Seminar Arrester Bab II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

file ini

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 ARRESTER2.1.1 Definisi ArresterArrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.Berhubung dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan system 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan lebih internal seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu system tenagan listrik. Bila surja datang ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu induk.

2.1.2 Fungsi ArresterPada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul tegangan surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah, sehingga dapat mengalirkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester harus dapat dengan cepat kembali menjadi isolasi. Arrester melindungi peralatan listrik pada sistem jaringan terhadap tegangan lebih yang disebabkan petir atau surja hubung, maka pada umumnya arrester dipasang pada ujung SUTT yang memasuki Gardu Induk. Di Gardu Induk besar ada kalanya pada trafo dipasang arrester untuk menjamin terlindungnya trafo dan peralatan lainnya dari tegangan lebih tersebut.

2.1.3 Macam-macam ArresterArrester prinsipnya terdiri dari dua jenis yaitu :1. Arrester jenis ekspulsi (expulsiontype) atau tabung pelindung (protectortube)2. Arrester katup (valve type)1.Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindungPada prinsipnya terdiri dariselapercik yang berada dalam tabung serat dan sele percik yang berada diluardi udara atau disebut juga sela seri.Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arrester kedua sela percik, yang diluar dan yang berada di dalam tabung serat, tembus seketika dan membentuk jalan penghantar dalam bentuk busurapi. Jadi arrester menjadi konduktor dengan impedansi rendah dan melakukan surja arus dan arus daya system bersama sama. Panas yang timbul karena mengalirnya arus petir menguapkan sedikit bahan tabung serat, sehingga gas yang ditimbulkannya menyembur pada api dan mematikannya pada waktu arus susulan melewati titik nolnya.Arus susulan dalam arrester jenisinidapat mencapai harga yang lebih tinggi sekali tetapi lamanya tidak lebih dari 1 (satu) atau 2 (dua) gelombang, dan biasanya kurang dari setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan. Arrester jenis ekspulsi ini mempunyai karakteristik volt waktu yang lebih baik dari sela batang dan dapat memutuskan arus susulan.Tetapi tegangan percik impulsnya lebih tinggi dari arrester jenis katup. Tambahan lagi kemampuan untuk memutuskan arus susulan tergantung dari tingkat arus hubung singkat dari system pada titik dimana arrester itu dipasang. Dengan demikian perlindungan dengan arrester jenis ini dipandang tidak memadai untuk perlindungan transformator daya, kecuali untuk system distribusi. Arrester jenis ini banyak juga digunakan pada saluran transmisi untuk membatasi besar surja yang memasuki gardu induk. Dalam penggunaan yang terakhir ini arrester jenis ini sering disebut sebagai tabung pelindung.

Arrester jenis ekspulsiKelemahan dan kerugian lightning arrester type expulsi Terbatas pada sistem yang mempunyai besar arus sistem kurang dari 1/3 dari besarnya arus terpa. Karena arus yang sangat besar menyebabkan fiber habis terbakar dan arus yang terlalu kecil tidak mampu menghasilkan cukup gas pada tabung untuk mematikan busurapi. Karena setiap arrester bekerja, permukaan tabung akan rusak karena terbakar maka arrester ini mempunyai batasan pada jumlah operasinya dimana arrester ini masih dapat berfungsi dengan baik. Walaupun termasuk pemotong terpa yang murah karena kemampuannya memotong arus ikutan namun sama sekali tidak cocok untuk perlindungan peralatan-peralatan gardu yang mahal karena V-T (Tegangan Waktu) karakteristiknya yang buruk.

2.Arrester jenis katupArrester jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier.Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat tersebut menjadi penghantar. Sela seri itu tidak bias memutuskan arus susulan. Dalam hal ini dibantu oleh tahanan tak linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan besar untuk arus susulan dari frekuensi dasar terlihat pada karakteristik volt ampere.

Arrester jenis katupPrinsip kerja Arrester jenis KatupSela seri yang berfungsi sebagai switch apabila terjadi tegangan tinggi yangmenyebabkan sparkover maka tahanan elemen sela percik turun denganteganagannya saja, maka sela seri akan membuka, tahanannya naik kembalisehingga arus susulan dapat dibatasi. Untuk memadamkan busur api yangtimbul, tahanan sela percik yang tidak linier tersebut berfungsi untuk mematikannya.Arrester jenis katup ini dibagi menjadi dalam empat jenis yaitu :1. Arrester katup jenis gardu (station)2. Arrester katup jenis saluran (intermediate)3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin mesin4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin mesin (distribution)2.1. Arrester katup jenis garduArrester jenis gardu ini adalah jenis yang paling efisien dan juga paling mahal. Perkataan gardu disini berhubungan dengan pemakaiannya secara umum pada gardu induksi besar. Umumnya dipakai untuk melindungi alat alat yang mahal pada rangkaian rangkaian mulai dari 2400 volt sampai 287 kV dan tlebih tinggi.2.2. Arretsr katup jenis saluranArrester katup jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. Kata saluran disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi. Seperti arrester jenis gardu, arrester jenis saluran ini dipakai untuk melindungi transformator dan pemutus daya serta dipakai pada system tegangan 15 kV sampai 69 kV.

Arrester katup jenis gardu dan jenis katup saluran2.3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin mesinArrester jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesin mesin berputar. Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.2.4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin mesinArrester jenis distribusi ini khusus melindungi mesin mesin berputar seperti diatas dan juga melindungi transformator dengan pendingin udara tanpa minyak. Arrester jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt.

Arrester katup jenis distribusi2.1.4 karakteristik ArresterOleh karena arrester dpakai untuk melindungi peralatan system tenaga listrik maka perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan dengan baik didalam pemakaiannya. Arrester mempunyai tiga karakteristik dasar yang penting dalam pemakaiannya yaitu :1. Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui2. Ia mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan ( voltage limiting) bila dilalui oleh berbagai macam arus petir.3. Batas termisSebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan yang mempunyai tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa ia tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi rating ini, maka didalam keadaan normal maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu menjalankan fungsinya ia menanggung tegangan system normal dan tegangan lebih transiens c/s. karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat ditahan oleh terminal ketika melewatkan arus arus tertentu dan harga ini berubah dengan singkat baik sebelum arus mengalir maupum mulai bekerja. Untuk batas termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau terjadi berulang ulang tanpa menaikkan suhunya. Meskipun kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 100.000 ampere, tetapi kemampuannya untuk melewatkan surja hunbung terutama bila saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar yang masih rendah.Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu system perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :a. Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah (saturated ground fault)b. Dapat memutuskan arus susulanc. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.2.1.5 karakteristik Arrester idealA. Pada tegangan sistem yang normal, arrester tidak boleh bekerja. Tegangan tembus arrester pada frekuensi jala-jala harus lebih tinggi dari tegangan lebih maksimum yang mungkin terjadi pada sistem. B. Setiap gelombang transien dengan tegangan puncak yang lebih besar daritegangan tembus arrester harus mampu mengerjakan arrester untuk mengalirkan arus ke tanah.C. Arrester harus mampu mengalirkan arus surja ke tanah tanpa merusak arrester itu sendiri dan tanpa menyebabkan tegangan pada terminal arrester lebih tinggi dari tegangan sistemnya sendiri.D. Arus tidak boleh mengalir ke tanah setelah gangguan teratasi. Arus ini harus dipotong begitu gangguan teratasi dan tegangan kembali normal

2.1.6 Pemilihan arresterDalam memilih arrester yang sesuai untuk keperluan tertentu, beberapa factor harus diperhatikan, yaitu :1. Kebutuhan perlindungan : ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari alat yang harus dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.2. Tegangan system : ialah tegangan maksimum yang mungkin timbul pada jepitan arrester3. Arus hubung singkat system : ini hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi.4. Jenis arrester : apakah arrester jenis gardu, jenis saluran, atau jenis distribusi.5. Factor kondisi luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih di atas permukaan laut), temperatur dan kelembaban yang tinggi serta pengotoran.6. Faktor ekonomi : faktor ekonomi ialah perbandingan antara ongkos pemeliharaan dan kerusakan bila tidak ada arrester, atau dipasang arrester yang lebih rendah mutunya.Untuk tegangan 69 kV dan lebih tinggi dipakai jenis gardu, sedangkan untuk tegangan 23 kV sampai 69 kV salah satu jenis di atas dapat dipakai, tergantung pada segi ekonomisnya.2.1.6 Persyaratan yang harus dipenuhi oleh ArresterA. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya(discharge voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan,harus cukup rendah, sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan.Tegangan percikan tersebut disebut juga tegangan gagal sela (gap breakdown voltage) sedangkan pelepasan disebut juga tegangan sisa(residual voltage) atau tegangan jatuh (voltage drop).Jatuh tegangan pada arrester = I x R Dimana :I = arus arrester maksimum (A)R = tahanan arrester (Ohm) B. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terusseperti semula. Batas tegangan sistem dimana arus susulan ini masihmungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage)2.1.6 Material dari ArresterMetal Oxide Arrester. Komponen utama dari arrester ini terbuatdari bahanmZinc Oxide (ZnO), kemudian lebih dikenal dengan sebutan metal oxidesurger arrester (MOA). Pada dasarnya arrester ini sama dengan arresterpendahulunya, hanya saja arrester ini tidak mempunyai komponen sel gap (GapLess).Prinsip kerja metal oxide arrester adalah sebagai berikut :Pada dasarnya metal oxide arrester ini mempunyai prinsip kerja yang samadengan arrester jenis katup. Karena arrester MOA ini tidak memiliki tahanan selaseri, maka arrester ini sangat bergantung psa tahanan yang ada dalam arrester itusendiri. Apabila terkena petir, tahanan arrester akan langsung turun sehinggamenjadi konduktor dan mengalirkan petir ke bumi. Namun, setelah petir lewat,tahan kembali naik dan bersifat isolator.Keunggulan dari MOA adalahmemiliki reaksi yang cepat dalammembumikan petir. Hal inidisebabkanarrester ini tidak memiliki sela seri.Sedangkan kekeurangannya adalahakibat ketergantunnganya dengantahanan yang ada di dalam isolatordan bekerja karena pengaruh termal,maka arrester ini harus betul betulmemperhitungkan pengaruh termalnya.

metal oxide arrester

3.1 GANGGUAN YANG TERJADI DI LAPANGAN DAN CARA MENGATASINYAGangguan Induksi Sambaran Petir Akibat SambaranPetir Berulang Setelah Ditempatkan Arester.Hasil simulasi pada gambar 14-16 di bawah ini akan menunjukkan kinerja Arester MOV dalam menetr- alisir gangguan induksi sambaran petir pada fasa R dan fasa T akibat sambaran petir berulang pada saluran distribusi di tiang By1-61-61E-84-9I atau16 pada fasa S.1. Pengukuran di Fasa RHasil simulasi ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gbr.14 Amplitudo tegangan di 16 di fasa Rsetelah MOV bekerja2.Pengukuran di Fasa THasil simulasi ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gbr.15 Amplitudo tegangan di 16 akibat sambaran petir berulang di fasa R setelah MOV bekerja.

. 3. Pengukuran di Fasa SHasil simulasi ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gbr.16 Amplitudo tegangan di 16 akibat sambaran petir berulang di fasa T setelah MOV bekerjaTabel.2 Perbandingan amplitudo tegangan sebelum dan setelah MOV bekerja

TiangSambaranFasaTegangan Setelah Gangguan dansebelum dipasang MOVTegangan Setelah Gangguandan Dipasang MOV161 (0,1ms)R795,39 kV11,375 kVS1.305,4 kV*15,198 kV*T804,84 kV13,616 kV2 (50,1 ms)R729,89 kV2,6434 kVS1.217,5 kV*15,175 kV*T720,44 kV-6,7118 kV3 (100,1ms)R497,82 kV11,309 kVS812,14 kV*15,052 kV*T507,27 kV13,612 kV171 (0,1ms)R795,35 kV11,375 kVS1.305,3 kV*15,198 kV*T804,8 kV13,615 kV2 (50,1 ms)R729,85 kV2,6432 kVS1.217,4 kV*15,174 kV*T720,4 kV-6,7119 kV3 (100,1ms)R497,79 kV11,308 kVS812,12 kV*15,051 kV*T507,24 kV13,611 kV151 (0,1ms)R744,97 kV10,670 kVS1.253,3 kV*14,448 kV*T754,43 kV12,933 kV2 (50,1 ms)R683,58 kV2,449 kVS1.169,7 kV*14,975 kV*T674,13 kV-6,9062 kV3 (100,1ms)R466,25 kV10,609 kVS779,54 kV*14,304 kV*T475,7 kV12,933 kV* (Sambaran Langsung)

Table 2 menunjukkan pengaruh pemasangan arrester MOV pada saat terjadi sambaran petir langsung dan sambaran induksi. Pada saat terjadi gangguan sam- baran petir dan belum dipasang arrester MOV, tegangan yang terukur pada fasa R tiang 16 pada sambaran pertama sebesar 795,39 kV. Namun setelah dipasang arrester MOV, tegangan turun menjadi11,375 kV. Dan ini terjadi disemua fasa, semua tiang dan semua sambaran.Penurunan tegangan gangguan setelah dipasang arrester MOV ini menunjukkan bahwa arrester MOV bekerja untuk memotong tegangan dan mengalirkan arus surja petir ke tanah. Sehingga tegangan sisa setelah dipotong menjadi lebih kecil.

Kesimpulan1.Induksi tegangan pada fasa R dan fasa T di tiangBy1-61-61E-84-9I terjadi akibat sambaran petir berulang yang menyambar langsung pada fasa S.2.Hasil simulasi sambaran petir pertama (20 kA)pada siklus waktu 0,1 ms. Sambaran tersebut menyebabkan gangguan kenaikan induksi tega- ngan pada fasa R sebesar 795,39 kV dan pada fasa T sebesar 804,84 kV di tiang 16. Gang- guan tersebut dapat dipotong oleh arester MOV menjadi sebesar 11,375 kV dan 13,616 kV.3.Hasil simulasi sambaran petir kedua ( 12 kA ) pada siklus waktu 50,1 ms. Sambaran tersebut menyebabkan gangguan kenaikan induksi tega- ngan pada fasa R sebesar 729,89 kV dan pada fasa T sebesar 720,44 kV di tiang 16. Gangguan tersebut dapat dipotong oleh arester MOV menjadi sebesar 2,6434 kV dan -6,7118 kV.4.Hasil simulasi sambaran petir ketiga ( 9 kA ) pada siklus waktu 100,1 ms. Sambaran tersebut menyebabkan gangguan kenaikan induksi tega-ngan pada fasa R sebesar 497,82 kV dan padafasa T sebesar 507,27 kV di tiang 16. Gangguan tersebut dapat dipotong oleh arester MOV menjadi sebesar 11,309 kV dan 13,612 kV.5.Arester MOV yang dipasang diantara tiang By1-61-61E-84-5dantiangBy1-61-61E-84-9I mampu memotong kenaikan induksi tegangan yang cukup besar dan mampu menetralisirgangguan tersebut dengan cepat.

3.2 Lokasi Pemasangan ArresterUmumnya alat-alat pelindungan harus diletakkan sedekat mungkin dengan peralatan yang akan dilindungi, terutama pada ujung distribusi dimana terdapatgardu atau trafo.Karena biaya yang mahal maka tidak mungkin memasang arrester pada setiap peralatan di gardu untuk melindungi peralatan tersebut.Hal ini tidak perlu dilakukan karena ada faktor perlindungan dari alat pelindungan dari arrester, oleh karena itu hanya peralatan yang penting saja yang dilengkapi dengan arrester. Transformator merupakan peralatan yang paling mahal danyang paling penting pada sebuah gardu. Jika trafo rusak maka perbaikan / pergantiannya akan mahal, membutuhkan waktu yang lama, dan juga kerugian akibat terputusnya daya cukup besar.Selain itu trafo adalah ujung terminal dari suatu transmisi, tempat paling sering terjadi pemantulan gelombang. Pada sistem diatas 220 kV TID dari transformator dapat diperendah pada batas-batas yang diizinkan untuk memperkecil biaya isolasi. Karena alasan-alasan tersebut diatas maka arrester pada peralatan umumnya dipasang pada terminal trafo daya.Arrester berfungsi sebagai by-pass di sekitar lokasi yang membentuk jalan dengan mudah dilalui oleh tegangan lebih ke sistim pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tidak merusak peralatan isolasi listrik. By-pass ini sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran frequensi 50 Hz.Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul gangguan surja, alat ini berfungsi sebagai konduktor yang tahanannya relative rendah agar dapat mengalirkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester dengan cepat kembali menjadi isolasi.

3.3 Fungsi arrester yang terpasang di jaringan distribusiPada jaringan distribusi, arrester yang biasanya digunakan adalah arrester jenis katub (valve type). Arrester jenis katub terdiri dari sela percik dan sela seri yang terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier. Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, sela tersebut berfungsi menjadi penghantar. Sela seri tidak bisa memutuskan arus susulan. Dalam hal ini sela seri dibantu oleh tahanan non linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan besar untuk arus susulan.dari frekuensi dasar. Lightning arrester jenis katub ditunjukkan pada Gambar 2.6.

3.4 pengujian arrester di jaringan distribusiTest pemeliharaan yang dapat di lakukanpada LA menggunakna tegangan DC adalah pengukuran resistansi isolasi LA. Bentuk pengujian diperlihatkanpada gambar berikut.

Prosedur pengujian resistansi isolasi LA Beri tegangan (biasanya 2500V) ke terminal line dengan base dibumikan melalui resistansi isolasi tester seperti pada gambar 2.20 diatas. Hasil yang di baca sesuai dengan karakteristik masing-masing arrester. Nilai yang terbaca berkisar dari nilai yang tertinggi 10000 m hingga terendah 500 m. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan nilai pembacaan hasil test sebelumnya atau hasil test peralatan yang sama LA juga dapat di test dengan menggunakan tegangantinggi DC (DC High Potential Voltage) sebesar 1.7 kali rating tegangan LA. Uji medan Arrester las station dapat dilakukan ketika operasi normal dengan menggunakna arus bocor melalui arrester. Karena karakteristik impedansi pembumian yang tinggi pada arrester, peningkatan arus bocor diatas kondisi normal merupakan ciri_ciri arrester mengalami kerusakan. Evaluasi data test haruslah berdasakan perbandingan dengan arus bocor dari hasil pengukuran. Sebelumnya menggunakan peralatan yang sama atau sebanding. Misalnya dibandingkan dengan nilai pengukuran tiga arrester single-pole pada instalasi single. Pengukuran gelombang menggunakan osiloskop jugasangat disarankan karena lebih banyak memberikan informasi yag dapat dibandingkan.

3.5 kondisi arrester yang terpasang di jaringan distribusiUntuk menjamin keselamatan sistem dan terminalnya dari Overvoltage dan tegangan surja,maka kondisi arrester harus diperiksa secara reguler. Pemeriksaan dapat dilakukan ketika arrester beroperasi tanpa harus dilepaskan dari sistem. Apabila terjadi kerusakan elemen arrester maka elemen tersebut harus di ganti atau bahkan dapat dilakukan penggantioan arrester secara keseluruhan.Hasil pemeriksaan dapat di tabulasikan untuk mengamati perkembangan kondisi arrester seperti tabel berikut.

Pengukuran Arus bocorPengukuran arus bocor secara reguler dilakukan untuk menentukan kondisi arrester yang sedang beroperasi. Jika arus bocor yang mengalir melalui arrester melebihi standar seperti pada tabel 18.10, maka perlu diperikasa apakah elemen arrester atau arrester sendiri mengalami kerusakaan dan ahrus diganti.3.6 Penyebab arrester tidak berfungsi Harmonisa tegangan sistem Distribusi kapasitansi yang tidak seimbang pada arrester Polusi yang disebabkan oleh debu disekitar arrester dan tingkat kelembaban yang tinggi. Efek korona yang timbulA. Harmonisa tegangan sistem

analisis harmonisa hanya dilakukan terhadap komponen arus bocor total yang mengalir pada kawat pentanahan, tanpa memperhatikan interferensi harmonisa yang timbul akibat tegangan sistem.

Contoh Arus Bocor dengan HarmonisaBesarnya harmonisa akibat sistem bervariasi tergantung tipe beban dan level tegangan sistem. Untuk sebuah tipe arrester dengan arus bocor kapasitif sebesar 1 mApeak , timbulnya harmonisa orde ke-3 sebesar 1%, dapat membangkitkan arus harmonisa kapasitif sebesar 30 Apeak. Belum lagi, harmonisa orde ke-3 dari tegangan sistem, memiliki fasa yang sama dengan harmonisa orde ke-3 yang dibangkitkan oleh komponen non linear arrester. Hal ini akan menyebabkan error yang semakin besar. Maka, guna menyempurnakan metode ini, pengukuran perlu memperhatikan pengaruh harmonisa yang timbul akibat level tegangan sistem.