33
SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN ISLAM SAMPAI MASA DAN ABBASIYAH SMP NEGERI 1 SLEMAN Oleh :

Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sejarah Ilmu Pengetahuan Islam sampai Madda dan Abbasiyah. ~Lengkap

Citation preview

SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN ISLAM SAMPAI MASA DAN ABBASIYAH

SMP NEGERI 1 SLEMAN

Oleh:Nama : Isna RahayunirahimahNo: 10Kelas: VIIIC

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN ISLAM SAMPAI MASA DAN ABBASIYAH. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua, buku, dan segenap tim lainnya. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Sleman, 24 Mei 2014Penyusun

Isna Rahayunirahimah

Masa Rasulullah Periode Mekkah :Kejahiliyahan (kebodohan) masyarakat arab waktu itu terdapat dalam bidang :1. AgamaMasyarakat Arab adalah penyembah berhala. berhala-berhala itu diletakan di Kabahjumlahnya mencapai 300 lebih. diantara berhala-berhala yang termasyur benamaMaabi, Khuzaah, Hubal, Latta, Uzza, dan Manat.2. Moralmasyarakat Arab menjadikan kabilah yang kalah perang menjadi budak,menempatkan perempuan di tempat yang rendah, suka berjudi, dan minum-minuman keras.3. HukumMasyarakat Arab menganggap bahwa judi, mabuk-mabukkan, bezina, mencuri,merampok, membunuh bukan merupakan perbuatan yang salah. Melihat kondisi masyarakat Mekah dalam kejahiliahan, Rasulullah saw. Kurang lebih lima tahun terakhir sebelum kenabian selalu berkhalwat mendekatkan diri kepada Allah Swt. di Gua Hira. Tujuannya agar Allah Swt. berkenan memberi petunjukdalam menghadapi umat. dalam usia 40 Tahun, bertepatan tanggal 17 Ramadhan 610M, Rasulullah Saw. didatangi malaikat Jibril. dan saat itulah turun wahyu yang pertama Surah Al-Alaq (96:1-5). Peristiwa turunnya wahyu pertama tersebut kemudian diperingati sebagai Nuzulul Quran. setelah menerima wahyu Rasulullah saw. mengalami kegelisahan dan kebingungan kemudian dihibur Khadijah dan diyakinkan bahwa beliau akan dijadikannabi dan akan mengangkat derajat kaumnya dari kehinaan menuju kebahagiaan abadi.kurang lebih dua setengah tahun setelah wahyu pertama turun barulah turun wahyu kedua Surah Al-Muddassir (74:1-7)Setelah turun wahyu yang kedua ini kemudian Rasulullah saw. diawal kenabian periode Makkah adalah sebagai berikut :1.Mengajarkan keesaan Allah Swt.2.Mengajarkan adanya hari kiamat sebagai hari pembalasan.3.Mengajarkan kesucian jiwa.4.Mengajarkan persaudaraan dan persatuan.melihat dakwah Rasulullah saw. orang-orang Quraiys berusaha menghentikan denganberbagai cara.Bebeberapa tindakan (reaksi) orang kafir Quraisy untuk menghentikandakwah Rasulullah saw. adalah sebagai berikut :1. Ejekan, hinaan, dan memperolok-olok.perhatikan firman Allah Swt.Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Qur'an kepadanya, sesungguhnya kamubenar- benar orang yang gila. (Q.S. Al-Hijr, 15:6)2. Menjelek-jelek ajaran Nabi Muhammad saw.Dan orang-orang kafir berkata: "Al Qur'an ini tidak lain hanyalah kebohongan yangdiada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain maka sesungguhnya merekatelah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar.(Q.S. Al-Furqaan, 25:4)3.Menyodorkan beberapa bentuk penawaran.4.Melakukan tekanan fisik.

Dakwah Sembunyi-sembunyi.Lebih kurang selama tiga tahun dimulai dari mengajak anggota keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat Allah Swt. Memberikan petunjuk tentang cara menyampaikan agama islam kepada umat manusia, yaitu :a.Dengan cara sembunyi-sembunyi, sebab orang kafir Quraisy tidak akan senang terhadapagama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw.b.Lemah lembut jangan sampai menyakiti orang.Dakwah Terang-Terangan Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (Q.S. Al-Hijr, 15:94). Nabi Muhammad saw. Termenung sejenak memikirkan reaksi keras dari kaumnya,terutama pamannya sendiri Abu Lahab,. Kemudian turun wahyu yang menerangkan bahwa yang celaka Abu Lahab sendiri. (Q.S. Al-Lahab, 111:1-5). Dengan cara mengumpulkan Bani Hasyim, orang-orang Quraisy kemudian diatas Bukit Safa Rasulullah saw. Menyampaikan dakwah mengajak kepada tauhid, iman kepada Allah Swt.,iman kepada hari kiamat, menantang kurafat dan kemusyrikan, menjelaskan kedudukan berhalayang tidak dapat memberi manfaat atau mudarat. Menyadarkan mereka untuk tunduk dan pasrahtotal Kepada Allah Swt. Dakwah Rasulullah saw. Yang terang-terangan ini mendapattentanganyang sangat hebat.

Periode MadinahRencana hijrah Rasulullah diawali karena adanya perjanjian antara Nabi Muhammad SAW dengan orang-orang Yatsrib yaitu suku Aus dan Khazraj saat di Mekkah yang terdengar sampai ke kaum Quraisy hingga Kaum Quraisy pun merencanakan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Pembunuhan itu direncanakan melibatkan semua suku. Setiap suku diwakili oleh seorang pemudanya yang terkuat. Rencana pembunuhan itu terdengar oleh Nabi SAW, sehingga ia merencanakan hijrah bersama sahabatnya, Abu Bakar. Abu Bakar diminta mempersiapkan segala hal yang diperlukan dalam perjalanan, termasuk 2 ekor unta. Sementara Ali bin Abi Thalib diminta untuk menggantikan Nabi SAW menempati tempat tidurnya agar kaum Quraisy mengira bahwa Nabi SAW masih tidur.Pada malam hari yang direncanakan, di tengah malam buta Nabi SAW keluar dari rumahnya tanpa diketahui oleh para pengepung dari kalangan kaum Quraisy. Nabi SAW menemui Abu Bakar yang telah siap menunggu. Mereka berdua keluar dari Mekah menuju sebuah Gua Tsur, kira-kira 3 mil sebelah selatan Kota Mekah. Mereka bersembunyi di gua itu selama 3 hari 3 malam menunggu keadaan aman Pada malam ke-4, setelah usaha orang Quraisy mulai menurun karena mengira Nabi SAW sudah sampai di Yatsrib, keluarlah Nabi SAW dan Abu Bakar dari persembunyiannya. Pada waktu itu Abdullah bin Uraiqit yang diperintahkan oleh Abu Bakar pun tiba dengan membawa 2 ekor unta yang memang telah dipersiapkan sebelumnya. Berangkatlah Nabi SAW bersama Abu Bakar menuju Yatsrib menyusuri pantai Laut Merah, suatu jalan yang tidak pernah ditempuh orang.Setelah 7 hari perjalanan, Nabi SAW dan Abu Bakar tiba di Quba, sebuah desa yang jaraknya 5 km dari Yatsrib. Di desa ini mereka beristirahat selama beberapa hari. Mereka menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini Nabi SAW membangun sebuah masjid yang kemudian terkenal sebagai Masjid Quba. Inilah masjid pertama yang dibangun Nabi SAW sebagai pusat peribadatan.Tak lama kemudian, Ali menggabungkan diri dengan Nabi SAW. Sementara itu penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatangannya. Menurut perhitungan mereka, berdasarkan perhitungan yang lazim ditempuh orang, seharusnya Nabi SAW sudah tiba di Yatsrib. Oleh sebab itu mereka pergi ke tempat-tempat yang tinggi, memandang ke arah Quba, menantikan dan menyongsong kedatangan Nabi SAW dan rombongan.Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dengan perasaan bahagia, mereka mengelu-elukan kedatangan Nabi SAW. Mereka berbaris di sepanjang jalan dan menyanyikan lagu Thala al-Badru, yang isinya:Telah tiba bulan purnama, dari Saniyyah al-Wadi (celah-celah bukit). Kami wajib bersyukur, selama ada orang yang menyeru kepada Ilahi, Wahai orang yang diutus kepada kami, engkau telah membawa sesuatu yang harus kami taati. Setiap orang ingin agar Nabi SAW singgah dan menginap di rumahnya. Tetapi Nabi SAW hanya berkata Aku akan menginap dimana untaku berhenti. Biarkanlah dia berjalan sekehendak hatinya.Ternyata unta itu berhenti di tanah milik dua anak yatim, yaitu Sahal dan Suhail, di depan rumah milik Abu Ayyub al-Anshari. Dengan demikian Nabi SAW memilih rumah Abu Ayyub sebagai tempat menginap sementara. Tujuh bulan lamanya Nabi SAW tinggal di rumah Abu Ayyub, sementara kaum Muslimin bergotong-royong membangun rumah untuknya.Sejak itu nama kota Yatsrib diubah menjadi Madnah an-Nab (kota nabi). Orang sering pula menyebutnya Madnah al-Munawwarah (kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar ke seluruh dunia.1.Tahap Pertama : Membangun Masyarakat BaruLangkah pertama yang dilakukan oleh Rasulullah Saw adalah membangun Masjid Nabawi, beliau memilih tempat dimana untanya berhenti ketika pertama kali beliau tiba. Beliau membeli tanah tersebut dari dua orang anak yatim. Beliau langsung turun tangan dalam pembangunan masjid tersebut, beliau memindahkan bata dan bebatuan sambi berkata, Ya Allah, tidak ada kehidupan yang lebih baik, kecuali kehidupan akhirat. Maka anugerahkanlah ampunan-Mu bagi kaum Anshar dan Muhajirin.Di tempat dibangunnya masjid tersebut terdapat kuburan kaum Musyrikin, disana juga terdapat puing-puing bangunan, pohon kurma, dan sebuah pohon maka Rasulullah Saw memerintahkan untuk menggali kuburan tersebut, meratakan puing-puing, memotong pohon, dan menetapkan arah kiblat yang saat itu masih menghadap ke Baitul Maqdis. Dua pinggiran pintunya terbuat dari bebatuan, dinding-dindingnya dari batu yang disusun dan direkatkan oleh lumur tanah, lantainya dibuat dari pasir dan kerikil-kerikil kecil. Pintunya ada tiga. Panjang bangunan ke arah kiblat hingga ujungnya ada seratus hasta dan lebarnya juga hampir sama. Adapun, pondasinya kurang lebih tiga hasta.Kedudukan masjid tidak hanya dipergunakan untuk melaksanakan sholat saja, disana juga menjadi pusat aktivitas kaum Muslimin dalam menggelar talim dan pengajaran Islam serta bimbingan-bimbingan lainnya.Disamping pembangunan masjid serta menjadikannya sebagai sentral pemersatu bangsa. Rasulullah Saw juga mengambil langkah lain yaitu dengan Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di dalam Islam), yaitu antara kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah) dan Anshar (penduduk Madinah yang masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin). Nabi SAW mempersaudarakan individu-individu dari golongan Muhajirin dengan individu-individu dari golongan Anshar.Misalnya, Nabi SAW mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah bin Zaid, Jafar bin Abi Thalib dengan Muaz bin Jabal. Dengan demikian diharapkan masing-masing orang akan terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan. Dengan persaudaraan yang semacam ini pula, Rasulullah telah menciptakan suatu persaudaraan baru, yaitu persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan keturunan.Setelah Rasulullah Saw berhasil menancapkan dasar-dasar pembentukkan masyarakat serta umat Islam yang baru di Madinah, yaitu dengan menegakkan kekuatan akidah, politik serta kehidupan orang-orang Muslim. Beliau mulai menggalang kekuatan dengan kelompok non-Muslim. Tujuan beliau adalah untuk menciptakan keamanan, perdamaian juga untuk membuat tatanan kehidupan yang tunggal di seluruh penjuru.Kelompok non-Muslim terdekat di Madinah adalah kelompok Yahudi. Walaupun mereka memiliki kebencian dan dendam terhadap kaum Muslimin, mereka tidak berani menampakkannya. Perjanjian itu disebut dengan Misaq Madinah atau Piagam Madinah yang berisi mengenai kebebasan beragama, hak dan kewajiban masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban negerinya, kehidupan sosial, persamaan derajat, dan disebutkan bahwa Rasulullah SAW menjadi kepala pemerintahan di Madinah.Perang BadarPerang Badar terjadi pada 7 Ramadhan, dua tahun setelah hijrah. Ini adalah peperangan pertama yang mana kaum Muslim (Muslimin) mendapat kemenangan terhadap kaum Kafir dan merupakan peperangan yang sangat terkenal karena beberapa kejadian yang ajaib terjadi dalam peperangan tersebut. Rasulullah Shallalaahu alayhi wa sallam telah memberikan semangat kepada Muslimin untuk menghadang khafilah suku Quraish yang akan kembali ke Mekkah dari Syam. Muslimin keluar dengan 300 lebih tentara tidak ada niat untuk menghadapi khafilah dagang yang hanya terdiri dari 40 lelaki, tidak berniat untuk menyerang tetapi hanya untuk menunjuk kekuatan terhadap mereka. Khafilah dagang itu lolos, tetapi Abu Sufyan telah menghantar pesan kepada kaumnya suku Quraish untuk datang dan menyelamatkannya. Kaum Quraish maju dengan pasukan besar yang terdiri dari 1000 lelaki, 600 pakaian perang, 100 ekor kuda, dan 700 ekor unta, dan persediaan makanan mewah yang cukup untuk beberapa hari.Melihat perkembangan yang mengkhawatirkan dan tidak terduga ini, Rasulullah Saw menggelar musyawarah militer tinggi. Beliau mengisyaratkan posisi yang harus dipertaruhkan mati-matian. Saat itu, memang ada kaum Muslimin yang menjadi kecil hati dan menjadi gentar untuk menghadapi peperangan tersebut.Namun, para komandan pasukan seperti Abu Bakar dan Umar sama sekali tidak terlihat gentar, semangatnya tidak mengendur dan lebih baik maju terus. Saat itu Miqdad bin Amr berdiri seraya berkata, Wahai Rasulullah, teruslah maju seperti yang diperlihatkan Allah kepada engkau. Demi Allah, kami akan tetap bersamamu. Kami tidak akan mengatakan seperti apa yang pernah dikatakan oleh bani Israil kepada Nabi Musa,Pergi engkau sendiri bersama Rabb-mu lalu berperanglah kalian berdua. Kami ingin duduk menanti saja disini. Tapi kami akan mengatakan , Pergilah engkau bersama Rabb-mu dan berperanglah kalian berdua, sesungguhnya kami akan berperang bersama kalian berdua.Demi yang mengutusmu dengan kebenaran, andaikata engkau pergi membawa kami ke dasar sumur yang gelap, niscaya kami pun siap bertempur bersama engkau hingga bisa mencapai tempat itu.Tak lama setelah mendengar itu Rasulullah terdiam dan kaum Anshar merasakan apa yang dimaksud Rasulullah. Saad berkata, Wahai utusan Allah, kami telah mempercayai bahwa engkau berkata benar, Kami telah memberikan kepadamu kesetiaan kami untuk mendengar dan thaat kepadamu. Demi Allah, Dia yang telah mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau memasuki laut, kami akan ikut memasukinya bersamamu dan tidak ada seorangpun dari kami yang akan tertinggal di belakang. Mudah-mudahan Allah akan menunjukkan kepadamu yang mana tindakan kami akan menyukakan mu. Maka Majulah bersama-sama kami, letakkan kepercayaan kami di dalam keberkahan Allah.Rasulullah sangat menyukai apa yang disampaikan dan kemudian beluai bersabda, Majulah ke depan dan yakinlah yang Allah telah menjajikan kepadaku satu dari keduanya (khafilah dagang atau perang), dan demi Allah, seolah olah aku telah dapat melihat pasukan musuh terbaring kalah. Pasukan Muslimin bergerak maju dan kemudian berhenti sejenak di tempat yang berdekatan dengan Badar (tempat paling dekat ke Madinah yang berada di utara Mekah). Seorang sahabat nabi, Hubbab bin Mundzir memberikan saran agar pasukan Muslimin sebaiknya bermarkas lebih ke selatan tempat yang paling dekat dengan sumber air, kemudian membuat kolam persediaan air untuk mereka dan menghancurkan sumber air yang lain sehingga dapat menghalang orang kafir Quraish dari mendapatkan air. Rasulullah SAW menyetujui usulan tersebut dan melaksanakannya. Kemudian Saad bin Muadh mengusulkan untuk membangun benteng untuk Rasulullah SAW untuk melindungi beliau dan sebagai markas bagi pasukan Muslimin. Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra. tinggal di dalam benteng sementara Saad bin Muadh dan sekumpulan lelaki menjaganya.Rasulullah SAW telah menghabiskan sepanjang malam dengan berdoa dan beribadah walaupun beliau SAW mengetahui bahwa Allah SWT telah menjanjikannya kemenangan.Perang UhudPerang Uhud merupakan peperangan yang menimbulkan banyak korban dari kaum Muslimin dan Quraisy. Dan peperangan inilah yang membuat citra kaum Muslimin di Madinah yang semula sudah mulai stabil dan tak ada lagi pihak yang merongrongnya, sekarang sudah hampir pula goncang dan goyah.Kekalahan ini disebabkan karena pada saat kemenangan sementara pada perang Uhud, kaum Muslimin sekarang memperebutkan rampasan perang. Hal ini membuat mereka lupa mengikuti terus jejak musuh, karena sudah mengharapkan kekayaan duniawi. Lalu mereka berselisih. Ketika itu juga tampil Abdullah bin Jubair berpidato agar jangan mereka itu melanggar perintah Rasul. Tetapi mereka sebahagian besar tidak patuh. Mereka berangkat juga. Yang masih tinggal hanya beberapa orang saja, tidak sampai sepuluh orang. Seperti kesibukan Muslimin yang lain, mereka yang ikut bergegas itu pun sibuk pula dengan harta rampasan. Harta rampasan sedemikan banyaknya, sehingga hal tersebut mulai menarik perhatian barisan pertahanan belakang yang menyaksikan perebutan ghanimah itu. Disinilah awal bencana dimulai. Sebagian besar anggota barisan pemanah tersebut mulai tergoda ingin ikut larut dalam perebutan ghanimah. Maka mereka mengambil keputusan untuk bergabung dan mengumpulkan ghanimah bersama pasukan garda depan.Hal tersebut dicegah oleh pimpinan pasukan barisan belakang. Namun cegahan tersebut dibantah dengan alasan bahwa saat itu mereka sudah menang. Maka setidaknya menurut mereka, pesan Rasulullah saw sudah tidak relevan di saat itu. Karena pesan Rasulullah saw ditujukan ketika masih berlangsungnya perang, bukan di saat sudah menang perang. Sehingga pasukan barisan belakang bubar, hanya tinggal 10 orang pemanah saja yang tetap berpegang kepada pesan Rasulullah saw agar tidak meninggalkan barisan.Kemudian tiba-tiba Khalid bin Whalid mengambil kesempatan dengan memyuruh pasukan Mekah untuk menyerang kaum Muslimin yang sedang berselisih memperebutkan rampasan perang. Kaum Muslimin yang sedang berselisih kemudian lari kocar-kacir menghadapi kaum Quraisy sendiri hingga ada yang tidak sengaja menghunuskan pedangnya sendiri kepada kaum Muslimin lainnya.Setelah peperangan itu berakhir banyak sekali kaum Muslimin yang menjadi korban termasuk paman Rasulullah yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib. Jasad paman Rasulullah ini dianiaya oleh Hindun binti Utba, ia membedah perut Hamzah lalu mengeluarkan jantungnya, lalu dikunyahnya dengan giginya, tapi ia tidak bisa menelannya. Abu Sufyan yang mengetahui perbuatan kaumnya ini menyatakan lepas tangan dari perbuatan itu. Keesokan harinya setelah peristiwa Uhud yang terjadi pada malam 16 Syawal (tahun ke 5 Hijrah) salah seorang muazzin Nabi berseru kepada Muslimin dan mengerahkan mereka supaya bersiap-siap menghadapi musuh dan mengadakan pengejaran. Tetapi yang dimintanya hanya mereka yang pernah turut dalam peperangan itu. Setelah kaum Muslimin berangkat, pihak Abu Sufyan merasa ketakutan sekali, bahwa musuhnya yang dari Medinah itu sekarang datang dengan bantuan baru. Tidak berani ia menghadapi mereka.Sementara itu Muhammad pun sudah sampai pula di Hamra l-Asad.8 Sedang Abu Sufyan dan teman-temannya berada di Rauha. Waktu itu Mabad al-Khuzai lewat dan sebelumnya ia sudah pula lewat di tempat Muhammad dan rombongannya itu. Ia ditanya oleh Abu Sufyan tentang keadaan mereka itu, yang oleh Mabad ketika itu ia masih dalam syirik -dijawab: Muhammad dan sahabat-sahabatnya sudah berangkat mau mencari kamu, dalam jumlah yang belum pernah kulihat semacam itu. Orang-orang yang dulunya tidak ikut, sekarang mereka menggabungkan diri dengan dia. Mereka semua terdiri dari orang-orang yang sangat geram kepadamu, orang-orang yang hendak membalas dendam.Perang KhandaqPertempuran Khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriah atau pada tahun 627 Masehi, yaitu pengepungan Madinah oleh pasukan gabungan antara kaum kafir Quraisy makkah dan yahudi bani Nadir (al-ahzaab), sehingga dikenal juga sebagai Perang Ahzab. Untuk melindungi Madinah dari serangan gabungan, maka dibuatlah parit sebagai strategi berperang untuk menghindari serbuan langsung dari pasukan Al-Ahzab Quraisy dan bani Nadir. Strategi pembuatan parit di sela sela daerah yang tidak terlindungi oleh pegunungan sebagai tempat perlindungan adalah strategi dari sahabat Rasulullah Saw bernama Salman al-Farisi yang berasal dari Persia, sehingga perang ini disebut dengan pertempuran parit / khandaq. Sejatinya strategi ini berasal dari Persia, yang dilakukan apabila mereka terkepung atau takut dengan keberadaan pasukan berkuda.Lalu digalilah parit di bagian utara Madinah selama sembilan/sepuluh hari. Pasukan gabungan datang dengan kekuatan 10.000 pasukan yang siap berperang. Pasukan gabungan membuat kemah di bagian utara Madinah, karena di tempat itu adalah tempat yang paling tepat untuk melakukan perang. Pada Pertempuran Khandaq, terjadi pengkhianatan dari kaum Yahudi Bani Qurayzhah atas kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya untuk mempertahankan kota Madinah, tetapi bani Quraizhah mengkhianati perjanjian itu.Setelah terjadi pengepungan selama satu bulan penuh Nuaim bin Masud al-AsyjaI yang telah memeluk Islam tanpa sepengetahuan pasukan gabungan dengan keahliannya memecah belah pasukan gabungan. Lalu Allah SWT mengirimkan angin yang memporakporandakan kemah pasukan gabungan, memecahkan periuk-periuk mereka, dan memadamkan api mereka. Hingga akhirnya pasukan gabungan kembali ke rumah mereka dengan kegagalan menaklukan kota Madinah. Setelah peperangan itu, Rasulullah dan para sahabat berangkat menuju kediaman bani quraizah untuk mengadili mereka.Perjanjian HudaibiyyahRasulullah Saw harus pulang tahun ini. Tidak boleh masuk Mekah, kecuali tahun depan bersama orang-orang Islam dan boleh menetap disana selama 3 hari. Tidak boleh membawa senjata, kecuali senjata yang biasa dibawa dalam perjalanan seperti pedang yang disarungkan. Sedangkan orang-orang Quraisy tidak boleh menghalangi mereka dengan cara apapun.Genjatan senjata antara dua belah pihak selama sepuluh tahun sehingga orang-orang merasa aman dan satu pihak tidak boleh menyerang pihak lain.Bagi siapa saja yang ingin bergabung dengan Muhammad bersama dengan perjanjiannya, maka booleh masuk. Bagi siapa saja yang ingin bergabung dengan orang-orang Quraisy beserta dengan perjanjiannya makan boleh masuk. Kabilah manapun yang ikut bergabung dengan pihak yang dipilihnya, maka kabilah tersebut menjadi bagian dari pihak tersebut. Sehingga serangan pada kabilah tertentu itu mengandung arti serangan kepada pihak yang dipilihnya.Siapa saja yang mendatangi Muhammad tanpa izin dari walinya (artinya melarikan diri), maka dia harus dikembalikan kepada orang-orang Quraisy. Barangsiapa dari pihak Muhammad yang datang kepada Quraisy (artinya melarikan diri) tidak akan dikembalikan lagi.2.Tahap Kedua : Babak Baru Dalam DakwahSekembalinya Rasulullah Saw dari Hudaibiyyah atau pada penghujung tahun ke 6 H, Rasulullah Saw menulis surat yang ditujukan kepada beberapa raja yang isinya menyeru mereka untuk masuk ke dalam agama Islam.Ketika penulisan surat itu dimulai, ada seseorang yang memberitahukan beliau bahwa para raja tidak akan membaca surat itu jika tidak disertai dengan cincin sebagai stempel. Maka Rasulullah membuat cincin stempel itu dari perak. Disana ditulis Muhammad Rasul Allah. Tulisan ini ditulis dengan susunan berikut : Beliau menugaskan beberapa sahabat yang cukup mempunyai pengetahuan dan pengalaman sebagai utusan, yang kemudian diutus untuk menemui raja-raja. Al-Alamah al-Manshurfury memastikan bahwa beliau mengirim para utusan ini pada bulan Muharram tahun ke 7 H, beberapa hari sebelum pergi ke Khaibar.Fathu MekkahPembebasan Mekkah (bahasa Arab: , Fathu Makkah) merupakan peristiwa yang terjadi 20 Ramadhan 8 H, dimana Nabi Muhammad SAW beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Kabah.Pada tahun 628, Quraisy dan Muslim dari Madinah menandatangani Perjanjian Hudaybiyah. Meskipun hubungan yang lebih baik terjadi antara Mekkah dan Madinah setelah penandatanganan Perjanjian Hudaybiyah, 10 tahun gencatan senjata dirusak oleh Quraisy, dengan sekutunya Bani Bakr, menyerang Bani Khuzaah yang merupakan sekutu Muslim.Pada saat itu musyrikin Quraisy ikut membantu Bani Bakr, padahal berdasarkan kesepakatan damai dalam perjanjian tersebut dimana Bani Khuzaah telah bergabung ikut dengan Nabi Muhammad SAW dan sejumlah dari mereka telah memeluk islam, sedangkan Bani Bakr bergabung dengan musyrikin Quraisy.Abu Sufyan, kepala suku Quraisy di Mekkah, pergi ke Madinah untuk memperbaiki perjanjian yang telah dirusak itu, tetapi Nabi Muhammad SAW menolak, Abu Sufyan pun pulang dengan tangan kosong. Sekitar 10.000 orang pasukan Muslim pergi ke Mekkah yang segera menyerah dengan damai. Muhammad bermurah hati kepada pihak Mekkah, dan memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar dan di dalam Kabah.Pemimpin pasukanTanggal 10 Ramadhan 8 H, Nabi Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kota Madinah diwakilkannya kepada Abu Ruhm Al-Ghifary.Ketika sampai di Dzu Thuwa, Nabi Muhammad SAW membagi pasukannya, yang terdiri dari empat bagian, masing-masing adalah:Khalid bin Walid memimpin pasukan untuk memasuki Mekkah dari arah selatan, Zubair bin Awwam memimpin pasukan memasuki Mekkah bagian atas dari bukit Kada atau dari arah utara, dan menegakkan bendera di Al-Hajun, Abu Ubaidah bin al-Jarrah memimpin pasukan dari tengah-tengah lembah hingga sampai ke Mekkah, dan Qais bin Saad bin Ubadah masuk melalui sebelah barat Mekkah.Serangan tiba-tiba itu benar-benar membuat kaum Quraisy tak bisa berkutik. Mereka serasa dipukul besi dingin. Akhirnya Rasulullah Muhammad SAW berhasil masuk dan menguasai kota Mekkah tepat pada 20 Ramadhan 8 H, sembari membaca danmengulang-ulang surat An-Nashr:1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, 2.dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, 3. maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (QS. 110:1-3)Dari Al-Hajun Nabi Muhammad memasuki Mesjid Al-Haram dengan dikelilingi kaum Muhajirin dan Anshar. Setelah thawaf mengelilingi Kabah, Nabi Muhammad mulai menghancurkan berhala dan membersihkan Kabah, sembari melantunkan ayat (QS Al-Israa:81) Dan katakanlah: Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.(QS. 17:81)Dan selesailah pembebasan Mekkah. Setelah berhala-berhala itu dibersihkan dari Kabah, Nabi menyuruh Bilal menyerukan azan dari atas Kabah. Sesudah itu orang melakukan sembahyang bersama dan Muhammad sebagai imam. Sejak saat itu, sampai masa kita sekarang ini, selama empatbelas abad, tiada pernah terputus Bilal dan pengganti-pengganti Bilal terus menyerukan azan, lima kali setiap hari, dari atas mesjid Mekah. Sejak saat itu, selama empatbelas abad sudah, kaum Muslimin menunaikan kewajiban salat kepada Allah dan selawat kepada Rasul, dengan menghadapkan wajah, kalbu dan seluruh pikiran kepada Allah semata, dengan menghadap Rumah Suci ini, yang pada hari pembebasannya itu oleh Nabi Muhammad SAW telah dibersihkan dari patung-patung dan berhala-berhala.3.Tahap Ketiga : Perjuangan Akhir RasulullahPerang penaklukan Mekkah merupakan peperangan yang sangat menentukan, yang dengannya paganisme terhapus sama sekali. Bangsa Arab mulai bisa membedakan mana yang hak dan mana yang bathil. Tidak ada lagi keraguan dalam diri mereka. Oleh karena itulah, mereka bergegas memeluk Islam.Hadist menunjukkan sejauh mana pengaruh dari penaklukan Mekah terhadap perkembangan selanjutnnya kedudukan Islam, penentuan sikap yang diambil oleh orang-orag Arab serta kepasrahan mereka untuk memeluk Islam. Kenyataan ini semakin dipertegas setelah Perang Tabuk.Setelah Rasulullah Saaw kembali dari Perang Tabuk, datanglah beberapa surat dari beberapa Raja Himyar. Diantara mereka adalah al-Harits bin Abdul Kulal, Naim bin Abdul Kulal, Numan bin Qail Dzu Ruain, Hamdan, dan Muafir. Adapun, utusan yang dikirim untuk menemui beliau adalah Malik bin Murrah ar-Rahawi. Mereka mengutus Malik kepada beliau untuk menyatakan bahwa mereka masuk Islam dan bersedia meninggalkan kemusyrikan serta para pendukungnya.Maka Rasulullah membalas surat mereka dengan mengirimkan surat yang isinya menjelaskan tentang hak dan kewajiban antara mereka dengan orang-orang mukmin. Beliau juga memberikan jaminan perlindungan bagi mereka, dalam perjanjian itu disebutkan bahwa mereka berada dalam jaminan Allah dan Rasul-Nya. Orang-orang yang mengikat perjanjian dari kalangan non-Muslim harus memenuhi kewajiban membayar jizyah.Pada saat dakwah sudah sempurna dan Islam sudah tersebar memasuki setiap sudut, tanda-tanda perpisahan dengan Nabi Saw mulai terlihat dan dapat ditangkap dari sabda dan perbuatan beliau.Rasulullah Saw melakukan itikaf pada bulan Ramadhan tahun 10 Hijriah selama 20 hari penuh, padahal beliau belum pernah melaksanakan itikaf seperti itu, kecuali hanya sepuluh hari saja. Jibril pun turun mengetes al-Quran dari beliau hingga dua kali. Ketika haji wada, lalu beliau bersabda, Aku tidak tahu, apakah setelah tahun ini aku masih bisa bertemu dengan kalian lagi dalam keadaan sekarang.Pada saat Jumrah Aqabah beliau juga bersabda, Pelajarilah manasik kalian dariku, boleh jadi aku tidak akan menunaikan haji lagi setelah tahun ini.Kemudian pada pertengahan hari-hari Tasyrik turunlah wahyu surah an-Nashr. Semua ini dapat dikenali sebagai perpisahan yang diisyarakatkan oleh beliau. Rasulullah wafat pada bulan Juni tahun 632 M. Hari itu bertepatan dengan hari senin tanggal 11 Rabiul Awal tahun 12 Hijrah. Beliau wafat pada usia 63 tahun lebih empat hari.

Masa Khulafaur Rasyidin

B.Khalifah Abu Bakar As-Siddiq (632-634 M )Setelah nabi wafat, sebagai pemimpin umat islam adalah Abu Bakar As-Siddik sebagai kholifah. Kholifah adalah pemimpin yang diangkat setelah nabi wafat untuk menggantikan nabi dan melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan pemerintah.1. Menjadi Khalifah Pertama Semasa Rasulullah SAW sedang sakit tenat, baginda mengarahkan supaya Saidina Abu Bakar mengimamkan solat orang Islam. Selepas kewafatan Nabi Muhammad SAW., sebuah majlis yang dihadiri oleh golongan Ansar dan Muhajirin ditubuhkan untuk melantik seorang khalifah bagi memimpin umat Islam. Hasil dari perjumpaan itu, Saidina Abu Bakar dilantik dan menjadi khalifah pertama umat Islam.Perlantikan Saidina Abu Bakar mendapat tentangan daripada beberapa orang yang ingin melantik Saidina Ali Abi Talib sebagai khalifah kerana Saidina Ali merupakan menantu dan anak saudara Rasulullah SAW. Golongan Syiah yang merupakan golongan daripada keluarga Bani Hashim menentang perlantikan Saidina Abu Bakar. Tentangan itu tamat selepas Saidina Ali Abi Talib membaihkan Saidina Abu Bakar. Ada pendapat mengatakan bahawa Saidina Ali bin Abi Talib hanya membaihkan Saidina Abu Bakar selepas enam bulan.2. Ekspedisi ke Utara Selepas berjaya mengurangkan golongan riddah, Syaidina Abu Bakar mula menghantar panglima-panglima perang Islam ke utara untuk memerangi Byzantine (Rom Timur) dan Empayar Parsi. Khalid Al-Walid berjaya menawan Iraq dalam hanya satu kempen ketenteraan. Beliau juga menempuh kejayaan dalam beberapa ekspedisi ke Syria. Menurut seorang orientalis Barat, kempen Saidina Abu Bakar hanyalah sebuah lanjutan daripada Perang Riddah. Hal ini jelas salah memandangkan kebanyakan golongan riddah terletak di selatan Semenanjung Arab dan bukannya di utara.3. Pengumpulan Al-Quran Menurut ahli sejarah Islam, selepas Perang Riddah ramai orang yang mahir menghafaz Al Quran terbunuh. Saidina Umar Al-Khatab (khalifah yang berikutnya) meminta Saidina Abu Bakar untuk mula menjalankan aktviti pengumpulan semula ayat-ayat Al Quran. Saidina Uthman Affan kemudiannya melengkapkan aktiviti pengumpulan Al Quran semasa beliau menjadi khalifah.4. Kewafatan Saidina Abu Bakar As-Siddiq. Saidina Abu Bakar wafat pada 23 Ogos 634 di Madinah iaitu dua tahun selepas menjadi khalifah. Ada dua pendapat mengenai sebab kematian Saidina Abu Bakar. Ada yang mengatakan disebabkan keracunan dan ada pula yang mengatakan Saidina Abu Bakar meninggal dunia secara biasa. Sebelum kewafatannya, Saidina Abu Bakar mengesa masyarakat menerima Saidina Umar Al-Khatab sebagai khalifah yang baru. Saidina Abu Bakar dikebumikan di sebelah makam Nabi Muhammad s.a.w. di Masjid an-Nabawi yang terletak di Madinah.5. Sumbangan Saidina Abu Bakar. Saidina Abu Bakar walaupun hanya memerintah selama dua tahun (632-634), tetapi beliau banyak menyumbang terhadap perkembangan Islam. Beliau berjaya menumpaskan golongan Riddah yang ada diantaranya murtad dan ada diantaranya mengaku sebagai nabi. Beliau juga mula mengumpulkan ayat-ayat Al Quran dan beliau juga berjaya meluaskan pengaruh Islam.Kekuasaan yang dijalankan pada massa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasululllah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat ditangan Khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum,. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabatnya bermusyawarahC. Khalifah Umar Bin-Khatab ( 634-644 M ) Setelah abu Bakar menunjuk penggantinya yaitu Umar Bin Khattab, yang tujuannya adalah untuk mencegah supaya tidak terjadi perselisihan dan perpecahan dikalangan umat islam.10 Pada masa umar bin Khattab, kondisi politik dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah islam pemperoleh hasil yang gemilang. Wilayah islam pada masa umar bin Khattab meliputi Semenanjung Arabiah, Palestina, Siria, Irak, Persia dan Mesir.Dengan meluasnya wilayah Islam mengakibatkan meluas pula kehidupan dalam segala bidang. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan manusia yang memiliki keterampilan dan keahlian, sehingga dalam hal ini diperlukan pendidikan.Pada masa Kholifah Umar Bin Khattab, sahabat-sahabat yang sangat berpengaruh tidak diperbolehkan untuk keluar daerah kecuali atas izin dari Kholifah dan dalam waktu yang terbatas. Jadi, kalau ada diantara umat Islam yang ingin belajar hadis harus pergi ke madinah, ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan adalah berpusat di Madinah.121. Pemerintahan Saidina Umar Semasa pemerintah Saidina Umar, Empayar Islam berkembang dengan pesat; menawan Mesopotamia dan sebahagian kawasan Parsi daripada Empayar Parsi (berjaya menamatkan Empayar Parsi), dan menawan Mesir, Palestin, Syria, Afrika Utara, dan Armenia daripada Byzantine (Rom Timur). Ada diantara pertempuran ini menunjukkan ketangkasan tentera Islam seperti Perang Yarmuk yang menyaksikan tentera Islam yang berjumlah 40,000 orang menumpaskan tentera Byzantine yang berjumlah 120,000 orang. Hal ini mengakhiri pemerintahan Byzantine di selatan Asia Kecil. Pada tahun 637, selepas pengempungan Baitulmuqaddis yang agak lama, tentera Islam berjaya menakluk kota tersebut. Paderi besar Baitulmuqaddis yaitu Sophronius menyerahkan kunci kota itu kepada Saidina Umar. Beliau kemudiannya mengajak Saidina Umar supaya bersembahyang di dalam gereja besar Kristian yaitu gereja Church of the Holy Sepulchre. Saidina Umar menolak dan sebaliknya menunaikan solat tidak beberapa jauh daripada gereja tersebut kerana tidak ingin mencemarkan status gereja tersebut sebagai pusat keagamaan Kristian. 50 tahun kemudian, sebuah masjid yang digelar Masjid Umar dibina di tempat Saidina Umar menunaikan solat.Saidina Umar banyak melakukan reformasi terhadap sistem pemerintahan Islam seperti menubuhkan pentadbiran baru di kawasan yang baru ditakluk dan melantik panglima-panglima perang yang berkebolehan. Semasa pemerintahannya juga kota Basra dan Kufah dibina. Saidina Umar juga amat dikenali kerana kehidupannya yang sederhana.2. Wafatnya Saidina UmarSaidina Umar wafat pada tahun 644 selepas dibunuh oleh seorang hamba Parsi yang bernama Abu Luluah. Abu Luluah menikam Saidina Umar kerana menyimpan dendam terhadap Saidina Umar. Dia menikam Saidina Umar sebanyak enam kali sewaktu Saidina Umar menjadi imam di Masjid al-Nabawi, Madinah.Saidina Umar meninggal dunia dua hari kemudian dan dikebumikan di sebelah makam Nabi Muhammad SAW dan makam Saidina Abu Bakar. Selepas kematiannya lalu Saidina Uthman bin Affan dilantik menjadi khalifah.

D.Khalifah Usman Bin Affan ( 644-656 M )

1. Usman Bin Affan adalah termasuk saudagar besar dan kaya dan sangat pemurah menafkahkan kekayaannya untuk kepentingan umat islam. Usman dianggap menjadi Kholifah hasil dari pemilihan panitia enam yang ditunjuk oleh Kholifah Umar bin Khattab menjelang beliau akan meninggal.2. Pada masa Kholifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasullullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan madinah dimasa Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah.3. Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih mudah di jangkau oleh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar islam dan dari segi pusat pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat bias memilih tempat mereka inginkan untuk memberikan pendidikan pada masyarakat.Kholifah Usman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan, namun begitu ada satu usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini yang berpengaruh luar biasa bagi pendidikan islam, yaitu untuk mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al-Quran. Berdasarkan hal-hal ini, Kholifah Usman memerintahkan kepada tim untuk menyalin tersebut, ada pun tim tersebut adalah : Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash, dan Abdurrahman bin Harist.4. Saidina Usman menjadi khalifah selepas Saidina Umar bin Khatab dibunuh pada tahun 644. Beliau memerintah selama dua belas tahun iaitu dari tahun 644 sehingga tahun 656. Antara pembaharuan yang dibuat ialah menubuhkan Angkatan Tentera Laut yang diketuai oleh Muawiyah dan membuat dasar terbuka dalam hubungan politik dan urusan dagangan Semasa pemerintahannya, keseluruhan Iran, sebahagian daripada Afrika Utara, dan Cyprus menjadi sebahagian daripada empayar Islam. Saidina Uthman wafat pada tahun 656 akibat dibunuh oleh pemberontak yang tidak puas hati dengan pemerintahannya.

E. Khalifah Ali Bin Abi Thalib ( 656-661 M )1. Pada tahun 656 masihi, khalifah Ali bin Abi Thalib, Islam yaitu Saidina Uthman bin Affan wafat kerana dibunuh di dalam rumahnya sendiri. Segelintir masyarakat kemudiannya mencadangkan Saidina Ali supaya menjadi khalifah tetapi Saidina Ali menolak. Selepas didesak oleh pengikutnya, beliau akhirnya menerima untuk menjadi khalifah.2. Ali adalah Kholifah yang keempat setelah Usman bin Affan. Pada pemerintahannya sudah diguncang peperangan dengan Aisyah beserta Talhah dan Abdullah bin Zubair karena kesalahpahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap usman, peperangan di antara mereka disebut perang Jamal (unta) karena Aisyah menggunakan kendaraan unta. Setelah berhasil mengatasi pemberontakan Aisyah, muncul pemberontakan lain, sehingga masa kekuasaan Kholifah Ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan kedamaian.3. Muawiah sebagai gubernur Damaskus memberontak untuk menggulingkan kekuasaannya. Perang ini disebut dengan perang Siffin, karena terjadi di Siffin. Ketika tentara muawiyah terdesak oleh pasukan Ali, maka Muawiyah segera mengambil siasat untuk menyatakan tahkim (penyelesaian dengan adil dan damai). Semula Ali menolak, tetapi karena desakan sebagian tentara akhirnya Ali menerimanya, namun Tahkim malah menimbulkan kekacauan, sebab muawiyah bersifat curang, sebab dengan Tahtim Muawiyah berhasil mengalahkan Ali dan mendirikan pemerintahan tandingan di Damaskus. Sementara itu, sebagian tentara yang menentang keputusan Ali dengan cara Tahkim, meninggalkan Ali dan membuat kelompok tersendiri yaitu Khawarij.

Bani Umayyah

Muawwiyah Ibn Abi Sofyan adalah pendiri Dinasti Umayyah yang berasal dari suku Quraisy keturunan. Bani Umayyah yang merupakan khalifah pertama dari tahun 661-750 M, nama lengkapnya ialah Muawwiyah bin Abi Harb bin Umayyah bin Abdi Syam bin Manaf.Khilafah Bani Umayyah berumur 90 tahun yaitu dimulai pada masa kekuasaan Muawiyah, dimana pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadimonarchiheridetis(kerajaan turun temurun), yang diperoleh melalui kekerasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat desentrasi. Desentrasi artinya pendidikan tidak hanya terpusat di ibu kota Negara saja tetapi sudah dikembangkan secara otonom di daerah yang telah dikuasai seiring dengan ekspansi teritorial. Sistem pendidikan ketika itu belum memiliki tingkatan dan standar umur. Kajian ilmu yang ada pada periode ini berpusat di Damaskus, Kufah, Mekkah, Madinah, Mesir, Cordova dan beberapa kota lainnya, seperti: Basrah dan Kuffah (Irak), Damsyik dan Palestina (Syam), Fistat (Mesir). Diantara ilmu-ilmu yang dikembangkannya, yaitu: kedokteran, filsafat, astronomi atau perbintangan, ilmu pasti, sastra, seni baik itu seni bangunan, seni rupa, maupun seni suara.> Pola Pendidikan Islam Pada Masa Bani UmayyahPola pendidikan Islam pada periode Dinasti Umayyah telah berkembang bila dibandingkan pada masa Khulafa ar Rasyidin yang ditandai dengan semaraknya kegiatan ilmiah di masjid-masjid dan berkembangnya Khuttab serta Majelis Sastra. Jadi tempat pendidikan pada periode Dinasti Umayyah adalah:a. KhuttabKhuttab atau Maktab berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau tempat menulis, jadi Khuttab adalah tempat belajar menulis. Khuttab merupakan tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Al Quran serta belajar pokok-pokok ajaran Islam.b. MasjidSetelah pelajaran anak-anak di khutab selesai mereka melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah yang dilakukan di masjid. Peranan Masjid sebagai pusat pendidikan dan pengajaran senantiasa terbuka lebar bagi setiap orang yang merasa dirinya tetap dan mampu untuk memberikan atau mengajarkan ilmunya kepada orang-orang yang haus akan ilmu pengetahuan.Pada Dinasti Umayyah, Masjid merupakan tempat pendidikan tingkat menengah dan tingkat tinggi setelah khuttab. Pelajaran yang diajarkan meliputi Al Quran, Tafsir, Hadist dan Fiqh. Juga diajarkan kesusasteraan, sajak, gramatika bahasa, ilmu hitung dan ilmu perbintangan.Diantara jasa besar pada periode Dinasti Umayyah dalam perkembangan ilmu pengetahuan adalah menjadikan Masjid sebagai pusat aktifitas ilmiah termasuk syair. Sejarah bangsa terdahulu diskusi dan akidah. Pada periode ini juga didirikan Masjid ke seluruh pelosok daerah Islam. Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Makkah selalu menjadi tumpuan penuntut ilmu diseluruh dunia Islam dan tampak juga pada pemerintahan Walid ibn Abdul Malik 707-714 M yang merupakan Universitas terbesar dan juga didirikan Masjid Zaitunnah di Tunisia yang dianggap Universitas tertua sampai sekarang.Pada Dinasti Umayyah ini, masjid sebagai tempat pendidikan terdiri dari dua tingkat yaitu: tingkat menengah dan tingkat tinggi. Pada tingkat menengah guru belumlah ulama besar sedangkan pada tingkat tinggi gurunya adalah ulama yang dalam ilmunya dan masyhur kealiman dan keahliannya. Umumnya pelajaran yang diberikan guru kepada murid-murid seorang demi seorang, baik di Khuttab atau di Masjid tingkat menengah. Sedangkan pada tingkat pelajaran yang diberikan oleh guru adalah dalam satu Halaqah yang dihadiri oleh pelajar bersama-sama.c. Majelis SastraMajelis sastra merupakan balai pertemuan yang disiapkan oleh khalifah dihiasi dengan hiasan yang indah, hanya diperuntukkan bagi sastrawan dan ulama terkemuka. Menurut M. Al Athiyyah Al Abrasy Balai-balai pertemuan tersebut mempunyai tradisi khusus yang mesti diindahkan seseorang yang masuk ketika khalifah hadir, mestilah berpakaian necis bersih dan rapi, duduk di tempat yang sepantasnya, tidak tertawa terbahak-bahak, tidak meludah, tidak mengingus dan tidak menjawab kecuali bila ditanya. Ia tidak boleh bersuara keras dan harus bertutur kata dengan sopan dan memberi kesempatan pada sipembicara menjelaskan pembicaraannya serta menghindari penggunaan kata kasar dan tawa terbahak-bahak. Dalam balai-balai pertemuan seperti ini disediakan pokok-pokok persoalan untuk dibicarakan, didiskusikan dan diperdebatkan.d. Pendidikan IstanaPendidikan yang diselenggarakan dan diperuntukkan khusus bagi anak-anak khalifah dan para pejabat pemerintahan. Kurikulum pada pendidikan istana diarahkan untuk memperoleh kecakapan memegang kendali pemerintahan atau hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan keperluan dan kebutuhan pemerintah, maka kurikulumnya diatur oleh guru dan orang tua murid.Pada periode Dinasti Umayyah ini terkenal sibuk dengan pemberontakan dalam negeri dan sekaligus memperluas daerah kerajaan tidak terlalu banyak memusatkan perhatian pada perkembangan ilmiah, akan tetapi muncul beberapa ilmuwan terkemuka dalam berbagai cabang ilmu seperti yang dikemukana oleh Abd. Malik Ibn Juraid al Maki dan cerita peperangan serta syair dan Kitabah. Dibidang syair yang terkenal dikalangan orang Arab diantaranya adalah tentang pujian, syairnya adalah:Artinya : Engkau adalah pengendara kuda yang paling baik, engkau adalah orang yang pemurah di atas dunia ini.Periode Dinasti Umayyah pada bidang pendidikan, adalah menekankan ciri ilmiah pada Masjid sehingga menjadi pusat perkem\bangan ilmu pengetahuan tinggi dalam masyarakat Islam. Dengan penekanan ini di Masjid diajarkan beberapa macam ilmu, diantaranya syair, sastra dan ilmu lainnya. Dengan demikian periode antara permulaan abad ke dua hijrah sampai akhir abad ketiga hijrah merupakan zaman pendidikan Masjid yang paling cemerlang. Nampaknya pendidikan Islam pada masa periode Dinasti Umayyah ini hampir sama dengan pendidikan pada masa Khulafa ar Rasyiddin. Hanya saja memang ada sisi perbedaan perkembangannya. Perhatian para Khulafa dibidang pendidikan agaknya kurang memperhatikan perkembangannya sehingga kurang maksimal, pendidikan berjalan tidak diatur oleh pemerintah, tetapi oleh para ulama yang memiliki pengetahuan yang mendalam. Kebijakan-kebijakan pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah hampir tidak ditemukan. Jadi sistem pendidikan Islam ketika itu masih berjalan secara alamiah karena kondisi ketika itu diwarnai oleh kepentingan politis dan golongan.Walaupun demikian pada periode Dinasti Umayyah ini dapat disaksikan adanya gerakan penerjemahan ilmu-ilmu dari bahasa lain ke dalam bahasa Arab, tetapi penerjemahan itu terbatas pada ilmu-ilmu yang mempunyai kepentingan praktis, seperti ilmu kimia, kedokteran, ilmu tata laksana dan seni bangunan. Pada umumnya gerakan penerjemahan ini terbatas keadaan orang-orang tertentu dan atas usaha sendiri, bukan atas dorongan negara dan tidak dilembagakan. Menurut Franz Rosenthal orang yang pertama kali melakukan penerjemahan ini adalah Khalid ibn Yazid cucu dari Muawwiyah.Selain kemajuan seperti di atas ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini adalah:1. Ilmu agama, seperti: Al-Quran, Haist, dan Fiqh. Proses pembukuan Hadist terjadi pada masa Khalifah Umar ibn Abdul Aziz sejak saat itulah hadis mengalami perkembangan pesat.2. Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Ubaid ibn Syariyah Al Jurhumi berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.3. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segla ilmu yang mempelajari bahasa, nahu, saraf, dan lain-lain.4. Bidang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu yang berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.3. Sistem Pergantian KholifahPada masa-masa Awal Muawiyah menjadi penguasa kekuasaan masih berjalan secara demokratis, tetapi setelah berjalan dalam beberapa waktu, Muawiyah mengubah model pemerintahnya dengan model pemerintahan monarchiheredetis (kerajaan turun temurun). yaitu sebagai berikut:NO NAMA MASA BERKUASA1. Muawiyah ibnu Abi Sufyan 661-681 M2 Yazid ibn Muawiyah 681-683 M3 Muawiyah ibnu Yazid 683-685 M4 Marwan ibnu Hakam 684-685M.5 Abdul Malik ibn Marwan 685-705 M6 Al-Walid ibnu Abdul Malik 705-715 M7 Sulaiman ibnu Abdul Malik 715-717 M8 Umar ibnu Abdul Aziz 717-720 M9 Yazid ibnu Abdul Malik 720-824 M10 Hisyam ibnu Abdul Malik 724-743 M11 Walid ibn Yazid 734-744 M12 Yazid ibn Walid [ Yazid III] 744 M13 Ibrahim ibn Malik 744 M14 Marwan ibn Muhammad 745-750 M >Perluasan Wilayah Dawah Islam Pada dinasti Umayyah perluasan daerah Islam sangat luas sampai ke timur dan barat. Begitu juga dengan daerah Selatan yang merupakan tambahan dari Daerah Islam di zaman Khulafa ar Rasyidin yaitu: Hijaz, Syiria, Iraq, Persia dan Mesir. Seiring dengan itu pendidikan pada priode Danasti Umayyah telah ada beberapa lembaga seperti: Kuttab, Masjid dan Majelis Sastra. Materi yang diajarkan bertingkat-tingkat dan bermacam-macam. Metode pengajarannya pun tidak sama. Sehingga melahirkan beberapa pakar ilmuan dalam berbagai bidang tertentu.

Bani Abbasiyah

Pada bulan Zulhijjah 132 H (750 M) dengan terbunuhnya Khalifah Marwan II di Fusthath, Mesir dan maka resmilah berdiri Daulah Abbasiyah.Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti BaniUmayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti iniadalah keturunan Abbas, paman nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan olehAbdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan diHumaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal132 H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258 M(Syalaby,1997:44). Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:1. Periode Pertama (132 H/750 M-232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama.2. Periode Kedua (232 H/847 M-334 H/945 M), disebut pereode pengaruh Turki pertama.3. Periode Ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.4. Periode Keempat (447 H/1055 M-590 H/l194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.5. Periode Kelima (590 H/1194 M-656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbas mencapai masa keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.Masa pemerintahan Abu al-Abbas, pendiri dinasti ini sangat singkat, yaitu dari tahun 750-754 M. karena itu, pembina sebenarnya dari daulat Abbasiyah adalah Abu Ja'far al-Manshur (754-775 M). Dia dengan keras menghadapi lawan-lawannya dari Bani Umayyah, Khawarij, dan juga Syi'ah yang merasa dikucilkan dari kekusaan. Untuk mengamankan kekuasaannya, tokoh-tokoh besar yang mungkin menjadi saingan baginya satu per satu disingkirkannya. Abdullah bin Ali dan Shalih bin Ali, keduanya adalah pamannya sendiri yang ditunjuk sebagai gubernur oleh khalifah sebelumnya di Syria dan Mesir, karena tidak bersedia membaiatnya, dibunuh oleh Abu Muslim al-Khurasani atas perintah Abu Ja'far. Abu Muslim sendiri karena dikhawatirkan akan menjadi pesaing baginya, dihukum mati pada tahun 755 M.Khalifah al-Manshur berusaha menaklukkan kembali daerah-daerah yang sebelumnya membebaskan diri dari pemerintah pusat, dan memantapkan keamanan di daerah perbatasan. Diantara usaha-usaha tersebut adalah merebut benteng-benteng di Asia, kota Malatia, wilayah Coppadocia dan Cicilia pada tahun 756-758 M. Ke utara bala tentaranya melintasi pegunungan Taurus dan mendekati selat Bosporus. Di pihak lain, dia berdamai dengan kaisar Constantine V dan selama genjatan senjata 758-765 M, Bizantium membayar upeti tahunan. Bala tentaranya juga berhadapan dengan pasukan Turki Khazar di Kaukasus, Daylami di laut Kaspia, Turki di bagian lain Oksus dan India. Pada masa al-Manshur pengertian khalifah kembali berubah. Dia berkata, "Innama anii Sulthan Allah fi ardhihi (sesungguhnya saya adalah kekuasaan Tuhan di bumi-Nya)". Dengan demikian, konsep khilafah dalam pandangannya dan berlanjut ke generasi sesudahnya merupakan mandat dari Allah, bukan dari manusia, bukan pula sekedar pelanjut Nabi sebagaimana pada masa al- Khulafa' al-Rasyiduun. Disamping itu, berbeda dari daulat Umayyah, khalifah-khalifah Abbasiyah memakai "gelar tahta", seperti al-Manshur adalah "gelar tahta". Abu Ja'far. "gelar tahta" itu lebih populer daripada nama yang sebenarnya.Kalau dasar-dasar pemerintahan daulat Abbasiyah diletakkan dan dibangun oleh Abu al-Abbas dan Abu Ja'far al-Manshur, maka puncak keemasan dari dinasti ini berada pada tujuh khalifah sesudahnya, yaitu al-Mahdi (775-785 M), al-Hadi (775- 786 M), Harun al-Rasyid (786-809 M), al-Ma'mun (813-833 M), al-Mu'tashim (833-842 M), al-Wasiq (842-847 M), dan al-Mutawakkil (847-861 M). Pada masa al-Mahdi perekonomian mulai meningkat dengan peningkatan di sektor pertanian melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga dan besi. Terkecuali itu dagang transit antara Timur dan Barat juga banyak membawa kekayaan. Bashrah menjadi pelabuhan yang penting.Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya al-Ma'mun (813-833 M). Kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun al-Rasyid untuk keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi. Al-Ma'mun, pengganti al-Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta kepada ilmu. Pada masa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing digalakkan. Untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, ia menggaji penerjemah-penerjemah dari golongan Kristen dan penganut agama lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah, salah satu karya besarnya yang terpenting adalah pembangunan Bait al-Hikmah, pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar. Pada masa Al-Ma'mun inilah Baghdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.Al-Mu'tashim, khalifah berikutnya (833-842 M), memberi peluang besar kepada orang-orang Turki untuk masuk dalam pemerintahan, keterlibatan mereka dimulai sebagai tentara pengawal. Tidak seperti pada masa daulat Umayyah, dinasti Abbasiyah mengadakan perubahan sistem ketentaraan. Praktek orang-orang muslim mengikuti perang sudah terhenti. Tentara dibina secara khusus menjadi prajurit-prajurit profesional. Dengan demikian, kekuatan militer dinasti Bani Abbas menjadi sangat kuat.Walaupun demikian, dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan itu seperti gerakan sisa-sisa Bani Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al-Khawarij di Afrika Utara, gerakan Zindik di Persia, gerakan Syi'ah, dan konflik antar bangsa dan aliran pemikiran keagamaan. Semuanya dapat dipadamkan.Dari gambaran di atas Bani Abbasiyah pada periode pertama lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah. Inilah perbedaan pokok antara Bani Abbas dan Bani Umayyah. Disamping itu, ada pula ciri-ciri menonjol dinasti Bani Abbas yang tak terdapat di zaman Bani Umayyah.1. Dengan berpindahnya ibu kota ke Baghdad, pemerintahan Bani Abbas menjadi jauh dari pengaruh Arab. Sedangkan dinasti Bani Umayyah sangat berorientasi kepada Arab. Dalam periode pertama dan ketiga pemerintahan Abbasiyah, pengaruh kebudayaan Persia sangat kuat, dan pada periode kedua dan keempat bangsa Turki sangat dominan dalam politik dan pemerintahan dinasti ini.2. Dalam penyelenggaraan negara, pada masa Bani Abbas ada jabatan wazir, yang membawahi kepala-kepala departemen. Jabatan ini tidak ada di dalam pemerintahan Bani Ummayah.3. Ketentaraan profesional baru terbentuk pada masa pemerintahan Bani Abbas. Sebelumnya, belum ada tentara khusus yang profesional.1. Maktab/Kuttab dan masjid, yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak-anak mengenal dasar-dasar bacaan, hitungan dan tulisan; dan tempat para remaja belajar dasar-dasar ilmu agama, seperti tafsir, hadits, fiqh dan bahasa.2. Tingkat pendalaman. Para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya, pergi keluar daerah menuntut ilmu kepada seorang atau beberapa orang ahli dalam bidangnya masing-masing. Pada umumnya, ilmu yang dituntut adalah ilmu-ilmu agama. Pengajarannya berlangsung di masjid-masjid atau di rumah-rumah ulama bersangkutan. Bagi anak penguasa pendidikan bisa berlangsung di istana atau di rumah penguasa tersebut dengan memanggil ulama ahli ke sana.Lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Bani Abbas, dengan berdirinya perpustakaan dan akademi. Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan sebuah universitas, karena di samping terdapat kitab-kitab, di sana orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi.Perkembangan lembaga pendidikan itu mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman Bani Umayyah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Disamping itu, kemajuan itu paling tidak, juga ditentukan oleh dua hal, yaitu:1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahan Bani Abbas, bangsa-bangsa non Arab banyak yang masuk Islam. Asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna. Bangsa-bangsa itu memberi saham tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Pengaruh Persia, sebagaimana sudah disebutkan, sangat kuat di bidang pemerintahan. Disamping itu, bangsa Persia banyak berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat dan sastra. Pengaruh India terlihat dalam bidang kedokteran, ilmu matematika dan astronomi. Sedangkan pengaruh Yunani masuk melalui terjemahan-terjemahan dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.2. Gerakan terjemahan yang berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama, pada masa khalifah al-Manshur hingga Harun al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya dalam bidang astronomi dan manthiq. Fase kedua berlangsung mulai masa khalifah al-Ma'mun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas. Bidang-bidang ilmu yang diterjemahkan semakin meluas.Pengaruh dari kebudayaan bangsa yang sudah maju tersebut, terutama melalui gerakan terjemahan, bukan saja membawa kemajuan di bidang ilmu pengetahuan umum, tetapi juga ilmu pengetahuan agama. Dalam bidang tafsir, sejak awal sudah dikenal dua metode, penafsiran pertama,tafsir bi al-ma'tsur, yaitu interpretasi tradisional dengan mengambil interpretasi dari Nabi dan para sahabat. Kedua,tafsir bi al-ra'yi, yaitu metode rasional yang lebih banyak bertumpu kepada pendapat dan pikiran daripada hadits dan pendapat sahabat. Kedua metode ini memang berkembang pada masa pemerintahan Bani Abbas. Akan tetapi jelas sekali bahwa tafsir dengan metode bi al-ra'yi, (tafsir rasional), sangat dipengaruhi oleh perkembangan pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal yang sama juga terlihat dalam ilmu fiqh dan terutama dalam ilmu teologi. Perkembangan logika di kalangan umat Islam sangat mempengaruhi perkembangan dua bidang ilmu tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://fikalways.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-nabi-muhammad-saw.html http://keydesy.wordpress.com/2011/01/12/dakwah-rasulullah-periode-madinah-2 http://noerhaedi.blogspot.com/2013/02/senin-25-februari-2013-normal-0-false_25.html https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=299438886857741&id=137594636375501http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/sejarah/allsub/149/khilafah-bani-abbas-masa-kemajuan-islam.htmlhttp://haniyatimor.blogspot.com/2013/07/perkembangan-ilmu-pengetahuan-islam.htmlhttp://embesgang.blogspot.com/2013/09/sejarah-berdirinya-dinasti-bani.html