien dengan mengurangi rasa sakit, menahan stapilococcus aureus agar tidk masuk ke dalam luka. Calsium Alginate : Digunakan sebagai absorban, mendukung granulasi pada luka. Digunakan pada warna luka merah, eksudat dan mudah berdarah METCOVASIN Digunakan untuk memproteksi kulit, mendukung proses autolisis debridement pada luka dengan kondisi nekrotik atau granulasi / superfisial. MYCOSTATINE DAN METRONIDAZOLE Berguna untuk melindungi kulit akibat candida, untuk mengurangi bau akibat jamurdan bakteri anaerob, mengurangi nyeri dan peradangan.15. Bila pembuluh darah vena mengalami kerusakan , lakukan kompresi dengan menggunakan verban elastis.16. Mengatur pasien ke posisi yang nyaman dan memungkinkan aliran darah ke perifer dan ke daerah luka tetap lancar, misalnya dnegan cara elevasi tungkai bila luka berlokasi di tumit atau telapak kaki.17. Merapikan alat-alat 18. Membuka sarung tangan dan Mencuci tangan 19. Mengevaluasi respin pasien baik verbal Menyusun rencana tindak lanjut: jadwal penggantian balutan yang akan datang dan rencana edukasi kepada klien dan keluarga.

20. Dokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi perkembangan keadaan luka: Ukuran luka: luas dan kedalaman luka Kondisi luka Kondisi kulit sekitar luka Jenis balutan yang digunakan Hasil kultur luka (jika ada)21. Berikan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan luka: Anjurkan klien untuk tidak menekuk atau melipat kaki yang luka Anjurkan klien untuk imobilisasi kaki yg luka dan hindarimenggunakan kaki yg luka sebagai tumpuan atau penyangga tubuh. Apakah ada nyeri pada lukamaupun non verbal