23
Saung Angklung Udjo selain berperan sebagai tempat kunjungan budaya dan wisata juga turut ambil bagian sebagai sentra produksi alat musik tradisional di Jawa Barat. Kami memproduksi berbagai alat musik kesenian yang sebagian besar berbahan baku dari bambu, misal angklung, arumba, calung. Jenis bambu yang dipergunakan untuk pembuatan alat musik diatas adalah bambu hitam untuk tabung suara, bambu tali untuk tanbung rangka, bambu gombong untuk rangka angklung sedangkan pengikat rangka adalah tali berbahan rotan. Secara umum alat musik diatas dari tahap pembuatan sampai tahap penyelesaian murni menggunakan tenaga manusia (hand made) . Dan dalam akurasi nada menggunakan tuner elektronik sehingga kesumbangan nada dapat dihindari. Selepas itu alur produksi alat musik tak berhenti sampai itu saja, di Saung Angklung Udjo kami melakukan retuning sebelum barang kami kirim kepada konsumen hal ini untuk menghidari ketidakseimbangan nada. Bahkan sampai pada proses pengepakannya dilakukan secara hati-hati hal ini untuk menghindari cacat angklung itu sendiri. Berbagai jenis musik bambu buatan tangan pengerajin kami jual disini, dari bentuk angklung TK ukuran kecil sampai pada arumba ukuran besar tersedia. Angklung Dialog “tradisi” dan “modernitas” dalam Angklung Dalam bentuknya yang tradisional, angklung dikenal secara terbatas di Jawa sebagai alat musik ritual perladangan padi yang dimainkan berkelompok. Para pemain menggetarkan angklung lebih pada tujuan menciptakan ritmik yang membangun atmosfir upacara penghormatan pada Dewi Sri, bukan berkesenian, apalagi membawakan komposisi. Sebagai alat musik tradisional di masa kolonial abad ke-20 pun, angklung bukanlah merupakan alat musik populer, bahkan hampir punah dan hanya dimainkan oleh pengemis. Sampai pada tahun 1938, seorang guru muda yang sangat musikal di Kuningan bernama Daeng Soetigna melakukan inovasi dengan membuat satu set angklung yang membawakan tangga nada diatonis kromatis.

Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

  • Upload
    tilmay

  • View
    1.816

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

Saung Angklung Udjo selain berperan sebagai tempat kunjungan budaya dan wisata juga turut ambil bagian sebagai sentra produksi alat musik tradisional di Jawa Barat. Kami memproduksi berbagai alat musik kesenian yang sebagian besar berbahan baku dari bambu, misal angklung, arumba, calung. Jenis bambu yang dipergunakan untuk pembuatan alat musik diatas adalah bambu hitam untuk tabung suara, bambu tali untuk tanbung rangka, bambu gombong untuk rangka angklung sedangkan pengikat rangka adalah tali berbahan rotan. Secara umum alat musik diatas dari tahap pembuatan sampai tahap penyelesaian murni menggunakan tenaga manusia (hand made) . Dan dalam akurasi nada menggunakan tuner elektronik sehingga kesumbangan nada dapat dihindari. Selepas itu alur produksi alat musik tak berhenti sampai itu saja, di Saung Angklung Udjo kami melakukan retuning sebelum barang kami kirim kepada konsumen hal ini untuk menghidari ketidakseimbangan nada. Bahkan sampai pada proses pengepakannya dilakukan secara hati-hati hal ini untuk menghindari cacat angklung itu sendiri. Berbagai jenis musik bambu buatan tangan pengerajin kami jual disini, dari bentuk angklung TK ukuran kecil sampai pada arumba ukuran besar tersedia.

Angklung

Dialog “tradisi” dan “modernitas” dalam Angklung

Dalam bentuknya yang tradisional, angklung dikenal secara terbatas di Jawa sebagai alat musik ritual perladangan padi yang dimainkan berkelompok. Para pemain menggetarkan angklung lebih pada tujuan menciptakan ritmik yang membangun atmosfir upacara penghormatan pada Dewi Sri, bukan berkesenian, apalagi membawakan komposisi. Sebagai alat musik tradisional di masa kolonial abad ke-20 pun, angklung bukanlah merupakan alat musik populer, bahkan hampir punah dan hanya dimainkan oleh pengemis. Sampai pada tahun 1938, seorang guru muda yang sangat musikal di Kuningan bernama Daeng Soetigna melakukan inovasi dengan membuat satu set angklung yang membawakan tangga nada diatonis kromatis. Angklung baru yang kemudian dikenal dengan nama Angklung Padaeng dapat menghasilkan melodi dan juga akord yang menjadi pondasi musik modern dan dapat membawakan komposisi sistem “do-re-mi-fa-sol”. Sang guru muda tadi yakin bahwa anak hanya dapat belajar termasuk berlatih disiplin kalau hatinya riang gembira, misalnya dengan cara bermain musik dengan lagu-lagu yang disukai. Maka baginya angklung adalah media pendidikan modern yang terus diperjuangkannya sehingga menjadi sangat populer di sekolah-sekolah hingga saat ini.

Dalam wujudnya yang modern, angklung Padaeng tetap menunjukkan ciri tradisional yang kental. Pertama: cara memainkan angklung secara komunal tetap dipertahankan sebagaimana angklung Sunda dulu kala. Walau secara teoretis satu set angklung yang digantung berbaris dapat dimainkan oleh satu orang demi tujuan efisiensi, gagasan modern tentang angklung tetap berpegang pada asas solidaritas dan komunalitas yang selalu ada dalam konteks kehidupan masyarakat tradisional. Angklung adalah musik pertunjukkan dengan nilai individualitas minimal dimana setiap pemain sekaligus menonton dirinya sendiri pada pemain lainnya. Kedua, bentuk angklung, bahan, dan prinsip mekanika angklung tetap mengandalkan warisan teknologi tradisi yang

Page 2: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

dipertahankan yaitu resonansi tabung bambu yang digetarkan. Jadi, angklung dalam bentuk modern membawa juga eksotika tradisional yang menunjukkan kontinuitas dengan masa lalunya termasuk juga dalam cara memainkannya. Bahkan, pengembangan angklung ke arah diatonis-kromatis berdampak sinergis terhadap leluhur pentatonis tradisionalnya dengan semakin hidupnya angklung tradisional pada tahun 1960-an sebagai reaksi positif atas popularitas Angklung Padaeng seperti yang dikatakan budayawan Sunda Nano S dalam acara diskusi Kebangkitan Nasional: 100 tahun Daeng Soetigna 20 Desember yang lalu.

Angklung dan Rekacipta Identitas Kebangsaan

Angklung terlibat dalam perjalanan Indonesia menuju bangsa modern berdaulat. Angklung beberapa kali dimainkan dalam peristiwa kesejarahan kita sebut saja Peristiwa Linggarjati 1947, KAA 1955, dan sebagai misi budaya dalam normalisasi hubungan Indonesia-Malaysia 1967. Tanpa keraguan angklung adalah elemen khas diplomasi kultural Indonesia. Lebih dari itu, angklung juga manawarkan nilai-nilai tradisi seperti solidaritas, toleransi, dan kerjasama dalam angklung yang sejalan dengan ciri khas dan kekuatan cultural capital komunitas-komunitas etnis di Indonesia. Jika bangsa itu harus modern berorientasi kedepan sekaligus juga bersifat sebagai recent vintage yang dibungkus dengan tradisi-tradisi yang diramu dari masa lalu untuk melanggengkan kekuasaan dan kewibawaannya, maka angklung hadir sebagai komponen budaya yang memenuhi syarat untuk menjadi ikon nasional. Dialog modern-tradisional yang sinergis dalam dunia angklung sungguh terasa. Maka, dalam hal ini negara dapat berperan sebagai agen yang melakukan “rekacipta tradisi” atau dengan kata lain serangkaian usaha “rekayasa” untuk menciptakan elemen simbolik yang khas dan berwibawa dengan kesadaran untuk memperkuat sentimen kebangsaan. Dalam rekacipta ini unsur masa lalu dipertahankan demi kepentingan otentik, sementara unsur primordial etnis yang tidak kondusif dalam usaha membina sentimen kebangsaan dapat dikesampingkan.

Dalam tahap lebih kongkret, angklung masih memerlukan aspek perlindungan hukum, promosi, festival, ruang tampil, dan usaha konsisten mengintegrasikannya ke dalam kurikulum pendidikan nasional sebagai aset bangsa. Tokoh-tokoh penerus angklung seperti Obby A.R yang berjuang agar angklung terus hadir dalam dunia pendidikan dasar dan Alm. Udjo Ngalagena yang berkiprah mempromosikan angklung sebagai industri budaya mengisi ruang kosong yang strategis tentang perlunya identitas dan branding sebagai bangsa. Angklung hanyalah satu titik dari sekian banyak usaha menemukan kembali keindonesiaan kita yang hilang. Akhirnya, keindonesiaan sebagai sesuatu yang kita butuhkan di masa krisis, selamanya adalah konstruksi budaya-politik yang harus senantiasa dipelihara oleh negara untuk memperkuat sentimen kebangsaan rakyat kita.

Pengertian PariwisataKamis, 2008 Februari 07

Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 ;

dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan

Page 3: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

obyek dan daya tarik wisata

Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu : (1) Kegiatan perjalanan; (2)

Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat sementara; (4) Perjalanan itu seluruhnya atau

sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. 

Sedangkan pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang Nomor 9

Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :

1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna,

seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan

tropis, serta binatang-binatang langka.

2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan

sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan,

taman rekreasi, dan tempat hiburan.

3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan

kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-

tempat ziarah dan lain-lain.

Kemudian pada angka 4 di dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 dijelaskan

pula bahwa Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,

termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di

bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :

1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.

2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti : Kawasan wisata, taman

rekreasi, kawasan peninggalan sejarah ( candi, makam), museum, waduk, pagelaran

seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah : keindahan

alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.

3. Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata, yakni :

Page 4: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

a. Usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata,

pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, impresariat, konsultan

pariwisata, informasi pariwisata);

b. Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari : akomodasi, rumah makan, bar,

angkutan wisata dan sebagainya;

c. Usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata.

Pariwisata menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti

(1992:8) adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi

wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam

proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.

Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000:46-47) menjelaskan

definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang

dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke

tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan

dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang

dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi

atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Menurut definisi yang lebih luas yang dikemukakan oleh H.Kodhyat (1983:4) adalah

sebagai berikut : Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain,

bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari

keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam

dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Sedangkan menurut pendapat dari James

J.Spillane (1982:20) mengemukakan bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan

perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui

sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan

tugas, berziarah dan lain-lain.

Menurut Salah Wahab (1975:55) mengemukakan definisi pariwisata yaitu pariwisata

adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan

ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup

Page 5: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang

komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan

tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.

Sedangkan pengertian Kepariwisataan menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun

1990 pada bab I pasal 1, bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan

urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan,

pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan

masyarakat disebut Kepariwisataan.

Nyoman S. Pendit (2003:33) menjelaskan tentang kepariwisataan sebagai berkut : 

Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan

kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan pelabuhan (laut atau udara),

jalan-jalan raya, pengangkutan setempat,program program kebersihan atau

kesehatan, pilot proyek sasana budaya dan kelestarian lingkungan dan sebagainya.

Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi

masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi

wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan

dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor

bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada

gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri

lainnya.

1. Judul PenelitianATRIBUT PRODUK WISATA SEBAGAI FAKTOR KEPUASAN WISATAWAN GUNA MENINGKATKAN WISATAWAN PADA TEMPAT WISATA TAMAN X

2. Latar BelakangIndonesia sebagai salah satu negara yang memiliki obyek-obyek wisata yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor pariwisata, hal ini ditunjukkan dengan dicanangkannya sektor ini sebagai penghasil devisa utama di tahun 2008 dengan program ”Visit Indonesia 2008”Penetapan tahun 2008 sebagai tahun kunjungan wisata mengharuskan sektor ini berbenah diri karena sektor ini sangat diandalkan untuk bisa menyumbang devisa yang sangat berarti bagi negara kita yang sedang mengalami keterpurukan ekonomi ini. Perkembangan dunia wisata diharapkan akan berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, hal ini perlu didukung dengan tersedianya fasilitas-fasilitas umum

Page 6: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

pendukung industri pariwisata, di samping dengan terus memperbaiki outlook dari daya tarik wisata yang ditawarkan.Upaya pengelolaan obyek-obyek daerah tujuan wisata di Kabupaten XXX juga telah menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan, hal ini ditunjukan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke XXX terutama pantai Plengkung yang telah dikenal hingga ke mancanegara. Hal ini merupakan sinyalmen positif bagi pengembangan daerah kunjungan wisata di sekitar karena hal tersebut juga menunjukkan adanya minat dari calon wisatawan untuk mengunjungi XXX.Kawasan wisata Taman XXX sebagai salah satu aset pariwisata XXX perlu diperhatikan mengingat kawasan wisata ini memiliki daya tarik alami yang tidak dimiliki oleh obyek wisata sejenis. Penanganan yang profesional atas aset pariwisata ini juga perlu ditingkatkan terutama perencanaan dan penataan yang berwawasan alam dan budaya.Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian ini yaitu : “Pengaruh Atribut Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Pada Kawasan Wisata Taman XXX XXX”.

3. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu :a. Apakah terdapat pengaruh atribut produk wisata yang meliputi atraksi wisata, fasilitas, dan akses menuju obyek wisata terhadap kepuasan wisatawan pada kawasan wisata Taman XXX XXX ?b. Atribut produk wisata manakah yang paling dominan dalam memberikan pengaruh terhadap kunjungan wisatawan pada kawasan wisata Taman XXX XXX?

4. Batasan MasalahPenelitian ini dibatasi pada atribut produk wisata yang meliputi atraksi wisata, fasilitas obyek wisata, dan akses menuju obyek wisata serta pengaruhnya terhadap kepuasan wisatawan pada kawasan wisata Taman XXX XXX.

5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian5.1 Tujuan dan PenelitianBerdasarkan pada pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk:1. Untuk menjelaskan pengaruh atribut produk wisata terhadap kepuasan kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Taman XXX XXX;2. Untuk mengetahui atribut produk wisata yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kunjungan wisatawan ke Taman XXX XXX

5.2 Manfaat PenelitianUntuk digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola wisata Taman XXX dalam kaitannya dengan upaya menciptakan kepuasan wisatawan.

6. Tinjauan Pustaka6.1 Pengertian Manajemen Pemasaran

Page 7: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

Pemasaran telah didefinisikan dengan banyak cara oleh banyak ahli ekonomi. Salah satunya Philip Kotler (2002:8) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: ” Pemasaran adalah suatu proses sosial dan managerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.”Philip Kotler (2002:9) lebih lanjut menyatakan bahwa definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti pemasaran yakni:- Kebutuhan (needs ) : apa yang dirasa untuk dipenuhi yang bersifat alami.- Keinginan (wants) ; apa yang dirasa untuk dipenuhi karena keberadaannya dalam lingkungan hidup.- Permintaan (demans); apa yang dirasa untuk dipenuhi karena mempunyai daya beli.

Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi potensial guna memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Konsep pertukaran mengarah pada konsep pasar, menurut Philip Kotler (2002:10) adalah sebagai berikut:“Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan.”

Konsep pemasaran diperbaharui oleh Philip Kotler dan Gary Armstrong yang ditulis dalam bukunya. Mereka mengatakan bahwa dewasa ini, pemasaran harus dipahami tidak dalam arti lama yaitu melakukan penjualan ” bercerita dan menjual” tetapi dalam arti baru, yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan (Philip Kotler dan Gary Armstrong,2001:5).Sedangkan pengertian pemasaran menurut Murti Sumarni - John Soeprihanto (1998:261) adalah:“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.”Jadi dari definisi - definisi di atas yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut pada dasarnya adalah sama yakni untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen akan barang dan jasa dengan menciptakan produk barang dan jasa yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.Bila pemasar melakukan tugas memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan baik, mengembangkan produk yang memberikan nilai, bersifat superior, dan menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikannya secara efektif, produk atau jasa ini akan dijual dengan sangat mudah.

6.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)Bauran pemasaran mempakan konsep utama dalam pemasaran modern yang lebih dikenal dengan marketing mix. Bauran pemasaran (marketing mix), menurut Philip Kotler (2002:18) yaitu : ” Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus - menerus mencapai pemasarannya di pasar sasaran.”Menurut Murti Sumarni - John Soeprihanto (1998:274) adalah sebagai berikut: “Bauran Pemasaran ( niarketing mix ) adalah kombinasi dari variable atau kegiatan yang

Page 8: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

merupakan inti dari system pemasaran yaitu : produk, harga, saluran distribusi dan promosi.”

Bauran pemasaran terdiri dari empat variabel yaitu produk, harga, tempat/saluran distribusi dan promosi. Dimana keempat variabel saling mempengaruhi satu sama lainnya. Berikut ini akan dijelaskan elemen - elemen pokok yang ada dalam marketing mix antara lain :1. ProdukAdalah sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan ataupun dikonsumsi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau keinginan. Elemen - elemen dari produk mencakup tentang : merek, bentuk, kemasan, garansi, kualitas, ukuran, design, pilihan dan servis sesudah penjualan.2. HargaAdalah nilai suatu barang atau jasa yang ditawarkan , yang ditentukan dengan berbagai pertimbangan yang menyangkut biaya, tenaga kerja dan lain - lain. Elemen - elemen dari harga mencakup : diskon, daftar harga, pembayaran, kredit, dan rekomendasi.3. Tempat/ distribusiAdalah suatu tempat dimana kita dapat memasarkan produk -produk dan jasa– jasa yang kita miliki untuk sampai ke konsumen.4. PromosiAdalah suatu tindakan yang memperkenalkan produk kita kepada masyarakat luas agar mengetahui keberadaan produk kita. Elemen - elemen promosi mencakup publikasi, iklan, promosi penjualan, dan pemasaran langsung.

6.3 Pengertian PariwisataPengertian tentang pariwisata sangat beragam tetapi sebagian besar menjelaskan bahwa pariwisata berkaitan dengan wisatawan yang memiliki keragaman motivasi, sikap dan pengaruh. H. Kodyat (1983:4) mendefinisikan pariwisata sebagi perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan seni.Menurut Gamal Suwantoro (1973:3), pariwisata merupakan suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju ke tempat lain di luar tempat tinggalnya, dorongan kepergiannya adalah untuk berbagai kepentingan, baik kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman maupun untuk belajar.

Penjabaran tentang pariwisata secara luas dikemukakan oleh Wahab (1998:47), bahwa pariwisata merupakan salah satu industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan, selanjutnya sebagai sektor yang kompleks pariwisata juga meliputi industri-industri klasik yang sebenarnya seperti kerajinan tangan dan cindera mata, penginapan dan transportasi juga bisa dipandang sebsagai industri pariwisata.

Page 9: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

Di dalam Undang-Undang Kepariwisataan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2000, dijelaskan bahwa pariwisata ”adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.”

6.4 Pengertian Produk WisataProduk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan dari berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial) dan jasa alam.Menurut Suswantoro (2007:75) pada hakekatnya pengertian produk wisata “adalah keseluruhan palayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai kembali kerumah dimana ia berangkat semula”

Produk wisata sebagai salah satu obyek penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki unsur-unsur utama yang terdiri 3 bagian (Oka A. Yoeti, 2002:211) :1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang dibayangkan oleh wisatawan2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, parkir, trasportasi, rekreasi dan lain-lain.3. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut.

Mason (2000:46) dan Poerwanto (1998:53) telah membuat rumusan tentang komponen-komponen produk wisata yaitu :1. Atraksi, yaitu daya tarik wisata baik alam, budaya maupun buatan manusia seperti festival atau pentas seni2. Aksesbilitas, yaitu kemudahan dalam memperoleh atau mencapai tujuan wisata seperti organisasi kepariwisataan (travel agent)3. Amenities yaitu fasilitas untuk memperoleh kesenangan. Dalam hal ini dapat berbentuk akomodasi, kebersihan dan keramahtamahan4. Networking, yaitu jaringan kerjasama yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan baik lokal, nasional maupun internasional.

6.5 Pengertian WisatawanDalam Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 9 tahun 2000, wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan wisata. Jadi menurut pengertian ini, “semua orang yang melakukan perjalanan wisata disebut “wisatawan” apapun tujuannya yang penting perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.”Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) sebagaimana disebutkan dalam Annex II, kata tourist atau wisatawan haruslah diartikan sebagai (RS. Damardjati, 2001:88):1. Orang yang bepergian untuk bersenang-senang (pleasure), untuk kepentingan keluarga, kesehatan dan lain sebagainya.2. Orang-orang yang bepergian untuk kepentingan usaha.3. Orang-orang yang datang dalam rangka perjalanan wisata walaupun mereka singgah kurang dari 24 jam.

Page 10: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

6.6 Analisis Regresi Linier BergandaMetode Analisis merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini digunakan analisis data statistik, dimana salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami.Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif, yaitu analisis terhadap data yang telah diberi skor sesuai dengan skala yang telah ditetapkan dengan menggunakan formula-formula statistik. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran ordinal (bertingkat) dengan skala likert. Skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Oleh karena itu analisis data yang dipergunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda. Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) dengan variabel terikatnya (kepuasan wisatawan) Anto Dajan (1996 : 325).6.7 Analisis Determinasi dan KorelasiAbdul Hakim dalam bukunya Statistik Induktif (2000:366) menjelaskan bahwa “Analisis Determinasi mempunyai tujuan untuk mencari seberapa jauh pengaruh atribut produk wisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan”.Koefisien korelasi dapat dikatakan sebagai hubungan antara variabel terikat atau dependen dengan variabel bebas atau independen. Yang termasuk variabel bebas adalah atraksi wisata, fasilitas, aksesbilitas, sedangkan yang termasuk variabel terikat adalah tingkat kepuasan wisatawan.6.8 Uji HipotesisHipotesis penelitian ditentukan sebagai berikut:“Bahwa ada pengaruh antara atribut produk wisata dengan tingkat kepuasan wisatawan di Taman XXX XXX”.Untuk menguji hipotesis tersebut, maka digunakan uji sebagai berikut:1) Uji F (Uji Fisher)Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (kunjungan wisatawan) secara simultan atau bersama-sama (Anton Dajan 1996 : 335)2) Uji T (Parsial)Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (kunjungan wisatawan) secara parsial atau sendiri-sendiri (Anton Dayan 1996 : 336) .

7. Metode Penelitian7.1 Lokasi PenelitianDalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada kawasan wisata Taman XXX yang terletak di desa Kemiren, XXX. Pertimbangan pemilihan lokasi ini lebih didasari pada kepopuleran obyek wisata Taman XXX sebagai salah satu ikon wisata di XXX di antara sekian banyak obyek wisata yang tersebar di XXX. Selain itu, obyek wisata Taman XXX dikelola oleh pihak swasta dengan manajemen modern dan berorientasi terhadap profit.

Page 11: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

7.2 Metode Pengumpulan dataDalam rangka mendapatkan data-data yang dibutuhkan bagi kegiatan penelitian ini, maka data-data yang berada di lapangan dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :1) Observasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung serta mengadakan pencatatan atas segala sesuatu yang terkait dengan yang diteliti.2) Kuisioner yaitu suatu metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung.3) Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak terkait.

7.3 Metode Pengambilan SampelSampel meliputi sebagian atau wakil populasi yang diobservasi. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Jika sampel = n merupakan bagian dari populasi = N, maka n ≤ N (nilai n lebih kecil dan bisa juga sama dengan N, tetapi pada umumnya selalu lebih kecil) kalau jumlah populasi = 1000, maka sampel bisa terdiri dari 100, 200, dan atau 500, yaitu suatu jumlah elemen yang lebih kecil dari 1000. Jumlah elemen dalam sampel tergantung antara lain pada biaya yang tersedia serta tingkat ketelitian informasi atau data yang akan diperolehSampel yang menjadi responden ditentukan berdasarkan Eksidental Sampling, yakni metode pengambilan sample yang didasarkan atas keberadaan responden yang secara kebetulan berada dalam populasi penelitian. Pertimbangannya bahwa karakteristik responden sulit diketahui atau belum diketahui. Selain itu waktu kunjungan relatif singkat, dan untuk menemuinya relatif sulit. Adapun jumlah responden yang digunakan sebagai sampel adalah 100 orang, dengan dasar pengukuran menurut Maholtra (1999:46) yaitu minimal lima kali jumlah variabel yang diteliti.

7.4 Pengukuran Variabel PenelitianPengukuran berfungsi untuk menunjukkan angka-angka pada suatu variabel menurut metode tertentu. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran ordinal (bertingkat) dengan skala likert. Dimana skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.Skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya puas-tidak puas, senang-tidak senang dan baik-tidak baik. Melalui daftar pertanyaan yang ada diperoleh masing-masing item dari setiap variabel.Untuk setiap item dalam variabel dalam daftar pertanyaan menggunakan kriteria sebagai berikut :Untuk Variabel X:1. Jawaban A bernilai 5 = Sangat setuju2. Jawaban B bernilai 4 = setuju3. Jawaban C bernilai 3 = Kurang setuju4. Jawaban D bernilai 2 = Tidak setuju.5. Jawaban E bernilai 1 = Sangat tidak setuju.Untuk Variabel Y:

Page 12: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

1. Jawaban A bernilai 5 = Sangat puas2. Jawaban B bernilai 4 = puas3. Jawaban C bernilai 3 = Kurang puas4. Jawaban D bernilai 2 = Tidak puas.5. Jawaban E bernilai 1 = Sangat tidak puas.

8. Metode Analisis Data8.1 Uji ValiditasValiditas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur atau sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan valid apabila terdapat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya. Untuk menguji tingkat validitas data,dalam penelitian ini digunakan uji validitas konstruk (construct validity) yaitu pengujian validitas dimana skor dari semua pertanyaan atau pernyataan yang disusun berdasarkan dimensi konsep korelasi dengan skor total. Teknik yang digunakan adalah mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dengan masing-masing item (pertanyaan atau pernyataan) dengan skor total. Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Dengan rumus yang digunakan yaitu Product Moment.

Dimana :N = Jumlah Responden.X = Skor total tiap-tiap item.Y = Skor total.Kreteria pengujian test validitas : Jika koefisien korelasinya > r-tabel,maka hasilnya dapat dikatakan valid. Jika nilai signifikansi 0,05 , maka hasilnya dapat dikatakan valid.8.2 Uji ReliabilitasReliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dapat diandalkan/dipercaya, atau sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali/lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama.Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel apabila hasil penelitian tersebut mendapatkan hasil yang sama jika dilakukan penelitian berulang atau mampu mengungkap data yang dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach Alpha ( ) sebagai berikut :

Dimana :ri = Reliabilitas instrumenk = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soalSi2 = Jumlah varians totalSt2 = Varians totalRumus untuk varians total dan varians item yaitu :

Dimana :JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item.JKs = Jumlah kuadrat subyek.

Page 13: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

Kreteria pengujian test reliabilitas : Jika nilai alpha > r-tabel, maka hasilnya dapat dikatakan reliabel.

8.3 Analisis Regresi Linier BergandaRegresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) dengan variabel terikatnya (kepuasan wisatawan).Adapun rumus yang digunakan:Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3Dimana :Y = Kepuasan WisatawanX1 = Variabel atraksiX2 = Variabel fasilitasX3 = Variabel aksesbilitasa = Konstantab = Koefisien regresi

8.4 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi (r2)8.4.1 Analisis Koefisien Korelasi ( r )Untuk menentukan Koefisien Korelasi dirumuskan sebagai berikut :

Dimana:r = koefisien korelasix = atribut wisatay = kepuasan wisatawan8.4.2 Analisis Koefisien Determinasi (r2)Untuk mencari seberapa jauh pengaruh personal selling dan periklanan terhadap pengumpulan dana tabungan. Hal ini akan diperoleh dengan menggunakan Analisis Determinasi.Koefisien determinasi disimbolkan dengan tanda (r2) dan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

8.5 Uji Hipotesis8.5.1. Uji F (Uji Fisher)Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (kunjungan wisatawan) secara simultan atau bersama-sama.Langkah-langkah dalam Uji F sebagai berikut : Ho : 1= 2 = 3 = 0 artinya variabel atraksi, fasilitas dan aksesbilitas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel wisatawan. Ha : 1 = 2 = 3 0 artinya variabel atraksi, fasilitas dan aksesbilitas secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan.Perhitungan dengan menggunakan rumus :

Dimana :n = Jumlah sampel.

Page 14: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

k = Jumlah variabel bebas.r2 = Koefisien determinasi.

8.5.2 Uji t (Parsial)Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (atraksi, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (kepuasan wisatawan) secara parsial atau sendiri-sendiri.Langkah-langkah dalam Uji t sebagai berikut : Ho : 1 = 0 artinya variabel atraksi wisata, fasilitas dan aksesbilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan wisatawan. Ha : 2 0 artinya variabel atraksi, fasilitas dan aksesbilitas secara parsial berpengaruh terhadap variabel kunjungan wisatawan..Perhitungan dengan menggunakan rumus :

Dimana :Sb = Simpangan Baku dari b1, b2…..bnbi = Koefisien Regresi dari X1,X2…..Xn

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim, 2000, Statistik Induktif, Edisi Pertama – YogyakartaDajan, Anto, 1986, Pengantar Metode Statistik. Jilid II. LP3ES. Jakarta,Damardjati, RS, Istilah-istilah Dunia Pariwisata, Edisi Revisi, Cetakan Keenam, Pradnya Paramita, Jakarta, 2001Kodyat, RA, Statistik Induktif Terapan, Edisi Keempat, BPFE UGM, 2001Kotler, Philip dan Armstrong, Gary, Prinsip - prinsip Pemasaran, Jilid 2, Edisi Kedelapan,Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Indonesia, Edisi Milenium,Edisi Kesepuluh , Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid II, Edisi Indonesia, Edisi Milenium,Edisi Kesepuluh, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002Maholtra dan Lind AD, Statistik Induktif “For Business Economic” Edisi kesembilan, Erlangga, Jakarta, 1999Mason, Robert, D, Teknik Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Kesembilan, Erlangga, Jakarta, 2000Poerwanto, Geografi Pariwisata dalam Diktat Kuliah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Universitas Jember.Saleh, Wahab, Manajemen Pariwisata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1988Sumarni, Murti dan Soeprihanto, John, Pengantar Bisnis (Dasar - Dasar Ekonomi Perusahaan), Edisi Kelima, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1998Suswantoro, G, Dasar-Dasar Pariwisata, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1997Sutojo, Siswanto dan Kleinsteuber, Friz, Strategi Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Penerbit PT. Damair Mulia Pustaka, Jakarta, 2002Swastha, Basu, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Ketiga, Penerbit Liberty, Yogyakarta,1998Yoeti, Oka, Pemasaran Pariwisata Terpada, Penerbit Angkasa, Bandung 1996.

Page 15: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

5 Responses to “ATRIBUT PRODUK WISATA SEBAGAI FAKTOR KEPUASAN WISATAWAN GUNA MENINGKATKAN WISATAWAN PADA TEMPAT WISATA TAMAN X”juju Says: February 16th, 2009 at 16:30saya mau tanya pak.

1. syarat atau kriteria untuk uji validitas apa saja yah pak?

2. saya ingin minta nama buku (referensi) untuk syarat atau kriteria tersebut.

karena, bila saya tidak salah responden untuk uji validitas tidak boleh sama dengan responden untuk penelitian, namun saya tidak nama tahu buku untuk menjadi landasan pendapat saya tersebut.

terima kasih sebelumnya

skripsimudah Says: February 16th, 2009 at 21:39Uji ValiditasValiditas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur atau sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan valid apabila terdapat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya. Untuk menguji tingkat validitas data,dalam penelitian ini digunakan uji validitas konstruk (construct validity) yaitu pengujian validitas dimana skor dari semua pertanyaan atau pernyataan yang disusun berdasarkan dimensi konsep korelasi dengan skor total. Teknik yang digunakan adalah mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dengan masing-masing item (pertanyaan atau pernyataan) dengan skor total. Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Dengan rumus yang digunakan yaitu Product Moment.

Dimana :N = Jumlah Responden.X = Skor total tiap-tiap item.Y = Skor total.Kreteria pengujian test validitas : Jika koefisien korelasinya > r-tabel,maka hasilnya dapat dikatakan valid. Jika nilai signifikansi kurang dari sama dengan 0,05 , maka hasilnya dapat dikatakan valid.

Juju bisa cari buku-bukunya Masri Singarimbun tentang Metode Penelitian dan Buku SPSS-nya Singgih Santoso. Okay selamat belajar!

Page 16: Saung Angklung Udjo Selain Berperan Sebagai Tempat Kunjungan Budaya Dan Wisata Juga Turut Ambil Bagian Sebagai Sentra Produksi Alat Musik Tradisional Di Jawa Barat

fanji Says: April 6th, 2009 at 07:25saya mau bertanya bisa kasih materi yg lebih banyak gak tentang atribut produk pariwisata, kalau ada sich atribut produk wisata belanja, terimakasih sebelumnya.

skripsimudah Says: April 6th, 2009 at 22:20Untuk atribut produk pariwisata belanja, Anda tinggal merubah variabelnya sepanjang kondisi riil di lapangan. Misalnya variabel tata letak kios, kenyamanan pembeli, item souvenir dll. Dari masing-masing variabel tersebut, diukur. Jadi deh..

irma Says: April 14th, 2009 at 21:221.saya mau tanya tentang buku terbitan terbaru penulis E.A Chalik. H tentang Produk Wisata pada tahun berapa pak?2.saya sekarang lagi susun skiripsi yang judulnya ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MINAT KUNJUNGAN WISATAWAN DI OBYEK WISATA PANTAI DEPOK YOGYAKARTA saya kesulitan dalam membuat kuisioner???sudah berapa kali membua kuisioner malah salah terus,, apakah karena kata-kata saya ya pak yang kurang tepat. bagaimana caranya???3. buku refensi yang bagus untuk saya pakai dalam penelitian ini apa pak???

terimah kasih sebelum dan sesudahnya.