137
SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK NEGARA TERHADAP DEFISIT ANGGARAN INDONESIA (PERIODE JANUARI 2014 DESEMBER 2017) Oleh: Dwi Wahyu Ramadhan NIM: 11140860000030 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018 M

SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

  • Upload
    trandat

  • View
    229

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN

SUKUK NEGARA TERHADAP DEFISIT ANGGARAN

INDONESIA (PERIODE JANUARI 2014 – DESEMBER 2017)

Oleh:

Dwi Wahyu Ramadhan

NIM: 11140860000030

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2018 M

Page 2: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

i

Page 3: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

ii

Page 4: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

iii

Page 5: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

iv

NIP. 195406181981031005 Penguji Ahl

Page 6: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Dwi Wahyu Ramadhan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 15 Februari 1996

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Tinggi/Berat : 170 cm / 54 kg

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SMA

Alamat : Jl. Dayung 1e no. 5, Kelapa Dua, Tangerang, Banten

No. HP : 08994268995

E-mail : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

2002 – 2008 : SDN Perum Bumi Kelapa Dua Tangerang, Banten

2008 – 2011 : SMPN 6 Kota Tangerang, Banten

2010 – 2013 : SMAN 8 Kota Tangerang, Banten

2014 – 2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

vi

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Ketua Ekskul Bola Voli SMAN 8 Kota Tangerang, Banten periode 2012 -

2013.

2. Wakil Ketua Karang Taruna RT 01/ RW 06 Kelapa Dua Tangerang,

Banten periode 2015 – sekarang.

3. Anggota Remaja Islam Masjid Al-Muhajirin (RISMA) Kelapa Dua

Tangerang, Banten periode 2012 – sekarang.

4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta periode 2014 –

2015.

SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Seminar Internasional Ekonomi Islam IAEI dengan tema “Building

Strategic Alliance In Islamic Economic, Finance, and Business Policies”

pada April 2015.

2. Workshop Komisi Pemberantasan Korupsi bekerja sama dengan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta dengan tema “Anti

Corruption Clearing House” pada September 2015.

3. Talkshow Nasional bersama DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

dengan tema “Inspire to Aspire, Pemuda Indonesia Menginspirasi Dunia”

pada Oktober 2015.

4. Seminar dan Talkshow Baper (Berjuta Perasan) bersama Yayasan Bina

Umat dengan tema”Hiks, kupikir kamu naksir aku!” pada Januari 2016.

Page 8: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

vii

5. Kuliah Kebangsaan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dengan tema

“Membumikan Pancasila, Merajut Kebersamaan, Menuju Masyarakat

Indonesia yang Toleran” pada Juli 2017.

KEGIATAN DAN PENGALAMAN

1. Kunjungan Perusahaan bersama LiSEnsi dan FoSSEI Universitas Syarif

Hidayatullah, Jakarta dengan tema ”Company Visit to Otoritas Jasa

Keuangan” pada September 2015.

2. Company Visit – Kementerian Keuangan Republik Indonesia bersama

Lembaga Dakwah Kampus (LDK) KOMDA FEB Universitas Syarif

Hidayatullah, Jakarta pada Oktober 2015.

3. Pengajar Materi Matematika IPS – Kegiatan Bimtest PMII KOMFEIS

CABANG CIPUTAT 2016, Jakarta 17-19 Juni 2016.

4. Program Magang – Kementerian Keuangan Republik Indonesia pada

Januari 2018.

Page 9: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

viii

ABSTRACT

Bugdet deficit is one of the economic policies adopted by several countries in the

world including Indonesia. This policy is one of them aims to boost the

accelaration of the domestic economy. In this study the dependent variables tested

were the Budget deficit and then Government Securities, Inflation and State Sukuk

variables became independent variables. This study aims to see the effect of

variable Government Securities, Inflation and State Sukuk against the Budget

Deficit of Indonesia. The method used in this research is multiple regression

method using Ordinary Least Square (OLS) analysis tool through Eviews 9 and

Ms. Excel 2007.The results showed the variables of Government Securuities,

Inflation and State Sukuk partially and simultaneously affect the Budget Deficit of

Indonesia.

Keyword: Budget Deficit of Indonesia, Government Securities, Inflation, State

sukuk, Ordinary Least Square.

Page 10: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

ix

ABSTRAK

Defisit anggaran merupakan salah satu kebijakan ekonomi yang ditempuh

beberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Kebijakan ini salah satunya

bertujuan untuk medorong percepatan perekonomian dalam negeri. Dalam

penelitian ini variabel dependen yang diuji adalah defisit anggaran kemudian

variabel Surat Utang Negara, Inflasi dan Sukuk Negara menjadi variabel

independennya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari variabel

Surat Utang Negara, Inflasi dan Sukuk Negara terhadap Defisit Anggaran

Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi

berganda menggunakan alat analisis Ordinary Least Square (OLS) melalui

program Eviews 9 dan bantuan program Ms. Excel 2007. Hasil penelitian

menunjukkan variabel Surat Utang Negara, Inflasi dan Sukuk Negara secara

parsial dan simultan berpengaruh terhadap Defisit Anggaran Indonesia.

Kata Kunci: Defisit Anggaran Indonesia, Surat Utang Negara, Inflasi, Sukuk

Negara, Ordinary Least Square

Page 11: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala

yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Signifikansi Surat Utang Negara,

Inflasi dan Sukuk Negara terhadap Defisit Anggaran Indonesia (periode

Januari 2014 – Desember 2017)” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Srata 1 (S1) Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan penelitian ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi

namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan penelitian ini

tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari semua pihak yang

membantu penulis sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat serta karunia-

Nya, sehingga penulis dapat diberikan kesempatan untuk menimba ilmu

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta selalu

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mempelajari ilmu yang

baru serta petunjuk dari setiap kejadian-kejadian yang terjadi di dalam

kehidupan penulis, sehingga dengan ridho dan karunia-Nya skripsi ini

dapat terselesaikan.

Page 12: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

xi

2. Kedua orang tua penulis, ayahanda tercita bapak Ponen dan ibunda

tercinta Ibu Wartinem serta kakak perempuan penulis Duri Priandhani

yang telah memberikan dukungan moral, materi maupun cinta kasih

secara penuh kepada penulis. Terima kasih untuk segala doa yang selalu

dipanjatkan untuk kesuksesan penulis agar bisa menyelesaikan studi ini

dengan baik.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., Msi selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan MA. MM. HAH. SLM sebagai penemu teori H

bahwa petunjuk jalan lurus manusia ke Allah Subhanahu wa ta’ala

dengan ibadah dan parameter H=a+h+S+L+M serta dosen pembimbing

skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memebrikan bimbingan serta

arahan dan memotivasi penulis agar skripsi ini bisa terselesaikan dengan

baik.

5. Bapak Yoghi Citra Pratama, SE., M.sc selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu R.R Tini Anggraeni, M.sc selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu R.R Tini Anggraeni, M.sc selaku Dosen Pembimbing Akademik

Jurusan Ekonomi Syariah Univesitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah

Jakarta.

Page 13: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

xii

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan

ilmu yang tidak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

9. Kepada teman-teman Ekonomi Syariah angakatan 2014. Terima kasih

untuk pengalaman, canda tawa, susah maupun senang serta perjuangan

kita bersama selama proses belajar di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

10. Kepada Sahabat-Sahabat Penulis Rizky Yulian Maulana, Gigih Ikhsani

Utomo, Lauhul Mafhzuh, Fuad Salim, Andre Reva Utama yang selalu

memberikan semangat serta canda tawa dalam proses belajar dan

penyusunan skripsi ini.

11. Kepada kawan-kawan HMKI Alfi Prestyan Rosadi, Wahyu Adi Kusuma,

Ainur Rizki Putra, Sahid Al Hudri, Ahmad Ibnu Ruysd, Muhammad

Zakki, Nur Anwar Al Anshar, Ferdian Naufal, Nadiyah, Fatimah Zuhra

dan Laika Intan terima kasih atas pengalaman serta canda tawa yang

menghiasi proses belajar penulis.

12. Seluruh anggota HMJ Ekonomi Syariah periode 2014-2015 yang telah

memberikan pengalaman serta ilmu yang tak ternilai kepada penulis

13. Seluruh anggota Divisi Bola Voli FORSA yang selalu memberikan

semangat kepada penulis agar bisa menyelesaikan semua tanggung

jawab dengan baik.

Page 14: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

xiii

14. Kepada Sahabat Penulis Gigih Ikhsani Utomo yang membantu penulis

dalam proses pengolahan data dan memberikan dukungan serta

mengingatkan penulis agar dapat menyelesaikan studi ini dengan baik.

15. Kepada Ibu Kost serta kawan-kawan kost Dayu Aqraminas dan Hendra

yang memotivasi dan memberikan keseruan serta canda tawa kepada

penulis.

16. Kepada teman-teman karang taruna RT 01/ RW 06 Kelapa Dua,

Tangerang yang mengingatkan penulis agar segera menyelesaikan studi

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta.

17. Kepada teman-teman magang Kementerian Keuangan Republik

Indonesia yang memberikan pengalama serta memotivasi penulis agar

dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidyatullah Jakarta.

18. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan, yang telah

membantu penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan

dan kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Adapun kesalahan, kekurangan maupun kekeliruan

dalam penelitian ini merupakan tanggung jawab penulis. Harapan penulis

semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatu

Jakarta, 8 Mei 2018

Dwi Wahyu Ramadhan

Page 15: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

xiv

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v

ABSTRACT ............................................................................................... viii

ABSTRAK ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL .................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xviii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. . Latar Belakang ................................................................................... 1

B. . Rumusan Masalah ........................................................................... 10

C. . Tujuan Penelitian ............................................................................. 11

D. . Manfaat Penelitian ........................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 13

A. . Landasan teori .................................................................................. 13

1. Defisit Anggaran ....................................................................... 13

Page 16: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

xv

2. Surat Utang Negara .................................................................. 22

3. Inflasi ........................................................................................ 28

4. Sukuk Negara ............................................................................ 35

5. Teori Hahslm ............................................................................. 58

B. . Keterkaitan antar Variabel ................................................................ 61

C. . Penelitian Terdahulu ....................................................................... 63

D. . Kerangka Pemikiran ......................................................................... 65

E. . Hipotesis .......................................................................................... 66

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 67

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 67

B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 67

C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 68

D. Metode Analisis Data ...................................................................... 69

1. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 71

a. Uji Normalitas ...................................................................... 71

b. Uji Multikolonearitas ............................................................ 72

c. Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 73

d. Uji Autokolerasi .................................................................... 74

2. Uji Hipotesis ............................................................................. 75

a. Uji F ..................................................................................... 75

b. Uji t ..................................................................................... 76

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................ 77

E. Operasional Variabel Penelitian........................................................ 77

1. Variabel Dependen ...................................................................... 78

Page 17: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

xvi

2. Variabel Independen ................................................................... 78

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 80

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 81

B. Analisis Data .................................................................................. 87

1. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 88

a. Uji Normalitas ................................................................. 88

b. Uji Multikolonearitas ....................................................... 89

c. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 90

d. Uji Autokolerasi ............................................................... 91

2. Uji Statistik ................................................................................. 92

a. Uji Parsial (Uji-t) ............................................................. 95

b. Uji Fisher (Uji-F) ............................................................. 96

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 97

C Pembahasan ..................................................................................... 97

1. Pengaruh Surat Utang Negara terhadap Defisit Anggaran ........... 98

2. Pengaruh Inflasi terhadap Defisit Anggaran ................................ 99

3. Pengaruh Sukuk Negara terhadap Defisit Anggaran .................. 100

BAB V PENUTUP ................................................................................... 102

A. . Kesimpulan .................................................................................... 102

B. . Saran .............................................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 104

LAMPIRAN ............................................................................................. 111

Page 18: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

xvii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 63

3.1 Ketentuan Uji Autokolerasi 74

4.1 Perbandingan Defisit dan Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia dengan Negara Lain

82

4.2 Hasil Uji Multikolonearitas 89

4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas 90

4.4 Hasil Uji Autokolerasi 92

4.5 Hasil Regresi Ordinary Least Square (OLS) 90

Page 19: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

xviii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Klasifikasi Instrumen Pembiayaan APBN 36

2.2 Milestone Sukuk Negara Tahun 2008-2016 44

2.4 Kerangka Pemikiran 65

4.5 Uji Normalitas Jarque-Bera (J-B) 88

Page 20: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

xix

DAFTAR GRAFIK

No. Keterangan Halaman

1.1 Persentase Hutang Terhadap APBN 2

1.2 Perbandingan Persentase Pertumbuhan Ekonomi,

Pengangguran Terbuka, Kemiskinan dan Rasio Hutang

Terhadap PDB 1995-2017

4

4.1 Perkembangan Defisit Anggaran Indonesia 83

4.2 Perkembangan Surat Utang Negara 84

4.3 Perkembangan Inflasi di Indonesia 85

4.4 Perkembangan Surat Berharga Syariah Negara di

Indonesia

86

Page 21: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

xx

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data sebelum di Ln ................................................................................... 111

2. Data sesudah di Ln ................................................................................... 112

3. Hasil Uji Regresi ..................................................................................... 114

4. Hasil Uji Normalitas ................................................................................ 114

5. Hasil Uji Multikolonearitas ...................................................................... 115

6. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 115

7. Hasil Uji Autokolerasi ............................................................................ 116

Page 22: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

“Agama menyatakan bahwa semua ilmu pengetahuan berasal dari

Allah Swt. Yang terkodifikasikan dalam Al-Quran yang menyebutkan

bahwa Islam adalah jawaban dari Ilmu pengetahuan semesta alam. Islam

rahmatan lil alamin merupakan bagian integral dari pengejewantahan

sistem kehidupan yang ada pada diri manusia, lingkungan sekitar, dan

alam semesta yang bermakna semua kehidupan berawal dari konsep besar

Islam. Dengan kata lain konsep penciptaan awal adalah Islam.”(Aziz,

2018: 78-79).

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan serta pendistribusian

pendapatan yang merata diperlukan beberapa opsi untuk mendukung

terciptanya masyarakat yang sejahtera, salah satu opsi yang diambil

pemerintah Indonesia saat ini yaitu dengan mengambil kebijakan

kebijakan defisit anggaran, di mana porsi pengeluaran negara lebih besar

dibandingkan dengan penerimaan negara.

“Seperti dikutip dari laporan Profil Utang dan Penjaminan

Pemerintahan Pusat Bulan September 2017 Direktorat Jenderal

Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, utang pemerintah pusat berperan

dalam mendukung pembiayaan APBN-P2017. Penambahan utang neto

selama bulan September 2017 tercatat sejumlah Rp40,66 triliun, berasal

Page 23: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

2

dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp40,51 triliun

(neto) dan penarikan pinjaman sebesar Rp0,15triliun (neto). Dengan

adanya tambahan pembiayaan utang tersebut, belanja produktif di bidang

pendidikan, infrastruktur, kesehatan, transfer ke daerah dan dana desa,

serta belanja sosial dapat ditingkatkan. Sampai dengan akhir September

2017, utang Pemerintah Pusat berjumlah Rp3.866,45triliun, terdiri dari

SUN sebesar Rp2.591,55 triliun (67,0%), SBSN sebesar Rp536,91 Triliun

(13,9%), dan pinjaman sebesar Rp737,99 triliun (19,1%). Utang tersebut

didominasi oleh utang dalam mata uang Rupiah (59%), diikuti porsi utang

dalam mata uang asing, yakni Dolar US (29%), Yen Jepang (6%), Euro

(4%), Special Drawing Right (1%), dan beberapa valuta asing lain (1%).

Utang Pemerintah Pusat berdasarkan krediturnya didominasi oleh investor

SBN (81%), kemudian pinjaman dari Bank Dunia (6%), Jepang (5%),

ADB(3%), dan lembaga lainnya (5%).

Grafik 1.1

Sumber: Visi Teliti Seksama

Page 24: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

3

“Dalam suatu perekonomian defisit anggaran dan utang nasional

memang suatu hal yang wajar, persoalannya adalah bagaimana dapat menjaga

defisit anggaran pada tingkat yang aman sehingga defisit tersebut masih dapat

dicarikan pembiayaannya. Penjelasan Pasal 12 ayat 3 Undang-UndangNomor 17

Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyebutkan bahwa defisit anggaran

dibatasi maksimal sebesar 3 persen dan utang maksimal 60 persen dari produk

domestik bruto (PDB). Keadaan defisit anggaran masih di bawah batasan yang

diamanatkan undang-undang, namun yang menjadi masalah adalah defisit

anggaran yang dibiayai dengan utang dalam jangka panjang akan mempersempit

ruang gerak fiskal. Menurut Kuncoro (2003: 435) resiko fiskal yang tidak

dapat diantisipasi akan dengan baik akan membebani anggaran, sehingga

akan berpeluang menghambat pembangunan dan pencapaian pertumbuhan

ekonomi. Pada negara-negara berkembang implikasinya lebih berat.

Terjadinya risiko fiskal yang membebani anggaran akan menjalar dengan

cepat pada perekonomian secara keseluruhan, mendorong pelarian modal

(capital outflow), dan bahkan mengubah arah pertumbuhan ekonomi.

Lebih jauh, pada negara-negara berkembang dengan kelembagaan

ekonomi yang masih lemah, ekspektasi terjadinya risiko fiskal akan

mempengaruhi perilaku agen-agen ekonomi sehingga berpeluang

menghambat pertumbuhan ekonomi kendati risiko fiskal tersebut belum

terjadi sesungguhnya” (Nasrullah, 2015: 198-199)

Page 25: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

4

Grafik 1.2

Sumber: Visi Teliti Saksama

Berdasarkan grafik 1.2 bisa kita lihat bahwa setelah terjadi krisis

tahun 1998, dampak utang baru terjadi pada rentang tahun 1999 sampai

dengan 2000. Pada tahun 2000, rasio hutang terhadap PDB mencapai 89 %.

Sementara kemiskinan dan pengangguran terbuka justru menurun

dibandingkan tahun 1999. Pertumbuhan ekonomi juga mengalami kenaikan

dibandingkan tahun 1999. Kemudian jika melihat secara umum bahwa tren

rasio hutang terhadap PDB pada kurun waktu 1995-2017 mengalami

penurunan diikuti juga pada tingkat kemiskinan dan persentase pengangguran

terbuka yang juga mengalami penurunan, namun yang menjadi perhatian juga

adalah tingkat pertumbuhan ekonomi pada rentang waktu tersebut juga

mengalami penurunan.

Lalu apakah kebijakan pemerintah dengan menetapkan belanja

negara yang lebih tinggi dibandingkan dengan penerimaan akan

Page 26: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

5

berpengaruh terhadap perekonomian? Terdapat beberapa teori yang

menjelaskan tentang defisit anggaran dan pengaruhnya terhadap

perekonomian, salah satunya yaitu teori ekonom klasik yaitu “Menurut

pandangan ekonom Klasik, dalam perekonomian berada pada kondisi full

employment, kebijakan defisit anggaran pemerintah yang bersifat

permanen akan mengganggu investasi sektor swasta (crowding out).

Menurut Kunarjo (2001: 5) menguraikan dampak negatif kebijakan defisit

anggaran pemerintah bagi perekonomian. Dampak negatif ini dapat dilihat

dari pengaruhnya terhadap indikator ekonomi makro utama, yaitu

pertumbuhan ekononi, laju inflasi, tingkat pengangguran, tingkat suku

bunga acuan, serta tingkat konsumsi dan tabungan.

Menurut Barro (1989 dalam Anwar 2014: 595 ) ada beberapa

sebab terjadinya defisit anggaran salah satunya yaitu pengeluaran karena

inflasi. “Penyusunan anggaran negara pada awal tahun didasarkan menurut

standar harga yang telah ditetapkan. Harga standar itu sendiri dalam

perjalanan tahun anggaran tidak dapat dijamin ketetapannya. Dengan kata

lain, selama perjalanan tahun anggaran standar harga itu dapat meningkat

tetapi jarang yang menurun. Apabila terjadi inflasi, dengan adanya kenaikan

harga-harga itu berarti biaya pembangunan program juga akan meningkat,

sedangkan anggaran tetap sama. Semuanya ini akan berakibat pada

menurunnya kuantitas dan kualitas program, sehingga anggaran negara

perlu direvisi. Akibatnya, negara terpaksa mengeluarkan dana dalam rangka

menambah standar harga.”

Page 27: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

6

Oleh karena agar utang tidak membebani ruang gerak fiskal dalam

negeri, pemerintah mengeluaran instrumen pembiayaan guna mengurangi

beban dan resiko keuangan bagi negara di masa mendatang, “Sejak tahun

2005 Surat Berharga Negara (SBN) menjadi instrumen utama dalam

pembiayaan APBN, SBN yang selama ini digunakan adalah SUN (Surat

Utang Negara) yang terdiridari Obligasi Negara dan Surat Perbendaharaan

Negara dan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) atau Sukuk Negara

(Nasrullah, 2015: 199)

Surat Utang Negara diterbitkan sebagai pinjaman negara kepada para

investor yang bersumber dari dalam maupun luar negeri. Mobilisasi sumber

dana melalui pasar keuangan merupakan salah satu upaya meningkatkan

peran serta masyarakat secara optimal dalam hal program pembiayaan

pembangunan nasional. Dengan adanya sumber pembiayaan yang datang

dari masyarakat dapat meminimalisir resiko fiskal dalam negeri di masa

mendatang, sehingga kelansungan ekonomi dalam negeri pun masih bisa

tetap terjaga dalam kondisi yang stabil.

“Dalam konteks kemandirian bangsa, potensi yang tersedia di dalam

negeri harus dioptimalkan untuk melaksanakan kegiatan ekonomi dan

membiayai kegiatan pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut,

Pemerintah perlu diberikan peluang untuk meningkatkan akses yang dapat

menggali potensi sumber pembiayaan pembangunan dan memperkuat basis

pemodal domestik. Pembiayaan tersebut akan terjamin keamanannya

apabila mobilisasi dana masyarakat disertai dengan bekerjanya sistem

Page 28: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

7

keuangan, meliputi sistem perbankan, pasar uang dan pasar modal, yang

efisien. Terciptanya keragaman dalam mobilisasi dana dapat menghasilkan

sistem keuangan yang kuat dan memberikan alternatif bagi para

pemodal.”(Munawar, 2014: 6)ebagai-penutup-defisit-apbn. html diakses tan

Dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang APBN 2015

yang telah disahkan, “pinjaman dalam negeri berupa Surat Berharga Negara

atau Surat Utang Negara (neto) mencapai jumlah Rp269,7 triliun. Jumlah

pinjaman dalam negeri ini besarnya lebih dari 11 kali lipat daripada target

penarikan pinjaman luar negeri (neto) APBN 2015 yang hanya sebesar

Rp23,8 triliun”. Dengan demikian menurut Munawar (2014: 8) penerbitan

Surat Utang Negara adalah bertujuan untuk (1) membiayai defisit Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara; (2) menutup kekurangan kas jangka

pendek akibat ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan pengeluaran

dari Rekening Kas Negara dalam satu tahun anggaran; dan (3) mengelola

portofolio utang negara.

Untuk mengoptimalkan sumber pembiayaan untuk menutupi defisit

anggaran negara, pemerintah menyadari bahwa jumlah penduduk muslim

Indonesia merupakan terbesar di dunia dan itu merupakan suatu potensi bagi

berkembangnya pasar keuangan yang berbasis syariah, oleh karena itu salah

satu upaya pemerintah dalam mengembangkan sumber pembiayaan APBN

adalah dengan menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/ Sukuk

Negara. Tujuan diterbitkannya sukuk ini selain untuk menjadi alternatif dari

sumber pembiayaan APBN di samping itu juga bertujuan untuk

Page 29: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

8

mengembangkan pasar keuangan syariah baik pada tingkat domestik

maupun di tingkat internasional.

Menurut Datuk (2014: 120) bahwa“Sukuk Negara, mengamankan

kebutuhan pembiayaan APBN dengan biaya minimal pada tingkat resiko

terkendali, sehingga menjaga kesinambungan fiskal. Pembiayaan APBN

melalui utang merupakan bagian dari pengelolaan. Negara yang lazim

dilakukan oleh suatu Negara. Utang merupakan instrumen utama

pembiayaan APBN untuk menutupi defisit APBN, dan untuk membayar

kembali utang yang jatuh tempo (debt financing). Refinancing dilakukan

dengan term and conditions (biaya dan resiko) utang baru yang lebih

baik.”

“Pembiayaan pembangunan nasional melalui sukuk ini lebih baik

bila dibandingkan dengan berutang secara langsung. Hal ini dapat dilihat

dari sudut pandang hubungan kesetaraan antar bangsa dan kedaulatan

negara. Apabila melalui utang secara langsung, berdasarkan pengalaman

selama ini, besar kemungkinan negara-negara donor mempersyaratkan

berbagai ketentuan yang boleh jadi merugikan Indonesia. Belum lagi

posisi Indonesia akan sedikit “lebih rendah” dalam diplomasi

internasional, karena memiliki ‘cap’ sebagai negara pengutang. Berbeda

dengan sukuk, dimana hubungan kesetaraan antara Indonesia dan para

investor lebih terlihat. Intervensi asing yang merugikan negara juga dapat

diminimalisir, dan negara dapat mengelola potensi sumberdaya yang

dimiliki dengan lebih baik lagi.” (Beik, 2011: 71).

Page 30: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

9

“Khusus mengenai sukuk negara, atau dalam bahasa undang-undang

disebut sebagai SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), pertumbuhannya

juga sangat pesat. Sejak disahkannya UU No 19/2008 tentang Surat

Berharga Syariah Negara, pemerintah telah menerbitkan sukuk negara

senilai Rp 47,08 trilyun (hingga 20 Januari 2011), dengan rincian Rp 31,61

trilyun adalah sukuk negara yang diperdagangkan, dan Rp 15,47 trilyun

adalah sukuk negara yang tidak diperdagangkan (Bapepam LK, 2011). Ini

menunjukkan bahwa peran sukuk bagi pemerintah menjadi semakin

penting seiring dengan perjalanan waktu, terutama sebagai sumber

pembiayaan alternatif bagi APBN. Dengan kondisi yang ada, dan

didukung oleh potensi yang dimiliki, Indonesia sesungguhnya

berkesempatan untuk menjadi World Islamic financial hub, mengalahkan

Malaysia, Pakistan, Iran, dan negara-negara Asia lainnya. Tinggal

sekarang bagaimana pemerintah dan para stakeholder lainnya berusaha

untuk merealisasikan hal tersebut”. (Beik, 2011: 68).

Aziz di dalam papernya yang berjudul The future of Sukuk Between

Malaysia and Indonesia Based on System thinking mengindikasikan prospek

sukuk di Indonesia sampai tahun 2025 yang mampu mencapai 2.726 triliun

di tahun 2025 di atas nilai sukuk Malaysia yang hanya 1.944 triliun. Akan

tetapi dengan rekomendasi diterapkannya kebijakan intervensi berupa

intensif pajak dan penerbitan SBSN. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Aziz ini terlihat bahwa laju sukuk yang paling optimal dengan adanya

insentif berupa pajak dan benchmark SBSN. Dalam pelaksanaannya,

Page 31: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

10

pemerintah dituntut untuk mengoptimalkan kebijakan pajak tersebut dan

penerbitan SBSN secara berkala. Analisis kebijakan sukuk Indonesia

dipengaruhi oleh sensitivitas terhadap suku bunga dan market share.

Sedangkan prospek sukuk Indonesia diperoleh dari intervensi struktural

melalui insentif pajak dan penerbitan SBSN.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,

penulis ingin meneliti apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel Surat Utang Negara, Inflasi, dan Sukuk Negara terhadap defisit

anggaran Indonesia. Oleh karena itu, dari berbagai pertimbangan

permasalahan yang telah direncanakan maka penulis member judul

penelitian ini, yaitu :

“SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK

NEGARA TERHADAP DEFISIT ANGGARAN INDONESIA

(PERIODE JANUARI 2014 – DESEMBER 2017)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dijelaskan di atas ,

maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh Surat Utang Negara, Inflasi dan Sukuk

Negara secara parsial terhadap Defisit Anggaran pada periode

Januari 2014 – Desember 2017.

Page 32: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

11

2. Apakah terdapat pengaruh Surat Utang Negara, Inflasi dan Sukuk

Negara terhadap Defisit Anggaran pada periode Januari 2014-

Desember 2017 secara simultan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh Surat Utang Negara, Inflasi dan

Sukuk Negara secara parsial terhadap defisit anggaran pada

periode Januari 2014 – Desember 2017.

2. Untuk menganalisis pengaruh Surat Utang Negara, Inflasi dan

Sukuk Negara secara simultan terhadap defisit anggaran pada

periode Januari 2014 – Desember 2017.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi

penulis tentang pengaruh Surat Utang Negara, Inflasi dan Sukuk

Negara terhadap defisit anggaran pada periode Januari 2014 –

Desember 2017

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi

mengenai instrumen pembiayaan baik yang konvesional maupun

syariah dan juga faktor makroekonomi lainnya bagi penulis

Page 33: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

12

maupun peneliti selanjutnya yang ingin tertarik meneliti tentang

pengaruhnya terhadap defisit anggaran Indonesia dan juga dapat

dijadikan bahan referensi tambahan.

3. Bagi Investor

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan informasi untuk

menambah wawasan dan pengetahuan bagi investor khususunya

investor muslim dalam berinvestai pada sukuk, sehingga menjadi

landasan dalam pengambilan keputusan terkait investasi sukuk

tersebut.

Page 34: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Defisit Anggaran

Dalam proses kehidupan ekonomi, suatu negara tidak bisa terlepas

dengan adanya bantuan dari negara lain untuk dapat terus membuat siklus

ekonomi di negara tersebut agar tetap berjalan dengan baik, tidak

terkecuali negara Indonesia. Dalam era pemerintahan dewasa ini salah satu

kebijakan yang diambil adalah kebijakan dengan membuat APBN dalam

negeri menjadi defisit, lalu apa sih penegertian dari defisit APBN/defisit

anggaran itu sendiri? Menurut Hyman dan David (1999: 446 dalam

Kunarjo, 2001: 2) “bahwa desifit anggaran adalah selisih antara

penerimaan negara dan pengeluarannya yang cenderung negatif, artinya

bahwa pengeluaran negara lebih besar dari penerimaannya. Para ahli

ekonomi cenderung menghitung defisit anggaran negara bukan dari angka

absolut, tetapi mengukur dari rasio defisit anggaran negara terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB).Apabila kita menghitung defisit anggaran

negara sebagai persentase dari PDB, maka akan mendapat gambaran

berapa persen suatu negara dapat menghimpun dana untuk menutup defisit

tersebut.”

a. Sebab-sebab Terjadinya Defisit Anggaran Negara

Menurut Kunarjo (2001: 2) sebab-sebab terjadinya defisit anggaran

negara yaitu

Page 35: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

14

1) Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi

Untuk mempercepat pembagunan diperlukan investasi yang

besar dan dana yang besar pula. Apabila dana dalam negeri tidak

mencukupi, biasanya negara melakukan pilihan dengan meminjam

ke luar negeri untuk menghindari pembebanan warga negara

apabila kekuarangan itu ditutup melalui penarikan pajak. Negara

memang dibebani tanggung jawab yang besar dalam meningkatkan

kesejahteraan warga negaranya. Beban ini meliputi pembangunan

program-program, seperti:

a) Program yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi,

seperti jalan, jembatan, listrik, pelabuhan, dll.

b) Program yang berkaitan dengan Hankam.

c) Pembagunan yang meliputi bidang hukum, seperti proyek-

proyek pengadilan, lembaga permasyarakatan, dll

d) Program bidang sosial, pendidikan dan kesehatan, seperti

sekolah, rumah sakit, panti asuhan.

e) Program yang berkaitan dengan pemerataan pendapatan,

seperti program transmigrasi, pembangunan daerah, dll.

f) Program yang menangani masalah kemiskinan, seperti

PPK, P3DT, dsb.

Semuanya itu diperlukan biaya yang besar, dan diantaranya harus

dilaksanakan oleh negara, terutama program yang sudah

Page 36: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

15

disebutkan, karena swasta/ masyarakat tidak mungkin membagun

program-program seperti itu tanpa campur tangan pemerintah.

2) Rendahnya Daya Beli Masyarakat

Masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia yang

mempunyai pendapatan per kapita rendah, dikenal mempunyai

daya beli yang rendah pula.Sedangkan barang-barang dan jasa-jasa

yang dibutuhkan, harganya sangat tinggi karena sebagian

produksinya mempunyai komponen impor, sehingga masyarakat

yang berpendapatan rendah tidak mampu membeli barang dan jasa

tersebut.Oleh karena itu, negara memerlukan pengeluaran untuk

mensubsidi barang-barang tersebut agar masyarakat miskin bisa

ikut menikmatinya.

3) Pemerataan Pendapatan Masyarakat

Untuk mempertahankan kestabilan politik, persatuan dan

kesatuan bangsa, negara harus mengeluarkan biaya untuk misalnya,

pengeluaran subsidi transportasi ke wilayah yang miskin dan

terpencil, agar masyarakat di wilayah itu dapat menikmati hasil

pembagunan yang tidak jauh berbeda dengan wilayah yang lebih

maju.

4) Melemahnya Nilai Tukar

Indonesia yang sejak tahun 1969 melakukan pinjaman luar

negeri, mengalami masalah apabila ada gejolak nilai tukar setiap

tahunnya.Masalah ini disebabkan karena nilai pinjaman dihitung

Page 37: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

16

dengan valuta asing, sedangkan pembayaran cicilan poko dan

bunga pinjaman dihitung dengan nilai rupiah. Apabila nilai tukar

rupiah menurun terhadap mata uang dollar AS, aka yang akan

dibayarkan juga membengkak. Sebagai contoh APBN tahun 2000,

disusun dengan asumsi kurs rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp.

7.100,-, dalam perjalanan tahun anggaran telah mencapai angka

Rp. 11.000,-, lebih per US $ 1.00.

Apa artinya? Bahwa pembayaran cicilam pokok dan bunga

pinjaman yang diambil dari APBN akan bertambah, sehingga lebih

dari apa yang sudah dianggarkan sebelumnya.

5) Pengeluaran Akibat Krisis Ekonomi

Pada kasus krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada

tahun 1997 berdampak pada meningkatnya pengangguran dan

penerimaan pajak menurun, sehingga berakibat pada menurunnya

sektor-sektor ekonomi. Dalam hal ini negara terpaksa bertanggung

jawab kepada masyarakat yang terkena dampak krisis dengan

mengeluarkan dana untuk membuat program-program kemiskinan

serta pemberdayaan masyarakat desa.

6) Realisasi yang Menyimpang dari Rencana

Apabila realisasi penerimaan negara meleset disbanding

dengan yang telah direncanakan, atau dengan kata lain rencana

penerimaan negara tidak dapat mencapai sasaran seperti apa yang

direncanakan, maka jika ini terjadi negara harus menutup

Page 38: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

17

kekurangan, agar kinerja pembangunan dapat tercapai sesuai

dengan rencana semula.

7) Pengeluaran Karena Inflasi

Penyusunan anggaran negara pada awal tahun, didasarkan

menurut standar harga yang telah ditetapkan.Harga standar itu

sendiri dalam perjalanan tahun anggaran, tidak dapat dijamin

ketetapannya. Dengan kata lain, selama perjalanan tahun anggaran

standar harga itu dapat meningkat tetapi jarang yang menurun.

Apabila terjadi inflasi, dengan adanya kenaikan harga-harga itu

berarti biaya program juga akan meningkat, akibatnya negara

terpaksa akan mengeluarkan dana untuk eskalasi dalam rangka

menambah standar harga itu.

Setelah mengetahui sebab-sebab terjadinya defisit anggaran negara, maka

tentu defisit anggaran negara juga memiliki dampak bagi negara yang menerapkan

kebijakan tersebut. Menurut Kunarjo (2001: 4) ada beberapa dampak dari defisit

anggaran negara terhadap variabel makro ekonomi, antara lain:

1) Dampak Terhadap Tingkat Bunga

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam

meningkatkan anggaran pembagunan maupun rutin, negara

memerlukan penambahan modal, yang berarti permintaan terhadap

uang meningkat. Bunga, yang merupakan harga modal itu, akan

mengalami tingkat keseimbangan yang lebih tinggi, atau tingkat

bunga akan meningkat.

Page 39: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

18

2) Dampak Terhadap Neraca Pembayaran

Dengan meningkatknya tingkat bunga, investasi dalam

negeri akan menurun, yang berarti peluang modal asing cenderung

masuk mengalir ke dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan

investasi dalam negeri. Apabila ini terjadi, maka defisit anggaran

mempunyai dua dampak yang berkaitan (Shaviro, 1997: 193) yaitu:

“pertama,defisit anggaran akan meningkatkan defisit neraca

pembayaran; kedua, dengan membengkaknya defisit neraca

pembayaran, akan menurunkan nilai tukar dalam negeri terhadap

mata uang asing”

3) Dampak Terhadap Tingkat Inflasi

Pengeluaran negara yang melebihi penerimaannya berarti

anggaran negara itu ekspansif, artinya ada kecenderungan terhadap

kenaikan harga-harga umum (inflasi). Mengapa demikian, karena

dengan kebijakan defisit anggaran yang berfokus kepada proyek-

proyek pembangunan infrastruktur yang besar dan dalam jangka

waktu yang lama, selama dalam masa pembangunan itu belum

menghasilkan output bagi masyarakat, namun di satu sisi jumlah

peredaran uang untuk memenuhi gaji buruh membuat daya beli

masyarakat termasuk buruh tersebut menjadi meningkat, di satu

sisi selama masa pembangunan proyek belum ada output yang

dihasilkan namun daya beli masyarakat meningkat sehingga yang

terjadi adalah kenaikan harga-harga umum (inflasi).

Page 40: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

19

4) Dampak Terhadap Konsumsi dan Tabungan

Infalsi yang diakibatkan dari defisit anggaran akan

mengurangi pendapatan riil masyarakat. Pengurangan

pendapatan riil masyarakat ini akan menurunkan tingkat

konsumsi maupun tabungan. Degan menurunnya tingkat

konsumsi dan tabungan maka tingkat investasi pun juga akan

menurun.

5) Dampak Terhadap Pengangguran

Pengangguran berarti menurunnya tingkat kesempatan

kerja.Kesempatan kerja itu sendiri tergantung pada besar kecilnya

tingkat investasi baik yang dilakukan oleh negara maupun

masyarakat. Dengan meningkatnya tingkat bunga akan

menurunkan tingakt investasi, sehingga dengan begitu banyak

proyek-proyek maupun perluasan proyek yang berhenti sementara

yang pada akhirnya terjadi pemecatan terhadap pekerja proyek

tersebut. Maka defisit anggaran ini secara tidak langsung juga

berdampak terhadap pengangguran.

6) Dampak Terhadap Tingkat Pertumbuhan

Kebijakan defisit anggaran ini merupakan suatu kebijakan

yang harus dipikirkan secara matang, karena dengan kebijakan

defisit anggaran ini jika pada akhirnya banyak variabel makro

ekonomi yang terganggu atau berdampak buruk maka juga akan

berdampak pada menurunnya tingkat pertumbuhan negara,

Page 41: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

20

sebaliknya jika kebijakan defisit ini diterapkan dengan strategi

yang matang dan juga didukung oleh situasi kondisi politik, sosial

maupun ekonomi yang baik maka kebijakan defisit anggaran ini

akan membuat tingkat pertumbuhan suatu negara menjadi

meningkat.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Defisit Anggaran Negara

Dalam menentukan besaran nilai Defisit Anggaran dalam

postur APBN suatu negara ada beberapa faktor yang mempunyai

pengaruh terhadap besaran nilai tersebut antara lain faktor internal,

eksternal dan religiusitas.

1) Faktor Internal dalam mempengaruhi Defisit Anggaran

Merupakan variabel yang dapat dilihat dari bagian dari

dalam objek yang diteliti, dalam hal ini variabel internal yang

dilihat adalah kondisi perekonomian dalam negeri itu sendiri

sehingga porsi hutang bisa sesuai dengan kondisi perekonomian

dalam negeri, sebagai analoginya seperti manusia terhadap Allah

sebagai variabel internalnya adalah manusia. Pengujian internal

perlu dilakukan karena sebelum melihat permasalahan yang diluar,

terlebih dahulu melihat permasalahan apa yang ada yang terjadi di

internal suatu negara itu sendiri. Di dalam Islam pun kita diajarkan

untuk selalu mengintropeksi diri agar hidup kita mengarah kepada

tujuan yang baik, Dalam sebuah negara juga tidak jauh berbeda

yaitu dalam memutuskan kebijakan Defisit Anggaran Negara,

Page 42: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

21

Kementerian Keuangan selaku intitusi yang memiliki kewenangan

dalam hal penentuan kebijakan defisit anggaran dapat melihat

kondisi serta apa yang dibutuhkan di dalam negeri agar pada

nantinya kebijakan defisit anggaran dapat berdampak baik bagi

kelangsungan perekonomian dalam negeri.

2) Faktor eksternal yang mempengaruhi Defisit Anggaran

Merupakan variabel yang tidak dapat dihindarkan. Seperti

halnya variabel eksternal bagaikan Tuhan-nya terhadap manusia,

walaupun tidak sama persis, yaitu segala tindakan yang dilakukan

oleh manusai, haruslah melihat dan memperhatikan aturan atau

syariat yang telah ditentukan oleh-Nya. Hal ini juga tidak jauh

berbeda dengan sebuah kebijakan pemerintah salah satunya

kebijakan defisit anggaran, dalam menentukan kebijakan tersebut

selaku otoritas yang berwenang perlulah melihat variabel-variabel

yang mempengaruhi sistem ekonomi yang berasal dari luar variabel

yang diteliti, dalam hal ini seperti variabel makro ekonomi.

3) Faktor religiusitas yang mempengaruhi Defisit Anggaran

Selain melihat faktor internal maupun eksternal, kita juga

melihat faktor religiusitas sebagai penyempurna dari kedua faktor

sebelumnya.Faktor religiusitas ini dapat dimaknai sebagai variabel

yang bermakna ibadah, di dalam hal ini perlu memperhatikan

faktor religiusitas seperti pelarangan riba, maysir, gharar dan hal-

hal lainnya yang diharamkan dalam aturan/ syariat Islam. Faktor

Page 43: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

22

religiusitas ini hadir bukan tanpa alasan, karena pada dasarnya

suatu pekerjaan jika tanpa dilandasi dengan nilai ibadah akan terasa

hampa, tidak terdapat ketenangan jiwa di dalamnya. Selain itu ,

tujuan manusia diciptakan di muka bumi ini ialah untuk beribadah

kepada Rabb-nya. Di dalam penelitian adapun variabel religiusitas

yang digunakan adalah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

karena dalam prakteknya bukannya hanya berlandaskan pada

aturan Islam tetapi juga memiliki hubungan dengan kebijakan

defisit anggaran negara.

2. Surat Utang Negara

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat

Utang Negara dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa Surat Utang Negara

surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah

maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.

a. Dasar Hukum Penerbitan Surat Utang Negara

Surat Utang Negara (SUN) dan pengelolaannya diatur dalam

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 memberi kepastian bahwa:

1) Penerbitan SUN hanya untuk tujuan-tujuan tertentu;

2) Pemerintah wajib membayar bunga dan pokok SUN yang jatuh

tempo;

Page 44: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

23

3) Jumlah SUN yang akan diterbitkan setiap tahun anggaran harus

memperoleh persetujuan DPR dan dikonsultasikan terlebih dahulu

dengan Bank Indonesia;

4) Perdagangan SUN diatur dan diawasi oleh instansi berwenang;

5) Memberikan sanksi hukum yang berat dan jelas terhadap

penerbitan oleh pihak yang tidak berwenang dan atau pemalsuan

SUN.

Selain Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002, berbagai peraturan

pelaksanaan pun telah diterbitkan untuk mendukung pengelolaan SUN,

antara lain;

1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 66/KMK.01/2003 tentang

penunjukan Bank Indonesia sebagai Agen untuk Melaksanakan

Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana.

2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 209/PMK.08/2009 tentang

Lelang Pembelian Kembali Surat Utang Negara.

3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.08/2008 tentang

Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana.

4) Peraturan Menteri Keuangan Nomr 217/PMK.08/2008 tentang

Penjualan SUN dalam Valuta Asing di Pasar Perdana Internasional,

sebagaimana terakhir kali diubah dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 170/PMK.08/2009.

5) Peraturan-peraturan lain yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yang

meliputi Peraturan Bank Indonesia atau PBI dan Surat Edaran Bank

Page 45: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

24

Indonesia (SE BI), terkait dengan peran Bank Indonesia sebagai

agen lelang, registrasi, kliring, setelmen SUN dan central register.

c. Tujuan Penerbitan Surat Utang Negara

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 Bab III pasal 4

bahwa Surat Utang Negara diterbitkan untuk tujuan sebagai berikut:

1) Membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

2) Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian

antara arus kas penerimaan dan pengeluaran dari Rekening Kas

Negara dala satu tahun anggaran;

3) Mengelola portofolio utang negara.

d. Jenis dan Bentuk Surat Utang Negara

Direktorat Surat Utang Negara, Kementerian Keuangan Republik

Indonesia, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002

pasal 3 membagi bentuk Surat Utang Negara sebagai berikut:

1) Surat Perbendaharaan Negara (SPN), yaitu SUN berjangka waktu

sampai dengan 12 bulan dengan pembayaran bunga secara

diskonto. Di beberapa negara SPN lebih dikenal dengan sebutan

T-Bills atau Treasury Bills.

2) Obligasi Negara (ON), yaitu surat berjangka waktu lebih dari 12

bulan baik dengan kupon atau tanpa kupon. Obligasi Negara

dengan kupon memiliki jadwal pembayaran kupon yang periodik

(tiga bulan sekali atau enam bulan sekali). Sementara ON tanpa

kupon tidak memiliki jadwal pembayaran kupon, dijual dengan

Page 46: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

25

pada harga diskon dan pokoknya akan dilunasi pada saat jatuh

tempo. Berdasarkan tingkat kuponnya ON dapat dibedakan

menjadi a) Obligasi Berbunga Tetap, yaitu obligasi dengan

tingkat bunga tetap setiap periodenya (atau fxed Rate Bonds) dan

b) Obligasi Berbunga Mengambang (atau Variable Rate Bonds)

yang ditentukan berdasarkan suatu acuan tertentu seperti tingkat

bunga SBI (Serifikat Bank Indonesia). Obligasi Negara juga dapat

dibedakan berdasarkan denominasi mata uangnya (Rupiah

ataupun Valuta Asing). Surat Utang Negara dapat diterbitkan

dalam bentuk warkat atau tanpa warkat (scripless). Surat Utang

Negara yang saat ini beredar, diterbitkan dalam bentuk yang dapat

diperdagangkan atau yang tidak dapat diperdagangkan.

e. Manfaat Surat Utang Negara

Menurut Buku Pengelolaan Surat Utang Negara (SUN) (2017: 16)

DirektoratSurat Utang Negara, Kementerian Keuangan Republik

Indonesia, ada tiga manfaat dari penerbitan Surat Utang Negara, yaitu:

1) Sebagai Instrumen Fiskal

Penerbitan SUN diharapkan dapat menggali potensi

sumber pembiayaan APBN yang lebih besar dari investor pasar

modal.

2) Sebagai Instrumen Investasi

Menyediakan alternatif investasi yang relative bebas risiko

gagal bayar dan memberikan peluang bagi investor dan pelaku

Page 47: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

26

pasar untuk melakukan diversifikasi portofolionya guna

memperkecil risiko investasi . Selain itu, investor SUN memiliki

potential capital gaindalam transaksi perdagangan di pasar

sekunder SUN tersebut. Potential capital gain ialah potensi

keuntungan akibat lebih besarnya harga jual obligasi

dibaningkan harga belinya.

3) Sebagai Instrumen Pasar Keuangan

Surat Utang Negara dapat memperkuat stabilitas

sistem keuangan dan dapat dijadikan acuan (benchmark)

bagi penentuan nilai instrumen keuangan lainnya.

f. Pihak yang mengelola Surat Utang Negara

Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2002, pengelolaan SUN

diselenggarakan oleh Menteri Keuangan. Pengelolaan SUN sendiri

telah dilakukan sejak tahun 2000 dengan dibentuknya timDebt

Management Unit (DMU) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan

(KMK) nomor 101/KMK.017/2000. Selanjutnya pada tahun 2001,

melalui KMK nomor 2/KMK.01/2001, tim DMU berubah menjadi

Pusat Manajemen Obligasi Negara (PMON). Dan berubah lagi menjadi

Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara (DPSUN) berdasarkan

Keputusan Menteri Keuangan nomor 302/KMK.01/2004. Seiring

dengan proses reorganisasi di tubuh Kementerian Keuangan, pada tahun

2006 organisasi ini berkembang menjadi setingkat eselon I berdasarkan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2006 dengan nama

Page 48: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

27

Direktoral Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) dan terakhir telah

diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

143.1/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Keuangan.

Tugas DJPU (sekarang menjadi DJPPR) yang terkait dengan

pengelolan SUN ialah menyiapkan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan pengelolaan SUN yang meliputi perencanaan struktur

portofolio yang optimal; pelaksanaan penerbitan, penjualan, pembelian

kembali dan penukaran; pengelolaan risiko portofolio SUN;

pengembangan infrastruktut dan institusi pasar SUN; dan publikasi

informasi tentang pengelolaan SUN berdasarkan kebijakan teknis yang

ditetapkan Direktur Jenderal.

Menurut Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara,

Kementerian Keuangan Republik Indonesia dalam Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2002, meyatakan bahwa strategi jangka pendek dan

menengah pengelolaan SUN saat ini ialah, menurunkan refinancing risk

terutama pada jangka pendek, memperpanjang rata-rata jangka waktu

jatuh tempo (average maturity) SUN, menyeimbangkan struktur jatuh

tempo portofolio SUN sehingga selaras dengan perkembangan

anggaran negara dan daya serap pasar, serta mengembangkan dan

meningkatkan likuiditas pasar sekunder SUN, sehingga dalam jangka

panjang dapat menurunkan biaya pinjaman (cost of borrowings).

Page 49: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

28

3. Inflasi

“Inflasi secara singkat dapat diartikan sebagai suatu

kecenderungan meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara

umum dan terus menerus” (Suseno dan Astiyah, 2009: 2-3).

Menurut Suseno dan Astiyah (2009: 3) Dalam pengertian

tersebut, terdapat dua pengertian penting yangmerupakan kunci dalam

memahami inflasi.“Yang pertama adalah kenaikanharga secara

umumdan yang kedua adalah terus-menerus.Dalam inflasiharus

terkandung unsur kenaikan harga, dan selanjutnya kenaikan

hargatersebut adalah harga secara umum.Hanya kenaikan harga yang

terjadisecara umum yang dapat disebut sebagai inflasi.Hal ini penting

untukmembedakan kenaikan harga atas barang dan jasa tertentu”.

Menurut Suseno dan Astiyah (2009: 4) “Laju inflasi pada

umumnya dinyatakan dalam angka persentase (%).Laju inflasi dapat

terjadi pada tingkat yang ringan, sedang, berat, danhiperinflasi”.

Menurut Wikipedia, “inflasi ringan terjadi apabila kenaikan

hargaberada di bawah 10%; inflasi sedang antara 10 - 30%; dan inflasi

beratantara 30 -100% per tahun; dan hiperinflasi atau inflasi tidak

terkendaliterjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun”.

Namundemikian, angka-angka inflasi tersebut pada umumnya bersifat

relatif dantidak ada suatu standar yang umum.

Page 50: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

29

a. Penghitungan Inflasi

Menurut Suseno dan Astiyah (2009: 5) dalam praktek

dikenal beberapa jenis laju inflasi.“Laju inflasi yang paling umum

dan dikenal secara luas oleh masyarakat adalah laju inflasi untuk

menghitung perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

suatu masyarakat.Laju inflasi tersebut dihitung berdasarkan angka

indeks yang disusun dari harga barang dan jasa yang dikonsumsi

oleh masyarakat, dan disebut sebagai Indeks Harga Konsumen

(IHK). Pada dasarnya penghitungan untuk berbagai jenis angka

indeks yangakan dipergunakan untuk menghitung besarnya

berbagai jenis laju inflasitersebut sama dengan perhitungan angka

IHK. Angka indeks tersebutdihitung secara periodik dan pada

umumnya dilakukan secara bulanan,kuartalan, dan

tahunan.Selanjutnya, berdasarkan angka indeks tersebutdapat

dihitung laju inflasi dalam periode tertentu dengan

menghitungperubahan angka indeks dalam periode tertentu.Untuk

angka inflasi bulanan,laju inflasi dapat dihitung dari perubahan

angka indeks bulanan.Demikianpula untuk menghitung angka

inflasi triwulanan, semesteran, maupun inflasitahunan dari suatu

perekonomian tertentu”.

Page 51: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

30

b. Teori – teori inflasi

“Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai

inflasi,yaitu teori kuantitas, teori Keynes, dan teori Strukturalis”.(

Boediono, 1982 dalam Suseno dan Astiyah, 2009: 7).

1) Teori Kuantitas

Teori kuantitas pada dasarnyamerupakan suatu hipotesis tentang

faktor yang menyebabkan perubahantingkat harga ketika

kenaikan jumlah uang beredar merupakan faktorpenentu atau

faktor yang mempengaruhi kenaikan tingkat harga.

2) Teori Keynes

Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi

terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan

ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif

masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat)

melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran

agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap..(Atmadja,

1999: 56).

3) Teori Struktualis

Menurut teori ini ada dua masalah struktural di dalam

perekonomiannegara berkembang yang dapat mengakibatkan

Page 52: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

31

inflasi.Pertama, penerimaan ekspor tidak elastis, yaitu

pertumbuhan nilai ekspor yang lebih lambatdibandingkan

dengan pertumbuhan sektor lainnya. Hal tersebut

disebabkanoleh terms of trade yang memburuk dan produksi

barang ekspor yang kurangresponsif terhadap kenaikan harga.

Dengan melambatnya pertumbuhanekspor, maka akan

terhambat kemampuan untuk mengimpor barang-barang yang

dibutuhkan. Kedua, masalahstruktural perekonomian negara

berkembang lainnya adalah produksi bahanmakanan dalam

negeri yang tidak elastis, yaitu pertumbuhan produksimakanan

dalam negeri tidak secepat pertambahan penduduk

danpendapatan per kapita sehingga harga makanan dalam negeri

cenderungmeningkat lebih tinggi daripada kenaikan harga

barang-barang lainnya

c. Faktor-faktor yang mempengarui inflasi

Dilihat dari faktor utama yang menyebabkan inflasi, bahwa

“inflasi dapat disebabkan dari sisi permintaan, sisi penawaran,

maupun ekspetasi. Faktor yang juga meyebabkan inflasi tersebut dapat

merupakan gabungan dari ketiga faktor tersebut”.(Suseno dan

Astiyah, 2009: 11).

1) Inflasi Permintaan

Inflasi Permintaan adalah “inflasi yang timbul sebagai hasil

interaksi antara permintaan dan penawaran domestik dalam jangka

Page 53: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

32

panjang. Tekanan inflasi dari sisi permintaan akan timbul apabila

permintaan agregat berbeda dengan penawaran agregat atau potensi

output yang tersedia. Yang dimaksud dengan permintaan agregat

adalah total permintaan barang dan jasa untuk keperluan konsumsi

dan investasi dalam suatu perekonomian. Jumlah barang dan jasa

yang dikonsumsi dan diinvestasikan tersebut digambarkan oleh

Produk Domestik Bruto (PDB) perekonomian yang bersangkutan”

(Suseno dan Astiyah, 2009: 13).

2) Inflasi penawaran

Inflasi penawaran merupakan “inflasi yang disebabkan oleh

kenaikan biaya produksi atau biaya pengadaan barang dan

jasa.Termasuk dalam jenis inflasi ini adalah inflasi yang

disebabkan oleh faktor penawaran lainnya yang memicu kenaikan

harga penawaran atas suatu barang (termasuk barang-barag yang

harus diimpor), serta harga barang-barang yang dikendalikan oleh

pemerintah” (Suseno dan Astiyah, 2009: 14).

3) Inflasi Ekspetasi

“Ekspetasi inflasi juga dapat disebabkan oleh ekspetasi

pelaku ekonomi yang didasarkan pada perkiraan yang akan datang

akibat adanya kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini”

(Suseno dan Astiyah, 2009: 16). Misalnya, dalam suatu

perekonomian inflasi yang terjadi tahun ini sekitar 6.5 % maka

pelaku ekonomi pada masa yang akan datang untuk menghindari

Page 54: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

33

potensi kerugian menaikkan harga barang maupun jasa menjadi 6.5

% padahal di masa yang akan datang laju inflasi bisa saja berada

pada level dibawah 6.5 %.

“Pembentukan inflasi ekspetasi yang bersifat adaptif

(backward expectation) ini dipengaruhi oleh berbagai hal yang

antara lain sebagai berikut: a) inflasi permintaan yang persisten di

masa lalu, b) inflasi penawaran yang besar atau sering terjadi, c)

inflasi penawaran yang diperkuat oleh kebijakan moneter yang

akomodatif. Untuk mengurangi dampak ekspetasi inflasi adaptif ini

perlu peningkatan kredibilitas (kebijakan) bank sentral. Bank

sentral yang kredibel dapat menurunkan ekspetasi inflasi dan

mendorong ekspetasi inflasi berdasarkan kondisi ekonomi ke depan

(forward looking)” (Suseno dan Astiyah, 2009: 16).

d. Dampak Inflasi

Terjadinya inflasi akan berdampak kepada aktivitas ekonomi,

Suseno dan Astiyah (2009: 17) memberikan beberapa dampak inflasi

antara lain:

1) Penurunan daya beli masyarakat;

2) Laju inflasi yang terlalu berfluktuasi akan menimbulkan distorsi

terhadap tingkat harga;

3) Inflasi akan mengakibatkan merosotnya daya beli mata uang;

4) Laju inflasi juga akan mendistorsi pajak pendapatan atau

keuntungan yang dikenakan oleh pemerintah kepada masyarakat.

Page 55: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

34

e. Pengendalian Inflasi

Dalam mengatasi laju inflasi agar tetap pada batas yang wajar

maka sebuah negara akan menetapkan sebuah kebijakan ekonomi yang

tepat dan efektif untuk menjadikan siklus ekonomi berjalan stabil.

Menurut Suseno dan Astiyah (2009: 22) mengatakan bahwa “di negara-

negara maju, tingkat inflasi yang rendah dianggap wajar pada umumnya

berkisar antara 2 sampai 3%. Di Indonesia angka inflasi single digit,

yang artinya kurang dari 10% masih dianggap wajar. Di Indonesia

sampai dengan tahun 1990-an sering dikatakan bahwa inflasi single

digit dianggap sebagai “batas psikologis”, artinya, inflasi apabila

melampaui single digit baru dianggap berbahaya. Dengan kata lain, jika

inflasi sampai 9% maka masih dianggap wajar”.

Untuk mengendalikan inflasi perlu dilihat faktor-faktor

yang menyebabkan terjadinya inflasi tersebut.“ Dalam mengatasi inflasi

akibat dari faktor permintaan, karena faktor penyebabnya adalah

kelebihan jumlah uang beredar, maka kebijakan yang sesuai adalah

kebijakan moneter (operasi pasar terbuka, menggunakan instrumen giro

wajib minimum/reserve requireme dan imbauan/moral suassion).

Sementara itu, untuk mengendalikan inflasi yang disebabkan oleh

faktor penawaran, maka kebijakan yang sesuai adalah kebijakan fiskal

(menaikkan pajak) atau kebijakan ekonomi lainnya”. (Suseno dan

Astiyah, 2009: 23-24).

Page 56: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

35

4. Sukuk Negara

”Secara bahasa sukuk dapat diartikan sebagai dokumen atau

serifikat.Istilah sukuk berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata صك (sakk)

dengan bentuk jamak/plural adalah صكوك(sukuk)”.

(DirektoratPembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan Republik

Indonesia, 2015: 19)

Dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga

Keuangan (yang sekarang telah menjadi Otoritas Jasa Keuangan) Nomor

IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, sukuk didefinisikan sebagai efek

syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan

mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak

terbagi(syuyu’l undivided share)) atas:

a) Aset berwujud tertentu (a’yan maujudat);

b) Nilai manfaat atas aset berwujud (manafi’ul a’yan) tertentu baik yang

sudah ada maupun yang akan ada;

c) Jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada;

d) Aset proyek tertentu (maujudat masyru’ mu’ayyan); dan/atau

e) Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath istitsmarin

khashah).

Page 57: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

36

Gambar 2.1

Klasifikasi Instrumen Pembiayaan APBN

Sumber : Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan Republik

Indonesia

Dari diagram 2.1 bahwa sumber instrument pembiayaan APBN

terbagi menjadi 2 jenis yaitu berupa pinjaman dan surat berharga negara.

Dalam sumber pembiayaan melalui pinjaman terdiri dari 2 jenis yaitu

pinjaman yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Kemudian untuk

sumber pembiayaan melalui Surat Berharga Negara (SBN) terbagi menjadi

2 jenis yaitu Surat Utang Negara (SUN), yang mana SUN ini diterbitkan

oleh pemerintah dengan menggunakan prinsip konvensional dan Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diterbitkan juga oleh pemerintah

dengan menggunakan prinsip syariah.

Menurut Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan

Republik Indonesia (2015:40), Surat Berharga Syariah Negara

didefinisikan “sebagai Surat Berharga Negara yang diterbitkan

berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap

aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Pengertian

Pinjaman

Dalam

Negeri

Pinjaman

Luar

Negeri

Pinjaman

Instrumen

Pembiayaan

APBN

Surat

Berharga

Negara

Surat

Utang

Negara

Surat

Berharga

Syariah

Negara

Page 58: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

37

tersebut mengacu pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang

Surat Berharga Syariah Negara”.

a. Dasar Hukum

Menurut Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan

Republik Indonesia, menjelaskan bahwa dasar hukum penerbitan Sukuk

Negara adalah Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat

Berharga Syariah Negara yang disahkan pada tanggal 7 Mei 2008. Secara

garis besar, Undang-Undang tentang SBSN mengatur hal-hal sebagai

berikut:

1) Tujuan penerbitan SBSN adalah untuk membiayai APBN termasuk

membiayai pembangunan proyek (Pasal 4).

2) Kewenangan menerbitkan SBSN berada pada Pemerintah yang

selanjutnya dilaksanakan oleh Menteri Keuangan (Pasal 5).

3) Penerbitan SBSN dapat dilaksanakan secara langsung oleh Pemerintah

atau melalui Perusahaan Penerbit SBSN (Pasal 6).

4) Penerbitan SBSN harus terlebih dahulu mendapat persetujuan DPR

pada saat pengesahan APBN (Pasal 8). Persetujuan DPR dimaksud

termasuk pembayaran semua kewajiban yang timbul sebagai akibat

penerbitan SBSN serta Barang Milik Negara yang akan dijadikan

sebagai aset SBSN (Pasal 9).

5) Perusahaan Penerbit SBSN merupakan badan hukum yang dibentuk

berdasarkan Undang-Undang ini (Pasal 13). Perusahaan Penerbit

SBSN merupakan Special Purpose Vehicle (SPV) yang didirikan

Page 59: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

38

dalam hal struktur SBSN yang akan diterbitkan memerlukan adanya

SPV.

6) Wali Amanat merupakan pihak yang bertindak mewakili kepentingan

pemegang SBSN antara lain untuk mengawasi Aset SBSN (Pasal 15).

Dalam hal SBSN diterbitkan langsung oleh Pemerintah, maka Menteri

Keuangan menunjuk pihak lain sebagai Wali Amanat. Sedangkan

dalam hal SBSN diterbitkan melalui Perusahaan Penerbit SBSN, maka

Perusahaan Penerbit SBSN bertindak sebagai Wali Amanat (Pasal 14).

Baik Perusahaan Penerbit SBSN maupun pihak lain yang ditunjuk

sebagai Wali Amanat wajib memisahkan Aset SBSN dari kekayaan

perusahaan (Pasal 16).

7) Penggunaan Barang Milik Negara (BMN) sebagai Aset SBSN

dilakukan dengan cara menjual atau menyewa hak manfaat atasBMN

tersebut atau cara lain yang sesuai dengan akad yang digunakan dalam

rangka penerbitan SBSN (Pasal 11). Adapun departemen/kementerian

lembaga pengguna BMN yang dijadikan Aset SBSN, tetap dapat

menggunakan BMN tersebut sebagaimana fungsi awalnya.

8) Pengelolaan SBSN yang diterbitkan secara langsung oleh Pemerintah

maupun melalui Perusahaan Penerbit SBSN diselenggarakan oleh

Menteri Keuangan dan merupakan bagian dari pengelolaan Surat

Berharga secara keseluruhan (Pasal 18).

9) Hubungan dengan lembaga lain.

Page 60: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

39

- Bank Indonesia: sebagai agen penata usaha, agen pembayar

maupun agen lelang, Menteri Keuangan juga dapat meminta Bank

Indonesia menunjuk pihak lain sebagai agen penata usaha dalam

hal SBSN diterbitkan di luar negeri. Dalam hal ini penunjukan

pihak lain sebagai agen pembayar. Menteri Keuangan dapat

berkoordinasi dengan Bank Indonesia (Pasal 21, 22, 23).

- Menteri yang bertanggung jawan di bidang perencanaan

pembangunan nasional: koordinasi dalam hal SBSN diterbitkan

untuk pembiayaan proyek (Pasal 7). Lembaga yang memiliki

kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah: dalam

rangka meminta fatwa atau pernyataan kesesuaian SBSN terhadap

prinsip-prinsio syariah (Pasal 25).

“Di samping Undang-Undang, terdapat peraturan lain yang

mendukung pelaksanaan penerbitan Sukuk Negara. Peraturan lainnya yang

mendukung penerbitan Sukuk Negara diatur dalam Peraturan Pemerintah

(PP) dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Adapun PP dan PMK terkait

Sukuk Negara yang diterbitkan hingga tahun 2013 adalah sebagai berikut: ”

(Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan Republik Indonesia,

2015: 43)

1) PP Nomor 56 Tahun 2011 Tentang Pembiayaan Proyek Melalui

Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara;

Page 61: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

40

2) PP Nomor 56 Tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit Surat

Berharga Syariah Negara, sebagaimana telah diubah dengan PP

Nomor 73 tahun 2012;

3) PP Nomor 57 Tahun 2008 Tentang Pendirian Perusahaan Penerbit

Surat Berharga Syariah Negara Indonesia;

4) PP Nomor 67 Tahun 2008 Tentang Pendirian Perusahaan Penerbit

Surat Berharga Syariah Negara Indonesia I;

5) PP Nomor 51 Tahun 2010 Tentang Pendirian Perusahaan Penerbit

Surat Berharga Syariah Negara Indonesia II;

6) PP Nomor 57 Tahun 2011 Tentang Pendirian Perusahaan Penerbit

Surat Berharga Syariah Negara Indonesia III;

7) PP Nomor 58 Tahun 2012 Tentang Pendirian Perusahaan Penerbit

Surat Berharga Syariah Negara IV;

8) PP Nomor 59 Tahun 2012 Tentang Pendirian Perusahaan Penerbit

Surat Berharga Syariah Negara V;

9) PP Nomor 56 Tahun 2011 Tentang Pembiayaan Proyek Melalui

Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara.

Peraturan Menteri Keuangan terkait Sukuk Negara:

1) PMK Nomor 218/PMK.08/2008 Tentang Penerbitan Dan Penjualan

Surat Berharga Syariah Negara Ritel Di Pasar Perdana Dalam Negeri

sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 187/PMK.08/2011;

Page 62: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

41

2) PMK Nomor 119/PMK.08/2011 Tentang Penerbitan Dan Penjualan

Surat Berharga Syariah Negara Dalam Valuta Asing Di Pasar

Perdana Internasional;

3) PMK Nomor 129/PMK.08/2011 Tentang Penggunaan Proyek

Sebagai Dasar Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara;

4) PMK Nomor 05/PMK.08/2012 Tentang Penerbitan Dan Penjualan

Surat Berharga Syariah Negara Di Pasar Perdana Dalam Negeri

Dengan Cara Lelang;

5) PMK Nomor 56/PMK.08/2012 Tentang Pengelolaan Aset Surat

Berharga Syariah Negara Yang Berasal Dari Barang Milik Negara;

6) PMK Nomor 199/PMK.08/2012 Tentang Penerbitan Dan Penjualan

Surat Berharga Syariah Negara Dengan Cara Bookbuilding Di Pasar

Perdana Dalam Negeri;

7) PMK Nomor 239/PMK.08/2012 Tentang Penerbitan Dan Penjualan

Surat Berharga Syariah Negara Dengan Cara Penempatan Langsung

(Private Placement);

8) PMK Nomor 75/PMK.08/2013 Tentang Pembelian Kembali Surat

Berharga Syariah Negara;

9) PMK Nomor 113/PMK.08/2013 Tentang Tata Cara Pembiayaan

Proyek/Kegiatan Melalui Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara;

10) PMK Nomor 44/PMK.08/2014 Tentang Tata Cara Pemantauan,

Evaluasi Dan Pelaporan Pembiayaan Proyek/Kegiatan Melalui

Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara.

Page 63: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

42

b. Tujuan dan Manfaat Sukuk Negara

Menurut Undang-Undang Nomor 19/2008 tentang Surat Berharga

Syariah Negara, Pasal 4, tujuan penerbitan Sukuk Negara Adalah untuk

membiayai APBN, termasuk membiayai pembangunan proyek.

Menurut penjelasan Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian

Keuangan Republik Indonesia (2015: 48) “penerbitan Sukuk Negara dalam

rangka membiayai APBN dimaksudkan untuk mengamankan kebutuhan

pembiayaan APBN dengan biaya minimal pada tingkat risiko terkendali,

sehingga menjaga kesinambungan fiskal.Sedangkan yang dimaksud

dengan pembiayaan proyek adalah dalam rangka membiayai pembangunan

proyek pemerintah yang telah dialokasikan dalam APBN, seperti proyek

infrastruktur dalam sektor energi, telekomunikasi, perhubungan, pertanian,

industry, manufaktur dan perumahan rakyat”.

Dari segi manfaat, Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian

Keuangan Indonesia (2015: 48) menjelaskan penerbitan Sukuk Negara

memiliki banyak manfaat bagi bangsa dan negara. Manfaat-manfaat

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Memperluas alternatif sumber pembiayaan APBN;

2) Membiayai pembangunan proyek infrastruktur;

3) Mengoptimalkan pemanfaat Barang Milik Negara (BMN);

4) Mendorong pertumbuhan dan pengembangan pasar keuangan syariah

di Indonesia;

Page 64: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

43

5) Memperkuat dan meningkatkan peran sistem keungan berbasis syariah

di dalam negeri;

6) Menciptakan benchmark instrumen keuangan syariah, baik di pasar

keuangan syariah domestic maupun internasional;

7) Memperluas dan mendiversifikasikan basis investor;

8) Mengembangkan alternatif instrument investasi.

c. Perbedaan Sukuk Negara dengan Surat Utang Negara.

“Sebagai bagian dari jenis Surat Berharga Negara (SBN), Sukuk

Negara memiliki perbedaan mandasar dengan Surat Utang Negara. Berikut

perbedaan kedua jenis instrumen SBN tersebut” (Direktorat Pembiayaan

Syariah, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015: 49):

1) Sukuk Negara adalah Surat Berharaga Negara yang diterbitkan

berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti kepemilikan/penyertaan

terhadap Aset SBSN. Sedangkan SUN adalah surat berharga yang

diterbitkan berdasarkan prinsip konvensional.

2) Penerbitan Sukuk Negara memerlukan underlying asset sebagai dasar

penerbitan. Sedangkan keberadaan underlying asset umunya tidak

diperlukan dalam penerbitan SUN.

3) Fatwa/Opini Syariah diperlukan dalam penerbitan Sukuk Negara

untuk menjamin kesesuaian sukuk dengan prinsip syaria. Sedangkan

penerbitan SUN tidak memerlukannya.

4) Tujuan penerbitan Sukuk Negara dan SUN adalah sama-sama sebagai

sumber pembiayaan APBN. Namun, Sukuk Negara dapat secara

Page 65: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

44

khusus diterbitkan untuk membiayai pembangunan proyek pemerintah

(earmarked).

5) Keuntungan yang dapat diperoleh dari Sukuk Negara antara lain

berupa imbalan, bagi hasil, margin, dan capital gain. Sedangkan SUN

berupa bunga dan capital gain.

6) Dasar Hukum penerbitan Sukuk Negara adalah Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

Sedangkan dasar hukum penerbitan SUN adalah Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.

d. Milestone Sukuk Negara

Gambar 2.2

Milestone Sukuk Negara tahun 2008-2016

Sumber: DJPPR, Kementerian Keuangan Republik Indonesia

“Berikut ini adalah ringkasan beberapa langkah penting (milestone) yang

dilaukan oleh pemerintah dalam rangka pengembangan Sukuk Negara dari tahun

2008 sampai dengan 2016”(Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian

Keuangan Republik Indonesia, 2015: 51).

Page 66: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

45

1) Tahun 2008

a) Disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang

Surat Berharga Syariah Negara

Untuk menyediakan landasan hukum penerbitan Sukuk

Negara, pada bulan Jui 2006 Pemerintah mulai menyusun draf

RUU tentang Surat Berharga Syariah Negara. Draf RUU tersebut

kemudian disampaikan ke DPR pada tanggal 13 Februari 2007,

untuk selanjutnya dibahas pada bulan Maret 2008.Setelah

dilakukan pembahasan secara intensif di DPR, akhirnya RUU

tersebut disahkan menjadi Undang-Undang pada tanggal 7 Mei

2008 dan diundangkan dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 70.

b) Debut Penerbitan Sukuk Negara

Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2008, Pemerintah memiliki landasan hukum untuk dapat

menerbitkan Sukuk Negara. Selanjutnya pada tanggal 26 Agustus

2008, Pemerintah untuk pertama kalinya melakukan penerbitan

Sukuk Negara di pasar perdana dalam negeri, yaitu Sukuk Negara

seri IFR. Penerbitan tersebut dilakukan dengan carabookbuilding

melalui tiga perusahaan efek yang ditunjuk Pemerintah sebagai

agen penjual. Penerbitan perdana Sukuk Negara tersebut cukup

Page 67: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

46

sukses dan berhasil memperoleh animo yang tinggi dari para

investor.

2) Tahun 2009

a) Penerbitan Perdana Sukuk Ritel seri SR-001

Pada awal tahun 2009, tepatnya tanggal 30 Januari hingga

20 Februari, Pemerintah mulai menawarkan sukuk kepada

investor individu Warga Negara Indonesia, yaitu melalui

instrument Sukuk Ritel seri SR-001, yang dapat dibeli melalui

bank dan perusahaan efek yang ditunjuk sebagai agen penjual.

Antusiasme masyarakat akan produk ini juga sangat tinggi yang

tercermin dari tingginya kelebihan permintaan (oversubscribed)

atas produk tersebut.

b) Penerbitan Perdana Sukuk Negara di Pasar Internasional

Pada tanggal 23 April 2009 Pemerintah menerbitkan Sukuk

Negara seri SNI dalam valuta asing senilai US$650 juta di pasar

internasional.Kehadiran Sukuk Global tersebut merupakan

penerbitan perdana bagi Pemerintah Indonesia di pasar

internasional dan menjadi penerbitan staright sukuk terbesar

dalam mata uang US Dollar di luar negara-negara teluk

(GCC).Penerbitan SNI tersebut juga sekaligus menjadi

benchmark pertama penerbitan sukuk dalam denominasi US

Dollar di Asia sejak tahun 2007.

c) Penerbitan Perdana Sukuk Dana Haji Indonesia

Page 68: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

47

Dalam rangka meningkatkan manfaat dalam pengelolaan

Dana Haji dan Dana Abadi Umat serta memberikan manfaat bagi

pembiayaan APBN melalui penyediaan sumber pembiayaan yang

berkelanjutan, pada tanggal 22 April 2009 Kementerian Agama

dan Kementerian Keuangan menandatangani Memorandum of

Understanding (MoU) terkait penempatan Dana Haji dan Dana

Abadi Umat ke dalam Sukuk Negara. Menindaklanjuti hal

tersebut, pada tanggal 7 Mei 2009 diterbitkanlah Sukuk Negara

seri SDHI 2010 A dengan cara penempatan langsung (private

placement). Penempatan dana haji oleh Kementerian Agama

tersebut selanjutnya dilakukan secara reguler setiap tahunnya.

d) Lelang SBSN

Untuk menyediakan mekanisme penerbitan Sukuk Negara

yang efektif dan efisien, pada triwulan IV tahun 2009 Pemerintah

mulai melakukan lelang Sukuk Negara untuk pertama kalinya.

Lelang Sukuk Negara tersebut diikuti oleh peserta lelang yang

terdiri dari bank, perusahaan efek, Bank Indonesia dan Lembaga

Penjamin Simpanan.Instrumen Sukuk Negara yang dijual melalui

lelang perdana tersebut perdana tersebut adalah Sukuk Negara

seri IFR.

3) Tahun 2010

Pada tahun 2010, mulai dilaksanakan lelang Sukuk Negara secara

reguler.Dalam setiap lelang, pemerintah secara konsisten menawarkan

Page 69: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

48

beberapa seri Sukuk Negara dengan tenor menengah-panjang, guna

mengakomodir potensi permintaan dari seluruh sektor/tipe

investor.Frekuensi lelang Sukuk Negara pada tahun 2010 adalah

sebanyak 13 kali dengan total realisasi penerbitan selama tahun 2010

sebesar Rp 6,15 triliun.

4) Tahun 2011

a) Penerbitan Perdana Surat Perbendaharaan Negara-Syariah

Untuk mendorong pengembangan pasar uang syariah sekaligus

menyediakan instrumen likuiditas, pada tanggal 2 Agustus 2011

Pemerintah menerbitkan instrumen Sukuk Negara baru berupa Surat

Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S) melalui metode lelang.

Penerbitan SPN-S tersebut mendapat sambutan yang baik karena

selain dapat berfungsi sebagai instrumen pengelolaan kas (cash

management) oleh pelaku pasar, juga dapat digunakan untuk

mendukung pelaksanaan operasi moneter oleh Bank Indonesia

(market-based monetary policy).

b) Lelang Perdana Sukuk Negara seri PBS

Untuk memberikan manfaat langsung Sukuk Negara bagi

pembangunan infrastruktur, Pemerintah mengembangkan seri Sukuk

Negara yang diterbitkan dalam rangka membiayai pembagunan

proyek. Pada tanggal 11 Oktober 2011 Pemerintah untuk pertama

kalinya melelang sukuk negara berbasis proyek. Sukuk Negara PBS

Page 70: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

49

yang dilelang perdana adalah Sukuk Negara seri PBS-0001 dan seri

PBS-0002.

5) Tahun 2012

a) Lelang Reguler Sukuk Negara seri PBS dan SPN-S

Setelah diterbitkan pertama kali pada tahun 2011, Sukuk Negara

seri PBS dan SPN-S selanjutnya diterbitkan secara reguler melalui

lelang Sukuk Negara pada tahun 2012. Penerbitan tersebut merupakan

wujud implementasi dari strategi pembiayaan APBN melalui

penerbitan Sukuk Negara.

b) Lelang Perdana Sukuk Negara Tambahan (Green Shoe Option)

Untuk memenuhi kebutuhan refinancing Sukuk Negara jangka

pendek yang jatuh tempo serta sebagai acuan atau benchmarking

harga SPN-S, Pemerintah untuk pertam kalinya melakukan lelang

Sukuk Negara tambahan atau Green Shoe Option (GSO) pada tanggal

8 Mei 2012. Seri Sukuk Negara yang dilelang dalam GSO tersebut

adalah seri SPN-S 09112012.

c) Penerbitan SNI dengan format Islamic GMTN

Sejak diterbitkan pertama kali pada tahun 2009 dengan format

stand alone, Sukuk Negara seri SNI mulai diterbitkan dengan format

Islamic Global Medium Term Notes (Islamic GMTN) Program pada

tahun 2012. Format penerbitan Islamic GMTN adalah penerbitan

Sukuk Negara di pasar perdana internasional yang dilakukan secara

Page 71: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

50

berkelanjutan dengan jumlah target penerbitan dan periode waktu

tertentu sesuai rencana kegiatan penerbitan (program penerbitan).

6) Tahun 2013

Pemerintah mulai menerbitkan Sukuk berbasi proyek dimana hasil

penerbitan sukuk tersebut di-earmark terhadap proyek-proyek tertentu

saja (project financing sukuk).Penerbitan Sukuk Negara berbasis proyek

yang di-earmark tersebut mendapat sambutan yang bagus dari berbagai

pihak dan dianggap sebagai suatu solusi terhadap kelangkaan

pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang kebtuhannya sangat besar.

7) Tahun 2014

Pemerintah menerbitkan Sukuk Global kelima masih dalam format

GMTN dengan menggunakan akad baru, yaitu wakalah yang

menggunakan underlying dengan proporsi minimal 51% BMN dan

maksimal 49% proyek. Akad wakalah ini didasarkan fatwa DSN-MUI

Nomor 95/DSN-MUI/VIII/2014 tentang SBSN Wakalah dan mendapat

pernyataan kesesuaian syariah nomor B-243/DSN-MUI/VIII/2014.

Penerbitan Sukuk Global tersebut berhasil menarik minat investor Islam

dan Timur Tengah dimana memperoleh alokasi sekitar 35% dari total

penerbitan.

8) Tahun 2015

Pemerintah menerbitkan Sukuk Global keenam sebesar USD 2

miliar.Penerbitan Sukuk Global sebesar USD 2 miliar ini tidak saja yang

terbesar bagi pemerintah Indonesia, tetapi juga merupakan penerbitan

Page 72: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

51

global sukuk dalam single-tranche terbesar secara

internasional.Penerbitan Sukuk Global keenam ini juga memperoleh

sambutan yang lebih baik dari investor Islam dan Timur Tengah,

dibuktikan dengan alokasi yang mencapai 41%.

9) Tahun 2016

Pemerintah mengeluarkan Sukuk Global terbesar dengan dual

tranche pertama.

e. Metode Penerbitan Sukuk Negara

“Penerbitan Sukuk Negara dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu

bookbuilding, penempatan langsung (private placement), dan lelang

(auction). Berikut penjelasan ketiga jenis metode tersebut: (Direktorat

Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015: 54).

1) Bookbuilding

Bookbulding merupakan salah satu metode penerbitan surat

berharga, dimana investor akan menyampaikan penawaran pembelian

atas suatu surat berharga, biasanya berupa jumlah dan harga (yield)

penawaran pembelian dan dicatat dalam book order oleh investment bank

yang bertindak sebagai bookrunner. Berdasarkan PMK Nomor

199/PMK.08/2012 tentang Penerbitan dan Penjualan SBSN dengan Cara

Bookbuilding di Pasar Perdana Dalam Negeri, yang dimaksud dengan

bookbuilding adalah kegiatan penjualan SBSN kepada pihak melalui

agen penjual, dimana agen penjual mengumpulkan pemesanan pembelian

dalam periode penawaran yang telah ditentukan.

Page 73: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

52

2) Private placement

Private placement merupakan salah satu metode penerbitan surat

berharga, dimana kegiatan penerbitan dan penjualan surat berharga

dilakukan oleh pihak penerbit kepada pihak tertentu dengan ketentuan

dan persyaratan (terms & conditions) yang disepakati bersama.

Berdasarkan PMK Nomor 239/PMK.08/2012 tentang Penerbitan dan

Penjualan SBSN dengan Cara Penempatan Langsung (private

placement), yang dimaksud dengan private placement adalah kegiatan

penerbitan dan penjualan SBSN yang dilakukan Pemerintah kepada

pihak (perseorangan WNI/WNA, perusahaan, usaha bersama, asosiasi,

Bank Indonesia atau Lembaga Penjamin Simpanan) dengan ketentuan

dan persyaratan SBSN sesuai kesepakatan.

3) Lelang

Lelang surat berharga adalah suatu metode penerbitan dan

penjualan surat berharga yang diikuti oleh peserta lelang dengan cara

mengajukan penawaran pembelian kompetitif dan/atau penawaran

pembelian nonkompetitif dalam suatu periode waktu penawaran yang

telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 05/KMK.08/2012, terdapat 2 definisi lelang terkait SBSN, yaitu

lelang SBSN yang diikuti Peserta Lelang SBSN, Bank Indonesia, dan/atau

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk lelang SBSN jangka pendek

atau Peserta Lelang SBSN dan/atau LPS untuk lelang SBSN jangka

panjang, dengan cara mengajukan penawaran pembelian kompetitif

Page 74: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

53

dan/atau penawaran pembelian yang telah ditentukan dan diumumkan

sebelumnya melalui sistem yang disediakan agen yang melaksanakan

lelang SBSN. Sedangkan lelang SBSN tambahan (green shoe option)

adalah penjualan SBSN di pasar perdana dengan cara lelang yang

dilaksanakan pada 1 (satu) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan lelang

SBSN.

f. Jenis Instrumen Sukuk Negara

1) Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S)

“SPN-S merupakan Sukuk Negara jangka pendek yang diterbitkan

dalam rangka menutupi kekurangan kas jangka pendek akibat

ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan pengeluaran (cash

mismatch) dari Rekening Kas Negara dala satu tahun anggaran. Hingga

saat ini, SPN-S yang diterbitkan adalah tenor 6 bulan” (Direktorat

Pembiayaan Syariah, Kementerian Republik Indonesia, 2015: 60).

Pada prinsipnya tujuan utama dari penerbitan SPN-S menurut

Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan (2015: 60)

adalah sebagai berikut:

a) Diversifikasi instrumen SBSN;

b) Pengembangan pasar keuangan syariah;

c) Optimalisasi sistem arus kas APBN;

d) Menyediakan instrumen likuiditas bagi institusi keuangan syariah

(perbankan syariah).

Page 75: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

54

2) Islamic Fixed Rate (IFR)

“Pemerintah mulai melakukan penerbitan Islamic Fixed Rate (IFR)

di pasar dalam negeri pada tahun 2008. Seri IFR ini diterbitkan dalam

denominasi Rupiah di pasar dalam negeri yang ditujukan bagi investor

institusi dengan nominal pembelian yang besar, memiliki tenor jangka

menengah-panjang, tingkat imbalan tetap (fixed) yang dibayar setiap

semester (semi annual basis), serta dapat diperdagangkan di pasar

sekunder (tradedle)” (Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian

Keuangan, 2015: 61).

“Untuk memenuhi kriteria tersebut, IFR distruktur dengan

menggunakan akad Ijarah Sale and Lease Back dan secara syariah dapat

diperdagangkan.Adapun underlying asset yang digunakan adalah BMN

berupa tanah dan bangunan. Penerapan struktur tersebut mengacu pada

Fatwa DSN-MUI Nomor 72/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease

Back, yang kemudian di-review dari aspek syariah oleh DSN-MUI dan

dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah melalui Pernyataan Kesesuaian

Syariah (Opini Syariah) Nomor B-266/DSN-MUI/VIII/2008 tanggal 12

Agustus 2008 untuk IFR-0001 dan Opini Syariah Nomor B-268/DSN-

MUI/VIII/2008 tanggal 13 Agustus 2008 untuk IFR-0002” (Direktorat

Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan 2015: 61-62).

3) Project Based Sukuk (PBS)

“Sukuk Negara seri PBS merupakan Sukuk Negara yang

diterbitkan dalam rangka pembiayaan proyek, dalam denominasi rupiah

Page 76: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

55

di pasar perdana dalam negeri, dengan tingkat imbalan tetap, serta dapat

diperdagangkan di pasar sekunder.PBS distruktur dengan menggunakan

Struktur Ijarah Asset to be Leased dengan menggunakan underlying asset

berupa proyek Pemerintah dalam APBN. Dari aspek syariah, penerbitan

tersebut mengacu pada Fatwa DSN-MUI Nomor 76/DSN-MUI/VI/2011

tentang SBSN Ijarah Asset to be Leased. Sedangkan dari sisi legal,

pembiayaan proyek melalui penerbitan SBSN diatur antara lain melalui

Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2011 tentang Pembiayaan Proyek

Melalui Penerbitan SBSN, Peraturan Menteri Keuangan No. 113 Tahun

2013 tentang Tata Cara Pembiayaan Proyek/Kegiatan Melalui Penerbitan

SBSN, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 129 Tahun 2011 tentang

Penggunaan Proyek sebagai Dasar Penerbitan Surat Berharga Syariah

Negara” (Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan

Republik Indonesia, 2015: 63).

4) Sukuk Negara Ritel (SR)

“Sukuk Ritel merupakan surat berharga negara yang diterbitkan

berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan

terhadap Aset SBSN, yang dijual kepada individu atau perseorangan

Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual” (Direktorat Pembiayaan

Syariah, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015: 64).

Menurut Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan

Republik Indonesia (2015: 64) secara umum tujuan penerbitan Sukuk

Ritel dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 77: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

56

a) Diversifikasi sumber pembiayaan APBN;

b) Memperluas basis investor Surat Berharga Syariah Negara di pasar

domestik;

c) Memberikan alternatif instrument ritel yang berbasis syariah bagi

investor;

d) Mendukung pengembangan pasar keuangan syariah;

e) Memberikan kesempatan kepada investor individu untuk

berinvestasi dalam instrumen pasar modal yang aman dan

menguntungkan;

f) Memperkuat pasar modal Indonesia dengan mendorong

transformasi dari savings-oriented society menjadiinvestment

oriented society.

5) Sukuk Negara Indonesia (SNI)

“SNI adalah Sukuk Negara yang diterbitkan dalam denominasi

valuta asing di pasar perdana internasional dengan tingkat imbalan tetap,

serta dapat diperdagangkan” (Direktorat Pembiayaan Syariah,

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015: 66-67) .

Menurut Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan

Republik Indonesia(2015: 67) menjelaskan bahwa penerbitan SNI atau

yang dapat disebut Sukuk Global, selain dilakukan dengan

mempertimbangkan keterbatasan daya serap pasar SBSN domestik, juga

mempunyai maksud dan tujuan antara lain sebagai berikut:

Page 78: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

57

a) Memperluas basis investor, khususnya investor syariah dan Timur

Tengah;

b) Menciptakan benchmark di pasar keuangan syariah internasional;

c) Menjaga kontinuitas eksistensi Indonesia di pasar keuangan syariah

internasional;

d) Memanfaatkan posisi tawar Pemerintah yang lebih besar dengan

diraihnya investmentgrade dari lembaga pemeringkat internasional.

6) Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI)

“SDHI adalah Sukuk Negara yang diterbitkan dalam denominasi

rupiah untuk penempatan Dana Haji dan Dana Abadi Umat (DAU) pada

SBSN dengan metode private placement, dengan tingkat imbalan fixed,

serta bersifat non-tradable. SDHI distruktur menggunakan akad Ijarah

Al-Khadamat (jasa), dengan underlying berupa jasa layanan haji yang

terdiri dari jasa flight (penerbangan), catering (makanan), dan housing

(pemondokan).Penerbitan SDHI dengan struktur Ijarah Al-Khadamat

tersebut telah memperoleh Pernyataan Kesesuaian Syariah dari DSN-

MUI melalui Opini Syariah nomor B-118/DSN-MUI/III/2009 tanggal 31

Maret 2009” (Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan

Republik Indonesia, 2015: 70).

Menurut Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan

Republik Indonesia (2015: 70) berdasarkan MoU, disepakati prinsip-

prinsip penempatan Dana Haji dan Dana Abadi Umat pada Sukuk Negara

yaitu sebagai berikut:

Page 79: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

58

a) Memberikan manfaat semaksimal mungkin bagi pengelolaan Dana

Haji dan Dana Abadi Umat, melalui penyediaan instrument

investasi yang aman dengan imbal hasil yang kompetitif serta

proses penempatan yang hati-hati, transparan dan akuntabel.

b) Memberikan manfaat semaksimal mungkin bagi pembiayaan

APBN, melalui penyediaan sumber pembiayaan pembagunan

yang aman dan berkelanjutan.

5. Teori Hahslm

Al-Quran merupakan sebuah kitab yang dijadikan sumber rujukan

utama dalam sebuah penelitian Islam. Adapun ayat Quran yang dijadikan

rujukan dalam teori ini adalah QS Al-Hijr [15]: 87

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat)

yang (dibaca) berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung”

Berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir bahwa kata “sab‘ul maṡāni”ialah

fatihatul kitab, dan bahwa surat Al-Fatihah ini dibaca berulang-ulang

pada setiap rakaat salat fardu maupun salat sunat. Pendapat ini dipilih

oleh Ibnu Jarir, dan ia memilih pendapat ini dengan hadits-hadits yang

menerangkan tentang hal ini. Pada Hadits pertama Imam Bukhari

mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar,

telah menceritakan kepada kami Gundar, telah menceritakan kepada

kami Syu’bah, dari Habib ibnu Abdur Rahman, dari Hafs ibnu Asim, dari

Abu Sa’id ibnul Ma’la yang menceritakan, “Nabi Saw, melewatiku saat

Page 80: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

59

aku sedang salat, lalu Nabi Saw. memanggilku, tetapi aku tidak

mendatanginya hingga aku menyelesaikan salatku. Setelah aku

selesaikan salatku, maka aku menghadap kepada Nabi Saw. Lalu Nabi

Saw. bertanya, ‘Apakah yang menghalang-halangimu sehingga tidak

datang kepadaku (saat kupanggil)?’ Aku menjawab, ‘Aku sedang

mengerjakan salat.’ Maka Nabi Saw. Bersabda, ‘Bukanlah Allah Swt.

telah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan

seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian (Al-Anfal: 24)

Nabi Saw, bersabda, ‘Maukah aku ajarkan kamu tentang surat yang

paling besar di dalam Al-Quran sebelum aku keluar dari masjid ini?’.

Ketika Nabi Saw. hendak keluar dari masjid, maka aku

mengingatkannya (akan janjinya itu), lalu beliau bersada:

‘Al Hamdu Lillāhi Rabbil ‘Ᾱlamῑn (surat Al-Fātihah) adalah tujuh

ayat yang dibaca berulang-ulang, dan Al-Qur‘anul ‘Aẓim yang

diberikan kepadaku’.”

Hadis kedua: Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan

kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Zi-b,

telah menceritakan kepada kami Al-Maqbari, dari Abu Hurairah r.a yang

mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

Ummul Qur ‘an ialah tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan

Al-Qur‘anul ‘Aẓim.

Page 81: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

60

Inilah bunyi nas yang mengatakan bahwa surat Al-Fatihah adalah

sab‘ul maṡāni (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang) dan Al-Qur‘anul

‘Aẓim (yakni di dalamnya terkandung semua isi Al-Qur’an secara garis

besarnya). Akan tetapi, tidaklah bertentangan jika surat lainnya- yaitu

tujuh surat yang panjang-panjang –dinamakan pula dengan sebutan ini,

mengingat di dalam surat-surat tersebut terkandung pula sifat-sfatnya.

Sebagaimana tidak bertentangan pula bila Al-Qur‘an seluruhnya disebut

dengan sebutan ini, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam

firman-Nya. (Ibnu Katsir, 74-75)

Menurut Aziz (2018: 84) secara implisit Allah SWT menyebutkan

7 diulang, kemudian peradaban manusia menginterpretasikan 14 abad

setelahnya sebagian simbol dari dimensi waktu dengan argumentasi

adanya kata matsani atau diulang.

Makna teori H menurut Aziz(2018: 81):

a. Sebuah himpunan utuh/ sistem menyeluruh/ bagian terintegrasi

akan terdiri atas tiga unsur utama, yaitu primer (pencipta/

intermediari), sekunder (ciptaan/ penerima), tersier (ibadah/

pemancar) yang bisa bermuatan positif atau negative.

b. Tiga unsur tersebut akan memenuhi persyaratan bahwa sekunder di

bawah primer akan melakukan tersier (manusia diciptakan Tuhan

untuk beribadah).

Page 82: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

61

B. Keterkaitan antar Variabel

1. Pengaruh Surat Utang Negara (SUN) terhadap Defisit Anggaran

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat

Utang Negara dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa Surat Utang Negara

surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah

maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.Surat Utang

Negara merupakan salah satu instrument pembiayaan negara, oleh karena

itu jika semakin tinggi besarnya nilai dari pembelian Surat Utang Negara

menandakan semakin besar pula defisit anggaran dalam negeri yang harus

dibiayai salah satunya dengan instrumen pembiayaan negara ini, sehingga

bisa dikatakan bahwa variabel Surat Utang Negara mempunyai korelasi

yang positif terhadap variabel defisit anggaran.

2. Pengaruh Inflasi terhadap Defisit Anggaran

“Inflasi secara singkat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan

meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus

menerus” (Suseno dan Astiyah, 2009: 2-3).“Penyusunan anggaran negara

pada awal tahun, didasarkan menurut standar harga yang telah

ditetapkan.Harga standar itu sendiri dalam perjalanan tahun anggaran,

tidak dapat dijamin ketetapannya. Dengan kata lain, selama perjalanan

tahun anggaran standar harga itu dapat meningkat tetapi jarang yang

menurun. Apabila terjadi inflasi, dengan adanya kenaikan harga-harga itu

berarti biaya program juga akan meningkat, akibatnya negara terpaksa

Page 83: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

62

akan mengeluarkan dana untuk eskalasi dalam rangka menambah standar

harga itu” (Kunarjo, 2001: 4). Oleh karena itu besar kecilnya tingkat

defisit anggaran yang ditetapkan pemerintah salah satunya disebabkan oleh

tingkat inflasi di dalam negeri jika inflasi meningkat maka nilai dari defisit

anggaran dalam negeri bisa dipastikan juga meningkat karena biaya-biaya

yang dikeluarkan oleh pemerintah juga bertambah, sebaliknya jika tingkat

inflasi menurun maka nilai defisit angaran bisa menurun karena karena

biaya-biaya yang dilekuarkan tidak sebesar pada saat inflasi menigkat.

Maka dari itu bisa dikatakan bahwa variabel inflasi memiliki hubungan

yang positif terhadap variabel defisit anggaran.

3. Pengaruh Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) terhadap Defisit

Anggaran

Menurut Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian Keuangan

Republik Indonesia (2015: 40), Surat Berharga Syariah Negara

didefinisikan “sebagai Surat Berharga Negara yang diterbitkan

berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap

aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing” . Sama

halnya seperti dengan Surat Utang Negara bahwa Surat Berharga Syariah

Negara ini merupakan salah satu instrumen pembiayaan negara. Hadirnya

Surat Berharga Syariah Negara merupakan sebuah alternatif bagi negara

untuk menambah potensi sumber-sumber pembiayaan negara, mengingat

bahwa jumlah masyarakat muslim Indonesia merupakan yang terbesar dari

negara-negara muslim lainnya. Oleh karena itu jika semakin besarnya nilai

Page 84: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

63

Surat Berharga Syariah Negara menandakan bahwa negara sedang

membutuhkan sumber-sumber pembiayaan untuk menutupi defisit dalam

negeri, sehingga bisa dikatakan variabel Surat Berharga Syariah memiliki

hubungan yang positif dengan variabel defisit anggaran.

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NO Nama Peneliti, Tahun, Judul

Penelitian

Metode Analisis

Hasil Penelitian

1

Agustina Suryani (2017) Analisis

Pengaruh Pinjaman Luar Negeri,

Surat Utang Negara, Penerimaan

Pajak dan Inflasi Terhadap Defisit

Anggaran Di Indonesia Sebelum

Dan Sesudah Tahun 2000

Regresi Linear

Berganda

Pada tahun 1985-

1999, variabel

Inflasi mempunyai

pengaruh positif

dan signifikan

terhadap defisit

anggaran

Pada tahun 2000-

2015, variabel

surat utang negara

berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap defisit

anggaran

sedangkan untuk

variabel inflasi

berpengaruh

positif dan tidak

signifikan

terhadap defisit

anggaran

Page 85: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

64

2

Alfiah Kusumaningrum (2014),

Analisis Laju Inflasi dan Money

Supply Terhadap Defisit APBN

dan Pengaruhnya Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Model Regresi

Variabel inflasi

tidak berpengaruh

signifikan

terhadap defisit

anggaran

3

Salman Al Parisi & Aam Slamet

Rusydiana (2017), The

Comparison of Sukuk and Bond

Absorptio; Deficit Budget

Financing in Indonesia

Indirect Least

Square(ILS)

Variabel Obligasi

memiliki pengaruh

positif dan

siginifikan

terhadap defisit

anggaran

Variabel Sukuk

memiliki pengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap defisit

anggaran

4

Aan Nasrullah (2015), Studi Surat

Berharga Negara: Analisis

Komparatif Sukuk Negara

Dengan Obligasi Negara Dalam

Pembiayaan Defisit APBN

Kualitatif

Deskriptif

Penerbitan Oligasi

Negara (SUN)

telah berdampak

negatif terhadap

postur APBN,

adapun Sukuk

Negara dapat

meminimalisir

atau bahkan dapat

menghindari risiko

gagal bayar (debt

trap).

5

Ratnah S (2015), Faktor-Faktor

Yang Berpengaruh Terhadap

defisit APBN Indonesia

Metode Regresi 2

SLS / Regresi 2

tahap

Variabel Inflasi

berpengaruh

negative

signifikan

terhadap Defisit

APBN Indonesia

Page 86: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

65

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4

Kerangka Pemikiran

Judul

Signifikansi Surat Utang Negara, Inflasi dan Sukuk Negara terhadap

Defisit Anggaran Indonesia (Periode Januari 2014 – Desember 2017).

Variabel Independen Variabel Dependen

Surat Utang Negara (X1) Internal (S)

Inflasi (X2) Eksternal (L)

Sukuk Negara (X3) Religiusitas (M)

Defisit Anggaran (Y)

Model Ekonometrika

Uji Asumsi Klasik

Uji Statistik

Uji Normalitas

Uji Multikolonearitas

Uji Heteroskedastisitas

Uji Autokolerasi

Uji Parsial (Uji-t)

Uji Fisher (Uji-F)

Uji Koefisien Determinasi

Hasil dan Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Page 87: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

66

E. Hipotesis

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : Tidak ada pengaruh antara Surat Utang Negara sebagai variabel

internal terhadap Defisit Angggaran.

H1 : Ada pengaruh antara Surat Utang Negara sebagai variabel internal

terhadap Defisit Anggaran.

2. H0 : Tidak ada pengaruh antara Inflasi sebagai variabel eksternal terhadap

Defisit Anggaran.

H1 : Ada pengaruh antara Inflasi sebagai variabel eksternal terhadap

Defisit Anggaran.

3. H0 : Tidak ada pengaruh antara Sukuk Negara sebagai variabel

Religiusitas terhadap Defisit Anggaran.

H1 : Ada pengaruh antara Sukuk Negara sebagai variabel Religiusitas

terhadap Defisit Anggaran.

Page 88: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

67

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.Penelitian ini

dilakukan dimulai dari pengumpulandata yang berhubungan langsung

dengan objek penelitian, menginvestarisasikan, mengolah data hingga

akhirnya diperoleh gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan yang

diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan yang

menjelaskan pengaruh dari tiga faktor utama seperti yang telah penulis

jelaskan sebelumnya pada BAB 2 mengenai faktor internal, eksternal dan

religiusitas yang digunakan dalam penelitian ini adapaun pembagian

faktor-faktor tersebut yaitu untuk variabel independen, yang digunakan

adalah Surat Utang Negara (SUN) sebagai faktor internal, Inflasi sebagai

faktor eksternal dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/ Sukuk

sebagai faktor religiusitas terhadapvariabel dependen yaitu, Defisit

Anggaran Indonesia selama periode Januari 2014 sampai dengan

Desember 2017. Data yang diambil merupakan data bulanan yang bersifat

runtun waktu (time series).

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini variabel dependen yang diambil adalah defisit

anggaran Indonesia yang mana data tersebut mencakup skala nasional,

sehingga dalam penelitian ini data yang diambil bersifat populasi karena

menggunakan seluruh objek yang akan diteliti. Sebagaimana penjelasan

Page 89: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

68

dari Djawranto (1994 :420, dalam Kuntjojo 2009: 29) bahwa populasi

atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau

individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuansatuan

tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-

institusi, benda-benda, dst.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh dari laoran APBN Kementerian Keuangan

Republik Indonesia periode 2014 – 2017, data tersebut diperoleh dari web

www.kemenkeu.go.id

C. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data yang diperolehdalam penelitian ini bersifat studi

literatur (library research), yaitu dengan membaca data dari berbgai

sumber seperti majalah, buku jurnal, laporan keuangan, paper ilmiah

yang bertujuan dengan penelitian sehingga mendapatkan data yang

valid, kemudian dalam penelitian ini, data diperoleh melalui internet

research yaitu untuk data seperti inflasi, SUN, dan Sukuk diambil dari

situs website pemerintah Indonesia seperti pada situs

www.kemenkeu.go.id dan www.bi.go.id

2. Karakteristik Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bersifat runtut

waktu (time series), karena data yang bersifat time series maka

cenderung bersifat heteroskedastisitas dan bersifat autokolerasi.

Page 90: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

69

3. Periode Data dan Jumlah Data

Data yang diambil dalam penelitian ini merupakan data

bulanan, periode waktu data yang dianalisis dalam penelitian ini

adalah selama 4 tahun (Periode Januari 2014 – Desember 2017). Total

data dalam penelitian ini berjumlah 48 data, sesuai dengan jumlah

bulan dalam periode penelitian.

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Surat

Utang Negara, Inflasi dan Sukuk terhadap Defisit Anggaran Indonesia

dengan menggunakan metode data kuantitatif, yaitu data yang

digunakan dalam penelitian berbentuk angka dengan metode regresi

berganda menggunakan alat analisis Regresi Linier Bergandamelaui

program Eviews 9 dan bantuan program Ms. Excel 2007.

“Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua

atau lebih variabel independen (X1, X2,…, Xn) dengan variabel dependen

(Y). analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen berhubungan positif atau negatif dan

untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila variabel

independen mengalami kenaikan atau penurunan” (Tim Dosen

Ekonometrika, Universitas Brawijaya, 2015: 6).Di dalam analisis regresi

Page 91: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

70

linier bergandaterdapat variabel independen (variabel bebas) yang lebih

dari satu dan variabel dependen (variabel terikat) hanya terdiri satu saja.

Teori Hahslm juga memiliki persamaan yang dapat menjadi rumus

bersama dengan fungsi regresi linear berganda. Dalam persamaan regresi

terdapat variabel dependen Y sedangkan dalam persamaan th terdapat

variabel dependen H. Untuk variabel independen bisa diterapkan pada

persamaan regresi dan juga th dimana fungsi a merupakan konstanta pada

regresi sebagai pelindung pada th, sedangkan eror memiliki notasi e pada

regresi dan h pada th, serta variabel pokok yaitu X1,X2 dan Xn pada regresi

menjadi Sn, Ln, Mn pada th. Adapun persamaan H yang digunakan adalah

sebagai berikut:

H = a + b1Sn + b2Ln + … + bnMn + h

Keterangan:

H = Huda/ Petunjuk (Y)

A = Alif/ Jalan (ɑ)

h = Hanif/ Lurus (e)

S = Sin/ Manusia (b1Xn)

L = Lillah/ Milik Allah (b2Xn)

M = Masjid/ Ibadah (bnXn)

Hubungan antara variabel dependen dan independen pada

penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

Y = f(X1, X2, X3)

H = f(S1, L1, M1)

Page 92: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

71

Dimana,

ɑ0 : Konstanta

ɑ1,ɑ2,ɑ3 : Koefisien Regresi dari masing-masing variabel yang

mempengaruhi Defisit Anggaran

e : Error Terms (variabel di luar model tetapi tidak ikut

berpengaruh terhadap variabel dependen)

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

“Pengujian normalitas adalah pengujian tentang

kenormalan distribusi data.Uji ini merupakan pengujian yang

paling banyak dilakukan untuk menganalisis karena pada

analisis statistik parametik, asumsi harus dimiliki oleh data

adalah bahwa data tersebut terdistribusi normal” (Tim Dosen

Ekonometrika & Asisten Praktikum Universitas Brawijaya,

2015: 10).

Pada penelitian ini untuk melakukan uji normalitas,

peneliti menggunakan metode yang dikembangkan oleh Jarque-

Bera (JB).“Keputusan terdistribusi normal tidaknya residual

secara sederhana dengan membandingkan nilai Probabilitas JB

(Jarque-Bera) hitung dengan tingkat alpha o.o5 (5%). JB hitung

Y = ɑ0 + ɑ1X1 + ɑ2X2 + ɑ3X3 + e

Defisit Anggaran = ɑ0+ɑ1Surat Utang Negara + ɑ2 Inflasi + ɑ3Sukuk + e

H = ɑ0 + ɑ1S + ɑ2L + ɑ3M + e

Defisit Anggaran = ɑ0+ ɑ1Surat Utang Negara + ɑ2 Inflasi + ɑ3Sukuk + e

Page 93: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

72

lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa residual

terdistribusi normal dan sebaliknya, apabila nilainya lebih kecil

maka tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa residual

terdistribusi normal” (Mansuri, 2016: 38) Langkah-langkah

pengujian normalitas data sebagai berikut:

b. Uji Multikolonearitas

“Uji ini merupakan bentuk pengujian asumsi dalam

analisis regresi berganda.Asumsi multikolinearitas menyatakan

bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala

multikolinearitas.Gejala ini ditunjukkan dengan korelasi yang

signifikan antara variabel independen”.(Tim Dosen

Ekonometrika & Asisten Praktikum Universitas Brawijaya,

2015: 10).

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan uji

multikolonearitas dengan melihat Variance Inflating Factor.

Dimana syarat untuk lolos uji multikolonearitas adalah nilai

VIF< 10 (Mansuri, 2016: 33). Adapun pengolahan data dalam

Hipotesis:

H0 : Model berdistribusi normal

H1 : Model tidak berdistribusi normal

Bila probabilitas > 0.05 Signifikan, H0 diterima

Bila probabilitas < 0.05 Tidak Signifikan, H0 ditolak

Page 94: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

73

penelitian ini menggunakan program Eviews 9 sehingga hanya

dapat melihat hasil Variance Inflating Factor (VIF).

c. Uji Heteroskedastisitas

“Heteroskedastisitas terjadi pada saat residual dan nilai

prediksi memiliki korelasi atau pola hubungan. Pola hubungan ini

tidak hanya sebatas hubungan yang linier, tetapi dalam pola yang

berbeda juga dimungkinkan” (Mansuri, 2016: 40-41).“Uji

heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain itu tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda-beda disebut

heteroskedastisitas” (Ghozali, 2005: 105).

Hipotesis:

H0 : Model tidak terdapat Multikolonearitas

H1 : Model terdapatMulitokolonearitas

Bila Nilai VIF >10 Signifikan, H0 diterima

Bila Nilai VIF <10 Tidak Signifikan, H1 ditolak

Hipotesis:

H0 : Model tidak terdapat Heteroskedastisitas

H1 : Model terdapat Heteroskedastisitas

Bila Prob. Chi-Square > 0.05 Signifikan, H0 diterima

Bila Prob. Chi Square < 0.05 Tidak Signifikan, H0 ditolak

Page 95: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

74

d. Uji Autokolerasi

Menurut Tim Dosen Ekonometrika & Asisten Praktikum

Universitas Brawijaya (2015: 10) “cara yang dapat dilakukan

untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan

melakukan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada atau

tidaknya autokorelasi menggunakan ketentuan sebagai berikut”:

Tabel 3.1

Ketentuan Uji Autokolerasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Total 0 < d < dL

Tidak ada autokorelasi positif No decision dL ≤ d ≤ dU

Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 - dL< d < 4

Tidak ada autokorelasi negative No decision 4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL

Tidak ada autokorelasi positif / negatif Tidak ditolak dU < d < 4 - dU

Sumber: Tim Ekonometrika Universitas Brawijaya

Ket : dU : durbin Watson upper, dL : durbin Watson lower

- Bila nilai DW terletak antara batas atas atau Upper bound (dU)

dan (4 - dU), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol,

berarti tidak ada autokorelasi.

- Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower

bound (dL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada

nol, berarti ada autokorelasi positif.

Page 96: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

75

- Bila nilai DW lebih besar daripada (4 - dL), maka koefisien

autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi

negatif.

- Bila nilai DW terletak di antara batas atas (dU) dan batas

bawah (dL) atau DW terletak antara (4 - dU) dan (4 - dL),

maka hasilnya tidak dapat disimpulkan

2. Uji Hipotesis

a. Uji F

“Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau

yang lebih populer disebut sebagai uji F (uji simultan)

merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang

diestimasi layak atau tidak.Layak (andal) disini maksudnya

adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk

menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap

Hipotesis:

H0 : Model tidak terdapat Autokolerasi

H1 : Model terdapatAutokolerasi

Bila Prob. Chi-Square >0.05 Signifikan, H0 diterima

Bila Prob. Chi Square <0.05 Tidak Signifikan, H1 ditolak

Hasil uji jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 (5%) maka lolos dari

uji autokolerasi, sebaliknya jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05

(5%) maka tidak lolos uji autokolerasi

Page 97: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

76

variabel terikat.Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena

mengikuti mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya

seperti One Way Anova.Pengunaan software memudahkan

penarikan kesimpulan alam uji ini. Apabila nilai prob. F hitung

lebih kecil dari tingkat kesalahan/error (alpha) 0,05 (yang telah

ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi

yangdiestimasi layak, sedangkan apabila nilai prob. F hitung

lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan

bahwa model regresi yang diestimasi tidak layak”.(Mansuri,

2016: 48).

b. Uji t

“Uji t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk

menguji apakah parameter (koefisien regresi dan konstanta)

yang diduga untuk mengestimasi persamaan/model regresi linier

berganda sudah merupakan parameter yang tepat atau

belum.Maksud tepat disini adalah parameter tersebut mampu

menjelaskan perilaku variabel bebas dalam mempengaruhi

variabel terikatnya. Parameter yang diestimasi dalam regresi

linier meliputi intersep (konstanta) dan slope (koefisien dalam

persamaan linier). Pada bagian ini, uji t difokuskan pada

parameter slope (koefisien regresi) saja.Jadi uji t yang dimaksud

adalah uji koefisien regresi. Apabila nilai prob. t hitung

(ditunjukkan pada Prob.) lebih kecil dari tingkat kesalahan

Page 98: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

77

(alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan

bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikatnya, sedangkan apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari

tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel

bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikatnya”.(Mansuri, 2016: 49-50).

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Mansuri (2016: 50) “koefisien determinasi

menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel bebas terhadap

variabel terikatnya. Atau dapat pula dikatakan sebagai proporsi

pengaruh seluruh variable bebas terhadap variabel terikat.Nilai

koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai RSquare atau

Adjusted R-Square.R-Square digunakan pada saat variabel

bebas hanya 1 saja (biasa disebut dengan Regresi Linier

Sederhana), sedangkan Adjusted R-Square digunakan pada

saat variabel bebas lebih dari satu.”

E. Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh Surat Utang Negara, Inflasi

dan Sukuk terhadap Defisit Anggaran Indonesia periode Januari 2014 –

Desember 2017. Adapun variabel-variabel yang dirancang untuk penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Page 99: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

78

1. Variabel Dependen

Desifit anggaran adalah selisih antara penerimaan negara dan

pengeluarannya yang cenderung negatif, artinya bahwa pengeluaran

negara lebih besar dari penerimaannya.Para ahli ekonomi cenderung

menghitung defisit anggaran negara bukan dari angka absolut, tetapi

mengukur dari rasio defisit anggaran negara terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB). Apabila kita menghitung defisit anggaran

negara sebagai persentase dari PDB, maka akan mendapat gambaran

berapa persen suatu negara dapat menghimpun dana untuk menutup

defisit tersebut” (Hyman dan David 1999: 446 dalam Kunarjo, 2001:

2) . Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder berbentuk time series dalam perhitungan bulanan periode

Januari 2014 – Desember 2017 yang dinyatakan dalam bentuk Miliar

Rupiah, adapun data dalam penelitian ini diperoleh dari situs

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

http://www.kemenkeu.go.id

2. Variabel Independen

a. Surat Utang Negara

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang

Surat Utang Negara dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa Surat

Utang Negara surat berharga yang berupa surat pengakuan utang

dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin

Page 100: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

79

pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia,

sesuai dengan masa berlakunya.

Data yang digunakan adalah data sekunder berbentuk time

series dalam perhitungan bulanan periode Januari 2014 – Desember

2017 yang dinyatakan dalam Miliar Rupiah (Rp), adapun data

dalam penelitian ini diperoleh dari situs web

http://pusatdata.kontan.ac.id Data Surat Utang Negara yang

digunakan dalam penelitian adalah data yang mencakup total

outstanding dari berbagai macam bentuk Surat Utang Negara

Indonesia (Surat Perbendaharaan Negara dan Obligasi Negara).

b. Inflasi

“Inflasi secara singkat dapat diartikan sebagai suatu

kecenderungan meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara

umum dan terus menerus” (Suseno dan Astiyah, 2009: 2-3).Data

operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk

data sekunder dengan bentuk time series dalam perhitungan

bulanan periode Januari 2014 – Desember 2017 yang dinyatakan

dalam bentuk persen (%), adapun data penelitian ini diperoleh dari

data Statitik Ekonomi dan Keuangan Indonesia oleh Bank

Indonesia (http://www.bi.go.id).

c. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/ Sukuk

Menurut Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian

Keuangan Republik Indonesia (2015: 40), Surat Berharga Syariah

Page 101: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

80

Negara didefinisikan “sebagai Surat Berharga Negara yang

diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian

penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah

maupun valuta asing. Pengertian tersebut mengacu pada Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah

Negara”.Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini

mencakup seluruh jenis Surat Berharga Syariah Negara yang

diterbitkan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia dalam

bentuk data time series dengan perhitungan bulanan selama periode

Januari 2014 – Desember 2017yang dinyatakan dalam bentuk

Miliar Rupiah (Rp), adapun data dalam penelitian diperoleh dari

situs Kementerian Keuangan Republik Indonesia

(http://www.kemenkeu.go.id) serta data Statitik Ekonomi dan

Keuangan Indonesia oleh Bank Indonesia (http://www.bi.go.id)

Page 102: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

81

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Perkembangan Defisit Anggaran

Struktur anggaran suatu negara dapat berbentuk defisit, surplus

maupun berimbang sesuai dengan kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh

pemerintah suatu negara. “Sebelum tahun 2000 Indonesia menganut

sistem anggaran berimbang, namun kemudian digantikan dengan sistem

defisit anggaran dimana pemerintah ingin mencapai tingkat pertumbuhan

ekonomi tertentu sehingga belanja pemerintah perlu diperbesar namun dari

sisi penerimanaan Negara belum mampu mengimbangi”(Biro Analisa

Anggaran dan Pelaksanaan APBN-SETJEN DPR RI, 2015: 1).

“Batasan defisit anggaran belanja di atur dalam penjelasan pasal 12

ayat 3 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara.Defisit Anggaran ditetapkan maksimal sebesar 3% dan utang

maksimal 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Batasan defisit

anggaran tersebut menggunakan pembanding PDB karena pemerintah

ingin mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan

indikator PDB”(Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN-SETJEN

DPR RI, 2015: 1).

.“Sebenarnya defisit anggaran bukanlah suatu hal yang tabu,

selama dana yang dianggarkan untuk pembiayaan dan belanja negara yang

dikeluarkan dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi serta dapat terukut

Page 103: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

82

secara outcome bukan berdasarkan output. Yang salah jika misalkan

pemerintah mendapatkan surplus anggaran 40% diakhir tahun, yang

artinya bisa jadi penyerapan anggaran belanja negara tidak berjalan secara

maksimal yang pada akhirnya berpengaruh terhadap terganggunya

pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan”(Biro Analisa Anggaran dan

Pelaksanaan APBN-SETJEN DPR RI, 2015: 2)

Tabel 4.1

Perbandingan Defisit dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan

Negara Lain (Persentase)

Negara 2011 2012 2013 2014 2015

Defisit PE Defisit PE Defisit PE Defisit PE Defisit PE

Indonesia -1,1 % 6,5% 1,9 % 6,3 % -2,2 % 5,8% -2,2 % 5,1 % -2,0 % 5,2 %

China 0,1 9,3 -0,3 7,7 -0,7 7,7 -1,2 7,3 -1,2 7,2

Jepang -8,8 -0,5 -8,7 1,5 -9,3 1,5 -8,4 0,4 -6,7 2,1

Brazil -2,6 2,7 -2,5 1,0 -3,3 2,5 -3,4 0,3 -3,1 1,5

India -7,4 7,8 -7,5 4,9 -7,1 4,7 -6,5 5,4 -5,9 6,4

USA -10,7 1,6 -9,3 2,3 -6,4 2,2 -6,4 2,2 -4,6 3,0

Afrika Selatan

-5,6 3,6 -6,2 2,5 -6,1 1,9 -5,8 1,3 -5,5 2,1

Sumber: Organisation for Economic Coperation and Development (OECD)

“China, Jepang, India, Amerika Serikat dan Afrika Selatan sebagai

anggota G-20 dengan perekonomian besar dunia bahkan menganut sistem

defisit anggaran di atas 4% untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi

negara mereka dengan harapan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi,

melakukan pemerataan pembagunan (infrastruktur) serta mengatasi krisis

ekonomi yang melanda negara mereka. China contohnya pada tahun 2015

menetapkan defisit 1,2 % sehingga dapat mencapai pertumbuhan ekonomi

Page 104: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

83

7,2 % defisit India bahkan mencapai 5,9 % dengan harapan bisa menuju

angka 6,4 % pertumbuhan ekonomi”(Biro Analisa Anggaran dan

Pelaksanaan APBN-SETJEN DPR RI, 2015).

2. Perkembangan Defisit Anggaran Indonesia

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari

web Kementerian Keuangan (http://www.kemenkeu.go.id) berdasarkan

perhitungan bulanan, yaitu dari Januari 2014 - Desember 2017 yang

dinyatakan dalam bentuk Trilun Rupiah (Rp). Di bawah ini adalah grafik

dari perkembangan defisit anggaran Indonesia periode Januari 2014 –

Desember 2017:

Grafik 4.1

Perkembangan Defisit Anggaran Indonesia

150,000

175,000

200,000

225,000

250,000

275,000

300,000

325,000

350,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2014 2015 2016 2017

Defisit Anggaran

Sumber: data diolah, 2018

Berdasarkan pada gambar 4.1 tingkat defisit anggaran Indonesia

cenderung mengalami peningkatan pada kurun waktu 4 tahun

terakhir.Sebagaimana dikutip dari web www.metrotvnews.com Menteri

Page 105: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

84

92

94

96

98

100

102

104

106

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2014 2015 2016 2017

SURAT_UTANG_NEGARA

Keuangan Indonesia Sri Mulyani mengatakan, kebijakan defisit anggaran

diberlakukan karena banyak komitmen belanja utama yang wajib dipenuhi

oleh pemerintah seperti anggaran pendidikan, kesehatan, pengadaan

alutista maupun transfer ke daerah. Sri Mulyani juga mengatakan bahwa

utang bukan merupakan hal yang tabu untuk dilakukan karena yang

terpenting utag tersebut bisa dikelola dengan baik dan bermanfaat bagi

investasi infrastruktur maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3. Perkembangan Surat Utang Negara (SUN) di Indonesia

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari

data Kementerian Keuangan (http://www.kemenkeu.go.id) berdasarkan

perhitungan bulanan, yaitu dari Januari 2015- Desember 2017 yang

dinyatakan dalam Triliunan Rupiah (Rp). Di bawah ini adalah gambar

perkembangan Surat Utang Negara di Indonesia periode Januari 2014 –

Desember 2017:

Grafik4.2

Perkembangan Surat Utang Negara (Dalam Triliun Rupiah)

Sumber: data diolah, 2018

Page 106: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

85

2

3

4

5

6

7

8

9

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2014 2015 2016 2017

Inflasi

Dalam periode Januari 2014 – Desember 2017 nilai Surat Utang

Negara cenderung mengalami fluktuasi. Adapun untuk nilai tertinggi Surat

Utang Negara terjadi pada bulan Februari 2015 dengan nilai sekitar 105

Trilun Rupiah sedangkan untuk nilai terendah terjadi pada bulan

September 2015 yaitu dengan nilai sebesar 92 Triliun Rupiah.

4. Perkembangan Inflasi di Indonesia

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari

data web Bank Indonesia (http://www.bi.go.id) berdasarkan perhitungan

bulanan, yaitu dari Januari 2015- Desember 2017 yang dinyatakan dalam

bentuk persen (%). Di bawah ini adalah gambar perkembangan inflasi di

Indonesia periode Januari 2014 – Desember 2017:

Grafik 4.3

Perkembangan Inflasi di Indonesia (dalam persen)

Sumber: data diolah, 2018

Page 107: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

86

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2014 2015 2016 2017

SBSN

Dalam periode Januari 2014 – Desember 2017 pergerakan Inflasi

cenderung mengalami fluktuasi. Adapun untuk nilai tertinggi Inflasi

terjadi pada bulan Desember 2014 dengan nilai sebesar 8,36 % sedangkan

untuk nilai terendah terjadi pada bulan Agustus 2016 yaitu dengan nilai

sebesar 2,79 %.

5. Perkembangan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/ Sukuk

Negara di Indonesia

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari

data Kementerian Keuangan (http://www.kemenkeu.go.id) berdasarkan

perhitungan bulanan, yaitu dari Januari 2015 - Desember 2017 yang

dinyatakan dalam Miliar Rupiah (Rp). Di bawah ini adalah gambar

perkembangan Surat Berharga Syariah Negara di Indonesia periode

Januari 2014 – Desember 2017:

Grafik 4.4

Perkembangan Surat Berharga Syariah Negara di Indonesia

Sumber: data diolah, 2018

Page 108: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

87

Dalam periode Januari 2014 – Desember 2017 nilai Surat Berharga

Syariah Negara cenderung mengalami peningkatan. Adapun untuk nilai

tertinggi Surat Berharga Syariah Negara terjadi pada bulan Desember 2017

dengan nilai sekitar 555 Trilun Rupiah sedangkan untuk nilai terendah

terjadi pada bulan Februari 2014 yaitu dengan nilai sebesar 125 Triliun

Rupiah.

B. Analisis Data

Data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder time

series periode Januari 2014 – Desember 2017. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel independen yang

terdiri dari Surat Utang Negara (SUN), Inflasi dan Surat Berharga Syraiah

Negara (SBSN) terhadap variabel dependen yaitu Defisit Anggaran

Indonesia. Data dalam penelitian ini diambil dari data bulanan yang diakses

melalui web Kementerian Keuangan Republik Indonesia

(http://www.kemenkeu.go.id) dan Bank Indonesia (http://www.bi.go.id).

Model yang digunakan oleh peneliti sebagai alat analisis regresi

berganda adalah Ordinary Least Square (OLS) dimana OLS merupakan

metode estimasi yang sering digunakan untuk megestimasi fungsi regresi

populasi dari fungsi regresi sampel (Ajija, 2011: 23). Pengolahan data

dilakukan dengan program Eviews 9 dan bantuan software MS. Excel 2007

untuk mempercepat hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang akan

diteliti. Pembahasan dilakukan dengan uji asumsi klasik, uji statistic dan uji

determinasi.

Page 109: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

88

0

2

4

6

8

10

12

14

-0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04

Series: Residuals

Sample 2014M02 2017M12

Observations 47

Mean 9.46e-17Median 0.003054

Maximum 0.046848

Minimum -0.070316Std. Dev. 0.023514

Skewness -0.707220Kurtosis 3.786368

Jarque-Bera 5.128900Probability 0.076962

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan uji Jarque Bera (J-B) dengan melihat nilai

probabilitas. Jika probabilitas lebih besar dari nilai derajat ɑ = 0.05,

maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan

kata lain data terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas

lebih kecil dari nilai derajat kealahan ɑ = 0.05, maka dalam

penelitian ini ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain data

tidak terdistribusi normal.

Gambar 4.5

Uji Normalitas Jarque-Bera (J-B)

Sumber: data diolah Eviews 9, 2018

Berdasarkan gambar 4.5 menggambarkan bahwa data

dalam penelitian ini terdistribusi normal.Terlihat dari nilai

probability sebesar 0.076962 > 0.05 maka dapat dikatakan hasil

Page 110: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

89

regresi tersebut sudah berdistribusi normal.Maka dapat disimpulkan

H0 diterima dan H1 ditolak.

b. Uji Multikolonearitas

Uji multikolonearitas dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan (kolerasi) yang signifikan diantara dua atau lebih

variabel independen dalam model regresi.Deteksi adanya

multikolonearitas dilakukan dengan melihat Variance Inflating

Factor(VIF).VIF > 10 dapat diindikasikan adanya

multikolonearitas.Jika terjadi kolerasi, maka terdapat

multikolonearitas dimana model regresi yang baik adalah tidak

terjadi multikolonearitas antar variabel independen dengan variabel

dependen. Hasil pengujian multikolonearitas menggunakan uji

Variance Inflating Factor (VIF) dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Multikolonearitas

Variance Inflation Factors

Date: 05/30/18 Time: 20:56

Sample: 2014M01 2017M12

Included observations: 47 Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF SUN_X1 0.034285 13787.64 1.238786

INFLASI_X2 0.000573 104.1240 1.501340

SBSN_X3 0.000454 1360.255 1.668330

C 0.148983 11838.72 NA

Sumber: data diolah dengan Eviews 9, 2018

Page 111: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

90

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai Centered VIF semua

variabel independen adalah kurang dari 10, maka dapat dinyatakan

bahwa tidak terdapat masalah multikolonearitas dalam model dan

dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak dikarenakan:

1) Nilai Centered VIF Surat Utang Negara (SUN) sebesar

1.238786< 10.

2) Nilai Centered VIF Inflasi sebesar 1.501340 < 10

3) Nilai Centered VIF Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

sebesar 1.668330 < 10

c. Uji Heteroskedastisitas

“Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain itu tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda-beda disebut heteroskedastisitas”

(Ghozali, 2005: 105)”. Metode yang digunakan untuk mendeteksi

adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah uji white.

Tabel 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: data diolah dengan Eviews 9, 2018

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.341841 Prob. F(9,37) 0.2497

Obs*R-squared 11.56557 Prob. Chi-Square(9) 0.2389

Scaled explained SS 13.48704 Prob. Chi-Square(9) 0.1418

Page 112: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

91

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa nilai Probabilitas Chi Squre

sebesar 0.2389 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data

tersebut tidak bersifat heteroskedastisitas dan H0 diterima.

d. Uji Autokolerasi

“Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah apakah terdapat

kesalahan pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya”

(Suryani, 2017: 277 ). Untuk mendeteksi masalah autokolerasi

digunakan uji Langrange Multiplier (LM-Test). Uji autokolerasi dapat

dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square dimana probabilitas Chi-

Square lebih besar dari tingkat signifikan 5% maka tidak terdapat

autokolerasi dan sebaliknya jika probabilitas Chi-Square lebih kecil 5%

maka terdapat masalah autokolerasi. Dalam penelitian ini penulis

mengalami kendala dalam uji Autokolerasi, maka dari itu penulis

menggunakan cara alternatif untuk memperbaiki penelitian agar lolos uji

autokolerasi yaitu menggunakan estimasi Dengan Metode Cochrane-

Orcutt dengan rujukan berdasarkan buku Introductory Economics for

Finance Second Edition, karangan Chris Brooks (2008). “Uji ini

merupakan uji alternatif untuk memperoleh nilai yang tidak diketahui.

Metode Cochrane-Orcutt sebagaimana metode yang lain menggunakan

nilai estimasi residual et untuk memperoleh informasi nilai (Pindyck,

S and Daniel. L, 1998 dalam Basuki, 2017: 9).

Page 113: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

92

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokolerasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.158455 Prob. F(2,41) 0.3240

Obs*R-squared 2.513908 Prob. Chi-Square(2) 0.2845

Sumber: data diolah dengan Eviews 9, 2018

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai probabilitas Chi Square

0.2845 lebih besar dari nilai 0.05 maka dapat disimpulkan data tersebut

tidak terdapat masalah autokolerasi dan H0 diterima

2. Uji Statistik

Hasil pengolahan data atau hasil estimasi yang dilakukan dengan

menggunakan program Eviews 9 dengan menggunakan metode regresi

linier berganda atau Ordinary Least Square(OLS) sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Regresi Ordinary Least Square (OLS)

Dependent Variable: DEFISIT_ANGGARAN_Y

Method: Least Squares

Date: 03/29/18 Time: 12:52

Sample (adjusted): 2014M02 2017M12

Included observations: 47 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. SUN_X1 -0.438082 0.185161 -2.365951 0.0226

INFLASI_X2 -0.054766 0.023944 -2.287229 0.0272

SBSN_X3 0.502495 0.021313 23.57706 0.0000

C 3.861181 0.385983 10.00351 0.0000 R-squared 0.957391 Mean dependent var 6.040723

Adjusted R-squared 0.954418 S.D. dependent var 0.113912

S.E. of regression 0.024320 Akaike info criterion -4.513766

Sum squared resid 0.025433 Schwarz criterion -4.356307

Log likelihood 110.0735 Hannan-Quinn criter. -4.454513

Page 114: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

93

F-statistic 322.0574 Durbin-Watson stat 1.700530

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah, 2018

Dimana persamaan regresinya sebagai berikut:

Y= a + e + b1X1 + b2X2 + b3X3 +

H = a + h + b1S1 + b1L1 + b1M1

Estimation Equation

DEFISIT_ANGGARAN_Y = coef(1)*SUN_X1 +

coef(2)*INFLASI_X2 + coef(3)*SBSN_X3

Substituted Coefficients

defisit_anggaranx = 3.861181 – 0.438082*SUN_X1 –

0.054766*INFLASI_X2 + 0.502495*SBSN_X3

Dimana:

Y/H = DEFISIT_ANGGARAN_Y

a = 3.861181

X1 / S = SUN

X2 / L = INFLASI

X3 / M = SBSN

H yang merupakan variabel dependen dari singkatan Huda atau

petunjuk, dan dalam hal ini adalah Defisit Anggaran. Sedangkan, a

merupakan konstanta yang menjadi variabel pembeda (differentiate

variable) atau disebut sebagai varians, yang di dalam th memiliki arti

jalan dari singkatan alif. Untuk variabel utamnya (super variable)

merupakan terjemahan dari S atau Sin yang berarti Manusia atau

Page 115: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

94

variabel internal, kemudian L atau Lam singkatan dari Lillah yang

berarti ke Allah atau variabel eksternal, serta M atau Mim singkatan

dari Masjid yang berarti ibadah. Faktor SLM ini terdiri dari variabel

internal yaitu S yang menjadi variabelnya adalah Surat Utang Negara

(SUN), kemudian variabel eksternal yaitu L yang menjadi variabelnya

adalah Inflasi serta variabel religiusitas M yaitu Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN)

Interpretasi nilai koefisien hasil regresi OLS sebagai berikut:

1. Jika variabel-variabel independen dianggap konstan atau bernilai nol,

artinya variabel-variabel independen tidak terjadi kenaikan atau

penurunan maka besarnya Defisit Anggaran adalah sebesar 3.86 %.

2. Nilai koefisien regresi variabel Surat Utang Negara sebesar -0.438082

yang berarti setiap peningkatan Surat Utang Negara sebesar 1 % maka

akan menurunkan tingkat Defisit Anggaran sebesar 0.438 %.

3. Nilai koefisien regresi variabel Inflasi sebesar -0.054766 yang berarti

setiap peningkatan tingkat Inflasi sebesar 1 % maka akan menurunkan

tingkat Defisit Anggaran sebesar 0.0545 % .

4. Nilai koefisien regresi variabel Surat Berharga Syariah Negara sebesar

0.502495 yang berarti setiap peningkatan Surat Berharga Syariah

Negara sebesar 1 % maka akan meningkatkan Defisit Anggaran sebesar

0.502 %.

Page 116: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

95

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t dikenal sebagai uji parsial, yaitu untuk menguji apakah

variabel independen berpengaruh secara masing-masing terhadap

variabel dependen. Salah satu cara untuk melihat apakah variabel

independen berpengaruh secara parsial adalah dengan melihat nilai

probabilitas pada tabel uji statistik t. Apabila nilai probabilitas lebih

kecil (< 0.05) dari tingkat signifikan ɑ = 0.05 berarti variabel

independen secara parsial (individu) mempengaruhi variabel dependen.

Dari hasil tabel 4.5 bahwa didapatkan dari uji statistik t yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Nilai t-statistik variabel Surat Utang Negara sebesar -2.365951

dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi ɑ = 5%

(0.0226 < 0.05) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima dimana

ketentuan hipotesis menyatakan:

H0 : Tidak ada pengaruh antara Surat Utang Negara terhadap Defisit

Anggaran

H1 : Ada pengaruh antara Surat Utang Negara terhadap Defisit

Anggaran

Artinya, secara parsial variabel Surat Utang Negara berpengaruh

negatif signifikan terhadap Defisit Anggaran.

2. Nilai t-statistik variabel Inflasi sebesar -2.287229 dengan nilai

probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi ɑ = 5% (0.0272 <

Page 117: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

96

0.05) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima dimana ketentuan

hipotesis menyatakan:

H0 : Tidak ada pengaruh antara Inflasi terhadap Defisit Anggaran

H1 : Ada pengaruh antara Inflasi terhadap Defisit Anggaran

Artinya, secara parsial variabel Inflasi berpengaruh negatif

signifikan terhadap Defisit Anggaran.

3. Nilai t-statistik variabel Surat Berharga Syariah Negara sebesar

23.57706 dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat

signifikansi ɑ = 5% (0.0000 < 0.05) yang berarti H0 ditolak dan H1

diterima dimana ketentuan hipotesis menyatakan:

H0 : Tidak ada pengaruh antara Surat Berharga Syariah Negara

terhadap Defisit Anggaran

H1 : Ada pengaruh antara Surat Berharga Syariah Negara terhadap

Defisit Anggaran

Artinya, secara parsial variabel Surat Berharga Syariah Negara

berpengaruh positif terhadap Defisit Anggaran.

b. Uji Fisher (Uji-F)

Uji F (Uji secara simultan) merupakan uji yang bertujuan untuk

melihat bagaimana pengaruh semua variabel bebas yang diteliti apakah

berpengaruh atau tidak kepada variabel terikatnya secara bersama-sama.

Uji F dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel Surat Utang Negara, Inflasi dan Surat Berharga Syariah secara

bersama-sama atau simultan terhadap Defisit Anggaran.

Page 118: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

97

Dari hasil regresi sebagaimana ditunjukan pada tabel 4.5 diperoleh

nilai probabiltas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi ɑ = 5%

(0.0000 < 0.05) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Maka secara

simultan variabel Surat Utang Negara, Inflasi dan Surat Berharga Syariah

Negara berpengaruh signifikan terhadap Defisit Anggaran.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi R2 yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model

regresi terbaik. Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan lebih

dari satu variabel independen.

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa

nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.954418, hal ini menunjukkan bahwa

variasi variabel dependen Defisit Anggaran secara bersama-sama

mampu dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu Surat Utang

Negara, Inflasi dan Surat Berharga Syariah Negara sebesar 95%.

Sedangkan sisanya 5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

C. Pembahasan

Hasil pengolahan data dan serangkaian uji menunjukan bahwa

variabel independen yaitu Surat Utang Negara, Inflasi dan Surat Berharga

Syariah Negara signifikan secara simultan terhadap Defisit Anggaran

periode Januari 2014 – desember 2017. Kemudian secara parsial variabel

Page 119: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

98

Surat Utang Negara, Inflasi dan Surat Berharga Syariah masing-masing

memiliki pengaruh terhadap Defisit Anggaran.

Interpretasi Penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengaruh Surat Utang Negara terhadap Defisit Anggaran

Hasil regresi menunjukan variabel Surat Utang Negara secara

parsial berpengaruh terhadap Defisit Anggaran. Dimana nilai

probabilitas t statistik sebesar 0.0226 < 0.05 dan nilai koefisien sebesar -

0.438082 yang berarti setiap peningkatan Surat Utang Negara sebesar 1

% maka akan menurunkan tingkat Defisit Anggaran sebesar 0.438 %.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Agustina

Suryani (2017) dimana dalam penelitian tersebut variabel Surat Utang

Negara memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap defisit anggaran,

hal dapat menggambarkan bahwa pada periode Januari 2014 –

Desember 2017 Surat Utang Negara jika mengalami penurunan maka

salah satunya akan menyebabkan besarnya nilai dari Defisit Anggaran

Indonesia mengalami peningkatan nilai karena sumber pembiayaan,

dalam untuk menjalankan rencana kegiatan ekonomi dalam negeri yang

dibutuhkan berkurang.Sebaliknya jika penerbitan Surat Utang Negara

meningkat maka telah membantu pemerintah dalam memenuhi defisit

anggaran negara. Surat Utang Negara telah diakui oleh pemerintah

sebagai salah satu sumber pendapatan negara, dimana dana yang

didapat dari penjualannya digunakan untuk kebutuhan negara. Surat

Page 120: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

99

Utang Negara dianggap sebagai hutang yang produktif karena dana

yang didapat kembali disalurkan untuk mendapatkan output yang lebih

besar.

2. Pengaruh Inflasi terhadap Defisit Anggaran

Hasil regresi menunjukan variabel Inflasi secara parsial

berpengaruh terhadap Defisit Anggaran. Dimana nilai probabilitas t

statistik sebesar 0.0272 < 0.05 dan nilai koefisien sebesar -

0.054766yang berarti setiap peningkatan Inflasi sebesar 1 % maka akan

menurunkan tingkat Defisit Anggaran sebesar 0.054 %.

Hasil regresi tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ratnah (2015) yang menunjukkan variabel inflasi

memiiki pengaruh negatif signifikan terhadap defisit anggaran.Hal ini

tidak sesuai dengan asumsi sebelumnya yang menyatakan bahwa secara

langsung tingkat inflasi memiliki hubungan positif terhadap defisit

anggaran. Apabila terjadi inflasi, dengan adanya kenaikan harga-harga

berarti dapat diasumsikan biaya pembangunan program pemerintah juga

akan meningkat karena adanya perubahan dari harga-harga yang telah

direncanakan, sedangkan anggaran yang ditetapkan sama. Hal ini akan

berakibat pada menurunnya kuantitas dan kualitas program, sehingga

anggaran negara perlu direvisi. Akibatnya, negara terpaksa

mengeluarkan dana lebih untuk dalam rangka menambah standar harga.

Namun jika kita melihat dari sisi produksi (supply). Pada saat terjadi

inflasi, produsen akan terdorong unyuk meningkatkan kapasitas

Page 121: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

100

produksi. Peningkatan produksi bertujuan agar produsen bisa

mendapatkan penghasilan berupa keuntungan yang lebih besar.Hal

inijuga didukung oleh tingkat konsumsi rumah tangga masyarakat

Indonesia cenderung mengalami peningkatan selama periode tahun

penelitian. Untuk selanjutnya, meningkatnya pendapatan para produsen

akan meingkatkan pendapatan negara dari sisi pos perpajakan yang

merupakan pos utama dalam penerimaan pendapatan dalam negeri.

Peningkatan penerimaan pajak selanjutnya akan dapat menurunkan

defisit APBN negara.

3. Pengaruh Surat Berharga Syariah Negara /Sukuk Negara terhadap

Defisit Anggaran

Hasil regresi menunjukan variabel Surat Berharga Syariah Negara

secara parsial sangat mendomniasi pengaruhnya terhadap Defisit

Anggaran. Dimana nilai probabilitas t statistik sebesar 0.0000 maka

sangat berpengaruh signifikan positif terhadap Defisit Anggarandengan

nilai koefisien sebesar 0.502495 yang berarti setiap peningkatan Surat

Berharga Syariah Negara sebesar 1 % maka akan meningkatkan Defisit

Anggaran sebesar 0.502 %.

.Hasil regresi tersebut sesuai dengan tujuan dari penerbitan Surat

Berharga Syariah Negara Menurut penjelasan Direktorat Pembiayaan

Syariah, Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2015: 48)

“penerbitan Sukuk Negara dalam rangka membiayai APBN

dimaksudkan untuk mengamankan kebutuhan pembiayaan APBN

Page 122: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

101

dengan biaya minimal pada tingkat risiko terkendali, sehingga menjaga

kesinambungan fiskal.”Dalam penelitian Nasrullah (2015: 210)

Penerbitan Sukuk Negara dianggap dapat meminimalisir atau bahkan

dapat menghidari resiko gagal bayar (debttrap), hal ini mengingat

bahwa penerbitan Sukuk Negara aman dan stabil. Instrumen Sukuk

Negara sebagai pembiayaan defisit APBN, menjadikan pemerintah akan

semakin mudah dalam pengelolaan sumber utang, karena dalam setiap

penerbitannya Sukuk Negara harus berdasarkan underlaying asset yang

jelas sebagai dasar transaksi. Pengunaan underlaying asset juga akan

membuat pemerintah tidak berlebihan dalam penerbitan Sukuk Negara,

karena disesuaikan dengan kapasitas dari objek yang dijadikan

underlaying asset, hal ini sama halnya utang tersebut masih pada level

yang mampu dikendalikan oleh pemerintah. Dan tentunya sebagai

Negara kepulauan dan penduduk yang mayoritas muslim pemerintah

tidak perlu khawatir mengenai kapasitas objek yang bisa dijadikan

underlaying asset.Dengan meningkatnya nilai dari Surat Berrharga

Syariah Negara (SBSN)/ Sukuk Negara menunjukkan suatu negara

sedang membutuhkan sumber pembiayaan dalam rangka membiayai

pembangunan proyek pemerintah yang telah dialokasikan dalam APBN

yang dalam hal ini digambarkan dengan meningkatnya defisit anggaran

dalam negeri.

Page 123: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

102

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV maka

penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Model dalam penelitian ini telah melalui uji asumsi klasik dimana uji

parsial (uji t) menunjukan bahwa variabel Surat Utang Negara,

Inflasidan Sukuk Negaraberpengaruh terhadap Defisit Anggaran yaitu

variabel Surat Utang Negara dengan tingkat signifikan negatif sebesar

0.0226, variabel inflasi dengan tingkat signifikan negatif sebesar 0.0272

dan variabel Surat Berharga Syariah Negara dengan tingkat signifikan

positif sebesar 0.0000.

2. Secara simultan, variabel Surat Utang Negara, Inflasi dan Sukuk Negara

dinyatakan berpengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi 0.0000

yang berarti secara simultan variabel Surat Utang Negara, Inflasi dan

Surat Berharga Syariah Negara berpengaruh signifikan terhadap Defisit

Anggaran. Nilai Adjusted R-Square sebesar 0.954418 menunjukan

bahwa variasi variabel dependen secara bersam-sama mampu dijelaskan

oleh variasi variabel independen sebesar 95%. Sedangkan sisanya

sebesar 5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Page 124: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

103

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang sudah dijelaskan, maka penulis

memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat. Adapun saran

tersebut sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

Bagi akademisi diharapkan menambah jumlah sampel dan

menambah periode waktu agar menambah jumlah data sehinigga

mendapatkan hasil yang lebih abik serta dapat memebrikan manfaat

berupa pengetahuan dan rujukan mengenai faktor internal (S), faktor

eksternal (L) dan faktor religiusitas (M) dalam penelitian selanjutnya.

2. Bagi Investor dan calon investor

Setelah melihat bahwa Surat Berharga Syariah Negara memiliki

pengaruh terhadap Defisit Anggaran agar tidak ragu dalam

menginvestasikan pada instrument keungan yang berbasis syariah

karena selain mendapatkan keuntungan maka dengan membeli Surat

Berharga Syariah Negara tersebut kita juga ikut serta membantu

pemerintah Indonesia dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi

dalam negeri.

Page 125: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

104

DAFTAR PUSTAKA

Al-QuranKarim

Ajija, Sochrul R. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.

Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Katsir ad-Dimasyqi. 2002. Terjemah Tafsir Ibnu

Katsir Juz 14, Bandung: Sinar Baru al-Gensindo.

Anwar, Khoirul. 2014. Analisis Dampak Defisit Anggaran terhadap Ekonomi

Makro di Indonesia. Jejaring Administrasi Publik. Tahun VI,.No. 2, Juli-

Desember 2014.http://www.journal.unair.ac.id/download-fullpapers-

admp73df7f120efull.pdf (diakses 25 Mei 2018).

Atmadja, Adwin S. 1999. Inflasi di Indonesia: Sumber-Sumber Penyebab dan

Pengendaliannya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No.1, Mei

1999: 54-67. https://media.neliti.com/media/publications/73378-ID-inflasi-

di-indonesia-sumber-sumber-penye.pdf (diakses pada 26 Mei 2018).

Aziz, Mochamad Roikhan. 2008. The Future Of Sukuk Between Malaysia and

Indonesia Based on System Thinking.Proceeding.Monash University,

Sunway Campus, Malaysia.

Aziz, Mochamad Roikhan. 2018. Islam dan Pengetahuan. Jakarta: Salemba

Diniyah.

Page 126: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

105

Barro, R.J.. 1989.The Ricardian Approach to Budget Deficits, Journal of

EconomicPerspective3(2).37-54.

Basuki, Agus Tri. 2017. Uji Autokolerasi dan Perbaikan Autokolerasi.

Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

https://ekonometrikblog.files.wordpress.com/2017/04/uji-dan-perbaikan-

autokorelasi.pdf (diakses pada 27 Mei 2018).

Beik, Irfan Syauqi. 2011. Memperkuat Peran Sukuk Negara dalam Pembangunan

Ekonomi Indonesia.Jurnal Ekonomi Islam Al-Infaq, Vol.2 No.2,

September 2011 pp. 66-72.http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/al-

infaq/article/viewFile/80/80 (diakses pada 26 Mei 2018).

Brooks, Chris. 2008. Introductory Econometrics for Finance Second Edition. New

York: Cambridge University Press.

Datuk, Bahril. 2014. Sukuk, Dimensi Baru Pembiayaan Pemerintah Untuk

Pertumbuhan Ekonomi.Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis.Vol. 14 No.1/

Maret

2014.http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan/article/viewFile/159/pdf

_20 . (diakses pada 26 Mei 2018).

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan

Republik Indonesia.2015. Sukuk Negara Instrumen Keuangan Berbasis

Syariah Edisi kedua Tahun 2015.Jakarta

Page 127: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

106

Direktorat Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan

Risiko, Kementerian Keuangan Republk Indonesia.2017. Pengelolaan

Surat Utang Negara (SUN).Jakarta.

Djarwanto. 1994. Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan

Skripsi. Yogyakarta: Liberty.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:

Badan Penerbit UNDIP.

http://www.djppr.kemenkeu.go.id/uploads/files/Sosialisasi%20SBN/UKI%

20-%20Pengelolaan%20Surat%20Utang%20Negara.pdf (diakses pada 26

Mei 2018).

Hyman, David.N. 1999. Public Finance. London: Dryden Press.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pembiayaan dan

Pengelolaan Risiko.2017. Profil Utang dan Penjaminan Pemerintah Pusat

Bulan September 2017. Jakarta.

http://www.djppr.kemenkeu.go.id/uploads/files/BukuSaku/BSPUPP%20O

KT%202017%20versi%20Web.pdf (diakses pada 25 Mei 2018)

Kunarjo. 2001. Defisit Anggaran Negara. Majalah Perencanaan Pembangunan.

Edisi 23.

Kuncoro H. 2011. Ketangguhan APBN dalam Pembayaran Utang.Jurnal Buletin

Ekonomi Moneter dan Perbankan, April 2011. t.t.: Bank Indonesia, 2003.

Page 128: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

107

Kuntjojo. 2009. Metodologi Penelitian. Kediri: Universitas Nusantara PGRI.

Laporan Keuangan. Annual Report. Kementerian Keuangan RI.

Kusumaningrum, Afifah. 2014. Analisis Laju Inflasi dan Money Supply terhadap

Defisit APBN dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

https://www.academia.edu/10356848/ANALISIS_LAJU_INFLASI_DAN

_MONEY_SUPPLY_TERHADAP_DEFISIT_APBN_DAN_PENGARU

HNYA_TERHADAP_PERTUMBUHAN_EKONOMI (diakses pada 28

Mei 2018).

Mansuri.2016. Modul Praktikum Eview Analisis Regresi Linier Berganda

Menggunakan Eviews.Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur.

Munawar, Dungtji. 2014. Peran Surat Utang Negara Sebagai Penutup

APBN.Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian

Keuangan Republik

Indonesiahttp://www.bppk.depkeu.go.id/id/wyu141_85416_36481_jdhbg

tyrinxep/20145_zyudfks-8777hfqa (diakses pada 23 Mei 2018).

Nachrowi, Nachrowi D dan Hardius Usman.2008. Pendekatan Populer dan

Praktis Ekonometrika untuk analisis Ekonomi dan Keuangan.Jakarta:

FEUI.

Nasrulllah, Aan. 2015. Studi Surat Berharga: Analisis Komparatif Sukuk Negara

Dengan Obligasi Negara dalam Pembiayaan Defisit APBN. Nganjuk:

Page 129: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

108

Jurnal Lentera: Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi, Volume 1,

Nomor 2. https://www.neliti.com/publications/177270/studi-surat-

berharga-negara-analisis-komparatif-sukuk-negara-dengan-obligasi-neg

(diakses pada 10 Februari 2018).

Parisi, Al Salman & Aam Slamet Riyadi. 2016. The Comparison of Sukuk and

Bond Absorption Deficit Budget Financing in Indonesia. Tazkia Islamic

Finance an Business Review, Volume10.2.http://tifbr-

tazkia.org/index.php/TIFBR/article/viewFile/106/108 (diakses pada 28

Mei 2018).

Pindyck, S and Daniel. L. Rubinfeld. 1998. Econometrics Model and Economic

Forecast. Singapore: McGraw-Hill, pp. 163-164.

Ratnah S. 2015. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap defisit APBN

Indonesia.Jurnal Economic Volume 3, Nomor 2, Desember

2015.http://ojs.unm.ac.id/economix/article/viewFile/3916/2280

(diakses pada 28 Mei 2018).

Shaviro, Daniel. 1997. Do Deficit Matter?. Chicago: The University of Chicago

Press.

Suryani, Agustina. 2017. Analisis Pengaruh Pinjaman Luar Negeri, Surat Utang

Negara, Penerimaan Pajak dan Inflasi Terhadap Defisit Anggaran Di

Indonesia Sebelum Dan Sesudah Tahun 2000. JOM Fekon, Vol. 4 No.1

(Februari)

Page 130: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

109

2017.http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFEKON/article/download/12292

/11937 (diakses pada 28 Mei 2018).

Suseno & Siti Astiyah. 2009. Inflasi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi

Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.

Tim Dosen Ekonometrika & Tim Asisten Praktikum, Universitas Brawijaya.

2015. Buku Pedoman Praktikum Ekonometrika. Malang: Universitas

Brawijaya.

Peratutan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang APBN

Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

Fatwa DSN-MUI Nomor 95/DSN-MUI/VIII/2014 tentang SBSN.

Fatwa DSN-MUI Nomor 72/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back.

PMK Nomor 199/PMK.08/2012 tentang Penerbitan dan Penjualan SBSN dengan

Cara Bookbuilding.

PMK Nomor 239/PMK.08/2012 tentang Penerbitan dan Penjualan SBSN dengan

Cara Penempatan Langsung (private placement),

Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2011 tentang Pembiayaan Proyek Melalui

Penerbitan SBSN

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 05/KMK.08/2012 tentang lelang SBSN.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor IX.A.13

Page 131: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

110

Sumber Elektronik

http://www.djppr.kemenkeu.go.id/page/load/2004

http://www.kemenkeu.go.id

http://pusatdata.kontan.ac.id

http://www.bi.go.id

http://www.metrotvnews.com

Lain-lain

Naskah Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN-SETJEN DPR RI

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. 2011. Laporan Tahunan

Page 132: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

111

LAMPIRAN

Lampiran 1

Data sebelum di Ln

Bulan Inflasi

(%)

SUN (Triliun

Rupiah)

SBSN (Miliar

Rupiah)

Defisit Anggaran

(Miliar Rupiah)

14-Jan 8.22 94.95894737 133873.69 155172.6808

14-Feb 7.75 93.98666667 125435.48 157007.3917

14-Mar 7.32 97.27066667 144090.33 158842.1025

14-Apr 7.25 98.6775 139265.73 160676.8133

14-May 7.32 98.3125 140892.23 162511.5242

14-Jun 6.7 97.86444444 143220.23 164346.235

14-Jul 4.53 97.55166667 142302.23 166180.9458

14-Aug 3.99 97.08333333 144628.23 168015.6567

14-Sep 4.53 97.72 170503.73 169850.3675

14-Oct 4.83 97.39409091 171918.73 171685.0783

14-Nov 6.23 99.78 172208.73 173519.7892

14-Dec 8.36 99.1645 172903.73 175354.5

15-Jan 6.96 102.7414286 182018.73 181232.8492

15-Feb 6.29 105.5666667 185313.73 187111.1983

15-Mar 6.38 103.7845 210648.76 192989.5475

15-Apr 6.79 102.9695 212043.76 198867.8967

15-May 7.15 99.23647059 244263.76 204746.2458

15-Jun 7.26 96.99 249700.76 210624.595

15-Jul 7.26 97.47764706 254579.76 216502.9442

15-Aug 7.18 95.02684211 261575.06 222381.2933

15-Sep 6.83 92.688 253263.26 228259.6425

15-Oct 6.25 94.63444444 248847.26 234137.9917

15-Nov 4.89 95.1835 254314.26 240016.3408

15-Dec 3.35 94.08684211 255794.26 245894.69

16-Jan 4.14 94.181 263174.26 248168.3742

16-Feb 4.42 96.92380952 270728.26 250442.0583

16-Mar 4.45 98.96 330344.38 252715.7425

16-Apr 3.6 101.2985714 339435.88 254989.4267

16-May 3.33 100.0685 352904.88 257263.1108

16-Jun 3.45 100.7531818 344158.38 259536.795

Page 133: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

112

Lampiran 2

Data Sesudah di Ln

16-Jul 3.21 104.045 346941.88 261810.4792

16-Aug 2.79 105.2 357654.88 264084.1633

16-Sep 3.07 105.2009524 365497.5 266357.8475

16-Oct 3.31 104.2805263 370780 268631.5317

16-Nov 3.58 100.3068182 375974.5 270905.2158

16-Dec 3.02 99.3555 375935.5 273178.9

17-Jan 3.49 99.97904762 382807.74 277927.975

17-Feb 3.83 100.1194444 394727.84 282677.05

17-Mar 3.61 101.4680952 440941.8 287426.125

17-Apr 4.17 102.796875 446159.3 292175.2

17-May 4.33 102.8215789 456201.8 296924.275

17-Jun 4.37 100.7531818 463911.8 301673.35

17-Jul 3.88 102.6305 469196.8 306422.425

17-Aug 3.82 103.0255556 485426.8 311171.5

17-Sep 3.72 105.2005263 502820.1 315920.575

17-Oct 3.58 104.0704762 520213.4 320669.65

17-Nov 3.3 103.9166667 537606.7 325418.725

17-Dec 3.61 104.7727778 555000 330167.8

Bulan Inflasi (%) SUN

(Triliun

Rupiah )

SBSN (Miliar Rupiah)

Defisit Anggaran (Miliar Rupiah)

14-Jan -2.4986 4.553445 11.80465 11.95229385

14-Feb -2.55748 4.543153 11.73955 11.96404816

14-Mar -2.61456 4.577497 11.8782 11.97566592

14-Apr -2.62417 4.591857 11.84414 11.98715026

14-May -2.61456 4.588151 11.85575 11.9985042

14-Jun -2.70306 4.583583 11.87214 12.00973067

14-Jul -3.09445 4.580382 11.86571 12.02083251

14-Aug -3.22138 4.57557 11.88192 12.03181245

14-Sep -3.09445 4.582106 12.04651 12.04267314

14-Oct -3.03032 4.578766 12.05478 12.05341714

14-Nov -2.77579 4.602968 12.05646 12.06404693

14-Dec -2.48171 4.59678 12.06049 12.07456492

15-Jan -2.66499 4.632215 12.11186 12.10753794

Page 134: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

113

15-Feb -2.76621 4.659343 12.12981 12.13945836

15-Mar -2.752 4.642317 12.25795 12.17039131

15-Apr -2.68972 4.634433 12.26455 12.20039605

15-May -2.63806 4.597506 12.406 12.22952667

15-Jun -2.62279 4.574608 12.42802 12.25783266

15-Jul -2.62279 4.579623 12.44737 12.28535943

15-Aug -2.63387 4.554159 12.47448 12.31214873

15-Sep -2.68385 4.529239 12.44218 12.33823904

15-Oct -2.77259 4.550022 12.42459 12.36366593

15-Nov -3.01798 4.555807 12.44633 12.38846229

15-Dec -3.39621 4.544218 12.45213 12.41265863

16-Jan -3.18447 4.545218 12.48057 12.42186272

16-Feb -3.11903 4.573925 12.50887 12.43098287

16-Mar -3.11227 4.594716 12.70789 12.44002059

16-Apr -3.32424 4.618072 12.73504 12.44897736

16-May -3.4022 4.605855 12.77395 12.45785462

16-Jun -3.3668 4.612674 12.74886 12.46665376

16-Jul -3.4389 4.644823 12.75691 12.47537616

16-Aug -3.57913 4.655863 12.78732 12.48402313

16-Sep -3.48349 4.655872 12.80901 12.49259598

16-Oct -3.40822 4.647085 12.82336 12.50109595

16-Nov -3.32981 4.608234 12.83728 12.50952428

16-Dec -3.49991 4.598704 12.83717 12.51788217

17-Jan -3.35527 4.604961 12.85529 12.53511728

17-Feb -3.26231 4.606364 12.88595 12.55206036

17-Mar -3.32146 4.619744 12.99667 12.56872115

17-Apr -3.17725 4.632755 13.00843 12.5851089

17-May -3.1396 4.632995 13.03069 12.60123242

17-Jun -3.13041 4.612674 13.04745 12.61710009

17-Jul -3.24934 4.631135 13.05878 12.6327199

17-Aug -3.26492 4.634977 13.09278 12.64809949

17-Sep -3.29145 4.655868 13.12799 12.66324612

17-Oct -3.32981 4.645068 13.16199 12.67816674

17-Nov -3.41125 4.643589 13.19488 12.69286802

17-Dec -3.32146 4.651794 13.22672 12.70735629

Page 135: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

114

Lampiran 3

Hasil Uji Regresi Ordinary Least Square

Dependent Variable: DEFISIT_ANGGARAN_Y

Method: Least Squares

Date: 03/29/18 Time: 12:52

Sample (adjusted): 2014M02 2017M12

Included observations: 47 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. SUN_X1 -0.438082 0.185161 -2.365951 0.0226

INFLASI_X2 -0.054766 0.023944 -2.287229 0.0272

SBSN_X3 0.502495 0.021313 23.57706 0.0000

C 3.861181 0.385983 10.00351 0.0000 R-squared 0.957391 Mean dependent var 6.040723

Adjusted R-squared 0.954418 S.D. dependent var 0.113912

S.E. of regression 0.024320 Akaike info criterion -4.513766

Sum squared resid 0.025433 Schwarz criterion -4.356307

Log likelihood 110.0735 Hannan-Quinn criter. -4.454513

F-statistic 322.0574 Durbin-Watson stat 1.700530

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 4

Hasil Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

14

-0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04

Series: Residuals

Sample 2014M02 2017M12

Observations 47

Mean 9.46e-17

Median 0.003054

Maximum 0.046848

Minimum -0.070316

Std. Dev. 0.023514

Skewness -0.707220

Kurtosis 3.786368

Jarque-Bera 5.128900

Probability 0.076962

Page 136: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

115

Lampiran 5

Hasil Uji Multikolonearitas

Variance Inflation Factors

Date: 05/30/18 Time: 21:31

Sample: 2014M01 2017M12

Included observations: 47 Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF SUN_X1 0.034285 13787.64 1.238786

INFLASI_X2 0.000573 104.1240 1.501340

SBSN_X3 0.000454 1360.255 1.668330

C 0.148983 11838.72 NA

Lampiran 6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.341841 Prob. F(9,37) 0.2497

Obs*R-squared 11.56557 Prob. Chi-Square(9) 0.2389

Scaled explained SS 13.48704 Prob. Chi-Square(9) 0.1418

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 05/30/18 Time: 21:32

Sample: 2014M02 2017M12

Included observations: 47 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.023010 1.398581 -0.731463 0.4691

SUN_X1^2 -0.294341 0.267043 -1.102221 0.2775

SUN_X1*INFLASI_X2 0.028213 0.049426 0.570816 0.5716

SUN_X1*SBSN_X3 0.068609 0.061848 1.109308 0.2745

SUN_X1 0.942175 1.190454 0.791442 0.4337

INFLASI_X2^2 -0.009317 0.004598 -2.026156 0.0500

INFLASI_X2*SBSN_X3 -0.004664 0.006607 -0.705815 0.4847

INFLASI_X2 -0.062553 0.104575 -0.598161 0.5534

SBSN_X3^2 -0.011311 0.005308 -2.131009 0.0398

SBSN_X3 -0.024024 0.101754 -0.236097 0.8147 R-squared 0.246076 Mean dependent var 0.000541

Adjusted R-squared 0.062689 S.D. dependent var 0.000913

S.E. of regression 0.000884 Akaike info criterion -11.03803

Sum squared resid 2.89E-05 Schwarz criterion -10.64438

Log likelihood 269.3937 Hannan-Quinn criter. -10.88990

Page 137: SIGNIFIKANSI SURAT UTANG NEGARA, INFLASI DAN SUKUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah, Fakultas

116

F-statistic 1.341841 Durbin-Watson stat 2.241867

Prob(F-statistic) 0.249659

Lampiran 7

Hasil Uji Autokolerasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.158455 Prob. F(2,41) 0.3240

Obs*R-squared 2.513908 Prob. Chi-Square(2) 0.2845

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 05/30/18 Time: 21:33

Sample: 2014M02 2017M12

Included observations: 47

Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. SUN_X1 0.045861 0.187033 0.245202 0.8075

INFLASI_X2 0.010152 0.025090 0.404638 0.6878

SBSN_X3 -0.002118 0.021500 -0.098511 0.9220

C -0.074881 0.387704 -0.193139 0.8478

RESID(-1) 0.124694 0.156324 0.797669 0.4297

RESID(-2) 0.196860 0.163067 1.207234 0.2343 R-squared 0.053487 Mean dependent var 9.46E-17

Adjusted R-squared -0.061941 S.D. dependent var 0.023514

S.E. of regression 0.024231 Akaike info criterion -4.483631

Sum squared resid 0.024073 Schwarz criterion -4.247442

Log likelihood 111.3653 Hannan-Quinn criter. -4.394752

F-statistic 0.463382 Durbin-Watson stat 1.941745

Prob(F-statistic) 0.801149