18
SEJARAH EKG Alexander Muirhead Alexander Muirhead menghubungkan kabel ke pergelangan tangan pasien yang sakit untuk memperoleh rekaman detak jantung pasien selama kuliah untuk DSc-nya (dalam listrik) pada tahun 1872 di St. Bartholomew's Hospital. Aktivitas ini direkam secara langsung dan divisualisasikan menggunakan elektrometer kapiler Lippmann oleh seorang fisiolog Britania bernama John Burdon Sanderson. Orang pertama yang mengadakan pendekatan sistematis pada jantung dari sudut pandang listrik adalah Augustus Waller, yang bekerja di St. Mary's Hospital di Paddington, London. Mesin elektrokardiografnya terdiri atas elektrometer kapiler Lippmann yang dipasang ke sebuah proyektor. Jejak detak jantung diproyeksikan ke piringan foto yang dipasang ke sebuah kereta api mainan. Hal ini memungkinkan detak jantung untuk direkam dalam waktu yang sebenarnya. Pada tahun 1911 ia masih melihat karyanya masih jarang diterapkan secara klinis. Gebrakan bermula saat seorang dokter Belanda kelahiran Kota Semarang, Hindia Belanda (kini Indonesia) bernama Willem Einthoven, yang bekerja di Leiden, Belanda, menggunakan galvanometer senar yang ditemukannya pada tahun 1901, yang lebih sensitif daripada elektrometer kapiler yang digunakan Waller.

Sejarah Ekg

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FISIKA

Citation preview

SEJARAH EKG

Alexander Muirhead

Alexander Muirhead menghubungkan kabel ke pergelangan tangan pasien yang sakit untuk memperoleh rekaman detak jantung pasien selama kuliah untuk DSc-nya (dalam listrik) pada tahun 1872 di St. Bartholomew's Hospital. Aktivitas ini direkam secara langsung dan divisualisasikan menggunakan elektrometer kapiler Lippmann oleh seorang fisiolog Britania bernama John Burdon Sanderson. Orang pertama yang mengadakan pendekatan sistematis pada jantung dari sudut pandang listrik adalah Augustus Waller, yang bekerja di St. Mary's Hospital di Paddington, London. Mesin elektrokardiografnya terdiri atas elektrometer kapiler Lippmann yang dipasang ke sebuah proyektor. Jejak detak jantung diproyeksikan ke piringan foto yang dipasang ke sebuah kereta api mainan. Hal ini memungkinkan detak jantung untuk direkam dalam waktu yang sebenarnya. Pada tahun 1911 ia masih melihat karyanya masih jarang diterapkan secara klinis.Gebrakan bermula saat seorang dokter Belanda kelahiran Kota Semarang, Hindia Belanda (kini Indonesia) bernama Willem Einthoven, yang bekerja di Leiden, Belanda, menggunakan galvanometer senar yang ditemukannya pada tahun 1901, yang lebih sensitif daripada elektrometer kapiler yang digunakan Waller.

Einthoven

Einthoven menuliskan huruf P, Q, R, S dan T ke sejumlah defleksi, dan menjelaskan sifat-sifat elektrokardiografi sejumlah gangguan kardiovaskuler. Pada tahun 1924, ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk penemuannya. Meski prinsip dasar masa itu masih digunakan sekarang, sudah banyak kemajuan dalam elektrokardiografi selama bertahun-tahun. Sebagai contoh, peralatannya telah berkembang dari alat laboratorium yang susah dipakai ke sistem elektronik padat yang sering termasuk interpretasi elektrokardiogram yang dikomputerisasikan.

PENGERTIANElektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu.EKG terdiri dari tiga kata yaitu :elektro, kardio, dan gram. Dikatakan elektro karena berkaitan dengan elektronika, kardio dari bahasa Yunani yang berarti jantung, dan gram dari bahasa Yunani yang berarti menulis. EKG dijadikan standar untuk mendiagnosis aritmia jantung EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung akut EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (misalnya:hiperkalemia dan hipokalemia) EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (misalnya: blok cabang berkas kanan dan kiri) EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (misalnya:emboli paru atau hipotermia)

Jantung merupakan alat yang sangat penting, oleh karenanya harus dijaga sebaik baiknya, dalam 10 menit saja jantung berhenti bekerja orang akan meninggal. Fungsi jantung menerima darah dan memompa darah untuk menghantarkan zat zat hidup keseluruh tubuh dan tempat2 yang membutuhkan secara berlebih. Oleh karena itu aksi jantung berupa kontraksi dan relaksasi. Untuk terjadinya kontraksi dibutuhkan pusat pembuat rangsang yang berguna untuk merangsang jantung agar kontraksi, proses perangsangan jantung tersebut disebut depolarisasi otot jantung dan untuk kembali kekeadaan semula jantung mengalami relaksasi dan proses yang mendahuluinya disebut repolarisasi. Sehingga kontraksi selalu didahului dengan depolarisasi dan relaksasi didahului oleh repolarisasi. Alat ekg dapat mendeteksi baik depolarisasi atrium dan ventrikel maupun, repolarisasi ventrikel dan tidak bisa mendeteksi baik kontraksi maupun relaksasi. Oleh karena itu didalam otot jantung ada pusat yang bisa membuat rangsang tersebut, ini disebut pacemaker.

Ada 4 pacemaker didalam jantung yang mampu mendepolarisasi baik atrium maupun ventrikel. 3 terletak di atrium dan 1 di ventrikel. Pacemaker ini bisa berpindah pindah sesuai dengan kondisi pasien pada saat itu. Sesuai dengan asal pacemaker yang bekerja, maka jantung mempunyai ritme atau irama yang sesuai dengan asal pacemaker. Pacemaker atrial akan menghasilkan irama atrial, SA node menghasilkan irama sinus, AV node menghasilkan irama junctional dan ventrikuler menghasilkan irama ventrikuler. Irama jantung yang normal adalah irama sinus karena irama yang mengatur jantung haruslah yang mempunyai frekuensi yang tercepat dan terkuat. SA node mempunyai frekuensi normal antara kurang dari 100 sampai dengan lebih dari 60/menit. AV node mempunyai frekuensi antara 50 sampai dengan 60/menit dan atrium mapun ventrikel dalam keadaan normal tidak bisa berfungsi sebagai pacemaker karena mereka adalah sel sel otot yang berfungsi untuk kontraksi. Pada keadaan tertentu sebagian kecil otot atrium maupun otot ventrikel bisa berubah fungsinya menjadi pacemaker dan bisa mengambil alih ritme sebelumnya baik untuk satu atau dua kali berturut turut atau lebih dan biasanya akan kembali lagi ke ritme atau irama sebelumnya lagi. Pengambil alihan ritme ini disebut over drive, ada 2 macam over drive yang pertama disebut ekstra sistole atau prematur beat atau ektopik beat [kalau maksimal 2 kali berturut turut], yang kedua disebut run of atau salvo [kalau lebih dari 2 kali berturut turut]. Irama normal jantung dengan pacemaker yang aktif SA node dan disebut irama sinus. Kalau over drive oleh AV disebut junctional ekstra sistole atau run of junctional takhikardi tergantung 2 atau lebih berturut turut, demikian juga atrial dan ventrikuler sesuai dengan pusat yang mengambil alih sementara.

Prinsip kerja EKG

Elektrokardiograph bekerja dengan prinsip mengukur perbedaan potensial listrik., tubuh manusia menghasilkan listrik walaupun dengan jumlah yang sangat kecil. Apabila ada listrik, maka pasti ada perbedaan potensial atau tegangan listrik. Tegangan listrik ini dapat menggamabarkan atau mengilustrasikan keadaan denyut jantung manusia.Cara merekam denyut jantung menggunakan EKG tidaklah sembarang. Sensor atau dalam hal ini elektroda, harus diletakkan pada tempat-tempat tertentu. Biasanya ditempatkan pada lengan tangan dan kaki. Kenapa ditempatkan pada bagian-bagian tersebut? Sebab pada bagian-bagian tersebutlah pulsa tegangan menggambarkan kerja denyut jantung mendekati keadaan sebenarnya.Elektroda yang digunakan pada EKG biasanya dibuat dari bahan Ag atau AgCl. Bahan-bahan ini digunakan untuk mengurangi noise karena pergerakan. Selain elektroda, EKG juga membutuhkan tranducer. Tranducer ini digunakan untuk mengkonversi informasi yang didapatkan oleh elektroda menjadi sesuatu yang dapat kita baca pada kertas EKG.Tatapi pada zaman sekarang EKG menggunakan ADC, sehingga pulsa listrik analog yang ditangkap oleh elektroda akan dikonversi menjadi digital dan akan diolah di komputer.Kertas perekam EKGKertas perekam EKG

Sebuah elektrokardiograf khusus berjalan di atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s, meskipun kecepatan yang di atas daripada itu sering digunakan. Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1 mm. Dengan kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s (40 ms). 5 kotak kecil menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s (200 ms). Karena itu, ada 5 kotak besar per detik. 12 sadapan EKG berkualitas diagnostik dikalibrasikan sebesar 10 mm/mV, jadi 1 mm sama dengan 0,1 mV. Sinyal "kalibrasi" harus dimasukkan dalam tiap rekaman. Sinyal standar 1 mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal, yakni 2 kotak besar di kertas EKG.Dalam mesin EKG yang banyak digunakan di Indonesia, terdapat 12 lead: I, II, III, aVR, aVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6. Artinya jantung dilihat dari 12 sudut pandang.

Lead I, II, III adalah lead bipolar. Maksudnya, ia terdiri dari dua elektroda yang memiliki potensi muatan yang berbeda (positif dan negatif). Sebenarnya ada satu elektroda ground yang berfungsi untuk meminimalisir aktivitas listrik dari sumber lain. Lead I dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 0 Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 60 Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan lengan kiri (LA- left arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 120

Lead aVR, aVL, aVF adalah lead unipolar, yang terdiri dari satu elektroda positif dan satu titik referensi (yang bermuatan nol) yang terletak di pusat medan jantung. aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -30 aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -150 aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi +90monitoring EKG prekordial/ dada atau standard chest leads monitoring EKG

Lead V1-6 adalah lead unipolar, terdiri dari sebuah elektroda positif dan sebuah titik referensi yang terletak di pusat listrik jantung. Sadapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial kanan sedangkan V4, V5, dan V6 disebut sebagai sadapan prekordial kiri. Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum. Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum. Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4. Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks berpindah). Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior. Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.

Memasang elektroda

GELOMBANG EKG

Gambaran EKG yang normal menunjukkan bentuk dasar sbb:o Gelombang PIalah defleksi pertama siklus jantung yang menunjukkan aktivasi atrium (menggambarkan depolarisasi atrium). Gelombang P dari sinus normal durasinya 0,10-0,12 detik dan amplitudonya 0,5- 2,5 mm.o Gelombang QMerupakan defleksi negatif pertama setelah gelombang P, normalnya berdurasi < 0,03 detik, dan amplitudonya kurang dari 25% gelombang R.o Segmen PRSegmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan gelombang QRS (diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang Q atau R dan menggambarkan waktu yang diperlukan untuk depolarisasi atrium dan perlambatan impuls di nodus AV sebelum depolarisasi ventrikel). Interval normalnya bernilai 0,12-0,20 detik.o Gelombang kompleks QRS

Ialah suatu kompleks gelombang yang merupakan hasil dari depolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Bagian-bagian gelombang QRS antara lain: 1) Gelombang Q yaitu defleksi negatif pertama; 2) Gelombang R yaitu defleksi positif pertama. Defeleksi berikutnya disebut gelombang R, R; dst; 3) Gelombang S yaitu defleksi negatif pertama setelah R. Gelombang S berikutnya disebut S, S, dst.Komplek QRS mempunyai durasi 0,06-0,10 detik ( 100x/ menit3. AKSIS

Aksis jantung adalah, proyeksi jantung jika dihadapkan dalam vektor 2 dimensi. Vektor 2 dimensi disini maksudnya adalah garis-garis yang dibentuk oleh sadapan-sadapan pada pemeriksaan EKG. Sadapan (Lead) EKG biasanya ada 12 buah yang dapat dikelompokkan menjadi 2:1. Lead bipolar, yang merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda/ lead standar, yaitu lead I, II dan III.2. Lead unipolar, yang merekam perbedaan potensial listrik pada satu elektroda yang lain sebagai elektroda indiferen (nol). Ada 2: (a) unipolar ekstrimitas (aVL, aVF, dan aVR); (b) unipolar prekordial (V1, V2, V3, V4, V5 dan V6)Setiap lead memproyeksikan suatu garis/ vektor tertentu. Urutannya bisa dilihat dari gambaran berikut ini:Aksis jantung normal (positif) adalah antara -30 sampai dengan 120 (ada yang mendefinisikan sampai 100 saja). Sebenarnya ini adalah proyeksi dari arah jantung sebenarnya (jika normal dong ). Pada kertas EKG, kita bisa melihat gelombang potensial listrik pada masing-masing lead. Gelombang disebut positif jika arah resultan QRS itu ke atas, dan negatif jika ia kebawah. Berikut ini arti dari masing-masing Lead: Lead I = merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+). Lead II = merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-), dan kaki kiri bermuatan positif (+) Lead III = merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+) Lead aVL = merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana tangan kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen (potensial nol) Lead aVF = merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri bermuatan positif (+), tangan kiri dan tangan kanan nol. Lead aVR = merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA), dimana tangan kanan positif (+), tangan kiri dan kaki kiri nol.Nah, secara elektrofisiologi, arus potensial listrik jantung berasal dari SA node lalu meluncur ke AV node, bundle His, cabang septal dan sampai ke serabut purkinje. Arus itu bermuatan negatif (-). Jika arus itu menuju lead yang bermuatan positif (+), maka di kertas EKG akan muncul gelombang ke atas, (kan tarik-menarik gitu..), kalau arus itu menjauhi lead yang bermuatan (+) tersebut, maka di kertas EKG dia akan muncul sebagai gelombang ke bawah. (Arus menuju dan menjauhi lead itu layaknya bisa di imajinasikan sendiri kali ya, bayangkan saja lokasi leadnya dan arah arus elektrofisiologi jantungnya. Sama halnya jika diibaratkan, lead itu kayak orang yang lagi berdiri memandangi sebuah mobil yang lagi jalan dalam suatu arena balap. Ada orang yang melihat mobil itu dari sudut segini, ada yang dari segitu, jadi ntar penafsiran mereka beda-beda. Jika digabungkan, maka dapatlah mereka menyimpulkan apa yang terjadi dari mobil balap itu.)Itulah mengapa arah gelombang di lead aVR bernilai negatif (gelombangnya terbalik), karena arah arus jantung berlawanan dengan arah lead/ menjauhi lead, sedangkan di lead-lead lainnya bernilai positif (gelombangnya ke atas).Cara menentukan aksis dari kertas EKG itu adalah:1. Lihat hasil di Lead I, perhatikan resultan gelombang di kompleks QRS. (ingat lagi pelajaran vektor di fisika, hehe). Jika resultan gaya Q, R dan S nya positif, (maksudnya jika gelombang R-nya lebih tinggi daripada jumlah Q dan S {bisa dihitung jumlah kotaknya}), maka lead I = positif (+). Jika R-nya lebih rendah daripada jumlah Q dan S, maka lead I = negatif (-). Ini semacam resultan gaya. Bagusnya digambar di buku petak matematika itu agar lebih paham.. He. 2. Lihat hasil di Lead aVF, perhatikan hal yang sama, apakah lead aVF nya positif atau negatif.3. Jika masih ragu lihat lagi di Lead II (lead II hasilnya lebih bagus karena letak lead II searah dengan arah jantung normal). tentukan apakah lead II nya positif atau negatif.Nah, cara menginterpretasikannya bisa dibuatkan tabel berikut ini:Aksis / LeadNormalLADRAD

I++-

aVF+-+

II+-+

Aksis Normal = ketiga lead tersebut bernilai positif, artinya jantung berada di antara aksis-30 sampai dengan 120 (ada yang menyebutkan sampai 100 saja). LAD (Left Axis Deviation), artinya aksis / arah proyeksi jantungnya bergeser ke kiri, atau di atas 3o. Kalau demikian tentu gak mungkin aVF atau lead II nya positif, pasti negatif kan.. Ini biasa terjadi jika adanya pembesaran ventrikel kiri/ LVH (Left Ventricular Hypertrophy), sehingga arah jantungnya jadi ga normal lagi, agak naik gitu. Misalnya pada pasien-pasien hipertensi kronis dsb. RAD (Right Axis Deviation), artinya aksisnya bergeser ke kanan, atau di atas 120. Kalau ke kanan tentu lead I-nya akan negatif, sedangkan aVF dan II positif. Biasanya ini terjadi jika adanya pembesaran jantung kanan/ RVH (Right Ventricular Hypertrophy).4. Gelombang PGelombang P adalah representasi dari depolarisasi atrium. Gelombang P yang normal: lebar < 0,12 detik (3 kotak kecil ke kanan) tinggi < 0,3 mV (3 kotak kecil ke atas) selalu positif di lead II selalu negatif di aVRYang ditentukan adalah normal atau tidak: Normal Tidak normal: P-pulmonal : tinggi > 0,3 mV, bisa karena hipertrofi atrium kanan. P-mitral: lebar > 0,12 detik dan muncul seperti 2 gelombang berdempet, bisa karena hipertrofi atrium kiri. P-bifasik: muncul gelombang P ke atas dan diikuti gelombang ke bawah, bisa terlihat di lead V1, biasanya berkaitan juga dengan hipertrofi atrium kiri.5. PR IntervalPR interval adalah jarak dari awal gelombang P sampai awal komplek QRS. Normalnya 0,12 0,20 detik (3 5 kotak kecil). Jika memanjang, berarti ada blokade impuls. Misalkan pada pasien aritmia blok AV, dll.Yang ditentukan: normal atau memanjang.

6. Kompleks QRSAdalah representasi dari depolarisasi ventrikel. Terdiri dari gelombang Q, R dan S. Normalnya: Lebar = 0.06 0,12 detik (1,5 3 kotak kecil) tinggi tergantung lead.Yang dinilai:- Gelombang Q:adalah defleksi pertama setelah interval PR / gelombang P. Tentukan apakah dia normal atau patologis. Q Patologis antara lain: durasinya > 0,04 (1 kotak kecil) dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R.- Variasi Kompleks QRS QS, QR, RS, R saja, rsR, dll. Variasi tertentu biasanya terkait dengan kelainan tertentu.

Variasi Kompleks QRS- Interval QRS, adalah jarak antara awal gelombang Q dengan akhir gelombang S. Normalnya 0,06 0,12 detik (1,5 3 kotak kecil). Tentukan apakah dia normal atau memanjang.

7. Tentukan RVH/LVHRumusnya, RVH jika tinggi R / tinggi S di V1 > 1 LVH jika tinggi RV5 + tinggi SV1 > 358. ST SegmenST segmen adalah garis antara akhir kompleks QRS dengan awal gelombang T. Bagian ini merepresentasikan akhir dari depolarisasi hingga awal repolarisasi ventrikel. Yang dinilai: Normal: berada di garis isoelektrik Elevasi (berada di atas garis isoelektrik, menandakan adanya infark miokard) Depresi (berada di bawah garis isoelektrik, menandakan iskemik)9. Gelombang TGelombang T adalah representasi dari repolarisasi ventrikel. Yang dinilai adalah: Normal: positif di semua lead kecuali aVR Inverted: negatif di lead selain aVR (T inverted menandakan adanya iskemik)

FREKUENSI JANTUNGMenghitung heart rateA. Metode Umum 1 kotak besar = 0,2 detik Tentukan jumlah kotak besar yang ada antara puncak R satu siklus ke siklus berikutnya. Cara penghitungan heart rate = 1 menit (60 detik)/jumlah kotak besar (detik)B. Metode Matematika Gunakan metode ini untuk kasus bradikardi regular. Heart rate= 300/jumlah kotak besar antar puncak R ke RC. Metode 6 detik Metode ini digunakan apabila terjadi irama irregular. Hitung interval R-R dalam 30 kotak besar (30 kotak besar = 6 detik), kemudian hasilnya dikalikan 10.