4
SENI UKIR PAPUA (ASMAT) Seni ukir papua adalah suatu seni yang bercorak “natural” atau alami suku-suku di pacific lainnya. yang jatuh kedalam air maka reaksi riak dari air. Seni ukir orang papua biasanya bermotif hewan-hewan atau binatang laut dan darat lainnya atau tentang alam yang kadang berubah, salah satu contoh adalah sifat air yang bila ada sesuatu benda yang jatuh kedalam air maka reaksi riak dari air. Masih banyak lagi contoh – contoh seperti ukiran patung dari suku asmat yang menceriterakan kehidupan nenek moyang suku asmat secara turun temurun ada juga ukiran khas suku biak yang sering memakai kerang atau siput sebagai motif utama dalam ukiran sebagai suatu simbol yang mengeksploistasi ukiran tertentu untuk membawa keberuntungan bagi masyarakat setempat. Dari kesemua hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor kondisi atau wilayah suku tersebut.

Seni Ukir Papua

Embed Size (px)

DESCRIPTION

seni ukir papua pelajaran seni budaya smp

Citation preview

SENI UKIR PAPUA (ASMAT)

SENI UKIR PAPUA (ASMAT)S

eni ukir papua adalah suatu seni yang bercorak natural atau alami suku-suku di pacific lainnya. yang jatuh kedalam air maka reaksi riak dari air.

Seni ukir orang papua biasanya bermotif hewan-hewan atau binatang laut dan darat lainnya atau tentang alam yang kadang berubah, salah satu contoh adalah sifat air yang bila ada sesuatu benda yang jatuh kedalam air maka reaksi riak dari air. Masih banyak lagi contoh contoh seperti ukiran patung dari suku asmat yang menceriterakan kehidupan nenek moyang suku asmat secara turun temurun ada juga ukiran khas suku biak yang sering memakai kerang atau siput sebagai motif utama dalam ukiran sebagai suatu simbol yang mengeksploistasi ukiran tertentu untuk membawa keberuntungan bagi masyarakat setempat. Dari kesemua hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor kondisi atau wilayah suku tersebut.

Gambar : Patung suku Asmat dan ukirannyaS

ekarang timbul pemahaman yang mengilhami ukiran itu sebagai wujud dari pesan yang di ilhami oleh moyang untuk menceritakan ke generasi guna menjaga ke absahan-keberadaan dan kenyataan keterikatan manusia akan memorial yang tertera dalam tulisan atau kreografi untuk menjelaskan asal muasal keberadaan manusia (papua).

Bagi setiap turis asing yang berkunjung ke Papua, rasanya kurang lengkap apabila tidak mengenal atau membeli cenderamata karya ukir suku Asmat dalam berbagai ukuran.

Bagi suku Asmat, seni ukir kayu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang telah turun temurun menjadi suatu kebudayaan yang bukan saja dikenal di Papua dan Indonesia, melainkan sudah ke seluruh dunia.

Ciri khas dari ukiran suku asmat adalah polanya yang unik dan bersifat naturalis, dimana dari pola-pola tersebut akan terlihat kerumitan cara membuatnya sehingga membuat karya ukir suku Asmat bernilai tinggi dan sangat banyak diminati para turis asing yang menggemari karya seni.

Dari segi model, ukiran suku Asmat memiliki pola dan ragam yang sangat banyak, mulai dari patung model manusia, binatang, perahu, panel, perisai, tifa, telur kaswari sampai ukiran tiang. Suku Asmat biasanya mengadopsi pengalaman dan lingkungan hidup sehari-hari sebagai pola ukiran mereka, seperti pohon, perahu, binatang dan orang berperahu, orang berburu dan lain-lain.

(a) (b)

Gambar : Seni ukir kayu suku Asmat. a). Panel/tiang b). Patung manusiaMengukir adalah sebuah tradisi kehidupan dan ritual yang terkait erat dengan spiritualitas hidup dan penghormatan terhadap nenek moyang. Ketika suku Asmat mengukir, mereka tidak sekedar membuat pola dalam kayu tetapi mengalirkan sebuah spiritualitas hidup.

Gambar : Seni ukir kayu suku Asmat di alat musik tradisional TifaD

alam budaya seni rupa orang papua sangat menakjubkan, karena ada banyak sekali seni rupa yang mempunyai ciri khas yang sangat menonjol, dalam budaya seni rupa ini sedikit mendapat perhatian baik dari kalangan orang papua sendiri maupun dari kalangan nasional dan internasional, tetapi sayangnya sedikit sekali pemuda yang ingin belajar tentang seni rupa yang berupa patung-patung dan ukiran ini semakin lama sedikit saja orang yang bisa membuat seni rupa di papua pada 10 20 tahun mendatang, hal itu patut kita sayangkan karena semakin berkembangnya teknologi, bukan berarti berkembangnya budaya, adat dan istiadat.