Upload
viwivia
View
35
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
FARMAKOTERAPI DEMAM MALARIA
“SIKLUS HIDUP PLASMODIUM”
NAMA : WIVIA YULIA SARI
BP : 1011013013
KELAS : C
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
2.6 SIKLUS HIDUP PLASMODIUM
Dalam siklus hidupnya, plasmodium penyebab malaria mempunyai siklus
aseksual dan seksual yang masing-masingnya dilewati di dalam dua hospes yang
berbeda. Siklus aseksual plasmodium berlangsung pada manusia disebut skizogoni
dan siklus seksual plasmodium membentuk sporozoit di dalam nyamuk disebut
sporogoni.
Siklus aseksual
Fase aseksual terjadi di dalam tubuh manusia. Pada fase ini terjadi dua siklus,
yaitu siklus pre-eritrositik dan siklus eritrositik. Siklus pre-eritrositik ini lazim juga
disebut dengan siklus eksoeritrositik, terjadi di dalam sel-sel hati. Siklus eritrositik
terjadi di dalam eritrosit.
Pada awalnya, nyamuk anopheles betina menghisap darah manusia yang telah
terinfeksi sebelumnya. Di dalamnya terdapat sporozoit. Sporozoit dari kelenjar ludah
nyamuk tersebut dimasukkan kedalam darah manusia lainnya melalui tusukannya.
Dalam waktu tiga puluh menit akan memasuki sel-sel parenkim hati dan dimulailah
stadium eksoeritrositik (seperti yang ditunjukan oleh huruf A pada gambar di atas).
Didalam sel hati, parasit tumbuh menjadi skizon dan berkembang menjadi
merozoit. Dapat berkembang menjadi 10.000 bahkan mencapai 30.000 merozoit,
tergantung spesiesnya. Sel hati yang mengandung parasit akan pecah dan merozoit
keluar dengan bebas, sebagian merozoit di fagosit. Oleh karena prosesnya terjadi
sebelum memasuki eritrosit maka disebut stadium preeritrositik atau eksoeritrositik
yang berlangsung selama 2 minggu.
Sementara itu, siklus eritrositik dimulai saat merozoit memasuki sel-sel darah
merah. Parasit tampak sebagai kromatin kecil, dikelilingi oleh sitoplasma yang
membesar, bentuk tidak teratur dan mulai membentuk tropozoit, tropozoit
berkembang menjadi skizon muda, kemudian berkembang menjadi skizon matang dan
membelah banyak menjadi merozoit. Dengan selesainya pembelahan tersebut, sel
darah merah pecah. Merozoit, pigmen dan sisa sel keluar dan memasuki
plasma darah.
Parasit memasuki sel darah merah lainnya untuk mengulangi siklus skizogoni.
Beberapa merozoit memasuki eritrosit dan membentuk skizon dan lainnya
membentuk gametosit yaitu bentuk seksual (gametosit jantan dan betina) setelah
melalui 2-3 siklus skizogoni darah.
Penyakit malaria bisa sewaktu-waktu kambuh bila imunitas penderita menurun.
Hal ini sering terjadi pada malaria yang disebabkan oleh Plasmodium vivax dan
Plasmodium ovale. Pada kasus ini, sebagian tropozoit hati tidak langsung
berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut
hipnozoit. Hipnozoit dapat tinggal di dalam hati sampai bertahun-tahun.
Kemungkinan hipnozoit dapat aktif kembali sangat besar apabila penderita
mengalami penurunan daya tahan tubuh. Oleh karena itu, tak jarang dijumpai
penderita demam malaria, akan kembali merasakan penyakitnya kembali kambuh
dikemudian hari.
Siklus seksual
Siklus ini terjadi di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina (Anopheles dureni
yang menjadi vector biologis dari Plasmodium berghei). Nyamuk ini akan menghisap
darah yang mengandung gametosit. Fase seksual pun dimulai.
Di dalam lambung vektor, makrogametosit mengalami maturasi menjadi
makrogamet (betina) sedangkan mikrogametosit mengalami exflagelasi menjadi
mikrogamet (jantan). Pada makrogamet kromatin membagi menjadi 6-8 inti yang
bergerak kepinggir parasit. Pembuahan terjadi karena masuknya mikrogamet kedalam
makrogamet untuk membentuk zigot. Zigot tersebut aktif dan bergerak masuk ke
dalam dinding usus tengah nyamuk. Zigot berubah bentuk seperti cacing pendek
disebut ookinet yang dapat menembus lapisan epitel dan membran basal dinding
lambung. Di bawah epitel usus, ookinet membulat membentuk kista dan disebut
dengan ookista. Ookista akan berkembang di dalam dinding usus tengah dan
menghasilkan sporozoit (fase infektif) yang akan dilepas dengan pecahnya ookista.
Sporozoit bersifat motil dan akan bergerak ke seluruh tubuh vektor, khususnya
kelenjar saliva. Beberapa sporozoit menembus kelenjar nyamuk dan bila nyamuk
menggigit/menusuk manusia maka sporozoit masuk kedalam darah dan mulailah
siklus preeritrositik.
Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke
dalam tubuh manusia hingga timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam
akan bervariasi tegantung spesies Plasmodiumnya. Sedangkan masa prepaten adalah
waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke dalam tubuh hingga parasit
dapat dideteksi di dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.
Berikut adalah tabel karakteristik siklus hidup masing-masing spesies
P. falciparum
P. vivax
P. ovale
P. malariae
Siklus eksoeritrosit (hari) 5-7 8 9 14-15
Siklus aseksual dlm darah 48 48 50 72
Masa prepaten (hari) 9-10 11-13 10-14 15-16 Masa inkubasi (hari) 9-14 12-17 16-18
(lebih) 18-40 (lebih)
Keluarnya gametosit (hari) 8-15 5 5 5-23
Jumlah merozoit persizon jaringan
30-40.000 10.000 15.000
15.000
Siklus sporozogoni dlm nyamuk(hari)
9-22 8-16 12-14 16-35
DAFTAR PUSTAKA
Fadil, Muhammad. 2002. Hubungan Derajat Infeksi Malaria Falciparum pada
Sediaan Darah Tepi dengan Derajat Beratnya Penyakit secara Klinis. Skripsi.
Padang: Universitas Andalas.
Novita, Liza. 2009. Diagnosis dan Penatalaksanaan Malaria. Pekan Baru:
Universitas Riau.
Nugroho, A dan Tumewu, WM. 2000. Siklus Hidup Plasmodium Malaria. Dalam:
Harijanto, PM (editor). Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis,
dan Penanganan. Jakarta: EGC
Repository USU. 2010. Chapter II-Malaria. Medan: USU
Septy. 2012. Malaria. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Wiser, Mark Dr. 2004. Malaria (TRMD 782).Diakses pada 02 September 2013 dari
situs http://www.tulane.edu/~wiser/malaria/..