silikon

Embed Size (px)

Citation preview

1. Pendahuluan 1.1 Sejarah Silikon 1.2 Teori Atom Silikon 1.3 Sumber 1.4 Kegunaan 1.5 Sifat Silikon 2. Struktur 2.1 Kristal Silikon 2.2 Karet Silikon 3. Sifat Listrik dan Rumus Terkait 4. Sifat Non Listrik dan Rumus Terkait 5. Cara Menguji/Mengukur Sifat Silikon 6. Pengerjaan Bahan 6.1 Pertimbangan Pemilihan Bahan 6.2 Pengerjaan Bahan Pada Peralatan 7. Cara Test Peralatan Terkait Dengan Penggunaan Bahan Tersebut 8. Kesimpulan 1. PENDAHULUAN Silikon (polysiloxan) adalah polimer inorganik yang terdiri dari komponen penyusun silikonoksigen (-Si-O-Si-O-Si-O- . Beberapa side group organik dapat digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih tulang belakang -Si-O- ini. Dengan memvariasikan panjang rantai -Si-O-, side group, dan penghubung silang, silikone dapat disintesis menjadi beberapa jenis material, seperti, cairan, gel, dan karet. Jenis paling umum adalah polydimethylsiloxane linear atau PDMS. Grup terbesar kedua dari material silikone berdasar pada resin silikone yang terbentuk oleh oligosiloxanes yang bercabang dan berbentuk-kandang. Silikon merupakan bahan implan yang secara luas digunakan dalam operasi-operasi bedah plastik. Ada beberapa pengertian tentang silikon yang perlu diketahui. Silicon adalah bahan alami yang berasal dari kerak bumi, berbentuk partikel-partikel yang ada di alam bebas. Silica adalah partikel-partikel 3 dimensi yang dibentuk oleh silicon-dioksid membentuk butiran-butiran menyerupai pasir. Silicones adalah suatu bentuk polimer (polydimethylsiloxaneG / PDMS) yang tidak berasal dari alam, selanjutnya ini yang dimaksud dengan pengertian silikon untuk kegunaan sebagai implan dalam bedah plastik. Ada 3 bentuk silikon: cair, jel dan blok (padat); merupakan bahan inert yang digunakan secara luas dalam bedah plastik.

Silikone tak berbau, tak berwarna, tahan air, tahan kimia, tahan oksidasi, stabil pada suhu tinggi, dan bukan konduktor listrik. Dia memiliki banyak kegunaan, seperti pelumas, lem, penyegel, gasket sampai implantasi buah dada (kontroversi besar muncul pada 1990-an yang mengkhawatirkan silikon dalam implantasi buah dada dapat menyebabkan beberapa penyakit). Elastomer silikon merupakan polimer sintesis yang masih relatif baru penggunaannya sebagai material isolasi polimer pada isolator listrik tegangan tinggi/ekstra tinggi pasangan luar (outdoor). Terdapat beberapa keuntungan yang dimiliki material isolasi polimer diantaranya ringan, memiliki sifat dielektrik, resistivitas volume, sifat termal, kekuatan mekanik yang lebih baik dan tahan gempa serta mudah penanganannya dibandingkan material konvensional (porselen/keramik dan gelas). Salah satu sifat yang menjadikan elastomer silikon sangat populer dan lebih unggul sebagai material isolasi dibanding porselen dan gelas maupun jenis polimer lainnya adalah sifat menolak air atau hidrofobik (hydrophobic). Selain itu material ini juga mampu mempengaruhi lapisan polusi yang menempel di permukaannya ikut bersifat hidrofobik. Fenomena ini disebut transfer hidrofobik. Sifat hidrofobik dan kemampuannya mentransfer sifat tersebut ke lapisan polusi sangat bermanfaat bagi isolator listrik pasangan luar karena dalam kondisi lembab, basah/hujan tidak akan memberi peluang terbentuknya lapisan air yang kontinu sehingga konduktivitas permukaan isolator tetap rendah. Dengan demikian arus bocor (leakage current) yang terjadi sangat kecil. 1.1 SEJARAH SILIKON (Latin, silex, silicis, flint). Davy pada tahun 1800 menganggap silika sebagai senyawa ketimbang suatu unsur. Sebelas tahun kemudian pada tahun 1811, Gay Lussac dan Thenard mungkin mempersiapkan amorphous sillikon tidak murni dengan cara memanaskan kalium dengan silikon tetrafluorida. Pada tahun 1824 Berzelius, yang dianggap sebagai penemu pertama silikon, mempersiapkan amorphous silikon dengan metode yang sama dan kemudian memurnikannya dengna membuang fluosilika dengan membersihkannya berulang kali. Deville pada tahun 1854 pertama kali mempersiapkan silikon kristal, bentuk alotropik kedua unsur ini. 1.2 TEORI ATOM SILIKON Atom Silikon (Si) mempunyai 14 buah elektron, yang terdiri dari 2 elektron pada lintasan pertama, 8 elektron pada lintasan kedua, dan 4 elektron pada lintasan ketiga atau terakhir (jumlah elektron/atom pada atom-atom golongan III hingga V terdapat pada Tabel 2.1). Jadi, atom Silikon memiliki 10 elektron yang terikat kuat kepada inti atom, dan 4 elektron valensi yang ikatannya kepada inti atom tidak kuat dan mudah lepas dengan sedikit energi tertentu. Karena atom Silikon memiliki 4 buah elektron valensi, maka ia dikenal dengan istilah atom tetravalen. Tabel 1 Nomor Atom Golongan IIIA hingga VIA dan Silikon Untuk menjadi stabil secara kimiawi, sebuah atom Silikon membutuhkan delapan elektron di lintasan valensinya. Maka, setiap atom Silikon akan bergabung dengan atom Silikon lainnya, sedemikian rupa sehingga menghasilkan delapan elektron di dalam lintasan valensinya. Ketika ini terjadi, maka Silikon akan membentuk benda padat, yang disebut kristal. Gambar 2.7

mengilustrasikan gambar 3 Dimensi sebuah atom Silikon yang berikatan dengan 4 atom Silikon tetangganya, sehingga jumlah total elektron atom tersebut pada lintasan valensinya menjadi tetap 8. Hal ini terjadi pula dengan atom-atom Silikon yang lainnya. Karena pusat-pusat atom yang berdekatan mempunyai muatan total positif, maka akan menarik elektron-elektron yang dimiliki bersama tersebut. Gaya-gaya ini akan mengikat kuat atom satu sama lain dengan suatu ikatan yang disebut ikatan kovalen (covalen bonds). 1.3 SUMBER Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan komponen utama satu kelas bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites. Ia juga merupakan komponen tektites, gelas alami yang tidak diketahui asalnya. Silikon membentuk 25.7% kerak bumi dalam jumlah berat, dan merupakan unsur terbanyak kedua, setelah oksigen. Silikon tidak ditemukan bebas di alam, tetapi muncul sebagian besar sebagai oksida dan sebagai silikat. Pasir, quartz, batu kristal, amethyst, agate, flint, jasper dan opal adalah beberapa macam bentuk silikon oksida. Granit, hornblende, asbestos, feldspar, tanah liat, mica, dsb merupakan contoh beberapa mineral silikat. Silikon dipersiapkan secara komersil dengan memanaskan silika dan karbon di dalam tungku pemanas listrik, dengan menggunakan elektroda karbon. Beberapa metoda lainnya dapat digunakan untuk mempersiapkan unsur ini. Amorphous silikon dapat dipersiapkan sebagai bubuk cokelat yang dapat dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya digunakan untuk memproduksi kristal-kristal silikon yang digunakan untuk peralatan semikonduktor. Silikon super murni dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi termal triklorosilan ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan dengan proses vacuum float zone. 1.4 Kegunaan Silikon adalah salah satu unsur yang berguna bagi manusia. Dalam bentuknya sebagai pasir dan tanah liat, dapat digunakan untuk membuat bahan bangunana seperti batu bata. Ia juga berguna sebagai bahan tungku pemanas dan dalam bentuk silikat ia digunakan untuk membuat enamels (tambalan gigi), pot-pot tanah liat, dsb. Silika sebagai pasir merupakan bahan utama gelas Gelas dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk dan digunakan sebagai wadah, jendela, insulator, dan aplikasi-aplikasi lainnya. Silikon tetraklorida dapat digunakan sebagai gelas iridize. Silikon super murni dapat didoping dengan boron, gallium, fosfor dan arsenik untuk memproduksi silikon yang digunakan untuk transistor, sel-sel solar, penyulingan, dan alat-alat solid-state lainnya, yang digunakan secara ekstensif dalam barang-barang elektronik dan industri antariksa. Hydrogenated amorphous silicone memiliki potensial untuk memproduksi sel-sel murah untuk mengkonversi energi solar ke energi listrik. Silikon sangat penting untuk tanaman dan kehidupan binatang. Diatoms dalam air tawar dan air laut mengekstrasi silika dari air untuk membentuk dinding-dinding sel. Silika ada dalam abu

hasil pembakaran tanaman dan tulang belulang manusia. Silikon bahan penting pembuatan baja dan silikon karbida digunakan dalam alat laser untuk memproduksi cahaya koheren dengan panjang gelombang 4560 A. 1.5 Sifat Silikon Silikon kristalin memiliki tampatk kelogaman dan bewarna abu-abu. Silikon merupakan unsur yang tidak reaktif secara kimia (inert), tetapi dapat terserang oleh halogen dan alkali. Kebanyakan asam, kecuali hidrofluorik tidak memiliki pengaruh pada silikon.Unsur silikon mentransmisi lebih dari 95% gelombang cahaya infra merah, dari 1,3 sampai 6 mikrometer. 2. STRUKTUR 2.1 Kristal Silikon Terdapat tiga bentuk kristal silikon dioksida yang berbeda. Salah satu yang paling mudah diingat dan digambarkan adalah struktur yang berdasarkan pada struktur intan. Silikon kristalin memiliki struktur yang sama dengan intan. Untuk mengubahnnya menjadi struktur silikon dioksida, sesuatu hal yang kamu perlukan adalah memodifikasi struktur silikon melalui penambahan beberapa atom oksigen. Dengan catatan bahwa setiap atom silikon dijembatani ke atom silikon tetangganya dengan atom oksigen. Jangan lupa bahwa struktur ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan struktur raksasa pada bentuk tiga dimensi. Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing memiliki 4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi oleh 8 elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk ikatan kovalen dengan ion-ion atom tetangganya. Pada suhu yang sangat rendah (0oK) Gambar 1: Struktur tiga dimensi kristal silikon Gambar 2 : Struktur dua dimensi kristal Silikon Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti atom ke inti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan kovalen yang lepas karena energi panas, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik. Gambar 3 : Struktur Kristal Silikon (2 Dimensi, pada 00K) Pada kondisi ini, elektron hanya memenuhi daerah valensi. Sedangkan pada daerah konduksi tidak terdapat sama sekali elektron. Sehingga, Silikon akan bersifat seperti isolator, yang tidak dapat mengalirkan energi. Namun, bila suhu dinaikkan di atas 00K, maka akan terjadi perubahan, dimana energi panas tersebut akan mampu melepaskan beberapa ikatan kovalen. Elektron-elektron valensi akan pindah ke jalur yang dapat bergerak dengan leluasa, yaitu jalur konduksi. Pada jalur ini, gerakan

elektron tersebut akan menghasilkan arus sesuai dengan banyaknya elektron valensi yang terjadi, yang disebut dengan arus elektron. Namun, arus ini masih terlalu kecil untuk dapat dimanfaatkan. Pada kondisi ini, Silikon bukanlah isolator yang baik dan bukan pula konduktor yang baik. Karena alasan inilah, silikon disebut sebagai bahan semikonduktor. Bersamaan dengan terlepasnya elektron ke jalur konduksi, maka akan tertinggal sebuah lubang (hole) di dalam jalur valensi. Setiap hole di dalam jalur ini, akan menyebabkan pergerakan hole. Pergerakkan hole juga dapat menghasilkan arus. Sebenarnya, yang bergerak tetaplah elektron, namun, pergerakan elektron ini terjadi karena tersedianya hole di jalur valensi. Pergerakan elektron di jalur ini, dianggap sebagai arus hole. Struktur Silikon 2 Dimensi pada suhu ruang yang menceritakan pasangan elektron-hole ini dapat dilihat pada Gambar 2.9. Gambar 2.9 Struktur Kristal Silikon (2 Dimensi, pada suhu ruang) Yang membedakan bahan Semikonduktor dengan bahan lain adalah bahan ini memiliki dua lintasan arus, yaitu Arus Elektron pada jalur konduksi dan Arus Hole pada jalur valensi. Kedua arus ini memiliki besar yang sama, karena jumlah elektron dan hole yang terbentuk adalah sama. Elektron-elektron pada jalur konduksi diberi simbol negatif, sesuai dengan muatannya. Sedangkan hole-hole pada jalur valensi diberi simbol positif, karena dianggap bermuatan positif. Karena beberapa hal, sangat sering terjadi suatu elektron pada jalur konduksi terjatuh ke dalam hole pada jalur valensi. Penggabungan kembali sebuah elektron bebas dan sebuah hole disebut dengan rekombinasi. Rekombinasi dapat terjadi terus menerus di dalam suatu semikonduktor. Lifetime adalah istilah yang diberikan kepada waktu rata-rata timbul dan menghilangnya sepasang elektron-hole. Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik. Kenyataanya demikian, mereka memang iseng sekali dan jenius. 2.2 Karet Silikon / Karet Silicon Salah satu keunggulan dari karet silicon / karet silikon adalah stabil pada rentang suhu yang cukup lebar dari 100C 250C. Performance karet silicon / karet silikon yang tahan lama melebihi dari elastomer organic yang lain. Jika dibandingkan dengan karet alam, karet silicon mempunyai sifat tahan api yang lebih baik dan merupakan isolasi listrik yang sangat baik. Sifatsifat seperti ketahanan volume, kekuatan dielektrik dan faktor kekuatan lain tidak terpengaruh oleh perubahan suhu. Sifat-sifat ini dikenal sebagai stabilitas thermal. Aplikasi produk karet silikon antara lain selang silicon (silicone tubes / silicon tubing); silicon rubber cord; silicon extrusion untuk gasket dan seal (expansion seal, seal untuk jendela dan pintu, seal Oven); silicon O Ring, silicon molding, dll. Karet extrusion tidak hanya dapat dibuat dari silicon, tetapi juga dari bahan karet jenis lain antara lain Viton, EPDM, dll. Beberapa contoh gambar karet silicon dapat dilihat pada gambar-gambar berikut: 3. SIFAT LISTRIK DAN RUMUS TERKAIT

Kristal silikon disusun oleh atom-atom karbon sehingga pita energinya menyerupai pita energi pada intan. Tetapi celah energi dalam silikon hanya 1,1 eV tidak sebesar intan 6 eV. Pada suhu sangat rendah, semua elektron terluar silikon berada pada pita valensi, sedangkan pada pita konduksinya kosong. Tetapi pada suhu kamar, sebagian kecil elektron dalam pita valensi akibat gerak termalnya memiliki energi kinetik yang cukup untuk melewati pita terlarang, elektronelektron ini cukup untuk menimbulkan arus listrik kecil ketika medan listrik luar diberikan pada kristal. Daya hantar pada silicon selain bergantung pada jarak pita energinya juga bergantung dari sifat periodiknya. Sifat-sifat itu diantaranya : - Jari-jari atom yaitu jarak antara kulit inti dengan kulit terluar. Semakin jari-jari atomnya kecil maka ikatan antara inti atom dengan elektron pada setiap kulit semakin kuat. - Energi ionisasi yaitu energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar dari suatu atom. - Energi ionisasi mempengaruhi sifat listrik dari suatu unsur semakin kecil energi -ionisasi suatu unsur maka semakin mudah melepaskan electron. - Afinitas elektron yaitu besarnya energi yang dilepaskan jika suatu atom menangkap elektron. Semakin besar energi yang dilepaskan suatu atom semakin mudah atom-atom tersebut menangkap elektron. - Keelektronegatifan yaitu kecenderungan suatu atom untuk menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Daya hantar mempengaruhi sifat hantaran yang dikenal juga dengan konduktivitas. Konduktivitas dari bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu suhu. Berikut contoh Silikon pada suhu 20C dan Kosntanta dielektrik relatif untuk silikon r = 12: Nama bahan Resistivitas (ohm.m) Si (murni) 0,30 Tabel 2 : Besar konduktivitas berbanding terbalik dengan resistivitas ( 4. SIFAT NON LISTRIK DAN RUMUS TERKAIT Ada beberapa faktor dari luar yang mempengaruhi sifat hantaran pada semikonduktor diantaranya : - Suhu Suhu merupakan faktor utama, karena suhu mempengaruhi konduktivitas dan resistivitas bahan. Penurunan resistivitas pada semikonduktor sangat cepat dengan kenaikan suhu. Walaupun pada suhu sangat rendah (suhu dimana hidrogen berbentuk cair). - Cahaya Faktor cahaya juga mempengaruhi sifat hantaran pada Silikon, karena ada Silikon yang peka terhadap cahaya. Pada Silikon resistansinya rendah bila terkena cahaya sedangkan bila gelap resistansinya naik, Jadi resistansi dalam keadaan terang lebih kecil dari resistansi dalam keadaan gelap. - Medan listrik Medan listrik juga mempengaruhi besar kecilnya resistansi pada Silikon. - Tegangan yang diberikan Silikon yang bergantung dari besar kecilnya tegangan, apa lagi silikon masih belum dipercyai tentang tegangan breakdown. = 1/ )

- Impurities Impurities / pengotoran juga berpengaruh pada sifat hantaran dari bahan Silikon. Sifat hantaran (konduktivitas) pada Silikon menjadi semakin bertambah. Sedangkan resistansinya semakin berkurang. Berikut table yang berisi daya larut maksimum dari Atom: Elemen Pengotor (Dopant) Golongan Daya larut (atom/m3) Si B Al Ga P As Sb III A III A III A VA VA V A 600 x 1024 20 x 1024 14 x 1024 1.000 x 1024 2.000 x 1024 70 x 1024 5. CARA MENGUJI/MENGUKUR SIFAT SILIKON Sifat bahan silikon dapat diukur dari konduktivitasnya secara umum: = nn.qn. n + np.qp. p Dimana n yaitu molalitas, q adalah pembawa muatan, sedangkan menunjukkan pembawa gerakan (carrier mobility). Dimana, n menunjukkan pembawa muatan negatif (elektron) sedangkan p yaitu pembawa muatan positif (hole). Untuk benda padat seperti unsur silikon, konduksi berlangsung dari pita valensi ke pita konduksi.Dimana elektron adalah pembawa muatan negatif. Pergerakan elektron dari pita valensi menghasilkan lubang (hole), yaitu pembawa muatan positif. Karena itu kepadatan / jumlah elektron (nn) sama dengan kepadatan lubang (np), persamaan diatas dapat ditulis : = n.q.( e+ h) Dimana sekarang n yaitu kepadatan dari elektron yang dilambangkan e sedangkan h melambangkan lubang. Selain konduktivitas juga dapat dihitung energi inonisasi dari semikoduktor. Kita asumsikan elektron bergerak melingkar dengan radius r sesuai model atom Bohr, dan dengan kecepatan v. Kita memperoleh keadaan pada jarak equilibrium yaitu:

___e2___ = m.v2 4 . o. r.r2 r Total energi dari elektron yang berputar itu yaitu : W = Wkin + Wpot = 1 mv2 + Wpot 2 = ___e2___ ___e2___ = -___e2___ 8 . o. r.r2 4 . o. r.r2 8 . o. r.r2 Karena m.v.r = h / 2 6. PENGERJAAN BAHAN 6.1 PERTIMBANGAN PEMILIHAN BAHAN Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan semikonduktor yaitu : - konduktivitas dari bahan tersebut, konduktivitas juga dipengaruhi beberapa faktor diantaranya : suhui pembawa muatan (elektron atau lubang)i massa elektron/ holei mobilitas elektron/ holei jumlah atau kepadatan dari elektron /holei - unsur-unsur yang digunakan, titik leburnya, energi ionisasinya, dari mana bahan bakunya, bila terdapat di alam bagaimana jumlahnya banyak atau tidak - kapasitas thermal dari bahan - sifat mekanis dari bahan - besarnya energi akibat pengotoran juga dapat digunakan sebagai petimbangan pemilihan. Besarnya energi dapat dilihat pada table: Semikonduktor Impurity Eg Ed (eV) Ea (eV) Si P As Sb B Bi Al Ga In Ti 0,004 0,049 0,039 0,069 -

-0,045 0,057 0,065 0,160 0,260 6.2 PENGERJAAN BAHAN PADA PERALATAN Setelah bahan Si diambil dari alam dengan pertambang, pengeboran, dan lainnya, Si tersebut masih harus dimurnikan lagi. Untuk Si proses pemurniannya sebagai berikut : - Silikon dibuat dengan cara mereduksi SiO2 dengan karbon dalam tenur listrik. Reaksinya : SiO2(s) + 2C(s) Si(s) + 2CO(g) - Tetapi silikon yang dihasilkan dalam proses ini masih belum murni. Permurnian dilakukan lagi dengan menambahkan gas klorin berdasarkan persamaan reaksi : Si(s) + 2Cl2(g) SiCl4(g) Selanjutnya gas hasil reaksi direduksi dengan gas hidrogen pada suhu tinggi, sehingga diperoleh silikon yang murni dengan reaksi : SiCl4(g) + 2H2(g) Si(s) + 4HCl(g) - Secara kimia silikon murni didapat dengan cara seperti diatas, tetapi silikon itu belum murni sekali hanya 99% murni. Oleh karena itu dilakukan proses lagi menggunakan tungku/ oven vertikal unutk memurnikannya. - Silikon /germanium yang belum murni dimasukkan ke dalam cawan graphite. Silikon tersebut masih berbentuk keras, tetapi menjadi cair akibat panas yang dihasilkan dari kumparan. Poros berputar secara perlahan sehingga silikon yang tadinya cair naik ke atas dan perlahan-lahan menjadi dingin sehingga silikon kembali lagi menjadi bentuk kristal. Kotoran-kotoran dari silikon tetap ada di dasar cawan graphite tidak ikut perputaran poros. Sehingga kotoran-kotoran itu mengendap di bawah bercampur dengan sisa silikon. Proses ini dapat digunakan untuk memurnikan Ge atau Si. Untuk Germanium umunya dilakukan pemurnian dengan cara ekstrusi cairan (extrusion from the melt). Tetapi cara ini tidak dapat digunakan pada Silikon karena silikon bereaksi dengan perahu graphite pada suhu tinggi. 7. CARA TEST PERALATAN TERKAIT DENGAN PENGGUNAAN BAHAN TERSEBUT Pengetestan pada bahan silikon dapat menggunakan percobaan Hall. Selain itu Silikon dapat diTest dengan menggunakan alat ukur diantaranya : - Fluxmeter - Compass - Magnetometer - DC meter - Galvanometer-Amplifier - Hall Effect Multipier

- Multipier sebagai Cruputor elemen - Modulator - AC Power meter - Pengukur torsi pada motor listrik Pengukuran energi pada bahan silikon yaitu dengan mengalirkan tegangan tertentu sampai semua atom donor pindah ke pita konduksi (pada semikonduktor tipe-n) atau sampai semua hole terisi elektron dari pita valensi (pada semikonduktor tipe-p). Dari pemberian tegangan itu didapat energi ionisasinya. Pengujian bahan silikon dapat dilakukan dengan memberi tegangan dibesarkan secara berkala, untuk mengetahui sampai mana batas tegangan yang membuat semikonduktor menjadi pengahantar yang baik. Karena pada tegangan yang rendah atau kurang dari energi antara celah pitanya (energi yang diperlukan ntuk elektron meloncat). Selain itu juga dapat digabungkan dengan perubaahn suhu. Jadi suhunya diubah-ubah tetapi tegangannya tetap. 8. KESIMPULAN Bahan Silikon termasuk sebagai bahan semikonduktor, dan masih banyak bahan lainnya seperti Timah, dan SiC. Silikon banyak terdapat di alam dalam bentuk pasir kuarsa, dan tanah liat. silikon memiliki daya tahan panas yang baik, dan banyak terdapat di alam. Oleh karena itu Silikon lebih banyak digunakan. Silikon harus menggunakan tungku/ oven vertikal, karena silikon pada suhu tertentu akan bereaksi dengan perahu graphite. Tungku vertikal dapat digunakan untuk memurnikan. Perubahan konduktivitas silikon sangat berpengaruh terhadap suhu. Silikon banyak digunakan pada alat-alat yang menggubah energi listrik menjadi listrik, mengubah arus AC menjadi DC, mengubah energi panas menjadi listrik (solar cell), dan pada alat-alat pengukuran. Pada arus tegangan tinggi bahan silikon digunakan untuk Isolasi, karena bahan silikon sangat tahan pada panas dan dingin. Tetapi bahan silikon belum bisa dipercaya tentang tegangan BREAKDOWN.