Upload
lamhanh
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Selasa, 28 Mei 2019Setyanta Nugraha
Inspektur Utama
Komitmenpimpinan dan
semua karyawandengan
melibatkanbawahan dalam
pelaksanaanreformasi
birokrasi dan menularkan
semangat dan visiyang sama
1
2
MenyediakanFasilitas Lebih
Baik dan Semangat
Hospitallityuntuk kepuasanpublik (Dewan)
3
Membuat program yang membuat unit kerja lebih dekat ke
masyarakat(Dewan) sehingga
masyarakatmerasakan
kehadiran unit kerjatersebut
4
Melakukanpemantauan dan
evaluasiberkelanjutan
untukmemastikan
bahwa program yang sedang
dijalankan tetap di jalurnya
5
Menetapkanstrategi
komunikasiuntuk
memastikanbahwa setiapaktivitas dan
inovasiperubahan yang telah dilakukandiketahui oleh
masyarakat(Dewan)
KEPUTUSAN RAPAT 15 April 2019SK NO 275/SEKJEN/2017
SUBMIT 31 MEI 2019
Persekjen 16/2018 : Pengendalian Gratifikasi
Gratifikasi adalah : “pemberian dalam
arti luas” yang meliputi pemberian
uang, barang, rabat,diskon, komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan Cuma-
Cuma, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima
di dalam negeri maupun di luar negeri
dan yang dilakukan dengan sarana
elektronik atau tanpa sarana
elektronik.
Gratifikasi merupakan salah
satu jenis tindak pidana
korupsi baru yang diatur dalam
Pasal 12B dan 12C UU Tipikor
sejak tahun 2001. Namun, jika
penerima gratifikasi melaporkan
pada KPK paling lambat 30 hari
kerja, maka Pn/PN dibebaskan
dari ancaman pidana gratifikasi.
Zona Integritas
Membuat Pedoman Pengendalian Gratifikasi
Menetapkan UPG
Sosialisasi/FGD/Public
Campaign/Baner/Spanduk
Monitoring dan Evaluasi
Jika Anda Menerima Gratifikasi :
Jika pada kondisi tertentu Pn/PN tidak dapat
menolaknya, misalnya gratifikasi disampaikan melalui
perantara istri/suami/anak, identitas pemberi tidak
diketahui, atau demi menjaga hubungan baik dengan
pemberi, maka Pn/PN wajib MELAPORKAN
PENERIMAAN GRATIFIKASI tersebut kepada KPK
dalam waktu maksimal 30 hari kerja sejak tanggal
penerimaan
Untuk menunjang efektivitas pengendalian Gratifikasi di lingkungan
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, dibentuk UPG yang terdiri dari: UPG Koordinator; dan UPG.
UPG
Eselon I
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengendalian Gratifikasi;
2. Menyampaikan laporan semesteran pengendalian Gratifikasi
kepada Sekjen;
3. Melaksanakan koordinasi, konsultasi, dan surat menyurat
dengan KPK dalam pelaksanaan pengendalian Gratifikasi.
4. Berkoordinasi dengan UPG untuk melakukan
sosialisasi/internalisasi;
5. Berkoordinasi dengan UPG untuk memantau tindak lanjut atas
pemanfaatan penerimaan Gratifikasi yang ditetapkan menjadi
milik negara atau milik Pelapor/penerima Gratifikasi;
6. Berkoordinasi dengan UPG untuk melakukan monitoring dan
evaluasi;
7. Melakukan reviu atas laporan penerimaan Gratifikasi; dan
menentukan dan memberikan rekomendasi atas penanganan
dan pemanfaatan Gratifikasi yang tidak dianggap suap terkait
Kedinasan
1. Memberikan informasi dan data perkembangan
sistem pengendalian Gratifikasi sebagai
management tools bagi pimpinan;
2. Menerima laporan adanya Gratifikasi dan
melakukan pencatatan kelengkapan laporan
Gratifikasi;
3. Meminta keterangan kepada Pelapor dalam hal
diperlukan;
4. Menyampaikan rekapitulasi laporan semesteran
dengan melampirkan data/berkas yang terkait UPG
Koordinator paling lambat tanggal 15 Juli untuk
penyampaian Laporan Semester I dan tanggal 15
Januari tahun berikutnya untuk penyampaian
Laporan Semester II;
5. Menindaklanjuti rekomendasi dari UPG
Koordinator atau KPK dalam hal penanganan dan
pemanfaatan Gratifikasi;
6. Memantau tindak lanjut atas rekomendasi dan
pemanfaatan Gratifikasi yang diberikan oleh UPG
Koordinator atau KPK;
7. Melakukan koordinasi, dan konsultasi dengan UPG
Koordinator; dan
8. Melindungi identitas Pelapor.
ittama.dpr.go.id
1. Nama, Alamat, Email, No.
Telpon.
2. Jabatan
3. Tempat dan waktu
4. Alasan pemberian
5. Uraian jenis gratifikasi
6. Kronologi penerimaan
7. Taksiran nilai
•Berasaskanpada penghargaan atas harkat dan martabat manusia, rasa aman, kerahasiaan, keadilan, tidak diskriminatif, praduga tidak bersalah, dan kepastian hukum.Pasal 2 :
Asas-asas
•Meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan KKN
•Mendorong pengungkapan penyimpangan atau penyalahgunaan kewenangan
•Meningkatkan sistem pengawasan yang memberikan perlindungan kepada whistleblower.
Pasal 3 : Tujuan
• Penanganan pengaduan (whistleblower system) dan Penyelenggaraan whistleblowing system di lingkungan Setjen danBK DPR RI.
Pasal 4 : Ruang Lingkup
Peraturan Sekjen No 9 Tahun 2015
Sekretaris Jenderal bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan penyelenggaran Whistleblower System.
Penyelenggara WBS:
Administrator System;
Verifikator;
Penelaah;
Pejabat struktural dan pejabat fungsional yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Sekretaris Jenderal DPR RI.
Sekretaris Jenderal DPR RI menjamin kerahasiaan identitas whistleblower.
Zona Integritas
Link
Membuat Pedoman Pengaduan Sosialisasi n Internalisasi Public Campaign/Baner/Spanduk Monitoring dan Evaluasi
UNSUR PENGADUAN1.Perbuatan yang dilakukan berindikasi korupsi2.Dimana perbuatan tersebut dilakukan3.Kapan perbuatan tersebut dilakukan4.Siapa saja yang terlibat dalam perbuatan tersebut5.Bagaimana perbuatan tersebut dilakukan (modus,cara, dsb.)
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Peraturan Sekjen DPR RI Nomor 8 Tahun 2015
Benturan Kepentingan adalah situasi dimana pejabatatau pegawai di Sekretariat Jenderal dan BadanKeahlian DPR RI memiliki atau patut diduga memilikikepentingan pribadi terhadap setiap penggunaanwewenang dalam kedudukan atau jabatanya,sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusandan/atau tindakanya.
BENTUK BENTURAN KEPENTINGAN: menerima gratifikasi
atau pemberian/penerimaan hadiah atas suatu keputusan/jabatannya; memberikan akses khusus kepada pihaktertentu tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya; bekerjalain di luar pekerjaan pokoknya;JENIS BENTURAN KEUANGAN: Kebijakan yang berpihakakibat pengaruh/ hubungan dekat/ ketergantungan/pemberian gratifikasi; Pengangkatan pegawai berdasarkanhubungan dekat/balas jasa/rekomendasi/pengaruh daripejabat pemerintah; Pemilihan partner/rekanan kerjaberdasarkan keputusan yang tidak profesional; Pengawasikut menjadi bagian dari pihak yang diawasi;
SUMBER BENTURAN KEPENTINGAN: Keputusan tidaksesuai dengan tujuan atau melampaui batas-bataspemberian wewenang yang diberikan oleh peraturanperundang-undangan; Hubungan afiliasi (pribadi,golongan), dengan pihak tertentu, baik karenahubungan darah, hubungan perkawinan maupunhubungan pertemanan yang dapat mempengaruhikeputusannya;
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN : Pejabatatau Pegawai yang berpotensi dan/atau telah beradadalam situasi benturan kepentingan dapatmengundurkan diri dari tugas yang berpotensi benturankepentingan atau memutuskan untuk tidak terlibatdalam proses pengambilan keputusan terkait dengankegiatan yang terdapat benturan kepentingan.
LANGKAH TINDAK LANJUT: Seluruh ketentuan dankebijakan terkait penanganan benturan kepentingan iniagar disosialisasikan kepada seluruh pegawai dilingkungan unit kerja masing-masing.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI : Pelaksanaanketentuan dan kebijakan mengenai pengangananbenturan kepentingan perlu dipantau dan dievaluasisecara berkala untuk menjaga agar tetap efektif danrelevan dengan lingkungan yang terus berubah.
Dokumen penyampaian daftar hartakekayaan ASN yang dimiliki dandikuasai sebagai bentuk transparansiaparatur sipil negara
(Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 1 Tahun 2015)
(Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 54 Tahun 2019)
Menetapkan pejabat
wajib lapor LHKPN
Menetapkan wajib lapor
bagi seluruh pegawai
ASN yang tidak wajib
LHKPN untuk
menyampaikan LHKASN
Menggunakan formulir
LHKASN yang telah
ditetapkan dalam surat
edaran ini
Menugaskan APIP
untuk mengelola
LHKASN
Peninjauan kembali
jabatan dan sanksi jika
tidak memenuhi
ketentuan
Sanksi bagi pegawai di
lingkungan APIP yang
menyalahi kewenangan
Data Pribadi
Data Istri/Suami
Data Anak Tanggungan
Data Anak Tidak Tanggungan
Harta Tidak Bergerak
Harta Bergerak
Surat Berharga
Kas (Tabungan, Deposito, dll)
Piutang/Hutang
DATA PRIBADI
HARTA KEKAYAAN
Penghasilan dari Jabatan
Penghasilan dari Profesi
Penghasilan dari Usaha Lain
Penghasilan dari Hibah/lainnya
Penghasilan dari Suami/Istri
bekerja
PENGHASILAN
Pengeluaranpertahun
Surat Pernyataan
PENGELUARAN
PERNYATAAN
PERTAMA KALI D I I S I
PENSIUNMUTASIPROMOSI
PENYAMPAIAN LHKASN KEPADA PIMPINAN ORGANISASI MELALUI APIP
3 BULAN
SETELAH KEBIJAKAN
1 BULAN SETELAH
MENJABAT
1 BULAN SETELAH
BERHENTI
18