Upload
nita-sari
View
80
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas pak suardana poltekkes denpasar
Citation preview
A. SEL NORMAL
B. REGENERASI SEL
C. HIPERPLASIA
Hiperflasia adalah pembengkakan jaringan yang berlebihan. Pada kondisi yang
jarang yaitu pada pembentukan kekuatan otot yang ekstrem, selain proses hipertrofi serat,
telah diamati terjadi juga peningkatan jumlah serat otot yang sesungguhnya, tetapi hanya
beberapa persen saja. Peningkatan jumlah serat ini disebut hiperflasia serat.
Hiperflasia terjadi akibat rangsangan zat karsinogenik atau bahan kimia yang
dapat menyebabkan timbulnya kanker karena pembesaran otot yang abnormal. Yaitu
adanya mutasi pada otot (pembelahan mitosis pada otot) sehingga terjadi peningkatan
atau penambahan jaringan. Sel-sel yang berpotensi menyebabkan kanker, dapat
berpindah-pindah ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan getah bening (sistem
limfatik).
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hiperplasia :
1. Radiasi : sinar X dan sinar gamma
2. Bahan Kimia : pewarna anilin dan asap rokok
3. Bahan iritan fisik : terjadi pada saluran pencernaan
4. Genetik
3.1.GAMBAR HIPERPLASIA PADA SEL.
Hiperflasia dapat menyebabkan terjadinya anemia, karena terjadi angiogenik pada
sel-sel kanker, yaitu pembentukan pembuluh darah baru pada kanker. Sehingga suplai
darah yang dibutuhkan oleh jaringan diseluruh tubuh, diambil dan digunakan untuk
mensuplai kanker.
Contoh Hiperplasia:
a. Hiperplasia fisiologik
1. Hiperplasia Hormonal:
Hiperplasia endometrium adalah suatu masalah dimana terjadi
penebalan/pertumbuhan berlebihan dari lapisan dinding dalam rahim (endometrium),
yang biasanya mengelupas pada saat menstruasi.
Hiperplasia endometrium biasa terjadi akibat rangsangan / stimulasi hormon
estrogen yang tidak diimbangi oleh progesteron. Pada masa remaja dan beberapa tahun
sebelum menopause sering terjadi siklus yang tidak berovulasi sehingga pada masa ini
estrogen tidak diimbangi oleh progesteron dan terjadilah hiperplasia. Kejadian ini juga
sering terjadi pada ovarium polikistik yang ditandai dengan kurangnya kesuburan (sulit
hamil).
Gejala dari hiperplasia endometrium, antara lain : siklus menstruasi tak teratur,
tidak haid dalam jangka waktu lama (amenore) ataupun menstruasi terus-menerus dan
banyak. Selain itu, akan sering mengalami plek bahkan muncul gangguan sakit kepala,
mudah lelah dan sebagainya.
Dampak berkelanjutan dari penyakit ini, adalah penderita bisa mengalami
kesulitan hamil dan terserang anemia. Hubungan suami-istri pun terganggu karena
biasanya terjadi perdarahan yang cukup parah.
b. hyperplasia patologi
hyperplasia patologi adalah contoh stimulasi factor pertumbuhan atau hormonal
yang berlebih. Yang perlu dicermati adalah pada kondisi hiperplasia patologik perlu
diwaspadi terjadinya proliferasi keganasan. misalnya hiperplasia endometrium dan
serviks yang merupakan prekursor kanker endometrium dan serviks.
D. HIPERTROFI
Hipertrofi adalah pembesaran atau pertambahan massa total suatu otot. Semua
hipertrofi adalah akibat dari peningkatan jumlah filamen aktin dan miosin dalam setiap
serat otot, jadi menyebabkan pembesaran masing-masing serat otot, yang secara
sederhana disebut hipertrofi serat. Peristiwa ini biasanya terjadi sebagai respon terhadap
suatu kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan maksimal atau hampir maksimal.
Bagaimana kontraksi otot yang sangat kuat dapat menimbulkan hipertrofi? Telah
diketahui bahwa selama terjadi hipertrofi, sintesis protein kontraktil otot berlangsung
jauh lebih cepat daripada kecepatan penghancurnya, sehingga menghasilkan jumlah
filamen aktin dan miosin yang bertambah banyak secara progesif di dalam miofibril.
Kemudian miofibril itu sendiri akan memecah di dalam setiap serat otot untuk
membentuk miofibril yang baru. Jadi, peningkatan jumlah miofibril tambahan inilah
yang terutama menyebabkan serat otot menjadi hipertrofi.
Secara fisiologis, latihan tidak boleh terjadi hipertrofi. Hal ini dikarenakan bahwa
jika terjadi hipertrofi maka energi yang dibutuhkan semakin besar dan dapat
mengakibatkan kelelahan otot (terjadi penumpukan asam laktat). Semakin banyak asam
laktat, konsentrasi H+ meningkat , dan pH menurun. Peningkatan konsentrasi ion H+
akan menghambat kegiatan fosfofruktoksinase, enzim yang terlibat dalam glikolisis
sehingga mengurangi penyediaan ATP untuk energi.
4.1.GAMBAR HIPERTROPI SEL
Contoh dari Hipertropi:
1. Bronkitis Kronik
Kelainan Utama pada bronkitis kronik adalah hipertrofi dan hiperplasia
kelenjar mukus bronkus. terjadi sekresi mukus yang brlebihan dan lebih kental.
Secara histologi dapat dibuktikan dengan membandingkan tebalnya kelenjar
mukus dan dinding bronkus. Angka ini dinamakan indeks Reid. Normalnya
adalah 0,26. pada bronchitis kronik rata-rata 0,55. Terdapat juga peradangan difus
penambahan sel mononuclear di sub mukosa trakeo bronchial, metaplasia epitel
bronkus dan silia berkurang. pada penderita yang sering mengalami
bronkospasme, otot polos saluran bertambah dan timbul fibrosis peribronkial.
Yang penting juga adalah perubahan pada saluran nafas kecil yaitu hiperplasia sel
goblet, sel radang di mukosa dan submukosa, edema, fibrosis peribronkial,
penyumbatan mukus intraluminal dan penambahan otot polos.
2. Hipertropi prostat
Pada banyak pasien dengan usia di atas 50 tahun, kelenjar prostatnya
mengalami pembesaran, memanjang ke arah kandung kemih dan penyumbatan
aliran urin dengan dengan menutup orifisium uretra. Hipertrofi prostat adalah
pertumbuhan dari nodula-nodula fibroadematosa majemuk dalam prostat.
Sebenarnya istilah hipertrofi kurang tepat karena yang terjadi adalah
hiperplasia kelenjar periuretra yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer
dan menjadi simpai bedah.
3. Hipertropi Otot.
apa itu hipertrofi otot? Hipertrofi otot adalah pertambahan otot.
Pertambahan otot berlaku disebabkan pengumpulan protein. Pengumpulan protein
boleh berlaku dalam tiga cara ialah pertama peningkatan jumlah protein yang
masuk ke dalam otot, kedua jumlah protein terbuang daripada pengurangan otot
atau kedua-duanya sekali.
E. DISPLASIA
Displasia adalah merujuk kepada pembentukan dan perkembangan sel secara
tidak beraturan. fenomena ini mungkin diiringi dengan metaplasia skuama seperti dalam
bronkus atau serviks dan hiperplasia epitelium skuama hasil dari pengasalan kepada
cahaya matahari. antara perubahan yang berlaku termasuklah peningkatan mitosis,
penghasilan sel yang tidak normal dan sel bercenderung menyimpang daripada susunan
asal. pembentukan dan bagaimana displasia terjadi masih tidak diketahui tetapi sentiasa
berasosiasi dengan bermulanya malignan dan displasia seringkali ditemui dalam
epitelium serviks uterus.
HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak. Sebagai
tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Wanita perokok
mengandung konsentrat nikotin dan kotinin didalam serviks mereka yang merusak sel.
Laki-laki perokok juga terdapat konsetrat bahan ini pada sekret genitalnya, dan dapat
memenuhi servik selama intercourse/ hubungan seksual. Defisiensi beberapa nutrisional
dapat juga menyebabkan servikal displasia. National Cancer Institute merekomendasikan
bahwa wanita sebaiknya mengkonsumsi lima kali buah-buahan segar dan sayuran setiap
hari. Jika anda tidak dapat melakukan ini, pertimbangkan konsumsi multivitamin dengan
antioksidan seperti vitamin E atau beta karoten setiap hari.
5.1. GAMBAR DISPLASIA PADA SEL KANKER
F. METAPLASIA
Metaplasia, ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu
menjadi sel matur jenis lain. Sifat deferensiasi sel pada jaringan tertentu pada keadan
abnormal dapat juga berubah. Diferensiasi adalah proses dimana keturunan sel-sel induk
yang sedang membelah dikhususkan untuk melakukan tugas tertentu . Misalnya sel-sel
yang membelah yang terdapat pada lapisan terdalam epidermis sedikit demi sedikit
bermigrasi ke atas . Sewaktu mereka melakukan ini mereka memperoleh sifat protektif
khusus dari sel-sel epidermis bagian luar dan menghasilkan zat protein yang dikenal
sebagai keratin. Dengan cara yang serupa , dalam lapisan pembatas system pernafasan
sebagian sel epithelium yang membelah berkembang menjadi sel kolumnar tinggi dengan
silia pada permukaan sel yang menghadap permukaan lumen.
Jika system diferensiasi sel jenis ini berada dalam lingkungan yang tidak cocok ,
maka pola diferensiasinya dapat berubah sehingga sel yang membelah mulai melakukan
diferensiasi menjadi sel yang biasanya tidak ditemukan pada daerah itu, tetapi ditemukan
di bagian tubuh lain. Fenomena inilah yang disebut metaplasia . jika lapisan endotel
serviks uteri mengalami iritasi kronik , maka bagian epitel kolumnar diganti oleh epitel
skuamosa yang mirip epidermis. Metaplasia kemungkinan besar reversible . sehingga
jika penyebab perubahan dapat dihilangkan, maka sel induk dalam populasi itu
mengadakan diferensiasi lagi membentuk sel tertentu yang biasanya terdapat di tempat
itu.
6.1 GAMBAR METAPLASIA
Contoh metaplasia :
1. Metaplasia kelenjar
Dapat terjadi di kerongkongan persimpangan dengan perut Anda. Ada penyakit
yang banyak orang menderita yang disebut GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
Ketika makan makanan itu berjalan melalui kerongkongan dan ke dalam perut, di mana
otot-cincin yang disebut Lower Esophageal sphincter menutup untuk menjaga isi perut
(makanan, cairan, dan yang paling penting asam) dari bocor kembali ke kerongkongan
An . Pada pasien dengan GERD sfingter ini benar-benar lemah, sehingga campuran asam
hanya makan sesekali menyemprotkan kembali ke atas tabung dan merusak bagian-
bagian dari kerongkongan di dekat persimpangan. Apa jenis efek tidak asam yang telah
di kerongkongan? Kerongkongan dipagari dengan terutama sel-sel skuamosa. Ini adalah
sederhana, run-of-the-mill-sel tetapi ketika mereka terus-menerus mendapatkan hit
dengan asam dan mencoba untuk menangani kerusakan semacam itu, mereka akan
berubah menjadi jenis sel yang lebih mampu menangani stres itu. Jadi mereka berubah
menjadi sel-sel kelenjar, seperti jenis yang ditemukan dalam perut . Sel-sel ini
mensekresikan lendir yang melindungi mereka dari asam dalam perut sehingga saklar itu
logis. Pada dasarnya menaruh, bagian bawah kerongkongan menjadi perpanjangan dari
jaringan perut . gambar
2. Merokok
apa yang terjadi ketika orang merokok rokok untuk jangka waktu lama:
metaplasia skuamosa. Asap rokok yang dihirup ke dalam jalan napas dan menyebabkan
kerusakan kimia akibat hidrokarbon polisiklik. Kerusakan kimia berulang memaksa sel
glandular untuk beralih ke sel-sel skuamosa untuk melindungi diri mereka. Hal yang
buruk tentang ini adalah bahwa sel-sel kelenjar di saluran udara mengeluarkan lendir
untuk penyusup perangkap, debu, kotoran, dll Mereka juga memiliki rambut-rambut bulu
mata disebut bahwa dari menyapu ini terperangkap, sampah dilapisi lendir dan saluran
napas . Inilah sebabnya mengapa perokok sangat rentan terhadap infeksi pernafasan
konstan, kemampuan mereka untuk menjebak dan menyingkirkan sampah terganggu.
G. DEGENERASI
Degenerasi merupakan kemunduran sel oleh karena padanya terjadi gangguan
metabolisme sehingga tertimbun (akumulasi) bahan-bahan metabolit, yang normal tidak
tampak dalam jumlah sedikit, sehingga sel menjadi bengkak dan sakit.
Degenerasi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu pembengkakan sel dan
perubahan perlemakan. Pembengkakan sel timbul jika sel timbul jika sel tidak dapat
mengatur keseimbangan ion dan cairan yang menyebabkan hidrasi sel. Sedangkan
perubahan perlemakan bermanifestasi sebagai vakuola-vakuola lemak di dalam
sitoplasma dan terjadi karena hipoksia atau bahan toksik. Perubahan perlemakan
dijumpai pada sel yang tergantung pada metabolisme lemak seperti sel hepatosit dan sel
miokard.
7.1GAMBAR DEGENERASI PADA MATA
Contoh Degenerasi:
1. Degenerasi Lemak
Ialah timbunan lemak yang abnormal dalam sel yang sakit, dapat terjadi pada
hepar, jantung, ginjal dan pulpa. Infiltrasi Lemak / jaringan lemak. Ini bias disebut juga
stroma/fatty infiltration Ialah timbunan lemak diantara jaringan ikat (jantung, pancreas)
pada penderita obesitas, tidak menyebabkan gangguan fungsi
2. Degenerasi Lendir
Degenerasi Complex= H.A + PROTEIN. Bahan lendir tubuh diproduksi oleh
jaringan ikat, yaitu oleh fibroblast Mucopoly Sacharida / Mlyxoid . Ini digunakan sebagai
zat perekat antar sel jaringan ikat. Ini juga berfungsi sebagai shock absorber dan sebagai
pertahanan jaringan ikat (menstion serangan kuman). Mukus adalah substansi kompleks
yang cerah, kental, dan berlendir dengan komposisi yang bermacam-macamdan pada
keadaan normal disekresi oleh sel epitel serta dapat pula sebagai matriks jaringan ikat
longgar tertentu.
3. Degenerasi Hyalin
Degenerasi Hyalin merupakan degenerasi yang menyangkut metabolisme
berbagai macam bahan proteih hyaline. Umumnya degenerasi hyaline merupakan
perubahan dalam sel atau rongga ekstraseluler yang memberikan gambaran homogen,
cerah dan berwarna merah muda dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin.
Degenerasi Hyalin klinisnya adalah jaringan parut (Cicatrix), jaringan bekas luka yang
mengeras karena mengandung timbunan Hyalin; neoplasma uterus (myoma), aterio
Seterosis; Glunerulo Nephitis cronica; Radang menahun pada jaringan elostis dinding
pembuluh darah; deficiensi vitamin A dapat menyebabkan kulit kasar dan kaku; dan
adanya virus hepatitis.
H. ATROPI
Pengertian Atrofi Otak
Otak adalah organ utama dalam tubuh manusia, yang mengendalikan semua
fungsi. Otak adalah organ yang kompleks dan merupakan pusat sistem saraf. Otak,
seperti sisa dari organ-organ dalam tubuh juga dipengaruhi oleh sejumlah penyakit, salah
satunya gangguan makhluk ensefalitis. Otak atrofi, yang juga dikenal sebagai atrofi otak,
adalah suatu kondisi kesehatan terkait di mana sel-sel saraf atau neuron yang hilang dan
hubungan antara mereka rusak. Atrofi otak ini mempengaruhi salah satu atau kedua
belahan otak. Dalam gangguan otak ini, seperti atropi lain, ada cukup banyak
pemborosan atau kehilangan jaringan otak. Ini pemborosan sel-sel otak ( juga disebut
neuron ), mempengaruhi berfungsinya otak.
Hilangnya neuron di otak adalah kondisi yang sangat tidak diinginkan karena
menghasilkan banyak masalah kognitif dan neurologis. Ada dua jenis atrofi otak – atrofi
fokus dan jumlah atau umum atrofi. Dalam focal atrofi otak, kerusakan sel-sel otak
terkonsentrasi pada daerah tertentu dari otak. Namun dalam atrofi lengkap, kerusakan
dilakukan ke seluruh otak dan menyebabkan ini dikaitkan dengan segudang masalah.
Dalam umum atrofi otak, otak cenderung menyusut ukurannya. Mari kita lihat lebih
lanjut tentang degenerasi organ vital ini, bersama dengan gejala, penyebab dan metode
untuk mengobati kondisi ini.
Biasanya otak atrofi batang disebabkan karena penuaan. Namun dalam beberapa
kasus, pemborosan sel-sel otak dapat dipicu karena beberapa penyakit, yang dapat
menyebabkan pemborosan prematur atau bahkan mempercepat proses. Diberikan di
bawah ini adalah daftar alasan mengapa sel-sel dalam organ tubuh yang paling penting
hilang ;
Epilepsi, yang merupakan gangguan neurologis yang dapat menyebabkan kejang.
Sindrom Kearns Sayre, penyakit yang menyebabkan kelemahan pada otot karena
encephalomyopathies mitokondria, yang merupakan perubahan yang terjadi dalam
mitokondria sel. Sindrom ini cenderung mengganggu berfungsinya neuron.
Penyebab lain atrofi adalah penyakit Alzheimer dan penyakit Pick. Wasting sel-
sel otak terjadi pada bayi dan anak-anak juga. Ada dapat beberapa alasan mengapa sel-sel
saraf di otak mungkin rusak dan terbuang, membuat organ menyusut ke ukuran yang
lebih kecil dari normal. Menurut peneliti, beberapa kasus kondisi ini telah diamati pada
anak-anak yang memiliki riwayat depresi dalam keluarga, baik itu orang tua atau kakek
nenek. Anak-anak yang telah menjalani kemoterapi sistemik juga dikenal memiliki
pemborosan sel otak. Gangguan otak genetik juga bertanggung jawab untuk
menyebabkan masalah ini pada bayi dan anak-anak.
8.1.GAMBAR ATROPI OTAK
I. INFILTRASI
Salah satu contoh penyakit akibat ifiltrasi sel adalah appendicitis. Appendicitis
merupakan peradangan yang terjadi pada appendicitis vermiformis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering. Appendicitis disebut juga umbai cacing.
Istilah usus buntu yang selama ini dekenal dan digunakan masyarakat kurang tepat,
karena yang merupakan usus buntu sebenarnya adalah sekum. Sampai saat ini belum
diketahui secara pasti apa fungsi apendiks sebenarnya. Appendicitis akut adalah radang
apendiks. Ini dapat disebabkan kerena infeksi atau obstruksi pada apendiks. Obstruksi
meyebabkan apendiks menjadi bengkak dan mudah diinfeksi oleh bakteri. Jika diagnosis
lambat ditegakkan, dapat terjadi rupture pada apendiks. Sehingga akibatnya terjadi
Peritonitis atau terbentuknya abses disekitar apendiks ( Mansjoer et.al.,
2005;Sjamsuhidajat et.al., 2005;Yopi Simargi et al., 2008 ).
Appendicitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Berbagai hal berperan
sebagai faktor pencetus. Diantaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks.
Obstruksi ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras (fekalit),
hyperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, benda asing dalam tubuh dan cacing
askaris dapat pula menyebabkan terjadinya sumbatan. Namun, diantara penyebab
obstruksi lumen yang telah disebutkan di atas, fekalit dan hyperplasia jaringan limfoid
merupakan penyebab obstruksi yang paling sering terjadi. Penyebab lain yang diduga
menimbulkan apendisitis adalah ulserasi mukosa apendiks oleh parasit E. histolytica.
Adanya obstruksi mengakibatkan mucin atau cairan mucosa yang diproduksi tidak dapat
keluar dari apendiks, hal ini akan semakin meningkatkan tekanan intraluminal sehingga
menyebabkan tekanan intra mucosa juga semakin tinggi. Tekanan yang tinggi akan
menyebabkan infiltrasi kuman ke dinding apendiks sehingga terjadi peradangan supuratif
yang menghasilkan pus atau nanah pada dinding apendiks. Selain infeksi, appendicitis
juga dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari organ lain yang kemudian menyebar
secara Hematogen ke apendiks (Mansjoer et.al., 2005 ; Sjamsuhidajat et.al., 2005 ; Yopi
Simargi et al., 2008 ).
Patogenesis appendicitis akut terutama disebabkan oleh inflamasi pada dinding
apendiks yang menimbulkan obstruksi lumen apendiseal. Pada sepertiga kasus
appendicitis akut memperlihatkan disebabkan juga oleh karena fekalit. Hal itu
berdasarkan penelitian epidemiologi menunjukan peran kebiasaan makan makanan
rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya appendicitis akut. Konstipasi
akan menaikkan tekanan intrasekal yang berakibat sumbatan fungsional apendiks dan
meningkatnya pertumbuhan flora normal kolon. Obstruksi mengakibatkan appendicitis
akut oleh karena, kapasitas lumen pada apendiks yang normal adalah 0,1 ml³. sekresi
mucosa yang terus berlanjut sampai 0,5 saja sudah dapat meningkatkan tekanan
intralumen sampai 60 cmH2O yang menyebabkan distensi lumen dan mempengaruhi
aliran darah balik vena. Apendiks menjadi bengkak, lembek, diliputi oleh eksudat
fibrinosa. Lumen apendiks terisi materi pus, mucosa menjadi hipoksia dan terjadi
ulserasi. Adanya infeksi bakteri berkaitan dengan cepatnya terjadi Ganggren dan
Perforasi. Organisme yang dominan terdapat pada appendicitis akut adalah E. coli dan
Bacteroides fragilis, walaupun tidak tertutup kemungkinan bakteri lainnya dapat
ditemukan pada Appendicitis Akut ( Wilson, 2005 ).
http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/12/16/jejas-dan-kematian-sel/
http://zakikhan.net/masa-membesar/
http://belibis-a17.com/2010/01/29/tetralogi-fallot-tetralogy-of-fallot-tof/
http://susipurwati.blogspot.com/2010/10/pertanyaan-seputar-idk.html
http://aghifaris.blogspot.com/2011/03/apa-hyperplasia-endometrium-terapi-dan.html
http://media-herbal.blogspot.com/2009/03/bronkhitis.html
http://hikmat.web.id/biologi-kelas-xii/pengertian-atrofi-otak/
http://amaliapradana.blogspot.com/2010/09/degenerasi.html
http://dokterthesa.wordpress.com/category/acute-appendicitis/