23
SEJARAH DAN IDEOLOGI ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SHAM) Fernando PM Tambunan Kajian Ketahanan Nasional, Kekhususan Kajian Stratejik Intelijen, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, Jakarta E-mail : [email protected] Abstrak ISIS merupakan salah satu kelompok teroris yang berasal dari Al-qaeda yang memiliki pemikiran dan paham radikal yang berbeda dengan Al-qaeda. ISIS memiliki ajaran yang dituangkan kedalam manhaj. Sejarah dan ideologi ISIS ini diikuti berdasarkan kepemimpinan kelompok ini yang berawal dari kepemimpinan Abu Mus’ab Az Zarqawi atau nama aslinya Ahmad Fadhil Nazzal al Khalaylah. Pola kepemimpinan dan strategi dari mulai Zarqawi sampai kepada Abu bakar Al-Bagdadi memiliki beberapa strategi dalam melakukan implementasi dan mendiseminasi ketakutan kepada audiens, terutama daerah yang akan mereka duduki dengan melakukan invasi kekuatan militer secara besar-besaran. Di Indonesia, ISIS belum berdiri. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kelompok radikal terdahulu hanya melakukan bai’at dalam mendukung semua yang dilakukan ISIS. Sehingga penulis mengidentifikasikan kelompok tersebut berdasarkan penyebaran kelompok radikal di Indonesia. Abstact ISIS is one of the terrorist group Al-Qaeda, but came from thoughts and beliefs that have radically different with Al-Qaeda. ISIS has poured their doctrine into the the manhaj. ISIS’s history and ideology is followed by the leadership of this group that began from the leadership of Abu Musab Zarqawi Az or his real name Ahmad Fadhil Nazzal al Khalaylah. The pattern of leadership and strategy start from Zarqawi until Abu Bakr Al-Bagdadi has several strategies for implementation and dissemination of fear to the audience, especially those areas that will be occupied by their invading military force on a large scale. In Indonesia, ISIS has not been established. This is due to several previous radical groups just do bai’at in favor of all ISIS’s activities. So the authors identify the groups based on the spread of radical groups in Indonesia.

Sejarah Dan Ideologi ISIS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berisi data mengenai ISIS

Citation preview

Page 1: Sejarah Dan Ideologi ISIS

SEJARAH DAN IDEOLOGI ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SHAM)

Fernando PM Tambunan

Kajian Ketahanan Nasional, Kekhususan Kajian Stratejik Intelijen,

Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, Jakarta

E-mail : [email protected]

Abstrak

ISIS merupakan salah satu kelompok teroris yang berasal dari Al-qaeda yang memiliki

pemikiran dan paham radikal yang berbeda dengan Al-qaeda. ISIS memiliki ajaran yang

dituangkan kedalam manhaj. Sejarah dan ideologi ISIS ini diikuti berdasarkan kepemimpinan

kelompok ini yang berawal dari kepemimpinan Abu Mus’ab Az Zarqawi atau nama aslinya

Ahmad Fadhil Nazzal al Khalaylah. Pola kepemimpinan dan strategi dari mulai Zarqawi

sampai kepada Abu bakar Al-Bagdadi memiliki beberapa strategi dalam melakukan

implementasi dan mendiseminasi ketakutan kepada audiens, terutama daerah yang akan

mereka duduki dengan melakukan invasi kekuatan militer secara besar-besaran. Di Indonesia,

ISIS belum berdiri. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kelompok radikal terdahulu hanya

melakukan bai’at dalam mendukung semua yang dilakukan ISIS. Sehingga penulis

mengidentifikasikan kelompok tersebut berdasarkan penyebaran kelompok radikal di

Indonesia.

Abstact

ISIS is one of the terrorist group Al-Qaeda, but came from thoughts and beliefs that have

radically different with Al-Qaeda. ISIS has poured their doctrine into the the manhaj. ISIS’s

history and ideology is followed by the leadership of this group that began from the

leadership of Abu Musab Zarqawi Az or his real name Ahmad Fadhil Nazzal al Khalaylah.

The pattern of leadership and strategy start from Zarqawi until Abu Bakr Al-Bagdadi has

several strategies for implementation and dissemination of fear to the audience, especially

those areas that will be occupied by their invading military force on a large scale. In

Indonesia, ISIS has not been established. This is due to several previous radical groups just

do bai’at in favor of all ISIS’s activities. So the authors identify the groups based on the

spread of radical groups in Indonesia.

Page 2: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  1

1.1. Sejarah Berdirinya ISIS

ISIS merupakan produk yang dihasilkan oleh Al Qaeda yang selalu memiliki upaya

untuk melakukan ekspansi secara global dalam perjuangan politik mereka. ISIS adalah grup

jihad berbasis Sunni Wahabi di daerah Timur Tengah yang telah memproklamirkan statusnya

sebagai negara Islam (khalifah) yang berkuasa atas semua umat Islam di seluruh dunia.

Setelah jatuhnya rezim Saddam Hussein di Irak, ada beberapa orang yang telah siap membuat

kekacauan di Irak untuk membangun sebuah cita-cita membentuk kekhilafahan Islam, dan

dari beberapa orang tersebut yang paling menonjol adalah Abu Mus’ab Az Zarqawi. Nama

asli dari Zarqawi sendiri adalah Ahmad Fadhil Nazzal al Khalaylah, dilahirkan di Yordania

pada tanggal 20 Desember 1966.

Pada tahun 1988 Zarqawi belajar dan dididik untuk dipersiapkan dalam kegiatan jihad

di Afghanistan, di sebuah masjid al-Hussein bin Ali. Akan tetapi pada saat Zarqawi sampai

pada camp para mujahidin Afghan dan Arab, pasukan Soviet telah meninggalkan

Afghanistan. Karena tidak adanya lagi musuh yang harus diperangi para mujahidin, maka

mujahidin yang pernah hijrah kembali ke negara asal mereka masing-masing. Pada tahun

1992-1994 Zarqawi melihat bahwa faksi-faksi jihad telah jauh dari manhaj yang lurus, maka

diputuskan untuk keluar dari Afghanistan dan coba melakukan eksperimen di negeri Sham,

khususnya Palestina dan Yordania. Mereka tidak setuju bahwa kerajaan Yordania telah

melakukan perjanjian damai dengan Israel, maka mereka mengumpulkan sebagian besar

alumnus jihad Afghan dan mantan-mantan Ikhwanul Muslimin dengan mendirikan organisasi

Jamaah At Tauhid dan berubah nama menjadi Ba’iatul Imam. Organisasi ini merupakan

wujud dari gerakan mereka untuk menggulingkan kerajaan dan membentuk pemerintahan

yang Islami (khilafah). Pada tahun 1994 kelompok ini berhasil dijebloskan ke dalam penjara

karena terbukti terlibat dalam kegiatan militan dan Zarqawi di jatuhi hukuman 15 tahun

penjara.

Pada tahun 1999 setelah mendapatkan pengampunan dari raja Abdullah, Zarqawi

mendapatkan kepercayaan oleh Osama Bin Laden yang merupakan pemimpin Al Qaeda

untuk mengelola sebuah camp pelatihan di Herat (Afghanistan Barat). Akan tetapi ada

perbedaan pandangan mengenai perjuangan jihad dan mendirikan negara Islam yang ideal

antara Zarqawi dan Bin Laden. Bin Laden berfokus hanya terhadap musuh negara besar

seperti Amerika Serikat, dan tidak tertarik kepada menguasai satu negara atau wilayah dan

menyebarkan ideologi jihadnya. Sedangkan Zarqawi sendiri lebih kepada kegiatan

menggunakan kekerasan untuk melakukan infiltrasi terhadap suatu wilayah atau negara yang

dijalankan oleh rezim yang menurut mereka murtad dan pada akhirnya untuk dikuasai.

Page 3: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  2

Dengan dasar pemikiran itulah kemudian Zarqawi membuat kelompok yang dinamai Jamaat

al-Tahwid wa i-Jihad (JTJ) dan juga mengelola camp pelatihan di Herat Afghanistan. JTJ

lebih dari sebuah jaringan. JTJ merupakan kelompok yang terorganisir yang dibangun dengan

bantuan finansial dari Bin Laden. Zarqawi membangun kelompok ini menjadi sebuah pasukan

mobilisasi yang dikenal dengan nama Jundusy Syam (tentara Syam). Zarqawi merekrut

masyarakat Islam terbuang yang berasal dari Jordan, Palestina, dan Suriah yang berada di

Eropa. Pada tahun 2001 populasi di camp Herat sudah mencapai 2.000 (dua ribu) sampai

3.000 (tiga ribu) orang sehingga menjadikan Zarqawi pemimpin penuh kelompok teroris di

Herat.

Pada tahun 2003 adanya invasi Amerika ke Irak menimbulkan keinginan Zarqawi

untuk memerangi Amerika. Zarqawi memiliki empat cara untuk melawan Amerika. Pertama,

sejak awal secara politis mengasingkan Amerika dengan menekan aktor internasional dalam

meniadakan dukungan mereka terhadap Amerika dalam melakukan invasi yang tidak

diizinkan oleh PBB. Oleh karena itu, berulangkali JTJ menargetkan pasukan sekutu Amerika

dan pasukan Amerika untuk membuat mereka berfikir dua kali dalam berperang di tanah

asing. Hal ini ditunjukkan pada bulan Agustus 2003 dengan terjadinya sebuah pengeboman

truk PBB di Baghdad yang secara efektif mengakhiri keterlibatan langsung PBB di Irak. Lalu

pengeboman kedutaan Yordania di Baghdad dan markas polisi paramiliter Italia di Nasiriyah.

Kedua, mencegah para militan Irak dan warga sipilnya untuk mendukung pasukan

Amerika dan sekutunya, terutama setelah jatuhnya Saddam Hussein pada bulan April 2003

dan adanya proses transisi demokratisasi Irak oleh Amerika. Dalam mendukung strategi ini,

JTJ menyerang berbagai kantor polisi, membunuh ratusan pasukan militer Irak dan penduduk

lokal, membunuh beberapa pimpinan politik yang pro kepada Amerika.

Ketiga, Zarqawi menghambat proses rekonstruksi Irak dengan menargetkan kontraktor

sipil, bantuan kemanusiaan, dan orang asing lainnya yang berada di Irak yang memiliki tujuan

membantu negara yang sedang dilanda perang. JTJ menculik dan memenggal penduduk asing

bernama Nicolas Berg pada bulan Mei 2004 dan mendistribusikan video pemenggalan

tersebut ke internet untuk menakuti masyarakat luar negeri datang ke Irak dan juga mencegah

penduduk lokal Irak mendukung Amerika.

Keempat, menetapkan populasi Syiah di Irak sebagai target untuk dihancurkan dengan

memprovokasikan perang Sunni-Syiah di Irak. Dengan berjalannya provokasi ini, Zarqawi

berniat untuk menjebak Amerika dan sekutunya didalam konflik sektarian yang sangat parah

sampai bermotifkan agama, sehingga asing, Amerika dan sekutunya tidak memiliki pilihan

lagi selain meninggalkan Irak. Hal ini ditunjukkan dengan menyerang pemimpin Syiah

Page 4: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  3

terkemuka yaitu Sayyid Muhammad al-Hakim di Najaf. Pada strategi keempat ini Zarqawi

menjelaskan taktiknya dalam menjalankan strategi ini kepada Osama Bin Laden. Ia

menjelaskan bahwa strategi ini dilakukan dengan menyerang simbol-simbol agama, politik,

dan militer masyarakat Syiah agar dapat menyulut kemarahan mereka sehingga akan berhasil

menggiring mereka kedalam perang sektarian.

Pada bulan Oktober 2004, JTJ secara resmi berbai’at kepada Al Qaeda, dan Bin Laden

secara resmi memberikan julukan emir kepada Zarqawi yang artinya pemimpin cabang Al

Qaeda di Irak. Dengan adanya hal tersebut, maka grup JTJ berubah nama menjadi Tanzim

Qaidat al-Jihad fi Bilad al-Rafidayn, atau yang berarti Al Qaeda di negeri dua sungai, karena

negara Irak dibelah oleh dua sungai yaitu sungai Tigris dan Eufrat. Akan tetapi di kalangan

internasional, kelompok ini lebih dikenal dengan nama Al Qaeda in Iraq (AQI). Sepanjang

tahun 2005 kegiatan teror yang dilakukan kelompok AQI semakin meningkat dan bertambah

ganas. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya bom bunuh diri, pembunuhan, dan

pemenggalan secara acak. Terlebih lagi pada bulan Mei 2005, Zarqawi merilis sebuah

pernyataan bahwa pembunuhan atas orang muslim dibenarkan di dalam agama Islam.

Pernyataan ini semakin meningkatkan teror yang brutal di Irak. Pada bulan Januari 2006 Al

Qaeda memerintahkan AQI dan kelima grup yang berafiliasi dengan Al Qaeda agar bersatu,

dimana kelima grup tersebut adalah Jaish at-Taifha al-Mansoura, Katbiyan Ansar Al-Tawhid

wal Sunnah, Faksi Saray al-Ji- had, Brigade al-Ghuraba, dan al-Ahwal Brigade. Keseluruhan

kelompok mujahidin ini bersatu menjadi Mujahideen Shura Council (MSC) atau Majelis

Syura Mujahidin. MSC merupakan sebuah organisasi payung yang bertujuan untuk

mempersatukan semua kelompok Sunni di Irak, dan MSC menyatakan menghapus kelompok-

kelompok jihad termasuk AQI, serta mengangkat Abu Mus’ab Az Zarqawi sebagai pemimpin

kelompok ini. Pada tanggal 7 Juni 2006, Zarqawi meninggal dunia di daerah Hibib akibat

serangan udara Amerika. Dengan meninggalnya Zarqawi, pada tanggal 13 Oktober 2006

MSC dan seluruh kelompok yang beraliansi dengan MSC memproklamirkan berdirinya

Islamic State of Iraq (Daulah Islam Irak atau yang disingkat ISI ) dan mengangkat Abu Umar

Al Quroisy Al Husaini Al-Baghdadi sebagai pemimpin.

Abu Umar Al-Baghdadi dengan nama asli Hamed Dawood Al-Zawy merupakan

mantan anggota pasukan keamanan Irak yang dipecat karena sifat ekstrimismenya.

Kepemimpinan ISI haruslah dari keturunan nabi Muhammad SAW, dan Zawy memenuhi

kriteria tersebut. Zawy merupakan keturunan dari Hussein Ali, cucu dari nabi Muhammad dan

dihormati sebagai martir di dalam Islam. ISI lebih berfungsi kepada sebuah kelompok yang

memayungi berbagai suku yang berbeda termasuk AQI dan MSC, serta memiliki pemikiran

Page 5: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  4

yang lebih maju dibandingkan JTJ atau AQI. Hal ini karena ISI memiliki kabinet dan

kementerian serta rancangan konstitusi. ISI yang memiliki tujuan menggulingkan

pemerintahan Irak dan menggantinya dengan negara Islam murni, menempatkan fokus yang

lebih besar kepada masa depan perang, kelompok, dan Irak. Hal ini berbeda dengan Zarqawi,

karena ia lebih berfokus kepada konsolidasi kekuasaan dan mengalahkan musuh secara

langsung. Kelompok-kelompok yang bergabung dalam ISI adalah MSC Irak bersama dengan

kelompok yang beraliansi dengan mereka ditambah dengan Harokah Fursan Ul-Tauhid dan

Jundu Millah Ibrohim serta berbagai kabilah dan suku di Irak, seperti Al-Dulaim, Al-Jabbur,

Al-Ubaid, Zuubaa, Qays, Azza, Al-Tay, Al-Janabiyiin, Al-Halaliyiin, Al-Mushohada, Al-

Dayniya, Bani Zayd, Al-Mujamaa’, Bani Shommar, Inaza, Al-Suwaidah, Al-Nu’aim,

Khazraj, Bani Al-Hiim, Al-Buhayrat, Bani Hamdan, Al-Sa’adun, Al-Ghonim, Al-Sa’adiya,

Al-Ma’awid, Al-Karabla, Al-Salman dan Al-Qubaysat. Dengan wilayah yang meliputi

Baghdad, Al-Anbar, Diyala, Kirkuk, Sholahuddien, Ninawah, Babil dan Al-Wassat. Sehingga

pada tahun 2006 susunan pemerintahan ISI adalah sebagai berikut :

1. Amirul Mukminin : Abu Umar Al-Bagdadi,

2. Pembantu Amir Utama : Syaikh Abu Abdur Rahman Al Falahi,

3. Menteri Perang : Abu Hamzah Al Muhajir,

4. Menteri Dewan Syari’at : Syaikh Prof. Abu Ustman At Tamimi,

5. Menteri Perhubungan Umum : Prof. Abu Bakar Al juburi,

6. Menteri Keamanan Umum : Prof. Abu Abdil Jabbar Al Janabi,

7. Menteri Penerangan : Syaikh Abu Muhammad Al Masyahadani,

8. Menteri Urusan Syuhada’ dan Tawanan : Prof. Abu Abdil Qodir Al ‘Isyawi,

9. Menteri Perminyakan : Ir. Abu Ahmad Al Janabi,

10. Menteri Pertanian dan Perikanan : Prof. Musthafa Al A’roji,

11. Menteri kesehatan : dr. Abu Abdillah Az Zaidi

Kegiatan ISI dalam mendirikan negara Islam yang murni mendapatkan dukungan Abu

Hamzah (pemimpin Al Qaeda) dan membubarkan AQI serta juru bicara Osama Bin Laden

yaitu Syaikh Ayman Az Zawahiri yang mengatakan bahwa AQI sudah tidak ada dan AQI

bersatu dengan ISI. ISI dalam pergerakannya banyak menggunakan media sosial dalam

menyatukan pemikiran dan kegiatan para mujahidin di seluruh dunia. Hal ini dapat dilihat

dari:

1. Memiliki divisi media untuk menyebarkan ajaran salafi Jihadi melalui CD, kaset, video,

dan sebagainya.

Page 6: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  5

2. Pelatihan militer seperti bagaimana cara merakit roket dan misil yang diadakan di

berbagai situs web tentang jihad, seperti forum Al-Hesbah, Al-Ekhlaas, dan Al-Boraq.

3. Memiliki cabang media yang terpisah di tiap-tiap wilayah di Irak. Hal ini dibuktikan

dengan koordinasi para mujahidin yang hanya memakan waktu tiga jam melalui media

dapat melakukan kegiatan pengeboman sebanyak 55 bom mobil di Baghdad untuk

pembalasan terhadap kematian Abu Mus’ab Az Zarqawi.

4. Memanfaatkan kesalahan pemerintahan Irak dalam mengidentifikasi kematian Al-

Baghdadi pada tahun 2007 dengan menyebarkan pesan dalam bentuk audio untuk

menyatakan kesalahan penangkapan oleh pemerintah Irak dengan perkataan, “their history

is full of treacheries and plotting against you. Don’t trust them or let their honeyed words

fool you.”

Pada tanggal 18 April 2010, Abu Umar telah dilaporkan terbunuh dalam serangan

yang dilakukan tentara Amerika dan Irak dan hal ini diakui oleh ISI pada tanggal 25 April

2010. Pada tanggal 15 Mei 2010, empat tahun setelah wafatnya Abu Umar, para mujahidin

akhirnya mendapatkan pemimpin baru mereka bernama Syaikh Mujahid Abu Bakar Al-

Baghdadi Al-Husainiy Al-Quraysiy dan wakilnya bernama Al Hasaniy Al Quraysiy.

Dengan nama asli Ibrahim Awwad Ibrahim Ali al-Badri, Abu Bakar Al-Baghdadi

mampu membangun kembali dukungan rakyat yang telah hilang, dan juga mengembangkan

kekuatan organisasi dan memunculkan kembali panggung perang saudara di Suriah. Pola

kepemimpinan Al-Badri berbeda sekali dengan kepemimpinan Al Qaeda yang pada saat itu

dipimpin oleh Ayman Az Zawahiri. Az Zawahiri hanya dapat bersembunyi di tempat

persembunyian (safe house) di pegunungan Pakistan dan hanya dapat berbicara kepada

pengikutnya melalui video dan suara rekaman, sedangkan Al-Badri lebih banyak di medan

pertempuran dan suka berada di tengah-tengah pertempuran. Karena hal ini para militan lebih

memilih berba’iat kepada ISIL daripada ke Al Qaeda. Adanya perpecahan di kubu Al-Badri

dan Abu Muhammad Al-Jawlani yang membawahi pasukan baru Al-Badri yang bernama

Jabhat al-Nusra (JN). JN dibentuk pada bulan Januari 2012 dengan finansial dan kekuatan

sumber daya manusia yang berasal dari ISI. Aymenn Jawad Al-Tamimi berpendapat bahwa

adanya ketegangan diantara kedua pemimpin ini disebabkan karena ISI terdiri dari entitas

pejuang asing (Muhajirin) yang sudah mencapai 80 persen. Hal ini bertentangan dengan JN

yang terdiri dari penduduk pribumi Suriah. Menurut Nathaniel Rosenblatt, ada dua alasan

kenapa JN berpisah dengan ISI, yaitu pertama karena JN tidak mendukung negara Islam di

seluruh wilayah, tetapi hanya fokus kepada Suriah. Kedua, meskipun keduanya percaya pada

negara Islam, JN tidak memaksakan agenda mereka. Jika ISI secara eksplisit melarang

Page 7: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  6

merokok di desa-desa, JN hanya menunjukkan bahwa perilaku tersebut tidak tepat. Dengan

adanya perbedaan ini, maka ISI dibawah pimpinan Al-Badri pada tanggal 9 April 2013

mendeklarasikan ISIS (Islamic State of Iraq and Sham).

Menurut Rosenblatt, ISIS dibawah pimpinan Al-Badri memiliki lima strategi,

diantaranya adalah:

1. ISIS memiliki target yang kecil, akan tetapi terletak di kota yang strategis.

ISIS lebih suka mendirikan kantor pusat di kota-kota kecil, dimana musuh akan memiliki

sumber daya finansial dan sumber daya manusia yang sangat lemah untuk melawan

kelompok ISIS. Kemudian mereka lebih sering memilih kota di lokasi strategis seperti di

Azaz, yaitu sebuah desa di Aleppo utara yang merupakan titik transit untuk barang-barang

yang akan didistribusikan ke Suriah. Dan juga Tel Abyad, sebuah perbatasan yang

condong kearah timur di provinsi Raqqa.

2. Menghancurkan kelompok bersenjata rival.

Setelah menargetkan kota-kota tertentu, mereka kemudian akan menargetkan kelompok

bersenjata yang menjadi rival mereka. Seperti di al-Dana, sebuah kota kecil di Idlib yang

berada di perbatasan Turki dan Suriah, para militan ISIS menculik seorang komandan

militer dan saudaranya untuk dipenggal, lalu membuang tubuh tanpa kepala tersebut di

samping tempat sampah di alun-alun kota. Kemudian di Azaz, para militan ISIS merobek-

robek perjanjian gencatan senjata dengan Free Syrian Army (FSA), menyerang batalion

mereka dan merebutnya.

3. Mengintimidasi masyarakat setempat.

Langkah ini dilakukan agar penduduk tunduk, seperti sebuah pemenggalan publik oleh

ISIS di sebuah desa di luar Aleppo, dan di kota lain di Idlib utara militan ISIS berkeliling

untuk mengatakan bahwa merokok dilarang didalam Islam.

4. Membanjiri daerah kekuasaan mereka dengan uang tunai.

Setelah mengintimidasi, ISIS kemudian membanjiri daerah kekuasaan dengan uang tunai

untuk membangun sebuah ketergantungan lokal. Memberikan barang-barang kebutuhan

pokok, memberikan uang untuk membeli kebutuhan tersier, seperti membeli ponsel

Samsung Galaxy atau iPad terbaru, dimana satu orang penduduk dapat menghabiskan

lebih dari $1.000.

5. Menciptakan program pelayanan sosial yang berorientasi Salafi.

Setelah membuat siklus ketergantungan, ISIS memulai kampanye sistematis mereka

dengan mengganti imam-imam lokal yang akan memberikan khotbah Jumat di masjid

Page 8: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  7

setempat. Di Raqqa, di Binnish baik ISIS ataupun JN juga telah mengganti imam lokal

mereka.

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2014 ISIS berhasil menguasai Fallujah, Mosul,

dan Raqqa di Irak, serta menghapus batas negara Irak dan Suriah, dan menjadikan kota Raqqa

di Suriah menjadi ibukota ISIS (lihat lampiran D). Organisasi ISIS berganti nama menjadi IS

(Islamic State) atau Khilafah Islamiyah pada tanggal 29 Juni 2014. IS memiliki beberapa

sumber daya finansial yang berasal dari pendapatan minyak bumi dan menjadikan IS sebagai

kelompok teroris terkaya di dunia dalam sejarah. Berdasarkan estimasi yang ada dari para ahli

berpendapat bahwa diperkirakan nilai output dari ladang minyak yang mereka miliki

mencapai $1.000.000 sampai $2.0000.000 per hari.

Pengiriman minyak yang dilakukan ISIS bergerak melintasi Irak dan ke daerah

perbatasan selatan Turki. Akses dalam mendapatkan uang sangat penting bagi kelompok

militan ini untuk merekrut anggota, memperluas jangkauannya, dan beroperasi di wilayah dua

negara. Dan berdasarkan data yang dimiliki oleh Central Intelligence Agency (CIA), ISIS

memiliki 20.000 sampai 31.500 pejuang di Irak dan Suriah, serta memperkirakan ada 15.000

Jihadis yang berasal dari luar negeri. Berdasarkan peta wilayah perekrutan ISIS (lihat

lampiran E), blok terbesar para pejuang militan asing berasal dari negara-negara muslim

terdekat, seperti Tunisia dan Arab Saudi. Kontingen kecil datang dari negara-negara yang

jauh dan berbeda seperti Belgia, Cina, Rusia, dan Amerika Serikat. Di Inggris, terdapat 50

warga yang terkait dengan kelompok IS dan pulang ke Suriah. Di Tunisia diperkirakan

terdapat 2.400 warga Tunisia pergi berperang di Suriah, dengan ISIS ataupun JN.

Berdasarkan data yang diterima dari sebuah flash drive yang dimiliki salah seorang

anggota IS yang disita oleh pasukan Irak, al-Badri memiliki kader penasehat, menteri, dan

komandan militer untuk menjalankan kekhalifahan. Bagan organisasi ISIS dari data flash

drive tersebut memperlihatkan bahwa al-Badri memiliki dua deputi, satu untuk wilayah

Suriah dan satu lagi untuk Irak (lihat lampiran F). Dia juga memiliki menteri dengan perannya

masing-masing. IS memiliki kementerian keuangan, transportasi, keamanan dan tahanan, dan

juga kementerian yang mencari segala kebutuhan para pejuang jihad asing (foreign jihadis).

Kemudian IS memiliki divisi yang bernama the war office yang mengelola logistik dan teknis

perang. Banyak dari para kabinet dan para komandan tingkat tinggi yang dimiliki al-Badri

merupakan para pejabat tinggi militer Saddam Hussein dan juga memiliki keahlian dalam

bidang teknik yang sangat tinggi. ISIS memiliki 1.000 orang lebih komandan lapangan, dan

gaji mereka berkisar $300 sampai dengan $2000 per bulan sesuai dengan pekerjaan yang

mereka lakukan.

Page 9: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  8

Selain pembentukan kabinet layaknya sebuah negara, IS juga memiliki gubernur di

masing-masing provinsi yang bertanggung jawab atas administrasi daerah (lihat lampiran F).

IS menghabiskan tenaga yang cukup besar untuk membangun lembaga dan infrastruktur

kenegaraan mereka, karena mereka harus mengatur wilayah dan juga memberikan pelayanan

kepada masyarakat. Dengan berhasil ditaklukkannya Raqqa, IS menetapkan hal tersebut

sebagai sebuah modal de facto, karena mereka dapat menjalankan tempat kesehatan, tempat

pendidikan, dan membuat sebuah lembaga ketertiban publik, lalu mengoperasikan sistem

peradilan berdasarkan hukum syariah, pemisahan gender, dan memiliki aturan untuk

perempuan harus mengenakan burqa di depan umum. IS memiliki polisi kesusilaan yaitu

Hisbah, yang berpatroli di jalan-jalan untuk memastikan bahwa hukum syariah sedang diikuti.

Alkohol, tembakau, obat-obatan terlarang dilarang di IS. IS memiliki hukuman untuk

berbagai pelanggaran hukum syariah yaitu cambuk, amputasi, sampai dengan hukuman mati.

Selanjutnya daftar nama, jabatan, dan keterangan pejabat IS dapat dilihat pada lampiran G.

1.2. Ideologi ISIS/IS

Berbicara mengenai ideologi yang dimiliki oleh ISIS, penulis berangkat dari

ideologi yang berasal dari Salafi Jihadis. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perang

yang terjadi seperti di Damaskus dan Palestina. Pada kedua perang tersebut, tidak ada

perbedaan antara agama dan negara. Semua keputusan harus didasarkan kepada

interpretasi garis keras Syariah (hukum Islam) yang secara brutal harus ditegakkan di

seluruh daerah kekuasaan ISIS. Secara bahasa, kata ‘salaf’ berarti yang sudah lalu,

namun kata ‘salaf’ atau ‘salafiyah’ digunakan untuk menunjuk generasi perintis umat

Islam. Karena Salafiyah merupakan suatu manhaj (metode) untuk memahami dan

menerapkan Islam, maka dakwah salafiyah merupakan seruan untuk mengajak

kembali kepada manhaj sahabat Rasulullah SAW, dan dakwah yang diserukan para

ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in. Oleh karena itu, salafi menjadi istilah yang

sah untuk disematkan pada setiap orang yang berusaha memelihara kemurnian aqidah

dan manhaj agar selalu sesuai dengan agama Rasulullah SAW dan para sahabat

sebelum terjadi perpecahan. Selain itu, istilah salafi juga digunakan untuk generasi

berikutnya yang mengikuti mereka terutama dari kalangan tabi’in dan tabi’ut tabi’in

serta para Imam Sunnah yang senantiasa menjaga kemurnian Islam. ISIS

menggunakan pengalaman salaf shalih sebagai patron mati, sehingga kita harus

menolak semua yang tidak sesuai dengan pengalaman salaf shalih. Artinya, menurut

tuntutan zamannya, generasi salaf adalah yang terbaik. Manhaj menjadi bagian

Page 10: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  9

penting dalam publikasi ISIS. Manhaj digunakan sebagai justifikasi atas berbagai

tindakan yang dilakukan oleh ISIS. Adapun manhaj ISIS adalah sebagai berikut:

1. ISIS meyakini dan mewajibkan penghancuran dan pelenyapan setiap bentuk

kesyirikan dan pengharaman sarana-sarana yang menghantarkan pada kesyirikan.

2. Syiah dan kelompok syirik dan murtad. Selain itu kelompok yang diperangi juga

adalah kelompok yang menentang penerapan syariat Islam yang dhoir.

3. Penyihir diyakini sebagi murtad dan kafir sehingga wajib untuk dibunuh dan tidak

diterima taubatnya oleh hukum-hukum dunia.

4. Muslim yang sholat menghadap kiblat seperti kiblat ISIS tetapi melakukan dosa

seperti zina, meminum khomer, dan mencuri selama tidak menghalalkannya, tidak

aka dikafirkan.

5. Wajib berhukum kepada syariat Allah.

6. Meyakini dan mewajibkan merendahkan diri kepada nabi Muhammamd SAW dan

haram mendahului ucapan nabi Muhammad SAW, termasuk memurtadkan dan

mengkafirkan orang yang mendapat derajat dan kedudukan dari Muhammad SAW

dan juga para sahabatnya.

7. Sekulerisme dalam berbagi bentuk seperti nasionalisme, paham kebangsaan,

sosialisme, dan komunisme merupakan kekufuran dan membatalkan keIslaman

serta mengeluarkan perilakunya dari millah.

8. Orang yang membela penguasa kafir dan murtad juga termasuk orang kafir dan

murtad, sehingga menjadi dalil bagi ISIS untukk boleh menumpahkan darahnya

karena telah murtad.

9. Jihad fi sabilillah adalah kewahiban yang membebani setiap muslim sejak

runtuhnya kekhalifahan Andalusia, dengan tujuan membebaskan negeri-negeri

kaum Muslim.

10. Negeri yangmenerapkan hukum dan syiar kekafiran disebut negeri kafir, termasuk

penduduknya.

11. Meyakini dan wajib untuk memerangi polisi dan tentara pemerintahan thogut dan

murtad.

12. Kelompok ahlu kitab dan selain mereka wajib yang berada di wilayah ISIS wajib

membuat perjanjian dan mensepakati syarat-syarat tertentu yang pasti kapan

erakhirnya untuk keamanan.

Page 11: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  10

13. Anggota jamaah jihadiah yang berada di berbagai front adalah saudara ISIS karena

berada didalam dien yang sama. Mereka tidak dihukum kafir dan fajir kecuali bila

tejatuh dalam kemaksiatan.

14. Setiap individu atau jama’ah yang mengikatkan diri pada penguasa yang

memerangi, dianggap sebagai bentuk ketidakiltizaman sama sekali terhadap ISIS

dan batil.

15. Meyakini dan wajib untuk menyayangi kepada ulama ‘amiliin yang shodiqiin dan

membuang kecacatan dan cela dari mereka.

16. Memberikan penjagaan dan pelayanan yang mencukupi kepada keluarga

mujahidin yang ke medan jihadn dan hartanya.

17. Meyakini wajib untuk melepaskan tawanan dan orang yang terbelenggu dari kaum

Muslimin dari tangan orang kafir dengan perang atau tebusan.

18. Wajib mengajarkan kepada ummat tentang urusan dien mereka, dan bila mereka

telah mendapatkan sebagiannya maka itu adalah keberuntungannya. Selain itu

diwajibkan untuk mempelajari ilmu duniawi dimana umat menghajatkan dan

memerlukannya, dan ilmu lainnya selama tidak keluar dari kaidah syar’I yang

lurus.

19. Meyakini haramnya setiap sesuatu yang menghantarkan kepada perbuatan keji dan

hal-hal yang menjerumuskan kedalamnya, seperti antena TV- TV satelit. Wanita

juga wajib bercadar dan menjauhkan diri dari busana tanpa hijab. Serta wajib bagi

wanita untuk menjauhkan diri dari perbuatan yang mencampur baur laki-laki dan

perempuan yang bukan mahramnya.

Kembali jika dilihat dari sejarahnya, Imam Bin Hanbal yang secara aktif menyuarakan

seruan “kembali ke asal Islam” (164-241H/780-855M). Hanbal dikenal dengan empat

Mazhab Fiqih Islam dan dikenal sebagai ulama yang paling sering menyerukan agar umat

Islam kembali ke basic, ke ajaran Islam seperti yang dipahami dan dilaksanakan oleh generasi

sahabat nabi. Seiring zaman yang terus bergulir, seorang ulama bernama Taimiyah dengan

pemikiran Islamnya atau dikenal dengan nama Ibnu Taimiyah (661-728H/1262-1329) juga

menyerukan pemikiran fiqih “kembali ke asal”. Pemikiran Ibnu Taimiyah banyak terinspirasi

dari pemikiran Ahmad bin Hanbal. Peran Ibnu Taimiyah dengan pemikirannya tersebut

terlihat ketika bangsa Mongol mengepung Kota Damaskus. Saat itu umat Islam bereaksi

secara keras dengan mengangkat Qur’an di ujung pedang sebagai tanda bahwa mereka

menjadikan Qur’an sebagai acuan. Ibnu Taimiyah menjadi tokoh paling depan yang

Page 12: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  11

menyerukan agar umat Islam berhati-hati terhadap tipuan aggresor Mongol, yang

digambarkannya sebagai upaya menaklukkan Islam dengan kedok keimanan. Menurut

penulis, mungkin disinilah pertama kali persoalan-persoalan umat Islam dikaitkan dengan

penetrasi dan hegemoni asing. Untuk menangkal itu semua, maka umat Islam harus “kembali

ke asal” atau menjadi kaum Salafi.

Lalu pada abad ke-18, di semenanjung Arab muncul gerakan Wahhabiyah yang

disebutkan merupakan prototipe “Salafi Radikal yang bisa dipastikan” atau gerakan

“pembersihan aqidah” yang dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Gerakan tersebut

kemudian disebut Wahhabiyah (Wahabisme). Hiingga saat ini gerakan Wahabisme masih

mendominasi pemikiran dan tafsir keagamaan di Arab Saudi dan negara-negara teluk lainnya.

Untuk diketahui bersama, Osama Bin Laden adalah tokoh yang dikenal sangat kental dengan

pemikiran Wahhabiyah-nya.

Pada awal abad ke-20, pemikiran Wahabi berkembang di Mesir melalui seorang tokoh

bernama Hasan Al-Bana yang mendirikan Ikhwanul Muslimun (IM) pada tahun 1928. IM

mampu melebarkan sayapnya ke Mesir dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan.

IM juga memiliki divisi khusus yang dikenal sebagai Tanzim Khas (pasukan khusus) dan

pernah ikut dalam perang Palestina pada tahun 1948. Kemudian pemikiran-pemikiran

Salafiyah berkembang di Pakistan. Salah seorang pemikirnya adalah Abul A’la Al-Maududi,

yang melakukan tafsir ulang dan kemudian merumuskan secara lebih detail tentang konsep

Hakimiyatullah (otoritas mutlak Allah). Konsep tersebut menyatakan umat Islam harus

“mengkafirkan sistem kenegaraan yang ada sekarang ini, mengkafirkan para penguasa dan

memberontak terhadap rezim kekuasaan, boleh membunuh penguasa dan merampas harta

kekayaan negara serta memerangi semua aparat negara. Selain itu, menjadi pegawai negara

dianggap sebagai keburukan yang harus dihindari karena merupakan bagian dari kekafiran itu

sendiri. Hal ini karena ketaatan hanya wajib bagi seorang Imam. Untuk itu mustahil menaati

kekuasaan yang bernaung dibawah kekafiran, kebodohan, dan kejahiliyahan.” Jadi

konsekuensi logis dari pemikiran ini adalah melakukan pembangkangan terhadap rezim

pemerintahan. Kemudian Al-Maududi berpendapat bahwa Negara Islam harus didirikan atas

tiga pilar utama, yaitu;

1. Bahwa tidak ada satu orang pun atau kelompok atau keluarga atau partai yang memiliki

otoritas kekuasaan, sebab otoritas kekuasaan hanya milik Allah SWT.

2. Tidak seorangpun memiliki otoritas atau hak untuk merumuskan hukum. Sebab otoritas

perumusan hukum adalah hak Allah dan Rasulullah SAW.

Page 13: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  12

3. Bahwa negara Islam hanya boleh dibentuk berdasarkan undang-undang Tuhan dan sabda-

sabda Nabi (yakni Qur’an dan sunnah Nabi), meskipun orang yang mengatakan bahwa

kedua sumber tersebut tidak sesuai lagi dengan kondisi riil sosial (masyarakat modern)

yang telah mengalami perubahan yang signifikan.

Kemudian pada periode berikutnya, pemikiran Salafi berkembang lagi di Mesir oleh

seorang ulama bernama Sayyid Qutub. Sayyid Qutub merumuskan ideologi pergerakan

Salafiyah dalam format yang sangat rapi dan “siap pakai”. Dalam bukunya, Ma’alim Fith-

Thariq (Penunjuk Jalan), Sayyid Qutub menulis:

1. Di dalam kehidupan yang sebenarnya, sekarang ini hanya ada dua kutub yang saling

berlawanan: Islam vs Jahiliyah, Keimanan vs Kekafiran, Kebenaran vs Kebathilan, Yang

baik vs Yang Buruk, Otoritas Tuhan vs Otoritas Manusia, Allah vs Thagut. Kontradiksi

ini harus saling menegasikan dan tidak ada jalan kompromi.

2. Islam adalah kebenaran, kebaikan, dan keadilan. Masyarakat iman adalah yang

menjunjung tinggi otoritas Allah. Sementara rezim pemerintahan yang diperintah

penguasa thagut adalah kebathilan, keburukan, dan kezaliman. Apabila keimanan

seharusnya dengan perkataan dan perbuatan, maka negara Islam adalah sebuah proyek

yang mungkin diciptakan dengan syarat harus dilandasi dua kalimat syahadat.

3. Perubahan pemerintahan tidak mungkin dilakukan kecuali lewat cara kudeta terhadap

kekuasaan kafir dan menghancurkan pemimpin-pemimpin kafir. Selanjutnya mengganti

mereka dengan pemimpin-pemimpin yang beriman.

4. Proses kudeta harus dilakukan oleh sekelompok orang-orang pilihan, “Generasi Qurani”

yang baru, seperti generasi para sahabat nabi (generasi Salaf), yang mampu memimpin

masyarakat beriman dalam melawan masyarakat kafir. Dengan begitu, yang harus

diprioritaskan adalah kader-kader pilihan, dan bukan masyarakat umum.

5. Proses ini dari segi hukum agama maupun akhlak adalah proses pembebasan menyeluruh

dan merupakan kewajiban secara individu dan/atau secara kolektif, tanggung jawab

perseorangan dan/atau kelompok dalam rangka mengubah masyarakat thagut menjadi

masyarakat beriman dan penuh kebebasan. Namun tujuan akhir dari semua itu adalah

menjadikan kalimat syahadat (La Ilaha Illa Allah, yang artinya “tiada Tuhan selain Allah

SWT”) sebagai metode dan sistem kehidupan dan acuan dalam melakukan pembebasan

jiwa umat dan dalam upaya membasmi kekuasaan para pemimpin thagut.

Berdasarkan uraian mengenai pemikiran Salaf atau Salafiyah di atas maka menurut

penulis, pengikut dan para penganutnya cenderung akan mengambil sejumlah kesimpulan

yang bisa dirangkum dalam tiga hal:

Page 14: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  13

1. Bahwa rezim sekuler dan sistem kehidupan yang berlaku di hampir semua negara yang

berpenduduk mayoritas muslim sekarang ini adalah rezim kafir (thagut). Menurut istilah

yang digunakan Sayyid Qutub, rezim-rezim sekuler sekarang ini adalah rezim Jahiliyah.

2. Untuk memperbaiki sistem pemerintahan dan sistem sosial yang dianggap sudah rusak,

maka umat Islam harus “kembali ke asal”, mencontoh kembali secara harafiyah kehidupan

para generasi Salaf.

3. Dengan hal ini, maka rezim kekuasaan harus “direbut”, yang dilanjutkan dengan

menciptakan sistem pemerintahan kekhalifahan (Khilafah Islamiyah), seperti yang

dilakukan oleh generasi Salaf, dan setelah itu mendirikan negara Islam atau khilafah

Islamiyah.

Yang lebih penting lagi, tiga hal tersebut harus diperjuangkan dengan Jihad. Artinya

kader-kader muslim pilihan (generasi baru Salaf) harus melakukan jihad di bidang sosial dan

politik untuk mencapai tiga hal tersebut. Dengan ketiga hal tersebut, maka ada dua pijakan

dasar bagi ISIS dan keseluruhan gerakan radikal Islam, yaitu:

1. Bahwa demokrasi adalah barang aneh karena tidak sesuai dengan sistem Syura

(musyawarah) dalam Islam. Sebagai contoh bahwa demokrasi merupakan manifestasi

dari adanya suara terbanyak (mayoritas) yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam

pengambilan keputusan. Oleh karena itu, praktek homoseksual dapat diundangkan dalam

sebuah negara, bila mayoritas di parlemen menyetujuinya. Padahal secara hukum Islam,

apapun alasannya, homoseksual adalah sesuatu yang haram.

2. Sistem kekuasaan sekuler harus diganti dengan sistem khilafah Islamiyah. Secara praktis

dan teoritis, khilafah Islamiyah tersebut mengacu pada pengalaman generasi Salaf.

Sebagai sebuah kelompok yang terhubung dengan Al-Qaeda, ISIS mengikuti tren dari

Islam Fundamentalis. Sebagai kelompok militan Islam, ISIS menganut bentuk radikal dan

politik Islam, yaitu memiliki pemikiran bahwa Islam adalah solusi yang komprehensif dan

eksklusif untuk semua masalah politik, ekonomi, dan sosial di dunia. Yang perlu diingat

bahwa ISIS bukan merupakan kelompok nasionalis yang beroperasi dengan label agama, akan

tetapi kelompok jihad yang berkomitmen untuk membebaskan muslim di seluruh dunia. ISIS

bertujuan untuk membentuk kekhilafahan Islam yang meliputi seluruh wilayah Levant, Irak,

Suriah, Lebanon, dan seterusnya. Dengan demikian Islam ditafsirkan sebagai ideologi dalam

politik, dan bukan sebagai konstruksi murni dari sebuah teologis. Oleh karena itu, perjuangan

ISIS diambil dari luar ranah agama yang secara historis telah didudukkan kedalam domain

politik sekuler. Dengan demikian kelompok ISIS memiliki tujuan membentuk kekhalifahan

Page 15: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  14

Islam di negara atau wilayah mereka berjuang dan sekali kekhalifahan lokal ini didirikan,

maka khilafah global akan dikejar.

Dengan label ideologi ekstrimis, ISIS adalah kelompok dengan kombinasi ideologi

ekstrimis dan pengalaman gerilya, keahlian militer profesional, perekrutan, memiliki aliran

dana yang besar, memiliki koleksi senjata yang amat besar selalu melakukan pembunuhan,

dan penindasan terhadap penduduk lokal atas nama Islam. Pembenaran atas tindakan

membunuh penduduk Islam adalah komponen kunci dari idelogi yang berbeda dengan Al

Qaeda. ISIS secara eksplisit dan agresif menyerang Syiah, seperti masjid, kuil, dan warga

sipil. Kelompok yang diketuai oleh Zarqawi dan Bin Laden adalah kelompok yang mengikuti

paham salafi Islam yang menganggap Syiah adalah sebuah pengikut murtad. Akan tetapi, ada

perbedaan yang sangat signifikan antara Zarqawi dan Bin Laden. Osama Bin Laden

memutuskan untuk mengambil jalan tengah dan menyerukan persatuan antara Syiah dan

Sunni. Pada kenyataannya Bin Laden juga secara terbuka berkolaborasi dan mendapatkan

dukungan dari kelompok-kelompok militan Syiah, seperti Hizbullah dan pemerintah yang

didominasi dengan paham Syiah seperti Iran. Berbeda dengan Bin Laden, menurut Zarqawi

Syiah itu merupakan ular, kalajengking, dan musuh mata-mata. Sering kali ia menyuruh

melakukan penyerbuan, penghancuran, dan pembunuhan ketika ada sebuah festival Syiah,

bahkan dalam acara pernikahan Syiah.

1.3. Pemicu Radikalisme: Kondisi Aktual yang dapat Membuat Radikalisme

Berkembang

Dalam tataran dunia politik dan global maupun nasional di masing-masing negara

muslim, memang terdapat beberapa fakta sosial dan politik yang suka tidak suka sangat

berpotensi memicu semangat radikalisme di kalangan sebagian umat Islam. Diantaranya

adalah;

1. Kasus Palestina

Dapat dikatakan bahwa semua gerakan Islam radikal di seluruh dunia menjadikan kasus

Palestina sebagai entry point untuk melegitimasi sikap dan pandangan keagamaan mereka.

2. Kasus Afghanistan

Afghanistan merupakan negara pertama yang menciptakan generasi Islam radikal yang

memiliki pengalaman tempur dengan segala implikasinya yang dikenal dengan nama

alumni Afghanistan

3. Agenda war on terror

Page 16: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  15

Bagi kelompok radikal, war on terror adalah kelanjutan dari perang salib (crusade).

Dalam kasus ini, pemicu radikalisme lebih didominasi motif balas dendam yang

dijustifikasi dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi yang memperbolehkan

menyerang kelompok yang menyerang umat Islam.

4. Penahanan Guantanamo

Yang merupakan kasus kemanusiaan yang paling memilukan pada abad ini, dan juga

karena penjara tersebut dikelola oleh aparat keamanan Amerika.

5. Islamophobia

Hal ini terlihat dari berbagai bentuk, seperti di sebuah negara Eropa, terdapat sebuah toilet

yang didisain berbentuk wanita muslimah yang berkerudung. Dan juga kasus karikatur

nabi Muhammad yang diedarkan dan diproduksi harian penerbit Jyllands Posten,

Denmark. Kasus-kasus ini dijustifikasi sebagai bagian dari kebebasan berpendapat, namun

bagi kelompok radikal di dunia Islam, kasus Islamophobia itu ditafsirkan sebagai perang

salib yang masih berlanjut. Pada akhirnya kelompok radikal akan beragumen bahwa kita

membenci non-Muslim, karena pada dasarnya sebagian non-Muslim juga nyata-nyata

membenci Islam. Bagi kelompok Islam radikal, Islamophobia merupakan wujud nyata

permusuhan Barat terhadap dunia Islam. Mereka melihat bahwa orang-orang Barat telah

lebih dahulu memprovokasi, sementara kelompok radikal hanya melakukan reaksi atas

kezaliman Barat. Islam radikal juga menilai beberapa penguasa di negara Islam bahkan

menjadi perpanjangan kepentingan Barat. Oleh karena itu, kelompok tersebut cenderung

tidak bisa percaya bahwa Barat punya niat tulus untuk berdamai dengan umat Islam.

Slogan kebebasan berekspresi dijadikan kedok oleh Barat untuk menghina Islam. Isu ini

menjadi tema bersama kelompok-kelompok Igaras. Bahkan para pelaku terrorisme

mengaku memiliki data-data yang dapat dipercaya terkait upaya-upaya de-Islamisasi.

6. Faktor Psikologis

Menurut A.M. Hendropriyono, bahasa yang digunakan dalam terorisme ternyata juga

terbelah atas dua tata permainan bahasa, yaitu mengancam dan berdoa yang digunakan

sekaligus. Tata permainan bahasa yang terbelah dalam terorisme tersebut menunjukkan

bahwa para teroris mempunyai kepribadian yang terbelah (split personality). Lebih lanjut

Hendropriyono menyimpulkan bahwa para pelaku terorisme mengalami kegalatan

kategori, yaitu ketidakmampuan untuk membedakan pengetahuannya, sehingga

mengakibatkan subyek dan obyek terorisme menjadi tidak terbatas. Siapapun dapat

melakukan terorisme dan terhadap apa pun juga tanpa kecuali.

Page 17: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  16

1.4. ISIS di Indonesia

Paham kelompok Islamic State (IS) yang berbasis di Timur Tengah terus menjalar ke

berbagai negara. Di Indonesia, ISIS mendapat dukungan di sejumlah wilayah yang selama ini

menjadi tempat kelompok-kelompok radikal, seperti di provinsi Jawa Barat, Banten, Sulawesi

Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta,

Lampung, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Hal ini disebabkan oleh adanya fatwa

yang dikeluarkan oleh Daulah Islamiyah (IS) melalui juru bicaranya Abu Muhammad Al-

Adnaniy Asy Syamiy yang merilis pernyataan yang berjudul “Inna Rabbaka Labilmirshaad

(Sesungguhnya Rabb-mu benar-benar mengintai) sebagai respon atas serangan koalisi

Amerika ke wilayah Daulah Islamiyah/IS di Suriah dan Irak. Fatwa ini bersifat wajib untuk

ditaati dan dilaksanakan. Adapun isi fatwa tersebut adalah:

1) Seruan kepada tentara IS agar tidak gentar menghadapi “perang salib” melawan koalisi

Amerika, karena Allah telah menjanjikan kemenangan. IS menyatakan tantangan kepada

koalisi Amerika dan sekutunya untuk mengerahkan pasukan sebesar-besarnya karena

serangan tersebut akan menjadi yang terakhir bagi Amerika dan setelah itu IS yang akan

menginvasi mereka.

2) Seruan kepada muslimin Ahlus Sunnah agar berhati-hati terhadap Syiah yang akan

menindas Ahlus Sunnah setelah mereka memiliki kekuatan sebagaimana yang telah

terjadi di Irak.

3) Seruan kepada kaum muslimin agar waspada terhadap pasukan negara-negara Arab yang

sebenarnya dibentuk dan dilatih pihak kafir yang nantinya akan memerangi muslimin.

Untuk itu diserukan kepada mujahidin agar menargetkan setiap orang yang bergabung

dengan bala tentara negara Arab yang menjadi sekutu Amerika.

4) Seruan kepada siapapun yang telah ber-bai’at kepada Daulah Islamiyah/IS dengan cara

menyerang para anshorut thogut seperti tentara, polisi, dan intelijen. Selain itu, diserukan

juga untuk membunuh warga asing terutama Amerika, Perancis, Kanada, dan Australia,

baik sipil maupun militer atau negara lainnya yang termasuk dalam koalisi Amerika.

Dengan beredarnya fatwa tersebut memberikan beberapa reaksi kepada kelompok-

kelompok radikal di Indonesia, karena diantaranya ada yang mendukung dan ada yang tidak.

Kelompok-kelompok tersebut adalah TWJ (Tauhid Wal Jama’ah) yang dipimpin oleh Aman

Abdurrahman, FAKSI (Forum Aktivis Syariat Islam) yang dipimpin oleh Fachry yang

memiliki Al-Mustaqbal sebagai ujung tombak kampanye ISIS, kemudian Rois kepala Ring

Banten, MIT (Majelis Indonesia Timur) yang dikepalai oleh Santoso, Kelompok Bima, NTB

Page 18: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  17

yang dikepalai oleh Abu Qutaibah alias Iskandar, serta JAT (Jamaah Anshorul Tauhid) yang

dipimpin oleh Abu Bakar Ba’asyir.

Dalam hal dukungan kepada ISIS ini dibawa pertamakali oleh seorang warga negara

Indonesia bernama Abu Muhammad al Indunisi atau yang memiliki nama asli yaitu Bahrum

Syah. Bahrum Syah memiliki hubungan dengan sebuah organisasi ekstrimis yang dulu

dikenal sebagai Al-Mujahirun. Pendiri Al-Muhajirun, Omar Bakri Muhammad dan Anjem

Choudary telah berhasil membangun jaringan global sebuah kelompok yang mendukung

pembentukan syariat Islam, jika perlu dilakukan dengan cara kekerasan. Mereka berhasil

membentuk jaringan di Indonesia pada tahun 2010 dengan nama Sharia4Indonesia. Dalam

perkembangannya ada sekelompok kecil yang menjadi pro-ISIS di Indonesia. Jaringan ini

menjalankan sebuah situs bernama www.al-mustaqbal.net, selanjutnya disebut sebagai Al-

Mustaqbal. Jaringan ini memiliki keterkaitan dengan sekelompok teroris yang masih

beroperasi di Indonesia, termasuk MIT, dan Mujahidin Indonesia Barat (MIB). Al-Mustaqbal

mensponsori sebagian besar deklarasi ba’iat kepada IS pada tanggal 29 Juni 2014 yang

mengumumkan pembentukan sebuah kekhalifahan. Bahrum Syah dan para pejuang Suriah

telah membangun unit Indonesia-Malaysia ISIS di Suriah yang nantinya bertujuan untuk

mendirikan IS di Asia Tenggara. Unit ini disebut Daulah Islamiyah Nusantara dan akan

menjadikan Indonesia sebagai Ibu Negara Daulah Islamiyah Nusantara.

Dukungan ISIS di Indonesia dibawa oleh seorang aktivis muda bernama Tuah

Febriansyah alias Muhammad Fachry. Fachry diberikan kepercayaan oleh Omar Bakri untuk

membuat Al-Muhajirun di Indonesia. Dalam sejarahnya Al-Muhajirun masuk ke Indonesia

melalui dunia maya (internet). Al-Muhajirun percaya bahwa negara seperti Indonesia yang

tiga perempat penduduknya adalah Muslim memiliki keinginan kuat menegakkan syariat

Islam. Didalam pergerakannya, Fachry membangun dua mailing list yang disebut dengan “Al

Ghuraba” dan “Ahlus Sunnah Wal Jama’ah” untuk mengirimkan materi Al-Muhajirun.

Setelah itu dia membeli domain www.almuahjirun.com. Bersama istrinya Ummu Fauzi,

mereka meng-upload dan menerjemahkan tulisan Omar Bakri dari Inggris kedalam situs

tersebut. Fachry dulu mengambil bagian dalam diskusi agama secara online yang dijalankan

oleh para jihadis yaitu Abdul Aziz dan Imam Samudra serta beberapa tulisan serta ajaran yang

sudah diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia yang ditulis oleh Abdul Qadir bin

Abdul Aziz dan Abu Muhammad Al-Maqdisi. Pada tahun 2006, Fachry mendirikan sebuah

studi di dunia maya melalui Yahoo messenger dan MSN messenger. Mereka mengundang

orang-orang agar mendaftar untuk mengambil bagian dalam kuliah Omar Bakri melalui

Page 19: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  18

Paltalk (www.paltalk.com) serta menyebarkan ajaran Bakri secara langsung melalui ceramah

dan khotbah.

Selain kegiatan online-nya, Fachry juga memulai untuk membuat majalah. Ia

meyakini bahwa musuh-musuh Islam menguasai media global, terutama Amerika dan

sekutunya. Pada pertengahan 2007, dia menampilkan profil dari negara Islam di Irak yang

merupakan cikal bakal ISIS dengan pemikiran pembentukan khilafah dengan membangun

politik Islam yang lebih kecil (Imarah Islam) yang akhirnya dapat disatukan bersama-sama.

Pada tahun 2007, Fachry bergabung dengan Muhammad Jibriel yaitu pemilik dan editor

www.arrahmah.com, yang merupakan situs jihad terbesar di Indonesia. Selanjutnya pada

tahun 2008, dia membuat The Arrahmah Media Network hingga sampai pada tahun 2009 ia

juga tetap menjalankan majalah Al-Muhajirun. Setelah adanya penangkapan terhadap

Muhammad Jibriel, pada tahun 2010 Fachry mulai mengkampanyekan Sharia4Indonesia, dan

Abu Shofiy yang merupakan teman Fachry menjadi kepala Sharia4Indonesia. Pada bulan

Maret 2010, Fachry mempromosikan Sharia4Indonesia di Islamic Book Fair ke-9 di Senayan,

akan tetapi kurang mendapat dukungan. Untuk itu dia membuat proyek “zona syariah” di

Indonesia dengan kampanye yang dilakukan di Jawa Timur yaitu Sharia4Jatim, di Bandung

yaitu Sharia4Bandung, dan di Sumatera utara yaitu Sharia4Tanjung Balai, yang bebas dari

judi, minuman beralkohol, prostitusi, dan kejahatan lainnya. Tujuannya adalah untuk

mendapatkan dukungan masyarakat dan bersekutu dengan Front Pembela Islam (FPI).

Sepanjang tahun 2010 anggota Fachry mengambil peran aktif dalam kegiatan

mengkampanyekan pembebasan Murhali Barda (pemimpin FPI) yang ditangkap polisi.

Kemudian melakukan aksi penutupan gereja di Bandung dan Bekasi, dan juga

mengkampanyekan “Indonesia Menebus” yang mengatakan bahwa bencana yang menyerang

Indonesia dari tsunami, gempa bumi, sampai letusan gunung merupakan kegagalan

pemerintah dan komunitas Muslim di Indonesia dalam menerapkan hukum Islam. Akan tetapi

karena adanya perbedaan pemikiran dengan Arrahmah, pada bulan Maret 2012 Fachry

meninggalkan Arrahmah.

Pada tahun 2012 setelah berpisah dengan Arrahmah, Fachry membuat sebuah situs

web baru yang disebut Al-Mustaqbal (www.al-mustaqbal.net) untuk mengkampanyekan

Shariah4Indonesia yang dipimpin oleh Aman Abdurrahman. Kelompok Aman Abdurrahman

sendiri pecah dari kelompok yang dipimpin oleh Abu Jibriel, dan mendirikan kelompok

diskusi sendiri di masjid Al-Islam di Babakan Serpong, Banten. Tiga tokoh kunci dalam

kelompok baru tersebut adalah Fachry, Abu Shofiy, dan Bahrum Syah. Bahrum Syah adalah

seorang emir sebuah kelompok di Situ Gintung pada bulan Juli 2012, yang merupakan

Page 20: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  19

jaringan lama JAT yang pada akhirnya terpecah. Salah satu faksi-nya mendirikan MIB.

Bahrum Syah memiliki perusahaan penerbitan yang bernama P-TA (Penegak Tauhid Press) di

Pamulang dan menjalankan kelompok diskusi di masjid Al-Islam. Fachry dan Bahrum Syah

percaya bahwa konflik di Suriah adalah pemenuhan prediksi dalam beberapa teks-teks Islam

bahwa pertempuran untuk akhir dunia antara Imam Mahdi, Mesiah Islam, Dajjal, dan Islam

yang setara dengan anti-Kristus, akan dimulai disana. Islam akan muncul sebagai pemenang

dan khilafah akan terbentuk. Oleh sebab itu, pada akhir tahun 2012 mereka memutuskan

untuk mempersiapkan tanah untuk Imarah Islam di Indonesia sehingga ketika khilafah

dikumandangkan, Indonesia bisa bergabung.

Pada awal 2013, Fachry dan teman-temannya mendirikan Forum Aktivis Hukum

Islam yaitu FAKSI. Fachry bertindak sebagai kepala, dan Bahrum Syah sebagai sekretaris

jenderal dan wakilnya. Anggota kelompok ini berasal dari Sharia4Indonesia serta pengikut

Aman Abdurrahman. Diantara mereka yang bergabung adalah Siswanto dari Lamongan,

Iskandar alias Abu Qutaibah dari Bima, dan Salim Mubarok dari Malang. Berikut ini adalah

keterangan dari profil mereka:

1. Siswanto merupakan pengajar di pesantren Al-Islam di Lamongan. Kemudian pada tahun

2007, Siswanto meninggalkan sekolah dan bergabung dengan FPI cabang Lamongan.

Ketertarikan dengan tulisan-tulisan Aman Abdurrahman, maka FPI-Lamongan menjadi

radikal. Ketika adanya perbedaan antara fraksi takfir mu’ayyan dan takfir am Siswanto

selalu berada di garis depan.

2. Iskandar alias Abu Quatibah dari Bima merupakan putra dari Natsir Kecil, seorang pria

dari Dompu, Bima, yang sudah bergabung dengan Abu Bakar Ba’asyir saat pertama kali

melarikan diri ke Malaysia pada tahun 1985. Iskandar lulusan pesantren Gontor di Jawa

Timur, dan mahasiswa Universitas Islam Negeri dan tinggal bersama orang tuanya di

Tanah Abang. Pada tahun 2002, ia mulai menghadiri ceramah Aman Abdurrahman di

masjid At-Taqwa di Tanah Abang. Pada tahun 2004 pada saat Aman ditangkap, dia

kembali ke rumah keluarga ayahnya di Bima dan mulai menyebarkan ide-ide Aman

Abdurrahman, khususnya di Masjid Istiqomah Bima. Pada bulan Februari 2009, Iskandar

mengundang Aman ke Bima. Selama hampir satu bulan, Aman memberikan kuliah di

beberapa masjid termasuk Istiqomah. Pada tahun 2008 Iskandar juga mengajar di

pesantren Umar Bin Khattab, dan bersekutu dengan organisasi Abu Bakar Ba’asyir yaitu

JAT. Akan tetapi, sikap Takfiri Aman dan Iskandar bermasalah dengan masyarakat Islam

di Bima, akhirnya mereka meninggalkan JAT, dan Iskandar mendesak pengikutnya untuk

mengambil bagian dalam persiapan militer (i’dad) dan mengirimkan sebagian

Page 21: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  20

pengikutnya ke Poso agar berlatih dengan Santoso untuk bergabung dengan organisasinya

MIT.

3. Salim Mubarok at-Tamimi berasal dari Pasuruan, dan merupakan keturunan Arab Yaman

yang pernah menjadi mahasiswa pemimpin Salafi, Umar Thalib. Ketika konflik Maluku

meletus pada tahun 1999, ia bergabung dengan laskar jihad. Kemudian dia belajar di

Dammaj, Yaman di sekolah Darul Hadists. Dia menjadi murid pengajar Salafi Muqbil bin

Hadi al Qadi dan Yahua bin Ali Hajuri. Setelah ia kembali ke Malang, ia mengajarkan

ajaran Salafi. Pada awalnya dia tidak setuju dengan ajaran Aman Abdurrahman, akan

tetapi pada tahun 2010 berdebat dengan Aman dan kalah sehingga dia menjadi murid

Aman pada saat itu. Di Malang dia menyebarluaskan ajaran Aman Abdurrahman

bersama-sama dengan Mashudi, seorang aktivis JAT yang pernah menjadi guru di

Lamongan dan juga pernah belajar di Yaman. Dan juga mereka berdua menjadi promotor

paling menonjol dari ISIS di wilayah Malang.

FAKSI menggunakan media sosial, Al-Mustaqbal, yaitu forum diskusi terbuka yang

disebut Multaqad Da’wiy dengan tujuan membuat masyarakat menyadari pentingnya

mendirikan sebuah imarah Islam dan kekhalifahan. Namun, ketika adanya perbedaan yang

sengit yang dikarenakan adanya perpecahan JN dan ISIS, dan pernyataan Omar Bakri yang

memberi dukungan kepada ISIS pada tanggal 1 Oktober 2013, memiliki dampak yang besar

di Indonesia, yaitu antara pengikut FAKSI dan Aman Abdurrahman dengan kelompok

pendukung anti-ISIS. Aman Abdurrahman menerjemahkan tulisan-tulisan respon ISIS

terhadap Al-Maqdasi, dan anti-ISIS diterjemahkan dan diterbitkan di arrahmah.com, termasuk

penolakan Al-Zawahiri dimana ISIS memiliki hubungan dengan Al-Qaeda. Pertengkaran

berlanjut ketika Arrahmah membuat marah kelompok pro-ISIS, sehingga pada Januari 2014,

Fachry menerbitkan sebuah artikel mengenai nasihat Ustad Rois untuk Arrahmah mengenai

ISIS di dalam penjara Nusakambangan.

FAKSI mengorganisir kampanye dukungan publik terhadap ISIS. Dimulai pada bulan

Februari 2014 dengan menyelenggarakan program di Tangerang dan Bekasi. Lalu pada Maret

2014, program diadakan di Bima dan Sumbawa. Pada 16 Maret faksi menggelar demonstrasi

pro-ISIS di bundaran Hotel Indonesia dan Bahrum Syah berperan sebagai koordinator.

Didalam perkembangannya, para aktivis FAKSI berangkat ke Suriah untuk bertempur, salah

satunya adalah Bahrum Syah bersama Rosikien Noer pada tanggal 26 Mei 2014. Rosikien

adalah seorang aktivis dari Ring Banten yang dilatih di Mindanao dan juga teman dekat Iwan

Dharmawan alias Rois. Kemudian Salim Mubarok, yang merupakan anggota FAKSI Malang,

telah mencapai Suriah sebelum Bahrum Syah dengan membawa istri dan anaknya. Dengan

Page 22: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  21

bahasa Arab yang sangat baik, dia dengan cepat mengembangkan jaringan yang luas didalam

ISIS dan membantu memfasilitasi penyelenggaraan untuk orang Indonesia lainnya yang mau

datang dan bergabung dengan ISIS, termasuk diantaranya adalah lima mantan siswa di

Malang yang kurang mampu untuk mendukung kekhalifahan di Malang. Salah satunya adalah

Muhammad Romly yang mengumumkan pembentukan kelompok baru yang bernama

Ansharul Khilafah Jawa Timur pada tanggal 20 Juli 2014. Kemudian Siswanto, mantan

anggota FPI dari Lamongan, Jawa Timur, telah membantu memfasilitasi perjalanan beberapa

alumni pelatihan MIT di Poso. Selain itu, Bagus Maskuron, mantan tahanan yang ditangkap

dalam perampokan CIMB Niaga di Medan, telah berangkat ke Suriah pada bulan November

2013.

Pada tanggal 29 Juni 2014, ISIS mendeklarasikan kekhilafahan Abu Bakar Al-

Baghdadi yang selanjutnya dikenal sebagai Khalifah Ibrahim, dan mengubah nama menjadi

Daulah Khilafah atau IS (Islamic State). Pendeklarasian tejadi setelah ISIS berhasil

menduduki kota Mosul. Pada tanggal 30 Juni 2014, Aman Abdurrahman mengucapkan

ba’iat-nya terhadap IS, dan beberapa pengikutnya di TWJ menjalankan aksi teror berupa

ightiyalat (pembunuhan/penculikan) terhadap personel aparat keamanan, warga sipil yang

membantu aparat keamanan, atau warga asing, yang sangat mungkin dilakukan oleh

kelompok-kelompok pendukung Daulah Islamiyah/IS di Indonesia.

Kemudian pada 5 Juli 2014 beberapa tersangka teroris yang ditahan di Kelapa Dua

Brimob juga melakukan hal yang sama. Lalu pada tanggal 20 Juli 2014 beberapa pengikut

dari Iskandar mengucapkan ba’iat-nya kepada ISIS di Masjid Istiqomah, Bima. Lalu pada

tanggal 7 Juli 2014, Fachry mengadakan pertemuan Multaqod Da’wiy di Masjid UIN di

Ciputat. Ia mengajak seluruh umat Islam untuk mendukung ISIS. Hingga pada bulan Agustus

2014 ada sekitar 2.000 orang telah melakukan ba’iat dengan ISIS. Akan tetapi sebelumnya

pada tanggal 2 Juli 2014 Abu Bakar Ba’asyir dan pengikutnya melakukan ba’iat dalam surat

yang sudah dipostingkan kepada al-mustaqbal.net yang mengatakan bahwa mereka

menganggap diri mereka sebagai bagian dari pasukan ISIS dan siap mematuhi perintah dari

Khilafah. Karena hal ini pada tanggal 17 Juli 2014, Ba’asyir bertemu dengan Majelis

Mujahidin Indonesia (MMI) bersama dengan Abu Jibril, pada pertemuan itu Ba’asyir

menyalahkan Fuad Al-Hazimi sebagai kepala dewan agama dengan menentang keputusan

Ba’asyir. Pada akhirnya Muhammad Achwan, Fuad Al-Hazimi dan anak dari Ba’asyir yaitu

Abdurrahim alias Lim, memutuskan untuk membentuk sebuah organisasi baru pada bulan

Agustus 2014 yang mereka sebut Jama’ah Ansharusy Syariah (JAS).

Page 23: Sejarah Dan Ideologi ISIS

  22