4
SEJARAH ISLAM DI SULAWESI Adrian Ferrariski Putra, 1406601113 Hubungan dagang antar pulau di Indonesia menjadi salah satu media dakwah Islamiyah pada masa awal pertumbuhan dan perkembangan Islam. Pada abad ke-16 pelabuhan Gresik mempunyai arti sangat penting dalam perdagangan dan penyebaran agama Islam. Banyak pedagang dari luar Jawa, seperti dari Maluku (ternate, Hitu), Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain datang ke Gresik untuk berdagang dan belajar agama Islam di pesantren Sunan Giri. Setelah kembali ke daerahnya, mereka berusaha menyebarkan agama Islam disertai para santri yang sengaja dikirim secara khusus oleh Sunan Giri. Diantara mereka adalah para pedagang dari Makasar dan Bugis. Maka masuklah agama Islam ke Sulawesi yang diterima oleh para penduduk pantai tempat aktivitas perdagangan berlangsung. Agama Islam masuk ke Sulawesi sejak abad ke-16, sejak masa kekuasaan Sombayya Ri Gowa I Mangngarrangi Daeng Mangrabia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin Awalul Islam raja Gowa ke-14. tetapi baru mengalami perkembangan pesat pada abad ke-17 setelah raja-raja Gowa dan Tallo menyatakan diri masuk Islam. Islam dinyatakan resmi sebagai agama kerajaan Gowa pada tanggal 9 Jumadil Awal 1051 H / 20 September 1605 M. Raja Gowa yang pertama masuk Islam ialah Daeng Manrabia

Sejarah Islam Di Sulawesi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MPK Agama Islam

Citation preview

SEJARAH ISLAM DI SULAWESIAdrian Ferrariski Putra, 1406601113

Hubungan dagang antar pulau di Indonesia menjadi salah satu media dakwah Islamiyah pada masa awal pertumbuhan dan perkembangan Islam. Pada abad ke-16 pelabuhan Gresik mempunyai arti sangat penting dalam perdagangan dan penyebaran agama Islam. Banyak pedagang dari luar Jawa, seperti dari Maluku (ternate, Hitu), Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain datang ke Gresik untuk berdagang dan belajar agama Islam di pesantren Sunan Giri. Setelah kembali ke daerahnya, mereka berusaha menyebarkan agama Islam disertai para santri yang sengaja dikirim secara khusus oleh Sunan Giri. Diantara mereka adalah para pedagang dari Makasar dan Bugis. Maka masuklah agama Islam ke Sulawesi yang diterima oleh para penduduk pantai tempat aktivitas perdagangan berlangsung.Agama Islam masuk ke Sulawesi sejak abad ke-16, sejak masa kekuasaan Sombayya Ri Gowa I Mangngarrangi Daeng Mangrabia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin Awalul Islam raja Gowa ke-14. tetapi baru mengalami perkembangan pesat pada abad ke-17 setelah raja-raja Gowa dan Tallo menyatakan diri masuk Islam. Islam dinyatakan resmi sebagai agama kerajaan Gowa pada tanggal 9 Jumadil Awal 1051 H / 20 September 1605 M. Raja Gowa yang pertama masuk Islam ialah Daeng Manrabia yang berganti nama Sultan Alauddin Awwalul Islam, sedang Raja Tallo yang pertama masuk Islam bergelar Sultan Abdullah. Di antara para muballigh yang banyak berjasa dalam menyebarkan dan mengembangkan agama Islam di Sulawesi, antara lain:1. Katib Tunggal,2. Datuk Ri Bandang,3. Datuk Patimang,4. Datuk Ri Tiro, dan5. Syekh Yusuf Tajul Khalwati Tuanta Samalaka

Dakwah Islamiyah ke Sulawesi berkembang terus sampai ke daerah kerajaan Bugis, Wajo, Sopeng, Sindenreng, dan lain-lain. Suku Bugis yang terkenal berani, jujur dan suka berterus terang, semula sulit menerima agama Islam. Namun berkat kesungguhan dan keuletan para mubaligh, secara berangsur-angsur mereka menjadi penganut Islam yang setia.Pelaut-pelaut Bugis berlayar menjelajah seluruh Indonesia sampai ke Aceh. Di antara mereka adalah pembesar Bugis bernama Daeng mansur yang di Aceh lebih dikenal dengan panggilan Tengku di Bugis. Salah seorang puterinya bernama Puteri Sendi. Ia dikawinkan dengan Sultan Iskandar Muda, raja besar Aceh. Sejak itu hubungan antara Aceh Bugis sangat erat, sehingga banyak pengaruh budaya Aceh di Bugis. Tampaknya hubungan perdagangan yang diperkuat dengan hubungan kekerabatan yang berdasarkan agama Islam itu telah memperkokoh hubungan persatuan antara penduduk di seluruh wilayah Indonesia.

DAFTAR PUSTAKAHaura, Gebrina, dkk. 2012. SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI SULAWESI. Bogor: https://rahempty.wordpress.com/2012/09/28/sejarah-perkembangan-islam-di-sulawesi/ Jumat, 6 Maret, 2015, 14:55