10
SESAK Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma), kecemasan (Price dan Wilson, 2006). Pada neonatus bayi = respiratory distress sndrome Patomekanisme sesak nafas 1. Kekurangan oksigen (o2) - Gangguan konduksi maupun difusi gas keparu-paru - Obstruksi dari jalan nafas, misalnya pada bronkospasme atau adanya benda asing - Berkurangnya alveoli ventilasi, misalnya pada edema paru, radang paru , emfisema - Fungsi retriksi yang berkurang, misalnya pada pneumotoraks efusi pleura dan barrel chest - Penekanan pusat pada pusat respirasi 2. Gangguan pertukaran gas dan hipoventilasi - Gangguan neuromuscular - Gangguan pusat respirasi, missal karena pengaruh sedative - Gangguan medulla spinalis misalnya sindrom guilian baire - Gangguan saraf prenikus, misalnya pada poliomyelitis

sesak fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bb

Citation preview

Page 1: sesak fix

SESAK

Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yang pendek dan

penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular,

emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif

paru (emfisema, bronkitis, asma), kecemasan (Price dan Wilson, 2006).

Pada neonatus bayi = respiratory distress sndrome

Patomekanisme sesak nafas

1. Kekurangan oksigen (o2)

- Gangguan konduksi maupun difusi gas keparu-paru

- Obstruksi dari jalan nafas, misalnya pada bronkospasme atau adanya benda asing

- Berkurangnya alveoli ventilasi, misalnya pada edema paru, radang paru , emfisema

- Fungsi retriksi yang berkurang, misalnya pada pneumotoraks efusi pleura dan barrel chest

- Penekanan pusat pada pusat respirasi

2. Gangguan pertukaran gas dan hipoventilasi

- Gangguan neuromuscular

- Gangguan pusat respirasi, missal karena pengaruh sedative

- Gangguan medulla spinalis misalnya sindrom guilian baire

- Gangguan saraf prenikus, misalnya pada poliomyelitis

- Gangguan diafragma misalnya tetanus

- Gangguan rongga dada misalnya kifiskoliosis

- Gangguan obstruksi jln nafas; obstruksi jln nafas atas missal laryngitis/ udem laring,

obstruksi jln nafas bawah, misalnya asma bronchiale dlm hal ini sttus asmatikus selagi

kasus emergency

- Gangguan pada parenkim paru misalnya emfisema dan pneumonia

- Gangguan sirkulais dlm darah ARDS dan keadaan kurang darah

Page 2: sesak fix

3. Pertukaran gas di paru-paru normal tapi kadar oksigen di dlm paru2 berkurang, hal ini

oleh karena 3 hal yaitu

- Kadar hb yg kurang

- Kadar hb yng tingi, tapi mengikat gas yg afinitasnya lebih tinggi misalnya co(pd

keracunan inhalasi gas)

- Perubahan inti hb , misalnya terbentuknya methb yg mempunyai inti fe

4. Stagnansi dari aliran darah dapat dibagi atas

- Sentral, yg disebabkan oleh karena kelemahan jantung

- Gangguan aliran darah perifer yg disebabkan oleh renjatan ( shock), contoh syok

hipovolemik akibat hemotoraks

- Vasokontriksi local

Patomekanisme

Ganguan mekanik alat pernapasan -> oksigen masuk berkurang -> perubahan kadar PO2 dan

PcO2 dalam arteri -> merangsang system saraf pusat -> peningkatan aktifitas motoric respirasi ->

kerja otot-otot pernafasan meningkat-> sensasi sesak napas

Takipnea berdasarkan WHO

Usia < 2 bl >- 60 x/mnt

Usia 2-<12 bl >- 50x/mnt

Usia 1-5 th >- 40x/mnt

Frekuensi Pernafasan normal (buku ajar fisioogi Sherwood dan tortora anatmi dan fsiolgi)

By BL – 6 mngu 30-60 x/’

6 bl 25-40 x/’

3 taun 20-30 x/’

6 tn 18-25x/’

10 tn 15-20 x/’

Dewasa 18-22 x/’

Page 3: sesak fix

1.      Penyebab sesak napas, yaitu :

a.      Pulmonal dispneu, misalnya :

1) bronkopneumonia

Definisi ; salah satu bentuk pneumonia, yaitu pneumonia lobularis

Dx; demam, napas cepat, didahului dengan ISPA crackles ronchi bsah halus

Alveolus ->

2) pneumonia :

Etiologi berdasarkan usia :

< 1 bl : streptokkus grup b, Escherichia coli, virus cytmegalovirus

2 bl – 1 th : streptococcus pneumonia, stphlccs aureus, virus influenza, Respiratory syncytial

virus

2-5 th : streptoccus pneumonia, virus influenza, RSV

6-18 th : streptoccs pneumonia, chlamdophila pneumonia, virus influenza

Dx demam, napas cepat, retraksi dindin dada, cuping hidung, , crackles ronchi basah halus,

Merintih, sianosis , malnutrisi t > 38.5 ‘c, corakan rontgen bronkovaskular, bunyi nafas

trakeobronkial,

3) bronkiolitis :

Dx : viral, demam ,pilek dan wheezy cough kering, takipneu , cuping hidung, suara

paru dari inspirasi ke ekspirasi ada tahanan dan ekspirasi memanjang,

Patofisiologi : viral masuk, inflamasi akut, nekrosis sel epitel saluran respiratori

kecil, prooduksi mukus mengkt, edema mukosa, lalu bronkospasme , dan sesak

Etilogi : adenovirus, influenza, ekspirasi mmjng, whezig, crackles , prnpsan cuping

hidung, retraksi subkostal, interkostal dan suprasternal,

4) Asma bronchiale :

Dx :yang khas disini adalah terdapatnya pemanjangan dari ekspirasi (wheezing ( mengi )).

Penyakit konik saluran napas penyempitan saluran napas,bunyi nafas vesikuler menurun

Page 4: sesak fix

5) bronkitis

Dx :suara napas ronchi basah kasar tanpa ada perubahan suara dasar nafas., bunyi nafas

vesikuler

5) laringomalasia

Laring flaksid congenital dgn gjla stridor inspiratori kronik. ( akbt supra glotis kolaps ke jln

napas slama fase insprasi).

Dx : high pitch stridor , takipnea, retraksi suprasternal dan substernal bhkn epigastrik dan

interkostal, obstructive sleep apnea

6) Pneumotoraks

Adanya akumulasi udara di dlm rongga pleura karena terdapat hubungan langsung rongga pleura

dgn atmsfir akbt defek pd dnding dada melalui pluera parietalis akibat tindakan operasi atau

pecahnya alveoli. e/ idiopatik primer, tekanan intratorakal asma, bronkiolitis, emfisema lobaris.

Pemfis takipneu ,sianosis, pergeseran trakea penderita menjadi sesak dengan tiba-tiba, sesak

nafas tidak akan berkurang dengan perubahan posisi.

Dx suara pernapasan melemah , rongga interkostal melebar,

7)      abses paru

Terdapat rongga yg berbatas tegas berdnding tebal pd jaringan paru, berisi cairan purulen yg

berasal dari supurasi dan nekrosis parenkim paru .

Dx : tarikan dindin dada, pergerakan toraks tertinggal crackles, pernapsan bronkial , suara

pernapasan melemah

8) empyema ( efusi pleura )

(infeksi supuratif yg terjadi di dlm rongga pleura, pus dlm rongga pleura,

Dx :sesak, nyeri dada, dada terasa penuh , nyeri saat inspirasi , bila cairan tmbah banyak

mnmbulkan sesak , suara paru vesikuler lemah

Page 5: sesak fix

9) emboli paru

Udara, lemak cairan amnion , tumor , benda asing, maupun trombus yg menybr ke pmblh darah

paru dan menybkan obstruksi pmbblh darah paru

Dx : takipnea plg sering dtmkan, dispneu , demam, flebitis, wheezing, hemoptue, murmur, gallop

10)      COPD atau ppok :

perokok berat sesak bersifat kronik dimana dispneu mempunyai hubungan dengan

exertional (latihan).

b.       Kardiak dispneu, yakni dispneu yang disebabkan oleh adanya kelainan pada jantung,

misalnya :

1)      infark jantung akut (IMA), dimana dispneu serangannya terjadi bersama-sama

dengan nyeri dada yang hebat.

2)      Fibrilasi atrium, dispneu timbul secara tiba-tiba, dimana sudah terdapat penyakit

katub jantung sebelumnya.

3)      Kegagalan jantung kiri (Infark miokard akut dengan komplikasi, example : edema

paru kardiogenik) dimana dispneu terjadi dengan mendadak pada malam hari pada waktu

penderita sedang tidur; disebut Paroxysmal nocturnal dyspnoe. Pada keadaan ini

biasanya disertai otopneu dimana dispneu akan berkurang bila si pasien mengambil posisi

duduk.

c.       hematogenous dispneu

Disebabkan oleh karena adanya asidosis, anemia atau anoksia, biasanya berhubungan dengan

exertional ( latihan ).

- Kadar hb yg kurang

- Kadar hb yng tingi, tapi mengikat gas yg afinitasnya lebih tinggi misalnya co(pd

keracunan inhalasi gas)

- Perubahan inti hb , misalnya terbentuknya methb yg mempunyai inti fe

Page 6: sesak fix

d.      Neurogenik dispneu

Contohnya : psikogenik dispneu yang terjadi misalnya oleh karena emosi dan organik dispneu

yang terjadi akibat kerusakan jaringan otak atau karena paralisis dari otot-otot pernafasan

(sindrom guilian baire )

Penanganan sesak

- 02 pada anal o2 lembab 0.5 l/m/nasal

- Bebaskan jalan napas

- Airway

- Breathing

- circulation

Page 7: sesak fix

TUGAS REFRESHING

DEPARTMENT PEDIATRIC OF RSUD BANJAR

JAWA BARAT

Pembimbing : Dr. Nono Gunadi, Sp.A

Di susun Oleh :

EKA WIDIA

2010730030

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

2014