Sejarah Sulawesi Tengah

Embed Size (px)

Citation preview

SULAWESI TENGAH

Waktu Zaman Prasejarah

Peristiwa Penting Ditemukannya jejak peninggalan kehidupan manusia purba di berbagai lokasi, di antaranya berada di TNLL. Berdiri kerajaan Banawa. Dengan rajanya yang pertama, I Badan Tassa batari Bana (1485 1552 M). Ratu ke-3, Ratu Intoraya diangkat. Di masa inilah Islam diterima. Ratu Intoraya berakhir. Raja Banawa ke-8 (La Makagili) naik takhta. Pusat pemerintahan berpindah dari Ganti ke Donggala. Organisasi pergerakan lokal maupun nasional (yang berpusat di Jawa) mulai merembes dan marak. Merah Putih berkibar di angkasa Toli-toli. Jepang mendarat di Sulawesi Tengah dan kemudian mengambil alih kekuasaan dari kerajaan. Raja La Ruhana kehilangan hakhak kerajaannya. Indonesia menyatakan kemerdekaannya melalui Proklamasi. Raja La Ruhana tutup usia. Sejak setelah Proklamasi Raja La Ruhana menjalankan fungsi dan kewajibannya sebagai raja.

1485

1650 1698 M 1888 1893 Awal abad ke-20

1 Februari 1942 15Mei 1942

17 Agustus 1945 1947

Penduduk asli Sulawesi Tengah terdiri atas percampuran khas antara bangsa wedoid dan negroid yang tumbuh menjadi suku baru, menyusul datangnya bangsa Proto-Melayu tahun 3000 SM dan Deutro-Melayu tahun 300 SM. Keberadaan para penghuni pertama Sulawesi Tengah ini diketahui dari peninggalan sejarah berupa peralatan dari kebudayaan Dongsong (perunggu) dari zaman Megalitikum. Selanjutnya terjadi percampuran dengan kaum migran lainnya yang datang

belakangan. Sejak zaman pasca-Plestosen1 kepulauan Nusantara sudah didiami oleh manusia. Jejak keberadaan mereka banyak ditemukan dan diteliti. Di Sulawesi Tengah, jejak itu pun ditemukan. Situs megalitik yang terdapat di dalam Taman Nasional Lore Lindu dapat menjadi bukti yang relevan. Budayawan Jamrin Abubakar dalam Misteri Negeri Seribu Megalit2, salah satu buku yang secara khusus membahas persoalan keberadaan situs megalit yang terdapat di Sulawesi Tengah, juga dapat memberi kejelasan perihal tersebut. Kisah Sawerigading yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan ikut ambil bagian dalam cerita lahirnya kerajaan Banawa di Sulawesi Tengah. Dialah antara lain yang turut serta melahirkan kerajaan Banawa. Secara resmi baru pada 1485 Banawa, dengan rajanya yang pertama, I Badan Tassa batari Bana (1485 1552 M) lahir. Pada zaman Ratu Intoraya (Ratu ke-3), Islam masuk dan menjadi agama kerajaan sehingga rakyat pun segera turut mengikuti apa yang dianut oleh raja dan keluarganya. Hal tersebut terutama didorong oleh wilayah Sulawesi Selatan yang telah lebih dulu menerima Islam3. Pengaruh Sulawesi Selatan (selain Mandar) atas Sulawesi Tengah terlihat besar. Setelah sang Ratu dan keluarganya memeluk Islam maka segeralah rakyat Banawa ikut memeluk agama yang telah diterima oleh ratu mereka. Selain diterimanya agama Islam sebagai keyakinan kerajaan, zaman ini pun ditandai sebagai zaman masuknya bangsa Barat ke wilayah Sulawesi Tengah. Gerakan muasal yang menghubungkan antara pribumi dan pelayar dari Portugis (kemudian Spanyol, dan Belanda) adalah motif dagang yang kemudian setelah berjalan diingkari oleh mereka. Sikap yang didasari keserakahan dan spirit penjajahan. Perlawanan rakyat dan raja-raja di daerah yang sekarang disebut sebagai propinsi Sulawesi Tengah terhadap penjajahan Belanda berlangsung dalam kurun waktu yang panjang. Setidaknya ada beberapa nama pernang yang tercatat, di antaranya Perang Sigi Dolo, Perang Kulawi, Perang Banawa, Perang Palu, Perang Tatang, Perang Tombolotutu Perlawanan Rakyat Parigi. Nama berbagai peristiwa sejarah tersebut sedikitnya juga member gambaran tentang nama-nama kerajaan yang eksis di wilayah tersebut, yaitu: kerajaan Palu, Kulawi, Banawa, Tavaili, Parigi, dan kerajaan Moutong. Siasat perang Belanda yang terkenal busuk membuat akhir perang perlawanan rakyat ditandai dengan perjanjian dan penandatanganan sebuah surat yang disebut Korte Verklaring, intinya raja pribumi mengakui penguasaan wilayah tersebut oleh Belanda. Di tahun ke-17 dari masa kekuasaan Ratu Intoraya, VOC berhasil membuat kontrak menyangkut penguasaan tambang emas. Pihak kerajaan juga mendapat perlindungan dari para bajak laut dari Mindanau yang sudah sering melakukan perompakan di tengah lautan. Posisi VOC semakin startegis setelah diberikannya izin pembangunan benteng dan loji. Akhir pemerintahan Ratu Intoraya berakhir pada 1698 M. Raja selanjutnya yang tersohor sebagai pejuang yang gagah berani dalam menghadapi penjajahan Belanda adalah Raja ke-8 Banawa yang bernama La Makagili. Ia diangkat ke atas takhta pada tahun 1888 M.1

Lihat juga http://id.wikipedia.org/wiki/Plestosen Diterbitkan oleh Jogjakarta, Pustaka Ladang, 2012 http://melayuonline.com/ind/history/dig/506/kerajaan-banawa-di-sulawesi-tengah

2 3

Pada awal abad ke-20 geliat dunia pergerakan ikut merebak ke Sulawesi Tengah. Selain pergerakan lokal, masuk pula pergerakan-pergerakan yang berpusat di Jawa. Organisasi yang pertama mendirikan cabang di Sulawesi Tengah adalah Syarikat Islam (SI), didirikan di Buol Toli-Toli tahun 1916. Organisasi lainnya yang berkembang di wilayah ini adalah Partai Nasional Indonesia (PNI) yang cabangnya didirikan di Buol tahun 1928. Organisasi lainnya yang membuka cabang di Sulawesi Tengah adalah Muhammadiyah dan PSII. Perlawanan rakyat mencapai puncaknya tanggal 25 Januari 1942. Para pejuang membuat gerakan menangkapi tokoh-tokoh colonial sehingga kekuasaan bisa direbut. Pada 1 Februari 1942, sang merah putih telah dikibarkan untuk pertama kalinya di angkasa Toli-Toli. Keadaan tidak berlangsung lama karena seminggu kemudian pasukan Belanda kembali datang dengan kekuatan besar. Namun Belanda takberhasil untuk berkuasa kembali, Jepang telah mendahui mereka. Kekuasaan segera beralih. Di awal kemerdekaan, Sulawesi Tengah merupakan bagian dari provinsi Sulawesi. Sebagaimana daerah lainnya di Indonesia, pasca kemerdekaan adalah saatnya perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih. Rongrongan terus datang dari Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Belanda menerapkan politik pecah-belah dimana Indonesia dijadikan negara serikat. Namun akhirnya bangsa Indonesia dapat melewati rongrongan itu dan ada tanggal 17 Agustus 1950 Indonesia kembali menjadi negara kesatuan. Provinsi Sulawesi Tengah dibentuk tahun 1964. Sebelumnya Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah keresidenan di bawah Pemerintahan Provinsi Sulawesi Utara-Tengah. Sejak itulah Palu menjadi Ibukota propinsi. Daftar bacaan: 1. Sejarah Nasional Indonesia I (2008) 2.http://melayuonline.com/ind/history/dig/506/kerajaan-banawa-di-sulawesi-tengah diakses 22 Pebruari 2012 [ket: artikel ini pun mendapatkan rujukannya hanya pada info terkait yang tersedia di laman situs personal beberapa orang]. 3.http://www.depdagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/72/name/sulawesitengah/detail/7203/donggala diakses 23 Pebruari 2012 4. http://www.sejarahbangsaindonesia.co.cc/ diakses 23 Pebruari 2012