129
2015 Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

2015Sekretariat Kementerian PariwisataLaporan Akuntabilitas Kinerja

Page 2: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

SekretariatKementerianPariwisata

Page 3: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja
Page 4: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 i

Kata Pengantar

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan

Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Kementerian

Pariwisata Tahun 2015 dapat diselesaikan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat

Kementerian Pariwisata Tahun 2015 disusun dalam

rangka pelaksanaan amanah Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) dan mengacu pada Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Pelaporan

Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2015 ini

menjabarkan capaian kinerja yang telah dilaksanakan oleh satuan kerja di

lingkungan Sekretariat Kementerian Pariwisata berdasarkan Penetapan Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja tahun 2015 yang termuat dalam Rencana Strategis

Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019.

Laporan Kinerja ini dimaksudkan sebagai media bagi Sekretariat Kementerian

Kementerian Pariwisata untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugas dan fungsinya, sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang

telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Sekretariat Kementerian

Kata Pengantar

Page 5: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 ii

Tahun 2015 – 2019, serta sarana untuk evaluasi atas capaian kinerja Sekretariat

Kementerian baik keberhasilan maupun kegagalannya.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Kementerian Tahun 2015 berisi

capaian kinerja sepanjang tahun 2015 dan merupakan laporan kinerja tahun

pertama dari periode Renstra Sekretariat Kementerian 2015 – 2019.

Diharapkan dengan diterbitkannya Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat

Kementerian Tahun 2015 ini dapat memberikan gambaran manfaat nyata yang

dapat diberikan oleh Sekretariat Kementerian kepada pihak-pihak yang

berkepentingan untuk memperoleh informasi yang akurat, relevan, akuntabel, dan

transparan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Kementerian Tahun 2015 ini dan semoga

dapat memberikan manfaat baik sebagai informasi maupun evaluasi kinerja pada

tahun berikutnya.

Jakarta, Februari 2016

Sekretaris Kementerian,

Drs. Ukus Kuswara, M.M.

Page 6: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 iii

Daftar Isi Kata Pengantar

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4

1.2 Gambaran Sekretariat Jenderal .................................................................... 5

1.3 Peran dan Fungsi Sekretariat Jenderal ......................................................... 5

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .............................................. 7

2.1 Rencana Strategis ........................................................................................ 7

Misi ..................................................................................................................... 8

Tujuan ................................................................................................................. 9

Sasaran ............................................................................................................ 10

2.2 Penetapan/Perjanjian Kinerja ..................................................................... 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................................... 17

3.1 Capaian Kinerja Organisasi ........................................................................ 17

3.2 Capaian dan Analisis Kinerja 2014 ............................................................. 18

3.3 Realisasi Anggaran ..................................................................................... 58

BAB IV PENUTUP..................................................................................................... 64

Page 7: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja
Page 8: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 1

Sesuai dengan rentang waktu Rencana Strategis Sekretariat Kementerian

Pariwisata Tahun 2015 – 2019, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat

Kementerian Pariwisata Tahun 2015 berisi informasi kinerja selama Tahun 2015 dan

merupakan Laporan Kinerja pertama yang menyajikan perbandingan antara capaian

kinerja (performance results) dengan Rencana Kinerja (Performance Plan).

Rencana Kinerja (Performance Plan) dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015

merupakan kinerja yang telah dicapai selama tahun 2015 yang sepenuhnya mengacu

pada Rencana Strategis Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019.

Sementara itu, capaian kinerja (Performance Results) merupakan hasil realisasi seluruh

kegiatan selama tahun 2015 yang memang diarahkan bagi pemenuhan target yang

ditetapkan dalam Rencana Kinerja.

Ikhtisar Ekskutif

Page 9: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 2

Pada Tahun 2015 Sekretariat Kementerian

Pariwisata memperoleh dua penghargaan, penghargaan

pertama dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan,

Kementerian Keuangan, penghargaan atas Penyajian Saldo

Kas Bendahara Pengeluaran Pada

Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga dan Laporan

Pertanggungjawaban Bendahara

Pengeluaran Tahun Anggaran

2015 dengan Tingkat Akurasi

Tinggi. Penghargaan kedua, dari

Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi atas prestasi yang dicapai oleh Kementerian

Pariwisata dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja tahun

2015 dengan mendapat apresiasi berupa penerimaan piagam penghargaan yang

diserahkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Jusuf Kalla di Istana Wakil

Presiden pada Desember 2015.

Sekretariat Kementerian

Pariwisata secara internal telah

melakukan digitalisasi program

untuk pemantauan media, e-

procurement, e-office, Electronic

Control Management Direction

and Order (e-CoManDO), serta

seleksi bersama masuk sekolah

tinggi, akademi, dan politeknik

pariwisata.

Pencapaian

Sekretariat

Kementerian

Tahun 2015

Page 10: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 3

Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa

Sekretariat Kementerian Pariwisata telah memenuhi Sasaran Strategis yang

ditargetkan. Realisasi pencapaian sasaran Sekretariat Kementerian Pariwisata diukur

dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan, sebagai berikut :

Pencapaian Sasaran dan Indikator Tahun 2015

Sekretariat Kementerian

No Sasaran Indikator Kinerja 2015

Target Realisasi %

1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)

WTP Diclaimer -

2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (nilai)

A BB -

Jumlah Anggaran : Rp. 276.658.540.000,00.

Jumlah Realisasi Anggaran : Rp. 227.921.484.932,00.

Sesuai dengan Rencana Kerja Tahun 2015, Sekretariat Kementerian Pariwisata

menetapkan 1 (satu) Sasaran Strategis dan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama.

Selanjutnya sasaran strategis tersebut diwujudkan dalam 2 (dua) program dengan

alokasi anggaran sebesar Rp 276.658.540.000,00. (Dua ratus tujuh puluh enam milyar

enam ratus lima puluh delapan juta lima ratus empat puluh ribu rupiah) Secara

keseluruhan dapat diinformasikan bahwa, hasil capaian kinerja Sekretariat

Kementerian Pariwisata selama tahun 2015 telah memenuhi 1 (satu) Sasaran Strategis

yang ditargetkan. Dengan demikian, tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawab

(core area) Sekretariat Kementerian Pariwisata yaitu melaksanakan koordinasi

pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh

unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dapat diwujudkan.

Komitmen yang kuat dari Pimpinan dan seluruh aparatur Sekretariat

Kementerian Pariwisata, untuk memfokuskan pemanfaatan sumber daya dan dana

organisasi dalam melaksanakan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Renstra

Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019, menjadi salah satu kunci

utama penentu keberhasilan ini.

Page 11: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

BABIPENDAHULUANBABIPENDAHULUANBABIPENDAHULUAN

@

www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel

indtravel indonesia.travel theindonesiatravel

Page 12: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 4

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Akuntabilitas kinerja merupakan sebuah perwujudan kewajiban suatu instansi

pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan

misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

Memperhatikan prinsip akuntabilitas kinerja organisasi (struktur organisasi dan

struktur anggaran), terdapat keterkaitan yang jelas antara tugas dan fungsi organisasi

(struktur organisasi) dengan struktur program dan anggaran (struktur anggaran).

Sekretariat Kementerian Pariwisata termasuk dalam program generik yaitu

organisasi eselon I yang memiliki karakteristik sejenis untuk mendukung pelayanan

aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Sekretariat

Kementerian Pariwisata mengampu dua program yaitu Program dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata dan Program

Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pariwisata.

Pendahuluan

1 BAB

Page 13: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 5

1.2 Gambaran Sekretariat Kementerian

Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata, Sekretariat Kementerian Pariwisata

dipimpin oleh seorang Sekretaris Kementerian yang barada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Menteri.

Sekretariat Kementerian terdiri atas 3 biro yaitu: 1) Biro Perencanaan dan

Keuangan; 2) Biro Hukum dan Komunikasi Publik; 3) Biro Umum, Kepegawaian dan

Organisasi serta Inspektorat; sebagaimana bagan dibawah ini:

1.3 Peran dan Fungsi Sekretariat Kementerian

Sekretariat Kementerian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan

tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit

organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata. Dalam melaksanakan tugas,

Sekretariat Kementerian menyelenggarakan fungsi:

1. Koordinasi kegiatan kementerian;

2. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran kementerian;

3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama,

komunikasi publik, arsip, dan dokumentasi kementerian;

4. Pembinaan dan penataan organisasi dan tatalaksana;

5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta

pelaksanaan bantuan hukum;

Page 14: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 6

6. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan pelayanan

pengadaan barang/jasa; dan

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

1.4 Inspektorat

Secara organisasi, struktur dan bagan organisasi inspektorat dibawah koordinasi

Sekretariat Kementerian Pariwisata baik dalam pengelolaan administrasi maupun

keuangan, akan tetapi secara teknis operasional hasil pelaksanaan kegiatan inspektorat

dipertanggungjawabkan langsung kepada Menteri Pariwisata melalui Sekretariat

Kementerian.

Page 15: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

@

www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel

indtravel indonesia.travel theindonesiatravel

BABIIPERJANJIANKINERJABABIIPERJANJIANKINERJABABIIPERJANJIANKINERJA

Page 16: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015

7

Bab II Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja

2.1 Rencana Strategis

Rencana Strategis Sekretariat Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019

mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019 yang

telah lebih dulu ditetapkan dan merupakan penjabaran dari visi dan misi Kementerian

Pariwisata. Berdasarkan arah kebijakan dan strategi Kementerian Pariwisata tersebut,

Sekretariat Kementerian Pariwisata tahun 2015 – 2019 menetapkan arah kebijakan

sebagai berikut:

1. Peningkatan kerjasama dan sinergitas internal dan eksternal pada tataran

kebijakan program dan kegiatan Kementerian Pariwisata;

Sekretariat Kementerian diharapkan mampu meningkatkan kerjasama dan

sinergitas secara internal maupun eksternal untuk seluruh satuan kerja di

lingkungan Kementerian Pariwisata baik pada tataran kebijakan program

maupun kegiatan Kementerian Pariwisata dengan instansi terkait lainnya dalam

rangka membangun pariwisata.

2. Optimalisasi penyelenggaraan fungsi pembantu dan pendukung Kementerian

Pariwisata;

Dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan fungsi pembantu dan pendukungan

di lingkungan Kementerian Pariwisata, Sekretariat Kementerian diharapkan

mampu memfasilitasi dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas, pembinaan, dan

pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan

Kementerian Pariwisata.

Perjanjian Kinerja

BAB 2

Page 17: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015

8

Berdasarkan arah kebijakan Sekretariat Kementerian di atas, maka strategi yang telah

ditetapkan, adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran, pelaporan dan evaluasi

2. Peningkatan efektivitas pengawasan intern dalam rangka penguatan tata kelola

kepemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian Pariwisata

3. Peningkatan kinerja pengelolaan administrasi keuangan;

4. Peningkatan layanan hukum dan penyusunan peraturan perundang-undangan;

5. Peningkatan publikasi, analisis berita, layanan informasi, dan hubungan antar

lembaga

6. Peningkatan layanan administrasi umum;

7. Peningkatan layanan administrasi kepegawaian dan kapasitas organisasi dan

tata laksana

Kebijakan pembangunan kepariwisataan Tahun 2015 merupakan tahun pertama

dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 –2019 yang

tertuang pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019

sebagai berikut:

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

VISI

Sejalan dengan Visi Kementerian Pariwisata, maka Visi Sekretariat Kementerian

Pariwisata, adalah:

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong”

MISI

Adapun Misi yang diemban Sekretariat Kementerian Pariwisata, adalah:

1. Meningkatkan kualitas layanan administrasi umum, kepegawaian dan organisasi.

2. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan, perencanaan, pemantauan, dan

evaluasi serta pengawasan akuntabilitas

3. Meningkatkan layanan umum dan kualitas informasi kepada pihak internal dan

eksternal.

Page 18: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015

9

TUJUAN Sekretariat Kementerian dalam mewujudkan visinya memiliki 8 (delapan) tujuan utama

yang ingin dicapai, yaitu :

A. Misi 1:Meningkatkan Kualitas Layanan Administrasi Umum, Kepegawaian

dan Organisasi, memiliki 3 (tiga) tujuan antara, yaitu :

1. Peningkatan kuantitas Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata,

2. Peningkatan kualitas pelayanan umum dan pengelolaan Barang Milik

Negara (BMN),

3. Peningkatan kualitas penataan, kapasitas dan tatalaksana organisasi,

B. Misi 2 : Meningkatkan Kinerja Pengelolaan Keuangan, Perencanaan

Pemantauan, dan Evaluasi dan Pengawasan Akuntabilitas, memiliki 3 (tiga)

tujuan antara, yaitu :

4. Peningkatan efisiensi dan efektifitas perencanaan dan penganggaran,

evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program,

5. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan,

6. Peningkatan efektivitas pengawasan intern dalam rangka penguatan Tata

Kelola Kepemerintahan yang bersih dan akuntabel di lingkungan

Kementerian Pariwisata,

C. Misi 3 : Meningkatkan Layanan Hukum dan Kualitas Informasi Kepada

Pihak Internal dan Eksternal, memiliki 2 (dua) tujuan antara, yaitu:

7. Peningkatan kualitas layanan informasi yang disampaikan kepada pihak

internal dan eksternal,

8. Peningkatan kualitas pengelolaan peraturan perundang-undangan dan

layanan hukum.

Page 19: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015

10

SASARAN STRATEGIS

Berdasarkan tujuan di atas, Sekretariat Kementerian memiliki 14 sasaran strategis yang

harus dicapai melalui program dan kegiatan yang akan dilakukan pada periode 2015–

2019. Keterkaitan antara visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Sekretariat

Kementerian pada periode 2015–2019 dapat dilihat pada bagan berikut.

Bagan Error! No text of specified style in document.-1Kerangka Strategis Sekretariat Kementerian Pariwisata

Tujuan 1 : Peningkatan Kualitas Layanan Administrasi Sumber Daya Manusia

Kemenpar

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas layanan

administrasi sumber daya manusia Kemenpar, adalah :

1. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian, diukur dengan Indikator :

Jumlah dokumen administrasi kepegawaian, seperti data pegawai, mutasi, promosi,

demosi, penghargaan, dan lain-lain.

Tujuan 2 : Peningkatan Kualitas Layanan Umum dan Pengelolaan Barang Milik

Negara (BMN)

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas layanan umum

dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), adalah :

Page 20: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015

11

2. Terselenggaranya layanan umum dan pengelolaan aset bmn yang akuntabel dan

transparan, diukur dengan Indikator: Jumlah dokumen laporan aset BMN, yaitu

dokumen laporan yang mengindikasikan posisi BMN pada awal dan akhir suatu

periode serta mutasi BMN yang terjadi selama satu periode.

3. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur/presentase sarana dan

prasarana dalam kondisi fungsional, diukur dengan indikator: Indeks Pelayanan

Umum yang tercermin melalui Jumlah peningkatan layanan sarana dan prasarana.

Tujuan 3: Peningkatan Kualitas Penataan, Kapasitas, dan Tatalaksana Organisasi

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas penataan,

kapasitas dan tata laksana organisasi, adalah :

4. Terwujudnya organisasi sesuai dengan kebutuhan tatalaksana sesuai dengan tugas

dan fungsi, diukur dengan Indikator : Jumlah dokumen organisasi dan tatalaksana

yang dihasilkan, yaitu jabaran kebijakan Kemenpar pada level operasional menjadi

dokumen ketatalaksanaan, sehingga kebijakan yang dikeluarkan dapat dilaksanakan

secara transparan dan akuntabel

Tujuan 4 : Peningkatan Efisiensi Dan Efektifitas Perencanaan Dan Penganggaran,

Evaluasi Dan Pelaporan Pelaksanaan Program

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka Peningkatan efisiensi dan efektifitas

perencanaan dan penganggaran, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program, adalah :

5. Terwujudnya Rencana Program Penganggaran, Dan Evaluasi, diukur dengan

Indikator :

a. Predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Kementerian Pariwisata, Tingkat keberhasilan program dan penganggaran

yang tercermin dalam SAKIP Kemenpar. Instrumen yang digunakan instansi

Pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, terdiri dari berbagai

komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu: aspek perencanaan, aspek

pengukuran kinerja, aspek pelaporan kinerja, aspek evaluasi kinerja, dan capaian

kinerja.

b. Jumlah Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran, yaitu jumlah

dokumen perencanaan program dan anggaran terkait pariwisata yang

Page 21: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015

12

dihasilkan, yang memuat program dan hasil yang diharapkan, kegiatan dan

keluaran yang diharapkan, lokasi kegiatan, pagu anggaran belanja yang dirinci

menurut fungsi jenis belanja dan sumber dana untuk masing-masing kegiatan

pada satuan kerja/unit pelaksana teknis, yang terdiri dari Rencana Kerja (Renja)

K/L, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-KL), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA), Penetapan Kinerja (PK), Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), dan

lainnya.

c. Jumlah Laporan Pemantauan dan Evaluasi, merupakan dokumen yang

memuat kumpulan laporan, pengukuran capaian indikator kinerja, daya serap

anggaran, permasalahan dan upaya yang dilakukan oleh Unit Kerja Eselon I,

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai

pengelola dana Dekon/TP serta fokus pada proses pelaksanaan kegiatan dan

pencapaian target, sehingga dapat melakukan penilaian untuk perbaikan dalam

perencanaan kedepan.

Tujuan 5: Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan

keuangan, adalah :

6. Peningkatan efektivitas pengawasan intern dalam rangka penguatan tata kelola

kepemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian Pariwisata, diukur dengan

Indikator :

a. Opini Keuangan Kemenpar, yaitu opini yang diberikan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) kepada Kemenpar yang menjadi tolak ukur keberhasilan

pengelolaan keuangan. Sesuai dengan UU No. 15 Tahun 2004, tentang

Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK

memberikan pernyataan profesional mengenai kewajaran informasi keuangan di

lingkungan Kemenpar yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan

pada kriteria (i) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (ii)

kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), (iii) kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas sistem pengendalian intern;

b. Jumlah Dokumen Laporan Keuangan yang akuntabel sesuai Sistem Akuntansi

Pemerintah (SAP), yaitu kinerja perencanaan kegiatan dan anggaran

dilaksanakan sesuai dengan mekanisme sistem perencanaan, sistem

Page 22: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015

13

penganggaran, sistem pengadaan barang dan jasa, sistem pelaporan dan

pemantauan sehingga dapat mempengaruhi realisasi dan pengelolaan keuangan

negara secara bertanggung jawab. Berdasarkan UU No. 1 tahun 2004, No. 17

tahun 2003 dan PP No. 8 Tahun 2006, dan No. 71 Tahun 2010, Kemenpar perlu

menyerahkan dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan yang meliputi:

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan

Keuangan. Dokumen tersebut dalam rangka mewujudkan transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara.

Tujuan 6 : Peningkatan Efektivitas Pengawasan Intern Dalam Rangka Penguatan

Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik Di LingkunganKemenpar

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan efektivitas pengawasan

intern dalam rangka penguatan Tata Kelola Kepemerintahan yang baik di lingkungan

Kemenpar, adalah:

7. Meningkatnya pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan, diukur dengan

indikator; prosentase rekomendasi laporan audit keuangan, sistem pengendalian

internal dan kepatuhan yang ditindaklanjuti

8. Meningkatnya Kualitas SDM Pengawasan, diukur dengan Indikator; Jumlah SDM

inspektorat yang difasilitasi untuk peningkatan kemampuan kerja dan pengetahuan

terkait dengan pengawasan

9. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan kinerja

kementerian pariwisata, diukur dengan indikator :

a. Jumlah unit kerja yang tidak melakukan penyimpangan pengelolaan keuangan

yang material

b. Jumlah unit kerja yang tidak melakukan penyimpangan pengelolaan aset yang

material

c. Jumlah unit kerja yang berhasil mencapai target kinerja yang ditetapkan

d. Jumlah unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal kategori B

10. Meningkatnya kualitas layanan penyelenggaraan tugas dan fungsi inspektorat,

diukur dengan indikator; persentase dokumen layanan penyelenggaraan tugas dan

fungsi inspektorat

Page 23: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015

14

Tujuan 7 : Peningkatan kualitas layanan informasi yang disampaikan kepada

pihak internal dan eksternal

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas layanan

informasi yang disampaikan kepada pihak internal dan eksternal, adalah :

11. Tersebarnya pemberitaan dan publikasi informasi kepada publik, diukur dengan

indikator :

a. Jumlah dokumen publikasi dan pemberitaan,

b. Jumlah dokumen layanan informasi,

c. Jumlah dokumen hubungan antar lembaga.

12. Tersedianya layanan administrasi hukum dan komunikasi publik, diukur dengan

indikator:

a. Jumlah layanan administrasi hukum dan komunikasi publik.

Tujuan 8 : Peningkatan kualitas pengelolaan peraturan perundang-undangan dan

layanan hukum

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan pengelolaan peraturan

perundang-undangan dan layanan hukum, adalah :

13. Terciptanya peraturan perundang-undangan yang harmonis, diukur dengan

indikator; Jumlah naskah Peraturan Perundang-undangan, yaitu kebijakan yang

mengatur dan mendukung pembangunan sektor kepariwisataan di Indonesia.

Sekretariat Kementerian Pariwisata merupakan unit organisasi yang membawahi

biro hukum yang bertanggungjawab untuk melakukan penelaahan dan harmonisasi

secara mendalam terhadap setiap kebijakan berupa peraturan perundangan yang

akan ditandatangani oleh setingkat Menteri ataupun Presiden.

14. Tersedianya Layanan Bidang Hukum, diukur dengan Indikator; Jumlah layanan

bidang hukum yang diberikan oleh Sekretariat Kementerian Pariwisata melalui

bagian yang membidangi hukum.

Penetapan tujuan Sekretariat Kementerian pada umumnya didasarkan pada isu-

isu strategis. Tujuan menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu

5 (lima) tahun mendatang dan mengarahkan perumusan sasaran, program, serta

kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Sasaran strategis adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang

akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Sekretariat Kementerian dalam kurun waktu

Page 24: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015

15

satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada

hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang

pula Indikator pencapaian Sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian

sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan

disertai dengan targetnya masing-masing.

Tabel 2.1

Sasaran strategis, Indikator, dan Program Sekretariat Kementerian Tahun

2015 – 2019

No Sasaran Indikator Kinerja Program

1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)

Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata

2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (nilai)

2.2 Perjanjian Kinerja

Tahun 2015 merupakan tahun pertama dari pelaksanaan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019, yang telah dijabarkan kedalam

Renstra Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019 secara terencana dan

berkesinambungan melaksanakan program dan kegiatan yang telah ditetapkan,

termasuk didalamnya adalah Perencanaan Kinerja 2015 yang merupakan proses

perencanaan kinerja yang didokumentasikan dalam Rencana Kinerja Tahunan (Annual

Performance Plan).

Penyusunan rencana kinerja ini dilakukan seiring dengan agenda penyusunan

kebijakan anggaran. Setelah anggaran 2015 ditetapkan maka disusunlah Penetapan

Kinerja 2015 yang merupakan tekad dan janji disusun secara tahunan yang akan dicapai

dan disepakati antara pihak yang menerima amanah/tugas dan pihak yang memberi

amanah/tugas dengan mempertimbangkan sumber daya dan sumber dana yang ada.

Secara umum tujuan penetapan kinerja/perjanjian kinerja Kementerian

Pariwisata Tahun Anggaran 2015, antara lain:

1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur di lingkungan

Kementerian Pariwisata.

Page 25: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015

16

2. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan tugas yang

diterima dan terus meningkatkan kinerjanya.

3. Menciptakan alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi amanah.

4. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur di

lingkungan Kementerian Pariwisata.

5. Menilai adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan

sasaran suatu organisasi, sekaligus sebagai dasar dalam pemberian

penghargaan (reward) maupun sanksi (punishment).

Salah satu alat ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan

dan/atau sasaran atau kegiatan utama dan dapat digunakan sebagai fokus perbaikan

kinerja di masa depan adalah Indikator Kinerja Utama (IKU). Dalam upaya memperjelas

dan menyelaraskan antara Indikator Kinerja Utama dengan Perjanjian Kinerja di

Lingkungan Kementerian Pariwisata, maka telah ditetapkan Peraturan Menteri

Pariwisata Nomor KM.125/UM.001/MP/2015 tanggal 15 Desember 2015 tentang

Indikator Kinerja Utama dilingkungan Kementerian Pariwisata. Indikator Kinerja Utama

merupakan ukuran kinerja tingkat kementerian dan selanjutnya diturunkan menjadi

indikator kinerja masing-masing unit kerja di bawahnya serta digunakan sebagai

ukuran kinerja dalam menyusun perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran

kinerja, pelaporan kinerja, dan evaluasi kinerja.

Tabel 2.2Sasaran Strategis, Indikator, dan Target Kinerja Tahun 2015

No Sasaran Indikator Kinerja

Target Program

1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)

WDP

Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata 2. Predikat SAKIP

Kementerian Pariwisata (nilai)

A

Page 26: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

@

www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel

indtravel indonesia.travel theindonesiatravel

Seram Island, Maluku

Page 27: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

@

www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel

indtravel indonesia.travel theindonesiatravel

BABIIIAKUNTABILITASKINERJABABIIIAKUNTABILITASKINERJABABIIIAKUNTABILITASKINERJA

Page 28: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 17

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang

Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019, merupakan acuan yang

digunakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dalam

menyusun perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi

kinerja, pada tahun berjalan dan tahun yang akan datang.

Pada tahun anggaran 2015 Kementerian Pariwisata telah menyusun dokumen

Perjanjian Kinerja yang merupakan pernyataan, kesepakatan, sekaligus perjanjian

kinerja antar unsur-unsur pemangku kepentingan didalam organisasi sebagai wujud

tekad dan komitmen dalam pencapaian target-target yang telah direncanakan.

Berikut ini akan diuraikan Target dan Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja Sekretariat

Kementerian tahun 2015, yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama

yang telah ditetapkan, sebagai berikut :

Akuntabilitas Kinerja

BAB 3

Page 29: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 18

Tabel 3. 1 Pengukuran Kinerja

No Sasaran Indikator Kinerja 2015

Target Realisasi %

1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)

WDP

Masih dalam proses

audit BPK

-

2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (nilai)

A BB -

Jumlah Anggaran : Rp. 276.658.540.000,00.

Jumlah Realisasi Anggaran : Rp. 227.921.484.932,00.

3.2 Capaian dan Analisis Kinerja 2015

Ditinjau dari capaian kinerja sasaran tahun 2015, Sekretariat Kementerian

Pariwisata telah melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi.

Berikut target dan capaian kinerja, dilihat dari sasaran strategis yang telah ditetapkan.

1.Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia

ndikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya

Kualitas Kinerja Organisasi Kementerian Pariwisata adalah Opini Laporan

Keuangan Kementerian Pariwisata, yang diberikan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) dan Predikat Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP)

Kementerian Pariwisata, yang merupakan hasil evaluasi Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

uraian, sebagai berikut:

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggungjawab Keuangan Negara dinyatakan bahwa untuk mendukung

keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan negara, keuangan negara wajib dikelola

secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,

I

Meningkatnya Kualitas Kinerja Organisasi Kementerian Pariwisata

Page 30: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 19

transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan

kepatutan. Upaya konkrit dalam mewujudkan Akuntabilitas dan Transparansi di

lingkungan Kementerian Pariwisata selaku instansi pemerintah yang melaksanakan

penggunaan dana APBN berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan dalam

mengelola keuangan negara serta melaksanakan pengintegrasian pelaporan keuangan

dan kinerja sesuai dengan Perpres No 8 Tahun 2006 tentang Laporan Kinerja dan

Keuangan yang merupakan konsekuensi logis dari penerapan anggaran berbasis

kinerja.

Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas pengelolaan

keuangan adalah opini laporan keuangan Kementerian/Lembaga yang diberikan oleh

BPK, yaitu secara berurutan dari penilaian yang paling rendah, yaitu: (1) Tidak diyakini

kewajaran (Adverse); (2) Tidak memberikan pendapat (Disclaimer); (3) Wajar Dengan

Pengecualian (WDP); dan (4) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Penilaian ini diukur

melalui kriteria pemberian opini atas audit laporan keuangan oleh BPK yang meliputi:

kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), kecukupan pengungkapan,

ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas Sistem Pengendalian

Intern (SPI).

Capaian indikator Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata, adalah

sebagai berikut :

Tabel 3. 2 Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

WDP Masih dalam proses audit

BPK -

Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator kinerja Opini Laporan Keuangan

Kementerian Pariwisata pada saat penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini masih

dalam proses audit BPK, sehingga belum dapat diukur apakah indikator kinerja ini

mencapai target atau tidak.

Untuk melihat perkembangan indikator Opini Laporan Keuangan Kementerian

Pariwisata apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan

capaian indikator di tahun 2013-2015. Perbandingannya terlihat pada tabel berikut ini:

Page 31: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 20

Tabel 3. 3 Perbandingan Opini Laporan Keuangan Tahun 2013-2015

Indikator

Kinerja

2015 2014 2013

Realisasi Capaian

(%) Realisasi

Capaian

(%) Realisasi

Capaian

(%)

Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

Masih dalam proses audit

BPK - Disclaimer - Disclaimer -

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2013 dan 2014 capaian tidak

mengalami peningkatan, sedangkan untuk tahun 2015 pada saat penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja 2015 ini masih dalam proses audit BPK, sehingga belum dapat

diketahui apakah di Tahun 2015 ini mengalami peningkatan atau penurunan.

Penurunan opini laporan keuangan pada tahun 2013 dan 2014 penyebab

utamanya adalah perubahan nomenklatur organisasi kementerian, semula Kementerian

Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan

terakhir saat ini menjadi Kementerian Pariwisata. Perubahan berulang pada

nomenklatur organisasi kementerian ini berakibat pada penataan dan pencatatan aset

(aset tetap, peralatan, mesin dan nilai barang persediaan) mengalami dinamika

perubahan yang cukup signifikan sehingga berpengaruh pada nilai transaksi yang

keluar dan masuk dalam neraca baik pada sistem akuntansi keuangan maupun pada

sistem manajemen akuntansi barang milik negara.

Untuk meningkatkan pencapaian laporan keuangan agar tidak mendapat opini

disclaimer lagi di Tahun 2015, telah ditempuh berbagai strategi, antara lain:

1. Melakukan reinventarisasi terhadap nilai keseluruhan aset dan nilai barang

persediaan yang dialihkan;

2. Menyediakan dan meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM yang kompeten di

bidang pengelolaan keuangan secara memadai melalui berbagai bimbingan teknis

dan sosialisasi;

3. Membentuk sifat dan sikap profesional dalam melaksanakan tugas dengan

meningkatkan Sistem Pengendalian Internal (SPI) pada masing-masing satuan

kerja;

Page 32: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 21

4. Menyusun rencana kerja secara jelas dan terukur untuk mencapai kualitas laporan

keuangan yang baik dimulai dari proses perencanaan sampai dengan pelaporan;

5. Memahami pemanfaatan laporan keuangan yang tidak hanya untuk keperluan

pertanggungjawaban, namun juga sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan;

6. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan

keuangan negara sehingga terwujud laporan keuangan yang handal dan

akuntabel;

7. Mengupayakan pemberian reward and punishment bagi pengelola akuntansi dan

pelaporan keuangan yang profesional dan tekun.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya Kementerian Pariwisata dalam memperbaiki

kualitas laporan keuangan, Kementerian keuangan telah memberikan penghargaan

sebagaimana tertuang dalam surat Direktur Jenderal Perbendaharaan No. S-

22/017/PB/2015 tanggal 30 Desember 2015 tentang kesesuaian penyajian saldo kas

Bendahara pengeluaran antara laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara dengan

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL).

“Diakhir tahun 2015 Kementerian Pariwisata mendapat penghargaan atas Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran Pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara

Pengeluaran Tahun Anggaran 2015 Dengan Tingkat Akurasi Tinggi dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan”

Disamping itu penghargaan ini juga menjadi suatu hal yang membanggakan karena

hanya 10 Kementerian/Lembaga yang mendapatkan penghargaan tersebut. Berikut

ini 10 Kementerian/Lembaga dimaksud:

Penghargaan atas Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran Pada

Laporan Keuangan dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara

Pengeluaran dengan Tingkat Akurasi Tinggi dari Kementerian Keuangan

Page 33: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 22

Tabel 3.4 Daftar Kementerian/Lembaga Penerima Penghargaan dari

Kementerian Keuangan

No Kode BA Nama Kementerian Negara/Lembaga

1 012 Kementerian Pertahanan 2 115 Badan Pengawas Pemilu 3 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional 4 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal 5 055 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas 6 075 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 7 027 Kementerian Sosial 8 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 9 040 Kementerian Pariwisata

10 019 Kementerian Perindustrian Sumber: Kemenkeu 2015

Penghargaan atas penyajian saldo kas Bendahara pengeluaran antara laporan

Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara dengan Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga (LKKL) tersebut diharapkan dapat diikuti perbaikan melalui

penataan aset, sehingga akan meningkatkan opini BPK terhadap laporan keuangan

Kementerian Pariwisata.

Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mendukung tercapainya

indikator tersebut serta percepatan akuntabilitas dan peningkatan kualitas laporan

keuangan, adalah sebagai berikut:

1. Penyelesaian Masalah Perbendaharaan

Melakukan koordinasi dalam rangka mempercepat proses penyelesaian rekomendasi

atas temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Inspektorat, serta mengadakan

pemantauan tindaklanjut penyelesaian tuntutan ganti rugi kepada para pengelola

keuangan baik pusat maupun daerah (UPT/SKPD) sebagai dasar untuk

menyelesaikan masalah temuan, piutang dan langkah-langkah untuk meningkatkan

opini laporan keuangan, dengan hasil sebagai berikut:

a. Dokumen hasil pemantauan penyelesaian masalah perbendaharaan berupa data

temuan hasil pemeriksanaan Inspektorat dan BPK pada penyelenggaraan

kegiatan yang dilaksanakan melalui dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan

sejak tahun 2006 s.d. 2015.

b. Dokumen hasil pemantauan penyelesaian masalah perbendaharaan berupa data

temuan hasil pemeriksanaan Inspektorat sejak tahun 2007 s.d. 2015

Page 34: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 23

c. Dokumen hasil pemantauan atas laporan hasil pemeriksaan BPK RI sejak tahun

2004 s.d. 2014.

d. Membuat surat-surat terkait temuan BPK tahun 2015:

1) Dalam rangka Sistem Pengendalian Internal (SPI), berupa tindak lanjut

rekomendasi BPK atas SPI sebanyak 8 surat dan pemberian teguran sebanyak

7 surat;

2) Dalam rangka kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, berupa

tindak lanjut rekomendasi BPK dalam LHP sebanyak 9 surat dan pemberian

teguran sebanyak 36 surat.

e. Membentuk Tim Penyelesaian Kerugian Negara di lingkungan Kementerian

Pariwisata melalui Keputusan Menteri Pariwisata Nomor

KM.56/KP.207/MP/2015 tanggal 5 Agustus 2015, dengan tugas membantu

menteri dalam memroses penyelesaian kerugian negara terhadap bendahara,

Pegawai Negeri Bukan Bendahara, pejabat lain di lingkungan Kementerian

Pariwisata dan/atau pihak ketiga yang pembebanannya ditetapkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Melakukan Koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan keuangan

di lingkungan Kementerian Pariwisata;

Pengelolaan dan koordinasi merupakan kegiatan atau bagian yang sangat penting,

terutama menyangkut proses mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan

pemantauan serta evaluasi kegiatan, diperlukannya koordinasi pada lini organisasi

yang merupakan bagian/mekanisme, peraturan, prosedur, cara teknik dari

Pelaksanaan Anggaran, melalui antara lain :

a. Melakukan Evaluasi pelaksanaan anggaran dengan melakukan langkah-langkah

untuk mengidentifikasi permasalahan dalam Pelaksanaan Anggaran yang ada

pada Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Pariwisata baik di Kantor Pusat

mapun UPT Daerah dan memberikan solusi.

b. Implementasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran yang berkelanjutan.

c. Peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran Satuan Kerja di Lingkungan

Kementerian Pariwisata serta percepatan penyerapan anggaran di

triwulan/periode berikutnya

Page 35: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 24

d. Meningkatkan penyelenggaraan hubungan kerja dibidang administrasi dengan

Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Departemen dan lembaga lain

yang terkait.

e. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data serta pengembangan pelaksanaan

anggaran dilingkungan Kementerian Pariwisata baik di Pusat maupun di daerah.

f. Menemukenali berbagai permasalahan dilapangan yang menjadi faktor

penghambat pelaksanaan anggaran.

g. Untuk meningkatkan jalinan kerjasama melalui koordinasi secara dinamis dengan

unit kerja di pusat dan UPT-UPT yang ada di daerah.

h. Melakukan pembinaan secara insentif dan kontinyu.

i. Mengukur keberhasilan program dan kegiatan yang sedang dan telah

dilaksanakan.

3. Meningkatkan pengelolaan PNBP

Melalui Pemantauan laporan realisasi anggaran pendapatan secara intensif,

Sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Jenis dan Tarif

atas Jenis PNBP dan menetapkan target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

tahun 2016, sehingga dapat meningkatkan penerimaan PNBP di lingkungan

Kementerian Pariwisata, realisasi dimaksud dapat dilihat pada grafik berikut ini,

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun 2011 - 2015

-

2.000.000.000

4.000.000.000

6.000.000.000

8.000.000.000

10.000.000.000

12.000.000.000

14.000.000.000

2011 2012 2013 2014 2015

BDG

BALI

MDN

MKS

BIRO UMUM

Page 36: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 25

4. Penyusunan Laporan Keuangan tingkat Kementerian tahun 2014 Unaudited dan

Audited, Laporan Keuangan semester I tahun 2015, Pseudo laporan keuangan untuk

periode yang berakhir pada 31 Oktober dan 30 November 2015;

5. Implementasi Sistem Akuntansi Instansi berbasis Akrual

Mulai tahun 2015, Kementerian Pariwisata mengimplementasikan akuntansi

berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan. Akuntansi berbasis akrual merupakan basis akuntansi yang

mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya padasaat transaksi dan

peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau

dibayar. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam

penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31

Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas

sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-

akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan

Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh

penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 adalah

merupakan implementasi yang pertama.

Dengan penerapan akuntansi berbasis akrual, Kemenpar akan mendapatkan

beberapa manfaat antara lain:

a. Meningkatkan kualitas pertanggungjawaban dan penyajian laporan keuangan

Kemenpar dalam rangka mewujudkan good governance, clean government.

b. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan pada seluruh tahapan siklus

anggaran antara lain dalam pengelolaan sumber daya ekonomi, pengendalian

defisit anggaran dan penentuan besaran biaya penyelenggaraan pemerintahan;

c. Menjadi salah satu alat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal

efisiensi dan efektivitas perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi.

Sejalan dengan tujuan Pemerintah untuk senantiasa memperbaiki pengelolaan dan

pertanggungjawaban Keuangan Negara, maka akuntansi berbasis akrual

membutuhkan strategi dalam penerapannya. Strategi yang dilakukan Kemenpar

dalam rangka implemetansi akuntansi berbasis akrual adalah:

a. Melaksanakan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan komitmen pimpinan

serta pemahaman dan kemampuan SDM;

b. Menyelenggarakan sertifikasi kompetensi SDM penyusun Laporan Keuangan;

Page 37: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 26

c. Menyusun dan melaksanakan secara komprehensif tahapan-tahapan penerapan

akuntansi berbasis akrual sejak persiapan hingga pelaksanaan;

d. Menyusun Petunjuk Teknis Akuntansi Berbasis Akrual di Lingkungan Kemenpar;

e. Mengoptimalkan fungsi assurance dan consulting Aparat Pengawas Internal

Pemerintah (APIP) sebagai mitra kerja untuk menyelesaikan permasalahan baik

dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran.

6. Pembinaan Pengelola Keuangan.

Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan

negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional,

terbuka dan bertanggungjawab serta memenuhi prinsip-prinsip pengelolaan

keuangan negara yang baik dibutuhkan peningkatan sumber daya manusia di bidang

pengelolaan keuangan sehingga diharapkan dapat menciptakan pengelolaan

keuangan yang ekonomis, efesien, efektif, transparan dan akuntabel melalui

anggaran berbasis kinerja. Untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan, tertib

administrasi, menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam menerapkan sistem

dan mekanisme pengelolaan keuangan tersebut, telah dilaksanakan beberapa

bimbingan teknis, antara lain: bimbingan teknis sertifikasi SAI, bimbingan teknis

penguji tagihan, bimbingan teknis penyusunan kontrak dan HPS, pembekalan

kemampuan teknis pengelola keuangan.

Pembukaan kegiatan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kawasan Wisata Kemeterian

Pariwisata

Page 38: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 27

7. Kegiatan Pembinaan Pengelola BMN Barang/Jasa di Lingkungan Kementerian

Pariwisata, melalui kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Barang Milik Negara,

Bimbingan Teknis Persediaan, Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumen Pengadaan

Barang dan Jasa, Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Unit Layanan

Pengadaan.

PERMASALAHAN

Permasalahan dan kendala dalam pencapaian target Opini Laporan Keuangan tahun

2015, sehingga berakibat pada pencapaian yang belum maksimal, antara lain:

1. Belum optimalnya komitmen para pejabat pusat dan daerah dalam mendorong

kualitas penyusunan laporan keuangan dan percepatan penyelesaian temuan

sehingga terkesan lambat dalam menindaklanjuti temuan dalam LHP BPK;

2. Belum adanya penerapan reward and punishment, sehingga para pelaksana kurang

termotivasi untuk meningkatkan kinerja di lingkungan unit kerja masing-masing;

3. Kualitas operator penyusun Laporan Keuangan pada masing-masing satuan kerja

belum optimal, sehingga laporan keuangan belum disajikan dan diungkapkan secara

lengkap (full disclosure);

4. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan para Penanggung Jawab kegiatan belum

sepenuhnya taat terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan

keuangan negara sehingga temuan berulang pada pengadaan barang/jasa dan

pelaksanaan perjalanan dinas masih terjadi;

5. Opini Keuangan Disclaimer, dapat menurunkan alokasi anggaran Kementerian

Pariwisata di tahun-tahun berikutnya, bahkan lebih jauh dapat berdampak pada

Kegiatan Pembekalan Kemampuan Teknis Pengelola Keuangan

Page 39: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 28

tidak meningkatnya tunjangan kinerja pegawai, yang pada akhirnya dapat

menurunkan motivasi kerja pegawai;

6. Penurunan kapasitas Inspektorat, sebagai akibat bergesernya Kementerian

Pariwisata menjadi Kementerian Klaster III, dalam hal ini Inspektur Jenderal (eselon

I) menjadi Inspektorat (eselon II). Kondisi ini berpotensi menimbulkan

permasalahan kecepatan proses audit internal Kementerian Pariwisata;

7. Inventarisasi barang milik negara belum selesai. Kondisi ini berpotensi

mempengaruhi kinerja akuntabilitas Kementerian Pariwisata khususnya opini

keuangan, mengingat permasalahan barang milik negara ini merupakan penyumbang

terbesar opini disclaimer yang diperoleh Kementerian Pariwisata;

8. Kompetensi SDM Auditor belum memadai, sehingga dibutuhkan percepatan

peningkatan kapasitas auditor di lingkungan Kementerian Pariwisata, agar dapat

menjawab tantangan audit internal yang semakin besar sebagai akibat meningkatnya

anggaran Kementerian Pariwisata di tahun-tahun berikutnya secara signifikan;

9. Kompetensi SDM Pengelola Keuangan, khususnya “Penyusun Laporan Keuangan” di

masing-masing satker belum sepenuhnya memahami makna dari Peraturan2 terkait

tentang Penyusunan Laporan Keuangan, akibatnya sering terjadi ketidaksesuaian

dari sisi penyusunan, penyajian, maupun penyampaian sehingga saat dilakukan

evaluasi masih banyak Laporan Keuangan satker semesteran/tahunan belum

sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

UPAYA YANG DILAKUKAN

Langkah-langkah yang dilakukan dalam meminimalisir permasalahan di atas, antara

lain:

1. Melaksanakan percepatan proses pengadaan barang/jasa dengan melakukan

monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara rutin dan

menginventarisasi permasalahan yang dihadapi;

2. Menyusun petunjuk teknis Sistem Akuntansi Berbasis Akrual, petunjuk teknis

pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan petunjuk teknis lainnya sebagai acuan

dalam pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam DIPA;

3. Meningkatkan koordinasi dengan Instansi terkait permasalahan yang ditemui pada

saat pelaksanaan, dalam hal ini Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah (LKPP)

dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait proses pengadaan

Page 40: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 29

barang dan jasa serta Kementerian Keuangan terkait proses pelaksanaan anggaran

dan pelaporan keuangan;

4. Dalam rangka menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan BPK, telah dilakukan

upaya, sebagai berikut :

a) Membentuk Tim Pengelola Perbaikan Sistem PNBP untuk memperbaiki Sistem

Pengelolaan PNBP;

b) Melakukan koordinasi dengan Menteri Keuangan serta Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan untuk penetapan saldo aset persediaan hasil likuidasi;

c) Melaksanakan pembenahan menyeluruh atas pengelolaan Aset Tetap;

d) Telah dibuat laporan inventarisasi aset sebagai tindak lanjut penyelesaian temuan

BPK yaitu berupa maping database SIMAK, sinkronisasi SIMAK dan SAI,

sinkronisasi LK BMN dengan LK DJKN, pendampingan Inventarisasi aset rusak

berat, hilang, dikuasai pihak lain, pendampingan penyusunan laporan hasil

Inventarisasi aset tetap, usulan penghapusan/hibah aset tetap, pendampingan

tindak lanjut usulan hasil inventarisasi aset dan perbaikan database SIMAK

komprehensif;

e) Membentuk Tim Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN) dan Tim Reinvetarisir

asset;

f) Melakukan In House Training dan pendampingan dengan instansi terkait

(Kementerian Keuangan dan BPKP);

g) Agar tercapainya Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata tahun 2015 yang

berkualitas, sehingga Opini Laporan Keuangan kedepan menjadi lebih baik, maka

Biro Perencanaan dan Keuangan – Sekretaris Kementerian Pariwisata melakukan

Bimbingan Teknis Sertifikasi SAI terutama untuk tenaga operator SAK – SIMAK

BMN Satker.

Page 41: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 30

2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian sistematik

dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang terselenggara secara manual atau

komputerisasi yang dirancang dan ditetapkan untuk tujuan pengumpulan data,

pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, baik

secara sendiri-sendiri maupun secara kolektif. Penentuan Predikat SAKIP adalah

berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB setiap

tahunnya. Evaluasi akuntabilitas kinerja mencakup review dan evaluasi atas aspek

perencanaan kinerja, aspek pengukuran kinerja, aspek pelaporan kinerja, dan aspek

evaluasi kinerja internal, serta aspek capaian kinerja output dan outcome serta kinerja

lainnya. Capaian Indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata, adalah sebagai

berikut :

Tabel 3. 5

Capaian Indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

1. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata A BB -

Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator kinerja Predikat SAKIP Kementerian

Pariwisata dengan target A (Memuaskan) dapat direalisasikan dengan predikat BB

(Sangat Baik). Nilai Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015, diperoleh berdasarkan hasil

evaluasi SAKIP yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB dan disampaikan

kepada Kementerian Pariwisata melalui Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3986/M.PANRB/12/2015 tanggal 11

Desember 2015 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Berdasarkan surat tersebut di atas, menetapkan bahwa Kementerian Pariwisata

memperoleh nilai 72,08 atau predikat BB (Sangat Baik). Penilaian tersebut

menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam rangka

pencapaian kinerja yang telah ditetapkan.

Page 42: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 31

Hal ini menggambarkan bahwa kualitas pembangunan budaya kerja birokrasi dan

penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi pada hasil di lingkungan Kementerian

Pariwisata sudah menunjukkan hasil yang baik.

Berikut rincian kategori tingkat akuntabilitas

kinerja Kementerian/Lembaga Tahun 2015;

kategori “AA” (Sangat Memuaskan) belum ada

K/L yang memperoleh, kategori “A”

(Memuaskan) sebanyak 4 K/L, Kategori “BB”

(Sangat Baik) sebanyak 21 K/L(termasuk

Kementerian Pariwisata), Kategori “B” (Baik)

sebanyak 36 K/L, kategori “CC” (Cukup)

sebanyak 16 K/L, kategori “C” (Kurang) dan

kategori “D” (Sangat Kurang), sudah tidak ada.

Untuk melihat perkembangan capaian indikator Predikat SAKIP Kementerian

Pariwisata, bila dibandingkan Realisasi dengan Target pada Perjanjian Kinerja (PK)

setiap tahunnya sejak Tahun 2013-2015, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3. 6

Perbandingan Capaian Tahun 2013 s.d 2015 Terhadap Perjanjian Kinerja (PK)

No Indikator

Kinerja

2015 2014 2013

Realisasi (%) Realisasi (%) Realisasi (%)

1. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata

BB - B - B -

Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi di tahun 2015 mendapat predikat BB (Sangat

Baik) meningkat bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 dan 2013 dengan

predikat B (Baik).

Perbedaan predikat dan penilaian antara capaian tahun 2015 dengan 2014,

sebagaimana Permen PAN & RB Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi atas

Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terjadi karena

“Pada tahun 2015 tingkat

akuntabilitas kinerja

Kementerian Pariwisata

berada pada urutan 19 dari 77

K/L, dengan kategori BB

(Sangat Baik).”

Page 43: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 32

perubahan terhadap sistem pembobotan dalam menentukan nilai hasil evaluasi kinerja,

perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.7 Perubahan Pembobotan tahun 2015 dan tahun 2014

NO KOMPONEN SAKIP 2015 2014

BOBOT NILAI BOBOT NILAI

1. Perencanaan Kinerja 30 21,57 35 26,13 2. Pengukuran Kinerja 25 17,6 20 14,08 3. Pelaporan Kinerja 15 12,42 15 12,04 4. Evaluasi Kinerja 10 6,28 10 7,05 5. Capaian Kinerja 20 14,21 20 14,67

Nilai Hasil Evaluasi 100 72,08 100 73,97 Tingkat

Akuntabilitas Kinerja

BB B

Sumber: Kementerian PAN & RB

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perubahan pada komponen perencanaan kinerja

pada tahun 2014 dengan bobot 35 % sedangkan pada tahun 2015 menjadi 30% dan

untuk komponen pengukuran kinerja pada tahun 2014 dengan bobot 20% menjadi

25% pada tahun 2015. Dari perubahan tersebut, capaian pada tahun 2015 dengan nilai

sebesar 72,08 turun sebesar 1,89 dari nilai 73,97 pada tahun 2014, namun untuk

predikat Kementerian Pariwisata mengalami peningkatan dari predikat B menjadi

predikat BB. Disamping perubahan sistem pembobotan dalam menentukan nilai hasil

evaluasi kinerja, perubahan juga dilakukan terhadap penyebutan pada predikat dan

kategori, perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.8 Perubahan Penyebutan Predikat dan Kategori

2015 2014

BOBOT RANGE NILAI INTERPRETASI BOBOT RANGE NILAI INTERPRETASI

AA >90 -100 Sangat Memuaskan

AA >85-100 Memuaskan

A >80 – 90 Memuaskan A >75-85 Sangat baik

BB >70 – 80 Sangat Baik B >65-75 Baik

B >60 – 70 Baik CC >50-65 Cukup Baik

CC >50 – 60 Cukup (Memadai)

C >30-50 Agak Kurang

C >30 - 50 Kurang D 0-30 Kurang

D 0 - 30 Sangat Kurang - - - Sumber: Kementerian PAN & RB

Page 44: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 33

“Prestasi yang dicapai oleh Kementerian Pariwisata dalam meningkatkan

akuntabilitas kinerja tahun 2015 mendapat piagam penghargaan yang

diserahkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Jusuf Kalla di Istana

Wakil Presiden pada Desember 2015 yang dihadiri oleh seluruh pimpinan dan

perwakilan Kementerian/Lembaga serta para kepala daerah.”

Penyerahan Penghargaan oleh Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla kepada Kementerian Pariwisata yang diterima oleh Sekretaris Kementerian, Bapak Ukus Kuswara, di Istana Wapres.

Arahan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan publikasi laporan hasil evaluasi

akuntabilitas kinerja kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian adalah

salah satu upaya transparansi oleh pemerintah, selain itu dikatakan bahwa

penyampaian laporan kinerja akuntabilitas tahunan tersebut menyerupai penyerahan

rapor siswa di sekolah, dengan harapan akan ada perbaikan bagi kementerian, lembaga

pemerintah non-kementerian dan pemerintah provinsi yang mendapat predikat di

bawah kategori A. "Ini menjadi cara mengevaluasi dan meningkatkan kinerja kita

semua, karena apapun yang kita lakukan jika tanpa evaluasi maka tidak akan bisa

diketahui penilaiannya, baik secara makro maupun mikro.”

Berdasarkan peringkat nilai hasil evaluasi akuntabilitas kinerja dari seluruh

Kementerian/Lembaga Tahun 2015 dan Tahun 2014, peringkat Kementerian

Pariwisata dapat dilihat tabel berikut;

Page 45: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 34

Tabel 3.9 Target dan realisasi Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata

NO. INSTANSI NILAI/ PREDIKAT

2015

INSTANSI NILAI/ PREDIKAT

2014

1 Kementerian Keuangan A Kementerian Keuangan A 2 Komisi Pemberantasan Korupsi A KPK A 3 Kementerian Kelautan

Perikanan A BPKP A

4 Badan Pemeriksa Keuangan A Kementerian Kelautan dan Perikanan

A

5 Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan

BB Kementerian PAN & RB A

6 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera Dan Reformasi Birokrasi

BB BPKP A

7 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

BB Kementerian PPPN/Bappenas

A

8 Kementerian Sekretaris Negara BB Kementerian Pertahanan B 9 Kementerian Perindustrian BB Kementerian Kesehatan B

10 Badan Pusat Statistik BB Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

B

11 Mahkamah Konstitusi BB Kementerian Kehutanan B 12 Kementerian Pendidikan Dan

Kebudayaan BB Kementerian Riset dan

Teknologi B

13 Badan Koordinasi Penanaman Modal

BB Kemendikbud B

14 Kementerian Perdagangan BB Kementerian Perhubungan B 15 Kementerian Kesehatan BB Kementerian Perdagangan B 16 Pusat Pelaporan Dan Analisis

Transaksi Keuangan BB Kementerian Hukum Dan

Hak Assasi Manusia B

17 Kementerian Luar Negeri BB Setjen Mahkamah Konstitusi

B

18 Kementerian Pertanian BB Sekretariat Kabinet Ri B 19 Kementerian Pariwisata BB Badan Intelejen Negara B 20 Lembaga Administrasi Negara BB Pusat Pelaporan Analisis

dan Transaksi Keuangan

B

22 Kementerian Dalam Negeri BB Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

B

23 Kementerian Energi Sumber Daya Mineral

BB Arsip Nasional Republik Indonesia

B

24 Badan Tenaga Nuklir Nasional BB Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

B

25 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

BB Badan Kepegawaian Negara

B

Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk predikat, Kementerian Pariwisata mengalami

kenaikan, dari predikat B (Baik) di tahun 2014 menjadi predikat BB (Sangat Baik) di

tahun 2015, namun untuk peringkat Kementerian Pariwisata mengalami penurunan,

Page 46: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 35

berada pada peringkat 10 dari seluruh Kementerian/Lembaga di tahun 2014 menjadi

peringkat 19 di tahun 2015, hal ini disebabkan karena seluruh Kementerian/Lembaga

saat ini semakin termotivasi untuk meningkatkan akuntabilitas kinerjanya sehingga

terdapat 20 Kementerian/Lembaga lain yang juga mendapat predikat BB (Sangat Baik).

Berdasarkan hasil evaluasi di atas, untuk meningkatkan nilai dan predikat SAKIP

Kementerian Pariwisata, Kementerian PAN & RB memberikan rekomendasi, sebagai

berikut:

a. Mendorong diterapkannya anggaran berbasis kinerja, dengan cara memastikan dan

meminta seluruh unit kerja mempertanggungjawabkan kinerja atau hasilnya terlebih

dahulu (termasuk janji atau outcome yang belum terwujud) sebelum mengajukan

anggaran. Memastikan seluruh unit kerja dapat mengkaitkan kinerja utama

(indikator dan target) dengan penganggarannya (mengaitkan IKU dengan

anggarannya) ;

b. Melakukan monitoring, mengukur, dan menyimpulkan kinerja sebagaimana yang

disepakati di tiap tingkatan dan mengaitkannya dengan penghargaan dan pengakuan

(reward and recognition) atas capaian kinerja yang pantas;

c. Inspektorat atau tim evaluasi agar terus mendorong dan memastikan unit kerja

untuk lebih akuntabel terhadap kinerjanya dan melakukan evaluasi akuntabilitas

kinerja serta memberikan rekomendasi yang mampu membangun unit yang

berbudaya (akuntabel terhadap) kinerja;

d. Setiap penanggung jawab program agar melakukan evaluasi program dalam rangka

memastikam tersedianya jawaban terukur atas keberhasilan program-program

prioritas atau unggulan yang ada di Kementerian. Penanggungjawab program harus

memastikan keberhasilan maupun kekurangkeberhasilan suatu program secara

nyata dan terukur, perubahan kondisi yang terjadi atau perubahan yang terjadi pada

suatu target grup (kelompok) tertentu yang menjadi target perubahan

e. Meningkatkan transparansi dengan memastikan diunggahnya dokumen dan

informasi yang berhak (seharusnya) diketahui oleh publik (Seperti Renstra,

Perjanjian Kinerja, IKU, dan Laporan Kinerja) kedalam laman (website) resmi milik

Kementerian Pariwisata dan/atau milik unit kerja dan memastikan informasi yang

disajikan bersifat terkini (updated).

Page 47: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 36

f. Terus mendorong dan memfasilitasi upaya peningkatan kualitas penerapan Sistem

Akuntabilitas Kinerja di seluruh unit kerja, baik di pusat maupun di daerah.

Dalam upaya meningkatkan capaian indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata,

telah dilakukan kegiatan-kegiatan, antara lain:

1. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Tahun 2015 – 2019

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun

Rencana Strategis (Renstra). Renstra merupakan dokumen perencanaan untuk

periode lima tahun kedepan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program, dan kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsinya. Rencana Strategis

Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019 disusun mengacu pada usulan Rencana

Jangka Menengah yang disusun Kementerian Pariwisata, serta Rencana Jangka

Menengah Nasional (RPJMN), serta mengemban amanat visi dan misi Pemerintahan

Joko Widodo – Jusuf Kalla sebagaimana tertuang dalam NAWA CITA.

Renstra Kementerian Pariwisata disusun sebagai pedoman penyusunan program,

kegiatan dan pelaksanaan kebijakan yang merupakan salah satu subkomponen dari

komponen Perencanaan Kinerja pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP) dengan bobot 30% dalam mengevaluasi tingkat akuntabilitas

kinerja.

2. Penyusunan Renja K/L

Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanan

Pembangunan Nasional, penyusunan RAPBN berpedoman kepada Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) dengan memperhitungkan ketersediaan anggaran. RKP

merupakan dokumen perencanaan tahunan yang digunakan sebagai acuan dalam

penyusunan RAPBN dan dasar pelaksanaan kegaitan-kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Kementerian/Lembaga. RKP merupakan

penjabaran dari RPJM Nasional yang memuat prioritas pembangunan, rancangan

kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara

menyeluruh termasuk arah kebijakan fiscal, serta program kementerian/lembaga,

lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan

Page 48: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 37

kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RKP kemudian dijabarkan lebih lanjut ke

dalam Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L).

Renja K/L merupakan dokumen perencanaan

yang berisi program dan kegiatan suatu

Kementerian/Lembaga sebagai penjabaran dari

Rencana Strategis K/L (Renstra K/L) yang

bersangkutan dalam satu tahun anggaran.

Penyusunan Renja K/L oleh

Kementerian/Lembaga dilaksanakan setelah

dikeluarkannya surat yang ditandatangani oleh

Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama Menteri

Keuangan tentang Pagu Indikatif

Kementerian/Lembaga yang merupakan pagu

anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum serta Tema dan Prioritas

Pembangunan Nasional. Pagu Indikatif tersebut merupakan batas tertinggi alokasi

anggaran yang dirinci menurut program dan kegiatan prioritas yang pendanaannya

terdiri atas rupiah murni, PHLN, dan PNBP.

Berkenaan dengan telah diberlakukannya penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja

(PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) secara penuh yang

menggunakan struktur program dan kegiatan hasil restrukturisasi, maka mekanisme

penyusunan Renja K/L menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Dalam upaya

peningkatan kinerja dan pencapaian visi dan misi Kementerian Pariwisata,

Sekretariat Kementerian dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, telah

mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja Kementerian (Renja K/L) Tahun

2015. Renja K/L ini merupakan pengganti fungsi Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

yang dulu menjadi salah satu subkomponen dalam mengevaluasi AKIP.

Dengan adanya Renja K/L ini, diharapkan sasaran dari masing-masing program dan

kegiatan akan semakin tampak dan jelas karena masing-masing telah dilengkapi

dengan indikator dan rencana tingkat capaian (target) secara kuantitatif. Untuk

menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Kementerian Pariwisata Tahun

2015 yang bersifat indikatif.

Page 49: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 38

3. Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK)

Perbaikan governance dan sistem

manajemen merupakan agenda

penting dalam reformasi

pemerintahan yang sedang dijalankan

oleh pemerintah. Sistem manajemen

pemerintahan yang berfokus pada

peningkatan akuntabilitas dan

sekaligus peningkatan kinerja

berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self

assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah. Ini berarti instansi pemerintah

tersebut merencanakan, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerjanya secara

mandiri serta melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi. Dalam sistem dan

mekanisme pelaksanaan demikian perlu adanya evaluasi dari pihak yang lebih

independen agar diperoleh umpan balik yang obyektif untuk perbaikan akuntabilitas

dan kinerja instansi pemerintah.

Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk melihat sampai sejauh mana suatu

instansi pemerintah melaksanakan dan memperlihatkan kinerja organisasinya, serta

sekaligus untuk mendorong adanya peningkatan kinerja instansi pemerintah, maka

perlu dilakukan pengukuran kinerja. Salah satu dokumen untuk mengukur kinerja

perlu dilakukan perjanjian kinerja, dokumen tersebut merupakan salah satu

subkomponen dari komponen Perencanaan Kinerja. Sesuai dengan Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan

instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk

melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan

kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu

Page 50: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 39

berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja

yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun

bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat

kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang

diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun

sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

4. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun

2014

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK)

Kementerian memiliki dua fungsi utama sekaligus.

Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan

sarana bagi Kementerian Pariwisata untuk

menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada

seluruh para stakeholders (Presiden, Instansi

Pemerintah Pusat/Daerah, Pelaku/industri pariwisata).

Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sumber

informasi bagi internal Kementerian Pariwisata untuk

perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Adanya dua fungsi utama

ini memperjelas bahwa informasi yang tertuang dalam laporan akuntabilitas kinerja

Kementerian tahun 2014 harus dapat memenuhi kebutuhan bagi pengguna baik

eksternal dan internal.

Menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah, Kementerian Pariwisata pada Tahun Anggaran 2015 telah

menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja secara berjenjang mulai dari penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja tingkat eselon II, eselon I, dan Laporan Akuntabilitas

Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2014.

5. Penyusunan Indikator Kinerja Utama

Kinerja dari suatu organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran

ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari visi, misi, yang mengindikasikan

Page 51: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 40

tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program

dan kebijakan yang ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat kemajuan kinerja

organisasi diperlukan suatu indikator atas keberhasilan yang diraih.

Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu tujuan, sasaran,

atau kegiatan yang mencerminkan tugas pokok dan fungsi

organisasi. Diantara konsep indikator kinerja adalah konsep

Indikator Kinerja Utama (IKU) atau yang dikenal dengan

Key Performance Indicators (KPI). Setiap organisasi atau

K/L memiliki IKU yang berbeda-beda, tergantung pada

tujuan, fungsi dan strategi masing-masing organisasi.

Kebijakan penyusunan IKU di lingkungan Kementerian Pariwisata pada dasarnya

terintegrasi dengan berbagai dokumen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP), yang meliputi dokumen Rencana Strategis (Renstra), Rencana

Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L), Perjanjian Kinerja (PK), Penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi (LAKIP), sedangkan IKU itu sendiri

merupakan subkomponen dari komponen Pengukuran Kinerja yang tidak terpisah

dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja.

Setiap Instansi pemerintah menurut Peraturan Kemen PAN dan RB Nomor.

PER/09.M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007, wajib menetapkan Indikator Kinerja

Utama (IKU) secara formal untuk tujuan dan sasaran strategis untuk masing-masing

tingkatan (level) secara berjenjang. Indikator Kinerja Utama (IKU) instansi

pemerintah harus selaras antar tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja

keluaran (output) dan hasil (outcome).

6. Penyempurnaan Aplikasi E-Performance

Dalam rangka meningkatkan kualitas akuntabilitas kinerja dan menindaklanjuti

amanah dalam Road Map Reformasi Birokrasi, perlu adanya sistem yang mampu

mendorong tercapainya kinerja organisasi dengan tujuan untuk memudahkan proses

pemantauan dan pengendalian kinerja, yang salah satunya melalui pemanfaatan

aplikasi berbasis web yaitu e-Performance. E-Performance adalah aplikasi sistem

Page 52: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 41

akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah (E-SAKIP) yang bertujuan untuk

memudahkan proses pemantauan dan pengendalian kinerja dalam rangka

meningkatkan akuntabilitas dan kinerja unit kerja. aplikasi ini telah dioperasikan

sejak tahun 2014, namun berkenaan dengan adanya perubahan struktur organisasi

yang berdampak pada perubahan indikator kinerja, sehingga pada tahun 2015 telah

dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan yang cukup signifikan terhadap aplikasi

dimaksud, baik pada tampilan maupun pada menu input data.

Server khusus untuk aplikasi e-Performance ditempatkan pada ruangan Billing

Cabinet Server Pusat Data dan Informasi. Untuk mengakses dapat dilakukan melalui

Web www:\\eperformance.kemenpar.go.id. Masuk ke web ini, langsung dapat

melihat capaian kinerja kementerian sampai dengan capaian eselon II per triwulan,

tanpa login melalui user name atau password. Aplikasi ini menampilkan proses

perencanaan kinerja, penganggaran kinerja, keterkaitan kegiatan/sub kegiatan

dalam pencapaian target kinerja dan monitoring serta evaluasi pencapaian kinerja

dan keuangan. Dokumen yang digunakan untuk menginput data: dokumen Renstra,

IKU, Perjanjian Kinerja, DIPA/POK dan realisasi anggaran serta realisasi kinerja,

dengan aplikasi ini publik dapat melihat capaian kinerja kementerian s.d. eselon II

per triwulan.

Dengan adanya aplikasi e-Performance diharapkan pengukuran kinerja dapat

dilakukan setiap triwulan. Ini yang diharapkan baik oleh Kementerian Pariwisata

maupun oleh Kementeria PAN & RB agar dapat meningkatkan kinerja dan

mendorong percepatan tercapainya target kinerja per triwulan. Diharapkan aplikasi

e-Perfromance dapat dimanfaatkan secara maksimal karena berdampak pada

pemenuhan kewajiban untuk meningkatkan Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian

Pariwisata dan selanjutnya berdampak pula pada penilaian yang menjadi syarat

peningkatan besaran tunjangan kinerja aparatur negara di lingkungan Kementerian

Pariwisata.

Page 53: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 42

7. Reviu desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Lingkungan

Sekretariat Kementerian

Review Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonom Kreatif, dilaksanakan

dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Sistematika penyajian belum sesuai PERKA-687/K/D4/2012;

b. Indikator keberhasilan perlu dirumuskan kembali;

c. Belum adanya strategi penyelenggaraan SPIP yang spesifik;

d. Menambahkan metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan rencana kerja

pengendalian;

e. Rencana kerja informasi dan komunikasi perlu ditambahkan.

Hasil review berupa Desain Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Sekretariat

Kementerian Pariwisata dan memuat informasi tentang pemahaman bagi para

pejabat dan pegawai tentang SPIP, profil lingkungan pengendalian, prioritas obyek

penyelenggaraan SPIP dan rencana kerja penguatan pengendaliannya. Berdasarkan

informasi yang disajikan ini, seluruh pejabat dan pegawai diharapkan mempunyai

kesamaan persepsi dalam membangun dan menginternalisasikan SPIP dalam

pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kementerian Pariwisata.

Kegiatan Review Desain Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Sekretariat

Kementerian Pariwisata yang pertama diselenggarakan di Hotel Alila Jakarta pada

tanggal 5 November 2015 dan dilanjutkan pada tanggal 17 s.d. 19 Desember 2015 di

Tampilan Aplikasi e-Performance Kementerian Pariwisata

Page 54: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 43

Hotel Aston Cirebon dengan peserta masing-masing berjumlah 33 orang. Peserta

berasal dari Lingkungan Sekretariat Kementerian yaitu: Biro Perencanaan dan

Keuangan, Biro Umum, Kepegawaian dan Organisasi, Biro Hukum dan Komunikasi

Publik serta dari Inspektorat.

Foto kegiatan Review Desain Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Sekretariat

Kementerian Pariwisata

8. Reviu Permen Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP

Dalam rangka untuk mencapai hasil pengelolaan keuangan Negara yang efektif,

efisien, transparan dan akuntabel, pada tahun 2011 telah ditetapkan Peraturan

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.97/UM.001/MPEK/2011 tentang

Penyelenggaraan Sistem Pengendalaian Intern Pemerintah di lingkungan

kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif. Namun pada tahun 2015 terjadi

perubahan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 tahun

2015 tentang Kementerian Pariwisata.

Oleh karena itu telah ditindaklanjuti dengan mereviu Peraturan Menteri tersebut

dengan melibatkan Unit Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian pariwisata

mealalui rapat-rapat dan konsinyering yang didampingi oleh Badan Pemeriksa

Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Page 55: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 44

Diharapkan melalui Peraturan Menteri tersebut dapat dijadikan panduan dalam

melaksanakan kegiatan melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai

pertanggungjawaban, agara dapat terlaksana secara tertib, terkendali serta efektif

dan efisien.

9. Membentuk Tim Crisis Centre

Dalam rangka pengendalian dampak bencana terhadap krisis kepariwisataan,

melalui melalui Kepmen 04/UM.001/MP/2014 tanggal 29 Desember 2014,

kementerian Pariwisata membentuk Pusat Pengendalian Krisis Pariwisata.

Keberadaan Crisis Center pariwisata yang dibentuk oleh Kementerian Pariwisata

adalah bentuk kebijakan yang preventif dan responsif terhadap berbagai kondisi dan

ancaman yang berpotensi berdampak pada sektor pariwisata di tanah air. Crisis

Center Pariwisata ini tidak hanya berfungsi pada bentuk-bentuk tanggap darurat

dengan menyiapkan serangkaian pelayanan tetapi juga mempunyai cakupan lebih

luas yakni memberikan rasa optimisme bagi wisatawan dalam menghadapi situasi

krisis. Pada sisi lain, Crisis Center Pariwisata ini diharapkan dapat memberikan iklim

kondusif bagi dunia kepariwisataan di Indonesia dengan tetap memberikan

komitmen pelayanan yang optimal pada berbagai kondisi yang ada termasuk kondisi

krisis.

Tujuan membentuk Tim Crisis Center Pariwisata adalah :

a. Terbangunnya informasi yang memadai dalam memenuhi kebutuhan para

wisatawan dan publik seperti status bencana/ krisis beserta skala dampaknya,

informasi akomodasi, transportasi dan lainnya.

b. Bentuk respon cepat (tanggap darurat/ emergency respon) dalam mendampingi

Foto Kegiatan Reviu Permen Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP

Page 56: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 45

wisatawan ketika dihadapkan pada kondisi yang tidak diharapkan akibat kondisi

krisis, baik menyangkut transportasi maupun akomodasi. Pada sisi lain,

keberadaan Crisis Center Pariwisata ini juga mempunyai cakupan lebih luas yakni

memberikan rasa optimisme bagi wisatawan dalam menghadapi situasi krisis.

c. Upaya meminimalkan dampak turunnya wisatawan serta memberikan iklim

kondusif bagi dunia kepariwisataan nasional dengan tetap memberikan komitmen

pelayanan yang optimal pada berbagai kondisi yang ada termasuk kondisi krisis.

d. Upaya Kementerian Pariwisata melibatkan para stakeholder terkait untuk turut

membangun dan memulihkan dunia kepariwisataan di tengah terjadinya krisis.

10. Pengelolaan Informasi Eksekutif

Publikasi yang dilakukan bertumpu pada pengelolaan media sosial dengan

Facebook sebagai platform utama, yang kemudian disebarkan melalui platform

lain seperti Twitter, Instagram, dan Path. Upaya penyebaran tersebut didukung

oleh beberapa program kegiatan, dukungan media digital, dukungan netizen

secara online dan offline, serta pembuatan video youtube.

Konsinyering dan temu netizen pernah dilakukan 2 kali pada tanggal 20

November di Pisa Cafe Jakarta, dan 3 Desember 2015 di Hotel Inbis Tamarin,

Jakarta. Koordinasi yang telah dilaksanakan dengan Key Opinion Leader (KOL) itu

telah menghasilkan; #WonderfulJakMar2015 dengan 8.529.183 impresi,

#LaksamanaChengHo (TTI) dengan 20.774.155 impresi, #FestivalDanauToba

(TTI) dengan 13.280.501 impresi, #Borobudur10K dengan 7.724.813 impresi dan

#WakatobiWafe dengan 183.099.811 impresi.

11. Apresiasi Media Cetak dan Elektronik 2015

Perkembangan perjalanan pariwisata di dalam negeri menunjukkan peningkatan

dari tahun ke tahun, hal ini sejalan dengan upaya mensukseskan program

Wonderful Indonesia. Berbagai daerah tujuan wisata selain Bali, sudah mulai

menjadi bagian dari pemberitaan dalam rangka menarik wisatawan untuk

berkunjung ke daerah-daerah tersebut. Untuk itu guna membangkitkan minat

pers, jurnalis/penulis baik yang profesional maupun amatir dalam menulis

keindahan dan kekayaan yang tersembunyi dari daerah – daerah tersebut,

Kementerian Pariwisata memandang perlu untuk melakukan penilaian terhadap

Page 57: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 46

tulisan/liputan TV dan Radio yang mampu menggugah minat masyarakat untuk

melakukan perjalanan wisata di dalam negeri.

Untuk memberikan apresiasi kepada para jurnalis dan stasiun televisi juga radio

atas tulisan dan program tayangan tentang promosi pariwisata, Menteri

Pariwisata memberikan penghargaan “Anugerah Pewarta Wisata Indonesia Bagi

Media Cetak dan Elektronik“ bagi karya tulisan dan liputan televisi juga radio

terbaik. Kegiatan ini yang telah berlangsung sejak tahun 2003, dan memperoleh

sambutan yang sangat positif dari berbagai media cetak, stasiun TV, Radio dan

Media On-Line dan perwakilan Media Asing di Indonesia juga dari perusahaan

penerbangan dan Asosiasi industri pariwisata. Oleh karena itu ”APRESIASI MEDIA

CETAK DAN ELEKTRONIK” perlu dilanjutkan dalam bentuk pemberian

penghargaan untuk katagori tulisan di media cetak serta online dan liputan berita

di televisi dan radio.

Maksud dari kegiatan ini adalah Adanya kerjasama timbal balik yang seimbang

dalam bentuk penghargaan/ apresiasi terhadap pers, jurnalis dan televisi.

12. Peningkatan Pemahaman Bidang Pariwisata Bagi Jurnalis dan Pers Tahun 2015

Media massa memiliki peran penting dalam pengembangan pembangunan

pariwisata di Indonesia. Melalui pemberitaan dan penulisan di berbagai media

baik cetak, online maupun elektronik, dapat memberikan dampak yang cukup

besar dalam pembentukan opini publik. Sesuai konsep pembangunan

kepariwisataan yang meletakan pemerintah, swasta dan kalangan media massa

sebagai pilar utama, memiliki saling keterkaitan sekaligus juga saling mendukung

dan menjaga profesionalisme dalam menjalankan tugas.

Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahunnya ini telah memperoleh tanggapan

yang positif dari kalangan pers. Oleh karena itu maka Biro Hukum dan

Komunikasi Publik, Kementerian Pariwisata merasa optimis bahwa

penyelenggaraan ”Peningkatan Pemahaman Bidang Pariwisata Bagi Jurnalis

Tahun 2015” adalah langkah dan upaya strategis dalam rangka membina

kemitraan dan sarana efektif dan efisien.

Page 58: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 47

Maksud dari kegiatan ini adalah Meningkatkan kerjasama antara Kementerian

dengan kalangan pers dalam upaya menyamakan persepsi mengenai

pembangunan di bidang pariwisata dan Meningkatkan pengetahuan serta

pemahaman wartawan bidang Pariwisata sehingga diperoleh hasil tulisan dan

liputan yang selaras dengan kebijakan Kementerian.

Adapun Lingkup pelaksanaan kegiatan antar lain :

Orientasi Dan Outbound Bidang Pariwisata Bagi Jurnalis Dan Pers akan

dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan pokok, yakni :

a. Orientasi

Kegiatan ini meliputi pemberian pembekalan tentang kebijakan, program dan

kegiatan yang disampaikan dalam bentuk paparan oleh Menteri Pariwisata dan

para Pejabat di lingkungan Kementerian Pariwisata maupun Instansi lain

terkait, dilanjutkan diskusi dengan para peserta orientasi.

b. Out-bound

Kegiatan outbound meliputi :

1) Pengenalan destinasi dan pemahaman akan potensi serta daya tarik.

2) Melakukan Team Building untuk semakin memantapkan kebersamaan.

13. Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Pemberian Penghargaan

Kepariwisataan;

Capaian pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peraturan Presiden tentang Pemberian

Penghargaan Kepariwisataan berupa Rancangan Peraturan Presiden tentang

Pemberian Penghargaan Kepariwisataan sebagaimana terlampir, yang telah

disampaikan ke Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 11 Desember 2015

untuk dilakukan proses Harmonisasi.

14. Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Pemberian Insentif kepada

Pengusaha dan/ atau Masyarakat di Pulau Kecil.

Capaian pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peraturan Presiden tentang Pemberian

Insentif Kepada Pengusaha dan/atau Masyarakat dalam Pembangunan Pariwisata

di Pulau-Pulau Kecil berupa draft terakhir Rancangan Peraturan Presiden

dimaksud, sebagaimana terlampir, yang kegiatan penyusunannya akan

dilanjutkan pada tahun anggaran 2016.

Page 59: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 48

15. Penelaahan Hukum Bidang Pariwisata

Pada tahun 2015 telah menelaah sebanyak 16 produk hukum termasuk Peraturan

Menteri Pariwisata, Keputusan Menteri Pariwisata dan Perjanjian Kerjasama.

Penelaahan yang dimaksud adalah untuk mendapatkan informasi/data yang

akurat dari instansi terkait di lapangan untuk dilakukan telaah/kajian dalam

rangka penyiapan materi sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam membuat

kebijakan. Dengan tujuan dalam rangka penyiapan/penyediaan bahan/data

peraturan perundang-undangan secara rinci sebagai bahan untuk merevisi

peraturan perundang-undangan khususnya di bidang pariwisata.

16. Advokasi Hukum

Pada tahun 2015 telah melaksanakan 11 (sebelas) pemberian bantuan hukum,

dari kesepuluh perkara yang telah dilakukan pemberian bantuan hukumnya, 1

(satu) perkara telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, 4 (empat) masih

dalam proses di tingkat peradilan, 6 (enam) perkara di luar proses peradilan.

Perkara yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap yaitu perkara

Akademi Pariwisata Makassar dengan perkara Nomor : 129/Pdt.G/2011/PN.Mks

objek perkara sertifikat Hak Pakai dengan Nomor 20008/ Kelurahan Tanjung

Merdeka, Gambar Situasi Nomor 09/1999 posisi Perkara dimenangkan pada

tingkat Kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia dan telah mempunyai

kekuatan hukum yang tetap (Incraht).

17. Penataan Organisasi

Dalam melaksanakan ketentuan Peraturan Presiden RI Nomor 19 Tahun 2015

tentang Kementerian Pariwisata, telah dilakukan penataan organisasi, tugas dan

fungsi di lingkungan Kementerian Pariwisata dengan menetapkan Peraturan

Menteri Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pariwisata.

Ditetapkannya Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Pariwisata, maka penjabaran tugas dan fungsi pada unit

kerja dapat dilaksanakan dengan tepat fungsi dan tepat sasaran sehingga kegiatan

dapat dicapai dengan efektif, efisien, terbuka, responsif, dan akuntabel dalam

penyelenggaraan pemerintah di bidang pembangunan kepariwisataan.

Page 60: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 49

18. Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK) di lingkungan

Sekretariat Kementerian Pariwisata

Kegiatan Anjab bertujuan untuk mendapatkan data jabatan yang kemudian diolah

menjadi informasi jabatan. Sedangkan ABK bertujuan untuk memetakan beban

kerja setiap jabatan fungsional maupun struktural yang ada di lingkungan

Sekretariat Kemenpar. Hasil dari Anjab dan ABK disajikan untuk kepentingan

penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan pengawasan di

organisasi Kementerian Pariwisata.

19. Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

Penyelenggaraan pengadaan barang/jasa pemerintah diatur dalam Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa

Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor

4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Dalam peraturan presiden

tersebut, juga diatur mengenai Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

sebagai unit kerja K/L/D/I untuk menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan

barang/jasa secara elektronik.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mengeluarkan dengan

Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor

KM.05/KH.001/MPEK/2012 tentang Pembentukan dan Struktur Organisasi

Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik, keputusan tersebut

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut

di atas, Biro Umum, Kepegawaian, dan Organisasi mengadakan Bimbingan Teknis

Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) kepada anggota tim pokja

Unit Layanan Pengadaan di lingkungan Kementerian Pariwisata di Jawa Barat.

Penyelenggaraan Bimbingan Teknis tersebut adalah untuk peningkatan kualitas

pelayanan petugas pelaksana pengadaan barang/jasa pemerintah agar lebih

memahami, serta menerapkannya sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya

secara elektronik.

Page 61: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 50

20. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Tahun 2014 di

Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Untuk melihat capaian peningkatan 8 (delapan) Bidang area Perubahan, Tahun

2015 Inspektorat melakukan PMPRB yang dilakukan oleh masing-masing Bidang

di Lingkungan Kementerian Pariwisata, maka dilakukan penilaian, adapun

hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Hasil Evaluasi Tahun 2014

Hasil PMPRB yang disubmit ke Kementerian PAN dan RB sebesar 74,08.

Berdasarkan Surat Menpan RB Nomor B/3466/MPANRB-UPRBN/9/2014

tanggal 22 September 2014, Hasil Penilaian Kesiapan Reformasi Birokrasi

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah 60,23.

2. Penilaian Mandiri (PMPRB) Tahun 2015

Hasil PMPRB yang disubmit ke Kementerian PAN dan RB sebesar 83,93, dan

Berdasarkan Surat Kementerian PAN dan RB Nomor B/50/D.I.PANRB-

UPRBN/1/2016 tanggal 29 Januari 2016 Hasil Penilaian Tim Evaluator

Kementerian PAN dan RB kesiapan RB Kementerian Pariwisata Tahun 2015

sebesar 65,23

21. Probity Audit.

Probity diartikan sebagai integritas ( integrity), kebenaran ( uprightness), dan

kejujuran (honesty) konsep probity tidak hanya digunakan untuk mencegah

Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dilaksanakan di Jawa Barat,

dengan jumlah peserta 47 orang dari anggota/Tim Pokja ULP di lingkungan Kementerian Pariwisata,

pada tanggal 13 s.d. 15 November 2015 di New Ayuda Hotel Cipayung Bogor

Page 62: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 51

terjadinya atau ketidakjujuran tetapi juga untuk memastikan bahwa proses

penyelenggaraan kegiatan sektor publik, seperti proses pengadaan barang / jasa,

dan mengacu pada pengertian di atas, probity diartikan sebagai ‘ good process’

yaitu proses pengadaan barang / jasa dilakukan dengan prinsip-prinsip

penegakan integritas, kebenaran, dan kejujuran untuk memenuhi ketentuan

perundangan yang berlaku.

Berdasarkan pengertian dimaksud, probity dapat didefinisikan sebagai kegiatan

penilaian (Independen) untuk memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa

telah dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan prinsip penegakan integritas,

kebenaran, dan kejujuran dan memenuhi ketentuan perundangan berlaku yang

bertujuan meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana sektor publik.

Dalam pelaksanaan Probity Audit di atas dapat disimpulkan bahwa pada

umumnya berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang ditetapkan, namun

dalam pelaksanaan Festival kuliner di Bandung ada kekurangan persyaratan yang

harus dilengkapi yaitu belum adanya izin keramaian yang dikeluarkan oleh pihak

kepolisian setempat. Hasil Probity Audit ini sebagaimana acuan pelaksanaan

kegiatan berikutnya dimasing-masing setker sehingga diharapkan tercapainya

pelaksanaan secara efektif dan efisien.

22. Reviu Laporan Keuangan unaudited Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif Tahun Anggaran 2015.

Untuk memberikan keyakinan terbatas terhadap Laporan Keuangan yang disusun

oleh Kementerian Pariwisata tahun 2015, telah dilaksanakan reviu. Dalam

melaksanakan reviu laporan keuangan dibentuk Tim Reviu melalui Surat Tugas

dari Inspektur dan bekerja sama dengan Tim dari Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan (BPKP). Reviu laporan keuangan dilaksanakan pada semester I dan

semester II terhadap (enam) Laporan Keuangan, sebagai berikut :

a. Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata;

b. Laporan Keuangan Sekretariat Kementerian;

c. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata

Mancanegara;

d. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pemasaran

Page 63: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 52

Pariwisata Nusantara;

e. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri

Pariwisata;

f. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan

Kepariwisataan.

Pada semester II tahun 2015 dilaksanakan pula reviu terhadap Laporan Keuangan

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali.

Dengan dilaksanakannya reviu diharapkan dapat meningkatkan penyajian

Laporan Keuangan Kementerian dan Laporan Keuangan Tingkat Eselon I (Satker)

pada Kementerian Pariwisata sesuai SAP dan Penyelenggaraan Akuntansi sesuai

SAI sehingga memberikan manfaat kearah peningkatan kualitas opini dari BPK-RI.

Pada pelaksanaan reviu menguraikan serangkaian tahapan dalam pelaksanaan

reviu, yang mencakup pemahaman atas reviu, pengukuran dan pengklasifikasian

serta penyajian angka di Neraca, LPE, LRA dan LO, pengungkapan angka di CaLK.

23. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)

Pengembangan SIMPEG, migrasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif menjadi Kementerian Pariwisata. Kegiatan Pengembangan dan

Pengamanan SIMPEG dimaksudkan untuk meningkatkan kelancaran pengelolaan

data kepegawaian untuk memperkuat sistem keamanan dan jaringan SIMPEG

dengan tujuan; menjaga operasional SIMPEG, mencegah serangan virus, mencegah

aksi hacker, meningkatkan legalitas software, menyediakan back up data dan

aplikasi SIMPEG.

Peningkatan kualitas sistem keamanan (security system) dan jaringan SIMPEG

pada Server SIMPEG Kementerian Pariwisata serta pembuatan back up data dan

aplikasi SIMPEG.

Page 64: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 53

24. Sosialisasi Kode Etik

Kode etik Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah pedoman sikap, tingkah laku dan

perbuatan PNS didalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.

Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap PNS wajib

bersikap dan berpedoman pada etika bernegara, dalam penyelenggaraan

pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat dan terhadap diri

sendiri serta sesama PNS.

PNS yang melakukan pelanggaran kode etik dikenakan sanksi moral dibuat secara

tertulis oleh pejabat pembina kepegawaian dengan disebutkan jenis pelanggaran

kode etik yang dilakukan. PNS yang melakukan pelanggaran kode etik selain

dikenakan sanksi moral, dapat dikenakan tindakan administratif sesuai peraturan

perundang-undangan atas rekomendasi majelis kode etik.

Majelis kode etik wajib menyampaikan keputusan hasil sidang kepada pejabat

yang berwenang sebagai bahan dalam memberikan sanksi moral dan atau sanksi

lainnya kepada PNS yang bersangkutan. Setiap pimpinan unit kerja, sesuai dengan

jenjang jabatannya, berkewajiban untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan

kode etik oleh pegawai yang berada di bawahnya. Pimpinan pegawai, baik

langsung maupun tidak langsung, yang mengetahui adanya pelanggaran kode etik

namun tidak mengambil tindakan pengenaan sanksi atas pelanggaran tersebut

atau membantu pegawai melakukan pelanggaran kode etik, dikenakan sanki atau

hukuman sesuai dengan tingkat penyelenggaraannya.

Tampilan Aplikasi SIMPEG Kementerian Pariwisata

Page 65: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 54

25. Sosialisasi TASPEN.

Dalam rangka menambah pengetahuan dan pemahaman Pejabat dan Staf

Kementerian Pariwisata tentang ke-TASPEN-an. Pada Hari Rabu tanggal 22 April

2015 bertempat di Balairung Soesilo Soedarman - Gd.Sapta Pesona, dilaksanakan

Sosialisasi TASPEN, dilaksanakan dalam bentuk "Talk Show" dengan nara sumber

dari PT. TASPEN. Disamping itu diadakan pula presentasi dari Bank Mandiri

Syariah (kerjasama PT. TASPEN - Bank Mandiri Syariah).

26. Sosialisasi Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian

(JKM)

Sebagai tindak lanjut Peraturan

Presiden R.I. No. 109 Tahun 2013

tentang Penahapan Kepersertaan

Program Jaminan Sosial, Sekretariat

KORPRI Kementerian Pariwisata

bekerjasama dengan BPJS

Ketenagakerjaan mengadakan

Sosialisasi Program Jaminan Kecelakaan

Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM), pada hari Jumat tanggal 10 Juli 2015 di

Balairung Soesilo Soedarman - Gd Sapta Pesona - Kementerian Pariwisata. Pada

kegiatan tersebut diserahkan Kartu Kepesertaan Program JKK dan JKM BPJS

Ketenagakerjaan. Dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan seluruh Pejabat dan Staf di

Kementerian Pariwisata.

27. Sosialiasi BPJS Kesehatan

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 70 Tahun

2015, Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan BPJS

Kesehatan telah melaksakan Sosialisasi Kesehatan - Kanker Serviks pada Hari

Senin tanggal 10 Agustus 2015 bertempat di Balairung Soesilo Soedarman -

Gd.Sapta Pesona. Tujuan dilaksanakannya kegiatan Sosialisasi Kesehatan ini

adalah untuk menumbuhkan kesadaran dan mengajak khususnya wanita untuk

selalu hidup sehat dan mencegah Kanker Serviks. Dilaksanakan dalam bentuk

"Talk Show" dengan dokter spesialis dan nara sumber dari PT.Glaxo Smieth Kline,

PT Teguhsindo, dan PT Indocore. Diakhir kegiatan dibagikan "Door Prize" berupa

Page 66: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 55

aneka produk kepada undangan. Kegiatan dibuka oleh Ibu HENGKI

HERMANTORO - Sekretaris Dharma Wanita Unit Kementerian Pariwisata, dihadiri

oleh + 300 undangan, terdiri dari Pejabat dan Staf Kementerian Pariwisata,

Pengurus dan Anggota Dharma Wanita Unit Kementerian Pariwisata, dan pegawai

wanita di Kementerian Pariwisata.

28. Sosialisasi BAPERTARUM - PNS

Dalam rangka pengadaan rumah pegawai Kementerian Pariwisata, maka

Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan BAPERTARUM

& Bank BTN telah mengadakan Sosialisasi BAPERTARUM - PNS dan Program

Kring Batara - Bank BTN pada hari Senin tanggal 14 September 2015 bertempat di

Balairung Soesilo Soedarman - Gd.Sapta Pesona. Tujuan dilaksanakannya kegiatan

Sosialisasi ini adalah untuk menambah pengetahuan pegawai di Kementerian

Pariwisata. Nara sumber pada kegiatan ini, adalah LINDA HERAWATI - Sekretaris

Pelaksana - BAPERTARUM, dan RAHMAT PRIYANTO - MCLU Head Kantor Cabang

Jakarta Harmoni. Kegiatan dibuka oleh Sekretaris KORPRI Kementerian

Pariwisata, dihadiri oleh + 50 undangan, terdiri dari Pejabat dan Staf Kementerian

Pariwisata.

29. Sosialisasi Program Pengadaan Kompleks Perumahan "Graha Pesona

Indonesia"

Dalam rangka pengadaan rumah pegawai Kementerian Pariwisata, maka

Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan PT. Berlian Land

mengadakan Sosialisasi Program Pengadaan Kompleks Perumahan "Graha Pesona

Indonesia" pada hari Selasa tanggal 6

Oktober 2015 di Balairung Soesilo

Soedarman - Gd.Sapta Pesona.

Kegiatan dibuka oleh Sesmen

Kementerian Pariwisata, selaku Ketua

DP KORPRI Kementerian Pariwisata,

dihadiri oleh + 100 undangan, terdiri

dari Pejabat dan Staf Kementerian

Pariwisata.

Page 67: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 56

PERMASALAHAN

Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan

pelaksanaan kegiatan tahun 2015 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal

antara lain:

1. Praktek pengukuran kinerja pihak yang sudah menyepakati perjanjian atau

Kesepakatan Kinerja, belum sepenuhnya dikaitkan dengan sistem penghargaan dan

pengakuan (reward and recognition), sehingga berpotensi mengurangi makna dan

semangat pihak-pihak yang berjanji dan bersepakat.

2. Evaluasi kinerja internal belum sepenuhnya dilakukan dengan memanfaatkan sistem

informasi berbasis teknologi atau sesuai yang dianjurkan Kementerian PAN & RB

berupa aplikasi e-Performance.

3. Penurunan kapasitas Inspektorat, sebagai akibat bergesernya Kementerian

Pariwisata menjadi Kementerian Klaster III, dalam hal ini Inspektur Jenderal (eselon

I) menjadi Inspektorat (eselon II). Kondisi ini berpotensi menimbulkan

permasalahan kecepatan proses audit internal Kementerian Pariwisata.

4. Kementerian Pariwisata masih dalam proses transisi menuju digitalisasi, jika tidak

segera melewati fase transisi, maka hal ini dapat berdampak pada berkurangnya

efektivitas dan efisiensi, karena selama proses transisi proses manual dan proses

digital masih harus tetap dijalankan.

5. Belum adanya mekanisme standar untuk koordinasi perencanaan dan program lintas

deputi. Kondisi ini akan secara langsung mempengaruhi kualitas perencanaan,

monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Sekretariat Kementerian menjadi

kurang valid.

UPAYA YANG DILAKUKAN

Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam meminimalisir permasalahan di atas

antara lain:

1. Menetapkan target penyerapan dan pencapaian output untuk memenuhi kinerja

yang telah ditetapkan

2. Meningkatkan peran Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) dalam proses

perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan proses pertanggungjawaban

anggaran.

Page 68: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 57

3. Menjadikan APIP sebagi mitra dalam proses pelaksanaan anggaran untuk

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan

anggaran sehingga tidak berdampak pada pertanggungjawaban.

4. Mengimplementasikan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern secara menyeluruh

agar dalam penyelenggaraan kegiatan di lingkungan Kementerian Pariwisata dapat

mencapai tujuannya secara efisien dan efektif.

5. Menyediakan sistem informasi berbasis teknologi, e-Government dalam rangka

mendukung percepatan pencapaian target kinerja Kementerian Pariwisata

6. Telah dilaksanakan workshop tentang tata cara input data ke aplikasi e-Performance

di akhir tahun 2015, dengan peserta seluruh operator dan admin yang telah ditunjuk

oleh masing-masing satuan kerja, termasuk dari UPT Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung, Bali, serta Akpar Medan dan Politeknik Pariwisata Makassar.

Page 69: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 58

3.3 Realisasi Anggaran

Anggaran Kementerian Pariwisata Tahun 2015 mengalami beberapa kali perubahan

seiring dengan berubahnya nomenklatur dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif menjadi Kementerian Pariwisata. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan nomor

S-876/MK.02/2014 tanggal 24 Desember 2014 tentang Alokasi Tambahan Anggaran

Dalam RAPBN-P 2015, Kementerian Pariwisata mendapatkan alokasi tambahan

sebesar Rp 1.060.000.000.000,00 (satu triliun enam puluh miliar rupiah), dan realokasi

ke Badan Ekonomi Kreatif sebesar Rp 360.090.648.000,00 (tiga ratus enam puluh

miliar sembilan puluh juta enam ratus empat puluh delapan ribu rupiah) sehingga total

RAPBN-P TA 2015 Kementerian Pariwisata menjadi Rp 2.415.781.240.000,00 (dua

triliun empat ratus lima belas miliar tujuh ratus delapan puluh satu juta dua ratus

empat puluh ribu rupiah), sebagaimana tercantum pada tabel berikut :

TABEL 3.10 Rincian Perubahan Belanja Kementerian Pariwisata

Pada APBN Perubahan Tahun Anggaran 2015

(dalam ribu rupiah)

NO KEMENTERIAN/LEMBAGA APBN TA 2015 PERUBAHAN RAPBNP TA 2015

1 Kementerian Pariwisata 1.355.781.240 1.060.000.000 2.415.781.240

2 Badan Ekonomi Kreatif 360.090.648 (360.090.648) -

Total 1.715.871.888 699.909.352 2.415.781.240

Selanjutnya Kementerian Pariwisata mendapatkan tambahan dari BA-BUN (Bagian

Anggaran Bendahara Umum Negara), melalui Surat Penetapan Satuan Anggaran Bagian

Anggaran (SP-SABA) 999.08, dengan rincian sebagai berikut :

1. SP-SABA Nomor STAP-013/AG/2015 tanggal 14 April 2015, sebesar

Rp 3.550.865.000,00 (tiga miliar lima ratus lima puluh juta delapan ratus enam

puluh lima ribu rupiah) untuk Dukungan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika

(Side Event Asian African Parade);

2. SP-SABA Nomor STAP-019/AG/2015 tanggal 11 Juni 2015 dari Menteri Keuangan

sebesar Rp 10.770.658.000,00 (sepuluh miliar tujuh ratus tujuh puluh juta enam

ratus lima puluh delapan ribu rupiah) untuk pembayaran gaji dan tunjangan serta

Page 70: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 59

penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran Badan Ekonomi

Kreatif;

3. SP-SABA NomorSTAP-028/AG/2015 tanggal 6 Juli 2015 sebesar

Rp 42.566.915.000,00 (empat puluh dua miliar lima ratus enam puluh enam juta

sembilan ratus lima belas ribu rupiah) untuk pembayaran gaji dan tunjangan serta

penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran eks Direktorat

Jenderal Ekonomi Kreatif.

Sehingga Pagu Kementerian Pariwisata Tahun 2015 adalah sebagaimana tercantum

pada tabel berikut:

Tabel 3.11 REKAPITULASI APBN KEMENTERIAN PARIWISATA

TAHUN ANGGARAN 2015 (ribuan rupiah)

NO SATUAN KERJA DIPA 2015 SP SABA

14 APRIL 2015

SP SABA

11 JUNI 2015

SP SABA

6 JULI 2015

JUMLAH

1 Sekretariat Kementerian

300.167.843

10.770.658 42.566.915 353.505.416

2

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

351.535.245

351.535.245

3

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara

1.015.154.740

1.015.154.740

4

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara

344.711.360

3.550.865

348.262.225

5

Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan

404.212.052

404.212.052

Total 2.415.781.240 3.550.865 10.770.658 42.566.915 2.472.669.678

Page 71: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 60

Usulan anggaran belanja tambahan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) TA 2015 yang

pertama melalui surat pada tanggal 15 Oktober 2015 sebesar Rp 33.489.251.000 lalu

Bekraf mengirimkan surat kembali pada tanggal 23 Oktober 2015 perihal perubahan

usulan anggaran belanja tambahan Bekraf sebesar Rp 21.231.767.200 kepada Menteri

Pariwisata.

Menindaklanjuti surat dimaksud, Menteri Pariwisata mengirimkan surat kepada

Menteri Keuangan pada tanggal 28 Oktober 2015. Lalu Kementerian Keuangan

melakukan penelitian/penelahaan terhadap usulan dimaksud pada tanggal 23

November 2015, dari usulan semula Rp 21.231.767.200 setelah ditelaah bersama

Direktorat Anggaran III disetujui sebesar Rp 6.670.913.500 dan ditetapkan melalui SP-

SABA nomor STAP-049/AG/2015 tanggal 3 Desember 2015. Dengan ditetapkannya

surat tersebut maka total anggaran Kementerian Pariwisata adalah sebesar

Rp.2.479.340.591.000 .

Realisasi anggaran Kementerian Pariwisata Tahun 2015 dapat dilihat sebagaimana

tabel dibawah ini :

Tabel 3.12 Rekapitulasi Realisasi Anggaran

Kementerian Pariwisata Tahun Anggaran 2015

NO SATKER PAGU REALISASI % SISA ANGGARAN

1 SATKER KANTOR PUSAT

1.899.341.225.000 1.588.978.235.745 83,66% 310.362.989.255

2 SATKER UPT 224.664.726.000 190.160.318.260 84,64% 34.504.407.740

3 SATKER DEKONSENTRASI (DK)

85.714.720.000 72.975.373.778 85,14% 12.739.346.222

4 SATKER TUGAS PEMBANTU (TP)

87.093.642.000 67.954.686.339 78,02% 19.138.955.661

5 SATKER YANG SUDAH CUTOFF

182.526.278.000 182.267.605.810 99,86% 258.672.190

TOTAL 2.479.340.591.000 2.102.336.219.932 84,79% 377.004.371.068

Page 72: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 61

Belanja Pegawai

41%

Belanja Barang

48%

Belanja Modal

11%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pagu anggaran Kementerian Pariwisata sebesar

Rp.2.479.340.591.000,- sampai dengan akhir Desember 2015 telah terserap sebesar

Rp.2.102.336.219.932,- atau sebesar 84,79%. Terdapat sisa dana sebesar

Rp.377.004.371.068,- atau sebesar 15,21%, yang merupakan hasil efisiensi dan

optimalisasi dari kegiatan-kegiatan di lingkungan Kementerian Pariwisata.

Pada tahun 2015, Sekretariat Kementerian memperoleh alokasi anggaran

Rp.353.505.416.000,- pada perjalanannya terjadi beberapa kali revisi sehingga pagu

akhir menjadi sebesar Rp.276.658.540.000,- (dua

ratus tujuh puluh enam miliar enam ratus lima puluh

delapan juta lima ratus empat puluh ribu rupiah) dan

terbagi dalam jenis belanja, sebagai berikut :

1. Belanja Pegawai : Rp 104.235.716.000

2. Belanja Barang : Rp 134.845.373.000

3. Belanja Modal : Rp 37.577.451.000

4. Belanja Bansos : Rp -

Dari pagu per jenis belanja di atas secara rinci dijabarkan kedalam 16 jenis akun,

sebagai berikut:

Belanja Pegawai : Rp 104.235.716.000

a. Belanja Gaji dan Tunjangan PNS : Rp 65.193.410.000

b. Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara : Rp 425.208.000

c. Belanja Honorarium : Rp 2.925.323.000

d. Belanja Lembur : Rp 323.476.000

e. Belanja Transito : Rp 34.368.299.000

Belanja Barang : Rp 134.845.373.000

f. Belanja Barang Operasional : Rp. 19.425.545.000

g. Belanja Barang Non Operasional : Rp. 22.613.733.000

h. Belanja Jasa : Rp. 20.831.100.000

i. Belanja Pemeliharaan : Rp. 18.773.029.000

j. Belanja Barang Persedian : Rp 10.075.163.000

k. Belanja Perjalanan Dalam Negeri : Rp. 37.213.015.000

l. Belanja Perjalanan Luar Negeri : Rp. 5.913.788.000

Belanja Modal : Rp 37.577.451.000

Page 73: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 62

m. Belanja Modal Tanah : Rp. 400.000.000

n. Belanja Modal Peralatan dan Mesin : Rp. 26.707.451.000

o. Belanja Modal Gedung dan Bangunan : Rp 10.000.000.000

p. Belanja Modal Lainnya : Rp. 470.000.000

Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing Biro

sebagai penanggung jawab kegiatan diperlukan adanya dukungan dana untuk

menunjang tercapainya target yang telah ditentukan. Berikut ini rincian alokasi

anggaran pada masing-masing kegiatan beserta realisasi daya serapnya:

Matriks realisasi anggaran Sesmen

No Satuan Kerja & Kegiatan

2015

Pagu Realisasi %

1.

Biro Hukum dan Komunikasi Publik (Peningkatan Layanan Hukum dan Komlik)

9.553.903.000 9.025.222.402 94,47

2.

Biro Perencanaan dan Keuangan (Pengembangan Perencanaan dan Keuangan)

18.361.318.000 17.593.962.476 95,82

3.

Biro Umum, kepegawaian dan Organisasi (Peningkatan Layanan Administrasi umum, Kepegawaian, dan Organisasi)

235.636.932.000 191.310.987.856 81,19

4. Inspektorat (Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas)

13.106.387.000 9.525.151.374 72,68

JUMLAH 276.658.540.000 227.455.324.108 82,22

Sumber : Online Manajemen Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara

Sehubungan dengan realiasi penyerapan anggaran sebagaimana digambarkan di atas,

beberapa permasalahan atau kendala yang dihadapi, adalah antara lain:

1. Perubahan Organisasi/ Nomenklatur berakibat pada penyesuaian kembali atas

program dan anggaran, sehingga DIPA awal Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan

sepenuhnya sehubungan dengan perubahan tersebut;

2. DIPA Kementerian Pariwisata yang disesuaikan dengan struktur organisasi baru,

ditetapkan pada tanggal 26 Juni 2015. (dilakukan CUT OFF bulan Mei – Juni 2015).

Page 74: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 63

3. DIPA awal Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya mengingat dengan

dikeluarkannya surat Kementerian Keuangan, antara lain ; Surat Menteri

Keuangan Nomor S-762/MK.02/2014 tanggal 14 November 2014, tertulis

“Kementerian yang mengalami perubahan nomenklatur, anggaran yang dapat

dicairkan hanya komponen 001 (Pembayaran Gaji dan Tunjangan)”;

4. Surat Dirjen Perbendaharaan S-3047/PB/2015 tanggal 16 April 2015, bahwa

DIPA APBNP dapat dilaksanakan setelah Pejabat Perbendaharaan dan Pejabat

Struktural ditetapkan

5. Pelantikan Pejabat Struktural dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2015

6. Rencana penyerapan anggaran yang telah disusun mengalami perubahan sehingga

perlu disesuaikan kembali dengan organisasi baru;

Upaya yang dilakukan

1. Menyusun petunjuk teknis yang diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan

kegiatan yang tercantum dalam DIPA

2. Menginstruksikan agar setiap satuan kerja segera menyelesaikan proses

pembayaran untuk pekerjaan yang telah selesai terminnya atau kegiatan yang

telah selesai pelaksanaannya

3. Meningkatkan koordinasi dengan Instansi lain terkait permasalahan yang ditemui

pada saat pelaksanaan, dalam hal ini Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah

(LKPP) dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait proses

pengadaan barang dan jasa serta Kementerian Keuangan terkait proses

pelaksanaan anggaran

4. Menjadikan APIP sebagi mitra dalam proses pelaksanaan anggaran untuk

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan

anggaran sehingga tidak berdampak pada pertanggungjawaban.

Page 75: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

@

www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel

indtravel indonesia.travel theindonesiatravel

Page 76: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

@

www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel

indtravel indonesia.travel theindonesiatravel

Page 77: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

@

www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel

indtravel indonesia.travel theindonesiatravel

BABIIIAKUNTABILITASKINERJABABIIIAKUNTABILITASKINERJABABIIIAKUNTABILITASKINERJA

Page 78: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 17

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang

Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019, merupakan acuan yang

digunakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dalam

menyusun perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi

kinerja, pada tahun berjalan dan tahun yang akan datang.

Pada tahun anggaran 2015 Kementerian Pariwisata telah menyusun dokumen

Perjanjian Kinerja yang merupakan pernyataan, kesepakatan, sekaligus perjanjian

kinerja antar unsur-unsur pemangku kepentingan didalam organisasi sebagai wujud

tekad dan komitmen dalam pencapaian target-target yang telah direncanakan.

Berikut ini akan diuraikan Target dan Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja Sekretariat

Kementerian tahun 2015, yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama

yang telah ditetapkan, sebagai berikut :

Akuntabilitas Kinerja

BAB 3

Page 79: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 18

Tabel 3. 1 Pengukuran Kinerja

No Sasaran Indikator Kinerja 2015

Target Realisasi %

1. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata (predikat)

WDP

Masih dalam proses

audit BPK

-

2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (nilai)

A BB -

Jumlah Anggaran : Rp. 276.658.540.000,00.

Jumlah Realisasi Anggaran : Rp. 227.921.484.932,00.

3.2 Capaian dan Analisis Kinerja 2015

Ditinjau dari capaian kinerja sasaran tahun 2015, Sekretariat Kementerian

Pariwisata telah melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi.

Berikut target dan capaian kinerja, dilihat dari sasaran strategis yang telah ditetapkan.

1.Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia

ndikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran Meningkatnya

Kualitas Kinerja Organisasi Kementerian Pariwisata adalah Opini Laporan

Keuangan Kementerian Pariwisata, yang diberikan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) dan Predikat Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP)

Kementerian Pariwisata, yang merupakan hasil evaluasi Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

uraian, sebagai berikut:

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggungjawab Keuangan Negara dinyatakan bahwa untuk mendukung

keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan negara, keuangan negara wajib dikelola

secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,

I

Meningkatnya Kualitas Kinerja Organisasi Kementerian Pariwisata

Page 80: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 19

transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan

kepatutan. Upaya konkrit dalam mewujudkan Akuntabilitas dan Transparansi di

lingkungan Kementerian Pariwisata selaku instansi pemerintah yang melaksanakan

penggunaan dana APBN berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan dalam

mengelola keuangan negara serta melaksanakan pengintegrasian pelaporan keuangan

dan kinerja sesuai dengan Perpres No 8 Tahun 2006 tentang Laporan Kinerja dan

Keuangan yang merupakan konsekuensi logis dari penerapan anggaran berbasis

kinerja.

Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas pengelolaan

keuangan adalah opini laporan keuangan Kementerian/Lembaga yang diberikan oleh

BPK, yaitu secara berurutan dari penilaian yang paling rendah, yaitu: (1) Tidak diyakini

kewajaran (Adverse); (2) Tidak memberikan pendapat (Disclaimer); (3) Wajar Dengan

Pengecualian (WDP); dan (4) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Penilaian ini diukur

melalui kriteria pemberian opini atas audit laporan keuangan oleh BPK yang meliputi:

kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), kecukupan pengungkapan,

ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas Sistem Pengendalian

Intern (SPI).

Capaian indikator Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata, adalah

sebagai berikut :

Tabel 3. 2 Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

1. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

WDP Masih dalam proses audit

BPK -

Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator kinerja Opini Laporan Keuangan

Kementerian Pariwisata pada saat penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini masih

dalam proses audit BPK, sehingga belum dapat diukur apakah indikator kinerja ini

mencapai target atau tidak.

Untuk melihat perkembangan indikator Opini Laporan Keuangan Kementerian

Pariwisata apakah mengalami peningkatan atau penurunan, perlu dibandingkan

capaian indikator di tahun 2013-2015. Perbandingannya terlihat pada tabel berikut ini:

Page 81: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 20

Tabel 3. 3 Perbandingan Opini Laporan Keuangan Tahun 2013-2015

Indikator

Kinerja

2015 2014 2013

Realisasi Capaian

(%) Realisasi

Capaian

(%) Realisasi

Capaian

(%)

Opini Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata

Masih dalam proses audit

BPK - Disclaimer - Disclaimer -

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2013 dan 2014 capaian tidak

mengalami peningkatan, sedangkan untuk tahun 2015 pada saat penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja 2015 ini masih dalam proses audit BPK, sehingga belum dapat

diketahui apakah di Tahun 2015 ini mengalami peningkatan atau penurunan.

Penurunan opini laporan keuangan pada tahun 2013 dan 2014 penyebab

utamanya adalah perubahan nomenklatur organisasi kementerian, semula Kementerian

Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan

terakhir saat ini menjadi Kementerian Pariwisata. Perubahan berulang pada

nomenklatur organisasi kementerian ini berakibat pada penataan dan pencatatan aset

(aset tetap, peralatan, mesin dan nilai barang persediaan) mengalami dinamika

perubahan yang cukup signifikan sehingga berpengaruh pada nilai transaksi yang

keluar dan masuk dalam neraca baik pada sistem akuntansi keuangan maupun pada

sistem manajemen akuntansi barang milik negara.

Untuk meningkatkan pencapaian laporan keuangan agar tidak mendapat opini

disclaimer lagi di Tahun 2015, telah ditempuh berbagai strategi, antara lain:

1. Melakukan reinventarisasi terhadap nilai keseluruhan aset dan nilai barang

persediaan yang dialihkan;

2. Menyediakan dan meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM yang kompeten di

bidang pengelolaan keuangan secara memadai melalui berbagai bimbingan teknis

dan sosialisasi;

3. Membentuk sifat dan sikap profesional dalam melaksanakan tugas dengan

meningkatkan Sistem Pengendalian Internal (SPI) pada masing-masing satuan

kerja;

Page 82: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 21

4. Menyusun rencana kerja secara jelas dan terukur untuk mencapai kualitas laporan

keuangan yang baik dimulai dari proses perencanaan sampai dengan pelaporan;

5. Memahami pemanfaatan laporan keuangan yang tidak hanya untuk keperluan

pertanggungjawaban, namun juga sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan;

6. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan

keuangan negara sehingga terwujud laporan keuangan yang handal dan

akuntabel;

7. Mengupayakan pemberian reward and punishment bagi pengelola akuntansi dan

pelaporan keuangan yang profesional dan tekun.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya Kementerian Pariwisata dalam memperbaiki

kualitas laporan keuangan, Kementerian keuangan telah memberikan penghargaan

sebagaimana tertuang dalam surat Direktur Jenderal Perbendaharaan No. S-

22/017/PB/2015 tanggal 30 Desember 2015 tentang kesesuaian penyajian saldo kas

Bendahara pengeluaran antara laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara dengan

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL).

“Diakhir tahun 2015 Kementerian Pariwisata mendapat penghargaan atas Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran Pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara

Pengeluaran Tahun Anggaran 2015 Dengan Tingkat Akurasi Tinggi dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan”

Disamping itu penghargaan ini juga menjadi suatu hal yang membanggakan karena

hanya 10 Kementerian/Lembaga yang mendapatkan penghargaan tersebut. Berikut

ini 10 Kementerian/Lembaga dimaksud:

Penghargaan atas Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran Pada

Laporan Keuangan dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara

Pengeluaran dengan Tingkat Akurasi Tinggi dari Kementerian Keuangan

Page 83: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 22

Tabel 3.4 Daftar Kementerian/Lembaga Penerima Penghargaan dari

Kementerian Keuangan

No Kode BA Nama Kementerian Negara/Lembaga

1 012 Kementerian Pertahanan 2 115 Badan Pengawas Pemilu 3 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional 4 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal 5 055 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas 6 075 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 7 027 Kementerian Sosial 8 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 9 040 Kementerian Pariwisata

10 019 Kementerian Perindustrian Sumber: Kemenkeu 2015

Penghargaan atas penyajian saldo kas Bendahara pengeluaran antara laporan

Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara dengan Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga (LKKL) tersebut diharapkan dapat diikuti perbaikan melalui

penataan aset, sehingga akan meningkatkan opini BPK terhadap laporan keuangan

Kementerian Pariwisata.

Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mendukung tercapainya

indikator tersebut serta percepatan akuntabilitas dan peningkatan kualitas laporan

keuangan, adalah sebagai berikut:

1. Penyelesaian Masalah Perbendaharaan

Melakukan koordinasi dalam rangka mempercepat proses penyelesaian rekomendasi

atas temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Inspektorat, serta mengadakan

pemantauan tindaklanjut penyelesaian tuntutan ganti rugi kepada para pengelola

keuangan baik pusat maupun daerah (UPT/SKPD) sebagai dasar untuk

menyelesaikan masalah temuan, piutang dan langkah-langkah untuk meningkatkan

opini laporan keuangan, dengan hasil sebagai berikut:

a. Dokumen hasil pemantauan penyelesaian masalah perbendaharaan berupa data

temuan hasil pemeriksanaan Inspektorat dan BPK pada penyelenggaraan

kegiatan yang dilaksanakan melalui dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan

sejak tahun 2006 s.d. 2015.

b. Dokumen hasil pemantauan penyelesaian masalah perbendaharaan berupa data

temuan hasil pemeriksanaan Inspektorat sejak tahun 2007 s.d. 2015

Page 84: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 23

c. Dokumen hasil pemantauan atas laporan hasil pemeriksaan BPK RI sejak tahun

2004 s.d. 2014.

d. Membuat surat-surat terkait temuan BPK tahun 2015:

1) Dalam rangka Sistem Pengendalian Internal (SPI), berupa tindak lanjut

rekomendasi BPK atas SPI sebanyak 8 surat dan pemberian teguran sebanyak

7 surat;

2) Dalam rangka kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, berupa

tindak lanjut rekomendasi BPK dalam LHP sebanyak 9 surat dan pemberian

teguran sebanyak 36 surat.

e. Membentuk Tim Penyelesaian Kerugian Negara di lingkungan Kementerian

Pariwisata melalui Keputusan Menteri Pariwisata Nomor

KM.56/KP.207/MP/2015 tanggal 5 Agustus 2015, dengan tugas membantu

menteri dalam memroses penyelesaian kerugian negara terhadap bendahara,

Pegawai Negeri Bukan Bendahara, pejabat lain di lingkungan Kementerian

Pariwisata dan/atau pihak ketiga yang pembebanannya ditetapkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Melakukan Koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan keuangan

di lingkungan Kementerian Pariwisata;

Pengelolaan dan koordinasi merupakan kegiatan atau bagian yang sangat penting,

terutama menyangkut proses mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan

pemantauan serta evaluasi kegiatan, diperlukannya koordinasi pada lini organisasi

yang merupakan bagian/mekanisme, peraturan, prosedur, cara teknik dari

Pelaksanaan Anggaran, melalui antara lain :

a. Melakukan Evaluasi pelaksanaan anggaran dengan melakukan langkah-langkah

untuk mengidentifikasi permasalahan dalam Pelaksanaan Anggaran yang ada

pada Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Pariwisata baik di Kantor Pusat

mapun UPT Daerah dan memberikan solusi.

b. Implementasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran yang berkelanjutan.

c. Peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran Satuan Kerja di Lingkungan

Kementerian Pariwisata serta percepatan penyerapan anggaran di

triwulan/periode berikutnya

Page 85: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 24

d. Meningkatkan penyelenggaraan hubungan kerja dibidang administrasi dengan

Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Departemen dan lembaga lain

yang terkait.

e. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data serta pengembangan pelaksanaan

anggaran dilingkungan Kementerian Pariwisata baik di Pusat maupun di daerah.

f. Menemukenali berbagai permasalahan dilapangan yang menjadi faktor

penghambat pelaksanaan anggaran.

g. Untuk meningkatkan jalinan kerjasama melalui koordinasi secara dinamis dengan

unit kerja di pusat dan UPT-UPT yang ada di daerah.

h. Melakukan pembinaan secara insentif dan kontinyu.

i. Mengukur keberhasilan program dan kegiatan yang sedang dan telah

dilaksanakan.

3. Meningkatkan pengelolaan PNBP

Melalui Pemantauan laporan realisasi anggaran pendapatan secara intensif,

Sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Jenis dan Tarif

atas Jenis PNBP dan menetapkan target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

tahun 2016, sehingga dapat meningkatkan penerimaan PNBP di lingkungan

Kementerian Pariwisata, realisasi dimaksud dapat dilihat pada grafik berikut ini,

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun 2011 - 2015

-

2.000.000.000

4.000.000.000

6.000.000.000

8.000.000.000

10.000.000.000

12.000.000.000

14.000.000.000

2011 2012 2013 2014 2015

BDG

BALI

MDN

MKS

BIRO UMUM

Page 86: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 25

4. Penyusunan Laporan Keuangan tingkat Kementerian tahun 2014 Unaudited dan

Audited, Laporan Keuangan semester I tahun 2015, Pseudo laporan keuangan untuk

periode yang berakhir pada 31 Oktober dan 30 November 2015;

5. Implementasi Sistem Akuntansi Instansi berbasis Akrual

Mulai tahun 2015, Kementerian Pariwisata mengimplementasikan akuntansi

berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan. Akuntansi berbasis akrual merupakan basis akuntansi yang

mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya padasaat transaksi dan

peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau

dibayar. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam

penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31

Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas

sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-

akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan

Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh

penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 adalah

merupakan implementasi yang pertama.

Dengan penerapan akuntansi berbasis akrual, Kemenpar akan mendapatkan

beberapa manfaat antara lain:

a. Meningkatkan kualitas pertanggungjawaban dan penyajian laporan keuangan

Kemenpar dalam rangka mewujudkan good governance, clean government.

b. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan pada seluruh tahapan siklus

anggaran antara lain dalam pengelolaan sumber daya ekonomi, pengendalian

defisit anggaran dan penentuan besaran biaya penyelenggaraan pemerintahan;

c. Menjadi salah satu alat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal

efisiensi dan efektivitas perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi.

Sejalan dengan tujuan Pemerintah untuk senantiasa memperbaiki pengelolaan dan

pertanggungjawaban Keuangan Negara, maka akuntansi berbasis akrual

membutuhkan strategi dalam penerapannya. Strategi yang dilakukan Kemenpar

dalam rangka implemetansi akuntansi berbasis akrual adalah:

a. Melaksanakan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan komitmen pimpinan

serta pemahaman dan kemampuan SDM;

b. Menyelenggarakan sertifikasi kompetensi SDM penyusun Laporan Keuangan;

Page 87: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 26

c. Menyusun dan melaksanakan secara komprehensif tahapan-tahapan penerapan

akuntansi berbasis akrual sejak persiapan hingga pelaksanaan;

d. Menyusun Petunjuk Teknis Akuntansi Berbasis Akrual di Lingkungan Kemenpar;

e. Mengoptimalkan fungsi assurance dan consulting Aparat Pengawas Internal

Pemerintah (APIP) sebagai mitra kerja untuk menyelesaikan permasalahan baik

dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran.

6. Pembinaan Pengelola Keuangan.

Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan

negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional,

terbuka dan bertanggungjawab serta memenuhi prinsip-prinsip pengelolaan

keuangan negara yang baik dibutuhkan peningkatan sumber daya manusia di bidang

pengelolaan keuangan sehingga diharapkan dapat menciptakan pengelolaan

keuangan yang ekonomis, efesien, efektif, transparan dan akuntabel melalui

anggaran berbasis kinerja. Untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan, tertib

administrasi, menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam menerapkan sistem

dan mekanisme pengelolaan keuangan tersebut, telah dilaksanakan beberapa

bimbingan teknis, antara lain: bimbingan teknis sertifikasi SAI, bimbingan teknis

penguji tagihan, bimbingan teknis penyusunan kontrak dan HPS, pembekalan

kemampuan teknis pengelola keuangan.

Pembukaan kegiatan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kawasan Wisata Kemeterian

Pariwisata

Page 88: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 27

7. Kegiatan Pembinaan Pengelola BMN Barang/Jasa di Lingkungan Kementerian

Pariwisata, melalui kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Barang Milik Negara,

Bimbingan Teknis Persediaan, Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumen Pengadaan

Barang dan Jasa, Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Unit Layanan

Pengadaan.

PERMASALAHAN

Permasalahan dan kendala dalam pencapaian target Opini Laporan Keuangan tahun

2015, sehingga berakibat pada pencapaian yang belum maksimal, antara lain:

1. Belum optimalnya komitmen para pejabat pusat dan daerah dalam mendorong

kualitas penyusunan laporan keuangan dan percepatan penyelesaian temuan

sehingga terkesan lambat dalam menindaklanjuti temuan dalam LHP BPK;

2. Belum adanya penerapan reward and punishment, sehingga para pelaksana kurang

termotivasi untuk meningkatkan kinerja di lingkungan unit kerja masing-masing;

3. Kualitas operator penyusun Laporan Keuangan pada masing-masing satuan kerja

belum optimal, sehingga laporan keuangan belum disajikan dan diungkapkan secara

lengkap (full disclosure);

4. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan para Penanggung Jawab kegiatan belum

sepenuhnya taat terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan

keuangan negara sehingga temuan berulang pada pengadaan barang/jasa dan

pelaksanaan perjalanan dinas masih terjadi;

5. Opini Keuangan Disclaimer, dapat menurunkan alokasi anggaran Kementerian

Pariwisata di tahun-tahun berikutnya, bahkan lebih jauh dapat berdampak pada

Kegiatan Pembekalan Kemampuan Teknis Pengelola Keuangan

Page 89: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 28

tidak meningkatnya tunjangan kinerja pegawai, yang pada akhirnya dapat

menurunkan motivasi kerja pegawai;

6. Penurunan kapasitas Inspektorat, sebagai akibat bergesernya Kementerian

Pariwisata menjadi Kementerian Klaster III, dalam hal ini Inspektur Jenderal (eselon

I) menjadi Inspektorat (eselon II). Kondisi ini berpotensi menimbulkan

permasalahan kecepatan proses audit internal Kementerian Pariwisata;

7. Inventarisasi barang milik negara belum selesai. Kondisi ini berpotensi

mempengaruhi kinerja akuntabilitas Kementerian Pariwisata khususnya opini

keuangan, mengingat permasalahan barang milik negara ini merupakan penyumbang

terbesar opini disclaimer yang diperoleh Kementerian Pariwisata;

8. Kompetensi SDM Auditor belum memadai, sehingga dibutuhkan percepatan

peningkatan kapasitas auditor di lingkungan Kementerian Pariwisata, agar dapat

menjawab tantangan audit internal yang semakin besar sebagai akibat meningkatnya

anggaran Kementerian Pariwisata di tahun-tahun berikutnya secara signifikan;

9. Kompetensi SDM Pengelola Keuangan, khususnya “Penyusun Laporan Keuangan” di

masing-masing satker belum sepenuhnya memahami makna dari Peraturan2 terkait

tentang Penyusunan Laporan Keuangan, akibatnya sering terjadi ketidaksesuaian

dari sisi penyusunan, penyajian, maupun penyampaian sehingga saat dilakukan

evaluasi masih banyak Laporan Keuangan satker semesteran/tahunan belum

sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

UPAYA YANG DILAKUKAN

Langkah-langkah yang dilakukan dalam meminimalisir permasalahan di atas, antara

lain:

1. Melaksanakan percepatan proses pengadaan barang/jasa dengan melakukan

monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara rutin dan

menginventarisasi permasalahan yang dihadapi;

2. Menyusun petunjuk teknis Sistem Akuntansi Berbasis Akrual, petunjuk teknis

pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan petunjuk teknis lainnya sebagai acuan

dalam pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam DIPA;

3. Meningkatkan koordinasi dengan Instansi terkait permasalahan yang ditemui pada

saat pelaksanaan, dalam hal ini Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah (LKPP)

dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait proses pengadaan

Page 90: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 29

barang dan jasa serta Kementerian Keuangan terkait proses pelaksanaan anggaran

dan pelaporan keuangan;

4. Dalam rangka menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan BPK, telah dilakukan

upaya, sebagai berikut :

a) Membentuk Tim Pengelola Perbaikan Sistem PNBP untuk memperbaiki Sistem

Pengelolaan PNBP;

b) Melakukan koordinasi dengan Menteri Keuangan serta Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan untuk penetapan saldo aset persediaan hasil likuidasi;

c) Melaksanakan pembenahan menyeluruh atas pengelolaan Aset Tetap;

d) Telah dibuat laporan inventarisasi aset sebagai tindak lanjut penyelesaian temuan

BPK yaitu berupa maping database SIMAK, sinkronisasi SIMAK dan SAI,

sinkronisasi LK BMN dengan LK DJKN, pendampingan Inventarisasi aset rusak

berat, hilang, dikuasai pihak lain, pendampingan penyusunan laporan hasil

Inventarisasi aset tetap, usulan penghapusan/hibah aset tetap, pendampingan

tindak lanjut usulan hasil inventarisasi aset dan perbaikan database SIMAK

komprehensif;

e) Membentuk Tim Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN) dan Tim Reinvetarisir

asset;

f) Melakukan In House Training dan pendampingan dengan instansi terkait

(Kementerian Keuangan dan BPKP);

g) Agar tercapainya Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata tahun 2015 yang

berkualitas, sehingga Opini Laporan Keuangan kedepan menjadi lebih baik, maka

Biro Perencanaan dan Keuangan – Sekretaris Kementerian Pariwisata melakukan

Bimbingan Teknis Sertifikasi SAI terutama untuk tenaga operator SAK – SIMAK

BMN Satker.

Page 91: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 30

2. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian sistematik

dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang terselenggara secara manual atau

komputerisasi yang dirancang dan ditetapkan untuk tujuan pengumpulan data,

pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, baik

secara sendiri-sendiri maupun secara kolektif. Penentuan Predikat SAKIP adalah

berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB setiap

tahunnya. Evaluasi akuntabilitas kinerja mencakup review dan evaluasi atas aspek

perencanaan kinerja, aspek pengukuran kinerja, aspek pelaporan kinerja, dan aspek

evaluasi kinerja internal, serta aspek capaian kinerja output dan outcome serta kinerja

lainnya. Capaian Indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata, adalah sebagai

berikut :

Tabel 3. 5

Capaian Indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

1. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata A BB -

Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator kinerja Predikat SAKIP Kementerian

Pariwisata dengan target A (Memuaskan) dapat direalisasikan dengan predikat BB

(Sangat Baik). Nilai Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015, diperoleh berdasarkan hasil

evaluasi SAKIP yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB dan disampaikan

kepada Kementerian Pariwisata melalui Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3986/M.PANRB/12/2015 tanggal 11

Desember 2015 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Berdasarkan surat tersebut di atas, menetapkan bahwa Kementerian Pariwisata

memperoleh nilai 72,08 atau predikat BB (Sangat Baik). Penilaian tersebut

menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam rangka

pencapaian kinerja yang telah ditetapkan.

Page 92: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 31

Hal ini menggambarkan bahwa kualitas pembangunan budaya kerja birokrasi dan

penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi pada hasil di lingkungan Kementerian

Pariwisata sudah menunjukkan hasil yang baik.

Berikut rincian kategori tingkat akuntabilitas

kinerja Kementerian/Lembaga Tahun 2015;

kategori “AA” (Sangat Memuaskan) belum ada

K/L yang memperoleh, kategori “A”

(Memuaskan) sebanyak 4 K/L, Kategori “BB”

(Sangat Baik) sebanyak 21 K/L(termasuk

Kementerian Pariwisata), Kategori “B” (Baik)

sebanyak 36 K/L, kategori “CC” (Cukup)

sebanyak 16 K/L, kategori “C” (Kurang) dan

kategori “D” (Sangat Kurang), sudah tidak ada.

Untuk melihat perkembangan capaian indikator Predikat SAKIP Kementerian

Pariwisata, bila dibandingkan Realisasi dengan Target pada Perjanjian Kinerja (PK)

setiap tahunnya sejak Tahun 2013-2015, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3. 6

Perbandingan Capaian Tahun 2013 s.d 2015 Terhadap Perjanjian Kinerja (PK)

No Indikator

Kinerja

2015 2014 2013

Realisasi (%) Realisasi (%) Realisasi (%)

1. Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata

BB - B - B -

Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi di tahun 2015 mendapat predikat BB (Sangat

Baik) meningkat bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 dan 2013 dengan

predikat B (Baik).

Perbedaan predikat dan penilaian antara capaian tahun 2015 dengan 2014,

sebagaimana Permen PAN & RB Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi atas

Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terjadi karena

“Pada tahun 2015 tingkat

akuntabilitas kinerja

Kementerian Pariwisata

berada pada urutan 19 dari 77

K/L, dengan kategori BB

(Sangat Baik).”

Page 93: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 32

perubahan terhadap sistem pembobotan dalam menentukan nilai hasil evaluasi kinerja,

perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.7 Perubahan Pembobotan tahun 2015 dan tahun 2014

NO KOMPONEN SAKIP 2015 2014

BOBOT NILAI BOBOT NILAI

1. Perencanaan Kinerja 30 21,57 35 26,13 2. Pengukuran Kinerja 25 17,6 20 14,08 3. Pelaporan Kinerja 15 12,42 15 12,04 4. Evaluasi Kinerja 10 6,28 10 7,05 5. Capaian Kinerja 20 14,21 20 14,67

Nilai Hasil Evaluasi 100 72,08 100 73,97 Tingkat

Akuntabilitas Kinerja

BB B

Sumber: Kementerian PAN & RB

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perubahan pada komponen perencanaan kinerja

pada tahun 2014 dengan bobot 35 % sedangkan pada tahun 2015 menjadi 30% dan

untuk komponen pengukuran kinerja pada tahun 2014 dengan bobot 20% menjadi

25% pada tahun 2015. Dari perubahan tersebut, capaian pada tahun 2015 dengan nilai

sebesar 72,08 turun sebesar 1,89 dari nilai 73,97 pada tahun 2014, namun untuk

predikat Kementerian Pariwisata mengalami peningkatan dari predikat B menjadi

predikat BB. Disamping perubahan sistem pembobotan dalam menentukan nilai hasil

evaluasi kinerja, perubahan juga dilakukan terhadap penyebutan pada predikat dan

kategori, perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.8 Perubahan Penyebutan Predikat dan Kategori

2015 2014

BOBOT RANGE NILAI INTERPRETASI BOBOT RANGE NILAI INTERPRETASI

AA >90 -100 Sangat Memuaskan

AA >85-100 Memuaskan

A >80 – 90 Memuaskan A >75-85 Sangat baik

BB >70 – 80 Sangat Baik B >65-75 Baik

B >60 – 70 Baik CC >50-65 Cukup Baik

CC >50 – 60 Cukup (Memadai)

C >30-50 Agak Kurang

C >30 - 50 Kurang D 0-30 Kurang

D 0 - 30 Sangat Kurang - - - Sumber: Kementerian PAN & RB

Page 94: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 33

“Prestasi yang dicapai oleh Kementerian Pariwisata dalam meningkatkan

akuntabilitas kinerja tahun 2015 mendapat piagam penghargaan yang

diserahkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Jusuf Kalla di Istana

Wakil Presiden pada Desember 2015 yang dihadiri oleh seluruh pimpinan dan

perwakilan Kementerian/Lembaga serta para kepala daerah.”

Penyerahan Penghargaan oleh Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla kepada Kementerian Pariwisata yang diterima oleh Sekretaris Kementerian, Bapak Ukus Kuswara, di Istana Wapres.

Arahan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan publikasi laporan hasil evaluasi

akuntabilitas kinerja kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian adalah

salah satu upaya transparansi oleh pemerintah, selain itu dikatakan bahwa

penyampaian laporan kinerja akuntabilitas tahunan tersebut menyerupai penyerahan

rapor siswa di sekolah, dengan harapan akan ada perbaikan bagi kementerian, lembaga

pemerintah non-kementerian dan pemerintah provinsi yang mendapat predikat di

bawah kategori A. "Ini menjadi cara mengevaluasi dan meningkatkan kinerja kita

semua, karena apapun yang kita lakukan jika tanpa evaluasi maka tidak akan bisa

diketahui penilaiannya, baik secara makro maupun mikro.”

Berdasarkan peringkat nilai hasil evaluasi akuntabilitas kinerja dari seluruh

Kementerian/Lembaga Tahun 2015 dan Tahun 2014, peringkat Kementerian

Pariwisata dapat dilihat tabel berikut;

Page 95: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 34

Tabel 3.9 Target dan realisasi Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata

NO. INSTANSI NILAI/ PREDIKAT

2015

INSTANSI NILAI/ PREDIKAT

2014

1 Kementerian Keuangan A Kementerian Keuangan A 2 Komisi Pemberantasan Korupsi A KPK A 3 Kementerian Kelautan

Perikanan A BPKP A

4 Badan Pemeriksa Keuangan A Kementerian Kelautan dan Perikanan

A

5 Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan

BB Kementerian PAN & RB A

6 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera Dan Reformasi Birokrasi

BB BPKP A

7 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

BB Kementerian PPPN/Bappenas

A

8 Kementerian Sekretaris Negara BB Kementerian Pertahanan B 9 Kementerian Perindustrian BB Kementerian Kesehatan B

10 Badan Pusat Statistik BB Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

B

11 Mahkamah Konstitusi BB Kementerian Kehutanan B 12 Kementerian Pendidikan Dan

Kebudayaan BB Kementerian Riset dan

Teknologi B

13 Badan Koordinasi Penanaman Modal

BB Kemendikbud B

14 Kementerian Perdagangan BB Kementerian Perhubungan B 15 Kementerian Kesehatan BB Kementerian Perdagangan B 16 Pusat Pelaporan Dan Analisis

Transaksi Keuangan BB Kementerian Hukum Dan

Hak Assasi Manusia B

17 Kementerian Luar Negeri BB Setjen Mahkamah Konstitusi

B

18 Kementerian Pertanian BB Sekretariat Kabinet Ri B 19 Kementerian Pariwisata BB Badan Intelejen Negara B 20 Lembaga Administrasi Negara BB Pusat Pelaporan Analisis

dan Transaksi Keuangan

B

22 Kementerian Dalam Negeri BB Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

B

23 Kementerian Energi Sumber Daya Mineral

BB Arsip Nasional Republik Indonesia

B

24 Badan Tenaga Nuklir Nasional BB Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

B

25 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

BB Badan Kepegawaian Negara

B

Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk predikat, Kementerian Pariwisata mengalami

kenaikan, dari predikat B (Baik) di tahun 2014 menjadi predikat BB (Sangat Baik) di

tahun 2015, namun untuk peringkat Kementerian Pariwisata mengalami penurunan,

Page 96: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 35

berada pada peringkat 10 dari seluruh Kementerian/Lembaga di tahun 2014 menjadi

peringkat 19 di tahun 2015, hal ini disebabkan karena seluruh Kementerian/Lembaga

saat ini semakin termotivasi untuk meningkatkan akuntabilitas kinerjanya sehingga

terdapat 20 Kementerian/Lembaga lain yang juga mendapat predikat BB (Sangat Baik).

Berdasarkan hasil evaluasi di atas, untuk meningkatkan nilai dan predikat SAKIP

Kementerian Pariwisata, Kementerian PAN & RB memberikan rekomendasi, sebagai

berikut:

a. Mendorong diterapkannya anggaran berbasis kinerja, dengan cara memastikan dan

meminta seluruh unit kerja mempertanggungjawabkan kinerja atau hasilnya terlebih

dahulu (termasuk janji atau outcome yang belum terwujud) sebelum mengajukan

anggaran. Memastikan seluruh unit kerja dapat mengkaitkan kinerja utama

(indikator dan target) dengan penganggarannya (mengaitkan IKU dengan

anggarannya) ;

b. Melakukan monitoring, mengukur, dan menyimpulkan kinerja sebagaimana yang

disepakati di tiap tingkatan dan mengaitkannya dengan penghargaan dan pengakuan

(reward and recognition) atas capaian kinerja yang pantas;

c. Inspektorat atau tim evaluasi agar terus mendorong dan memastikan unit kerja

untuk lebih akuntabel terhadap kinerjanya dan melakukan evaluasi akuntabilitas

kinerja serta memberikan rekomendasi yang mampu membangun unit yang

berbudaya (akuntabel terhadap) kinerja;

d. Setiap penanggung jawab program agar melakukan evaluasi program dalam rangka

memastikam tersedianya jawaban terukur atas keberhasilan program-program

prioritas atau unggulan yang ada di Kementerian. Penanggungjawab program harus

memastikan keberhasilan maupun kekurangkeberhasilan suatu program secara

nyata dan terukur, perubahan kondisi yang terjadi atau perubahan yang terjadi pada

suatu target grup (kelompok) tertentu yang menjadi target perubahan

e. Meningkatkan transparansi dengan memastikan diunggahnya dokumen dan

informasi yang berhak (seharusnya) diketahui oleh publik (Seperti Renstra,

Perjanjian Kinerja, IKU, dan Laporan Kinerja) kedalam laman (website) resmi milik

Kementerian Pariwisata dan/atau milik unit kerja dan memastikan informasi yang

disajikan bersifat terkini (updated).

Page 97: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 36

f. Terus mendorong dan memfasilitasi upaya peningkatan kualitas penerapan Sistem

Akuntabilitas Kinerja di seluruh unit kerja, baik di pusat maupun di daerah.

Dalam upaya meningkatkan capaian indikator Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata,

telah dilakukan kegiatan-kegiatan, antara lain:

1. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Tahun 2015 – 2019

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun

Rencana Strategis (Renstra). Renstra merupakan dokumen perencanaan untuk

periode lima tahun kedepan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program, dan kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsinya. Rencana Strategis

Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019 disusun mengacu pada usulan Rencana

Jangka Menengah yang disusun Kementerian Pariwisata, serta Rencana Jangka

Menengah Nasional (RPJMN), serta mengemban amanat visi dan misi Pemerintahan

Joko Widodo – Jusuf Kalla sebagaimana tertuang dalam NAWA CITA.

Renstra Kementerian Pariwisata disusun sebagai pedoman penyusunan program,

kegiatan dan pelaksanaan kebijakan yang merupakan salah satu subkomponen dari

komponen Perencanaan Kinerja pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP) dengan bobot 30% dalam mengevaluasi tingkat akuntabilitas

kinerja.

2. Penyusunan Renja K/L

Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanan

Pembangunan Nasional, penyusunan RAPBN berpedoman kepada Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) dengan memperhitungkan ketersediaan anggaran. RKP

merupakan dokumen perencanaan tahunan yang digunakan sebagai acuan dalam

penyusunan RAPBN dan dasar pelaksanaan kegaitan-kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Kementerian/Lembaga. RKP merupakan

penjabaran dari RPJM Nasional yang memuat prioritas pembangunan, rancangan

kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara

menyeluruh termasuk arah kebijakan fiscal, serta program kementerian/lembaga,

lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan

Page 98: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 37

kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RKP kemudian dijabarkan lebih lanjut ke

dalam Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L).

Renja K/L merupakan dokumen perencanaan

yang berisi program dan kegiatan suatu

Kementerian/Lembaga sebagai penjabaran dari

Rencana Strategis K/L (Renstra K/L) yang

bersangkutan dalam satu tahun anggaran.

Penyusunan Renja K/L oleh

Kementerian/Lembaga dilaksanakan setelah

dikeluarkannya surat yang ditandatangani oleh

Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama Menteri

Keuangan tentang Pagu Indikatif

Kementerian/Lembaga yang merupakan pagu

anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum serta Tema dan Prioritas

Pembangunan Nasional. Pagu Indikatif tersebut merupakan batas tertinggi alokasi

anggaran yang dirinci menurut program dan kegiatan prioritas yang pendanaannya

terdiri atas rupiah murni, PHLN, dan PNBP.

Berkenaan dengan telah diberlakukannya penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja

(PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) secara penuh yang

menggunakan struktur program dan kegiatan hasil restrukturisasi, maka mekanisme

penyusunan Renja K/L menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Dalam upaya

peningkatan kinerja dan pencapaian visi dan misi Kementerian Pariwisata,

Sekretariat Kementerian dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, telah

mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja Kementerian (Renja K/L) Tahun

2015. Renja K/L ini merupakan pengganti fungsi Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

yang dulu menjadi salah satu subkomponen dalam mengevaluasi AKIP.

Dengan adanya Renja K/L ini, diharapkan sasaran dari masing-masing program dan

kegiatan akan semakin tampak dan jelas karena masing-masing telah dilengkapi

dengan indikator dan rencana tingkat capaian (target) secara kuantitatif. Untuk

menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Kementerian Pariwisata Tahun

2015 yang bersifat indikatif.

Page 99: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 38

3. Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK)

Perbaikan governance dan sistem

manajemen merupakan agenda

penting dalam reformasi

pemerintahan yang sedang dijalankan

oleh pemerintah. Sistem manajemen

pemerintahan yang berfokus pada

peningkatan akuntabilitas dan

sekaligus peningkatan kinerja

berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self

assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah. Ini berarti instansi pemerintah

tersebut merencanakan, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerjanya secara

mandiri serta melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi. Dalam sistem dan

mekanisme pelaksanaan demikian perlu adanya evaluasi dari pihak yang lebih

independen agar diperoleh umpan balik yang obyektif untuk perbaikan akuntabilitas

dan kinerja instansi pemerintah.

Seiring dengan kebijakan pemerintah untuk melihat sampai sejauh mana suatu

instansi pemerintah melaksanakan dan memperlihatkan kinerja organisasinya, serta

sekaligus untuk mendorong adanya peningkatan kinerja instansi pemerintah, maka

perlu dilakukan pengukuran kinerja. Salah satu dokumen untuk mengukur kinerja

perlu dilakukan perjanjian kinerja, dokumen tersebut merupakan salah satu

subkomponen dari komponen Perencanaan Kinerja. Sesuai dengan Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan

instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk

melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan

kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu

Page 100: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 39

berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja

yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun

bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat

kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang

diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun

sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

4. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun

2014

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK)

Kementerian memiliki dua fungsi utama sekaligus.

Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan

sarana bagi Kementerian Pariwisata untuk

menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada

seluruh para stakeholders (Presiden, Instansi

Pemerintah Pusat/Daerah, Pelaku/industri pariwisata).

Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sumber

informasi bagi internal Kementerian Pariwisata untuk

perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Adanya dua fungsi utama

ini memperjelas bahwa informasi yang tertuang dalam laporan akuntabilitas kinerja

Kementerian tahun 2014 harus dapat memenuhi kebutuhan bagi pengguna baik

eksternal dan internal.

Menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah, Kementerian Pariwisata pada Tahun Anggaran 2015 telah

menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja secara berjenjang mulai dari penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja tingkat eselon II, eselon I, dan Laporan Akuntabilitas

Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2014.

5. Penyusunan Indikator Kinerja Utama

Kinerja dari suatu organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran

ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari visi, misi, yang mengindikasikan

Page 101: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 40

tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program

dan kebijakan yang ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat kemajuan kinerja

organisasi diperlukan suatu indikator atas keberhasilan yang diraih.

Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu tujuan, sasaran,

atau kegiatan yang mencerminkan tugas pokok dan fungsi

organisasi. Diantara konsep indikator kinerja adalah konsep

Indikator Kinerja Utama (IKU) atau yang dikenal dengan

Key Performance Indicators (KPI). Setiap organisasi atau

K/L memiliki IKU yang berbeda-beda, tergantung pada

tujuan, fungsi dan strategi masing-masing organisasi.

Kebijakan penyusunan IKU di lingkungan Kementerian Pariwisata pada dasarnya

terintegrasi dengan berbagai dokumen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP), yang meliputi dokumen Rencana Strategis (Renstra), Rencana

Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L), Perjanjian Kinerja (PK), Penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi (LAKIP), sedangkan IKU itu sendiri

merupakan subkomponen dari komponen Pengukuran Kinerja yang tidak terpisah

dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja.

Setiap Instansi pemerintah menurut Peraturan Kemen PAN dan RB Nomor.

PER/09.M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007, wajib menetapkan Indikator Kinerja

Utama (IKU) secara formal untuk tujuan dan sasaran strategis untuk masing-masing

tingkatan (level) secara berjenjang. Indikator Kinerja Utama (IKU) instansi

pemerintah harus selaras antar tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja

keluaran (output) dan hasil (outcome).

6. Penyempurnaan Aplikasi E-Performance

Dalam rangka meningkatkan kualitas akuntabilitas kinerja dan menindaklanjuti

amanah dalam Road Map Reformasi Birokrasi, perlu adanya sistem yang mampu

mendorong tercapainya kinerja organisasi dengan tujuan untuk memudahkan proses

pemantauan dan pengendalian kinerja, yang salah satunya melalui pemanfaatan

aplikasi berbasis web yaitu e-Performance. E-Performance adalah aplikasi sistem

Page 102: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 41

akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah (E-SAKIP) yang bertujuan untuk

memudahkan proses pemantauan dan pengendalian kinerja dalam rangka

meningkatkan akuntabilitas dan kinerja unit kerja. aplikasi ini telah dioperasikan

sejak tahun 2014, namun berkenaan dengan adanya perubahan struktur organisasi

yang berdampak pada perubahan indikator kinerja, sehingga pada tahun 2015 telah

dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan yang cukup signifikan terhadap aplikasi

dimaksud, baik pada tampilan maupun pada menu input data.

Server khusus untuk aplikasi e-Performance ditempatkan pada ruangan Billing

Cabinet Server Pusat Data dan Informasi. Untuk mengakses dapat dilakukan melalui

Web www:\\eperformance.kemenpar.go.id. Masuk ke web ini, langsung dapat

melihat capaian kinerja kementerian sampai dengan capaian eselon II per triwulan,

tanpa login melalui user name atau password. Aplikasi ini menampilkan proses

perencanaan kinerja, penganggaran kinerja, keterkaitan kegiatan/sub kegiatan

dalam pencapaian target kinerja dan monitoring serta evaluasi pencapaian kinerja

dan keuangan. Dokumen yang digunakan untuk menginput data: dokumen Renstra,

IKU, Perjanjian Kinerja, DIPA/POK dan realisasi anggaran serta realisasi kinerja,

dengan aplikasi ini publik dapat melihat capaian kinerja kementerian s.d. eselon II

per triwulan.

Dengan adanya aplikasi e-Performance diharapkan pengukuran kinerja dapat

dilakukan setiap triwulan. Ini yang diharapkan baik oleh Kementerian Pariwisata

maupun oleh Kementeria PAN & RB agar dapat meningkatkan kinerja dan

mendorong percepatan tercapainya target kinerja per triwulan. Diharapkan aplikasi

e-Perfromance dapat dimanfaatkan secara maksimal karena berdampak pada

pemenuhan kewajiban untuk meningkatkan Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian

Pariwisata dan selanjutnya berdampak pula pada penilaian yang menjadi syarat

peningkatan besaran tunjangan kinerja aparatur negara di lingkungan Kementerian

Pariwisata.

Page 103: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 42

7. Reviu desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Lingkungan

Sekretariat Kementerian

Review Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Sekretariat Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonom Kreatif, dilaksanakan

dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Sistematika penyajian belum sesuai PERKA-687/K/D4/2012;

b. Indikator keberhasilan perlu dirumuskan kembali;

c. Belum adanya strategi penyelenggaraan SPIP yang spesifik;

d. Menambahkan metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan rencana kerja

pengendalian;

e. Rencana kerja informasi dan komunikasi perlu ditambahkan.

Hasil review berupa Desain Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Sekretariat

Kementerian Pariwisata dan memuat informasi tentang pemahaman bagi para

pejabat dan pegawai tentang SPIP, profil lingkungan pengendalian, prioritas obyek

penyelenggaraan SPIP dan rencana kerja penguatan pengendaliannya. Berdasarkan

informasi yang disajikan ini, seluruh pejabat dan pegawai diharapkan mempunyai

kesamaan persepsi dalam membangun dan menginternalisasikan SPIP dalam

pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kementerian Pariwisata.

Kegiatan Review Desain Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Sekretariat

Kementerian Pariwisata yang pertama diselenggarakan di Hotel Alila Jakarta pada

tanggal 5 November 2015 dan dilanjutkan pada tanggal 17 s.d. 19 Desember 2015 di

Tampilan Aplikasi e-Performance Kementerian Pariwisata

Page 104: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 43

Hotel Aston Cirebon dengan peserta masing-masing berjumlah 33 orang. Peserta

berasal dari Lingkungan Sekretariat Kementerian yaitu: Biro Perencanaan dan

Keuangan, Biro Umum, Kepegawaian dan Organisasi, Biro Hukum dan Komunikasi

Publik serta dari Inspektorat.

Foto kegiatan Review Desain Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Sekretariat

Kementerian Pariwisata

8. Reviu Permen Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP

Dalam rangka untuk mencapai hasil pengelolaan keuangan Negara yang efektif,

efisien, transparan dan akuntabel, pada tahun 2011 telah ditetapkan Peraturan

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.97/UM.001/MPEK/2011 tentang

Penyelenggaraan Sistem Pengendalaian Intern Pemerintah di lingkungan

kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif. Namun pada tahun 2015 terjadi

perubahan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 tahun

2015 tentang Kementerian Pariwisata.

Oleh karena itu telah ditindaklanjuti dengan mereviu Peraturan Menteri tersebut

dengan melibatkan Unit Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian pariwisata

mealalui rapat-rapat dan konsinyering yang didampingi oleh Badan Pemeriksa

Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Page 105: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 44

Diharapkan melalui Peraturan Menteri tersebut dapat dijadikan panduan dalam

melaksanakan kegiatan melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai

pertanggungjawaban, agara dapat terlaksana secara tertib, terkendali serta efektif

dan efisien.

9. Membentuk Tim Crisis Centre

Dalam rangka pengendalian dampak bencana terhadap krisis kepariwisataan,

melalui melalui Kepmen 04/UM.001/MP/2014 tanggal 29 Desember 2014,

kementerian Pariwisata membentuk Pusat Pengendalian Krisis Pariwisata.

Keberadaan Crisis Center pariwisata yang dibentuk oleh Kementerian Pariwisata

adalah bentuk kebijakan yang preventif dan responsif terhadap berbagai kondisi dan

ancaman yang berpotensi berdampak pada sektor pariwisata di tanah air. Crisis

Center Pariwisata ini tidak hanya berfungsi pada bentuk-bentuk tanggap darurat

dengan menyiapkan serangkaian pelayanan tetapi juga mempunyai cakupan lebih

luas yakni memberikan rasa optimisme bagi wisatawan dalam menghadapi situasi

krisis. Pada sisi lain, Crisis Center Pariwisata ini diharapkan dapat memberikan iklim

kondusif bagi dunia kepariwisataan di Indonesia dengan tetap memberikan

komitmen pelayanan yang optimal pada berbagai kondisi yang ada termasuk kondisi

krisis.

Tujuan membentuk Tim Crisis Center Pariwisata adalah :

a. Terbangunnya informasi yang memadai dalam memenuhi kebutuhan para

wisatawan dan publik seperti status bencana/ krisis beserta skala dampaknya,

informasi akomodasi, transportasi dan lainnya.

b. Bentuk respon cepat (tanggap darurat/ emergency respon) dalam mendampingi

Foto Kegiatan Reviu Permen Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP

Page 106: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 45

wisatawan ketika dihadapkan pada kondisi yang tidak diharapkan akibat kondisi

krisis, baik menyangkut transportasi maupun akomodasi. Pada sisi lain,

keberadaan Crisis Center Pariwisata ini juga mempunyai cakupan lebih luas yakni

memberikan rasa optimisme bagi wisatawan dalam menghadapi situasi krisis.

c. Upaya meminimalkan dampak turunnya wisatawan serta memberikan iklim

kondusif bagi dunia kepariwisataan nasional dengan tetap memberikan komitmen

pelayanan yang optimal pada berbagai kondisi yang ada termasuk kondisi krisis.

d. Upaya Kementerian Pariwisata melibatkan para stakeholder terkait untuk turut

membangun dan memulihkan dunia kepariwisataan di tengah terjadinya krisis.

10. Pengelolaan Informasi Eksekutif

Publikasi yang dilakukan bertumpu pada pengelolaan media sosial dengan

Facebook sebagai platform utama, yang kemudian disebarkan melalui platform

lain seperti Twitter, Instagram, dan Path. Upaya penyebaran tersebut didukung

oleh beberapa program kegiatan, dukungan media digital, dukungan netizen

secara online dan offline, serta pembuatan video youtube.

Konsinyering dan temu netizen pernah dilakukan 2 kali pada tanggal 20

November di Pisa Cafe Jakarta, dan 3 Desember 2015 di Hotel Inbis Tamarin,

Jakarta. Koordinasi yang telah dilaksanakan dengan Key Opinion Leader (KOL) itu

telah menghasilkan; #WonderfulJakMar2015 dengan 8.529.183 impresi,

#LaksamanaChengHo (TTI) dengan 20.774.155 impresi, #FestivalDanauToba

(TTI) dengan 13.280.501 impresi, #Borobudur10K dengan 7.724.813 impresi dan

#WakatobiWafe dengan 183.099.811 impresi.

11. Apresiasi Media Cetak dan Elektronik 2015

Perkembangan perjalanan pariwisata di dalam negeri menunjukkan peningkatan

dari tahun ke tahun, hal ini sejalan dengan upaya mensukseskan program

Wonderful Indonesia. Berbagai daerah tujuan wisata selain Bali, sudah mulai

menjadi bagian dari pemberitaan dalam rangka menarik wisatawan untuk

berkunjung ke daerah-daerah tersebut. Untuk itu guna membangkitkan minat

pers, jurnalis/penulis baik yang profesional maupun amatir dalam menulis

keindahan dan kekayaan yang tersembunyi dari daerah – daerah tersebut,

Kementerian Pariwisata memandang perlu untuk melakukan penilaian terhadap

Page 107: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 46

tulisan/liputan TV dan Radio yang mampu menggugah minat masyarakat untuk

melakukan perjalanan wisata di dalam negeri.

Untuk memberikan apresiasi kepada para jurnalis dan stasiun televisi juga radio

atas tulisan dan program tayangan tentang promosi pariwisata, Menteri

Pariwisata memberikan penghargaan “Anugerah Pewarta Wisata Indonesia Bagi

Media Cetak dan Elektronik“ bagi karya tulisan dan liputan televisi juga radio

terbaik. Kegiatan ini yang telah berlangsung sejak tahun 2003, dan memperoleh

sambutan yang sangat positif dari berbagai media cetak, stasiun TV, Radio dan

Media On-Line dan perwakilan Media Asing di Indonesia juga dari perusahaan

penerbangan dan Asosiasi industri pariwisata. Oleh karena itu ”APRESIASI MEDIA

CETAK DAN ELEKTRONIK” perlu dilanjutkan dalam bentuk pemberian

penghargaan untuk katagori tulisan di media cetak serta online dan liputan berita

di televisi dan radio.

Maksud dari kegiatan ini adalah Adanya kerjasama timbal balik yang seimbang

dalam bentuk penghargaan/ apresiasi terhadap pers, jurnalis dan televisi.

12. Peningkatan Pemahaman Bidang Pariwisata Bagi Jurnalis dan Pers Tahun 2015

Media massa memiliki peran penting dalam pengembangan pembangunan

pariwisata di Indonesia. Melalui pemberitaan dan penulisan di berbagai media

baik cetak, online maupun elektronik, dapat memberikan dampak yang cukup

besar dalam pembentukan opini publik. Sesuai konsep pembangunan

kepariwisataan yang meletakan pemerintah, swasta dan kalangan media massa

sebagai pilar utama, memiliki saling keterkaitan sekaligus juga saling mendukung

dan menjaga profesionalisme dalam menjalankan tugas.

Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahunnya ini telah memperoleh tanggapan

yang positif dari kalangan pers. Oleh karena itu maka Biro Hukum dan

Komunikasi Publik, Kementerian Pariwisata merasa optimis bahwa

penyelenggaraan ”Peningkatan Pemahaman Bidang Pariwisata Bagi Jurnalis

Tahun 2015” adalah langkah dan upaya strategis dalam rangka membina

kemitraan dan sarana efektif dan efisien.

Page 108: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 47

Maksud dari kegiatan ini adalah Meningkatkan kerjasama antara Kementerian

dengan kalangan pers dalam upaya menyamakan persepsi mengenai

pembangunan di bidang pariwisata dan Meningkatkan pengetahuan serta

pemahaman wartawan bidang Pariwisata sehingga diperoleh hasil tulisan dan

liputan yang selaras dengan kebijakan Kementerian.

Adapun Lingkup pelaksanaan kegiatan antar lain :

Orientasi Dan Outbound Bidang Pariwisata Bagi Jurnalis Dan Pers akan

dilaksanakan melalui 2 (dua) kegiatan pokok, yakni :

a. Orientasi

Kegiatan ini meliputi pemberian pembekalan tentang kebijakan, program dan

kegiatan yang disampaikan dalam bentuk paparan oleh Menteri Pariwisata dan

para Pejabat di lingkungan Kementerian Pariwisata maupun Instansi lain

terkait, dilanjutkan diskusi dengan para peserta orientasi.

b. Out-bound

Kegiatan outbound meliputi :

1) Pengenalan destinasi dan pemahaman akan potensi serta daya tarik.

2) Melakukan Team Building untuk semakin memantapkan kebersamaan.

13. Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Pemberian Penghargaan

Kepariwisataan;

Capaian pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peraturan Presiden tentang Pemberian

Penghargaan Kepariwisataan berupa Rancangan Peraturan Presiden tentang

Pemberian Penghargaan Kepariwisataan sebagaimana terlampir, yang telah

disampaikan ke Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 11 Desember 2015

untuk dilakukan proses Harmonisasi.

14. Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Pemberian Insentif kepada

Pengusaha dan/ atau Masyarakat di Pulau Kecil.

Capaian pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peraturan Presiden tentang Pemberian

Insentif Kepada Pengusaha dan/atau Masyarakat dalam Pembangunan Pariwisata

di Pulau-Pulau Kecil berupa draft terakhir Rancangan Peraturan Presiden

dimaksud, sebagaimana terlampir, yang kegiatan penyusunannya akan

dilanjutkan pada tahun anggaran 2016.

Page 109: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 48

15. Penelaahan Hukum Bidang Pariwisata

Pada tahun 2015 telah menelaah sebanyak 16 produk hukum termasuk Peraturan

Menteri Pariwisata, Keputusan Menteri Pariwisata dan Perjanjian Kerjasama.

Penelaahan yang dimaksud adalah untuk mendapatkan informasi/data yang

akurat dari instansi terkait di lapangan untuk dilakukan telaah/kajian dalam

rangka penyiapan materi sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam membuat

kebijakan. Dengan tujuan dalam rangka penyiapan/penyediaan bahan/data

peraturan perundang-undangan secara rinci sebagai bahan untuk merevisi

peraturan perundang-undangan khususnya di bidang pariwisata.

16. Advokasi Hukum

Pada tahun 2015 telah melaksanakan 11 (sebelas) pemberian bantuan hukum,

dari kesepuluh perkara yang telah dilakukan pemberian bantuan hukumnya, 1

(satu) perkara telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, 4 (empat) masih

dalam proses di tingkat peradilan, 6 (enam) perkara di luar proses peradilan.

Perkara yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap yaitu perkara

Akademi Pariwisata Makassar dengan perkara Nomor : 129/Pdt.G/2011/PN.Mks

objek perkara sertifikat Hak Pakai dengan Nomor 20008/ Kelurahan Tanjung

Merdeka, Gambar Situasi Nomor 09/1999 posisi Perkara dimenangkan pada

tingkat Kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia dan telah mempunyai

kekuatan hukum yang tetap (Incraht).

17. Penataan Organisasi

Dalam melaksanakan ketentuan Peraturan Presiden RI Nomor 19 Tahun 2015

tentang Kementerian Pariwisata, telah dilakukan penataan organisasi, tugas dan

fungsi di lingkungan Kementerian Pariwisata dengan menetapkan Peraturan

Menteri Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pariwisata.

Ditetapkannya Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Pariwisata, maka penjabaran tugas dan fungsi pada unit

kerja dapat dilaksanakan dengan tepat fungsi dan tepat sasaran sehingga kegiatan

dapat dicapai dengan efektif, efisien, terbuka, responsif, dan akuntabel dalam

penyelenggaraan pemerintah di bidang pembangunan kepariwisataan.

Page 110: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 49

18. Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK) di lingkungan

Sekretariat Kementerian Pariwisata

Kegiatan Anjab bertujuan untuk mendapatkan data jabatan yang kemudian diolah

menjadi informasi jabatan. Sedangkan ABK bertujuan untuk memetakan beban

kerja setiap jabatan fungsional maupun struktural yang ada di lingkungan

Sekretariat Kemenpar. Hasil dari Anjab dan ABK disajikan untuk kepentingan

penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan pengawasan di

organisasi Kementerian Pariwisata.

19. Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

Penyelenggaraan pengadaan barang/jasa pemerintah diatur dalam Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa

Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor

4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Dalam peraturan presiden

tersebut, juga diatur mengenai Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

sebagai unit kerja K/L/D/I untuk menyelenggarakan sistem pelayanan pengadaan

barang/jasa secara elektronik.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mengeluarkan dengan

Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor

KM.05/KH.001/MPEK/2012 tentang Pembentukan dan Struktur Organisasi

Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik, keputusan tersebut

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut

di atas, Biro Umum, Kepegawaian, dan Organisasi mengadakan Bimbingan Teknis

Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) kepada anggota tim pokja

Unit Layanan Pengadaan di lingkungan Kementerian Pariwisata di Jawa Barat.

Penyelenggaraan Bimbingan Teknis tersebut adalah untuk peningkatan kualitas

pelayanan petugas pelaksana pengadaan barang/jasa pemerintah agar lebih

memahami, serta menerapkannya sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya

secara elektronik.

Page 111: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 50

20. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Tahun 2014 di

Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Untuk melihat capaian peningkatan 8 (delapan) Bidang area Perubahan, Tahun

2015 Inspektorat melakukan PMPRB yang dilakukan oleh masing-masing Bidang

di Lingkungan Kementerian Pariwisata, maka dilakukan penilaian, adapun

hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Hasil Evaluasi Tahun 2014

Hasil PMPRB yang disubmit ke Kementerian PAN dan RB sebesar 74,08.

Berdasarkan Surat Menpan RB Nomor B/3466/MPANRB-UPRBN/9/2014

tanggal 22 September 2014, Hasil Penilaian Kesiapan Reformasi Birokrasi

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah 60,23.

2. Penilaian Mandiri (PMPRB) Tahun 2015

Hasil PMPRB yang disubmit ke Kementerian PAN dan RB sebesar 83,93, dan

Berdasarkan Surat Kementerian PAN dan RB Nomor B/50/D.I.PANRB-

UPRBN/1/2016 tanggal 29 Januari 2016 Hasil Penilaian Tim Evaluator

Kementerian PAN dan RB kesiapan RB Kementerian Pariwisata Tahun 2015

sebesar 65,23

21. Probity Audit.

Probity diartikan sebagai integritas ( integrity), kebenaran ( uprightness), dan

kejujuran (honesty) konsep probity tidak hanya digunakan untuk mencegah

Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dilaksanakan di Jawa Barat,

dengan jumlah peserta 47 orang dari anggota/Tim Pokja ULP di lingkungan Kementerian Pariwisata,

pada tanggal 13 s.d. 15 November 2015 di New Ayuda Hotel Cipayung Bogor

Page 112: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 51

terjadinya atau ketidakjujuran tetapi juga untuk memastikan bahwa proses

penyelenggaraan kegiatan sektor publik, seperti proses pengadaan barang / jasa,

dan mengacu pada pengertian di atas, probity diartikan sebagai ‘ good process’

yaitu proses pengadaan barang / jasa dilakukan dengan prinsip-prinsip

penegakan integritas, kebenaran, dan kejujuran untuk memenuhi ketentuan

perundangan yang berlaku.

Berdasarkan pengertian dimaksud, probity dapat didefinisikan sebagai kegiatan

penilaian (Independen) untuk memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa

telah dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan prinsip penegakan integritas,

kebenaran, dan kejujuran dan memenuhi ketentuan perundangan berlaku yang

bertujuan meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana sektor publik.

Dalam pelaksanaan Probity Audit di atas dapat disimpulkan bahwa pada

umumnya berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang ditetapkan, namun

dalam pelaksanaan Festival kuliner di Bandung ada kekurangan persyaratan yang

harus dilengkapi yaitu belum adanya izin keramaian yang dikeluarkan oleh pihak

kepolisian setempat. Hasil Probity Audit ini sebagaimana acuan pelaksanaan

kegiatan berikutnya dimasing-masing setker sehingga diharapkan tercapainya

pelaksanaan secara efektif dan efisien.

22. Reviu Laporan Keuangan unaudited Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif Tahun Anggaran 2015.

Untuk memberikan keyakinan terbatas terhadap Laporan Keuangan yang disusun

oleh Kementerian Pariwisata tahun 2015, telah dilaksanakan reviu. Dalam

melaksanakan reviu laporan keuangan dibentuk Tim Reviu melalui Surat Tugas

dari Inspektur dan bekerja sama dengan Tim dari Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan (BPKP). Reviu laporan keuangan dilaksanakan pada semester I dan

semester II terhadap (enam) Laporan Keuangan, sebagai berikut :

a. Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata;

b. Laporan Keuangan Sekretariat Kementerian;

c. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata

Mancanegara;

d. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pemasaran

Page 113: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 52

Pariwisata Nusantara;

e. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri

Pariwisata;

f. Laporan Keuangan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan

Kepariwisataan.

Pada semester II tahun 2015 dilaksanakan pula reviu terhadap Laporan Keuangan

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali.

Dengan dilaksanakannya reviu diharapkan dapat meningkatkan penyajian

Laporan Keuangan Kementerian dan Laporan Keuangan Tingkat Eselon I (Satker)

pada Kementerian Pariwisata sesuai SAP dan Penyelenggaraan Akuntansi sesuai

SAI sehingga memberikan manfaat kearah peningkatan kualitas opini dari BPK-RI.

Pada pelaksanaan reviu menguraikan serangkaian tahapan dalam pelaksanaan

reviu, yang mencakup pemahaman atas reviu, pengukuran dan pengklasifikasian

serta penyajian angka di Neraca, LPE, LRA dan LO, pengungkapan angka di CaLK.

23. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)

Pengembangan SIMPEG, migrasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif menjadi Kementerian Pariwisata. Kegiatan Pengembangan dan

Pengamanan SIMPEG dimaksudkan untuk meningkatkan kelancaran pengelolaan

data kepegawaian untuk memperkuat sistem keamanan dan jaringan SIMPEG

dengan tujuan; menjaga operasional SIMPEG, mencegah serangan virus, mencegah

aksi hacker, meningkatkan legalitas software, menyediakan back up data dan

aplikasi SIMPEG.

Peningkatan kualitas sistem keamanan (security system) dan jaringan SIMPEG

pada Server SIMPEG Kementerian Pariwisata serta pembuatan back up data dan

aplikasi SIMPEG.

Page 114: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 53

24. Sosialisasi Kode Etik

Kode etik Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah pedoman sikap, tingkah laku dan

perbuatan PNS didalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.

Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap PNS wajib

bersikap dan berpedoman pada etika bernegara, dalam penyelenggaraan

pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat dan terhadap diri

sendiri serta sesama PNS.

PNS yang melakukan pelanggaran kode etik dikenakan sanksi moral dibuat secara

tertulis oleh pejabat pembina kepegawaian dengan disebutkan jenis pelanggaran

kode etik yang dilakukan. PNS yang melakukan pelanggaran kode etik selain

dikenakan sanksi moral, dapat dikenakan tindakan administratif sesuai peraturan

perundang-undangan atas rekomendasi majelis kode etik.

Majelis kode etik wajib menyampaikan keputusan hasil sidang kepada pejabat

yang berwenang sebagai bahan dalam memberikan sanksi moral dan atau sanksi

lainnya kepada PNS yang bersangkutan. Setiap pimpinan unit kerja, sesuai dengan

jenjang jabatannya, berkewajiban untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan

kode etik oleh pegawai yang berada di bawahnya. Pimpinan pegawai, baik

langsung maupun tidak langsung, yang mengetahui adanya pelanggaran kode etik

namun tidak mengambil tindakan pengenaan sanksi atas pelanggaran tersebut

atau membantu pegawai melakukan pelanggaran kode etik, dikenakan sanki atau

hukuman sesuai dengan tingkat penyelenggaraannya.

Tampilan Aplikasi SIMPEG Kementerian Pariwisata

Page 115: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 54

25. Sosialisasi TASPEN.

Dalam rangka menambah pengetahuan dan pemahaman Pejabat dan Staf

Kementerian Pariwisata tentang ke-TASPEN-an. Pada Hari Rabu tanggal 22 April

2015 bertempat di Balairung Soesilo Soedarman - Gd.Sapta Pesona, dilaksanakan

Sosialisasi TASPEN, dilaksanakan dalam bentuk "Talk Show" dengan nara sumber

dari PT. TASPEN. Disamping itu diadakan pula presentasi dari Bank Mandiri

Syariah (kerjasama PT. TASPEN - Bank Mandiri Syariah).

26. Sosialisasi Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian

(JKM)

Sebagai tindak lanjut Peraturan

Presiden R.I. No. 109 Tahun 2013

tentang Penahapan Kepersertaan

Program Jaminan Sosial, Sekretariat

KORPRI Kementerian Pariwisata

bekerjasama dengan BPJS

Ketenagakerjaan mengadakan

Sosialisasi Program Jaminan Kecelakaan

Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM), pada hari Jumat tanggal 10 Juli 2015 di

Balairung Soesilo Soedarman - Gd Sapta Pesona - Kementerian Pariwisata. Pada

kegiatan tersebut diserahkan Kartu Kepesertaan Program JKK dan JKM BPJS

Ketenagakerjaan. Dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan seluruh Pejabat dan Staf di

Kementerian Pariwisata.

27. Sosialiasi BPJS Kesehatan

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 70 Tahun

2015, Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan BPJS

Kesehatan telah melaksakan Sosialisasi Kesehatan - Kanker Serviks pada Hari

Senin tanggal 10 Agustus 2015 bertempat di Balairung Soesilo Soedarman -

Gd.Sapta Pesona. Tujuan dilaksanakannya kegiatan Sosialisasi Kesehatan ini

adalah untuk menumbuhkan kesadaran dan mengajak khususnya wanita untuk

selalu hidup sehat dan mencegah Kanker Serviks. Dilaksanakan dalam bentuk

"Talk Show" dengan dokter spesialis dan nara sumber dari PT.Glaxo Smieth Kline,

PT Teguhsindo, dan PT Indocore. Diakhir kegiatan dibagikan "Door Prize" berupa

Page 116: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 55

aneka produk kepada undangan. Kegiatan dibuka oleh Ibu HENGKI

HERMANTORO - Sekretaris Dharma Wanita Unit Kementerian Pariwisata, dihadiri

oleh + 300 undangan, terdiri dari Pejabat dan Staf Kementerian Pariwisata,

Pengurus dan Anggota Dharma Wanita Unit Kementerian Pariwisata, dan pegawai

wanita di Kementerian Pariwisata.

28. Sosialisasi BAPERTARUM - PNS

Dalam rangka pengadaan rumah pegawai Kementerian Pariwisata, maka

Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan BAPERTARUM

& Bank BTN telah mengadakan Sosialisasi BAPERTARUM - PNS dan Program

Kring Batara - Bank BTN pada hari Senin tanggal 14 September 2015 bertempat di

Balairung Soesilo Soedarman - Gd.Sapta Pesona. Tujuan dilaksanakannya kegiatan

Sosialisasi ini adalah untuk menambah pengetahuan pegawai di Kementerian

Pariwisata. Nara sumber pada kegiatan ini, adalah LINDA HERAWATI - Sekretaris

Pelaksana - BAPERTARUM, dan RAHMAT PRIYANTO - MCLU Head Kantor Cabang

Jakarta Harmoni. Kegiatan dibuka oleh Sekretaris KORPRI Kementerian

Pariwisata, dihadiri oleh + 50 undangan, terdiri dari Pejabat dan Staf Kementerian

Pariwisata.

29. Sosialisasi Program Pengadaan Kompleks Perumahan "Graha Pesona

Indonesia"

Dalam rangka pengadaan rumah pegawai Kementerian Pariwisata, maka

Sekretariat KORPRI Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan PT. Berlian Land

mengadakan Sosialisasi Program Pengadaan Kompleks Perumahan "Graha Pesona

Indonesia" pada hari Selasa tanggal 6

Oktober 2015 di Balairung Soesilo

Soedarman - Gd.Sapta Pesona.

Kegiatan dibuka oleh Sesmen

Kementerian Pariwisata, selaku Ketua

DP KORPRI Kementerian Pariwisata,

dihadiri oleh + 100 undangan, terdiri

dari Pejabat dan Staf Kementerian

Pariwisata.

Page 117: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 56

PERMASALAHAN

Permasalahan dan kendala yang ditemui dalam pencapaian target kinerja dan

pelaksanaan kegiatan tahun 2015 sehingga keberhasilan yang dicapai belum maksimal

antara lain:

1. Praktek pengukuran kinerja pihak yang sudah menyepakati perjanjian atau

Kesepakatan Kinerja, belum sepenuhnya dikaitkan dengan sistem penghargaan dan

pengakuan (reward and recognition), sehingga berpotensi mengurangi makna dan

semangat pihak-pihak yang berjanji dan bersepakat.

2. Evaluasi kinerja internal belum sepenuhnya dilakukan dengan memanfaatkan sistem

informasi berbasis teknologi atau sesuai yang dianjurkan Kementerian PAN & RB

berupa aplikasi e-Performance.

3. Penurunan kapasitas Inspektorat, sebagai akibat bergesernya Kementerian

Pariwisata menjadi Kementerian Klaster III, dalam hal ini Inspektur Jenderal (eselon

I) menjadi Inspektorat (eselon II). Kondisi ini berpotensi menimbulkan

permasalahan kecepatan proses audit internal Kementerian Pariwisata.

4. Kementerian Pariwisata masih dalam proses transisi menuju digitalisasi, jika tidak

segera melewati fase transisi, maka hal ini dapat berdampak pada berkurangnya

efektivitas dan efisiensi, karena selama proses transisi proses manual dan proses

digital masih harus tetap dijalankan.

5. Belum adanya mekanisme standar untuk koordinasi perencanaan dan program lintas

deputi. Kondisi ini akan secara langsung mempengaruhi kualitas perencanaan,

monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Sekretariat Kementerian menjadi

kurang valid.

UPAYA YANG DILAKUKAN

Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam meminimalisir permasalahan di atas

antara lain:

1. Menetapkan target penyerapan dan pencapaian output untuk memenuhi kinerja

yang telah ditetapkan

2. Meningkatkan peran Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) dalam proses

perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan proses pertanggungjawaban

anggaran.

Page 118: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 57

3. Menjadikan APIP sebagi mitra dalam proses pelaksanaan anggaran untuk

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan

anggaran sehingga tidak berdampak pada pertanggungjawaban.

4. Mengimplementasikan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern secara menyeluruh

agar dalam penyelenggaraan kegiatan di lingkungan Kementerian Pariwisata dapat

mencapai tujuannya secara efisien dan efektif.

5. Menyediakan sistem informasi berbasis teknologi, e-Government dalam rangka

mendukung percepatan pencapaian target kinerja Kementerian Pariwisata

6. Telah dilaksanakan workshop tentang tata cara input data ke aplikasi e-Performance

di akhir tahun 2015, dengan peserta seluruh operator dan admin yang telah ditunjuk

oleh masing-masing satuan kerja, termasuk dari UPT Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung, Bali, serta Akpar Medan dan Politeknik Pariwisata Makassar.

Page 119: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 58

3.3 Realisasi Anggaran

Anggaran Kementerian Pariwisata Tahun 2015 mengalami beberapa kali perubahan

seiring dengan berubahnya nomenklatur dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif menjadi Kementerian Pariwisata. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan nomor

S-876/MK.02/2014 tanggal 24 Desember 2014 tentang Alokasi Tambahan Anggaran

Dalam RAPBN-P 2015, Kementerian Pariwisata mendapatkan alokasi tambahan

sebesar Rp 1.060.000.000.000,00 (satu triliun enam puluh miliar rupiah), dan realokasi

ke Badan Ekonomi Kreatif sebesar Rp 360.090.648.000,00 (tiga ratus enam puluh

miliar sembilan puluh juta enam ratus empat puluh delapan ribu rupiah) sehingga total

RAPBN-P TA 2015 Kementerian Pariwisata menjadi Rp 2.415.781.240.000,00 (dua

triliun empat ratus lima belas miliar tujuh ratus delapan puluh satu juta dua ratus

empat puluh ribu rupiah), sebagaimana tercantum pada tabel berikut :

TABEL 3.10 Rincian Perubahan Belanja Kementerian Pariwisata

Pada APBN Perubahan Tahun Anggaran 2015

(dalam ribu rupiah)

NO KEMENTERIAN/LEMBAGA APBN TA 2015 PERUBAHAN RAPBNP TA 2015

1 Kementerian Pariwisata 1.355.781.240 1.060.000.000 2.415.781.240

2 Badan Ekonomi Kreatif 360.090.648 (360.090.648) -

Total 1.715.871.888 699.909.352 2.415.781.240

Selanjutnya Kementerian Pariwisata mendapatkan tambahan dari BA-BUN (Bagian

Anggaran Bendahara Umum Negara), melalui Surat Penetapan Satuan Anggaran Bagian

Anggaran (SP-SABA) 999.08, dengan rincian sebagai berikut :

1. SP-SABA Nomor STAP-013/AG/2015 tanggal 14 April 2015, sebesar

Rp 3.550.865.000,00 (tiga miliar lima ratus lima puluh juta delapan ratus enam

puluh lima ribu rupiah) untuk Dukungan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika

(Side Event Asian African Parade);

2. SP-SABA Nomor STAP-019/AG/2015 tanggal 11 Juni 2015 dari Menteri Keuangan

sebesar Rp 10.770.658.000,00 (sepuluh miliar tujuh ratus tujuh puluh juta enam

ratus lima puluh delapan ribu rupiah) untuk pembayaran gaji dan tunjangan serta

Page 120: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 59

penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran Badan Ekonomi

Kreatif;

3. SP-SABA NomorSTAP-028/AG/2015 tanggal 6 Juli 2015 sebesar

Rp 42.566.915.000,00 (empat puluh dua miliar lima ratus enam puluh enam juta

sembilan ratus lima belas ribu rupiah) untuk pembayaran gaji dan tunjangan serta

penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran eks Direktorat

Jenderal Ekonomi Kreatif.

Sehingga Pagu Kementerian Pariwisata Tahun 2015 adalah sebagaimana tercantum

pada tabel berikut:

Tabel 3.11 REKAPITULASI APBN KEMENTERIAN PARIWISATA

TAHUN ANGGARAN 2015 (ribuan rupiah)

NO SATUAN KERJA DIPA 2015 SP SABA

14 APRIL 2015

SP SABA

11 JUNI 2015

SP SABA

6 JULI 2015

JUMLAH

1 Sekretariat Kementerian

300.167.843

10.770.658 42.566.915 353.505.416

2

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

351.535.245

351.535.245

3

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara

1.015.154.740

1.015.154.740

4

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara

344.711.360

3.550.865

348.262.225

5

Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan

404.212.052

404.212.052

Total 2.415.781.240 3.550.865 10.770.658 42.566.915 2.472.669.678

Page 121: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 60

Usulan anggaran belanja tambahan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) TA 2015 yang

pertama melalui surat pada tanggal 15 Oktober 2015 sebesar Rp 33.489.251.000 lalu

Bekraf mengirimkan surat kembali pada tanggal 23 Oktober 2015 perihal perubahan

usulan anggaran belanja tambahan Bekraf sebesar Rp 21.231.767.200 kepada Menteri

Pariwisata.

Menindaklanjuti surat dimaksud, Menteri Pariwisata mengirimkan surat kepada

Menteri Keuangan pada tanggal 28 Oktober 2015. Lalu Kementerian Keuangan

melakukan penelitian/penelahaan terhadap usulan dimaksud pada tanggal 23

November 2015, dari usulan semula Rp 21.231.767.200 setelah ditelaah bersama

Direktorat Anggaran III disetujui sebesar Rp 6.670.913.500 dan ditetapkan melalui SP-

SABA nomor STAP-049/AG/2015 tanggal 3 Desember 2015. Dengan ditetapkannya

surat tersebut maka total anggaran Kementerian Pariwisata adalah sebesar

Rp.2.479.340.591.000 .

Realisasi anggaran Kementerian Pariwisata Tahun 2015 dapat dilihat sebagaimana

tabel dibawah ini :

Tabel 3.12 Rekapitulasi Realisasi Anggaran

Kementerian Pariwisata Tahun Anggaran 2015

NO SATKER PAGU REALISASI % SISA ANGGARAN

1 SATKER KANTOR PUSAT

1.899.341.225.000 1.588.978.235.745 83,66% 310.362.989.255

2 SATKER UPT 224.664.726.000 190.160.318.260 84,64% 34.504.407.740

3 SATKER DEKONSENTRASI (DK)

85.714.720.000 72.975.373.778 85,14% 12.739.346.222

4 SATKER TUGAS PEMBANTU (TP)

87.093.642.000 67.954.686.339 78,02% 19.138.955.661

5 SATKER YANG SUDAH CUTOFF

182.526.278.000 182.267.605.810 99,86% 258.672.190

TOTAL 2.479.340.591.000 2.102.336.219.932 84,79% 377.004.371.068

Page 122: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 61

Belanja Pegawai

41%

Belanja Barang

48%

Belanja Modal

11%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pagu anggaran Kementerian Pariwisata sebesar

Rp.2.479.340.591.000,- sampai dengan akhir Desember 2015 telah terserap sebesar

Rp.2.102.336.219.932,- atau sebesar 84,79%. Terdapat sisa dana sebesar

Rp.377.004.371.068,- atau sebesar 15,21%, yang merupakan hasil efisiensi dan

optimalisasi dari kegiatan-kegiatan di lingkungan Kementerian Pariwisata.

Pada tahun 2015, Sekretariat Kementerian memperoleh alokasi anggaran

Rp.353.505.416.000,- pada perjalanannya terjadi beberapa kali revisi sehingga pagu

akhir menjadi sebesar Rp.276.658.540.000,- (dua

ratus tujuh puluh enam miliar enam ratus lima puluh

delapan juta lima ratus empat puluh ribu rupiah) dan

terbagi dalam jenis belanja, sebagai berikut :

1. Belanja Pegawai : Rp 104.235.716.000

2. Belanja Barang : Rp 134.845.373.000

3. Belanja Modal : Rp 37.577.451.000

4. Belanja Bansos : Rp -

Dari pagu per jenis belanja di atas secara rinci dijabarkan kedalam 16 jenis akun,

sebagai berikut:

Belanja Pegawai : Rp 104.235.716.000

a. Belanja Gaji dan Tunjangan PNS : Rp 65.193.410.000

b. Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara : Rp 425.208.000

c. Belanja Honorarium : Rp 2.925.323.000

d. Belanja Lembur : Rp 323.476.000

e. Belanja Transito : Rp 34.368.299.000

Belanja Barang : Rp 134.845.373.000

f. Belanja Barang Operasional : Rp. 19.425.545.000

g. Belanja Barang Non Operasional : Rp. 22.613.733.000

h. Belanja Jasa : Rp. 20.831.100.000

i. Belanja Pemeliharaan : Rp. 18.773.029.000

j. Belanja Barang Persedian : Rp 10.075.163.000

k. Belanja Perjalanan Dalam Negeri : Rp. 37.213.015.000

l. Belanja Perjalanan Luar Negeri : Rp. 5.913.788.000

Belanja Modal : Rp 37.577.451.000

Page 123: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 62

m. Belanja Modal Tanah : Rp. 400.000.000

n. Belanja Modal Peralatan dan Mesin : Rp. 26.707.451.000

o. Belanja Modal Gedung dan Bangunan : Rp 10.000.000.000

p. Belanja Modal Lainnya : Rp. 470.000.000

Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing Biro

sebagai penanggung jawab kegiatan diperlukan adanya dukungan dana untuk

menunjang tercapainya target yang telah ditentukan. Berikut ini rincian alokasi

anggaran pada masing-masing kegiatan beserta realisasi daya serapnya:

Matriks realisasi anggaran Sesmen

No Satuan Kerja & Kegiatan

2015

Pagu Realisasi %

1.

Biro Hukum dan Komunikasi Publik (Peningkatan Layanan Hukum dan Komlik)

9.553.903.000 9.025.222.402 94,47

2.

Biro Perencanaan dan Keuangan (Pengembangan Perencanaan dan Keuangan)

18.361.318.000 17.593.962.476 95,82

3.

Biro Umum, kepegawaian dan Organisasi (Peningkatan Layanan Administrasi umum, Kepegawaian, dan Organisasi)

235.636.932.000 191.310.987.856 81,19

4. Inspektorat (Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas)

13.106.387.000 9.525.151.374 72,68

JUMLAH 276.658.540.000 227.455.324.108 82,22

Sumber : Online Manajemen Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara

Sehubungan dengan realiasi penyerapan anggaran sebagaimana digambarkan di atas,

beberapa permasalahan atau kendala yang dihadapi, adalah antara lain:

1. Perubahan Organisasi/ Nomenklatur berakibat pada penyesuaian kembali atas

program dan anggaran, sehingga DIPA awal Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan

sepenuhnya sehubungan dengan perubahan tersebut;

2. DIPA Kementerian Pariwisata yang disesuaikan dengan struktur organisasi baru,

ditetapkan pada tanggal 26 Juni 2015. (dilakukan CUT OFF bulan Mei – Juni 2015).

Page 124: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 63

3. DIPA awal Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya mengingat dengan

dikeluarkannya surat Kementerian Keuangan, antara lain ; Surat Menteri

Keuangan Nomor S-762/MK.02/2014 tanggal 14 November 2014, tertulis

“Kementerian yang mengalami perubahan nomenklatur, anggaran yang dapat

dicairkan hanya komponen 001 (Pembayaran Gaji dan Tunjangan)”;

4. Surat Dirjen Perbendaharaan S-3047/PB/2015 tanggal 16 April 2015, bahwa

DIPA APBNP dapat dilaksanakan setelah Pejabat Perbendaharaan dan Pejabat

Struktural ditetapkan

5. Pelantikan Pejabat Struktural dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2015

6. Rencana penyerapan anggaran yang telah disusun mengalami perubahan sehingga

perlu disesuaikan kembali dengan organisasi baru;

Upaya yang dilakukan

1. Menyusun petunjuk teknis yang diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan

kegiatan yang tercantum dalam DIPA

2. Menginstruksikan agar setiap satuan kerja segera menyelesaikan proses

pembayaran untuk pekerjaan yang telah selesai terminnya atau kegiatan yang

telah selesai pelaksanaannya

3. Meningkatkan koordinasi dengan Instansi lain terkait permasalahan yang ditemui

pada saat pelaksanaan, dalam hal ini Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah

(LKPP) dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait proses

pengadaan barang dan jasa serta Kementerian Keuangan terkait proses

pelaksanaan anggaran

4. Menjadikan APIP sebagi mitra dalam proses pelaksanaan anggaran untuk

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan

anggaran sehingga tidak berdampak pada pertanggungjawaban.

Page 125: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

@

www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel

indtravel indonesia.travel theindonesiatravel

BABIVPENUTUPBABIVPENUTUPBABIVPENUTUP

Page 126: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 64

Sesuai dengan Renstra Kementerian Pariwisata 2015-2019, Sekretariat

Kementerian mempunyai tanggung jawab terhadap sasaran meningkatnya kualitas

kinerja organisasi Kementerian Pariwisata, Tahun 2015 Sekretariat Kementerian telah

berupaya melaksanakannya dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja sebagai alat

ukur untuk mencapai sasaran tersebut yaitu Opini Laporan Keuangan Kementerian

Pariwisata dan Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata. Dengan demikian tugas dan

fungsi Sekretariat Kementerian yaitu melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas

pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

lingkungan Kementerian Pariwisata dapat diwujudkan.

Penutup

BAB 4

Page 127: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAK Sekretariat Kementerian Pariwisata - 2015 65

Realisasi dari indikator kinerja Opini Laporan Keuangan Kementerian

Pariwisata pada saat penyusunan Laporan Kinerja ini, masih dalam proses audit BPK.

Namun penyampaianLaporan Keuangan dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara

Pengeluaran Tahun Anggaran 2015, Kementerian Pariwisata mendapat penghargaan

atas Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran dengan Tingkat Akurasi Tinggi dari

Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan.

Capaian atas indikator kinerja Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata Tahun

2015, berdasarkan hasil evaluasi SAKIP oleh Kementerian PAN dan RB memperoleh

nilai akuntabilitas kinerja 72,08 atau dengan predikat BB (Sangat Baik). Penilaian

tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran

dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kerja birokrasi

dan penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi pada hasil di Kementerian

Pariwisata sudah menunjukkan hasil yang baik.

Dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan, Sekretariat Kementerian

pada tahun 2015 memperoleh anggaran sebesar Rp276.658.540.000,00 (Dua ratus

tujuh puluh enam miliar enam ratus lima puluh delapan juta lima ratus empat puluh

ribu rupiah) sampai dengan akhir tahun, telah terealisasi sebesar

Rp.227.921.484.932,00 (Dua ratus dua puluh tujuh miliar sembilan ratus dua puluh satu

juta empat ratus delapan puluh empat ribu sembilan ratus tiga puluh dua rupiah) atau

sebesar 82,22%.

Page 128: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

@

www.indonesia.travel indonesia.travel @indtravel

indtravel indonesia.travel theindonesiatravel

LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN

Page 129: Sekretariat Kementerian Pariwisata Laporan Akuntabilitas Kinerja

NO

SA

SA

RA

N S

TR

AT

EG

IST

AR

GE

T

(1)

(2)

(4)

1O

pin

i keuangan K

em

ente

rian P

ari

wis

ata

(pre

dik

at)

WD

P

2P

redik

at S

AK

IP K

em

ente

rian P

ari

wis

ata

(nila

i)A

An

gg

ara

n

1P

enin

gkata

n L

ayanan H

ukum

dan K

om

unik

asi P

ublik

Rp

9.5

53.9

03.0

00

2P

enin

gkata

n L

ayanan A

dm

inis

trasi U

mum

, K

epegaw

aia

n d

an O

rganis

asi

Rp

196.3

34.7

72.0

00

3P

engem

bangan P

ere

ncanaan d

an K

euangan

Rp

18.3

61.3

18.0

00

4P

engaw

asan d

an P

enin

gkata

n A

kunta

bili

tas K

inerj

a K

em

ente

rian P

ari

wis

ata

Rp

13.1

06.3

87.0

00

5P

em

bangunan/P

engadaan/P

enin

gkata

n S

ara

na d

an P

rasara

na

Rp

35.0

78.9

03.0

00

Jakart

a, S

epte

mber

2015

ME

NT

ER

I P

AR

IWIS

AT

AS

EK

RE

TA

RIS

KE

ME

NT

ER

IAN

AR

IEF

YA

HY

AU

KU

S K

US

WA

RA

Keg

iata

n

Lam

pir

an

IB

/ 2

- 3

SE

KR

ET

AR

IS K

EM

EN

TE

RIA

N P

AR

IWIS

AT

A

PE

RJA

NJIA

N K

INE

RJA

TA

HU

N 2

015

IND

IKA

TO

R K

INE

RJA

(3)

Menin

gkatn

ya k

ualit

as k

inerj

a o

rganis

asi K

em

ente

rian P

ari

wis

ata

1