sebab akibat hayu

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 sebab akibat hayu

    1/9

     ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CPE FILM DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL PADA PT. MSI

     Hayu Kartika 

    50

    ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CPE FILM DENGAN

    METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL PADA PT. MSI

    Hayu Kartika

    Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakartae-mail: [email protected]

    ABSTRAK PT. MSI bergerak dalam memproduksi bahan baku pakaian, seperti kain grey dan

    kain woven serta bahan baku pembalut dan popok bayi yang terdiri dari kain non woven, CPE Film dan tisu. Fokus penelitian adalah untuk mengurangi penyimpangan dan kerusakan produk CPE Film, sehingga perlu direncanakan upaya pengendalian. Salah satu cara yangdapat ditempuh adalah dengan menerapkan pengendalian kualitas statistik. Berdasarkan

     pengendalian ditentukan batas kendali untuk masing-masing kerusakan produk. Dari analisis peta kendali rata-rata masih terjadi penyimpangan pada kecacatan CPE Film yaitu berkerut. Adapun garis pusat peta kendali rata-rata sebelum dan sesudah direvisi yaitu: Kecacatan CPE Film berkerut sebelum direvisi: 23.04 dan sesudah direvisi: 23.02. Dari diagram fishbone,

    dapat diketahui penyebab timbulnya masalah, yaitu: kesalahan operator dalam mengontrol proses kerja pembuatan CPE Film, kejadian dalam lingkungan, yaitu suhu ruang kerja yang

     panas, karena pengaruh umur mesin dan peralatan pendukung menyebabkan semakinmenurunnya produktifitas akan kualitas CPE Film yang dihasilkan. Dengan metode inididapatkan rencana untuk menanggulangi masalah cacat yang terjadi, yaitu perusahaan harusmelakukan perawatan berkala pada mesin, memperhatikan kondisi operator pada saat

    bekerja, serta menyeleksi ketat material yang diterima dari supplier. Penanggulangan tersebutdiharapkan akan meningkatkan pengendalian kualitas pada perusahaan sesuai dengankebutuhan pelanggan.

    Kata kunci  : Pengendalian Kualitas Statistik, Peta Kendali, Variabel dan Manajemen Kualitas.

    ABSTRACT   PT. MSI is engaged in producing garments raw materials, such as gray fabrics and

    woven fabrics and raw materials pads and baby diapers are composed of non-woven fabric,

    CPE film and paper. The focus of the research is to reduce fraud and product damage CPE film, so it needs to be planned control efforts. One way that can be achieved is by applying statistical quality control. Based on the specified control limits for each control productdamage. From the analysis of control chart average deviation is still going on disability CPE

     film is wrinkled. The controls chart center line average before and after revision is: CPE Disability Film wrinkled before revision: 23:04 and after revision: 23:02. Of the fishbonediagram, it can be seen causing the problem, namely: operator error in process control work

    CPE film-making, the incidence in the environment, the temperature of the hot work space,because of the age of machines and support equipment will lead to the decline in productivityresulting film quality CPE . With this method got a plan to address the problem of defect that

    occurs, the company must perform regular maintenance on the machine, consider thecondition of the operator at work, as well as selecting tight material received from suppliers. Poverty is expected to increase the company's quality control in accordance with customerneeds.

    Keywords : Statistical Quality Control, Full Map, Variables and Quality Management.. 

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 8/17/2019 sebab akibat hayu

    2/9

     Jurnal Ilmiah Teknik Industri Tahun 2013, Vol. 1 No.1: 50 - 58 

    51

    PENDAHULUAN

    Kemajuan dan perkembangan

    zaman merubah cara pandang konsumen

    dalam memilih sebuah produk yang

    diinginkan. Kualitas menjadi sangat penting dalam memilih produk disampingfaktor harga yang bersaing. Perbaikan

    dan peningkatan kualitas produk denganharapan tercapainya tingkat cacat produk

    mendekati  zero defect   membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Perbaikan

    kualitasdan perbaikan proses terhadapsistem produksi secara menyeluruh harus

    dilakukanjika perusahaan ingin

    menghasilkan produk yang berkualitas

     baik dalam waktuyang relatif singkat.Suatu perusahaan dikatakan berkualitas

     bila perusahaan tersebut mempunyai

    sistem produksi yang baik dengan proses

    terkendali. Melalui pengendalian kualitas

    (quality control)  diharapkan bahwa

     perusahaan dapat meningkatkan

    efektifitas pengendalian dalam mencegah

    terjadinya produk cacat (defect prevention), sehingga dapat menekan

    terjadinya pemborosan dari segi materialmaupun tenaga kerja yang akhirnya dapat

    meningkatkan produktivitas.Meminimumkan cacat adalah usaha

    yang harus dilakukan secara berkesinambungan dalam hal

     peningkatan kualitas suatu produk. Olehkarena itu, sangat penting bagi

     perusahaan untuk menerapkan salah satu

    metode pengendalian dan peningkatan

    kualitas yang dapat membantu

    mengurangi cacat dalam memproduksi produk CPE Film ini. Berkaitan dengan

     permintaan konsumen, perusahaan harus

     berusaha mempertahankan kepercayaan

     pelanggan. Hal tersebut dapat dilakukan

    dengan selalu meningkatkan kualitas

     produk yang dihasilkan,walaupun harus

     berusaha mempertahankan kepercayaan pelanggan. Hal tersebut dapat dilakukan

    dengan selalu meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, walaupun pada

    kenyataannya selalu ada produk yangtidak memenuhi spesifikasi yang

    diharapkan sehingga terpaksa dilakukan

    reject atau return.

    Salah satu metode yang dipakai

    untuk peningkatan dan pengendalian

    kualitas ialah Statistical Process Control(SPC). Metode ini merupakan salah satumetode yang akurat, yang mampu

    meminimalkan dan meniadakan cacat(zero defect)  pada produk serta

    mempertahankan dan memaksimalkankesuksesan suatu perusahaan.

    Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan

     pokok dalam penelitian ini dapat

    dirumuskan sebagai berikut : masih

     banyak ditemukan produk yang cacat(reject ) pada produk CPE Film, masih

     belum terpenuhinya hasil produk yang

     berkualitas tinggi yang sesuai dengan

    standar yang telah ditetapkan perusahaan

    dan permintaan konsumen.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk

    menjawab identifikasi permasalahan di

    atas, yaitu: mengetahui sejauh manakualitas produk CPE Film, mengetahui

     pelaksanaan pengendalian kualitas produk CPE Film, mengetahui hasil dari

    analisa pengendalian kualitas produkCPE Film. 

    Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di

     bidang bahan baku pakaian, seperti kaingrey dan kain woven serta bahan baku

     pembalut dan popok bayi yang terdiri

    dari kain non woven, CPE Film dan tissu.

    Ruang lingkup penelitian di ambil pada

    departemen produksi. Pembatasan penelitian ini hanya dibatasi pada:

    Pembahasan hanya berkisar pada

     pengendalian kualitas produk yang

    difokuskan CPE Film Backsheet 73 mm

    yang berada di PT. MSI dengan cara

    mengambil sampel barang jadi. Analisa

    dilakukan dengan menggunakan peta

    kendali data variabel, yaitu peta  dan R.

    Pemecahan masalah dari penyimpangan

    yang terjadi dengan menggunakan tools

    diagram Pareto, 5W+1H, dan diagram

  • 8/17/2019 sebab akibat hayu

    3/9

     ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CPE FILM DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL PADA PT. MSI

     Hayu Kartika 

    52

    fishbone untuk memberi masukan atau

    solusi dalam penyimpangan yang terjadi.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pengertian KualitasKualitas sangat penting bagi sebuah

     produk, baik berupa produk barang

    maupun jasa. Hal-hal yang sangat penting bagi produsen berkaitan dengan produk

    adalah: kualitas, biaya dan produktivitas.Kualitas adalah kemampuan dari suatu

     produk atau jasa yang secara konsistenmemenuhi harapan dari konsumen.

    Dengan demikian kualitas adalah satu-

    satunya hal yang paling penting bagi

    kedua belah pihak.Dalam banyak kasus,konsep kualitas berbeda antara

     pabrikan/produsen dan

     pelanggan/konsumen [1].

    Pengertian Pengendalian Kualitas

    (QC) dan Pemastian Mutu (QA) Sasaran terpenting pengendalian

    mutu ialah memastikan mutu produk.Inilah yang disebut Pemastian Mutu

    (Quality Assurance). Semula pengendalian mutu hanya terbatas pada

    mengurangi jumlah produk yang cacat di jalur produksi, tetapi kini pengendalian

    mutu terpadu yang meliputi semua bidang di hulu dan hilir termasuk

     perancangan pengembangan dan pemasaran.

    Pengendalian mutu terpadu ialah

    sistem yang efektif untuk memadukan

     pengembangan mutu, dan usaha-usaha

     perbaikan mutu dari berbagai divisidisebuah perusahaan sehingga

    sedemikian rupa memungkinkan produksi

    mencapai tingkat yang paling ekonomis

    [2].

    Sementara itu, definisi kesalahan

    atau cacat sama, kecuali berkaitan dengan

     penggunaan atau kepuasan. Kesalahanatau cacat tepat digunakan apabila

    evaluasi yang dilakukan berkaitan dengan penggunaan. Cacat (defect ) adalah semua

    kejadian atau peristiwa dimana produkatau proses gagal memenuhi kebutuhan

     pelanggan. Secara konvesional kualitas

    menggambarkan suatu karakteristik

    langsung dari suatu produk seperti

     performansi ( performance), keandalan

    (realibility), mudah digunakan (easy ofuse), dan estetika (esthetic) [1].

    Selain itu perusahaan mempunyai

    dua pilihan inspeksi, yaitu inspeksi 100%yang berarti perusahaan menguji semua

     bahan baku yang datang, seluruh produkselama masih ada dalam proses, atau

    seluruh produk jadi yang telah dihasilkan.Atau dengan menggunakan teknik

    sampling, yaitu menguji hanya pada

     produk yang diambil sebagai sampel

    dalam pengujian. Kedua macam cara pengujian ini masing-masing mempunyai

    kelebihan dan kelemahan, antara lain:

    Pengujian 100%  kelebihannya adalah

    tingkat ketelitiannya tinggi karena

    seluruh produk diuji.Tetapi

    kelemahannya seringkali produk justru

    rusak selama dalam pengujian. Selain itu,

     pengujian dengan cara ini membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga yang tidak

    sedikit. Pengujian dengan pengambilansampel kelebihannya adalah lebih

    menghemat biaya, waktu, dan tenagadibanding dengan cara 100% inspeksi.

     Namun teknik ini mempunyai kelemahandalam tingkat ketelitian, atau dapat kita

    katakan tingkat ketelitiannya rendah.

    Manajemen KualitasLima pendekatan perspektif kualitas

    yang dapat digunakan oleh para praktisi

     bisnis, yaitu [3]:Transcendental Approach

    Kualitas dalam pendekatan ini adalah

    sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit

    didefinisikan dan dioperasikan maupun

    diukur.Perspektif ini umumnya

    diterapkan dalam karya seni musik, seni

    tari, seni drama dan seni rupa.Untuk produk dan jasapelayanan, perusahaan

    dapat mempromosikan denganmenggunakan pernyataan-pernyataan

    seperti kelembutan dan kehalusan kulit(sabun mandi), kecantikan wajah

  • 8/17/2019 sebab akibat hayu

    4/9

     Jurnal Ilmiah Teknik Industri Tahun 2013, Vol. 1 No.1: 50 - 58 

    53

    (kosmetik), pelayanan prima (bank) dan

    tempat berbelanja yang nyaman

    (mall).Definisi seperti ini sangat sulit

    untuk dijadikan sebagai dasar

     perencanaan dalam manajemen kualitas. Product-based Approach

    Kualitas dalam pendekatan ini adalah

    suatu karakteristik atau atribut yang dapatdiukur. Perbedaan kualitas

    mencerminkan adanya perbedaan atributyang dimiliki produk secara objektif,

    tetapi pendekatan ini tidak dapatmenjelaskan perbedaan dalam selera dan

     preferensi individual.

    User-based Approach

    Kualitas dalam pendekatan inididasarkan pada pemikiran bahwa

    kualitas tergantung pada orang yang

    memandangnya, dan produk yang paling

    memuasakan preferensi seseorang atau

    cocok dengan selera merupakan produk

    yang berkualitas paling tinggi.Pandangan

    yang subjektif ini mengakibatkan

    konsumen yang berbeda memilikikebutuhan dan keinginan yang berbeda

     pula, sehingga kualitas bagi seseorangadalah kepuasan maksimum yang dapat

    dirasakannya. Manufacturing-based Approach

    Kualitas dalam pendekatan ini bersifat  supply-based   atau dari sudut

     pandang produsen yang mendefinisikankualitas sebagai sesuatu yang sesuai

    dengan persyaratannya dan prosedur.

    Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian

    spesifikasi yang ditetapkan perusahaan

    secara internal. Oleh karena itu, yang

    menentukan kualitas adalah standar-

    standar yang ditetapkan perusahaan, dan bukan konsumen yang menggunakannya.Value-based Approach

    Kualitas dalam pendekatan ini adalahmemandang kualitas dari segi nilai dan

    harga.Oleh karena itu kualitas dalam pendangan ini bersifat relatif, sehingga

     produk yang memilki kualitas palingtinggi belum tentu produk yang paling

     bernilai.Produk yang paling bernilai

    adalah produk yang tepat beli.

    Pengertian Pengendalian Kualitas

    StatistikStatistical Process Control (SPC)

    adalah sebuah proses yang digunakan

    untuk mengawasi standar, membuat

     pengukuran dan mengambil tindakan

     perbaikan selagi sebuah produk atau jasa

    sedang diproduksi [4].Pengendalian kualitas secara statistik

    dengan menggunakan SPC (Statistical Process Control ) mempunyai 7 (tujuh)

    alat statistik utama yang dapat digunakansebagai alat bantu untuk mengendalikan

    kualitas antara lain yaitu; checksheet ,histogram, control chart , diagram pareto,

    diagram sebab akibat,  scatter diagramdan diagram proses [3].

    Gambar 1. Tujuh Alat Kualitas

  • 8/17/2019 sebab akibat hayu

    5/9

     ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CPE FILM DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL PADA PT. MSI

     Hayu Kartika 

    54

    Peta Kendali (Control Chart) [1]

    Peta Kendali (control chart)  adalah

    metode statistik yang membedakan

    adanya variasi atau penyimpangan karena

    sebab umum dan karena sebabkhusus.Peta kendali menggambarkan

     perbaikan kualitas, yang terdiri dari 2

    situasi, pertama adalah ketika petakendali dibuat, proses dalam kondisi

    tidak stabil. Kondisi yang diluar bataskendali terjadi karena sebab khusus

    (assignable cause), kemudian dicaritindakan perbaikan sehingga proses

    menjadi stabil. Hasilnya adalah adanya

     perbaikan proses. Peta kendali dapat

    dibagi menjadi dua golongan menurut jenis datanya, yaitu Peta kendali untuk

    data atribut dan Peta kendali untuk data

    variabel.

    Jenis-jenis peta kendali variabel

    adalah:

    Peta Kendali Rata-rata (X-bar)

    Peta X dan R

    Peta control X-Bar (rata-rata) dan R(range) digunakan untuk memantau

     proses yang mempunyai karakteristik berdimensi kontinu, sehingga peta control

    X-bar dan R sering disebut sebagai petacontrol untuk data variabel.

    Metode 5W + 1H [3] 

    Analisa 5W + 1H adalah suatu

    metode analisis yang digunakan untukmelakukan penanggulangan terhadap

    setiap akar permasalahan yaitu: What

    (Apa Penanggulangannya?), Why

    (Mengapa Ditanggulangi?),  How

    (Bagaimana Penanggulangannya?),

    Where (Dimana Penanggulangannya?),

    When (Kapan Penanggulangannya?),Who (Oleh Siapa Penanggulangannya?).

    METODE PENELITIAN

    Metodologi penelitian dari penelitian

    ini dapat dilihat pada diagram alir di

     bawah ini.

    Gambar 2 Diagram Alir MetodePenelitian

    mulai

    Observasi Studi

    Perumusan Masalah

    1.  Masih Banyak ditemukan Produk yang cacat (reject)

     pada produk CPE Film

    2.  Masih belum terpenuhinya hasil produk yang

     berkualitas tinggi yang sesuai dengan standart yang

    telah ditetapkan perusahaan dan permintaan konsumen

    Pengumpulan Data

    1.  Data primer

    2.  Data sekunder

    Pengolahan Data I:

    Pareto

    Pengolahan Data II:

    Peta kendali  dan R

    PetaKendali 

    Analisa dan Pembahasan

    Kesimpulan dan

    Tujuan Penelitian

    1.  Menegetahui sejauh mana kualitas produk CPE Film?

    2.  Mengetahui pelaksanaan pengendalian kualitas

     produk CPE Film?

    3.  Mengetahui hasil dari analisa pengendalian kualitas

     produk CPE Film?

    Pengolahan Data III:

    Diagram Fishbone dan5W+1H

    Selesai

    n

     z  x LCL

     z  xUCL

     x

     x

     x

      

      

      

      

  • 8/17/2019 sebab akibat hayu

    6/9

     Jurnal Ilmiah Teknik Industri Tahun 2013, Vol. 1 No.1: 50 - 58 

    55

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pelaksanaan Pengendalian Kualitas di

    PT. MSI

    Dalam menghadapi persaingan

    yang semakin ketat, maka perusahaandituntut untuk dapat menghasilkan

     produk yang berkualitas tinggi, sesuai

    dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan permintaan

    konsumen.Oleh karena itu, maka perusahaan harus melaksanakan kegiatan

     pengendalian kualitas secara terusmenerus terhadap produk yang

    dihasilkannya. Adapun pengendalian

    yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu:

    Pengendalian terhadap bahan baku dan pengendalian terhadap proses produksi,

    Dari hasil penelitian terdapat

     beberapa banyak kerusakan yang terjadi

    dalam hasil produk CPE Film Backsheet

    73 mm, dan masih cukup tinggi bahkan

    melebihi batas toleransi kerusakan

     produk yang ditetapkan oleh perusahaan.

    Kerusakan tersebut dapat bersifatkompleks atau bersifat sederhana.Pihak

     perusahaan harus berusaha untuk dapatmenyelesaikan masalah yang timbul

    dengan segera. Jenis-jenis kecacatan yangterjadi pada CPE Film Backsheet 73 mm,

    antara lain: CPE Film berkerut,Ketebalan yang salah, Kotor, Ukuran

    salah, Warna luntur.

    Pengukuran dangan Diagram Pareto

    Tabel 1. Jumlah dan jenis kecacatan

     NO. Jenis Kecacatan Jumlah(roll) 

    1. CPE Film berkerut 24

    2. Ketebalan salah 15

    3. Kotor 13

    4. Ukuran salah 45. Warna luntur 6

    TOTAL 62

    Tabel 2. Jumlah Frekuensi Jenis

    Kecacatan CPE Film

     NO.Jenis

    KecacatanJmlh %

    %Kum

    1.CPE Film

     berkerut 24 39% 39%

    2.Ketebalan

    salah15 24% 63%

    3. Kotor 13 21% 84%

    4.Ukuransalah

    6 10% 94%

    5.Warna

    luntur4 6% 100%

    TOTAL 62 100%

    Gambar 3. Diagram Pareto

    Dari hasil pengamatan dapat

    diketahui bahwa kecacatan terbesar yangterjadi pada produksi CPE Film yaitukarena ‘CPE Film berkerut’ dengan

     persentase 39 %, selanjutnya kecacatan

    karena ‘ketebalan salah’ sebesar 24 %,

    kecacatan karena ‘kotor’ sebesar 21% % ,

    kecacatan karena ‘ukuran salah’ sebesar

    10%, dan kecacatan karena ‘warna

    luntur’ sebesar 6% dari jumlah produksi,

    sebesar 459 roll. Dalam analisa peta

    kendali   dan R di bawah ini, akan

    difokuskan pada dua kecacatan terbesar,yaitu ‘CPE Film berkerut.

    Peta Kendali X dan R

      Perhitungan CL, UCL dan LCL petakendali rata-rata adalah sebagai

     berikut:

    0%

    20%

    40%

    60%80%

    100%

    120%

    0

    20

    40

    60

    Jumlah cacat

  • 8/17/2019 sebab akibat hayu

    7/9

     ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CPE FILM DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL PADA PT. MSI

     Hayu Kartika 

    56

    252321191715131197531

    24.0

    23.5

    23.0

    22.5

    Sample

       S  a  m  p   l  e   M  e  a  n

     _  _ X=23.038

    UCL=23.664

    LCL=22.412

    11

    11

    1

    1

     Xbar Chart of x1, ..., x5

     Gambar 4. Peta Kendali x CPE Film

    Berkerut

    Dari peta diatas dapat dilihat bahwa

    masih terdapat titik yang berada diluar

     batas kontrol atas (UCL) dan diluar bataskontrol bawah (LCL), sehingga bisa

    dikatakan bahwa produk tidak terkendali.

    Oleh karena itu, perlu direvisi dengan

    mengeluarkan nilai yang berada di luar

     batas kendali dan melakukan perhitungan

    ulang. Sehingga diperoleh hasil

     perhitungan yang baru. Seperti yang

    ditunjukkan pada Gambar 5.

    191715131197531

    23.75

    23.50

    23.25

    23.00

    22.75

    22.50

    Sample

       S  a  m  p   l  e   M  e  a  n

     _  _ X=23.023

    UCL=23.689

    LCL=22.357

     Xbar Chart of x1, ..., x5

    Gambar 5. Peta Kendali x CPE film

    Berkerut (Revisi)

    Peta Kendali Range dapat dilihat di

     bawah ini:

    252321191715131197531

    2.5

    2.0

    1.5

    1.0

    0.5

    0.0

    Sample

       S  a  m  p   l  e   R  a  n  g  e

     _ R=1.085

    UCL=2.295

    LCL=0

    R Chart of x1, ... , x5

    Gambar 6. Peta Kendali R CPE film

    Berkerut

    Pada grafik peta kendali R CPE

    Film berkerut sudah tidak ada lagi sample

    yang di luar batas kendali.

    Analisa Kecacatan Dengan Diagram

    Fishbone (Diagram Sebab - Akibat)

    Setelah diketahui jenis-jenis

    kecacatan yang terjadi, maka perlu

    mengambil langkah-langkah perbaikan

    untuk mencegah timbulnya produk cacat

    yang serupa. Sebagai alat bantu untukmencari penyebab terjadinya produk

    cacat tersebut, digunakan diagram sebabakibat. Adapun penggunaan diagram

    sebab akibat untuk menelusuri jeniskecacatan yang paling dominan adalah

    sebagai berikut:

    Gambar 7. Fish Bone Diagram CPE Berkerut

    ManusiaMesin/Alat

    LingkunganMetode

    Tidakdicek

    Kuran Perhatian

    Operator Ngantuk

    Settingtidak sesuai

    Preventif

    maintenance kuran

    Udara yang panasSOP Kurang Spesifik Pecahayaan

    yang kurang

  • 8/17/2019 sebab akibat hayu

    8/9

     Jurnal Ilmiah Teknik Industri Tahun 2013, Vol. 1 No.1: 50 - 58 

    57

    Pemecahan Masalah dengan 5 W + 1 H

    Tabel 5. Tabel 5 W + 1 H

    Penyebabdominan

    What Why Who Where When How

    CPE Film

     berkerut

    Kondisi

    CPE filmyang tidak

    rapi

    Kelalaian

    operator danmesinkurangterawat

    Operator

    danmesin

    Unit

    mesinslitting

    Februari

    2012

    Operator mendapat pelatihan,

    memilih SDM yang berkualitas,melakukan perawatan mesin

    KetebalanSalah

    Ketebalantidak sama

    Kelalaianoperator danmesin kotor

    Operatordan

    mesin

    Unitmesinslitting

    Februari2012

    Operator mendapat pelatihan, pemeriksaan mesin sebelum

    digunakan

    Kotor KondisiCPE kotor

    Tanganoperator

    kotor

    Operator Unitmesinslitting

    Februari2012

    Budayakan kebersihan danlengkapi operator dengan sarung

    tangan

    Ukuransalah

    Tidaksesuaidengan

     permintaan

    Kelalaianoperator dan

    setingan

    mesin salah

    Operatordan

    mesin

    Unitmesinslitting

    Februari2012

    Operator mendapat pelatihan dalammenseting mesin

    Warna

    luntur

    Warna

    luntur

    Kelalaian

    operator dancontrol

     panas tidaknormal

    Operator

    danmesin

    Unit

    mesinslitting

    Februari

    2012

    Operator mendapat pelatihan,

     perawatan mesin teratur

    KESIMPULANBerdasarkan hasil analisa data

    yang diperoleh, maka penulis dapatmengambil kesimpulan sebagai berikut :

    PT. MSI sudah melakukan

     pengendalian kualitas, namun tidak

    menngunakan metode yang menunjang

     pengendalian tersebut. Sehingga

    kemungkinan akan kesalahan atau cacat

     pasti akan terjadi karena tidak ada

     pengukuran standar yang digunakan dan

    hanya berdasarkan pengalaman yang

    terdahulu.

    Pada PT. MSI terdapat kecacatanyang terjadi pada produknya, yaitu ‘CPE

    Film berkerut’dengan persentase 39 %,selanjutnya kecacatan karena ‘ketebalan

    salah’ sebesar 24 %, kecacatan karena‘kotor’ sebesar 21%, kecacatan karena

    ‘ukuran salah’ sebesar 10%, dan

    kecacatan karena ‘warna luntur’ sebesar

    6% untuk bulan Februari.

    Dari analisis peta kendali rata-rata

    masih terjadi penyimpangan pada

    kecacatan CPE Film berkerut. Adapun

    garis pusat peta kendali rata-rata sebelum

    dan sesudah direvisi yaitu: Kecacatan

    CPE Film berkerut sebelum

    direvisi:23.04 dan sesudah direvisi:23.02.

    Dari diagram fishbone, dapat

    diketahui penyebab timbulnya masalah,

    yaitu: kesalahan operator dalam

    mengontrol proses kerja pembuatan CPE

    Film, kejadian dalam lingkungan, yaitu

    suhu ruang kerja yang panas, karena

     pengaruh umur mesin dan peralatan

     pendukung menyebabkan semakin

    menurunnya produktifitas akan kualitas

    CPE Film yang dihasilkan.

    DAFTAR PUSTAKA[1].

     

    Ariani, Dorothea Wahyu, 1999,

    Manajemen Kualitas, UniversitasAtmajaya, Yogyakarta.

    [2].  Feigenbaum, Armand V., 1991,

    Total Quality Control , Third Edition,

    McGraw-Hill, Inc.

    [3]. Garvin, David, Managing Quality. Di

    dalam Nasution, M. N., 2001,

    Manajemen Mutu Terpadu (Total

  • 8/17/2019 sebab akibat hayu

    9/9

     ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CPE FILM DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL PADA PT. MSI

     Hayu Kartika 

    58

    Quality Management), Jakarta.

    Ghalia Indonesia.

    [4].  Heizer   dan Barry Render , 2005,

    Manajemen Operasi, Edisi Ketujuh,

    Jakarta Salemba.[5].  Ariani, Wahyu Dorothea, 2003,

    Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi

    Kualitatif, Jakarta, Ghalia Indonesia.[6].  Chany, 2011, Jurnal Pengendalian

    Kualitas Statistik , http://elista akprind.ac.id/upload/files/3645-PKS-

    D3. Diakses 26 Januari 2012. [7].

     

    Yamit, Zulian, 2003, Manajemen

    Produksi dan Operasi, Ekonisia

    Fakultas Ekonomi UII., Yogyakarta.

    [8]. 

    Yamit, Zulian, 2001, ManajemenKualitas Produk dan Jasa, Ekonisia,

    Yogyakarta

    http://elista/http://elista/http://elista/