Upload
deboralusiana15
View
214
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fasfsafsa
Citation preview
Kejadian Luar Biasa Campak dan Diare
Christy /102009196 / C1
Email : [email protected]
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
2012
Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan kasus skenario1 sering terjadi KLB campak dan diare di kecamatan
Bojong Gede, Cianjur, Jawa Barat. Dari hasil evaluasi didaptkan cakupan imunisasi
rendah. Sungai sebagai sumber airnya digunakan untuk mencuci, mandi, dan buang air
besar. MCK sudah tersedia namun kurang dimanfaatkan.
2. Tujuan
1. Memahami ilmu dasar kedokteran tentang ilmu kesehatan masyarakat
2. Memenuhi tugas individu tutorial blok 26
KLB Campak & Diare Page 1
Bab II. Isi
KLB atau Epidemi
KLB atau epidemi adalah salah satu status yang ditetapkan di Indonesia untuk
mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu penyakit. Status kejadian luar biasa diatur oleh
pemerintah.1 Kejadian luar biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu.
Kriteria tentang KLB juga mengacu pada ketentuan yang diatur oleh pemerintah. Di Indonesia,
suatu penyakit dinyatakan sebagai KLB, jika ada unsur:
Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
Angka kejadian penyakit/kematian meningkat secara terus menerus selama tiga kurun
waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
Angka kejadian penyakit/ kematian meningkat menjadi dua kali lipat atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)
Jumlah penderita baru dalam satu bulan meningkat menjadi dua kali lipat atau lebih
dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
Kriteria kerja KLB menurut Kep.Dir.Jen PPM & PLP no.451 th 1991 adalah suatu kejadian
penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :2
1. Timbul suatu penyakit menular yang sebelumnya tdk ada/ tak dikenal
2. Peningkatan suatu kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam,hari,minggu)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian, 2 kali atau lebih dibandingkan
dengan periodesebelumnya (jam,hari, minggu bulan, tahun)
4. Jumlah penderita baru dalam 1 bualan menunjukan kenaikan 2 kali lipat atau
lebih biladibandingkan dengan angka rata - rata perbulan tahun sebelumnya
5. Angka rata-rata perbulanan selama 1 tahun menunjukan kenaikan 2 kali atau
lebihdibandingkan dengan rata-rata perbulan tahun sebelumnya
KLB Campak & Diare Page 2
6. Case fatality rate dari suatu penyakit dari satu kurun waktu tertentu menunjukan
kenaikan50 % atau lebih, dibandingkan CFR dari periode sebelumnya
7. Proporsional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukan kenaikan
dua kali atau lebih dibanding periode yg sama dan kurun waktu tahun sebelumnya
8. Beberapa penyakit khusus seperti kolera dan DHF/DSS, setiap peningkatan 1 kasus
dari periode sebelumnya (pada daerah endemis terdapat 1 atau lebih penderita baru
dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut bebas dari penyakit)
Epidemi digolongkan secara berbeda-beda bergantung pada cara penyebaran nya di masyarakat
atau populasi. Ada tiga klasifikasi yang paling umum, yaitu common source, propagated, dan
mixed epidemic.3
Common source epidemic terjadi bila sekelompok orang terpajan pada infeksi atau sumber
kuman yang biasa, misalnya anak sekolah terpajan anak lain yang sedang sakit campak. Common
source epidemic biasanya dibagi menjadi 3 subkategori yaitu: point source, intermittent, dan
continuous epidemic. Pada point source epidemic, orang terpajan di satu tempat pada satu waktu
menjadi sakit selama masa iknkubasi agen yang didapat dari satu sumber. Kalau intermittent
epidemic penyebaran penyakitnya tidak teratur dan sulit ditebak, dan polanya juga tidak teratur,
sehingga mengakibatkan epidemic yang berulang ini. Jika tingkat penyebaran epidemi di
masyarakat atau populasi cukup tinggi, dan menyerang sejumlah besar orang di dalam populasi
tanpa pengecualian, hal ini termasuk epidemic yang berkelanjutan atau continuous epidemic.
Bila KLB atau epidemi tetap menyebar dari orang ke orang, memperbanyak jumlah yang sakit
dan biasanya membentuk pola pertumbuhan yang mencolok, hal ini disebut propagated
epidemic. Pada epidemi ini, kasus terjadi terus-menerus, melewati satu masa inkubasi.
Mixed epidemic merupakan gabungan dari common source maupun propagated epidemic .
Terjadi bila common source epidemic berlanjut melalui kontak orang ke orang dan penyebaran
penyakit menjadi seperti pada KLB propagated.
Dari kasus skenario 1 didapatkan KLB campak dan diare. Yang termasuk kriteria kerja KLB
diare adalah :
Angka kesakitan atau kematian penderita diare di suatu kecamatan menunjukan kenaikan
yang mencolok selama 3 kali waktu observasi berturut-turut (hari, minggu).
KLB Campak & Diare Page 3
Jumlah penderita atau kematian oleh karena diare menunjukan kenaikan 2 kali lipat atau
lebih dalam satu periode (hari, minggu, bulan) dibandingkan dengan angka rata-rata
tersebut diperoleh dari incidence rate atau death rate diare dalam setahun yang lalu.
Kenaikan mencolok Case Fatality Rate di suatu kecamatan dalam satu bulan
dibandingkan dengan CFR penyakit tersebut bulan yang lalu.
Kenaikan jumlah penderita atau kematian oleh karena diare dalam periode waktu
(minggu, bulan) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Konsep Penyebab Penyakit
Menurut Robert Koch suatu agen dapat menyebabkan penyakit apabila memenuhi 4 syarat
yaitu :
1. Kuman harus ada pada setiap kasus dan dibuktikan melalui kultur
2. Kuman tersebut tidak ditemukan pada kasus-kasus yang disebabkan oleh penyakit lain
3. Kuman harus dapat menimbulkan penyakit yang sama pada binatang percobaan, atau dari
binatang percobaan dapat ditemukan kuman yang dimaksud
4. Adanya faktor yang berkontribusi dan berperan dalam timbulnya penyakit, misalnya
kondisi umum, daya tahan, dan lain-lain
Melihat perkembangan penyakit pada masanya, konsep penyebab tunggal ini mulai ditinggalkan.
Alasan nya orang mulai menyadari bahwa berkembangnya penyakit tidak dapat dijelaskan hanya
dengan mengenali jenis kuman nya saja, namun diperlukan faktor lain yang turut mempengaruhi
sehingga dikenal konsep atau model penyebab majemuk.
KLB Campak & Diare Page 4
Gambar segitiga epidemiologi, diunduh dari www.vetmed.wsu.edu, 17 Juni 2012.
Model segitiga epidemiologi yang ditemukan oleh Gordon dan La Richt, menyebutkan bahwa
timbul atau tidak nya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu host
(manusia), agent (penyebab), dan environment (lingkungan). Gordon berpendapat bahwa:
1. Penyakit timbul karena ketidakseimbangan agent dan host
2. Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan host
3. Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan
berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan (sosial, fisik, ekonomi,
biologis)
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan pada satu komponen akan
mempengaruhi keseimbangan ketiga komponen. Dari hasil interaksi antara tiga faktor yaitu host,
agent, dan environment itu penyakit berpeluang untuk terjadi dan kemudian berkembang dan
menyebar. Dari gambar ini dapat diambil kesimpulan bahwa suatu penyakit tidak bergantung
pada suatu sebab yang berdiri sendiri melainkan akibat dari proses sebab akibat. Dengan
demikian timbulnya penyakit dapat dicegah dengan memotong mata rantai tersebut.4
Unsur Host (pejamu)
Unsur pejamu secara umum dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu :5
Manusia sebagai makhluk biologis memiliki sekat biologis tertentu seperti :
o Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan
o Bentuk anatomis tubuh serta
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai berbagai sifat khusus seperti :
KLB Campak & Diare Page 5
o Kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan, agama dan hubungan keluarga
sehubungan sosial kemasyarakatan
o Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasaan hidup sehat
Unsur Agent (penyebab)
Unsur penyebab menurut model segitiga epidemiologi terdiri dari biotis dan abiotis.5
Biotis, khususnya pada penyakit menular yaitu terdiri dari 5 golongan:
o Protozoa, misalnya : plasmodium
o Metazoa, misalnya : arthopoda , helminthes
o Bakteri, misalnya: salmonella
o Virus, misalnya : dengue, polio
o Jamur, misalnya : candida
Abiotis, terdiri dari :
o Nutrient agent, misalnya : kekurangan/ kelebihan gizi (karbohidrat, lemak,
mineral, protein, dan vitamin)
o Chemical agent, misalnya : pestisida, logam berat, obat-obatan
o Physical agent, misalnya : suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan
o Mechanical agent, misalnya : pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan
getaran
o Psychis agent, misalnya : gangguan psikologis stres depresi
Unsur Environment (lingkungan)
Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat
karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam proses kejadian
penyakit.
Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain meliputi :
o Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen
o Vektor pembawa infeksi
o Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia,
baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan), maupun
sebagai reservoir/sumber penyakit
KLB Campak & Diare Page 6
o Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama
penyakit menular
Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting
dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai
unsur lingkungan yang menguntungkan manusia maupun yang mengancam kehidupan/
kesehatan manusia.
Lingkungan Fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung,
maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik
meliputi :
o Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
o Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air
o Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain
sebagainya
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul
akibat manusia sendiri.
Lingkungan Sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta
peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut.
Lingkungan sosial ini meliputi :
o Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi
yang berlaku
o Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
o Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat, dan
Kebiasaan hidup masyarakat
o Kepadatan penduduk
Berdasarkan kasus skenario1 yang menjadi agent dari penyakit campak adalah virus yang berasal
dari golongan paramyxovirus, sedangkan agent dari diare bisa disebabkan virus, bakteri, parasit,
maupun jamur. Agent pada kasus skenario1 ini berasal dari golongan biotic. Faktor host disini
adalah manusia yang rentan yaitu anak-anak balita maupun bayi. Sedangkan factor environment
KLB Campak & Diare Page 7
yang mendukung penyakit adalah lingkungan fisik nya dimana MCK kurang dimanfaatkan
sehingga sanitasi nya buruk.
Langkah-Langkah Penyelidikan Epidemiologi6
1. Penetapan terjadinya KLB
Pertama-tama harus dipastikan bahwa KLB benar terjadi. Tingkat prevalensi dan data
terdahulu harus dibandingkan dengan data statistic terbaru suatu penyakit untuk
memastikan frekuensi baru penyakit tersebut.
2. Konfirmasi atau menegakkan diagnosa
Evaluasi medis, pemeriksaan klinis, dan uji laboratorium yang dilakukan oleh petugas
medis biasanya diperlukan untuk menegakan diagnosis. Pengkajian terhadap temuan
klinis harus dilakukan untuk memastikan kebenaran dan realibilitas suatu temuan.
3. Tetapkan kriteria untuk mengidentifikasi seseorang sebagai kasus
Karakteristik petunjuk yang tampak bergantung pada kondisi dan penyakit yang sedang
diinvestigasi. Karakteristik ini dapat ditunjukan melalui tanda-tanda, gejala, perjalanan
penyakit, tempat dan jenis pajanan, temuan laboratorium, dan pemeriksaan klinis saat
mengidentifikasi kasus.
4. Buat taksiran kasus secara kasar (hipotesa)
Dalam hal ini, jumlah orang yang terpajan dan jumlah orang yang sakit harus dihitung.
Semua kasus diberikan keterangan penjelas, kemudian diagnosis nya ditetapkan melalui
pengkajian, pemeriksaan, dan prosedur medis standar. Kemudian ditarik hipotesa
sementara untuk mengarahkan penyelidikan lebih lanjut.
5. Orientasikan studi dan data berdasarkan waktu, tempat, dan orang
Waktu : Pastikan setiap kasus berdasarkan waktu awitannya dengan menggunakan kurva
epidemik. Pastikan anda mengetahui masa inkubasi, pengaruh waktu terhadap cara dan
media penularan. Kronologis peristiwa, tahapan kejadian, mata rantai kejadian yang
terikat dengan waktu, dan distribusi waktu awitan kasus harus dipastikan dan ditandai
pada bagan dan grafik. Dari informasi kurva epidemik, tentukan sifat perjalanan penyakit,
pastikan apakah kelompok memang terpajan dan terinfeksi dalam waktu yang kurang
KLB Campak & Diare Page 8
lebih sama atau berbeda. Lihat apakah ada pengelompokan penyakit berdasarkan waktu
dan tempat. Tentukan dan tetapkan waktu kasus terjadi nya KLB.
Tempat : Dengan menggunakan peta titik, tandai lokasi setiap kasus. Jika memungkinkan
dan memang bermanfaat, ahli epidemiologi juga dapat menandai lokasi pajanan atau
lokasi setiap kasus pada peta saat terjadi peristiwa atau pajanan. Sumber-sumber
penyakit, faktor iklim, dan topografi yang memungkinkan juga harus dikaji.
Pengelompokan kejadian harus ditentukan dengan menghubungkan tempat tinggal,
tempat kerja, dan kemungkinan munculnya kembali kasus tersebut.
Orang : Ahli epidemiologi harus segera mengenali orang yang dimaksud dan mengenali
karakteristik yang berkaitan dengan penyakit yang sedang diinvestigasi. Semua kasus
harus ditabulasikan menurut kelompok usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama,
dan ciri terkait lain nya. Perhitungkan juga interaksi keluarga, teman, rekan kerja, dan
kerabat. Karakteristik tertentu pada seseorang mungkin memiliki keterkaitan yang lebih
besar dengan beberapa penyakit atau kondisi dibandingkan dengan karakteristiknya yang
lain.
6. Klasifikasikan epidemi
Tentukan jenis epidemi awal berdasarkan identifikasi kasus, taksiran kasar kasus,
infromasi yang dikumpulkan tentang waktu, tempat, dan orang juga berdasarkan tabulasi
data dan informasi. Lakukan pengkajian untuk menentukan cara penularan.
7. Tentukan siapa yang beresiko
Ahli epidemiologi harus menentukan dan memisahkan orang yang sakit dengan yang
sehat. Orang yang asimptomatik atau sakitnya ringan harus dievaluasi secara medis.
Lakukan juga penelusuran untuk menemukan sumber infeksi, manusia atau binatang,
pada mereka yang beresiko. Mereka yang terpajan harus dipisahkan dengan mereka yang
tidak terpajan. Yang sakit dipisahkan dari yang sehat.
8. Analisis temuan dan data
Ahli epidemiologi mengumpulkan, menyusun, menabulasi, dan menganalisis serta
menginterpretasi temuan. Analisis data dan hasil temuan membantu dalam pembuatan
keputusan tentang hipotesis dan mereka yang beresiko. Komputer dapat digunakan untuk
membantu menganalisis dan membuat grafik. Semua temuan dan analisis harus konsisten
KLB Campak & Diare Page 9
dengan sumber dan semua analisis yang ada. Temuan yang didapat harus memperkuat
hipotesis, jika tidak, pembuatan hipotesis baru harus dipikirkan.
9. Kembangkan hipotesa dan rumuskan kesimpulan
Lakukan uji hipotesis. Hipotesis yang diterima, dpt menerangkan pola penyakit yang
sesuai dengan sifat penyebab penyakit, sumber infeksi, cara penularan, dan faktor lain
yang berperan.
10. Lakukan tindakan pengendalian dan pencegahan
Tujuan utama epidemiologi dan investigasinya adalah memahami terjadinya KLB
penyakit sehingga langkah-langkah dasar kesehatan masyarakat untuk pencegahan dan
pengendalian kesakitan dan kematian dapat diterapkan. Investigasi epidemiologi tidak
hanya bertujuan untuk mengidentifikasi sumber dan cara penularan, tetapi juga mata
rantai dari KLB. Begitu mata rantai dalam perjalanan suatu penyakit dipahami, maka
intervensi dapat dilakukan, mata rantai itu dapat diputus dan dihentikan perjalanan
penyakitnya. Tujuan dari program pengendalian penyakit pada bidang kesehatan
masyarakat adalah mencegah penyebaran penyakit, menghentikan epidemi, dan
mencegah kemunculan nya lagi.
11. Susun laporan
Ahli epidemiologi harus menggunakan hasil investigasi dan keseluruhan hasil studi untuk
membuat laporan tertulis. Laporan tersebut secara khas menampilkan narasi investigasi
dan ulasan perjalanan epidemi dalam bentuk studi kasus. Salah satu tujuan penulisan
laporan adalah untuk proses komunikasi dan penyebaran informasi.
Langkah Penanggulangan KLB
Upaya penanggulangan KLB ini dapat dikelompokan menjadi primer, sekunder, dan tersier.
Penanggulangan primer yaitu memutuskan rantai penularan dan melindungi orang rentan.
Penanggulangan sekunder yaitu menemukan kasus subklinis dan pengidap, surveilans, dan
pelacakan kontak.
Penanggulangan tersier yaitu tindakan pengobatan kasus hingga menjadi tidak menular.
KLB Campak & Diare Page 10
Primer Sekunder Tersier
Membasmi sumber (air
sungai)
Surveilans sumber yang
dicurigai
Mengobati pasien dan
pengidap
Sanitasi lingkungan Pelaporan kasus Mengisolasi kasus
Higieni perseorangan
Imunisasi
Perbaikan gizi
Upaya Pencegahan Penyakit
Upaya pencegahan penyakit dikelompokan menjadi pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Yang termasuk dalam ketiga komponen tersebut adalah upaya promosi kesehatan, upaya proteksi
kesehatan, upaya diagnosis dini dan tindakan segera, upaya pemberantasan akibat buruk, upaya
pemulihan kesehatan.
Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu penyakit
atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Promosi kesehatan, pendidikan kesehatan, dan pendidikan
kesehatan adalah 3 aspek utama dalam pencegahan primer. Langkah-langkah dan kegiatan pokok
di dalam kesehatan masyarakat seperti sanitasi lingkungan, pengendalian infeksi, imunisasi,
perlindungan makanan, susu, dan sumber air, pengamanan lingkungan, dan perlindungan
terhadap bahaya kerja merupakan kegiatan dasar dalam pencegahan primer ini. Langkah-langkah
pencegahan di tingkat dasar saat ini harus diorientasikan pada pengaturan gaya hidup. Aktivitas
dasar masyarakat seperti promosi dan pencegahan tidak boleh diabaikan, dilalaikan, atau
dikurangi. Jika kegiatan tersebut tidak dipertahankan pada tingkat yang tinggi, penyakit menular
dapat menjadi penyebab utama penderitaan, penyakit, dan kematian kembali.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder lebih ditujukan pada kegiatan skrining kesehatan dan deteksi untuk
menemukan status patogenik tiap individu dalam suatu populasi. Jika status patogenik ditemukan
lebih dini, diagnosis dan pengobatan lebih dapat mencegah kondisi untuk berkembang, menyebar
di dalam populasi, atau dapat menghentikan atau paling tidak memperlambat perkembangan
penyakit atau kematian. Salah satu area promosi kesehatan yang menarik minat masyarakat dan
KLB Campak & Diare Page 11
efektif untuk pencegahan adalah dengan skrining kesehatan yang sering kita temukan dalam
acara-acara kesehatan. Program seperti itu baik jika dilaksanakan dalam acara-acara kesehatan
atau sebagai satu program khusus dalam perusahaan atau didalam kompleks lansia, tujuan nya
tetap sama yaitu deteksi dini dan pengobatan sedini mungkin untuk menghentikan atau
memperlambat perkembangan penyakit. Pada akhirnya, deteksi dini dapat memperlambat
perkembangan penyakit, mencegah komplikasi, membatasi ketidakmampuan, dan menghentikan
atau mengurangi daya tular penyakti infeksius. Intervensi dini dan pengobatan penyakit pada
kasus tunggal dapat mencegah kelompok atau populasi terkena penyakit menular. Intervensi
semacam ini berperan sebagai pencehan primer bagi orang yang tidak terpajan, dan pencegahan
sekunder untuk mereka yang sudah tertular.
Pencegahan Tersier
Tujuan dari tiga tahapan adalah membatasi atau menghalangi perkembangan ketidakmampuan,
kondisi, atau gangguan sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan perawatn
intensif. Pencegahan tersier juga mencakup pembatasan terhadap segala ketidakmampuan
dengan menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cidera, atau ketidakmampuan sudah terjadi dan
menimbulkan kerusakan. Pada tahapan ini, saran nya adalah membantu mereka yang menderita
penyakit atau cidera untuk menghindari penggunaan sia-sia layanan kesehatan dan agar menjadi
tidak tergantung pada praktisi kesehatan dan institusi perawatan kesehatan. Diagnosis dan
pengobatan segera yang diikuti dengan rehabilitasi yang tepat dan pemulihan pasca pengobatan,
sekaligus pendidikan pasien yang sesuai, perubahan perilaku, perubahan gaya hidup, semuanya
diperlukan agar penyakit atau ketidakmampuan tidak terjadi lagi. Setidak-tidaknya
perkembangan penyakit, gangguan, atau cidera harus di perlambat dan dikaji. Rehabilitasi adalah
setiap upaya yang dilakukan untuk memulihkan seseorang yang sakit sehingga menjadi manusia
yang lebih berdaya guna, produktif, mengikuti gaya hidup yang memuaskan, dan untuk
memberikan kualitas hidup yang sebaik mungkin, sesuai tingkatan penyakit dan
ketidakmampuan nya. Rehabilitasi merupakan salah satu komponen dalam pencegahan tersier
ini.
KLB Campak & Diare Page 12
Layanan Kesehatan Puskesmas
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh,
meliputi pelayanan promotif (upaya edukasi peningkatan kesehatan), pelayanan preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Keempat jenis pelayanan dasar tersebut bersifat integratif, baik personal maupun program
melalui UPK (Usaha atau Upaya Pokok Kesehatan). Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan
setiap kegiatan tertata rapi dan memiliki kejelasan spesifikasi tugas dan sasaran serta hasil
masing-masing program.
Artinya, Puskesmas bukan tempat orang berobat (kuratif) semata, namun merupakan institusi
yang memiliki program komprehensif, integratif dan berkesinambungan.
Sebagaimana tertulis di atas, program Puskesmas dilaksanakan melalui Usaha Pokok Kesehatan
(UPK), diantaranya:
1. Kesehatan Ibu Anak (KIA)
2. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
3. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
4. Kesehatan Lingkungan
5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Kesehatan Ibu Anak (KIA)
Kesehatan ibu dan anak adalah salah satu upaya kesehatan wajib puskesmas yang member
pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu dalam masa nifas, ibu menyusui, dan
bayi serta anak balita. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi
gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan
merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal
penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam, telpon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan
para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Tujuan dari pelayanan kesehatan ibu dan anak ini adalah :
KLB Campak & Diare Page 13
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi kesehatan
diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan
kesehatan keluarga, penyelenggaraan posyandu dan sebagainya.
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam
lingkungan keluarga, serta di sekolah TK.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas dan ibu menyusui.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui,
bayi dan anak balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya
untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan
peran ibu dalam keluarganya.
Kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak yaitu :7
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak prasekolah.
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
3. Pemantauan tumbuh kembang balita.
4. Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio 3 kali
dan campak 1 kali pada bayi.
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam penyakit
ringan.
7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta bayi-bayi
yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta
kader-kader kesehatan.
Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
Usaha Perbaikan gizi Keluarga (UPGK) adalah usaha perbaikkan gizimasyarakat yang berintikan
penyuluhan gizi, melalui peningkatan peran serta masyarakat dan didukung kegiatan yang
bersifat lintas sektoral. Pengertian lain mengenai UPGK adalah:
a. Merupakan usaha keluarga sendiri untuk memperbaiki keadaan gizi seluruh anggota
KLB Campak & Diare Page 14
keluarga
b. Dilaksanakan oleh keluarga dan masyarakat dengan kader sebagai penggerak masyarakat dan
petugas berbagai sektor sebagai motivator, pembimbing dan pembina,
c. Merupakan bagian dari kehidupan keluarga sehari-hari dan juga merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
d. Secara operasional adalah rangkaian kegiatan yang saling mendukung untuk melaksanakan
alih teknologi sederhana kepada keluarga dan masyarakat.
Tujuan umum dari UPGK ini adalah mendorong perubahan sikap dan perilaku yang mendukung
perbaikan gizi anak balita dan keluarga melalui peningkatan pengertian, partisipasi dan
pemerataan hasil kegiatan untuk mencapai keluarga sadar gizi menuju terjadinya manusia
berkualitas.
Tujuan khusus dari UPGK adalah :
1. Partisipasi dan pemerataan kegiatan
2. Perubahan tingkah laku yang mendukung tercapainya perbaikan gizi
Empat masalah gizi utama yang banyak ditemukan di berbagai wilayah bahkan di berbagai
negara berkembang yaitu KEP, kekurangan Vitamin A, anemia gizi, gondok endemik, pada
umumnya menyerang kelompok penduduk yang tergolong rawan yaitu bayi, anak usia di bawah
lima tahun (balita), ibu hamil, dan ibu menyusui.8 Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu di bawah koordinasi yang baik,
yang bertujuan menurunkan jumlah penderita gangguan gizi, bahkan jika mungkin
menghilangkan bahaya gangguan gizi pada kelompok penduduk yang rawan itu.
Apabila masalah gizi semata-mata dilihat dari sudut kesehatan masyarakat, maka usaha
penanggulangannya pun dapat dilakukan dengan menggunakan dasar-dasar usaha kesehatan
masyarakat yaitu:
a) Mempertinggi tingkat gizi penduduk terutama golongan rawan melalui berbagai kegiatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas makanan keluarga pemanfaatan air susu ibu (ASI) secara tepat,
menanamkan rasa sadar gizi pada setiap anggota keluarga dan sebagainya.
b) Memberikan perlindungan khusus terhadap kemungkinan terjadinya gangguan gizi tertentu
seperti kekurangan vitamin A, anemia gizi, penyakit gondok. Kepada semua anak di bawah usia
5 tahun diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi sekali setiap 6 bulan guna melindungi anak
terhadap kemungkinan menderita defisiensi vitamin A, memberikan suntikan larutan Iodium
KLB Campak & Diare Page 15
kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik penyakit gondok, memberikan tablet besi
kepada setiap ibu hamil.
c) Melakukan pengamatan dini terhadap penyakit gangguan gizi dan melakukan usaha
penanggulangan secara cepat dan tepat. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala berupa
pengawasan terhadap pertumbuhan anak melalui penimbangan berat badan
sekali sebulan dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS).
d) Mengatasi akibat yang mungkin timbul dengan jalan memberikan perawatan yang intensif.
Penderita gangguan gizi yang dalam keadaan berat harus segera dikirim ke Rumah Sakit untuk
mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih baik sehingga akibat yang ditimbulkan
gangguan gizi ini dapat dibatasi seminimal mungkin.
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaansurveilans
epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yangditindaklanjuti dengan
penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Disamping itu pelayanan lain yang
diberikan adalah upaya pencegahan denganpemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor
risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta
masyarakat dalamupaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui
berbagaikegiatan.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
2. Peningkatan imunisasi
3. Penemuan dan tatalaksana penderita
4. Peningkatan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah
5. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit
Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan puskesmas untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu
KLB Campak & Diare Page 16
lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan
peningkatan peran serta masyarakat.
Kegiatan pokok program ini meliputi :
1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
2. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
3. Pengendalian dampak resiko pencemaran
4. Pengembangan wilayah sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di rumah tangga yang dapat dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
KLB Campak & Diare Page 17
Bab III. Kesimpulan
Berdasarkan scenario 1 ditarik hipotesa sementara bahwa kecamatan Bojong Gede, Cianjur,
Jawa Barat sering terjadi KLB campak dan diare. Untuk memastikan maka dilakukan studi
epidemiologi. Dimana dari data tersebut nanti kita dapat memastikan apakah memang terjadi
KLB atau tidak. Ada yang disebut sebagai konsep penyebaran penyakit. Konsep ini ditinjau dari
segi pejamu, penyebab, dan lingkungan. Untuk mengurangi atau mencegah terjadinya KLB
berulang ini kita harus memutus mata rantai dari konsep penyebaran penyakit tersebut.
Pemutusan rantai ini tentunya dengan meningkatkan upaya pelayanan kesehatan puskesmas
melalui tindakan promosi, proteksi, diagnosis dini, dan upaya pemulihan.
KLB Campak & Diare Page 18
Daftar Pustaka
1. Tamher, Noorkasiani. Flu burung: Aspek klinis dan epidemiologis. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika; 2008. h.10.
2. Makbar.KLB dan campak. Diunduh dari http://www.scribd.com/makbar_84/d/58089491-
KLB-Campak, 17 Juni 2012.
3. Timmreck, Thomas. Epidemiologi: suatu pengantar. Alih bahasa; Munaya Fauziah.
Editor edisi bahasa Indonesia; Palupi Widyastuti. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2004. h.13-4.
4. Wahyudin Rajab. Buku ajar epidemiologi untuk mahasiswa kebidanan. Editor; Monica
Ester. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. h.28-31.
5. Heru subari. Manajemen epidemiologi. Yogyakarta: Media Pressindo; 2004.h.16-7.
6. Timmreck, Thomas. Epidemiologi: suatu pengantar. Alih bahasa; Munaya Fauziah.
Editor edisi bahasa Indonesia; Palupi Widyastuti. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2004. h.351-8.
7. Kesehatan ibu dan anak. 2 Desember 2010. Diunduh dari
http://nursingbegin.com/kesehatan-ibu-dan-anak/, 17 Juni 2012.
8. Unsa Yani. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. 1 Juli 2011. Diunduh dari http://unsa-
73.blogspot.com/2011/07/usaha-perbaikan-gizi-keluarga-dan.html, 17 Juli 2012.
KLB Campak & Diare Page 19