Upload
hendra-kurniawan
View
46
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis
Citation preview
SATUAN ACARA PENYULUHAN OSTEOARTRITI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Osteoartritis
Tema : Latihan Fisik pada Osteoartritis
Sasaran : Keluarga Ibu RK
Hari/Tanggal : Minggu, 28 Maret 2015
Jam : 10.00 WITA
Waktu : 45 menit
Tempat : Rumah Ny.RK
A. LATAR BELAKANG
Osteoartritis lutut adalah gangguan muskuloskeletal yang paling umum terjadi di
masyarakat yang mempengaruhi 30-40% dari populasi pada usia 65 tahun. Satu dari
empat pasien berusia lebih dari 55 tahun telah mengeluh nyeri lutut, dan pada usia 65
tahun, 30% laki-laki dan 40% wanita memiliki kelainan radiograpi lutut. Sekitar
56,75 pasien di klinik rawat jalan Reumatologi Departemen, di RSCM telah
didiagnosa dengan salah satu varian OA. Pada pasien OA lutut, ada beberapa
perubahan, tidak hanya dalam jaringan intracapsular tetapi juga dalam periarticular
jaringan seperti ligamen, kapsul sendi, tendon, dan otot. Individu dengan OA lutut
juga dikenal dengan gangguan proprioseptif dibandingkan dengan individu normal
pada usia yang sama, dan berdasarkan histologi fitur jaringan ligamen ada penurunan
yang signifikandari mechanoreceptor. OA lutut juga berhubungan dengan 50-60%
pengurangan dalam kekuatan quadriceps yang mungkin disebabkan oleh tidak
digunakan atrofi dan inhibition artrogenic. (Tri Juli Edi Tarigan,dkk,2009. The
Degree of Radiographic Abnormalities and Postural Instability in Patients with Knee
Osteoarthritis, Acta Med Indones-Indones J Intern Med. Vol 41 , Number 1,January
2009)
Osteoartritis ditemukan oleh American College of Rheumatology sebagai
sekelompok kondisi heterogen yang mengarah kepada tanda dan gejala sendi.
Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif dan progresif yang mengenai dua per
tiga orang yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan prevalensi 60,5% pada pria dan
70,5% pada wanita. Di seluruh dunia, osteoartritis (OA) diperkirakan menjadi
penyebab utama keempat kecacatan. Osteoartritis terjadi pada lebih dari 27 juta
penduduk amerika (Helmick et al, 2008). Di Inggris dan Wales sekitar 1,3 hingga
1,75 juta orang menderita simptom osteoartritis. Di Amerika, 1 dari 7 penduduk
menderita osteoartritis. Dimana, Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang
mengalami Osteoartritis tercatat 8,1% dari penduduk total. Pravelansi mencapai 5%
pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia 61 tahun.
Osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini ditandai
oleh adanya abrasi rawan sendi dan adanya pembentukantulang baru yang irreguler
pada permukaan persendian. Nyeri menjadi gejala utama terbesar pada sendi yang
mengalami osteoarthritis. Rasa nyeri diakibatkan setelah melakukan aktivitas dengan
penggunaan sendi dan rasa nyeri dapat diringankan dengan istirahat. Trauma dan
obesitas dapat meningkatkan resiko osteoarthritis. Namun penyeban maupun
pengobatannya belum sepenuhnya diketahui. (Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh
Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan Timbulnya Osteoarthritis Pada Orang
Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol 1, No 1, Maret 2013)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapkan Ny.RK dapat mengetahui
tentang osteoarthritis, pencegahan dan cara mengatasinya di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, Ny.RK mampu:
a. Ny.RK dapat menyebutkan pengertian osteoartritis
b. Ny.RK dapat menyebutkan penyebab osteoartritis
c. Ny.RK dapat menyebutkan tanda dan gejala osteoartritis
d. Ny.RK dapat menyebutkan cara pencegahan pada osteoartritis
e. Ny.RK dapat menyebutkan dan mempraktekan cara latihan fisik dirumah
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
1. Ceramah
2. Simulasi
3. Tanya jawab
E. MEDIA
1. Leaflet
F. KEGIATAN PENYULUHAN
N
OWAKTU KEGIATAN PENYULUH
KEGIATAN
PESERTA
1. 5
Menit
Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
2. 30
Menit
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tentang :
a. Pengertian Osteoartritis
b. Penyebab Osteoartritis
c. Manifistasi klinis Osteoartritis
d. Pencegahan Osteoartritis
2. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
3. Menjelaskan dan
mendemonstrasikan latihan fisik
Memperhatikan
Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang
pada osteoarthritis
4. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya dan
mempraktekan perawatan
osteoarthritis
diajukan
Bertanya dan
mendemonstrasikan
perawatan OA
3. 10
menit
Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada pengunjung yang dapat
menjawab pertanyaan.
Menjawab pertanyaan
4. 5
menit
Terminasi :
1. Mengucapkan terima kasih atas
peran serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup
Mendengarkan
Menjawab salam
G. EVALUASI
Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Jumlah soal : 3 soal
LAMPIRAN MATERI
OSTEOARTRITIS
A. Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling
sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
(Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoarthritis adalah penyakit tulang degeneratif yang ditandai oleh
pengeroposan kartilago artikular (sendi). Tanpa adanya kartilago sebagai penyangga,
maka tulang dibawahnya akan mengalami iritasi, yang menyebabkan degenerasi
sendi (Elizabeth J.Corwin, 2009)
Osteoartritis (OA) berarti radang sendi, walaupun lebih dikenali sebagai
penyakit degeneratif yang karena disebabkan oleh peradangan sendi dengan penipisan
tulang rawan yang berkaitan. Tulang rawan pada persendian kita memungkinkan
pergerakan sendi yang mulus. Ketika tulang rawan ini rusak karena cedera, infeksi,
atau efek penuaan, pergerakan sendi menjadi terganggu. Akibatnya, jaringan di dalam
sendi mengalami iritasi serta menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan.
Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit
kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui
penyebabnya, meskipun terdapat beberapa factor resiko yang berperan. Keadaan ini
berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang
mananggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran
sendi dan hambatan gerak
B. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
1. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoartritis
2. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur
C. Penyebab
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
1. Umur
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah
yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada
umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun. Perubahan fisis dan
biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan penurunan jumlah
kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah
45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas
50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesisosteoartritis.
3. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis misalnya pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua
kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan
cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dan anak perempuan dari
wanita tanpa osteoarthritis. Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis
yang biasanya ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis,
sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
4. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih
jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia.Osteoartritis lebih
sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini
mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi
kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Kegemukan (obesitas)
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak
hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga
dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olah raga (trauma)
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
7. Kepadatan tulang dan pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi
melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang
harus dikandungnya.
8. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran
sinovial dan sel-sel radang.
9. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan
sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan
menyebabkan produksi proteaglikan menurun.
D. Gambaran Klinis
1. Nyeri dan kekakuan pada satu atau lebih sendi, biasanya pada tangan,
pergelangan tangan, kaki, lutut, spina bagian atas dan bawah, panggul, dan bahu.
Nyeri dapat berkaitan dengan rasa kesemutan atau kebas, terutama pada malam
hari.
2. Pembengkakan sendi yang terkena, dan penurunan rentang gerak. Sendi tampak
mengalami deformitas.
3. Nodus Heberden, pertumbuhan tulang di sendi interfalangeal distal pada jari
tangan, dapat terbentuk.
4. Pemeriksaan menunjukkan adanya daerah nyeri tekan krepitus, dan tanda-tanda
inflamasi pada saat-saat tertentu.
5. Kehilangan fungsi secara progresif.
E. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang
khas untuk osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat
yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan
mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon
steroid (OAINS) bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi
sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses
patologis osteoartritis.
1) Analgesic yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g/hari atau
profoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek
samping pada saluran cerna dan ginjal
2) Jika tidak berpengaruh, atau tidak dapat peradangan maka OAINS, seperti
fenofrofin, piroksikam,ibuprofen dapat digunakan. Dosis untuk osteoarthritis
biasanya ½-1/3 dosis penuh untuk arthritis rematoid. Karena pemakaian
biasanya untuk jangka panjang, efek samping utama adalahganggauan mukosa
lambung dan gangguan faal ginjal.
3) Injeksi cortisone. Dokter akan menyuntikkan cortocosteroid pada engsel yang
mempu mengurangi nyeri/ngilu
4) Suplementasi-visco. Tindakan ini berupa injeksi turunan asam hyluronik yang
akan mengurangi nyeri pada pangkal tulang. Tindakan ini hanya dilakukan
jika osteoarhtritis pada lutut.
b. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang
kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga
perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk
(pronatio).
c. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus
menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan
seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
d. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya
yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak
pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin
orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali
keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
e. Persoalan Seksual.
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada
tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai
dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
f. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas
yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan
kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat
gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat
dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi
paraffin dan mandi dari pancuran panas. Program latihan bertujuan untuk
memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada
sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometrik lebih baik dari pada isotonik
karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang
timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi
oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular memegang
peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka
penguatan otot-otot tersebut adalah penting.
g. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan
sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan
yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau
ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang
rawan sendi, pebersihan osteofit.
1) Penggantian engsel (artroplasti). Engsel yang rusak akan diangkat dan diganti
dengan alat yang terbuat dari plastik atau metal yang disebut prostesis.
2) Pembersihan sambungan (debridemen). Dokter bedah tulang akan
mengangkat serpihan tulang rawan yang rusak dan mengganggu pergerakan
yang menyebabkan nyeri saat tulang bergerak.
3) Penataan tulang. Opsi ini diambil untuk osteoatritis pada anak dan remaja.
Penataan dilakukan agar sambungan/engsel tidak menerima beban saat
bergerak.
h. Terapi konservatif mencakup penggunaan kompres hangat, penurunan berat
badan, upaya untuk menhistirahatkan sendi serta menghindari penggunaan
sendi yang berlebihan pemakaian alat-alat ortotail. Untuk menyangga sendi
yang mengalami inflamasi ( bidai penopang) dan latihan isometric serta
postural. Terapi okupasioanl dan fisioterapi dapat membantu pasien untuk
mengadopsi strategi penangan mandiri.
LATIHAN FISIK OSTEOARTRITIS
Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain program latihan fisik untuk
osteoartritis adalah memahami masalah fungsional yang paling menggangu pasien.
Pada tahap awal program diarahkan pada latihan untuk mengatasi keluhan yang
menimbulkan masalah fungsional seperti nyeri, keterbatasan ruang gerak sendi, atau
kelemahan otot. Latihan fisik disesauikan dengan kondisi pasien. Apabila ada gejala-
gejala seperti nyeri sendi selama aktivitas, nyeri masih terasa 1-2 jam sesudah latihan,
bengkak dan rasa lelah yang berlebihan, program latihan harus dievaluasi lagi
(American geriatric society,2001:810). Tujuan latihan fisik yaitu memperbaiki fungsi
sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan mengurangi stres pada sendi,
meningkatkan kekuatan sendi, mencegah disabilitas, mengurangi nyeri dan
meningkatkan kebugaran jasmani.
JENIS LATIHAN FISIK
A. Terapi Manual
Terapi manual adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan
tujuan meningkatkan gerakan sendi dan mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang
dipakai adalah melatih ROM secara pasif, melatih jaringan-jaringan sekitar sendi
secara pasif, meregangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan massage
(Fitzgerald,2004:143)
B. Latihan Fleksibilitas (ROM)
Mobilitas sendi sangat penting untuk memaksimalkan ruang gerak sendi,
meningkatkan kinerja otot, mengurangi cidera dan memperbaii nutrisi kartilago.
Latihan fleksibilitas yang dilakukan pada latihan fisik tahap pertama dapat
bmeningkatkan panjang dan elastisitas otot dan jaringan sekitar sendi. Untuk pasien
osteoartritis, latihan fleksibiitas ditujuakan untuk mengurangi kekakuan,
meningkatkan mobilitas sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak latihan
fleksibilitas sering dilakukan selama periode pemanasan atau tergabung dalam latihan
ketahanan atau aktivitas aerobik (Lee dkk2005:11).
Teknik peregangan dilakukan untuk memperbaiki ruang gerak sendi. Latihan
peregangan ini dilakukan dengan menggunakan otot-otot, sendi-sendi, dan jaringan
sekitar sendi. Semua gerakan sebaiknya menjangkau ruang gerak sendi yang tidak
menimbulkan rasa nyeri aplikasi terapi panas sebelum peregangan dapat mengurangi
rasa nyeri dan meningkatkan gerakan.
Latihan fleksibilitas dapat dimulai dari latihan peregangan tiap kelompok otot,
setidaknya tiga kali seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan
repetisinya per kelompok otot secara bertahap. Latihan harus melibatkan kelompok
otot dan tendon utama pada ekstremitas atas dan bawah (American society geriatrics,
2001:815).
C. Latihan Kekuatan
Latihan kekuatan mempunyai efek yang sama dengan latihan aerobik dalam
memperbaiki disabilitas, nyeri dan kinerja. Latihan kekuatan ada tiga macam, yaitu:
latihan isometrik, latihan isotonik, dan isokinetik yang ketiganya dapat mengurangi
nyeri dan disabilitas serta memperbaiki kecepatan berjalan pada pasien osteoartritis.
Latihan isotonik memberikan perbaikan lebih besar dalam menghilangkan nyeri.
Latihan ini dianjurkan untuk latihan kekuatan awal pada pasien OA dengan nyeri
lutut saat latihan. Latihan isokinetik menghasilkan peningkatan kecepatan berjalan
paling besar dan pengurangan disabilitas sesudah terapi dan saat evaluasi, sehingga
latihan ini disarankan untuk memperbaiki stabilitas sendi atau ketahanan berjalan
(Lee dkk,2005:12).
Latihan isometrik diindikasikan apabila sendi mengalami peradangan akut atau
sendi tidak stabil. Kontraksi isometrik memberikan tekanan ringan pada sendi dan
ditoleransikan baik oleh penderita osteoatritis dengan pembengkakan dan nyeri sendi
latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot da ketahanan ststis (static endurance)
dengan cara menyiapkan sendi untuk gerakan yang lebih dinamis dan merupakan titik
awal program penguatan. Peningkatan kekuatan terjadi saat kontraksi isometrik
dikenakan pada otot saat panjang otot sama dengan kondisi istirahat. Perbaikan
kekuatan terutama pada sudut otot yang dilatih apabila instabilitas sendi dan nyeri
berkurang program latihan secara bertahap diubah kelatihan yang dinamis (isotonik).
Latihan kekuatan isometrik harus memperhatikan tipe latihan,intensitas,
volume,dan frekuensi. Latihan sebaiknya melibatkan kelompok otot utama. Kontraksi
isometrik dimulai pada intensitas rendah. Untuk menetapkan intensitas
latihan,diberitahukan pada pasien untuk memaksimalkan kontraksi otot yang menjadi
target penguatan. Intensitas latihan dimulai sekitar 30% usaha maksimal(maximal
effort). Jika bisa ditoleransi oleh pasien intensitas ditingkatkan secara bertahap
sampai 75% kontraksi maksimal.
Kontraksi dipertahankan tidak lebih dari enam detik. Pada awalnya satu kontraksi
untuk tiap kelompok otot, kemudian jumlah pengulangan ditingkatkan 8-10, sesuai
toleransi pasien.
Pasien diinstuksikan untuk bernapas selama masing-masing kontraksi. Jarak
antar kontraksi dianjurkan 20 detik.latihan dilakukan dua kali sehari pada periode
peradanagan akut. Selanjutnya jumlah latihan secara bertahap ditingkatkan menjadi
5-10 kali per hari, disesuaikan dengan kondisi pasien. Hal yang harus diperhatikan
adalah adanya resiko peningkatan tekanan darah bial kontraksi dilakukan lebih dari
10 detik.
Kontraksi isotonik digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Latihan kekutan
isotonik memperlihatkan efek positif pada metabolisme energi kerja insulin,
kepadatan tulang dan status fungsional pada orang sehat. Jika tidak terdapat
peradangan akut maupun instabilitas sendi, bentuk latihan ini ditoleransi baik oleh
pasien osteoatritis (American geriatics society,2001:817)
D. Latihan Aerobik
Latihan aerobik (berjalan,bersepeda,berenang,senam aerobik dan latihan aerobik
di kolam renang) dapat meningkatkan kapasitas aerobik, memperkuat otot,
meningkatkan ketahanan, mengurangi berat badan, dan mengurangi konsumsi obat
pada pasien osteoatritis. Suatusystemtic rivew memperlihatkan bahwa latihan aerobik
efektif menghilangkan nyeri dan memperbaiki fungsi sendi(van Baar,19999:16).
Pemilihan aktivitas aerobik tergantung pada beberapa faktor, yaitu status
penyakit,stabilitas sendi,sumber daya dan minat pasien latihan aerobik di kolam
air hangat dapat mengurangi nyeri otao dan sendi, mengurangi beban sendi,
meningkatkan gerakan yang tidak menimbulkan nyeri, dan memperkuat otot-otot di
sekitar sendi yang sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan Timbulnya
Osteoarthritis Pada Orang Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol 1, No 1, Maret
2013
Rachmah L,Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen Terpadu Osteoartritis. FIK UNY.
Yogyakarta, diakses pada 25 desember 2013, filetype:pdf
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry
Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Yohanita P.2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Streching) Terhadap Penururnan Nyeri
Sendi Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu Lansia Sejahtera GBI SETIA
BAKTI KEDIRI. Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli 2010