12
Asuhan keperawatan pada klien Dengan sindrom nefrotik A. PENGERTIAN Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein urinaris yang massif (Donna L. Wong, 2004). Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh injuri glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria, hipoproteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001). Sindrom nefrotik (SN) merupakan sekumpulan gejala yang terdiri dari proteinuria massif (lebih dari 50 mg/kgBB/24 jam), hipoalbuminemia (kurang dari 2,5 gram/100 ml) yang disertai atau tidak disertai dengan edema dan hiperkolesterolemia. (Rauf, 2002). Sindrom Nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia, dan hiperkolesterolimia. (Ngastiah) Sindrom Nefrotik adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala- gejala yang terjadi pada berbagai penyakit yang menyerang ginjal dan menyebabkan proteinuria albuminia, penimbunan garam dan air yang berlebih, meningkatnya kadar lemak dalam darah. (www.medistastore.com ) Sindrom Nefrotik adalah ganguan klinis ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia, edema dan hiperlipidemia. (Smeltzer, Suzanne C)

sindrome nefrotik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan pada klien dengan sindrome nefrotik

Citation preview

Page 1: sindrome nefrotik

Asuhan keperawatan pada klienDengan sindrom nefrotik

A. PENGERTIAN

Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein urinaris yang massif (Donna L. Wong, 2004).Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh injuri glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria, hipoproteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001).Sindrom nefrotik (SN) merupakan sekumpulan gejala yang terdiri dari proteinuria massif (lebih dari 50 mg/kgBB/24 jam), hipoalbuminemia (kurang dari 2,5 gram/100 ml) yang disertai atau tidak disertai dengan edema dan hiperkolesterolemia. (Rauf, 2002).Sindrom Nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia, dan hiperkolesterolimia. (Ngastiah)Sindrom Nefrotik adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala-gejala yang terjadi pada berbagai penyakit yang menyerang ginjal dan menyebabkan proteinuria albuminia, penimbunan garam dan air yang berlebih, meningkatnya kadar lemak dalam darah. (www.medistastore.com)Sindrom Nefrotik adalah ganguan klinis ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia, edema dan hiperlipidemia. (Smeltzer, Suzanne C)Sindrom Nefrotik adalah penyakit ginjal yang mengenai glomerulus ditandai proteinurua yang masif, hipoalbuminemia, edema disertai hiperkolesterolemia. (www.pikiranrakyat.com)

B. ETIOLOGI1. Sindrom Nefrotik Bawaan

Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal gejala edema pada masa neonates.

2. Sindrom Nefrotik Sekunder

Page 2: sindrome nefrotik

a. Penyebab berasal dari penyakit, Penyakit kolagen Diabetes Kanker Amiloidosis HIV Leukemia Myeloma multipel

b. Penyebab dari obat-obatan, Obat pereda nyeri Senyawa emas Heroin intravena Penisilin

c. Alergi, Gigitan serangga Racun pohon Cahaya matahari

3. Sindrom Nefrotik Idiopatik (tidak diketahui sebabnya)

C. TANDA DAN GEJALA1. Anoreksia2. Pembengkakan kelopak mata3. Nyeri pada abdomen karena terjadi penimbunan cairan dan sesak

nafas bisa terjadi akibat adanya cairan dirongga sekitar paru-paru.4. Pembengkakan jaringan akibat penimbunan garam dan air5. Urine berbusa6. Pembengkakan lutut dan kantung zakar pada pria.7. Sakit kepala8. Iritabilitas9. Malaise

D. PATOFISIOLOGI

1. Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Lanjutan dari proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan

Page 3: sindrome nefrotik

menurunnya albumin, tekanan osmotik plasma menurun sehingga cairan intravaskuler berpindah ke dalam interstitial.

PATOFLOW

Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan intravaskuler berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke renal karena hypovolemi.

2. Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang produksi renin – angiotensin dan peningkatan sekresi anti diuretik hormon (ADH) dan sekresi aldosteron yang kemudian terjadi retensi kalium dan air. Dengan retensi natrium dan air akan menyebabkan edema.

GAGAL GINJAL

SYOK HIPOVOLEMI

LIPIDURI

HIPERLIPIDINEMIA

PROTEINURIA GLOMERULAR

PROTEINURIA TUBULAR

HIPOALBUMINEMIA

EDEMA

PROTEINURIA

SINDROM NEFROTIK

Page 4: sindrome nefrotik

3. Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari peningkatan stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin dan penurunan onkotik plasma

4. Adanya hiper lipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipoprotein dalam hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein, dan lemak akan banyak dalam urin (lipiduria).

5. Menurunya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan oleh karena hipoalbuminemia, hiperlipidemia, atau defesiensi seng.

E. MANIFESTASI KLINIK

1. Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya bervariasi dari bentuk ringan sampai berat (anasarka). Edema biasanya lunak dan cekung bila ditekan (pitting), dan umumnya ditemukan disekitar mata (periorbital) dan berlanjut ke abdomen daerah genitalia dan ekstermitas bawah.

2. Penurunan jumlah urin : urine gelap, berbusa3. Pucat4. Hematuri5. Anoreksia dan diare disebabkan karena edema mukosa usus.

Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat badan meningkat dan keletihan umumnya terjadi.

6. Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka panjang), (Betz, Cecily L.2002 : 335 ).

F. KOMPLIKASI

1. Infeksi sekunder mungkin karena kadar imunoglobulin yang rendah akibat hipoalbuminemia.

2. Shock : terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (< 1 gram/100ml) yang menyebabkan hipovolemia berat sehingga menyebabkan shock.

3. Trombosis vaskuler : mungkin akibat gangguan sistem koagulasi sehingga terjadi peninggian fibrinogen plasma.

4. Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan ginjal.(Rauf, .2002 : .27-28).

G. TES DIAGNOSTIK1. Uji urine

Page 5: sindrome nefrotik

a. Protein urin – meningkatb. Urinalisis – cast hialin dan granular, hematuriac. Dipstick urin – positif untuk protein dan darahd. Berat jenis urin – meningkat

2. Uji daraha. Albumin serum – menurunb. Kolesterol serum – meningkatc. Hemoglobin dan hematokrit – meningkat (hemokonsetrasi)d. Laju endap darah (LED) – meningkate. Elektrolit serum – bervariasi dengan keadaan penyakit perorangan.

3. Uji diagnosticBiopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang tidak dilakukan secara rutin (Betz, Cecily L, 2002 : 335).

H. PENATALAKSANAAN1. Istirahat sampai edema tinggal sedikit. Batasi asupan natrium sampai

kurang lebih 1 gram/hari secara praktis dengan menggunakan garam secukupnya dan menghindar makanan yang diasinkan. Diet protein 2 – 3 gram/kgBB/hari

2. Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan garam, dapat digunakan diuretik, biasanya furosemid 1 mg/kgBB/hari. Bergantung pada beratnya edema dan respon pengobatan. Bila edema refrakter, dapat digunakan hididroklortiazid (25 – 50 mg/hari), selama pengobatan diuretik perlu dipantau kemungkinan hipokalemi, alkalosis metabolik dan kehilangan cairan intravaskuler berat.

3. Pengobatan kortikosteroid yang diajukan Internasional Coopertive Study of Kidney Disease in Children (ISKDC), sebagai berikut :a. Selama 28 hari prednison diberikan per oral dengan dosis 60

mg/hari luas permukaan badan (1bp) dengan maksimum 80 mg/hari.

b. Kemudian dilanjutkan dengan prednison per oral selama 28 hari dengan dosis 40 mg/hari/1bp, setiap 3 hari dalam satu minggu dengan dosis maksimum 60 mg/hari. Bila terdapat respon selama pengobatan, maka pengobatan ini dilanjutkan secara intermitten selama 4 minggu

4. Cegah infeksi. Antibiotik hanya dapat diberikan bila ada infeksi5. Fungsi asites maupun hidrotoraks dilakukan bila ada indikasi vital

Page 6: sindrome nefrotik

I. ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian

Pengkajian yang perlu dilakukan pada klien anak dengan sindrom nefrotik (Donna L. Wong,200 : 550) sebagai berikut :a. Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajian luasnya edemab. Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat, terutama yang

berhubungan dengan penambahan berat badan saat ini, disfungsi ginjal.

c. Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik :1) Penambahan berat badan2) Edema3) Wajah sembab :

a) Khususnya di sekitar matab) Timbul pada saat bangun pagic) Berkurang di siang hari

4) Pembengkakan abdomen (asites)5) Kesulitan pernafasan (efusi pleura)6) Pembengkakan labial (scrotal)7) Edema mukosa usus yang menyebabkan :

a) Diareb) Anoreksiac) Absorbsi usus buruk

8) Peka rangsang9) Mudah lelah10) Letargi11) Tekanan darah normal atau sedikit menurun12) Kerentanan terhadap infeksi13) Perubahan urin :

a) Penurunan volumeb) Gelapc) Berbau buahd) Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian, misalnya

analisa urine akan adanya protein, silinder dan sel darah merah; analisa darah untuk protein serum (total, perbandingan albumin/globulin, kolesterol), jumlah darah merah, natrium serum.

2. Diagnosa keperawatana. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine serta retensi

cairan dan naturium

Page 7: sindrome nefrotik

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, mual dan muntah

c. Toleransi aktiftas b.d kelelahan dan anemiad. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d edema, penurunan

pertahanan tubuh.e. Resiko tinggi komplikasi b.d penurunan daya tahan tubuh

3. Intervensia. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine serta retensi

cairan dan naturiumTujuan: kebutuhan cairan dan elektrolit dapat seimbangIntervensi:1) Kaji status cairan2) Batasi masukan cairan3) Tingkatkan dan dorong oral hygiene sesering mungkin4) Perhatikan distensi abdomen sehubung dengan penurunan

bising usus, perubahan kosistensi usus5) Miringkan pasien dari satu sisi ke sisi lain, tinggikan kepala

tempat tidur, lakukan tekanan pada abdomen6) Awasi denyut jantung, dan tekanan darah7) Kolaborasi:

Awasi naturium serum Pertahankan pembatasan cairan sesuai indikasi Berikan obat sesuai indikasi

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, mual dan muntahTujuan: mempertahankan nutrisi adekuatIntervensi:1) Awasi konsumsi makanan dan cairan serta hitung masukan kalori

perhari2) Anjurkan pasien mempertahankan masukan makanan harian,

terutama makanan yang mengandung naturium, kalium, klorida, dan protein.

3) Perhatikan adanya mual dan muntah4) Berikan makan sedikit tapi sering5) Berikan perawatan oral hygiene sesering mungkin6) Kolaborasi:

Rujuk ke ahli gizi Berikan tambahan parenteral sesuai indikasi

Page 8: sindrome nefrotik

Awasi kadar protein

c. Intoleransi aktiftas b.d kelelahan dan anemiaTujuan: berpartisipasi dalam aktifitas seperti biasaIntervensi: 1) Kaji factor yang menimbulkan kelelahan2) Tingkatkan kemandirian klien dalam aktifitas perawatan diri3) Anjurkan aktifitas alternative sambil istirahat

d. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d edema, penurunan pertahanan tubuh.Tujuan: Kulit tidak menunjukkan adanya kerusakan integritas : kemerahan atau iritasiIntervensi:1) Berikan perawatan kulit2) Hindari pakaian ketat3) Bersihkan dan bedaki permukaan kulit beberapa kali sehari4) Topang organ edema, seperti skrotum5) Ubah posisi dengan sering ; pertahankan kesejajaran tubuh

dengan baik6) Gunakan penghilang tekanan atau matras atau tempat tidur

penurun tekanan sesuai kebutuhan

e. Resiko tinggi komplikasi b.d penurunan daya tahan tubuhTujuan: komplikasi dapat di cegahIntervensi:1) Catat karakteristik dan perubahan pada urine2) Laporkan penghentian aliran urine secara tiba-tiba3) Perhatikan kemerahan di sekitar stoma4) Awasi tanda vital

4. Kriteria hasila. Diagnose 1

1) Menunjukan haluaran urine yang tepat2) Berat badan stabil3) Tanda vital dalam batas normal4) Tidak ada edema

b. Diagnose 2Menunjukan berat badan stabil dan tidak ada malnutrisi

c. Diagnose 3

Page 9: sindrome nefrotik

1) Klien dapat melakukan aktifitas seperti biasa2) Melaporkan perbaikan rasa berenergi

d. Diagnose 4Kulit tidak menunjukkan adanya kerusakan integritas : kemerahan atau iritasi

e. Diagnose 51) Menunjukan perubahan pola hidup untuk menurunkan resiko2) Tidak mengalami tanda dan gejala infeksi

Page 10: sindrome nefrotik

Daftar pustaka

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan.EGC:Jakarta.

FKUI.2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 2. FKUI : Jakarta.

Guyton & Hall. (1997).Buku Ajar Patofisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Price,Sylvia Anderson.Patofisiologi:konsep-konsep klinis proses penyakit.Jakarta:EGC,2005.

Smelttzer,Suzanne C. Buku Ajar keperawatan medical-bedah Brunner-Suddarth.Jakarta:EGC,2001.

asuhan-keperawatan.blogspot.com