Upload
tri-budiyono
View
1.415
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MENYIMAK HARI JADI REMBANG
Oleh
Hartadi & Tri Budiyono, S.Pd
PENDAHULUAN
Mempelajari dan memperhatikan sejarah adalah untuk menjadikan manusia
“Bijaksana” atau “waspada”. Dengan kata lain menyimak dan mempelajari sejarah
adalah sebagai upaya mengenang dan mencari suri tauladan, kesalahan, kegagalan
atau peristiwa yang tidak menyenangkan atau keadaan buruk, selanjutnya dari sejarah
tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk membangun masa depan yang lebih
baik, lebih harmonis. Di samping itu dapat juga digunakan sebagai acuan untuk
menentukan sikap ke depan yang lebih positip supaya semuanya menjadi ingat
“Eling” atau berhati-hati dalam berbagai tindakan atau sikap agar peristiwa buruk
masa lampau tidak terulang lagi.
Sebagai warga Rembang Penghargaan yang tinggi pantas disampaikan kepada
pemerintahan Kabupaten Rembang yang telah memprakarsai penggalian sejarah yang
ada, terutama pada penelusuran sejarah dan penetapan hari jadi Kabupaten Rembang
yang telah dituangkan dalam peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Rembang Nomor 6 Tahun 1993.
Namun demikian hari jadi Kabupaten Rembang yang telah ditetapkan dalam
Perda tersebut dan pada tanggal 27 Juli 2006 dibacakan kembali dalam upacara
peringatan hari jadi Kabupaten Rembang terdapat tinjauan/pendapat yang isinya
mempertanyakan argumentasi tentang alasan bahwa 27 juli 1741 ditetapkan sebagai
hari jadi Kabupaten Rembang, hal tersebut dinilai bahwa terdapat pergeseran sejarah.
Seperti yang termuat pada Harian Suara Merdeka tanggal 28 Juli 2006 dengan topik
“Ada Pergeseran Hari Jadi Rembang”. Meskipun sinyalemen itu telah ditulis dan
1
terdapat sinyalemen keraguaan akan kebenaran sejarah Kabupaten Rembang, Tetapi
Media “Bangkit” Edisi V/2007 kembali memuat bahwa hari jadi Kabupaten Rembang
dengan alasan yang sama seperti yang dibacakan saat upacara hari jadi Rembang pada
upacara HUT ke 265. Yang antara lain hari jadi Kab. Rembang ditetapkan sebagai
berikut:
1. Gerakan rakyat Rembang yang bergabung dengan pemberontak cina adalah
atas instruksi Paku Buono II dengan seboyan perang suci untuk
menghancurkan Kompeni Belanda.
2. Tanggal 27 Juli 1741 merupakan pertempuran yang menandai awal pergerakan
rakyat rembang.
3. Pimpinan rakyat Rembang pada saat itu adalah Inghabei Anggajaya. Beliau
adalah Bupati yang diangkat oleh Susuhunan Paku Buono II
4. Pertempuran 27 Juli 1741 merupakan peristiwa heroic yang membanggakan
bagi rakyat rembang, karena Garnesun Kompeni Belanda berhasil dihancurkan
dan Residen Rembang terbunuh.
Di samping alasan tersebut juga disampaikan suryo sengkolo “Sudiro Akaryo
Kaswareng Jagad” yang artinya keberanian membuat termasyur di dunia.
Melihat kenyataan tersebut penulis selaku mantan guru sejarah dan pemerhati
budaya daerah ingin mencoba menguraikan sinyalemen yang terjadi tentang
keberadaan Hari Jadi Kabupaten Rembang dengan dasar Pengetahuan sejarah yang
dimiliki penulis serta berdasarkan Referensi sejarah yang ada.
Perumusan Masalah
Adapun agar pembahasan ini tidak meluas maka tulisan ini kami rumuskan
permasalahan sebagai berikut:
2
1. Kriteria apa yang seharusnya digunakan untuk menetapkan hari jadi suatu
pemerintahan/kadipaten itu?
2. Dimanakah letak pergeseran sejarah Hari Jadi Kabupaten Rembang itu?
3. Perlukah hari jadi Kabupaten Rembang tetap dipertahankan?
Pembahasan
Kriteria Penetapan Hari Jadi Suatu Pemerintahan
Suatu pemerintahan/kadipaten sebelum proklamasi 17 Agustus 1945 dapat
diketahui hari jadinya dan dapat diambil sebagai ketetapan hari jadi bilamana
memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Kabupaten pada saat itu berada dalam lingkungan negara/kerajaan yang
berdaulat.
b. Nama asli pelaku berubah setelah menjabat adipati dengan gelar bangsawan
c. Surat kekancingan/Surat keputusan dari raja. Diantaranya dapat berupa surat,
ageman atau pusaka.
d. Momentum sejarah saat itu sangat terkenal bahkan menjadi cerita legenda
dilingkungan daerahnya bahkan dapat dikenal sampai ke daerah lain.
e. Keberadaannya dapat lebih sepurna bilamana ditandai dengan sengkalan yang
berlaku pada zamannya dan ada pembuktian sejarah bukan sengkalan buatan
panitia karena keterpaksaan.
Sebagi contoh: ”Pemerentahan adipati “Mangku Negoro”
a. Pemerentahan Adipati Mangku Negoro berada di dalam Kerajaan Mataram di
bawah kerajaan kekuasaan Raja Pakubuono
b. Nama asli Raden Mas said berganti nama dengan gelar bangsawan
Mangkunegoro I
3
c. Surat Kekancingan bahkan bekas Kadipaten masih jelas bahwa Raden Mas
Said menjadi adipati dengan gelar Mangkunegoro I
d. Sengkalan penetapan sebagai adipati Raden Mas Said dengan gelar bangsawan
Mangkunegoro I dengan chondro sekolo ” Mulat (2) Sariro(8)
hangroso(6)wani(1) dibaca dari belakang tahun jawa 1682 bila diubah dalam
perhitungan tahun masehi 1757.
Bagaimana dengan penetapan hari jadi kabupaten Rembang apakah kriteria ini
terpenuhi ? dan untuk kebenaran tentang hari jadi kadipaten Rembang menurut hemat
penulis untuk Kadipaten Rembang seandainya ada pada tahun masehi 1741 memiliki
chondro sengkolo tahun jawa 1666 artinya kadipaten rembang bila dibandingkan
dengan Kadipaten Mangkunegoro lebih dulu kadipaten Rembang.
Dengan demikian kronologi sejarah yang digunakan sebagai latar belakang
secara subtasinya sangat lemah dan setengah dipaksakan karena fakta sejarah kurang
mendukung. Kemungkinan dari awal team ahli yang ditugaskan mendapat pesan
mencari atau menemukan tanggal bulan dan tahun hari jadi Kabupaten Rembang dan
fakta sejarah tersebut belum dikaji ulang atau diuji secara ilmiah yang dapat
dipertemukan melalui proses seminar ilmiah.
Pergeseran Sejarah Hari Jadi Rembang
Alenia ke-3 sejarah singkat hari jadi Kabupaten Rembang menyebutkan
bahwa: Kerajaan Mataram Sultan Amangkurat I tahun 1985 mengangkat pejabat
bupati ? yang bermaksud membetengi kekuasaan kompeni yang semangkin meluas
dst...
Dari tulisan tersebut diyakini itu bukan salah ketik atau cetak karena telah
resmi dibacakan dan diulang kembali pembacaannya dalam setiap HUT Kabupaten
Rembang. Bagaimana ini bisa terjadi? Hal ini tentu terdapat kejanggalan bahwa sunan
4
Amangkurat I telah meninggal tahun masehi 1677 di Tegal Arum dalam perjalanan
Batavia minta bantuan V.O.C. karena adanya pemberotakan Trunojoyo 1674-1679
mana ada orang yang telah meninggal mengangkat seorang Bupati? Sebagai
masyarakat Rembang dan pemerhati sejarah tentu ini harus diluruskan jangan sampai
sejarah yang salah diteruskan pemberitaannya.
Oleh karena itu, sekedar meluruskan sejarah tentang fakta sejarah tahun 1685.
Pemerintahan Mataram Sultan Amangkurat II 1677-1702 atas bantuan V.O.C. dapat
menumpas pemberontakan Trunojoyo pada tahun 1679 Masehi, sebagai balas jasa
Mataram melepaskan daerah Pantura sampai dengan Madura menjadi wewenang
V.O.C. secara defakto, meskipun secara Yuridis adipati daerah tersebut masih
bergelar bangsawan Mataram tetapi Adipati tersebut statusnya disebut Bupati Rezim
V.O.C.
Untuk lebih jelasnya kita ikuti kepindahan ......
5