Upload
primawahyuni3
View
833
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
SEDIAAN SEMISOLIDA
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mempelajari aspek-aspek yang terkait dalam pembuatan sediaan semisolida.
II. TEORI DASAR
Pengertian salep
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar. ( FI III)
Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topical pada
kulit atau selaput lendir. (FI IV)
Aturan umum pembuatan salep :
1. Bagian – bagian yang dapat larut dalam sejumlah campuran lemak yamg
diperuntukkan bilamana perlu dilarutkan dengan pemanasan di dalamnya.
2. Zat-zat yang mudah larut dalam air kecuali ditentukan lain ,bila banyak nya air
yang dipergunakan untuk pelarutan dapat dipungut oleh jumlah campuran lemak
yang telah ditentukan, mula-mula dilarutkan dalam air; banyaknya air yang
dipergunakan mula-mula dikurangi dari jumlah yang telah ditentukan dari
campuran lemak.
3. Zat-zat yang dalam lemak dan dalam air atau kurang cukup dapat larut harus
sebelumnya dijadikan serbuk, dan diayak melalui dasar ayakan B40. Pada
pembuatan unguenta ini zat yang padat sebelumnya dicampur rata dengan lemak,
yang beratnya sama atau setengahnya,bilamana perlu sebelumnya dilelehkan dan
kemudian sejumlah sisa lemaknya telah atau tidak dilelehkan ditambahkan
sebagian demi sebagian.
4. Apabila unguenta dibuat dengan perlelehan, maka campurannya harus diaduk
sampai dingin.
Penggolongan salep :
A. Berdasar aksi terapi
1. Salep epidermis
2. Salep endodermis
3. Salep diadermis
1
B. Berdasar komposisi (dasar salep)
Berdasarkan komposisi dasar salep dapat digolongkan sebagai berikut
1. Dasar salep hidrokarbon,yaitu terdiri dari antara lain:
Vaselin putih,Vaselin kuning
Campuran Vaselin dengan malam putih, malam kuning
Parafin encer, Parafin padat
Minyak tumbuh-tumbuhan
2. Dasar salep serap,yaitu dapat menyerap air terdiri antara lain:
Adeps lanae
Unguentum Simplex Campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian
minyak wijen
3. Dasar salep dapat dicuci dengan air
“Dasar salep” tipe emulsi M/A = Vanishing cream
Emulsiflying ointment BP
Hyrophilik ointment
4. Dasar salep larut dalam air
Polyethylenglycol ointment USP
Tragacanth
PGA
C. Berdasar fisik-konsistensi (viskositas = kekentalan)
1. Cairan kental/encer : linimentum
2. Setengah padat : cream – unguentum – pasta
3. Lebih bersifat padat : sapo medicatus, emplastrum
Zat-zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep
Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam vaselin.
Champora, Mentholum, Phenolum, Thymolum dan Guayacolum lebih mudah
dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep
mengandung vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan tambahkan sebagian (+
sama banyak) Vaselin sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian
dasar salep yang lain. Champora dapat dihaluskan dengan tambahan Spiritus fortior
atau eter secukupnya sampai larut setelah itu ditambahkan dasar salep sedikit demi
sedikit, diaduk sampai
2
spiritus fortiornya menguap. Bila zat-zat tersebut bersama-sama dalam salep, lebih
mudah dicampur dan digerus dulu biar meleleh baru ditambahkan dasar salep sedikit
demi sedikit.
Zat-zat yang mudah larut dalam air
Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia maka
obatnya dilarutkan dulu dalam sebagian dulu dalam air dan dicampur dengan bagian
dasar salep yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap, baru
ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus dan diaduk hingga homogen.
Dasar salep yang dapat menyerap air antara lain ialah Adeps lanae, Unguentum
Simplex, hydrophilic ointment. Dan dasar salep yang sudah mengandung air antara
lain Lanoline (25% air), Unguentum Leniens (25%), Unguentum Cetylicum hydrosum
(40%).
Zat-zat yang kurang larut atau tidak larut dalam dasar salep
Zat-zat ini diserbukkan dulu dengan derajat halus serbuk pengayak no.100. setelah itu
serbuk dicampur baik-baik dengan sama berat masa salep, atau dengan salah satu
bahan dasar salep. Bila perlu bahan dasar salep tersebut dilelehkan terlebih dahulu,
setelah itu sisa bahan-bahan yang lainditambahkan sedikit demi sedikit sambil digerus
dan diaduk hingga homogen. Untuk pencegahan pengkristalan pada waktu
pendinginan, seperti Cera flava, Cera alba, Cetylalcoholum dan Paraffinum solidum
tidak tersisa dari dasar salep yang cair atau lunak.
Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep Balsem-balsem dan minyak
atsiri, balsam merupakan campuran dari damar dan minyak atsiri, jika digerus terlalu
lama akan keluar damarnya sedangkan minyak
atsirinya akan menguap. Kualitas salep yang baik adalah
1. Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh
suhu dan kelembaban kamar.
2. Lunak,semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh
produk harus lunak dan homogen.
3. Mudah dipakai atau mudah dioleskan.
4. Dasar salep yang cocok.
5. Dapat terdistribusi merata.
3
Pengertian pasta
Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam
jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak
yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau
pelindung kulit.
Komposisi Formula
Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam
jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan dasar tidak
berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau sabun.
Basis
Macam-macam Basis Pasta :
1. Basis Hidrokarbon
Karakteristik :
Tidak diabsorpsi oleh kulit
Inert
Tidak tercampurkan dengan air
Daya absorbs air rendah
Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air &
meningkatkan hidrasi sehingga meningkatkan abbsorbsi obat melalui kulit
2. Basis Absorpsi
Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan
larutan cair.
Non emulsi co : wool fat, wool alcohol, Bees wax, kolesterol.
Emulsi A/M co : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.
3. Larut Air
contoh : PEG
Cara pembuatan pasta
Bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur
dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.
Pembuatan pasta baik dalam ukuran besar maupun kecil dibuat dengan dua metode:
1. Pencampuran
4
Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan
yang rata tercapai.
2. Peleburan.
Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan melebur bersama
dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental.Komponen-
komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang
sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.
Jelly adalah salep sangat lunak, hampir mencair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin,
digunakan pada membran mukosa, sebagai pelicin atau dasar salep obat, dapat dicuci
dengan air.
Evaluasi akhir Sediaan semisolid Dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Evaluasi Fisik.
Homogenitas diantara dua lapis film, secara makroskopis : alirkan di atas kaca.
Konsistensi, tujuan : mudah dikeluarkan dari tube dan mudah dioleskan. Pengukuran
konsistensi dengan pnetrometer. Konsistensi / rheologi dipengaruhi suhu; sedian non
newton dipengaruhi oleh waktu istirahat oleh karena itu harus dilakukan pada
keadaan yang identik. Bau dan warna untuk melihat terjadinya perubahan fasa. pH,
pH berhubungan dengan stabilitas zat aktif, efektifitas pengawet, keadaan kulit.
2. Evaluasi Kimia.
Kadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain.
3. Evaluasi Biologi.
a. Kontaminasi mikroba.
Salep mata harus steril untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit
yang parah juga harus steril.
b. Potensi zat aktif
Pengukuran potensi beberapa zat antibiotik yang dipakai secara topikal.
III. PREFORMULASI
5
1. Metil Salisilat (FI edisi IV hal 551)
Warna : kekuningan / kemerahan
Rasa : seperti gandapura
Bau : khas
Pemerian : cairan, tidak berwarna, kekuningan atau kemerahan, berbau
khas dan rasa seperti gandapura
Polimorfisme : -
Ukuran partikel : -
Kelarutan : sukar larut dalam air; larut dalam etanol, dan larut dalam asam
Asetat glacial
Titik lebur/titik didih : - / 219o C – 224o disertai peruraian
Bobot jenis : sintetik 1.180, alami 1.176 dan 1.182
pH larutan : -
Stabilitas : mudah menguap, higroskopis, harus disimpan dalam wadah
bertutup rapat.
Inkompatibilitas : -
2. Propilenglikol (HOPE hal 521)
Warna : bening, tidak berwarna
Rasa : manis seperti gliserin
Bau : praktis tidak berbau
Pemerian : bening, tidak berwarna, kental, cairan tidak berbau, berasa
manis seperti gliserin
Polimorfisme : 1.4324
Ukuran partikel : -
Kelarutan : bercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin
dan air,Larut dalam 6 bagian eter, tidak bercampur dengan
minyak mineral Atau minyak lemak. Tapi bisa melarut
dengan minyak essential.
Titik lebur/titik didih : - 59o C / 188o C
Bobot jenis : 76,09
pH larutan : -
Stabilitas : stabil pada temperature dingin jika disimpan di wadah
Bertutup baik, mudah teroksidasi di temperature tinggi
6
Inkompatibilitas : agen pengoksidasi kuat seperti potassium permanganat.
3. Cera Alba (HOPE hal 687)
Warna : putih atau agak kuning
Rasa : tidak berasa
Bau : seperti malam kuning
Pemerian : tidak berasa, putih atau agak kuning atau granul dengan
beberapa translusen, baunya mirip malam kuning tapi kadang-
kadang
Polimorfisme : -
Ukuran partikel : -
Kelarutan : larut dalam kloroform, eter, minyak lemak, minyak atsiri, dan
Karbon disulfide hangat, sukar larut dalam etanol 95%, praktis
Tidak Larut dalam air.
Titik lebur/titik didih : 61o – 65o C / -
Bobot jenis : -
pH larutan : -
Stabilitas : ketika dipanaskan sampai 150o C, esterefikasi terjadi dengan
Sejumlah asam dan kenaikan titik leleh. Cera alba stabil dalam
Penyimpanan saat disimpan di wadah tertutup baik, terlindung
Dari cahaya
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan agen pengoksida
4. Gliserin (HOPE hal 257)
Warna : bening
Rasa : manis
Bau : tidak berbau
Pemerian : bening, tidak berwarna, tidak berbau, cairan kental
Higroskopis Berasa manis, kira-kira 0,6 kali kemanisan
sukrosa.
Polimorfisme : -
Ukuran partikel : -
Kelarutan : sukar larut dalam aseton, praktis tidak larut dalam benzen, dan
7
Kloroform. Larut dalam etanol 95%,methanol dan air, dalam
eter 1 : 500, dalam etil asetat 1 : 11
Titik lebur / titik didih : 17,8o C / 290o C
Bobot jenis : 92,09
Stabilitas : higriskopis, dapat terdekomposisi oleh pemanasan, dengan
Perubahan menjadi akrolein
Inkompatibilitas : agen pengoksidasi kuat
5. Setil Alkohol (HOPE hal 591)
Warna : putih tulang
Bau : khas
Rasa : bermacam-macam
Pemerian : lilin, berwarna putih tulang, granul/Kristal atau seperti kapur,
Bau khas dan rasa bermacam-macam
Polimorfisme : -
Ukuran partikel : -
Kelarutan : mudah larut dalam etanol 95% dan eter, kelarutan dapat diatur
Dengan pengaturan suhu, praktis larut dalam air. Bercampur
Dengan lemak, larutan paraffin padat ketika meleleh dan
isopropyl Miristat.
Titik lebur/titik didih : 45 – 52o C / 316 – 344o C
Bobot jenis : 242,44 (jika murni)
pH larutan : -
Stabilitas : dalam asam, basa, cahaya dan udara stabil
Inkompatibilitas : agen pengoksidasi kuat, ibuprofen
6. Setostearil Alkohol (HOPE hal 125)
Warna : putih/krem
Rasa : -
Bau : berbau manis
Pemerian : putih/krem atau hamper putih, berbau khas yang manis pada
Pemanasan saat meleleh berwarna bening, tidak
Berwarna/kuning
8
Polimorfisme : -
Ukuran partikel : -
Kelarutan : larut dalam etanol 95%, eter dan minyak, praktis tidak larut
Dalam air
Titik lebur/titik didih : -
Bobot jenis : -
pH larutan : -
Stabilitas : stabil pada kondisi normal
Inkompatibilitas : agen pengoksidasi kuat dan garam besi
7. Oleum cocos (HOPE 637)
Warna : putih / hampir putih
Rasa : -
Bau : praktis tidak berbau
Pemerian : putih/hampir putih, praktis tidak berbau, lilin, ketika
Dipanaskan Sampai 50oC dan meleleh akan memberikan
penghilangan warna atau larutan kuning yang sukar melarut.
Polimorfisme : -
Ukuran partikel : -
Kelarutan : mudah larut dalam karbon tetraklorida, kloroform,
eter,toluene,xylene; sukar larut dalam etanol hangat, praktis
praktis tidak larut air.
Titik lebur/titik leleh : 22o – 40oC / -
Bobot jenis : -
pH larutan : -
Stabilitas : mudah teroksidasi dan terhidrolisis
Inkompatibilitas : kloralhidrat
8. Na Lauril sulfat (HOPE hal 568)
Warna : putih / krem sampai kuning
Rasa : pahit
Bau : berbau lemak
Pemerian : putih/krem sampai kuning Kristal, serpihan atau serbuk yang
Halus menimbulkan busa, pahit dan berbau lemak
9
Polimorfisme : -
Ukuran partikel : -
Kelarutan : mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan
eter
Titik lebur/titik didih : 204o – 207o C / -
Bobot jenis : 288,38
pH larutan : 7,0 – 9,5
Stabilitas : stabil pada kondisi dibawah normal, pada kondisi pH < 2,5
Mudah terhidrolisis menjadi laurel alcohol dan sodium
bisulfat
Inkompatibilitas : bereaksi dengan surfaktan kationik menjadi tidak berfungsi.
Alkaloid (garamnya) dan mengendap bila ada potassium.
9. Tween 80 (HOPE hal 479)
Warna : kuning
Rasa : pedas dan pahit
Pemerian : mempunyai wangi khas dan hangat
Polimorfisme : -
Ukuran partikel : -
Kelarutan : larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam minyak dan
Minyak lemak
Titik lebur/titik didih : 149oC
Bobot jenis : 1310
pH larutan : 6-8
Stabilitas : stabil dalam larutan elektrolit asam lemah dan basa; dapat
terjadi penyabunan antara asam kuat dan basa
Inkompatibilitas : fenol, paraben, tannin, tar
10. Span 80 (HOPE hal 591)
Warna : cairan kuning kental
Rasa : khas
Bau : khas
Pemerian : cairan kuning kental dengan bau rasa yang khas
Polimorfisme : -
10
Ukuran partikel : -
Kelarutan : larut/terdispersi dalam minya; larut dalam beberapa pelarut
Organik, meskipun dalam air tidak larut, tapi umumnya
terdispersi
Titik lebur/titik didih : -
Bobot jenis : 429
pH larutan : < 3
Stabilitas : pembentukan sabun yang terjadi dengan asam kuat atau basa
Stabil di rentang pH asam/basa yang luas
Inkompatibilitas : -
11. Hidroksipropil Metil Selulosa / HPMC (HOPE hal 297)
Warna : putih / krem
Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Pemerian : tidak berbau dan tidak berasa, putih atau serat putih krem atau
Serbuk granul.
Polimorfisme : -
Ukuran partikel : -
Kelarutan : larut dalam air dingin, memberikan larutan koloid yang
kental; Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol 95% dan
eter. Tapi larut dalam campuran metanol dan diklorometan
dan campuran air dan alkohol dan pelarut organic lainnya.
Titik lebur/titik didih : 190 – 200o C
Bobot jenis : 2208, 2906 dan 2910
pH larutan : 5,5 – 8,0
Stabilitas : merupakan bahan yang stabil, hampir higroskopis setelah
dikeringkan. Larutannya stabil pada pH 3-11. Perubahan
temperature dapat menghilangkan kekentalan pada sebuah
larutan.
Inkompatibilitas : beberapa agen pengoksidasi kuat
11
12. Etanol 95% (HOPE hal 13)
Warna : bening, tidak berwarna
Rasa : membakar pedas
Bau : khas
Pemerian : bening, tidak berwarna, cair dan cairan menguap dengan bau
Khas dan rasanya pedas
Polimorfisme : 0.8119 – 0.8139 pada 20oC
Ukuran partikel : -
Kelarutan : bercampur dengan kloroform, eter, gliserin dan air
Titik didih/titik lebur : 78,15o C
Bobot jenis : 46,07
pH larutan : -
Stabilitas : larutan etanol dapat disterilkan dengan autoklaf dan filtrasi
Inkompatibilitas : dalam kondisi asam dapar bereaksi dengan bahan pengoksida
13. NaOH (HOPE hal 566)
Warna : putih atau hampir putih
Rasa : -
Bau : -
Pemerian : putih/hampir putih, tersedia dalam bentuk pelet kecil,
serpihan, stik, dll
Polimorfisme : -
Ukuran partikel : -
Kelarutan : etanol 1 : 7.2; eter praktis tidak larut; gliserin larut; methanol
1 : 4.2; air 1 : 0.9
Titik lebur/titik diidh : 318oC
Bobot jenis : 40.00
pH larutan : 12 (0,05%), 13 (0,5%), 14 (5%)
Stabilitas : harus disimpan di wadah kedap udara non metal ditempat
Sejuk dan kering
Inkompatibilitas : NaOh adalah basa kuat dan inkompatibel dengan komponen
yang mudah terhidrolisis dan teroksidasi. Bereaksi dengan
eter, asam dan eter.
12
14. Karbopol 940 (HOPE hal 89)
Warna : putih
Rasa : -
Bau : khas
Pemerian : berwarna putih, asam, serbuk higroskopis dengan bau khas
Polimorfisme : 1.41
Ukuran partikel : -
Kelarutan : larut dalam air, setelah netralisasi, dalam etanol 95% dan Titik
gliserin
didih/titik lebur : dekomposisi sampai 30 menit pada 260o C
Bobot jenis : -
pH larutan : 2.7 – 3.5 (0,5%), 2.5 – 3.0 (1%)
Stabilitas : stabil, merupakan bahan yang higroskopis
Inkompatibilitas : resorsin, fenol, kation polimer, asam kuat, elektrolit
15. Asam salisilat
Warna : tidak berwarna / serbuk berwarna putih
Rasa : agak manis, agak tajam
Bau : hampir tidak berbau
Pemerian : hablur ringan
Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%).
Mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P. Larut dalam larutan ammonium
asetat P, dinatrium hidrogen fosfat P, kalium sitrat P, dan Na sitrat P.
Titik lebur : antara 158,5o dan 161o
Bobot jenis : 1,44 g/ml
Pka : 3,5
Stabilitas : - stabil di udara kering tetapi dapat kontak dengan uap
lembab air.
- Mudah terhidrolisis untuk asetat dan asam salisilat
13
- Rata- rata dekomposisi adalah kedua asam dan katalis basa
- Maximum stabil antara pH 2 dan 3
Inkompatibilitas : masa panas adalah produk dengan cicetanilide Amidopyrine,
phenacetin, phenazon, hexamine, phenol, salol, potassium asetat/ sodium fosfat,
aspirin inkompatibilitas dengan asam bebas, garam besi, Na phenobarbiton, garam
quinine, potassium dan Na iodidies dan dengan alkali hidroksida, karbonat dan stearat,
aspirin juga inkompatibel dengan antihistamin.
16. Emulgid (HOPE 685)
Warna : putih – putih pucat
Rasa : -
Bau : hampir tidak berbau
Pemerian : putih sampai putih tulang, lilin padat/serpihan yang lelehanya
Bening jika dipanaskan, hanpir tidak berbau
Polimorfisme : -
Ukuran partikel : -
Kelarutan : mudah larut dalam propelan aerosol, kloroform dan
Hidrokarbon, pengatur kelarutan pada etanl 95%, agak sukar
Larut dalam eter dan tidak larut dalam air
Titik lebur/titik didih : -
Bobot jenis : -
pH larutan : -
stabilitas : stabil
Inkompatibilitas : tannin, fenol dan turunan fenol, resorsin dan benzokain. Dapat
Menghilangkan aktivitas antimikroba pada komponen
Ammonium
17. Aqua destilata (HOPE hal 672)
Warna : bening, tidak berwarna
Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Pemerian : bening, tidak berwarna, tidak berasa, dan cairan tidak berasa
Polimorfisme : 0.9971 pada 25oC
14
Ukuran partikel : -
Kelarutan : bercampur dengan semua pelarut polar
Titik didih/titik lebur : 100oC / -
Bobot jenis : 18.02
pH larutan : -
Stabilitas : stabil pada berbagai keadaan
Inkompatibilitas : bahan yang mudah terhidrolisis
IV. Alat dan Bahan
a) Alat :
- Mortar dan stamper
- Gelas ukur
- Beaker glass
- Penangas air
- Batang pengaduk
- Cawan penguap
- Stirrer
b) Bahan :
- Metil salisilat
- Vaselin
- Lanolin / Adeps lanae
- Setostearil Alkohol
- Propilenglikol 10 %
- Paraffin 15 %, 30 %
- Tween 80
- Span
- Cetil alcohol 15%
- Na-lauril sulfat
- HPMC / HPC
- Etanol 95%
- Aqua
15
V. PROSEDUR1. Metode pelelehan (fusion)
Ditimbangng bahan berkhasiat yang akan digunakan
Digerus halus sesuai dengan ukuran partikel yang dikehandaki
Ditimbang basis semisolida yang tahan pemanasan
Dipanaskan diatas penangas air hingga diatas titik leleh (sampai lumer)
Dilakukan terpisah, untuk sediakan krim pada pemansasan fasa air dan minyak, masing-masing dilakukan sampai suhu 70° C
Dimasukkan ke dalam mortir hangat (dengan cara membakar alcohol didalam mortir )
Diaduk homogen sampai dingin dan terbentuk masa semisolida
Ditambahkan basis yang sudaha dingin sedikit demi sedikit ( dengan metode pengenceran geometris) kedalam bahan berkhasiat
Diaduk sampai homogen dan tercampur rata
2. Metode TriturasiDitimbang bahan berkhasiat yang akan digunakan
Digerus halus sesuai dengan ukuran partikel yang dikehendaki
16
Ditimbang basis semisolida, dicampurkan satu sama lain dengan metode pencampuran geometris
Sambil digerus dalam mortir hingga homogen
Ditambahkan basis yang sudah tercampur sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang sudah berisi bahan berkhasiat
Diaduk sampai homogeny dan tercampur rata
3. Cara pencampuran bahan berkhasiat dengan basis : Didispersikan bahan berkhasiat berupa serbuk yang telah diayak dengan
pengayak B 40
Kedalam bahan pembawa
Dilarutkan bahan berkhasiat dalam pelarut yang mudah menguap atau pelarut yang dapat diserap oleh basis sesuai dengan jumlah yang akan digunakan
17
VI. DATA PENGAMATANTabel 1. Data Pengamatan Salep
Kelompok 1 Metil Salisilat 10% + basis
Pengamatan hari ke- Konsistensi hari ke-
1 2 3 1 2 3Vaselin Warna putih,
Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Vaselin + Propilenglikol 5% Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Vaselin + Propilenglikol 10% Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Vaselin + Adeps lanae 1% Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Kelompok 2 Metil Salisilat 10% + basis
Pengamatan hari ke- Konsistensi hari ke-
1 2 3 1 2 3
Vaselin album+adepslanae 5%
Warna putih kekuningan, Bau aromatic ;homogen
Warna putih kekuningan, Bau aromatic ;homogen
Warna putih kekuningan, Bau aromatic ;homogen
Semipadat Semakin padat
Semakin padat
Vaselin album+cera alba 1% Warna putih, Bau aromatic ;homogen
Warna putih, Bau aromatic ;homogen
Warna putih kekuningan, Bau aromatic ;homogen
Semipadat Semakin padat
Semakin padat
Vaselin album+cera alba 5% Warna putih, Bau aromatic ;homogen
Warna putih, Bau aromatic ;homogen
Warna putih, Bau aromatic ;homogen
Semipadat Semakin padat
Semakin padat
Vaselin album+gliserin 5%Warna putih, Bau aromatic ;homogen
Warna putih, Bau aromatic ;homogen
Warna putih, Bau aromatic ;homogen
Semipadat Semakin padat
Semakin padat
Kelompok 3 Metil Salisilat 10% + basis
Pengamatan hari ke- Konsistensi hari ke-
1 2 3 1 2 3Vaselin + gliserin 10% Warna putih, Warna putih, Warna putih, Setengah Setengah Setengah
18
Bau khas(metilsalisilat);homogen
Bau khas(metilsalisilat);homogen
Bau khas(metilsalisilat);homogen
padat padat padat
Vaselin + cetyl alkohol 1% Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Setengah padat
Setengah padat
Setengah padat
Vaselin + parafin 5% Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Setengah padat
Setengah padat
Setengah padat
Vaselin + cetyl alkohol 5% Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Setengah padat
Setengah padat
Setengah padat
Kelompok 4Metil salisilat 10%+ basis
Pengamatan hari ke- Konsistensi hari ke-
1 2 3 1 2 3Vaselin + paraffin 10% Warna Kuning
muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Vaselin + lanolin 5% Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Vaselin + lanolin 10% Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Vaselin + Cetostearil alcohol 5%
Warna Putih, Baukhas(metilsalisilat);homogen
Warna putih , Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Kelompok 5Metil Salisilat 10% + basis
Pengamatan hari ke- Konsistensi hari ke-
1 2 3 1 2 3Vaselin + Adeps lanae + PEG 3 : 7
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsali
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalis
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisil
Padat Padat Padat
19
silat);homogen ilat);homogen at);homogenVaselin + Adeps lanae + PEG 1 : 4
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Vaselin + Adeps lanae + PEG 1 : 9
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Vaselin + Cetostearil alcohol 10 %
Warna Putih, Baukhas(metilsalisilat);homogen
Warna putih , Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Kelompok 6Metil Salisilat 10% + basis
Pengamatan hari ke- Konsistensi hari ke-
1 2 3 1 2 3Vaselin + gabungan adeps lanae & propilen glikol 9:1
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Vaselin + gabungan adeps lanae & propilen glikol 4:1
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Vaselin + gabungan adeps lanae & propilen glikol 7:3
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Vaselin + gabungan adeps lanae & propilen glikol 2:3
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen
Padat Padat Padat
Tabel 2. Data Pengamatan Krim
Kelompok 1Metil Salisilat 10% + basis
Tipe emulsi
Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Viskositas hari ke- Organoleptik hari ke-1s/d 3
1 2 3 1 2 3 1 2 3Oleum Cocos 30% + Emulgid 7,5%
M/A Tidak homogen
Tidak homogen
Tidak homogen
Tdk stabil
Tdk stabil
Tidak stabil
Kental Kental Kental Warna: putih, Bau: khas
Oleum Cocos 30% + Emulgid 15%
A/M Homogen Homogen
Homogen Stabil
Stabil Stabil
Kental Kental Kental Warna: putih, Bau: khas
Oleum Cocos 30% + Na-lauril sulfat : Cetosteril (1:9) 5%
M/A Homogen Homogen
Homogen Stabil
Stabil Stabil
Kental Kental Kental Warna: putih, Bau: khas
Oleum Cocos 30% + Na-lauril sulfat : Cetosteril (1:9)
M/A Homogen Homogen
Homogen Stabil
Stabil Stabil
Kental Kental Kental Warna: putih, Bau: khas
20
10%
Kelompok 2 Metil salisilat 10% + basis
Tipe emulsi
Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Viskositas hari ke- Organoleptik hari ke-1s/d3
1 2 3 1 2 3 1 2 3Ol. Cocos+tween 80+span 80 5% +cetilalkohol+aqua
M/A Homogen Homogen Homogen
Stabil Stabil
Stabil Kental Kental
Kental Warna putih kekuningan, Bau aromatic
Ol. Cocos+tween 80+span 80 8% +cetilalkohol+aqua
M/A Homogen Homogen Homogen
Stabil Stabil
Stabil Kental Kental
Kental Warna putih, bau aromatic
Ol.cocos+Na-lauril sulfat:cetostearilalkohol 1:9 5%+aqua
M/A Homogen Homogen Homogen
Stabil Stabil
Stabil Kental Kental
Kental Warna putih, bau aromatic
Ol.cocos+Na-lauril sulfat:cetostearilalkohol 1:9 10%+aqua
M/A Homogen Homogen Homogen
Stabil Stabil
Stabil Kental Kental
Kental Warna putih, bau aromatic
Kelompok 3Metil salisilat 10% + basis
Tipe emulsi
Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Viskositas hari ke- 1 s/d 3
Organoleptik hari ke- 1s/d3
1 2 3 1 2 3
Parafin 30% + emulgid 7,5% M/A Tidak homogen
Tidak homogen
Tidak homogen
Tdk stabil
Tdk stabil
Tdk stabil
Kental Putih,bau khas
Oleum cocos 30% + cera alba : Na – lauril sulfat ( 1:3) 10%
M/A Tidak homogen
Tidak homogen
Tidak homogen
Tdk stabil
Tdk stabil
Tdk stabil
Setengah kental
Putih,bau khas
Oleum cocos 30% + cera alba : Na – lauril sulfat ( 1:3) 5% A/M
Tidak homogen
Tidak homogen
Tidak homogen
Tdk stabil
Tdk stabil
Tdk stabil
Kental Putih kekuningan,bau khas
Parafin 30% + emulgid 15% A/M Tidak homogen
Tidak homogen
Tidak homogen
Tdk stabil
Tdk stabil
Tdk stabil
Kental Putih kekuningan,bau khas
Kelompok 4 Metil salisat 10% + basis
Tipe emulsi
Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Viskositas hari ke- Organoleptik hari ke-1s/d3
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Cetyl alkohol + surfaktan 5%
M/A Tidak homogen
Homogen Tidak homogen
stabil stabil Tidak stabil
Creaming Creaming Creaming
Putih, bau khas
Cetyl alkohol + surfaktan 8%
M/A Tidak homogen
Tidak homogen
Tidak homogen
stabil stabil Tidak stabil
Creaming Creaming Creaming
Putih,bau khas
Na-lauril + cetosteril 5%
A/M Homogen Homogen Homogen stabil stabil stabil Cream Cream Cream
Putih,bau khas
Na-lauril + cetosteril 10%
A/M Tidak homogen
Tidak homogen
Homogen stabil stabil stabil Cream Cream Cream
Putih,bau khas
21
Kelompok 6Metil Salisilat 10%+ basis
Tipe emulsi
Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Viskositas hari ke- Organoleptik hari ke-1s/d3
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Oleum cocos 30% + emulgid 15%
M/A Homogen
Homogen
Homogen
Stabil Stabil Stabil Kental Kental Kental Putih, bau khas
Oleum cocos 30% + Na-nauril sulfat : cetosteril alcohol (1:9) 10%
M/A Homogen
Homogen
Homogen
Stabil Stabil Stabil Kental Kental Kental Putih, bau khas
Oleum cocos 30% + Na-nauril sulfat : cetosteril alcohol (1:9) 10%+cetil alcohol 1%
M/A Homogen
Homogen
Homogen
Stabil Stabil Stabil Kental Kental Kental Putih, bau khas
Oleum cocos 30%, Tween 80 + Span 80 8%, cetil alcohol 10%
M/A Homogen
Homogen
Homogen
Stabil Stabil Stabil Kental Kental Kental Putih, bau khas
Kelompok 1Metil Salisilat10%+basis
Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Organoleptik hari ke-
1 2 3 1 2 3 1 2 3
HPMC 20 %
Homogen Homogen Homogen Stabil Stabil Stabil Putih, bau khas(metil salisilat(
Putih kecoklatan, bau khas(metil salisilat(
Tdk bening, bau khas(metil salisilat(
HPCM 30 %
Tidak Homogen
Tidak Homogen
Tidak Homogen
Tidak Stabil
Tidak Stabil
Tidak Stabil
Coklat, bau
Coklat, bau khas(metil
Coklat, bau
22
Kelompok 5Metil salisilat 10% + basis
Tipe emulsi
Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Viskositas hari ke- Organoleptik hari ke-1s/d3
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Na-lauril sulfat + Cetostearil 5% (1:9)
M/A Tidak homogen
Tidak homogen
Tidak homogen
Stabil Stabil Stabil Kental Kental Kental Putih, bau khas
Na-lauril sulfat + Cetostearil 10% (1:9)
M/A Tidak homogen
Tidak homogen
Tidak homogen
Stabil Stabil Stabil Kental Kental Kental Putih, bau khas
Cera alba+ Na-lauril sulfat 5%(1:3)
A/M Homogen Tidak homogen
Tidak homogen
Tidak stabil
Tidak stabil
Tidak stabil
Cair Cair Cair Putih, bau khas
Cera alba+ Na-lauril sulfat 10% (1:3)
A/M Tidak homogen
Tidak homogen
Tidak homogen
Tidak stabil
Tidak stabil
Tidak stabil
Cair Cair Cair Putih, bau khas
khas(metil salisilat(
salisilat( khas(metil salisilat(
Tabel 3. Data Pengamatan Gel
Kelompok 3Metil Salisilat10%+basis
Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Organoleptik hari ke-1 s/d 3
1 2 3 1 2 3
HPMC 30% + aqua + etanol
Homogen Homogen Homogen Stabil Stabil Stabil Cklat muda, bau khas(metil salisilat)
HPMC 20% + aqua + etanol
Homogen Homogen Homogen Stabil Stabil Stabil Putih keruh, dau khas (metil salisilat)
Kelompok 4Metil salisilat 10% + basis
Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Organoleptik hari ke-
1 2 3 1 2 3 1 2 3
HPC 10 %Tidakhomogen
TidakHomogen
TidakHomogen
Tidak stabil
Tidak stabil
Tidak stabil
Tdk bening, bau khas(metil salisilat(
Tdk bening, bau khas(metil salisilat(
Tdk bening, bau khas(metil salisilat(
HPC 15 % Homogen
Homogen Homogen Stabil Stabil Stabil Tdk bening, bau khas(metil salisilat(
Tdk bening, bau khas(metil salisilat(
Tdk bening, bau khas(metil salisilat(
Kelompok 5Metil Salisilat10%+basis
Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Organoleptik hari ke-
1 2 3 1 2 3 1 2 3
HPC 10 %Homogen Homoge
nHomogen Tidak
stabilTidak stabil
Tidak stabil
Putih pink muda, bau khas(metil salisilat(
Putih pink muda, bau khas(metil salisilat(
Putih pink muda, bau khas(metil salisilat(
HPC 15 % Tidak Homogen
Tidak Homogen
Tidak Homogen
Stabil Stabil Stabil Putih pink muda, bau khas(metil salisilat(
Putih pink muda, bau khas(metil salisilat(
Putih pink muda, bau khas(metil salisilat(
Kelompok 6 Metil salisilat10%+basis
Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Organoleptik hari ke-
23
Kelompok 2Metil Salisilat10%+basis
Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Organoleptik hari ke-
1 2 3 1 2 3 1 2 3
HPMC 15 % + etanol Homogen
Homogen
Homogen
Stabil Stabil Stabil Kuning pucat, bau aromatic
Kuning pucat, bau aromatic
Kuning pucat, bau aromatic
HPMC 30 % + etanol Homogen
Homogen
Homogen
Stabil Stabil Stabil Kuning tajam, bau aromatic
Kuning tajam, bau aromatic
Kuning tajam, bau aromatic
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Karbopol 940 1 %Homogen
Homogen Homogen Stabil Stabil
Stabil Putih, bau khas
Putih, bau khas
Putih, bau khas
Karbopol 940 3 % + etanol 95%
Homogen
Homogen Homogen Stabil Stabil
Stabil Putih, bau khas
Putih, bau khas
Putih, bau khas
VII. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGANa) Perhitungan Bahan :
1. Salep
Salep 50 gram, metil salisilat 10% x 50 gram = 5 gram
A. Vaselin dan cetostearil alcohol 10 %
Cetostearil alcohol 10% = 10% x 50 gram = 5 gram
Vaselin = 50 gram – ( 5gr + 5gr ) = 40 gram
B. Vaselin dan (1:9) adeps lanae + propilenglikol
Adepslanae + propilenglikol 10 % x 50 gram = 5 gram
24
Adeps lanae = 1
10× 5gr = 0,5 gram
Propilenglikol = 9
10× 5gr = 4,5 gram
Vaselin = 50 gram – ( 5gr + 5gr ) = 40 gram
C. Vaselin dan (1:4) adeps lanae + propilenglikol
Adeps lanae + propilenglikol 10 % x 50 gram = 5 gram
Adeps lanae = 15× 5gr = 1 gram
Propilenglikol = 45× 5gr = 4 gram
Vaselin = 50 gram – ( 5gr + 5gr ) = 40 gram
D. Vaselin dan (3:7) adeps lanae + propilenglikol 10 %
Adeps lanae + propilenglikol 10% x 50 gram = 5 gram
Adeps lanae = 3
10× 5gr = 1,5 gram
Propilenglikol = 7
10× 5gr = 3,5 gram
Vaselin = 50 gram – ( 5gr + 5gr ) = 40 gram
2. Krim
A. Na- lauril sulfat + cetosteril alcohol + Paraffin 30 % + cetil alcohol
1% (1:9)
Na - lauril sulfat + cetosteril alcohol 5% x 50 gram = 2,5 gram
Na – lauril sulfat = 1
10× 2,5gr = 0,25 gram
Cetosteril alcohol = 9
10× 2,5gr = 2,25 gram
Paraffin 30% x 50gr = 15 gram
Cetil akohol 1% = 0,5 gram
Aqua ad = 50 gram – (18gr) = 32 gram
B. Na- lauril sulfat + cetosteril alcohol + Paraffin 30 % + cetil alcohol
1% (1:9)
Na - lauril sulfat + cetosteril alcohol 10% x 50 gram = 5 gram
Na – lauril sulfat = 1
10× 5gr = 0,5 gram
Cetosteril alcohol = 9
10× 5gr = 4,5 gram
25
Paraffin 30% x 50gr = 15 gram
Cetil akohol 1% = 0,5 gram
Aqua ad = 50 gram – (20,5gr) = 29,5 gram
C. Cera alba + Na - lauril sulfat + Paraffin 30% (1:3)
Cera alba + Na - lauril sulfat = 5% x 50 gram = 2,5 gram
Cera alba = 14
× 2,5 gram = 0,625 gram
Na – lauril sulfat = 34
× 2,5 gram = 1,875 gram
Paraffin 30% x 50 gr = 15 gram
Aqua ad = 50 gram – (5gr+15gr+2,5gr) = 27,5 gram
D. Cera alba + Na - lauril sulfat + Paraffin 30% (1:3)
Cera alba + Na - lauril sulfat = 10% x 50 gram = 5 gram
Cera alba = 14
× 5 gram = 1,25 gram
Na – lauril sulfat = 34
× 5 gram = 3,75 gram
Paraffin 30% x 50 gr = 15 gram
Aqua ad = 50 gram – (5gr+15gr+5gr) = 25 gram
3. Gel
a. HPC 10% = 5gram ; metil = 5gram
Aqua = 23
x 40 = 26,7 gram
Etanol = 13
x 40 = 13,3 gram
b. HPC 15% = 7,5 gram ; metil = 5 gram
Aqua = 23
x 7,5 gram = 25 gram
Etanol = 13
x 7,5 gram= 12,5 gram
b) Penimbangan bahan
Sediaan Bahan Yang Digunakan Jumlah Yang
26
Ditimbang1. Salep Metil salisilat 5 gram
Setostearil alcohol (10%)
5 gram
Popilenglikol 10% (1:9) ‘’ (1:4) ‘’ (3:7)
4,5 gram4 gram3,5 gram
Adeps Lanae (1:9) “ (1:4) “ (3:7)
0,5 gram1 gram1,5 gram
Vaselin 40 gram sebanyak 4x 2. Krim Metil salisilat
Paraffin 30%Na-lauril sulfat 5% (1:9) “ 10% (1:9) Na-lauril sulfat 5% (1:3) “ 10% (1:3)Cetosteril alcohol 5% (1:9) “ 10% (1:9)Cera alba 5% (1:3) “ (1:3)Cetil alcohol 1%Aqua ad “ “ “
5 gram15 gram sebanyak 4x0,25 gram0,5 gram1,875 gram3,75 gram2,25 gram4,5 gram0,625 gram1,25 gram0,5 gram sebanyak 2x32 gram untuk krim129,5 gram untuk krim21,875 gram untuk krim325 gram untuk krim4
3. Gel HPC 10 % (1:1)HPC 15 % (1:1)Aqua adNaOH
VIII. PEMBAHASAN
27
Metil salisilat merupakan zat yang berbentuk cairan, berbau khas, mudah menguap
dan higroskopis. Dalam praktikum kali ini, metil salisilat dibuat sediaan semisolid,
diantaranya salep, krim dan gel.
Dilihat dari konsistensi dan homogenitas pada saat pengamatan, dari penggolongan
ketiga basis salep yang digunakan, ternyata metil salisilat lebih homogen dan stabil
digunakan dalam sediaan salep, yang berbasis senyawa hidrokarbon seperti: vaselin
putih,cera alba, cera flava atau campurannya. Sediaan terlihat lebih homogen, dan
konsistensinya tetap pada waktu yang lama, sediaan pun mudah digunakan, dapat
dioleskan tanpa memakai tenaga. Kualitas basis salep yang baik adalah :
1. Stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan dan selama dipakai harus
bebas dari inkompatibilitas.
2. Lunak, harus halus dan homogen
3. Mudah dipakai
4. Dasar salep yang cocok
5. Dapat terdistribusi secara merata.
Pada kelompok 5, sediaan yang kami dibuat termasuk pada basis golongan :
1. Vaselin + cetostearil alkohol 10% : basis salep serap
2. Vaselin + adeps lanae dan propilenglikol 1:9, 1:4, 3:7 10% : basis salep serap
3. Paraffin 30%, Na-lauril Sulfat: cetostearil alkohol (1:9) 5%;10%, cetil alkohol
1%, aqua ad 50 gram : basis salep tercuci dengan air (krim)
4. Paraffin 30%, cera alba: Na- lauril sulfat (1:3) 5%; 10%, aqua ad 50 gram : basis
salep tercuci dengan air (krim)
5. HPC 10%; 15%, aqua: etanol 95% (2:1) ad 50 gram : basis salep larut air (gel)
Metil salisilat merupakan zat yang tidak larut air, seperti minyak. Minyak tidak dapat
bercampur dengan air, namun dalam sediaan krim dan gel, metil salisilat dapat larut
dalam air, terdispersi secara merata karena adanya zat pengemulsi dalam krim berupa
surfaktan seperti Na- lauril sulfat (surfaktan anionik), Surfaktan (surface active agent)
atau zat aktif permukaan, adalah senyawa kimia yang terdapat pada konsentrasi
rendah dalam suatu system, mempunyai sifat teradsorpsi pada permukaan antarmuka
pada sistem tersebut. Energi bebas permukaan-antarmuka adalah kerja minimum yang
diperlukan untuk merubah luas permukaan-antarmuka.
Dari sudut pandang struktur molekulnya, teradsorpsinya struktur molekul surfaktan ke
permukaan-antarmuka, karena molekul surfaktan mempunyai dua gugus yang
28
karakternya saling berlawanan, yaitu gugus organik yang lipofilik dan gugus
anorganik yang lipofilik. Didalam air, surfaktan akan terkonsentrasi pada permukaan-
antarmuka daipada di badan larutannya. Penambahan molekul surfaktan berikutnya,
pada suatu saat akan tercapai keadaan dimana permukaan-antarmuka sudah jenuh/
tertutupi oleh molekul surfaktan dan adsorpsi surfaktan ke permukaan-antarmuka
tidak terjadi lagi. Pada keadaan ini molekul-molekul surfaktan mulai berasosiasi
membentuk suatu struktur yang disebut misel. Konsentrasi dimana mulai terbentuk
misel disebut konsantrasi misel kritis (KMK). Dengan terbentuknya misel, sifat-sifat
larutan akan berubah secara mendadak, seperti tegangan permukaan-antarmikanya,
viskositasnya, daya hantar listrik, dan lain-lain.
Sedangkan dalam gel metil salisilat dapat bercampur dengan air karena adanya pelarut
campur yaitu etanol 95% dan adanya zat pengemulsi seperti hidroksi propil selulosa.
Selulosa murni tidak larut dalam air karena sifat kristalinitas yang tinggi. Substitusi
dengan gugus hidroksi menurunkan kristalinitas dengan menurunkan pengaturan
rantai polimer dan ikatan hidrogen antar rantai.
Gel bisa homogen karena sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur
berbentuk jaringan yang merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk dalam
kelompok ini adalah gum alam, turunan selulosa, dan karbomer. Kebanyakan dari
sistem tersebut berfungsi dalam media air, selain itu ada yang membentuk gel dalam
cairan nonpolar. Beberapa partikel padat koloidal dapat berperan sebagai pembentuk
gel karena terjadinya flokulasi partikel. Konsentrasi yang tinggi dari beberapa
surfaktan nonionik dapat digunakan untuk menghasilkan gel yang jernih di dalam
sistem yang mengandung sampai 15% minyak mineral. Inilah yang menyebabkan gel
terlihat homogen.
Stabilitas sediaan pada umumnya tidak stabil, hanya pada salep saja terlihat homogen
dari waktu ke waktu, krim dan gel umunya nya tidak stabil, mengalami pemisahan
dan perunahan konsistensi. Sebaiknya pada sediaan ditambahkan zat pengawet dan
antioksidan seperti butil hidroksitoluen dan paraben. Sediaan krim dapat menjadi
rusak bila terganggu sistem campurannya terutama disebabkan oleh perubahan suhu
dan perubahan komposisi karena penambahan salah satu fase secara berlebihan atau
pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain.
Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok. Krim
yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan.
29
Pada pembuatan krim kelompok 5 terjadi kesulitan karena krim terus menerus encer,
tetapi fase minyak dan air menyatu, terjadi pada basis yang menggunakan cera alba
dan Na- lauril sulfat, pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan proses
emulsifikasi. Biasanya komponen yang tidak bercampur dengan air seperti minyak
dan lilin dicairkan bersama-sama di penangas air pada suhu 60-70°C, sementara itu
semua larutan berair yang tahan panas, komponen yang larut dalam air dipanaskan
pada suhu yang sama dengan komponen lemak. Kemudian larutan berair secara
perlahan-lahan ditambahkan ke dalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara
konstan, temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk mencegah kristalisasi
dari lilin/lemak. Selanjutnya campuran perlahan-lahan didinginkan dengan
pengadukan yang terus-menerus sampai campuran mengental. Bila larutan berair
tidak sama temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan menjadi
padat, sehingga terjadi pemisahan antara fase lemak dengan fase cair (Munson, 1991).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa krim yang terus – menerus
cair, dikarenakan wadah yang dipakai untuk mendinginkan tidak cukup dingin, ini
membuat krim terus menerus cair dan tidak terbentuk konsistensi krim yang sesuai.
Adanya mikroba dalam beberapa hari kedepan karena pada sediaan tidak ditambahkan
bahan pengawet, bahan pengawet sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin)
0,12-0,18%, propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%. Pendapar, untuk mempertahankan
pH sediaan pelembab. Antioksidan, untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh
cahaya pada minyak tak jenuh.
Evaluasi dalam sediaan bertujuan Agar sistem pengawasan mutu dapat berfungsi
dengan efektif, harus dibuatkan kebijaksanaan dan peraturan yang mendasari dan ini
harus selalu ditaati. Pertama, tujuan pemeriksaan semata-mata adalah demi mutu obat
yang baik. Kedua, setia pelaksanaan harus berpegang teguh pada standar atau
spesifikasi dan harus berupaya meningkatkan standard dan spesifikasi yang telah ada.
Basis yang bagus untuk sediaan salep adalah vaselin flavum, karena konsistensi salep
yang dihasilkan bagus dan tetap dari waktu ke waktu.
Basis yang bagus untuk sediaan krim adalah Na-lauril sulfat dan cetostearil, karena
krim yang dihasilkan stabil dan kental.
Basis yang bagus untuk gel adalah carbophol 940 karena gel yang dihasilkan bening
dan mudah dituang adan mudah memadat pada saat disimpan.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi sediaan semipadat adalah
pemilihan/seleksi basis yang cocok/sesuai. Basis merupakan faktor yang sangat
30
menentukan kecepatan pelepasan/aksi dari obat, yang nantinya akan mempengaruhi
khasiat atau keberhasilan terapi, sehingga sediaan semipadat harus diformulasikan
dengan basis yang baik. Tidak semua basis cocok/dapat digunakan untuk semua
obat/zat aktif, semua jenis kulit, dan pada semua tempat aplikasi serta pada semua
penyakit, sehingga dibutuhkan pengkajian yang mendalam tentang sifat-sifat kimia
fisika basis dan bahan obat serta penyakit/tujuan terapi.
IX. KESIMPULAN
Metil salisilat cocok digunakan dalam sediaan salep
X. DAFTAR PUSTAKA Anief, M. 1990. ”Ilmu Meracik Obat”. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta. Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, JakartA Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
31