segmentasi pemasaran

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 segmentasi pemasaran

    1/6

    Angga Sandy Susanto: Membuat Segmentasi Berdasarkan Life Style (Gaya Hidup) 1

    MEMBUAT SEGMENTASI BERDASARKANLIFE STYLE (GAYA

    HIDUP)

    Angga Sandy Susanto

    Alumni Universitas Ma Chung Malang

    Abstrak

    Dalam perkembangan teori pemasaran yang muktahir, perilaku konsumen mulai menjadi penting karena

    faktor internal konsumen yang bersifat psikologis disadari akan sangat mempengaruhi keputusan pembelian dari

    seorang konsumen. Salah satu hal yang penting untuk dibahas ketika merumuskan strategi pemasaran

    bedasarkan perilaku konsumen adalah gaya hidup. Gaya hidup dipengaruhi oleh faktor internal maupun

    eksternal.Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan

    persepsi sedangkan faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan. Gaya

    hidup seseorang akan menentukan aktivitas, minat dan opini seseorang begitupula indikator-indikator tersebut

    dapat dijadikan pedoman untuk mengidentifikasi gaya hidup seseorang, setiap gaya hidup memiliki ciri-ciri yang

    khas yang berujung pada keputusan pembelian terhadap produk tertentu, oleh karena itu life style (gaya hidup)

    disini dijadikan dasar untuk melakukan segmentasi dengan harapan dapat membantu perusahaan menemukan

    target pasar yang lebih akurat lagi sehingga dapat tercipta usaha pemasaran yang efisien dan efektif.

    Kata-kata kunci: Gaya hidup, segmentasi, pemasaran

    AbstractIn the most up-to-date development of marketing theory, consumer behavior begins to be important as

    the internal psychological factors of consumer will greatly influence buying behavior of consumer. One of

    imporatant things to discuss when formulating a consumer behavior-based marketing strategy is life style. Life

    style is influenced by both internal and external factors. The internal factors include attitude, experience and

    observation, personality, self-concept, motive and perception while external factors include reference group,

    family, social class and culture. The life style of someone will determine their activities, interest and opinion and

    so the indicators can be used to identify someones life style, every life style has their own unique characteristics

    that result in buying behavior of particular products. Therefore life style is harnessed to conduct segmentation

    with expectation thatit can help the company to find their market target more accurately that more effective and

    efficient marketing effort can be created.

    Keywords: Life style, segmentation, marketing.

    PENDAHULUANDalam rangka untuk meningkatkan

    efisiensi dan efektivitas usaha pemasaran,

    diperlukan pengetahuan akan kelompok masyarakat

    memiliki kebutuhan sesuai dengan produk yang

    ditawarkan.Pengelompokan konsumen di pasar ini

    dibutuhkan supaya probabilitas terjadinya transaksi

    dari usaha pemasaran yang dilakukan bisa

    meningkat dan kemudian hal ini dikenal sebagai

    segmentasi.Pengelompokan konsumen di pasar bisa

    bedasarkan daya beli, gender dan indikator

    lainnya.Dalam perkembangan teori pemasaran yangmuktahir, perilaku konsumen mulai menjadi penting

    karena faktor internal konsumen yang bersifat

    psikologis disadari akan sangat mempengaruhi

    keputusan pembelian dari seorang konsumen. Salah

    satu hal yang penting untuk dibahas ketika

    merumuskan strategi pemasaran bedasarkan perilaku

    konsumen adalah gaya hidup.

    Gaya hidup adalah menurut Kotler (2002,

    p. 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang

    diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya,

    dalam arti bahwa secara umum gaya hidup

    seseorang dapat dilihat dari aktivitas rutin yang dia

    lakukan, apa yang mereka pikirkan terhadap segala

    hal disekitarnya dan seberapa jauh dia peduli dengan

    hal itu dan juga apa yang dia pikirkan tentang

    dirinya sendiri dan juga dunia luar. Setiap orang

    memiliki gaya hidup yang berbeda, kemudian gaya

    hidup ini akan mempengaruhi budaya konsumsi dan

    juga barang-barang yang biasa mereka konsumsi,

    hal ini dapat dimanfaatkan oleh para pemasar untuk

    bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitaspemasaran mereka. Segmentsi berdasarkan gaya

    hidup bisa menjadi alat yang bagus untuk

    meningkatkan penjualan dari suatu produk.

    Faktor-Faktor Pembentuk Life Style (Gaya

    Hidup)Menurut pendapat Amstrong (dalam

    Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat

    diidentifikasi dari perilaku orang tersebut seperti

  • 7/25/2019 segmentasi pemasaran

    2/6

    2 Jurnal JIBEKA, Volume 7, No. 2, Agustus 2013 : 1 - 6

    kegiatan-kegiatan dalam pengambilan keputusan,

    cara mendapatkan dan mempergunakan sesuatu

    barang atau jasa. Lebih lanjut Amstrong (dalam

    Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor

    yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2

    faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

    individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar

    (eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman

    dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif,

    dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan

    penjelasannya sebagai berikut :

    a.SikapSikap bisa dipahami sebagai cara seseorang dalam

    memberikan tanggapan terhadap suati hal sesuai

    dengan keadaan jiwa dan pikirannya yang

    dipengaruhi oleh pengalaman dan mempengaruhi

    secara langsung terhadap perilaku orang tersebut.

    Sikap bisa jadi dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,

    kebudayaan dan lingkungan sosialnya.

    b. Pengalaman dan pengamatan

    Pengalaman seseorang dapat mempengaruhi caraseseorang dalam mengamati sesuatu sehingga

    akhirnya dapat membentuk pandangan pribadi

    mereka terhadap suatu hal, pengalaman ini

    didapatkan dari semua tindakannya di masa lalu.

    Pengalaman didapat dari belajar dan juga dapat

    disalurkan ke orang lain dengan cara

    mengajarkannya. Hal ini mempengaruhi gaya hidup

    seseorang, pengamatan atas pengalaman orang lain

    juga dapat mempengaruhi opini seseorang sehingga

    pada akhirnya membentuk gaya hidup.

    c. KepribadianSetiap orang memiliki kepribadian yang berbeda

    satu sama lain. Kepribadian berubah dari waktu kewaktu, sehingga hal itu sangat penting untuk diamati

    karena mempengaruhi buying behaviordari seorang

    konsumen. Sebenarnya, kepribadian bukanlah

    mengenai apa yang kita pakai di tubuh fisik kita,

    melainkan adalah totalitas perilaku dari seseorang di

    setiap situasi yang berbeda. Kepribadian meliputi

    beberapa karakteristik khusus seperti dominasi,

    keagresifan, rasa percaya diri dan sebagainya yang

    berguna untuk menentukan perilaku konsumen

    untuk produk tertentu.

    d. Konsep diriFaktor lain yang menentukan kepribadian individu

    adalah konsep diri. Konsep diri amat berhubungandengan image merek, cara seseorang memandang

    dirinya sendiri akan menentukan minat seseorang

    terhadap suatu objek termasuk juga suatu produk.

    Konsep diri adalah inti dari pola kepribadian yang

    akan mempengaruhi cara seseorang dalam

    mengatasi permasalahan dalam hidupnya, konsep

    diri merupakan frame of reference yang menjadi

    awal perilaku.

    e. MotifPerilaku individu terbentuk karena adanya motif

    kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik, merasa

    aman, merasa dihargai dan lain sebagainya,

    pengelompokan kebutuhan manusia telah dibuat

    teori oleh beberapa orang, salah satunya teori

    kebutuhan Maslow. Jika motif seseorang cenderung

    untuk memenuhi kebutuhan akan prestise yang

    besar, maka akan ada kecenderungan orang tersebut

    memiliki gaya hidup hedonis sehingga bisa menjadi

    target pasar yang tepat untuk barang-barang mewah.

    f.Persepsi

    Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih,

    mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk

    membentuk suatu pemahaman dan gambaran

    mengenai sesuatu. Persepsi dapat mempengaruhi

    seseorang untuk memilih suatu produk sebagai

    contoh adalah green product, setelah adanya

    informasi yang disosialisasikan secara global

    mengenai isu global warming, terbentuk

    interprestasi seseorang terhadap isi sosialisasitersebut dan terbentuk pemahaman mengenai

    pentingnya mengkonsumsi produk yang dapat

    mengurangi dampak global warming, mereka adalah

    target pasar yang pas untuk green product.

    Adapun faktor eksternal meliputi kelompok

    referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.

    Faktor-faktor ini sangat juga mempengaruhi

    pembentukan gaya hidup. Faktor eksternal

    dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut:

    a.Kelompok referensi

    Kelompok referensi adalah kelompok orang-orang

    yang dianggap mampu dan memiliki pengetahuan

    untuk memberikan pengaruh terhadap pembentukansikap dan perilaku seseorang, pengaruh yang

    diberikan bisa bersifat langsung dan tidak langsung,

    masukan dari kelompok referensi bisa

    mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu

    produk sehingga akhirnya membentuk gaya

    hidupnya.Kelompok referensi bisa meliputi orang-

    orang yang dihormati oleh masyarakat luas karena

    silsilah, pengetahuan, reputasi dan lain sebagainya.

    b. KeluargaKeluarga memegang peranan terbesar dan terlama

    dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.

    Oleh karena itu masukan dari keluarga berupa

    nasihat dan cerita mengenai pengalaman akanmempengaruhi gaya hidup seseorang, budaya salah

    satu anggota keluarga dapat menjadi kebiasaan bagi

    anggota keluarga lainnya yang mengamati setiap

    harinya, tidak heran jika ada saudara yang memiliki

    gaya hidup yang sama dengan kita.

    c. Kelas sosialKelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif

    homogen dan bertahan lama dalam sebuah

    masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan

  • 7/25/2019 segmentasi pemasaran

    3/6

    Angga Sandy Susanto: Membuat Segmentasi Berdasarkan Life Style (Gaya Hidup) 3

    jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu

    memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.

    Kelas sosial biasanya dibuat karena adanya

    kebutuhan akan prestise dan berhubungan dengan

    kemampuan ekonomi atau diatur oleh budaya, setiap

    kelas cenderung memiliki gaya hidup yang khas

    dibandingkan kelas sosial lainnya. Kelas sosial bisa

    diklasifikasikan sebagai kelas bawah, menengah,

    atas dan sebagainya.

    d. KebudayaanKebudayaan bisa meliputi pengetahuan, keper-

    cayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan

    kebiasaan-kebiasaan yang membentuk gaya hidup

    seseorang dan akhirnya membuat pemasar mudah

    untuk mengidentifikasi apakah kelompok konsumen

    dengan kebudayaan tersebut cocok dengan

    produknya atau tidak. Orang-orang di seluruh dunia

    menyadari akan budaya merayakan malam tahun

    baru dengan mensuarakan terompet di setiap malam

    tahun baru. Hal ini menjadikan pemasar untuk

    menemukan peluang dalam memproduksi terompetsecara masal di setiap menjelang malam tahun baru.

    Metode AIOs (Activity, Interest, Opinion)Menurut Kasali (1998), para peneliti pasar

    yangmenganut pendekatan gaya hidup cenderung

    mengklasifikasikankonsumen berdasarkan variabel-

    variabelAIO, yaitu aktifitas, interest/minat, dan

    opini.Joseph Plumer (1974) mengatakan bahwa

    segmentasigaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas

    manusia dalam hal:

    a. Aktivitas

    Suatu cara seseorang menghabiskan waktu danuangnya untuk pekerjaan yang dia sukai atau

    hobi yang sering dilakukan, kita dapat

    mengidentifikasi kepribadian seseorang dari

    pola kegiatan yang dia lakukan. Jika dia adalah

    orang yang suka bekerja keras dan suka

    bermain berbagai macam olah raga diluar

    rumah maka kita bisa mengklasifikasikannya

    sebagai seseorang yang aktif dan suka

    berkomunikasi dengan orang lain namun jika

    dia adalah operator komputer dan suka olah

    raga di dalam ruangan (Indoor) maka dia bisa

    diprediksi sebagai seseorang yang lebih suka

    berada di rumah dan menghabiskan waktuuntuk diri sendiri.

    b. MinatSesuatu yang membuat seseorang tertarik,

    seseorang bisa saja tertarik pada makanan,

    teknologi, barang, fashion atau rekreasi.

    Pengetahuan akan minat konsumen juga akan

    membantu pemasar untuk dapat mengkomuni-

    kasikan dengan tepat apa nilai dari produknya

    yang sesuai untuk mendapatkan respon positif

    dari pembeli potensialnya. Jika anda

    mempunyai konsumen yang sangat tertarik

    dengan teknologi, maka kurang efektif jika anda

    menawarkan sebuah rencana liburan buat dia.

    c. Pandangan seseorang terhadap diri sendiri

    dan orang lain

    Pendapat-pendapat yang diucapkan oleh

    seseorang akan membantu kita untuk

    mengetahui orang macam apa dia, dan apa yang

    dia butuhkan untuk memperkuat karakternya.

    d. Karakter-karakter dasar

    Karakter seperti tahap yang dilaluiseseorang

    dalam kehidupan (life cycle), penghasilan,

    pendidikan, dan dimana mereka tinggal. Faktor-

    faktor ini juga mempengaruhi sikap seseorang

    dan pola pikirnya akan produk yang mereka

    konsumsi sehari-hari.

    VALS (Value and Lifestyle)VALS (Value and Lifestyle) adalah

    segmentasi psikografis paling terkenal di dunia.

    VALS ditemukan oleh perusahaan riset international

    SRI di tahun 1978, mereka mencoba menemukan

    cara melakukan segmentasi psikografis dan

    dipilihlah nilai dan gaya hidup sebagai suatu dasar

    yang pas untuk melakukan segmentasi. VALS

    sendiri merupakan singkatan dari Values and

    Lifestyles. Setelah sepuluh tahun kemudian,

    muncullah VALS 2 yang membagi konsumen ke

    dalam delapan kategori segmen. Garis vertical

    menunjukkan dimensi sumber daya (resources)

    sedangkan garis horisontal menunjukkan orientasihidup.Sumber daya melihat dari sisi pendapatan

    (income), pendidikan, kepercayaan diri, kesehatan,

    keinginan membelidan energi. Sedangkan orientasi

    diri dibagi menjadi tiga bagian yakni prinsip

    (principle), status dan tindakan. Berikut penjelasan

    untuk segmentasi dalam VALS dan ciri-cirinya:

    Gambar 1: VALS

    Sumber: Rao dan Steckel, 1998

    Principle Oriented

  • 7/25/2019 segmentasi pemasaran

    4/6

    4 Jurnal JIBEKA, Volume 7, No. 2, Agustus 2013 : 1 - 6

    Fullfilleds: lebih bijak terhadap hal-hal yang bernilai

    secara spiritual, tidak terlalu memikirkan image dan

    gensi, suka belajar dan mengenai sesuatu yang baru.

    Believers: memiliki pola pikir yang kolot dan

    tradisional, sulit untuk beradaptasi terhadap hal-hal

    baru, memiliki suatu rutinitas yang cenderung tetap

    untuk jangka waktu yang lama.

    Status OrientedAchievers: Peduli image, mudah dipengaruhi,

    tertarik pada produk-produk mahal dan suka segala

    hal yang dapat mengangkat status sosialnya.

    Strivers: peduli image namun mereka masih

    memiliki semangat dan ambisi untuk meraih apa

    yang diinginkannya dengan segala usaha sendiri

    yang keras, mereka pintar mencari uang.

    Action OrientedExperiencers: mereka adalah orang-orang yang suka

    mengikuti tren dan mencoba hal-hal baru, perilaku

    konsumtif mereka terhadap hal-hal baru sangat

    agresif dan tidak disertai pertimbangan.

    Makers: tidak tertarik pada kemewahan dan apayang orang pikir terhadap mereka namun suka untuk

    berbelanja hal-hal yang bernilai dan tahan lama

    untuk kenyamanannya sendiri.

    Resourced OrientedActualisers: Konsumen dengan tingkat pendapatan

    yang tertinggi dan memiliki banyak sumber

    sehingga dapat menuruti keinginannya sendiri,

    image menjadi sangat penting bagi mereka sehingga

    cenderung membeli produk yang lebih baik dalam

    hidup.

    Strugglers: Konsumen dengan tingkat pendapatan

    yang terendah dan sumber yangsedikit untuk

    diikutkan pada orientasi konsumen. Kemampuanekonomi yang terbatas membuat mereka mudah

    untuk loyal terhadap merk produk yang berorientasi

    pada harga yang murah

    SEGMENTASI

    Assauri (2008:144) mengemukakan

    bahwa:Segmentasi pasar adalah suatu cara untuk

    membedakan pasar menurut golongan pembeli,

    kebutuhan pemakai, motif, perilaku, dan kebiasaan

    pembelian, cara penggunaan produk dan tujuan

    pembelian produk tersebut. Dengan mempelajari

    segmentasi pasar untuk produk yang akan kitapasarkan, maka kita dapat dengan mudah

    mengalokasikan usaha pemasaran kita pada

    kelompok pembeli yang paling potensial. Variabel-

    variabel utama dalam mensegmentasikan pasar

    konsumen adalah: Segmentasi geografis,

    Segmentasi demografis, Segmentasi psikografis,

    Segmentasi Perilaku. (Kotler & Armstrong,

    2004:289)

    a. Segmentasi geografi: Segmentasi geografi

    membagi pasar menjadi beberapa unit geografi

    seperti: bangsa, Negara, daerah, profinsi, kota

    atau sekitarnya. Misalnya ketika sebuah

    perusahaan yang memproduksi dupa, mereka

    menjualnya ke China karena budaya masyarakat

    disana yang rutin mengkonsumsi dupa untuk

    melakukan ritual berdoa mereka.

    b. Segmentasi demografi: Segmentasi demografi

    membagi pasar menjadi kelompok beradasarkan

    factor demografi seperti: umur, jenis kelamin,

    pendapatan, okupasi, pendidikan, religi, ras dan

    kebangsaan.

    c. Segmentasi psikografis: Segmentasi psiko-

    grafis membagi pasar menjadi kelompok

    konsumen berdasarkan kelas sosial, gaya hidup

    dan kepribadiannya. Orang yang berada

    dikelompok yang sama bias membuat profil

    psikografis yang berbeda.

    d. Segmentasi perilaku: Segmentasi perilaku

    membagi kelompok konsumen bedasarkan

    pengetahuan, sikap dan respon mereka terhadap

    suatu produk.

    Dalam mensegmentasikan pasar terdapat

    persyaratan-persyaratan agar segmentasi itu

    efektif.Menurut pendapat para ahli, segmentasi yang

    baik harus: terukur (Measurability), dapat dijangkau

    (Accessibility), substansial (Substantiality), dapat

    dibedakan (Diferentiability), dapat dilakukan

    tindakan tertentu (Actionability). (Kotler &

    Armstrong 2004:304). Kemuadian ada limakeuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan

    segmentasi pasar menurut Kasali (2005:122) yaitu:

    1) Mendesain produk yang lebih responsif

    terhadap kebutuhan pasar

    2) Menganalisis pasar

    3) Menemukan peluang

    4) Menguasai posisi superior dan kompetitif

    5) Menentukan strategi komunikasi yang efektif

    dan efisien

    Relevansi dari segmentasi dengan gaya

    hidup adalah bahwa gaya hidup adalah salah satufaktor yang dapat dijadikan variabel dalam

    menentukan segmen secara psychographic. Dalam

    segmentasi ini, sekelompok orang dibedakan dengan

    kelompok orang lainnya dari gaya hidup yang

    mereka miliki, dan gaya hidup yang paling sesuai

    dengan produk yang kita produksi akan

    mengarahkan pemasar kepada target pasar dari

    produk kita. Cara untuk dapat mengetahui gaya

    hidup seseorang dapat dilihat dari aktivitas, minat

  • 7/25/2019 segmentasi pemasaran

    5/6

    Angga Sandy Susanto: Membuat Segmentasi Berdasarkan Life Style (Gaya Hidup) 5

    dan opini (AIOs) dari orang tersebut dan data

    tersebut dapat diperoleh dengan cara menyebarkan

    kuisioner berisi pertanyaan terbuka untuk kemudian

    dijawab oleh orang tersebut. Selanjutnya kita bisa

    mengidentifikasi ciri-ciri psikologis mereka, maka

    kita bisa mengidentifikasi jenis orang seperti apakah

    mereka bedasarkan pada metode pengukuran VALS.

    Kini mari kita meliaht pada praktek atau implikasi

    pemasaran dari teori-teori di atas terhadap sebuah

    produk yang benar-benar sudah sangat dikenal di

    masyarakat. Disini akan dilihat jelas bahwa para

    pemasar akan mendapatkan keuntungan dari

    pemahaman yang lebih baik tentang gaya hidup,

    bagaimana pembelian suatu produk dalam gaya

    hidup mereka, produk lain apa yang mungkin

    mereka beli, dan jenis tema iklan apa yang akan

    menarik bagi mereka.

    IMPLIKASI PEMASARANContoh implikasi segmentasi bedasarkan

    life style (gaya hidup) bisa dilakuan untuk produksepeda motor produksi dari perusahaan sepada

    motor yang terkenal Harley Davidson. Kita bisa

    mulai melakukan analisis dari teori AIOs untuk

    produk ini, pertama mari kita lihat dalam tabel

    sampel psikografis mengenai aktivitas, minat dan

    opini apa yang relevan dengan Harley Davidson.

    Tabel di bawah ini merupakan kategori dari

    aktivitas, minat dan opini yang dapat membantu

    pemasar untuk mengetahui gaya hidup seseorang,

    pemasar diharapkan dapat mengindentifikasi gaya

    hidup seseorang dari informasi mengenai poin-poin

    di bawah ini.

    Tabel 1: Sample Psychographics Categories

    Activities Interests Opinions

    Work Family Themselves

    Hobbies Home Social issues

    Social events Job Politics

    Vacation Community Business

    Entertainment Recreation Economics

    Club

    membership

    Fashion Education

    Community Food Products

    Shipping Media Future

    Sport Achievements CultureSumber: Shank, 2005

    AktivitiesMotor ini bagus untuk dikonsumsi sebagai hobby

    karena motor ini unik dan tidak sema orang dapat

    memilikinya, Harley Davidson lebih dari sekedar

    motor biasa karena memberikan sentuhan

    pengalaman lewat desain, berat dan popularitasnya

    di mata dunia sehingga harganya bisa jauh lebih

    tinggi daripada pasaran. Selain itu, motor ini cocok

    untuk akses dari masyarakat agar dapat bergabung

    dalam keanggotaan kelompok pengendara Harley

    Davidson sehingga cocok untuk orang-orang yang

    memberi perhatian banyak pada komunitas sosial

    karena bersosialisasi adalah kebutuhan utama

    mereka.

    InterestMotor ini cocok untuk orang-orang yang memiliki

    minat terhadap komunitas dan pencapaian karena

    harganya yang mahal maka pantas untuk dapat

    dijadikan target buat usaha mereka, ini akan

    memenuhi kebutuhan akan prestasi seseorang.

    OpinionKita dapat mencari tahu mengenai Harley Davidson

    dari opini seseorang terkait dengan isu ekonomi,

    sosial dan isu-isu futuristik. Isu ekonomi karena

    Harley Davidson merupakan suatu produk yangberhasil mendapatkan harga tertinggi untuk produk

    sepeda motor di pasarnya, selain itu komunitas

    sosial pengguna Harley Davidson juga dapat

    diperbincangkan, motor ini adalah motor masa

    depan yang mungkin karena keunikannya akan

    menjadi tren yang mendunia di masa yang akan

    datang. Orang-orang yang suka membicarakan

    masalah ekonomi, sosial dan masa depan adalah

    orang-orang yang berpotensi untuk tertarik dengan

    produk ini.

    Dari analisa di atas ditemukan kesimpulan bahwa

    target pasar dari motor Harley Davidson bedasarkan

    ukuran VALS adalah sebagai berikut:

    Status OrientedAchievers: Peduli image, mudah dipengaruhi,

    tertarik pada produk-produk mahal dan suka segala

    hal yang dapat mengangkat status sosialnya.Orang-

    orang semacam ini adalah orang-orang yang

    berpotensi untuk membeli Harley Davidson karena

    motor ini dapat mengangkat image mereka, motor

    yang besar membuat mereka tampak gagah dan

    bergengsi. Tindakan Harley Davidson untuk

    membuat komunitas pecinta Harley Davidson dan

    retail khusus yang menjual berbagai aksesoris milik

    Harley Davidson dirasa sudah tepat karena targetpasar mereka adalah orang-orang yang mudah

    dipengaruhi, komunitas pecinta Harley Davidson

    dapat memperkuat power of recommendation

    sehingga mempengaruhi achievers lain untuk

    membeli barang yang sama. Harga produk ini juga

    sangat mahal sekitar 10x lipat dari motor-motor lain

    seperti Honda dan Yamaha, dan itu cocok sekali

    untuk achievers karena mereka adalah orang-orang

    yang tertarik dengan produk mahal.

  • 7/25/2019 segmentasi pemasaran

    6/6

    6 Jurnal JIBEKA, Volume 7, No. 2, Agustus 2013 : 1 - 6

    Action OrientedExperiencers: Mereka adalah orang-orang yang suka

    mengikuti tren dan mencoba hal-hal baru, perilaku

    konsumtif mereka terhadap hal-hal baru sangat

    agresif dan tidak disertai pertimbangan. Orang-

    orang semacam ini juga cocok dengan produk ini

    karena mereka dapat memperoleh pengalaman yang

    luar biasa dengan mengendarai motor ini, motor ini

    sangat mahal dan tidak bisa dibeli oleh semua orang,

    dia juga berukuran besar sehingga cocok dengan

    orang-orang ini.

    Resourced OrientedActualisers: Konsumen dengan tingkat pendapatan

    yang tertinggi dan memiliki banyak sumber

    sehingga dapat menuruti keinginannya sendiri,

    image menjadi sangat penting bagi mereka sehingga

    cenderung membeli produk yang lebih baik dalam

    hidup. Kualitas dari Harley Davidson sudah tidak

    perlu dipertanyakan lagi karena harganya yang

    sangat mahal, ini cocok dengan actualisers yangmemiliki tingkat pendapatan tinggi.

    PENUTUP

    Pada tingkat yang lebih kompleks, kepu-

    tusan pembelian seorang konsumen sangat

    dipengaruhi oleh faktor internal yang bersifat

    psikologis. Pemasar harus memperhatikan gaya

    hidup konsumen yang cocok untuk produknya

    sehingga mereka bisa meningkatkan efektivitas dan

    efisiensi pemasarannya. Gaya hidup bisa diidenti-

    fikasi dari aktivitas, minat dan opini terhadap suatu

    hal, kemudian bisa diidentifikasi mengenai kemung-kinan mereka untuk mengkonsumsi produk yang

    dijual oleh perusahaan. Segmentasi bedasarkan gaya

    hidup ini bisa diterapkan ke semua jenis produk

    namun sayangnya kesadaran dari pihak industri dan

    akademisi untuk mempelajari lebih jauh mengenai

    life style segmentation (segmentasi gaya hidup)

    masih kurang.

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Assauri, Sofyan, 2008, Manajemen Pemasaran,

    edisi pertama, cetakan kedelapan, Penerbit :

    Raja Grafindo, Jakarta.2. Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar

    Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan

    Positioning. Gramedia, Jakarta.

    3. Kasali, Renald. 2005. Membidik Pasar

    Indonesia (Segmentasi, Targeting, dan

    Positioning). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

    4.

    Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran;

    Edisi Milenium, Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo

    5.

    Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2004.

    Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Kesembilan.

    Jakarta: PT. Indek Kelompok Media

    6. Nugraheni,P.N.A.2003. Perbedaan

    Kecenderungangaya Hidup Hedonis Pada

    Remaja Ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal.

    Skripsi (tidak diterbitkan).

    7.

    Plumer, Joseph. 1974. The Concept and

    Application of Life Style Segmentation dalam

    Journal of Marketing, 38 (January) hal33-37

    8.

    Rao, V.R. & Steckel, J.H. (1998).Analysis for

    strategic marketing. Addison Wesley Longman,

    Inc.

    9.

    Shank, M.D., 2005.Sport Marketing: A

    Strategic Prespective, 2nd ed.pg. 195. Upper

    Saddle River, NJ: Pearson Education.