9
KEGAGALAN FOTOGRAFI YANG DISEBABKAN SIDIK JARI DISUSUN OLEH : NAMA : ACHMAD RAMA BIRAN H,F, NIM : 04091004031 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

Sidik Jari

Embed Size (px)

DESCRIPTION

radiograf

Citation preview

Page 1: Sidik Jari

KEGAGALAN FOTOGRAFI YANG DISEBABKAN SIDIK JARI

DISUSUN OLEH :

NAMA : ACHMAD RAMA BIRAN H,F,

NIM : 04091004031

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2013

Page 2: Sidik Jari

TAHAPAN DALAM MEMPROSES FOTO RADIOGRAFI

Ketika sebuah film X-ray telah di exposure, maka secepatnya harus segera

diproses untuk menghasilkan gambaran radiografi permanent yang dapat disimpan tanpa

kerusakan untuk beberapa tahun. Memproses film radiografi bertujuan untuk mengubah

gambar laten menjadi gambar visible atau permanen. Adapun istilah untuk

beberapa prosedur yang secara kolektif menghasilkan gambar terlihat / permanen terdiri

dari developing, rinsing, fixing, prosedur washing and drying.

1. Exposure – merupakan proses disaat gambar Laten diciptakan.

2. Developing - Mengkonversi gambar laten menjadi gambar black metallic silver.

3. Rinsing - Menghapus kelebihan developing.

4. Fixing dan Hardening - Melarutkan perak kristal halide yang tidak bereaksi.

5. Washing - Menghilangkan bahan kimia berlebihan.

6. Drying – Menghilangkan air.

1. EXPOSURE (Pembentukan gambar laten)

Pembentukan gambar laten (tak terlihat) adalah hasil dari ionisasi kristal bromida

perak terexpose oleh energi foton yang muncul dari pasien terjadi pada lapisan emulsi

film sebelum film itu diolah. Interaksi utama dengan kristal bromida adalah interaksi

Compton dan interaksi fotolistrik, sehingga merusak elektron. Dengan demikian,

perubahan fisik terjadi ketika radiograf terkena foton sinar-X. Ketika foton sinar-X [atau

foton cahaya] bereaksi dengan kristal perak bromida pada lapisan emulsi film, dalam

beberapa menit, sejumlah ion perak terbentuk pada permukaan kristal dan bromin yang

dibebaskan dan diserap oleh gelatin. Kristal dibentuk bertujuan dengan perangkap

elektron yang terdiri dari sulfur campuran tetapi juga karena penambahan iodida perak.

Elektron terjebak oleh belerang memberikan muatan negatif. Ketika situasi ini terjadi

maka terciptalah gambar laten yang terproduksi dalam emulsi film tersebut.

AgBr + X-ray foton = Ag + + Br-

Page 3: Sidik Jari

Perak bromida perak ion + ion Brom

Gambar laten dibentuk oleh deposito bebas (terionisasi) perak ion yang tidak

dapat dilihat atau terdeteksi oleh tes fisik sebelumnya. Gambar Laten ini akan tetap

berada dalam emulsi film X-ray sampai gambar tersebut diubah menjadi gambar perak

terlihat oleh prosedur pengolahan kimia. Sedangkan Elektron bebas bergerak melalui

kristal sampai tertarik ke sensitivitas dimana mereka terjebak dan memberikan muatan

negatif ke gambar film tersebut.

2. PENGOLAHAN FILM YANG TEREXPOSE SINAR X

Film radiografi terexpose yang berisi gambar laten harus diproses sesegera

mungkin karena mereka lebih sensitif terhadap energi. Film tersebut harus di buka

didalam ruang gelap atau dalam kondisi yang kurang cahaya.

Larutan Developer adalah larutan pertama di dalam film yang direaksikan.

Developer secara kimiawi mengurangi energi terionisasi kristal perak bromida dengan

menyumbang elektron, menghapus halida dan mempercepat reaksi logam perak di

lapisan emulsi. Energi negatif menarik ion perak bebas bermuatan positif dan direduksi

menjadi atom logam hitam sehingga menghasilkan daerah hitam (radiolusen) pada

radiograf.

3. RINSING (PEMBILASAN)

Setelah proses pembangkitan, rendaman air digunakan untuk mencuci atau membilas

film. Pembilasan digunakan untuk menghilangkan developer atau pengembang dari film dan

memberhentikan proses pengembangan. Pada waktu film dipindahkan dari tangki cairan

pembangkit, sejumlah cairan pembangkit akan terbawa pada permukaan film dan juga di

dalam emulsi filmnya.

Cairan pembilas akan membersihkan film dari larutan pembangkit agar tidak terbawa

ke dalam proses selanjutnya.Cairan pembangkit yang tersisa masih memungkinkan

berlanjutnya proses pembangkitan walaupun film telah dikeluarkan dari larutan pembangkit.

Apabila pembangkitan masih terjadi pada proses penetapan maka akan membentuk kabut

dikroik (dichroic fog) sehingga foto hasil tidak memuaskan.Proses yang terjadi pada cairan

Page 4: Sidik Jari

pembilas yaitu memperlambat aksi pembangkitan dengan membuang cairan pembangkit dari

permukaan film dengan cara merendamnya ke dalam air. Pembilasan ini harus dilakukan

dengan air yang mengalir selama 5 detik.

4. FIXING

Setelah proses pembilasan, difiksasi. Suatu larutan kimia yang dikenal sebagai

fiksator digunakan dalam proses fiksasi. Tujuan dari fiksator adalah untuk menghilangkan

Kristal perak halida yang tidak terpapar dan terkena energi emulsi film. Fiksator menguatkan

emulsi film selama proses ini. Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran

menjadi permanen dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa

mengubah gambaran perak metalik. Perak halida dihilangkan dengan cara mengubahnya

menjadi perak komplek. Senyawa tersebut bersifat larut dalam air kemudian selanjutnya akan

dihilangkan pada tahap pencucian.

Tujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan yang

dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi film. Pada proses ini juga

diperlukan adanya pengerasan untuk memberikan perlindungan terhadap kerusakan dan

untuk mengendalikan akibat penyerapan uap air.

5.WASHING

Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan

garam. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dalam air. Tahap ini

sebaiknya dilakukan dengan air mengalir agar dan air yang digunakan selalu dalam keadaan

bersih

6. DRYING (PENGERINGAN)

Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah untuk

menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah

emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan artefak.

Cara yang paling umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan

udara. Ada tiga faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara, kelembaban udara,

dan aliran udara yang melewati emulsi.

Page 5: Sidik Jari

KEGAGALAN RADIOGRAFI YANG DISEBABKAN SIDIK JARI

Gambaran sidik jari ini terjadi karena operator melakukan pencucian tanpa

menggunakan clip film langsung dipegang oleh operator. Sehingga pada waktu pencucian

dalam developer, gambaran sidik jari operator akan tercetak pada film radiografis yang

dihasilkan.

A. Sidik Jari berwarna hitam

B. Sidik Jari berwarna Putih

Adapun kemungkinan penyebab terbentuknya gambaran sidik jari di foto radiograpy

adalah sebagai berikut :

1. Larutan Developer pada ujung jari akan menghasilkan tanda sidik jari hitam pada radiograf

akhir.

2. Beberapa fluorida, terutama fluorida stannous, akan menghasilkan artefak hitam pada

radiograf jika berkontak dengan film yang terexpose tetapi belum diproses.

3. Tanda sidik jari putih dapat disebabkan oleh larutan fixer atau zat berminyak pada jari

yang mencegah emulsi pada proses developing.

Page 6: Sidik Jari

CARA PENCEGAHAN:

1. Sekali senyawa fluorida tersentuh di tangan, mencuci dengan sabun dan air tidak akan

menghilangkan zat itu. Adapun untuk menghapus fluoride stannous dengan cepat adalah

dengan menyeka tangan dengan asam ringan seperti cuka atau jus lemon.

2. Tanda sidik jari putih dapat dengan mudah dicegah dengan mengikuti prosedur cuci tangan

sederhana. Tangan harus selalu dicuci sebelum memegang Film unpackaged di

kamar gelap.

DAFTAR PUSTAKA

1. O’Brien, Richard C. 1982. Dental Radiography: An Introduction for Dental Hygienists

and Assistants. Philadelphia: W. B. Saunders Company

2. Langland., O.E. and R. P. Langlais., 2002. Principles of Dental Imaging.,Philadelphia.,

Williams & Willin

3. Whaites E. Essentialials of Dental Radiography and Radiologi. London:Churchill

Livingstone. 2003

Page 7: Sidik Jari