Upload
doancong
View
253
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
7
Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris
Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang
Astu Pudjanarsa
Laborotorium Mekanika Fluida
Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS
Kampus ITS Keputih-Sukolilo Surabaya, 60111
E-mail: [email protected]
Abstrak Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong kita untuk mengadakan
berbagai eksperimen untuk menciptakan berbagai hal yang bertujuan untuk memudahkan dan
memberikan keuntungan bagi manusia dan bermanfaat bagi kelanjutan penelitian berikutnya.
Salah satu cara dalam bidang Mekanika fluida untuk mengurangi gaya seret (drag) yang terjadi
pada sebuah benda dapat dilakukan dengan memodifikasi bendanya atau mengontrol lapisan batas
aliran di atas permukaan benda.
Silinder yang teriris pada satu sisi (upper) yang dialiri fluida akan terbentuk boundary layer
yang tidak simetris. Pada simulasi ini digunakan silinder dengan sudut pengirisan (θ ) 00, 36
0, 53
0,
dan 660 dengan variasi sudut serang aliran (α) 0
0, 15
0 dan 30
0 , hal ini untuk mengetahui
karakteristik aliran dua dimensi dengan adanya variasi sudut iris dan variasi sudut serang aliran
fluida, Seluruh penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan wind tunnel pada
Re = 63000.
Dari hasil simulasi diperoleh kesimpulan bahwa aliran pada perubahan kontur mendadak
akan terseparasi sesaat (bubble separation) yang kemudian akan mengikuti kontur lagi
(reattachment) karena adanya tambahan momentum dari aliran diatasnya. Dengan adanya variasi
sudut pengirisan pada sudut datang aliran konstan, maka dengan semakin besar sudut pengirisan
letak titik stagnasi semakin mendekati bidang irisan kemudian terjadi bubble separation pada awal
perubahan kontur yang mendadak (pengirisan). Dengan adanya variasi sudut serang pada sudut
iris konstan, maka dengan semakin besar sudut serang letak titik stagnasi semakin kebawah,
sedangkan titik permulaan terjadinya massive separation semakin ke depan pada bagian upper dan
semakin ke belakang pada bagian lower.
Kata kunci: sudut pengirisan, sudut serang, massive separation, bubble separation.
Benda yang dilewati fluida yang bergerak,
akan mengalami gaya akibat interaksi dengan
fluida yakni normal stress (tegangan normal)
dan shear stress (tegangan geser). Tegangan
normal terjadi karena adanya tekanan dari
fluida yang mengalir tegak lurus terhadap
bidang, sedangkan tegangan geser disebabkan
oleh fluida viskos yang mengalir sejajar
dengan bidang. Untuk aliran dua dimensi,
gaya-gaya yang sejajar dengan aliran fluida
disebut dengan drag, sedangkan gaya yang
tegak lurus terhadap arah aliran dinamakan lift.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi mendorong untuk mengadakan
berbagai simulasi dan eksperimen untuk
menciptakan berbagai hal yang bertujuan
memudahkan dan memberikan keuntungan
bagi manusia. Salah satu contoh adalah silinder
penyangga bangunan lepas pantai atau
jembatan sungai bila diiris pada bidang yang
sejajar aliran akan mengurangi gaya drag yang
timbul. Hal ini tentu sangat menguntungkan
dari segi teknis dan ekonomis, karena
kekuatannya bertambah dan buaya bahan
makin berkurang.
Bahwa aliran fluida di laut maupun angin
di darat adalah berubah-ubah arahnya,
sehingga silinder penyangga jembatan di darat
maupun dilaut akan menerima aliran yang
berubah-ubah, kadang tegak lurus pengirisan
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Januari 2005 8
dan juga pada waktu tertentu sejajar dengan
pengirisan.
Simulasi ini mempelajari tentang
pengaruh besar sudut iris silinder dan sudut
datang aliran fluida terhadap karakteristik
distribusi kecepatan melintas silinder teriris
pada bagian atas (upper side). Simulasi
dilakukan pembatasan-pembatasan sebagai
berikut :
1. Fluida yang dipakai adalah udara
dengan asumsi alirannya disisi upstream
bersifat fluida incompressible, steady
flow, dan uniform .
2. Kemungkinan adanya perpindahan
panas dapat diabaikan.
3. Benda kerja yang digunakan adalah
silinder dengan dimensi yang konstan
dan bahan yang sama.
Penelitian tentang perilaku aliran
melewati kontur sebuah silinder telah
dilakukan oleh Aiba dan Watanabe (1997)
dengan memberikan variasi pengirisan pada
sisi depan (up stream) dan dan sisi belakang
(down stream). Pada Silinder dengan sudut
pengirisan (θs) 530 aliran laminar dari sisi
freestream yang mengenai kontur teriris akan
mengalami percepatan yang mengikuti kontur,
kemudian aliran laminar tersebut akan
mengalami perlambatan dikarenakan adanya
perubahan penampang (pengirisan) sehingga
aliran laminar mengalami separasi pada sudut
570 dimana aliran mulai terpisah dari kontur
yang ditunjukkan adanya kecepatan yang
konstan. Kemudian pada sudut 690 aliran
laminar akan mendapatkan tambahan
momentum dari aliran freestream sehingga
alianmenjadi turbulent yang mengalami
percepatan kemudian aliran akan kembali
melewati kontur (reattachment). Kemudian
aliran turbulent akan mengalami penurunan
kecepatan hal ini terjadi karena gradien
tekanannya yang meningkat, sampai pada
sudut 1100 momentum aliran tidak mampu lagi
menahan gradien tekanan sehingga aliran
turbulent mengalami separasi.
Harga koefisien drag yang terjadi pada
silinder sirkular sebesar 1,2. Pada pengirisan
sudut 45o akan mulai terjadi penurunan drag
yang sangat tajam, sehingga drag terkecil pada
pengirisan 53o yakni koefisien dragnya 0,6.
Kemudian harga koefisien drag akan
mengalami kenaikan seiring dengan naiknya
sudut pengirisan sampai dengan sudut
pengirisan 65o. Dari data hasil eksperimen
tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik
hubungan antara coefisien drag (CD) dengan
sudut iris (θs) seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 1. Grafik coefisien drag terhadap
sudut iris (Aiba & Watanabe,1997)
Tina Murti Agustini (2001) melakukan
eksperimen dengan menggunakan spesimen
yang berbentuk silinder teriris dengan besar
sudut iris divariasikan, sedang sudut datang
fluida tidak divariasikan. Hasil dari penelitian
ini ditampilkan dalam sebuah grafik Cp = f (θI)
dengan sudut datang (α = 0o). Tampilan grafik
dapat dilihat pada gambar 2.
Dari hasil penelitian ini terlihat hasil
bahwa pada sudut datang aliran (α) = 0o,
adanya pengirisan pada silinder ini
berpengaruh cukup signifikan pada pressure
coeficient yang terbentuk. Pada silinder bulat
tanpa irisan, pressure minimum terjadi pada θ
= 70o. Sedangkan separasi terjadi pada θ = 95
o.
Pada silinder bulat dengan θi = 30o, pressure
minimum terjadi pada θ = 70o. Setelah titik
tekanan minimum terlewati, maka separasi
terjadi pada θ = 105o. Pada silinder bulat
dengan θi = 45o, pressure minimum terjadi
pada θ = 70o. Setelah titik tekanan minimum
terlewati, maka separasi terjadi pada θ = 110o.
Hal ini menunjukkan bahwa efek disturbance
dari bidang iris ini lebih efektif dari silinder
bulat dengan θi = 30o. Pada silinder bulat
dengan θi = 50o, pressure minimum terjadi
pada θ = 70o. Setelah titik tekanan minimum
terlewati, maka separasi terjadi pada θ = 95o.
Pudjanarsa, Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida 9
Sehingga terlihat bahwa pengirisan sebesar θi
= 50o tidak lagi efektif membuat separasi
menjadi tertunda ke belakang.
Gambar 2. Perbandingan Cp pada berbagai
sudut irisan saat sudut datang aliran 0o
Metode Simulasi
Kondisi Simulasi
- Sudut datang aliran (α): 0o, 15
o, dan
30o.
- Bilangan Reynold: 63000 (diukur
berdasar diameter silinder)
Pemilihan bilangan Reynold sebesar
63000 karena pada bilangan Reynold (104 s/d
105) aliran melintasi silinder harga koefisien
drag (Cd) harganya relative konstan.
Pemodelan Numerik Dengan Fluent
Untuk visualisasi dengan fluent ini data
masukannya disesuaikan dengan data pada
kondisi simulasi, yaitu sebagai berikut :
� Meshing :
• Elements: Quad/Tri.
• Type: Pave
• Spacing: 5
� Up Strem (Velocity Inlet): 16.84 m/s
� Down Stream (Pressure Outlet): 1 atm
� Fluil Type: Air
� Turbulence Mode: K- Epsilon
Visualisasi Aliran Pada Silinder Teriris
dengan Fluent 6.0
Visualisasi Sudut Iris 360
Dengan bertambahnya sudut serang titik
stagnasi bergeser kebawah, pada sudut serang
00
massive separation terjadi beberapa derajat
setelah bidang iris, pada sudut serang 150
massive separation terjadi pada bagian ujung
dari bidang iris, sedangkan pada sudut serang
300
massive separation terjadi pada
pertengahan bidang iris.
Gambar 3. Sudut Iris 36
o dengan
sudut serang 00
Gambar 4. Sudut Iris 36
o dengan
sudut serang 150
Gambar 5. Sudut Iris 36
o dengan
sudut serang 300
Jurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Januari 2005 10
Visualisasi Sudut Iris 530
Dengan bertambahnya sudut serang titik
stagnasi bergeser kebawah, pada sudut serang
00
massive separation terjadi pada bagian ujung
dari bidang iris, pada sudut serang 150
massive
separation terjadi mendekati pertengahan dari
bidang iris, sedangkan pada sudut serang 150
massive separation terjadi mendekati bagian
depan dari bidang iris.
Gambar 6. Sudut Iris 53
o dengan
sudut serang 00
Gambar 7. Sudut Iris 53
o dengan
sudut serang 150
Gambar 8. Sudut Iris 53
o dengan sudut serang 30
0
Visualisasi Sudut Iris 660
Dengan bertambahnya sudut serang titik
stagnasi bergeser kebawah, pada sudut serang
00
massive separation terjadi pada bagian ujung
dari bidang iris, pada sudut serang 150
massive
separation terjadi mendekati pertengahan dari
bidang iris, sedangkan pada sudut serang 150
massive separation terjadi mendekati bagian
depan dari bidang iris.
Gambar 9. Sudut Iris 66
o dengan
sudut serang 00
Gambar 10. Sudut Iris 66
o dengan
sudut serang 150
Gambar 11. Sudut Iris 66
o dengan sudut serang 30
0
Pudjanarsa, Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida 11
Secara umum untuk sudut iris (θ) konstan
dengan sudut serang (α) berubah membesar
maka titik stagnasi bergeser ke bawah , hal ini
dapat dianalogikan dengan teori silinder
diputar atau airfoil ( airfoil terbalik ) dengan
sudut serang negatif (Gambar 12).
Gambar 12. Steamlines aliran pada
(a) silinder diputar, (b) airfoil
Kesimpulan
Dari penelitian yang sudah dilakukan
dapat ditarik beberapa kesimpulan yang antara
lain:
1. Aliran mempunyai kecenderungan
mengikuti kontur silinder, tapi dengan
adanya perubahan kontur yang mendadak
karena pengirisan maka aliran akan
terlepas dari kontur (separasi) dan karena
adanya penambahan momentum dari
aliran bebas (free stream) maka aliran
akan kembali mengikuti kontur lagi
(reattachment). Proses terpecahnya aliran
dari kontur kemudian kembali mengikuti
kontur dinamakan bubble separation.
2. Dengan adanya variasi sudut pengirisan
pada sudut datang aliran 00, maka dengan
semakin besar sudut pengirisan letak titik
stagnasi semakin keatas dan akan terjadi
bubble separation dimana bubble
separation akan terjadi pada awal
perubahan kontur yang mendadak
(pengirisan).
3. Dengan adanya variasi sudut pengirisan
pada sudut datang aliran 150 dan 30
0, maka
dengan semakin besar sudut pengirisan
letak titik stagnasi semakin keatas. Akan
tetapi tidak terjadi bubble separation.
4. Dengan adanya variasi sudut serang pada
sudut iris 360, maka dengan semakin besar
sudut serang letak titik stagnasi semakin
kebawah, sedangkan titik permulaan
terjadinya massive separation semakin ke
depan pada bagian upper dan semakin ke
belakang pada bagian lower.
5. Dengan adanya variasi sudut serang pada
sudut iris 530, maka dengan semakin besar
sudut serang letak titik stagnasi semakin
kebawah, sedangkan titik permulaan
terjadinya massive separation semakin ke
depan pada bagian upper dan semakin ke
belakang pada bagian lower.
6. Dengan adanya variasi sudut serang pada
sudut iris 660, maka dengan semakin besar
sudut serang letak titik stagnasi semakin
kebawah, sedangkan titik permulaan
terjadinya massive separation semakin ke
depan pada bagian upper dan semakin ke
belakang pada bagian lower
Referensi
[1] Aiba, S and Watanabe, H., 1997, “Flow
Characteristics of a Bluff Body Cut from a
Circular Cylinder”, Journal of Fluids
Engineering, Vol 120 pp. 851-853.
[2] Aiba, S., 1998, “Fluid Dynamic Drag of an
Axially Symmetrical Bluff Body
Consisting of a Plane Surface and a
Spherical Surface”, ASME Journal of
Fluid Engineering, Vol. 120 pp. 851-853.
[3] Anderson Jr, John, D., 1991, Fundamental
of Aerodynamics, McGraw Hill Inc.
[4] Fox, R., & Mc. Donald, A.T., 1985,
Introduction to Fluid Mechanics, 3rd
Edition, John Willey & Sons, Inc.
[5] Tina Murti. A, 2001 “Studi Eksperimental
Karakteristik Lapis Batas Aliran Melintasi
Silinder Teriris”, Tugas Akhir, Teknik
Mesin, FTI – ITS.
[6] Shapiro, Ascher H., 1961, Shape and
Flow, Anchor Books Doubleday & Co.