29
Kejadian Luar Biasa Campak dan Diare Christy /102009196 / C1 Email : [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012 Bab I. Pendahuluan 1. Latar Belakang Berdasarkan kasus skenario1 sering terjadi KLB campak dan diare di kecamatan Bojong Gede, Cianjur, Jawa Barat. Dari hasil evaluasi didaptkan cakupan imunisasi rendah. Sungai sebagai sumber airnya digunakan untuk mencuci, mandi, dan buang air besar. MCK sudah tersedia namun kurang dimanfaatkan. 2. Tujuan 1. Memahami ilmu dasar kedokteran tentang ilmu kesehatan masyarakat 2. Memenuhi tugas individu tutorial blok 26 KLB Campak & Diare Page 1

Secursfsfasafsa Download

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fasfsafsa

Citation preview

Page 1: Secursfsfasafsa Download

Kejadian Luar Biasa Campak dan Diare

Christy /102009196 / C1

Email : [email protected]

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

2012

Bab I. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Berdasarkan kasus skenario1 sering terjadi KLB campak dan diare di kecamatan

Bojong Gede, Cianjur, Jawa Barat. Dari hasil evaluasi didaptkan cakupan imunisasi

rendah. Sungai sebagai sumber airnya digunakan untuk mencuci, mandi, dan buang air

besar. MCK sudah tersedia namun kurang dimanfaatkan.

2. Tujuan

1. Memahami ilmu dasar kedokteran tentang ilmu kesehatan masyarakat

2. Memenuhi tugas individu tutorial blok 26

KLB Campak & Diare Page 1

Page 2: Secursfsfasafsa Download

Bab II. Isi

KLB atau Epidemi

KLB atau epidemi adalah salah satu status yang ditetapkan di Indonesia untuk

mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu penyakit. Status kejadian luar biasa diatur oleh

pemerintah.1 Kejadian luar biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian

kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun

waktu tertentu.

Kriteria tentang KLB juga mengacu pada ketentuan yang diatur oleh pemerintah. Di Indonesia,

suatu penyakit dinyatakan sebagai KLB, jika ada unsur:

Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal

Angka kejadian penyakit/kematian meningkat secara terus menerus selama tiga kurun

waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)

Angka kejadian penyakit/ kematian meningkat menjadi dua kali lipat atau lebih

dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)

Jumlah penderita baru dalam satu bulan meningkat menjadi dua kali lipat atau lebih

dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.

Kriteria kerja KLB menurut Kep.Dir.Jen PPM & PLP no.451 th 1991 adalah suatu kejadian

penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :2

1. Timbul suatu penyakit menular yang sebelumnya tdk ada/ tak dikenal

2. Peningkatan suatu kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun

waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam,hari,minggu)

3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian, 2 kali atau lebih dibandingkan

dengan periodesebelumnya (jam,hari, minggu bulan, tahun)

4. Jumlah penderita baru dalam 1 bualan menunjukan kenaikan 2 kali lipat atau

lebih biladibandingkan dengan angka rata - rata perbulan tahun sebelumnya

5. Angka rata-rata perbulanan selama 1 tahun menunjukan kenaikan 2 kali atau

lebihdibandingkan dengan rata-rata perbulan tahun sebelumnya

KLB Campak & Diare Page 2

Page 3: Secursfsfasafsa Download

6. Case fatality rate dari suatu penyakit dari satu kurun waktu tertentu menunjukan

kenaikan50 % atau lebih, dibandingkan CFR dari periode sebelumnya

7. Proporsional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukan kenaikan

dua kali atau lebih dibanding periode yg sama dan kurun waktu tahun sebelumnya

8. Beberapa penyakit khusus seperti kolera dan DHF/DSS, setiap peningkatan 1 kasus

dari periode sebelumnya (pada daerah endemis terdapat 1 atau lebih penderita baru

dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut bebas dari  penyakit)

Epidemi digolongkan secara berbeda-beda bergantung pada cara penyebaran nya di masyarakat

atau populasi. Ada tiga klasifikasi yang paling umum, yaitu common source, propagated, dan

mixed epidemic.3

Common source epidemic terjadi bila sekelompok orang terpajan pada infeksi atau sumber

kuman yang biasa, misalnya anak sekolah terpajan anak lain yang sedang sakit campak. Common

source epidemic biasanya dibagi menjadi 3 subkategori yaitu: point source, intermittent, dan

continuous epidemic. Pada point source epidemic, orang terpajan di satu tempat pada satu waktu

menjadi sakit selama masa iknkubasi agen yang didapat dari satu sumber. Kalau intermittent

epidemic penyebaran penyakitnya tidak teratur dan sulit ditebak, dan polanya juga tidak teratur,

sehingga mengakibatkan epidemic yang berulang ini. Jika tingkat penyebaran epidemi di

masyarakat atau populasi cukup tinggi, dan menyerang sejumlah besar orang di dalam populasi

tanpa pengecualian, hal ini termasuk epidemic yang berkelanjutan atau continuous epidemic.

Bila KLB atau epidemi tetap menyebar dari orang ke orang, memperbanyak jumlah yang sakit

dan biasanya membentuk pola pertumbuhan yang mencolok, hal ini disebut propagated

epidemic. Pada epidemi ini, kasus terjadi terus-menerus, melewati satu masa inkubasi.

Mixed epidemic merupakan gabungan dari common source maupun propagated epidemic .

Terjadi bila common source epidemic berlanjut melalui kontak orang ke orang dan penyebaran

penyakit menjadi seperti pada KLB propagated.

Dari kasus skenario 1 didapatkan KLB campak dan diare. Yang termasuk kriteria kerja KLB

diare adalah :

Angka kesakitan atau kematian penderita diare di suatu kecamatan menunjukan kenaikan

yang mencolok selama 3 kali waktu observasi berturut-turut (hari, minggu).

KLB Campak & Diare Page 3

Page 4: Secursfsfasafsa Download

Jumlah penderita atau kematian oleh karena diare menunjukan kenaikan 2 kali lipat atau

lebih dalam satu periode (hari, minggu, bulan) dibandingkan dengan angka rata-rata

tersebut diperoleh dari incidence rate atau death rate diare dalam setahun yang lalu.

Kenaikan mencolok Case Fatality Rate di suatu kecamatan dalam satu bulan

dibandingkan dengan CFR penyakit tersebut bulan yang lalu.

Kenaikan jumlah penderita atau kematian oleh karena diare dalam periode waktu

(minggu, bulan) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Konsep Penyebab Penyakit

Menurut Robert Koch suatu agen dapat menyebabkan penyakit apabila memenuhi 4 syarat

yaitu :

1. Kuman harus ada pada setiap kasus dan dibuktikan melalui kultur

2. Kuman tersebut tidak ditemukan pada kasus-kasus yang disebabkan oleh penyakit lain

3. Kuman harus dapat menimbulkan penyakit yang sama pada binatang percobaan, atau dari

binatang percobaan dapat ditemukan kuman yang dimaksud

4. Adanya faktor yang berkontribusi dan berperan dalam timbulnya penyakit, misalnya

kondisi umum, daya tahan, dan lain-lain

Melihat perkembangan penyakit pada masanya, konsep penyebab tunggal ini mulai ditinggalkan.

Alasan nya orang mulai menyadari bahwa berkembangnya penyakit tidak dapat dijelaskan hanya

dengan mengenali jenis kuman nya saja, namun diperlukan faktor lain yang turut mempengaruhi

sehingga dikenal konsep atau model penyebab majemuk.

KLB Campak & Diare Page 4

Page 5: Secursfsfasafsa Download

Gambar segitiga epidemiologi, diunduh dari www.vetmed.wsu.edu, 17 Juni 2012.

Model segitiga epidemiologi yang ditemukan oleh Gordon dan La Richt, menyebutkan bahwa

timbul atau tidak nya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu host

(manusia), agent (penyebab), dan environment (lingkungan). Gordon berpendapat bahwa:

1. Penyakit timbul karena ketidakseimbangan agent dan host

2. Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan host

3. Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan

berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan (sosial, fisik, ekonomi,

biologis)

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan pada satu komponen akan

mempengaruhi keseimbangan ketiga komponen. Dari hasil interaksi antara tiga faktor yaitu host,

agent, dan environment itu penyakit berpeluang untuk terjadi dan kemudian berkembang dan

menyebar. Dari gambar ini dapat diambil kesimpulan bahwa suatu penyakit tidak bergantung

pada suatu sebab yang berdiri sendiri melainkan akibat dari proses sebab akibat. Dengan

demikian timbulnya penyakit dapat dicegah dengan memotong mata rantai tersebut.4

Unsur Host (pejamu)

Unsur pejamu secara umum dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu :5

Manusia sebagai makhluk biologis memiliki sekat biologis tertentu seperti :

o Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan

o Bentuk anatomis tubuh serta

Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai berbagai sifat khusus seperti :

KLB Campak & Diare Page 5

Page 6: Secursfsfasafsa Download

o Kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan, agama dan hubungan keluarga

sehubungan sosial kemasyarakatan

o Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasaan hidup sehat

Unsur Agent (penyebab)

Unsur penyebab menurut model segitiga epidemiologi terdiri dari biotis dan abiotis.5

Biotis, khususnya pada penyakit menular yaitu terdiri dari 5 golongan:

o Protozoa, misalnya : plasmodium

o Metazoa, misalnya : arthopoda , helminthes

o Bakteri, misalnya: salmonella

o Virus, misalnya : dengue, polio

o Jamur, misalnya : candida

Abiotis, terdiri dari :

o Nutrient agent, misalnya : kekurangan/ kelebihan gizi (karbohidrat, lemak,

mineral, protein, dan vitamin)

o Chemical agent, misalnya : pestisida, logam berat, obat-obatan

o Physical agent, misalnya : suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan

o Mechanical agent, misalnya : pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan

getaran

o Psychis agent, misalnya : gangguan psikologis stres depresi

Unsur Environment (lingkungan)

Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat

karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam proses kejadian

penyakit.

Lingkungan Biologis

Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain meliputi :

o Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen

o Vektor pembawa infeksi

o Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia,

baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan), maupun

sebagai reservoir/sumber penyakit

KLB Campak & Diare Page 6

Page 7: Secursfsfasafsa Download

o Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama

penyakit menular

Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting

dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai

unsur lingkungan yang menguntungkan manusia maupun yang mengancam kehidupan/

kesehatan manusia.

Lingkungan Fisik

Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung,

maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik

meliputi :

o Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan

o Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air

o Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain

sebagainya

Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul

akibat manusia sendiri.

Lingkungan Sosial

Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta

peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut.

Lingkungan sosial ini meliputi :

o Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi

yang berlaku

o Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat

o Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat, dan

Kebiasaan hidup masyarakat

o Kepadatan penduduk

Berdasarkan kasus skenario1 yang menjadi agent dari penyakit campak adalah virus yang berasal

dari golongan paramyxovirus, sedangkan agent dari diare bisa disebabkan virus, bakteri, parasit,

maupun jamur. Agent pada kasus skenario1 ini berasal dari golongan biotic. Faktor host disini

adalah manusia yang rentan yaitu anak-anak balita maupun bayi. Sedangkan factor environment

KLB Campak & Diare Page 7

Page 8: Secursfsfasafsa Download

yang mendukung penyakit adalah lingkungan fisik nya dimana MCK kurang dimanfaatkan

sehingga sanitasi nya buruk.

Langkah-Langkah Penyelidikan Epidemiologi6

1. Penetapan terjadinya KLB

Pertama-tama harus dipastikan bahwa KLB benar terjadi. Tingkat prevalensi dan data

terdahulu harus dibandingkan dengan data statistic terbaru suatu penyakit untuk

memastikan frekuensi baru penyakit tersebut.

2. Konfirmasi atau menegakkan diagnosa

Evaluasi medis, pemeriksaan klinis, dan uji laboratorium yang dilakukan oleh petugas

medis biasanya diperlukan untuk menegakan diagnosis. Pengkajian terhadap temuan

klinis harus dilakukan untuk memastikan kebenaran dan realibilitas suatu temuan.

3. Tetapkan kriteria untuk mengidentifikasi seseorang sebagai kasus

Karakteristik petunjuk yang tampak bergantung pada kondisi dan penyakit yang sedang

diinvestigasi. Karakteristik ini dapat ditunjukan melalui tanda-tanda, gejala, perjalanan

penyakit, tempat dan jenis pajanan, temuan laboratorium, dan pemeriksaan klinis saat

mengidentifikasi kasus.

4. Buat taksiran kasus secara kasar (hipotesa)

Dalam hal ini, jumlah orang yang terpajan dan jumlah orang yang sakit harus dihitung.

Semua kasus diberikan keterangan penjelas, kemudian diagnosis nya ditetapkan melalui

pengkajian, pemeriksaan, dan prosedur medis standar. Kemudian ditarik hipotesa

sementara untuk mengarahkan penyelidikan lebih lanjut.

5. Orientasikan studi dan data berdasarkan waktu, tempat, dan orang

Waktu : Pastikan setiap kasus berdasarkan waktu awitannya dengan menggunakan kurva

epidemik. Pastikan anda mengetahui masa inkubasi, pengaruh waktu terhadap cara dan

media penularan. Kronologis peristiwa, tahapan kejadian, mata rantai kejadian yang

terikat dengan waktu, dan distribusi waktu awitan kasus harus dipastikan dan ditandai

pada bagan dan grafik. Dari informasi kurva epidemik, tentukan sifat perjalanan penyakit,

pastikan apakah kelompok memang terpajan dan terinfeksi dalam waktu yang kurang

KLB Campak & Diare Page 8

Page 9: Secursfsfasafsa Download

lebih sama atau berbeda. Lihat apakah ada pengelompokan penyakit berdasarkan waktu

dan tempat. Tentukan dan tetapkan waktu kasus terjadi nya KLB.

Tempat : Dengan menggunakan peta titik, tandai lokasi setiap kasus. Jika memungkinkan

dan memang bermanfaat, ahli epidemiologi juga dapat menandai lokasi pajanan atau

lokasi setiap kasus pada peta saat terjadi peristiwa atau pajanan. Sumber-sumber

penyakit, faktor iklim, dan topografi yang memungkinkan juga harus dikaji.

Pengelompokan kejadian harus ditentukan dengan menghubungkan tempat tinggal,

tempat kerja, dan kemungkinan munculnya kembali kasus tersebut.

Orang : Ahli epidemiologi harus segera mengenali orang yang dimaksud dan mengenali

karakteristik yang berkaitan dengan penyakit yang sedang diinvestigasi. Semua kasus

harus ditabulasikan menurut kelompok usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama,

dan ciri terkait lain nya. Perhitungkan juga interaksi keluarga, teman, rekan kerja, dan

kerabat. Karakteristik tertentu pada seseorang mungkin memiliki keterkaitan yang lebih

besar dengan beberapa penyakit atau kondisi dibandingkan dengan karakteristiknya yang

lain.

6. Klasifikasikan epidemi

Tentukan jenis epidemi awal berdasarkan identifikasi kasus, taksiran kasar kasus,

infromasi yang dikumpulkan tentang waktu, tempat, dan orang juga berdasarkan tabulasi

data dan informasi. Lakukan pengkajian untuk menentukan cara penularan.

7. Tentukan siapa yang beresiko

Ahli epidemiologi harus menentukan dan memisahkan orang yang sakit dengan yang

sehat. Orang yang asimptomatik atau sakitnya ringan harus dievaluasi secara medis.

Lakukan juga penelusuran untuk menemukan sumber infeksi, manusia atau binatang,

pada mereka yang beresiko. Mereka yang terpajan harus dipisahkan dengan mereka yang

tidak terpajan. Yang sakit dipisahkan dari yang sehat.

8. Analisis temuan dan data

Ahli epidemiologi mengumpulkan, menyusun, menabulasi, dan menganalisis serta

menginterpretasi temuan. Analisis data dan hasil temuan membantu dalam pembuatan

keputusan tentang hipotesis dan mereka yang beresiko. Komputer dapat digunakan untuk

membantu menganalisis dan membuat grafik. Semua temuan dan analisis harus konsisten

KLB Campak & Diare Page 9

Page 10: Secursfsfasafsa Download

dengan sumber dan semua analisis yang ada. Temuan yang didapat harus memperkuat

hipotesis, jika tidak, pembuatan hipotesis baru harus dipikirkan.

9. Kembangkan hipotesa dan rumuskan kesimpulan

Lakukan uji hipotesis. Hipotesis yang diterima, dpt menerangkan pola penyakit yang

sesuai dengan sifat penyebab penyakit, sumber infeksi, cara penularan, dan faktor lain

yang berperan.

10. Lakukan tindakan pengendalian dan pencegahan

Tujuan utama epidemiologi dan investigasinya adalah memahami terjadinya KLB

penyakit sehingga langkah-langkah dasar kesehatan masyarakat untuk pencegahan dan

pengendalian kesakitan dan kematian dapat diterapkan. Investigasi epidemiologi tidak

hanya bertujuan untuk mengidentifikasi sumber dan cara penularan, tetapi juga mata

rantai dari KLB. Begitu mata rantai dalam perjalanan suatu penyakit dipahami, maka

intervensi dapat dilakukan, mata rantai itu dapat diputus dan dihentikan perjalanan

penyakitnya. Tujuan dari program pengendalian penyakit pada bidang kesehatan

masyarakat adalah mencegah penyebaran penyakit, menghentikan epidemi, dan

mencegah kemunculan nya lagi.

11. Susun laporan

Ahli epidemiologi harus menggunakan hasil investigasi dan keseluruhan hasil studi untuk

membuat laporan tertulis. Laporan tersebut secara khas menampilkan narasi investigasi

dan ulasan perjalanan epidemi dalam bentuk studi kasus. Salah satu tujuan penulisan

laporan adalah untuk proses komunikasi dan penyebaran informasi.

Langkah Penanggulangan KLB

Upaya penanggulangan KLB ini dapat dikelompokan menjadi primer, sekunder, dan tersier.

Penanggulangan primer yaitu memutuskan rantai penularan dan melindungi orang rentan.

Penanggulangan sekunder yaitu menemukan kasus subklinis dan pengidap, surveilans, dan

pelacakan kontak.

Penanggulangan tersier yaitu tindakan pengobatan kasus hingga menjadi tidak menular.

KLB Campak & Diare Page 10

Page 11: Secursfsfasafsa Download

Primer Sekunder Tersier

Membasmi sumber (air

sungai)

Surveilans sumber yang

dicurigai

Mengobati pasien dan

pengidap

Sanitasi lingkungan Pelaporan kasus Mengisolasi kasus

Higieni perseorangan

Imunisasi

Perbaikan gizi

Upaya Pencegahan Penyakit

Upaya pencegahan penyakit dikelompokan menjadi pencegahan primer, sekunder, dan tersier.

Yang termasuk dalam ketiga komponen tersebut adalah upaya promosi kesehatan, upaya proteksi

kesehatan, upaya diagnosis dini dan tindakan segera, upaya pemberantasan akibat buruk, upaya

pemulihan kesehatan.

Pencegahan Primer

Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu penyakit

atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Promosi kesehatan, pendidikan kesehatan, dan pendidikan

kesehatan adalah 3 aspek utama dalam pencegahan primer. Langkah-langkah dan kegiatan pokok

di dalam kesehatan masyarakat seperti sanitasi lingkungan, pengendalian infeksi, imunisasi,

perlindungan makanan, susu, dan sumber air, pengamanan lingkungan, dan perlindungan

terhadap bahaya kerja merupakan kegiatan dasar dalam pencegahan primer ini. Langkah-langkah

pencegahan di tingkat dasar saat ini harus diorientasikan pada pengaturan gaya hidup. Aktivitas

dasar masyarakat seperti promosi dan pencegahan tidak boleh diabaikan, dilalaikan, atau

dikurangi. Jika kegiatan tersebut tidak dipertahankan pada tingkat yang tinggi, penyakit menular

dapat menjadi penyebab utama penderitaan, penyakit, dan kematian kembali.

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder lebih ditujukan pada kegiatan skrining kesehatan dan deteksi untuk

menemukan status patogenik tiap individu dalam suatu populasi. Jika status patogenik ditemukan

lebih dini, diagnosis dan pengobatan lebih dapat mencegah kondisi untuk berkembang, menyebar

di dalam populasi, atau dapat menghentikan atau paling tidak memperlambat perkembangan

penyakit atau kematian. Salah satu area promosi kesehatan yang menarik minat masyarakat dan

KLB Campak & Diare Page 11

Page 12: Secursfsfasafsa Download

efektif untuk pencegahan adalah dengan skrining kesehatan yang sering kita temukan dalam

acara-acara kesehatan. Program seperti itu baik jika dilaksanakan dalam acara-acara kesehatan

atau sebagai satu program khusus dalam perusahaan atau didalam kompleks lansia, tujuan nya

tetap sama yaitu deteksi dini dan pengobatan sedini mungkin untuk menghentikan atau

memperlambat perkembangan penyakit. Pada akhirnya, deteksi dini dapat memperlambat

perkembangan penyakit, mencegah komplikasi, membatasi ketidakmampuan, dan menghentikan

atau mengurangi daya tular penyakti infeksius. Intervensi dini dan pengobatan penyakit pada

kasus tunggal dapat mencegah kelompok atau populasi terkena penyakit menular. Intervensi

semacam ini berperan sebagai pencehan primer bagi orang yang tidak terpajan, dan pencegahan

sekunder untuk mereka yang sudah tertular.

Pencegahan Tersier

Tujuan dari tiga tahapan adalah membatasi atau menghalangi perkembangan ketidakmampuan,

kondisi, atau gangguan sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan perawatn

intensif. Pencegahan tersier juga mencakup pembatasan terhadap segala ketidakmampuan

dengan menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cidera, atau ketidakmampuan sudah terjadi dan

menimbulkan kerusakan. Pada tahapan ini, saran nya adalah membantu mereka yang menderita

penyakit atau cidera untuk menghindari penggunaan sia-sia layanan kesehatan dan agar menjadi

tidak tergantung pada praktisi kesehatan dan institusi perawatan kesehatan. Diagnosis dan

pengobatan segera yang diikuti dengan rehabilitasi yang tepat dan pemulihan pasca pengobatan,

sekaligus pendidikan pasien yang sesuai, perubahan perilaku, perubahan gaya hidup, semuanya

diperlukan agar penyakit atau ketidakmampuan tidak terjadi lagi. Setidak-tidaknya

perkembangan penyakit, gangguan, atau cidera harus di perlambat dan dikaji. Rehabilitasi adalah

setiap upaya yang dilakukan untuk memulihkan seseorang yang sakit sehingga menjadi manusia

yang lebih berdaya guna, produktif, mengikuti gaya hidup yang memuaskan, dan untuk

memberikan kualitas hidup yang sebaik mungkin, sesuai tingkatan penyakit dan

ketidakmampuan nya. Rehabilitasi merupakan salah satu komponen dalam pencegahan tersier

ini.

KLB Campak & Diare Page 12

Page 13: Secursfsfasafsa Download

Layanan Kesehatan Puskesmas

Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh,

meliputi pelayanan promotif (upaya edukasi peningkatan kesehatan), pelayanan preventif

(pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Keempat jenis pelayanan dasar tersebut bersifat integratif, baik personal maupun program

melalui UPK (Usaha atau Upaya Pokok Kesehatan). Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan

setiap kegiatan tertata rapi dan memiliki kejelasan spesifikasi tugas dan sasaran serta hasil

masing-masing program.

Artinya, Puskesmas bukan tempat orang berobat (kuratif) semata, namun merupakan institusi

yang memiliki program komprehensif, integratif dan berkesinambungan.

Sebagaimana tertulis di atas, program Puskesmas dilaksanakan melalui Usaha Pokok Kesehatan

(UPK), diantaranya:

1. Kesehatan Ibu Anak (KIA)

2. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

3. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

4. Kesehatan Lingkungan

5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Kesehatan Ibu Anak (KIA)

Kesehatan ibu dan anak adalah salah satu upaya kesehatan wajib puskesmas yang member

pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu dalam masa nifas, ibu menyusui, dan

bayi serta anak balita. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi

masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi

gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan

merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal

penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam, telpon rumah), pendanaan,

pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula

pendidikan kesehatan kepada masyarakat,  pemuka masyarakat serta menambah keterampilan

para dukun bayi serta pembinaan kesehatan  di taman kanak-kanak.

Tujuan dari pelayanan kesehatan ibu dan anak ini adalah :

KLB Campak & Diare Page 13

Page 14: Secursfsfasafsa Download

a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi kesehatan

diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan

kesehatan keluarga, penyelenggaraan posyandu dan sebagainya.

b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam

lingkungan keluarga, serta di sekolah TK.

c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas dan ibu menyusui.

d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui,

bayi dan anak balita.

e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya

untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan

peran ibu dalam keluarganya.

Kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak yaitu :7

1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak prasekolah.

2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.

3. Pemantauan tumbuh kembang balita.

4. Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio 3 kali

dan campak 1 kali pada bayi.

5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.

6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam penyakit

ringan.

7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta bayi-bayi

yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)

8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta

kader-kader kesehatan.

Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

Usaha Perbaikan gizi Keluarga (UPGK) adalah usaha perbaikkan gizimasyarakat yang berintikan

penyuluhan gizi, melalui peningkatan peran serta masyarakat dan didukung kegiatan yang

bersifat lintas sektoral. Pengertian lain mengenai UPGK adalah:

a. Merupakan usaha keluarga sendiri untuk memperbaiki keadaan gizi seluruh anggota

KLB Campak & Diare Page 14

Page 15: Secursfsfasafsa Download

keluarga

b. Dilaksanakan oleh keluarga dan masyarakat dengan kader sebagai penggerak masyarakat dan

petugas berbagai sektor sebagai motivator, pembimbing dan pembina,

c. Merupakan bagian dari kehidupan keluarga sehari-hari dan juga merupakan bagian integral

dari pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

d. Secara operasional adalah rangkaian kegiatan yang saling mendukung untuk melaksanakan

alih teknologi sederhana kepada keluarga dan masyarakat.

Tujuan umum dari UPGK ini adalah mendorong perubahan sikap dan perilaku yang mendukung

perbaikan gizi anak balita dan keluarga melalui peningkatan pengertian, partisipasi dan

pemerataan hasil kegiatan untuk mencapai keluarga sadar gizi menuju terjadinya manusia

berkualitas.

Tujuan khusus dari UPGK adalah :

1. Partisipasi dan pemerataan kegiatan

2. Perubahan tingkah laku yang mendukung tercapainya perbaikan gizi

Empat masalah gizi utama yang banyak ditemukan di berbagai wilayah bahkan di berbagai

negara berkembang yaitu KEP, kekurangan Vitamin A, anemia gizi, gondok endemik, pada

umumnya menyerang kelompok penduduk yang tergolong rawan yaitu bayi, anak usia di bawah

lima tahun (balita), ibu hamil, dan ibu menyusui.8 Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu di bawah koordinasi yang baik,

yang bertujuan menurunkan jumlah penderita gangguan gizi, bahkan jika mungkin

menghilangkan bahaya gangguan gizi pada kelompok penduduk yang rawan itu.

Apabila masalah gizi semata-mata dilihat dari sudut kesehatan masyarakat, maka usaha

penanggulangannya pun dapat dilakukan dengan menggunakan dasar-dasar usaha kesehatan

masyarakat yaitu:

a) Mempertinggi tingkat gizi penduduk terutama golongan rawan melalui berbagai kegiatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas makanan keluarga pemanfaatan air susu ibu (ASI) secara tepat,

menanamkan rasa sadar gizi pada setiap anggota keluarga dan sebagainya.

b) Memberikan perlindungan khusus terhadap kemungkinan terjadinya gangguan gizi tertentu

seperti kekurangan vitamin A, anemia gizi, penyakit gondok. Kepada semua anak di bawah usia

5 tahun diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi sekali setiap 6 bulan guna melindungi anak

terhadap kemungkinan menderita defisiensi vitamin A, memberikan suntikan larutan Iodium

KLB Campak & Diare Page 15

Page 16: Secursfsfasafsa Download

kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik penyakit gondok, memberikan tablet besi

kepada setiap ibu hamil.

c) Melakukan pengamatan dini terhadap penyakit gangguan gizi dan melakukan usaha

penanggulangan secara cepat dan tepat. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala berupa

pengawasan terhadap pertumbuhan anak melalui penimbangan berat badan

sekali sebulan dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS).

d) Mengatasi akibat yang mungkin timbul dengan jalan memberikan perawatan yang intensif.

Penderita gangguan gizi yang dalam keadaan berat harus segera dikirim ke Rumah Sakit untuk

mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih baik sehingga akibat yang ditimbulkan

gangguan gizi ini dapat dibatasi seminimal mungkin.

Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaansurveilans

epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yangditindaklanjuti dengan

penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Disamping itu pelayanan lain yang

diberikan adalah upaya pencegahan denganpemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor

risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta

masyarakat dalamupaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui

berbagaikegiatan.

Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:

1. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko

2. Peningkatan imunisasi

3. Penemuan dan tatalaksana penderita 

4. Peningkatan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah

5. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan

penyakit 

Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan puskesmas untuk

meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu

KLB Campak & Diare Page 16

Page 17: Secursfsfasafsa Download

lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan

peningkatan peran serta masyarakat.

Kegiatan pokok program ini meliputi :

1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

2. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan

3. Pengendalian dampak resiko pencemaran

4. Pengembangan wilayah sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota

keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif

dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk

memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup

bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

PHBS di rumah tangga yang dapat dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi ASI ekslusif

3. Menimbang balita setiap bulan

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah 

KLB Campak & Diare Page 17

Page 18: Secursfsfasafsa Download

Bab III. Kesimpulan

Berdasarkan scenario 1 ditarik hipotesa sementara bahwa kecamatan Bojong Gede, Cianjur,

Jawa Barat sering terjadi KLB campak dan diare. Untuk memastikan maka dilakukan studi

epidemiologi. Dimana dari data tersebut nanti kita dapat memastikan apakah memang terjadi

KLB atau tidak. Ada yang disebut sebagai konsep penyebaran penyakit. Konsep ini ditinjau dari

segi pejamu, penyebab, dan lingkungan. Untuk mengurangi atau mencegah terjadinya KLB

berulang ini kita harus memutus mata rantai dari konsep penyebaran penyakit tersebut.

Pemutusan rantai ini tentunya dengan meningkatkan upaya pelayanan kesehatan puskesmas

melalui tindakan promosi, proteksi, diagnosis dini, dan upaya pemulihan.

KLB Campak & Diare Page 18

Page 19: Secursfsfasafsa Download

Daftar Pustaka

1. Tamher, Noorkasiani. Flu burung: Aspek klinis dan epidemiologis. Jakarta: Penerbit

Salemba Medika; 2008. h.10.

2. Makbar.KLB dan campak. Diunduh dari http://www.scribd.com/makbar_84/d/58089491-

KLB-Campak, 17 Juni 2012.

3. Timmreck, Thomas. Epidemiologi: suatu pengantar. Alih bahasa; Munaya Fauziah.

Editor edisi bahasa Indonesia; Palupi Widyastuti. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2004. h.13-4.

4. Wahyudin Rajab. Buku ajar epidemiologi untuk mahasiswa kebidanan. Editor; Monica

Ester. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. h.28-31.

5. Heru subari. Manajemen epidemiologi. Yogyakarta: Media Pressindo; 2004.h.16-7.

6. Timmreck, Thomas. Epidemiologi: suatu pengantar. Alih bahasa; Munaya Fauziah.

Editor edisi bahasa Indonesia; Palupi Widyastuti. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2004. h.351-8.

7. Kesehatan ibu dan anak. 2 Desember 2010. Diunduh dari

http://nursingbegin.com/kesehatan-ibu-dan-anak/, 17 Juni 2012.

8. Unsa Yani. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. 1 Juli 2011. Diunduh dari http://unsa-

73.blogspot.com/2011/07/usaha-perbaikan-gizi-keluarga-dan.html, 17 Juli 2012.

KLB Campak & Diare Page 19