Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    1/13

    RESUME KOMPUTASI MATERIAL DAN DEVAIS ELEKTRONIK

    SIMULASI PENUMBUHAN NANOKATALIS NIKEL UNTUK PEMBENTUKAN

    CARBON NANOTUBE MENGGUNAKAN METODA SPUTTERING

    Oleh :

    ELFI YULIZA

    20210302

    DOSEN: Prof. Toto Winata

    Dr. Ferry Iskandar

    Departemen Fisika

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Institut Teknologi Bandung

    2011

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    2/13

    Simulasi Penumbuhan Nanokatalis Nikel untuk Pembentukan Carbon Nanotube (CNT)

    Menggunakan Metoda Sputtering

    Resume persentasi kelompok 1 (Elfi Yuliza, Maria Ulfa dan Shanti Merisa) mata kuliah Komputasi

    Material dan Devais Elektronik.

    A. Pendahuluan

    Penemuan Sumio Iijima pada tahun 1991 di laboratorium NEC Jepang telah memicu

    perkembangan teknologi ukuran nano khususnya CNT. Karbon nanotube (CNT) merupakan

    material ukuran nano yang memiliki sifat yang unik dan diramalkan akan menjadi teknologi

    masa depan. Penelitian mengenai karbon nanotube berkembang sangat pesat.Banyaknya

    penelitian tentang CNT menunjukan bahwa material ini sangat menjanjikan dan memegang

    peranan penting dalam kemajuan teknologi.

    Keunikan sifat karbon nanotube bergantung pada chiralitas. Chiralitas CNT dinyatakan dalam

    orientasi penggulungan graphene serta diameter CNT. Namun penumbuhan CNT dengan

    diameter tertentu masih mengalami kendala. Oleh karena itu, para ahli mengusulkan untuk

    menggunakan nanopartikel katalis untuk pemanduan penumbuhan CNT. Disamping memandu,

    katalis ini juga dapat digunakan untuk mengontrol diameter CNT.

    Untuk keperluan tertentu, kita memerlukan ukuran dan karakteristik tertentu dari CNT.

    Sehingga apabila dilakukan eksperimen secara langsung akan memakan biaya yang mahal

    sehingga di perlukan suatu simulasi. Dari simulasi kita akan memperoleh variable yang harus

    digunakan untuk menghasilkan CNT yang kita inginkan.

    B. VariabelVariabel yang akan Disimulasikan

    Disebabkan keunikan sifat CNT dipengaruhi oleh diamternya dan diameter CNT ditentukan

    oleh diameter katalisnya maka pada simulasi ini ada beberapa variable yang ingin diketahui,

    yaitu:

    1. Diameter nanopartikel terhadap waktu deposisi2. Diameter nanopartikel terhadap suhu deposisi3. Diameter nanopartikel terhadap waktu annealing4. Diameter nanopartikel terhadap suhu annealing

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    3/13

    C. Carbon Nanotube (CNT)

    1. Sejarah Carbon Nanotube dan alotrof karbon

    Hingga pertengahan tahun 1980 padatan karbon murni di temukan dalam dua bentuk yakni

    intan dan grafit. Intan memiliki kekuatan yang besar, keras, bersifat transparan, mempunyai

    konduktivitas thermal yang baik serta mempunyai konduktivitas yang rendah. Sedangkangrafit memiliki kekuatan yang kecil (lunak), bewarna hitam, dan tersusun heksagonal datar.

    Kedua bentuk atom karbon ini disebut dengan alotrop.

    Pada tahun 1985 Richard Smalley dan Robert Curl dari Rice University dan Harry Kroto

    dari University of Sussex menguapkan Sample dari grafit dengan laser dan menemukan

    struktur karbon murni yang tersusun atas 60 atom karbon (C60). Struktur (C60) diberi nama

    buckminsterfullerene atau disebut juga bucky ball. Kemudian ditemukan molekul yang

    terdiri atas C74, C82, C70, C36. Penemuan fullerene inilah yang memicu penemuan CNT. Saat

    Sumio Iijima melakukan penelitian tentang fullerene dia memprediksikan akan memperoleh

    temuan seperti bawang bombai, ternyata temuannya berbentuk seperti tabung. Selanjutnya

    penemuan dari Sumio ini dikenal dengan nama carbon nanotube (CNT).

    2. Struktur dan Geometri CNT

    Karbon memiliki beberapa allotrop yaitu graphene, grafit, intan, fullerene dan karbon

    nanotube.

    Gambar 1. (a) Diamond, (b) graphite, (c) Graphene, (d) amourphous carbon, (e) fullerene,

    (f) CNT single wall

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    4/13

    CNT memiliki bentuk seperti tabung dengan penutup diatas dan dibawah. CNT sendiri

    memiliki dua tipe secara umum yakni Single wall carbon nanotube (SWCNT) yang hanya

    terdiri dari satu lapisan dan multi wall carbon nanotube (MWCNT) yang terdiri dari lapisan-

    lapisan graphene.

    Gambar 2. Struktur CNT dengan Variasi Lapisan

    keunikan dari sifat CNT dipengaruhi oleh diameter dan Chiralitasnya. Chiralitas ini didapat

    dari teknik penggulungan yang berbeda utuk memperoleh CNT. Teknik penggulungan yang

    berbeda untuk memperoleh CNT dari lembaran graphene yaitu:

    a

    Gambar 3. Graphene Yang Digulung Dengan Teknik Yang Berbeda

    dimana dapat dinotasikan dalam vektor chiral (n,m). saat n=m dan n-m yang merupakan

    kelipatan 3 memiliki sifat konduktor dan selain itu memiliki sifat semikonduktor. Jadi

    Armchair bersifat sebagai konduktor dan zigzag dan chiral dapat bersifat sebagai konduktor

    ataupun isolator.

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    5/13

    3. Sifatsifat CNT

    a. Sifat listrik

    CNT terdiri dari kombinasi dari m dan n yang dinyatakan dalam vektor chiral. Nilai m

    dan n diperoleh dari teknik penggulungan graphene. CNT dapat bersifat sebagai

    konduktor, isolator maupun semikonduktor. Berbeda cara penggulungan akan diperolehsifat listrik yang berbeda pula untuk tipa CNT. Karena CNT memiliki tiga sifat tersebut,

    maka ada kemungkinan untuk membuat heterostruktur berbasis CNT. Contoh CNT

    (10,10) bersifat konduktor, CNT (3,0) bersifat konduktor dan CNT (5,0) bersifat

    semikonduktor. CNT bersifat logam jika m=n atau m-n merupakan kelipatan 3. Selain

    itu bersifat sebagai semikonduktor.

    b. Sifat Mekanik

    CNT memiliki ikatan yang kuat sehingga memiliki modulus elastik yang besar

    dibandingkan dengan material yang pernah ada. Dengan sifat ini diharapkan

    diaplikasikan untuk fiber yang sangat kuat. CNT memilki modulus elastik yang besar

    (~45 juta Pa), sebagai perbandingan baja akan patah pada tekanan 2 juta Pa. tekanan

    pada ujung CNT menyebabkan terjadinya tekukan, setelah gaya dihilangkan CNT akan

    kembali ke keadaan semula. Untuk SWCNT modulus young sepenuhnya begantung

    pada jari-jari sedangkan untuk MWCNT tidak semuanya bergantung pada jari-jari.

    c. Sifat Termal

    CNT merupakan konduktor panas yang baik disbanding material yang ada. Diperkirakan

    CNT dapat mentransmisikan daya lebih besar dari 6000 WK/m pada temperature ruang.

    Bersifat stabil hingga temperatur 2.800oC dalam ruang vakum dan 750

    oC pada keadaan

    ruang.

    d. Sifat Optik

    Secara teoritik diprediksi bahwa sifat optik CNT makin hilang jika ukuran bertambah.

    Karena keunikan sifat optiknya yang dipengaruhi ukuran, CNT dapat digunakan pada

    berbagai piranti optik.

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    6/13

    e. Sifat Kimia

    Sifat kimia CNT dipengaruhi oleh diameternya. Makin kecil akan memiliki sifat reaktif

    yang semakin besar , luas permukaan spesifiknya makin besar.

    f. Pengaruh Cacat terhadap Sifat CNTCacat pada CNT akan mempengaruhi sifat dari CNT itu sendiri. CNT yang awalnya

    bersifat konduktor dapat berubah menjadi bersifat semikonduktor. Cacat juga

    berpengaruh pada sifat termal CNT dalam bentuk pengurangan konduktivitas termalnya.

    4. Sintesis CNT

    Sintesis CNT dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

    a. Arc Discharge

    Merupakan metoda pertama kali yang digunakan untuk membentuk CNT. Selama

    proses ini, karbon dimasukkan ke dalam elektroda negatif, kemudian terjadi sublimasi

    karena suhu yang tinggi menyebabkan pemecahan. CNT yang ditumbuhkan memiliki

    diameter yang berbeda.

    b. Laser Ablation

    Metoda ini menggunakan laser untuk menguapkan target grafit. Pada metoda ini,

    dihasilkan diameter CNT yang bergantung pada suhu reaksi.

    c. Chemical Vapour Deposition

    CVD merupakan salah satu metoda penumbuhan CNT dengan meletakkan suatu sumber

    karbon dalam fasa gas dan menggunakan sumber energi seperti plasma atau kumparan

    yang dipanaskan untuk mentransfer energi ke molekul gas karbon. Untuk penumbuhan

    CNT terjadi dua tahap, yaitu penumbuhan katalis dan penumbuhan CNTnya. Katalis

    berfungsi untuk memandu penumbuhan CNT.

    Secara umum, untuk melakukan penumbuhan CNT, dilakukan 2 kali penumbuhan.

    Penumbuhan pertama adalah penumbuhan katalis yang akan digunakan untuk membantu

    penumbuhan CNT. Katalis yang telah dihasilkan ini yang akan digunakan untuk

    penumbuhan CNT.

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    7/13

    5. Karakterisasi CNT

    Riset nanomaterial, khususnya bidang eksperimen tidak terlepas dari kegiatan karakterisasi

    atau pengukuran. Dengan karakterisasi kita bisa yakin bahwa material yag disentesis sudah

    memenuhi kriteria nanostruktur yaitu salah satu dimensinya berukuran nanometer.

    Karakterisasi juga memberikan informasi tentang sifat-sifat fisis maupun kimiawinanomaterial tersebut. Ada beberapa cara untuk mengkarakterisasi material yaitu SEM,

    TEM,Spektroskopi Raman. Contoh hasil karakterisasi:

    Gambar 4. Contoh Hasil SEM untuk Katalis Nikel

    6. Potensi Aplikasi

    Dengan keunikan sifat termal, elektrik, mekanik dan strukturalnya yang khas, CNT

    memberikan sejumlah besar potensi aplikasi dalam berbagai bidang seperti untuk sensor,

    superkapasitor, baterai litium, konduktor transparan, bahan dan serat super kuat, sel surya,

    pakaian tempur, sirkuit komputer dan sejumlah bidang lainnya yang terus berkembang.

    D. Katalis

    Kata katalis pertama kali dipernalkan pada tahun 1836 oleh Berzelius yang dipergunakan untuk

    mengklasifikasi tipe tertentu dari reaksi kimia, dimana peningkatan reaksinya dipengaruhi oleh

    substansi tambahan yang bukan merupakan bagian dari produksi reaksi tersebut. Secara umum,

    katalis terbagi menjadi 2:

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    8/13

    1. Katalis Homogen Merupakan katalis yang mempunyai fasa yang sama antara reaktan dan produksi Proses katalis terjadi melalui perubahan senyawa menjadi senyawa yang kompleks

    dan terjadi pengubahan susunan molekul dan ligan katalis.

    Operasi reaksi katalis fasa cair mempunyai keterbatasan pada suhu dan tekanan,sehingga peralatan reaktor menjadi komleks.

    Katalis setelah reaksi juga harus dipisahkan dari produk, sehingga menambahkesulitan lagi.

    2. Katalis Heterogen Katalis dan reaktan berbeda fasenya. Laju reaksi dikendalikan oleh fenomena-fenomena adsorpsi, absorpsi dan desorpsi. System katalis heterogen adalah yang paling mudah digunakan di aplikasi industry

    karena pellet katalis yang mudah dibuat, katalis mudah diletakkan di dalam tabung

    reaktor dimana reaktan mengalir, dan konstruksi sederhana.

    Material yang dapat digunakan untuk katalis yaitu:

    Metal: Ni, Pb, Pt, Co Oxides Sulfide Acids Base

    Dalam usaha untuk penumbuhan carbon nanotubes dengan diameter dengan ukuran nano,

    katalis yang biasa digunakan adalah material logam. Sebelum dilakukan penumbuhan CNT,

    maka diperlukan terlebih dahulu penumbuhan material logam dalam dimensi nano. Salah satu

    kandidat logam tersebut adalah nikel.

    Nikel merupakan golongan logam transisi yang memiliki konfigurasi elektron pada orbital d.

    logam jenis ini memiliki daya absorbsi yang sangat kuat. Hal ini berhubungan dengan adanya

    karakteristik orbital dyang memiliki pasangan elektron belum penuh sehingga dapat menjadi

    komponen aktif sebagai katalis. Peranan komponen aktif logam nikel pada permukaan katalis

    adalah untuk mengadopsi reaktan dalam hal ini adalah karbon, yang telah terdifusi pada

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    9/13

    permukaan katalis sehingga dapat mempercepat reaksi antara reaktan dan membantu

    penumbuhan karbon nanotubes.

    Gambar 5 . Logam Transisi yang Digunakan Sebagai Katalis

    Penumbuhan nanokatalis disini lebih ke fungsi sebagai pemandu penumbuhan. Pemanduan

    penumbuhan dapat ditunjukan pada gambar berikut:

    Gambar 6: Pemanduan Penumbuhan CNT oleh Katalis.

    Pada gambar yang berfungsi sebagai katalis adalah yang bewarna hitam dan atom-atom karbon

    yang akan bersatu menjadi carbon nanotube adalah yang bewarna biru. Semakin besar diameter

    katalis maka akan berpengaruh pada ukuran diameter CNT.

    E. Efek Ukuran nanopartikel Nikel pada Reaktifitas Kimia

    Jika ukuran partikel diperkecil maka fraksi atom yang berada dipermukaan akan semakin besar.

    Jika ukuran partikel diperkecil kedalam skala nanometer, reaktivitas material tersebut berubah

    secara drastik. Jumlah atom yang berikatan pada permukaan jika ukuran partikel diperkecil

    akan semakin sedikit pula.

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    10/13

    F. Metoda Penumbuhan Film Tipis dengan metoda Sputtering

    1. Deposisi film tipis

    Untuk melakukan penumbuhan film tipis, ada beberapa metoda yang dapat dilakukan yakni:

    a. Metoda Physical Vapour deposition (PVD)PVD merupakan metoda penumbuhan film tipis yang melibatkan proses fisika untukmenghasilkan deposisi uap pada substrat.

    Contohnya:

    SputteringDeposisi terjadi karena ada tumbukan antar atom gas dan yang memborbardir target.

    Daya masukan untuk sputtering ada dua tipe yakni daya DC untuk target logam dan

    RF untuk target nonkonduktif.

    EvaporasiDilakukan dengan menguapkan target dengan suhu tertentu.

    b. Metoda Chemical Vapour Deposition (CVD)Merupakan deposisi uap yang melibatkan reaksi kimia. Beberapa contoh dar CVD adalah

    MOCVD, PECVD dan lain-lain.

    2. MetodeSputteringSputtering adalah fenomena dimana transfer momentum terjadi dari partikel berenergi

    (biasanya ion Ar+

    ) terhadap material target yang menyebabkan lepasnya atom-atom atau

    molekul-molekul pada permukaan target tersebut dan hasil tumbukan ini dideposisikan pada

    permukaan substrat.

    Gambar 7. Skema Sederhana Metoda Sputtering

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    11/13

    Beberapa teknik sputtering yang umum digunakan adalah dc diode, rf diode, triode,

    magneton dan unbalanced magnetron sputtering. Teknik-teknik ini dimaksudkan agar gas

    inert yang akan menumbuk target lebih tepat sasaran.

    a. Mekanisme sistem sputteringProses deposisi dengan sistem sputtering merupakan lepasnya materi dari suatu

    permukaan akibat tumbukan oleh partikel berenergi tinggi dan transfer momentum.

    Terjadi dalam ruang vakum dengan target dan substrat diletakkan berhadapan. Proses ini

    berlangsung pada tekanan 5x10-4

    - 5x10-7

    torr. Plasma terbentuk dari terionnya gas

    argon karena tegangan tinggi yang diberikaan di ruang antar 2 elektroda.

    Substrat diletakkan di bagian anode dan target dibagian katode. Antara katoda dan

    anoda dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi sehingga gas argon yang masuk

    sebagai gas inert mengalami ionisasi menjadi elektron-elektron dan ion Ar+. Ion Ar

    +

    akan menumbuk target dengan energi yang tinggi menyebabkan lepasnya atom-atom

    dari target. Atom-atom target yang lepas ini akan bergerak ke segala arah. Karena

    substrat terletak di anoda dan target pada katoda maka atom-atom hasil tumbukan akan

    terdeposisi pada substrat. sedikit pemanasan yang dilakukan pada substrat akan

    menghasilkan film tipis yang uniform.

    Pada target dapat juga dipasang magnet yang bertujuan untuk menarik lebih banyak

    atom Ar+

    sehingga tumbukan terhadap target akan lebih banyak terjadi dan lepasnya

    atom-atom dari target akan semakin banyak pula. Pada reaktor juga dipasang selang

    yang berfungsi untuk membuang gas sisa dari reaksi.

    b. Parameter proses deposisi sputtering

    Aspek-aspek yang mempengaruhi proses deposisi adalah mechanical stress, adhesi film

    terhadap substrat dan temeperatur substrat. Factor-faktor yang mempengaruhi laju

    deposisi, antara lain:

    Arus dan voltase, karena jumlah partikel yang menumbuk katode proporsionaldengan rapat arus.

    Tekanan dan jarak antara target dan substrat. Bila tekanan dinaikan maka kepadatanion dan rapat arus juga meningkat.

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    12/13

    Temperature substrat yang meningkat dapat menurunkan laju deposisi karena proseskondensasi semakin lambat.

    Gas-gas impuritas.

    G. AnnealingSetelah film tipis terbentuk dari proses sputtering, tahap selanjutnya adalah mengubah bentuk

    film tipis menjadi berbentuk butiran katalis. Pada tahap awal annealing, film tipis mengalami

    perlakuan panas guna merubah bentuk layer atau lapisan menjadi bentuk butiran katalis atau

    island. Pada tahap inilah terjadi nukleasi Kristal yang akan dihubungkan dengan energi bebas

    gibbs. Pada annealing terjadi rekristalinasi yaitu proses penusunan atom-atom kedalam Kristal

    baru.

    Beberapa proses yang terjadi pada saat annealing seperti nukleasi. Nukleasi adalah tahapan

    pembentukan inti dari atom yang baru terbentuk pada saat mencapai kondisi supersaturasi.

    Perlakuan yang diberikan selama proses nukleasi adalah temperature dan waktu annealing yang

    nantinya sangat berpengaruh pada ukuran butir dan jarak antar butir katalis yang terbentuk.

    Temperature yang digunakan untuk annealing harus lebih besar dari pada temperature kritis.

    Setelah terjadi nukleasi, akan terjadi pertumbuhan inti dan pembentukan islandyang lebih besar

    dari penggabungan island kecil. Pada proses annealing, suhu dan temperature harus

    diperhatikan karena ukuran dari butiran yang dihasilkan, bergantung pada parameter ini.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa proses annealing adalah suatu perlakuan dimana dilakukan

    pemanasan lapisan tipis sehingga mengubah karakteristik material. Proses annealing ini

    dilakukan untuk membentukIslandsehingga ukuran dari nanopartikel dapat terbentuk.

    Gambar 8. film tipis sebelum dan sesudah di Annealing.

    Pada annealing yang berpengaruh adalah suhu annealing dan waktu annealing.

  • 8/3/2019 Simulasi Penumbuhan Katalis Nanokatalis Nikel Untuk Pembentukan Carbon Nanotube

    13/13

    H. Daftar Pustaka

    A. Mikrajuddin (2009). Pengantar Nanosains. Bandung: penerbit ITB

    A. Latununuwe, A. Setiawan, P. Lubis, Yulkifli, T. Winata, dan Sukirno. (2008) Penumbuhan Nano-katalis Co-Fe dengan Metoda Sputtering. Seminar Nasional Kecenderungan BaruFisika dan pendidikannya.

    P. Lubis, A. Latununuwe, T. Winata, J. Nano Saintek, edisi khusus 2009.

    S. Iijima, Nature 354, 56 (1991).

    Y. Sari, (2002). Studi Pembuatan Film Tipis TiN pada Baja AISI-D2 dengan Reactive DC

    Diode Unbalanced Magnetron Sputtering pada Tekanan Ruang Vakum Tinggi. .Depok: UI

    J. Yunas, L. Muliani, proc. Nas X Kimia dalam industry dan lingkungan. Yogyakarta 2001.

    http://www.batan.go.id

    http://tekim.undip.ac.id/staf/istadi.Jenis-Jenis Katalis

    http://www.batan.go.id/http://www.batan.go.id/http://tekim.undip.ac.id/staf/istadihttp://tekim.undip.ac.id/staf/istadihttp://tekim.undip.ac.id/staf/istadihttp://www.batan.go.id/