24
SATUAN ACARA PENYULUHAN Tuberkulosis Paru (TBC) OLEH Febrian Rahmat Suwandi SN Nadya Rahmi Ilhanda Putri Pradeva Murti Ismawati Risa Afnita Sari Mega Sevia Yendhika Ivo Apsectya Mulliyanti Yolanda Putri D. CI Klinik CI Akademik (Ns. Murhayeni, S.Kep) (Ns. Siska Damaiyanti, S.Kep)

Satuan Acara Penyuluhan Tuberculosis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tuberculosis

Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHANTuberkulosis Paru (TBC)

OLEH

Febrian Rahmat Suwandi SNNadya RahmiIlhanda PutriPradeva MurtiIsmawatiRisa Afnita SariMega SeviaYendhika Ivo ApsectyaMulliyantiYolanda Putri D.

CI KlinikCI Akademik

(Ns. Murhayeni, S.Kep)(Ns. Siska Damaiyanti, S.Kep)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI2014/2015SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Tubercolosis (TBC) Hari / Tanggal: Rabu, 30 Desember 2014Pukul: 10.00 wibSasaran : Keluarga pasien dan pasien di ruangan Paru RSUD SOLOK

A. Latar BelakangTuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang dapat berakibat fatal. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberculosis atau Tubercle bacillus. Menurut WHO, indonesia adalah negara yang menduduki peringkat ketiga dalam jumlah penderita TB setelah India dan Cina. Diperkirakan 140.000 orang meninggal akibat TB setiap tahun atau setiap 4 menit ada satu penderita yang meninggal akibat TB setiap tahun atau setiap 4 menit ada satu penderita yang meninggal dinegara- negara tersebut, dan setiap 2 detik terjadi penularan. Turbekolulosis tulang punggung merupakan salah satu tuberkulosisi ekstra paru yang dapatbmenimbulkan cacat fisik yang berat. Telah dipelajari berbagai sumber bacaan, penting sekali umtuk memahami patofisiologi penyakit agar penanggulangan dapat dilakukan dengan sempurna dan menghindarkan sedikit mungkin cacat fisik yang diakibatkannya, serta mengurangu mortalitas dan morbiditas.

B. Tujuan Penyuluhan1. Tujuan UmumSetelah melakukan penyuluhan diharapkan keluarga pasien dan pasien dapat memahami tentang TB paru pada orang Dewasa2. Tujuan KhususSetelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien mampu:a. Menjelasskan pengertian TB parub. Menyebutkan tanda dan gejala TB paruc. Menjelaskan cara penularan TB parud. Menyebutkan pengobatan TB parue. Menyebutkan Komplikasi TB paru

C. Pelaksanaan Kegiatan1. TopikPenyuluhan kesehatan tentang TB paru2. Sasaran dan TargetSasaran : pasien dan keluarga di ruangan paru RSUD SolokTarget : pasien dan keluarga di ruangan Paru RSUD Solok3. Metode Ceramah Tanya Jawab4. Media dan AlatMedia : flipchart dan leafletAlat : papan Flipchart, kertas Flipchart , spidol , kursi5. Penggornisasiona. Pembimbing :Pemimbing Klinik: Ns. Murhayeni S.KepPembimbing Akademik : Ns. Siska Damayanti,S.Kepb. Pelaksanaan1) Moderator: Febrian Rahmad SNUraian tugas Membuka acara Menjelaskan tujuan dan topik Menjelaskan kontrak waktu Mengatur alur diskusi Memimpin jalannya diskusi Mencatat pertanyaan dari audiens Menutup acara2) Penyaji: Ilhanda putriYolanda Putri DUraian tugas Meprestasikan materi untuk penyuluhan Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Audiens

3) Observer :Pradeva MurtiRisa Afnita SariUraian tugas Mencatat jalannya kegiatan Mengganti proses penyuluhan4) Fasilitator : IsmawatiNadia RahmiMega SeviaMulliyantiYendhika Ivo ApsectyaUraian Tugas Memotivasi audiens untuk bertanyaa Memotivasi untu menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji Membagikan Leaflet6. OSeting tempat

PAPK

PAPKKeterangan :Fasilitatorpembimbing Klinik

OModeratorpembimbing Akademik

pPasien R. ParuObserverPenyaji MateriMedia

D. Kegiatan PenyuluhanNoKegiatan MahasiswaKegiatan Klienwaktu

1Tahap pembukaan Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan dan waktu penyuluhan Menjawab salam Meperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan5 menit

2Tahap Pelaksanaan Mengenali pengetahuan audiaens tentang pengertian TB paru Memberikan reinforcemen positif atas jawaban klien Meluruskan konsep tentang pengertian TB paru Menggali pengetahuan klien tentang penyebab TB paru dan cara Penularan Memberikan reinformen posistif Meluruskan konsep penyebab TB paru Memberikan reinforcement posiitif Meluruskan tanda, gejala pada orang dewasa Menggali pengetahuan klien tentang cara pencegahan TB paru Memberi reinforcement positif Meluruskan konsep tentang cara pencegahan dan cara penghentian pengobatan TB paru Memotivasi klien untuk mengulangu kembali dan cara penghentian pengobatan TB paru Memberikan reinforcement positif Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya Memberikan reinforcement positif terhadap pertanyaan yang diajukan Menjawab pertanyaan klienMengemukakan pendapat

Memberiakan

Mrndengarkan dan memperhatikanMenjawab

MendengarkanMendengarkan dan memperhatikanmenjawab

memperhatikan memperhatikan dan menjawab

mendebgarkan mendengarkan dan menjawab

mendengar

mengajukan pertanyaan

mendengarkan

mendengarkan dan memperhatikan35 menit

3Tahap penutup Menyimpulkan materi yang telah disampaikan Mengevaluasi materi yang telahdiberikan Menutup dan memberi salamIkut menyimpulkan materi bersama moderatorMenjawab pertnyaan

Menjawab salam15 menit

E. Evaluasi1. Evaluasi struktur Desain tempat dan waktu sesuai dengan rencana Media dan alat sesuai rencana2. Evaluasi proses Audiens aktif mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perncanaan Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan 3. Evaluasi hasilSetelah kegiatan penyyuluhan kesehatan, audiens diharapkan mampu Menyebutkan pengertian TB paru dengan bahasanya sendiri Menyebut penyebab TB paru Menyebut tanda dan gejala TB paru Menyebutkan penularan dan engobatan TB paru

F. ReferensiHidalgo JA, Alangaden G. Pouts Disease ( Tuberculous Spondylitis). Availble at http://www.emedicine/:july 12, 2002Rahmachandran R, paramasivan Cn.What is new in the diagnosis of Tuberculosis indian journal Of Tuberrculosi 2003:6:182-8

Lampiran MateriTUBERCULOSIS PARUPengertianTuberkulosis(TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteriMikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang,Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan Chinadalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwaTuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia.Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .Tanda dan Gejala Batuk disertai dahak selama 3 minggu atau lebih Kadang-kadang batuk bercampur darah. Sesak nafas dan rasa nyeri di dada. Nafsu makan berkurang Berat badan menurun Demam lebih dari sebulan Berkeringat dimalam hari meskipun tidak melaksanakan kegiatanCara PenyebaranPenyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

SaatMikobakterium tuberkulosaberhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentukglobular(bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksiimunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadidormant(istirahat). Bentuk-bentukdormantinilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksisputum(dahak). Seseorang yang telah memproduksisputumdapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

PatofisiologiPenyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadidropletnuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.

Gejala Penyakit TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

Gejala sistemik/umum Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan berat badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan Kalau ada cairan dironggapleura(pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagaimeningitis(radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pencegahan Penyakit TBJika seseorang memiliki tbc aktif, hal pertama yang perlu dicatat adalah menjaga kuman dari diri sendiri.Hal ini biasanya memakan waktu beberapa minggu pegobatan dengan obat tbc sebelum tidak menular lagi. Ikuti tips ini untuk membantu menjaga dan pencegahan penyakit TBC teman dan keluarga dari infeksi bakteri : Kurangi Aktivitas yang berlebihan Membuka jendela setiap hari di pagi hari, agar udara dan cahaya masuk kedalam ruangan. Menggunakan masker untuk mencegah penularan TBC, menutup mulut saat bersin menggunakan tishu. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun) Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan Menghindari udara dingin Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur dan ruangan. Menjemur Kasur, bantal dan tempat tidur terutama pagi hari Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein

Selain pencegahan TBC, menyelesaikan seluruh terapi obat sangat baik untuk melawan infeksi sehingga lebih cepat sembuh. Ini adalah langkah yang paling penting yang dapat diambil untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari tbc. Bila penderita menghentikan pengobatan dini atau melewatkan dosis, bakteri tbc memiliki kesempatan untuk mengembangkan mutasi yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup bahkan jika diberi obat tbc yang paling kuat sekalipun. Strain yang resistan obat yang dihasilkan jauh lebih mematikan dan sulit diobati.

KomplikasiMenurut Depkes RI (2002), merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada penderita TBC paru stadium lanjut yaitu: Hemoptisis berat (pendarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemki atau karena tersumbatnya jalan napas. Atelektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial. Bronkietasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukkan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru Penyebaran infesi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian dan ginjal.

Cara Pembuangan Dahak yang Aman Sediakan tempat tertutup seperti pispot/kaleng Masukan disenfektan(lisol/air sabun)didalam nya Buang dahak kedalam tempat tersebut Diganti setiap harinya.Pengobatan 1. Obat obatanTuberkulosis (TBC) dapat menyerang berbagai organ tubuh tetapi yang akan dibahas adalah obat TBC untuk paru-paru. Tujuan pengobatan TBC ialah memusnahkan basil tuberkulosis dengan cepat dan mencegah kambuh.Idealnya pengobatan dengan obat TBC dapat menghasilkan pemeriksaan sputum negatif baik pada uji dahak maupun biakan kuman dan hasil ini tetap negatif selamanya.Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu : Obat primer: INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini. Obat sekunder: Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.Meskipun demikian, pengobatan TBC paru-paru hampir selalu menggunakan tiga obat yaitu INH, rifampisin dan pirazinamid pada bulan pertama selama tidak ada resistensi terhadap satu atau lebih obat TBC primer ini.IsoniazidIsoniazid atau isonikotinil hidrazid yang disingkat dengan INH. Isoniazid secara in vitro bersifattuberkulostatik(menahan perkembangan bakteri) dantuberkulosid(membunuh bakteri).Mekanisme kerja isoniazid memiliki efek pada lemak, biosintesis asam nukleat,dan glikolisis. Efek utamanya ialah menghambat biosintesis asam mikolat (mycolic acid) yang merupakan unsur penting dinding sel mikobakterium.Isoniazid menghilangkan sifat tahan asam dan menurunkan jumlah lemak yang terekstrasi oleh metanol dari mikobakterium.Isoniazid mudah diabsorpsi pada pemberian oral maupun parenteral.Kadar puncak diperoleh dalam waktu 12 jam setelah pemberian oral. Di hati, isoniazid mengalami asetilasi dan pada manusia kecepatan metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor genetik yang secara bermakna mempengaruhi kadar obat dalam plasma. Namun, perbedaan ini tidak berpengaruh pada efektivitas dan atau toksisitas isoniazidbila obat ini diberikan setiap hari.Efek sampingMual, muntah, anoreksia, letih, malaise, lemah, gangguan saluran pencernaan lain, neuritis perifer, neuritis optikus, reaksi hipersensitivitas, demam, ruam, ikterus, diskrasia darah, psikosis, kejang, sakit kepala, mengantuk, pusing, mulut kering, gangguan BAK, kekurangan vitamin B6, penyakit pellara, hiperglikemia, asidosis metabolik, ginekomastia, gejala reumatik, gejala mirip Systemic Lupus Erythematosus.ResistensiResistensi masih merupakan persoalan dan tantangan. Pengobatan TBC dilakukan dengan beberapa kombinasi obat karena penggunaan obat tunggal akan cepat dan mudah terjadi resistensi. Disamping itu, resistensi terjadi akibat kurangnya kepatuhan pasien dalam meminum obat.Waktu terapi yang cukup lama yaitu antara 69 bulan sehingga pasien banyak yang tidak patuh minum obatselama menjalani terapi.Isoniazid masih merupakan obat yang sangat penting untuk mengobati semua tipe TBC.Efek sampingnya dapat menimbulkan anemia sehingga dianjurkan juga untuk mengkonsumsi vitamin penambah darah seperti piridoksin (vitamin B6).TB vit B6sudah mengandung isoniazid dan vitamin B6 dalam satu sediaan, sehingga praktis hanya minum sekali saja.TB vit B6tersedia dalam beberapa kemasan untuk memudahkan bila diberikan kepada pasien anak-anak sesuai dengan dosis yang diperlukan.TB Vit B6tersedia dalam bentuk:1. TabletMengandung INH 400 mg dan Vit B6 24 mg per tablet2. SirupMengandung INH 100 mg dan Vit B6 10 mg per 5 ml, yang tersedia dalam 2 kemasan : Sirup 125 ml Sirup 250 mlPengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita TBC) dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC tidak ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan pemberian INH 510 mg/kgbb/hari.1. Pencegahan (profilaksis) primerAnak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+).INH minimal 3 bulan walaupun uji tuberkulin (-).Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif sudah tidak ada.2. Pencegahan (profilaksis) sekunderAnak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit TBC.Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu : Obat primer: INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini. Obat sekunder: Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.Dosis obat antituberkulosis (OAT)ObatDosis harian(mg/kgbb/hari)Dosis 2x/minggu(mg/kgbb/hari)Dosis 3x/minggu(mg/kgbb/hari)

INH5-15 (maks 300 mg)15-40 (maks. 900 mg)15-40 (maks. 900 mg)

Rifampisin10-20 (maks. 600 mg)10-20 (maks. 600 mg)15-20 (maks. 600 mg)

Pirazinamid15-40 (maks. 2 g)50-70 (maks. 4 g)15-30 (maks. 3 g)

Etambutol15-25 (maks. 2,5 g)50 (maks. 2,5 g)15-25 (maks. 2,5 g)

Streptomisin15-40 (maks. 1 g)25-40 (maks. 1,5 g)25-40 (maks. 1,5 g)

Sejak 1995, program Pemberantasan Penyakit TBC di Indonesia mengalami perubahan manajemen operasional, disesuaikan dengan strategi global yanng direkomendasikan oleh WHO.Langkah ini dilakukan untuk menindaklanjutiIndonesia WHO joint Evaluation dan National Tuberkulosis Program in Indonesiapada April 1994.Dalam program ini, prioritas ditujukan pada peningkatan mutu pelayanan dan penggunaan obat yang rasional untuk memutuskan rantai penularan serta mencegah meluasnya resistensi kuman TBC di masyarakat. Program ini dilakukan dengan cara mengawasi pasien dalam menelan obat setiap hari,terutama pada fase awal pengobatan.StrategiDOTS(Directly Observed Treatment Short-course) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat.Sampai dengan tahun 2001, 98% dari populasi penduduk dapat mengakses pelayananDOTSdi puskesmas.Strategi ini diartikan sebagai "pengawasan langsung menelan obat jangka pendek oleh pengawas pengobatan" setiap hari.Indonesia adalah negarahigh burden, dan sedang memperluas strategi DOTS dengan cepat, karenanyabaseline drug susceptibilitydata (DST) akan menjadi alat pemantau dan indikator program yang amat penting. Berdasarkan data dari beberapa wilayah, identifikasi dan pengobatan TBC melalui Rumah Sakit mencapai 20-50% dari kasus BTA positif, dan lebih banyak lagi untuk kasus BTA negatif. Jika tidak bekerja sama dengan Puskesmas, maka banyak pasien yang didiagnosis oleh RS memiliki risiko tinggi dalam kegagalan pengobatan, dan mungkin menimbulkan kekebalan obat.Akibat kurang baiknya penanganan pengobatan penderita TBC dan lemahnya implementasi strategi DOTS. Penderita yang mengidap BTA yang resisten terhadap OAT akan menyebarkan infeksi TBC dengan kuman yang bersifatMDR(Multi-drugs Resistant). Untuk kasusMDR-TBdibutuhkan obat lain selain obat standard pengobatan TBC yaitu obatfluorokuinolonseperti siprofloksasin, ofloxacin, levofloxacin (hanya sangat disayangkan bahwa obat ini tidak dianjurkan pada anak dalam masa pertumbuhan).Pengobatan TBC pada orang dewasa Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).Diberikan kepada: Penderita baru TBC paru BTA positif. Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3Diberikan kepada: Penderita kambuh. Penderita gagal terapi. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3Diberikan kepada: Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.2. Secara TradisionalBahan:Bunga kembang sepatu 2 buahCara pengolahan:Di tumbuk halus,di tambah air matang setengah cangkir,ditambah garam sedikit,diperas dan di ambil airnya lalu diminum setiap 2 jam sebanyak 2 sendok makan.

Pesan pesan untuk Pasien dan Keluarga Pasien Penderita TBC Pasien agar memeriksa diri secara teratur ke puskesmas atau rumah sakit Ketekunan dan keteraturan minum obat akan meringankan biaya pengobatan dan mempercepat penyembuhan Jika penderita batuk atau berdahak sebaiknya menutup mulutnya Pasien agar tidak meludah disembarang tempat Sebaiknya ludah dibuang kekalengyang telah di isi dengan lisol 5% atau cairan lain pembunuh kuman Sebaiknya pasien tidak tidur satu kamar dengan keluarganya,terutama selama 2 bulan pengobatan pertama Keluarga pasien yang mempunyai gejala TBC sebaiknya memriksa diri ke puskesmas untuk memastikan apakah sudah tertular apa belum Pasien agar makan makanan yang bergizi yang terjangkau untuk mempertinggi daya tahan tubuh Pasien jangan bekerja terlalu berat Beristirahat yang cukup