Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME
KOMEDI (ANALISIS SEMIOTIK ARTIKEL
BERLABEL #2019GANTIPRESIDEN PADA
MOJOK.CO)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Nani Yulianti
NIM: 11140510000068
JURUSAN JURNALISTIK
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H / 2019 M
i
ABSTRAK
Nani Yulianti. SATIRE SEBAGAI PRAKTIK
JURNALISME KOMEDI (ANALISIS SEMIOTIK
ARTIKEL BERLABEL #2019GANTIPRESIDEN PADA
MOJOK.CO)
Dukungan kepada capres Prabowo Subianto dilakukan
dalam bentuk tagar #2019GantiPresiden baik secara online
maupun offline. Salah satu media online yang mengangkat isu
#2019GantiPresiden adalah Mojok.co. Mojok.co menggunakan
gaya bahasa satire yang biasanya digunakan dalam kesusasteraan,
tetapi kali ini diterapkannya dalam ranah jurnalistik.
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan
mengenai bagaimana makna sebenarnya dari artikel satire
berlabel #2019GantiPresiden di Mojok.co dan bagaimana
Mojok.co mengonstruksi artikel satire berlabel
#2019GantiPresiden.
Penelitian yang dilakukan menggunakan paradigma
konstruktivis dengan pendekatan kualitatif. Peneliti
menggunakan teori satire dalam jurnalisme komedi dan metode
penelitian Semiotik Charles Sanders Peirce dalam memaknai
teks. Terdapat triangel of meaning dalam semiotik Charles
Sanders Peirce, yaitu sign, object, dan interpretant.
Dari data yang dianalisis, diperoleh data, yaitu: sign
menggambarkan penggunaan satire dalam artikel
#2019GantiPresiden. Object pada artikel ini berkisar pada
peristiwa yang berkaitan dengan gerakan #2019GantiPresiden.
Interpretant menggambarkan bagaimana makna sebenarnya
artikel #2019GantiPresiden yang menggunakan satire.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa artikel satire
#2019GantiPresiden di Mojok.co memperlihatkan sikap kontra
Mojok.co terhadap gerakan #2019GantiPresiden dengan
menggunakan gaya bahasa satire yang digunakan dalam
artikelnya.
Kata kunci: Satire, #2019GantiPresiden, Prabowo Subianto,
Semiotik
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahhirobbil’alamin, puja dan puji syukur
peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga dengan ridhonya peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga tidak lupa
peneliti junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW.
Panjangnya proses yang dilalui dalam menyelesaikan
penelitian ini membawa begitu banyak kesan. Pelajaran demi
pelajaran diterima peneliti dengan penerimaan yang ikhlas. Kerja
keras, usaha, melawan ego, melawan diri sendiri, dan doa sebagai
pelengkap tidak akan pernah mengkhianati hasil untuk meraih
kesuksesan.
Peneliti secara khusus ingin mengucapkan terima kasih
kepada kedua orang tua, yaitu: Mamak Nurhasanah dan Bapak
Sarmanan yang telah memberikan semangat dan kasih sayang,
serta doa yang tak ada hentinya untuk peneliti. Terima kasih
untuk semua keringat, senyum, kesabaran, dan pengorbanan
mamak dan bapak untuk peneliti. Terima kasih untuk selalu
mendukung segala keputusan peneliti dan bersabar dalam urusan
penggarapan penelitian ini. Semoga Allah mengampuni
kesalahannya, memberikan kesehatan dan umur panjang, serta
senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
iii
Skripsi ini tentu juga tidak serta merta terselesaikan
dengan baik tanpa keterlibatan para pihak yang dari awal hingga
akhir penulisan skripsi ini memberikan bantuan dan
kerjasamanya. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan
terima kasih tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M.Ed., Ph.D., Wakil
Dekan Bidang Akademik, Dr. Siti Napsiyah, MSW.,
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Dr. Sihabudin
Noor, MA., serta Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Drs. Cecep Castrawijaya, MA.
2. Ketua Jurusan Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si., serta
Sekretaris Jurusan Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah Nurlaily,
M.A. yang telah meluangkan waktunya untuk sekedar
berkonsultasi dan meminta bantuan dalam hal
perkuliahan.
3. Dosen Pembimbing Skripsi, Bintan Humeira, S.Sos, M.Si,
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membimbing, mengarahkan, dan memberikan banyak
pelajaran yang menemani peneliti menyelesaikan
penelitian ini dari masa hamil smapai melahirkan anak
kedua.
4. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti.
iv
5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menyediakan
buku serta fasilitas lainnya, sehingga peneliti mendapat
banyak referensi dalam penelitian ini.
6. Mojok.co dan seluruh tim redaksi.
7. Sri Suryani Ningsih selaku kakak peneliti yang selalu
mendukung baik moral maupun finansial dan Said Riyadi
Abdii yang selalu menemani dalam segala macam situasi.
8. Teater Syahid atas semua pelajaran, tantangan, tanggung
jawab, masalah, dan semua ilmu yang diberikan selama
berproses di sana, dan seluruh anggotanya yang banyak
menghabiskan waktu untuk berproses bersama sejak awal
kuliah, Fadli Rudiansyah, Khairul Fiqih Firmansyah,
Imron Rosyadi dan banyak lainnya.
9. Teman sekaligus sahabat, Ajijah Munawaroh, Wulan Sari,
Dhia Armanita, Eka Purwati, Mita Karena dan Siti
Khoriah. Terima kasih sudah menjadi bagian dari sistem
pendukung peneliti sejak SMK.
10. Teman sekaligus sahabat Geng Segala Rupaku, Hawa
Muharrama, Khairunisa, Dede Uswatun Hasanah, Sinaida
Fahima, dan Sururoh Tullah Adedoin Uthman. Terima
kasih yaaaaak!
v
11. Teman-teman Jurnalistik 2014 yang telah berjuang
bersama dalam mengikuti perkuliahan selama hampir
empat tahun. Terima kasih atas pertemanan,
pembelajaran, dan pengalaman yang telah diberikan
kepada peneliti.
12. KKN EMBUN 05 yang sudah menyelesaikan misi KKN
bersama di Desa Bojong tahun 2017 lalu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan budi
baik mereka dengan balasan yang setimpal. Peneliti menyadari
skripsi ini masih belum mencapai kesempurnaan, namun peneliti
telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat
menyelesaikannya dengan baik. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 4 Oktober 2019
Nani Yulianti
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ x
BAB I ..................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Batasan Masalah ........................................................................ 7
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................. 7
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ........................................................ 9
F. Metodologi Penelitian .............................................................. 10
G. Sistematika Penulisan .............................................................. 14
BAB II ................................................................................................. 16
KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 16
A. Jurnalistik ................................................................................. 16
1. Produk Jurnalisik Opini (Views) .......................................... 19
2. Bahasa Jurnalistik ................................................................ 21
3. Gaya Bahasa Jurnalistik ....................................................... 22
B. Jurnalisme Online .................................................................... 23
1. Pengertian Jurnalisme Online .............................................. 23
vii
2. Karakteristik Jurnalisme Online ........................................... 27
C. Jurnalisme Komedi .................................................................. 30
D. Satire ........................................................................................ 32
1. Hakikat dan Pengertian Satire .............................................. 32
2. Jenis, Karakteristik, dan Unsur Satire .................................. 33
E. Analisis Semiotika ................................................................... 36
1. Pengertian Semiotika ........................................................... 36
2. Semiotika model Charles S. Peirce ...................................... 41
F. Riset Terdahulu tentang Jurnalisme Komedi dan Satire dalam
Jurnalisme ................................................................................ 45
BAB III ................................................................................................ 51
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN............................... 51
A. Profil Mojok.co ........................................................................ 51
B. Masa Vakum Mojok.co ............................................................ 54
C. Media Sosial Mojok.co ............................................................ 56
D. Rubrik di Mojok.co .................................................................. 57
E. Struktur Redaksional Mojok.co ............................................... 62
BAB IV ................................................................................................ 64
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ............................................ 64
A. Analisis Teks Artikel “Merenungi Aksi Bullying Massa
#2019GantiPresiden di Arena Car Free Day” - 672 Shares – 30
April 2018 ................................................................................ 66
B. Analisis Teks Artikel “Relawan #2019GantiPresiden
Rencanakan Mudik Bareng Lewat Tol Era Presiden Yang Mau
Diganti” – 1.400 Shares – 31 Mei 2018 ................................... 74
viii
C. Analisis Teks Artikel “Ahmad Dhani Yang Diusir Di Kampung
Halamannya Sendiri” – 27 Agustus 2018 ................................ 84
BAB V ................................................................................................. 92
PEMBAHASAN ................................................................................. 92
A. Interpretasi Penelitian .............................................................. 92
BAB VI .............................................................................................. 101
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 101
A. Simpulan ................................................................................ 101
B. Implikasi................................................................................. 102
C. Saran ...................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 105
LAMPIRAN...................................................................................... 105
A. Artikel “Merenungi Aksi Bullying Massa #2019GantiPresiden
di Arena Car Free Day” – 30 April 2018 ............................... 105
B. Artikel “Relawan #2019GantiPresiden Rencanakan Mudik
Bareng Lewat Tol Era Presiden Yang Mau Diganti” – 31 Mei
2018 ........................................................................................ 107
C. Artikel “Ahmad Dhani Yang Diusir Di Kampung Halamannya
Sendiri” – 27 Agustus 2018 ................................................... 110
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Unsur-unsur Tanda .................................................... 40
Tabel 3.1 Media Sosial Mojok.co .............................................. 57
Tabel 4.1 Rekap Analisis Semiotik Artikel 1 ............................ 66
Tabel 4.2 Rekap Analisis Semiotik Artikel 2 ............................ 74
Tabel 4.3 Rekap Analisis Semiotik Artikel 3 ............................ 84
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Tanda, Objek, dan Interpretant (Triangel
of Meaning) ................................................................................ 44
Gambar 3.1 Logo Mojok.co ....................................................... 54
Gambar 3.2 Tampilan Mojok.co Setelah Ditutup ...................... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan satire yang masuk ke dalam ranah komedi
dalam jurnalistik menciptakan sebuah konsep baru bernama
jurnalisme komedi. Satire biasanya disampaikan dalam
bentuk ironi, sarkasme, atau parodi. Sedangkan menurut JS
Badudu (1988) jurnalistik memiliki karakteristik khusus
dalam penggunaan bahasanya yaitu singkat, padat,
sederhana, lugas, menarik, lancar dan jelas. Penggabungan
dua konsep ini menciptakan sebuah alternatif baru di mana
jurnalistik selain dapat menjadi sumber informasi tetapi juga
dapat menghibur.
Abad 21 mulai berkembang istilah jurnalisme komedi
yang menggunakan gaya bahasa satire. Salah satu media di
Indonesia yang menggunakan gaya bahasa satire adalah
Mojok.co. Mojok.co adalah sebuah media online yang berdiri
pada tahun 2014 yang dikenal menggunakan konsep tulisan
satire yang biasanya digunakan dalam kesusastraan.
Sebagai salah satu media online, Mojok.co mengangkat
isu-isu terkini seperti politik yang tengah memanas menuju
pemilihan presiden (pilpres) tahun 2019. Salah satu artikel
yang banyak dihasilkan oleh Mojok.co menjelang pilpres
adalah artikel dengan tags #2019GantiPresiden.
2
Pergolakan menuju pilpres ini tidak hanya dirasakan
oleh para calon presiden dan wakil presiden, tetapi juga
dirasakan oleh para pendukung dari masing-masing kubu.
Hal ini dapat dilihat salah satunya adalah dari ramainya
hastag atau tagar yang berkembang di media sosial, yang
diusung oleh para pendukung masing-masing kubu untuk
mendukung pilihannya menuju kursi presiden dan wakil
presiden Republik Indonesia untuk periode 2019-2024.
Media online yang secara kreatif memodifikasi dirinya
dalam varian yang beragam, dengan mudah mendapatkan
respon aktif dari masyarakat luas. Pelbagai isu sosial politik
berkembang menjadi diskursus publik melalui internet,
diperbincangkan secara intens, sekaligus diproduksi dan
disirkulasikan secara masif.1 Hal ini seperti yang terjadi
ketika Mardani Ali Sera, seorang politikus dari Partai
Keadilan Sejahtera (PKS), menuliskan di media sosialnya
(twitter) pada bulan Maret 2018, tentang keinginannya untuk
mengganti presiden pada pilpres tahun 2019. Dalam tulisan
tersebut Mardani Ali Sera menggunakan tagar
#2019GantiPresiden. Tulisan Mardani Ali Sera itu menuai
berbagai respon dari masyarakat luas baik yang pro ataupun
kontra.
Popularitas media sosial di berbagai kalangan membuat
pesan aktivisme yang disampaikan oleh Mardani Ali Sera
lebih mudah disebarkan ke banyak orang dan dalam waktu
1 Rendi Pahlun Wadipalapa, Meme Culture & Komedi-Satire Politik:
Kontestasi Pemilihan Presiden dalam Media Baru, (Surabaya, 2015) h.1
3
yang lebih singkat. Penelitian yang dilakukan oleh Drone
Empirit menyatakan bahwa sejak tanggal 1-10 April 2018
terdapat 110 ribu mention untuk tagar #2019GantiPresiden,
sedangkan untuk tagar #Jokowi2Periode hanya terdapat 18
ribu mention.2 Sejak ramainya tagar #2019GantiPresiden di
dunia maya, lahir juga sebuah gerakan sosial
#2019GantiPresiden yang berbasis offline, yang ditujukan
untuk membela Prabowo Subianto sebagai calon presiden di
pilpres 2019.
Bonilla dan Rosa (2015) yang meneliti soal aktivisme
tagar #Ferguson mengatakan bahwa “Begitu suatu wacana
ramai diperbincangkan di media sosial, potensi diangkatnya
wacana ini di media-media lain seperti televisi, radio dan
surat kabar pun akan meningkat,”. Hal ini yang juga terjadi
dengan tagar #2019GantiPresiden, di mana banyak media
massa khususnya online yang mengangkat isu tentang ini.
Banyaknya media yang memberitakan tentang
#2019GantiPresiden sudah tentu memiliki pandangan dan
presepsi yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat melalui
bagaimana gaya bahasa, pilihan kata maupun kalimat yang
digunakan pada pemberitaan tersebut. Pemberitaan
#2019GantiPresiden merupakan berita yang cukup
kontroversial mengingat sedang memanasnya dunia
perpolitikan di Indonesia. Sudah menjadi barang tentu bahwa
menuliskannya adalah sebuah tantangan yang harus
2 https://www.viva.co.id/digital/digilife/1025352-2019gantipresiden-
kalahkan-jokowi2periode diakses pada 13 September 2018
4
dilakukan oleh seorang wartawan untuk menyajikan sebuah
berita yang aktual dan faktual serta berimbang.
Mojok.co yang dikenal dengan media yang memiliki
gaya bahasa satire memberitakan tentang
#2019GantiPresiden. Sebagai sebuah media, Mojok.co
memberikan pandangan lain dari media mainstream melalui
gaya bahasa yang jarang ditemui di dunia jurnalistik. Dengan
menggunakan gaya bahasa satire, Mojok.co memberikan
sindiran atau ejekan tentang fenomena yang berkaitan
dengan #2019GantiPresiden.
Satire adalah penggabungan antara unsur ironi dan
sarkasme, dan biasanya dikemas dalam bentuk humor.
Menurut Oxford Dictionary, satire memiliki tujuan dalam
mengekspose dan mengkritik kesalahan orang, sehingga
sebuah satire selalu mempunyai fungsi kritik (Berger, 1997).3
Berdasarkan temuan dari Pew Survey (2004), penonton kaum
muda dan dewasa yang menyaksikan acara komedi tengah
malam menunjukkan bahwa acara itu bukan hanya sekedar
sebagai sumber hiburan, tetapi juga kesempatan untuk
menambahkan kesadaran politik. Dengan alasan ini,
Geoffrey Baym menyarankan agar acara yang menggunakan
satire politik, seperti The Daily Show, harus dipertimbangkan
sebagai bentuk jurnalistik alternatif. Memanfaatkan satire
telah terbukti menjadi fitur yang menarik dalam
pemrograman berita, menarik demografis kelompok
3 Rendi Pahlun Wadipalapa, Meme Culture & Komedi-Satire Politik:
Kontestasi Pemilihan Presiden dalam Media Baru, (Surabaya, 2015) h.7
5
khalayak yang kurang terlibat secara politik. Apalagi,
pemrograman berita satire dapat dianggap sebagai alternatif,
karena satire memainkan peran penting dalam membedah
dan mengkritik kekuasaan.4
Mojok.co adalah media online yang berbasis di
Yogyakarta dan berdisi sejak 2014. Mojok.co adalah media
santai yang mewadahi tulisan para penulis yang punya energi
serta kreativitas berlebih. Sebuah media alternatif dengan
konten segar dan menghibur. Mojok.co saat ini menerbitkan
artikel dan komik dengan pilihan tema yang beragam. Ada
20 rubrik yang terdiri dari Esai, Komik, Movi, Malam Jumat,
Rerasan, Khotbah, Kepala Suku, Versus, Pojokan, Konter,
Otomojok, Balbalan, Liputan, Kilas, Moknyus, Nafkah, List,
Curhat, Celengan dan Resah. Selain ditulis oleh Redaksi
Mojok, konten-konten di Mojok.co juga termasuk kiriman
dari para kontriburor.5
Ramainya perbincangan tentang #2019GantiPresiden
direspon oleh Mojok.co dengan menerbitkan 38 artikel
berlabel #2019GantiPresiden sejak bulan April 2018 sampai
dengan Oktober 2018 dengan total 12.913 shares (data per
10 September 2018). Hal ini menandakan bahwa jauh
sebelum pilpres dimulai, media sudah ramai menjadikan
politik sebagai objek utama liputan. Rubrik khusus tentang
politik disediakan oleh media massa untuk memberikan
4 Geoffrey Baym, The Daily Show:Discursive Integration and the
Reinvention of Political Journalism, Political Communication, (Taylor &
Francis Inc: 2006) 22: h.259-276 5 www.mojok.co/tentang/ diakses pada 28 November 2018 pukul 13.15
6
uraian yang lebih rinci dan mendalam mengenai
perkembangan politik yang sedang berlangsung setiap hari.
Mojok.co selain bertujuan untuk memberikan informasi
kepada khalayak, juga bertujuan menghibur dengan
menghadirkan sindiran atau ejekan di setiap artikelnya.
Tetapi sebagai sebuah media, Mojok.co mengaburkan
ketentuan bahasa jurnalistik yang dikenal kaku, lugas, padat,
jelas dalam mengonstruksi sebuah makna dari tanda yang
diciptakan dalam artikel #2019GantiPresiden.
Hal tersebut menarik perhatian penulis untuk dijadikan
bahan penelitian. Penulis akan meneliti lebih jauh makna
tanda yang digunakan oleh Mojok.co yang menggunakan
gaya bahasa satire. Penelitian ini akan menggunakan Analisis
Semiotik oleh Charles S. Peirce untuk menelaah sistem tanda
yang digunakan oleh Mojok.co berupa lambang dan kalimat.
Analisis semiotik berupaya menemukan makna tanda
termasuk hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah tanda
(teks, iklan, berita).6 Penulis akan menjabarkan artikel dalam
Mojok.co yang memberikan sebuah makna lain dari kalimat
dan gaya bahasa satire yang digunakannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka melalui penelitian ini
penulis ingin mengetahui makna tanda yang digunakan
Mojok.co yang menggunakan gaya bahasa satire pada artikel
dengan label #2019GantiPresiden dengan judul SATIRE
6 Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Disertai Contoh
Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran), (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2007),
h.266.
7
SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI
(ANALISIS SEMIOTIK ARTIKEL BERLABEL
#2019GANTIPRESIDEN PADA MOJOK.CO).
B. Batasan Masalah
Pada penelitian ini penulis membatasi masalah
penelitian dan memfokuskan penelitian tentang makna satire
yang dilakukan oleh redaksi Mojok.co pada artikel dengan
label #2019GantiPresiden pada tiga buah artikel yang
dihasilkan dalam rentang bulan April sampai Oktober 2018.
Artikel tersebut menduduki posisi tiga artikel dengan jumlah
shares yang cukup tinggi (data per 10 September 2018) dan
memiliki ciri satire yang begitu terlihat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis
merumuskan masalah penelitian ini secara umum, bagaimana
analisis makna tentang artikel yang menggunakan gaya
bahasa satire tentang #2019GantiPresiden di Mojok.co?
Bagaimana Mojok.co mengonstruksi sebuah makna dengan
menggunakan gaya bahasa satire dalam artikelnya tentang
#2019GantiPresiden dilihat dari segi tanda (sign), acuan
tanda (objek), dan pengguna tanda (interpretant)?
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
8
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
mendeskripsikan makna tanda penggunaan satire dalam
artikel ber-tags #2019GantiPresiden di Mojok.co dengan
analisis Semiotik Charles Sanders Peirce yang terdiri dari
tanda (sign), acuan tanda (objek), dan pengguna tanda
(interpretant).
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan
menjadi bahan tambahan untuk mengkaji teori-teori
yang sudah ada dan dapat memberikan kontribusi pada
disiplin ilmu jurnalistik.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan
dapat menambah wawasan bagi penelitian serupa dan
memberikan gambaran tentang bagaimana sebenarnya
media massa online mengonstruksi berita. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pekerja
media online dalam menayangkan berita seputar dunia
politik kepada khalayak. Terlebih, penelitian ini
memiliki manfaat sebagai salah satu pendukung dari
lahirnya para pekerja yang menggunakan konsep baru
perihal jurnalistik yang mengedepankan konsep berita
yang juga menghibur.
9
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Penulis telah melakukan tinjauan pustaka ke beberapa
perpustakaan untuk meninjau hasil penelitian terlebih dahulu
yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan ini. Penulis tidak menemukan adanya penelitian
terdahulu yang terkait dengan konsep satire dalam jurnalisme
komedi dengan Semiotik model Charles S. Peirce dalam
artikel dengan tagar #2019GantiPresiden di Mojok.co.
Namun, peneliti menemukan beberapa penelitian yang
terdahulu yang pembahasannya mendekati apa yang diteliti
oleh penulis. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Judul skripsi “Satire Dalam Kumpulan Cerpen Kuda
Terbang Maria Pinto Karya Linda Christanty dan
Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia” oleh Yanty Nuryanah Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Judul skripsi “Semiotik Korupsi dalam Lirik Lagu
Rekening Gendut Karya Iwan Fals” oleh Dina
Karomatunisa Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jurnal dengan judul “Menertawakan Politik: Anak Muda,
Satire, dan Parodi dalam Situs Mojok.co” oleh Wisnu
Prasetya Utomo dari Remotivi.
10
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Wimmer dan Dominick (2002:102) menyebut
pendekatan dengan paradigma, yaitu seperangkat teori,
prosedur dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana
peneliti melihat dunia.7 Dalam penelitian ini penulis
menggunakan paradigma konstruktivis.
Dalam paradigma konstruktivis, data adalah sesuatu
yang menjadi perasaan dan keinginan pihak yang diteliti
untuk menyatakannya dengan penafsiran atau konstruksi
makna. Pandangan mendasar tentang apa yang menjadi
pokok persoalan dalam penelitian ini akan dilihat dari
perangkat tanda sebuah media dalam melihat suatu
peristiwa untuk kemudian diolah dan dimaknai sebagai
sebuah informasi yang layak untuk disebarkan kepada
masyarakat luas.
Paradigma konstruktivis dalam penelitian ini
bermaksud mengetahui bagaimana Mojok.co
mengonstruksi sebuah peristiwa dengan menggunakan
tanda-tanda dalam pemberitaan tentang
#2019GantiPresiden.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Banyak
7 Rachmat Kriyantono, S.Sos., M.Si, Teknik Praktis Riset Komunikasi
(Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising,
Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran), (Jakarta, Kencana Prenada
Media Group, 2007), h.50
11
anggapan bahwa pendekatan kualitatif datanya berupa
statement-statement atau pernyataan-pernyataan. Anggapan
ini tidak sepenuhnya salah, tapi terlalu menyederhanakan
pendekatan kualitatif. Sebenarnya falsafah yang amat
mendasar dari pendekatan ini adalah metodologi kualitatif
berasal dari pendekatan interpretif (subjektif). Pendekatan
kualitatif mempunyai dua varian, yakni konstruktivis dan
kritis.8
Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menjelaskan
fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan
data sedalam-dalamnya. Dalam riset kualitatif lebih
ditekankan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya
(kuantitas) data.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode dengan menggunakan Semiotik Charles
Sanders Peirce. Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda.
Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan
dengannya, cara fungsinya, hubungannya dengan tanda-
tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka
yang menggunakannya.9
8 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran), (Jakarta, Kencana Prenada Media
Group, 2007), h.55 9 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran), (Jakarta, Kencana Prenada Media
Group, 2007), h.256
12
Semiotika berangkat dari tiga elemen utama, yang
disebut Charles Sanders Peirce teori segitiga makna atau
triangel meaning, yaitu tanda (sign), acuan tanda (objek),
dan pengguna tanda (interpretant).
Fenomena yang menjadi kasus penelitian ini adalah
substansi isi artikel pada Mojok.co. Oleh karenanya peneliti
akan menampilkan satire politik yang menjadi pokok
keuntungan dan kekuatan kontrol pada isi artikel tentang
#2019GantiPresiden di Mojok.co dengan mendeskripsikan
kalimat yang satire politik sebagai fokus dari metode
semiotik.
Semiotik akan membahas tentang makna lain yang
diberikan dari tanda-tanda dalam pemberitaan
#2019GantiPresiden yang dilihat dari tiga elemen. Penulis
akan menganalisis ketiga elemen tersebut yang nantinya
akan memberikan pemaknaan baru dari tanda-tanda yang
sudah diciptakan oleh Mojok.co untuk kemudian penulis
akan menyimpulkan hasil temuan dari analisis tersebut.
Hasil dari penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu
memberikan gambaran mengenai bagaimana Mojok.co
menciptakan sebuah berita untuk disebarkan kepada
khalayak luas.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah media online Mojok.co
sedangkan objek yang dimaksud adalah artikel dengan label
#2019GantiPresiden yang telah diseleksi berdasarkan
tingginya jumlah shares dan tingkat satire.
13
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Dikarenakan penelitian ini hanya menggunakan teks
sebagai objek yang diteliti, maka penelitian dilakukan di
Jakarta, tidak di Yogyakrata tempat Mojok.co berasal.
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu terhitung dari
Januari sampai September 2019.
6. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
maka dalam pengumpulan datanya peneliti akan
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu
sebagai berikut;
1. Observasi adalah kegiatan pengamatan melalui panca
indera manusia untuk mendapatkan hasil riset yang
komprehensif dan mendalam.10
Jenis observasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non
partisipan. Observasi non partisipan berarti pengamatan
yang dilakukan secara langsung terhadap artikel berlabel
#2019GantiPresiden di Mojok.co.
2. Dokumentasi atau kajian literatur pustaka adalah data
yang peneliti peroleh berdasarkan sumber-sumber
tertulis seperti buku, majalah, dan lain sebagainya.
Kajian literatur dalam penulisan ini merupakan teori-
teori yang uraiannya didapat melalui beberapa sumber
buku. Teori dan pengetahuan yang didapat digunakan
10
Burhan Bungin, Metodologi Penulisan Kuantitatif; Komunikasi;
Ekonomi; Kebijakan Publik, Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta, PT
Fajar Interpratama Mandiri, 2005) h. 107
14
untuk mengamati dan menganalisa hasil temuan
lapangan mengenai unsur satire dalam praktik jurnalisme
komedi tentang artikel dengan label #2019GantiPresiden
di Mojok.co.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Semiotik Charles Sanders Peirce. Setelah data
yang didapat diklasifikasikan, akan dilakukan analisis data
sesuai dengan tujuan penelitian untuk kemudian disajikan
dalam bentuk laporan ilmiah.
Semiotik berangkat dari tiga elemen utama, yang
disebut Charles Sanders Peirce teori segitiga makna atau
triangel meaning, yaitu tanda (sign), acuan tanda (objek),
dan pengguna tanda (interpretant).
8. Pedoman Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diputuskan
oleh rektor dalam keputusan Nomor 507 tahun 2017.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian yang akan dibahas terdiri dari lima bab, dan
masing-masing bab terdiri dari sub bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN yang di dalamnya mencakup;
latar belakang masalah, masalah penulisan,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, pembatasan penulisan, metodologi
15
penulisan, kajian pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA merupakan tinjauan teoritis
yang akan digunakan dalam penulisan. Di
dalamnya meliputi; konsep tentang produk
jurnalistik, konsep jurnalisme komedi, konsep
satire, teori semiotik model Charles Sanders
Peirce, dan penelitian terdahulu tentang satire dan
jurnalisme komedi.
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
media yang membahas; profil Mojok.co, rubrik
yang berada di media Mojok.co, dan struktur
redaksional Mojok.co.
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN bab hasil
analisis dan temuan penulis yang mencakup;
temuan dan analisa makna dengan konsep satire
dalam jurnalisme komedi yang terdapat dalam teks
pada artikel tentang #2019GantiPresiden di
Mojok.co.
BAB V PEMBAHASAN berisi uraian tentang mengaitkan
latar belakang, teori, dan rumusan teori yang
dihasilkan dari penelitian yang telah dilakukan
BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN yang
membahas kesimpulan dari keseluruhan penelitian
dan saran.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Jurnalistik
Kata jurnalistik secara etimologi artinya kewartawanan
atau kepenulisan. Jurnalistik berasal dari kata diurnalis
(Latin), journal (Inggris), atau du jour (Prancis), yang berarti
informasi atau peristiwa yang terjadi sehari-hari.1 Sedangkan
secara terminologi, jurnalistik mengandung tiga pengertian,
yaitu; jurnalistik adalah proses atau kegiatan mencari,
mengumpulkan, menyusun, mengolah/menulis, mengedit,
menyajikan, dan menyerbarluaskan berita kepada khalayak
melalui saluran media massa; jurnalistik adalah keahlian atau
keterampilan menulis karya jurnalistik, termasuk keahlian
dalam pencarian berita, peliputan peristiwa, dan wawancara;
jurnalistik adalah bagian dari bidang kajian
komunikasi/publisistik, khususnya mengenai pembuatan dan
penyebarluasan informasi melalui media massa. Jurnalistik
tergolong ilmu terapan yang sifatnya dinamis dan terus
berkembang seiring perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, serta dinamika masyarakat itu sendiri.
Jurnalistik secara praktis adalah proses pembuatan informasi
1 Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik Edisi Kedua,
(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2008) h.16
17
hingga penyebarluasannya melalui media massa, baik
melalui media cetak, elektronik, maupun media online.2
Jurnalistik merupakan bagian dalam Ilmu Komunikasi,
di mana di dalamnya jurnalistik banyak bersinggungan
dengan pesan-pesan dan informasi untuk disampaikan
kepada khalayak luas. Penyebaran informasi yang dilakukan
oleh jurnalistik tidak hanya dilakukan melalui surat kabar—
yang mana sangat melekat dengan jurnalistik—tetapi juga
disebarkan melalui media lain seperti televisi dan radio.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media
baru lain muncul untuk menyebarluaskan hasil karya
jurnalistik seperti media online. Khalayak yang dituju dalam
jurnalistik bersifat heterogen dan dengan jangkauan yang
cukup luas, hal ini hampir memiliki kesamaan dengan
pengertian daripada komunikasi massa, meskipun terdapat
beberapa perbedaan di dalamnya, tetapi jelas bahwa
jurnalistik sebagai cikal bakal ilmu komunikasi tidak terlepas
dari kajian seluruh aspek media massa. Tidak hanya terbatas
pada kajian media cetak, surat kabar atau majalah, tapi juga
media elektronik, dan bahkan kini mencakup pula media
online. Sebab, seluruh jenis media massa tersebut melakukan
kegiatan jurnalistik untuk melayani kebutuhan dan keinginan
khalayaknya terhadap informasi. 3
2 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar; Teori dan Praktik,
(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011) h.4-5 3 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar; Teori dan Praktik,
(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011) h.12
18
Selain memiliki kedekatan dengan komunikasi massa,
jurnalistik juga sangat dekat dengan pers. Pers adalah
lembaga kemasyarakatan, pers merupakan subsistem
kemasyarakatan tempat ia berada bersama-sama dengan
subsistem lainnya (Indah Suryawati: 2003). Banyak orang
masih beranggapan bahwa pers itu adalah media cetak, hal
ini dikarenakan surat kabar—media cetak—memiliki umur
yang sudah cukup tua dibandingan dengan media lain. Tetapi
radio, televisi, dan film, serrta internet juga disebut sebagai
pers dalam artian penerbitan.
Jurnalistik dan pers memiliki kedekatan dikarenakan
adanya beberapa persamaan antara keduanya, yaitu memiliki
objek material yang sama—manusia dan interaksi
antarmanusia; serta objek formal—informasi atau pernyataan
manusia. Meskipun memiliki kesamaan, jurnalistik dan pers
terdapat perbedaan, perbedaan itu terletak pada substansi
aktivitasnya. Jurnalistik mengurusi urusan pemberitaan,
sedangkan pers lebih mengurusi sarana yang memungkinkan
berita itu dipublikasikan.
Dalam praktik jurnalistik, berita menduduki posisi
pertama, walaupun tidak dapat dipungkiri sebuah media juga
bukan hanya berisi berita, tetapi juga terdapat opini, dan juga
iklan. Informasi dalam jurnalistik dibagi menjadi dua jenis;
berita dan opini atau pendapat (Indah Suryawati; 2003).
Haris Sumadiria (Haris Sumadiria, 2008, h.6) membagi isi
media dalam tiga kelompok besar, yaitu; berita, opini dan
iklan. Dari ketiga kelompok tersebut, Haris Sumadiria
19
menyebutkan bahwa hanya berita (news) dan opini (views)
yang masuk ke dalam produk jurnalistik.
Kelompok berita, meliputi antara lain berita langsung
(straight news), berita menyeluruh (comprehensive news),
berita mendalam (depth news), pelaporan mendalam (depth
reporting), berita penyelidikan (investigative news), berita
khas bercerita (feature news), berita gambar (photo news).
Sedangkan kelompok opini (views), meliputi tajuk rencana,
karikatur, pojok, artikel, kolom, esai, dan surat pembaca4.
1. Produk Jurnalisik Opini (Views)
a. Tajuk Recana
Tajuk recana atau editorial adalah opini berisi
pendapat dan sikap resmi suatu media terhadap
persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang
berkembang dalam masyarakat. Tajuk racana ini
merupakan opini dari media tersebut.
b. Karikatur
Karikatur adalah representasi sikap atau karakter
seseorang dengan cara melebih-lebihkan sehingga
melahirkan kelucuan.
c. Pojok
Pojok adalah kutipan pernyataan singkat nara
sumber atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik
atau kontroversial untuk kemudian dikomentari oleh
4 AS Haris Sumbadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan
Featrue; Panduan Praktis Jurnalis Profesional. (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2008) Cet. Ke-3, h.6
20
pihak redaksi dengan kata-kata atau kalimat yang
mengusik, menggelitik, dan adakalanya reflektif.
d. Artikel
Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang
yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang
sifatnya aktual dan atau kontroversional dengan tujuan
untuk memberitahu, memengaruhi, dan meyakinkan,
atau menghibur khalayak pembaca.
e. Kolom
Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih
banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan
terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat
dalam masyarakat. Kolom lebih banyak mencermikan
cap pribadi penulis. Sifatnya memadatkan makna.
Bandingkan dengan sifat artikel yang lebih banyak
memapar melebar. Kolom ditulis secara inferensial.
Atrikel ditulis secara referensial.
f. Surat Pembaca
Surat pembaca adalah opini singkat yang ditulis
oleh pembaca dan dimuat dalam rubrik khusus surat
pembaca.
21
2. Bahasa Jurnalistik
Dalam jurnalistik, bahasa yang digunakan berbeda
dengan bahasa sehari-hari. Jurnalistik memiliki ciri
khusus dalam penggunaan bahasa, yaitu sebagai berikut:5
a. Sederhana, mengutamakan kata atau kalimat yang
diketahui banyak orang.
b. Singkat, langsung kepada pokok masalah.
c. Padat, sarat akan informasi.
d. Lugas, tegas tidak ambigu dan menghindari
eufemisme atau penghalusan kata.
e. Jelas, mudah ditangkap maksudnya.
f. Jernih, maksudnya transparan, jujur, tidak
menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat
negatif.
g. Menarik, mampu membangkitkan minat dan
perhatian khalayak.
h. Demokratis, tidak mengenal tingkatan, pangkat,
kasta.
i. Populis, istilah dan kalimat yang akrab di telinga
khalayak.
j. Logis, adalah kata, istilah, kalimat harus dapat
diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat.
k. Gramatikal, berarti kata, istilah, kalimat yang dipakai
harus mengikuti kaidah tata bahasa baku.
l. Menghindari kata tutur.
5 Suhaimi dan Ruli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009) h.11-17
22
m. Menghindari kata dan istilah asing.
n. Pilihan diksi yang tepat.
o. Mengutamakan kalimat aktif.
p. Menghindari kata atau istilah teknis.
q. Tunduk kepada kaidah etika.
3. Gaya Bahasa Jurnalistik
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang
dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda
atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih
umum. Gaya bahasa dibagi menjadi empat bagian besar,
yaitu sebagai berikut:6
a. Gaya bahasa perbandingan
Membandingkan dua hal yang sama atau dua hal yang
berbeda. Gaya bahasa perbandingan mencakup
sepuluh jenis, yaitu: perumpamaan, metafora,
personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis,
pleonasme dan tautologi, perifrasis, anitisipasi, dan
koreksio.
b. Gaya bahasa pertentangan
Membandingkan dua hal yang berlawanan atau
bertolak belakang. Gaya bahasa pertentangan
mencakup 12 jenis, yaitu: hiperbola, litotes, ironi,
oksimoron, satire, ineundo, antifrasis, paradoks,
klimaks, antiklimaks, sinisme dan sarkasme.
6 AS Haris Sumbadiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis
dan Jurnalis, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, Cet. Ke-2 2008), hal.145
23
c. Gaya bahasa pertautan
Menunjukkan adanya hubungan pertautan atau
pertalian di antara dua hal yang sedang dibicarakan.
Gaya bahasa pertautan memiliki 11 jenis, yaitu:
metonomia, sinekdoke, alusi, eufemisme, eponim,
epitet, antonomasia, erotesis, paralelisme, elipsis, dan
asindeton.
d. Gaya bahasa perulangan
Gaya bahasa yang mengandung perulangan bunyi,
suku kata, kata, frasa, atau bagian kalimat yang
dianggap penting untuk memberi tekanan dalam
sebuah konteks yang sesuai. Gaya bahasa perulangan
memiliki 12 jenis, yaitu: aliterasi, asonansi,
antanaklasis, kiasmus, apizeukis, tautotes, anafora,
simploke, epanalepsis, dan anadiplosis.
B. Jurnalisme Online
1. Pengertian Jurnalisme Online
Media cetak adalah media yang paling tua sekaligus
media yang paling dekat dengan masyarakat. Sejak awal
lahirnya, kerja jurnalisme banyak disebarluaskan melalui
media cetak, maka banyak masyarakat yang lebih familiar
dengan media cetak. Namun seiring dengan
berkembangnya teknologi, kerja jurnalisme kemudian
disebarkan melalui media lain, seperti media elektronik
baik berupa televisi maupun radio. Baru sejak akhir abad
24
20, kerja jurnalisme disebarkan melalui media online
dengan menggunakan akses internet.
Sejarah media massa memperlihatkan bahwa sebuah
teknologi baru tidak pernah menghilangkan teknologi
yang lama, namun mensubtitusinya. Media online
mungkin tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya
bentuk-bentuk media lama. Melainkan, tampaknya
menciptakan suatu cara yang unik untuk memproduksi
berita dan mendapatkan konsumen berita. Jurnalisme
online tidak akan menghapuskan jurnalisme tradisional,
namun meningkatkan intensitasnya dengan
menggabungkan fungsi-fungsi dari teknologi internet
dengan media tradisional.7
Media online merupakan media komunikasi yang
menggunakan internet. Media online itu memiliki ciri
khas yaitu dengan menggunakan jaringan teknologi
informasi dengan menggunakan perangkat komputer,
disamping pengetahuan tentang program komputer untuk
mengakses informasi atau berita.8
Media online merupakan sebuah istilah yang umum
digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengakses
informasi di mana saja dan kapan saja dengan
menggunakan jaringan internet. Pembaca dapat
mengakses di mana saja, begitu pula dengan wartawan
7 Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta, Yayasan
Obor Indonesia, 2005) h. 135 8 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar; Teori dan Praktik,
(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011) h.46
25
yang dapat langsung menyajikan laporan jurnalisme
melalui media online. Sedangkan terdapat pula istilah lain,
yaitu jurnalisme online hal ini karena lebih memfokuskan
kerja jurnalistik yang disebarluaskan melalui media
online.
Media sebagai alat untuk menyebarluaskan
informasi berkembang sangat pesat. Tragedi diserangnya
World Trade Center dan Pentagon pada 11 September
2001 di Amerika dapat mudah diketahui oleh masyarakat
luas dalam hitungan menit. Pada saat itu internet
memperbaharui beritanya secara reguler, televisi dan radio
menyiarkan siaran langsung. Anehnya, tepat 100 tahun
sebelumnya, pada 7 September 1901, ketika Presiden
Amerika Serikat William McKinley dibunuh, masyarakat
Amerika dan dunia baru mengetahui kabar itu dalam
waktu yang cukup lama, karena informasi itu didapatkan
melalui surat kabar (Richard Craig:2005).
Hadirnya media online memberikan kebutuhan
dasar manusia akan informasi; pertama, untuk lebih
memahami peristiwa yang terjadi pada saat itu dan kedua
untuk menyebarluaskan informasi tersebut. Kecepatan
yang ditawarkan oleh media online menjadikan media
online sebagai media yang pada saat ini sangat digemari
oleh masyarakat luas.
Internet adalah medium terbaru yang
mengkonvergensikan seluruh karakteristik dari bentuk-
bentuk terdahulu. Karena itu, apa yang berubah bukanlah
26
substansinya, melainkan mode-mode produksi dan
perangkatnya (Hilf, 2000).9 Media online tidak berbeda
dengan media massa lain pada umumnya, yang mana
memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat luas. Perbedaannya hanya terletak pada
masalah medium yang digunakan. Media online
menggunakan teknologi jaringan internet, sedangkan
media lain menggunakan kertas, televisi atau pun radio.
Pada awal mula lahirnya media online, jurnalisme
online tidak berbeda dengan jurnalisme cetak. Banyak
website, terutama mereka yang berafiliasi dengan media
cetak, secara sederhana menerbitkan beberapa teks atau
semua teks dari seluruh berita pada hari itu ke online.
Terdapat juga website yang secara orisinil menciptakan
berita untuk kebutuhan media online semata.
Palik (2001) menyebut tipe baru jurnalisme ini
sebagai “contextualized journalism”, karena
mengintegrasikan tiga fitur komunikasi yang unik:
kemampuan-kemampuan multimedia berdasarkan
platform digital, kualitas-kualitas interaktif komunikasi-
komunikasi online, dan fitur-fitur yang ditatanya
(customizable features).10
Dalam web, pendekatan penulisan piramida terbalik
jadi lebih penting. Para pembacanya tidak akan
9 Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta, Yayasan
Obor Indonesia, 2005) h. 135 10
Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta, Yayasan
Obor Indonesia, 2005) h. 135
27
menggulung layar. Gulung layar ialah istilah dari proses
internet meneruskan jaringan informasinya.
Menghubungkan pengguna web dengan situs yang telah
dirancang jaringan link-nya. Tapi, pada beberapa
pengguna lain, terjadi kebalikannya. Pembaca yang
tertarik akan menggulung layar, akan meneruskan
bacaannya pada materi-materi yang terkait dengan topik
yang tengah dibacanya.11
2. Karakteristik Jurnalisme Online
Terdapat beberapa karakteristik jurnalisme online,
seperti yang diterangkan oleh Indah Suryawati dalam
bukunya Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik:
a. Bersifat real time, maksudnya fakta, peristiwa atau
kejadian yang mengandung nilai berita bisa langsung
dipublikasikan pada saat sedang berlangsung.
b. Bersifat interaktif, maksudnya dengan memanfaatkan
hyperlink yang terdapat pada fasilitas web, karya-karya
jurnalisitk online dapat menyajikan informasi yang bisa
langsung terhubung dengan sumber-sumber lain.
c. Mampu membangun hubungan yang partisipatif.
d. Menyertakan unsur-unsur multimedia.
e. Lebih leluasa dalam mekanisme publikasi.
f. Memudahkan dalam pengaksesan.
g. Tidak membutuhkan penyuntingan atau redaktur.
11
Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta, Yayasan
Obor Indonesia, 2005) h. 138-239
28
h. Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal
formalnya sebagai lembaga pers.
i. Lebih murah dibandingkan dengan media
konvensional.
j. Bisa didokumentasikan atau diarsipkan
Media online dapat diakses di mana dan kapan saja,
sejauh didukung oleh fasilitas teknologi internet. Inilah yang
menyebabkan jurnalistik online menjadi berbeda dengan
jurnalistik di media massa lain yang sudah dikenal
sebelumnya (cetak, radio, televisi), bukan semata-mata
karena mengambil venue yang berbeda, melainkan karena
jurnalistik ini dilangsungkan di atas sebuah media baru yang
mempunyai karekteristik yang berbeda. Tidak hanya dari
segi format, tapi juga isi, mekanisme hingga proses
hubungan antara penyelenggara jurnalistik online dan
pengguna/pembacanya.12
Dalam buku Online Journalism. Principles and
Practices of News for The Web (Holocomb Hathawat
Publishers, 2005), keunggulan jurnalistik online, yaitu
sebagai berikut:13
12
Indah Suryawati, Jurnalistik, Suatu Pengantar; Teori dan Praktik.
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2003) h.123 13
Indah Suryawati, Jurnalistik, Suatu Pengantar; Teori dan Praktik.
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2003) h.120
29
1. Audience control¸ jurnalistik online memungkinkan
audience untuk bisa lebih leluasa dalam memilih berita
yang ingin didapatkannya.
2. Nonlinearity, jurnalistik online memungkinkan setiap
berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri, sehingga
audience tidak harus membaca secara berurutan untuk
memahami.
3. Storage and retrieval, jurnalistik online
memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali
dengan mudah oleh audience.
4. Unlimited Space, jurnalistik online memungkinkan
jumlah berita yang dipublikasikan untuk audience
menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
5. Imediacy, jurnalistik online memungkinkan informasi
dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada
audience.
6. Multimedia Capability, jurnalistik online
memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan
teks, suara, gambar, video, dan komponen lainnya di
dalam berita yang akan diterima oleh audience.
7. Interactivity, jurnalistik online memungkinkan adanya
peningkatan partisipasi audience dalam setiap berita.
Jurnalisme online disebut juga sebagai jurnalisme
modern karena menggunakan teknologi baru yang berbeda
30
dari cetak, televisi, dan radio. Atau biasa juga disebut
dengan jurnalistk baru. Sedangkan jurnalistik yang
sebelumnya, dikenal dengan jurnalistik konvensional.
Media online, secara umum diartikan sebagai sebuah
informasi yang dapat di akses di mana dan kapan saja
selama ada jaringan internet. Pembaca dapat mengakses di
mana saja, begitu pula dengan wartawan yang dapat
langsung menyajikan laporan jurnalistik melalui media
online.
C. Jurnalisme Komedi
Komedi memiliki arti sandiwara ringan yang penuh
dengan kelucuan meskipun kadang-kadang kelucuan itu
bersifat menyindir dan berakhir dengan bahagia; drama ria.14
Sedangkan humor adalah sesuatu yang lucu,15
dan satire
adalah gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk
menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau
seseorang.16
Jurnalisme komedi karena menggunakan istilah
“komedi” tidak memiliki arti bahwa jurnalisme yang
digunakan menggunakan teknik sandiwara, tetapi lebih
menekankan kepada bagaimana sebuah berita dibawakan
dengan ringan yang penuh dengan kelucuan meskipun
kadang-kadang kelucuan itu bersifat menyindir (satire).
14
https://kbbi.web.id/komedi diakses pada 8 Maret 2019 pukul 15.57 15
https://kbbi.web.id/humor diakses pada 8 Maret 2019 pukul 15.58 16
https://kbbi.web.id/satire diakses pada 8 Maret 2019 pukul 15.59
31
Jurnalisme ini dapat digunakan baik bagi media yang
menggunakan tulisan atau pun dengan jurnalisme yang
disalurkan menggunakan audio dan visual sebagai media
penyerbarannya.
Jurnalisme komedi adalah jurnalisme yang baru
berkembang pada abad 21, yang menggunakan komedi untuk
meyebarluaskan informasi kepada khalayak luas,
menggunakan humor atau satire, guna menyampaikan inti
dari sebuah pemberitaan. Jurnalisme komedi telah digunakan
di media cetak pada masa lalu, tetapi pengalaman
kebangkitannya melalui media televisi dengan show seperti
The Daily Show, Last Week Tonight with John Oliver, dan
The Rick Mercer Report. Sebaliknya, terdapat banyak kritik
ketika mendefinisikan apakah media ini sebagai jurnalisme,
sejak beberapa sarjana mempercayai seharusnya terdapat
perbedaan antara komedi dan jurnalisme.
Awal mula contoh dari komedi jurnalisme berada di
Kanada, yaitu Frank Magazine, dibangun di Nova Scotia
pada 1987. Menurut website resminya, Frank adalah sumber
berita, satire, opini, komentar, dan humor. Mereka
terinspirasi dari majalah di Inggris, Private Eye, yang mana
juga menggunakan satire dan komedi ketika melaporkan
berita terbaru. Frank tidak hanya fokus pada berita terbaru,
tapi juga cerita lama yang sudah hilang dari berita di media
mainstream. Banyak yang mempertimbangkan bahwa
32
majalah sebagai “lembar skandal”, sebuah sumber berita
tidak seharusnya dianggap serius.17
Jurnalisme komedi menggunakan salah satunya adalah
gaya bahasa satire. Seperti yang sudah dijelaskan pada
pembahasan sebelumnya, satire di sini digunakan untuk
memberitakan sebuah berita yang diperuntukkan untuk
mengkritisasi demi menuju perubahan yang lebih baik.
Jurnalisme komedi memiliki ciri di mana berita
konvensional yang terbit di media mainstream masuk dan
dijadikan sumber dari berita yang akan diolah menjadi
sebuah jurnalisme komedi, news on news. Mereka yang
menggunakan konsep jurnalisme komedi juga melakukan
wawancara langsung kepada politikus, public figures, dan
wawancara menjadi hal yang mendasar dari sebuah
pelaporan dalam jurnalisme komedi.
Dalam jurnalisme komedi, sekat perbedaan hiburan dan
berita melebur dengan cepat, dan apabila media ini
menyajikan fungsi yang sama seperti berita tradisional, maka
cepat atau lambat batas perbedaan itu bahkan tidak akan
terlihat.
D. Satire
1. Hakikat dan Pengertian Satire
Satire adalah gaya bahasa yang dipakai dalam
kesusastraan untuk menyatakan sindiran terhadap suatu
17
www.frankmagazine.ca diakses pada 8 Maret 2019 puku 15.19
33
keadaan atau seseorang.18
Satire biasanya digunakan
dalam bentuk humor, selain memiliki fungsi menghibur,
juga memiliki fungsi untuk menjadi kritik sosial demi
menuju suatu perubahan yang lebih baik.
Menurut Keraf seperti dikutip dalam Tarigan, satire
adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak
sesuatu. Bentuk ini tidak harus bersifat ironis. Satire
mengandung kritik tentang kelemahan manusia. Tujuan
utamanya adalah agar diadakan perbaikan secara etis
maupun estetis.19
Satire merupakan salah satu bentuk gaya bahasa
dalam kesusastraan. Secara khusus satire menduduki
peran sebagai majas. Wicaksono menyatakan bahwa satire
merupakan ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi,
atau parodi untuk mengecam atau menertawakan gagasan,
kebiasaan, dan lain-lain.20
2. Jenis, Karakteristik, dan Unsur Satire
Abrams dalam Allen dan Stephens, membagi satire
menjadi dua jenis berdasarkan bentuk
pengungkapannya21
:
18
https://kbbi.web.id/satire 19
Yanty Nuryanah, Satir Dalam Kumpulan Cerpen Kuda Terbang
Maria Pinto Karya Linda Christiany dan Implikasinya Terhadap
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: 2017), h.22 20
Yanty Nuryanah, Satir Dalam Kumpulan Cerpen Kuda Terbang
Maria Pinto Karya Linda Christiany dan Implikasinya Terhadap
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: 2017), h.22 21
Yanty Nuryanah, Satir Dalam Kumpulan Cerpen Kuda Terbang
Maria Pinto Karya Linda Christiany dan Implikasinya Terhadap
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: 2017), h.24
34
a. Direct Satire
Direct Satire atau sindiran langsung adalah komentar
terhadap seseorang atau sesuatu dengan
mengungkapkan sindiran secara langsung.
b. Indirect Satire
Inderect Satire atau satire tak langsung adalah
komentar terhadap seseorang atau sesuatu dengan
cara mengungkapkan sindiran secara tidak langsung.
Sulitnya mendetaksi ungkapan satire dapat dilihat
melalui ciri-ciri yang menandai ungkapan satire.
LeBeoeuf menungkapkan bahwa karakteristik satire
secara umum adalah sebagai berikut:22
a. Mengandung kritik. Satire mengandung kritik tentang
sikap, perilaku buruk, atau kebodohan, dengan tujuan
untuk mengarahkan pada perubahan sosial ke arah
perbaikan;
b. Bersifat ironis. Satire menggunakan ironi yang sering
kali disampaikan dalam bentuk humor untuk
memperlihatkan masalah atau perilaku yang dikritik;
c. Implisit. Satire bukanlah pernyataan yang bersifat
terang-terangan. Target yang dikritik itu
mendekonstruksi dirinya di dalam satire dengan cara
yang absurd, dilebih-lebihkan, atau keluar dari
konteks normalnya.
22
Yanty Nuryanah, Satir Dalam Kumpulan Cerpen Kuda Terbang
Maria Pinto Karya Linda Christiany dan Implikasinya Terhadap
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: 2017), h.25
35
Sedangkan unsur-unsur satire, Abrams dalam Octa
menjelaskan sebagai berikut:23
a. Parodi. Bentuk karya sastra yang sering disebut
Parodi. Bentuk karya sastra yang sering disebut
dengan ―imitasi, yakni meniru cara (bentuk dan
gaya) atau subyek karya sastra lain atau meniru suatu
kejadian tertentu namun imitasi dibuat konyol
sehingga membangkitkan sebuah tawa.
b. Ironi. Sebuah perangkat retorik, teknik sastra, wacana
atau situasi di mana adanya ketidaksesuaian atau
kejanggalan ungkapan atau kejadian yang
menyiratkan makna bertentangan dengan makna
secara harfiah. Ironi terbagi menjadi beberapa jenis,
di antaranya : (a) Verbal Irony adalah pernyataan di
mana arti dari pernyataan tersebut menyiratkan
makna yang sangat berlawanan dari apa yang
diungkapkan. (b) Sarcasm merupakan cibiran, ejekan,
atau cemoohan yang kasar dengan cara meremehkan
seseorang ataupun sesuatu secara langsung (c)
Socratic Irony adalah cara yang dilakukan seseorang
sebagai sarana confuting musuh, dengan cara berpura-
pura tidak peduli dengan topik yang dibicarakan atau
berpura-pura bodoh padahal dia tahu lebih, dan
sebaliknya, Socratic Irony juga digunakan dengan
23
Yanty Nuryanah, Satir Dalam Kumpulan Cerpen Kuda Terbang
Maria Pinto Karya Linda Christiany dan Implikasinya Terhadap
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: 2017), h.26
36
cara berpura-pura menjadi tahu atau bahkan benar-
benar tahu tentang topik dalam sebuah argumen (d)
Dramatic Irony adalah lawan atau kebalikan dari apa
yang tidak diketahui tokoh dalam sebuah karya sastra
dan apa yang diketahui oleh pembaca (e) Cosmic
Irony adalah ironi yang dikaitkan dengan karya sastra
di mana Tuhan dan takdir telah memanipulasi
peristiwa seolah-olah membuatnya menderita.
c. Alegori. Sebuah narasi yang diperlukan untuk
membuat sebuah doktrin atau paragraf yang menarik
dan persuasif yang digunakan sebagai ajaran moral.
d. Humor. Gejala atau rasa yang merangsang orang
secara mental untuk tertawa. Salah satu karakteristik
humor Jerman misalnya, yaitu perasaan senang atas
penderitaan orang lain yang sedikit mendapat simpati.
E. Analisis Semiotika
1. Pengertian Semiotika
Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari
kata Yunani semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri
didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi
sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap
mewakili sesuatu yang lain (Eco, 1979:16). Secara
etimologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-
37
peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda (Eco,
1979:6).24
Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda, studi
tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya,
cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain,
pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang
menggunakannya. Menurut Preminger (2001), ilmu ini
menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan
kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik
mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-
konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut
mempunyai arti.25
Tokoh penting dalam bidang semiotik adalah
Ferdinand de Saussure, seorang ahli linguistik dari Swiss
dan Charles Sanders Peirce, seorang ahli filsafat dan
logika Amerika.26
Jika kita mengikuti Charles S. Peirce,
maka semiotika tidak lain daripada sebuah nama lain bagi
logika, yakni “doktrin formal tentang tanda-tanda”.
Sementara bagi Ferdinand de Saussure, “semiologi adalah
24
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009) cet. Ke-5, h.95 25
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Publi Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. Ke-6.
H.265 26
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Publi Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. Ke-6.
H.266
38
sebuah ilmu umum tentang tanda, suatu ilmu yang
mengkaji kehidupan tanda-tanda di masyarakat”.27
Terdapat perbedaan istilah antara semiotik dan
semilogi, sebenarnya tidak terdapat perbedaan yang
terlalu mendasar jika dilihat dari pengertian dua kata
tersebut. Hanya saja, perbedaan pengguna istilah tersebut
yang dilakukan oleh tradisi linguistik Saussurean di Eropa
yang menggunakan istilah semiologi, sedangkan
semiotika banyak dipakai oleh para penutur yang
mewarisi tradisi Peircian.
Semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan
suatu tanda. Tanda yang terdapat dalam media sejatinya
bukan merupakan tanda yang alami, tetapi telah dilakukan
sebuah konstruksi pada media sehingga menghasilkan
sebuah tanda tersebut. Tanda yang dikonstruksi ini
dilakukan oleh media dengan maksud dan tujuan tertentu.
Konstruksi yang dilakukan berkaitan dengan bagaimana
pekerja media melihat suatu realitas yang terjadi, ketika
disebarkan kepada khalayak, khalayak juga melihatnya
sebagai sebuah realitas yang mempunyai hubungan
dengan pengalaman, pengetahuan khalayak dalam
menanggapi sebuah realitas yang dilakukan oleh media.
Tanda dalam dunia komunikasi dapat berupa
sebuah bahasa. Isi media pada hakikatnya adalah hasil
27
Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem
Ikonitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011) h.3
39
konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat
dasarnya. Sedangkan bahasa bukan saja sebagai alat
merepresentasikan realitas, namun juga bisa menentukan
relief seperti apa yang akan diciptakan oleh bahasa
tentang realitas tersebut.28
Tanda menurut Peirce dibedakan atas lambang
(symbol), ikon (icon), dan indeks (index), dapat dijelaskan
sebagai berikut:29
1. Lambang, suatu tanda di mana hubungan antara tanda
dan acuannya merupakan hubungan yang sudah
terbentuk secara konvensional. Lambang ini adalah
tanda yang dibentuk karena adanya consensus dari
para pengguna tanda.
2. Ikon, suatu tanda di mana hubungan antara tanda dan
acuannya berupa hubungan berupa kemiripan.
3. Indeks, suatu tanda di mana hubungan antara tanda
dan acuannya timbul karena ada kedekatan eksistensi.
28
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009) cet. Ke-5, h.88 29
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Publi Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. Ke-6.
H.266
40
Tabel 2.1
Unsur-unsur Tanda
Ikon Indeks Simbol
Lukisan kuda
Gambar kuda
Patung kuda
Foto kuda
Sketsa kuda
Suara kuda
Suara langkah
kuda
Bau kuda
Gerakan kuda
Diucapkannya kata
kuda
Makna gambar kuda
Makna bau kuda
Makna gerakan kuda
Sekurang-kurangnya terdapat sembilan macam semiotik
yang kita kenal sekarang, yaitu (Pateda, 2001:29):30
1. Semiotik analitik, yaitu semiotik yang menganalisis
sistem tanda.
2. Semiotik deskriptif, yaitu semiotik yang
memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami
sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap
seperti yang disaksikan sekarang.
3. Semiotik faunal (zoosemiotic), yaitu semiotik yang
khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan
oleh hewan.
30
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009) cet. Ke-5, h.100-101
41
4. Semiotik kultural, yaitu semiotik yang khusus
menelaah sistem tanda yang berlaku dalam
kebudayaan masyarakat tertentu.
5. Semiotik naratif, yaitu semiotik yang menelaah sistem
tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita
lisan (folkore).
6. Semiotik natural, yakni semiotik yang khusus
menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.
7. Semiotik normatif, yaitu semiotik yang khusus
menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia
yang berwujud norma-norma.
8. Semiotik sosial, yaitu semiotik yang khusus menelaah
sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang
berwujud lambang, baik berwujud kata maupun kata
dalam satuan yang disebut kalimat.
9. Semiotik struktural, yaitu semiotik yang khusus
menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui
struktur bahasa.
2. Semiotika model Charles S. Peirce
Charles S. Peirce dilahirkan pada tahun 1839 dan
meninggal 1914, adalah seorang filsuf Amerika, ahli
matematik, dan penemu pragmatisme. Peirce
berkeinginan untuk menemukan implikasi-implikasi
metafisik ilmu dan melakukan penelitian yang mendalam
42
mengenai logika dan metode ilmiah. Pencapaiannya yang
tertinggi di bidang logika adalah ketika dia
mengembangkan kalkulus relasi-relasi serta teori
kuantifikasi.31
Charles S. Peirce, seorang filsuf Amerika yang
hidup di abad peralihan dan sebagai ahli logika, Peirce
berkehendak untuk menyelidiki apa dan bagaimana proses
bernalar manusia. Teori Peirce tentang tanda dilandasi
oleh tujuan besar ini sehingga tidak mengherankan
apabila dia menyimpulkan bahwa semiotika tidak lain dan
tidak bukan adalah sinonim bagi logika.32
Menurut Peirce, logika harus mempelajari
bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, menurut
hipotesis teori Peirce yang mendasar, dilakukan melalui
tanda-tanda. “Tanda-tanda memungkinkan kita berpikir,
berhubungan dengan orang lain, dan memberi makna pada
apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Kita mempunyai
kemungkinan yang luas dalam keanekaragaman tanda: di
antaranya tanda-tanda linguistik merupakan kategori yang
penting, tetapi bukan satu-satunya kategori (Zoest,
1996:1-2).33
31
Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem
Ikonitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011) h.179 32
Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem
Ikonitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011) h.63 33
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009) cet. Ke-5, h.111
43
Analisis semiotik berupaya menemukan makna
tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah
tanda (teks, iklan, berita). Karena sistem tanda sifatnya
amat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda
tersebut. Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil
pengaruh dari berbagai konstruksi sosial di mana
pengguna tanda tersebut berada.34
Peirce membuat teori segitiga makna atau triangle
meaning, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:35
1. Tanda (Sign)
Adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat
ditangkap oleh panca indera manusia dan
merupakan sesuatu yang merujuk
(mempresentasikan) hal lain di luar tanda itu
sendiri.
2. Acuan tanda (Objek)
Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari
tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.
3. Pengguna tanda (Interpretant)
Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan
tanda dan menurunkan ke suatu makna tertentu
34
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Publi Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. Ke-6.
H.266 35
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Publi Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. Ke-6.
H.267
44
atau makna yang ada dalam benak seseorang
tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
Salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan
objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara
interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang
tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga
elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang,
maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili
oleh tanda tersebut. Yang dikupas dari teori segitiga,
maka adalah persoalan bagaimana makna muncul dari
sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu
berkomunikasi. Hubungan antara tanda, objek dan
interpretan digambarkan Peirce (Fiske, 1990:45) sebagai
berikut:36
Gambar 2.1
Hubungan Tanda, Objek, dan Interpretan (Triangel of
Meaning)
36
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Publi Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. Ke-6.
H.268
Sign
Interpretant Object
45
F. Riset Terdahulu tentang Jurnalisme Komedi dan Satire
dalam Jurnalisme
1. Penelitian Wacana Satire Politik dalam Situs Mojok.co
oleh Agustina Suminar
Dalam penelitian ini penulisnya menggunakan
metode analisis wacana kritis milik Norman Fairclough
untuk mencaritahu bagaimana wacana satire politik di
Mojok.co tertuang dalam teks artikel yang ada di dalam
situs, melihat bagaimana Mojok.co sebagai media opini
satire memposisikan diri dalam setiap wacana politik, dan
bagaimana keberpihakan Mojok.co terbentuk.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan
mengunakan beberapa sampel artikel yang terdapat di
Mojok.co, penelitian ini menyimpulkan wacana yang
ditulis di Mojok.co menyuarakan tentang konsep
perlawanan politik melalui kritiknya terhadap Hari Tanoe
yang menyalahgunakan kekuasaan atas media penyiaran
yang dimilikinya, kegagalan praktik demokrasi lokal pada
saat pemilihan kepala daerah (pilkada), dan kesewenang-
wenangan polisi dalam pembersihan segala yang
berkaitan dengan komunis atau Partai Komunis Indonesia.
Posisi Mojok.co dalam setiap wacana politik yang
dilakukannya, penulis penelitian ini menilai bahwa
Mojok.co memiliki kekuatan menggunakan satire sebagai
bentuk kritik untuk menyampaikan pertentangan yang
46
dapat menyalurkan kritik sosial terhadap segala bentuk
ketimpangan di masyarakat.
Mengenai wacana deradikalisasi agama, Mojok.co
berusaha untuk mereduksi gerakan radikalisme yang ada
di Indonesia yang tercermin dari pernyataan satire di
sampel artikel yang dikaji. Hal ini tidak terlepas dari
wacana secara ideologis, namun juga keterlibatan latar
belakang penulis di Mojok.co.
2. Tesis “More Than Entertaiment”: The Role of Satirical
News in Dissent, Deliberation, and Democracy oleh Sarah
J. Burton
Tesis ini menggunakan pendeketan penelitian
kualitatif, di mana penulis mewawancarai sejumlah nara
sumber tertentu untuk mendapatkan jawaban dan
klarifikasi terkait pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Tesis ini menyimpulkan bahwa keberadaan acara
televisi seperti The Daily Show, The Colbert Report, dan
Saturday Night Live yang berupa sebuah acara yang
berbasis komedi dengan mengangkat tema dan isu politik
yang tengah berkembang, menjadi sebuah acara televisi
yang dapat menggantikan media pada umumnya untuk
menjalankan fungsi seperti pengecekan fakta dan
meningkatkan kegiatan musyawarah dan berdiskusi
tentang politik dan perbedaan pendapat. Dengan
47
menggunakan satire sebagai bingkai sebuah berita
mendorong terjadinya demokrasi yang bermusyawarah.
Acara televisi yang diteliti tidak dapat
diklasifikasikan sebagai sebuah hiburan walaupun terjadi
banyak perdebatan apakah itu termasuk sebuah acara
hiburan atau sebuah berita, tetapi acara televisi tersebut
mendorong fungsi kritikal yang penting terhadap sebuah
diskusi politik. Dari penelitian yang dilakukan juga
ditemukan bahwa satire secara sejarah memiliki peran
yang berhubungan dengan perjuangan untuk kebebasan
berkritik dan berbeda pendapat. Di Amerika Serikat, satire
memiliki perlindungan dari Amandemen Pertama.
Wawancara yang dilakukan oleh Sarah J Burton
kepada David Feldman, seorang penulis dari acara televisi
The Daily Show dan Real Time with Bill Maher, ia tidak
berharap banyak jika satire dapat mengedukasi
penontonnya tentang politik, menurutnya acara televisi
yang menggunakan konsep satire hanya bisa
memprovokasi pikiran penonton. Berbeda dengan Eddie
Ifft yang mempercayai bahwa satire mempunyai kekuatan
yang kuat untuk mengubah perpolitikan. Berdasarkan
hasil wawancara yang didapat, Sarah J Burton
menyimpulkan bahwa melakukan satire dalam
pemberitaan merupakan cara untuk melegalkan kritik
dalam dunia politik, khususnya diantara media dan para
elit.
48
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah, bahwa
satire adalah lebih dari pada sekedar sebuah hiburan,
satire adalah sebuah kritik. Satire memiliki fungsi dasar
dalam mengedukasi publik melalui kritik dan pandangan
yang berbeda. Satire menyajikan pentingnya pengecekan
terhadap pemerintah yang korupsi, sebuah peran yang
semata-mata media pegang. Terpenting, satire telah
melakukan perjuangan untuk menyebarkan kebenaran dan
pada akhirnya publik lebih suka diinformasikan dan lebih
tertarik dalam mendiskusikan masyrakat dan isu politik.37
3. Tesis “The John Oliver Effect: Political Satire and
Political Participation Through Social Networks” oleh
Anna Hoffman
Penelitian ini membahas tentang bagaimana
efektivitas ajakan yang dilakukan oleh TV Show Last
Week Tonight with John Oliver untuk mendorong
penontonnya untuk berpartisipasi dalam politik. Penelitian
ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.
TV Show Last Week Tonight with John Oliver
adalah sebuah acara yang disiarkan di televisi di Amerika
yang mengangkat dan menggunakan tema satire sebagai
pokok utama dari acaranya. Satire di sini digunakan untuk
mengomentari hal-hal atau pun isu terkait dengan politik
yang tengah terjadi di Amerika.
37
Sarah J. Burton, “More Than Entertaiment”: The Role of Satirical
News in Dissent, Deliberation, and Democracy, (Pennsylvania, 2010) h.126
49
Penelitian ini memiliki hasil bahwa penonton Last
Week Tonight with John Oliver yang menonton acaranya
sampai pada bagian ajakan untuk berpartisipasi dalam
politik lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang
dunia perpolitikan di bandingkan penonton yang tidak
menonton sampai pada bagian ajakan.
Tentang humor dan rayuan untuk berpartisipasi
dalam politik memiliki indikasi yang secara garis besar
memiliki signifikansi yang positif antara merasakan
humor dan bersungguh-sungguh untuk berpartisipasi
terhadap politik melalui jaringan sosial.
Dalam penelitian tentang efek partisipasi secara
sosial untuk melakukan tindakan berpolitik mendapatkan
hasil bahwa sangat memiliki signifikansi yang cukup
tinggi dalam berpartisipasi melalui jaringan sosial yang
dilakukan melalui media sosial.
4. Jurnal The New Age of Political Satire oleh Omar
Aburmishan
Penelitian dalam jurnal ini menggunakan metode
kualitatif, dengan melihat banyak riset sebelumnya
tentang bagaimana efek dari satire politik, penelitian ini
memfokuskan pada apakah mahasiswa dari Universitas
Illinois di Chicago belajar tentang politik dari kelas atau
dari menonton acara televisi satire? Apakah mahasiswa
50
belajar dengan baik ketika mereka terpapar informasi
sekaligus dihibur dalam waktu yang bersamaan?
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, lima
dari enam nara sumber yang diwawancara tentang topik
ini, menyebutkan bahwa mereka menjadikan acara televisi
Last Week Tonight with John Oliver sebagai yang
terfavorit. Hal ini karena format acara dan gaya presentasi
yang disuguhkan. Acara televisi ini menyuguhkan
analisis mendalam tentang politik yang tengah
berkembang dengan sebisa mungkin meminimalisir bias.
Para komedian satire mendapatkan banyak perhatian dari
para generasi muda di Amerika Serikat, hal ini bukan
hanya untuk menjadi bahan tertawaan, tetapi juga bahan
belajar bagi para milenial.
51
BAB III
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
A. Profil Mojok.co
Mojok.co adalah sebuah media online yang
berkantor di Yogyakarta, berdiri sejak 28 Agustus 2014
dan didirikan oleh Puthut EA. Mojok.co memiliki tagline
“Sedikit Nakal Banyak Akal”. Sejak berdirinya Mojok.co
sampai sekarang, tercatat pada 28 Maret 2017 sampai
dengan 27 Mei 2017 Mojok.co pernah berhenti
beroperasi.
Mojok.co adalah media santai yang mewadahi
tulisan para penulis yang punya energi serta kreativitas
berlebih. Sebuah media alternatif dengan konten segar dan
menghibur. Mojok.co saat ini menerbitkan artikel dan
komik dengan pilihan tema yang beragam. Ada 20 rubrik
yang terdiri dari Esai, Komik, Movi, Malam Jumat,
Rerasan, Khotbah, Kepala Suku, Versus, Pojokan, Konter,
Otomojok, Balbalan, Liputan, Kilas, Moknyus, Nafkah,
List, Curhat, Celengan dan Resah. Selain ditulis oleh
Redaksi Mojok, konten-konten di Mojok.co juga termasuk
kiriman dari para kontriburor.1
1 www.mojok.co/tentang/ diakses pada 28 November 2018 pukul 13.15
52
Selain memiliki tim redaksi dan para penulis yang
bekerja lansung di Mojok.co untuk keperluan konten
Mojok.co, Mojok.co juga mempunyai banyak kontributor
yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini karena sesuai
dengan konsep yang diambil oleh pendiri Mojok.co
tentang konten dari Mojok.co itu sendiri. Mojok.co lebih
memfasilitasi penulis-penulis dengan sentuhan lokalitas
yang kuat. Sekalipun ditulis dengan gaya tulisan yang
ringan, penuh humor dan satir, tapi konten Mojok.co
sangat politis, bahkan berani masuk ke wacana-wacana
sosial dan keagamaan.2
Pendiri sekaligus pemilik Mojok.co adalah Puthut
Eko Aryanto atau biasa dikenal dengan Puthut EA,
seorang lulusan Filsafat Universitas Gadjah Mada. Puthut
EA, selain dikenal sebagai pemilik sekaligus pendiri
Mojok.co juga dikenal sebagai seorang sastrawan. Puthut
EA telah memiliki beberapa karya baik berupa novel,
kumpulan cerpen, maupun naskah drama.
Ide awal Puthut EA ketika membuat konsep dari
Mojok.co banyak terinspirasi dari status Facebook
temannya. Menurutnya, harus ada yang mengkanalkan
status-status Facebook yang ringkas, spontan, menarik,
dan menggelitik, yang tentu saja harus ada proses sunting.
Hipwee.com dan MalesBanget.com juga merupakan dua
2 https://www.hitsss.com/mojok-co-jadi-wadah-penulis-yang-berani-
bicara-nyeleneh-tentang-isu-terkini-indonesia/ diakses pada 11 Maret 2019
pukul 20.25
53
media yang menarik bagi Puthut EA dan menjadi inspirasi
untuk membuat konsep Mojok.co.3
Pada tahun pertama berdirinya, menurut Aditya
Rizki, IT staf Mojok.co, pengunjung Mojok.co mencapai
rata-rata 10.000 pengunjung per harinya, dengan jumlah
klik (pageview) hingga 50.000. Bahkan pada saat-saat
tertentu, pengunjung bisa mencapai 50.000 per hari,
dengan jumlah klik lebih dari 100.000.4 Sedangkan pada
April 2016, Mojok.co sudah mencapai angka kunjungan
6.280.500 kunjungan. Perangkat yang digunakan untuk
mengakses Mojok.co terkonsentrasi pada perangkat
mobile dengan pembaca terbanyak di usia 18 – 24 tahun
mencapai angka 38%.5
Keunikan lain yang dimiliki oleh Mojok.co selain
perihal kontennya, juga terletak pada idealisme yang
dipegang teguh sejak awal berdirinya Mojok.co sampai
saat ini, yaitu dengan tidak menerima iklan. Seperti yang
dapat dilihat dalam laman Mojok.co, tidak ada iklan
sedikitpun yang tertera di dalam medianya.
3 https://www.hitsss.com/mojok-co-jadi-wadah-penulis-yang-berani-
bicara-nyeleneh-tentang-isu-terkini-indonesia/ diakses pada 11 Maret 2019
pukul 20.25 4 https://www.hitsss.com/mojok-co-jadi-wadah-penulis-yang-berani-
bicara-nyeleneh-tentang-isu-terkini-indonesia/ diakses pada 11 Maret 2019
pukul 20.25 5 Wisnu Prasetya Utomo, Menertawakan Politik: Anak Muda, Satire,
dan Parodi dalam Situs Mojok.co, (Jurnal Studi Pemuda, 2005) Vol.4 No.1,
h.199 diakses pada 11 Maret 2019 pukul 20.45
54
Gambar 3.1
Logo Mojok.co
Sumber: https://mojok.co/blog/logo-mojok/
Mojok.co memiliki tag line yang berbunyi Sedikit
Nakal Banyak Akal. Tag line ini tergambar dari
bagaimana Mojok.co mengemas media onlinenya dengan
mengedepankan konsep satire, di mana satire dijadikan
sebagai salah satu cara melakukan kritik terhadap banyak
aspek, baik politik, agama, sosial, dan lain sebagainya
dengan gaya bahasa yang jarang digunakan oleh banyak
media. Kenakalan yang dimiliki Mojok.co dapat tercermin
dari keberanian Mojok.co dalam memberitakan isu yang
dianggap cukup kontroversial di kalangan masyarakat
atau memberitakan isu yang cukup keras terhadap
pemerintahan.
B. Masa Vakum Mojok.co
Setelah dua tahun tujuh bulan Mojok.co
mengudara, tepatnya pada 28 Maret 2017 Mojok.co
berhenti beroperasi. Kabar vakumnya Mojok.co sudah
disebarkan sejak 28 Februari 2017 melalui akun pribadi
dari pemiliknya, Puthut EA.
55
Puthut EA tidak memberikan alasan mengapa
Mojok.co harus ditutup. Di twitter, tagar #MojokBubar
banyak diperbincangkan oleh masyarakat sehingga
menjadi trending topic pada 28 Maret 2017.
Gambar 3.2
Tampilan Mojok.co Setelah Ditutup
Sumber:
https://techno.okezone.com/read/2017/03/28/207/1652856/situs
-sedikit-nakal-banyak-akal-resmi-ditutup
Masa vakum yang dilalui oleh Mojok.co tidak
berlangsung lama, terhitung pada Mei 2017 Mojok.co
telah beroperasi kembali dan dapat diakses oleh
masyarakat luas. Kembalinya Mojok.co membawa hawa
segar baru, kehadirannya berdampak positif dari warga
net. Bahkan berdasarkan penuturan Adit mereka pernah
mencapai 400.000 view per harinya.6
6 http://newslab.uajy.ac.id/2017/12/07/mojok-co-sedikit-nakal-
banyak-akal/ diakses pada 11 Maret 2019 pukul 20.28
56
C. Media Sosial Mojok.co
Sedikit Nakal Banyak Akal yang dimiliki oleh
Mojok.co tidak hanya tercermin dari artikel yang
diterbitkannya, tetapi juga berlaku ke semua media sosial
yang dimiliki oleh Mojok.co. Sebagai sebuah media
online, yang hanya terdapat dalam jaringan internet,
memang diperlukan media lain untuk memperluas
informasi keberadaan website Mojok.co, selain karena
tidak ingin ketinggalan zaman, Mojok.co juga giat
mengaktifkan kembali media sosial yang dimilikinya.
Sejak masa vakum Mojok.co pada tahun 2017,
menjadikan Mojok.co lebih aktif di ranah media
sosialnya. Hal ini terlihat dari adanya Instagram dan Line
resmi Mojok.co, yang tadinya hanya terdapat Facebook
dan Twitter. Pada awalnya, Mojok.co menggunakan
media sosialnya untuk mendistribusikan artikel mereka,
hal ini karena ada beberapa rubrik yang memiliki
infografik, konten yang terdapat di media sosial Mojok.co
pun tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang.
Baru setelah Mojok.co lahir kembali, konten media sosial
Mojok.co melalui perencanaan khusus yang dibuat secara
mingguan.
57
Tabel 3.1
Media Sosial Mojok.co
Platform Nama Akun Jumlah Follower /
Likes
Facebook Mojok 99.000
Twitter @mojokdotco 108.000
Instagram @mojokdotco 109.000
D. Rubrik di Mojok.co
Saat ini Mojok.co memiliki 20 rubrik yang berbeda-
beda yang terangkum di dalam 7 rubrik besar yang terdiri
dari Esai, Corak, Komen, Ulasan, Penjaskes, Liputan, dan
Rame. Masing-masing dari rubrik ini terdapat subrubrik
yang di dalamnya mempunyai jadwal masing-masing
dalam penayangannya.
1. Esai, esai reguler Mojok yang terbit setiap hari dan
pantang untuk dilewatkan. Rubrik paling “Sedikit
Nakal Banyak Akal”.7
2. Corak, rubrik ini berisi kumpulan artikel yang
terbagi atas subrubrik yang punya format
penyajian khas ala Mojok.8
7 www.mojok.co/esai/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.16
8 www.mojok.co/corak/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.16
58
Di dalam rubrik corak, terdapat delapan subrubrik,
yaitu:
a. Komik, komik khas Mojok yang
menggelitik.9
b. Movi, (Mojok Video) berisi kumpulan
video yang disiapkan oleh Kru Mojok.
Tayang seminggu sekali setiap hari
Selasa.10
c. Malam Jumat, rubrik horor khas Mojok.
Tayang setiap hari Kamis, Malam Jumat.11
d. Raresan, kumpulan artikel berbehasa jawa.
Nguri-uri kabudayan Jawi miturut
Mojok.12
e. Mop, rubrik kumpulan humor-humor ala
Indonesia Timur yang tak kalah jenaka.13
f. Khotbah, siraman rohani ala Mojok yang
terbit setiap hari Jumat. Cocok buat Anda
9 https://mojok.co/corak/komik/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul
16.08 10
https://mojok.co/corak/movi/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul
16.08 11
https://mojok.co/corak/maljum/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul
16.08 12
https://mojok.co/corak/rerasan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul
16.08 13
https://mojok.co/corak/mop/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul
16.09
59
yang sedang mencari wejangan dan bahan
introspeksi.14
g. Curhat, punya masalah asmara, kehidupan,
dan pekerjaan yang bisa dibagikan? Gus
Mul siap menjawab keluhan Anda dengan
cara yang Mojok banget.15
h. Berbalas Fiksi.
3. Komen, Rubrik yang berisi kumpulan artikel yang
mencoba mengomentari isu-isu kekinian dengan
gaya Mojok.16
Dalam rubrik komen, terdapat tiga subrubrik,
yaitu:
a. Kepala Suku, subrubrik ini merupakan
artikel yang dibuat langsung oleh pendiri
sekaligus pemilik Mojok.co yaitu Puthut
EA. Puthut EA sering juga dikenal sebagai
Kepala Suku Mojok.co.
b. Versus, rubrik kebahasaan ala Mojok,
membahas pro dan kontra dalam dunia
penulisan.17
14
https://mojok.co/corak/khotbah/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul
16.09 15
https://mojok.co/corak/curhat/ diakes pada 15 Maret 2019 pukul
16.10 16
www.mojok.co/komen/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.17
60
c. Sensus.
4. Ulasan, berisi kumpulan artikel review perangkat-
perangkat elektronik dan dunia otomotif.18
Dalam rubrik Ulasan, terdapat empat subrubrik,
yaitu:
a. Pojokan, rubrik Mojok yang berisi tulisan-
tulisan opini yang berisi komentar seputar
isu-isu terkini.19
b. Konter, rubrik khusus yang membahas soal
gajet, peranti elektronik, dan ulasan
aplikasi (perangkat lunak). Ditulis dengan
cara Mojok.20
c. Otomojok, rubrik otomotif Mojok punya.
Bisa bahas sepeda onthel, sepeda motor,
mobil, bus, kereta, pesawat, sampai odong-
odong.21
d. Celengan, rubrik tanya jawab seputar
ekonomi dan keuangan, dijawab dengan
17
https://mojok.co/komen/versus/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul
16.11 18
www.mojok.co/corak/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.18 19
https://mojok.co/ulasan/pojokan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul
16.07 20
https://mojok.co/ulasan/konter/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul
16.06 21
https://mojok.co/ulasan/otomojok/ diaksesa pada 15 Maret 2019
pukul 15.59
61
ringan dan mendalam oleh tim konsultan
ekonomi pilih tanding pilihan Mojok.22
5. Penjaskes, kumpulan artikel-artikel olahraga biar
situ tetap „men sana in corpore sano‟.23
Dalam rubrik Penjaskes, terdapat empat subrubrik,
yaitu:
a. Balbalan, rubrik seputar olahraga seperti
sepakbola, balap motor, karambol, dan
lain-lain.
b. Tekel.
c. #LIGAINGGRIS.
d. #LIGA1INDONESIA.
6. Liputan, baca rubrik ini jika suka baca artikel-
artikel reportase yang unik ala Mojok.24
7. Rame, berisi kumpulan artikel gaya hidup
kekinian biar slalu mengikuti tren zaman now!25
Dalam rubrik Rame, terdapat tiga subrubrik, yaitu:
22
https://mojok.co/konsultasi/celengan/ diakses pada 15 Maret 2019
pukul 16.00 23
www.mojok.co/penjaskes/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul
15.18 24
www.mojok.co/liputan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.19 25
www.mojok.co/rame/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.19
62
a. Kilas, rubrik yang tayang setiap hari,
membahas isu-isu yang masih hangat.
Dilengkapi dengan infografik.26
b. Nafkah, rubrik infografik ala Mojok yang
bahas soal pekerjaan-pekerjaan unik.
c. List.
E. Struktur Redaksional Mojok.co
Berikut adalah struktur redaksional di Mojok.co:27
1. Kepala Suku : Puthut EA
2. Pemimpin Redaksi : Agus Mulyadi
3. Redaktur : Yamadipati Seno
Aprilia Kumala
Audian Laili
Ahmad Khadafi
4. Sekretaris Redaksi : Nia Lavinia
5. Desainer Grafis : Ega Fansuri
Rean Aqila
Azka Maula
6. Webmaster : Aditya Rizki
26
https://mojok.co/rame/kilas/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul
16.04 27
https://mojok.co/struktur/ diakses pada 11 Maret 2019 pukul 20.31
63
7. Media Sosial : Doni Iswara
8. Manajer Keuangan : Dyah Permatasari
9. Videografer : Ali Ma‟ruf
64
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Sebelum menganalisis data, penulis akan memberikan
gambaran singkat tentang penelitian yang dilakukan. Penelitian
ini akan meneliti makna yang sebenarnya dari tanda yang ada di
dalam artikel dengan #2019GantiPresiden di Mojok.co yang
menggunakan gaya bahasa satire.
#2019GantiPresiden dicetuskan pertama kali oleh
politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yaitu Mardani Ali Sera
di akun Twitter pribadinya. #2019GantiPresiden meramaikan
media sosial karena menuai beragam komentar dari khalayak.
Data Drone Empirit dalam Viva.co.id, tercatat sejak 1 sampai 10
April 2018 #2019GantiPresiden mendapat 110 ribu mention di
Twitter. Ramainya tagar ini di media sosial, kemudian menjadi
isu hangat yang diangkat ke media lain seperti cetak, elektronik,
maupun online.
Salah satu media online yang mengangkat isu ini adalah
Mojok.co. Mojok.co adalah sebuah media online yang berbasis di
Yogyakarta dan berdiri sejak tahun 2014. Mojok.co menerbitkan
artikel dengan tags #2019GantiPresiden dengan gaya tulisan
satire. Artikel dengan #2019GantiPresiden di Mojok.co
berjumlah 38 artikel terhitung sejak bulan April sampai dengan
bulan Oktober 2018, tetapi dalam penelitian ini penulis hanya
mengambil tiga sampel artikel yang memiliki shares cukup
banyak dan sesuai dengan kriteria satire yang akan dibahas.
65
Mojok.co membuat artikel #2019GantiPresiden dengan
gaya bahasa yang khas, yaitu dengan gaya satire. Satire adalah
sebuah gaya bahasa yang dapat berupa humor yang berisi
sindiran dengan maksud untuk membenarkan sebuah atau sesuatu
sistem yang dirasa salah demi menuju perubahan yang lebih baik.
Mojok.co dalam menggunakan gaya bahasa satire seakan-akan
memberikan sebuah makna tertentu dalam artikel yang
diciptakannya.
Pada bab ini akan membahas mengenai masalah utama
yang menjadi bahan penelitian. Penulis menggunakan teori
Semiotika oleh Charles S. Peirce yang menelaah suatu tanda
dengan menggunakan konsep triangel of meaning, yaitu dengan
menelaah Sign, Object dan Interpretant. Ketiga unsur inilah yang
akan digunakan dalam mengamati makna dari tanda dalam
pemberitaan tentang #2019GantiPresiden di Mojok.co. Penelitian
juga menggunakan analisis sintagmatik yang mencari arti secara
harfiah dari sebuah kata dan analisis paradigmatik yang
mengartikan makna kata secara eksternal dalam penggunaannya
saat berkomunikasi. Penelitian ini juga dilakukan dengan
menggunakan prespektif kebahasaan dan kejurnalistikan. Di
mana tanda dilihat dalam penggunaannya sebagai sebuah bahasa
satire dan melihat bahasa satire itu dari sisi jurnalistik.
66
A. Analisis Teks Artikel “Merenungi Aksi Bullying Massa
#2019GantiPresiden di Arena Car Free Day” - 672 Shares
– 30 April 2018
Tabel 4.1
Rekap Analisis Semiotik Artikel 1
Tanda (Sign) Acuan Tanda
(Object)
Pengguna Tanda
(Interpretant)
Yah, melihat
video se
kelompok
orang yang
membully ibu
dan anaknya
karena alasan
perbedaan
pandangan
politik itu,
besar
kemungkinan,
setan pasti
bahagia
sekaligus
sedih.
Bahagia
karena bisa
membuat
manusia
terpecah
belah. Dan
sedih karena
ternyata
mereka kalah
jahat dari
manusia.
Kegiatan
perundungan
yang dilakukan
oleh pendukung
capres Prabowo
Subianto yang
menggunakan
kaus
#2019GantiPres
iden kepada
pendukung
capres Jokowi
yang
menggunakan
kaus
#DiaSibukKerja
dalam acara Car
Free Day.
Pembelaan
terhadap ibu
dan anak yang
menggunakan
kaus
#DiaSibukKerja
dalam acara Car
Free Day
Kritik terhadap
sekelompok
orang yang
Mojok.co menggunakan
direct satire dalam
artikel ini. Mojok.co
menghaluskan subjek
yang dituju dengan nama
sekelompok orang yang
masuk ke dalam socratic
irony.
Mojok.co menggunakan
perumpamaan setan yang
dituju kepada pendukung
capres Prabowo
Subianto. Hal ini dapat
diinterpretasi sebagai
sebuah bentuk dari gaya
bahasa pertentangan
berupa sarkasme.
Mojok.co juga
menggiring pesan kepada
pembaca bahwa
pendukung capres
Prabowo Subianto adalah
faktor yang membuat
masyarakat Indonesia
terpecah belah menjelang
pilpres (satire implisit).
Di bagian akhir tanda,
Mojok.co menekankan
kesan bahwa pendukung
67
menggunakan
kaus
#2019GantiPres
iden yang
melakukan
perundungan
capres Prabowo Subianto
jauh lebih jahat dari
setan.
Makna dari balik tanda
yang diciptakan
Mojok.co dalam artikel
ini jika diinterpretasi
adalah Mojok.co kontra
terhadap gerakan
#2019GantiPresiden
yang melakukan
perundungan.
1. Tanda (Sign)
Tanda dalam artikel “Merenungi Aksi Bullying
Massa #2019GantiPresiden di Arena Car Free Day”
adalah sebagai berikut:
Yah, melihat video sekelompok orang yang
membully ibu dan anaknya karena alasan
perbedaan pandangan politik itu, besar
kemungkinan, setan pasti bahagia sekaligus sedih.
Bahagia karena bisa membuat manusia terpecah
belah. Dan sedih karena ternyata mereka kalah
jahat dari manusia.
2. Acuan Tanda (Objek)
Dari tanda yang terdapat dalam artikel ini, yang
dijadikan acuan tandanya adalah kegiatan perundungan
yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
menggunakan kaus dengan #2019GantiPresiden kepada
68
ibu dan anak yang menggunakan kaus #DiaSibukKerja
yang terpisah dari rombongan dalam acara Car Free Day.
Acuan tanda yang menyebabkan Mojok.co
menciptakan tanda di atas adalah sikap keprihatinan
terhadap ibu dan anak yang menggunakan kaus
#DiaSibukKerja dalam acara Car Free Day yang
dirundung oleh pengguna kaus #2019GantiPresiden, ini
adalah acuan tanda secara khusus. Perundungan ini terjadi
karena ibu dan anak yang menggunakan kaus
#DiaSibukKerja berada di antara para pengguna kaus
#2019GantiPresiden, hal tersebut dikarenakan ibu dan
anak terpisah dari rombongan kelompoknya.
Selain itu, acuan dari terciptanya tanda ini adalah
sikap kritik yang Mojok.co tujukan kepada pengguna kaus
#2019GantiPresiden yang melakukan perundungan.
3. Penggunaan Tanda (Interpretant)
Mojok.co mengemas peristiwa ini dengan
menggunakan gaya bahasa satire yang dilakukan secara
langsung (direct satire) di dalam artikelnya. Sindiran
langsung ini subjeknya dihaluskan menjadi sekelompok
orang. Kata sekelompok orang tersebut penulis
interpretasikan sebagai pengguna kaus
#2019GantiPresiden di acara Car Free Day secara umum.
Lebih khusus #2019GantiPresiden penulis interpretasikan
69
sebagai mereka yang mendukung capres Prabowo
Subianto.
Makna tanda pada artikel ini didapat dari beberapa
kata. Penjelasan beberapa kata dalam tanda tersebut dalam
penelitian ini dibagi berdasarkan kalimat yang menjadi
tanda satire. Pada kalimat pertama, terdapat kata
sekelompok, diambil dari kata dasar kelompok, berarti
“kumpulan” ditambahi awalan se, berarti “satu, sebuah”.
Kata sekelompok, berarti sebuah kumpulan. Kata orang,
dapat berarti “manusia, kata penggolong untuk manusia,
anak buah, rakyat, suku bangsa” dan lain sebagainya.
Jika kata sekelompok digabungkan dengan kata
orang, memiliki arti sekumpulan orang, yang dalam
kalimat dalam tanda ini merujuk kepada orang-orang yang
menggunakan kaus #2019GantiPresiden. Orang yang
menggunakan kaus #2019GantiPresiden adalah orang
yang mendukung capres Prabowo Subianto pada pilpres
2019.
Dalam kalimat pertama juga terdapat kata membully,
membully adalah istilah bahasa Inggris yang memiliki arti
dalam bahasa Indonesia merundung. Dalam KBBI
merundung memiliki arti “mengganggu; mengusik terus-
menerus; menyusahkan”.1 Mojok.co menggunakan istilah
bahasa Inggris. Segmentasi Mojok.co yang memang
1 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/merundung diakses pada 5
September 2019 pukul 14:03
70
tertuju kepada masyarakat berusia 20-an yang
berpendidikan dan modern, menjadikan Mojok.co sering
menggunakan diksi yang populer di kalangan masyarakat.
Salah satunya adalah bully.
Masih dalam kalimat pertama, kata setan berarti
“roh jahat (yang selalu menggoda manusia supaya berlaku
jahat)”.2 Kata setan biasanya digunakan sebagai ungkapan
kemarahan, sumpah serapah. Kata setan juga biasa
digunakan untuk orang yang sangat buruk perangainya.
Kata bahagia, berarti “keadaan atau perasaan senang dan
tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan)”.3 Kata
sedih, berarti “merasa sangat pilu dalam hati; susah hati”.4
Dari kalimat pertama ini Mojok.co memberikan
perumpamaan bahwa setan dalam arti roh jahat memiliki
perasaan seperti manusia, yaitu perasaan bahagia dan
sedih.
Analisis paradigmatik tanda dari kalimat pertama
didapat dari penjelasan yang ada dalam kalimat pertama
yang berbunyi melihat video sekelompok orang yang
membully ibu dan anaknya karena perbedaan pandangan
politik, besar kemungkinan, setan pasti bahagia sekaligus
sedih. Proposisi pertama dalam kalimat ini sebenarnya
2 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/setan diakses pada 5 September
2019 pukul 14:15 3 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/bahagia diakses pada 5
September 2019 pukul 14:16 4 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sedih diakses pada 5 September
2019 pukul 14:21
71
memang ditujukan kepada pendukung capres Prabowo
Subianto, tetapi dalam tanda satire ini Mojok.co
melakukan penghalusan panggilan terhadap subjek artikel
yang memberikan kesan bahwa Mojok.co tidak ingin
menembak to the point kepada yang bersangkutan.
Padahal penghalusan subjek ini dapat dimaknai sebagai
bentuk dari socratic irony. Di mana Mojok.co berpura-
pura tidak tahu siapa yang melakukan perundungan.
Gaya bahasa satire yang ditampilkan Mojok.co
terdapat pada proposisi kedua dalam kalimat ini yang
berbunyi besar kemungkinan, setan pasti bahagia
sekaligus sedih. Dengan tanda ini Mojok.co memberikan
kesan bahwa ada banyak kalangan yang memperhatikan
gerak-gerik pendukung capres Prabowo Subianto dalam
hal menuju pilpres. Bahkan setan pun memperhatikan
pendukung capres Prabowo Subianto.
Kata setan merupakan istilah yang digunakan oleh
media yang merujuk pada kesan yang tidak baik seperti
sebuah sumpah serapah yang tertuju kepada subjek
artikel. Dalam jurnalistik, penggunaan kata setan
termasuk ke dalam gaya bahasa yang sudah masuk ke
dalam ranah sarkasme, terlebih jika ditujukan untuk
subjek. Mojok.co menggunakan kata setan sebagai bentuk
dari sarkasme yang termasuk ke dalam gaya bahasa
pertentangan. Di mana sarkasme adalah gaya bahasa yang
mengandung sindiran pedas dan menyakiti hati.
72
Jika dilihat dari fungsi media sebagai kontrol sosial,
penggunaan kata sarkasme dirasa kurang tepat oleh media
karena dapat merugikan pihak yang dituju. Tetapi jika
dilihat sebagai sebuah satire yang ditujukan sebagai
sebuah kritik, sarkasme dapat menjadi sebuah sindiran
yang tepat demi perubahan menuju lebih baik dari subjek
yang dituju.
Penjelasan tentang satire dalam tanda di kalimat
kedua didapat dari beberapa kata, seperti kata terpecah
belah, berarti “cerai-berai; pisah-pisah (tidak bersatu
lagi)”.5 Kata kalah, berarti “tidak menang atau dalam
keadaan tidak menang”.6 Kata jahat, berarti “sangat tidak
baik (tentang kelakuan, tabiat, perbuatan)”.7
Bentuk satire dalam praktik jurnalisme komedi yang
kemudian dijadikan tanda dapat dilihat dalam kalimat
kedua, “Bahagia karena bisa membuat manusia terpecah
belah. Dan sedih karena ternyata mereka kalah jahat dari
manusia,”. Analisis paradigmatik dari kalimat kedua
dalam tanda ini dapat dilihat dari Mojok.co yang
menjelaskan bahwa setan merasa bahagia karena kegiatan
perundungan yang terjadi dapat membuat manusia pecah
belah. Dari tanda ini Mojok.co seakan-akan memberikan
5 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pecah%20belah diakses pada 5
September 2019 pukul 14:24 6 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kalah diakses pada 5 September
2019 pukul 14:26 7 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/jahat diakses pada 5 September
2019 pukul 14:28
73
pesan kepada pembaca bahwa kelompok pendukung
capres Prabowo Subianto adalah faktor yang membuat
masyarakat Indonesia terpecah belah menjelang pilpres
2019.
Kemudian Mojok.co juga beranggapan bahwa setan
yang melihat kegiatan perundungan tersebut menjadi
sedih karena merasa kalah jahat dari pendukung capres
Prabowo Subianto. Dengan tanda ini Mojok.co
menggunakan karakteristik satire berupa implisit, di mana
Mojok.co melebih-lebihkan bahwa apa yang dilakukan
kelompok pendukung capres Prabowo Subianto adalah
perlakuan yang lebih jahat dari perbuatan setan. Dengan
tanda ini juga Mojok.co menyamakan subjek artikel
dengan setan.
Dengan tanda di atas Mojok.co memperkuat
pernyataannya bahwa pendukung capres Prabowo
Subianto memang jahat dan jauh lebih jahat daripada
setan. Hal tersebut penulis interpretasikan bahwa
Mojok.co berupaya untuk mengonstruksi artikelnya
sebagai sikap Mojok.co yang mengkritik pendukung
capres Prabowo Subianto.
Keseluruhan makna yang diciptakan Mojok.co
dalam artikel ini dapat diartikan bagi pembaca sebagai
sikap yang diambil oleh Mojok.co dalam kaitannya
dengan gerakan #2019GantiPresiden. Dari tanda ini dapat
74
disimpulkan Mojok.co kontra terhadap gerakan
#2019GantiPresiden. Hal ini dapat dilihat dari
penggunaan tanda yang dilakukan Mojok.co karena tanda
memberikan ciri yang tinggi, yang menunjukkan makna
tertentu.
B. Analisis Teks Artikel “Relawan #2019GantiPresiden
Rencanakan Mudik Bareng Lewat Tol Era Presiden
Yang Mau Diganti” – 1.400 Shares – 31 Mei 2018
Tabel 4.2
Rekap Analisis Semiotik Artikel 2
Tanda (Sign) Acuan Tanda
(Object)
Pengguna Tanda
(Interpretant)
Artikel “Benci
demokrasi tapi
berlindung
dengan tameng
demokrasi,
seperti ingin
sebar gerakan
ganti Presiden
tapi
memanfaatkan
fasilitas-
fasilitas yang
disediakan
Presiden.
Ya boleh sih,
itu tidak
melanggar
hukum, sah
Sikap kontra
gerakan
#2019GantiPresi
den terhadap
pemerintah
Masifnya
gerakan
#2019GantiPresi
den untuk
mengganti
presiden yang
tengah menjabat
Gerakan
#2019GantiPresi
den yang akan
melakukan
mudik bersama
Mojok.co
menggunakan direct
satire dalam artikel ini.
Mojok.co melakukan
kejanggalan logika
dengan menganggap
fasilitas jalan tol yang
dibangun adalah milik
pribadi presiden.
Mojok.co juga
menggabungkan dua
proposisi yang berbeda
dengan maksud
memberi pemahaman
baru. Di mana
Mojok.co menganggap
pendukung
#2019GantiPresiden
75
secara aturan,
dan memang
sudah menjadi
hak warga
negara.
Hanya saja
kalau kata
SpongeBob
SquerePants ini
namanya;
“ironi di atas
ironi.””
Kritik terhadap
gerakan
#2019GantiPresi
den
adalah orang yang
benci demokrasi.
Mojok.co juga
melakukan
pembenaran terhadap
kegiatan mudik
bersama dengan
maksud melakukan
ironi.
Penggunaan istilah dari
Spongebob juga
menggambarkan
bahwa Mojok.co
menganggap
#2019GantiPresiden
kekanak-kanakkan.
Interpretasi
keseluruhan dari artikel
ini adalah bahwa
Mojok.co kontra
terhadap gerakan
#2019GantiPresiden
yang akan melakukan
mudik bersama.
1. Tanda (Sign)
Tanda dalam artikel “Relawan #2019GantiPresiden
Rencanakan Mudik Bareng Lewat Tol Era Presiden
Yang Mau Diganti” adalah sebagai berikut:
Benci demokrasi tapi berlindung dengan
tameng demokrasi, seperti ingin sebar gerakan
ganti Presiden tapi memanfaatkan fasilitas-
fasilitas yang disediakan Presiden. Ya boleh sih,
76
itu tidak melanggar hukum, sah secara aturan, dan
memang sudah menjadi hak warga negara. Hanya
saja kalau kata SpongeBob SquerePants ini
namanya; “ironi di atas ironi.”
2. Acuan Tanda (Object)
Acuan tanda dari artikel ini adalah sikap kontra
gerakan #2019GantiPresiden (pendukung capres
Prabowo Subianto) terhadap presiden yang tengah
menjabat, untuk kemudian menggantinya pada pilpres
2019. Sikap kontra ini dilakukan melalui banyak
kegiatan yang dilakukan oleh gerakan
#2019GantiPresiden, mulai dari melakukan deklarasi di
berbagai daerah sampai pada kegiatan mudik bersama.
Mudik bersama ini dilakukan dengan tujuan untuk
menyebarluaskan semangat ganti presiden sampai ke
pelosok negeri.
Masifnya kegiatan deklarasi dan mudik bersama
oleh gerakan #2019GantiPresiden juga dikritik oleh
Mojok.co yang menjadi acuan tanda pada artikel ini.
3. Pengguna Tanda (Interpretant)
Mojok.co menggunakan jenis direct satire, di
mana Mojok.co mengungkapkan sindiran secara
langsung yang ditujukan kepada para relawan
#2019GantiPresiden yang melakukan aksi mudik
bersama. Satire langsung ini ditunjukkan dengan
77
menggunakan tanda yang langsung sesuai konteks
peristiwa yang dibahas dalam artikel.
Makna tanda pada artikel ini didapat dari beberapa
kata. Penjelasan beberapa kata dalam tanda tersebut
dalam penelitian ini dibagi berdasarkan kalimat yang
menjadi tanda satire.
Pada kalimat pertama, terdapat kata benci, berarti
“sangat tidak suka”.8 Kata demokrasi, berarti “(bentuk
atau sistem) pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut
serta memerintah dengan perantaraan wakilnya;
pemerintahan rakyat”.9 Kata benci adalah kata sifat
yang biasanya digunakan untuk menyatakan
ketidaksukaan kepada suatu hal, namun saat kata benci
disandingkan dengan kata demokrasi menimbulkan
kesan yang tidak baik atau tidak enak. Hal ini
dikarenakan demokrasi adalah sebuah sistem
pemerintahan, sedangkan yang dimaksud hal yang
dibenci di sini adalah orang yang menjalankan
pemerintahan.
Masih di kalimat pertama tanda terdapat kata
tameng, berarti “perisai”10
. Perisai adalah alat untuk
8 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/benci diakses pada 5 September
2019 pukul 15:12 9 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/demokrasi diakses pada 5
September 2019 pukul 15:14 10
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tameng diakses pada 5
September 2019 pukul 15:16
78
melindungi diri dan untuk menangkis senjata.11
Kata
tameng jika disandingkan dengan kata demokrasi,
memiliki arti berlindung di bawah pemerintahan
rakyat. Maksudnya melalui peraturan perundang-
undangan yang berlaku di dalam pemerintahan rakyat.
Setelah tanda tentang benci demokrasi, kalimat
masih dilanjutkan ke tanda satire yang berbunyi seperti
ingin sebar gerakan ganti Presiden tapi memanfaatkan
fasilitas-fasilitas yang disediakan Presiden. Makna
tanda ini didapat dari penjelasan beberapa kata seperti,
kata memanfaatkan, berarti “menjadikan ada
manfaatnya (gunanya dan sebagainya)”.12
Kata
memanfaatkan dalam kalimat ini dapat memiliki
konotasi negatif, seperti hanya ingin mengambil suatu
manfaat tanpa ingin bekerja keras. Kata fasilitas,
berarti "sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi;
kemudahan”.13
Sebelum membahas tentang makna paradigmatik
dari tanda satire pada kalimat pertama ini, secara tidak
langsung sebagai sebuah media Mojok.co melakukan
kejanggalan logika terhadap pernyataannya tentang
fasilitas yang disediakan oleh presiden. Kejanggalan
11
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/perisai diakses pada 5
September 2019 pukul 15:19 12
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/memanfaatkan diakses pada 5
September 2019 pukul 15:23 13
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/fasilitas diakses pada 5
September 2019 pukul 15:29
79
logika ini karena Mojok.co mengartikan fasilitas jalan
tol yang dibangun disediakan oleh presiden. Mojok.co
nampaknya ingin menggiring pemikiran pembaca
untuk beranggapan bahwa fasilitas jalan tol yang
dibangun selama masa periode 2014-2019 adalah
sebuah karya pribadi presiden yang tidak menggunakan
dana dari hasil pajak rakyat dalam Anggaran
Perencanaan Belanja Negara (APBN). Mojok.co
berasumsi bahwa jalan tol yang dibangun adalah
fasilitas yang disediakan presiden, bukan pemerintah.
Dalam tanda satire pada kalimat pertama ini dapat
dianalisis secara paradigmatik bahwa Mojok.co
berusaha menggabungkan dua proposisi dengan
konteks yang berbeda menjadi sebuah kalimat.
Penggabungan dua proposisi ini dilakukan untuk
menciptakan makna baru.
Proposisi pertama dalam kalimat ini berbunyi
“Benci demokrasi tapi berlindung dengan tameng
demokrasi,”. Proposisi ini adalah bentuk satire yang
sebenarnya ditujukan kepada pendukung Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI) terkait kasus pembubarannya sebagai
organisasi masyarakat karena bertentangan dengan
Pancasila yang tertera dalam Peraturan Perundang-
undangan (Perpu) yang disahkan oleh presiden.
Kata benci demokrasi adalah istilah yang pertama
kali diciptakan oleh pendukung capres Jokowi untuk
80
mencibir HTI terkait penolakan HTI terhadap Perppu
No.2 Tahun 2017 tentang Organisasi Masyarakat.
Mojok.co kemudian mengutip pendukung capres
Jokowi dan menjadikannya sebuah wacana dalam
artikel #2019GantiPresiden. Hal ini jelas berbeda jauh
di luar konteks peristiwa dalam artikel. Dengan
mengutip pendukung capres Jokowi, penulis
interpretasikan bahwa secara tidak langsung telah
memperlihatkan Mojok.co kontra terhadap pendukung
capres Prabowo Subianto.
Sedangkan proposisi kedua berbunyi “seperti
ingin sebar gerakan ganti Presiden tapi memanfaatkan
fasilitas-fasilitas yang disediakan Presiden”. Proposisi
ini jelas ditujukan kepada pendukung capres Prabowo
Subianto terkait gerakan #2019GantiPresiden yang
akan melakukan mudik bersama.
Mojok.co menggabungkan dua proposisi yang
bertentangan dengan logika demi menggiring pembaca
kepada pemahaman baru. Dapat dikatakan
bertentangan logika karena Mojok.co dengan sengaja
menggabungkan dua subjek yang berbeda dalam
konteks yang berbeda juga, tetapi tetap disatukan
dalam satu kalimat.
Mojok.co juga menggunakan konjungsi
perbandingan dengan menggunakan kata seperti. Dari
konjungsi dua proposisi dari kalimat ini, penulis
81
interpretasikan bahwa Mojok.co berusaha menggiring
pembaca untuk mengartikan bahwa benci demokrasi
pada proposisi pertama ditujukan kepada pendukung
capres Prabowo Subianto yang berada di proposisi
kedua. Hal ini karena pendukung capres Prabowo
Subianto ingin mengganti presiden yang tengah
menjabat tetapi tetap menggunakan fasilitas berupa
jalan tol yang dibangun di masa presiden yang ingin
diganti.
Makna dari kalimat ini bahwa Mojok.co
menggiring pembaca untuk beropini bahwa masyarakat
yang mudik menggunakan fasilitas jalan tol, khususnya
pendukung capres Prabowo Subianto adalah orang-
orang yang benci demokrasi.
Dalam kalimat kedua makna satire didapat dari
penjelasan beberapa kata, seperti kata sih, berarti “kata
penambah atau penegas dalam kalimat tanya”.14
Kata
melanggar, berarti “menyalahi; melawan”.15
Kata sah,
berarti “dilakukan menurut hukum (undang-undang,
peraturan) yang berlaku”.16
Kata hak, berarti
14
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sih diakses pada 5 September
2019 pukul 15:30 15
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/melanggar diakses pada 5
September 2019 pukul 15:33 16
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sah diakses pada 5 September
2019 pukul 15:35
82
“kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk
menuntut sesuatu”.17
Dalam kalimat kedua dalam tanda, Mojok.co
memberikan suatu pernyataan “ya boleh sih, itu tidak
melanggar hukum, sah secara aturan, dan memang
sudah menjadi hak warga negara”. Tanda ini adalah
bentuk dari gaya bahasa pertentangan berupa ironi. Di
mana Mojok.co mengungkapkan suatu pertanyaan
yang sebenarnya bertentangan dengan apa yang
dikatakan.
Mojok.co ingin membenarkan kegiatan mudik
bersama yang dilakukan oleh gerakan
#2019GantiPresiden. Padahal pembenaran itu adalah
bentuk dari kritik yang dilakukan oleh Mojok.co
terhadap gerakan #2019GantiPresiden. Mojok.co
terlihat ingin melemahkan kegiatan yang dilakukan
oleh pendukung capres Prabowo Subianto.
Dengan tanda Ya boleh sih, itu tidak melanggar
hukum, Mojok.co juga memberikan pernyataan bahwa
tidak ada kegiatan yang melanggar hukum. Tetapi
dengan pernyataan ini Mojok.co secara tidak langsung
mengisyaratkan kepada pembaca bahwa menggunakan
fasilitas jalan tol menjadi sebuah pelanggaran norma.
17
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hak diakses pada 8 September
2019 pukul 13:35
83
Penggunaan fasilitas jalan tol adalah hak warga
negara, siapa pun pilihan politiknya. Hal tersebut
penulis interpretasikan sebagai sebuah cara Mojok.co
mengonstruksi sebuah makna kepada pembaca. Makna
dari tanda ini adalah Mojok.co kontra terhadap gerakan
#2019GantiPresiden yang oleh Mojok.co ditonjolkan
melalui tanda yang diberikan penegasan dan tekanan
dengan maksud melakukan satire.
Dalam kalimat ketiga tanda di artikel ini terdapat
kata ironi, berarti “kejadian atau situasi yang
bertentangan dengan yang diharapkan atau yang
seharusnya terjadi, tetapi sudah menjadi suratan
takdir”.18
Kutipan “ironi di atas ironi,” yang diambil dari
kartun Spongebob Squarepants adalah bentuk
penegasan dan penekanan ketidaksetujuan Mojok.co
terhadap pendukung capres Prabowo Subianto. Kartun
Spongebob Squarepants bercorak postmodern, yang
banyak mendekonstruksi hal serius menjadi tampak
konyol dan bodoh.
Penulis tidak menemukan data dan alasan secara
valid mengapa Mojok.co menggunakan kutipan ironi di
atas ironi yang berasal dari kartun Spongebob
18
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ironi pada 6 September 2019
pukul 16:20
84
Squarepants serta apa hubungannya dengan peristiwa
dalam artikel. Namun penulis menginterpretasikan
bahwa Mojok.co memandang gerakan
#2019GantiPresiden yang melakukan mudik bareng
menggunakan fasilitas jalan tol sebagai sebuah sikap
kekanak-kanakan atau tidak paham terhadap norma.
Dari interpretasi penulis, dapat dilihat maknanya
bahwa Mojok.co menggiring pembaca untuk ikut kritis
dan kontra terhadap pendukung capres Prabowo
Subianto yang menggunakan fasilitas jalan tol sambil
menyebarkan semangat ingin mengganti presiden pada
pilpres 2019.
C. Analisis Teks Artikel “Ahmad Dhani Yang Diusir Di
Kampung Halamannya Sendiri” – 27 Agustus 2018
Tabel 4.3
Rekap Analisis Semiotik Artikel 3
Tanda (Sign) Acuan Tanda
(Object)
Pengguna Tanda
(Interpretant)
Artikel
“Kasihan ya,
Dhani.
Ternyata
perbedaan
pandangan
politik, bisa
menjadikan
Ahmad Dhani
Masyarakat
Surabaya yang
menolak gerakan
#2019GantiPresid
en
Penolakan
masyarakat
terhadap Ahmad
Mojok.co
menggunakan direct
satire yang dilakukan
dengan nada cibiran
atau cemoohan yang
ditujukan kepada
Ahmad Dhani yang
akan melakukan
deklarasi
85
diusir dari
kampung
halamannya
sendiri, ya.
Bahkan
disuruh balik
ke tanah
rantau lagi.
Padahal kan
biasanya,
orang-orang
yang sukses di
tanah rantau,
justru diminta
untuk pulang
ke kampung
halaman. Ini
kok~
Atau yang
mengusir
Ahmad Dhani
sebenarnya
justru adalah
fans Maia
Estianty garis
keras?”
Dhani yang akan
melakukan
deklarasi
#2019GantiPresid
en di Surabaya
Terjadinya
deklarasi gerakan
#2019GantiPresid
en di berbagai
daerah
Banyaknya
hadangan dari
masyarkat
Surabaya yang
tidak setuju
adanya deklarasi
#2019GantiPresid
en
Kritik terhadap
Ahmad Dhani
#2019GantiPresiden di
Surabaya.
Mojok.co juga
melakukan sebuah
satire implisit yang
keluar jauh dari
konteks dan
menjadikannya opini
yang jauh dari konteks
artikel.
Makna yang ingin
dikonstruksi oleh
Mojok.co adalah bahwa
Mojok.co kontra
terhadap pilihan politik
Ahmad Dhani.
1. Tanda (Sign)
Tanda dalam artikel “Ahmad Dhani Yang Diusir Di
Kampung Halamannya Sendiri” adalah sebagai berikut:
Kasihan ya, Dhani. Ternyata perbedaan
pandangan politik, bisa menjadikan Ahmad Dhani
diusir dari kampung halamannya sendiri, ya. Bahkan
disuruh balik ke tanah rantau lagi. Padahal kan
biasanya, orang-orang yang sukses di tanah rantau,
86
justru diminta untuk pulang ke kampung halaman. Ini
kok~ Atau yang mengusir Ahmad Dhani sebenarnya
justru adalah fans Maia Estianty garis keras?
2. Acuan Tanda (Objek)
Acuan tanda dari artikel ini adalah ditolaknya aksi
deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya yang akan
dilakukan oleh Ahmad Dhani. Ahmad Dhani adalah
seorang musisi Indonesia dan juga salah satu politikus
dari Partai Gerindra. Partai Gerindra adalah partai yang
mengusung dan mendukung Prabowo Subianto sebagai
capres untuk kembali maju dalam pilpres 2019. Sebagai
salah satu politikusnya, Ahmad Dhani turut mendukung
aksi #2019GantiPresiden dengan melakukan deklarasi di
kampung halamannya.
Acuan tanda dalam artikel ini juga dilihat dari
masyarakat Surabaya yang kontra terhadap gerakan
#2019GantiPresiden. penghadangan yang dilakukan
masyarakat Surabaya akan deklarasi #2019GantiPresiden
juga menjadi acuan tanda dalam artikel ini.
3. Penggunaan Tanda (Interpretant)
Peristiwa penolakan yang dilakukan oleh
masyarakat terhadap Ahmad Dhani yang akan melakukan
deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya dituangkan
oleh Mojok.co melalui artikelnya dengan nada ironi yang
ditunjukkan secara langsung (direct satire) kepada Ahmad
Dhani.
Makna tanda pada artikel ini didapat dari beberapa
kata. Penjelasan beberapa kata dalam tanda tersebut dalam
87
penelitian ini dibagi berdasarkan kalimat yang menjadi
tanda satire. Pada kalimat pertama, terdapat kata kasihan,
berarti “rasa iba hati”.19
Mojok.co menyatakan seruan rasa
iba hati kepada Ahmad Dhani, yang oleh penulis
diinterpretasikan sebagai sebuah cemoohan atau rasa
kecewa terhadap Ahmad Dhani yang dalam gerakan
politiknya mendukung #2019GantiPresiden. Dalam
kalimat ini Mojok.co memperlihatkan karakteristik satire
berupa verbal irony di mana Mojok.co memberikan
pernyataan “Kasihan ya, Dhani” yang sebenarnya adalah
sebuah kritik.
Selanjutnya kata pandangan, berarti “pendapat”.20
Kata politik, berarti “mengenai ketatanegaraan atau
kenegaraan”.21
Ketika kata perbedaan pandangan
disandingkan dengan kata politik, itu memiliki arti
berbedanya pilihan tentang politik, dalam hal ini
kaitannya dengan capres dalam pilpres 2019.
Berikutnya kata diusir, berarti “menyuruh pergi
dengan paksa; menyuruh (orang lain) meninggalkan
tempat; menghalau”.22
Kata kampung, berarti “desa;
19
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kasihan diakses pada 6 September 2019
pukul 16:27\ 20
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pandangan diakses pada 5
September 2019 pukul 14:09 21
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/politik diakses pada 5 September
2019 pukul 14:10 22
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mengusir diakses pada 6
September 2019 pukul 16:31
88
dusun”.23
Kata halaman, berarti “pekarangan rumah
(sekolah dan sebagainya); tanah di sekitar rumah (sekolah
dan sebagainya)”.24
Kata kampung jika disandingkan
dengan kata halaman memiliki arti desa tempat seseorang
dilahirkan.
Dalam kalimat selanjutnya terdapat kata balik,
berarti “kembali; pulang”.25
Kata tanah, berarti
“permukaan bumi atau lapisan bumi yang di atas
sekali”.26
Kata rantau, berarti “daerah (negeri) di luar
daerah (negeri) sendiri atau daerah (negeri) di luar
kampung halaman”.27
Dalam tanda satire pada kalimat pertama ini dapat
dianalisis secara paradigmatik. Dalam tanda “Kasihan ya,
Dhani,” adalah bentuk ironi yang diciptakan Mojok.co
terhadap Ahmad Dhani dengan ditonjolkan melalui tanda
yang berisi keprihatinan terhadap Ahmad Dhani. Penulis
menginterpretasikan pernyataan ini sebagai sebuah
ejekkan dan sebuah cara Mojok.co memberikan pesan
kepada pembaca bahwa sebenarnya Ahmad Dhani salah
dan patut dikritik dengan cara mengasihani.
23
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kampung diakses pada 6
September 2019 pukul 16:47 24
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/halaman diakses pada 6
September 2019 pukul 16:48 25
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/balik diakses pada 6 September
2019 pukul 16:34 26
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tanah diakses pada 6 September
2019 pukul 16:49 27
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rantau diakses pada 6 September
2019 pukul 16:53
89
Dalam interpretasi penulis, Mojok.co membingkai
tanda “Ternyata perbedaan pandangan politik, bisa
menjadikan Ahmad Dhani diusir dari kampung
halamannya sendiri, ya,” memberikan pernyataan bahwa
pilihan politik Ahmad Dhani dapat membuat Ahmad
Dhani diusir dari kampung halamannya.
Tanda “disuruh balik ke tanah rantau lagi,”
adalah sebuah penguatan dan penegasan bahwa pilihan
politik Ahmad Dhani untuk mendukung capres Prabowo
Subianto tidak dapat diterima oleh masyarakat di
Surabaya. Dalam interpretasi penulis, Mojok.co ingin
menggiring pembaca bahwa sebenarnya kota Surabaya
tidak setuju dengan gerakan #2019GantiPresiden.
Kata dalam kalimat selanjutnya adalah sukses.
Kata sukses, berarti “berhasil”. Kata diminta, berarti
“berkata-kata supaya diberi atau mendapat sesuatu;
mohon”. Kata kok, berarti “kata yang digunakan untuk
menekankan atau menguatkan maksud”.28
Kata kok pada
kalimat ini menekan dengan menyangsikan kepulangan
Ahmad Dhani ke kampung halaman.
Mojok.co kembali mengungkapkan pendapat
bahwa tidak sewajarnya orang rantau diusir dari kampung
halaman seperti dalam tanda, “Padahal kan biasanya,
orang-orang yang sukses di tanah rantau, justru diminta
28
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kok diakses pada 6 September
2019 pukul 16:54
90
untuk pulang ke kampung halaman. Ini kok~”. Tanda ini
adalah pengulangan Mojok.co untuk kali ke tiga.
Pengulangan pernyataan dalam artikel ini
menyiratkan bahwa pernyataan tersebut penting untuk
diingat pembaca. Dalam interpretasi penulis, pernyataan
ini merupakan salah satu cara Mojok.co menggiring
pemahaman bahwa sebenarnya Mojok.co mengkritik
Ahmad Dhani yang mendukung gerakan
#2019GantiPresiden. Pilihan Ahmad Dhani untuk
mendukung gerakan #2019GantiPresiden, yang pada
akhirnya membuatnya diusir dari kampung halamannya
sendiri.
Dalam kalimat terakhir terdapat kata fans. Fans
adalah kata dalam bahasa Inggris yang memiliki arti
penggemar. Maia Estianty adalah mantan isteri Ahmad
Dhani. Kata garis, berarti “coretan panjang”.29
Kata
keras, berarti “padat kuat dan tidak mudah berubah
bentuknya atau tidak mudah pecah”.30
Ketika kata garis
disandingkan dengan kata keras, memiliki arti strategi
untuk memperjuangkan paham dengan perlawanan. Tetapi
dalam kalimat ini kata garis keras memiliki arti
penggemar Maia Estianty yang fanatik.
Mojok.co juga menggunakan karakteristik satire
berupa implisit yang melebih-lebihkan dan keluar dari
29
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/garis diakses pada 6 September
2019 pukul 16:56 30
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/keras diakses pada 6 September
2019 pukul 16:57
91
konteks. Di mana topik penolakan Ahmad Dhani bukan
semata karena perbedaan pandangan politik, tetapi juga
karena penolakan dari penggemar berat mantan isteri
Ahmad Dhani, yaitu Maia Estianty.
Hal ini dapat di lihat dari tanda “Atau yang
mengusir Ahmad Dhani sebenarnya justru adalah fans
Maia Estianty garis keras,”. Tanda ini mengarah ke
urusan pribadi subjek artikel, yang jauh dari fakta di
lapangan karena tidak ditemukannya data yang valid
terhadap penolakan terhadap Ahmad Dhani di Surabaya
yang disebabkan oleh penggemar Maia Estianty.
Dalam interpretasi penulis, makna yang ingin
dibangun oleh Mojok.co melalui artikel ini adalah
Mojok.co mengkritik Ahmad Dhani yang mendukung
gerakan #2019GantiPresiden. Sehingga Mojok.co
membuat artikel satire tentang Ahmad Dhani yang
bertujuan untuk mencemooh Ahmad Dhani terhadap
pilihan politiknya.
92
BAB V
PEMBAHASAN
A. Interpretasi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna satire
sebagai praktik jurnalisme komedi dalam artikel-artikel
berlabel #2019GantiPresiden pada Mojok.co. Mojok.co
menggunakan gaya bahasa satire sebagai alternatif dalam
menyajikan informasi mengenai gerakan
#2019GantiPresiden.
Sebelum melihat penggunaan satire dari perspektif
kejurnalistikan, perlu diketahui bahwa beberapa penelitian
terdahulu tentang penggunaan konsep satire dalam
jurnalisme memberikan hasil yang positif. Di mana dapat
meningkatkan fungsi kritikal terhadap politik dan partisipasi
terhadap politik bagi mereka yang menyaksikan acara
televisi yang menggunakan konsep satire dan jurnalisme.
Jika dilihat dari sisi ini dapat dikatakan berhasil. Seperti yang
dikemukakan oleh Hye Jin Lee, editor dari jurnal A Dialogue
on Satire News and the Crisis of Truth in Postmodern
Political Television by Jeffrey P. Jones and Geoffrey Baym,
mengatakan:
“Futhermore, such shows not only do a better job
in engaging individuals in reasoned discussions that
are important in upholding a democratic system, but
93
are also able to provide audiences with meaningful
resources for citizenship and civic engagement.”
Dari sisi kejurnalistikan, dengan menggunakan konsep
jurnalisme komedi, Mojok.co seakan-akan ingin memberikan
pilihan baru kepada khalayak dalam penyajian sebuah
informasi. Di mana Mojok.co menyajikan informasi dengan
menggunakan gaya bahasa satire berupa humor, parodi, atau
sindiran untuk menghibur masyarakat. Tetapi hasil analisis
menemukan bahwa Mojok.co justru mengemas informasi
dengan gaya bahasa yang jauh dari koridor jurnalistik.
De Vito menyebutkan bahwa media mendesain
program-program mereka untuk menghibur khalayak. Tentu
saja sebenarnya, mereka memberi hiburan itu untuk
mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin.1
Penggunaan gaya bahasa satire oleh Mojok.co dilihat
bukan saja semata untuk memberikan pilihan kepada
khalayak, tetapi juga penulis interpretasikan sebagai cara
Mojok.co menarik banyak perhatian dari khalayak untuk
nantinya menjadi pembaca tetap Mojok.co yang akan
menjadi sumber pemasukan. Hal ini memperlihatkan
karakter Mojok.co sebagai sebuah perusahaan komersial.
Karakter media ganda, baik sebagai perusahaan komersial
maupun elemen kunci dalam kehidupan politik, budaya, dan
sosial di masyarakat.2
1 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009) h.239 2 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail¸(Jakarta:
Penerbit Salemba Humanika, 2012) h.274
94
Sebagai sebuah media, citra yang ingin ditampilkan
oleh Mojok.co kepada publik dalam menyajikan artikel
adalah sebagai sebuah media yang menyajikan artikel dengan
gaya menghibur dan juga tetap berimbang atau netral.
Namun dari hasil penelitian yang dilakukan justru
menunjukkan sikap kritis terhadap gerakan
#2019GantiPresiden. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan
satire langsung yang dilakukan oleh Mojok.co.
Ketiga artikel yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini menggunakan satire langsung yang oleh Mojok.co
ditujukan kepada pendukung capres Prabowo Subianto. Hal
ini penulis interpretasikan bahwa Mojok.co kontra terhadap
pendukung capres Prabowo Subianto. Penggunaan satire
langsung ini dilakukan untuk menggiring pembacanya
memiliki pandangan politik yang sama dengan Mojok.co.
Padahal sebagai sebuah media Mojok.co dituntut untuk
berimbang dan netral dengan tidak memihak kepada
siapapun dalam urusan politik. Hal ini seperti yang dikatakan
oleh Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Abdul
Maman, “Kami organisasi wartawan memiliki hak moral
untuk mengingatkan jangan menggunakan media untuk
politik. Karena media memilik tanggung jawab yang sangat
besar untuk melayani kepentingan publik,".3
3 https://www.merdeka.com/peristiwa/punya-tanggung-jawab-besar-
ke-publik-media-harus-netral-di-pemilu-2019.html diakses pada 30 September
2019 pukul 22:13
95
Hasil penelitian selanjutnya menemukan bahwa
penggunaan satire oleh Mojok.co justru menggunakan kata
sarkasme yang seharusnya tidak dilakukan oleh media. AS
Haris Sumadiria dalam bukunya Bahasa Jurnalistik;
Panduan Praktik Penulis dan Jurnalis mengatakan bahwa
“bahasa jurnalistik tunduk kepada kaidah etis. Jadi bahasa
jurnalistik terlarang menggunakan kata-kata kasar, menyakiti
hati, tidak enak didengar, vulgar, sarat sumpah-serapah, dan
lebih jauh lagi mencerminkan pola perilaku orang, atau
kelompok masyarakat yang tidak beradab.”4 Penggunaan
kata sarkasme ini tampak ketika Mojok.co menyamakan
pendukung capres Prabowo Subianto dengan setan.
Penggunaan kata sarkasme dapat penulis
interpretasikan sebagai sarana penggambaran oleh Mojok.co
bahwa pendukung capres Prabowo Subianto jahat dan tidak
lebih baik dari kelompok lain. Hal ini menggiring opini
pembaca untuk beranggapan negatif terhadap pendukung
capres Prabowo Subianto karena jahat seperti setan, telah
membuat masyarakat Indonesia terpecah belah.
Penggunaan ungkapan yang lebih halus, yang
digunakan Mojok.co dalam mengonstruksi artikelnya juga
memiliki makna tertentu, yang terkadang memiliki arti
ambigu karena tidak dapat dilihat sebagai sikap yang pro
atau kontra terhadap subjek yang dituju. Hal ini nampak
4 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan
Featrue; Panduan Praktis Jurnalis Profesional. (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2008) Cet. Ke-3, h.161
96
ketika Mojok.co melakukan penghalusan julukan terhadap
subjek yang sebenarnya sudah dapat pembaca artikan sebagai
pendukung capres Prabowo Subianto. Seperti yang dikatakan
oleh AS Sumadiria dalam buku Bahasa Jurnalistik: Panduan
Praktis Penulis dan Jurnalis, “Eufemisme kerap
mengaburkan makna pesan sekaligus dapat memanipulasi
fakta yang hendak disampaikan kepada khalayak.” Hal ini
dalam jurnalistik tidak dibenarkan, karena dalam jurnalistik
sebuah informasi harus disampaikan dengan maksud yang
jelas, tidak bermakna ganda.
Mojok.co juga melakukan pembingkaian melalui
penggunaan kata-kata yang dipilihnya. Hal ini untuk
menjuruskan pikiran pembaca kepada hal yang dikehendaki
Mojok.co, dalam hal ini adalah kontra terhadap capres
Prabowo Subianto. Hal ini nampak ketika Mojok.co
menggunakan kata setan yang dianggap sebagai kelompok
yang mengawasi kegiatan pendukung capres Prabowo
Subianto. Pilihan kata yang dilakukan oleh Mojok.co penulis
interpetasikan sebagai pembentukan realitas yang tidak
berdasarkan fakta karena di dunia ini tidak ada yang tahu apa
yang dilakukan oleh setan. Hall (1928) dalam Wibowo
(2010:122) berpendapat bahwa berkenaan dengan eksistensi
media massa, dewasa ini tidak lagi mereproduksi realitas
atau tidak lagi menjadi wadah penyalur informasi, tetapi
97
justru menentukan realitas atau melakukan pembingkaian
melalui pemakaian kata-kata tertentu yang dipilih.5
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa Mojok.co
melakukan pelabelan subjek. Hal ini nampak ketika
Mojok.co memberi label kepada pendukung capres Prabowo
Subianto sebagai kelompok yang benci demokrasi. Hal ini
penulis interpretasikan sebagai cara Mojok.co
melangsungkan propaganda medianya.
Harold D. Lasswell mengatakan “propaganda dalam
arti yang paling luas adalah teknik memengaruhi tindakan
manusia dengan memanipulasi representasi (penyajian).
Representasi bisa berbentuk lisan, tulisan, gambar, atau
musik.6 Sebagai lembaga penyebar informasi kepada
khalayak, menurut teori normatif media dalam Teori
Komunikasi Massa McQuail, tidak dibenarkan media
melakukan propaganda karena media sebenarnya ditujukan
untuk kepentingan publik.
Hasil analisis dalam penelitian ini juga menemukan
bahwa Mojok.co menggunakan satire implisit yang melebih-
lebihkan dan keluar dari konteks bahkan jauh dari fakta yang
ada di lapangan. Hal ini tampak ketika Mojok.co
menggunakan selebritas yang juga sebagai politikus Partai
Gerindra untuk membangun citra negatif terhadap
5 Apriadi Jamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2012) h.85 6 Werner J, Severin dan James W. Tankurd Jr. Teori Komunikasi,
Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa Edisi ke-5. (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group: 2005) h.128
98
pendukung capres Prabowo Subianto dengan menggunakan
konteks yang tidak terkait dengan isu dan mengarah ke
urusan pribadi. Hikmat menjelaskan dalam buku Jurnalistik,
Teori, dan Praktik bahwa selaku wakil dari pembaca dan
pendengar berita, seorang wartawan harus senantiasa
berusaha untuk menempatkan setiap fakta atau kumpulan
fakta-fakta menurut proporsinya yang wajar.7
Penggunaan satire implisit ini penulis interpretasikan
bahwa Mojok.co mencederai Kode Etik Jurnalistik pada
pasal 1 yang berbunyi “Wartawan Indonesia bersikap
independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang,
dan tidak beritikad buruk.” dan pasal 3 yang berbunyi,
“Wartawan Indonesia selalu menguji informasi,
memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta
dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga
tak bersalah,”.8
Satire dalam kesusastraan biasanya dituangkan melalui
karya tulisan baik berupa novel atau cerita pendek. Dalam
sastra, satiris klasik yang terkenal antara lain Aristophanes,
Horace, dan Juvenal, diikuti kemudian oleh Rabelais, Defoe,
Swift, dan Voltaire (Shadily, 1984:3040).9 Dalam jurnalisme
komedi, penggunaan satire dalam bidang jurnalistik kembali
7 Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik,
Teori, dan Praktik (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005) h.53 8 https://tirto.id/kode-etik-jurnalistik-8Nb diakses pada 11 September
2019 pukul 15:17 9 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan
Featrue; Panduan Praktis Jurnalis Profesional. (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2008) Cet. Ke-3, h.156
99
populer di abad 21, berawal dari Amerika Serikat yang
menggunakan satire dalam acara televisi seperti The Daily
Show with Jon Stewart. Mojok.co tampaknya ingin
mengadopsi satire dengan menggunakan media tulisan.
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa satire yang
dilakukan Mojok.co digunakan untuk menggiring opini
pembaca untuk mendukung kepentingannya, dalam hal ini
media sebagai bisnis. Hal ini sejalan dengan pemikiran AS
Haris Sumadiria yang mengatakan, “Pers terus tumbuh tidak
saja sebagai media komunikasi massa secara profesional,
melainkan juga sebagai usaha bisnis.”10
Seperti yang dikatakan oleh Malcom X bahwa
kekuatan media sungguh luar biasa dalam menggiring opini
sesuai dengan keinginan media, seperti dalam pernyataannya
“the media’s the most powerfull entity on earth. They save
the power to make the innocent guilty and to make the guilty
innocent, and that’s power. Because they control the minds
of the masses,”11
. Dari satire yang diteliti sangat
memperlihatkan sikap dan posisi Mojok.co terhadap
kontestasi pilpres 2019, hal ini karena tanda memberikan ciri
yang tinggi yang menggambarkan maksud dan posisi media.
Dengan tanda yang ada dalam ketiga sampel yang diteliti,
10
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009) h.223 11
https://www.kompasiana.com/teguh01190/5c21930baeebe15d1b63c
767/netralitas-media-dalam-kontestasi-politik-2019?page=all diakses pada 30
September 2019 pukul 12:08
100
terlihat bahwa Mojok.co kontra terhadap gerakan
#2019GantiPresiden.
101
BAB VI
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil riset ini mengemukakan bahwa penggunaan
satire dalam artikel #2019GantiPresiden tidak efektif untuk
dapat menjadi alternatif dalam menyajikan informasi
mengenai kontestasi pilpres 2019 karena penggunaan satire
tidak sesuai dengan kaidah jurnalistik. Penggunaan satire
oleh Mojok.co dalam artikel ini tidak berimbang dan netral,
dari tanda yang dihasilkan memperlihatkan
keberpihakkannya.
Satire yang dilakukan oleh Mojok.co mengandung
unsur sarkasme yang seharusnya tidak digunakan dalam
bahasa jurnalistik. Mojok.co juga menggunakan satire
sebagai alat propaganda untuk mengonstruksi dan
menggiring opini pembaca menuju apa yang Mojok.co
maknai. Mojok.co juga mencederai Pasal 1 dalam Kode Etik
Jurnalistik dalam poin “menghasilkan berita yang akurat”
dan Pasal 3 dalam poin “tidak mencampurkan fakta dan
opini”.
Dari ketiga sampel yang dijadikan bahan penelitian,
terlihat pola yang sama, di mana Mojok.co selalu
menempatkan tanda di akhir dari artikel yang merupakan
102
bagian penutup dari sebuah peristiwa yang dilaporkan. Tanda
tersebut yang memiliki kekuatan unsur satire dalam artikel
yang menjadi praktik dari jurnalisme komedi. Dalam
penelitian ini ditemukan satire yang digunakan adalah satire
langsung.
Penggunaan satire langsung ditujukan untuk
memojokkan pendukung capres Prabowo Subianto. Hal ini
secara tidak langsung penulis simpulkan bahwa Mojok.co
kontra terhadap gerakan #2019GantiPresiden yang
mendukung capres Prabowo Subianto.
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan unsur bahasa satire yang termasuk ke dalam
jurnalisme komedi, jika dilihat dari perspektif jurnalisme
yang menggunakan aturan dalam Kode Etik Jurnalistik, tidak
dapat dijadikan sebagai sebuah pilihan dalam penyajian
informasi. Hal ini karena penggabungan dua bidang ilmu ini
dapat meleburkan batas-batas pengertian sebuah berita dan
hiburan. Serta mengaburkan makna yang sebenarnya terjadi
di lapangan.
Diperlukannya konsep yang lebih utuh dan lebih jauh
untuk mengelaborasi dua bidang ini sampai pada tahap di
mana jurnalisme dapat dinikmati sebagai sebuah hiburan
yang syarat akan informasi tetapi tetap mengikuti kaidah
kejurnalistikan. Selain itu diperlukannya juga literasi
103
terhadap masyarakat tentang satire dan bagaimana satire
dapat digunakan dalam penyajian informasi. Dengan
berkembangnya cara media menyampaikan informasi, media
pasti tetap memiliki pandangan atau sisi dalam
pembentukkan opini masyarakat tentang politik dan berita
yang tengah berkembang. Masyarakat diharuskan tetap
memiliki sikap kewaspadaan terhadap informasi dan
melakukan pengecekkan ganda.
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti lakukan, maka
peneliti ingin memberikan beberapa saran baik kepada
segenap akademisi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
khususnya Program Studi Jurnalistik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, serta bagi pembaca artikel di Mojok.co,
yaitu sebagai berikut:
1. Jika satire digunakan sebagai praktik dari jurnalisme
komedi, satire tetap harus mengedepankan kaidah dan
aturan dalam penulisan jurnalistik. Meskipun produk
jurnalistik itu berbentuk artikel dan bukan berita, tidak
dibenarkan adanya penggunaan gaya bahasa yang
dapat mencederai kerja jurnalistik yang
mencampuradukkan fakta dan opini. Meskipun tidak
dapat dipungkiri semakin modern, semakin pudar pula
batasan antara berita atau opini. Tetapi sebagai sebuah
media harusnya tetap menjalankan misi menyebarkan
informasi yang baik karena media memiliki
104
tanggungjawab terhadap informasi yang disebarkan
kepada khalayak.
2. Masyarakat atau publik yang menerima hasil dari kerja
jurnalisme komedi diharapkan untuk tidak hanya
melihat informasi dari satu sisi saja. Membaca artikel
yang syarat akan informasi serta memiliki unsur
hiburan memang menjadi salah satu cara untuk
menghibur diri, tetapi tetap harus mengikuti berita dan
informasi dari sumber lain untuk mendapatkan kualitas
kebenaran sebuah informasi. Serta diperlukannya
literasi terhadap satire.
105
DAFTAR PUSTAKA
Baym, Geoffrey. 2006. “The Daily Show:Discursive Integration and the
Reinvention of Political Journalism, Political Communication”. Taylor
& Francis Inc.
Budiman, Kris. 2011. Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas.
Yogyakarta: Jalasutra.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penulisan Kuantitatif; Komunikasi; Ekonomi;
Kebijakan Publik, Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
K, Septiawan Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Kriyanto, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi (Disertai Contoh
Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran). Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Kusumaningrat, Hikmat. Purnama Kusumaningrat. 2005. Jurnalistik, Teori, dan
Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jambaruka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
McQuail, Denis. 2012. Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika.
Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik Edisi Kedua. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia.
Morisan. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia.
106
Severin, Werner J. James W. Tankurd Jr. 2005. Teori Komunikasi, Sejarah,
Metode, dan Terapan di dalam Media Massa Edisi ke-5. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suhaimi. Nasrullah, Ruli. 2009. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Jakarta.
Sumbadiria, AS Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Featrue;
Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Sumbadiria, AS Haris. Cet. Ke-2 2008. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis
Penulis dan Jurnalis, Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
Suryawati, Indah. 2011. Jurnalistik Suatu Pengantar; Teori dan Praktik. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia.
Jurnal dan Penelitian
Burton, Sarah J. 2010. “More Than Entertaiment”: The Role of Satirical News in
Dissent, Deliberation, and Democracy. Pennsylvania.
Henderson, J. Comic Hero versus Political Elite
Nuryanah, Yanty. 2017. Satir Dalam Kumpulan Cerpen Kuda Terbang Maria
Pinto Karya Linda Christiany dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta.
Suminar, Agustina. Wacana Satire Politik Dalam Situs Mojok.co. Jakarta.
Utomo, Wisnu Prasetya. Menertawakan Politik: Anak Muda, Satire, dan Parodi
dalam Situs Mojok.co, (Jurnal Studi Pemuda, 2005) Vol.4 No.1
107
Wadipalapa, Rendi Pahlun. 2015, Meme Culture & Komedi-Satire Politik:
Kontestasi Pemilihan Presiden dalam Media Baru, Jakarta.
Referensi Pendukung
https://kbbi.web.id/humor diakses pada 8 Maret 2019 pukul 15.58
https://kbbi.web.id/komedi diakses pada 8 Maret 2019 pukul 15.57
https://kbbi.web.id/satire diakses pada 8 Maret 2019 pukul 15.59
https://mojok.co/blog/logo-mojok/
https://mojok.co/corak/curhat/ diakes pada 15 Maret 2019 pukul 16.10
https://mojok.co/corak/khotbah/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.09
https://mojok.co/corak/komik/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.08
https://mojok.co/corak/maljum/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.08
https://mojok.co/corak/mop/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.09
https://mojok.co/corak/movi/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.08
https://mojok.co/corak/rerasan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.08
https://mojok.co/komen/versus/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.11
https://mojok.co/konsultasi/celengan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.00
https://mojok.co/rame/kilas/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.04
https://mojok.co/struktur/ diakses pada 11 Maret 2019 pukul 20.31
https://mojok.co/ulasan/konter/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.06
https://mojok.co/ulasan/otomojok/ diaksesa pada 15 Maret 2019 pukul
https://mojok.co/ulasan/pojokan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.07
108
http://newslab.uajy.ac.id/2017/12/07/mojok-co-sedikit-nakal-banyak-akal/ diakses
pada 11 Maret 2019 pukul 20.28
https://tirto.id/kode-etik-jurnalistik-8Nb diakses pada 11 September 2019 pukul
15:17
https://techno.okezone.com/read/2017/03/28/207/1652856/situs-sedikit-nakal-
banyak-akal-resmi-ditutup
https://www.hitsss.com/mojok-co-jadi-wadah-penulis-yang-berani-bicara-
nyeleneh-tentang-isu-terkini-indonesia/ diakses pada 11 Maret 2019 pukul
20.25
https://www.kompasiana.com/teguh01190/5c21930baeebe15d1b63c767/netralitas
-media-dalam-kontestasi-politik-2019?page=all diakses pada 30
September 2019 pukul 12:08
https://www.merdeka.com/peristiwa/punya-tanggung-jawab-besar-ke-publik-
media-harus-netral-di-pemilu-2019.html diakses pada 30 September 2019
pukul 22:13
www.frankmagazine.ca diakses pada 8 Maret 2019 puku 15.19
www.mojok.co/corak/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.16
www.mojok.co/esai/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.16
www.mojok.co/komen/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.17
www.mojok.co/liputan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.19
www.mojok.co/penjaskes/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.18
www.mojok.co/rame/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.19
www.mojok.co/tentang/ diakses pada 28 November 2018 pukul 13.15
105
LAMPIRAN
A. Artikel “Merenungi Aksi Bullying Massa
#2019GantiPresiden di Arena Car Free Day” – 30 April
2018
Sejak hari kemarin, rasanya tak ada video yang lebih
membuat orang geram selain video pembullyan seorang ibu
beserta anaknya oleh sekelompok orang saat acara car free
day di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu, 29 April 2018
lalu.
Dalam video tersebut, terlihat seorang ibu (yang
belakangan diketahui bernama Susi Ferawati) menggunakan
kaos bertuliskan #DiaSibukKerja beserta anaknya yang
masih kecil diintimidasi dengan dirubung oleh orang-orang
dengan kaos #2019GantiPresiden sambil dihujani aneka kata-
kata provokatif. Si anak menangis, sementara si ibu berusaha
untuk menguatkan anaknya sambil melemparkan serapah
kepada mereka yang sudah membully dirinya dan anaknya.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu
mengatakan bahwa pihaknya menyesalkan adanya aksi
intimidasi yang terjadi di arena car free day tersebut. Ia juga
membenarkan bahwa dalam car free day tersebut, memang
ada dua aksi dari dua kelompok, masing-masing adalah
kelompok #2019GantiPresiden dan kelompok
#DiaSibukKerja.
106
Roma mengatakan bahwa pihaknya sudah
menurunkan sekitar 200 personel untuk mengamankan acara
car free day tersebut.
Roma menduga, mereka yang menjadi sasaran
intimidasi adalah mereka yang terpisah dari kelompok besar
usai kegiatan.
Aksi pembullyan oleh massa #2019GantiPresiden
terhadap massa #DiaSibuKerja (yang sepintas jumlahnya
terlihat lebih sedikit) tersebut tentu saja memunculkan rasa
keprihatinan tersendiri. Bahwa dalam politik, ternyata empati
dan saling meghargai menjadi hal yang begitu mudah untuk
diacuhkan.
Peristiwa pembullyan tersebut menjadi semacam
refleksi sikap berpolitik masyarakat indonesia. Bahwa
ternyata masih banyak orang Indonesia yang sulit untuk
menerima perbedaan dan hanya menganggap kelompoknya
saja yang benar, sedangkan kelompok yang lain pasti salah.
Kompetisi dalam kontestasi politik itu keniscayaan.
Tapi bagaimana cara berkompetisi, itu lain soal. Mau ganti
presiden, itu boleh saja. Mau tetap mempertahankan Presiden
yang lama, itu juga boleh saja. Keduanya sama-sama punya
landasan politik yang kuat. Yang tidak boleh adalah
menempuh cara-cara kotor dan tidak bermoral untuk
mewujudkan tujuan politiknya.
107
Yah, melihat video se kelompok orang yang
membully ibu dan anaknya karena alasan perbedaan
pandangan politik itu, besar kemungkinan, setan pasti
bahagia sekaligus sedih.
Bahagia karena bisa membuat manusia terpecah
belah. Dan sedih karena ternyata mereka kalah jahat dari
manusia.
B. Artikel “Relawan #2019GantiPresiden Rencanakan
Mudik Bareng Lewat Tol Era Presiden Yang Mau
Diganti” – 31 Mei 2018
MOJOK – Beberapa agenda relawan
#2019GantiPresiden menyambut bulan Ramadan dan lebaran
memang cukup beragam, salah satu yang disorot belakangan
ini adalah rencana mudik bareng. Mudik bareng sekalian
ganti presiden. Asik bener.
Sudah jadi tradisi bagi warga Jakarta Indonesia
bahwa setiap akan lebaran, gerakan-gerakan mudik bareng
selalu muncul. Jika dulu kita hanya mengenal mudik bareng
berdasarkan karena adanya kesamaan daerah tujuan mudik,
kesamaan profesi di tempat perantauan, atau kesamaan
penyuka moda transportasi dalam proses mudik, kali ini
alasannya mesti bertambah lagi: mudik karena kesamaan
ingin ganti Presiden.
108
Menurut Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mudik
bersama ini penting untuk menyadarkan masyarakat agar
nanti ketika Pemilu 2019 rakyat bisa memilih pemimpin
yang benar. Lagi pula, orang mudik biasanya kan sampai ke
desa-desa juga, bahkan sampai ke pelosok-pelosok, dengan
begitu semangat untuk menularkan semangat
#2019GantiPresiden bisa maksimal menyebar ke seluruh area
di Indonesia.
Perkara tujuan pemudik nanti berbeda-beda kan
urusan belakangan. Yang penting waktu berangkat mudiknya
kondisi bisa ramai, seru, dan kalau perlu diliput oleh banyak
media. Soal nanti di Tol Cikampek, Stasiun Bogor, atau
sampai Banten berpisah dengan rombongan kan ya itu sudah
soal lain lagi. Lha gimana? Tujuan politik boleh sama, lha
tujuan orang mudik kan enggak harus sama tho?
Panitia mudik bareng #2019GantiPresiden juga
membuat beberapa rencana agar masyarakat tertarik ikut.
Beberapa di antaranya adalah mempersiapkan beberapa
bingkisan menarik. Seperti cangkir, kaos, topi, tas yang
semuanya bertemakan #2019GantiPresiden.
Di sisi lain, penggagas rencana mudik bareng ini
mengiyakan jika nanti tetap memanfaatkan beberapa
infrastruktur yang dibangun pemerintah era Presiden Jokowi.
Salah satu yang dikenal dalam proses pengerjaan yang
dikebut untuk mudik lebaran adalah jalan tol.
109
Menurut panitia, rute mudik rombongan
#2019GantiPresiden tetap melewati tol seperti biasanya.
Lagipula, tol itu dibangun dengan uang rakyat juga, jadi
siapapun warga negara berhak untuk menggunakannya.
Perkara yang membangun fasilitas itu adalah presiden yang
dituntut untuk diganti, itu soal lain lagi. Yang penting
gerakan ini sampai dulu ke daerah-daerah.
Rencana untuk menyebarluaskan gerakan
#2019GantiPresiden ke seluruh pelosok Indonesia dengan
memanfaatkan fasilitas infrastruktur pemerintahan Jokowi ini
membuat kita jadi ingat satu hal. Ini seperti sebuah kasus
tempo hari, mengenai sebuah ormas yang koar-koar
membenci demokrasi, tapi begitu dibubarkan pemerintah
koar-koar bahwa dalam demokrasi siapapun berhak
mengemukakan pendapat.
Benci demokrasi tapi berlindung dengan tameng
demokrasi, seperti ingin sebar gerakan ganti Presiden tapi
memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang disediakan Presiden. Ya
boleh sih, itu tidak melanggar hukum, sah secara aturan, dan
memang sudah menjadi hak warga negara. Hanya saja kalau
kata SpongeBob SquerePants ini namanya; “ironi di atas
ironi.”
110
C. Artikel “Ahmad Dhani Yang Diusir Di Kampung
Halamannya Sendiri” – 27 Agustus 2018
MOJOK.CO – Ahmad Dhani, salah satu pejuang
#2019GantiPresiden diusir di kampung halamannya sendiri,
Surabaya, ketika akan ikut mendeklarasikan aksi tersebut.
Kericuhan deklarasi #2019GantiPresiden di
Surabaya terjadi di beberapa tempat. Salah satunya di hotel
tempat menginap Ahmad Dhani. Kedatangan Dhani ke
Surabaya sebenarnya untuk ikut mendeklarasikan tagar
tersebut.
Oleh karena itu, masyarakat yang menolak kampanye
itu mengepung Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan tempat
Ahmad Dhani menginap. Sedangkan deklarasi
#2019GantiPresiden berlokasi tidak jauh dari hotel tersebut,
yakni di Tugu Pahlawan Surabaya.
Didik, salah satu orator mengungkapkan dengan
lantang, “Kita ganti tagar #2019 pilih presiden. Pilih presiden
NKRI harga mati. Jangan khianati perjuangan Arek-arek
Suroboyo. Hotel Majapahit adalah salah satu saksi
perjuangan Arek-arek Suroboyo merobek bendera merah,
putih, biru.”
Banyaknya massa yang mengepung hotel tersebut,
membuat polisi berjaga-jaga. Polisi pun melarang massa
masuk ke dalam hotel.
111
Dengan berbagai tuntutan dari massa, Kapolres
Tegalsari, Kompol David Triyo Prasojo, mempersilakan
massa untuk menyampaikan apa yang mereka inginkan
kepada manajer hotel. Yang selanjutnya akan diteruskan
kepada Ahmad Dhani.
Korlap Aksi bernama Aminudin, mengungkapkan
kepada Manajer Hotel Majapahit, meminta caleg Partai
Gerindra ini untuk segera meninggalkan Kota Surabaya.
Supaya tidak ada lagi kampanye tagar ganti presiden. Ia
berharap, jika Ahmad Dhani segera meninggalkan Surabaya,
maka suasana Surabaya dapat kembali kondusif secepatnya.
Awalnya permintaan massa dan polisi tersebut ditolak
oleh Ahmad Dhani. Pasalnya, ia menyatakan bahwa maksud
kedatangannya ke Surabaya adalah untuk berlibur. Jadi ia
belum mau pulang. Pria kelahiran Surabaya 46 tahun silam,
memilih untuk bertahan.
Selain itu ia menambahkan, ia masih ada beberapa
acara di Sidoarjo. Serta akan membuat beberapa posko di
Sidoarjo sampai hari Kamis. Untuk koordinasi dengan
relawan yang ada di Sidoarjo.
Rencananya pada Senin besok (27/8), Dhani juga akan
meresmikan Posko di Kota Surabaya. Dhani merasa enggan
untuk pergi. Pasalnya ia juga tidak mau kehilangan haknya
sebagai warga negara Indonesia.
112
Ahmad Dhani mengungkapkan dengan enteng, jika
memang dia diusir di Surabaya, ia bisa pergi Sidoarjo.
Namun, walau mencoba bertahan, akhirnya ia luluh
juga. Memasuki malam, Dhani meninggalkan Surabaya
untuk kembali ke Jakarta. Bukan menetap di Surabaya atau
pergi ke Sidoarjo seperti yang ia katakan sebelumnya.
Menurut Sekretaris Relawan #2019GantiPresiden,
Agus Maksum, Ahmad Dhani sudah berada di bandara
Surabaya pada pukul 19.00 WIB Minggu kemarin (26/8).
Kasihan ya, Dhani. Ternyata perbedaan pandangan
politik, bisa menjadikan Ahmad Dhani diusir dari kampung
halamannya sendiri, ya. Bahkan disuruh balik ke tanah rantau
lagi.
Padahal kan biasanya, orang-orang yang sukses di
tanah rantau, justru diminta untuk pulang ke kampung
halaman. Ini kok~
Atau yang mengusir Ahmad Dhani sebenarnya justru
adalah fans Maia Estianty garis keras? (A/L)