Upload
chakra-pratama
View
852
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Tugas Mata Kuliah Politik Pertahanan Indonesia
“Sejarah Konflik Singkat antara Indonesia dan Malaysia dari tahun 1960-
an hingga tahun 2010”
Disusun Oleh:
Chakra Pratama
2009330043
Universitas Katolik Parahyangan
Bandung
2012
Kata Pengantar
Seperti yang kita ketahui, konflik pertikaian mengenai masalah perbatasan antara
Indonesia dan malaysia merupakan sebuah konflik yang sudah lama terjadi. Awal mulanya,
adalah pada masa pemerintahan Soekarni dimana, beliau mencetuskan ganyang malaysia
dikaenakan terdapat sumber Informasi bahwa Malaysia akan meyerbu ke wilayah Kalimantan
Utara. Diturunkanya pasukan RPKAD untuk menginfiltrasi wilayah Kalimantan Utara,
Namun bersamaanya dengan perintah ganyang malaysia, terjadi pula sebuah kejadian yang
mencoreng sejarah bangsa Indonesia yaitu G30s/PKI, sehingga pasukan semua di tarik
kembali untuk mengamnkan Ibu kota. Namun setelah Indonesia resmi berdamai dengan
Malaysia, mucul kembali masalah-masalah dan konflik .
Dalam Makalah singkat ini, penulis ingin memaparkan secara singkat tentang
konfrontasi “Ganyang Malaysia pada tahun 1960-an serta konfrontasi perbatasan dan
pencurian Budaya yang di lakukan oleh Malaysia. Topik Malaysia menarik untuk dibahas
karena Malaysia sepertinya dari dahulu hingga kini menjadi musuh dari warga Indonesia.
Penulis berharap makalah ini dapat menmbah wawasan bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
Bandung 25 Maret 2012
\
Awal mula Konflik Indonesia dan Malaysia
Konfrontasi Indonesia Malaysia adalah konfrontasi yang terjadi pada tahun 1962
dimana ketika itu, Federasi Malaysia ingin menggabungkan Brunei, Sabah dan Serawak ke
dalam Federasi Malaysia yang tidak sesuai dengan persetujuan Manila. Keinginan Federasi
Malaysia untuk menggabungkan ke tiga wilayah tersebut di tentang keras oleh presiden
soekarno yang mengaanggap pembentukan Federasi Malaysia yang di kenal sekarang sebagai
Malaysia sebagai Boneka Inggris merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk
baru serta dukungan terhadap berbagai gangguan keamana dalam negri dan pemberontakan di
Indonesia1.
The Macapagal Plan (Persetujuan Manila)
Persetujuan Manila atau lebih di kenal dengan manila akord merupakan persetujuan
yang berasal dari inisiatif Diosdado Macapagal yang di tanfa tanganji pada 31 Juli 1963 oleh
Federasi Malaysia, Republik Indonesia dan Republik Filipina. Bertemuan tersebut
berlangsung antara tanggal 7 sampai 11 Juni 1963 dan bertempat di Manila.Isi dari perjanjian
Manila adalah kesepakatan negara-negara peserta terhadap keinginan rakyat Sabah
(Kalimantan Utara) dan Sarawak sesuai dengan konteks dari Lampiran Resolusi Majelis
Umum 1541 (XV), 4 Prinsip 9. Dengan pendekatan yang sesuai dengan Sekjen PBB dimana
Rakyat Kalimantan Utara dan Sarawak berhak terhadap pemilu di bebas yang tidak ada
Paksaan2 .
Latar Belakang Konfrontasi Indonesia – Malaysia.
Pada tahun 1961 Kalimantan dibagi menjadi empat admistrasi, Kalimantan yang
merupakan propinsi dari Indonesia terletak di bagian selatan. DI utara terdapat kerajaan
Brunei dan dua koloni Inggris yaitu Serawak dan Borneo Utara yang kemudian dinamakan
Sabah. Sebagai bagian dari koloni Inggris dia Asia tenggara, Inggris mencoba
menggabungkan Koloni tersebut ke dalam Federasi Malaysia. Namun Rencana Tersebut di
tentang oleh presiden Soekarno yang mengaanggap tindakan tersebut sebagai suatu bentuk
Imperialisme dan Kolonialisme yang baru dan juga, konsolidasi Malaysia hanya akan
menambah kontrol Inggris di wilayah ini sehingga mengancam persatuan Indonesia. Filipina 1 Leege, J.D, 2001,SUKARNO A political Biography,Archipelago Press,Singapore p.405-4062 Leege, J.D, 2001,SUKARNO A political Biography,Archipelago Press,Singapore p.409-410
pun mengklaim Wilayah ini merupakan wilayah dari negara mereka dengan alasan daerah
tersebut memiliki sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu.
Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan Federasi
Malaysia apabila mayoritas di daerah yang hendak dilakukan dekolonoial setuju dalam
sebuah referendum yang di organisasikan oleh PBB. Tetapi pada 16 September sebelum hasil
Referendum dilaporkan, Malaysia melihat pembentukan Federasi ini sebagai masalah dalam
negri akan berujung pada ikut campurnya Negara Lain dalam Permasalahan tersebut. Tetapi,
Pemimpin Indonesia melihat pembentukan Federasi ini sebagai persetujuan Manila yang
dilanggar.
Demonstrai anti Indonesia di Kuala Lumpur terjadi pada 17 September 1963.
Demonstrasi tersebut merupakan kekesalan warga Malaysia terhadap Soekarno yang
melucurkan konfrontasi terhadap Malaysia dan serangan pasukan tidak resmi Indonesia
terhadap Malaysia. Ini berkaitan dengan keputusan menteri Luar negri Indoneisa, Soebandrio
yang mengambil sikap bermusuhan dengan Malaysia3. Sebagai buntut kekesalan warga
Malaysia terhadap Indonesia, Para Demonstran menyerbu Gedung KBRi dan merobek foto
Soekarna dan kemudia membawa Lambang Garuda pancasila kepada Tun Abdul Razak
untuk kemudian di injak.
Soekarno Murka dengan Perlakuan warga Malaysia yang telah menginjak harga diri
Bangsa Indonesia. Soekarno meluncurkan operasi Ganyang Malaysia melalui Pidato nya
Ganyang Malaysia.
Perang antara Indonesia dan Malaysia
Pada tahun 1964 Pasukan Indonesia pun mulai masuk menyerang di wilayan Malaya.
Dibentuklah operasi siaga yang bertugas mengkoordinasikan operasi pada malaysia.
Komando ini kemudian menjadi Komando Mandala Siaga yang di pimpin oleh Laksdya
Omar Dani. Komando ini memiliki sasarn operassi di wilayah semenanjung Malaya. .
Tahun 1965 Indonesia menggunakan Pasukan Resminya dan pada tanggal 28 Juni
pasukan Indoensia masuk ke pulau seblatik , Sabah dan berhadapan dengan Resimen Askar
Melayu Di Raja dan Kepolisian North Borneo Armed Constabulary. Militer Indonesia yang
berkekuatan 5000 orang kemudia menyerang Pangkalan Laut Semporna namun gagal.
3 17 Bom waktu Hubungan Indonesia Malaysia, http://penerbithumaniora.wordpress.com/2011/12/16/17-bom-waktu-hubungan-indonesia-malaysia/
Peristiwa penyerangan tersebut di peringati oleh warga malaysia sebagai “pengepungan 68
Hari”.
Perang Indoneisa Malaysia pun berakhir dengan naiknya Presiden Soeharta serta
terjadinya masalah G30s/PKI dimana pemerintahan Indonesia mulai kehilangan ketertatikan
untuk melanjutkan konfrontasi. Perdamaian resmi antara Indonesi di Tanda Tangani di
Bangkok pada tanggal 11 Agustus 1966.
Konflik Pebatasan Antara Indonesia dan Malaysia
a. Sipadan dan Ligitan
Persengketaan Antara Indonesia dan Malaysia mengenai kepemilikan Pulau Sipadan
dan Ligitan mencuat pada tahun 1967, ketika dalam pertemuan teknis hukum laut antara
kedua negara, masing-masing negara memasukkan wilayah sipadan dan Ligitan ke dalam
peta wilayah negara mereka masing. Kedua negara sepakat untuk menetapkan Wilayah kedua
pulau tersebut sebagai Wilayah status quo4.
Namun perjanjian status quo ini di tanggapi berbeda oleh Malaysia dan Indonesia.
Malaysia menganggap status quo berarti pulau tersebut masih dalam wilayah otoritas
malaysia hingga terdapatnya penyelesain terhadap sengketa pulau tersebut, sehingga
Malaysia pun membangun sebuah resort liburan yang di kelola oleh pihak swasta Malaysia.
Indonesia beranggapan bahwa status quo berarti pulau tersebut tidak boleh di tempat sampai
terdapat penyelesaian masalah kepemilikan pulau. Pihak Indoneisa pun mengirimkan protes
kepada pihak malaysia untuk menghentikan pembangunan resort tersebut namun tidak di
gubris oleh pemerintahan Malaysia. Pada tahun 1969 kedua pulau tersebut dimasukkan secara
sepihak oleh Malaysia ke dalam peta Nasionalnya5.
Pada tahun 1998 masalah sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan dibawa ke ICJ.
Keputusan ICJ terhadap masalah Sengketa Indonesia dan Malaysia kemudia di menangkan
oleh Malaysia dengan sistem voting. 16 Hakim memenangkan Malaysia sedangkan 1 Hakim
memenangkan Indonesia. Dari 17 Hakim yang menangani Kasus sengketa Indonesia
Malaysia, 15 Hakim merupakan hakim tetap Mahkamah Internasional, sedangkan satu hakim
pilihan Indonesia dan satu hakim pilihan malaysia.
4 Sipadan dan Ligitan suatu pelajran berharga, http://blog.theosambuaga.com/2003/04/19/sipadan-dan-ligitan-suatu-pelajaran-berharga/5 ibid
b. Blok Ambalat
Awal sengketa Blok Ambalat terjadi pada tahun 1967 ketika terjadinya pertemuan
teknis pertama kali mengenai hukum laut Indonesia Malaysia. Namun halnya untuk wilayah
Ambalat kedua pihak bersepakat untuk membiarkan wilayah ersebut tetap netral (tidak
seperti Sipadan dan Ligitan). Hingga pada tahun 1969 dilakukan perjanjian antara Indonesia
dan Malaysia yang disebut dengan berjanjian persetujuan tapal batas kontinental Indonesia -
Malaysia6. Akan tetapi pada tahun 1979 Malaysia kemudian membuat peta baru yang
memasukkan wilayah Ambalat ke dalam wilay nasional Malaysia. Indonesia memprotes dan
tidak mengakui Klaim tersebut, merujuk pada Perjanjian Tapal Batas kontinetal Indonesia
Malaysia pada tahun 1969 dan Persetujuan tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia pada
tahun 1970. Indonesia melihat Ambalat sebagai usaha terus menerus untuk mengekspansi
Wilayah Malaysia memasuki Wilayah Indonesia.
c. Penangkapam Nelayan Indonesia Si Selat Malaka.
Selain Sipadan dan Ligitan, Malaysia sering “menggeser patok wilayah perbatasan”
Indonesia Malaysia di Selat Malaka sehingga berakibat pada konfrontasi skala kecil dan
penangkapan Nelayan Indonesia oleh pihak Malaysia di dalam wilayah Laut Indonesia.
Terdapat Sebanyak 93 Nelayan yang di tangkap oleh Polisi Laut di raja malaysoa, 52
Diantaranya sudah di pulangkan akan teteapi 41 Nelayan Indonesia masih Menunggu proses7.
Peristiwa yang cukup menggemparkan di selat malaka adalah ketika pada April tahun 2011
Kapal patrol Air Indonesia menangkap 2 buah kapal Nelayan Malaysia yang mencuri Ikan di
Wilayah Perairan Indonesia yang kemudia kapal patroli air Indonesia di hadang oleh 3
Helikopter dari Tentara Di Raja Malaysia dan sempat terjadi ketegangan8.
Pencurian Budaya Indonesia Oleh Malaysia
Selain berkonfrontasi dengan Indonesia mengenai patok-patok Batas negara, Malaysia
juga gencar melakukan aksi pencurian, namun yang di curi oleh Malaysia berupa pencurian
budaya yang berasal dari Indonesia. Tidak dapa t di pungkiri kemiripan antara budaya melayu
dengan budaya Indonesia serta banyaknya penduduk Indonesia yang bermigrasi ke Malaysia
6 ibid7 Malaysia tak boleh Tangkap Lafi Nelayan Indonesia, http://www.batamtoday.com/berita12118-Malaysia-Tak-Boleh-Lagi-Tangkap-Nelayan-Indonesia.html8 Berita Metro Tv, http://www.youtube.com/watch?v=yAixx192vaE
mungkin menjadi faktor pemicu utama mengapa alaysia Banyak mencuri Kebudayaan
Indonesia. Beberapa Budaya diantaranya yang telah di curi oleh Malaysia Meliputi :
1. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
2. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
5. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
6. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
7. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
8. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
9. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
10. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
15. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
16. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
18. Kain Ulos oleh Malaysia
19. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
20. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
21. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia
Sumber : http://budaya-indonesia.org/iaci/Data_Klaim_Negara_Lain_Atas_Budaya_Indonesia
Solusi Untuk masalah konfrontasi dan pertikaian Indonesia Malayasia
Konflik antara Indonesia dan Malaysia merupakan konflik yang terus merenus
berlangsung antara kedua negara tersebut. Dari zaman Soekanro meliputi perbedaan ideologi
pemahanan kedua negara tersebut hingga ke konflik perbatasan wilayah dan pencurian
Budaya Indonesia yang terjadi marak akhir akhir ini merupakan sebuah masalah yang tidak
akan serta merta pergi begitu saja. Sebagai mungkin solusi yang dapaat dilaksanakan untuk
mengurangi ketegangangan antara kedua negara tersebut, Indonesia dan Malaysia seharusnya
meningkatkan HubunganDIplomasi dua arah antara kedua belah pihak sehingga dapat
mengurangi terjadinya gesekan gesekan kecil yang bisa dihindar. Indonesia dan Malaysia
juga seharusnya mengadakan konfrensi mengenai segala aspek pemerintahan kedua negara
tersebut. Mengenai perbatasan hubungan kerja sama masalah TkI dll, untuk dibicarakan
secara transpara.
Langkah lain yang dapat diambil oleh Indoneisa adalah Indonesia seharusnya
meningkatkan Alutsista nya dan kemudia di kerhkan untuk menjaga perbatasan- Perbatansa
Indonesia dan Malaysia. Show of Power dapat di gunakan dalam konteks untuk menunjukkan
kepada Malaysia bahwa Indonesia bukanlah nehara yang lemah yang dapat di tindas begitu
saja.