14
1 MENYONGSONG IMPLEMENTASI KOORDINASI ANTAR PENYELENGGARA JAMINAN YANG LEBIH BAIK DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN SINERGI PERLINDUNGAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS

SINERGI PERLINDUNGAN MENYONGSONG IMPLEMENTASI … · 2019-02-21 · PENUMPANG MEMBELI TIKET ANGKUTAN UMUM RESMI ... (Perubahan ke-empat) Pasal 34 Ayat 2 ... RUMAH SAKIT DAN BPJS MENGUNDUH

Embed Size (px)

Citation preview

1

MENYONGSONG IMPLEMENTASI

KOORDINASI ANTAR PENYELENGGARA

JAMINAN YANG LEBIH BAIK DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN

SINERGI PERLINDUNGAN

KORBAN KECELAKAAN

LALU LINTAS

TUGAS POKOK JASA RAHARJA

UU 33 TAHUN 1964

PENUMPANG MEMBELI TIKET ANGKUTAN UMUM RESMI

IURAN WAJIB JASA RAHARJASUDAH TERCATAT DALAM TIKET

PERLINDUNGAN PENUMPANGANGKUTAN UMUM RESMI

SAMSAT

UU 34 TAHUN 1964

PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR RESMI

MEMBAYAR SWDKLLJ BERSAMAAN DENGAN MEMBAYAR PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR DI SAMSAT

PERLINDUNGAN KEPADA PIHAK KETIGA DILUAR KENDARAAN

PENYEBAB KECELAKAAN

JASA RAHARJA SEBAGAI PENJAMIN PERTAMA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG TERJAMIN UU No 33 & NO 34 TAHUN 1964

JASA RAHARJA SEBAGAI PENJAMIN PERTAMA KORBAN

LAKA LANTAS

1.KORBAN KECELAKAAN CUKUP DILAPORKAN KE KEPOLISIAN2.SELANJUTNYA KAMI YANG BEKERJA

KECELAKAAN LALU LINTAS MELAPOR KE KEPOLISIAN SINERGI KAMI YANGMELAYANI PASIEN

PENCAPAIAN KINERJA

RUMAH

SAKIT

Jumlah Rumah Sakit Yang Bekerja Sama

Dengan Jasa Raharja

1.601

Realisasi Rata Rata Kecepatan

Penyelesaian Korban MD

1,6hari

persen

Kontribusi pembayaran biaya

perawatan secara overbooking

(Korban Tidak Membayar di RS)

86

KENAIKAN NILAI JAMINAN BIAYA PERAWATAN

10 Juta 20 JutaSantunan Luka-Luka Santunan Luka-Luka

Santunan BaruBiaya Bantuan P3K : Rp 1.000.000,-Biaya Ambulans : Rp 500.000,-

“Setiap orang yang menjadi korban mati atau cacad tetap akibat kecelakaan

yang disebabkan oleh alat angkutan lalu lintas jalan tersebut dalam pasal 1,

dana akan memberi kerugian kepadanya atau kepada ahli warisnya

sebesar jumlah yang ditentukan berdasarkan Peraturan Pemerintah.”

Kutipan UU 34 tahun 1964, Pasal 4 ayat 1

KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDER DEMI

WUJUD PELAYANAN YANG

TERBAIK BAGI MASYARAKAT

PERJANJIAN KERJA SAMA PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

SEBAGAI PENJAMIN LANJUTAN SETELAH PLAFON JR HABIS BAGI PARA KARYAWAN PESERTA BPJS-TK KORBAN LAKA LANTAS PADA JAM KERJA

TASPEN

ASABRI

BPJS-TK

BPJSKESEHATAN

SEBAGAI PENJAMIN LANJUTAN SETELAH PLAFON JR HABIS BAGI PARA PNS PESERTA TASPEN KORBAN LAKA LANTAS PADA JAM KERJA

SEBAGAI PENJAMIN LANJUTAN SETELAH PLAFON JR HABIS BAGI TNI - POLRI KORBAN LAKA LANTAS PADA JAM KERJA

1. SEBAGAI PENJAMIN PERTAMA KORBAN LAKA LANTAS DILUAR JAMINAN JR (contoh: Kecelakaan Tunggal)

2. SEBAGAI PENJAMIN LANJUTAN KORBAN LAKA LANTAS PESERTA BPJS DAN TERJAMIN JR YANG MELAMPAUI PLAFON MAKSIMAL

SEBAGAI PENJAMIN PERTAMAKEPADA KORBAN

KECELAKAAN LALU LINTASSESUAI UU 33 & 34

TAHUN 1964

Sinergi JR & BPJS Kesehatan

SebagaiPelaksana Jaminan Sosial

Kecelakan Lalu Lintas Jalan

UUD TAHUN 1945 (Perubahan ke-empat)

Pasal 34 Ayat 2"Negara mengembangkan sistim

jaminan sosial bagiseluruh rakyat dan memberdayakan

masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuaidengan martabat kemanusiaan”

Sebagaimana Pasal 25 Perpres 19 Tahun 2016yang merupakan perubahan kedua dari Perpres 12 Tahun 2013

“Korban Laka Lantas tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan”Dan Pasal 27

“JR dan BPJS Kesehatan melakukan COB terhadap korban kecelakaan lalu lintas jalan”

Jasa Raharja sebagai Penjamin Pertama&

BPJS Kesehatan sebagai Penjamin Kedua

Jaminan ini kemudian ditindaklanjuti dengan Ketetapan MPRS Tahun 1960

Dianggap perlu adanya pengelolaan dana kecelakaan lalu lintas jalan

1. UNDANG - UNDANG NOMOR 33 & 34 TAHUN 1964

2. PP NOMOR 17 & 18 TAHUN 1965

3. PERPRES NOMOR 82 TAHUN 2018

4. PERATURAN MENTERI KEUANGAN 15 & 16 TAHUN 2017

5. PERATURAN MENTERI KEUANGAN 141 TAHUN 2018

DASAR HUKUM PELAYANAN

JASA RAHARJA YANG BERKORELASI

DENGAN SINERGI BERSAMA BPJS

KESEHATAN

SISTEM INTEGRASI

JASA RAHARJA - RS - BPJS KESEHATAN

10

TINDAK LANJUT PENJAMINAN MELALUI

GADGET PETUGAS

RUMAH SAKIT DAN BPJS MENGUNDUH SURAT JAMINAN

SECARA ONLINE

APLIKASI VI-CLAIMBPJS KESEHATAN

KORBAN LAKA LANTAS PESERTA BPJS KESEHATANTERLAPOR DI KEPOLISIAN

DAN DIRAWAT DI RS

KORBAN KELUAR DARI RSTANPA MEMBAYAR

(JR MEMBAYAR SECARA OVEBOOKING)

TAGIHAN BIAYA RAWATANKORBAN LAKA PESERTA BPJS

YANG TERJAMIN JR

JASA RAHARJA MEMBAYAR BIAYA PERAWATAN KE RS DAN MENGINFORMASIKAN NOMINAL BIAYA

KE BPJS KESEHATAN MELALUI NOMOR SEP YANG DIENTRY PADA PROSES KEABSAHAN BERKAS

BIAYA PERAWATANTELAH DITERIMA RUMAH SAKIT

APABILA PLAFON JR 20 JT TELAH HABIS KORBAN MELANJUTKAN PERAWATAN

MENGGUNAKAN FASILITAS BPJS KESEHATAN

VERIFIKASI DENGAN IRSMSMAPPING DATA LAKA

UPLOAD SURAT JAMINAN

BPJS MENGETAHUI SISA PLAFON HABIS ATAU TIDAK MELALUIENTRY SEP KORBAN OLEH JR PADA SAAT BAYAR OVERBOOKING RS

RAWATLANJUTAN

IMPLEMENTASI JASA

RAHARJA DALAM

PERPRES 82 2018

TENTANG JAMINAN

KESEHATAN

Pasal 52 ayat (1) huruf D :Menjelaskan bahwa :Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan salah satunya adalah pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh Program Jaminan Kecelakaan Lalu Lintas. Dengan demikian, PT Jasa Raharja yang menjalankan program tersebut bertindak sebagai penjamin pertama (First Payer) sampai dengan batas maksimal sesuai yang ditentukan dalam PMK.

Pasal 53 Menjelaskan bahwa :PT Jasa Raharja (Persero) sebagai salah satu Penyelenggara Jaminan dapat berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan dalam memberikan manfaat pelayanan kesehatan. BPJS Kesehatan dapat melakukan penagihan (reimbursement) dalam hal pelayanankesehatan terhadap korban kecelakaan lalu lintas yang terjamin PT Jasa Raharja telahdibayar terlebih dahulu oleh BPJS Kesehatan.

Pasal 54 Menjelaskan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai koordinasi antar penyelenggara jaminan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 141/PMK.02/2018 tanggal 29 Oktober 2018.

IMPLEMENTASI JASA RAHARJA DALAM PMK

141/PMK.02/2018 TENTANG KOORDINASI

PENYELENGGARA JAMINAN DALAM PEMBERIAN

MANFAAT PELAYANAN KESEHATAN

Pasal 9Ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) menjelaskan bahwa : PT Jasa Raharja memberikan surat jaminan kepada fasilitas kesehatan setelah adanyaLaporan Dugaan Kasus yang telah dibuktikan dengan Laporan Polisi atau instansiberwenang lainnya berdasarkan kriteria dan plafon jaminan sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan.Ayat (4) menjelaskan bahwa :Surat jaminan PT Jasa Raharja ditembuskan ke BPJS atau penjamin lainnya yang terkait.

Pasal 10PT Jasa Raharja menanggung biaya layanan kesehatan terhadap korban kecelakaan lalulintas berdasarkan surat jaminan yang diberikan kepada fasilitas kesehatan.

Pasal 11A. Ayat (1) menjelaskan bahwa :

• Penetapan status kecelakaan lalu lintas dilakukan berdasarkan Laporan Polisi atau instansi berwenang lainnya sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) menjelaskan bahwa : • Penetapan status akhir kasus kecelakaan lalu lintas didasarkan pada Laporan Polisi atau instansi berwenang lainnya

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.• Penyesuaian ketentuan penjaminan didasarkan pada penetapan kasus kecelakaan.

C. Ayat (5) menjelaskan bahwa :• Penetapan status kecelakaan lalu lintas dan penetapan status akhir kasus tidak menghalangi pembayaran

pertanggungan biaya layanan kesehatan pada fasilitas kesehatan.• PT Jasa Raharja tetap melakukan pembayaran/memberi surat jaminan kepada fasilitas kesehatan untuk pertanggungan

biaya layanan kesehatan walaupun belum diterbitkan Laporan Kepolisian atau laporan dari instansi berwenang lainnya.• diharuskan melakukan pembayaran/memberi surat jaminan kepada fasilitas kesehatan untuk pertanggungan biaya

layanan kesehatan walaupun belum diterbitkan Laporan Kepolisian atau laporan dari instansi berwenang lainnya.• Sedangkan berdasarkan Pasal 10 disebutkan bahwa penetapan status kecelakaan lalu lintas dilakukan berdasarkan

Laporan Polisi atau instansi berwenang lainnya.• Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 dan Nomor 18 tahun 1965 di Pasal 17 menyebutkan bahwa, untuk

pembuktian keabsahan terhadap kecelakaan lalu lintas dibuktikan dengan Laporan Polisi atau instansi berwenanglainnya.

D. Ayat (6) menjelaskan bahwa :Biaya yang dikeluarkan dalam penetapan status akhir kecelakaan (survey bersama, dll) dibebankan kepada penjamin.

IMPLEMENTASI JASA RAHARJA DALAM PMK 141/PMK.02/2018

TENTANG KOORDINASI PENYELENGGARA JAMINAN DALAM

PEMBERIAN MANFAAT PELAYANAN KESEHATAN

TERIMA KASIH