29
SATUAN ACARA PENYULUHAN “Hubungan Hiperkolesterol terhadap Penyakit Jantung Koroner” A. TOPIK PENYULUHAN : Sistem Kardivaskuler B. POKOK BAHASAN : Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner C. TUJUAN Tujuan Instruksional Umum: Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner pada keluarga klien terutama klien dengan masalah kardiovaskuler, keluarga dank lien mampu ikut berpartisipasi terhadap tindakan pencegahan terjadinya penyakit jantung koroner terutama terhadap faktor resiko hiperkolesterol. Tujuan Instruksional Khusus: 1. Definisi, penyebab, tanda dan gejala, dan pencegahan PJK 2. Definisi, fungsi, klasifikasi, makanan yang mengandung kolesterol (sumber kolesterol) serta pengendaliannya 3. Definisi, penyebab, dan penatalaksanaan hiperkolesterol

SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan gawat darurat

Citation preview

Page 1: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“Hubungan Hiperkolesterol terhadap Penyakit Jantung Koroner”

A. TOPIK PENYULUHAN : Sistem Kardivaskuler

B. POKOK BAHASAN : Hubungan hiperkolesterol terhadap

penyakit jantung koroner

C. TUJUAN

Tujuan Instruksional Umum:

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai hubungan hiperkolesterol

terhadap penyakit jantung koroner pada keluarga klien terutama klien dengan

masalah kardiovaskuler, keluarga dank lien mampu ikut berpartisipasi terhadap

tindakan pencegahan terjadinya penyakit jantung koroner terutama terhadap faktor

resiko hiperkolesterol.

Tujuan Instruksional Khusus:

1. Definisi, penyebab, tanda dan gejala, dan pencegahan PJK

2. Definisi, fungsi, klasifikasi, makanan yang mengandung kolesterol (sumber

kolesterol) serta pengendaliannya

3. Definisi, penyebab, dan penatalaksanaan hiperkolesterol

4. Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner

C. SASARAN : Keluarga klien terutama klien dengan

masalah kardiovaskuler di Ruang ICU/ICCU RSUD Ulin Banjarmasin

D. WAKTU DAN TEMPAT

Hari : Selasa

Tanggal : 19 Maret 2013

Pukul : 09.00-09.30 WITTA

E. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Media

Page 2: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembuka

Memperkenalkan diri

Menjelaskan maksud dan

tujuan:

Tujuan Umum :

Klien mampu ikut

berpartisipasi terhadap

tindakan pencegahan

terjadinya penyakit jantung

koroner terutama terhadap

faktor resiko hiperkolesterol

Tujuan khusus :

Sasaran dapat mengetahui

tentang :

5. Definisi, penyebab, tanda

dan gejala, dan

pencegahan PJK

6. Definisi, fungsi,

klasifikasi, makanan yang

mengandung kolesterol

(sumber kolesterol) serta

pengendaliannya

7. Definisi, penyebab, dan

penatalaksanaan

hiperkolesterol

8. Hubungan hiperkolesterol

terhadap penyakit jantung

koroner

Mendengarkan

keterangan penyaji

Ceramah

Penyajian

( 15 menit )

Menyampaikan materi:

1. Penyakit Jantung Koroner

(Definisi, etilogi, faktor

resiko dan tanda gejala)

2. Kolesterol dan

Memperhatikan dan

mendengarkan

keterangan penyaji

Ceramah

Leaflet

Page 3: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

hiperkolesterol (Definisi,

fungsi, klasifikasi, jenis

makanan, pengendalian

dan penatalaksanaan

hiperkolesterol)

3. Hubungan antara

hiperkolesterol dengan PJK

Penutup

( 10 menit )

Melakukan tanya jawab

Evaluasi

Menutup pertemuan

Mendengarkan dan

bertanya

Ceramah

F. MATERI PENYULUHAN : Terlampir

G. EVALUASI :

1. Evaluasi struktur

Tim penyuluh datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk mempersiapkan

sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan. Keluarga pasien yang dirawat di

ICU/ICCU berhadir dan antusias dalam menghadiri penyuluhan.

2. Evaluasi proses

Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana. Keluarga pasien yang

dirawat di ICU/ICCU antusias mendengarkan materi penyuluhan dan menjawab

pertanyaan yang diajukan penyaji.

3. Evaluasi hasil

Keluarga pasien yang dirawat di ICU/ICCU mampu menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh pemateri.

Keluarga pasien yang dirawat di ICU/ICCU dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan dari pemateri, meliputi:

a. Definisi, penyebab, faktor resiko PJK

Page 4: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

Jawaban Peserta

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi kesakitan arteri koroner.

Penyebab PJK:

1. Aterosklerosis

2. Trombosis

Faktor- faktor risiko PJK:

Faktor yang dapat dicegah

1. Hiperkolesterol

2. Rokok

3. Obesitas

4. Stress

5. Kurang Olah raga

6. Diabetes Melitus

7. Hipertensi

Faktor yang tidak dapat diubah

1. Riwayat Keluarga

2. Laki-laki lebih sering daripada perempuan yang belum menopause

3. Usia

b. Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner

Jawaban Peserta

Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan mudah melekat pada dinding

sebelah dalam pembuluh darah. Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh

darah (plak kolesterol) membuat saluran pembuluh darah menjadi sempit sehingga

aliran darah kurang lancar. Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat

rapuh dan mudah pecah, meninggalkan “luka” pada dinding pembuluh darah yang

dapat mengaktifkan pembentukan bekuan darah. Pembuluh darah yang sudah

mengalami penyempitan dan pengerasan oleh plak kolesterol, maka bekuan darah

ini mudah menyumbat pembuluh darah secara total, kondisi ini disebut dengan

aterosklerosis. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ

vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri

Page 5: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi penyakit jantung koroner.

Pertanyaan yang muncul dari Keluarga pasien yang dirawat di ICU/ICCU:

a. Contoh diet rendah kolesterol?

Jawaban Pemateri

Bahan Makanan Kolesterol

(mg/100 gr)

Asam Lemak Jenuh

(gr/100gr)

Otak Sapi 2100 1,8

Ginjal sapi 690 3,8

Hati-Jerohan 375 2,5

Kuning telur (1 butir) 275 1,7

Udang 130 0,2

Daging babi 70 11,3

Daging sapi 70 5,1

Daging kambing 70 3,6

Daging ayam 60 0,9

Ikan 45 0,1

Keju (1 cangkir) 35 6,5

Susu (1 cangkir) 33 5,1

Minyak kelapa 0 80,2

Minyak babi 0 28,4

Minyak kedelai 0 12,8

b. Manajemen stress pada resiko Penyakit Jantung Koroner?

Jawaban Pemateri

Berbagi masalah dengan orang terdekat merupakan salah satu metode alternatif

yang dapat dilakukan apabila seorang mengalami suatu masalah. Diharapkan

dengan berbagi masalah seseorang mendapat support system yang baik untuk

Page 6: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

menghadapi masalahnya sehingga jalan keluar dapat muncul dari dirinya sendiri

ataupun dari hasil berdiskusi dengan teman berbagi tersebut. Dengan masalah

terpecahkan maka salah satu risiko dari Penyakit Jantung Koroner yaitu stress

dapat diminimalkan ataupun dihilangkan.

Page 7: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomer 1 dunia. Menurut

perkiraan Badan Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi PJK pada tahun 2003

tercatat sebanyak 16,6 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskuler dan

pada tahun 2001 saja tercatat sebanyak 7,2 juta kematian akibat PJK.

Berdasarkan laporan WHO tahun 2002, diketahui sebanyak 4,4 juta kematian

akibat hiperkolesterol (Oetoro, 2007).

Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyakit degeneratif yang

banyak dipengaruhi oleh gaya hidup suatu masyarakat. Hal pertama yang dapat

dilakukan adalah mengenali dan mengetahui apa saja yang termasuk dalam risiko

penyakit jantung tersebut (Fitriani, 2007). Faktor risiko penyakit jantung dapat

dibagi ke dalam 2 kelompok, yakni faktor risiko yang dapat dikontrol (dapat

diobati) seperti adanya penyakit hipertensi, kebiasaan merokok, kolesterol tinggi,

kurang olahraga, gemuk, dan diabetes, dan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol

seperti pertambahan usia dan riwayat keluarga (genetik). Jika faktor-faktor risiko

tersebut saling berinteraksi dan terjadi secara bersamaan, maka risiko kejadian

penyakit jantung koroner akan berlipat ganda (Daniel, 2009)

Penyakit jantung koroner yaitu penyakit pada pembuluh darah arteri

koroner jantung, di mana arteri/pembuluh darah tersebut menjadi lebih keras dan

sempit sehingga menyebabkan aliran darah ke otot jantung berkurang.

Penyempitan ini disebabkan oleh adanya tumpukan lemak pada dinding pembuluh

darah yang disebut sebagai plak aterosklerosis (Daniel, 2009)

Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2006 di daerah miskin

perkotaan menunjukkan kasus yang didiagnosis PJK ditemukan sebanyak 19,8%

responden. Terdapat 8,1% responden menderita hiperkolesterolemi, sehingga

harus diatasi dengan peningkatan gaya hidup sehat yang dapat mencegah

terjadinya penyakit degeneratif seperti PJK (Werdha dkk, 2006).

Page 8: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

Masalah penyakit jantung koroner perlu diperhatikan dengan melakukan

pencegahan dan pengendalian faktor risiko. Faktor-faktor risiko berupa obesitas,

hipertensi, kadar gula darah, kolesterol total, dan merokok ini harus diatasi dengan

peningkatan gaya hidup sehat yang dapat mencegah terjadinya penyakit

degeneratif seperti PJK. Sehingga perlu dilakukan penyuluhan tentang hubungan

antara hiperkolesterol terhadap kejadian penyakit jantung koroner dan

penanggulangan faktor risiko terutama hiperkolesterol.

1.2 Tujuan

Tujuan Umum :

Klien mampu ikut berpartisipasi terhadap tindakan pencegahan terjadinya

penyakit jantung koroner terutama terhadap faktor resiko hiperkolesterol

Tujuan khusus :

Sasaran dapat mengetahui tentang :

c. Definisi, penyebab, faktor resiko, dan tanda dan gejala PJK

d. Definisi, fungsi, klasifikasi, makanan yang mengandung kolesterol

(sumber kolesterol) serta pengendaliannya

e. Definisi, penyebab, penatalaksanaan hiperkolesterol

f. Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner

Page 9: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Jantung Koroner

2.1.1 Definisi

Penyakit jantung koroner merupakan kondisi patologis arteri koroner yang

ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau lemak dan jaringan fibrosa di

dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri

dan penurunan aliran darah ke jantung (Smeltzer & Bare, 2001).

2.1.2 Etiologi

3. Aterosklerosis

4. Trombosis

2.1.3 Faktor- faktor risiko PJK antara lain :

Faktor yang dapat dicegah

8. Hiperkolesterol

9. Rokok

10. Obesitas

11. Stress

12. Kurang Olah raga

13. Diabetes Melitus

14. Hipertensi

Faktor yang tidak dapat diubah

4. Riwayat Keluarga

5. Laki-laki lebih sering daripada perempuan yang belum menopause

6. Usia

(Sanif, 2009)

Page 10: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

2.1.3 Patofisiologi

Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima

arteri besar. Timbunan tersebut dinamakan ateroma yang dapat mengganggu

absorbsi nutrien oleh sel-sel endothel yang menyusun lapisan dinding dalam

pembuluh darah dan menghambat aliran darah karena timbunan itu menonjol ke

lumen pembuluh darah. Struktur anatomi arteri koroner yang berpilin dan

berkelok-kelok saat memasuki jantung menimbulkan kondisi yang rentan untuk

terbentuknya ateroma (Smeltzer & Bare, 2001).

Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan

menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi lebih sempit dan aliran darah

terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung

terjadi pembentukan bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya

koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli yang merupakan

komplikasi tersering aterosklerosis (Smeltzer & Bare, 2001).

2.1.4 Manifestasi Kinis

1. Iskemia ringan (Angina pektoris)

Nyeri dada yang hilang timbul

Nyeri menyebar ke ke rahang bawah, permukaan tangan kiri dan

jari

Nyeri seperti di tekan benda berat, dijepi atau terasa panas.

Nyeri timbul saat aktivitas hilang saat berhenti

Lama nyeri 1-5 menit

2. Iskemia berat (Infark miokardium)

Nyeri seperti pada iskemia ringan tetapi berlangsung kurang lebih

30 menit

Nausea

Berkeringat

Takikardi

Pucat dan gelisah

3. Aritmia

Page 11: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

4. Gagal jantung

5. Kematian mendadak (suddenth death)

(Mansjoer, 2001)

2.1.5 Pencegahan

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer meliputi segala usaha yang dilakukan sebelum

timbulnya gejala proses penyakit, yaitu mencegah 5 faktor yang dapat

diubah, seperti:

Merokok

Tekanan darah tinggi

Hiperglikemia

Kolesterol darah tinggi

2. Pencegahan Sekunder

Segala usaha yang dilakukan untuk mengurangi perkembangan atau

mencegah kekambuhan proses penyakit seperti:

Kontrol diit

Latihan

Obat-obatan

2.2 Kolesterol

2.2.1 Definisi Kolesterol

Kolesterol adalah zat lemak yang sangat penting dalam pembentukan

dinding sel pada tubuh manusia dan hewan. Kolesterol juga ditemukan beredar

dalam sirkulasi darah manusia. Kolesterol yang terdapat dalam tubuh manusia

berasal dari dua sumber utama yaitu dari makanan yang dikonsumsi dan dari

pembentukan oleh hati. Kolesterol yang berasal dari makanan terutama terdapat

pada daging, unggas, ikan dan produk olahan susu. Jeroan daging seperti hati

sangat tinggi kandungan kolesterolnya, sedangkan makanan yang berasal dari

tumbuhan justru tidak mengandung kolesterol sama sekali. Setelah makan,

kolesterol akan diserap oleh usus halus untuk selanjutnya masuk ke sirkulasi

Page 12: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

darah dan disimpan dalam suatu mantel protein. Mantel protein-kolesterol ini

kemudian dikenal dengan nama kilomikron (Anynomus, 2008).

2.2.2 Fungsi Kolesterol

Kolesterol memiliki fungsi penting dalam tubuh, diantaranya adalah:

• Melapisi dinding sel untuk memudahkan nutrisi masuk ke sel tersebut

• Untuk pertumbuhan jaringan otak dan saraf

• Bahan pembentukan vitamin D untuk penyerapan kalsium

• Membentuk hormon seksual

Karena penting sekali maka kolesterol dalam darah sebesar 70-75% diproduksi

oleh organ hati, selebihnya ( 25-30% ) dari asupan makanan (Widodo, 2008).

2.2.3 Klasifikasi Kolesterol

1. Kolesterol LDL

Kolesterol LDL sering disebut dengan kolesterol ‘jahat’, karena

peningkatan kadar kolesterol ini dalam darah dihubungkan dengan

peningkatan resiko penyakit jantung koroner. Kolesterol LDL akan

berakumulasi di dinding arteri sehingga membentuk semacam plak yang

menyebabkan dinding arteri menjadi kaku dan rongga pembuluh darah

menyempit. Proses ini dikenal dengan nama atherosklerosis.

Kadar LDL dalam darah:

Kurang dari 100 Optimal

100-129 Mendekati optimal

130-159 Batas normal tertinggi

160-189 Tinggi

Lebih dari 190 Sangat tinggi

Page 13: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

2. Kolesterol HDL

Kolesterol HDL sering disebut dengan kolesterol ‘baik’ karena kolesterol

HDL mencegah terjadinya atherosklerosis dengan cara mengeluarkan

kolesterol ‘jahat’ dari dinding arteri dan mengirimkannya ke hati. Jadi, bila

kadar kolesterol LDL tinggi sedangkan kadar kolesterol HDL rendah maka

merupakan faktor resiko terjadinya atherosklerosis. Sebaliknya yang

diharapkan adalah kadar kolesterol LDL rendah dan kadar kolesterol HDL

yang tinggi.

Kadar HDL dalam darah:

Kurang dari 40 Rendah

Lebih dari 60 Tinggi

3. Kolesterol Total

Kurang dari 200 Yang diperlukan

200-239 Batas normal tertinggi

Lebih dari 240 Tinggi

4. Trigliserida

Kurang dari 150 Normal

150-199 Batas normal tertinggi

200-499 Tinggi

Sama atau lebih dari 500 Sangat tinggi

2.2.4 Pengaturan Kadar Kolesterol

Pengaturan makan ini beperan dalam membatasi jumlah kolesterol yang

masuk ke dalam tubuh. Tubuh dapat menghasilkan kolesterol yang diperlukan di

dalam tubuh yaitu oleh organ hati. Dalam mengatur makan, hindari makanan yang

mengandung kolesterol yaitu minyak dan lemak hewan, antara lain daging

sapi/kambing/babi, kulit ayam, jerohan, otak, hati ayam, cumi, udang, kerang,

Page 14: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

kepiting, kuning telur. Kolesterol berbeda dengan TGA. Sumber TGA antara lain

gorengan, santan, asam lemak trans, margarine, butter (Oetoro, 2007)

2.2.5 Bahan Makanan Yang Mengandung Kolesterol

Bahan Makanan Kolesterol

(mg/100 gr)

Asam Lemak Jenuh

(gr/100gr)

Otak Sapi 2100 1,8

Ginjal sapi 690 3,8

Hati-Jerohan 375 2,5

Kuning telur (1 butir) 275 1,7

Udang 130 0,2

Daging babi 70 11,3

Daging sapi 70 5,1

Daging kambing 70 3,6

Daging ayam 60 0,9

Ikan 45 0,1

Keju (1 cangkir) 35 6,5

Susu (1 cangkir) 33 5,1

Minyak kelapa 0 80,2

Minyak babi 0 28,4

Minyak kedelai 0 12,8

2.3 Hiperkolesterol

2.3.1 Definisi

Kadar kolesterol total normal 200 mg/dL, kadar trigliserida (TGA) kurang

dari 150 mg/dL, kadar HDL lebih dari 50 mg/dL, dan kadar LDL kurang dari

100mg/dL. Hiperkolesterol merupakan kadar kolesterol dalam darah yang

melebihi kadar normal tersebut (Oetoro, 2007).

Page 15: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

2.3.2 Etiologi

Hiperkolesterol dapat di sebabkan oleh beberapa hal seperti:

1. Gaya Hidup

Konsumsi makanan yang mengandung:

Berlemak jenuh contoh:jerohan,keju, gorengan,minyak kelapa.

Berkolesterol tinggi contoh: otak, jerohan,kuning telur, udang.

Merokok, kopi, alkohol, kurang olah raga, stress, pil Kontrasepsi,

usia.

2. Faktor genetik / faktor keturunan, hal ini perlu diwaspadai pada yang:

Mempunyai riwayat keluarga sekandung : Hipertensi, penyakit

jantung koroner, Stroke sebelum 60 th.

(Widodo, 2008)

2.3.3 Pengendalian Hiperkolesterol

Cara untuk menyikapi kolesterol adalah dengan mengubah pola hidup

sehat yang terdiri dari 4S yaitu makan sehat, berpikir sehat, istirahat sehat dan

aktivitas sehat.

1. Makan sehat dapat diartikan dengan menghindari makanan yang tinggi

lemak dan sumber kolesterol, hindari alkohol dan konsumsi gula yang

berlebihan. Makanlah makanan tinggi serat, gunakan minyak mufa (mono-

unsaturated fatty acid) dan pufa (poly-unsaturated fatty acid),

suplementasi minyak ikan, vitamin antioksidan dan pertahankan berat

badan ideal.

Minyak atau lemak nabati (lemak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan)

masih dapat Anda konsumsi asal tidak berlebihan, sebab lemak nabati

tidak mengandung kolesterol dan sedikit kadar lemak jenuhnya (saturated

fat).

Senyawa lemak yang banyak terdapat dalam lemak nabati adalah lemak

tak jenuh (unsaturated fat) yang tidak menaikkan kadar kolesterol darah,

bahkan menurut beberapa laporan penelitian dapat menurunkan kadar

kolesterol LDL. Asam lemak omega-3 terdapat pada ikan laut dalam

Page 16: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

seperti ikan salmon, ikan tuna, asam lemak omega-6 terdapat pada minyak

jagung dan minyak kedelai, sedangkan asam lemak omega-9 terdapat pada

alpukat, minyak zaitun dan canola oil merupakan lemak baik.

2. Dalam berpikir sehat, diperlukan pengelolaan stress dengan baik.

3. Istirahat yang sehat dengan tetap melaksanakan aktivitas teratur

4. Berolah-raga secara teratur sudah dibuktikan pula dapat menurunkan kadar

kolesterol total dan meningkatkan kadar kolesterol HDL. Olahraga

membantu membakar kolesterol/lemak dalam tubuh menjadi energy.

(Anynomous, 2008)

2.3.4 Penatalaksanaan Hiperkolesterol

Obat hiperkolesterol yang beredar di Indonesia dibagi menjadi lima, antara

lain Asam Fibrat, Resin, Penghambat HMGCoa reduktase, Asam nikotinat dan

Ezetimibe.

1. Golongan asam fibrat adalah Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate.

Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma.

Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan

partikel kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga meningkat

pada pemberian Gemfibrozil. Fibrate menurunkan produksi LDl dan

meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di arteri sehingga

meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi

arteri atas penumpukkan itu.

Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan resin adalah

Kolestiramin (Chlolestyramine). Obat antihiperlidemik ini bekerja dengan

cara mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL

dari aliran darah.

2. Penghambat HMGCoa reduktase antara lain Pravastatin, Simvastatin,

Rosavastatin, Fluvastatin, Atorvastatin. Golongan ini bekerja dengan cara

menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja

enzim yang ada di jaringan hati yang memproduksi mevalonate, suatu

Page 17: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

molekul kecil yang digunakan untuk mensintesa kolesterol dan derivat

mevalonate. Selain itu meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.

3. Asam nikotinat (nicotinic acid) atau Niasin / vitamin B3 yang larut air.

Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan

HDL atau kolesterol baik dalam darah. Sedangkan Ezetimibe dapat

menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan

cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus (Anynomous, 2008)

2.4 Hubungan Antara Hiperkolesterol Terhadap Penyakit Jantung Koroner

Berdasarkan hasil studi (Fitriani, 2007) dengan analisi multivariat, orang

dengan hiperkolesterol mempunyai resiko terhadap penyakit jantung koroner.

Menurut penelitian (Imran, 2007), penderita hiperkolesterol (330 mg/dl)

mempunyai resiko empat kali terkena penyakit jantung koroner. Jika seorang

penderita hipertensi sekaligus perokok, maka risikonya bertambah menjadi 4,5

kali. Jika penderita hiperkolesterol juga perokok, risiko menjadi enam kali.

Sedangkan pada penderita hipertensi yang juga hiperkolesterol, risikonya berlipat

menjadi sembilan kali. Kondisi paling parah adalah bila seseorang menderita

hipertensi, hiperkolesterol, dan perokok. Risiko terkena jantung koroner mencapai

16 kali dibandingkan seorang yang sehat.

Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan mudah melekat pada dinding

sebelah dalam pembuluh darah. Selanjutnya, LDL akan menembus dinding

pembuluh darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan dinding pembuluh

darah yang lebih dalam yaitu intima. LDL disebut lemak jahat karena memiliki

kecenderungan melekat di dinding pembuluh darah sehingga dapat menyempitkan

pembuluh darah. LDL ini bisa melekat karena mengalami oksidasi atau dirusak

oleh radikal bebas. LDL yang telah menyusup ke dalam intima akan mengalami

oksidasi tahap pertama sehingga terbentuk LDL yang teroksidasi. LDL-

teroksidasi akan memacu terbentuknya zat yang dpat melekatkan dan menarik

monosit (salah satu jenis sel darah putih) menembus lapisan endotel dan masuk ke

dalam intima.

Disamping itu LDL-teroksidasi juga menghasilkan zat yang dapat

Page 18: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

mengubah monosit yang telah masuk ke dalam intima menjadi makrofag.

Sementara itu LDL-teroksidasi akan mengalami oksidasi tahap kedua menjadi

LDL yang teroksidasi sempurna yang dapat mengubah makrofag menjadi sel

busa. Sel busa yang terbentuk akan saling berikatan membentuk gumpalan yang

makin lama makin besar sehingga membentuk benjolan yang mengakibatkan

penyempitan lumen pembuluh darah.

Keadaan ini akan semakin memburuk karena LDL akan teroksidasi

sempurna juga merangsang sel-sel otot pada lapisan pembuluh darah yang lebih

dalam (media) untuk masuk ke lapisan intima dan kemudian akan membelah-

belah diri sehingga jumlahnya semakin banyak.

Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh darah (plak kolesterol)

membuat saluran pembuluh darah menjadi sempit sehingga aliran darah kurang

lancar. Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah

pecah, meninggalkan “luka” pada dinding pembuluh darah yang dapat

mengaktifkan pembentukan bekuan darah.

Pembuluh darah yang sudah mengalami penyempitan dan pengerasan oleh

plak kolesterol, maka bekuan darah ini mudah menyumbat pembuluh darah secara

total, kondisi ini disebut dengan aterosklerosis. Aterosklerosis bisa terjadi pada

arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika

aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa

terjadi penyakit jantung koroner (Oetoro, 2008).

Menurut penelitian, makin gemuk seseorang makin bertambah kadar

kolesterolnya. Makin tinggi kolesterol, maka makin tinggi pula risiko

kematiannya. Jika LDL diturunkan satu persen, risiko terkena penyakit jantung

koroner bisa turun pula satu persen. Sebaliknya, jika HDL naik satu persen,

kesempatan sehat bisa naik tiga persen. Oleh karena itulah, sebaiknya orang

berusaha menaikkan kadar HDL (Imran, 2007).

Page 19: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer & Bare, 2001. Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth. Jakarta; EGC.

Manjoer, Arief., dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta; Media

Aesculapius.

Imran. 2007. Hidup Sehat Demi Jantung Anda.

http://www.bloggaul.com/luthfielufthansa/readblog/78342/hidup-sehat-

demi-jantung-anda. Diakses tanggal 18 Maret 2013 jam 17.00 WITA

Widodo, Bernadinus S. 2008. Apakah Kolesterol Itu?.

http://bsriwidodo.wordpress.com/2008/11/07/apakah-kolesterol-itu/.

Diakses tanggal 18 Maret 2013 jam 17.00 WITA

Daniel. 2009. Mitos dan Fakta Kolesterol.

http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news_print.asp?

IDNews=1076. Diakses tanggal 18 Maret 2013 jam 17.00 WITA

Werdha, Asri. dkk. 2009. Profil Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Faktor

Risiko PJK pada Penduduk Miskin Perkotaan di Jakarta.

http://www.litbang.depkes.go.id/risbinkes/Buku%20Laporan

%20Penelitian%202006/penyakit%20jantung%20koroner.htm. Diakses

tanggal 18 Maret 2013 jam 17.00 WITA

Oetoro, Samuel. Dr. MS, SpGK. 2007. Seminar RS Jantung Harapan Kita: Makan

Enak Jantung Sehat.

http://medicastore.com/seminar/23/Seminar_RS_Jantung_Harapan_Kita_

Makan_Enak_Jantung_Sehat.html. Diakses tanggal 18 Maret 2013 jam

17.00 WITA

Page 20: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

LAPORAN HASIL PENYULUHAN

HUBUNGAN HIPERKOLESTEROL TERHADAP

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Kelompok C

Winda Ayu Fazraningtyas, S.Kep NIM. I1B108201

Budi Setiawan, S.Kep NIM. I1B108203

Dewi Irianti, S.Kep NIM. I1B108209

Rizky Ariani, S.Kep NIM. I1B108219

Herry Setiawan, S.Kep NIM. I1B108227

Meti Agustini, S.Kep NIM. I1B108232

Raudhatul Jannah, S.Kep NIM. I1B108234

Rizani Pahmi, S.Kep NIM. I1B108239

Fatimatuzzahrah, S.Kep NIM. I1B108216

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

Page 21: SAP Sistem Kardivaskuler Hubungan hiperkolesterol terhadap penyakit jantung koroner.doc

2013