16
Satuan Acara Penyuluhan tentang Penyakit Mioma Uteri A. Latar Belakang Mioma uteri, sering disebut dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri merupakan neoplasma jinak yang terdiri dari otot polos uterus, yang diselingi untaian jaringan ikat, dan dikelilingi kapsul yang tipis. Tumor ini berasal dari setiap bagian duktus Muller, tetapi paling sering terjadi pada miometrium. Tumor ini ditemukan pada 20-25% wanita dalam masa reproduksi. Etiologi tumor ini belum diketahui secara jelas, namun kemungkinan berhubungan dengan faktor hormon estrogen, sehingga lebih sering mengenai wanita usia reproduksi. Mioma tidak terdeteksi sebelum pubertas dan berespon terhadap hormon, umumnya tumbuh hanya selama usia reproduksi. Walaupun tumor ini dapat tumbuh terisolasi, tapi pada umumnya mereka terdapat secara multipel, dengan berbagai variasi ukuran serta dapat mencapai berat lebih dari 45 kg. Permasalahan yang muncul pada mioma uteri adalah bahwa angka insiden mioma cukup tinggi namun jarang diketahui, mengenai lebih dari 20% wanita usia reproduktif. Sebagian besar mioma berukuran kecil sehingga tidak menimbulkan gejala dan diketahui secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan pelvis rutin atau pencitraan

Sap Mioma Uteri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sap mioma uteri

Citation preview

Page 1: Sap Mioma Uteri

Satuan Acara Penyuluhan tentang Penyakit Mioma Uteri

A. Latar Belakang

Mioma uteri, sering disebut dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri

merupakan neoplasma jinak yang terdiri dari otot polos uterus, yang diselingi untaian

jaringan ikat, dan dikelilingi kapsul yang tipis. Tumor ini berasal dari setiap bagian

duktus Muller, tetapi paling sering terjadi pada miometrium. Tumor ini ditemukan

pada 20-25% wanita dalam masa reproduksi.

Etiologi tumor ini belum diketahui secara jelas, namun kemungkinan

berhubungan dengan faktor hormon estrogen, sehingga lebih sering mengenai wanita

usia reproduksi. Mioma tidak terdeteksi sebelum pubertas dan berespon terhadap

hormon, umumnya tumbuh hanya selama usia reproduksi. Walaupun tumor ini dapat

tumbuh terisolasi, tapi pada umumnya mereka terdapat secara multipel, dengan

berbagai variasi ukuran serta dapat mencapai berat lebih dari 45 kg.

Permasalahan yang muncul pada mioma uteri adalah bahwa angka insiden

mioma cukup tinggi namun jarang diketahui, mengenai lebih dari 20% wanita usia

reproduktif. Sebagian besar mioma berukuran kecil sehingga tidak menimbulkan gejala

dan diketahui secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan pelvis rutin atau pencitraan

pelvis. Saat mioma membesar, ia bisa menimbulkan efek berupa rasa penekanan pada

pelvis atau nyeri atau distorsi dinding uterus atau kavitas endometrium yang bisa

menyebabkan perdarahan abmormal. Pada saat itu mioma bisa menimbulkan masalah

lain seperti prolaps melalui serviks atau menimbulkan pemikiran mengenai adanya

massa pada ovarium. Mioma bisa juga menimbulkan permasalahan pada kehamilan

dan pada beberapa pasien dapat menimbulkan infertilitas.

Frekuensi mioma uteri kurang lebih 10% dari jumlah seluruh penyakit pada alat-

alat genital wanita. Walaupun demikian, angka kejadian tumor ini sukar ditentukan

secara tepat, oleh karena itu tidak semua penderita dengan mioma uteri memiliki

keluhan. Tumor ini tumbuh dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinis

pada usia di atas 40 tahun. Insiden mioma uteri ini puncaknya terjadi pada usia sekitar

45 tahun, di mana terjadi 8 kasus per 1000 wanita setiap tahunnya. Berdasarkan otopsi,

Page 2: Sap Mioma Uteri

Novack menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma dan pada

wanita berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Di Indonesia mioma uteri ditemukan

2,39 – 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Sedangkan di RSUD Dr.

Soetomo Surabaya, mioma uteri merupakan 5 penyakit besar yang ditemukan di poli

kandungan sepanjang. Beberapa upaya pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan

pembedahan, radioterapi dan observasi (pada mioma yang masih kecil) dengan kontrol

setiap 3-6 bulan.

Sehingga sangat penting untuk memerikan informasi secara dini dan tepat agar

dapat segera dilakukan penanganan yang terbaik. Maka dari itu penyuluhan tentang

mioma uteri sangat perlu dilakukan pada wanita-wanita dalam usia produktif.

B. Tujuan

1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para peserta penyuluhan

mampu memahami tentang penyakit mioma uteri.

2. Tujuan Intruksinal Khusus (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan para peserta penyuluhan

dapat:

a. Menjelaskan pengertian mioma uteri secara tepat

b. Menyebutkan penyebab dan faktor predisposis mioma uteri dengan tepat

c. Menyebutkan pengklasifikasian mioma uteri secara benar

d. Menyebutkan tanda dan gejala mioma uteri dengan benar

e. Menyebutkan pencegahan dan penanganan mioma uteri dengan benar

C. Materi

1. Pengertian mioma uteri

2. Penyebab dan faktor predisposis mioma uteri

3. Pengklasifikasian mioma uteri

4. Tanda dan gejala dari mioma uteri

Page 3: Sap Mioma Uteri

5. Penanganan mioma uteri

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. Alat, Media dan Sumber

1. Alat

a. Meja

b. Kursi

c. Microphone

d. Sound system

e. LCD

f. Layar

g. Laptop

2. Media

a. Power Point

b. Leaflet

3. Sumber

Anonim, satuan acara penyuluhan mioma uteri, (dalam : http://pendidikans1-

keperawatan.blogspot.com/2013/03/maklah-mioma-uteri.html, diakses pada

Kamis, 17 April 2014 pukul 17.00 WITA)

Anonim, satuan acara penyuluhan mioma uteri,

(dalam :http://tesaseptia.blogspot.com/2013/03/asuhan-kebidanan-

nifas.html, diakses pada Kamis, 17 April 2014 pukul 17.10 WITA)

Page 4: Sap Mioma Uteri

Anonim, satuan acara penyuluhan mioma uteri,

(dalam :http://dokumenperawat.blogspot.com/2012/09/askep-mioma-

uteri.html, diakses pada Kamis, 17 April 2014 pukul 17.20 WITA)

F. Sasaran

Sasaran yang diberikan penyuluhan ini adalah 50 orang wanita usia 25-55 tahun

di Banjar Badung, Desa Melinggih Kaja, Kecamatan Payangan, Gianyar.

G. Waktu

1. Hari : Minggu

2. Tanggal : 27 April 2014

3. Jam : 10.00 WITA – selesai

H. Tempat

Penyuluhan dilakukan di balai banjar Banjar Badung, Desa Melinggih Kaja,

Kecamatan Payangan, Gianyar.

Setting Tempat

Slide Penyuluh

Audien Audien

Page 5: Sap Mioma Uteri

I. Alokasi Waktu / Setting Kegiatan

NO TAHAP WAKTUKEGIATAN

PENYULUHANKEGIATAN AUDIENCE

1. Pembukaan 2 menit Salam pembuka, perkenalan diri, menjelaskan latar belakang dan tujuan penyuluhan,kontrak waktu serta apersepsi kepada audience

Audience memberi salam kepada penyuluh

2. Pemberian Materi

15 menit Menggali pengetahuan sasaran serta memberikan tambahan pengetahuan mengenai:1. Pengertian mioma uteri2. Penyebab mioma uteri

3. Tanda dan gejala dari mioma uteri

4. Penanganan mioma uteri

Audience menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh penyuluh

3. Evaluasi 10 menit Tanya jawab Audience mau bertanya dan berpartisipasi aktif

4. Penutup 3 menit Menyimpulkan hasil penyuluhan

Audience mengungkapkan kesan dan pesan

J. Rencana Evaluasi

1. Struktur

a. Persiapan media dan alat:

AudienAudien Audien

Page 6: Sap Mioma Uteri

Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan disiapkan satu

minggu sebalumnya, serta semua lengkap dan bisa digunakan saat ceramah dan

Tanya jawab.

1) Media yang diperlukan anatara lain :

a) Leaflet

b) Power Point

2) Alat-alat yang diperlukan antara lain

a) Kursi

b) LCD

c) Layar

d) Microphone

e) Laptop

f) Sound system

b. Persiapan materi

Materi yang disampaikan disiapkan satu minggu sebalumnya, serta dalam

bentuk makalah, dan dapat ditulis dalam bentuk slide dan leaflet untuk

mempermudah penyampaian materi.

c. Undangan atau peserta penyuluhan

Undangan disebar satu minggu sbelum penyuluhan dilakukan kepada wanita

usia 25-55 tahun di Banjar Badung, Desa Melinggih Kaja, Kecamatan Payang,

Gianyar.

2. Proses Penyuluhan

a. Kehadiran 80% mengingat pentingnya mengetahui pengertian mioma uteri

b. 50% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan.

c. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi atara penyuluh dan

peserta

d. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan

e. 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan.

Page 7: Sap Mioma Uteri

3. Hasil Peyuluhan

a. Jangka Pendek

1) 60% dapat menjelaskan pengertian mioma uteri dengan benar

2) 50% dapat menjelaskan penyebab terjadinya mioma uteri dengan benar

3) 50% dapat menjelaskan tanda dan gejala dari penderita mioma uteri dengan

benar

4) 50% dapat menjelaskan penanganan mioma uteri dengan benar .

b. Jangka Panjang

Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai penyakit mioma uteri,

Page 8: Sap Mioma Uteri

LAMPIRAN 1

MATERI

A. Pengertian Mioma Uteri

Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot rahim.

Dikenal juga dengan istilah mioma, myom, tumor otot rahim, fibromioma, leiomioma,

ataupun fibroid. Jumlah penderita mioma uteri ini sulit diketahui secara akurat karena

banyak yang tidak menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan

dirinya ke dokter.

B. Penyebab Mioma Uteri

Penyebab mioma uteri belum diketahui. Namun beberapa ahli menyebutkan

beberapa faktor predisposisi kejadian mioma uteri, yaitu sebagai berikut:

1. Umur: mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar

10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan

gejala klinis antara usia 35-45 tahun.

2. Paritas: lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil,

tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan mioma uteri

atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua

keadaan ini saling mempengaruhi.

3. Faktor ras dan genetik: pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam,

angka kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini

tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.

4. Fungsi ovarium: diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan

pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang

setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause.

5. Kebiasaan Merokok

Page 9: Sap Mioma Uteri

C. Klasifikasi

Mioma uteri dapat diklassifikasikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan lokasi:

a. Cervical

b. Isthmica

c. Corporal

2. Berdasarkan lapisan:

a. Mioma uteri subserosa

b. Mioma uteri submukosa

c. Mioma uteri intramural

D. Tanda dan Gejala Mioma Uteri

Sebagian penyakit ini ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan

panggul rutin. Gejala yang timbul tergantung pada lokasi dan besarnya tumor, yang

paling sering ditemukan antara lain:

1. Perdarahan abnormal

a. Hipermenorea atau perdarahan banyak saat menstruasi, karena meluasnya

permukaan endometrium dalam proses menstruasi

b. Gangguan kontraksi otot rahim

c. Perdarahan berkepanjangan. Akibat pendarahan penderita dapat mengeluh

anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi

infeksi.

2. Penekanan rahim

Penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat menimbulkan rasa,

yaitu:

a. Terasa berat di abdomen bagian bawah

b. Sukar miksi atau defekasi

c. Terasa nyeri karena tertekannya urat saraf

Page 10: Sap Mioma Uteri

3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan

Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling

mempengaruhi :

a. Kehamilan dapat mengalami keguguran

b. Persalinan prematuritas

c. Gangguan saat persalinan

d. Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas

E. Penanganan dan Pencegahan Mioma Uteri

Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran

tumor, yaitu:

1. Penanganan konservatif.

Bila mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala.

2. Penanganan operatif, bila :

1) Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.

2) Pertumbuhan tumor cepat.

3) Mioma subserosa bertangkai dan torsi.

4) Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.

5) Hipermenorea pada mioma submukosa.

6) Penekanan pada organ sekitarnya.

Pada pencegahan mioma uteri dapat dilakukan dengan beberapa cara

diantarnya:

1. Pencegahan Primordial

Pencegahan ini dilakukan pada perempuan yang belum menarche atau sebelum

terdapat resiko mioma uteri. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan

mengonsumsi makanan yang tinggi serat seperti sayuran dan buah.

Page 11: Sap Mioma Uteri

2. Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan awal pencegahan sebelum seseorang menderita

mioma. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan penyuluhan mengenai

faktor-faktor resiko mioma terutama pada kelompok yang beresiko yaitu wanita

pada masa reproduktif. Selain itu tindakan pengawasan pemberian hormon estrogen

dan progesteron dengan memilih pil KB kombinasi (mengandung estrogen dan

progesteron), pil kombinasi mengandung estrogen lebih rendah dibanding pil

sekuensil, oleh karena pertumbuhan mioma uteri berhubungan dengan kadar

estrogen.

3. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder ditujukan untuk orang yang telah terkena mioma uteri,

tindakan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya komplikasi. Pencegahan yang

dilakukan adalah dengan melakukan diagnosa dini dan pengobatan yang tepat.