26
SATUAN ACARA PENYULUHAN OSTEOARTRITI SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Osteoartritis Tema : Latihan Fisik pada Osteoartritis Sasaran : Keluarga Ibu RK Hari/Tanggal : Minggu, 28 Maret 2015 Jam : 10.00 WITA Waktu : 45 menit Tempat : Rumah Ny.RK A. LATAR BELAKANG Osteoartritis lutut adalah gangguan muskuloskeletal yang paling umum terjadi di masyarakat yang mempengaruhi 30-40% dari populasi pada usia 65 tahun. Satu dari empat pasien berusia lebih dari 55 tahun telah mengeluh nyeri lutut, dan pada usia 65 tahun, 30% laki-laki dan 40% wanita memiliki kelainan radiograpi lutut. Sekitar 56,75 pasien di klinik rawat jalan Reumatologi Departemen, di

Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

Citation preview

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

SATUAN ACARA PENYULUHAN OSTEOARTRITI

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan           : Osteoartritis

Tema                           : Latihan Fisik pada Osteoartritis

Sasaran                        : Keluarga Ibu RK

Hari/Tanggal               : Minggu, 28 Maret 2015

Jam                              : 10.00 WITA

Waktu                         : 45 menit

Tempat                        : Rumah Ny.RK

A.      LATAR BELAKANG

Osteoartritis lutut adalah gangguan muskuloskeletal yang paling umum terjadi di

masyarakat yang mempengaruhi 30-40% dari populasi pada usia 65 tahun. Satu dari

empat pasien berusia lebih dari 55 tahun telah mengeluh nyeri lutut, dan pada usia 65

tahun, 30% laki-laki dan 40% wanita memiliki kelainan radiograpi lutut. Sekitar

56,75 pasien di klinik rawat jalan Reumatologi Departemen, di RSCM telah

didiagnosa dengan salah satu varian OA. Pada pasien OA lutut, ada beberapa

perubahan, tidak hanya dalam jaringan intracapsular tetapi juga dalam periarticular

jaringan seperti ligamen, kapsul sendi, tendon, dan otot. Individu dengan OA lutut

juga dikenal dengan gangguan proprioseptif dibandingkan dengan individu normal

pada usia yang sama, dan berdasarkan histologi fitur jaringan ligamen ada penurunan

yang signifikandari mechanoreceptor. OA lutut juga berhubungan dengan 50-60%

pengurangan dalam kekuatan quadriceps yang mungkin disebabkan oleh tidak

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

digunakan atrofi dan inhibition artrogenic. (Tri Juli Edi Tarigan,dkk,2009. The

Degree of Radiographic Abnormalities and Postural Instability in Patients with Knee

Osteoarthritis, Acta Med Indones-Indones J Intern Med. Vol 41 , Number 1,January

2009)

Osteoartritis ditemukan oleh American College of Rheumatology sebagai

sekelompok kondisi heterogen yang mengarah kepada tanda dan gejala sendi.

Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif dan progresif yang mengenai dua per

tiga orang yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan prevalensi 60,5% pada pria dan

70,5% pada wanita. Di seluruh dunia, osteoartritis (OA) diperkirakan menjadi

penyebab utama keempat kecacatan. Osteoartritis terjadi pada lebih dari 27 juta

penduduk amerika (Helmick et al, 2008). Di Inggris dan Wales sekitar 1,3 hingga

1,75 juta orang menderita simptom osteoartritis. Di Amerika, 1 dari 7 penduduk

menderita osteoartritis. Dimana, Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang

mengalami Osteoartritis tercatat 8,1% dari penduduk total. Pravelansi mencapai 5%

pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia 61 tahun.

Osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini ditandai

oleh adanya abrasi rawan sendi dan adanya pembentukantulang baru yang irreguler

pada permukaan persendian. Nyeri menjadi gejala utama terbesar pada sendi yang

mengalami osteoarthritis. Rasa nyeri diakibatkan setelah melakukan aktivitas dengan

penggunaan sendi dan rasa nyeri dapat diringankan dengan istirahat. Trauma dan

obesitas dapat meningkatkan resiko osteoarthritis. Namun penyeban maupun

pengobatannya belum sepenuhnya diketahui. (Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan Timbulnya Osteoarthritis Pada Orang

Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol 1, No 1, Maret 2013)

B.       TUJUAN

1.    Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapkan Ny.RK dapat mengetahui

tentang osteoarthritis, pencegahan dan cara mengatasinya di rumah.

2.    Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, Ny.RK mampu:

a.         Ny.RK dapat menyebutkan pengertian osteoartritis

b.         Ny.RK dapat menyebutkan penyebab osteoartritis

c.         Ny.RK dapat menyebutkan tanda dan gejala osteoartritis

d.        Ny.RK dapat menyebutkan cara pencegahan pada osteoartritis

e.         Ny.RK dapat menyebutkan dan mempraktekan cara latihan fisik dirumah

C.      MATERI

Terlampir

D.      METODE

1.    Ceramah

2.    Simulasi

3.    Tanya jawab

E.       MEDIA

1.    Leaflet

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

F.       KEGIATAN PENYULUHAN

N

OWAKTU KEGIATAN PENYULUH

KEGIATAN

PESERTA

1. 5

Menit

Pembukaan :

1.   Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam

2.   Memperkenalkan diri

3.   Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan

4.   Menyebutkan materi yang akan

diberikan

Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

2. 30

Menit

Pelaksanaan :

1.   Menjelaskan tentang :

a.       Pengertian Osteoartritis

b.      Penyebab Osteoartritis

c.       Manifistasi klinis Osteoartritis

d.      Pencegahan Osteoartritis

2.   Memberi kesempatan kepada

peserta untuk bertanya

3.   Menjelaskan dan

mendemonstrasikan latihan fisik

Memperhatikan

Bertanya dan menjawab

pertanyaan yang

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

pada osteoarthritis

4.  Memberi kesempatan kepada

peserta untuk bertanya dan

mempraktekan perawatan

osteoarthritis

diajukan

Bertanya dan

mendemonstrasikan

perawatan OA

3. 10

menit

Evaluasi :

Menanyakan kepada peserta

tentang materi yang telah

diberikan, dan reinforcement

kepada pengunjung yang dapat

menjawab pertanyaan.

Menjawab pertanyaan

4. 5

menit

Terminasi :

1.      Mengucapkan terima kasih atas

peran serta peserta.

2.      Mengucapkan salam penutup

Mendengarkan

Menjawab salam

G.      EVALUASI

Metode evaluasi          : Diskusi tanya jawab

Jenis pertanyaan          : Lisan

Jumlah soal                  : 3 soal

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

LAMPIRAN MATERI

OSTEOARTRITIS

A.    Definisi  

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau

osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling

sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).

(Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)

Osteoarthritis adalah penyakit tulang degeneratif yang ditandai oleh

pengeroposan kartilago artikular (sendi). Tanpa adanya kartilago sebagai penyangga,

maka tulang dibawahnya akan mengalami iritasi, yang menyebabkan degenerasi

sendi (Elizabeth J.Corwin, 2009)

Osteoartritis (OA) berarti radang sendi, walaupun lebih dikenali sebagai

penyakit degeneratif yang karena disebabkan oleh peradangan sendi dengan penipisan

tulang rawan yang berkaitan. Tulang rawan pada persendian kita memungkinkan

pergerakan sendi yang mulus. Ketika tulang rawan ini rusak karena cedera, infeksi,

atau efek penuaan, pergerakan sendi menjadi terganggu. Akibatnya, jaringan di dalam

sendi mengalami iritasi serta menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan.

Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit

kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui

penyebabnya, meskipun terdapat beberapa factor resiko yang berperan. Keadaan ini

berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang

mananggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran

sendi dan hambatan gerak

B.     Klasifikasi

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :

1. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang

berhubungan dengan osteoartritis

2. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur

C.    Penyebab

Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:

1. Umur

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah

yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan

bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada

umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun. Perubahan fisis dan

biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan penurunan jumlah

kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning

2. Jenis Kelamin.

Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering

terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah

45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas

50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini

menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesisosteoartritis.

3. Genetik

Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis misalnya pada ibu dari

seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua

kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan

cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dan anak perempuan dari

wanita tanpa osteoarthritis. Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis

yang biasanya ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis,

sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.

4.  Suku

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat

perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih

jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia.Osteoartritis lebih

sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini

mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi

kelainan kongenital dan pertumbuhan.

5. Kegemukan (obesitas)

Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk

timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak

hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga

dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).

6. Cedera sendi, pekerjaan dan olah raga (trauma)

Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang

menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.

7. Kepadatan tulang dan pengausan (wear and tear)

Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi

melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang

harus dikandungnya.

8.  Akibat penyakit radang sendi lain

Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi

peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran

sinovial dan sel-sel radang.

9. Penyakit endokrin

Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang

berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan

sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan

menyebabkan produksi proteaglikan menurun.

D.    Gambaran Klinis

1. Nyeri dan kekakuan pada satu atau lebih sendi, biasanya pada tangan,

pergelangan tangan, kaki, lutut, spina bagian atas dan bawah, panggul, dan bahu.

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

Nyeri dapat berkaitan dengan rasa kesemutan atau kebas, terutama pada malam

hari.

2. Pembengkakan sendi yang terkena, dan penurunan rentang gerak. Sendi tampak

mengalami deformitas.

3. Nodus Heberden, pertumbuhan tulang di sendi interfalangeal distal pada jari

tangan, dapat terbentuk.

4. Pemeriksaan menunjukkan adanya daerah nyeri tekan krepitus, dan tanda-tanda

inflamasi pada saat-saat tertentu.

5. Kehilangan fungsi secara progresif.

E.     Penatalaksanaan

a.       Medikamentosa

Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang

khas untuk osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat

yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan

mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon

steroid (OAINS) bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi

sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses

patologis osteoartritis.

1)      Analgesic yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g/hari atau

profoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek

samping pada saluran cerna dan ginjal

2)      Jika tidak berpengaruh, atau tidak dapat peradangan maka OAINS, seperti

fenofrofin, piroksikam,ibuprofen dapat digunakan. Dosis untuk osteoarthritis

biasanya ½-1/3 dosis penuh untuk arthritis rematoid. Karena pemakaian

biasanya untuk jangka panjang, efek samping utama adalahganggauan mukosa

lambung dan gangguan faal ginjal.

3)    Injeksi cortisone. Dokter akan menyuntikkan cortocosteroid pada engsel yang

mempu mengurangi nyeri/ngilu

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

4)    Suplementasi-visco. Tindakan ini berupa injeksi turunan asam hyluronik yang

akan mengurangi nyeri pada pangkal tulang. Tindakan ini hanya dilakukan

jika osteoarhtritis pada lutut.

b.     Perlindungan sendi

Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang

kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.

Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga

perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk

(pronatio).

c.     Diet

Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus

menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan

seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.

d.    Dukungan psikososial

Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya

yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak

pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin

orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali

keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.

e.    Persoalan Seksual.

Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada

tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai

dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.

f.     Fisioterapi

Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi

pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas

yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan

kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat

gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat

dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi

Page 11: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

paraffin dan mandi dari pancuran panas. Program latihan bertujuan untuk

memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada

sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometrik lebih baik dari pada isotonik

karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang

timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi

oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular memegang

peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka

penguatan otot-otot tersebut adalah penting.

g.     Operasi

Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan

sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan

yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau

ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang

rawan sendi, pebersihan osteofit.

1)    Penggantian engsel (artroplasti). Engsel yang rusak akan diangkat dan diganti

dengan alat yang terbuat dari plastik atau metal yang disebut prostesis.

2)    Pembersihan sambungan (debridemen). Dokter bedah tulang akan

mengangkat serpihan tulang rawan yang rusak dan mengganggu pergerakan

yang menyebabkan nyeri saat tulang bergerak.

3)    Penataan tulang. Opsi ini diambil untuk osteoatritis pada anak dan remaja.

Penataan dilakukan agar sambungan/engsel tidak menerima beban saat

bergerak.

h.    Terapi konservatif mencakup penggunaan kompres hangat, penurunan berat

badan, upaya untuk menhistirahatkan sendi serta menghindari penggunaan

sendi yang berlebihan pemakaian alat-alat ortotail. Untuk menyangga sendi

yang mengalami inflamasi ( bidai penopang) dan latihan isometric serta

postural. Terapi okupasioanl dan fisioterapi dapat membantu pasien untuk

mengadopsi strategi penangan mandiri.

LATIHAN FISIK OSTEOARTRITIS

Page 12: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain program latihan fisik untuk

osteoartritis adalah memahami masalah fungsional yang paling menggangu pasien.

Pada tahap awal program diarahkan pada latihan untuk mengatasi keluhan yang

menimbulkan masalah fungsional seperti nyeri, keterbatasan ruang gerak sendi, atau

kelemahan otot. Latihan fisik disesauikan dengan kondisi pasien. Apabila ada gejala-

gejala seperti nyeri sendi selama aktivitas, nyeri masih terasa 1-2 jam sesudah latihan,

bengkak dan rasa lelah yang berlebihan, program latihan harus dievaluasi lagi

(American geriatric society,2001:810). Tujuan latihan fisik yaitu memperbaiki fungsi

sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan mengurangi stres pada sendi,

meningkatkan kekuatan sendi, mencegah disabilitas, mengurangi nyeri dan

meningkatkan kebugaran jasmani.

JENIS LATIHAN FISIK

A.      Terapi Manual

Terapi manual adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan

tujuan meningkatkan gerakan sendi dan mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang

dipakai adalah melatih ROM secara pasif, melatih jaringan-jaringan sekitar sendi

secara pasif, meregangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan massage

(Fitzgerald,2004:143)

B.       Latihan Fleksibilitas (ROM)

Mobilitas sendi sangat penting untuk memaksimalkan ruang gerak sendi,

meningkatkan kinerja otot, mengurangi cidera dan memperbaii nutrisi kartilago.

Latihan fleksibilitas yang dilakukan pada latihan fisik tahap pertama dapat

bmeningkatkan panjang dan elastisitas otot dan jaringan sekitar sendi. Untuk pasien

Page 13: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

osteoartritis, latihan fleksibiitas ditujuakan untuk mengurangi kekakuan,

meningkatkan mobilitas sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak latihan

fleksibilitas sering dilakukan selama periode pemanasan atau tergabung dalam latihan

ketahanan atau aktivitas aerobik (Lee dkk2005:11).

Teknik peregangan dilakukan untuk memperbaiki ruang gerak sendi. Latihan

peregangan ini dilakukan dengan menggunakan otot-otot, sendi-sendi, dan jaringan

sekitar sendi. Semua gerakan sebaiknya menjangkau ruang gerak sendi yang tidak

menimbulkan rasa nyeri aplikasi terapi panas sebelum peregangan dapat mengurangi

rasa nyeri dan meningkatkan gerakan.

Latihan fleksibilitas dapat dimulai dari latihan peregangan tiap kelompok otot,

setidaknya tiga kali seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan

repetisinya per kelompok otot secara bertahap. Latihan harus melibatkan kelompok

otot dan tendon utama pada ekstremitas atas dan bawah (American society geriatrics,

2001:815).

C.       Latihan Kekuatan

Latihan kekuatan mempunyai efek yang sama dengan latihan aerobik dalam

memperbaiki disabilitas, nyeri dan kinerja. Latihan kekuatan ada tiga macam, yaitu:

latihan isometrik, latihan isotonik, dan isokinetik yang ketiganya dapat mengurangi

nyeri dan disabilitas serta memperbaiki kecepatan berjalan pada pasien osteoartritis.

Latihan isotonik memberikan perbaikan lebih besar dalam menghilangkan nyeri.

Latihan ini dianjurkan untuk latihan kekuatan awal pada pasien OA dengan nyeri

lutut saat latihan. Latihan isokinetik menghasilkan peningkatan kecepatan berjalan

paling besar dan pengurangan disabilitas sesudah terapi dan saat evaluasi, sehingga

Page 14: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

latihan ini disarankan untuk memperbaiki stabilitas sendi atau ketahanan berjalan

(Lee dkk,2005:12).

Latihan isometrik diindikasikan apabila sendi mengalami peradangan akut atau

sendi tidak stabil. Kontraksi isometrik memberikan tekanan ringan pada sendi dan

ditoleransikan  baik oleh penderita osteoatritis dengan pembengkakan dan nyeri sendi

latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot da ketahanan ststis (static endurance)

dengan cara menyiapkan sendi untuk gerakan yang lebih dinamis dan merupakan titik

awal program penguatan. Peningkatan kekuatan terjadi  saat kontraksi isometrik

dikenakan pada otot saat panjang otot sama dengan kondisi istirahat. Perbaikan

kekuatan terutama pada sudut otot yang dilatih apabila instabilitas sendi dan nyeri

berkurang program latihan secara bertahap diubah kelatihan yang dinamis (isotonik).

Latihan kekuatan isometrik harus memperhatikan tipe latihan,intensitas,

volume,dan frekuensi. Latihan sebaiknya melibatkan kelompok otot utama. Kontraksi

isometrik dimulai pada intensitas rendah. Untuk menetapkan intensitas

latihan,diberitahukan pada pasien untuk memaksimalkan kontraksi otot yang menjadi

target penguatan. Intensitas latihan dimulai sekitar 30% usaha maksimal(maximal

effort). Jika bisa ditoleransi  oleh pasien intensitas ditingkatkan secara bertahap

sampai 75% kontraksi maksimal.

Kontraksi dipertahankan tidak lebih dari enam detik. Pada awalnya satu kontraksi

untuk tiap kelompok otot, kemudian jumlah pengulangan  ditingkatkan 8-10, sesuai

toleransi pasien.

Pasien diinstuksikan untuk bernapas selama masing-masing kontraksi. Jarak

antar kontraksi dianjurkan 20 detik.latihan dilakukan dua kali sehari pada periode

Page 15: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

peradanagan  akut. Selanjutnya jumlah latihan secara bertahap ditingkatkan menjadi

5-10 kali per hari, disesuaikan dengan kondisi pasien. Hal yang harus diperhatikan

adalah adanya resiko peningkatan tekanan darah bial kontraksi dilakukan lebih dari

10 detik.

Kontraksi isotonik digunakan untuk aktivitas  sehari-hari. Latihan kekutan

isotonik memperlihatkan efek positif pada metabolisme energi kerja insulin,

kepadatan tulang dan status fungsional pada orang sehat. Jika tidak terdapat

peradangan akut maupun instabilitas sendi, bentuk latihan ini ditoleransi baik oleh

pasien osteoatritis (American geriatics society,2001:817) 

D.      Latihan Aerobik

Latihan aerobik (berjalan,bersepeda,berenang,senam aerobik dan latihan aerobik

di kolam renang) dapat meningkatkan kapasitas aerobik, memperkuat otot,

meningkatkan ketahanan, mengurangi berat badan, dan mengurangi konsumsi obat

pada pasien osteoatritis. Suatusystemtic rivew memperlihatkan bahwa latihan aerobik

efektif menghilangkan nyeri dan memperbaiki fungsi sendi(van Baar,19999:16).

Pemilihan aktivitas aerobik tergantung pada beberapa faktor, yaitu status

penyakit,stabilitas sendi,sumber daya dan minat pasien latihan aerobik di kolam

air  hangat dapat mengurangi  nyeri otao dan sendi, mengurangi beban sendi,

meningkatkan  gerakan yang tidak menimbulkan nyeri, dan memperkuat otot-otot di

sekitar sendi yang sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan Timbulnya

Osteoarthritis Pada Orang Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol 1, No 1, Maret

2013

Rachmah L,Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen Terpadu Osteoartritis. FIK UNY.

Yogyakarta, diakses pada 25 desember 2013, filetype:pdf

Smeltzer C. Suzannne, (2002  ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry

Hartono, dkk., Jakarta, EGC.

Yohanita P.2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Streching) Terhadap Penururnan Nyeri

Sendi Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu Lansia Sejahtera GBI SETIA

BAKTI KEDIRI. Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli 2010