Upload
fachry-gates
View
55
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Elektrokimia
Citation preview
ELEKTROKIMIA
SELL ELEKTROLITIK
KELOMPOK 6
Ahmad Yuana Putra 11/316915/PA/14034
Erdy Sugiono 11/316918/PA/14037
Dennis Ismudewa 11/316916/PA/14035
Marojahan S 11/316922/PA/14041
Anisa Ayu Istiqomah 11/316926/PA/14045
Mayang Gumelar W 11/316927/PA/14046
Astuti Ningtyas 11/316934/PA/14053
Lukas Sitanggang 11/316935/PA/14054
Dian Sukmawati 11/317104/PA/14221
Fachri Wahid 11/316929/PA/14048
Theresia Rosaria P 11/316937/PA/14056
PENGERTIAN Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menimbulkan terjadinya
reaksi redoks yang tidak spontan (ΔG > 0) dengan adanya energi listrik dari luar.
Spesi yang mengalami reduksi di katoda dan spesi yang mengalami oksidasi di anoda, tergantung pada potensialnya masing-masing. Spesi yang mengalami reduksi adalah yang mempunyai potensial elektroda lebih positif.
Katode merupakan kutub negatif dan anode merupakan kutub positif. Pada katode akan terjadi reaksi reduksi dan pada anode terjadi reaksi oksidasi.
Elektroda yang digunakan dalam proses elektolisis dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Elektroda inert, seperti kalsium (Ca), potasium, grafit (C), Platina
(Pt), dan emas (Au). Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag).
Jika potensial lebih tinggi dari 1,1 V diberikan pada sel dengan arah kebalikan dari potensial yang dihasilkan sel, reaksi sebaliknya akan berlangsung. Jadi, zink akan mengendap dan tembaga akan mulai larut.
Zn2+(aq) + Cu –> Zn + Cu2+(aq)
Pengecasan baterai timbal (sel Daniell) adalah contoh elektrolisis.Reaksi total sel DaniellZn + Cu2+(aq) –> Zn2+(aq) + Cu E0
sel = + 1.10 V
Gambar diatas menunjukkan representasi skematik reaksi kimia yang terjadi bila potensial balik diberikan pada sel Daniell.
SEJARAH1800
William Nicholson dan Johann Ritter dekomposisi air menjadi hidrogen dan oksigen.
1807
Potassium, Sodium, Barium, Calcium dan Magnesium ditemukan oleh Humphry Davy menggunakan elektrolisis.
1886
Fluorine ditemukan oleh Henri Moissan menggunakan elektrolisis.
1886
Proses Hall-Héroult dikembangkan untuk pembuatan aluminium.
1890
Proses Castner-Kellner dikembangkan untuk pembuatan natrium hidroksida
Hukum Elektrolisis FaradayDi awal abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang mengalir dalam sel dan kuantitas kimia yang berubah di elektroda saat elektrolisis.
1. Jumlah zat yang dihasilkan di elektroda sebanding dengan jumlah arus listrik yang melalui sel.
2. Bila sejumlah tertentu arus listrik melalui sel, jumlah mol zat yang berubah di elektroda adalah konstan tidak bergantung jenis zat. Misalnya, kuantitas listrik yang diperlukan untuk mengendapkan 1 mol logam monovalen adalah 96.485 C(Coulomb) tidak bergantung pada jenis logamnya.
Karena dinilai bermanfaat, sekarang banyak dikembangkan teknik elektrolisis untuk keperluan
industri.
Elektrosintesis
Elektrosintesis merupakan metode untuk memproduksi substansi melalui reaksi elektrolisis. Salah satu contoh reaksi elektrosintesis yaitu MnO2 ( mangan dioksida ).
MnO2 terbentuk secara alami dalam bentuk pirolusit, tetapi mineral tersebut tidak mudah dimanfaatkan terkait dengan ukuran dan struktur kisinya. Proses produksi MnO2 dalam industri dapat dilakukan melalui elektrolisis dengan MnSO4 dalam larutan asam sulfat. oxidation: Mn2+ + 2H2O --> MnO2 + 4H+ + 2e- E0
MnO2/H2 = -1.23
reduction: 2e- + 2H+ --> H2 E0H
+/H2 = -0
overall: Mn2+ + 2H2O --> MnO2 + 2H+ +H2 E0MnO2/H2 -E0
H+
/H2 = -1.23
Penyepuhan (electroplating)Penyepuhan : pelapisan dengan logam menggunakan sel elektrolisis untuk memperindah penampilan dan mencegah korosi. Benda yang akan disepuh dijadikan katoda dan logam penyepuh sebagai anoda. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan elektrolit dari logam penyepuh.
Ion Ag+ dalam larutan tereduksi di katoda dan mengendap sebagai Ag pada sendok. Di anoda, elektroda Ag teroksidasi untuk teruk memasok ion Ag+ dalam larutan.
Produksi Aluminium
Sel terdiri dari anoda dan katoda karbon. Al2O3 dilarutkan kedalam lelehan Na3AlF6 dimana Al2O3 terdisosiasi menjadi Al3+ dan O2- Reaksi elektrolisis yang terjadi :
Dikatoda, Al3+ terduksi menjadi logam Al cair. Selanjutnya, lelehan Al membentuk lapisan di dasar sel dan diambil secara berkala.
Pengambilan aluminium (Al) dari oksidanya, Al2O3 dalam bijih bauksit di industry aluminium menggunakan proses elektrolisis yang dikenal sebagai proses Hall-Heroult
Pembuatan MagnesiumSumber utama magnesium adalah air laut. Mg2+ mempunyai kelimpahan terbesar ketiga dalam laut, setelah ion natrium dan ion klorida.
Untuk memperoleh magnesium, Mg(OH)2 diendapkan dari air laut. Pemisahan itu dilakukan dengan cara filtrasi dan lalu dilarutkan dalam asam hidroklorit.
Mg(OH)2 + 2HCl → MgCl2 + 2H2O
Larutan MgCl2 diuapkan dan menghasilkan MgCl2 padat yang lalu dilelehkan dan akhirnya dielektrolisa. Magnesium bebas akan diendapkan pada katoda dan gas klorin dihasilkan pada anoda.
MgCl2(l) → Mg(l) + Cl2(g)
Penyulingan TembagaTembaga dimurnikan melalui elektrolisis yang membutuhkan konduktivitas listrik yang tinggi. Pada proses ini, katoda adalah tembaga murni, sedangkan anoda adalah tembaga kotor.
Ion Cu2+ dari anoda bergerak melalui larutan tembaga(II) sulfat menuju katoda dan berubah menjadi padatan tembaga.
Katoda: Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)Anoda : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2eCuSO4(aq) → Cu2+(aq) + SO4
2-(aq)
Dengan demikian tembaga di anoda pindah ke katoda sehingga anode semakin habis dan katoda semakin bertambah besar. Logam emas, perak, dan platina terdapat pada lumpur anoda sebagai hasil samping pada pemurnian tembaga.Oleh karena E0 unsur Ag, Pt dan Au > E0 Cu, maka ketiga logam tidak larut dan tetap berada di anoda biasanya berupa lumpur.
Produksi Kloro-Alkali (NaCl)Proses ini merupakan proses elektrolisis NaCl dalam skala industri. Hal yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah elektrolisis air di katoda maupun di anoda, karena NaCl merupakan larutan encer. Oleh karena itu, terdapat dua kemungkinan persamaan reduksi dan oksidasi.
Reduksi : Na+ (aq) + 2e- ---> Na(s) E0Na+/Na= -2.71 V
2 H20 (l) + 2e- ---> H2(g) + 2OH- (aq) E0H20/H2= -0.83 V
Oksidasi : 2Cl- (aq) ---> Cl2 + 2e- E0Cl2/Cl-= -1.36 V
2H2O(l) ---> O2 + 4H+ + 4e- E0O2/H20= -1.23 V
Karena potensial elektroda negatifnya besar, reduksi ion Na+ lebih sukar terjadi daripada reduksi air, sehingga diasumsikan bahwa reduksi berlangsung pada reaksi:
Reduksi: 2 H2O (l) + 2e- ---> H2(g) +2OH- (aq) E0H20/H2= -.83 V
Oksidasi: 2Cl-(aq) ---> Cl2 + 2e- E0Cl2/Cl-= -1.36 V
Total: 2 H2O (l) + 2Cl-(aq) ---> H2(g) +2OH- (aq) +Cl2
E0H20/H2-E
0Cl2/Cl
- =-.83 + (-1.36)= -2.19 V
Produksi Kloro-Alkali (NaOH)• Elektrolisis Brin dilakukan pada skala besar untuk produksi klorin dan
soda kaustik.• Potensial reduksi Na+ jauh lebih tinggi daripada air, maka air
terdekomposisi pada katoda menghasilkan gas OH-• Anoda : 2Cl- ---> Cl2 (g) + 2e- E0 = -1.36 V
4OH- ---> O2 (g) + 2H2O + 4e- E0 = -0.40 V
Katoda: Na+ + e- ---> Na (s) E0 = -2.7 V
H2O + 2e- ---> H2 (g) + 2OH- E0 = +4.1V Perbandingan E0 dapat digunakan untuk memprediksi reduksi yang
akan terjadi, sehingga:
2 NaCl + 2 H2O ---> 2NaOH + Cl2 (g) + H2 (g)