15
Sejarah perkembangan HAM di dunia  Sejarah hak asasi manusia berawal dari d unia Barat (Eropa). Seorang filsuf  Inggris pada abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah ( natural  rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan,  dan hak milik. Pada wakt u itu, hak masih terbatas pada bidan g sipil (pribadi) dan   politik. Sejarah perkembangan hak asasi manusia ditandai adanya tiga peristiwa   penting di dunia Barat, yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan Revolusi  Prancis. a. Magna Charta (1215)  Piagam perjanjian antara Raja John  dari Inggris dengan para bangsawan  disebut Magna Charta. Isinya adalah  pemberian jaminan beberapa hak oleh raja  kepada para bangsawan beserta  keturunannya, seperti hak untuk tidak  dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan   pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai   balasan atas bantuan biaya pemerintahan  yang telah diberikan oleh para   bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak  tersebut berkembang dan menjadi bagian  dari sistem konstitusional Inggris. b. Revolusi Amerika (1276)  Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris  disebut Revolusi Amerika.  Declaration of Independence  (Deklarasi Kemerdekaan) dan Amerika Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli  1776 merupakan hasil dari revolusi ini.  c. Revolusi Prancis (1789)  Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada  rajanya sendiri (Louis XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan  

Sejarah Perkembangan HAM Di Dunia

Embed Size (px)

Citation preview

Sejarah perkembangan HAM di dunia

Sejarah hak asasi manusia berawal dari dunia Barat (Eropa). Seorang filsufInggris padaabadke-17,John Locke, merumuskan adanya hak alamiah (naturalrights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan,dan hak milik. Pada waktu itu, hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) danpolitik. Sejarah perkembangan hak asasi manusia ditandai adanya tiga peristiwapenting di dunia Barat, yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan RevolusiPrancis.a. Magna Charta (1215)Piagam perjanjian antara Raja Johndari Inggris dengan para bangsawandisebut Magna Charta. Isinya adalahpemberian jaminan beberapa hak oleh rajakepada para bangsawan besertaketurunannya, seperti hak untuk tidakdipenjarakan tanpa adanya pemeriksaanpengadilan. Jaminan itu diberikan sebagaibalasan atas bantuan biaya pemerintahanyang telah diberikan oleh parabangsawan. Sejak saat itu, jaminan haktersebut berkembang dan menjadi bagiandarisistemkonstitusional Inggris.b. Revolusi Amerika (1276)Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggrisdisebut Revolusi Amerika.Declaration of Independence(DeklarasiKemerdekaan) dan Amerika Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli1776 merupakan hasil dari revolusi ini.c. Revolusi Prancis (1789)Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepadarajanya sendiri (Louis XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang danabsolut.Declarationdes droitsde Ihomme et du citoyen(PernyataanHak-Hak Manusia dan Warga Negara) dihasilkan oleh Revolusi Prancis.Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty), kesamaan(egality), dan persaudaraan (fraternite).Dalam perkembangannya, pemahaman mengenai HAM makin luas. Sejakpermulaan abad ke-20, konsep hak asasi berkembang menjadi empat macamkebebasan (The Four Freedoms). Konsep ini pertama kali diperkenalkan olehPresiden Amerika Serikat, Franklin D. Rooselvelt.Keempat macam macam kebebasan itu meliputi:a. kebebasan untuk beragama (freedom ofreligion),b. kebebasan untuk berbicara dan berpendapat(freedom of speech),c. kebebasan dari kemelaratan (freedom fromwant), dand. kebebasan dari ketakutan (freedom fromfear).Adapun berdasarkan sejarah perkembangannya,ada tiga generasi hak asasi manusia.a. Generasi pertama adalah hak sipil dan politikyang bermula di dunia Barat (Eropa), contohnya,hak atas hidup, hak atas kebebasan dan keamanan,hak atas kesamaan di muka peradilan, hakkebebasan berpikir dan berpendapat, hak beragama,hak berkumpul, dan hak untuk berserikat.b. Generasi kedua adalah hak ekonomi, sosial, dan budaya yang diperjuangkanoleh Negara-negara sosialis di Eropa Timur, misalnya, hak atas pekerjaan,hak atas penghasilan yang layak, hak membentuk serikat pekerja, hak ataspangan, kesehatan, hak atas perumahan, hak atas pendidikan, dan hak atasjaminan sosial.c. Generasi ketiga adalah hak perdamaian dan pembangunan yang diperjuangkanoleh negara-negara berkembang (Asia-Afrika). Misalnya, hak bebas dariancaman musuh, hak setiap bangsa untuk merdeka, hak sederajat denganbangsa lain, dan hak mendapatkan kedamaian.Hak asasi manusia kini sudah diakui seluruh dunia dan bersifat universal,meliputi berbagai bidang kehidupan manusia dan tidak lagi menjadi milik negaraBarat saja. Sekarang ini, hak asasi manusia telah menjadi isu kontemporer didunia. PBB pada tanggal 10 Desember 1948 mencanangkanDeclarationUniversal of Human Rights(Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia).Bunyi Pasal 1 deklarasi tersebut dengan tegas menyatakan: Sekalian orangdilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Merekadikaruniai akal dan budi dan kehendaknya bergaul satu sama lain dalampersaudaraan. Deklarasi tersebut melambangkan komitmen moral duniainternasional pada hak asasi manusia. Deklarasi universal ini kemudian dijadikanpedoman dan standar minimum penegakan hak asasi manusia oleh negara-negarayang tergabung dalam berbagai organisasi dan kelompok regional yang diwujudkandalam konstitusi atau undang-undang dasar setiap negara.Hasil rumusan mengenai hak asasi manusia oleh negara-negara di dunia,antara lain, dijabarkan dalam:a.Declaration on The Rights of Peoples to Peace(Deklarasi Hak Bangsaatas Perdamaian) oleh negara-negara Dunia Ketiga pada tahun 1984;b.Bangkok Declaration, diterima oleh negara-negara Asia pada tahun 1993;c. Deklarasi universal dari negara-negara yang tergabung dalam PBB tahun1993;d.African Charter on Human and Peoples Rights (Banjul Charter)olehnegara-negara Afrika yang tergabung dalam Persatuan Afrika (OAU) padatahun 1981;e.Declaration on The Rights to Development(Deklarasi Hak atasPembangunan) pada tahun 1986 oleh negara-negara Dunia Ketiga;f.Cairo Declaration on Human Rights in Islamoleh negara-negara yangtergabung dalam OKI (Organisasi Konferensi Islam) tahun 1990.

Sejarah HAM di IndonesiaSejarah perkembangan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia sudah ada sejak lama. Indonesia adalah negara berdasarkan hukum bukan berdasarkan atas kekuasaan, hal ini dapat kita lihat dengan tegas di dalam penjelasan UUD tahun 1945. Dalam negara hukum mengandung pengertian setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum, tidak ada satu pun yang mempunyai kekebalan dan keistimewaan terhadap hukum.Salah satu tujuan hukum adalah untuk menciptakan keadilan di tengah-tengah pergaulan masyarakat, sedangkan keadilan adalah salah satu refleksi dari pelaksanaan hak asasi manusia dan hukum adalah keterkaitan yang erat, karena dalam pelaksanaan hak asasi manusia. Keterkaitan antara hak asasi manusia dan hukum adalah keterkaitan yang erat, karena dalam pelaksanaan hak asasi manusia adalah masuk ke dalam persoalan hukum dan harus diatur melalui ketentuan hukum.Dalam negara kesatuan RI sumber dari tertib hukum adalah Pancasila artinya dalam pembuatan suatu produk hukum haruslah berlandaskan dan sesuai dengan kaedah Pancasila. Sebagai suatu falsafah bangsa Pancasila juga memberikan warna dan arah, bagaimana seharusnya hukum itu diterapkan pada masyarakat sehingga terciptanya suatu pola hidup bermasyarkat sesuai dengan hukum dan Pancasila.Mengenai persoalan hak asasi manusia dalam pandangan Pancasila bahwa manusia sebagai mahkluk Tuhan ditempatkan dalam keluhuran harkat dan martabatnya dengan kesadaran mengemban kodrat sebagai mahluk individu dan mahkluk sosial yang dikaruniai hak, kebebasan dan kewajiban asasi di dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat haruslah mewujudkan keselarasan hubungan:1. Antara manusia dengan penciptanya.2. Antara manusia dengan manusia.3. Antara manusia dengan masyarakat dan negara.4. Antara manusia dengan lingkungannya.5. Antara manusia dalam hubungan antar bangsa.Maka dapat dilihat kritetia hak asasi manusia menurut Pancasila adalah hak dan kewajiban asasi manusia, dimana hak dan kewajiban asasi ini melekat pada manusia sebagai karunia Tuhan yang mutlak diperlukan dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara berdasrkan Pancasila dan UUD tahun 1945.Di samping Pancasila sebagai landasan filosofis, perlu dilihat UUD tahun 1945 sebagai landasan konstitusional. Dalam membicarakan UUD tahun 1945 haruslah melihat secara keseluruhan artinya melihat UUD tahun 1945 dari pembukaan, batang tubuh dan penjelasannya. Pembukaan UUD tahun 1945 merupakan sumber motivasi, sumber inspirasi cita-cita hukum, cita-cita moral sebagai staatsfundamental norm Indonesia.Thomas Hobbes mengatakan bahwa setiap bangsa cenderung mempertahankan kehidupannya, sehinggga semua kegiatan manusia dan masyarakat manusia digerakkan oleh naluri dasar untuk mempertahankan hidup serta harkat dan martabatnya sebagai manusia dan bangsa. Pandangannya ini sesuai dengan bangsa Indonesia yang telah menentukan jalan hidupnya sendiri sejak tanggal 17 Agustus 1945 sebagai tonggak sejarah dan indikasi bahwa Indonesia telah melaksanakan prinsip-prinsip HAM, bahkan Indonesia telah melaksanakan prinsip-prinsip HAM, bahkan berperan aktif dalam kancah internasional baik di dalam maupun di luar forum PBB.Peran Indonesia dalam perjuangan hak asasi internasional sejalan dengan tekad bangsa Inodnesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD tahun 1945 untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia, Indonesia telah aktif dalam usaha menegakkan penghormatan hak-hak asasi manusia di forum internasional sesuai dengan prinsip-prinsip PBB.Salah satu peran aktif di Indonesia yang penting, setelah diterimanya Universal Declaration of Human Rights oleh negara-negara yang tergabung dalam PBB tahun 1948, adalah diselengarakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 yang menghasilkan Deklarasi Bandung yang memuat pernyataan sikap negara-negara peserta bertekad untuk menjunjung tinggi:1. Penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia yang sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB2. Penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial semua Negara3. Pengakuan atas persamaan derajat semua ras dan semua bangsa besar dan kecil4. Tidak akan melakukan intervensi dan mempengaruhi urusan dalam negari lain5. Penghormatan atas hak setiap bangsa untuk mempertahankan dirinya baik secara sendiri-sendiri maupun kolektif sesuai dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam PBB6. Menghindarkan diri dari penggunaan cara pertahanan kolektif untuk kepentingan tertentu dari sikap kekuatan besar dan menghindarkan diri dari tindak melakukan tekanan terhadap negara lain7. Menahan diri dari tindakan-tindakan atau penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik setiap Negara8. Menyelesaikan segala sengketa internasional dengan cara damai seperti negoisasi, konsiliasi, arbitrase atau pengadilan serta cara-cara lain yang dipilih oleh para pihak sesuai dengan ketentuam Piagam PBB9. Menjunjung tinggi kepentingan timbal balik dan kerjasama internasional.10. Menghormati prinsip keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.Bagi bangsa Indonesia pelaksanaan HAM telah tercermin di dalam Pembukaan UUD tahun 1945 dan batang tubuhnya yang menjadi hukum dasar tertulis dan acuan untuk setiap peraturan hukum yang di Indonesia. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pembukaan UUD tahun 1945 telah digali dari akar budaya bangsa yang hidup jauh sebelum lahirnya Deklarasi HAM Internasional (The Universal Declaration of Human Rights 1948).Di dunia ini terdapat perbedaan-perbedaan yang menyolok di berbagai bidang seperti di tingkat internasional dikenal negara maju, negara berkembang dan negara miskin, negara adikuasa dengan dunia ketiga, negara liberal dengan negara komunis dan di tingkat nasional pun terdapat hal-hal yang berbeda.Dalam konterks Pembukaan UUD tahun 1945 dapat dililhat bahwa bersirinya Negara Republik Indonesia adalah hasil perjuangan untuk menegakkan HAM Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka. Pembukaan UUD tahun 1945 dengan jelas mencerminkan tekad bangsa Indonesia untuk menjunjung tinggi HAM dari penindasan penjajah Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.Sesuai dengan rumusan yang tertulis secara eksplisit dan berdasarkan pandangan hidup dalam masyarakat Indonesia tekad melepaskan diri dari penjajahan itu akan diisi dengan upaya-upaya mempertahankan eksistensi bangsa dengan:1. Membentuk pemerintahan Negara Indonesia yang melilndungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia2. Memajukan kesejahteraan umum3. Mencerdaskan kehidupan bangsa4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.Tujuan tersebut dilandasi oleh falsafah hukum yang menjadi landasan hak dan kewajiban asasi seluruh warga negara Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila adalah dasar yang melandasi segala hukum dan kebijaksanaan yang berlaku di negara Republik Indonesia.Hal ini berarti Pancasila menjadi titik tolak pikir dan tindakan termasuk dalam merumuskan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi HAM. Karena Pancasila merupakan akar filosofis jiwa dan budaya bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku yang memiliki berbagai macam corak budaya. Dasar-dasar pemikiran dan orientasi Pancasila pada hakekatnya bertumpu pada dan nilai-nilai yang terdapat dalam budaya bangsa. Kebudayaan bangsa tersebar di seluruh kepulauan Indonesia yang terdiri dari kebudayaan tradisional yang telah hidup berabad-abad, maupun kebudayaan yang sudah modern yang telah berakulturasi dengan kebudayaan lain. Selain itu, Pancasila juga mempunyai nilai historis yang mencerminkan perjuangan bangsa Indonesia yang panjang dengan pengorbanan baik harta maupun jiwa sejak berdirinya Budi Utomo pada permulaan abad XX (tahun 1908)yang diikuti dengnan berbagai peristiwa sejarah dalam upaya melepaskan diri dari belunggu penjajahan. Perjuangan yang memperlihatkan dinamika bangsa yang memberikan khas corak yang khas bagi Pancasila sebagai pencerminan bangsa yang ingin kemerdekaan dan kemandirian. Maka Pancasila harus dipegang teguh sebagai prinsip utama.Kebebasan dasar dan hak-hak dasar yang disebut HAM yang melekat pada manusia secara kodrati sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak tersebut tidak dapat diingkari. Dilihat dari pilihan yang telah ditetapkan bersama terutama dari Bapak Pendiri Bangsa (The Founding Father) yang bercita-cita terbentuknya negara hukum yang demokratik, maka jiwa atau roh negara hukum demokratik tersebut ada sejauh mana hak asasi itu dijalani dan dihormati. Apabila dilihat UUD sebelum diamandemen, hak asasi tidak tercantum dalam suatu piagam yang terpisah melainkan tersebar dalam beberapa pasal. Jumlahnya terbatas dan diumumkan secara singkat. Karena situasi yang mendesak pada pendudukan Jepang tidak ada waktu untuk membicarakan HAM lebih dalam. Lagipula, waktu UUD 1945 dibuat Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB belum lahir, HAM diatur di Pembukaan UUD 1945 yang kemudian dijabarkan dalam Batang Tubuh yaitu pasal 26, pasal 27, pasal 28, pasal 29, pasal 30, pasal 31, pasal 33, dan pasal 34.Dari kajian pasal-pasal tersebut dikemukakan:1. HAM itu meliputi baik yang bersifat klasik maupun yang bersifat sosial. HAM/ warganegara yang bersifat klasik terdapat dalam pasal 27 ayat (1), pasal 28, pasal 29 ayat (2). Yang bersifat sosial dirumuskan dalam pasal 27 ayat (2), pasal 31 ayat (1) dan pasal 24. Sedangkan rumusan dalam pasal 30 tidak termasuk dalam HAM yang klasik maupun yang sosial. Dengan demikian HAM yang timbul karena hukum (legal rights).2. HAM yang berkenaan dengan semua orang yang berkedudukan sebagai penduduk tidak dirumuskan dengan hak melainkan dengan kemerdekaan. Contohnya bunyi pasal 28 dan pasal 29 ayat (2).3. HAM yang berkenaan dengan warga negara Indonesia dengan tegas dikatakan tidak. Hal ini dapat dibaca dalam pasal 27 ayat (2), pasal 30 ayat (1) dan pasal 31 ayat (1).4. Sebagian besar rakyat masih dalam keadaan serba kurang (pendidikan dan kebutuhan hidup)5. Belum/tidak adanya hukum atau peraturan positif aplikasi dalam kehidupan bernegara.HAM di Indonesia sebagai pemikiran paradigma tidaklah lahir bersamaan dengan Deklarasi HAM PBB 1948. Bahwa HAM bagi bangsa Indonesia bukan barang asing terbukti dengan terjadinya perdebatan yang terjadi dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sidang periode pertama BPUPKI terbagai dua yaitu, pertama berlangsung dari tanggal 19 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945. Sidang periode kedua diselenggarakan pada tanggal 10 sampai 16 Juli 1945. Sidang I BPUPKI mendengar pidato Soekarno, Muhammad Yamin, Soepomo, Muhammad Hatta terlihat perbedaan pandangan mereka mengenai konsep-konsep kebebasan seperti di negara Barat.Di lain pihak, Muhammad Hatta khawatir jika jaminan kebebasan tidak dicantumkan dalam UUD, hak-hak masyarakat tidak akan ada artinya dihadapan negara. Kemudian masih pada masa sidang II, terjadi perdebatan langsung antara para tokoh tersebut. Dalam rancangan undang-undang dasar yang sedang dibahas pada waktu itu Muhammad Hatta tidak menemukan pasal tentang HAM dan kebebasan, karena itu beliau angkat bicara, Saya menginginkan pasal-pasal yang mengakui HAM.Namun Soepomo menapik Muhammad Hatta, pasal-pasal tersebut tidak perlu ada karena hanya akan memberikan peluang kepada paham individualisme, perseorangan, padahal kita ingin kekeluargaan, katanya. Dalam perdebatan ini, Soepomo didukung oleh Soekarno sedangkan Muhammad Hatta didukung oleh Muhammad Yamin.Akhirnya para pendiri Republik Indonesia dengan jiwa besar setuju untuk kompromi. Maka lahirlah pasal 27, pasal 28 dan pasal 29 UUD tahun 1945. Proses perumusan tersebut sekaligus menunjukkan bahwa sejak awal pendekatan musyawarah mufakat sudah muncul sebagai fakta-fakta sejarah yang menyangkut proses penyusunan pasal 28 UUD tahun 1945 diungkapkan oleh Muhammad Yamin.Di Indonesia HAM telah mendapat tempat dan diatur di dalam:1. UUD tahun 19452. Tap MPR No XVII/MPR/1998 tentang HAM3. Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM4. Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen5. Undang-Undang No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM6. Konvensi Internasional Anti Apartheid dalam Olahraga yang diratifikasi dengan Keputusan Presiden No. 48 tahun 1993 tanggal 26 Mei 19937. Konvensi tentang Hak-Hak Anak tahun 19998 yang diratifikasi dengan Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990 tanggal 25 Agustus 19908. Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan tahun 1979 yang diratifikasi dengan Undang-Undang No. 7 tahun 1984 tanggal 24 Juli 1984.9. Konvensi tentang Hak-Hak Politik Kaum Wanita tahun 1953 yang diratifikasi dengan Undang-Undang No. 68 tahun 1998.10. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman yang Kejam secara Tidak Manusiawi dalam Merendahkan Martabat Manusia Lainnya tahun 1984 yang diratifikasi dengan Undang-Undang No. 5 tanggal 24 September 1998.11. Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial yang diratifikasi dengan Undang-Undang No. 29 tanggal 25 Mei 1999.Sehubungan dengan hak-hak diatas untuk menciptakan dan mencapai cita-cita yang diinginkan oleh Bapak Pendiri Negara kita maka perlulah ada pengaturan mengenai HAM itu sendiri yang mana dapat dilihat sebagai berikut:Dalam Pancasila1. Ketuhanan Yang Maha Esa Kesadaran masyarakat Indonesia akan perbedaan agama yang terdapat dalam kesehariannya dikembangkan dengan adanya toleransi antar umat beragama dan juga hormat menghormati antara pemeluk agama aliran kepercayaan yang berbeda-beda.2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Dengan sila ini, manusia diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang sama derajat yang sama hak dan kewajibannya tanpa membedakan suku, agama dan kepercayaan dan jenis kelamin.3. Persatuan Indonesia Dalam sila ini manusia menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan Dalam sila ini manusia Indonesia sebagai warga negara mempunyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama. Hal ini tampak jelas dari sistem perwakilan rakyat.5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dengan sila ini maka mansuia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial.Hak-Hak Asasi Manusia dalam UUD tahun 1945UUD tahun 1945 sudah memuat beberapa hak asasi manusai baik dalam Pembukaan maupun dalam Batang Tubuh.Di dalam pembukanya yaitu mulai dari alinea I sampai alinea IV semuanya mengatur tentang HAM, sedangkan dalam Batang Tubuh UUD tahun 1945 HAM diatur dalam pasal:1. Dalam pasal 1 ayat (1) dikatakan bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Ketentuan ini mengandung pengertian bahwa negara kita adalah negara yang demokratik negara yang tidak mengakui absolutisme yaitu bersifat sewenang-wenang oleh sebab itu ketentuan ini mengakui hak manusia.2. Dalam pasal 27 ayat (1) yaitu pasal yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia. Pasal ini menentukan persamaan hak di depan hukum dan pemerintahan, persamaan untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.3. Pasal 28 yaitu yang mengatur kebebasan untuk berkumpul, berserikat dan mengeluarkan pendapat.HAM dalam peraturan perundang-undangan yaitu:1. Dalam KUHP yaitu hak manusia tercantum dengan dianutnya asas legalitas.2. Dalam BW yang terdapat dalam pasal 1 ayat (2) anak yang di dalam kandungan seorang perempuan dianggap telah dilahirkan bilamana kepentingan si anak menghendakinya.3. UU No. 14 tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman4. UU No. 8 tahun 1981 yaitu KUHAP yang mengatur tentang perlindungan HAM misalnya bantuan hukum, ganti ruhi maupun rehabilitasi.5. UU No 9 tahun 1986 yaitu Pengadilan Tata Usaha Negara, di dalam undang-undang ini pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi juga terdapat pengaturan dalam pasal 4 yang menyatakan bahwa PTUN adalah salah satu pelaksanaan kekuasaan bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa TUN (Tata Usaha Negara).6. UU No 39 tahun 1999 tentang HAM7. UU No. 26 tahun 2000 tentang Peradilan terhadap Pelanggaran HAM.Demikianlah perkembangan sejarah HAM di Indonesia dan pengaturan yang dibuat dalam rangka untuk menegakkan masyarakat damai dan sejahtera.Sejarah HAM di InggrisHak asasi manusia di Amerika SerikatDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pada tahun 1776,Thomas JeffersondalamDeklarasi Kemerdekaan Amerika Serikatmengajukan filosofi bahwa hak asasi manusia melekat pada semua orang, menegaskan bahwa "semua semua orang diciptakan sederajat, bahwa mereka dikaruniai oleh Penciptanya dengan Hak-hak yang tidak dapat disangkal, dan bahwa di antara hak-hak itu adalah Kehidupan, Kemerdekaan, dan upaya mengejar Kebahagiaan." SejarawanJoseph J. Ellismenyebut Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat sebagai "pernyataan hak asasi manusia dalam sejarah tertulis yang paling sering dikutip".[1]Hak asasi manusia di Amerika Serikatsecara hukum dilindungi olehKonstitusi Amerika Serikatdanamendemen-amandemennya,[2][3]disepakati melalui traktat, dan ditetapkan secara legislatif melalui Kongres, badan perundang-undangan negara bagian, dan plebisit (referendum negara bagian). Pengadilan federal di Amerika Serikat memiliki yurisdiksi atas hukum hak asasi internasional sebagai pertanyaan federal, yang terjadi berdasarkan hukum internasional yang merupakan bagian dari hukum Amerika Serikat.[4]DiTiga Belas KoloniAmerika Britania, organisasi hak asasi manusia pertama kali didirikan olehAnthony Benezetpada tahun 1775 dengan tujuan menghapus perbudakan. Setahun kemudian,Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikatmenganjurkankemerdekaan sipilberdasarkan "kebenaran yang dapat membuktikan dirinya sendiri" bahwa mereka dikaruniai oleh Penciptanya dengan Hak-hak yang tidak dapat disangkal, dan bahwa di antara hak-hak itu adalah Kehidupan, Kemerdekaan, dan upaya mengejar Kebahagiaan.[5]Pandangan kemerdekaan manusia ini menerima sebagai dalil bahwa hak-hak fundamental tidak diberikan oleh pemerintah, melainkan tidak dapat disangkal dan melekat pada setiap individu, anteseden pemerintah.[6]Dengan menjunjung prinsip-prinsip tersebut, Konstitusi Amerika Serikat diadopsi pada tahun 1787, sehingga terbentuk sebuahrepublikyang menjamin sejumlah kemerdekaan sipil dan hak-hak. Kemerdekaan dan hak-hak tersebut lebih lanjut dikodifikasi dalamBill of Rights(sepuluh amandemen Konstitusi) dan selanjutnya diperluas dari masa ke masa untuk dapat diterapkan secara menyeluruh melalui putusan yudisial dan undang-undang, serta mencerminkan norma-norma masyarakat yang terus berkembang. Perbudakan dihapus secara konstitusional pada tahun 1865, dan hak pilih wanita ditetapkan secara nasional pada tahun 1920.Pada abad ke-20, Amerika Serikat memegang peran utama dalam pendirianPerserikatan Bangsa-Bangsadan penyusunanPernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia.[7]Sebagian besar Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia mengambil model sebagian dariU.S. Bill of Rights.[8]

SEJARAH SINGKAT HAM

Sejarah singkat HAM
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain.Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia.
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.

Sejarah HAM di Inggris